Anda di halaman 1dari 1

Imbuhan ke an itu diterapkan pada pribadi itu jadi kepribadian, tidak semua

pribadi mempunyai kepribadiannah kalo ka-an itu diterapkan pada pustakawan,


jadi kepustakawanan sehigga tidak semua pustakawan itu punya
kepustakawanan. Nah kepustakawanan itulah yang istilahnya itu saya
diskusikan, dan seharusnya di diskusikan dalam kelas. Dan pada 2013 itu ada di
unpad 2013 pada tingkat s2.
Jadi sekarang ini yang diajarkan dan dianggap ilmu tu how todo nya tapi yang
kita bicarakan itu why to do. Memang jadi sekolah perpustakaan selain kognisi
juga harus mengembangkan karakter. Saya ada pada karakter itu. Dan akhirnya
kalo dulu aku kira sebelum 2013 saya bicara kepustakawanan saya masih
bicara mengenai asketisme, bahwa pustakwan asketis. Tapi siapa anak muda
mau asketis (jujur sederhana rendah hati) pada 2011 saya bicara brr yang
rightnya itu berseumber asketis. Bagaimana mana anda pintar/ cerdas, tapi
cerdas seperti apa sih nah itu ada jujur sederhana rendah hati itu asketis. Nah
kana pada awalnya pada waktu saya terpaksa menerima itu dulukan saya orang
fisika murni pada waktuitu saya memandang ilpus bukan ilmu tapi seni.
Saya berada pada idealisme dan matrealisme, karna saya butuh hidup aku kan
harus cari nafkah,nah itu ketemunya di eksistieanlisme kirder gart coba baca.
Nah disitu itu bagaiman sebetulnya bagaimana ssbg pustakawan tidak sekedar
berada tapi mengada. Bagaimana kamu mengada dalam suatu masyarakat.
Berada itu pastif mengada itu sadar dan aktif bagaimana km mau bertindak dsb
baca filsafat driyarkara.
Perpustakaan itu pada dasarnya pustakawannya seperti ke klinik karna
dokternya tapi kalo ke perpus pada koleksi. Sebetulnya koleksi kerjaan siapa ?
kalo ke rs cari obat, tapi penentuan obat oleh siapa ? oleh dokter, karna dokter
bisa menyatakan itu tadi mengada dalambidang kesehatan nah psutakawan itu
belum mangada jadi ornag hanya melihat koleksinya, hanya melihat materinya.
Peprustakawan pada dasarnya pustakawannya nah pustakawan itu manusia
kan ? untuk emmahami manusia pendekatannya filsafat manusia nah filsafat
yang saya ambil itu aliran diraykara karna dia itu lebih banyak kaidah / konsep
di indonesia. Jadi anda coba menafsirkan manusia dari filsafat driyarkara lalu
pustakawn itu manusia pribadi menuju kepribadian itu kan karna diraykara juga.
Nah terus maka saya mengatakan kepustakawan yang saya bicarakan itu the
side of science side of technology in a library field jadi saya tidak bicara ilmu
tapi bicara pada karakter atau sifat.
Dulu pustakawan masih dipandang sebagai budayawan sekaran knowlageble
perseon. Sekarang apakah sekolah pustakawan bisa menghasilkan itu ?
Pada peprustakaan dibawa masuk, belanda butuh staff teknis dan administratif
dan kepustakawaannya masih dipegang sendiri, dan semua yang diajarkan itu
teknis sendiri. Jadi yang dianggap ilmu itu teknisnya.

Anda mungkin juga menyukai