Anda di halaman 1dari 6

Disartria diartikan jenis kelainan bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan,

kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ
bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Disartria ada beberapa
jenis, yaitu:

Spastic Disartria : ketidakmampuan berbicara akibat spastisitas atau


kekakuan otot-otot bicara. Ditandai dengan bicara lambat dengan terputusputus, karena tidak mampu melakukan gerakan organ bicara secara biasa.
Flaksid Disartria : ketidak mampuan bicara akibat layuh atau lemahnya otototot organ bicara, sehingga tidak mampu berbicara seperti biasa.
Ataksia Disartria : ketidakmampuan bicara karena adanya gangguan
koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan resonansi. Terutama pada
saat memulai kata/kalimat.
Hipokinetik Disartria : ketidakmampuan dalam memproduksi bunyi bicara
akibat penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari
pusat/cortex. Ditandai dengan tekanan dan nada yang monoton.
Hiperkinetik Disartria : ketidakmampuan dalam memproduksi bunyi bicara
terjadi akibat kegagalan dalam melakukan gerakan yang disengaja, ditandai
dengan abnormalitas tonus atau gerakan yang berlebihan sehingga muncul
kenyaringan.

Bicara pelo
Nervus hipoglossus berinti di nukleus hipoglosus yang terletak
disamping bagian dorsal dari fasikulus longitudinalis medialis pada tingkatkaudal
medula oblongata. Pada perjalanannya menuju lidah, nervus inimelewati arteria
karotis interna dan eksterna. Otot-otot lidah yangmenggerakan lidah
terdiri dari muskulus stiloglosus, hipoglosus,genioglosus longitudinalis
inferior dan genioglosus longitudinalissuperior di persarafi oleh nervus
hipoglosus. Lesi nervus hipoglossussering terletak di perifer, maka atrofi otot
cepat terjadi. Pada kelumpuhanparalisis nervus hipoglossus terdapat gejalagejala berupa sukar menelandan bicara pelo. Namun bicara pelo juga dapat
terjadi walaupun lidahtidak lumpuh tetapi keleluasaannya terbatas karena
frenula linguamengikat lidah sampai ujungnya (Mardjono dan Priguna,
2003)..Pelo dapat diartikan sebagai cara berbicara dengan lidah yang
lumpuh.Untuk dapat mengucapkan kata-kata sebaik-baiknya, sehingga
bahasayang disengar dapat ditangkap dengan jelas dan setiap suku kata
dapatterdengar secara terinci, maka muluit, lidah, vivir, palatum mole dan
pitasuara serta otot-otot pernafasan harus melakukan gerakan tangkas
esempurna-sempurnanya. Bila ada salah satu gerakan tersebut
yangterganggu, maka timbullah cara berbahasa (verbal) yang kurang
jelas.Kelainan tersebut bisa disebut sebagai gangguan artikulasi atau
disartria(Mardjono dan Priguna, 2003)..Pada disartria hanya pengucapannya
saja yang terganggu tetapi tatabahasanya baik. Disartria memiliki beberapa
penyebab. Disartria UMNyang berat timbal akibat lesi UMN bilateral,

seperti pada paralisispseudobulbaris. Di situ lidah sukar dikeluarkan dan


umumnya kakuuntuk digerakkan ke seluruh jurusan. Lesi UMN lain
yang bisamenimbulkan disartria terletak di jaras-jaras yang menghantarkan
impulskoordinatif yang bersumber pada serebelum, atau yang
menyalurkanimpuls ganglio basalis. Pada disartria serebelar, kerjasama otot
lidah,vivir, pita suara dan otot-otot yang membuka dan menutup
mulutbersimpang siur, sehingga kelancaran dan kontinuitas kalimat
yangdiucapkan Sangay terganggu. Sedangkan pada disartria LMN
akanterdengar berbagai macam disartria tergantung pada kelompok otot
yangterganggu (Mardjono dan Priguna, 2003

Mengapa lidah kaku dan tertarik kebelakang?Nervus hipoglosus berinti di


nukleus hipoglosus yang terletak di sampingbagian dorsal dari fasikulus
longitudinalis medialis pada tingkat kaudal medulaoblongata. Pada
perjalanannya menuju lidah, nervus ini melewati arteria karotisinterna dan
eksterna. Otot-otot lidah yang menggerakan lidah terdiri darimuskulus
stiloglosus, hipoglosus, genioglosus longitudinalis inferior dangenioglosus
longitudinalis superior di persarafi oleh nervus hipoglosus. Lesinervus
hipoglosus sering terletak di perifer, maka atrofi otot cepat terjadi.
Padakelumpuhan paralisis nervus hipoglosus terdapat gejala-gejala berupa
sukarmenelan. Lesi nervus hipoglosus inilah yang menyebabkan lidah menjadi
kakudan tertarik kebelakang

stroke mempunyai berbagai akibat. Karena adanya kontrol silang dari hemisfir
kiri dan hemisfir kanan maka stroke yang terdapat pada hemisfir kiri (kalau
menyebabkan gangguan fisik) akan menyebabkan gangguan pada belahan
badan sebelah kanan. Sebaliknya, kalau stroke itu terjadi pada hemisfir kanan,
maka bagian kiri tubuhlah yang akan terganggu. Akibat penyakit stroke juga
ditentukan oleh letak kerusakan pada hemisfir yang bersangkutan. Pada
umumnya, kerusakan pada hemisfir kiri mengakibatkan munculnya gangguan
wicara. Gangguan macam apa yang timbul ditentukan oleh persisnya dimana
kerusakan itu terjadi. Gangguan wicara yang disebabkan oleh stroke dinamakan
afasia (aphasia).
1.

Macam-macam afasia

Ada berbagai macam afasia tergantung pada daerah mana di hemisfir kita yang
kena stroke. Berikut adalah beberapa macam yang umum ditemukan antara lain:
a.

Afasia Broca

Kerusakan (lesion) terjadi pada daerah Broca. Karena daerah ini berdekatan
dengan jalur korteks motor maka yang sering terjadi adalah terganggunnya alatalat ujaran termasuk bentuk mulut, kadang mulut bisa mencong. Afasia Broca
menyebabkan gangguan pada perencanaan dan pengungkapan ujaran, kalimatkalimat yang diproduksi terpatah-patah dan seringkali juga lafalnya tidak jelas.

Kata-kata dari sintaktik utama seperti kata benda, kata kerja dan kata sifat tidak
terganggu, tetapi penderita kesulitan dalam kata fungsi.
Afasia Wernicke
Letak kerusakan adalah pada daerah Wernicke, yakni bagian agak kebelakang
dari lobe temporal. Penderita afasia ini lancar dalam berbicara, dan bentu
sintaksisnya juga cukup baik. Hanya saja kalimat-kalimatnya sulit dimengerti
karena banyak kata yang tidak cocok maknanya dengan kata-kata sebelum atau
sesudahnya. Penderita juga tidak mudah memahami apa yang kita bicarakan.
Afasia Anomik
Kerusakan otak terjadi pada bagian depan dari lobe parietal. Gangguan
wicaranya tampak pada ketidakmampuan penderita untuk mengaitkan konsep
dan bunyi atau kata yang mewakilinya.
Afasia Global
Kerusakan terjadi pada beberapa daerah dalam otak. Kerusakan bisa menyebar
dari daerah Broca, melewati korteks motor, menuju ke lobe parietal, dan sampai
ke daerah Wernicke. Dampak dari kerusakan ini sangatlah besar. Dari segi fisik,
penderita bisa lumpuh di sebelah kanan, mulut bisa mencong, dan lidah menjadi
tidak fleksibel. Dari segi verbal, dia bisa kesukaran memahami ujaran orang,
ujarannya tidak mudah dimengerti orang, dan kata-katanya tidak diucapkan
dengan cukup jelas.
Afasia konduksi
Bagian otak yang rusak pada afasia ini adalah fiber-fiber yang ada pada fasikulus
arkuat yang menghubungkan lobe frontal dengan lobe temporal. Karena
hubungan daerah Broca yang menangani produksi dengan daerah Wernicke yang
menangani komprehensi terputus maka penderita tidak dapat mengulang kata
yang baru saja diberikan kepadanya. Dia dapat memahami apa yang dikatakan
orang.[2]

Afasia atau disfasia motorik dilukis sebagai berikut: Tidak bisa bicaratapi masih
mengerti semuanya. Afasia atau disfasia sensorik sering kalidikemukakan
secara samar misalnya: Bicaranya sudah tidak karuan. Kata-katayang
dikeluarkan jelas tetapi tidak mempunyai arti. Disartria disajikan secara jelas
yaitu: Lidahnya sudah kaku. atau Lidah sudah pendek.

Diagram menggambarkan asal-usul dan distribusi saraf hypoglossal (kranial XII


saraf [general somatik eferen]) dengan persarafan atas otot-otot lidah. Juga
ditampilkan dalam ilustrasi ini adalah proyeksi kortikobulbar ke inti hypoglossal,
yang, untuk saraf kranial ini, dilintasi dan meluruskan. Pada beberapa pasien,
bagaimanapun, lesi jalur kortikobulbar ini menghasilkan kelemahan kontralateral.
Gangguan klinis. Sebuah kelumpuhan hypoglossal dapat terjadi jika salah satu
badan sel inti hypoglossal atau akson yang membentuk saraf hypoglossal rusak.
Ketika seorang individu yang memiliki unilateral kerusakan saraf hypoglossal
mencoba untuk menonjol lidahnya, ia akan menyimpang ke sisi lesi. Hal ini
terjadi karena otot genioglossus di sisi utuh akan berusaha untuk menarik
setengah dari lidah, yang innervates maju, sedangkan otot genioglossus pada
sisi yang terkena tidak bisa melakukannya. Dengan kata lain, otot genioglossus
pada sisi yang terkena berfungsi sebagai poros sehubungan dengan tindakan
otot genioglossus dari sisi utuh.
Sebuah kelumpuhan lidah, yang disebut kelumpuhan supranuclear, mungkin
juga hasil dari lesi kortikal yang melibatkan wilayah gyrus precentral, yang
memasok akson ke inti hypoglossal. Karena banyak serat kortikal yang memasok
inti hypoglossal disilangkan, inti hypoglossal con-tralateral dan saraf yang
terpengaruh. Oleh karena itu, selama upaya untuk menonjol lidah, akan
menyimpang ke kontralateral sisi lesi.

Patofisiologi disatria

Gangguan artikulasi dinamakan disatria. Pada disatria hanya cara


mengucapkannya saja yang terganggu tetapi tata bahasanya baik. Pada lesi
UMN unilateral,sebagi gejala bagian dari hemiparesis, dijumpai disatria yang
ringan sekali. Dalam hal ini terbatasnya kebebasan lidah untuk bergerak kesatu
sisi merupakan sebab dari gangguan artikulasi. Disatria UMN yang berat timbul
akibat lesi UMN bilateral. Seperti pada paralisis pseudobulbaris, disitu lidah sukar
dikeluarkan dan umumnya kaku untuk digerakan keseluruh arah. Orang awam
berpendapat lidahnya menjadi pendek . Lesi UMN lain yang bias menimbulkan
disatria terletak dijaras-jaras yang menghantarkan implus koordinatif yang
bersumber pada serebelum, atau yang menyalurkan implus dari ganglia basalis,
pada disatri sereberal, kerja sama gerak antara otot lidah,bibir,pita suara dan
otot-otot yang membuka dan menutup mulut bersimpang siur, sehingga
kelancaran dan konyinuitas kalimat yang diucapkan sangat terganggu, Cara
berbahasa penyakit serebelum disebut ekplosif, karena kata-kata yang
diucapkan terputus-putus dengan nada yang berdentam. Disatria yang dijumpai
pada penyakit Parkinson, disebabkan oleh karena gerakan otot yang lamban dan
kaku. Sehingga cara berbahasanya lambat dan kaku. Sehingga cara
berbahasanya lambat ,monoton, lemah, dan menggetar.
Pada disatria LMN akan terdengar berbagai macam disatria tergantung pada
kelompok otot yang terganggu. Pada penderita dengan paralisis bulbaris
terutama lidah yang lumpuh dan cara berbicara dengan lidah yang lumpuh
dikenal sebagai pelo. Jika platum mole lumpuh,disatria yang timbul bersifat
sengau Hal ini sering dijumpai miestania gravis. Penyakit-penyakit yang dapat
membangkitkan disatria ialah polineuritis, difteria, siringobulbia, distrofia
muskulorum progresiva dan miatenia gravis.
Kelainan bawaan pada frenulum lingua bias menimbulkan disatria juga. Lfal S, T,
L, R dan N dapat diucapkan jika ujung lidah bebas untuk bergerak. Jika frenulum
lingua mengikat lidah sampai ujungnya juga, maka disatria timbul. Dengan jalan
operasi, pada mana ujung lidah dibebaskan dari frenulum itu, disatria akan
hilang.
Nervus hipoglosus (XII), Nervus ini mempersarafi otot lidah. Lesi LMN akan
mengakibatkan atrofi unilateral atau bilateral dan fasikulasi, yang paling baik
dinilai saat lidah berada didasr mulut dalam keadaan istirahat. Saat menjulurkan
lidah, kelemahan unilateral mengakibatkan deviasi lidah kearah lesi. Gerakan
lidah ke sisi kiri-kanan dapat terganggu dan menjadi lambat pada atrofi dan
kelemahan bilateral, tetapi hal ini lebih sering merupakan tanda kerusakan UMN
bilateral (kortikobulbar).
Disartria Artikulasi atau berbicara harus dibedakan dari fungsi berbahaya yang
lebih tinggi dan gangguan-gangguannya disfasia. Artikulasi normal tergantung
dari , koordinasi laring, faring, lidah, bibir, dan respirasi oleh jaras kortikobulbar,
bulbar, serebelar, dan ekstrapiramidal.
Selain menilai percakapan pasien, harus dilakukan tes mengulang frase-frase
yang agak sulit (Inggris: baby hippopotamus, West Register Street, British
Constitution).

Lesi pada bagian spesifik yang mengontrol jaras saraf dapat menyebabkan
abnormalitas yang khas seperti:

Paralisis palatum bicara sengau (seperti bicara lewat hidung),

Lesi serebelum bicara tidak jelas, dengan pola stakato atau skrining
ireguler,

Lesi ekstrapiramidal bicara dengan nada monoton dan lemah,

Kerusakan kortikobulbar bilateral bicara lambat, menggerutu, spastik.

Anda mungkin juga menyukai