Psi Konsep
Psi Konsep
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Dr. Lukas Mangindaan, SpKJ(K)
Departemen Psikiatri FKUI / RSUPCM
PENDEKATAN KOMPREHENSIF
Pembelajaran
pelbagai aspek perlaku manusia (behavioral
sciences) secara komprehensif
pendekatan manusia (termasuk pasien dari
pelbagai cabang ilmu kedokteran) secara
komprehensif dari aspek biologis, psikologis
dan sosial-budaya
Sebagai cabang ilmu kedokteran
yang secara khusus mempelajari dan
menatalaksana gangguan jiwa, problem
kesehatan jiwa,
serta saling keterkaitan pelbagai cabang ilmu
kedokteran dengan psikiatri (Consultation
Liaison Psychiatry)
Komunitas
Kelompok masyarakat (mis. sekolah,
universitas, IDI, RT, RW )
Keluarga
Individu
Organ (Alat / sistem tubuh)
Sel
Molekul
Atom
PSIKIATRI
Adalah cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan diri
kepada
Pembelajaran pelbagai aspek perlaku manusia
(behavioral sciences) secara komprehensif yang
meliputi:
- Siklus kehidupan perkembangan manusia
- Otak dan perilaku
- Ilmu ilmu psikososial
- Teori-teori kepribadian dan perkembangan:
Freud, Jung, Adler, Horney, Erikson, Piaget,
Terapi Gestalt, Psikiatri Eksistensial,
- Terapi Perilaku, Terapi Kognitif, Terapi
Keluarga, Terapi Interpersonal
Pemeriksaan Psikiatrik
Gangguan Jiwa , Psikiatri Anak dan Remaja, Psikiatri
Geriatri, Psikiatri Forensik
Catatan: Definisi Gangguan Jiwa: Suatu
kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis
bermakna dan yang disertai penderitaan (distress)
pada kebanyakan kasus, dan berkaitan dengan
terganggunya fungsi (disfungsi) seseorang:
Terapi Psikiatrik: Terapi Biologik , Psikoterapi
Pelbagai problem yang berhubungan dengan
Kesehatan Jiwa
Urutan Hierarkis.
cara yang sistematik untuk memastikan
suatu diagnosis gangguan jiwa.
WHO mengelompokkan gangguangangguan
jiwa dalam blok blok tertentu berdasarkan
adanya persamaan deskriptif - baik persamaan
dalam etiologi (mis. etiologi organik/medis atau zat psikoaktif
dalam F0 dan F1), atau persamaan dalam gejala dasar (mis:
gejala psikotik dalam F2 atau gangguan mood dalam F3),
Pemeriksaan Psikiatrik
I. Wawancara Psikiatri
II. Riwayat Psikiatrik
III. Pemeriksaan Status Mental
I. WAWANCARA PSIKIATRIK
Tujuan
1. Mengenal faktor-faktor
genetik-biologik-fisik-medik
Caranya
Terapis harus menunjukkan : keprihatinan,
respek, empati dan kompetensi
Agar terbina RAPPORT & KEPERCAYAAN,
Supaya pasien dapat berbicara jujur,
terbuka dan intim / pribadi
Terapis harus :
trampil, menguasai tehnik wawancara
dan bersifat fleksibel,
agar
Pasien dapat mendeskripsikan :
gejala gejala , sehingga dapat dikumpulkan
menjadi
sindrom , dan dirumuskan menjadi
diagnosis (evaluasi multi aksial)
Riwayat hidup
A. prenatal & perinatal
B. masa kanak awal ( sp 3 tahun)
C. masa kanak pertengahan ( 3 11 th )
D. masa kanak akhir, pubertas sp. akir masa
remaja
E. masa dewasa:
F. Riwayat psikoseksual
G. Riwayat keluarga
H. Impian, fantasi, dan nilai-nilai
I. Deskripsi umum
A. Penampilan
B. Perilaku dan aktivitas psikomotor
C. Sikap terhadap pemeriksa
II. Mood dan afek
A. Mood
B. Afek
C. Keserasian afek
III. Ciri pembicaraan
IV. Persepsi
V. Isi pikiran dan arah pikiran ( mental trends )
A. Proses / bentuk pikiran
B. Isi pikiran
VI.
VII.
VIII.
IX.
LAPORAN PSIKIATRIK
Disusun sesudah mendapat:
- Riwayat psikiatrik
- Pemeriksaan status mental
yang komprehensif,
yang dilanjutkan dengan:
- Pemeriksaan diagnostik lebih
lanjut
DIAGNOSIS
Evaluasi multiaksial
Aksis I : - Gangguan jiwa
- Kondisi lain yang mungkin
menjadi pusat perhatian klinis
II : - Gangguan / ciri kepribadian
- Retardasi mental
III : - Kondisi fisik / penyakit medik umum
IV : - Problem psikososial / lingkungan
V : - GAF ( Global Assessment of
Functioning )
PROGNOSIS
Adalah suatu pendapat tentang perjalanan
segera dan masa depan selanjutnya,
seberapa luas, and hasil akhir dari
gangguannya
Sebutkan juga faktor-faktor yang secara
baik ( positif ) dan secara buruk (negatif )
mempengaruhi prognosis
RENCANA TERAPI
Perlu tidaknya terapi psikiatrik, bila ya:
Problem / gejala apa yang dituju
Jenis / kombinasi terapi
Lama dan frekuensi terapi
Jenis psikoterapi
Tujuan spesifik terapi
Perlu / tidaknya perawatan
Bila tidak terlaksanya terapi akan mengakibatkan
dampak buruk, tapi pasien atau keluarga menolak
rekomendasi terapi, maka pasien atau walinya perlu
menandatangani pernyataan bahwa rekomendasi
terapi ditolak