Anda di halaman 1dari 3

Pandangan Bangsa Barat Terhadap Poligami dan Poliandri

Bangsa barat menganggap dirinya anti poligami, tetapi praktek perzinaan dan poliandri tidak dilarangnya. Mereka lebih senang berzina
dari pada berpoligami, karena hal itu dianggapnya lebih tepat baginya agar tidak menanggung beban kewajiban rumah tangga. Dan
bagi wanitanya, mereka tidak segan-segan dikawin oleh bangsa lain di luar negerinya, padahal ia sudah memiliki suami yang sah.
Masalah poligami inilah yang dijadikannya isu untuk mengolok-olok umat islam, dengan mengatakan bahwa negara-negara yang
berpenduduk muslim pada umumnya miskin, tetapi mereka gemar berpoligami, yang mengakibatkan peningkatan kelahiran manusia
yang sulit diatasi. Oleh karena itu, orang-orang barat menganggapnya bahwa negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim,
pada umumnya miskin dan tidak dapat mengatasi ledakan penduduknya.
Asy-Syekh Thanthaawy Jauhary dalam kitab tafsirnya; mengemukakan hasil penelitian penulis inggris di masa itu, yang mengatakan
bahwa orang-orang muslim yang bermukim dibenua Afrika, banyak yang memiliki istri labih dari 10 orang, dengan pendapatan yang
sangat minim. Masing-masing istri itu mempunyai banyak anak, padahal kadang-kadang tidak mendapatkan biaya hidup dari suaminya,
maka penulis tersebut menganggapnya seperti kehidupan ayam. Selanjutnya, Asy-Syekh Thanthaawy Jauhary mengemukakan
kesimpulan dari hasil penelitian penulis tersebut di atas, dengan mengatakan:





.

Artinya:
dan sesungguhnya tim peneliti (bangsa inggris) menemukan data, bahwa orang-orang berpoligami di Negara islam (benua afrika)
menunjukkan hasil ang maksimal 5 orang yang berpoligami dalam setiap 100 penduduk, dan minimal 3 orang yang berpoligami dalam
setiap 100 penduduk.
Kalau ada di antara orang muslim yang berpoligami lebih dari 4 orang, apalagi kalau ekonominya lemah, maka hla itu termasuk orang
yang menyeleweng dari ajaran Islam. Bahkan Asy-Syekh Thanthaawy Jauhary sendiri mengherankan laki-laki yang berpoligami lebih
dari satu orang, sedangkan status ekonominya lemah. Sehingga ia mengatakan; bagaimana seorang lakilaki dapat berpoligami,
padahal kemampuan tenaga dan ekonominya sangat terbatas.
Cemohan yang dilontarkan orang barat itu, terlalu di ada-adakan, karena dilandasi oleh motif kebencian terhadap orangorang muslim,
sehingga mereka mencari-cari kelemahan ajaran Islam dari segi poligami yang dileglisisnya.
Oleh karena itu, perlu dikemukakan disini, hikmah (rahasia) dibolehkannya poligami dalam Islam; antara lain:
1.
2.

Untuk memberi kesempatan bagi laki-laki memperoleh keturunan dari istri kedua, jika istrinya yang pertama mandul.
Untuk menghindarkan laki-laki dari perbuatan zina, jika istrinya tidak bisa dikumpuli karena terkena suatu penyakit yang
berkepanjangan

3.

Untuk memberi kesempatan bagi perempuan yang terlantar, agar mendapatkan suami yang berfungsi untuk melindunginya,
memberinya nafkah hidup serta melayani kebutuhan biologisnya

4.

Untuk menghibur perempuan yang ditinggal mati suaminya di medan peperangan, agar tidak merasa kesepian
Dari beberapa hikmah yang telah dikemukakan di atas, memberikan keterangan bahwa poligami yang dibolehkan dalam islam,
bertujuan untuk melindungi laki-laki dan perempuan, bukan hanya member peluang bagi laki-laki yang tukang kawin tanpa mau
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup berumah tangga.
Tetapi poliandri dikutuk dalam ajaran Islam dan dinyatakan haram; maka pelakunya diberi ganjaran (sangsi) hokum berupa rajam. Dan
kalau terlihat ada seorang Muslimah yang melakukan poliandri, pertanda bahwa ia telah menyelewengkan ajaran agamanya, bukan
karena anjuran agama, sebagaimana halnya poligami.

Hukum Poligami
Sepakat Ulama Madzhab menetapkan bahwa laki-laki yang sanggup berlaku adil dalam kehidupan rumah tangga, dibolehkan
melakukan poligami sampai 4 istri, berdasarkan pada sebuah ayat yang berbunyi:

()
Artinya:
dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya (Q.S.
An-Nisaa:3)
Dan ada beberapa buah Hadits yang menjadi dasar pendapat tersebut di atas; antara lain:
. :
.
Artinya:
bahwasanya Rasulullah SAW berkata kepada Ghailaan bin Salamah ketika ia masuk Islam;yang padanya ada 10 istri; milikilah 4
orang istrimu dan ceraikanlah yang lainnya. (H.R. An-Nasaay)
:
.
Artinya:
berkata Naofal bin Muawiyah: (ketika) saya masuk Islam dengan memiliki 5 orang istri; Nabi berkata (kepadaku): ceraikanlah seorang
dari istri-istrimu itu.
Kalau poligami yang sampai memiliki 4 orang istri disepakati oleh Ulama Madzhab, maka poligami yang lebih daripada itu, menjadi
perbedaan pendapat dikalangan Ulama Hukum Islam; antara lain:
1.

Ada suatu golongan Ulama Hukum Islam yang mengatakan; bahwa boleh seorang laki-laki Muslim memiliki istri sampai 9
orang dengan mengemukakan dua alasan:
a)

Mengikuti Sunnah Nabi, dimana beliau memiliki 9 orang istri

b)

Huruf pada ayat 3 surat An-Nisaa difahaminya dengan ( perjumlahan). Maka rumusnya adalah 2+3+4=9.

1.

Sebagian penganut Madzhab Ash-Zahahiry mengatakan, bahwa boleh seorang laki-laki bersitri sampai 18 orang. Alasan
tersebut dikemukakan oleh Imam Al-Qurthuby dalam tafsirnya berbunyi:
,
.



, , ,
Artinya:
juga pendapat sebagian penganut Madzhab Ash Shaahiri yang mengatakan, (bahwa) boleh beristri sampai 18 orang; karena
berpegang (pada alasan) bahwa kata bilangan pada kalimat tersebut, mengandung pengertian untuk penjumlahan. Maka (penganut
Madzhab itu) menjadikan (kata bilangan) dua menjadi pengertian dua-dua, demikian juga (kata bilangan) tiga dan empat.
Jadi pendapat tersebut di atas, dapat dirumuskan sebagai: (2+2)+(3+3)+(4+4)=18. Dan jelas pula bahwa pendapat ini, tidak menerima
keterangan Hadits yang membatasi hanya 4 orang istri. Oleh karena itu, penulis tidak sependapat dengan hal ini, tetapi mengambil
pendapat Imam Madzhab di atas.
Hukum Poliandri
Sepakat Ulama Hukum Islam menetapkan, bahwa perkawinan dengan wanita yang sudah mempunyai suami, tidak sah dan dituntut
hukuman rajam, bila terbukti sudah pernah berkumpul. Oleh karena itu, perkawinan tersebut hukumnya haram, karena berdasarkan
pada nash Al-Quran dan Hadits yang berbunyi:
()

Artinya:
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki
:
.

Artinya:
bersabda Rasulullah SAW: barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, maka ia tidak boleh menyiram air benih orang
lain (maksudnya tidak boleh mengumpuli istri orang lain) (H.R. At-Tirmidzy.
Demikian artikel mengenai Pengertian dan Hukum Poligami dan Poliandri, semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai