Anda di halaman 1dari 24

SOCIAL LEARNING THEORY

JULIAN ROTTER

PANDANGAN TENTANG MANUSIA


Manusia memiliki kebebasan untuk memilih
dan berperilaku (Free choice & action)
Sebagian besar perilaku kita adalah hasil
belajar
Pengalaman belajar di masa kanak-kanak
berpengaruh, tapi kita bukan korban masa
lalu
Setiap individu mengembangkan pandangan
yang unik tentang dunia
Perilaku manusia adalah bertujuan (goal
directed)

PENDAHULUAN
Subyek penelitian Rotter : Manusia normal (anak dan
mahasiswa
Reinforcement eksternal memainkan peran penting,
tetapi keefektifan reinforcement tergantung pada
faktor internal yaitu faktor kognitif
Reinforcement yang sama tidak akan mempunyai
nilai yang sama untuk orang lain.
Pendekatan histori dalam kepribadian: untuk
memahami perilaku sesorang perlu mempelajari
masa lalunya
Pendekatan kepribadian menurut Rotter
mengintegrasikan dua bagian dan kecenderungan
yang penting dalam penelitian kepribadian: teori
reinforcement dan teori kognitif

PRINSIP- PRINSIP UTAMA


1. Behavior Potential
Seberapa besar kemungkinan suatu perilaku akan
muncul dalam situasi tertentu
Rotter memandang bahwa perilaku termasuk juga
tindakan yang tidak dapat diamati secara
langsung (internal, proses kognitif)
Potensi perilaku dipengaruhi oleh faktor eksternal
(stimulus) dan faktor internal (persepsi kita thd
situasi)
Individu lebih memilih suatu perilaku daripada
perilaku lain karena adanya kesan subyektif
individu.

2. Expectancy
Kepercayaan individu bahwa jika ia berperilaku
tertentu dalam situasi tertentu, maka diprediksikan
reinforcement akan muncul
Tingkat harapan ditentukan oleh:
Sejarah reinforcement kita Apakah
reinforcement terjadi sekali atau beberapa kali?
Terjadi kemarin atau beberapa tahun lalu? Apakah
seseorang direinforced setiap waktu atau hanya
perilaku tertentu saja?
Generalisasi tingkat generalisasi. Kita hanya
dapat mendasarkan harapan kita pada hasil
berdasar kejadian masa lalu dalam situasi yang
sama

Harapan sering menjadi dasar self fulfilling


prophecy harapan individu mengarahkan
mereka pada perilaku yang membuat
prediksi mereka menjadi kenyataan (Jones,
1977)
Contoh: ingin memperoleh beasiswa
belajar giat, aktif dalam kegiatan kampus
jadi mahasiswa berprestasi dapat beasiswa

3. Reinforcement Value
Seberapa besar arti/nilai suatu reinforcement
dibanding reinforcement yang lain bagi individu
Dasarnya adalah pengalaman masa lalu
Setiap orang berbeda dalam memandang
reinforcement.
Adanya hubungan antara harapan dan
reinforcement value. Hubungan antara keduanya
independent (tidak melulu saling berhubungan)
tetapi dapat menunjukkan hubungan yang empiris
karena individu menghubungkannya dengan
pengalaman masa lalu

Freedom of movement
Seberapa besar harapan (expectancy) yang
dimiliki seseorang bahwa dia akan memperoleh
reinforcement tertentu sebagai hasil dari suatu
perilaku
HIGH EXPECTANCY
FREEDOM OF MOVEMENT
Harapan akan sukses tinggi
LOW EXPECTANCY

Harapan akan sukses rendah

THE MINIMAL GOAL LEVEL


Seberapa rendah suatu hasil masih dianggap
memuaskan
Individu menetapkan minimal goal of level dalam
setiap situasi. Setiap individu mempunyai minimal
goal level yang berbeda dalam situasi yang sama.
Contoh:
Anda mendapat nilai B pada suatu pelajaran dan
anda merasakannya sebagai suatu kegagalan
karena tujuan anda adalah A menyebabkan low
freedom of movement (low expectancy akan
kesuksesan pada pelajaran yang mirip di masa
yang akan datang).
Teman sekelas anda merasa sangat puas dengan
nilai B karena nilai yang diharapkannya adalah C
higher freedom of movement

THE MINIMAL GOAL LEVEL


Memasang minimal goal level yang tidak realistik dapat
menimbulkan bahaya
Too low

underachiever

Too high

Low freedom of movement

Minimal goal of level dapat ditinggikan atau direndahkan


dengan mengubah reinforcement value.
Misal nilai B akan menjadi reinforcement value negatif
jika ia ingin mendapat A. Jika tujuan minimal
diturunkan, nilai B dianggap sudah bagus & diterima, ia
akan menjadi reinforcement value positif

4. The Psychological Situation


Kita terus menerus bereaksi terhadap
lingkungan internal & eksternal. Masingmasing lingkungan juga saling mempengaruhi
Kita merespon bukan hanya dari stimuli
eskternal, tetapi keduanya. Koalisi antara
eksternal dan internal disebut dengan
psychological situation. Situasi yang
mempertimbangkan faktor psikologis karena
kita bereaksi dengan mempertimbangkan
persepsi kita terhadap stimuli eksternal.
Rotter berpendapat bahwa perilaku dapat
diprediksi hanya dari pengetahuan akan
psychological situation

MOTIVASI PERILAKU
Semua perilaku diarahkan untuk mencapai
satu tujuan (memaksimalkan
reinforcement positif)
Penentu perilaku:
Internal: needs

Eksternal: goals/reinforcement

Perilaku

MOTIVASI PERILAKU
Need dipelajari
Bayi dan anak-anak mempelajari kebutuhan
diasosiasikan dengan pengalaman akan
reinforcement dari refleks dan perilaku lain
yang tidak dipelajari, termasuk kebutuhan
fisiologis. Kebutuhan fisiologis dasar
diasosiasikan dengan kepuasan akan
terpenuhinya kebutuhan dasar seperti lapar,
haus, dsb.
Motivasi : need potential. Perilaku, kebutuhan,
dan tujuan saling berhubungan dan
keberadaannya secara fungsional sebagai
suatu sistem yang berhubungan. Perilaku
yang berbeda dapat mengarah pada tujuan
yang sama need potential.

KATEGORI NEEDS
1. Recognition status: kebutuhan untuk
dianggap kompeten (dalam aktivitas
kerja, sosial, bermain), dianggap
terampil
2. Protection-Dependency: kebutuhan
untuk memiliki orang lain agar terhindar
dari hukuman atau frustrasi
3. Dominance: kebutuhan untuk mengatur
tindakan orang lain

KATEGORI NEEDS
4. Independency: kebutuhan untuk
menentukan keputusan sendiri,
percaya pada diri sendiri
5. Love & Affection: kebutuhan untuk
diterima dan disukai orang lain
6. Physical comfort: kebutuhan yang
dihubungkan dengan upaya mendapat
rasa aman

Locus of Control
Rotter menyatakan bahwa perasaan
atau kepercayaan individu tentang
dorongan yang mengatur perilaku
mereka sama pentingnya dengan
hal-hal yang sungguh-sungguh
terjadi pada diri mereka
Locus of control merupakan salah
satu bentuk generalized expectancy.
Merupakan bagian kepribadian yang
relatif stabil.

Internal Vs Eksternal Locus Of Control


Locus of Control
percaya
bahwa hasil/ reinforcement
INTERNAL
yang diterima adalah karena perilaku &
usaha sendiri
percaya bahwa hasil/ reinforcement
yang
diterima tergantung dari orang
EKSTERNAL
lain, nasib & keberuntungan

Interpersonal Trust
Interpersonal trust merupakan bentuk
generalisasi harapan yang lain selain
locus of control
Interpersonal trust tinggi tidak akan
berbohong, curang, atau mencuri

Rotter mengembangkan
Internal/External (I/E) Scale yang
terdiri dari pasangan-pasangan
pernyataan.
Subjek diminta untuk memilih salah
satu pernyataan yang paling benar
menurut mereka
Tidak boleh memilih dua-duanya atau
tidak memilih sama sekali

Contoh I-E Scale


Pertanyaan 1

Banyak hal yang tidak membahagiakan dalam


kehidupan manusia disebabkan oleh nasib
buruk.
Ketidakberuntungan manusia berasal dari
kesalahan yang mereka buat sendiri.

Pertanyaan 2

Kesuksesan ditentukan oleh kerja keras;


keberuntungan tidak ada kaitannya dengan hal
ini.
Mendapatkan pekerjaan yang baik terutama
tergantung pada berada di tempat yang benar
pada saat yang tepat

Method: I-E Scale Fillers


6 soal pengisi ditambahkan untuk
menyamarkan tujuan sebenarnya dari
tes
Contoh:
Anak-anak mendapat masalah karena orang
tua mereka terlalu banyak menghukum
mereka.
Permasalahan anak-anak sekarang ini
adalah orang tua mereka terlalu
memanjakan mereka

HASIL RISET
Berjudi
Internals memilih untuk bertaruh pada hal-hal
yang pasti dan cenderung untuk memilih
permainan yang tidak terlalu beresiko
Externals cenderung untuk memperbesar
taruhan pada permainan yang lebih beresiko

Aktivitas Politik
Mereka yang ikut serta dalam memperjuangkan
hak-hak warga sipil (demo BBM, LKBH, WWF,
Green Peace dll) biasanya lebih berorientasi
internal

HASIL RISET
Persuasi/ bujukan
Internals secara signifikan lebih berhasil dalam
mengatasi mood orang lain daripada externals
Internals lebih tahan terhadap manipulasi dari
orang

Merokok
Para perokok cenderung lebih external dibanding
bukan perokok
Mereka yang berhenti setelah peringatan bahaya
merokok ditempelkan di bungkus rokok adalah
orang-orang yang lebih berorientasi internal

HASIL RISET
Motivasi berprestasi
Internals belajar lebih banyak di SMU
Internals memiliki rencana untuk masuk PT

Konformitas
Internals kurang konform terhadap mayoritas
dibanding externals
Internals lebih mempercayai penilaian diri
mereka sendiri yang bertentangan dengan
mayoritas dibandingkan externals

Anda mungkin juga menyukai