Anda di halaman 1dari 6

Peggy Anna Theodora

Manajemen Strategik

01044881517009

MENGELOLA DENGAN ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Pengertian Etika
Etika merupakan penentu standar-standar dari mana yang baik atau buruk
dalam tindakan atau keputusan. Sebuah permasalahan etika akan muncul dalam
situasi ketika tindakan seorang atau sebuah

organisasi mungkin

akan

membahayakan atau mengunungkan orang lain. Namun permasalahan etis bias


sangat kompleks . orang orang di organisasi mungkin memiliki pandangan yang
berbeda .
Seorang manajer tentunya sangat sering menghadapi situasi dimana ia
mengalamu kesulitan untuk menentukan mana yang baik dan buruk. Selain itu
seorang manajer juga mungkin akan terbagi antara perbuatan yang dianggap salah
dan tuntutan kewajiban terhadap bos dan organisasi.
Etika dapat dipahami dengan dengan lebih

jelas ketika dibandingkan

dengan prilaku yang ditentukan oleh hukum dan pilihan bebas .


Yang pertama adalah hukum yang ada dimana nilai nilai dan standar
standar ditulis dalam system hukum dan diselenggarakan di pengadilan, diera ini
pihak pembuat undang undang menentukan peraturan peraturan yang harus
dipatuhi semua orang dan perusahan dengan cara tertentu seperti membayar pajak
perusahaan .
Yang kedua adalah pilihan bebas yang berhubungan dengan prilaku yang
tidak bias tersentuh hukum dan kebebasannya sangatlah dinikmati oleh individu
atau organisasi. Pilihan yang dibuat seorang manajer tentang dimana ia makan
siang.
Diantara wilayah hukum dan pilihan bebas terdapat area etika wilayah ini
tidak memiliki hukum spesifik tapi terdapat standar tingkah laku berdasarkan
prinsip dan nilai yang dipegang tentang tingkah laku moral yang menuntun
seorang individu atau sebuah perusahaan.

Dilema Etis
Dilema etis(ethical dilemma) adalah situasi yang muncul ketika semua pilihan
alternatif atau perilaku yang tidak diinginkan karena konsekuensi yang berpotensi
negatif, sehingga sulit untuk membadakan benar dan salah.
Kriteria Pengambilan Keputusan Yang Etis
Empat pendekatan yang akan membantu manajer :
a. Pendekatan Bermanfaat (utilitarian approach) adalah konsep
tentang etika bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar
bagi jumlah terbesar
b. Pendekatan Individualisme (individualism approach) adalah
konsep tentang etika bahwa suatu tindakann dianggap pantas ketika
tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang
seorang individu.
c. Pendekatan Hak Hak Moral (moral- rights approach) adalah
konsep tentang etika bahwa keputusan moral adalah keputusan yang
dengan sangat baik menjaga hak hak orang orang yang akan
terkena akibatnya .
d. Pendekatan Keadilan (justice approach) adalah keputusan moral
harus didasarkan pada standart standart keadilan , kejujuran , dan
ketidakberatsebelahan.
Ada 3 jenis keadilan yang harus diperhatikan oleh para manajer:
1) Keadilan Distributif(distributive justice) adalah perlakuan
yang berbeda terhadap orang- orang tidaklah didasarakan pada
karateristi kesewenang- wenangan .
2) Keadilan Prosedural (prosedural justice) adalah peraturan
didirikan dengan adil .

3) Keadilan Kompensasi (compensatory justice) adalah


individu harus diberikan kompensasi atas cedera yang
dideritanya byang disebabkan oleh pihak yang bertanggung
jawab.

Pilihan-Pilihan Etis Seorang Manajer


Sejumlah faKtor yang dapat mempengaruhi kemampuan seorang manajer
untuk membuat keputusan yang beretika. Kebutuhan pribadi, pengaruh keluarga,
dan latar belakang agama membentuk system nilai seorang manajer. Karakteristik
kepribadiannya sendiri seperti tingginya ego kepercayaan diri dan rasa
kemandirian yang kuat memungkinkan seorang manajer membuat keptusan yang
beretika. Salah satu ciri pribadi yang penting adalah tahap pengembangan moral.
Tiga tingkatan pengembangan moral kemandirian :
1. Prekonvensional
Dalam konteks ini dapat diasosiasikan dengan manajer yang menggunakan
otokrasi atau gaya kepemimpinan yang memaksa dengan pegawai yang
berorientasi kearah pencapaian tugas-tugas tertentu yang dapat diandalkan.
2. Konvensional
Dalam tingkatan ini manajer menggunakan gaya kepemimpinan yang
mendorong hubungan interpersonal dan kerjasama sehingga orang-oraang
belajar untuk mengonfirmasi pengharapan akan prilaku yang baik
sebagaimana yang ditentukan oleh rekan kerja. Memenuhi kewajiban
social dan interpersonal adalah hal yang penting, kerjasama kelompok
kerja adalah sikap yang dipilih untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Poskonvensional

Pada tingkatan ini individu diarahkan oleh serangkaian nilai-nilai internal


berdasarkan prinsip keadilan, bahkan tidak akan mematuhi praturan yang
melanggar prinip tersebut. Nilai-nilai internal lebih penting dari
kepentingan orang lain.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR)
adalah kewajiban manajemen organisasi untuk membuat keputusan dan
melakukan tindakan yang akan berperan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kepentingan masyarakat serta perusahaan atau organisasi. Hal yang lebih buruk
adalah tanggung jawab social mencakup area permasalahan, yang sebagian
besarnya bersifat ambigu jika dikaitkan dengan benar atau salah.
Pemangku Kepentingan Dalam Organisasi
Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apa pun yang
berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja
organisasi. Kinerja organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, dan
kesuksesan organisasi.
Pihak-pihak penting yang berkepentingan lainnya adalah pemerintah dan
komunitas, yang pada tahun-tahun ke belakang ini menjadi makin penting.
Sebagian besar perusahaan dapat berjalan hanya dengan carter yang baik dan
lisensi dan beroperasi di dalam batasan-batasan hukum keamanan, persyaratan
perlindungan lingkungan, undang-undang antimonopoly, undang-undang antisuap,
dan undang-undang serta hukum lainnya yang ada dalam sektor pemerintah.
Beberapa bisnis besar dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk melayani
negara-negara berkembang memperluas hubungannya dengan pihak-pihak yang
berwenang dengan melayani dasar piramida.
Mengevaluasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung

jawab

Sosial

Perusahaan atau Corporate

Social

Responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan


hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,

karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek


operasional perusahaan. Tanggung jawab keseluruhan dalam perusahaan dapat
dibagi ke dalam empat kriteria utama: tanggung jawab ekonomi, hukum, etika,
dan kebijaksanaan.
Kriteria pertama dari tanggung jawab social adalah tanggung jawab
ekonomi. Institut bisnis adalah unit ekonomi mendasar di masyarakat. Tanggung
jawabnya adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat serta
memaksimalkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham institut tersebut.
Tanggung jawab hukum menentukan apa yang dianggap masyarakat
sebagai sesuatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan
oleh perusahaan. Diantaranya, bisnis diharapkan untuk memenuhi tujuan-tujuan
ekonominya dalam kerangka persyaratan hukum yang ditentukan oleh dewan
lokal kota, badan legislatif di negara bagian, dan agen perundangan federal.
Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yang tidak bisa
ditempatkan ke dalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan
kepentingan ekonomi perusahaan secara langsung.
Tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility) benar
benar bersifat sukarela dan dibimbing oleh hasrat perusahaan untuk memberikan
kontribusi sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi, hukum, atau etika.

Mengatur Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Kepemimpinan yang beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan
dapat dipercaya, adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya.
Kode Etik
Kode etik (code of ethics) adalah pertanyaan resmi dari nlai nilai yang
dianut oleh perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial; kode
etik menyampaikan pada para pegawai akan apa yang dibela oleh perusahaan
mereka.
Struktur Etis

Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika
(ethic comite) adalah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi etika
perusahaan. Komite ini memberikan aturan-aturan mengenai persoalan-persoalan
etika yang belum jelas dan bertanggung jawab untuk menertibkan pelaku
kejahatan.
Whistle-Blowing
Penyingkapan yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik ilegal,
amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistle-blowing.

Anda mungkin juga menyukai