SERBUK
1. Pengertian Metalurgi Serbuk
Bushing adalah bantalan jenis silinder bercelah yang berfungsi untuk
menumpu poros. Bushing dapat dibuat dengan proses metalurgi serbuk.
Metalurgi serbuk merupakan suatu pengembangan teknologi yang cepat dan
terus menerus pada pengolahan logam dan paduan logam di bidang metal
forming. Metalurgi serbuk adalah suatu metode manufaktur logam yang
menjadi pilihan berbagai industri pembentukan logam. Proses pembentukan
logam menggunakan metalurgi serbuk dilakukan dengan mencampurkan unsurunsur serbuk logam yang dipadukan kemudian dilakukan pemadatan dengan
menggunakan dies untuk meningkatkan sifat mekanis dari logam tersebut.
Setelah proses pemadatan, dilakukan proses sintering di dalam furnance.
Metalurgi serbuk dapat menjadi salah satu metode proses produksi
alternatif yang memiliki keunggulan dalam bidang ekonomi dan performa dari
produk hasil produksi. Keunggulan dalam bidang ekonomi di antaranya adalah
proses manufakturing yang lebih murah, penggunaan bahan mentah yang lebih
efisien, peningkatan kapasitas produksi, dan hasil produksi yang lebih tahan
lama. Sedangkan keunggulan dalam hal performa produk logam paduan hasil
produksi antara lain: kekuatan impact dari logam hasil produksi dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan densitas serta dengan mencampur
dengan logam lain, tensile strength dapat ditingkatkan dengan menggunakan
kempa isostatik panas, dan modulus elastisitas yang lebih baik dari proses
pembentukan logam lain. (Ederer, leslie 1999).
Beberapa pengertian harus dipahami sebelum mengawali diskusi
mengenai metalurgi serbuk. Pertama, suatu serbuk didefinisikan sebagai
pembagian dengan sempurna padatan dengan ukuran lebih kecil dari 1 mm.
Pada sebagian besar kasus, serbuk dibentuk dari logam, walaupun dalam
Gambar 1. Aliran Konsep Untuk Metalurgi Serbuk Dari Serbuk Melalui Proses
Menjadi Produk Akhir
sinterig
Sintering adalah proses dimana serbuk yang dipadatkan (atau serbuk logam
bebas) dirubah menjadi padatan yang koheren pada tempertur dibawah titik
lelehnya. Selama sintering, partikel-partikel serbuk diikat secara bersama-sama
oleh difusi dan mekanisme transport atomik lain sehingga menghasilkan
kekuatan mekanik tertentu.
b.
hot pressing
forging
d.
molding
extrusion
Extrusion sangat sesuai untuk mendapatkan produk hasil yang panjang seperti
pipa. Pada proses extrusi material serbuk ditempatkan ke dalam kontainer
dengan nozzel berukuran tertentu. Serbuk dalam kontainer didorong dengan
tekanan tertentu melalui nozzel, sehingga menghasilkan produk yang panjang
yang memiliki ukuran melintang konstan. Proses ekstrusi adalah pada gambar
2.
f.
rolling
Karakteristik Serbuk
Serbuk dengan karakteristik yang baik mungkin mempunyai biaya awal
yang lebih mahal akan tetapi pada proses berikutnya biaya yang digunakan
akan lebih efektif. Pada umunya dasar karakteristik yang digunakan adalah
ukuran, distribusi ukuran, bentuk, luas permukaan spesifik, aliran, karakteristik
packing, kemampuan kompresi, dan karakterisasi kimia. (Ederer, leslie 1999,
13)
a. Besar partikel dan distribusi bartikel
Informasi dari besar partikel dari serbuk pada umunya melibatkan
penetapan distribusi besar dari serbuk yang berguna untuk menentukan
karakteristik packing serbuk seperti menetapkan temperatur dan waktu yang
dibutuhkan untuk konsolidasi akhir. Khususnya, rentang dari besar partikelpartikel digunakan untuk membantu konsolidasi packing partikel yang
dimaksimalkan, sedang besar-besar partikel yang lebih baik digunakan untuk
mengurangi waktu dan temperatur yang dibutuhkan untuk akhir konsolidasi.
Ukuran-ukuran dari besar dan distribusi partikel sering dianggap sebagai
bulatan dan ukuran partikel didefinisikan sebagai diameter bulatan ekuivalen
yang mempunyai sifat-sifat fisik yang sama. Ukuran partikel aktual hanya
merupakan suatu perkiraan relatif pada metode pengujian spesifik.
b. Bentuk partikel
Kemampuan untuk menggunakan teknik-teknik perekatan sangat perlu
untuk menentukan bentuk dari partikel. Bentuk adalah sifat-sifat relatif yang
lebih sulit diukur dan sebagian dihilangkan menjadi suatu parameter tunggal
untuk pengukuran suatu ukuran. Untuk mengkarakteristikkan, bentuk umumnya
diuraikan menurut kualitatifnya. Proses fabrikasi serbuknya dapat digunakan
untuk memprediksikan bentuk dari partikel. Bentuk bergantung pada energi
permukaan dari partikel yang dapat divariasikan dari komposisi kimia dari
lelehan dan energi input dari proses. Bentuk akhir dari partikel dapat
dibandingkan seperti pada gambar 3.
c. Aliran partikel
Kemampuan dari suatu serbuk untuk mengalir adalah sangat penting jika
serbuk mengisi suatu volume spesifik dengan suatu kecepatan. Unsur-unsur
yang mempengaruhi aliran adalah bentuk, besar dan distribusi besar dari
partikel serbuk. Unsur-unsur ini mempengaruhi friksi interpartikel sehingga
dapat menghambat aliran. Unsur-unsur yang menghilangkan friksi inter-partikel
adalah kekasaran, bentuk bulatan yang lebih halus, dan lubrikasi sehingga aliran
dapat lebih diperbaiki.
d. Packing Serbuk
Klasifikasi besar dan bentuk dari serbuk digunakan untuk densitas
packing juga menunjukkan densitas nyata. Densitas nyata dinyatakan sebagai
berat per satuan volume dari serbuk dalam keadaan bebas. Densitas nyata
merupakan nilai penting karena hal ini berguna untuk mengontrol volume atau
berat dari padatan hasil kompaksi. Jika berat serbuk berubah untuk volume
yang tetap, hasilnya adalah perubahan densitas dalam padatan hasil kompaksi
yang disebut green density.
Salah satu pengaruh dari besar dan bentuk terhadap aliran adalah friksi
interpartikel. Jika gesekan ini bertambah, densitas nyata berkurang dalam
kaitannya dengan aliran yang lemah melalui partikel-partikel yang berdekatan.
Oleh karena itu densitas nyata bergantung pada keadaan friksi antar partikel.
Selain itu densitas nyata juga dipengaruhi oleh jumlah koordinasi packing yaitu
jumlah partikel serbuk yang bersentuhan yang didapat dari bulk powder. Jumlah
koordinasi lebih besar, Nc, densitas serbuk akan lebih besar. Hubungan antara
jumlah koordinasi dengan densitas nyata dinyatakan sebagai berikut
Nc 1
N c
e.
parameter
green
compressio n
ratio
green density
apparent density
Tiga jenis struktur hasil sinter, yaitu: kualitas besar partikel campuran,
larutan padat, dan komposit, yang mungkin dari pencampuran serbuk. Pertama
dipertemukan ketika pengepakan tinggi densitas paduan digunakan. Keadaan
yang kedua melibatkan homogenisasi pencampuran serbuk oleh proses difusi.
Kondisi yang terakhir melibatkan co-sintering dua fasa yang berbeda. Paduan
serbuk yang memiliki komposisi yang sama, tetapi memiliki ukuran yang
berbeda, sering kali menghasilkan green density yang lebih tinggi. Besar
partikel rata-rata bertambah, pengaruh sintering akan menurun. Akibatnya, dua
situasi berbeda dapat terjadi.
Homogenisasi selama sintering adalah suatu alternatif untuk pembentukan
padatan dari prealloyed powder. Keuntungan-keuntungan menggunakan
pencampuran powder pengganti prealloyed powder adalah:
1. mengurangi perubahan komposisi
2. pengurangan pada penekanan
3. green density dan kekuatan yang lebih besar
4. memungkinkan formasi mikrostruktur yang lebih khusus
5. perbaikan densifikasi
Pencampuran fasa pada sintering
5. Kompaksi
a. Fenomenologi kompaksi
Binder-assisted process menggunakan sifat kemudahan alir dari binder
untuk melumasi pada saat proses pembentukan. Meski demikian, partikelpartikel tidak dapat dipadatkan dengan sejumlah pengisi secara bersamaan dari
kira-kira tap density. Untuk mendapatkan densitas yang lebih besar diperlukan
external pressure. Penambahan tekanan dapat memberikan susunan yang lebih
baik dan berperan pada pengurangan porositas dengan memperbaiki kontak
antar partikel. Seperti pada gambar 5.
Gambar 2.6 Hubungan antara Tekanan dengan Porositas, Banyaknya Kontak, dan Luas
Daerah Kontak
X D 1 0 /
2 / 3 1/ 2
pusat kontak dan terbesar ketika kontak yang terjadi sangat kecil. Selama
deformasi, cold welding pada kontak interpartikel berperan dalam membangun
kekuatan pada padatan.
Pada kompaksi dengan tekanan yang sangat besar (di atas 1 GPa), terjadi
deformasi yang sangat besar sehingga menyisakan rongga yang kecil. Pelepasan
dari hasil penekanan pada relaksasi dari material dengan pelepasan dari energi
elastik yang tersimpan dapat dilihat dari springback dimensional. Relaksasi
elasti diperlihatkan dengan kegagalan pamadatan pada fitback dalam die cavity
setelah ejection. Tingkat dari springback diperkirakan sama dengan tekanan
kompaksi.
Selama
pressurisasi,
langkah-langkah
densifikasi
dapat
penyusunan kembali
Deformasi elastic
Deformasi plastik
Fragmentasi (getas)
Deformasi akhir
Secara teori penyusunan kembali terjadi di bawah tekanan 0,03 MPa.
Perubahan karakteristik akibat rearrangement (penyusunan kembali) bergantung
Gaya gesek dapat diperhitungkan dari gaya normal dan koefisien gesek
u sebagai
F f uzPDdH
Persamaan tersebut dapat digunakan pada penekanan dari satu arah (single
action pressing). Untuk penekanan dari dua arah (double action pressing) akan
mempunyai bentuk penekanan dari punch atas dan bawah secara bersamaan.
Untuk kasus double action pressing, persamaan di atas tidak berlaku, tetapi
jarak x sekarang adalah jaeak terdekat dari puch. Hasilnya adalah distribusi
penekanan pada padatan. Pada kedua kasus tersebut, kehilangan tekanan
tergantung pada perbandingan tinggi padatan dengan diameter, dengan
pengurangan diameter, pengurangan tekanan lebih cepat dengan kedalaman.
Oleh karena itu, untuk kompaksi homogen, perbandingan tinggi dengan
diameter sangat diinginkan. Single-ended compaction terbatas pada geometri
yang sederhana.
Untuk single-ended compaction, tegangan kompaksi rata-rata dapat
diperkirakan dengan persamaan
P1 2uz H / D
Lamanya delubrikasi dapat bervariasi dari 10 menit sampai 2 jam, lebih spesifik
antara 20 menit sampai 90 menit. (www.patentstorm.us)
2.4.4 Kompaksi konvensional
Kompaksi serbuk uniaksial konvensional dilakukan dengan memberikan
penekanan sepanang satu sumbu menggunakan tool yang sangat keras.
Pergerakan dari perlengkapan tool selama penekanan seperti diperlihatkan pada
gambar 8.
Dies menyediakan cavity untuk serbuk yang ditekan dan memberikan batas
secara lateral pada serbuk. Posisi lower punch pada saat serbuk dimasukkan ke
dalam dies disebut fill posisi atau packing. Serbuk dimasukkan ke dalam dies
menggunakan suatu external feed shoe dan banyak variasi pada proses packing
dengan variasi berat dalam penekanan part. Packing membedakan dari posisi
lower punch selama pressurisasi untuk mendapatkan penekanan yang tepat pada
pusat dies. Posisi lower punch dapat berubah selama packing untuk
mempermudah penyeragaman penempatan serbuk pada cavity.
Jenis pressurization yang dilakukan pada powder selama proses kompaksi
dapat mempengaruhi pemadatan. Tekanan yang dialirkan dari satu arah
menyebabkan pembesaran densitas dan property gradients, khususnya jika
terjadi pembesaran perbandingan diameter. Dowble-acting pressurization
memberikan keseragaman tegangan yang lebih baik. Penekanan pada
perbandingan diameter yang lebih kecil cukup menggunakan single-ended
compaction.
6. Proses Sintering
a. Keadaan-keadaan dalam sintering
Sintering merupakan proses pemanasan serbuk dengan cara dipadatkan
pada temperatur di bawah titik lelehnya untuk beberapa lama dengan tujuan
untuk mendapatkan tingkat densifikasi produk yang lebih tinggi. Peningkatan
ini dimungkinkan dengan adanya peristiwa perpindahan massa dari butiran ke
daerah pori-pori yang masih tersisa. Selama proses sintering berlangsung,
sejalan dengan pengurangan pori-pori ini, pada produk sinter terjadi
penyusutan.
Sintering pada dasarnya adalah pengikatan antar partikel oleh gaya
atomik. Gaya sintering cenderung berkurang dengan bertambahnya temperatur,
tetapi penghalang pada proses sintering seperti kontak permukaan yang tidak
penuh, adanya lapisan pada permukaan partikel, dan sifat plastis yang rendah,
lebih cepat berkuramg dengan bertambahnya temperatur. Peningkatan
temperatur ini canderung memperbaiki proses sintering. Waktu pemanasan yang
lama atau meningkatkan temperatur akan meningkatkan ikatan antar partikel
dan menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik.
Selama sintering, material mengalami tiga tahapan, yaitu:
1. sintering tahap awal
Pada tahap ini ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat dari neck
interpartikel. Sintering pada tahap awal ini dapat digambarkan seperti pada
gambar 2.10 dimana R adalah jari-jari partikel
diterima. Hal ini dapat menjadi sulit apabila gradien densitas pada powder
kompaksi berubah dalam shrinkage yang berbeda selama sintering. Akibarnya
pada temperatur tinggi terjadi warpage. Karena itu, penyinteran dalam waktu
yang pendek dikombinasikan dengan sintering pada temperatur rendah dan
penekanan kompaksi yang tinggi untuk meminimalkan perubahan dimensi.
2. sintering tahap antara
Sintering tingkat antara sangat penting untuk menentukan sifat-sifat
pemadatan pada sintering. Tingkatan ini dikarakteristikan dengan pembulatan
pemicu
yang
sangat
penting
dikaitkan
dengan
prinsip
D D0 exp Q
RT .(2.12)
R: kontanta gas
T: temperatur
Difusi
batas
butir
efektif
selama
pertumbuhan
butir
transport,
mekanisme
bulk
transport
menghasilkan
c. Variabel-variabel sintering
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi sintering adalah besar
partikel, bentuk, struktur, dan komposisi seperti green density, temperatur, dan
waktu. Pengurangan besar partikel menghasilkan dalam penambahan sintering.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan perbandingan luas permukaan dengan
volume yang menghasilkan gaya pemicu yang lebih besar. Bentuk
menghasilkan penambahan luas permukaan juga menambah kecepatan
sintering. Kekasaran permukaan akan memperbesar luas kontak. Struktur butir
dari serbuk-serbuk kristalin mempunyai pengaruh yang sangat berarti pada
sintering. Kecenderungan dalam struktur polikristalin adalah kepada besar butir
yang sangat kecil untuk memperbaiki sifat mekanik seperti kekuatan tarik dan
kestabilan dimensi. Struktur butir akhir memperbaiki pengaruh transport
material yang pada gilirannya memungkinkan kelajuan yang lebih besar dari
sintering. Setelah sintering, besar butir cenderung menyisakan kecil meskipun
pertumbuhan butir selama sintering mungkin terjadi. Biasanya besar butir akhir
bergantung pada besaar butir awal. Besar butir awal yang lebih kecil dari
partikel serbuk menghasilkan besar butir akhir yang lebih lembut.
Struktur dari serbuk yang disinter cenderung stabil, karena gaya
penggerak yang utama untuk rekristalisasi tidak muncul dalam serbuk. Struktur
Kontrol dimensi selama sintering merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan selama fabrikasi suatu komponen. Pada saat proses sintering
ukuran part dan ukuran die kompaksi harus sama. Pada saat-saat tertentu,
keseragaman shrinkage diinginkan pada prediksi sederhana dari perubahan
dimensi dan bentuk akhir part. Shrinkage selama variasi sintering berkebalikan
dengan green density. Untuk alasan ini, gradien densitas dapat menjadi
kesulitan karena ketidakseragaman penyusutan. Seperti ditunjukkan gambar di
bawah ini pada gambar 2.14.
Oleh
Kumaranata Kusumaning Asmara
NIM 081910101010