Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

PRAKTIKUM I
KEANEKARAGAMAN MESOFAUNA TANAH

OLEH :

NAMA

: SUGENG ARIADI

STAMBUK

: F1D1 14 057

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING

: IZAL, S.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan yang terlapuk dari kerak bumi dimana organisme
dengan produk-produknya berbaur. Organisme yang hidup di dalam tanah sangat
berperan penting khususnya dalam proses daur bahan organik. Selain itu juga
organisme tanah sangat banyak dan beranekaragam berdasarkan bentuk ukuran
tubuhnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu mikrofauna dengan ukuran tubuh
antara 0-100 m, mesofauna antara 100 m-2 mm sedangkan untuk makrofauna
lebih besar dari 2 mm.
Kelompok fauna tanah yaitu mikrofauna tanah meliputi protozoa dan
rotifera, mesofauna tanah meliputi insekta, opiliones, nematoda mollusca dan lain
sebagainya sedangkan untuk makrofauna tanah meliputi, Chilopoda, Insectivore
dan Lumbricidae. Keanekaragaman fauna tanah pada suatu habitat berpengaruh
pada lingkungannya dengan beberapa faktor abiotik yaitu faktor suhu, PH, kadar
air, dan iklim diatas permukaan tanah juga sangat berpengaruh terhadap
kehidupan fauna tanah.
Fauna tanah merupakan organisme yang hidup di tanah, baik yang hidup di
permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah, kehidupan fauna tanah
sangat bergantung pada habitatnya. Salah satu diantaranya yaitu mesofauna tanah
merupakan organisme tanah yang memiliki peranan penting sebagai dekomposer.
Selain sebagai dekomposer yang mampu mengubah bahan-bahan organik menjadi
menjadi bahan anorganik untuk tumbuhan. Berdasarkan uraian diatas maka perlu
dilakukan praktikum mengenai keanekaragaman mesofauna tanah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum keanekaragaman mesofauna tanah yaitu
:
1. Bagaimana komposisi jenis mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi
hutan?
2. Bagaimana populasi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi hutan?
3. Bagaimana dominansi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi hutan?
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum keanekaragaman mesofauna
tanah yaitu :
1. Untuk mengetahui komposisi jenis mesofauna tanah pada tipe habitat
vegetasi hutan
2. Untuk mengetahui populasi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi
hutan
3. Untuk mengetahui dominansi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi
hutan
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada praktikum keanekaragaman mesofauna
tanah yaitu :
1. Dapat mengetahui komposisi jenis mesofauna tanah pada tipe habitat
vegetasi hutan

2. Dapat mengetahui populasi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi


hutan
3. Dapat mengetahui dominansi mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi
hutan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Tanah merupakan rangkaian luas dan rumit dari ekosistem mikro
heterotropik atau heterogenetik. Tanah terdiri dari tiga komponen yang berlainan
satu sama lain. Pertama adalah materi bahan induk yang berkembang dari
substratum bantuan geologik tubuh bumi dibawahnya. Kedua, bahan-bahan
organik mati dan yang masih hidup dari ragam populasi didalam dan diatas tanah.
Ketiga, ialah pori-pori, ruang udara atau cairan di antara butir tanah yang
merupakan larutan cair tanah dan atmosfer tanah (Wirakusumah, 2003).
Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang
mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu.
Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri tertentu yang
dapat mengubah CO (karbonmonoksida) yang beracun menjadi CO2 (karbon
dioksida) atau mengikat N dari udara. Keberadaan mesofauna dan makrofauna
dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan
untuk melangsungkan hidupnya. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi
mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna dan
makrofauna tanah akan berlangsung baik dan secara timbal baliknya akan
memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Dalam sistem tanah, interaksi
fauna tanah tampaknya sulit dihindarkan, karena biota tanah banyak terlibat dalam
suatu jaring-jaring makanan dalam tanah. Meskipun sebagai penghasil senyawasenyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun tidak berarti berfungsi
sebagai subsistem produsen (Hilwan, 2013).

Makrofauna tanah mempunyai peran yang sangat beragam di dalam


habitatnya. Pada ekosistem binaan, keberadaannya dapat bersifat positif
(menguntungkan) maupun negatif (merugikan) bagi sistem budidaya. Pada satu
sisi makrofauna tanah berperan menjaga kesuburan tanah melalui perombakan
bahan organik, distribusi hara, peningkatan aerasi tanah dan sebagainya, tetapi
pada sisi lain juga dapat berperan sebagai hama berbagai jenis tanaman budidaya.
Dinamika populasi berbagai jenis makrofauna tanah menentukan perannya dalam
mendukung produktivitas ekosistem binaan. Dinamika populasi makrofauna tanah
tergantung pada faktor lingkungan yang mendukungnya, baik berupa sumber
makanan, kompetitor, predator maupun keadaan lingkungan fisika-kimianya
(Sugiyarto, 2007)
Fauna tanah adalah fauna yang hidup di permukaan maupun di dalam
tanah. Fauna tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran tubuh menjadi tiga
kelompok, yaitu mikrofauna (< 0,1 mm), mesofauna (0,1-10 mm) dan makrofauna
(> 10 mm). Keanekaragaman jenis dekomposer makrofauna dan mesofauna tanah
diduga dipengaruhi kandungan bahan organik tanaman. Komposisi kimia yang
berbeda dari bahan organik tanaman menjadikan laju dekomposisinya juga akan
berbeda (Setiawan, 2003).
Fauna tanah merupakan salah satu komponen biologi tanah yang
memainkan peran penting dalam proses penggemburan tanah. Peran aktif
mesofauna dan makrofauna tanah dalam

menguraikan bahan organik dapat

mempertahankan dan mengembalikan produktivitas tanah dengan didukung faktor


lingkungan disekitarnya keberadaan dan aktivitas mesofauna dan makrofauna

tanah

dapat

meningkatkan

aerasi,

infiltrasi

air,

agregasi

tanah,

serta

mendistribusikan bahan organik tanah sehingga diperlukan suatu upaya untuk


meningkatkan

keanekaragaman

mesofauna

dan

makrofauna

tanah.

Keanekaragaman mesofauna dan makrofauna tanah berkaitan erat dengan bahan


organik tanaman yang ditambahkan pada tanah (Wulandari, 2005).
Salah satu faktor yang memengaruhi struktur komunitas mesofauna tanah
adalah ketersediaan nutrisi. Nutrisi tersebut dapat berupa serasah, material kayu,
spora jamur, miselia jamur, bakteri, dan lain sebagainya. Adanya faunah tanah
memberikan pengaruh terhadap banyaknya pori tanah yang terbentuk, sehingga
dapat meningkatkan aerasi, draimase dan infiltrasi air ke dalam tanah.
Kelimpahan dan keanekaragaman mesofauna tanah juga umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan makrofauna tanah (Andriani, 2012).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum keanekaragaman mesofauna tanah dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 Maret 2016 pukul 08.00-10.00 WITA, bertempat di, Hutan Biologi
FMIPA Lama, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunkan pada praktikum keanekaragaman mesofauna tanah
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Alat dan Kegunaannya pada Praktikum Mesofauna Tanah
N
Nama Alat
Kegunaan
o
1 Gelas Baker
Wadah alkohol
2 Mikroskop
Mengamati mesofauna tanah
3 Cawan petri
Wadah mesofauna tanah
4 Ring Sampel
Mengambil sampel tanah
5 Barlese Tullgren
Menyaring fauna tanah
Bahan yang digunakan pada praktikum keanekaragaman mesofauna tanah
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Bahan dan kegunaannya pada Praktikum Msefauna Tanah
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
Fauna tanah
Objek pengamatan
2
Alkohol 70 %
Larutan pemancing

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum keanekaragaman mesofauna tanah
yaitu :
1. Menentukan lokasi pengamatan
2. Mesofauna tanah dikoleksi dengan metode ekstraksi tanah corong BarleseTullgren
3. Mengambil sampel tanah dilakukan pada 3 tipe habitat yaitu vegetasi hutan,
areal pertanian dan padang rumput atau alang-alang, tetapi pada praktikum
yang telah dilakukan hanya pada habitat hutan saja.
4. Sampel tanah diambil menggunakan ring sampel dengan kedalaman yaitu,
0-5 cm, 5-10 cm, dan 10-15 cm.
5. Memasukkan sampel tanah kedalam corong Barlese Tullgren. Di bawah
corong diletakkan gelas beker berisi alkohol 70 %. Sempel tanah tersebut
disinari dengan lampu 25 watt selama 48 jam. Mesofauna yang ada pada
sampel tanah akan bergerak kebawah, kerana tidak tanah terhadap suhu
tinggi.
6. Setelah mesofauna tertampung ke dalam wadah penampung, kemudian
dipindahkan dicawan petri dan diamati dengan mikroskop binokuler,
mesofauna yang tertampung di botol koleksi diidentifikasi nama jenisnya
dengan menggunakan buku acuan atau identifikasi.

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamtan praktikum keanekaragaman mesofauna tanah tercantum
pada Table 3 berikut:
Table 3. Hasil Pengamatan
No Gambar pengamatan
Klasifikasi
1.
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Entognatha
Ordo
: Collembola
Famili
: Poduridae
Genus
: Podura
Spesies
: Podura sp.

2.

B. Pembahasan

Kingdom
Filum
Kelas
Ordo

: Animalia
: Arthropoda
: Entognatha
: Collembola

deskripsi
Podura sp. adalah jenis
kutu
hewan
yang
termasuk ke dalam
kelompok
colembolla
yang hidup di dalam
tanah. Ciri khas hewan
adalah memiliki bagian
kepala, dada, dan perut
menyatu, berkulit khitin
tebal dan keras, larvanya
berkaki tiga pasang,
sedangkan nimfa dan
dewasanya
berkaki
empat pasang.
Tungau
(Tetracychus
bimaculatus) merupakan
hewan kecil bertungkai
8, berwarna kekuningan,
dilengkapi dengan mulut
yang triguna, memiliki 4
pasang kaki dan ukuran
tubuh 0.5 mm.

Tanah merupakan rangkaian luas dan rumit dari ekosistem mikro


heterotropik atau heterogenetik. Tanah terdiri dari tiga komponen yang berlainan
satu sama lain. Pertama adalah materi bahan induk yang berkembang dari
substratum bantuan geologik tubuh bumi dibawahnya. Kedua, bahan-bahan
organik mati dan yang masih hidup dari ragam populasi didalam dan diatas tanah.
Ketiga, adalah pori-pori, ruang udara atau cairan di antara butir tanah yang
merupakan larutan cair tanah dan atmosfer tanah. Di dalam tanah terdapat
berbagai macam mesofauna.
Mesofauna tanah merupakan bagian dari keanekarangaman hayati yang
memiliki paranan penting, terutama sebagai dekomposer. Mesofauna ialah
organisme yang memiliki ukuran tubuh 100 m-2 mm, organisme mesofauna
meliputi, insekta, opilions, chelonethi, diplura, protura, collembola, areneida,
acari, diplopoda, tardigrada, rotifera, mollusca, nematoda serta enchytraeidae.
Keberadaan kelompok mesofauna tanah pada suatu habitat sangat tergantung pada
kondisi lingkungannya.
Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang
mengganggu, dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu.
Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri tertentu yang
dapat mengubah CO (karbonmonoksida) yang beracun menjadi CO2 (karbon
dioksida) atau mengikat N dari udara. Keberadaan mesofauna dan makrofauna
dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber makanan
untuk melangsungkan hidupnya. Dengan ketersediaan energi dan hara bagi
mesofauna tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna dan

makrofauna tanah akan berlangsung baik dan secara timbal baliknya akan
memberikan dampak positif bagi kesuburan tanah. Dalam sistem tanah, interaksi
fauna tanah tampaknya sulit dihindarkan, karena biota tanah banyak terlibat dalam
suatu jaring-jaring makanan dalam tanah. Meskipun sebagai penghasil senyawasenyawa organik tanah dalam ekosistem tanah, namun tidak berarti berfungsi
sebagai subsistem produsen.
Keanekarangaman vegetasi sebagai penyedia sumber makanan utama
merupakan faktor lingkungan dominan yang menentukan struktur dan komposisi
mesofauna tanah. Salah satu faktor yang memengaruhi struktur komunitas
mesofauna tanah adalah ketersediaan nutrisi. Nutrisi tersebut dapat berupa
serasah, material kayu, spora jamur, miselia jamur, bakteri, dan lain sebagainya.
Fauna tanah adalah fauna yang hidup di permukaan maupun di dalam tanah.
Fauna tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran tubuh menjadi tiga
kelompok, yaitu mikrofauna (< 0,1 mm), mesofauna (0,1-10 mm) dan makrofauna
(> 10 mm). Keanekaragaman jenis dekomposer makrofauna dan mesofauna tanah
diduga dipengaruhi kandungan bahan organik tanaman. Komposisi kimia yang
berbeda dari bahan organik tanaman menjadikan laju dekomposisinya juga akan
berbeda.
Makrofauna tanah berperan menjaga kesuburan tanah melalui perombakan
bahan organik, distribusi hara, peningkatan aerasi tanah dan sebagainya, tetapi
pada sisi lain juga dapat berperan sebagai hama berbagai jenis tanaman budidaya.
Adanya faunah tanah memberikan pengaruh terhadap banyaknya pori tanah yang

terbentuk, sehingga dapat meningkatkan aerasi, draimase dan infiltrasi air ke


dalam tanah.
Berdasarkan hasil pengamatan mesofauna yang didapatkan ada dua jenis,
yaitu Boophilus microplus adalah jenis kutu hewan yang termasuk ke dalam
kelompok laba-laba (Arachnida). Ciri khas caplak adalah bagian kepala, dada, dan
perut menyatu, berkulit khitin tebal dan keras, larvanya berkaki tiga pasang,
sedangkan nimfa dan dewasanya berkaki empat pasang. Sedangkan spesies kedua
yaitu, Tungau (Tetracychus bimaculatus) merupakan hewan kecil bertungkai 8,
berwarna kekuningan, dilengkapi dengan mulut yang triguna, memiliki 4 pasang
kaki dan ukuran tubuh 0.5 mm.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum keanekaragaman mesofauna
tanah yaitu komposisi jenis mesofauna tanah pada tipe habitat vegetasi hutan,
hanya terdapat dua jenis saja yaitu Boophilus microplus dan Tungau (Tetracychus
bimaculatus).
B. Saran
Saran saya pada praktikum keanekaragaman mesofauna tanah yaitu untuk
praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan sehingga hasil yang
didapatkan lebih memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, L., F., Rahadian, R., Hadi, M., 2012, Pengaruh Biostater Pengurai
Bahan Organik terhadap Kapasitas Infiltrasi Air dan Struktur komunitas
Mesofauna Tanah, Jurnal Sains dan Matematika, XX(1):11-12
Hilwan, I., Handayani, E., P., 2013, Keanekarangaman Mesofauna dan
Makrofauna Tanah pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten
Belitung, Provinsi kepulauan Bangka-Belitung, Jurnal Silvikultur Tropika,
IV(1):35
Setiawan, Y., Sugiayarto, Wiryanto., 2003, Hubungan Populasi Makrofauna Tanah
dengan Kandungan C, N, dan Polifenol, serta Rasio C/N, dan Polifenol/N
Bahan Organik Tanaman, Jurnal Biosmart, V(2):134
Sugiyarto, Efendi, M., Mahajoeno, E., Sugito, Y., Handayanto, E., Agustina, L.,
2007, Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan
Organik Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda, Jurnal Biodiversitas,
VII(4):96
Wirakusumah, S., 2003, Dasar- Dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Wulandari, S., Sugiyarto, Wiranto., 2005, Dekomposisi Bahan Organik serta
Pengaruhnya terhadap Keankaragaman Mesofauna Tanah di Bawah
Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria), Jurnal Biosmart,
VII(2):104-105

Anda mungkin juga menyukai