Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF STUDI KASUS

PEDAGANG BAKSO MENURUT


TEORI MINESSOTA

Makalah ini dibuat untuk tugas ulangan tengah semester dalam pembuatan
Riset BK Karier
Dosen Pengampu : Sesya Dias Mumpuni M,Pd

Nama : Muhammad Ikbar Almas


NPM : 1115500059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Usaha berjualan bakso merupakan suatu usaha yang digeluti oleh masyarakat
kecil dan usaha ini sangat menjanjikan untuk kedepannya. Dengan wisata kulinernya,
bakso menjadi komediti yang khas dalam berkuliner. Apalagi di Indonesia dengan
banyaknya penduduk kita yang suka berkuliner membuat usaha ini semakin
berkembang dari setiap tahunnya. Dengan modal sedikit dan berpenghasilan berkali
kali lipat dalam membuka bakso tersebut. Dijawa sendiri bakso yang sering kita
jumpai dan mudah untuk kita temui yaitu bakso malang dan bakso solo. Dan pada
zaman cepat ini banyak pedagang bakso untuk berimajinasi untuk menjadikan bakso
tersebut menjadi bakso yang unik. Dan akhir akhir ini banyaknya bakso super besar
yang menyebar sekarang di pulau jawa. Dengan banyaknya imajinasi tersebut
membuat pedagang bakso akan mempunyai nilai yang lebih secara tersendiri
sehingga akan menjadi peruntungan secara tersendiri juga.
Seiring dengan perkembang zaman, pada kenyataannya membuat para pedagang
bakso itu melakukan segala macam kecurangan sehingga mendapatkan untung yang
besar, hal ini terjadi disamping kebutuhan pokok yang mahal dan harga daging sapi
setiap tahunnya mengalami pelonjakan harga yang rasionya cukup tinggi.
Kecurangan tersebut biasanya mengurangi bahan dasar daging sapi tersebut atau
menggantikannya kepada daging lainnya yang lebih murah (daging babi) serta tidak
mengalmi kerugian biasanya para pedagang bakso dalam mengawetkan baksonya
memakai formalin. Hal ini membuat para konsumen atau penyuka bakso agak meris
dengan kecurngan ini. Dan banyaknya pengangguran yang cukup amat banyak di
Indonesia membuat para individu beralih untuk membuka usaha bakso, dan hal ini
membuat persaingan yang super ketat.

2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana deskripsi pekerjaan tukang bakso tersebut menurut teori minesota?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui deskripsi pekerjaan tukang bakso menurut teori minessota

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 DEFINISI VARIABEL/ DESKRIPSI TEORITIK
Brown (2005) Teori penyesuian kerja ini dimana variabel P (Pekerja/Karyawan)
dan variable E (Lingkungan) saling berinteraksi satu sama lain sehingga akan timbul
suatu kepuasan.
Jadi dalam teori Ini dimana individu harus menyesuaikan perilakunya terhadap
lingkungan sekitrnya, lingkungan sekitar disini yaitu sosial terhadap masyarakat
sekitar ruang lingkup pekerjaannya. Hal ini sangat perlu dalam membangun suatu
usaha tersebut, dimana pedagang harus menyesuaikan baik dirinya pribadi dan
sosialnya. Penyesuaian pribadi tersebut dimana individu harus bertanggung jawab
dalam membaangun usahanya serta harus konsisten dan penyesuaian lingkungan ini
dimaksudkan pedagang harus bersosialisasi dengan baik, karena dalam membangun
usaha seperti berdagang bakso ini, harus pandai dalam hal berpromosi sehingga
produk yang kita buat dapat diketahui masyarakat sekitar dan berimbas kepada
konsumen yang banyak mendatangi usaha tersebut. Sehingga timbul suatu kepuasan
secara tersendiri, kepuasan tersebut adalah dimana pedagang berhasil dalam usaha
berdagangnya.
Secara umum teori penyesuaian kerja yaitu hanya melibatkan variabel P
(Pekerja/ Karyawan) dan variable E (Lingkungan) kedua aspek tersebut saling
berinteraksi dimana variabel P harus menyesuaikan dengan variabel E. Dengan setiap
individu sejak lahirnya sudah memiliki suatu kemampuan dan bakat tersendiri,
dengan mempelajari teori ini individu mampu mengoptimalkan suatu profesinya
masing masing.
(Dawis, dalam Athanasou, 2008) Kekuatan utama dri teori penyrsuaian kerj ini
adalah mengemukakan langkah langkah yang telah dikembangkan untuk mengukur
berbagai variabel-variabel yang telah dikaitkan dengan teori, termasuk langkahlangkah mengukur
kebutuhan, nilai-nilai dan kepuasan, ketrampilan, dan
kemampuan, kepuasan dan indeks-indeks korenspondensi.
Jadi dalam hal ini, Pedagang bakso mengukur suatu kebutuhannya pada
kedepannya agar tercapainya suatu nilai nilai dan kepuasannya. Ketrampilan dan
kemampuan sebagai bahan dasar untuk memulai karirnya yang sejak ada sejak lahir.
Ketrampilan bakat dalam menjual bakso ini tidak bias dipunyai oleh orang lainnya.
Teori Penyesuaian Kerja ini tumbuh dan berkembang dengan adanya perbedaan
individu
satu
sama
lain
dari
segi
psikologinya
(radentaufiq.wordpress.com/2010/03/22/teori-minnesota-penyesuaian-kerja-rene-vdawis/)

Dalam hal ini, setiap individu dalam bersikap itu berbeda beda, bersikap adalah
hal penting untuk mengembangkan karir kita. Misalkan pedagan bakso tidak ramah
terhadap konsumennya maka satu persatu konsumen akan tidak beli lagi bakso
tersebut. Jadi untuk mencapai suatu kepuasan, cara bersikap itu penting karena
lingkunganlah yang akan menilai kita.
2.2 PENELITIAN TERDAHULU

(Rudi Gunawan, 2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam


membeli Produk Bakso ;
1. Produk
2. Harga
3. Tempat
4. Promosi
Dalam hal ini pedagang bakso harus menyesuaikan dengan lingkungan
sekitarnya (lingkungan untuk melakukan usahanya) seperti teori minnesota yang
membahas tentang individu terhadap lingkungan. Faktor yang mempengaruhi
konsumen membeli bakso, yang pertama produk. Produk adalah apa yang kita buat
untuk kita perjualkan, katakanlah bakso. Agar konsumen tertarik akan produk kita,
buatlah produk bakso tersebut dengan unik. Sehingga dalam persaingan produk
membuat bakso ini menjadi daya tarik tersendiri. Misalkan bakso super besar, bakso
rasa (keju, coklat, Stoberi, Apel), bakso bakar dan sebagainya. Berikan nama bakso
tersebut dengan khas seperti bakso klenger, bakso cerewet, bakso manis cinta dan
sebagainya sehingga timbul suatu penasaran dari konsumen yang berujung akhirnya
untuk membeli produk kita. Yang kedua Harga, harga disini pedagang dalam
mematok harga produknya seperti bakso harus sesuai dengan pasarannya atau lebih
merakyat jadi produk ini bias dijangkau dari semua kalangan baik kalangan atas,
menengah, dan bawah. Yang ketiga Tempat, dimana tempat ini harus dilakukan
pengamatan terlebih dahulu sebelum melakukan usahanya. Apakah tempat ini kalo
buat berdagang akan efektif, hal ini pedagang harus berinteraksi dengan
lingkungannya tersebut sehingga mendapatkan tempat yang mantab untuk
berdagang. Dan ke empat Promosi, Promosi ini kembali lagi ke pribadinya pedagang
bakso tersebut. Pedagang bakso tersebut diharapkan harus bisa bersosialisasi dengan
baik terhadap lingkungannya. Sehingga dalam melakukan promosi, pedagang
tersebut bias mengoptimalkannya dengan baik.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN


Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial, yang
menggunakan riset. Cara-caranya dengan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi, dan pelaporan hasilnya. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Saya melakukan riset kepada pedagang bakso, riset yang saya buat ini untuk
menjelaskan perkembangan karir pedagang bakso menurut teori minesota. Bahwa
pedagang bakso yntuk memulai usahanya harus memperhatikan lingkungan sekitar,
karena lingkungan sekitar berdampak pada karir pedagang bakso tersebut.
Menyesuaikan diri pribadi dengan lingkung sekitar yakni masyarakat dimana dia
berusaha. Keduanya antara pedagang dan lingkungan sekitar saling berinteraksi satu
sama lain.

3.2 FOKUS PENELITIAN


Alasan saya memilih pedagang bakso untuk riset saya ini adalah selain sesuai dengan
teori minesota karena pedagang bakso harus menyesuaikan dirinya sendiri dengan
lingkungan tempat usaha, ketika hal itu terpenuhi maka akan timbul suatu kepuasan.
Dan saya melakukan riset ini dilatarbelakangi oleh usaha tukang bakso yang
menjamur banyak, dan banyak digemari oleh kaum hawa. Pedagang bakso ini
memiliki suatu daya tarik tersendiri, sehingga banyak digemari. Serta banyaknya
pedagang bakso yang sukses dalam berwirausahanya tersebut sehingga saya
melakukan riset terhadap pedagang bakso.

3.3 SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN

Nama
Alamat
Tempat, Tanggal Lahir
Anak ke
Saudara
Anggota Keluarga
Jumlah Penghasilan

:
:
:
:
:
:
:

Slamet Bekti Suharjo


Jln. Musi Gang 1 No 26 RT/RW 06/05
Solo, 16 Maret 1974
1
4
1 orang Istri dan 3 orang anak
Rp. 300.000 - Rp. 500.000

3.4 ALAT PENGUMPULAN DATA


Bapak Slamet Bekti Suharjo beliau setiap harinya berjualan bakso di Pasar Pagi Kota
Tegal, Berangkat berjualan bakso dari jam 5 pagi sampe sore kurang lebihnya jam 5
sore. Beliau lulusan SMA, yang ketika lulus merantau ke Tegal untuk berjualan
bakso.Awal mulanya dia mendapatkan ide jualan bakso itu dari orang tuanya yang
berjualan bakso juga di Solo. Ketika beliau diTegal, Berjualan bakso keliling
komplek, dan sekarang beliau memiliki lapak bakso di Pasar Pagi Kota Tegal.
Pelanggannya banyak itu dikarenakan Bapak Slamet ini membikin bakso secara halal
dan menurut dia suatu kepuasan pelanggan adalah kepuasan juga bapak slamet.
Bapak slamet ini sudah nyaman sekali berjualan dipasar karena penghasilannya
yangsetiap harinya ada. Dahulu bapak ini pernah mengalami sepi pelanggan ketika
masih keliling komplek dan buka baru di Pasar. Sekarang sudah 25 tahun jualan
bakso di Kota Tegal dan untuk saat ini beliau tidak keliling lagi karena capek. Saya
lampirkan pertanyaan wawancara saya dengan bapak slamet.

3.5 ANALISIS DATA


Saya lampirkan hasil dari wawancara dengan Istri dari bapak Slamet dan Tetanggaya
bapak Munir.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Steven D. and Robert W. Lent. 2005. Career Development and Counseling.
USA: John Wiley & Sons, Inc.
Athanasou, James A and Esbroeck, Raoul Van. 2008. International Handbook of
Career Guidance. Springer: Business Media.
Taufiq, Raden. 2010. Penyesuaian Kerja Dari Segi Psikologi.
radentaufiq.wordpress.com/2010/03/22/teori-minnesota-penyesuaian-kerjarene-v-dawis/,
Pengertian Studi Kasus. Id.m.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus,
Gunawan, Rudi. 2012. BAURAN PEMASARAN PRODUK BAKSO DI KOTA
MALANG. Jurnal Nasional. (Diakses 23 April 2016 Pukul 20.00 WIB)

Lampiran

Draft Pertanyaan

Subjek (Pedagang Bakso)


1. Bapak Slamet berjualan bakso dipasar dari jam berapa sih pak?
2. Ide untuk berjualan bakso dari mana pak?
3. Emangnya bapak slamet lulusan apa sih pak?
4. Bapak jualan bakso udah berapa tahun pak?
5. Awal mulanya merintis jualan bakso gimana pak?
6. Bapak asalnya dari mana pak?
7. Boleh tahu tempat tanggal lahirnya pak?
8. Bapak anak ke berapa pak dari berapa bersaudara?
9. Anggota keluarga bapak sekarang berapa pak, Istri dan Anaknya?
10. Penghasilan dalam menjual bakso berapa pak kalo boleh tahu?
Triangulasi (Keluarga dan Tetangga)
Istri Bapak Slamet (Ibu Marni)
1.
2.
3.
4.

Suami ibu berjualan bakso dipasar bu?


Kalo boleh tau kalo berangkat berjualan kepasar itu jam berapa bu?
Pulangnya sih bu jam berapa?
Ibu sering bantu bapak gak dalam berjualan bakso?

Tetangga Bapak Slamet (Bapak Munir)


1. Tetangga bapak yang bernama bapak Slamet itu kesehariannya berjualan
bakso di Pasar Pagi pak?
2. Apakah bapak sering melihatnya pak?
3. Bapak pernah gak beli bakso bapak slamet?
4. Gimana rasanya enak sekalikan pak?

Analisis Data
Istri dari bapak Slamet, Ibu Sumarni mengakui bahwa suaminya
berjualan bakso di Pasar Pagi Kota Tegal, Beliau berangkat dari selepas
Shalat Shubuh dan Pulang disore hari. Ibu Sumarni ini setiap hari
membantu untuk membuat bakso bersama suaminya untuk dijualkan
nantinya oleh suminya diPasar Pagi Kota Tegal.

Tetangganya pun Bapak Munir mengakui bahwa bapak Slamet berjualan


bakso di Pasar dan sering lihat dia ketika berangkat dan pulang berjualan
bakso dipasar, dan pernah beli bakso dari bapak Slamet yang menurutnya
baksonya enak sekali.

Jurnal Nasional

Anda mungkin juga menyukai