Anda di halaman 1dari 25

nagoklan

Senin, 21 April 2014

Modul Keperawatan Komunitas I


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini membahas mengenai konsep tentang komunitas dan kelompok khusus anak
sekolah serta kelompok khusus pekerja sebagai unit pelayanan keperawatan. Fokus bahasan
dalam mata kuliah ini meliputi konsep komunitas dan kelompok khusus, konsep praktik
keperawatan komunitas, lingkup praktik keperawatan komunitas, falsafah keperawatan
komunitas, strategi dan pendekatan praktik keperawatan komunitas, serta ilmu kesehatan
masyarakat yang menunjang. Kegiatan belajar dilakukan melalui kuliah, diskusi, praktikum.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

1.2. Tujuan Mata Kuliah


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada Blok Keperawatan Komunitas I mahasiswa
akan mampu:
Menjelaskan konsep komunitas kelompok khusus
Menjelaskan konsep kelompok khusus
Menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Menjelaskan konsep keperawatan komunitas
Menjelaskan konsep keperawatan kelompok khusus
Menjelaskan biostatistik dan penggunaanya dalam praktik keperawatan komunitas dan
kelompok
Menjelaskan epidemiologi dan penggunaannya dalam praktik keperawatan komunitas
Menjelaskan demografi dan penggunaanya dalam praktik keperawatan komunitas dan kelompok
khusus
Menjelaskan kesehatan lingkungan
Menjelaskan kesehatan kerja
Menjelaskan keperawatan kesehatan kerja
Menjelaskan keperawatan kelompok anak sekolah
Menjelaskan konsep UKS
Menjelaskan konseptual model dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas
Melakukan pengkajian komunitas dan kelompok khusus
Melakukan diagnosa keperawatan komunitas
Melakukan perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok khusus
Melakukan berbagai intervensi keperawatan komunitas dan kelompok khusus
Menjelaskan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
Menjelaskan pemberdayaan komunitas

21. Menjelaskan konsep kerja tim


22. Menjelaskan evaluasi asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus
23. Menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dan sektor lain yang terkait
dengan praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus.
Kompetensi mata kuliah ini diharapkan dapat dicapai dalam proses belajar mengajar
selama 16 minggu. Secara garis besar dari 23 unit kompetensi yang telah dijelaskan diatas dapat
diringkas menjadi 13 kompetensi besar yaitu; 1) mahasiswa mampumenjelaskan komunitas dan
kelompok khusus sebagai unit sasaran praktik keperawatan komunitas, 2) menjelaskan berbagai
faktor yang mempengaruhi status kesehatan komunitas dan kelompok khusus, 3)
mensintesa/mengintegrasikan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam praktik keperawatan
komunitas dan kelompok khusus, 4) menjelaskan konsep, prinsip dan persfektif asuhan
keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 5) membangun kerjasama lintas sektor dan kerja
di dalam tim, 6) melakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 7)
merumuskan diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 8) membuat perencanaan
keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 9) melaksanakan berbagai intervensi keperawatan
komunitas dan kelompok khusus, 10) mengevaluasi asuhan keperawatan komunitas dan
kelompok khusus, 11) Mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas dan kelompok
khusus, 12) mengaplikasikan strategi promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan komunitas,
pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan komunitas, dan 13) Menerapkan konsep
dan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada
kelompok khusus pekerja.Operasionalisasi untuk mencapai 13 kompetensi tersebut tentunya
akan didukung dengan bahan kajian yang sesuai dengan kompetensi tesebut. Berikut ini
disampaikan penjabaran bahan kajian yang diperlukan untuk mendukung tercapai kompetensi
pada Blok Mata Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I (tabel 1).
Tabel 1. Penjabaran Kompetensi dengan Bahan Kajian pada KeperawatanKomunitas I

Kompetensi Dasar
Mahasiswa
mampumenjelaskan
komunitas dan kelompok
khusus
sebagai
unit
sasaran
praktik
keperawatan komunitas
Mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai
faktor yang mempengaruhi
status kesehatan komunitas
dan kelompok khusus
Mensintesa/mengintegrasi
kan ilmu kesehatan
masyarakat ke dalam
praktik keperawatan
komunitas dan kelompok

Bahan Kajian
Konsep komunitas
Falsafah keperawatan
Konsep kelompok

Faktor-faktor yang mempengaruhi


derajat/status kesehatan

1. Biostatistik
2. Epidemiologi
3. Kesehatan lingkungan
4. Demografi

10

11

12

khusus
Menjelaskan konsep,
1.
prinsip dan persfektif
2.
asuhan keperawatan
3.
komunitas dan kelompok 4.
khusus
Membangun kerjasama
lintas sektor dan kerja di
dalam tim
Melakukan pengkajian
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Membuat perencanaan
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Melaksanakan berbagai
intervensi keperawatan
komunitas dan kelompok
khusus
Mengevaluasi asuhan
keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Mendokumentasikan
suhan
keperawatan
komunitas dan kelompok
khusus
Mengaplikasikan strategi
promosi kesehatan,
kemitraan, pemberdayaan
komunitas,
1.
pengorganisasian
komunitas dalam praktik 2.
keperawatan komunitas 3.
Menerapkan konsep dan 1.
prinsip keselamatan dan 2.
kesehatan kerja dalam
3.
melakukan praktik
keperawatan pada
kelompok khusus pekerja

Konsep asuhan keperawatan komunitas


Konsep asuhan keperawatan kelompok
Prinsip
Persfektif asuhan keperawatan komunitas
dan kelompok khusus
Net working/tim keperawatan komunitas dan
kelompok
Pengkajian kesehatan komunitas dan
kelompok khusus
Diagnose keperawatan komunitas dan
kelompok khusus
Rencana keperawatan komunitas dan
kelompok khusus

Implementasi komunitas dan kelompok


khusus

Evaluasi komunitas dan kelompok khusus

Dokumentasi keperawatan kelompok anak


sekolah
Dokumentasi keperawatan kelompok DM
Dokumentasi keperawatan komunitas
Pemberdayaan komunitas
Strategi promosi kesehatan komunitas
Pengorganisasian komunitas

13
1.

Konsep keselamatan dan kesehatan

kerja dalam melakukan praktik keperawatan


pada kelompok khusus pekerja
2.
Prinsip keselamatan dan kesehatan
kerja dalam melakukan praktik keperawatan
pada kelompok khusus pekerja
3.
Asuhan keperawatan kerja

1.3. Waktu
Proses pembelajaran dilaksanakan selama 16 minggu, dimulai pada tanggal 5 Agustus
s/d 2 Desember 2013 (tidak termasuk Ujian) Perkuliahan Blok dilaksanakan setiap hari Senin
dan Rabu dengan waktu yang dipergunakan sebanyak 4 jam perminggu. Dengan penghitungan
waktu sebagai berikut: 3 SKS (2T, 1 P) = 4 jam/minggu x 16 = 64 jam/4 = 16 minggu. Setiap
hari Senin Pukul 07.20 09.10 tutorial, 09.10 11.00 step 6 (mandiri) dan minggu II berikutnya
step 7 Pukul 07.20 09.10 presentasi laporan kelompok demikian seterusnya.
1.4. Resource Person
Koordinator mata mata kuliah : Nagoklan Simbolon, SST, M. Kes
1.5. Buku Sumber/Rujukan
Allender, Judith Ann & Spradly, Barbara Walton, (2001), Community HealthNursing: Conceps and
practice, Lippincott
Ansersons, Elizabeth T & Judith M. Mc Forlane (1988) Community As Client Applicationt of Th E
Nursing Process. JB. Lippincott Co. Philadelphia
Ervin, Naomi, E. (2002), Advanced Community Health Nursing practice, Population Focused Care.
Prentice Hall, New Jersey.
Helvie, Carl O, (1998), Advanced Practice Nursing in The Community. SAGE Publication. New
Delhi.
Logan, Barbara Bryan & Cecilia E Dawkins (1986). Family Centered Nursing in The Community,
Addison Wesley publishing company California
Lucas, David & Paul Meyer, Beginning Population Studies. National Centre for Development
Studies, the Australian National University : Australia
Murray, Anne Mc., (1993) Community Health Nursing Primary Health Care in Practice, Second
edition, Churchill living Stine : Melbourne
Pagano, Marcello & Kimberlee Gauvreau, (1993) Principle of Biostatistic. Cuxburg on Imprint of
Wadsworth Publ. Co. Belmont: California
Swanson, Janice M. & Mary A Nies (1997) Community Health Nursing Promoting The Health of
Aggregates, Second Edition, WB Saunders Co. Philadelphia.
Stanhope M & Lanster Jeanette (1996) Community Health Nursing 4Th Edition Mosby Years Book
Inc. : London
Smith, Claudia M & Maurer France A (1995) : Community Health Nursing : Theory and Practice, W.B.
Saunders Company

BAB 2. KEBIJAKAN DAN STANDAR

2.1. Pembelajaran Blok


2.1.1. Definisi
Pembelajaran blok bermaksud memberikan kesempatan seluas-luasnya pada mahasiswa dalam
mengeluarkan isi pikiran dan tanggapan terhadap suatu rangsangan. Dosen sebagai fasilitator
tidak boleh menghakimi dengan mengatakan salah ataupun membendung dari isi pikiran
tersebut. Fasilitator hanya memberikan arahan dari alur pikir mahasiswa. Blok ini merupakan
blok pada semester V dalam pembelajaran mahasiswa. Pada blok ini mahasiswa akan
mempelajari Keperawatan Komunitas I yang berdasarkan evidence based. Mahasiswa akan
mempelajari beberapa cabang ilmu secara terintegrasi yaitu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan
Masyrakat, Kelompok,Biostatistik Epidemiologi, Kesehatan lingkungan , Demografi, Kesehatan
dan Keselamatan kerja, Ashuahan keperaawatan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Net
working, Pemberdayaan dan Pengorganisasian masyarakat, dan Promosi Kesehatan Masyarakat

2.1.2. Aktivitas Pembelajaran


Blok Keperawatan Komunitas I ini terdiri dari 7 unit pembelajaran yang berfokus
padaPengkajian Keperawatan Komunitas, Perumusan
Diagnosa
Keperawatan, Rencanakeperawatan Keperawatan
Komunitas, Implementasi Keperawatan Komunitas, Evaluasi Keperawatan Komunitas, asuhan
keperawatan komunitas dan kelompok, Dokumentasi keperawatan kelompok anak sekolah ,
Dokumentasi keperawatan kelompok DM, Dokumentasi keperawatan komunitas, Pemberdayaan
komunitas, Strategi promosi kesehatan komunitas dan Pengorganisasian komunitas,
konsep keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok
khusus pekerja dan Asuhan keperawatan kerja. . Oleh karena itu disiapkan aktivitas pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aktivitas pembelajaran dalam Blok
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah :
2.1.2.1. Tutorial
Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan
menggunakan Problem Based Learning (PBL). Sistematika Seven Jumps Terdapatskenario
tutorial, masing-masing skenario diselesaikan pada pertemuan/tatap muka yang telah

dijadwalkan. Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok kecil, jumlah mahasiswa masing-masing


kelompok sekitar 8 9 mahasiswa. Setiap tutor mendampingi satu kelompok mahasiswa. Pada
setiap proses tutorial, dalam kelompok harus ada ketua, sekretaris, dan anggota kelompok. Ketua
dan sekretaris boleh dipilih secara periodik, untuk menjaga keaktifan kelompok. Tugas ketua
kelompok bertanggung jawab memimpin diskusi kelompok sedangkan tugas sekretaris mencatat
hal-hal penting hasil diskusi. Ketua kelompok akan mengarahkan diskusi dengan seven jumps to
discuss the problem in the scenario. Tahapan seven jumps adalah :
Langkah I Klarifikasi Istilah-Istilah
Pastikan bahwa semua peserta mencapai persamaan pemahaman tentang istilah di dalam
skenario. Gunakanlah kamus dan buku yang tersedia. Buatlah daftar istilah-istilah yang masih
belum jelas maknanya. Bila terdapat istilah yang tidak dapat diklarifikasi, maka peserta diskusi
dan tutor membuat kesepakatan tentang arti istilah itu. Identifikasi dan klarifikasi istilah yang
belum diketahui dalam skenario. Cari istilah yang belum diketahui dalam kamus terkait
pembahasan.
Langkah II Identifikasi permasalahan
Mendefinisikan masalah berdasarkan scenario. Tiap mahasiswa akan mempunyai
perbedaan pandangan terhadap scenario dengan eksplorasi pertanyaan. Semua pertanyaan harus
ditampung. Diskusi selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di
dalam skenario. Disini hendaknya mahasiswa tidak hanya mengidentifikasi permasalahan
keperawatan tetapi juga permasalahan-permasalahan lain seperti etika, hukum, sosio-ekonomi,
kultural, kode
etik
keperawatan. Masalah
adalahkesenjangan
antara
fakta
dan
harapan/dibuktikan secara apa? Dalam mengidentifikasi masalah, peserta harus menentukan
fakta-fakta yang ada di dalam pemicu kemudian dianalisis apakah fakta tersebut sudah sesuai
dengan harapan secara teoritis. Bila belum sesuai maka akan diidentifikasi sebagai masalah.
Setelah itu, masalah disusun menurut skala prioritas, urutan prioritas masalah bergantung kepada
apakah masalah tersebut memerlukan perhatian yang besar atau tidak.
Langkah III Analisis permasalahan
Mendiskusikan masalah yang telah teridentifikasi dalam step 2 jawaban singkat dari step
2 berdasarkan prior knowledge mahasiswa tanpa referensi. Langkah ketiga bertujuan untuk
menentukan pokok bahasan dari permasalahan yang sudah diidentifikasi. Sebaiknya analisis
permasalahan diawali dengan membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang berhubungan
dengan permasalahan. Biasakan untuk membuat pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan,
mengapa,
dan
bagaimana, misalnya tentangasuhan
keperawatan
kelompok
HIV
AIDS. Pertanyaannya adalah:
1)

Apa yang dimaksud dengan kelompok HIV AIDS ?

2)

Siapa Sasaranya kelompok HIV AIDS ?

3)

Apa faktor risiko kelompok HIV AIDS ?

4)

Mengapa terjadi HIV AIDS ?

5)

Bagaimana cara mencegah dan penanggulangan terjadinya HIV AIDS?

6)

Bagaimana memberdayakan HIV AIDS ?

7)

Bagaimana pengkajian keperawatan kelompok penderita AIDS?

8)

Apa diagnosa keperawatan kelompok penderita AIDS?

9)

Bagaimana perencanaan keperawatan kelompok penderita AIDS?

10)

Bagaimana implementasi keperawatan kelompok penderita AIDS?

11)

Bagaimana evaluasi keperawatan kelompok penderita AIDS?


Mahasiswa hendaknya mengembangkan keterampilan berpikir dan bertanya secara kritis,
dengan demikian permasalahan dapat dieksplorasi secara mendalam dan dari berbagai aspek
(dibahas lebih lanjut pada Pendekatan dalam Proses PBL Mengajukan Pertanyaan). Disini tutor
mungkin membantu mengajukan pernyataan-pernyataanmengarah- kan, seperti; Adakah
pertanyaan lain?, Dapatkah ditelaah lebih lanjut?, Apa relevansinya terhadap masalah? dan
seterusnya agar semua sasaran pembelajaran yang akan dicapai terangkum semua.
Langkah IV Merumuskan hipotesis
Review step 2 dan 3, penjelasan secara detail dari step 3, diskusi interaktif. Bisa dibuat
skema penjelasan masalah. Mahasiswa mendiskusikan semua pokok bahasan yang telah
ditentukan dalam suatu curah pendapat. Semua mahasiswa hendaknya berpartisipasi
menyumbangkan pikiran dan pengetahuannya (menggunakan prior knowledge-nya) untuk
menjelaskan atau memecahkan permasalahan yang sudah dirinci, meskipun pada tahap ini uraian
tersebut belum sempurna. Hasil diskusi akan dirumuskan dalam bentuk hipotesis untuk
menjelaskan permasalahan di dalam skenario. Hipotesis sebaiknya dibuat dalam bentuk kerangka
konsep berdasarkan hubungan sebab-akibat atau patofisiologis dari permasalahan pokok. Bila
diperlukan, mahasiswa juga hendaknya mengidentifikasi informasi yang belum ada di dalam
skenario yang diperlukan untuk penjelasan dan pemecahan masalah tersebut. Sesuai dengan
skenario yang telah dibuat, pada saat ini tutor dapat menambahkan informasi yang
dibutuhkan/dipertanyakan mahasiswa (bila ada skenario tambahan).
Langkah V Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issues
Tujuan belajar dirumuskan berdasarkan kesepakatan kelompok, dibawah supervisi tutor.
Minimal tujuan khusus TIK harus dicapai Selanjutnya peserta mengidentifikasi pokok bahasan
yang sudah terjawab serta yang belum jelas atau belum lengkap untuk dicatat sebagai isu-isu
pembelajaran (learning issues). Juga perlu disepakati bagaimana mencari jawaban dari berbagai
sumber pembelajaran (learning resources). Tentukan isu-isu mana yang fundamental yang harus
dipelajari oleh semua peserta dan isu-isu mana yang dapat dibagi-bagikan di antara peserta.
Tabel 2.1. Contoh Perumusan learning Obyektive
Pokok Bahasan

What I
know

Pengkajian

Definisi
Pengkajian

What I dont
know
(Learning
issues)
Kegiatan
Pengkajian
Format
pengkajian

What I have to
prove

How I will
learn

Kegiatan
pengkajian ;
Pengumpulan
data,
Pengelompoka
n dan analisa
data

Text book
Journal
Pakar
Sumber
lain
(internet)

Dalam identifikasi isu-isu pembelajaran akan muncul bias dan kekhasan individu maupun
kelompok. Tidak ada yang benar atau salah! Dengan semakin terbiasa dan meningkat
kematangan pembelajaran di dalam kelompok, maka semakin besar kemampuan mahasiswa
mengatur dan menentukan kebutuhan pembelajaran sendiri. Di dalam tutorial, tutor berperan
sebagai fasilitator yang akan membantu mahasiswa dalam proses identifikasi dan diskusi.
Langkah I V adalah proses yang berlangsung dalam tutorial tahap pertama.Perlu diingat
disini, kemungkinan pokok bahasan yang ada dalam skenario hendaknya disesuaikan dengan
waktu diskusi 3 jam yang disediakan. Apabila pokok bahasan yang muncul sedemikian banyak
sehingga tidak dapat dibahas seluruhnya dalam waktu diskusi yang tersedia, hendaknya
pembahasan lebih mendalam dilakukan pada pokok bahasan utama. Pokok lain dapat dibahas
secara singkat, jika perlu dapat dibahas juga dalam tutorial tahap kedua
Langkah VI Belajar Mandiri
Mahasiswa belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tujuan belajar yang sudah
disepakati. Learning resources text book, journal. Mahasiswa secara mandiri mengumpulkan
informasi yang relevan dengan learning issues yang telah dirumuskan. Informasi dicari dari
berbagai sumber pembelajaran, termasuk perpustakaan, internet dan pakar-pakar dalam bidang
terkait. Untuk konsultasi dengan pakar, hendaknya terlebih dahulu dibahas dengan tutor. Tutor
akan menentukan apakah konsultasi ini memang perlu (mungkin ada sumber lain). Tutor juga
dapat menentukan siapa pakar yang akan ditemui, termasuk membantu mahasiswa dalam
menghubungi dan membuat perjanjian dengan yang bersangkutan. Mahasiswa hendaknya
menyusun jawaban, keterangan, atau konsep untuk menerangkan learning issues.
Pada tahap belajar mandiri, hendaknya diawali dengan menyusun, merangkum dan
menuliskan kembali informasi dan konsep-konsep yang telah didapat dari tutorial sebelumnya.
Informasi tersebut akan disempurnakan dengan informasi baru hasil dari penelusuran sumber
pembelajaran. Sebagian informasi baru yang dianggap penting hendaknya difotokopi untuk
dibaca oleh seluruh mahasiswa di dalam kelompok diskusi.Dalam kelompok diskusi, mahasiswa
harus menumbuhkan rasa saling percaya, sikap terbuka, kejujuran dan saling ketergantungan
yang positif. Tahap mandiri hendaknya juga dimanfaatkan oleh mahasiwa untuk saling
berkomunikasi dan melakukan diskusi tidak terjadual secara intensif baik secara on-line maupun
tatap muka langsung. Kebersamaan dalam kelompok akan bertumbuh lebih baik melalui
komunikasi dan interaksi tersebut.
Langkah VII Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar Mandiri
Mahasiswa melaporkan sumber belajarnya dan hasil belajarnya. Pada turorial tahap
kedua ini, masing-masing mahasiswa memaparkan hasil dari proses belajar mandiri, mengoreksi
konsep-konsep yang salah dan meninjau ulang learning issuesyang telah dirumuskan dan
diuraikan dalam tutorial tahap I. Selanjutnya secara bersama merangkum hasil temuan mereka
tersebut sehingga menjadi suatu uraian lengkap tentang permasalahan di dalam skenario yang
ditinjau dari berbagai aspek. Tugas yang krusial dari seorang tutor disini adalah meninjau dan
mengarahkan agar semua sasaran pembelajaran yang dirumuskan dapat dicapai. Apabila ada di
antara objektif ini belum tuntas, hendaknya tutor mendiskusikan dengan mahasiswa bagaimana
cara yang akan mereka tempuh selanjutnya agar objektif itu tercapai. Setelah tutorial tahap II,
setiap kelompok harus membuat rangkuman hasil diskusi untuk dilaporkan dan dipaparkan di
dalam diskusi pleno.

1. Tehnik Pelaksanaan Tutorial


a. Persiapan pelaksanaan tutorial

1)
2)

3)

4)
5)
b.

Mengorganisasi dan dinamika kelompok meliputi: Doa sebelum melakukan kegiatan, pengantar
tentang kegiatan tutorial, perkenalan dengan seluruh peserta dan tutor, pemilihan Ketua
Kelompok dan Sekretaris
Peran Ketua Kelompok; Memimpin dan memoderatori jalannya tutorial, mendorong agar setiap
peserta berperan aktif, menyeimbangkan partisipasi para peserta tutorial, menjaga agar diskusi
tidak keluar dari topik yang disepakati, menjaga efektifitas diskusi dan waktu dalam setiap
langkah, mengarahkan agar diskusi mencapai suatu kesimpulan
Peran Sekretaris Kelompok; mendengarkan dan mencatat pokok ide dan konsep yang muncul,
Menyusun catatan sesuai kategori ide dan konsep, Menyampaikan hasil catatan kepada
kelompok untuk memastikan semua ide dan konsep telah terdokumentasi, Berpartisipasi aktif
mengemukakan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat, Menggarisbawahi ide dan konsep
yang penting
Peran Peserta; berpartisipasi aktif dalam proses diskusi, Menggali masalah berdasarkan
skenario, Mendiskusikan masalah untuk mencari jawaban, Bekerjasama dengan anggota lain
untuk menggali informasi dari sumber yang diperlukan
Peran Tutor; Sebagai fasilitator, Sebagai pendengar, Sebagai profesional, danSebagai evaluator
Pelaksanaan Tutorial

1)

Membaca skenario

2)

Mengklarifikasi istilah/konsep yang tidak dimengerti (Clarify unfamiliar term)

3)

Mendefinisikan dan menyusun masalah dapat berupa pertanyaan atau kalimat pernyataan (menetapkan
permasalahan/define the problem

4)

Menganalisa masalah/Brainstorm possible hypothesis/explanation (Merumuskan hipotesis (jawaban sementara) dari


permasalahan atau pernyataan di atas)

5)

Identifikasi dan mencari pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung hipotesis (menari kesimpulan dari langkah
ke-3)

6)

Mengorganisasi dan menguraikan pengetahuan yang dibutuhkan (menetapkan tujuan belajar/Define Learning
Objective

7)

Membagi anggota untuk mengumpulkan informasi dari sumber-sumber belajar yang ada (hasil analisis/rangkuman
journal/teksbook diserahkan ke tutor)/Belajar mandiri untuk mengumpulkan informasi.

8)

Mensintesis/menguji informasi baru/ masalah yaitu mendiskusikan informasi yang ada untuk mengetahui apakah ada
kesalahan dan/atau ada informasi/masalah yang belum lengkap. (seven jump : 1-5 pada pertemuan I, langkah 6 dan
7 pada pertemuan berikutnya.

c.

Penutupan Kegiatan Tutorial

1)

Membacakan kembali (notulasi) hasil diskusi

2)

Setiap mahasiswa membuat ringkasan diskusi pada buku panduan dan laporan tersebut diparaf oleh dosen/tutor

3)

Evaluasi diskusi oleh tutor dan mahasiswa

4)

Doa penutup

2.1.2.2. Belajar mandiri


Dalam pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dari berbagai
sumber belajar eksternal yaitu : perpustakaan, wabsite (internet & intranet), e-Learning, buku,
brosur dan jurnal. Metode belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian
jurnal oleh mahasiswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Dalam metode ini mahasiswa
akan terlebih dahulu mendapatkan penjelasan tentang proses dan hasil yang diharapkan serta
diberikan daftar bacaan sesuai kebutuhan. Dengan belajar mandiri diharakan dapat meningkatkan
kemampuan kerja dan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam
pengetahuan secara aktif.
2.1.2.3. Kuliah Pakar
Metode kuliah pengantar berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan biasanya
diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan
pengajar daftar topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran. Selama
kuliah pakar seluruh dosen diwajibkan menggunakan pendekatanstudent centered
learning (SCL). SCL adalah konsep pembelajaran dengan pendekatan menyertakan mahasiswa
dalam proses pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih
banyak, luas dan mendalam, membantu mahasiswa untuk menyelami kejadian pada kehidupan
nyata, mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif, mendorong kemampuan mahasiswa
untuk berfikir kritis, mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai
macam gaya belajar, memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa, memberikan
kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi assessment. Dalam kuliah pengantar ini
mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas selama
proses diskusi tutorial atau belajar mandiri.

2.1.2.4. Kuliah Pleno


Metode kuliah pleno berbentuk kegiatan belajar bagi kelompok mahasiswa untuk
membahas topik atau masalah tertentu. Setiap anggota seminar diharapkan aktif berpartisipasi.
Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut menjadi tanggung jawab anggota
seminar dan dosen sebagai narasumber. Dilakukan setelah menyelesaikan pertemuan kedua.
Kelompok yang presentasi adalah kelompok yang dipilih oleh nara sumber.
Diskusi pleno dihadiri seluruh mahasiswa, tutor dan idealnya 2 pakar keilmuan yang
relevan, di dalam satu kelas besar. Setiap kelompok harus siap memaparkan hasil tutorial dalam
tutorial. Diskusi pleno diawali dengan paparan wakil kelompok (2 kelompok, atau lebih) yang
baru ditentukan saat diskusi pleno. Setelah paparan dilanjutkan dengan diskusi dan bila perlu,
sesudah diskusi, pakar akan memberikan masukan. Diskusi pleno tidak bertujuan
menyeragamkan hasil rangkuman dari tutorial, namun sebagai suatu proses refleksi dengan
meninjau apa yang telah dicapai di dalam tutorial masing-masing dengan yang dicapai oleh
kelompok lain. Refleksi disini terutama untuk menelaah dimana kelemahan
diri sendiri/kelompok,
dengan
demikian
dapat
diperbaiki
dalam
modul
PBL berikutnya. Sebagian waktu dalam diskusi pleno dapat juga dijadwalkan untuk kuliah
pakar. Kuliah pakar hanya dijadwalkan apabila dalam tutorial ditemukan adanya materi-materi
yang penting namun tidak terungkap penuh atau masih kontroversi.

Setiap skenario diselesaikan pada waktu yang telah terjadwal. Tahap 1 sampai tahap 5
diselesaikan satu kali tatap muka, tahap ke-6 bisa diselesaikan 1 atau 2 kali pertemuan, dan tahap
ke-7 diselesaikan 1 sampai 2 pertemuan. Pada tahap self study mahasiswa mengeksplorasi
sumber belajar baik berupa text book maupun melalui pencarian di internet. Tutor membantu
kelancaran diskusi dan menjadi fasilitator diskusi tanpa memberikan penyelesaian masalah atau
memberikan jawaban atas skenario yang ada.
Ketua kelompok memimpin diskusi dan bertanggung jawab atas kelurusan topic dengan
mengaktifkan ide, gagasan, dan pertanyaan dari anggota kelompok. Ketua kelompok berhak
untuk menegur dan menstimulasi anggota kelompok yang pasif. Tidak diperkenankan hanya satu
atau dua anggota kelompok saja yang aktif, semua harus aktif. Tidak diperkenankan juga satu
anggota kelompok mendominasi diskusi, Ketua kelompok berhak mengingatkan anggota
kelompoknya yang mendominasi. Tutor mengingatkan tugas ketua kelompok jika diperlukan.
Selama diskusi diperlukan media white board untuk mencatat hal-hal penting hasil diskusi.
Selama diskusi mahasiswa bebas mengeksplorasi pemikirannya dan mengungkapkan
pendapatnya. Untuk setiap kegiatan tutorial, tutor menilai proses kegiatan dengan menggunakan
format penilaian yang ada. (terlampir)
2.1.2.5. Intractive Skill Station (ISS)
Modifikasi model pembelajaran kelompok yang pernah dilaksanakan. Suatu model
belajar mengajar yang menekankan pada ketrampilan aplikasi, analisas, sintesa dan evaluasi.
Metode pendekatan dalam upaya peningkatan optimalisasi kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan secara sinergis dan aplikatif. Proses belajar dikemas menjadi beberapa sub paket
menurut pokok bahasan sesuai dengan sasbel yang diaplikasi, dianalisa, dan disintesa oleh dan
dari mahasiswa untuk mengembagkan kompetensi individual dosen sebagai tutor/fasilitator.
Cara penerapan ISS : 1) tutor menyiapkan analisis istruksional, 2) bahan ajar, buku
acuan dan jurnal-jurnal 5 tahun terakhir, 3) mahasiswa dibagi sesuai dengan pokok bahasan, 4)
membagi mahasiswa menjadi sejumlah kelompok kecil dengan tugas masing-masing, 5)
mahasiswa mempelajari topic bahasan sesuai dengan penugasan yang diberikan, 6) mahasiswa
harus menguasai materi sehingga bisa transfer learning ke kelompok lain, 7) mahasiswa harus
mencari jurnal tandingan dari dosen, dan 8) pada waktu yang telah disepakati mahasiswa
mempresentasekan pada kelompok lain.
Tahap pembelajaran : 1) penjelasan metode, 2) pembagian materi, 3) pencarian materi
(belajar mandiri), 4) konsultasi sesuai dengan kebutuhan, 5) diskusi kelompok kecil (kelompo
duta) untuk persamaan persepsi, 6) diskusi antar kelompok besar (kelompok tutorial)
untuk sharing, pleno untuk persamaan persepsi dengan TIK dengan cara kelompok tutorial
melakukan presentase dan divalidasi oleh pembuat modul/PJMKblok untuk mengevaluasi
sasaran belajar
2.2. Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian
2.2.1. Pretes dan Postest
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang mahasiswa di awal program
pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan untuk mengetahui
tingkat kemampuan mahasiswa pada awal program pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini
penting untuk menentukan sejauhmana kemajuan seorang mahasiswa. Kemajuan yang dicapai
bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir
program pengajaran (post-test). Pre test dilakukan pertemuan pertama kegiatan tutorial,
sedangkan post test dilakukan pada pertemua kedua kegiatan tutorial.

2.2.2. Ujian Tengah Blok dan Ujian Akhir Blok


Ujian tengah blok dilakukan pada saat program pengajaran sedang
berlangsung(progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran
sampai tahap tertentu. Ujian tengah blok akan dilakukan pada minggu ketiga. Informasi tersebut
penting untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan format yang
ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran memerlukan perubahan atau
penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi mengajar selanjutnya. Tes ini
dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok materi. Jadi tes untuk menentukan
keberhasilan belajar dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
Ujian
akhir
blok
diselenggarakan
untuk
mengetahui
hasil
pengajaran
secarakeseluruhan (total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran secara
keseluruhan, maka item ujian akhir blok atau bahan cakupannya meliputi seluruh materi yang
telah disampaikan. Ujian akhir blok diberikan di akhir blok yaitu pada minggu kelima. Hasilnya
untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan
skor atau nilai.
2.2.3. Penilaian
Sistem penilaian berdasarkan acuan Penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
STIKes Santa Elisabeth Medan dalam nilai angka mutu, huruf mutu, dan bobot (tabel 3).
Tabel 3. Penilaian Keberhasilan Belajar Mahasiswa yang Menggunakan Kurikulum Berbasis
Kelompok (KBK) STIKes Santa Elisabeth Medan.
N
O
1

NILAI
ABSOLUT PRESTASI
87-100
A

BOBOT
PRESTASI
4,00

2
2
3

81 - 86
75 - 80
70 74

B+
B
C+

3,50
3,00
2,50

< 69

1,00

PENGUASAAN
KOMPETENSI
Sangat
Kompeten
Kompeten
Kompeten
Cukup
Kompeten
Tidak
Kompeten

Nilai lulus setiap mata ajar adalah minimal 70. Bobot penilaian adalah sebagai berikut:

Tabel 4: Bobot penilaian

No
1
2
3

Jenis Ujian
Ujian Tengah Blok (UTB)
Ujian Akhir Blok (UAB)
Penugasan
a. Resume
b. SGD
c. Makalah
d. Praktek
Total

Persentase Penilaian
25
25
50
10
12,5%
12,5%
15%
100

2.2.4. Persyaratan Ujian


Persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Blok adalah; Kehadiran tutorial 100%, Kehadiran
pada kuliah pengantar minimal 80% kecuali jika sakit dengan surat keterangan dokter Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan (RSE) dan jika ada saudara meninggal, Absensi mengikuti Ujian
Topik dan SGD (Small Group Discussion) 100%, Absensi praktikum skill laboratorium 100%
kecuali jika sakit dengan surat keterangan dokter RSE dan jika ada saudara meninggal.
Ketidakhadiran ini tidak boleh lebih dari 10% dan digantikan dengan mengikuti praktikum di
lain waktu atau melaksanakan praktikum mandiri dengan didampingi oleh laboran. Telah
mengumpulkan semua tugas yang telah diberikan.
TRIGER CASE
1.

Askep Komunitas dari data keluarga yang sudah dikerjakan

2.

Hasil pengkajian keperawatan komunitas di Desa X ditemukan ada 15 Sekolah SD ratarata SD tersebut mempunyai anak murid sebanyak 400 orang murid, mempunyai guru
masing-masing sekolah minimal 7 orang dan mempunyai pegawai Tatausaha 2 orang,
penjaga sekolah 1 orang Satpam 2 orang. Semua sekolah ini mempunyai kantin sekolah
yang berdampingan dengan sekolah menyajikan makanan tanpa ditutup, sampah banyak
di sekitar sekolah sehingga banyak lalat. Kelas nampak jorok jarang dibersihkan, jamban
keluarga hanya ada 3 di setiap sekolah jorok dan berbau. Dari wawancara dengan anakanak sering absen karena menceret dan tidak pernah diperiksa kesehatan mereka di
sekolah, tidak mempunyai UKS, tidak mempunyai dokter/perawat kecil dan tidak pernah
mendengar PHBS anak sekolah.

3.

Hasil pengkajian di Desa B. pada bulan Maret 2013 ditemukan data bahwa
masyarakatnya banyak yang putus sekolah dengan alasan malas sekolah, jumlah anakanak yang putus sekolah sebanyak 30 orang berumur antara 12-18 tahun mereka
mempunyai kebiasaan berkumpul-kumpul sambil main judi. Orang tua anak-anak ini
sudah jenuh menasehati tetapi tidak berubah juga. Orang tua takut anak-anak mereka
akan ketularan teman-teman mereka yang pengangguran dan putus sekolah yang sudah
pengguna narkoba diperkirakan di desa ini sudah ada sebanyak 11 orang, bahkan sudah
ada yang sudah sering masuk ke luar penjara. Dari wawancara dengan beberapa orang
tua apa kegiatan anak-nak muda di desa ini yang tergolong positif, mereka mengatakan

tidak ada hampir di setiap lingkungan anak-anak hanya berkumpul-kumpul main judi
saja malah sering berkelahi karena kalah judi.
4.

Hasil pengkajian mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan di Desa Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak pada bulan April 2012 ditemukan data sebagai berikut: penduduk
berjumlah 5000 orang dengan jumlah KK 1000 dari 5000 penduduknya 25% berusia > 47
tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10% mempunyai pola makan yang tidak baik.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang
datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara
dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter.
Mereka berobat hanya pada waktu lemas ada merasa sakit dan tidak pernah mengikuti
aturan makan.

5.

Hasil pengkajian mahasiswa STIKes X ditemukan di Puskesmas Pembantu Hamparan


perak ada 5 perusahaan di desa G. dengan tenaga kerja rata-rata sebanyak 300 orang.
Perusahaan ini dekat dengan warga masyarakat, sehingga banyak warga desa G yang
menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan ini. Dari laporan diperoleh data bahwa
semua perusahaan ini tidak mempunyai klinik perusahaan dan tidak pernah dibina oleh
puskesmas dari hasil observasi limbah perusahaan di buang sembarang tempat baik cair
maupun padat, sehingga banyak warga yang mengeluh gatal-gatal dan tanam-tanaman
penduduk menjadi tidak subur. Hasil observasi di dalam perusahaan tidak ada tanda
petunjuk bahaya, mesin produksi terbuka sehingga karyawan semua tampak berdebu,
tidak mempunyai ruangan makan, karyawan makan di tempat kerja masing-masing.
Laporan tenaga kerja di perusahaan yang lima ini sering terjadi kecelakaan dan tenaga
kerja sakit setelah bekerja beberapa lama di perushaan ini. Seorang karyawan
mengatakan kami tidak pernah periksa kesehatan dan tidak pernah dijelaskan apa
program kesehatan tenaga kerja.

6.

Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling
penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana
karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban
bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami
minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana
dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang
terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.

Duta
1. Frymayani
2. Darto

Tumanggor
Sinaga
4. Jefri Lombu
5. Ellis
6. Yetti Malau
3. Elita

7.

Hasil pengkajian mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan di Desa Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak pada bulan April 2012 ditemukan data sebagai berikut: penduduk
berjumlah 5000 orang dengan jumlah KK 1000 dari 5000 penduduknya 25% berusia > 47
tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10% mempunyai pola makan yang tidak baik.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang
datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara
dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter.
Mereka berobat hanya pada waktu lemas atau ada merasa sakit dan tidak pernah
mengikuti aturan makan.
ANALISA DATA
DATA
DS
- Petugas Puskesmas
Hamparan Perak
mengatakan 60 orang
yang menderita DM
- Masyarakat
mengatakan ada 50
orang menderita DM
berobat ke praktek
dokter waktu lemas
atau ada merasa sakit
- Tidak pernah
mengikuti aturan
makan
DO
DS
- Penduduk berusia 25%
berusia > 47 tahun
- 20% diantara
masyarakat yang
berusia > 47 tahun
obesitas

ETIOLOGI

PROBLEM

Ketidak patuhan
Risiko terjadinya
menjalankan terapi DM komplikasi penyakit
DM Desa Bulucina
Kecamatan Hamparan
Perak

Pola hidup yang tidak


sehat

Risiko terjadinya
peningkatan jumlah
penderita DM Desa
Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak

- 10% diantara
masyArakat yang
berusia > 47 tahun
mempunyai pola makan
yang tidak baik
- DO
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko

terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan


Perak faktor yang berperan ketidak patuhan menjalankan terapi DM pada bulan
April 2012
2. Risiko terjadinya peningkatan jumlah penderita DM Desa Bulucina Kecamatan
Hamparan Perak faktor yang berperan pola hidup yang tidak sehat pada bulan
April 2012
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
N
O
1

MASALAH
KRITERIA
KESEHATAN PC S
P
+
+
Risiko
+++ +
terjadinya
+
komplikasi
penyakit DM
Desa Bulucina
Kecamatan
Hamparan
Perak faktor
yang berperan
ketidak
patuhan
menjalankan
terapi
DM
pada
bulan
April 2012

Risiko
++
terjadinya
peningkatan
jumlah
penderita DM
Desa Bulucina
Kecamatan
Hamparan

++

PERKALIAN JLH PRIORITAS


TF
+++ 2X4X1X3

24

+++ 2x2x1x3

12

Perak faktor
yang berperan
pola
hidup
yang
tidak
sehat
pada
bulan
April
2012

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


N
O

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Resik
o
terjad
i

Resik
o
parah

Potens
i u/.
Penke
s

Mina
t
masy
a

Mungki
n diatasi

Ssi
progra
m

Dan
a

Fasilita
s

Sumbe
r daya

Ssi dgn
peran
Perawa
t

.
Skore

Risiko terjadinya 5
komplikasi
penyakit DM Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan Perak
faktor
yang
berperan ketidak
patuhan
menjalankan terapi
DM pada bulan
April 2012

63

Risiko terjadinya 4
peningkatan
jumlah penderita
DM
Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan Perak
faktor
yang
berperan
pola
hidup yang tidak
sehat pada bulan
April 2012

38

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK


PENDERITA DM DI
DESA BULUCINA KECAMATAN MEDAN HAMPARAN PERAK APRIL 2012
N
O

DIAGNOSA
KEPERAWAT
AN

TUJUAN

SASAR
AN

Risiko
terjadinya
komplikasi
penyakit

Setelah
dilakukan
pertemua
n 2 kali
60

Toma
Kelomp
ok
penderit

STRATE
GI

RENCANA
KEGIATAN

KIE 1. Pendekatan pada


Toma

WAKTU/
TEMPAT/PELAKSANA/PENAN
GGUNG
JAWAB
Tempat
Kantor Kepala Desa Bulucina
Waktu : 20 April 2012 Pukul 08.00
Pelaksana :
-Mahasiswa

EVALU
KRITERIA

Respon verbaltoma a.
tentang : pelaksanaa p
n pembinaan
p
kelompok DM
p
k

DM
Desa
Bulucina
Kecamatan
Hamparan
Perak faktor
yang
berperan
ketidak
patuhan
menjalankan
terapi DM
pada bulan
April 2012

menit tid

ak
terjadi
komplik
asi dm
pada
penderit
a DM

a DM

2. Berikan penyuluhan
kesehatan
tentang komplikasi
DM dan cara
mencegahnya
3. Diskusikan
dengankelompok cara
perawatan DM (diet,
olahraga, pengobatan
dan pemeriksaan gula
darah)
4. Ajarkan
caramelakukan
pemantauangula darah
dengan teratur
5. Diskusikan dengan
kelompok DM untuk
membentuk kelompok
senam DM dan kalu
memungkinkan Pos
pemantauan Gula
darah
6. Simulasikan cara
pengukuran makanan,
cara mengukur
kecukupan olahraga
dan menghitung BBN
atau IMT

-Kader
P.Jawab :
Puskesmas
Waktu:
Selasa 21 April 2012 Pukul 15.00
WIB/
Tempat :
b.
Balai Desa Bulu Cina
Respon
Pelaksana :
verbal kelompoktenc.
Mahasiswa
tang :
Puskesmas
a. Komplikasi dan
Kader
pencegahan kompli d.
Penanggung Jawab :
kasi DM
-Kades dan Stafnya
b. Cara perawatan
-Puskesmas
DM
c. Waktu pemantauane.
darah
d. Kelompok
pemantauan gula
darah/senam lansia

Demonstrasi
kelompok
tentang pengukuran
nasi, olah raga, dan
BB

4
D

p
d
y

m
s
y
s

Ke
m
d
d

m
d
k
d

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEADAAN BENCANA


1.

PENGKAJIAN :
Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling
penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana
karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban
bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami
minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana
dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang
terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.
ANALISA DATA

DATA

ETIOLOGI
DS
Kondisi Lingkungan
masyarakat
desa
X Rawan Banjir
mengatakan bahwa yang
paling penting kami tahu
saat ini adalah bagaimana
persiapan
penanggulangan bencana
karena
daerah
kami
adalah daerah bencana
kami tidak mau menjadi
korban bencana lagi
sudah banyak saudara
kami yang meninggal
karena bencana maka
kami
minta
kepada
petugas
kesehatan
mengajari
kami
bagaimana
cara
menghadapi bencana
masyarakat
desa
X
menanyakan apa peranan
petugas kesehatan dalam
penanganan bencana
siapa saja yang terlibat
biar kami tahu bagaimana
mempersiapkan diri.
DO
DS
masyarakat
desa
X
mengatakan bahwa yang

PROBLEM
Resiko terjdinya
peningkatan jumlah
korban bencana

paling penting kami tahu


saat ini adalah bagaimana
persiapan
penanggulangan bencana
karena
daerah
kami
adalah daerah bencana
- kami tidak mau menjadi
korban bencana lagi
sudah banyak saudara
kami yang meninggal
karena bencana maka
kami
minta
kepada
petugas
kesehatan
mengajari
kami
bagaimana
cara
menghadapi bencana
DO
Saat ini desa X tidak
dalam keadaan banjir

Ada keinginan untuk


Potensial optimalnya
bebas dari ancaman
peningkatan kesehatan
bahaya banjir/tingginya
masyarakat di desa X
kesadaran masyarakat
untuk bebas dari ancaman

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Resiko terjdinya peningkatan jumlah korban bencana faktor yang berhubungan kondisi daerah
rawan banjir rawan banjir
2. Potensial optimalnya peningkatan kesehatan masyarakat di desa X faktor yang berperan
ada keinginan /tingginya kesadaran masyarakat untuk bebas dari ancaman untuk bebas dari
ancaman bahaya banjir

IMPLEMENTASI
N0

Tujuan

Setelah dilakukan pertemuan 3


kali 60 menit masyarakat
mampu
meningkatkan/memelihara
(mengoptimalkan) kesehatan
balitanya dengan melakukan
pemantauan tumbuh dan
stimulasi kembang anak balita.

HARI/
IMPLEMENTASI
TANGGAL
Selasa 21 April 1. Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan
Pukul 15.30
alat-alat bantu penyuluhan
2. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang tumbuh kembang anak.
Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan
pendapatnya
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh
kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para
balita
3. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan
perkembangan anak dengan menggunakan KPSP, ibu balita
tidak mengetahui apa KPSP
Menjelaskan cara pemantauan perkembangan anak dengan
KPSP
Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang cara
menggunakan KPSP
Menyimpulkan jawaban ibu-ibu tentang cara pemantauan
perkembangan anak dengan KPSP
4. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara membaca KMS
Memberikan reinforcement pada ibu-ibu balita yang
memberikan pendapatnya dengan benar tentang cara membaca
KMS.
Memberikan kesempatan pada ibu balita untuk menanyakan
16.30
ha-hal yang belum diketahui dari materi yang sudah dibahas.
5. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu balita terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara melakukan stimulasi
tumbang anak balita, ibu-ibu balita belum ada yang mengetahui
cara stimulasi tumbang anak.
Memberikan penjelasan tentang cara stimulasi tumbang anak
dengan usia.
6. Memberi kesempatan untuk bertanya kembali cara melakukan
stimulasi tumbuh kembang anak.
7. Melakukan evaluasi hasil dan mengingatkan ibu balita untuk
tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya
setiap bulan termasuk melakukan stimulasi tumbuh kemang
anak.

Stru
Keg
sebe
Ma
1 ha
Ala
suda
peny

Pros
Aca
Pen
balit
Ibu
pend
Tem
kare
pend

Has
25%
men
kem
92%
men
tum
89%
men
90%
men
kem

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI PERUMNAS SIMALINGKAR


KELURAHAN MANGGA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN APRIL 2012
N
O

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
KOMUNITAS

TUJUAN

SASARAN

STRATEGI

RENCANA
KEGIATAN

WAKTU/
TEMPAT

EVALU
KRITERIA

Potensial
optimalnya tumbuh
kembang balita di
Kelurahan Mangga
b.d
tingginya
kesadaran
masyrakat
dalam
pemeliharaan
kesehatan balita

Setelah dilakukan
pertemuan 3 kali 60 menit
masyarakat mampu
meningkatkan/memelihara
(mengoptimalkan) kesehata
n balitanya dengan
melakukan pemantauan
tumbuh dan stimulasi
kembang anak balita.

Ibu yang
mempunyai
balita

KIE

7. Berikan
penyuluhan
kesehatan tentang
proses tumbuh
kembang balita
8. Diskusikan
dengan
masyarakat cara
melakukan
pemantauan
tumbang anak
balita
9. Diskusikan
dengan warga
cara membaca
KMS dan tindak
lanjutnya
10. Diskusikan
dengan
masyarakat cara
melakukan
stimulasi
perkembangan
anak sesuai usia
11. Diskusikan
dengan
masyarakat
tentang nutrisi
anak termasuk
pemberian
vitamin A dosis
tinggi
12. Berikan
reinforcement
atas keberhasilan
para ibu selama
ini.

Selasa 21
April 2012
Pukul
15.00
a.
WIB/
Balai
b.
Kelurahan
Mangga
c.
d.

Respon
verbal masyarakat
tentang :
Tumbuh kembang
anak balita
Pemantauan
tumbuh
kembang balita
KMS
Stimulasi tumbuh
kembang
e. Nutrisi anak

f.
g.
h.
i.
j.

M
tu
an
M
p
k
M
M
st
ga
M
an

D. IMPLEMENTASI DAN EVASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI PERUMNAS


SIMALINGKAR
KELURAHAN MANGGA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN 21 APRIL 2012
N0

Tujuan

Setelah dilakukan pertemuan 3


kali 60 menit masyarakat
mampu
meningkatkan/memelihara
(mengoptimalkan) kesehatan
balitanya dengan melakukan
pemantauan tumbuh dan
stimulasi kembang anak balita.

HARI/
IMPLEMENTASI
TANGGAL
Selasa 21 April 8. Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan
Pukul 15.30
alat-alat bantu penyuluhan
9. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang tumbuh kembang anak.
Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan
pendapatnya
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh
kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para
balita
10. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan

Stru
Keg
sebe
Ma
1 ha
Ala
suda
peny

Pros
Aca

16.30

perkembangan anak dengan menggunakan KPSP, ibu balita


tidak mengetahui apa KPSP
Menjelaskan cara pemantauan perkembangan anak dengan
KPSP
Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang cara
menggunakan KPSP
Menyimpulkan jawaban ibu-ibu tentang cara pemantauan
perkembangan anak dengan KPSP
11. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara membaca KMS
Memberikan reinforcement pada ibu-ibu balita yang
memberikan pendapatnya dengan benar tentang cara membaca
KMS.
Memberikan kesempatan pada ibu balita untuk menanyakan
ha-hal yang belum diketahui dari materi yang sudah dibahas.
12. Memberikan kesempatan pada ibu-ibu balita terlebih dahulu
menyampaikan pendapatnya tentang cara melakukan stimulasi
tumbang anak balita, ibu-ibu balita belum ada yang mengetahui
cara stimulasi tumbang anak.
Memberikan penjelasan tentang cara stimulasi tumbang anak
dengan usia.
13. Memberi kesempatan untuk bertanya kembali cara melakukan
stimulasi tumbuh kembang anak.
14. Melakukan evaluasi hasil dan mengingatkan ibu balita untuk
tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya
setiap bulan termasuk melakukan stimulasi tumbuh kemang
anak.

Medan, Agustus
2013
Disusun oleh,

(Nagoklan Simbolon,
SST., M. Kes)
Diposkan oleh nagoklan simbolon di 18.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya

nagoklan simbolon
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

Pen
balit
Ibu
pend
Tem
kare
pend

Has
25%
men
kem
92%
men
tum
89%
men
90%
men
kem

2014 (10)
April (10)

Pengkajian Perkembangan Anak dengan KPSP

Pengkajian/Daya Dengar Anak

Tes atau Pengkajian Perilaku Anak

Tes Daya dengar Anak

konsep Keperawatan Keluarga

Askep Kesehatan Sekolah

Modul Dokumentasi Keperawatan

Modul KDK

Modul Keperawatan Komunitas I

KUMPULAN MODUL
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai