1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa
mampumenjelaskan
komunitas dan kelompok
khusus
sebagai
unit
sasaran
praktik
keperawatan komunitas
Mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai
faktor yang mempengaruhi
status kesehatan komunitas
dan kelompok khusus
Mensintesa/mengintegrasi
kan ilmu kesehatan
masyarakat ke dalam
praktik keperawatan
komunitas dan kelompok
Bahan Kajian
Konsep komunitas
Falsafah keperawatan
Konsep kelompok
1. Biostatistik
2. Epidemiologi
3. Kesehatan lingkungan
4. Demografi
10
11
12
khusus
Menjelaskan konsep,
1.
prinsip dan persfektif
2.
asuhan keperawatan
3.
komunitas dan kelompok 4.
khusus
Membangun kerjasama
lintas sektor dan kerja di
dalam tim
Melakukan pengkajian
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Membuat perencanaan
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Melaksanakan berbagai
intervensi keperawatan
komunitas dan kelompok
khusus
Mengevaluasi asuhan
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Mendokumentasikan
suhan
keperawatan
komunitas dan kelompok
khusus
Mengaplikasikan strategi
promosi kesehatan,
kemitraan, pemberdayaan
komunitas,
1.
pengorganisasian
komunitas dalam praktik 2.
keperawatan komunitas 3.
Menerapkan konsep dan 1.
prinsip keselamatan dan 2.
kesehatan kerja dalam
3.
melakukan praktik
keperawatan pada
kelompok khusus pekerja
13
1.
1.3. Waktu
Proses pembelajaran dilaksanakan selama 16 minggu, dimulai pada tanggal 5 Agustus
s/d 2 Desember 2013 (tidak termasuk Ujian) Perkuliahan Blok dilaksanakan setiap hari Senin
dan Rabu dengan waktu yang dipergunakan sebanyak 4 jam perminggu. Dengan penghitungan
waktu sebagai berikut: 3 SKS (2T, 1 P) = 4 jam/minggu x 16 = 64 jam/4 = 16 minggu. Setiap
hari Senin Pukul 07.20 09.10 tutorial, 09.10 11.00 step 6 (mandiri) dan minggu II berikutnya
step 7 Pukul 07.20 09.10 presentasi laporan kelompok demikian seterusnya.
1.4. Resource Person
Koordinator mata mata kuliah : Nagoklan Simbolon, SST, M. Kes
1.5. Buku Sumber/Rujukan
Allender, Judith Ann & Spradly, Barbara Walton, (2001), Community HealthNursing: Conceps and
practice, Lippincott
Ansersons, Elizabeth T & Judith M. Mc Forlane (1988) Community As Client Applicationt of Th E
Nursing Process. JB. Lippincott Co. Philadelphia
Ervin, Naomi, E. (2002), Advanced Community Health Nursing practice, Population Focused Care.
Prentice Hall, New Jersey.
Helvie, Carl O, (1998), Advanced Practice Nursing in The Community. SAGE Publication. New
Delhi.
Logan, Barbara Bryan & Cecilia E Dawkins (1986). Family Centered Nursing in The Community,
Addison Wesley publishing company California
Lucas, David & Paul Meyer, Beginning Population Studies. National Centre for Development
Studies, the Australian National University : Australia
Murray, Anne Mc., (1993) Community Health Nursing Primary Health Care in Practice, Second
edition, Churchill living Stine : Melbourne
Pagano, Marcello & Kimberlee Gauvreau, (1993) Principle of Biostatistic. Cuxburg on Imprint of
Wadsworth Publ. Co. Belmont: California
Swanson, Janice M. & Mary A Nies (1997) Community Health Nursing Promoting The Health of
Aggregates, Second Edition, WB Saunders Co. Philadelphia.
Stanhope M & Lanster Jeanette (1996) Community Health Nursing 4Th Edition Mosby Years Book
Inc. : London
Smith, Claudia M & Maurer France A (1995) : Community Health Nursing : Theory and Practice, W.B.
Saunders Company
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
What I
know
Pengkajian
Definisi
Pengkajian
What I dont
know
(Learning
issues)
Kegiatan
Pengkajian
Format
pengkajian
What I have to
prove
How I will
learn
Kegiatan
pengkajian ;
Pengumpulan
data,
Pengelompoka
n dan analisa
data
Text book
Journal
Pakar
Sumber
lain
(internet)
Dalam identifikasi isu-isu pembelajaran akan muncul bias dan kekhasan individu maupun
kelompok. Tidak ada yang benar atau salah! Dengan semakin terbiasa dan meningkat
kematangan pembelajaran di dalam kelompok, maka semakin besar kemampuan mahasiswa
mengatur dan menentukan kebutuhan pembelajaran sendiri. Di dalam tutorial, tutor berperan
sebagai fasilitator yang akan membantu mahasiswa dalam proses identifikasi dan diskusi.
Langkah I V adalah proses yang berlangsung dalam tutorial tahap pertama.Perlu diingat
disini, kemungkinan pokok bahasan yang ada dalam skenario hendaknya disesuaikan dengan
waktu diskusi 3 jam yang disediakan. Apabila pokok bahasan yang muncul sedemikian banyak
sehingga tidak dapat dibahas seluruhnya dalam waktu diskusi yang tersedia, hendaknya
pembahasan lebih mendalam dilakukan pada pokok bahasan utama. Pokok lain dapat dibahas
secara singkat, jika perlu dapat dibahas juga dalam tutorial tahap kedua
Langkah VI Belajar Mandiri
Mahasiswa belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tujuan belajar yang sudah
disepakati. Learning resources text book, journal. Mahasiswa secara mandiri mengumpulkan
informasi yang relevan dengan learning issues yang telah dirumuskan. Informasi dicari dari
berbagai sumber pembelajaran, termasuk perpustakaan, internet dan pakar-pakar dalam bidang
terkait. Untuk konsultasi dengan pakar, hendaknya terlebih dahulu dibahas dengan tutor. Tutor
akan menentukan apakah konsultasi ini memang perlu (mungkin ada sumber lain). Tutor juga
dapat menentukan siapa pakar yang akan ditemui, termasuk membantu mahasiswa dalam
menghubungi dan membuat perjanjian dengan yang bersangkutan. Mahasiswa hendaknya
menyusun jawaban, keterangan, atau konsep untuk menerangkan learning issues.
Pada tahap belajar mandiri, hendaknya diawali dengan menyusun, merangkum dan
menuliskan kembali informasi dan konsep-konsep yang telah didapat dari tutorial sebelumnya.
Informasi tersebut akan disempurnakan dengan informasi baru hasil dari penelusuran sumber
pembelajaran. Sebagian informasi baru yang dianggap penting hendaknya difotokopi untuk
dibaca oleh seluruh mahasiswa di dalam kelompok diskusi.Dalam kelompok diskusi, mahasiswa
harus menumbuhkan rasa saling percaya, sikap terbuka, kejujuran dan saling ketergantungan
yang positif. Tahap mandiri hendaknya juga dimanfaatkan oleh mahasiwa untuk saling
berkomunikasi dan melakukan diskusi tidak terjadual secara intensif baik secara on-line maupun
tatap muka langsung. Kebersamaan dalam kelompok akan bertumbuh lebih baik melalui
komunikasi dan interaksi tersebut.
Langkah VII Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar Mandiri
Mahasiswa melaporkan sumber belajarnya dan hasil belajarnya. Pada turorial tahap
kedua ini, masing-masing mahasiswa memaparkan hasil dari proses belajar mandiri, mengoreksi
konsep-konsep yang salah dan meninjau ulang learning issuesyang telah dirumuskan dan
diuraikan dalam tutorial tahap I. Selanjutnya secara bersama merangkum hasil temuan mereka
tersebut sehingga menjadi suatu uraian lengkap tentang permasalahan di dalam skenario yang
ditinjau dari berbagai aspek. Tugas yang krusial dari seorang tutor disini adalah meninjau dan
mengarahkan agar semua sasaran pembelajaran yang dirumuskan dapat dicapai. Apabila ada di
antara objektif ini belum tuntas, hendaknya tutor mendiskusikan dengan mahasiswa bagaimana
cara yang akan mereka tempuh selanjutnya agar objektif itu tercapai. Setelah tutorial tahap II,
setiap kelompok harus membuat rangkuman hasil diskusi untuk dilaporkan dan dipaparkan di
dalam diskusi pleno.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
Mengorganisasi dan dinamika kelompok meliputi: Doa sebelum melakukan kegiatan, pengantar
tentang kegiatan tutorial, perkenalan dengan seluruh peserta dan tutor, pemilihan Ketua
Kelompok dan Sekretaris
Peran Ketua Kelompok; Memimpin dan memoderatori jalannya tutorial, mendorong agar setiap
peserta berperan aktif, menyeimbangkan partisipasi para peserta tutorial, menjaga agar diskusi
tidak keluar dari topik yang disepakati, menjaga efektifitas diskusi dan waktu dalam setiap
langkah, mengarahkan agar diskusi mencapai suatu kesimpulan
Peran Sekretaris Kelompok; mendengarkan dan mencatat pokok ide dan konsep yang muncul,
Menyusun catatan sesuai kategori ide dan konsep, Menyampaikan hasil catatan kepada
kelompok untuk memastikan semua ide dan konsep telah terdokumentasi, Berpartisipasi aktif
mengemukakan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat, Menggarisbawahi ide dan konsep
yang penting
Peran Peserta; berpartisipasi aktif dalam proses diskusi, Menggali masalah berdasarkan
skenario, Mendiskusikan masalah untuk mencari jawaban, Bekerjasama dengan anggota lain
untuk menggali informasi dari sumber yang diperlukan
Peran Tutor; Sebagai fasilitator, Sebagai pendengar, Sebagai profesional, danSebagai evaluator
Pelaksanaan Tutorial
1)
Membaca skenario
2)
3)
Mendefinisikan dan menyusun masalah dapat berupa pertanyaan atau kalimat pernyataan (menetapkan
permasalahan/define the problem
4)
5)
Identifikasi dan mencari pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung hipotesis (menari kesimpulan dari langkah
ke-3)
6)
Mengorganisasi dan menguraikan pengetahuan yang dibutuhkan (menetapkan tujuan belajar/Define Learning
Objective
7)
Membagi anggota untuk mengumpulkan informasi dari sumber-sumber belajar yang ada (hasil analisis/rangkuman
journal/teksbook diserahkan ke tutor)/Belajar mandiri untuk mengumpulkan informasi.
8)
Mensintesis/menguji informasi baru/ masalah yaitu mendiskusikan informasi yang ada untuk mengetahui apakah ada
kesalahan dan/atau ada informasi/masalah yang belum lengkap. (seven jump : 1-5 pada pertemuan I, langkah 6 dan
7 pada pertemuan berikutnya.
c.
1)
2)
Setiap mahasiswa membuat ringkasan diskusi pada buku panduan dan laporan tersebut diparaf oleh dosen/tutor
3)
4)
Doa penutup
Setiap skenario diselesaikan pada waktu yang telah terjadwal. Tahap 1 sampai tahap 5
diselesaikan satu kali tatap muka, tahap ke-6 bisa diselesaikan 1 atau 2 kali pertemuan, dan tahap
ke-7 diselesaikan 1 sampai 2 pertemuan. Pada tahap self study mahasiswa mengeksplorasi
sumber belajar baik berupa text book maupun melalui pencarian di internet. Tutor membantu
kelancaran diskusi dan menjadi fasilitator diskusi tanpa memberikan penyelesaian masalah atau
memberikan jawaban atas skenario yang ada.
Ketua kelompok memimpin diskusi dan bertanggung jawab atas kelurusan topic dengan
mengaktifkan ide, gagasan, dan pertanyaan dari anggota kelompok. Ketua kelompok berhak
untuk menegur dan menstimulasi anggota kelompok yang pasif. Tidak diperkenankan hanya satu
atau dua anggota kelompok saja yang aktif, semua harus aktif. Tidak diperkenankan juga satu
anggota kelompok mendominasi diskusi, Ketua kelompok berhak mengingatkan anggota
kelompoknya yang mendominasi. Tutor mengingatkan tugas ketua kelompok jika diperlukan.
Selama diskusi diperlukan media white board untuk mencatat hal-hal penting hasil diskusi.
Selama diskusi mahasiswa bebas mengeksplorasi pemikirannya dan mengungkapkan
pendapatnya. Untuk setiap kegiatan tutorial, tutor menilai proses kegiatan dengan menggunakan
format penilaian yang ada. (terlampir)
2.1.2.5. Intractive Skill Station (ISS)
Modifikasi model pembelajaran kelompok yang pernah dilaksanakan. Suatu model
belajar mengajar yang menekankan pada ketrampilan aplikasi, analisas, sintesa dan evaluasi.
Metode pendekatan dalam upaya peningkatan optimalisasi kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan secara sinergis dan aplikatif. Proses belajar dikemas menjadi beberapa sub paket
menurut pokok bahasan sesuai dengan sasbel yang diaplikasi, dianalisa, dan disintesa oleh dan
dari mahasiswa untuk mengembagkan kompetensi individual dosen sebagai tutor/fasilitator.
Cara penerapan ISS : 1) tutor menyiapkan analisis istruksional, 2) bahan ajar, buku
acuan dan jurnal-jurnal 5 tahun terakhir, 3) mahasiswa dibagi sesuai dengan pokok bahasan, 4)
membagi mahasiswa menjadi sejumlah kelompok kecil dengan tugas masing-masing, 5)
mahasiswa mempelajari topic bahasan sesuai dengan penugasan yang diberikan, 6) mahasiswa
harus menguasai materi sehingga bisa transfer learning ke kelompok lain, 7) mahasiswa harus
mencari jurnal tandingan dari dosen, dan 8) pada waktu yang telah disepakati mahasiswa
mempresentasekan pada kelompok lain.
Tahap pembelajaran : 1) penjelasan metode, 2) pembagian materi, 3) pencarian materi
(belajar mandiri), 4) konsultasi sesuai dengan kebutuhan, 5) diskusi kelompok kecil (kelompo
duta) untuk persamaan persepsi, 6) diskusi antar kelompok besar (kelompok tutorial)
untuk sharing, pleno untuk persamaan persepsi dengan TIK dengan cara kelompok tutorial
melakukan presentase dan divalidasi oleh pembuat modul/PJMKblok untuk mengevaluasi
sasaran belajar
2.2. Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian
2.2.1. Pretes dan Postest
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang mahasiswa di awal program
pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan untuk mengetahui
tingkat kemampuan mahasiswa pada awal program pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini
penting untuk menentukan sejauhmana kemajuan seorang mahasiswa. Kemajuan yang dicapai
bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir
program pengajaran (post-test). Pre test dilakukan pertemuan pertama kegiatan tutorial,
sedangkan post test dilakukan pada pertemua kedua kegiatan tutorial.
NILAI
ABSOLUT PRESTASI
87-100
A
BOBOT
PRESTASI
4,00
2
2
3
81 - 86
75 - 80
70 74
B+
B
C+
3,50
3,00
2,50
< 69
1,00
PENGUASAAN
KOMPETENSI
Sangat
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Cukup
Kompeten
Tidak
Kompeten
Nilai lulus setiap mata ajar adalah minimal 70. Bobot penilaian adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
Jenis Ujian
Ujian Tengah Blok (UTB)
Ujian Akhir Blok (UAB)
Penugasan
a. Resume
b. SGD
c. Makalah
d. Praktek
Total
Persentase Penilaian
25
25
50
10
12,5%
12,5%
15%
100
2.
Hasil pengkajian keperawatan komunitas di Desa X ditemukan ada 15 Sekolah SD ratarata SD tersebut mempunyai anak murid sebanyak 400 orang murid, mempunyai guru
masing-masing sekolah minimal 7 orang dan mempunyai pegawai Tatausaha 2 orang,
penjaga sekolah 1 orang Satpam 2 orang. Semua sekolah ini mempunyai kantin sekolah
yang berdampingan dengan sekolah menyajikan makanan tanpa ditutup, sampah banyak
di sekitar sekolah sehingga banyak lalat. Kelas nampak jorok jarang dibersihkan, jamban
keluarga hanya ada 3 di setiap sekolah jorok dan berbau. Dari wawancara dengan anakanak sering absen karena menceret dan tidak pernah diperiksa kesehatan mereka di
sekolah, tidak mempunyai UKS, tidak mempunyai dokter/perawat kecil dan tidak pernah
mendengar PHBS anak sekolah.
3.
Hasil pengkajian di Desa B. pada bulan Maret 2013 ditemukan data bahwa
masyarakatnya banyak yang putus sekolah dengan alasan malas sekolah, jumlah anakanak yang putus sekolah sebanyak 30 orang berumur antara 12-18 tahun mereka
mempunyai kebiasaan berkumpul-kumpul sambil main judi. Orang tua anak-anak ini
sudah jenuh menasehati tetapi tidak berubah juga. Orang tua takut anak-anak mereka
akan ketularan teman-teman mereka yang pengangguran dan putus sekolah yang sudah
pengguna narkoba diperkirakan di desa ini sudah ada sebanyak 11 orang, bahkan sudah
ada yang sudah sering masuk ke luar penjara. Dari wawancara dengan beberapa orang
tua apa kegiatan anak-nak muda di desa ini yang tergolong positif, mereka mengatakan
tidak ada hampir di setiap lingkungan anak-anak hanya berkumpul-kumpul main judi
saja malah sering berkelahi karena kalah judi.
4.
Hasil pengkajian mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan di Desa Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak pada bulan April 2012 ditemukan data sebagai berikut: penduduk
berjumlah 5000 orang dengan jumlah KK 1000 dari 5000 penduduknya 25% berusia > 47
tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10% mempunyai pola makan yang tidak baik.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang
datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara
dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter.
Mereka berobat hanya pada waktu lemas ada merasa sakit dan tidak pernah mengikuti
aturan makan.
5.
6.
Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling
penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana
karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban
bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami
minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana
dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang
terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.
Duta
1. Frymayani
2. Darto
Tumanggor
Sinaga
4. Jefri Lombu
5. Ellis
6. Yetti Malau
3. Elita
7.
Hasil pengkajian mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan di Desa Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak pada bulan April 2012 ditemukan data sebagai berikut: penduduk
berjumlah 5000 orang dengan jumlah KK 1000 dari 5000 penduduknya 25% berusia > 47
tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10% mempunyai pola makan yang tidak baik.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang
datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara
dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter.
Mereka berobat hanya pada waktu lemas atau ada merasa sakit dan tidak pernah
mengikuti aturan makan.
ANALISA DATA
DATA
DS
- Petugas Puskesmas
Hamparan Perak
mengatakan 60 orang
yang menderita DM
- Masyarakat
mengatakan ada 50
orang menderita DM
berobat ke praktek
dokter waktu lemas
atau ada merasa sakit
- Tidak pernah
mengikuti aturan
makan
DO
DS
- Penduduk berusia 25%
berusia > 47 tahun
- 20% diantara
masyarakat yang
berusia > 47 tahun
obesitas
ETIOLOGI
PROBLEM
Ketidak patuhan
Risiko terjadinya
menjalankan terapi DM komplikasi penyakit
DM Desa Bulucina
Kecamatan Hamparan
Perak
Risiko terjadinya
peningkatan jumlah
penderita DM Desa
Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak
- 10% diantara
masyArakat yang
berusia > 47 tahun
mempunyai pola makan
yang tidak baik
- DO
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko
MASALAH
KRITERIA
KESEHATAN PC S
P
+
+
Risiko
+++ +
terjadinya
+
komplikasi
penyakit DM
Desa Bulucina
Kecamatan
Hamparan
Perak faktor
yang berperan
ketidak
patuhan
menjalankan
terapi
DM
pada
bulan
April 2012
Risiko
++
terjadinya
peningkatan
jumlah
penderita DM
Desa Bulucina
Kecamatan
Hamparan
++
24
+++ 2x2x1x3
12
Perak faktor
yang berperan
pola
hidup
yang
tidak
sehat
pada
bulan
April
2012
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resik
o
terjad
i
Resik
o
parah
Potens
i u/.
Penke
s
Mina
t
masy
a
Mungki
n diatasi
Ssi
progra
m
Dan
a
Fasilita
s
Sumbe
r daya
Ssi dgn
peran
Perawa
t
.
Skore
Risiko terjadinya 5
komplikasi
penyakit DM Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan Perak
faktor
yang
berperan ketidak
patuhan
menjalankan terapi
DM pada bulan
April 2012
63
Risiko terjadinya 4
peningkatan
jumlah penderita
DM
Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan Perak
faktor
yang
berperan
pola
hidup yang tidak
sehat pada bulan
April 2012
38
DIAGNOSA
KEPERAWAT
AN
TUJUAN
SASAR
AN
Risiko
terjadinya
komplikasi
penyakit
Setelah
dilakukan
pertemua
n 2 kali
60
Toma
Kelomp
ok
penderit
STRATE
GI
RENCANA
KEGIATAN
WAKTU/
TEMPAT/PELAKSANA/PENAN
GGUNG
JAWAB
Tempat
Kantor Kepala Desa Bulucina
Waktu : 20 April 2012 Pukul 08.00
Pelaksana :
-Mahasiswa
EVALU
KRITERIA
Respon verbaltoma a.
tentang : pelaksanaa p
n pembinaan
p
kelompok DM
p
k
DM
Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan
Perak faktor
yang
berperan
ketidak
patuhan
menjalankan
terapi DM
pada bulan
April 2012
menit tid
ak
terjadi
komplik
asi dm
pada
penderit
a DM
a DM
2. Berikan penyuluhan
kesehatan
tentang komplikasi
DM dan cara
mencegahnya
3. Diskusikan
dengankelompok cara
perawatan DM (diet,
olahraga, pengobatan
dan pemeriksaan gula
darah)
4. Ajarkan
caramelakukan
pemantauangula darah
dengan teratur
5. Diskusikan dengan
kelompok DM untuk
membentuk kelompok
senam DM dan kalu
memungkinkan Pos
pemantauan Gula
darah
6. Simulasikan cara
pengukuran makanan,
cara mengukur
kecukupan olahraga
dan menghitung BBN
atau IMT
-Kader
P.Jawab :
Puskesmas
Waktu:
Selasa 21 April 2012 Pukul 15.00
WIB/
Tempat :
b.
Balai Desa Bulu Cina
Respon
Pelaksana :
verbal kelompoktenc.
Mahasiswa
tang :
Puskesmas
a. Komplikasi dan
Kader
pencegahan kompli d.
Penanggung Jawab :
kasi DM
-Kades dan Stafnya
b. Cara perawatan
-Puskesmas
DM
c. Waktu pemantauane.
darah
d. Kelompok
pemantauan gula
darah/senam lansia
Demonstrasi
kelompok
tentang pengukuran
nasi, olah raga, dan
BB
4
D
p
d
y
m
s
y
s
Ke
m
d
d
m
d
k
d
PENGKAJIAN :
Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling
penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana
karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban
bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami
minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana
dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang
terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
DS
Kondisi Lingkungan
masyarakat
desa
X Rawan Banjir
mengatakan bahwa yang
paling penting kami tahu
saat ini adalah bagaimana
persiapan
penanggulangan bencana
karena
daerah
kami
adalah daerah bencana
kami tidak mau menjadi
korban bencana lagi
sudah banyak saudara
kami yang meninggal
karena bencana maka
kami
minta
kepada
petugas
kesehatan
mengajari
kami
bagaimana
cara
menghadapi bencana
masyarakat
desa
X
menanyakan apa peranan
petugas kesehatan dalam
penanganan bencana
siapa saja yang terlibat
biar kami tahu bagaimana
mempersiapkan diri.
DO
DS
masyarakat
desa
X
mengatakan bahwa yang
PROBLEM
Resiko terjdinya
peningkatan jumlah
korban bencana
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko terjdinya peningkatan jumlah korban bencana faktor yang berhubungan kondisi daerah
rawan banjir rawan banjir
2. Potensial optimalnya peningkatan kesehatan masyarakat di desa X faktor yang berperan
ada keinginan /tingginya kesadaran masyarakat untuk bebas dari ancaman untuk bebas dari
ancaman bahaya banjir
IMPLEMENTASI
N0
Tujuan
HARI/
IMPLEMENTASI
TANGGAL
Selasa 21 April 1. Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan
Pukul 15.30
alat-alat bantu penyuluhan
2. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang tumbuh kembang anak.
Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan
pendapatnya
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh
kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para
balita
3. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan
perkembangan anak dengan menggunakan KPSP, ibu balita
tidak mengetahui apa KPSP
Menjelaskan cara pemantauan perkembangan anak dengan
KPSP
Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang cara
menggunakan KPSP
Menyimpulkan jawaban ibu-ibu tentang cara pemantauan
perkembangan anak dengan KPSP
4. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara membaca KMS
Memberikan reinforcement pada ibu-ibu balita yang
memberikan pendapatnya dengan benar tentang cara membaca
KMS.
Memberikan kesempatan pada ibu balita untuk menanyakan
16.30
ha-hal yang belum diketahui dari materi yang sudah dibahas.
5. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu balita terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara melakukan stimulasi
tumbang anak balita, ibu-ibu balita belum ada yang mengetahui
cara stimulasi tumbang anak.
Memberikan penjelasan tentang cara stimulasi tumbang anak
dengan usia.
6. Memberi kesempatan untuk bertanya kembali cara melakukan
stimulasi tumbuh kembang anak.
7. Melakukan evaluasi hasil dan mengingatkan ibu balita untuk
tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya
setiap bulan termasuk melakukan stimulasi tumbuh kemang
anak.
Stru
Keg
sebe
Ma
1 ha
Ala
suda
peny
Pros
Aca
Pen
balit
Ibu
pend
Tem
kare
pend
Has
25%
men
kem
92%
men
tum
89%
men
90%
men
kem
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
RENCANA
KEGIATAN
WAKTU/
TEMPAT
EVALU
KRITERIA
Potensial
optimalnya tumbuh
kembang balita di
Kelurahan Mangga
b.d
tingginya
kesadaran
masyrakat
dalam
pemeliharaan
kesehatan balita
Setelah dilakukan
pertemuan 3 kali 60 menit
masyarakat mampu
meningkatkan/memelihara
(mengoptimalkan) kesehata
n balitanya dengan
melakukan pemantauan
tumbuh dan stimulasi
kembang anak balita.
Ibu yang
mempunyai
balita
KIE
7. Berikan
penyuluhan
kesehatan tentang
proses tumbuh
kembang balita
8. Diskusikan
dengan
masyarakat cara
melakukan
pemantauan
tumbang anak
balita
9. Diskusikan
dengan warga
cara membaca
KMS dan tindak
lanjutnya
10. Diskusikan
dengan
masyarakat cara
melakukan
stimulasi
perkembangan
anak sesuai usia
11. Diskusikan
dengan
masyarakat
tentang nutrisi
anak termasuk
pemberian
vitamin A dosis
tinggi
12. Berikan
reinforcement
atas keberhasilan
para ibu selama
ini.
Selasa 21
April 2012
Pukul
15.00
a.
WIB/
Balai
b.
Kelurahan
Mangga
c.
d.
Respon
verbal masyarakat
tentang :
Tumbuh kembang
anak balita
Pemantauan
tumbuh
kembang balita
KMS
Stimulasi tumbuh
kembang
e. Nutrisi anak
f.
g.
h.
i.
j.
M
tu
an
M
p
k
M
M
st
ga
M
an
Tujuan
HARI/
IMPLEMENTASI
TANGGAL
Selasa 21 April 8. Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan
Pukul 15.30
alat-alat bantu penyuluhan
9. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang tumbuh kembang anak.
Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan
pendapatnya
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh
kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para
balita
10. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan
Stru
Keg
sebe
Ma
1 ha
Ala
suda
peny
Pros
Aca
16.30
Medan, Agustus
2013
Disusun oleh,
(Nagoklan Simbolon,
SST., M. Kes)
Diposkan oleh nagoklan simbolon di 18.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
nagoklan simbolon
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
Pen
balit
Ibu
pend
Tem
kare
pend
Has
25%
men
kem
92%
men
tum
89%
men
90%
men
kem
2014 (10)
April (10)
Modul KDK
KUMPULAN MODUL
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.