Anda di halaman 1dari 545

Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

NOTA KEUANGAN

DAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 1986/1987

REPUBLIK INDONESIA

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 1
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB I

UMUM

Keputusan serta tekad bangsa Indonesia untuk melaksanakan pembangunan sejak


semula telah dilandasi oleh keyakinan bahwa arti dan hakekat kemerdekaan dan perjuangan
menegakkannya, adalah mewujudkan masyarakat Indonesia berkeadilan, berkecukupan lahir
dan batin dalam suasana yang terbebas dari segala bentuk penjajahan, berdasarkan Pancasila
dan bersendikan Undang-Undang Dasar l945. Telah pula disadari bahwa pembangunan,
sebagai suatu proses perubahan yang memberi makna kemajuan bagi perjalanan sejarah
bangsa, menuntut kesediaan berkorban serta menerima segala hikmat pasang surut perkem-
bangannya, di samping mensyukuri nikmat kemajuan yang telah diraih.

Sebagai suatu proses yang panjang dan menyangkut berbagai segi kehidupan,
pembangunan acapkali dihadapkan kepada berbagai tantangan. Keberadaan Indonesia di
tengah-tengah pergaulan dunia menghadapkannya kepada kendala dalam bentuk situasi
dunia yang tidak menguntungkan. Perkembangan dunia serta imbangan tata hubungan dan
kekuatan antarnegara di dunia dewasa ini tampak tidak lagi mengacu kepada kestabilan dan
kedamaian demi kepentingan dan kemajuan bersama. Pertikaian politik dan konflik militer
dalam dasawarsa 1970-an yang mewarnai kehidupan di berbagai kawasan di dunia, di-
rasakan kini tidak semakin berkurang bahkan meluas dan meningkat intensitasnya. Di bidang
ekonomi, serangkaian krisis moneter, pangan, bahan baku dan energi pada awal tahun 70-an
yang melanda dunia, telah menimbulkan resesi hingga mencapai titik terendahnya pada
tahun 1975. Di negara-negara industri resesi tersebut ditandai oleh laju inflasi yang
meningkat tajam, pengangguran yang tinggi serta kemerosotan kegiatan ekonomi. Apabila
selama dasawarsa 1970-an perekonomian kelompok negara maju tumbuh dengan rata-rata
3,3 persen setahun, dan negara berkembang dengan rata-rata 5,1 persen setahun, maka
selama dasawarsa 1980-an berbagai indikasi menunjukkan bahwa kedua kelompok negara
tersebut akan mengalami laju pertumbuhan yang lebih rendah dari pada itu. Suatu perkem-
bangan ekonomi dunia yang sungguhpun gejalanya agak berbeda dengan depresi tahun
1930-an, akan tetapi telah menimbulkan dampak yang berat dan luas pula. Pengaruh per-
kembangan yang sedemikian ini telah merupakan kenyataan yang tak terelakkan bagi
Indonesia maupun bagi banyak negara berkembang lainnya, yang sedang berjuang me-
negakkan dan menaikkan martabat bangsanya. Dibandingkan dengan negara-negara ber-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 2
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kembang lainnya, pengaruh kemelut perekonomian dunia oleh Indonesia sampai batas
tertentu dapat terkendalikan, bahkan momentum dua masa putaran kenaikan harga minyak
telah dapat dimanfaatkan bagi tersedianya dana untuk memacu pembangunan. Situasi
minyak internasional yang berada pada kondisi yang tidak menggembirakan sejak 1982 telah
mengakibatkan tertekannya sumber terbesar penerimaan negara. Sementara itu kelesuan
permintaan dunia terhadap komoditi ekspor di luar minyak terus membayangi, sebagai akibat
dari resesi yang berkepanjangan yang berlangsung dalam kerangka ketidakseimbangan
struktural di bidang hubungan perdagangan antara negara maju dengan negara berkembang.
Keadaan itu diperdalam lagi oleh sikap dan langkah-Langkah proteksionistis yang semakin
kuat yang dilaksanakan oleh negara-negara industri.

Latar belakang perkembangan di atas telah mewarnai periode sewaktu bangsa


Indonesia mulai memasuki Pelita IV. Pengaruhnya makin terasa sampai akhir tahun kedua
Pelita IV, serta ketika hendak memasuki tahun 1986/1987, sebagai pelaksanaan tahun ketiga
Pelita IV. Resesi dunia yang berkepanjangan dan masa berlalunya lonjakan kenaikan harga
minyak, bagi Indonesia telah memberikan pertanda bahwa dalam dasawarsa 1980-an per-
kembangan ekonomi dan politik dunia telah memasuki era baru yang menuntut kewaspadaan
penuh. Lingkungan dan suasana baru ini mutlak perlu ditanggapi dengan tekad dan orientasi
baru oleh semua unsur pembangunan nasional demi untuk kelanjutan dan peningkatan
pembangunan nasional.

Selalu Siap untuk menghadapi segala tantangan, baik, yang bersumber dari dalam
maupun dari luar negeri, dalam melaksanakan pembangunan kiranya telah merupakan sifat
yang melekat dalam perjuangan Orde Baru. Kebijaksanaan di bidang ekonomi ditopang oleh
terpeliharanya kestabilan kehidupan politik dan sosial yang bermuara kepada Trilogi Pem-
bangunan, menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara tetap tegar dalam melaksanakan
pembangunan. Berbagai langkah kebijaksanaan di bidang ekonomi yang didasarkan kepada
pengamatan permasalahan yang cermat serta sikap berhati-hati, dilaksanakan dalam acuan
menanggulangi berbagai kesulitan atau pengaruh yang tidak diinginkan yang mungkin
timbul. Sekaligus sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kemandirian dalam pembiayaan
pembangunan, menyebabkan Indonesia tidak terjebak dalam kesulitan hutang sebagaimana
dialami oleh beberapa negara berkembang lainnya.

Beberapa langkah kebijaksanaan ekonomi yang penting dan mendasar telah diambil

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 3
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pemerintah sejak memasuki masa Pelita IV, dalam rangka mengamankan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai dari ruang lingkup suasana global yang tidak mendukung. Seperti dike-
tahui dalam Pelita IV hendak diusahakan terciptanya kerangka landasan bagi bangsa Indo-
nesia untuk tumbuh dan berkembang terus, untuk kemudian dimantapkan dalam Repelita V,
sehingga dalam Repelita VI nanti bangsa Indonesia sudah benar-benar dapat tinggal landas
untuk memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Rangkaian kebijaksanaan yang ditempuh Pemerintah diberbagai bidang senantiasa
diusahakan agar merupakan suatu kebijaksanaan yang terjalin secara padu, konsisten dan
saling mengisi, yang bercirikan tidak hanya sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemecahan
terhadap permasalahan yang timbul suatu waktu, akan tetapi juga mampu meletakkan
landasan yang kuat bagi terselenggaranya kelangsungan dan peningkatan pembangunan di
masa-masa mendatang. Singkatnya, suatu kebijaksanaan yang mampu mengatasi masalah-
masalah jangka pendek dan juga sejalan dengan strategi pembangunan jangka panjang
sebagaimana terkandung dalam Garis-garis Besar Haluan Negara. Secara umum
kebijaksanaan di bidang keuangan negara dan moneter ditujukan kepada usaha memobilisasi
dana pembangunan sebesar-besarnya, untuk diarahkan seefisien mungkin pada sasaran dan
tujuan pembangunan, merangsang kegairahan investasi dan pemerataan tanpa mengorbankan
stabilitas dan perluasan kesempatan kerja. Sedangkan kebijaksanaan di bidang perdagangan
luar negeri diarahkan kepada upaya mengurangi ketergantungan pada ekspor migas, pening-
katan penerimaan devisa dari ekspor bukan migas, pengaturan impor guna menunjang
kestabilan dan pertumbuhan industri yang efisien, seraya menghemat penggunaan devisa.
Memerangi ekonomi biaya tinggi, sebagai bagian dari usaha agar tercipta alokasi sumber
ekonomi secara efisien, dilaksanakan dengan lebih memberi peranan kepada mekanisme
kekuatan pasar seraya menghilangkan hambatan-hambatan yang bersifat struktural.

Resesi ekonomi dunia serta memburuknya. pasaran minyak internasional dewasa ini,
telah menimbulkan tekanan yang sangat berat terhadap keuangan negara. Dalam situasi yang
sangat sulit yang dihadapi dalam penyusunan RAPBN 1986/1987, tidak banyak pilihan yang
tersedia atau jalan terbaik yang dapat ditempuh, kecuali tetap berpijak pada kenyataan
dengan bersiap diri menghadapi segala kemungkinan lebih buruk, tanpa kehilangan arah
tujuan, pegangan serta harapan. Sikap realistis dalam menghadapi setiap kesulitan telah
menjadi anutan perjuangan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan selama ini. Yang
demikian merupakan sikap yang justru diperlukan guna menunjang kelancaran pemba-
ngunan itu sendiri. Hasrat untuk membangun melampaui kesanggupan yaitu dengan me-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 4
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

nanggalkan prinsip anggaran belanja seimbang atau cara pembiayaan inflatoir lainnya, serta
menambah penggunaan bantuan luar negeri secara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,
hanya akan menambah parah keadaan serta menimbulkan beban dikemudian hari. Dalam
kaitan ini kiranya jastru perlu dimantapkan terus prinsip anggaran berimbang, sebagai suatu
sistem anggaran yang menganut azas disesuaikannya pengeluaran negara pada setiap tingkat
penerimaan negara dengan mengupayakan terciptanya Tabungan Pemerintah yang optimal.

Setelah penerimaan negara dari sektor minyak bumi dan gas alam mencapai puncak
tingkat kenaikannya dalam masa Pelita I tidak kurang dari rata-rata 50 persen setiap tahun-
nya, untuk kemudian menurun dalam Pelita II dan III menjadi rata-rata sebesar 43 dan 33
persen per tahun, maka dalam dua tahun pertama Pelita IV menukik tajam dan diperkirakan
hanya berkembang rata-rata sekitar 5 persen setahun. Relatif tingginya perkiraan realisasi
penerimaan minyak bumi dan gas alam dalam tahun 1985/1986 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, adalah disebabkan oleh meningkatnya perkiraan realisasi penerimaan dari LNG,
sementara penerimaan dari minyak bumi diperkirakan mengalami penurunan. Dalam tahun
anggaran mendatang atau tahun 1986/1987 penerimaan minyak bumi dan gas alam diperki-
rakan mengalami penurunan sebesar 12,7 persen, dibandingkan dengan yang direncanakan
tahun lalu, atau akan berjumlah sebesar Rp 9.738,2 milyar.

Melihat kenyataan tersebut serta upaya perlunya mempertahankan laju pemba-


ngunan pada tingkat yang layak, telah semakin penting dan mendesaknya usaha-usaha untuk
lebih meningkatkan penggalian dan pemanfaatan secara optimal sumber-sumber dana
pembangunan yang berasal dari dalam negeri. Bahwa pembangunan bukanlah hanya hak dan
kewajiban Pemerintah, sesuai dengan azas demokrasi ekonomi sebagaimana tercantum
dalam GBHN, mengandung arti tak dapat disangkal pula pentingnya meningkatkan
peranserta masyarakat termasuk partisipasi sektor swasta dalam kegiatan pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan penerimaan negara di luar penerimaan migas, perlu digaris
bawahi usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah sampai saat ini. Suatu perubahan
mendasar terhadap sistem perpajakan yang lama telah dilakukan Pemerintah ketika
memasuki Pelita IV. Sejak tanggal 1 Januari 1984, telah berlaku Undang-undang Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan serta Undang-undang Tentang Pajak
Penghasilan. Kemudian dalam waktu tidak terlalu lama, pada tanggal 1 April 1985,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1985, telah dilaksanakan pula Pajak
Pertambahan Nilai. Ketentuan mengenai pajak tersebut diatur dalam Undang-undang No.8

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 5
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tahun l983, yaitu Undang-undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Ketentuan-ketentuan perpajakan tersebut merupakan
langkah awal yang penting dan menentukan serta membuka lembaran baru dalam sistem
perpajakan di Indonesia. Ketentuan-ketentuan dalam perundangan pajak yang baru tersebut
di samping lebih sederhana dalam banyak segi pada sistemnya, serta sifatnya yang lebih
mencerminkan rasa keadilan dan menjamin kepastian hukumnya, keutamaan lain yang
menonjol ialah diberikannya kebebasan pada wajib pajak dalam menghitung, menetapkan
dan membayar sendiri kewajiban pajaknya. Dengan demikian dua sasaran ganda dapat
dicapai. Di satu pihak bagi para wajib pajak dituntut untuk menghitung dan menetapkan
kewajiban pajaknya secara jujur, dengan akibat akan mendapat sanksi apabila kemudian
diketahui ternyata penetapan pajaknya dilakukan dengan tidak benar. Di lain pihak dapat
dicegah terbukanya peluang yang memungkinkan penyalahgunaan wewenang yang dapat
dilakukan oleh aparat perpajakan, sehingga menunjang bagi ditegakkannya aparat yang jujur,
bersih dan berwibawa. Selain daripada itu untuk menciptakan pangkal tolak yang bersih bagi
keberhasilan pelaksanaan undang-undang perpajakan yang baru, telah pula dikeluarkan
kebijaksanaan tentang pengampunan pajak.

Dalam beberapa bulan pelaksanaannya, penerimaan pajak pertambahan nilai telah


menunjukkan perkembangan yang mengesankan. Dari sasaran yang ditetapkan dalam APBN
1985/1986 sebesar Rp 1.666,4 milyar, dalam semester pertama, telah dapat dicapai jumlah
sebesar Rp 975,5 milyar atau 50 persen lebih dari yang direncanakan. Sedangkan penerima-
an dari pajak penghasilan, sejalan dengan keadaan perekonomian pada umumnya yang
menurun, diperkirakan akan sedikit lebih rendah dari yang direncanakan.

Langkah penting yang berkaitan dengan usaha penggalian sumber dana dalam
negeri ditengah-tengah situasi yang sulit ini, dan suatu upaya yang membesarkan hati, ialah
telah disahkannya Undang-undang Tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan Undang-undang
Bea Meterai. Rancangan Undang-undang tentang Pajak Bumi dan Bangunan diajukan karena
dirasakan masih cukup besarnya potensi pajak dari sektor ini yang belum sepenuhnya dapat
dimanfaatkan, selain mengingat perlunya meniadakan berbagai macam pajak atas obyek
yang sama, sehingga dapat menimbulkan ketidakadilan dan beban yang berat bagi masyara-
kat. Berdasarkan Undang-undang tersebut, besarnya pajak bumi dan bangunan ditentukan
oleh dua hal yaitu tarif dan nilai jual daripada obyek pajak. Besarnya tarif pajak bumi dan
bangunan ditetapkan sebesar 0,5 persen, yang dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah untuk

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 6
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

meringankan beban pajak bagi para wajib pajak. Sedangkan penetapan nilai jual daripada
obyek pajak yang berbeda adalah disebabkan karena setiap daerah atau setiap tempat
mempunyai nilai jual yang berbeda pula. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh tata letak,
keadaan serta sarana-sarana yang tersedia. Dengan demikian pajak bumi dan bangunan
tersebut ditetapkan berdasarkan nilai obyektif yang ada pada setiap daerah obyek pajak.
Penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan dalam tahun anggaran mendatang diperkirakan
berjumlah sebesar Rp 284,0 milyar, menunjukkan kenaikan sebesar 47,0 persen lebih
dibandingkan dengan penerimaan pajak kekayaan dan Ipeda yang direncanakan dalam tahun
1985/1986. Penerimaan pembangunan berupa bantuan proyek dari luar negeri dalam tahun
anggaran mendatang, diperkirakan akan lebih rendah dari tahun 1985/1986. Jumlahnya
diperkirakan akan sebesar Rp 3.507,7 milyar atau turun sebesar 18,4 persen dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Rendahnya perkiraan penerimaan bantuan proyek erat kaitannya
dengan tidak cukup tersedianya dana rupiah untuk pembiayaan lokal dari bantuan proyek
tersebut.

Menurunnya penerimaan Pemerintah dari sektor migas tidak terlepas dari perkem-
bangan yang terjadi di pasaran minyak intemasional. Melimpahnya penawaran minyak di
pasaran dunia sebagai akibat meningkatnya produksi terutama dari negara-negara di luar
OPEC serta langkah-langkah penghematan penggunaan energi minyak, telah menyebabkan
penurunan harga minyak bumi. Sebagai akibat dari penurunan harga tersebut penerimaan
ekspor minyak bumi dan gas alam, setelah mencapai puncaknya pada tahun 1981/1982
sebesar US $ 18.824 juta, terus mengalami penurunan. Dalam tahun 1984/1985 nilai ekspor
minyak bumi dan gas alam turun menjadi sebesar US $ 13.994 juta, yang disebabkan karena
penurunan nilai ekspor minyak bumi, walaupun nilai ekspor gas alam cair berkembang
cukup pesat. Penurunan nilai ekspor minyak bumi adalah karena penurunan volumenya
sebagai akibat adanya pengurangan kuota produksi sebesar 111,0 ribu barel menjadi 1,189
juta baret perhari sejak bulan Nopember 1984, di samping karena penurunan harga patokan
ekspor (Minas) sejak 1 Pebruari 1985 dari US $ 29,53 menjadi US $ 28,53 per bare!. Semen-
tara itu, nilai ekspor gas alam berkembang menjadi US $ 3.369 juta atau naik sebesar 40
persen lebih dibandingkan dengan keadaannya pada tahun 1983/1984. Hal ini dimungkinkan
oleh naiknya volume ekspor, meskipun harganya menunjukkan penurunan. Dalam tahun
1985/1986 nilai ekpor minyak bumi dan gas alam diperkirakan berjumlah sebesar US $
13.115 juta, atau turun sebesar US $ 879 juta (6,3 persen) dibandingkan dengan keadaannya
pada tahun sebelumnya. Melihat prospek harga minyak yang tidak cerah, dalam tahun

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 7
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

anggaran 1986/1987 penerimaan devisa dari hasil ekspor minyak bumi dan gas alam
diperkirakan hanya berjumlah US $ 12.545 juta. Dalam hal ini baik nilai ekspor minyak
bumi maupun gas alam diperkirakan akan mengalami penurunan.

Sebagai akibat daripada penurunan hasil ekspor minyak bumi dan gas alam tersebut,
penerimaan dalam negeri dalam RAPBN 1986/1987 menjadi lebih rendah daripada yang
direncanakan dalam APBN 1985/1986. Penurunan tersebut tidak dapat dihindarkan karena
besamya peranan dari sektor minyak di dalam penerimaan dalam negeri, sungguhpun
berbagai upaya meningkatkan penerimaan pajak telah dilakukan Pemerintah. Penurunan
penerimaan dalam negeri tersebut adalah pertama kali terjadi di dalam sejarah pembangunan
Indonesia sejak awal Pelita pertama.

Secara keseluruhan dengan demikian rencana penerimaan dan pengeluaran negara


dalam tahun anggaran 1986/1987 akan berjumlah sebesar Rp 21.421,6 milyar, atau suatu
penurunan sebesar 7,0 persen dibandingkan dengan APBN 1985/1986. Sangat terbatasnya
penerimaan negara, menuntut adanya pemilihan dan penajaman prioritas pembangunan
untuk hal-hal yang sangat penting dan mendesak, dalam kerangka pemeliharaan kestabilan
pada umumnya. Akan tetapi sejalan dengan hasil dari kegiatan pembangunan yang telah
dilaksanakan Pemerintah, pengeluaran rutin diperkirakan masih meningkat dengan makin
besamya kewajiban pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri serta penyediaan dana
penyangga untuk penyimpanan dan kelancaran pengadaan pangan khususnya beras, yang
masing-masing berjumlah Rp 4.183,2 milyar dan Rp 417,4 milyar. Pengeluaran rutin yang
diperkirakan akan meningkat sebesar 5,9 persen, serta adanya penurunan penerimaan dalam
negeri, telah menekan Tabungan Pemerintah yang tersedia. Tabungan Pemerintah diperkira-
kan akan berjumlah Rp 4.706,9 milyar atau turun sebesar Rp 1.572,0 milyar (25,0 persen),
dibandingkan dengan yang direncanakan dalam tahun anggaran 1985/1986. Dengan me-
nurunnya Tabungan Pemerintah, makin terbatas pula ruang gerak dana yang tersedia untuk
anggaran pembangunan dalam rupiah. Oleh sebab itu pengeluaran pembangunan untuk
departemen/lembaga, Inpres dan Ipeda/Pajak Bumi dan Bangunan serta penyertaan modal
Pemerintah (PMP) diperkirakan akan mengalami penurunan jumlahnya. Pengeluaran pem-
bangunan untuk departemen/lembaga diperkirakan akan menjadi hanya sebesar Rp 2.087,7
milyar, turun sebesar Rp 1.556,6 milyar atau 42,7 persen, dibandingkan dengan yang
direncanakan dalam anggaran tahun 1985/1986. Begitu pula dana Inpres termasuk dana
kompensasi pengganti Ipeda dari hasil Pajak Bumi dan Bangunan, diperkirakan berjumlah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 8
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebesar Rp 1.570,8 milyar, turun Rp 63,9 milyar atau 3,9 persen dibandingkan dengan yang
dianggarkan dalam tahun 1985/1986. Sedangkan dana untuk penyertaan modal Pemerintah
diperkirakan berjumlah sebesar Rp 207,4 milyar. Agar supaya dana-dana tersebut dapat
dimanfaatkan sebesar-besamya bagi usaha pembangunan, maka proyek-proyek yang
dilaksanakan diutamakan kepada proyek-proyek yang benar-benar produktif, efisien dan
banyak menyerap tenaga kerja. Sungguhpun sangat berat dan sulitnya situasi yang dihadapi,
usaha terpe1iharanya kestabilan merupakan tugas yang tak. boleh terabaikan bahkan harus
semakin dimantapkan, demi terhindamya dari keadaan yang lebih buruk dan kerawanan yang
dapat mengganggu kelangsungan pembangunan. Oleh sebab itu terjaminnya persediaan
sarana produksi pertanian, terutama pupuk, merupakan bagian yang mutlak perlu dari upaya
pemeliharaan kestabilan serta mencegah merosotnya tingkat kesejahteraan sebagian terbesar
masyarakat. Untuk maksud tersebut, di samping disediakannya dana penyangga untuk
kelancaran pengadaan pangan, dalam tahun 1986/1987 akan tersedia dana sebesar Rp 671,5
milyar untuk subsidi pupuk, atau suatu peningkatan sebesar 20,4 persen dibandingkan
dengan anggaran tahun lalu. Sedangkan untuk lain-lain pengeluaran pembangunan
diperkirakan berjumlah Rp 243,7 milyar.

Dengan 1atar be1akang penerimaan devisa ekspor dari minyak bumi dan gas alam
yang mengalami penurunan tersebut, maka upaya peningkatan hasil devisa ekspor di luar
minyak bumi dan gas alam hams lebih ditingkatkan, yang diperlukan untuk membiayai
impor barang modal dan bahan baku bagi kegiatan industri dalam negeri, serta untuk tujuan
peme1iharaan kestabilan harga di dalam negeri. Sejak Pelita I usaha mendorong ekspor terus
dilakukan oleh Pemerintah mengingat peranannya yang strategis sebagai suatu sumber pem-
biayaan pembangunan, memperluas kesempatan kerja dan mendorong kegiatan usaha di
dalam negeri. Usaha tersebut dimulai dari prioritas kepada rehabilitasi kapasitas produksi,
pemasaran barang ekspor, serta penyederhanaan sistem devisa yang dilaksanakan dalam
Pelita I, hingga pemberian rangsangan-rangsangan fiska1, keringanan dan kemudahan di
bidang perkreditan, sistem imba1 beli serta tata niaga dalam Pelita-Pelita berikutnya. Kebi-
jaksanaan-kebijaksanaan tersebut ditunjang dengan. iklim yang menguntungkan bagi
terlaksananya peningkatan ekspor, yaitu melalui beberapa ka1i penyesuaian nitro tukar
rupiah terhadap matauang asing yaitu pada bulan Agustus 1971, Nopember 1978 dan Maret
1983. Dengan nilai tukar yang arealistis diharapkan kegiatan ekspor, khususnya ekspor non
migas, dapat lebih ditingkatkan. Selanjutnya kebijaksanaan berupa kebebasan penyerahan
devisa bagi eksportir yang tertuang dalam paket "Kebijaksanaan Ekspor Januari 1982",

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 9
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

merupakan dimensi kebijaksanaan yang penting dalam sistem devisa untuk mendorong
ekspor, di samping sebagai upaya merangsang a1iran masuk modal dari luar yang
dimungkinkan oleh terpe1iharanya kestabilan di dalam negeri. Di pihak lain, yaitu di sisi
usaha penghematan devisa, disamping dilakukan melalui segi-segi fiska1 dan moneter, suatu
langkah berani dan arealistis dalam bulan Mei 1983 telah diambi1 Pemerintah berupa
kebijaksanaan penjadwa1an kembali proyek-proyek besar. Tindakan ini, yang kemudian
diikuti oleh pengaturan kredit ekspor luar negeri berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8
tahun 1984, telah memberikan sumbangan besar bagi terhindarnya kesulitan dalam
pengelolaan hutang luar negeri. Kesungguhan tekad Pemerintah untuk mendorong ekspor
telah dilakukan pula dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1985 tangga1
4 Apri1 1985, dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi produksi serta kelancaran arus
lalu lintas barang ekspor maupun impor. Kemudian penjajagan terhadap kemungkinan
perluasan pasaran ekspor ke negara-negara di luar rekan dagang selama ini terus dilakukan,
dan diharapkan akan lebih membuka prospek masa depan ekspor yang lebih baik. Begitu
pula dengan sektor jasa kepariwisataan, terus dikembangkan, di samping pengiriman tenaga
kerja ke luar negeri. Selain daripada itu kerjasama regional, global maupun dengan sesama
negara anggota ASEAN merupakan bagian yang tak dapat diabaikan dari upaya
pengembangan perdagangan dan hubungan luar negeri Indonesia.

Perkembangan neraca pembayaran dipengaruhi, baik oleh faktor-faktor otonom


seperti f1uktuasi dalam perkembangan ekonomi dunia dan perkembangan ekonomi di dalam
negeri, maupun oleh tindakan penyesuaian terhadap pengaruh faktor tersebut berupa
kebijaksanaan yang ditempuh Pemerintah dalam rangka mempertahankan laju pembangunan.
Bertolak dari keadaan paling buruk menje1ang akhir Pelita III, yaitu tahun 1982/1983,
perkembangan neraca pembayaran beranp-sur-angsur membaik. Dari defisit neraca
pembayaran sebesar US $ 3.280 juta dalam tahun tersebut, yang tercatat sebagai defisit
terbesar yang pernah dialami, berubah menjadi surp1us sebesar US $ 2.070 juta, dalam tahun
berikutnya. Dalam tahun 1984/1985 dan 1985/1986, surp1us tersebut semakin mengeci1,
masing-masing menjadi US $ 667 juta dan US $ 61 juta. Perkembangan tersebut tidak
terlepas dari faktor-faktor yang mendukungnya, yaitu neraca perdagangan dan jasa-jasa serta
lalu-1int as modal yang terjadi pada masa bersangkutan. Defisit transaksi berjalan, yang
dalam tahun 1982/1983 mencapai sebesar US $ 7.039 juta, kembali mengeci1 menjadi US $
4.151 juta dalam tahun berikutnya. Dalam tahun 1984/1985 defisit transaksi berjalan tersebut
dapat ditekan lagi menjadi US $ 1.968 juta, untuk kemudian diperkirakan sedikit meningkat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 10
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menjadi sebesar US $ 2.104 juta dalam tahun 1985/1986. Nilai ekspor bukan migas yang
dalam tahun 1982/1983 berjumlah US $ 3.928 juta, dalam tahun 1983/1984 telah meningkat
sebesar 36,6 persen, yang merupakan kenaikan terbesar dalam lima tahun terakhir ini, karena
dalam tahun-tahun berikutnya laju pertumbuhannya turun menjadi 10,1 persen dan 3,4
persen. Sedangkan dalam tahun 1986/1987 nilai ekspor bukan migas diharapkan dapat
meningkat menjadi US $ 6.398 juta atau naik sebesar 4,8 persen. Di sisi lain, berkat
kebijaksanaan penyesuaian nilai tukar rupiah terhadap dolar dan pentahapan kembali
sejumlah proyek yang mengandung komponen impor yang tinggi, keseluruhan impor dalam
tahun 1983/1984 telah dapat dikendalikan, yaitu menunjukkan penurunan sebesar 11,9
persen dan bertahan kurang lebih pada tingkatan tersebut dalam tahun 1984/1985. Dalam
tahun 1986/1987 keseluruhan impor diperkirakan akan menurun sebesar 3,9 persen atau
menjadi US $ 13.040 juta, sedangkan dalam tahun 1985/1986 laju penurunannya diperkira-
kan sebesar 5,9 persen. Perkiraan perkembangan impor tahun 1986/1987 erat kaitannya
dengan perkembangan ekonomi dalam negeri dan usaha peningkatan penggunaan produksi
dalam negeri. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, serta dengan memperhatikan
perkiraan perkembangan lalu lintas modal dan beberapa faktor lainnya, maka neraca pem-
bayaran dalam tahun 1986/1987 diperkirakan akan mengalami surplus sebesar US $ 52 juta.

Perkembangan pasaran minyak internasional yang tidak menguntungkan, ber-


kurangnya penerimaan hasil ekspor minyak bumi dan gas alam cair serta penerimaan negara
dari sektor tersebut, telah menjadikan penggalian sumber-sumber dana dari masyarakat
selain dari sektor perpajakan, yang dilakukan melalui sektor keuangan dan perbankan,
semakin penting. Upaya pengerahan dana masyarakat khususnya melalui sektor perbankan
terus dilaksanakan Pemerintah. Ditandai dengan kebijaksanaan suku bunga deposito yang
cukup tinggi menjelang dimulainya Pelita I, yaitu pada bulan Oktober 1968, yang telah
berhasil menghimpun dana yang cukup besar untuk pembangunan serta untuk tujuan
pengendalian inflasi. Kebijaksanaan moneter dan perkreditan yang berkembang hingga saat
ini, walaupun berbeda dalam penggunaan peralatan kebijaksanaannya, pada dasarnya tetap
ditujukan kepada tercapainya keterpaduan antara beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut
adalah terpeliharanya kestabilan moneter dan harga, penghimpunan dana masyarakat, serta
pengembangan dan perluasan jasa perbankan untuk selanjutnya dana-dana yang terkumpul
disalurkan secara efisien untuk kegiatan usaha yang produktif dengan tetap memperhatikan
unsur perluasan kesempatan kerja dan pemerataan. Beranjak dari tujuan-tujuan tersebut, oleh
Pemerintah pada bulan Juni 1983 telah dilaksanakan kebijaksanaan penghapusan pagu kredit

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 11
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan pembebasan penentuan tingkat bunga bank-bank Pemerintah. Tujuan utama dari
tindakan ini adalah terciptanya kondisi awal bagi peningkatan efisiensi sektor keuangan dan
perbankan di dalam negeri, sehingga merupakan wahana mobilisasi sumber-sumber dana
pembangunan yang dapat diandalkan untuk kemudian menyalurkannya sebagai dana pem-
bangunan secara produktif dan efisien. Jumlah keseluruhan dana yang dihimpun oleh sektor
perbankan sampai dengan tahun pertama Pelita IV mencapai Rp 16.687,8 milyar.
Dibandingkan dengan posisinya pada akhir Pelita III, menunjukkan kenaikan yang cukup
berarti yaitu sebesar 25,1 persen. Dana deposito berjangka yang pada akhir Maret 1983 baru
berjumlah Rp 3.737,2 milyar, pada akhir Pelita III dan awal Pelita IV telah meningkat
menjadi Rp 6.348,8 milyar dan Rp 8.726,0 milyar. Kenaikan yang pesat ini erat hubungan-
nya dengan suku bunga deposito berjangka yang menarik serta rangsangan-rangsangan fiskal
yang diberikan.

Di samping melalui sektor perbankan, dana-dana yang dapat dihimpun melalui


lembaga keuangan non bank serta pasar uang dan modal menunjukkan perkembangan yang
juga cukup menggembirakan. Premi bruto perusahaan-perusahaan asuransi, yang dalam
tahun 1980 baru berjumlah Rp 293 milyar, dalam tahun 1984 telah berkembang menjadi Rp
714 milyar, yang berarti terdapat kenaikan rata-rata sebesar 25 persen per tahun. Suatu
peningkatan yang sungguh positif terjadi pula pada nilai lease dari perusahaan-perusahaan
leasing, yaitu dari Rp 22.634 juta dalam tahun 1980 menjadi Rp 419.190 juta dalam tahun
1984. Suatu tingkat kenaikan rata-rata tidak kurang dari 100,0 persen per tahun. Begitu pula
usaha pengerahan dana-dana melalui pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank (lKBB)
menunjukkan perkembangan yang memberikan harapan di masa mendatang. Sementara itu
dana pensiun telah mencatat perkembangan yang luar biasa. Hingga kini telah terhimpun
dana sebesar Rp 2.000 milyar, suatu potensi dana yang sungguh dapat diman faatkan untuk
kegiatan pembangunan. Melihat peranannya sebagai sumber dana yang sangat potensial serta
manfaatnya bagi hari tua karyawan secara layak di masa depan, maka sumber dana tersebut
oleh Pemerintah akan lebih dibina dan dikembangkan.

Kebijaksanaan moneter yang dilaksanakan dalam dua tahun pertama Pelita IV pada
dasarnya merupakan langkah penyempurnaan terhadap kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983,
yakni meletakkan landasan yang kokoh bagi perbankan yang lebih sehat yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pembangunan. Untuk menghindari terjadinya lagi gejolak suku bunga
pinjaman antar bank, maka sejak 1 Februari 1985 oleh Bank Indonesia telah dikeluarkan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 12
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ketentuan mengenai Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dengan maksud mengatur
kebutuhan likuiditas perbankan dan mengembangkan kegiatan pasar uang. Selain daripada
itu bagi bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas, dalam tahun 1984/1985 telah pula
diberikan fasilitas kredit khusus.

Likuiditas perekonomian, yang terdiri dari uang beredar dan uang kuasi, yang
mencerminkan aktivitas moneter dalam mendorong kegiatan pembangunan terus menunjuk-
kan peningkatan, yang sejak akhir Pelita II bergerak tidak kurang dari rata-rata 20 persen
tiap tahunnya. Begitu pula jumlah uang beredar terus berkembang. Hal ini tidak lain me-
nunjukkan makin meluas dan berkembangnya kegiatan perekonomian serta semakin ber-
perannya sektor perbankan dalam menunjang kegiatan pembangunan. Sementara pengaruh
jumlah uang beredar terhadap tingkat barga, telah terkendalikan pada tingkat yang wajar,
yang berarti tetap terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap rupiah. Dalam tahun
1984/1985 jumlah uang beredar telah bertambah sebesar 11,6 persen, sedangkan laju inflasi
menunjukkan kenaikan sebesar 3,64 persen.

Agar dana-dana yang dapat dihimpun oleh sektor keuangan dan perbankan dapat
secara nyata dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan investasi, khususnya untuk mengem-
bangkan kegiatan pengusaha golongan ekonomi lemah dan dalam rangka mendorong ekspor
di luar migas, telah ditempuh berbagai kebijaksanaan. Di samping berbagai program kredit,
seperti KIK/KMKP dan Kupedes, untuk memberikan kesempatan berusaha kepada golongan
ekonomi lemah serta untuk mendorong kegiatan-kegiatan yang berprioritas tinggi, oleh Bank
Indonesia melalui bank-bank pelaksana telah pula disediakan jenis-jenis pinjaman lainnya.
Jenis-jenis kredit tersebut adalah kredit modal kerja dalam rangka Keppres 29/1984, kredit
sampai dengan Rp 75 juta, baik untuk keperluan modal kerja ataupun untuk investasi, kredit
kepada peternak ayam di luar program Keppres 50/1981 dan kredit usaha tani melalui KUD
untuk intensifikasi padi/palawija yang diberlakukan mulai 1 April 1985. Kredit tersebut
diberikan dengan persyaratan yang lebih ringan, seperti suku bunga yang rendah dan bagian
pembiayaan sendiri yang relatif kecil. Agar fasilitas kredit, khususnya kredit yang tergolong
berprioritas tinggi, dapat disalurkan kepada masyarakat secara luas, Pemerintah telah
memperlunak persyaratan pembukaan kantor cabang dan cabang pembantu bank-bank.
Selanjutnya sejalan dengan usaha meningkatkan pembinaan terhadap bank-bank, maka
kepada bank umum swasta nasional (BUSN) diberi kesempatan pula untuk menangani
kredit-kredit yang berprioritas tinggi. Suku bunga pinjaman, sebagai faktor yang penting

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 13
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dalam penyaluran kredit untuk pembiayaan kegiatan dunia usaha, terus diusahakan agar
berada pada tingkat yang wajar tanpa menekan usaha pengerahan dana perbankan. Untuk itu
pada pertengahan tahun 1985 telah diambil langkah-langkah penurunan suku bunga fasilitas
diskonto, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), yang
disusul dengan penurunan suku bunga simpanan maupun pinjaman oleh bank-bank.
Pemberian kredit perbankan dalam tahun 1984/1985 berjumlah Rp 19.336 milyar, yang
berarti naik 20,0 persen dibandingkan dengan kenaikan sebesar 18 persen dalam tahun
sebelumnya. Dalam tahun 1985/1986, sampai dengan September 1985, kredit perbankan
telah mencapai jumlah sebesar Rp 21.088 milyar. Dari jumlah tersebut sebesar 28 persen
lebih berupa kredit investasi.

Kredit perbankan merupakan unsur pembiayaan yang dapat diharapkan peranannya


menunjang kegiatan penanaman modal, dalam menghadapi situasi ekonomi dewasa ini.
Walaupun perekonomian yang lesu telah mengakibatkan semakin sulitnya menarik para
investor, baik dalam rangka penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal
dalam negeri (PMDN), akan tetapi peranan sektor swasta sangat diharapkan untuk ikut
mendorong pembangunan, terlebih lagi mengingat pembiayaan pembangunan dari APBN
yang terbatas. Berbagai upaya agar para investor meningkatkan partisipasinya dalam pemba-
ngunan tetap dilaksanakan, seperti telah disempurnakannya organisasi dan mekanisme kerja
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), penyederhanaan prosedur perizinan pe-
nanaman modal, kemudahan-kemudahan di bidang tertentu yang diprioritaskan, dibukanya
kesempatan yang lebih luas bagi para penanam modal diberbagai bidang yang selama ini
tertutup untuk investasi PMA dan PMDN, serta perluasan berbagai pasaran di luar negeri.
langkah-langkah tersebut telah ditunjang dengan mantapnya stabilitas politik dan keamanan,
adanya potensi pasar di dalam negeri, adanya sistem devisa bebas serta cukup besarnya
tenaga kerja yang tersedia. Walaupun terdapat berbagai fasilitas untuk para penanam modal
asing yang dihilangkan, seperti dihapuskannya fasilitas masa bebas pajak (tax ho1iday),
namun secara keseluruhan hal tersebut telah diimbangi oleh berbagai perangsang lain. Di
bidang perpajakan, khususnya dilakukan melalui penurunan tarif pajak penghasilan dari 45
persen menjadi 35 persen. Pola penyusutan barang-barang modal juga telah dipercepat
sehingga dengan demikian para investor akan diuntungkan, terutama dalam perhitungan
pajaknya. Menghadapi berbagai faktor yang sangat mempengaruhi para investor, seperti
keadaan perekonomian dunia yang tidak menentu, selain kebijaksanaan-kebijaksanaan
berupa kemudahan-kemudahan serta penciptaan iklim usaha oleh Pemerintah, maka pening-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 14
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

katan dalam manajemen perusahaan sangatlah diperlukan. Di bidang manajemen permodalan,


Pemerintah selalu menganjurkan untuk mencari keseimbangan antara modal sendiri dan
modal pinjaman oleh karena dengan struktur permodalan yang sehat akan meringankan
beban bunga bagi para investor. Perkembangan dalam penanaman modal tampak menunjuk-
kan telah terjadinya pergeseran orientasi, dari penanaman modal di bidang industri yang
bersifat hi1ir keindustri-industri yang bersifat hu1u. Hal tersebut selaras dengan pola pemba-
ngunan industri yang dicanangkan dalam Pelita IV, yang bertujuan untuk meningkatkan
industri yang menghasilkan mesin-mesin industri dengan menggunakan Bahan baku dan
peno1ong yang sebesar-besarnya dari dalam negeri. Sementara itu strategi industri selain
diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan produksi di dalam negeri, juga semakin diting-
katkan kearah pemasaran ekspor dengan mengutamakan komoditi-komoditi yang mem-
punyai keunggulan komparatif yang mengolah sumberdaya alam serta memanfaatkan
potensi kemampuan tenaga kerja, Dalam rangka menggalakkan ekspor non migas, kebijak-
sanaan penanaman modal dewasa ini tidak mengadakan pembatasan terhadap investasi yang
akan menghasilkan barang eskpor. Sektor-sektor yang dinyatakan tertutup untuk pasaran
dalam negeripun akan tetap terbuka untuk investasi yang diarahkan untuk menghasilkan
barang ekspor. Dalam kaitan tersebut, sejak bulan September tahun 1985 kepada bank-bank
Pemerintah diperkenankan untuk memberikan kredit ekspor kepada PMA/joint venture.
langkah-langkah pengembangan ekspor hasil industri diupayakan melalui peningkatan daya
saing, melalui penurunan biaya produksi dan beban pemasaran, perbaikan mutu, peningkatan
kepercayaan luar negeri dan sebagainya. Perkembangan penanaman modal sampai dengan
tahun kedua Pelita IV telah menunjukkan perkembangan sebagai berikut. Untuk proyek
PMDN tercatat 4.145 buah proyek yang telah disetujui oleh Pemerintah dengan investasi
sebesar Rp 23,9 tri1yun, sedangkan untuk PMA sampai dengan bulan Juli 1985 tercatat 795
buah proyek yang disetujui Pemerintah dengan rencana investasi sebesar US $ 15,1 milyar.
Melihat perkembangan investasi dari PMA dan PMDN tersebut dan perkembangan beberapa
industri besar, walaupun dalam situasi yang sulit ini, telah menimbu1kan rasa optimisme
dalam menatap dunia industri dimasa mendatang.

Berbagai upaya merangsang dan meningkatkan kegiatan penanaman modal tak


dapat menahan sepenuhnya pengaruh resesi ekonomi dunia dan melemahnya pasaran minyak
internasional. Dalam tahun 1985 pengaruh tersebut terhadap perekonomian Indonesia telah
mulai dirasakan, walau dalam tahun 1984 pertumbuhan ekonomi masih cukup berarti yaitu
sebesar 5,8 persen. Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dalam tahun 1984, yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 15
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tercermin dari pertumbuhan produk domestik broto, dimungkinkan oleh masih cukup
tingginya tingkat pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian serta industri
pengolahan, yang berkembang tidak kurang dari 9 persen, di mana kedua sektor tersebut
menduduki proporsi hampir sepertiga produk domestik broto. Sedangkan sektor perdagangan,
yang meropakan sektor penunjang sektor-sektor iainnya, telah mulai menunjukkan
per1ambatan, hanya tumbuh kurang dari 1 persen. Dengan demikian sektor ini kurang
memberikan sumbangan terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi, padahal peranannya
lebih dari 15 persen dari produk domestik broto. Kemajuan ekonomi yang telah dicapai
selama ini, di samping dipengaruhi oleh sektor pertambangan dan pengga1ian serta industri
pengolahan, juga karena sektor pertanian memberikan sumbangan yang sangat besar. Peran-
annya serta pertumbuhannya secara mantap dari Pelita ke Pelita, telah semakin memberikan
keyakinan bahwa usaha meningkatkan kesejahteraan bagian terbesar rakyat telah dapat
diwujudkan secara nyata. lebih dari itu kemajuan di sektor ini, khususnya dalam dua tahun
terakhir ini, telah menghantarkan kepada keharuman nama bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang berhasil berswasembada beras, merobahnya dari sebutan sebagai negara pengimpor
beras terbesar.

Dengan demikian perlu dipahami bahwa masih cukuptingginya tingkat pertum-


buhan ekonomi dalam tahun 1984 tersebut dimungkinkan karena dukungan sektor migas dan
pertanian. Dengan menjadi buruknya situasi penjualan minyak bumi, dan sejalan dengan
usaha memperkuat dukungan sektor industri, maka perlu segera dilaksanakan penyempurna-
an-penyempurnaan lebih lanjut di dalam kebijaksanaan tata niaga luar negeri dalam hubu-
ngannya dengan efisiensi sektor industri. Pasaran dalam negeri yang menjadi lebih kecil
mengharuskan industri-industri untuk berpaling ke pasaran internasional, yang hanya dapat
dicapai melalui usaha penekanan biaya produksi sebagai hasil dari peningkatan efisiensi.

Kisah keberhasilan di sektor pertanian tidak terlepas dari usaha yang sungguh-
sungguh dilakukan Pemerintah untuk mengangkat dan membenahi sektor pertanian dan
pedesaan sebagai sumber kehidupan utama sebagian besar bangsa Indonesia. Pembangunan
sektor pertanian dan pedesaan dilaksanakan tidak hanya memandang kepada pentingnya
menaikkan tingkat produksi dan pendapatan petani, tetapi meliputi pula segi-segi pendidikan,
kesehatan dan sosial umumnya. Trimatra Pembangunan Pertanian serta Sapta Karya
Pembangunan Pertanian sebagai landasan pembangunan sektor pertanian ternyata telah
memberikan sumbangan nyata bagi keberhasilan di bidang pembangunan pertanian. Kema-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 16
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

juan pembangunan sektor pertanian, khususnya pertanian pangan, tercermin dari pening-
katan produksi beras dalam kurun waktu 1979 - 1983 yang berkembang rata-rata sebesar 6,5
persen pertahunnya. Dalam dua tahun terakhir ini, yaitu tahun 1984 produksi beras
jumlahnya telah mencapai 25.825 ribu ton, dan dalam tahun 1985 diperkirakan akan lebih
dari 26.315 ribu ton. Dengan perkembangan produksi beras yang besar ini Indonesia telah
berhasil berswasembada beras. Keberhasilan dalam berswasembada pangan ini hendaknya
bukanlah untuk jangka waktu setahun dua tahun, namun diusahakan bersifat langgeng.
Untuk itu peningkatan produksi beras tidak hanya dilakukan melalui peningkatan luas areal
panen saja, namun juga melalui penggunaan pupuk, insektisida dan bibit unggu1 atau
melalui intensifikasi secara efektif. Di samping itu juga melalui perbaikan irigasi dan
penggunaannya melalui organisasi pemakaian air yang semakin efisien. Tentu saja semua itu
perlu didukung dengan kestabilan dan kelancaran pemasaran hasil produksinya. Dengan
penanganan yang baik tersebut para petani diharapkan mampu meningkatkan produksinya,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penghasilan para petani. Usaha pengembangan
hasil pertanian, selain peningkatan produksi beras, tentu saja digiatkan pula peningkatan
produksi pertanian lainnya seperti palawija, hortikultura dan perkebunan. Produksi palawija
ternyata juga mengalami peningkatan yang cukup mantap. Dalam tahun 1984 telah mencapai
23.166 ribu ton, untuk kemudian dalam tahun 1985 diperkirakan akan mencapai lebih dari
24.893 ribu ton. Sementara itu perkembangan produksi hortikultura juga menunjukkan
kenaikan.

Sebagaimana tercantum dalam GBHN 1983, titik berat Pembangunan Jangka


Panjang adalah bidang ekonomi, dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan
antara bidang pertanian dan industri. Namun demikian tidak berarti pembangunan di bidang-
bidang lainnya diabaikan, akan tetapi dikembangkan secara selaras dan seimbang dengan
kemajuan yang dicapai di bidang ekonomi. Pembangunan politik dalam negeri dilakukan
melalui pemantapan kesadaran kehidupan berpolitik dan bernegara berdasarkan Pancasila
dan UUD 45, sedangkan pembangunan politik luar negeri yang bebas aktif diarahkan untuk
ikut menyumbangkan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera. Pembangunan di
bidang sosial politik dalam tahun 1985/1986 diarahkan kepada pemantapan hubungan antar
lembaga di pusat dan daerah serta pensuksesan persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun
1987, pembudidayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
pembinaan ketertiban umum untuk menumbuhkan disiplin nasional yang sehat serta ber-
kembang secara dinamis dan bertanggung jawab, memantapkan kehidupan organisasi kema-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 17
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

syarakatan termasuk Partai Politik dan Golongan Karya hingga dapat berperan dalam
pembangunan nasional dan pembangunan masyarakat Pancasila, serta pengembangan
ideologi Pancasila khususnya terhadap ancaman bahaya latent komunis.

Dalam pada itu pembangunan hukum perlu terus ditingkatkan. Mengingat peranan-
nya yang penting di dalam menunjang stabilitas sosial, kepastian hukum akan menciptakan
kondisi yang menjamin setiap anggota masyarakat dapat menikmati suasana tenang dan
tertib. Untuk itu terus dilaksanakan pembinaan hukum, yang dilaksanakan antara lain
melalui penyusunan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukumnya. Di bidang
pembinaan peradilan, selalu diusahakan agar badan-badan peradilan makin mampu men-
jalankan kekuasaan kehakiman yang be bas dan terlepas dari pengaruh kekuasaan luar.
Dengan demikian para hakim dapat memberikan putusan berdasarkan hukum yang berlaku
dan juga berdasarkan keyakinannya demi tegaknya keadilan.

Untuk terciptanya manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan manusia Indonesia


yang cerdas dan berpendidikan. Oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan di-
usahakan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yang dengan
tegas dan jelas, bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh pendidikan.
Penduduk yang besar serta berkualitas merupakan kekayaan nasional yang tak ternilai
harganya. Untuk itu kebijaksanaan Pemerintah di dalam bidang pendidikan tetap diarahkan
untuk pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kesesuai-
an pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, peningkatan persiapan generasi muda
sebagai penerus perjuangan bangsa, serta peningkatan hasil guna dan daya guna
penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan usaha peningkatan kecerdasan masyarakat
yang dilakukan dengan program wajib belajar yang telah dimulai tahun 1984, agar
pelaksanaannya dapat terjangkau semua kelompok penduduk, maka telah dihapuskan
sumbangan pembinaan pendidikan bagi sekolah dasar negeri. Sebagai penggantinya
Pemerintah telah memberikan subsidi pada masyarakat. Dalam rangka melibatkan
masyarakat untuk ikut serta membiayai pendidikan bagi mereka yang kurang mampu, maka
telah digalakkan pula gerakan orang tua asuh. Guna menampung kesenjangan antara jumlah
lulusan pada setiap jenjang pendidikan, Pemerintah senantiasa berusaha untuk meningkatkan
daya tampung dari masing-masing jenjang pendidikan tersebut. Untuk itu daya tampung dan
produktivitas perguruan tinggi negeri dan swasta terus dikembangkan. Sejak tahun 1984

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 18
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pemerintah juga telah mencanangkan berdirinya Universitas Terbuka yang sekaligus juga
memperluas program studi, meniperbaiki materi pelajaran dan pengelolaannya serta
memanfaatkan teknologi elektronika, sehingga mampu menjangkau seluruh pelosok tanah
air. Di samping pendidikan formal, Pemerintah terus pula mengupayakan kecerdasan
masyarakat melalui pendidikan non formal. Kesemuanya ini akan turut menciptakan nilai
tambah sumberdaya manusia Indonesia.

Pembangunan kesehatan bukanlah sekedar sebagai pelengkap atau menggenapkan


rencana pembangunan itu sendiri, melainkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan manusia Indonesia sebagai manusia yang sehat dan cerdas. Masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia sesungguhnya cukup luas dan berat karena dipengaruhi oleh faktor
kemiskinan, berhubungan dengan tingkat pendidikan dan adat kebiasaan serta teknologi
modern, serta tidak dapat dipisahkan dari aspek medis pengobatan dan pencegahan penyakit.
Pembangunan Puskesmas yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah telah menjadikan
Puskesmas sebagai inti (pusat) kegiatan kesehatan masyarakat, sehingga Puskesmas tidak
lagi hanya merupakan tempat berobat, tetapi juga sebagai pusat kegiatan pendidikan
kesehatan serta pas pengawas penyakit menu1ar dan sanitasi lingkungan. Pembangunan
Puskesmas ini telah dilaksanakan terus sejak Pelita I. Sebagai upaya untuk terus
memperbaiki pelayanan kesehatan masyarakat, maka sejak awal Pelita IV telah dimulai
program pengembangan pemberantasan penyakit diare (P40) di kecamatan-kecamatan,
sedangkan pelaksanaannya dipadukan dengan program perbaikan gizi (UPGK) yang
dilakukan melalui pelayanan kesehatan terpadu di desa-desa.

Banyak kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan selama ini. Namun demikilah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan di masa mendatang kiranya tidaklah semakin ringan.
Kemelut ekonomi dunia yang tidak menentu dan berkepanjangan, sikap proteksionistis
negara-negara di dunia serta mengutamakan kepentingan sendiri telah semakin mempersulit
usaha pemecahan dan penanggulangan permasalahan yang ditimbulkannya di dalam negeri,
karena semua itu berlangsung di atas kenyataan adanya ketergantungan antarnegara yang
semakin kuat. Hanya dengan semangat, tekad juang dan orientasi baru, sesuai dengan
kebutuhan jawaban ter.hadap tantangan tersebut, yang didasari kearifan dalam kebijaksanaan
dengan berpegang teguh kepada Pancasila, segala permasalahan kiranya akan dapat diatasi.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 19
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB II

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2.1. Pendahuluan

Pembangunan nasional yang sudah dilaksanakan secara berencana sejak tahun 1969
dan melalui tahapan pembangunan lima tahunan (Pelita), sudah menunjukkan hasil yang
makin berkembang menuju kearah tercapainya tujuan nasional yang dicita-citakan oleh
seluruh rakyat. Sebagai kelanjutan dari pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam
Pelita-pelita sebelumnya, pembangunan yang diselenggarakan dalam tahun 1986/1987, yang
merupakan tahun ketiga Pelita IV, tetap ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup,
kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat, serta diarahkan pula guna menciptakan
landasan yang kokoh bagi tahap pembangunan selanjutnya. Pembangunan nasional yang
dilaksanakan dalam Pelita IV masih tetap berdasarkan kepada Trilogi Pembangunan, yaitu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis. Sejalan dengan hal tersebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang merupakan pelaksanaan operasional dari tiap Repelita, akan selalu dikembangkan
seirama dengan upaya pencapaian sasaran yang hendak dicapai dalam berbagai bidang
didalam kerangka pelaksanaan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang sebagaimana
diamanatkan oleh seluruh rakyat didalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Di bidang keuangan Negara, seperti tercermin dalam kebijaksanaan pengelolaan


APBN, langkah-Langkah yang dijalankan tetap dilandaskan kepada kebijaksanaan yang
sudah digariskan, terutama untuk menyediakan dana yang diperlukan bagi pembangunan,
mempercepat proses pemerataan pendapatan, mendorong perkembangan dunia usaha, dan
menggalakkan penggunaan barang-barang produksi dalam negeri. Dalam pada itu, bertolak
dari pengalaman yang baik atas penerapan prinsip anggaran berimbang dan dinamis, yang
menjamin keseimbangan antara penerimaan dengan pengeluaran dalam mendukung stabilitas
dan pertumbuhan ekonomi, maka kebijaksanaan tersebut masih akan tetap dilanjutkan dalam
penyusunan dan pelaksanaan APBN pada tahun ketiga dari tahapan keempat pembangunan
lima tahun ini.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 20
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Upaya pembangunan yang sudah dilaksanakan sejak dicanangkannya tekad


pembangunan berencana mulai tahun 1969, telah memperlihatkan berbagai keberhasilan
yang sudah tersebar dan dinikmati oleh rakyat banyak. Berbagai keberhasilan yang sudah
dicapai itu terlihat dari jumlah, jenis, dan ragam kegiatan pembangunan, yang telah
mengangkat taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat kearah yang lebih tinggi.
Kesemuanya itu harus dicapai melalui penyediaan anggaran sebagai pendukung yang kian
meningkat. Peningkatan anggaran tersebut dapat diamati dari berkembangnya jumlah
penerimaan negara yang dapat dihimpun oleh Pemerintah dalam setiap APBN sejak Pelita I
sampai tahun-tahun awal Pelita IV dewasa ini. Apabila jumlah anggaran penerimaan yang
dapat diarealisir dalam tahun pertama Pelita I baru sebesar Rp 334,7 milyar, maka jumlah
tersebut telah meningkat menjadi sebesar Rp 19.383,5 milyar dalam tahun pertama Pelita IV,
yang berarti suatu peningkatan hampir sebesar 58 kali dalam kurun waktu enambelas tahun.
Sedangkan jika dibandingkan dengan rencana anggaran penerimaan dalam Repelita maka
realisasinya selalu melebihi rencana dalam setiap Repelita. Ka1au dalam Repelita I besarnya
anggaran penerimaan direncanakan sebesar Rp 2.463,0 milyar, maka realisasinya selama
lima tahun tersebut dapat mencapai Rp 3.283,2 milyar, yang berarti Rp 820,2 milyar atau
33,3 persen lebih besar dari rencananya. Demikian juga pada Repelita II dan Repelita III,
besarnya anggaran penerimaan yang direncanakan masing-masing adalah sebesar Rp
12.467,6 milyar dan Rp 43.510,6 milyar, sedangkan realisasi dalam masa kedua Repelita
tersebut masingmasing adalah Rp 18.019,4 milyar, dan Rp 66.393,7 milyar, yang berarti
masing-masing lebih besar 44,5 persen dan 52,6 persen dari rencana dalam Repelita. Akan
tetapi perkembangan yang agak berlainan terjadi pada permulaan Pelita IV. Keadaan
perekonomian yang kurang menggembirakan memaksa tidak dapat tercapainya anggaran
penerimaan dalam tahun 1984/1985, yakni dari y:mg direncanakan sebesar Rp 20.560,4
milyar, realisasinya mencapai sebesar Rp 19.383,5 milyar, yang berarti Rp 1.176,9 milyar
lebih rendah dari rencananya dalam APBN.

Untuk melaksanakan pembangurian yang terus meningkat diperlukan dana pem-


biayaan yang memadai, yang terutama diupayakan bersumber dari dalam negeri. Dalam
kaitannya dengan hat tersebut, sumber pembiayaan dari dalam negeri yang berujud Tabung-
an Pemerintah, yang diperoleh dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan penge-
luaran rutin, selalu diusahakan agar dapat memberikan dukungan yang mencukupi bagi
pembangunan yang kian meluas. Apabila dalam tahun pertama Pelita I besarnya Tabungan
Pemerintah yang dapat diarealisir baru mencapai Rp 27,2 milyar, maka jumlah tersebut telah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 21
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

meningkat menjadi Rp 6.476,5 milyar dalam tahun pertama Pelita IV, sehingga selama
kurun waktu 16 tahun telah terjadi peningkatan sebesar Rp 6.449,3 milyar, atau lebih dari
238 kali. Perkembangan APBN sejak tahun 1969/1970 sampai dengan tahun 1986/1987
dapat dilihat pada Tabel 11.1, Grafik 11.1, dan Grafik 11.2.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 22
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 1

PElAKSANAAN APBN DALAM REPELITA I, II, III DAN IV (1969/1970 - 1986/1987)


( dalam milyar rupiah )

REPELITA I
1969/1970 1970/1971 1971/1972 1972/1973 1973/1974 Jumlah

Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi
Penerimaan dalam negeri 228,0 234,7 276,0 344,6 324,0 428,0 374,0 590,6 428,0 967,7 1.630,0 2.574,6
pengeluaran rutin 204,0 216,5 243,0 288,2 281,0 349,1 319,0 438,1 357,0 713,3 1.404,0 2.005,2
Tabungan pemerintah 24,0 27,2 33,0 56,4 43,0 78,9 55,0 152,5 71,0 254,4 226,0 569,4
Bantuan luar negeri 99,0 91,0 120,0 120,4 180,0 135,5 209,0 157,8 225,0 203,9 833,0 708,6
a. Bantuan program (63,0) (65,7) (75,0) (78,9) (85,0) (90,5) (85,0) (95,5) (85,0) (89,8) (393,0) (420,4)
b. Bantuan proyek (36,0) (25,3) (45,0) (41,5) (95,0) (45,0) (124,0) (62,3) (140,0) (114,1) (440,0) (288,2)
Dana pembangunan 123,0 118,2 153,0 176,8 223,0 214,4 264,0 310,3 296,0 458,3 1.059,0 1.278,0
Pengeluaran pembangunan 123,0 118,2 153,0 196,6 223,0 195,9 264,0 298,2 296,0 450,9 1.059,0 1.232,8
a. Rupiah (87,0) (92,9) (108,0) (128,1) (128,0) (150,9) (140,0) (235,9) (156,0) (336,8) (619,0) (944,6)
b. Bantuan proyek (36,0) (25,3) (45,0) (41,5) (95,0) (45,0) (124,0) (62,3) (140,0) (114,1) (440,0) (288,2)

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 23


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 1 ( lanjutan )

REPELITA I
1974/1975 1975/1976 1976/1977 1977/1978 1978/1979 Jumlah

Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi
Penerimaan dalam negeri 1.363,4 1.753,7 2.073,3 2.241,9 2.277,4 2.607,0 2.607,7 3.535,4 3.088,7 4.266,1 11.410,9 14.703,1
pengeluaran rutin 91,6 1.016,1 1.293,9 1.332,6 1.427,9 1.629,8 1.629,9 2.148,9 1.905,1 2.743,7 7.218,4 8.871,1
Tabungan pemerintah 401,8 737,6 779,8 909,3 849,5 1.276,2 977,8 1.386,5 1.183,6 1.522,4 4.192,5 5.832,0
Bantuan luar negeri 213,9 232,0 191,8 491,6 208,0 783,8 218,4 773,4 224,6 1.035,5 1.056,7 3.316,3
a. Bantuan program (-) (36,1) (-) (20,2) (-) (10,2) (-) (35,8) (-) (48,2) (-) (150,5)
b. Bantuan proyek (-) (195,9) (-) (471,4) (-) (773,6) (-) (737,6) (-) (987,3) (-) (3.165,8)
Dana pembangunan 615,7 969,6 971,6 1.400,9 1.057,5 2.060,0 1.196,2 2.159,9 1.408,2 2.557,9 5.249,2 9148,3
Pengeluaran pembangunan 615,7 961,8 971,6 1.397,7 1.057,5 2.054,5 1.196,2 2.156,8 1.408,2 2.555,6 5.249,2 9.126,4
a. Rupiah (-) (765,9) (-) (926,3) (-) (1.280,9) (-) (1.419,2) (-) (1.568,3) (-) (5.960,6)
b. Bantuan proyek (-) (195,9) (-) (471,4) (-) (773,6) (-) (737,6) (-) (987,3) (-) (3.165,8)

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 24


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 1 ( lanjutan )

REPELITA I
1979/1980 1980/1981 1981/1982 1982/1983 1983/1984 Jumlah

Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi Repelita Realisasi
Penerimaan dalam negeri 5.440,5 6.696,8 6.089,9 10.227,0 6.804,2 2.212,6 7.526,2 12.418,3 8.412,3 4.432,7 34.273,1 55.987,4
pengeluaran rutin 3.445,9 4.061,8 3.845,4 5.800,0 4.294,2 6.977,6 4.767,5 6.996,3 5.308,2 8.411,8 21.661,2 32.247,5
Tabungan pemerintah 1.994,6 2.635,0 2.244,5 4.427,0 2.510,0 5.235,0 2.758,7 5.422,0 3.104,1 6.020,9 12.611,9 23.739,9
Bantuan luar negeri 1.493,5 1281,1 1.647,4 1.493,8 1.840,3 1.709,0 2.019,5 1.940,0 2.236,8 3.882,4 9.237,5 10.406,3
a. Bantuan program (-) (64,8) (-) (64,1) (-) (45,1) (-) (15,1) (-) (14,9) (-) (204,0)
b. Bantuan proyek (-) (1.316,3) (-) (1.429,7) (-) (1.663,9) (-) (1.924,9) (-) (3.867,5) (-) (10.202,3)
Dana pembangunan 3.488,1 4.016,1 3.891,9 5.920,8 4.350,3 6.944,0 4.778,2 7.362,0 5.340,9 9.903,3 21.849,4 34.146,2
Pengeluaran pembangunan 3.488,1 4.014,2 3.891,9 5.916,1 4.350,3 6.940,1 4.778,2 7.359,6 5.340,9 9.899,2 21.849,4 34.129,2
a. Rupiah (-) (2.697,9) (-) (4.486,4) (-) (5.276,2) (-) (5.434,7) (-) (6.031,7) (-) (23.926,9)
b. Bantuan proyek (-) (1.316,3) (-) (1.429,7) (-) (1.663,9) (-) (1.924,9) (-) (3.867,5) (-) (10.202,3)

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 25


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 1 ( lanjutan )

1984/1985 1984/1986 1986/1987

Repelita Realisasi Repelita APBN Repelita RAPBN


Penerimaan dalam negeri 16.149,4 15.905,5 19.793,8 18.677,9 24.282,4 17.832,5
pengeluaran rutin 10.101,1 9.429,0 12.042,8 12.399,0 14.582,5 13.125,6
Tabungan pemerintah 6.048,3 6.476,5 7.751,0 6.278,9 9.699,9 4.706,9
Bantuan luar negeri 4.411,0 3.478,0 5.098,0 4.368,1 5.715,3 3.589,1
a. Bantuan program (39,5) (69,3) (-) (70,9) (-) (81,4)
b. Bantuan proyek (4.371,5) (3.408,7) (-) (4.297,2) (-) (3.507,7)
Dana pembangunan 10.459,3 9.954,5 12.849,0 10.647,0 15.415,2 8.296,0
Pengeluaran pembangunan 10.459,3 9.951,9 12.849,0 10.647,0 15.415,2 8.296,0
a. Rupiah (6.087,8) (6.543,2) (-) (6.349,8) (-) (4.788,3)
b. Bantuan proyek (4.347,5) (3.408,7) (-) (4.297,2) (-) (3.507,7)

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 26


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 27
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 28
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pelaksanaan pembangunan yang telah menunjukkan hasil yang memadai di berbagai


bidang tersebut tidak terlepas dari berbagai hambatan dan rintangan yang menuntut per-
juangan yang tidak mudah. Pesatnya laju pertumbuhan ekonomi dalam tahun-tahun terakhir
dasawarsa ini, dalam kenyataannya lebih banyak didukung oleh penerimaan minyak bumi
dan gas alam (migas), yang pada saar itu dapat memberikan sumbangan dana pembangunan
dalam jumlah-jumlah yang cukup besar. Sementara itu, keadaan yang berlainan dihadapi
dalam pelaksanaan pembangunan dewasa ini dan masa yang akan datang. Harga minyak
bumi yang terus menurun dan belum menunjukkan tanda-tanda yang melegakan, masih
lemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara industri, kecenderungan kebijaksanaan
proteksi negara-negara maju yang semakin meluas, serta situasi moneter internasional yang
tampak kurang menentu, akan mewarnai pelaksanaan pembangunan di waktu mendatang.

Untuk memperkecil berbagai pengaruh yang kurang diharapkan tersebut, terutama


dari sisi penerimaan negara, Pemerintah telah mengambil langkah-Langkah strategis yang
diharapkan akan membawa pengaruh positip bagi perkembangan penerimaan negara.
langkah-langkah tersebut antara lain berupa pembaharuan perundang-undangan perpajakan,
serta kebijaksanaan yang menyangkut kelancaran arus barang. Keseluruhan kebijaksanaan
tersebut terpadu dalam rangkaian yang serasi sebagai upaya dalam meningkatkan
penerimaan negara melalui penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam seperti
penerimaan perpajakan, bea dan cukai, serta penerimaan bukan pajak.

Pelaksanaan pembaharuan yang menyeluruh daripada sistem perpajakan terakhir


ditandai dengan mulai diberlakukannya Undang-undang Nomor 12 dan 13 Tahun 1985.
Dengan demikian, setelah diberlakukannya lima undang-undang perpajakan yang baru, yaitu
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai, diharapkan akan
dapat meningkatkan serta menjamin kesinambungan sumber pembiayaan yang berasal dari
dalam negeri. Di dalam undang-undang perpajakan yang baru ini, disamping terdapat sifat-
sifat yang lebih sederhana, mudah dimengerti, dan penuh kepastian hukum, juga melekat
sifat-sifat yang mendukung pemerataan dan keadilan melalui pengaturan taripnya. Dengan
demikian sistem perpajakan yang berlaku dewasa ini bukan saja diarahkan sebagai sarana

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 29
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penghimpun dana bagi peningkatan penerimaan negara semata, tetapi ditujukan pula guna
mencapai sasaran pembangunan lainnya seperti mempercepat proses pemerataan pendapatan
dan beban pembangunan, memperluas kesempatan kerja, serta menciptakan iklim yang
sesuai dengan suasana pola hidup sederhana. Dalam hubungan ini, mengingat bahwa untuk
melaksanakan sistem perpajakan baru tersebut dengan baik diperlukan adanya pangkal tolak
bersih yang berlandaskan pada kejujuran dan keterbukaan masyarakat, maka dipandang
perlu oleh Pemerintah untuk memberikan pengampunan pajak, yang pelaksanaannya telah
berakhir pada akhir Juni 1985 yang lalu. Di samping itu agar pelaksanaan sistem perpajakan
yang baru dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan, pembenahan terhadap aparat
perpajakan, baik yang menyangkut prosedur dan tata cara perpajakan, maupun peningkatan
disiplin dan pembinaan aparat pemungut pajak, secara terus menerus tetap dilaksanakan.
Sejalan dengan kebijaksanaan yang dilakukan di bidang perpajakan, Pemerintah telah pula
mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1985, yaitu suatu kebijaksanaan
strategis untuk melancarkan arus lalu lintas barang ekspor, impor, dan antar pulau dalam
rangka meningkatkan kegiatan ekonomi nasional, terutama sebagai upaya menggalakkan
ekspor komoditi non migas.

Bersamaan dengan kebijaksanaan yang dijalankan di bidang penerimaan negara,


kebijaksanaan yang menyangkut pengeluaran rutin tetap dikaitkan dengan penciptaan
Tabungan Pemerintah guna memenuhi tuntutan pembiayaan pembangunan yang makin
meningkat. Untuk mencapai sasaran tersebut penghematan terus menerus diupayakan dengan
jalan penyempurnaan lebih lanjut sistem pengadaan dan pembelian oleh Pemerintah, tanpa
mengabaikan jumlah dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat luas. Disamping itu,
seirama dengan perkembangan kemampuan perekonomian nasional yang dipandang sudah
mulai mampu menanggung beban pembangunan, secara bertahap telah dilakukan pengu-
rangan dan penghapusan berbagai jenis subsidi, sehingga di masa mendatang pengaruh
positip daripada kebijaksanaan ini berupa alokasi sumber-sumber ekonomi yang lebih wajar,
akan dapat segera diwujudkan. Selanjutnya kebijaksanaan di bidang pengeluaran pemba-
ngunan akan selalu ditekankan mengarah pada penggunaan dana-dana pembiayaan pemba-
ngunan pada program-program dan proyek-proyek yang mendukung terciptanya sasaran
pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas yang tinggi. Dalam pada itu agar pengelolaan, baik
di bidang penerimaan negara maupun di bidang pengeluaran negara, dapat dilaksanakan
secara lebih efektif dan efisien, maka fungsi pengawasan, terutama pengawasan atasan
langsung yang didukung oleh pengawasan melekat, akan terus dikembangkan khususnya

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 30
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dalam rangka menciptakan sistem pengendalian manajemen yang lebih sempurna.

2.2. Pelaksanaan APBN 1985/1986 (Semester I)

2.2.1. Ringkasan

Pelaksanaan APBN tahun 1985/1986 masih dibayangi oleh situasi perekonomian


yang berkecenderungan kurang menggembirakan, terutama yang diakibatkan oleh situasi
pasaran minyak yang kurang baik, masih melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara
industri, serta adanya gejala yang mengarah pada makin meluasnya proteksionisme. Semua
itu memberikan gambaran yang kurang menyenangkan bagi pencapaian sasaran yang diren-
canakan sebelumnya. Untuk mengurangi berbagai akibat yang dikhawatirkan akan mem-
bawa pengaruh yang menyulitkan tersebut, Pemerintah dalam tahun 1985/1986 telah
mengambil berbagai langkah penyesuaian, terutama yang menyangkut penanganan di bidang
penerimaan negara. Penyesuaian tersebut antara lain berupa diberlakukannya undang-undang
pajak pertambahan nilai, kebijaksanaan pengampunan pajak dan kebijaksanaan
pengembalian kelebihan setoran pajak. Dalam semester I tahun anggaran 1985/1986, realisa-
si penerimaan dan pengeluaran negara masing-masing mencapai Rp 9.796,6 milyar dan Rp
9.795,5 milyar, yang berarti masing-masing meningkat dengan 14,6 persen dan 14,7 persen
bila dibandingkan dengan realisasi dalam periode yang sama tahun anggaran sebelumnya
yang besarnya masing-masing Rp 8.546,6 milyar dan Rp 8.540,4 milyar. Besarnya
penerimaan dan pengeluaran negara dalam semester I tahun 1985/1986 tersebut berarti
mencapai sekitar 42,5 persen dari rencana APBN 1985/1986 yang berimbang pada jumlah
Rp 23.046,0 milyar.

Dalam semester I tahun 1985/1986, realisasi penerimaan dalam negeri mencapai


jumlah sebesar Rp 8.395,8 milyar, yang terdiri dari penerimaan minyak bumi dan gas alam
sebesar Rp 5.208,3 milyar, dan penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam sebesar Rp
3.187,5 milyar. Jumlah penerimaan dalam negeri tersebut berarti 45,0 persen dari jumlah
yang direncanakan dalam APBN 1985/1986. Bila dibandingkan dengan penerimaan dalam
negeri dalam semester I tahun 1984/1985 yang jumlahnya sebesar Rp 7.390,6 milyar, maka
telah terjadi peningkatan sebesar 13,6 persen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 31
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Upaya pengelolaan di bidang penerimaan belumlah akan membawa hasil yang


memuaskan tanpa diimbangi oleh kebijaksanaan yang serasi di dalam pengelolaan
pengeluaran negara, baik menyangkut pengelolaan pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan. Kebijaksanaan pengelolaan pengeluaran negara ini senantiasa diarahkan
kepada upaya penggunaaan dana yang tersedia secara lebih efektip dan efisien dalam
menunjang kegiatan pembangunan yang berprioritas tinggi serta demi meningkatkan
kesejahteraan rakyat banyak. Dalam semester I tahun 1985/1986, realisasi pengeluaran rutin
mencapai sebesar Rp 5.216,9 milyar, yang berarti 42,1 persen dari rencananya dalam APBN.
Sedangkan bila dibandingkan dengan pengeluaran rutin semester I tahun 1984/1985, berarti
mengalami peningkatan sebesar 21,4 persen.

Penyediaan sumber-sumber dana pembiayaan yang berasal dari dalam negeri


sampai dengan semester I tahun 1985/1986 masih menunjukkan peningkatan yang
menggembirakan, yang tercermin dari pertumbuhan Tabungan Pemerintah, yakni selisih
antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin. Dalam semester I tahun
1985/1986 telah berhasil dihimpun Tabungan Pemerintah sebesar Rp 3.178,9 milyar, yang
berarti Rp 84,2 milyar lebih besar daripada Tabungan Pemerintah dalam semester I tahun
anggaran sebelumnya yang besarnya Rp 3.094,7 milyar.

Sementara itu realisasi penerimaan pembangunan yang berasal dari bantuan luar
negeri, dalam semester I tahun 1985/1986 mencapai jumlah sebesar Rp 1.400,7 milyar.
Apabila dibandingkan. dengan penerimaan pembangunan dalam semester I tahun anggaran
sebelumnya, terlihat peningkatan sebesar 21,2 persen. Dengan demikian dana pembangunan
yang dapat dihimpun dari Tabungan Pemerintah dan penerimaan pembangunan dalam
semester I tahun 1985/1986 tersebut mencapai jumlah sebesar Rp 4.579,6 milyar, yang
kemudian telah digunakan bagi pembiayaan pengeluaran pembangunan sebesar Rp 4.578,6
milyar, sehingga terdapat saldo-anggaran-lebih sebesar Rp 1,0 milyar.

Realisasi pengeluaran pembangunan dalam semester I tahun 1985/1986 yang


berjumlah Rp 4.578,6 milyar tersebut meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk pembiayaan
pembangunan sektoral yang dilaksanakan oleh departemen/lembaga sebesar Rp 1.599,9
milyar, untuk pembiayaan berbagai pengeluaran regional/daerah (Inpres) dan Ipeda sebesar
Rp 624,5 milyar, untuk pembiayaan berbagai pengeluaran pembangunan lainnya sebesar Rp

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 32
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

985,7 milyar, serta pengeluaran pembangunan dalam bentuk bantuan proyek sebesar Rp
1.368,5 milyar. Selanjutnya perbandingan penerimaan negara dalam semester I tahun
1984/1985 dan semester I tahun 1985/1986 dapat dilihat pada Grafik 11.3.

2.2.2.

Penerimaan dalam negeri

Adanya kecenderungan penurunan penerimaan negara dari sektor minyak bumi


yang diperkirakan terjadi karena perkembangan ekspor minyak bumi yang tidak secerah
tahun-tahun sebelumnya, mengharuskan peningkatan penerimaan dalam negeri dari sumber--
sumber di luar minyak bumi untuk mendukung kebutuhan dana pembiayaan pembangunan
yang semakin besar pula. Sejalan dengan itu, berbagai kebijaksanaan dan usaha untuk
meningkatkan penerimaan dalam negeri yang bersumber dari penerimaan di luar minyak
bumi dalam tahun 1985/1986 terus dilakukan. Namun demikian Pemerintah menyadari
bahwa usaha-usaha yang dilakukan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi,
baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Berkaitan dengan itu, usaha-usaha
yang dilakukan selain ditujukan untuk meningkatkan penerimaan negara, juga ditujukan bagi
penciptaan iklim dan gairah usaha yang dapat mendorong kegiatan ekonomi ke arah penggu-
naan sumber-sumber ekonomi yang optimum, mendorong dan meningkatkan daya saing
komoditi ekspor di luar minyak bumi di pasaran luar negen, pemerataan pendapatan dan
beban pembangunan yang lebih adil, menekan pola konsumsi mewah, mendorong investasi
dan menjaga stabilitas harga. Usaha yang dilakukan antara lain berupa kemudahan
pelaksanaan pembayaran pajak melalui bank dan mempercepat pembayaran kembali
kelebihan setoran pajak.

Dengan berbagai kebijaksanaan dan usaha yang telah dijalankan seperti tersebut di
atas, dalam semester I tahun 1985/1986 realisasi penerimaan dalam negeri mencapai jumlah
sebesar Rp 8.395,8 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari penerimaan minyak bumi dan gas
alam sebesar Rp 5.208,3 milyar, dan penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam sebesar
Rp 3.187,5 milyar. Realisasi penerimaan minyak bumi dan gas alam sebesar Rp 5.208,3
milyar tersebut adalah 46,7 persen dari yang direncanakan dalam APBN. Apabila dibanding-
kan dengan realisasi dalam semester I tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4.971,8 milyar,
berarti mengalami kenaikan sebesar Rp 236,5 milyar atau 4,8 persen. Peningkatan ini antara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 33
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

lain disebabkan oleh adanya perubahan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah, serta
meningkatnya volume ekspor dari gas alam. Sedangkan realisasi penerimaan di luar minyak
bumi dan gas alam sebesar Rp 3.187,5 milyar tersebut berarti telah mencapai 42,4 persen
dari jumlah seluruhnya yang dianggarkan dalam APBN. Penerimaan di luar minyak bumi
dan gas alam tersebut telah meningkat sebesar Rp 768,7 milyar atau 31,8 persen bila
dibandingkan dengan realisasinya dalam semester I tahun 1984/1985 sebesar Rp 2.418,8
milyar. Dengan telah dilaksanakannya undang-undang pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah sejak 1 Apri1 1985, maka penerimaan di luar minyak bumi
dan gas alam dalam semester I tahun 1985/1986 terdiri dari penerimaan pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, bea masuk, cukai, pajak
ekspor, penerimaan pajak lainnya, Ipeda dan penerimaan bukan pajak, yang realisasinya
masing-masing adalah sebesar Rp 916,7 milyar, Rp 975,5 milyar, Rp 268,3 milyar, Rp 425,4
milyar, Rp 26,9 milyar, Rp 130,3 milyar, Rp 76,1 milyar dan Rp 368,3 milyar.

Pemerintah menyadari bahwa agar sistem baru perpajakan tersebut dapat berjalan
dengan baik diperlukan adanya pangkal tolak baru berdasarkan kejujuran dan keterbukaan,
baik dari masyarakat maupun aparatur Pemerintah. Untuk itu guna, pembinaan dan pening-
katan kesadaran pajak dari masyarakat, serta untuk lebih memasyarakatkan peraturan
perpajakan yang baru, maka batas waktu pengampunan pajak telah diperpanjang sampai
dengan tangga1 30 Juni 1985 dan pelaksanaan penyuluhan dan penerangan perpajakan terus
ditingkatkan. Demikian pula berkaitan dengan usaha untuk memberikan suasana yang tenang
bagi masyarakat wajib pajak, maka tidak dilakukan penetapan dan pemeriksaan atas wajib
pajak di seluruh Indonesia selama periode semester I tahun 1985/1986. Selanjutnya untuk
menunjang keberhasilan pelaksanaan undang-undang pajak yang baru telah dilakukan pula
perubahan dan perbaikan administrasi/organisasi perpajakan, peningkatan dan penyem-
purnaan pengawasan pada administrasi perpajakan serta peningkatan ketrampilan aparat
perpajakan. Sementara itu dalam hal pajak penghasilan, baik mengenai tingkat penghasilan
tidak kena pajak (PTKP) maupun tarifnya, dalam tahun 1985/1986 tidak diadakan perubahan.
PTKP untuk satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan tiga orang anak adalah sebesar
Rp 2.880.000,-. Sedangkan tarif pajaknya adalah 15 persen, 25 persen dan 35 persen,
masing-masing untuk penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 10 juta, antara Rp 10 juta
sampai dengan Rp 50 juta dan di atas Rp 50 juta. Dengan berbagai kebijaksanaan dan usaha
tersebut di atas, dalam semester I tahun anggaran 1985/1986 realisasi pajak penghasilan
mencapai Rp 916,7 milyar atau 29,8 persen dari jumlah yang direncanakan dalam APBN.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 34
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Apabila dibandingkan dengan realisasi dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
Rp 875,0 milyar berarti terjadi kenaikan sebesar 4,8 persen.

Sebagai pengganti Undang-undang Pajak Penjualan 1951, sejak tanggal 1 Apri1


1985 telah dilaksanakan undang-undang pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas
barang mewah. Adapun tarif yang diterapkan dalam pajak ini adalah tarif tunggal, yaitu
sebesar 10 persen, baik untuk transaksi dalam negeri maupun terhadap impor barang kena
pajak. Sedangkan untuk mendorong dan meningkatkan daya saing komoditi ekspor di luar
minyak, barang kena pajak yang diekspor dikenakan tarif 0 persen. Selanjutnya untuk
membatasi konsumsi secara berlebihan atas barang-barang mewah dan menegakkan prinsip
keadilan dalam pembebanan pajak, maka atas transaksi dan impor barang kena pajak tertentu
yang dikategorikan mewah selain dikenakan pajak pertambahan nilai sebesar 10 persen,
dikenakan juga pajak penjualan barang mewah sebesar 10 persen atau 20 persen. Mulai
tahun anggaran 1985/1986 di dalam penerimaan pajak pertambahan nilai didalamnya
termasuk pajak pertambahan nilai atas penjualan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.
Dengan berbagai kebijaksanaan dan usaha tersebut di atas, dalam semester I tahun anggaran
1985/1986 realisasi pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah telah
mencapai jumlah sebesar Rp 975,5 milyar atau 58;5 persen dari yang direncanakan dalam
APBN.

Kebijaksanaan yang diambil dalam bidang bea masuk, di samping untuk mening-
katkan penerimaan negara juga ditujukan untuk menciptakan iklim yang wajar bagi perkem-
bangan industri dalam negeri. Untuk itu Pemerintah sejak 1 Apri1 1985 telah menurunkan
tarif bea masuk secara keseluruhan sehingga tarif yang semula berkisar antara 0 persen
hingga 200 persen menjadi antara 0 persen hingga 60 persen. Dengan demikian masukan
bagi sektor industri menjadi lebih murah. Seperti diketahui, 95,4 persen dari impor dalam
semester I tahun 1985/1986 terdiri dari bahan baku dan bahan modal. Selain itu untuk
memperlancar pengurusan barang dan dokumen impor, telah dilakukan pula penyempurnaan
dalam tatalaksana impor melalui Inpres Nomor 4 Tahun 1985. Realisasi penerimaan bea
masuk dalam semester I tahun 1985/1986 adalah sebesar Rp 268,3 milyar, yang berarti 37,4
persen dari yang direncanakan dalam APBN. Bila dibandingkan dengan penerimaan bea
masuk semester I tahun anggaran sebelumnya sebesar Rp 276,6 milyar, berarti terdapat
penurunan sebesar 3,0 persen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 35
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu realisasi penerimaan cukai, yang sebagian besar berupa penerimaan
cukai tembakau, dalam semester I tahun 1985/1986 mencapai Rp 425,4 milyar atau 44,2
persen dari yang direncanakan dalam APBN. Bila dibandingkan dengan realisasinya dalam
periode yang sama tahun anggaan sebelumnya sebesar Rp 375,5 milyar, berarti penerimaan
cukai tersebut mengalami kenaikan sebesar 13,3 persen.

lesunya perekonomian dunia dan berbagai hambatan yang dilakukan oleh negara-
negara maju terhadap barang-barang ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia,
menyebabkan perkembangan harga maupun jumlah barang-barang ekspor non minyak dan
gas alam cukup terpengaruh. Berkaitan dengan itu untuk meningkatkan daya saing barang-
barang ekspor non minyak bumi dan gas alam tersebut di pasaran dunia, Pemerintah telah
memberikan penurunan tarif pajak ekspor untuk beberapa barang tertentu antara lain minyak
kelapa sawit. Di tengah keadaan yang demikian, dalam semester I tahun 1985/1986 realisasi
penerimaan pajak ekspor hanya mencapai Rp26,9 milyar atau 26,5 persen dari yang
direncanakan dalam APBN. Apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak ekspor
dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 38,8 milyar, maka berarti terdapat
penurunan sebesar Rp 11,9 milyar atau 30,7 persen.

Selanjutnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat membayar Ipeda, telah


dilakukan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat serta pembinaan administrasi penda-
taan, penetapan dan penagihan. Dalam semester I tahun 1985/1986 realisasi penerimaan
Ipeda ini mencapai Rp 76,1 milyar atau. 45,5 persen dari yang direncanakan dalam APBN.
Bila dibandingkan dengan penerimaan dalam semester I tahun sebelumnya sebesar Rp 68,2
milyar, berarti mengalami kenaikan sebesar 11,6 persen.

Realisasi penerimaan pajak lainnya yang terdiri dari pajak kekayaan, bea meterai,
dan bea lelang dalam semester I tahun 1985/1986 mencapai Rp 130,3 milyar atau 135,2
persen dari yang direncanakan dalam APBN. Apabila dibandingkan dengan realisasinya
dalam semester I tahun sebelumnya sebesar Rp 33,5 milyar, berarti mengalami peningkatan
sebesar Rp 96,8 milyar atau 289,0 persen. Kenaikan yang cukup tinggi ini berkaitan dengan
adanya penerimaan uang tebusan pengampunan pajak.

Dalam semester I tahun 1985/1986, penerimaan bukan pajak realisasinya mencapai

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 36
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Rp 368,3 milyar atau 50,3 persen dari yang direncanakan dalam APBN. Apabila dibanding-
kan dengan realisasinya dalam semester I tahun sebelumnya sebesar Rp 353,2 milyar, berarti
terdapat kenaikan sebesar Rp 15,1 milyar atau 4,3 persen. Penerimaan bukan pajak ini terdiri
dari berbagai jenis penerimaan negara, antara lain berupa bagian Pemerintah atas laba
perusahaan negara dan bank negara, serta berbagai jenis penerimaan departemen dan
lembaga Pemerintah lainnya seperti penerimaan pendidikan, hasil penjualan barang-barang
milik negara, penerimaan jasa, penerimaan kejaksaan dan peradilan, iuran hak pengusahaan
hutan . (IHPH) dan sebagainya. Perbandingan penerimaan dalam negeri dalam semester I
tahun 1984/1985 dan semester I tahun 1985/1986 dapat dilihat dalam Tabel 11.2 dan Grafik
11.4.

2.2.3.

Penerimaan pembangunan

Kegiatan pembangunan yang terus meningkat menuntut pula adanya peningkatan


dalam dana pembangunan untuk membiayai pembangunan tersebut. Walaupun Pemerintah
bertekad untuk melaksanakan pembangunan sejauh mungkin atas dasar kemampuan sendiri,
namun untuk menunjang usaha pembangunan tersebut sumber dana yang berasal dari luar
negeri masih tetap diperlukan. Penerimaan pembangunan, yang terdiri dari bantuan program
dan bantuan proyek, dalam semester I tahun 1985/1986 realisasinya masing-masing adalah
sebesar Rp 32,2 milyar dan Rp 1.368,5 milyar. Penerimaan pembangunan ini tetap diperta-
hankan hanya sebagai pelengkap pembiayaan pembangunan dan penggunaannya selalu
diarahkan untuk proyek-proyek yang bersifat produktif.

2.2.4.

Pengeluaran rutin

Pelaksanaan pengeluaran rutin dalam tahun anggaran 1985/1986 senantiasa ber

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 37
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 2

PENERIMAAN DALAM NEGERI, SEMESTER I 1984/1985 DAN 1985/1986


( dalam milyar rupiah)

Semester 1 Semester I 1 ) Kenaikan /


Jenis penerimaan
1984/1985 1985/1986 Penurunan (% )
A. Penerimaan minyak bumi dan
4.971,8 5.208,3 4,8
gas alam
B. Penerimaan diluar minyak bumi
2.418,8 3.187,5 31,8
dan gas alam
1. Pajak Pengahasilan 875,0 916,7 4,8
2. Pajak Pertambahan Nilai 398,1 975,5 145,1
3. Bea masuk 276,5 268,3 3,0
4. Cukai 375,5 425,4 13,3
5. Pajak Ekspor 38,8 26,9 30,7
6. Ipeda 68,2 76,1 11,6
7. Pajak lainnya 33,5 130,3 289,0
8. Penerimaan bukan pajak 353,2 368,3 4,3
Jumlah 7.390,6 8.395,8 13,6

1) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 38
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 39
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pedoman kepada kebijaksanaan yang mengarah pada peningkatan Tabungan Pemerintah,


peningkatan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat, serta pengamanan kekayaan negara
sebagai hasil kegiatan pembangunan. Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran tersebut,
pengketatan untuk peningkatan efisiensi pengeluaran rutin terus menerus dilakukan tanpa
mengurangi mutu pelayanan Pemerintah kepada masyarakat maupun pengamanan kekayaan
negara, yang antara lain diusahakan dengan jalan mempertahankan dan memperbaiki kese-
jahteraan aparat Pemerintah pusat dan daerah, di samping menambah guru-guru sekolah
dasar Inpres dan petugas medis Puskesmas di daerah-daerah. Di samping itu dengan
diberlakukannya pedoman pelaksanaan APBN berupa Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun
1984, maka melalui pelaksanaan belanja barang akan semakin di dorong lebih jauh lagi
pemerataan dan perluasan kesempatan kerja, pemakaian barang dan jasa hasil produksi
dalam negeri, serta peningkatan partisipasi golongan ekonomi lemah dalam pembangunan.

Atas dasar kebijaksanaan tersebut, realisasi pengeluaran rutin dalam semester I tahun
1985/1986 mencapai jumlah sebesar Rp 5.216,9 milyar, yang berarti 42,1 persen dari
rencananya dalam APBN 1985/1986. Jumlah tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp
1.938,3 milyar, belanja barang sebesar Rp 481,4 milyar, subsidi daerah otonom sebesar Rp
1.188,0 milyar, pembayaran bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 1.352,6 milyar, dan lain-
lain pengeluaran rutin sebesar Rp 256,6 milyar. Perkembangan realisasi pengeluaran rutin
semester I tahun 1985/1986 dapat diikuti dalam Tabel 11.3 dan Grafik 11.5.

Realisasi belanja pegawai dalam semester I tahun 1985/1986 adalah sebesar Rp


1.938,3 milyar, atau 47,1 persen dari rencana yang telah dianggarkan dalam APBN. Jumlah
tersebut berarti Rp 336,0 milyar lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi semester I
tahun anggaran sebelumnya, sehubungan dengan adanya kenaikan gaji pegawai negeri sipil
maupun ABRI sebesar 20 persen dan kenaikan pensiun sebesar 27 persen sampai dengan 59
persen. Kebijaksanaan kenaikan gaji pegawai negeri sipil maupun ABRI dan pensiunan
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan efisiensi kerjanya
dalam rangka meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan Pemerintah kepada masyarakat.
Realisasi belanja pegawai dalam semester I tahun 1985/1986 tersebut antara lain untuk
pembayaran gaji dan pensiun sebesar Rp 1.432,7 milyar, tunjangan beras sebesar Rp 262,9
milyar, uang makan/lauk-pauk sebesar Rp 160,3 milyar, lain-lain belanja pegawai dalam
negeri sebesar Rp 4;8,0 milyar, serta belanja pegawai luar negeri sebesar Rp 34,4 milyar.
Dalam rangka penghematan pengeluaran rutin melalui pengendalian dan pengkoordinasian

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 40
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

belanja barang dilingkungan Departemen/lembaga, telah dikeluarkan Keputusan Presiden


Nomor 30 Tahun 1984 yang memuat ketentuan pembentukan tim pengendali pengadaan
barang/peralatan dan jasa kebutuhan Pemerintah di tingkat Departemen/lembaga. Dengan
berlakunya Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1984 tersebut, pelaksanaan belanja. barang
dalam semester I tahun 1985/1986 mencapai jumlah sebesar Rp 481,4 milyar, yang berarti
31,5 persen daripada yang direncanakan dalam APBN 1985/1986. Realisasi pengeluaran
rutin untuk subsidi daerah otonom dalam semester I tahun 1985/1986 diperkirakan mencapai
jumlah sebesar Rp 1.188,0 milyar, yang berarti meningkat sebesar 30,1 persen bila
dibandingkan dengan semester I tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi subsidi daerah
otonom tersebut terutama disebabkan adanya kenaikan gaji pegawai negeri/ABRI dan
pensiunan dalam tahun anggaran 1985/1986, yang selain berlaku bagi pegawai Pemerintah
pusat berlaku pula bagi pegawai daerah otonom yang termasuk didalamnya guru-guru
sekolah dasar Inpres dan petugas medis Puskesmas. Pembayaran bunga dan cicilan hutang
dalam semester I tahun 1985/1986 diperkirakan mencapai jumlah sebesar Rp 1.3 52,6 milyar,
yang seluruhnya digunakan untuk pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri. Bila
dibandingkan dengan realisasi dalam semester I tahun 1984/1985, jumlah realisasi
pembayaran bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 1.352,6 milyar tersebut meningkat sebesar
Rp 114,5 milyar. lain-lain pengeluaran rutin yang antara lain menampung pengeluaran untuk
subsidi bahan bakar minyak, biaya persiapan pemilu, biaya surat menyurat, giro pas dan lain-
lain, selama semester I tahun 1985/1986 mencapai jumlah sebesar Rp 256,6 milyar, yang
berarti 42,6 persen dari anggarannya yang disediakan dalam APBN 1985/1986.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 41
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l II.3 T a b e l II.4
PENGELUARAN RUTIN SEMESTER 1 PENGELUARAN PEMBANGUNAN, SEMESTER 1
1984/1985 – 1985/1986 1984/1985 – 1985/1986
( dalam milyar rupiah ) ( dalam milyar rupiah )
Kenaikan Kenaikan
Jenis Pengeluaran 1984/85 1985/86 Jenis pengeluaran 1984/85 1985/86
(%) (%)
1. Belanja pegawai 1.602,3 1.938,5 21,0 1. Pembiayaan Departemen/Lembaga 1.553,6 1.599,9 3,0
a. Tunjangan beras 255,2 262,9 3,0 a. Departemen/lembaga 1.349,8 1.390,0 3,0
b. Gaji dan pensiun 1.123,7 1.432,7 27,5 b. Hankam 203,8 209,9 3,0
c. Biaya makan ( lauk pauk ) 151,0 160,3 6,1 2. Pembiayaan bagi daerah 843,2 624,5 - 25,9
d. Lain-lain bel. Peg. dalam negeri 41,0 48,0 17,0 a. Bentuan pembangunan desa 92,8 20,9 - 77,5
e. Belanja pegawai luar negeri 31,4 34,4 9,9 b. Bantuan pembangunan kabupaten 194,2 43,9 - 77,4
2. Belanja barang 406,9 481,4 18,3 c. Bantuan pembangunan Dati I 57,7 139,0 141,0
a. Dalam negeri 391,6 459,7 17,4 d. Bantuan sekolah dasar 311,1 286,9 - 7,8
b. Luar negeri 15,3 21,7 41,8 e. Sarana kesehatan / puskesmas 21,5 29,2 35,8
3. Subsidi dearah otonom 913,0 1.188,0 30,1 f. Bantuan pembangunan dan pemugaran 8,4 1,8 - 78,6
pasar
a. Belanja pegawai 828,8 1.085,0 30,9 g. Bantuan penghijauan dan reboisasi 32,2 8,9 - 72,4
b. Non belanja pegawai 84,2 103,0 22,3 h. Prasarana jalan 57,1 17,8 - 68,8
4. Bunga dan cicilan 1.238,1 1.352,6 9,2 i. Pembangunan Timor-timur 0,9 - -
a. Dalam negeri 0,4 - - J. Ipeda 68,2 76,1 11,6
b. Luar negeri 1.237,7 1.352,6 9,3 3. Pembiayaan Lain-lain 741,8 985,7 37,9
5 Lain-lain 135,6 256,6 89,2 a. Subsidi pupuk 237,3 382,7 37,9
a. Subsidi BBM 126,4 227,1 79,7 b. Penyertaan modal pemerintah 260,5 367,3 41,0
b. Lain-lain 9,2 29,5 220,7 c. Lain-lain 217,0 235,7 8,6
Jumlah 4.295,9 5.216,9 21,4 Jumlah 3.111,7 3.210,1 3,2
1) Angka sementara 1) Di luar bantuan proyek
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 42


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 43
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

2.2.5. Tabungan Pemerintah

Peningkatan Tabungan Pemerintah yang merupakan unsur utama bagi pembiayaan


pembangunan diupayakan melalui peningkatan penerimaan dalam negeri disertai dengan
penghematan dalam penggunaan pengeluaran rutin. Tabungan Pemerintah dalam APBN
1985/1986 direncanakan sebesar Rp 6.278,9 milyar, sedangkan pelaksanaannya selama
semester I tahun 1985/1986 mencapai jumlah sebesar Rp 3.178,9 milyar atau 50,6 persen
dari rencananya. Jumlah tersebut Rp 84,2 milyar lebih tinggi bila dibandingkan dengan
periode yang sama dalam tahun 1984/1985.

2.2.6. Pengeluaran pembangunan

Dalam Pelita IV, arab dan kebijaksanaan pembangunan yang ditempuh selama Pelita.
III tetap dilanjutkan dan lebih ditingkatkan. langkah ini merupakan upaya agar tujuan Pelita
IV dalam menciptakan kerangka landasan bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan
berkembang atas kekuatannya sendiri serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyat dapat segera terwujudkan. Sehubungan dengan itu, dalam APBN 1985/1986 sebagai
pelaksanaan tahun kedua Pelita IV, usaha untuk meningkatkan dan meluaskan pembangunan
terus dilakukan dan diarahkan unruk meningkatkan serta memeratakan kesejahteraan rakyat.

Realisasi pengeluaran pembangunan dalam semester I tahun 1985/1986 mencapai


jumlah sebesar Rp 4.578,6 milyar, yang terdiri dari pembiayaan rupiah sebesar Rp 3.210,1
milyar dan bantuan proyek sebesar Rp 1.368,5 milyar. Pembiayaan rupiah tersebut diguna-
kan untuk pembiayaan proyek-proyek sektoral yang dikelola departemen/lembaga sebesar
Rp 1.599,9 milyar, pembiayaan pembangunan bagi daerah sebesar Rp 624,5 milyar, serta
untuk pembiayaan pembangunan lainnya sebesar Rp 985,7 milyar. Pengeluaran pembangun-
an melalui departemen/lembaga sebesar Rp 1.599,9 milyar tersebut menunjukkan Rp 46,3
milyar lebih tinggi dari realisasinya dalam semester I tahun 1984/1985. Sementara itu
pembiayaan pembangunan bagi daerah adalah sebesar Rp 624,5 milyar yang sebagian besar
berupa program Inpres, dan berarti menyerap dana sebesar 38,2 persen dari yang direncana-
kan. Realisasi pembiayaan pembangunan bagi daerah tersebut meliputi pembiayaan untuk
Inpres desa sebesar Rp 20,9 milyar, Inpres kabupaten sebesar Rp 43,9 milyar, Inpres daerah
tingkat I sebesar Rp 139,0 milyar, Inpres sekolah dasar sebesar Rp 286,9 milyar, dan Inpres
sarana kesehatan sebesar Rp 29,2 milyar. Disamping itu termasuk juga didalamnya penge-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 44
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

luaran untuk bantuan pembangunan dan pemugaran pasar sebesar Rp 1,8 milyar, bantuan
penghijauan dan reboisasi sebesar Rp 8,9 milyar, bantuan pembangunan prasarana jalan
sebesar Rp 17,8 milyar, serta pembiayaan dengan dana Ipeda sebesar Rp 76,1 milyar.

Dalam semester I tahun 1985/1986 realisasi pembiayaan program Inpres desa dan
Inpres kabupaten menunjukkan jumlah yang lebih rendah daripada realisasinya masing--
masing dalam semester I tahun 1984/1985. Di lain pihak realisasi pembiayaan program
Inpres daerah tingkat I menunjukkan Rp 81,3 milyar di atas realisasi semester I tahun
sebelumnya, dan berarti pula telah menyerap dana sebesar 49,6 persen dari anggaran yang
disediakan dalam APBN 1985/1986. Realisasi pembiayaan program Inpres sekolah dasar
dalam semester I tahun 1985/1986 sebesar Rp 286,9 milyar berarti menyerap dana sebesar
46,5 persen dari yang direncanakan, sedangkan realisasi Inpres kesehatan sebesar Rp 29,2
milyar menunjukkan 35,8 persen di atas realisasi tahun sebelumnya dalam jangka waktu
yang sama. Realisasi bantuan pembangunan berupa Inpres pasar, Inpres penghijauan, dan
Inpres prasarana jalan, dalam semester I tahun 1985/1986 menunjukkan jumlah yang,lebih
rendah bila dibandingkan dengan realisasinya masing-masing dalam semester I tahun 1984/
1985. Dilain pihak realisasi bantuan pembangunan melalui dana Ipeda menunjukkan jumlah
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi dalam semester I tahun 1984/1985.

Pengeluaran pembangunan lainnya dalam semester I tahun 1985/1986 sebesar Rp


985,7 milyar meliputi pengeluaran untuk subsidi pupuk sebesar Rp 382,7 milyar, penyertaan
modal Pemerintah sebesar Rp 367,3 milyar, dan lain-lain pembangunan sebesar Rp 235,7
milyar. Pengeluaran subsidi pupuk sebesar Rp 382,7 milyar menunjukkan peningkatan
sebesar 61,3 persen dari realisasi dalam seme

ster I tahun 1984/1985. Sedangkan realisasi pengeluaran pembangunan melalui


penyertaan modal Pemerintah digunakan antara lain untuk PT PA1 Indonesia, PT Nurtanio,
Perum Pengembangan Keuangan Koperasi, Bank Pembangunan Islam, Proyek Ki1ang Musi,
PT Pup uk Kalimantan Timur, dan PT Indocement Tunggal Prakasa. Sedangkan pembiayaan
lain-lain pembangunan digunakan untuk pembiayaan program keluarga berencana, sensus,
sertifikat ekspor, dana tanaman ekspor serta proyek air minum daerah. Realisasi pengeluaran
pembangunan diluar bantuan proyek dalam semester I tahun 1985/1986 dibandingkan
dengan realisasi dalam semester I tahun 1984/1985 dapat diikuti dalam Tabel 11.4 dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 45
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Grafik 11.5, sedangkan realisasi bantuan proyek sebesar Rp 1.368,5 milyar selama semester
I tahun 1985/1986 disajikan dalam Tabel 11.5.

2.3. Rencana APBN 1986/1987

Sejak pelaksanaan Pelita pertama, kegiatan pembangunan nasional telah mencapai


berbagai hasil pembangunan yang positip, sehingga tidak saja hanya sekedar mampu
menciptakan keadaan yang lebih baik, tapi telah pula berhasil membangun suatu landasan
yang kokoh bagi tahapan pembangunan berikutnya. Dalam pada itu, Rancangan APBN
tahun 1986/1987, yang merupakan rencana tahunan dari pelaksanaan operasional tahun ke
tiga Repelita IV, disusun sebagai suatu kesinambungan program yang serempak dalam
mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam Repelita IV, yakni meningkatkan taraf hidup,
kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin adil dan merata serta me1etakkan
landasan yang kuat bagi lahar pembangunan selanjutnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya,
berbagai program dan proyek pembangunan yang disusun dalam Rancangan APBN
1986/1987 serta kebijaksanaan pembangunan yang akan dilaksanakan, pada pokoknya tetap
berdasarkan kepada Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasil-
nya menuju pada terciptanya ke.adilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi
yang tinggi serta stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Selanjutnya dalam rangka
penyusunan Rancangan APBN 1986/1987 ini, prinsip anggaran yang berimbang dan dinamis
masih tetap dijadikan pedomannya, sehingga stabilitas ekonomi nasional yang sudah tercapai
dapat dipertahankan terus terutama dalam mendukung segera tercapainya sasaran pemba-
ngunan nasional yang dicita-citakan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 46
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

TabeI II. 5

PELAKSANAAN APBN, SEMESTER I 1985/19861)


( dalam milyar rupiah )

Jenis penerimaan Realisasi Jenis pengeluaran Realisasi


I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 8.395,8 I. PENGELUARAN RUTIN 5.216,9
A Penerimaan minyak bumi dan 5.208,3 I. Belanja pegawai 1.938,3
gas alam
B Penerimaan di luar minyak 3.187,5 2. Belanja barang 481,4
bumi dan gas alam
1. Pajak penghasilan 916,7 3. Subsidi daerah otonom 1.188,0
2. Pajak Pertambahan Nilai 975,5 4. Bunga dan cicilan hutang 1.352,6
3. Bea masuk 268,3 5. lain-lain 256,6
4. Cukai 425,4 II. PENGELUARAN PEMBANGUNAN 4.578,6
5. Pajak ekspor 26,9 A Pembiayaan Departemen/ lembaga 1.599,9
6. Pajak lainnya 130,3 1. Departemen/lembaga 1.390,0
7. Ipeda 79,1 2. Departemen Hankam 209,9
8. Pen. bukan pajak 368,3 B Pembiayaan bagi daerah 624,5
1. Bantuan pemb. Desa 20,9
2. Bantuan pemb. Kabupaten 43,9
3. Bantuan pemb. Dati I 139,0
4. Pembangunan SD 286,9
5. Pelayanan kesehatan/ puskesmas 29,2
6. Bantuan pemb. Pasar 1,8
7. Bantuan penghijauan 8,9
8. Pemb. Prasarana jalan 17,8
9. Ipeda 76,1
II. PENERIMAAN PEMBANGUNAN 1.400,7 C Pembiayaan lain - lain 985,7
1. Subsidi pupuk 382,7
2. Penyertaan modal pemerintah 367,3
1. Bantuan program 32,2 3. lain - lain 235,7
2. Bantuan proyek 1368,5 D Bantuan Proyek 1.368,5

Jumlah 9.796,5 Jumlah 9.796,5

1) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 47
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Di dalam kerangka penyusunan Rancangan APBN tahun ketiga Repelita IV ini,


berbagai situasi yang kurang menguntungkan mewarnai prospek pengembangan penerimaan
negara, terutama penerimaan dari sektor minyak bumi dan gas alam yang beberapa tahun
terakhir ini cenderung terus merosot. Berkurangnya. penerimaan migas dalam memberi
dukungan bagi laju pembangunan, yang dalam dekade sebelumnya merupakan sumber daya
alam dalam penyediaan dana pembangunan tersebut, telah mengharuskan ditempuhnya
beberapa langkah penyesuaian yang bersifat arealistik sehingga pengaruhnya tidak akan
terlalu menghambat laju pembangunan. Disamping itu kelesuan perekonomian dunia yang
berlangsung beberapa tahun lalu, yang diharapkan sudah akan bangkit kembali pada tahun-
tahun terakhir ini, nampaknya belum sepenuhnya dapat diharapkan pulih dengan segera.
Keadaan tersebut masih dipersulit lagi dengan ketidakpastian situasi moneter internasional
seperti perubahan-perubahan nilai tukar mata uang asing serta tinggi rendahnya tingkat
bunga yang tidak menentu. Situasi tersebut pada gilirannya akan menyebabkan semakin
berkurangnya dana yang tersedia bagi negara-negara berkembang, terutama untuk jenis dana
pinjaman bersifat lunak yang sangat diperlukan guna mempercepat laju pembangunan.

Berbagai perkembangan yang menyulitkan tersebut mendorong Pemerintah untuk


mengambil langkah hati-hati, khususnya agar dapat menyusun suatu anggaran yang lebih
bersifat arealistis, yakni dengan mengutamakan pengerahan sumber dana dari dalam negeri
di luar migas, dan tetap memperhatikan laju perkembangan perekonomian dan ketahanan
nasional. langkah tersebut disamping merupakan tindak lanjut dari upaya mewujudkan suatu
struktur penerimaan negara yang seimbang, pada hakekatnya merupakan pencerminan dari
berkembangnya kemandirian bangsa Indonesia dalam pembiayaan pembangunan. Disamping
langkah-Langkah yang sudah diambi dibidang penerimaan negara tersebut, kebijaksanaan
yang dilaksanakan di bidang pengeluaran negara khususnya langkah-langkah penghematan
dan efisiensi didalam penggunaan uang negara, akan terus ditingkatkan.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1986/1987 direncanakan berimbang


pada jumlah sebesar Rp 21.421,6 milyar. Di sisi penerimaan negara, jumlah tersebut terdiri
dari penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan, yang masing-masing
direncanakan sebesar Rp 17.832,5 milyar dan Rp 3.589,1 milyar. Sedangkan di sisi penge-
luaran negara jumlah tersebut terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan,
yang masing-masing direncanakan sebesar Rp 13.125,6 milyar dan Rp 8.296,0 milyar.
Dengan demikian Tabungan Pemerintah yang merupakan selisih antara penerimaan dalam

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 48
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

negeri dengan pengeluaran rutin direncanakan akan berjumlah sebesar Rp 4.706,9 milyar.
Selanjutnya dana pembangunan yang merupakan penjumlahan dari Tabungan Pemerintah
dan penerimaan pembangunan akan mencapai sebesar Rp 8.296,0 milyar. Dana tersebut akan
digunakan untuk membiayai berbagai jenis program pembangunan sektoral yang
dilaksanakan oleh Departemen/lembaga Negara non Departemen sebesar Rp 2.087,7 milyar,
untuk membiayai program pembangunan regional berupa proyek-proyek Inpres sebesar Rp
1.578,0 milyar, dan berbagai pengeluaran pembangunan lainnya, seperti penyertaan modal
pemerintah, subsidi pupuk dan lain-lain pengeluaran pembangunan, yang keseluruhannya
direncanakan sebesar Rp 1.122,6 milyar. Disamping itu sebagian dari dana, pembangunan
dalam tahun 1986/1987 adalah berupa bantuan proyek yang direncanakan sebesar Rp
3.507,7 milyar, yaitu untuk membiayai berbagai proyek sektoral maupun regional yang
mempunyai prioritas tinggi.

2.3.1. Penerimaan dalam negeri

Dalam rangka melaksanakan program dan proyek pembangunan dalam Pelita IV


yang dimensinya. kian meluas diperlukan pembiayaan yang memadai. Pembiayaan tersebut
terutama diupayakan dari sumber-sumber dalam negeri, sementara sumber luar negeri dalam
masa mendatang peranannya akan menjadi semakin kecil selaras dengan peningkatan ke-
mandirian bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pembangunan. Sehubungan dengan
hal tersebut, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam tahun 1986/1987
terus disempurnakan agar penerimaan negara dapat kian ditingkatkan, sedangkan pengeluar-
an makin dikendalikan dan diarahkan pada sasaran yang berprioritas tinggi. Dengan demi-
kian peranan Tabungan Pemerintah di dalam menyumbangkan dana bagi anggaran pemba-
ngunan dapat makin dikembangkan. Sementara itu keadaan yang memprihatinkan daripada
situasi perekonomian dunia membawa pengaruh kian tidak menentunya harga dan permin-
taan minyak dunia yang pada gilirannya akan mempersulit posisi penerimaan negara dari
sektor minyak bumi dan gas alam Hal tersebut menuntut upaya yang lebih keras dari
Pemerintah beserta seluruh rakyat untuk menggali sumber-sumber lain di luar migas, sehing-
ga ketergantungan terhadap penerimaan ini yang dalam dekade sebelumnya merupakan
andalan dalam penyediaan pembiayaan pembangunan, dapat dikurangi. Untuk itu berbagai
kebijaksanaan telah diambil Pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam
negeri yang berasal dari non migas, diantaranya berupa perubahan mendasar dari sistim
perpajakan warisan jaman kolonial menuju kepada sistim perpajakan yang baru yang lebih

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 49
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sesuai dengan kondisi dan kepribadian perekonomian nasional. Dalam hubungan ini sebagai
rangkaian daripada pelaksanaan undang-undang pajak yang baru, sejak 1 April 1985 telah
diberlakukan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tahun 1983, melengkapi dua
undang-undang yang sudah diberlakukan sebelumnya. Dengan berlakunya keseluruhan
undang-undang dalam sistem perpajakan yang baru, disamping akan memberikan prospek
yang semakin baik bagi pengembangan penerimaan dalam negeri, diharapkan pula dapat
diciptakan suasana perekonomian yang lebih berkembang dengan partisipasi makin aktip
dari seluruh masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan. Disamping itu,
kebijaksanaan Pemerintah yang memberikan pengampunan di bidang perpajakan diharapkan
akan membawa pengaruh yang positip berupa makin terbukanya masyarakat wajib pajak
dalam memenuhi segala kewajibannya dibidang perpajakan. Sementara itu sebagai
kelanjutan dari pembaharuan sistem perpajakan nasional, pada tanggal 1 Januari 1986 telah
diberlakukan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Atas Bumi dan
Bangunan, serta Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai. Dengan
diberlakukannya dua undang-undang tersebut diharapkan akan tercipta suatu sistem
perpajakan yang lengkap dan jauh lebih sempurna daripada sistem yang digantikannya
sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan yang diinginkan melalui sistem perpajakan.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut, di masa mendatang penerimaan dari
sektor perpajakan diharapkan dapat kian dikembangkan dalam rangka menggantikan peranan
dari penerimaan migas yang dalam perkembangan terakhir ini menunjukkan gejala yang
kurang menggembirakan.

Dalam pada itu, kecenderungan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi negara-


negara industri dalam tahun-tahun terakhir ini, mendorong pemerintah negara-negara
tersebut untuk mengambil langkah-langkah pengamanan berupa tindakan proteksionistis
guna melindungi industri di dalam negerinya masing-masing. Tindakan ini pada gilirannya
akan membawa pengaruh terhadap semakin tertekannya perkembangan ekspor yang berasal
dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, guna
menghilangkan ekonomi biaya tinggi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor
Indonesia, serta demi memperlancar arus barang dalam rangka mendorong meningkatnya
ekspor non migas, dalam bulan April1985 telah dikeluarkan Inpres Nomor 4 Tahun 1985
yang menyangkut langkah-langkah strategis dibidang tata laksana ekspor dan impor, angkut-
an laut antar pulau, pelabuhan serta kebijaksanaan keagenan umum. Untuk menunjang
kebijaksanaan tersebut, Pemerintah telah pula menyediakan fasilitas asuransi yang ditujukan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 50
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

untuk memberikan perlindungan kepada eksportir terhadap kemungkinan tidak dilaksana-


kannya pembayaran, atau terhadap keadaan yang tidak memungkinkan dilaksanakannya
perjanjian ekspor, baik karena sebab-sebab komersial maupun non komersial.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1986/1987,


penerimaan dalam negeri direncanakan sebesar Rp 17.832,5 milyar, yang terdiri dari
penerimaan minyak bumi dan gas alam sebesar Rp 9.738,2 milyar, dan penerimaan di luar
minyak bumi dan gas alam sebesar Rp 8.094,3 milyar. Perkembangan penerimaan dalam
negeri sejak tahun 1969/1970 sampai dengan 1986/1987 dapat dilihat pada Tabel. 11.6 dan
Grafik. 11.6, sedangkan perbandingan peranan komponen-komponen penerimaan dalam
negeri secara persentase dalam Pelita I, II, dan III dapat dilihat dalam Grafik 11.7.

2.3.1.1. Penerimaan minyak bumi dan gas alam

Semenjak dasawarsa 1970 yang lalu, penerimaan dalam negeri yang berasal dari
sektor minyak bumi dan gas alam telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sehingga
mampu menjadikannya sebagai sumber utama dalam menyediakan cara bagi pelaksanaan
pembangunan yang terus meningkat. Dalam perkembangannya, mulai tahun 1982/1983 telah
terjadi perubahan-perubahan besar dalam perekonomian dunia yang tercermin dari
berlangsungnya kelesuan perekonomian, menguatnya dolar Amerika, naik turunnya suku
bunga internasional dan sebagainya. Demikian pula di pasaran minyak internasional terjadi
penurunan harga sebagai akibat dari usaha-usaha konservasi, diversifikasi, peningkatan
produksi minyak negara-negara non OPEC, serta pemupukan cadangan oleh konsumen.
Berbagai perkembangan tersebut membawa pengaruh langsung terhadap melemahnya
tingkat harga dan permintaan minyak di pasaran internasional, yang pada giliran selanjutnya
mengakibatkan tertahannya bahkan merosotnya pengembangan penerimaan dari sektor
minyak bumi dan gas alam ini bagi Indonesia. Keadaan yang kurang menguntungkan ini
menghendaki lebih besarnya keikutsertaan masyarakat di dalam berpartisipasi dalam pem-
bangunan, sehingga dalam masa-masa sulit dewasa ini tetap dapat diselenggarakan suatu
anggaran pendapatan dan belanja negara yang arealistis sesuai dengan kemampuan pereko-
nomian nasional dalam memikul beban pembangunan.

Dalam pada itu upaya OPEC untuk mencegah makin merosotnya harga minyak
mentah, diharapkan masih dapat menahan tidak terlalu merosotnya perkembangan peneri-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 51
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

maan dari sektor minyak bumi dan gas alam dalam menyediakan cara yang sangat diperlu-
kan bagi pembangunan. Selanjutnya dengan memperkirakan tidak adanya perubahan pada
ekspor LNG, sedangkan harga dan permintaan minyak Indonesia tidak berubah lebih buruk
lagi, maka dalam tahun anggaran 1986/1987 penerimaan minyak bumi dan gas alam diren-
canakan sebesar Rp 9.738,2 milyar, yang terdiri dari penerimaan minyak bumi sebesar Rp
8.145,5 milyar, dan penerimaan gas alam sebesar Rp 1.592,7 milyar. Apabila dibanding kan
dengan penerimaan yang sama dalam APBN 1985/1986 yang direncanakan sebesar Rp
11.159,7 milyar, berarti perkiraan penerimaan minyak bumi dan gas alam dalam RAPBN
1986/1987 tersebut lebih rendah sebesar Rp 1.421,5 milyar. Perkembangan penerimaan
minyak bumi dan gas alam sejak tahun 1969/1970 hingga tahun 1986/1987 dapat dilihat
dalam Tabel II. 7 .

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 52
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

TabeI II, 6

PENERIMAAN DALAM NEGERI, 1969/1970 -1986/1987


( dalam milyar rupiah )
Kenaikan
Tahun Anggaran Jumlah
Jumlah Presentase
PELITA I
1969/1970 243,7 - -
1970/1971 344,6 + 100,9 + 41,4
1971/1972 428,0 + 83,4 + 24,2
1972/1973 590,6 + 162,6 + 38,0
1973/1974 967,7 + 377,1 + 63,9
PELITA II
1974/1975 1.753,7 + 786,0 + 81,2
1975/1976 2.241,9 + 488,2 + 27,8
1976/1977 2.906,0 + 644,1 + 29,6
1977/1978 3.535,4 + 629,4 + 21,7
1978/1979 4.266,1 + 730,7 + 20,7
PELITA III
1979/1980 6.696,8 + 2.430,7 + 57,0
1980/1981 10.227,0 + 3.530,2 + 52,7
1981/1982 12.212,6 + 1.985,6 + 19,4
1982/1983 12.418,3 + 205,7 + 1,7
1983/1984 14.432,7 + 2.014,4 + 6,2
PELITA IV
1984/1985 15.905,5 + 1.472,8 + 10,2
1985/1986 18.677,9 + 2.772,4 + 17,4
1986/1987 17.832,5 - 845,4 - 4,5

1) APBN
2) RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 53
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 54
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 55
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

2.3.1.2. Penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam

Dengan adanya ketidakpastian dalam perkembangan minyak bumi, yang selama ini
masih merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang utama, Pemerintah tidak dapat
terlalu mengharapkan penerimaan yang berasal dari minyak bumi. Berkaitan dengan itu
untuk mencapai keberhasilan pembangunan baik dalam tahun ketiga Pelita IV ini maupun
tahun-tahun selanjutnya, harus diusahakan peningkatan penerimaan di luar minyak bumi dan
gas alam Tahun anggaran 1986/1987 ini ditandai dengan telah dilaksanakannya ke tiga
undang-undang pajak yang baru serta disahkannya Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea
Meterai. Dengan adanya undang-undang pajak yang baru ini Pemerintah mengharapkan
adanya peningkatan peran serta dari masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Namun
demikian Pemerintah menyadari bahwa untuk dapat berhasil melaksanakan sistem perpajak-
an yang baru tersebut diperlukan adanya pangkal tolak yang bersih berdasarkan keterbukaan
baik dari masyarakat maupun aparatur Pemerintah. Selanjutnya untuk menunjang
keberhasilan pelaksanaan undang-undang perpajakan yang baru juga telah dan akan
dilakukan perubahan serta perbaikan sistem administrasi perpajakan dan organisasi
perpajakan. Di samping didukung oleh peraturan perundang-undangan dan administrasi serta
organisasi perpajakan yang baik, untuk mencapai keberhasilan yang dicita-citakan dalam
pembaharuan perpajakan ini, maka perlu pula didukung oleh pengawasan pada sistem
administrasi perpajakan secara berdaya guna dan peningkatan ketrampilan aparatur
perpajakan yang cukup tinggi. Untuk itu telah dilakukan peningkatan dan penyempurnaan
atas pengawasan sistem administrasi perpajakan serta peningkatan ketrampilan aparat
perpajakan melalui pendidikan dan latihan, penataran, serta seminar-seminar, baik di dalam
maupun di luar negeri.

Berbagai kebijaksanaan yang dilakukan Pemerintah dalam bidang penerimaan negara


di luar minyak bumi dan gas alam tidak semata-mata ditujukan untuk meningkatkan
penerimaan negara, akan tetapi juga diusahakan agar dapat membantu menciptakan iklim
bagi dunia usaha kearah kegiatan ekonomi yang lebih mendorong dan meningkatkan pro-
duksi, memperluas penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan dan beban pemba

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 56
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 7
PENERIMAAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM, 1969/1970 – 1986/1987
(dalam milyar rupiah)

Penerimaan Penerimaan kenaikan


Tahun
minyak bumi dan minyak jumlah
Anggaran Jumlah Presentase
gas alam lainnya
PELITA I
1969/1970 48,3 17,5 65,8 - -
1970/1971 68,8 30,4 99,2 + 33,4 + 50,8
1971/1972 112,5 28,2 140,7 + 41,5 + 41,8
1972/1973 198,9 31,6 230,5 + 89,8 + 63,8
1973/1974 344,6 37,6 382,2 + 151,7 + 65,8
PELITA II
1974/1975 973,1 - 15,9 957,2 + 575,0 + 150,4
1975/1976 1.249,1 - 1,1 1.248,0 + 290,8 + 30,4
1976/1977 1.619,4 15,9 1.635,3 + 387,3 + 31,4
1977/1978 1.948,7 - 1.948,7 + 313,4 + 19,2
1978/1979 2.308,7 - 2.308,7 + 360,0 + 18,5
PELITA III
1979/1980 4.259,6 - 4.259,6 + 1.950,9 + 84,5
1980/1981 7.019,6 - 7.019,6 + 2.760,0 + 64,8
1981/1982 8.627,8 - 8.627,8 + 1.608,2 + 22,9
1982/1983 8.170,4 - 8.170,4 - 457,4 - 5,3
1983/1984 9.520,2 - 9.520,2 + 1.349,8 + 16,5
PELITA IV
1984/1985 10.429,9 - 10.429,9 + 909,7 + 9,6
1985/1986 11.159,7 - 11.159,7 + 729,8 + 7,0
1986/1987 9.738,2 - 9.738,2 - 1.421,5 - 12,7

1) APBN
2) RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 57
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ngunan yang lebih adil, menekan pola konsumsi mewah, mendorong investasi dan menjaga
stabilitas harga. Dengan maksud untuk membantu dunia usaha mengatasi kelangkaan modal,
khususnya dalam suasana ekonomi yang kurang menggembirakan dewasa ini, Pemerintah
berusaha untuk mempercepat proses pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang selesai
dalam bulan Oktober 1985. Dengan telah dilaksanakannya kelima undang-undang
perpajakan yang baru, penerimaan negara di loaf minyak bumi dan gas alam dalam RAPBN
1986/1987 terdiri dari penerimaan pajak penghasilan, penerimaan pajak pertambahan nilai
barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah, penerimaan bea masuk, penerimaan
cukai, penerimaan pajak ekspor, penerimaan pajak bumi dan bangunan, penerimaan bea
meterai, penerimaan pajak lainnya, dan penerimaan bukan pajak.

Selama pelaksanaan Pelita I sampai dengan tahun pertama Pelita IV, penerimaan
negara di loaf minyak bumi dan gas alam terus mengalami peningkatan. Apabila dalam
tahun 1969/1970, yaitu tahun pertama Pelita I, besarnya penerimaan ini baru mencapai Rp
177,9 milyar, maka dalam tahun pertama Pelita IV, yaitu tahun 1984/1985, jumlah tersebut
telah meningkat menjadi Rp 5.475,6 milyar. Dengan memperhatikan perkembangan
ekonomi baik di dalam negeri maupun di loaf negeri dewasa ini dan dengan
memperhitungkan pula perkembangan yang akan terjadi dengan pelaksanaan sistem
perpajakan yang baru, maka penerimaan negara di loaf minyak bumi dan gas alam untuk
tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 8.094,3 milyar. Penerimaan ini terdiri dari pajak
penghasilan yang direncanakan sebesar Rp 2.880,5 milyar, pajak pertambahan nilai barang
dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah yang direncanakan sebesar Rp 2.143,3
milyar, bea masuk yang direncanakan sebesar Rp 580,0 milyar, cukai yang direncanakan
sebesar Rp 1.054,8 milyar, pajak ekspor yang direncanakan sebesar Rp 78,8 milyar, pajak
bumi dan bangunan yang direncanakan sebesar Rp 284,0 milyar, bea meterai yang
direncanakan sebesar Rp 115,0 milyar, pajak lainnya yang direncanakan sebesar Rp 4,0
milyar, dan penerimaan bukan pajak yang direncanakan sebesar Rp 953,9 milyar. Apabila
dibandingkan dengan penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam dalam APBN
1985/1986, penerimaan di loaf minyak bumi dan gas alam tersebut mengalami peningkatan
sebesar Rp 576,1 milyar atau 7,7 persen. Perkembangan penerimaan di loaf minyak bumi
dan gas alam sejak tahun 1969/1970 sampai tahun 1986/1987 dapat dilihat pada Tabel 11.8.

Tahun anggaran 1986/1987 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Undang-undang


Pajak Penghasilan 1984. Guna lebih mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 58
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

perpajakannya, serta membantu aparatur perpajakan dalam melakukan penyuluhan,


pembinaan dan pengawasan dalam pajak penghasilan, telah dilakukan penyempurnaan
peraturan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 59
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 8
PENER1MAAN DI luar MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
1969/1970 - 1986/1987
(dalam milyar rupiah)

Kenaikan
Tahun Anggaran Jumlah
Jumlah Presentase
PELITA I
1969/1970 177,9 - -
1970/1971 245,4 + 67,5 + 37,9
1971/1972 287,3 + 41,9 + 17,1
1972/1973 360,1 + 72,8 + 25,3
1973/1974 585,5 + 225,4 + 62,6
PELITA II
1974/1975 796,5 + 211,0 + 36,0
1975/1976 993,9 + 197,4 + 24,8
1976/1977 1.270,7 + 276,8 + 27,8
1977/1978 1.586,7 + 316,0 + 24,9
1978/1979 1.957,4 + 370,7 + 23,4
PELITA III
1979/1980 2.437,2 + 479,8 + 24,5
1980/1981 3.207,4 + 770,2 + 31,6
1981/1982 3.584,8 + 377,4 + 11,8
1982/1983 4.247,9 + 663,1 + 18,5
1983/1984 4912,5 + 664,6 + 15,6
PELITA IV
1984/1985 5.475,6 + 563,1 + 11,5
1985/1986 7.518,2 + 2.042,4 + 37,3
1986/1987 8.094,3 + 576,1 + 7,7

1) APBN
2) RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 60
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pemerintah mengenai pelaksanaan pajak penghasilan melalui Peraturan Pemerintah Nomor


42 tahun 1985. Dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain diatur mengenai cara menghitung
biaya atau pengeluaran, baik yang diperbolehkan atau yang tidak diperbolehkan dikurangkan
dalam perhitungan pajak penghasilan, mengenai dana cadangan khusus dan faktor
penyesuaian bagi usaha bank, lembaga keuangan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dan usaha asuransi, cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan, baik oleh wajib
pajak sendiri ataupun melalui pihak lain, serta sanksi administrasi. Dengan berbagai sifat
yang terkandung dalam undang-undang pajak penghasilan ini, maka diharapkan akan dapat
diciptakan iklim perekonomian dan gairah usaha yang lebih baik yang dapat mendorong
kegiatan dunia usaha dan perekonomian nasional. Diharapkan pada gilirannya akan mampu
meningkatkan penerimaan pajak yang akan merupakan sumber utama bagi dana pemba-
ngunan yang dibutuhkan. Terpenuhinya berbagai prinsip perpajakan dalam undang-undang
pajak penghasilan ini, yaitu kesederhanaan, keadilan, dan kepastian, diharapkan akan
dimengerti oleh masyarakat umum sehingga akan mendorong kesadaran masyarakat wajib
pajak untuk melaksanakan kewajiban membayar pajaknya. Kesederhanaan terlihat dalam
tarip pajak penghasilan yang hanya terdiri dari 3 lapisan tarip, yaitu 15 persen, 25 persen dan
35 persen, masing-masing untuk penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 10 juta, antara
Rp 10 juta sampai dengan Rp 50 juta, dan di atas Rp 50 juta, serta kesederhanaan di dalam
tata cara pembayaran pajaknya yang diharapkan dapat mendorong masyarakat melaksanakan
kewajiban pajaknya, sehingga akhirnya akan menambah jumlah wajib pajak. Demikian pula
dengan bertambah luasnya dasar pengenaan pajak, yaitu dengan dimasukkannya semua jenis
pendapatan ke dalam dasar pengenaan pajak, serta dihapuskannya berbagai bentuk
pengecualian dan pembebasan pajak, diharapkan akan memperbesar peningkatan
penerimaan pajak ini. Selain tarip pajak yang sederhana tersebut, batas pendapatan tidak
kena pajak (PTKP) yang lebih tinggi daripada batas pendapatan bebas pajak yang terdapat
dalam sistem perpajakan yang lama, diharapkan dapat menunjang tercapainya sasaran
pemerataan beban dan hasil kegiatan pembangunan. Di samping itu semakin membaiknya
sistem administrasi perpajakan serta semakin tingginya disiplin dan kemampuan aparatur
yang menanganinya diharapkan akan menunjang peningkatan penerimaan pajak ini.

Penerimaan pajak penghasilan perseorangan dalam RAPBN 1986/1987 direncanakan


meningkat dari tahun sebelumnya. Apabila dalam APBN 1985/1986 penerimaan pajak
penghasilan perseorangan adalah sebesar Rp 797,3 milyar, maka dalam RAPBN 1986/1987
diharapkan bisa mencapai Rp 720,5 milyar, yang berarti terdapat penurunan sebesar Rp 76,8

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 61
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

milyar atau 9,6 persen. Adanya pengampunan pajak pada awal tahun pelaksanaan undang-
undang pajak penghasilan diharapkan membawa dampak positif terhadap penerimaan pajak
ini. Jumlah wajib pajak penghasilan perseorangan telah meningkat dan diharapkan akan
meningkat lagi. Selain itu dengan pengampunan pajak diharapkan adanya keterbukaan wajib
pajak perseorangan didalam memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Sementara itu usaha yang dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi ekonomi


biaya tinggi melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1985 diharapkan akan mempunyai
pengaruh positif pada kegiatan dunia usaha. Dengan demikian diharapkan akan memberikan
peningkatan pada penghasilan badan-badan usaha, yang berarti pula akan diperoleh dasar
pengenaan pajak yang lebih tinggi. Sama halnya dengan pajak penghasilan perseorangan,
adanya pengarnpunan pajak diharapkan akan membawa peningkatan jumlah wajib pajak
penghasilan badan serta keterbukaan dari wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya
sesuai dengan keadaan usaha atau kegiatan wajib pajak yang sebenarnya. Sehubungan
dengan semakin perlunya pengelolaan sumber dana dalam negeri secara lebih berdaya guna
dan berhasil guna, terhadap badan usaha milik negara (BUMN) terus menerus dilakukan
pengawasan, selain diupayakan juga perbaikan manajemen dan operasional daripada BUMN.
Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan BUMN akan dapat memperbaiki penghasilan-
nya, yang berarti pula akan meningkatkan kemampuan pembayaran pajaknya. Dengan
berbagai langkah di atas, penerimaan pajak penghasilan badan ini diharapkan akan tetap
mengalami peningkatan. Dalam RAPBN 1986/1987 penerimaan pajak penghasilan badan
direncanakan sebesar Rp 2.160,0 milyar. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
berarti mengalami penurunan sebesar Rp 116,7 milyar atau 5,1 persen.

Diberlakukannya undang-undang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak
penjualan atas barang mewah (PPN) dengan ruang lingkup pengenaan pajak yang lebih luas,
diharapkan akan lebih mampu menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang sem.akin
meningkat. Dalam sistem pajak yang baru ini dihilangkan kemungkinan adanya usaha-usaha
untuk melakukan integrasi vertikal antara dua perusahaan atau lebih dengan maksud untuk
menghindari pajak. Selain itu untuk menghilangkan efek pajak berganda yang selama ini
terjadi dalam sistem pajak penjualan yang lama, maka dalam PPN tersebut dimungkinkan
adanya sistem kredit. Dengan sistem kredit ini, pajak pertambahan nilai yang dibayar oleh
pengusaha kena pajak pada waktu pembelian barang kena pajak, penerimaan jasa kena pajak,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 62
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

atau impor barang kena pajak, dapat dikreditkan terhadap pajak pertambahan nilai yang
terhutang oleh pengusaha kena pajak tersebut, pada waktu penyerahan barang kena pajak
atau jasa kena pajak pada suatu masa pajak yang sama. Dalam sistem pajak yang baru ini
diatur pula secara jelas rnengenai pembayaran kembali dari pajak yang kelebihan dibayar
dan kepada wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung dan menyetorkan sendiri
pajaknya. Struktur tarif yang lebih sederhana yang diterapkan dalam pajak ini diharapkan
akan dapat menciptakan suatu iklim dunia usaha yang menarik dan mendorong dunia usaha
ke arab kegiatan yang lebih efisien. Tarif yang diterapkan dalam pajak pertambahan nilai
barang dan jasa adalah tarif tunggal, yaitu sebesar 10 persen, baik untuk transaksi dalam
negeri maupun terhadap impor barang kena pajak. Sementara itu untuk mendorong dan
meningkatkan cara saing komoditi ekspor di luar minyak, maka untuk barang kena pajak
yang diekspor dikenakan tarif pajak sebesar 0 persen. Selain itu untuk bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi barang-barang ekspor, pajak pertambahan nilainya secara
berkala dapat dikembalikan. Selanjutnya untuk membatasi konsumsi secara berlebihan atas
barang-barang yang mewah dan untuk menegakkan prinsip keadilan dalam pembebanan
pajak, atas transaksi dan impor barang kena pajak tertentu yang dikategorikan mewah, selain
dikenakan pajak pertambahan nilai, dikenakan lagi pajak penjualan atas barang mewah.
Adapun tarip yang diterapkan dalam pajak ini adalah tarif ganda, yaitu sebesar 10 persen dan
20 persen, didasarkan pada tingkat kemewahan sesuatu barang. Dalam keadaan tertentu,
berdasar atas perkembangan ekonomi dan peningkatan kebutuhan dana pembangunan,
pemerataan beban pajak, serta pengendalian pola konsumsi barang mewah, tarif tersebut
dapat dinaikkan setinggi-tingginya 35 persen. Seperti dalam hal pajak pertambahan nilai,
dalam rangka mendorong ekspor maka untuk barang mewah yang diekspor tarip pajaknya
adalah 0 persen. Penerimaan pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan
atas barang mewah dalam RAPBN 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 2.143,3 milyar.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya berarti mengalami peningkatan sebesar Rp
476,9 milyar atau 28,6 persen. Di dalam penerimaan pajak pertambahan nilai, termasuk
didalamnya pajak pertambahan nilai atas penjualan bahan bakar minyak (BBM) dalam
negeri.

Kebijaksanaan yang dilakukan dalam bidang bea masuk, tidaklah semata-mata


ditujukan untuk meningkatkan penerimaan negara saja, melainkan sekaligus diharapkan akan
dapat menciptakan suatu iklim yang dapat mendorong perkembangan industri dalam negeri
ke arah yang lebih tinggi. Untuk itu terus dilakukan penyempumaan, baik yang menyarigkut

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 63
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ketentuan bea masuk maupun penyempumaan di dalam tarif bea masuk. Dalam usaha untuk
memperlancar penyelesaian pengurusan dokumen barang-barang impor, telah dilakukan
penyederhanaan prosedur dalam penyelesaian dokumen impor melalui Inpres Nomor 4 tahun
1985. Sementara itu tarif bea masuk telah disederhanakan, yaitu tarif bea masuk yang
sebelumnya bervariasi dari 0 sampai dengan 200 persen, sejak 1 Apri1 1985 diturunkan
menjadi 0 sampai dengan 60 persen. Selain itu dengan maksud untuk menunjang
pengembangan industri, khususnya industri-industri yang menghasilkan barang-barang untuk
diekspor, maka telah diberikan pembebasan tarip maupun keringanan tarif untuk bahan baku
atau bahan peno1ong serta suku cadang atau perlengkapannya. Demikian pula untuk
menunjang perkembangan industri perakitan di dalam negeri telah diberikan keringanan bea
masuk terhadap beberapa jenis barang dalam keadaan terbongkar sama seka1i (CKD). Atas
dasar langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam bidang bea masuk tersebut, dalam
RAPBN 1986/1987 penerimaan bra masuk direncanakan sebesar Rp 580,0 milyar. Apabila
dibandingkan dengan rencana penerimaan bea masuk dalam APBN 1985/1986, maka terlihat
penurunan sebesar Rp 137,1 milyar. lebih rendahnya rencana penerimaan bea masuk dalam
RAPBN 1986/1987 tersebut berhubungan erat dengan kelesuan ekonomi luar negeri yang
mempengaruhi pula kegiatan produksi dalam negeri sehingga pada gilirannya mempengaruhi
volume impor. Disamping itu juga diperkirakan akan terjadi perubahan lebih lanjut daripada
komposisi impor kearah impor bahan baku dan modal yang bertarip rendah atau 0 persen.

Sementara itu di bidang penerimaan cukai, yang terdiri dari cukai tembakau, cukai
gula, cukai bir dan cukai alkohol sulingan, kebijaksanaan yang dilakukan juga tidak semata-
mata untuk peningkatan penerimaan negara. Dalam cukai tembakau, kebijaksanaan
pengenaan cukai juga diusahakan agar tetap dapat mendorong perkembangan industri hasil
tembakau terutama perusahaan-perusahaan yang tergolong lemah dan kecil dan yang banyak
menyerap tenaga kerja, khususnya yang memprodusir jenis sigaret kretek. Untuk itu sejak 1
April 1984 telah diberikan pembebasan terhadap sebagian tarip cukai hasil tembakau buatan
dalam negeri. Berkenaan dengan dilaksanakannya pajak pertambahan nilai sejak tangga1 1
April 1985, maka terhadap hasil tembakau kena cukai pajak pertambahan nilainya dikenakan
atas 85 persen dari harga jual yang tercantum pada pita cukai. Sehubungan dengan itu agar
tidak terlalu membebani pengusaha hasil tembakau, maka tarip cukai tembakau secara
merata diturunkan sebesar 2,5 persen dari tarip sebelumnya. Dalam hal cukai gula, kebijak-
sanaan yang dilakukan juga dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga yang sesuai
dengan cara beli masyarakat dan tingkat pendapatan petani tebu. Untuk itu, sejak 1 April

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 64
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1985 dasar pemungutan cukai gula telah disesuaikan, yaitu untuk jenis SHS I, SHS II, dan
HS I, masing-masing sebesar Rp 42.500,- per kwintal, Rp 42.350,- per kwintal dan Rp
42.200 per kwintal. Dengan adanya pajak pertambahan nilai, untuk tidak terlalu mem-
beratkan wajib cukai gula, maka hanya 4 persen dari cukai gula sebesar 10 persen yang
wajib dibayar oleh wajib cukai gula, sedangkan sisanya yang 6 persen ditanggung oleh
Pemerintah. Sedangkan dalam hal cukai bir dan cukai alkohol pengenaan cukainya juga
didasarkan pada pertimbangan agar konsumsi alkohol dalam masyarakat dapat dibatasi.
Namun pada akhirnya penerimaan dari cukai akan sangat dipengaruhi oleh terciptanya iklim
dalam dunia usaha yang memungkinkan para pengusaha untuk meningkatkan produksinya,
peningkatan cara beli masyarakat, perbaikan sistem dan prosedur dalam pemungutan, dan
peningkatan pengawasan serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para aparatur di
bidang ini. Berdasarkan pertimbangan di atas dan atas dasar langkah-Langkah yang sedang
dan akan dilaksanakan, maka penerimaan cukai dalam RAPBN 1986/1987 direncanakan
sebesar Rp 1.054,8 milyar. Bila dibandingkan dengan rencana penerimaan cukai dalam tahun
anggaran sebelumnya, berarti meningkat dengan Rp 91,5 milyar.

Penerimaan pajak ekspor dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami
penurunan. Hal ini berkaitan erat dengan adanya penurunan dalam ekspor Indonesia, baik
nilai maupun volumenya, sebagai akibat keadaan perekonomian dunia yang masih lesu,
berbagai hambatan perdagangan yang diberlakukan oleh negara maju, dan masih kurangnya
daya saing komoditi ekspor Indonesia di pasaran dunia. Selain itu juga disebabkan karena
adanya penurunan tarip pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan bagi beberapa komoditi
ekspor dengan maksud untuk meningkatkan ekspor. Kebijaksanaan yang dilakukan di bidang
pajak ekspor dalam tahun anggaran 1986/1987 pada dasarnya tetap diarahkan untuk
mendorong ekspor barang jadi, membatasi ekspor bahan mentah, serta membatasi ekspor
barang-barang yang terancam kepunahan di Indonesia. Dengan melihat perkembangan
ekspor Indonesia dan perekonomian dunia dewasa ini serta berdasar pada kebijaksanaan
yang telah dan akan dilaksanakan Pemerintah, maka dalam RAPBN 1986/1987 penerimaan
pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan diperkirakan mengalami penurunan bila diban-
dingkan dengan APBN 1985/1986. Dalam RAPBN 1986/1987 penerimaan pajak ekspor dan
pajak ekspor tambahan tersebut direncanakan hanya akan mencapai sebesar Rp 78,8 milyar.

Sementara itu kebijaksanaan yang dilakukan di bidang penerimaan pajak bumi dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 65
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

bangunan, sebagai pengganti Ipeda dan pajak kekayaan, adalah dalam rangka peningkatan
penerimaannya, menunjang pemerataan dan untuk meningkatkan pembangunan daerah.
Dengan sistem pajak yang baru ini diharapkan semua obyek pajak yang termasuk dalam
pajak bumi dan bangunan, baik besar maupun kecil akan dapat terjangkau. Sementara itu
unsur kesederhanaan yang terdapat dalam pajak ini diharapkan akan mempermudah
pelaksanaannya sesuai ketentuan undang-undang, baik bagi wajib pajak maupun petugas
pemungutan, sehingga kepastian hukumnya akan terjamin dan pemungutannya akan dapat
berjalan secara lebih efektif. Kesederhanaan pajak ini antara lain tercermin dalam taripnya
yang tunggal, yaitu 0,5 persen dan sedikitnya pengecualian. Adapun dasar pengenaan
pajaknya adalah nilai jual kena pajak yang besarnya antara 20 persen sampai dengan 100
persen. Dengan berbagai sifat tersebut diatas, dalam RAPBN 1986/1987 penerimaan pajak
bumi dan bangunan direncanakan sebesar Rp 284,0 milyar.

Sementara itu dalam bidang penerimaan bea meterai, ketentuan yang berlaku dalam
aturan bea meterai yang lama dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi. Dengan undang-undang bea meterai yang baru diharapkan akan
dapat diterapkan sistem bea meterai yang lebih sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
Hal ini antara lain tercermin dengan hanya adanya 2 macam tarif yaitu sebesar Rp 1.000,dan
Rp 500,-. Selanjutnya penerimaan di bidang bea lelang sangat ditentukan pada ada tidaknya
obyek pelelangan dan kegiatan pelelangan. Oleh karena itu dengan semakin baiknya mutu
pelaksanaan lelang serta semakin meningkatnya kegiatan lelang, diharapkan penerimaan bea
lelang ini akan semakin meningkat. Berdasar kepada kebijaksanaan dan usaha-usaha yang
telah dan akan dilakukan Pemerintah, penerimaan pajak lainnya yang terdiri dari bea meterai
dan bea lelang dalam tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 119,0 milyar. Jumlah
penerimaan tersebut bila dibandingkan dengan APBN 1985/1986 yaitu sebesar Rp 70,8
milyar, berarti meningkat sebesar Rp 48,2 milyar atau 68,1 persen.

Berbagai usaha peningkatan penerimaan bukan pajak dalam tahun 1986/1987 terus
diupayakan, antara lain melalui usaha intensifikasi, penertiban dan pengawasan pemungutan
serta penyetorannya. Termasuk dalam penerimaan bukan pajak adalah penerimaan yang
berasal dari berbagai departemen dan lembaga non departemen, antara lain terdiri dari
penerimaan pendidikan, penerimaan jasa, penerimaan kejaksaan dan peradilan penerimaan
kembali pinjaman serta penerimaan hasil penjualan barang-barang milik negara. Selain itu
termasuk pula iuran hasil hutan (IHH) dan iuran hak pengusahaan hutan (IHPH) serta bagian

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 66
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pemerintah atas laba perusahaan negara/bank negara. Dengan adanya perbaikan manajemen
dan operasional dari badan usaha milik negara (BUMN) yang terus menerus dilakukan,
diharapkan akan dapat mernperbaiki penghasilannya, sehingga pada akhirnya bagian laba
Pemerintah atas laba perusahaan negarapun akan terus meningkat. Penerimaan bukan pajak
dalam RAPBN 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 953,9 milyar Apabila penerimaan
tersebut dibandingkan dengan APBN 1985/1986, berarti terdapat peningkatan sebesar Rp
222 milyar atau 30,3 persen.

2.3.2. Penerimaan pembangunan

Rangkaian kegiatan pembangunan yang terus berlangsung sejak tahun 1969 hingga
saat ini, dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Setahap demi setahap taraf
hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat juga semakin meningkat. Sejalan dengan semakin
meningkatnya kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tersebut, kebutuhan dana yang
diperlukan untuk membiayainyapun terus meningkat. Sesuai dengan pedoman yang digaris-
kan dalam GBHN, dana pembiayaan untuk pembangunan tersebut terutama diupayakan
bersumber dari dalam negeri, sedangkan dana bantuan yang berasal dari luar negeri diguna-
kan sebagai pelengkap. Hal ini dimaksudkan agar untuk masa-masa yang akan datang pem-
bangunan nasional akan mampu tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri. Untuk
itu upaya penggalian sumber-sumber dana yang berasal dari dalam negeri, baik berupa
Tabungan Pemerintah maupun tabungan masyarakat, terus ditingkatkan, sedangkan peng-
gunaan dana yang berasal dari luar negeri dimanfaatkan secara se1ektif untuk pembangunan
proyek-proyek yang produktif dan berguna bagi negara dan masyarakat. Penerimaan pem-
bangunan dalam RAPBN tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 3.589,1 milyar, yang
terdiri dari bantuan program sebesar Rp 81,4 milyar dan bantuan proyek sebesar Rp 3.507,7
milyar. Perkembangan penerimaan pembangunan selama tahun 1969/1970 sampai dengan
tahun 1986/1987 dapat dilihat dalam Tabel II.9.

2.3.3. Pengeluaran rutin

Dalam keterkaitannya dengan kebijaksanaan anggaran secara keseluruhan, sasaran


kebijaksanaan pengeluaran rutin senantiasa diarahkan dalam rangka menunjang kegiatan
aparatur Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, di dalam melaksanakan pembangunan,
melayani masyarakat, dan meme1ihara hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Di lain

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 67
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pihak pengeluaran rutin juga berkaitan langsung dengan penciptaan Tabungan Pemerintah
bagi pembiayaan pembangunan melalui peningkatan efisiensi pengeluaran rutin.
Pengeluaran rutin yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah otonom,
pembayaran bunga dan cicilan hutang, serta pengeluaran rutin lainnya, dalam
perkembangannya telah menunjukkan peningkatan sejalan dengan tingkat pembangunan
yang dicapai. Apabila dalam tahun pertama Pelita I realisasi pengeluaran rutin baru
mencapai Rp 216,5 milyar, maka dalam tahun terakhir Pelita II menjadi Rp 2.743,7 milyar,
dan dalam tahun terakhir Pelita III mencapai Rp 8.411,8 milyar. Dalam APBN 1985/1986,
pengeluaran rutin direncanakan sebesar Rp 12.399,0 milyar. Perkembangan pengeluaran
rutin tersebut dapat diikuti pada Tabel II.10 dan Grafik II.8.

Sasaran kebijaksanaan pengeluaran rutin dalam tahun 1986/1987 atau tahun ke tiga
Pelita IV tetap ditujukan kepada usaha mendukung aparatur Pemerintah sebagai pelaksana
program-program pembangunan dengan tetap meningkatkan efisiensi dan penghematan-
penghematan serta pengurangan secara bertahap pemberian berbagai macam subsidi. Namun
penghematan di dalam pengeluaran rutin tersebut dilakukan tanpa mengurangi jumlah dan
mutu pelayanan Pemerintah kepada masyarakat maupun pengamanan dan peme1iharaan
kekayaan negara yang terus menerus meningkat jumlahnya sehubungan dengan semakin
banyaknya proyek-proyek yang telah selesai dibangun. Demikian pula kesempatan kerja dan
berusaha semakin didorong dan ditingkatkan Pemerintah melalui pembelian barang yang
lebih mengutamakan hasil produksi dalam negeri dari para pengusaha golongan ekonomi
lemah dan pengusaha setempat. Dalam hubungan ini Keputusan Presiden Nomor 14 A
Tahun 1980 tentang pedoman pelaksanaan APBN yang disempurnakan dengan Keputusan
Presiden Nomor 18 Tahun 1981, telah disempurnakan lagi dengan Keputusan Presiden
Nomor 29 Tahun 1984. Dalam tahun anggaran 1986/1987, jumlah anggaran untuk
pengeluaran rutin direncanakan sebesar Rp 13.125,6 milyar, yang berarti Rp 726,6 milyar
atau 5,9 persen lebih tinggi dari anggaran pengeluaran rutin dalam APBN 1985/1986.
Jumlah tersebut meliputi pengeluaran untuk belanja pegawai sebesar Rp 4.212,6 milyar,
belanja barang sebesar Rp 1.366,5 milyar, subsidi daerah otonom sebesar Rp 2.639,7 milyar,
pembayaran bunga dan cicilan hutang sebesar Rp 4.2.23,2 milyar, pembiayaan cadangan
pangan sebesar Rp 417,4 milyar dan lain-lain pengeluaran rutin sebesar Rp 266,2 milyar.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 68
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 9

BANTUAN LUAR NEGERI, 1969/1970 - 1986/1987


(dalam milyar rupiah)

Tahun Bantuan kenaikan


Bantuan Program jumlah
Anggaran Proyek Jumlah Presentase
PELITA I
1969/1970 65,7 25,3 91,0 - -
1970/1971 78,9 41,5 120,4 + 29,4 + 23,3
1971/1972 90,5 45,0 135,5 + 15,1 + 12,5
1972/1973 95,5 62,3 157,8 + 22,3 + 16,5
1973/1974 89,8 114,1 203,9 + 46,1 + 29,2
PELITA II
1974/1975 36,1 195,9 232,0 + 28,1 + 13,8
1975/1976 20,2 471,4 491,6 + 259,6 + 111,9
1976/1977 10,2 773,6 783,8 + 292,2 + 59,4
1977/1978 35,8 737,6 773,4 + 10,4 - 1,3
1978/1979 48,2 987,3 1.035,5 + 262,1 + 33,9
PELITA III
1979/1980 64,8 1.316,3 1.381,1 + 345,6 + 33,4
1980/1981 64,1 1.429,7 1493,8 + 112,7 + 8,2
1981/1982 45,1 1.663,9 1.709,0 + 215,2 + 14,4
1982/1983 15,1 1.924,9 1.940,0 + 231,0 + 13,5
1983/1984 14,9 3.867,5 3.882,4 + 1.942,4 + 100,1
PELITA IV
1984/1985 69,3 3.408,7 3.478,0 - 404,4 - 10,4
1985/1986 70,9 4.297,2 4.368,1 + 890,1 + 25,6
1986/1987 81,4 3.507,7 3.589,1 - 779,0 - 17,8

1) APBN
2) RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 69
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

2.3.3.1. Belanja pegawai

Kebijaksanaan belanja pegawai dalam tahun 1986/1987 ditujukan untuk melanjut-


kan usaha-usaha perbaikan roda pemerintahan yang meliputi kegiatan-kegiatan pembinaan,
penyempurnaan dan penertiban, baik aparatur maupun sistem administrasi dan organisasi,
agar mampu mendukung peningkatan kemampuan dan pengabdian aparatur Pemerintah
dalam memberikan pelayanannya terhadap masyarakat serta melaksanakan pembangunan
secara efisien dan efektif. Dalam rangka mendorong prestasi kerja pegawai negeri, sejak
Pelita I telah diusahakan peningkatan penghasilan pegawai negeri/ ABRI dan pensiunan.
Dalam tahun 1977 telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 yang
merubah dan meningkatkan gaji pokok sebelumnya, dalam tahun 1979/1980 diberikan gaji
bulan ke 13 dan ke 14, dalam tahun 1980/1981 dan tahun 1981/1982 kesejahteraan pegawai
dinaikkan berupa pemberian tunjangan perbaikan penghasilan (TPP), serta dalam tahun
1983/1984 berupa pemberian gaji bulan ke 13. Kemudian usaha tersebut dilanjutkan dalam
awal Pelita IV yaitu tahun 1984/1985. dengan memberikan kenaikan sebesar 15 persen dari
gaji yang dibayarkan. Selanjutnya dalam tahun 1985/1986 telah dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 1985 yang merubah gaji pokok sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang peraturan gaji pegawai negeri. Di
samping adanya perubahan gaji pokok pegawai negeri tersebut, diberikan kenaikan peng-
hasilan rata-rata sebesar 20 persen dari penghasilan lama. Meningkatnya gaji pokok tersebut
mengakibatkan pula naiknya penghasilan pensiun antara 27 persen sampai dengan 59 persen.

Dengan adanya kebijaksanaan tersebut, belanja pegawai mengalami perkembangan


yang meningkat. Bila pada awal Pelita I realisasinya baru berjumlah sebesar Rp 103,8 milyar,
maka pada akhir Pelita II menjadi sebesar Rp 1.001,6 milyar, dan pada akhir Pelita III
mencapai jumlah sebesar Rp 2.757,0 milyar. Dalam RAPBN tahun 1986/1987 belanja
pegawai adalah sebesar Rp 4.212,6 milyar, yang terdiri dari tunjangan beras sebesar Rp
482,5 milyar, gaji dan pensiun sebesar Rp 3.211,1 milyar, uang makan/lauk pauk sebesar Rp
313,3 milyar, lain-lain belanja pegawai dalam negeri sebesar Rp 116,6 milyar, dan belanja
pegawai luar negeri sebesar Rp 89,1 milyar. Perkembangan realisasi belanja pegawai dapat
dilihat pada Tabel II.11.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 70
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

2.3.3.2. Belanja barang

Sesuai dengan pedoman pelaksanaan APBN yang termuat dalam Keputusan Pre-
siden Nomor 29 Tahun 1984, sasaran kebijaksanaan belanja barang dalam tahun anggaran
1986/1987 senantiasa diarahkan untuk mendorong sejauh mungkin perluasan kesempatan
kerja, menggalakkan pemakaian produksi dalam negeri, serta meningkatkan peranserta dari
golongan ekonomi lemah dalam pembangunan. Untuk lebih menjamin terlaksananya pe-
ningkatan peranan pengusaha golongan ekonomi lemah dalam pelaksanaan proyek-proyek
Pemerintah, dalam Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1984 dinyatakan bahwa setiap
pemborong/rekanan golongan ekonomi lemah yang memperoleh pekerjaan pemborongan
pembelian dengan ke1onggaran 10 persen diharuskan melaksanakan sendiri pekerjaan pem-
borongan tersebut dan dilarang menyerahkan kepada pihak lain. Demikian pula apabila yang
terpilih adalah pemborong/rekanan yang tidak termasuk golongan ekonomi lemah, maka
dalam surat perjanjian/kontrak dicantumkan bahwa pemborong/rekanan wajib bekerja sama
dengan pemborong/rekanan golongan ekonomi lemah setempat, antara lain dengan sub
kontraktor atau leveransir barang, bahan dan jasa. Sementara itu dalam rangka penghematan
belanja barang telah pula dilakukan pengendalian dan pengkoordinasian pelaksanaan pem-
borongan/pembelian dilingkungan Depertemen/lembaga, yaitu dengan membentuk tim
pengendali pengadaan barang/peralatan dan jasa kebutuhan Pemerintah di tingkat Depar-
temen/lembaga yang pengaturannya termuat dalam Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun
1984. Dalam melaksanakan tugasnya, tim pengendali pengadaan menyelenggarakan koordi-
nasi, pengawasan pelaksanaan, dan pene1itian terhadap pengadaan barang/peralatan dan jasa,
sehingga diperoleh harga dan kualitas yang paling menguntungkan negara, disamping
pengutamaan penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri dapat dicapai.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 71
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l II.10 T a b e l II.11
PENGELUARAN RUTIN, 1969/1970 – 1986/1987 BELANJA PEGAWAI, 1969/1970 – 1986/1987
( dalam milyar rupiah ) ( dalam milyar rupiah )
Kenaikan Tunjangan Gaji dan Uang Lain-lain Belanja
Tahun
Tahun anggaran Jumlah beras pensiun makan bel. Peg. pegawai jumlah
Jumlah Presentase d.n. l.n.
PELITA I PELITA I
1969/1970 216,5 - - 1969/1970 28,8 56,4 10,7 3,8 4,1 103,8
1970/1971 288,2 + 71,7 + 33,1 1970/1971 33,5 70,6 11,7 10,8 4,8 131,4
1971/1972 349,1 + 60,9 + 21,1 1971/1972 31,9 99,7 12,1 14,5 5,2 163,4
1972/1973 438,1 + 89,0 + 25,5 1972/1973 31,3 131,6 14,6 17,3 5,6 200,4
1973/1974 713,3 + 275,2 + 62,8 1973/1974 50,6 173,9 16,8 20,2 7,4 268,9
PELITA II PELITA II
1974/1975 1.061,1 + 308,8 + 42,5 1974/1975 59,5 301,7 24,4 24,7 9,8 420,1
1975/1976 1.332,6 + 316,5 + 31,1 1975/1976 111,9 400,0 43,5 25,8 12,7 593,9
1976/1977 1.629,8 + 297,2 + 23,3 1976/1977 144,9 424,8 45,7 36,9 14,3 636,6
1977/1978 2.148,9 + 519,1 + 31,9 1977/1978 126,2 672,8 47,8 31,5 14,8 893,2
1978/1979 2.743,7 + 594,8 + 27,7 1978/1979 132,8 760,3 51,2 33,6 23,7 1.001,6
PELITA III PELITA III
1979/1980 4.061,8 + 1.318,1 + 48,0 1979/1980 179,9 1.053,9 109,9 47,1 29,1 1.419,9
1980/1981 5.800,0 + 1.738,1 + 42,8 1980/1981 252,0 1.482,9 193,2 61,2 34,0 2.023,3
1981/1982 6.977,6 + 1.177,6 + 20,3 1981/1982 253,3 1.660,4 240,5 79,5 43,4 2.277,1
1982/1983 6.996,3 + 18,7 + 0,3 1982/1983 289,9 1.749,0 254,9 78,6 45,7 2.418,1
1983/1984 8.411,8 + 1.415,5 + 20,2 1983/1984 364,1 1.996,0 261,3 87,6 66,0 2.757,0
PELITA IV PELITA IV
1984/1985 9.429,0 + 1.017,2 + 12,1 1984/1985 407,0 2.206,6 271,4 89,7 72,1 3.046,8
1985/1986 12.399,0 + 2.970,0 + 31,5 1985/1986 482,5 3.115,8 313,3 116,6 89,1 4.117,3
1986/1987 13.125,6 + 726,6 + 5,9 1986/1987 482,5 3.211,1 313,3 116,6 89,1 4.212,6
1) Angka APBN 1) Angka APBN
2) Angka RAPBN 2) Angka RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 72


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 73
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Atas dasar kebijaksanaan tersebut di atas, dalam APBN 1985/1986 belanja barang
dianggarkan sebesar Rp 1.529,9 milyar. Dalam RAPBN 1986/1987 belanja barang direnca-
nakan sebesar Rp 1.366,5 milyar, yang berarti Rp 163,4 milyar atau 10,7 persen lebih rendah
bila dibandingkan dengan APBN 1985/1986. Jumlah belanja barang dalam tahun 1986/1987
tersebut dianggarkan untuk belanja barang dalam negeri sebesar Rp 1.296,7 milyar dan
belanja barang luar negeri sebesar Rp 69,8 milyar.

2.3.3.3. Subsidi daerah otonom

Pelaksanaan subsidi daerah otonom dimaksudkan untuk membiayai kegiatan-


kegiatan rutin Pemerintah daerah, terutama dalam rangka memenuhi pembayaran gaji dan
tunjangan beras pegawai-pegawai daerah otonom. Oleh karena itu setiap kebijaksanaan
belanja pegawai akan mempengaruhi pula besarnya pengeluaran subsidi daerah otonom.
Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan khususnya Inpres SD dan Puskesmas,
besarnya subsidi daerah otonom juga meningkat, karena didalamnya tertampung pembiayaan
untuk penambahan guru-guru SD Inpres dan tenaga medis Puskesmas. Di samping itu
subsidi daerah otonom menampung pula biaya penggantian sumbangan pembinaan pendi-
dikan (SPP) sekolah dasar kelas satu sampai dengan kelas enam yang te!ah dihapuskan, gaji
lurah dan perangkatnya serta tunjangan pamong desa.

Dalam RAPBN 1986/1987, pengeluaran subsidi daerah otonom direncanakan


sebesar Rp 2.639,7 milyar, yaitu untuk belanja pegawai sebesar Rp 2.374,3 milyar dan
belanja non pegawai sebesar Rp 265,4 milyar. Bila dibandingkan dengan APBN tahun
1985/1986 maka rencana anggaran pembiayaan subsidi daerah otonom sebesar Rp 2.639,7
milyar tersebut meningkat sebesar Rp 49,3 milyar atau 1,9 persen. Peningkatan tersebut
disebabkan karena dalam tahun 1986/1987 direncanakan adanya tambahan pegawai terutama
guru-guru SD Inpres dan petugas medis Puskesmas.

2.3.3.4. Bunga dan cicilan hutang

Dalam rangka menunjang laju pertumbuhan ekonomi, dana luar negeri masih
digunakan untuk melengkapi dana yang terhimpun dari dalam negeri. Dana dari luar negeri
tersebut digunakan untuk membiayai berbagai proyek pembangunan, dan pada saatnya harus

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 74
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dikembalikan dalam bentuk pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri. Dalam hal
mengusahakan pinjaman luar negeri, Pemerintah tetap berpegang kepada prinsip bahwa
pinjaman tersebut tidak dibarengi ikatan politik, syarat-syarat pinjaman masih dalam batas
kemampuan keuangan negara, serta penggunaannya sesuai dengan rencana pembangunan.
Disamping itu dalam pembayaran bunga dan cicilan hutang telah tercakup pula pembayaran
bunga dan cicilan hutang dalam negeri, yang antara lain menampung pembayaran tagihan
jasa umum. Dalam tahun 1984/1985 pembayaran bunga dan cicilan hutang mencapaijumlah
sebesar Rp 2.776,5 milyar, dan dalam APBN 1985/1986 pembayaran bunga dan cicilan
hutang direncanakan sebesar Rp 3.559,1 milyar. Dalam RAPBN 1986/1987 keseluruhan
pembayaran bunga dan cicilan hutang direncanakan sebesar Rp 4.223,2 milyar, terdiri dari
pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri sebesar Rp 4.183,2 milyar serta pembayar-
an bunga dan cicilan hutang dalam negeri sebesar Rp 40,0 milyar. Dibandingkan dengan
rencana pembayaran bunga dan cicilan hutang dalam APBN 1985/1986 berarti terjadi
peningkatan sebesar Rp 664,1 milyar atau 18,7 persen.

2.3.3.5. pembiayaan cadangan pangan

Dalam rangka untuk mengamankan penyediaan pangan nasional, dalam tahun


anggaran 1986/1987 diperlukan pembiayaan untuk pengadaan cadangan pangan. Pengadaan
cadangan pangan tersebut dilaksanakan disamping operasi pasar oleh Badan Urusan 1ogistik
(Bulog), yang selama ini sudah dilakukan didalam rangka menjaga kestabilan harga pangan
khususnya beras. Dengan demikian pembiayaan untuk kegiatan pengadaan cadangan pangan
tersebut perlu disediakan dari anggaran pendapatan dan belanja negara. Dalam tahun anggar-
an 1986/1987 direncanakan pembiayaan cadangan pangan untuk sebesar 1 juta ton beras,
sedangkan dalam tahun-tahun berikutnya akan diusahakan untuk menyediakan anggaran
bagi seluruh jumlah cadangan pangan. Dapat dikemukakan bahwa dalam tahun 1986/1987
besarnya cadangan pangan yang dikuasai Bulog sekitar 2 juta ton. Untuk keperluan tersebut,
dalam tahun anggaran 1986/1987 disediakan pembiayaan cadangan pangan sebesar Rp 417,4
milyar.

2.3.3.6. lain-lain pengeluaran rutin

Pada mula pelaksanaannya, lain-lain pengeluaran rutin menampung pengeluaran-


pengeluaran non departemental seperti biaya surat menyurat, giro pos dan biaya Pemilu.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 75
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Namun dalam perkembangan selanjutnya telah pula menampung pengeluaran-pengeluaran


berupa subsidi pangan dan subsidi bahan bakar minyak, yang dimaksudkan untuk menunjang
usaha stabi1isasi harga. Di dalam perkembangannya selama pelaksanaan Pelita I sampai
dengan Pelita II, lain-lain pengeluaran rutin telah menunjukkan jumlah yang meningkat.
Dalam Pelita III pengeluaran dalam bentuk subsidi bahan bakar minyak menunjukkan
jumlah yang semakin membesar yang erat kaitannya dengan kenaikan-kenaikan harga
minyak mentah dipasaran internasional. Namun dalam perkembangan selanjutnya, terutama
pada pelaksanaan Pelita IV, subsidi bahan bakar minyak menunjukkan penurunan sejalan
dengan kebijaksanaan penghematan anggaran yang dilakukan Pemerintah melalui pengu-
rangan secara bertahap pemberian-pemberian subsidi. Hal ini tercermin dari pengeluaran
subsidi bahan bakar minyak yang dalam tahun 1980/1981 mencapai jumlah sebesar Rp
1.021,7 milyar dan dalam tahun 1981/1982 berjumlah sebesar Rp 1.316,4 milyar, kemudian
menurun dalam tahun 1982/1983 dan 1983/1984 menjadi masing-masing sebesar Rp 961,5
milyar dan Rp 928,1 milyar. Menurunnya subsidi bahan bakar minyak tersebut adalah akibat
dinaikkannya harga jual bahan bakar minyak dalam negeri dalam 3 tahun berturut-turut yaitu
pada tanggal 1 Apri1 1982, tangga1 7 Januari 1983 dan tangga1 12 Januari 1984.
Selanjutnya melalui .upaya peningkatan efisiensi, pengeluaran subsidi bahan bakar minyak
dalam tahun kedua Pelita IV yaitu tahun 1985/1986 dapat diturunkan lagi dan direncanakan
sebesar Rp 532,3 milyar. Sementara itu kebijaksanaan pemberian subsidi impar pangan
terutama atas impor beras, biji gandum dan gula pasir ditujukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat. Pengeluaran subsidi bahan pangan dalam tahun 1980/1981
mencapai jumlah sebesar Rp 281,7 milyar dan dalam tahun 1981/1982 berjumlah sebesar Rp
223,5 milyar. Kemudian dalam tahun 1982/1983 realisasi subsidi pa?gan hanya mencapai
sebesar Rp 1,1 milyar, dan untuk tahun-tahun selanjutnya Pemerintah tidak lagi memberikan
subsidi impor pangan sehubungan dengan berhasil ditingkatkannya produksi pangan di
dalam negeri khususnya produksi beras. Dalam RAPBN 1986/1987 lain-lain pengeluaran
rutin direncanakan sebesar Rp 266,2 milyar yang berarti Rp 336,1 milyar atau 55,8 persen
lebih rendah jika dibandingkan dengan lain-lain pengeluaran rutin dalam APBN 1985/1986.
Jumlah sebesar Rp 266,2 milyar tersebut terdiri dari biaya untuk subsidi bahan bakar minyak
sebesar Rp 142,4 milyar, biaya untuk penyelenggaraan Pemilu sebesar Rp 85,8 milyar, dan
pengeluaran untuk biaya surat menyurat, giro pas dan bebas porto sebesar Rp 38,0 milyar.
Rencana pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan dalam tahun 1986/1987 dapat
dilihat dalam Tabel II.15 dan Tabel II.16.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 76
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

2.3.4. Tabungan Pemerintah

Prinsip anggaran berimbang dan dinamis erat kaitannya dengan peningkatan peranan
Tabungan Pemerintah, yang diperoleh dari selisih antara penerimaan dalam negeri dan
pengeluaran rutin, dalam sumbangannya terhadap pembiayaan pembangunan, serta sekaligus
mendukung peme1iharaan kemantapan stabilitas nasional yang sudah dicapai. Usaha
tersebut di satu pihak diupayakan dengan meningkatkan penerimaan negara, melalui
penerimaan di luar minyak bumi dan gas alam yang meliputi penerimaan perpajakan, bea
dan cukai, serta penerimaan bukan pajak. Di lain pihak usaha tersebut dilakukan dengan
penghematan pengeluaran rutin, melalui penyempurnaan lebih lanjut sistem pengendalian
pengadaan barang/peralatan dan jasa kebutuhan Pemerintah, serta pengurangan pemberian-
pemberian subsidi secara bertahap. Dengan adanya usaha-usaha tersebut diharapkan
Tabungan Pemerintab dapat semakin meningkat, sehingga peranannya semakin besar di
dalam membiayai pembangunan nasional. Dalam tahun 1985/1986 Tabungan Pemerintah
direncanakan mencapai jumlah sebesar Rp 6.278,9 milyar.

Perkembangan ekonomi dunia yang belum meningkat pada akhir-akhir ini sangat
mempengaruhi perkembangan perekonomian dalam negeri, sehingga perlu diadakan penye-
suaian-penyesuaian dalam pelaksanaan APBN. Sebagaimana diketahui bahwa menurunnya
harga minyak mentah dipasaran dunia telah menyebabkan menurunnya hasil ekspor Indone-
sia dan sekaligus menurunkan pula penerimaan dalam negeri dalam APBN. Sebagai akibat-
nya anggaran berimbang mengharuskan penyesuaian yang serupa disisi pengeluaran. Namun
demikian sifat daripada sebagian terbesar jenis-jenis pengeluaran rutin tidaklah memungkin-
kan diadakan penyesuaian-penyesuaian secara proporsional pada pengeluaran ini. Sebagai
akibatnya maka Tabungan Pemerintah yang diperkirakan dapat dihimpun dalam tahun
1986/1987 adalah lebih rendah daripada yang direncanakan dalam APBN 1985/1986. Dalam
RAPBN 1986/1987 Tabungan Pemerintah direncanakan sebesar Rp 4.706,9 milyar.
Perkembangan realisasi Tabungan Pemerintah dapat diikuti pada Tabel II.12, Tabel II.13
dan Grafik II.9, sedangkan perkembangan Tabungan Pemerintah sebagai sumber dana
pembangunan dapat dilihat pada Grafik II.10.

2.3.5. Pengeluaran pembangunan

Pada hakekatnya pembangunan yang sedang dijalankan bangsa Indonesia dewasa

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 77
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ini adalah pembangunan yang merata dan seimbang di seluruh tanah air, yaitu pembangunan
yang bukan hanya untuk sesuatu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk
seluruh lapisan masyarakat, dan dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan tingkat
hidup yang berkeadilan sosial, yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa.
Untuk mewujudkan cita-cita luhur yang dimaksud, seluruh bangsa Indonesia telah menge-
rahkan segenap dana dan cara untuk menjalankan pembangunan nasional yang berkesinam-
bungan yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

Dalam Pelita I yang merupakan tahapan pertama, telah berhasil dijalankan pemba-
ngunan dengan menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri untuk mendukung sektor
pertanian, yang kemudian dilanjutkan dengan Pelita II, dengan tetap menitikberatkan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 78
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l II.12 T a b e l II.13
TABUNGAN PEMERINTAH, 1969/1970 – 1986/1987 PERBANDINGAN TABUNGAN PEMERINTAH DAN BANTUAN LUAR NEGERI TERHADAP
( dalam milyar rupiah ) ANGGARAN PEMBANGUNAN, 1969/1970 – 1986/1987
Kenaikan / penurunan Dibiayai oleh
Anggaran pembangunan
Tahun anggaran Jumlah Tahun anggaran Tabungan Bantuan luar
Jumlah Presentase ( milyar rupiah)
pemerintah ( % ) negeri ( % )
PELITA I PELITA I
1969/1970 27,2 - - 1969/1970 118,2 23,0 77,0
1970/1971 56,4 +29,2 + 107,4 1970/1971 176,8 31,9 68,1
1971/1972 78,9 +22,5 + 39,9 1971/1972 214,4 36,8 63,2
1972/1973 152,5 +73,6 + 93,3 1972/1973 310,3 49,1 50,9
1973/1974 254,4 +101,9 + 66,8 1973/1974 458,3 55,5 44,5
PELITA II PELITA II
1974/1975 737,6 +483,2 + 189,9 1974/1975 969,6 76,1 23,9
1975/1976 909,3 +171,7 + 23,3 1975/1976 1.400,9 64,9 35,1
1976/1977 1.276,2 +396,9 + 40,3 1976/1977 2.060,0 62,0 38,0
1977/1978 1.386,5 +110,3 +8,6 1977/1978 2.159,9 64,2 35,8
1978/1979 1.522,4 +135,9 +9,8 1978/1979 2.557,9 59,5 40,5
PELITA III PELITA III
1979/1980 2.635,0 +1.112,6 + 73,1 1979/1980 4.016,1 65,6 34,4
1980/1981 4.427,0 +1.792,0 + 68,0 1980/1981 5.920,8 74,8 25,2
1981/1982 5.235,0 +808,0 + 18,3 1981/1982 6.944,0 75,4 24,6
1982/1983 5.422,0 +187,0 +3,6 1982/1983 7.362,0 73,6 26,4
1983/1984 6.020,9 +598,9 +11,0 1983/1984 9.903,3 60,8 39,2
PELITA IV PELITA IV
1984/1985 6.476,5 +455,6 +7,6 1984/1985 9.954,5 65,1 34,9
1985/1986 6.278,9 +197,6 -3,1 1985/1986 10.647.0 59,0 41,0
1986/1987 4.706,9 - 1.572,0 - 25,0 1986/1987 8.296,0 56,7 43,3

1) Angka APBN 1) Termasuk saldo anggaran lebih


2) Angka RAPBN 2) Angka APBN
3) Angka RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 79


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 80
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 81
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pada sektor pertanian, dan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku. Sementara hasil-hasil pembangunan selama Pelita I dan Pelita II sudah mulai
dapat dinikmati, kegiatan,-kegiatan pembangunan yang belum selesai terus dilanjutkan dan
ditingkatkan dalam Pelita berikutnya. Dalam Pelita III pembangunan sektor pertanian mulai
diarahkan untuk menuju swasembada pangan, sementara industri yang mengolah bahan baku
menjadi bahan jadi lebih ditingkatkan lagi. Seiring dengan makin meningkatnya kegiatan
pembangunan, selama tiga Pelita tersebut biaya yang telah dikeluarkan untuk
pelaksanaannyapun ikut berkembang pula tiap tahunnya, masing-masing disesuaikan dengan
bobot dan volume pembangunan yang dikerjakan. Apabila dalam Pelita I pengeluaran
pembangunan baru mencapai jumlah sebesar Rp 1.232,8 milyar, maka dalam Pelita II telah
meningkat menjadi sebesar Rp 9.126,4 milyar, dan kemudian meningkat lagi menjadi
sebesar Rp 34.129,2 milyar dalam Pelita III. Hasil nyata yang telah dicapai bangsa Indonesia
selama pelaksanaan tiga Pelita tersebut adalah bahwa tingkat kesejahteraan umum dan
kecerdasan bangsa yang merupakan cita-cita kemerdekaan, telah mengalami kemajuan yang
sangat berarti. Hal ini dibuktikan dengan telah berhasilnya Indonesia tergolong dalam
kelompok bangsa yang berpenghasilan menengah, sejak Pelita III.

Selama dua tahun pertama pelaksanaan Pelita IV, yaitu tahun 1984/1985 dan
1985/1986, diperkirakan akan direalisasikan belanja pembangunan sebesar Rp 20.598,9
milyar, yang dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek yang terse bar pada 18 sektor
pembangunan, diantaranya adalah sektor pendidikan, sektor pertanian dan pengairan, sektor
perhubungan dan pariwisata, sektor pertambangan dan energi, serta sektor pembangunan
daerah, desa, dan kota. Sebagaimana ditetapkan dalam GBHN, kegiatan-kegiatan pemba-
ngunan dalam Pelita IV diprioritaskan pada sektor-sektor pembangunan tersebut di atas, dan
ditujukan untuk memperbaiki serta meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat, baik lahir
maupun batin, mendorong pembagian pendapatan yang makin merata, dan memperluas
kesempatan kerja. Kegiatan-kegiatan pembangunan tersebut dilaksanakan melalui pemba-
ngunan sektoral yang dikelola oleh departemen/lembaga, dan pembangunan regional yang
diwujudkan dalam berbagai bentuk program Inpres, serta pembangunan dengan dana Ipeda.
Dalam usaha meningkatkan kecerdasan rakyat, pelaksanaan pembangunan di bidang pen-
didikan dilakukan antara lain dengan peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di
semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, yaitu dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan manusia seutuhnya lahir dan batin. Melalui sektor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 82
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pertanian dan pengairan yang dijabarkan dengan program-program yang terarah dan terpadu
serta didukung kebijaksanaan Pemerintah yang konsisten, telah ditingkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani dan keluarganya, yang merupakan lapisan terbesar masyarakat
Indonesia, disamping telah berhasil pula membawa Indonesia kepada keadaan swasembada
pangan Berbarengan dengan itu telah dilakukan pula langkah-Langkah untuk meningkatkan
kemampuan golongan ekonomi lemah yang bergerak dalam berbagai sektor pembangunan,
diantaranya sektor pertanian, perhubungan, pertambangan, dan sektor perdagangan, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan, pendapatan, dan tingkat kesejahteraan
kelompok-kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah seperti pengrajin, ne1ayan,
buruh tani, dan rakyat kecil lainnya. Selanjutnya melalui program-program pembangunan
regional, berupa program-program Inpres yang tercakup dalam sektor pembangunan daerah,
desa, dan kota, terus dilanjutkan dan ditingkatkan usaha-usaha pemerataan pembangunan di
semua wilayah, yang selanjutnya dapat membuka jalan bagi perluasan lapangan kerja serta
peningkatan pendapatan masyarakat.

Dengan melihat hasil-hasil yang telah dicapai serta memperhatikan kendala-kendala


yang masih harus dipecahkan selama pelaksanaan dua tahun pertama Pelita IV, kebijaksana-
an pengeluaran pembangunan dalam RAPBN 1986/1987 tetap sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditetapkan dalam Pelita IV. Walaupun situasi perekonomian dunia kurang mengun-
tungkan bagi iklim pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ini Pemerintah tetap
menyusun RAPBN 1986/1987 secara arealistis. Kebijaksanaan yang ditempuh di bidang
penerimaan negara, dalam rangka mengembangkan sumber-sumber penerimaan diluar
minyak bumi dan gas alam, harus disertai pula dengan kebijaksanaan di bidang pengeIuaran
negara berupa penyesuaian alokasi dana pembangunan, dan untuk itu prioritas proyek--
proyek pembangunan akan lebih dipertajam lagi dengan mengutamakan proyek-proyek
pembangunan yang paling produktif, memberikan lapangan kerja, serta mendatangkan
devisa. Sehubungan dengan hal itu, rencana pengeluaran pembangunan dalam tahun anggar-
an 1986/1987 adalah sebesar Rp 8.296,0 milyar, yang terdiri dari pembiayaan rupiah sebesar
Rp 4.788,3 milyar, dan pembiayaan berupa bantuan proyek sebesar Rp 3.507,7 milyar.
Dengan demikian rencana pembiayaan rupiah sebesar Rp 4.788,3 milyar tersebut
menunjukkan Rp 1.561,5 milyar atau 24,6 persen lebih rendah dari APBN 1985/1986.
Perkembangan pengeluaran pembangunan di luar bantuan proyek sejak pelaksanaan Repelita
I, ditunjukkan pada Tabel 11.14 dan Grafik 11.11.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 83
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dengan anggaran pembangunan yang direncanakan sebesar Rp 8.296,0 milyar


tersebut, arah dan langkah pembangunan dalam RAPBN 1986/1987 tetap ditujukan kepada
pertumbuhan ekonomi yang dapat memperluas kesempatan kerja serta dapat menjamin
pemerataan dan kesejahteraan umum. Untuk mendukung tercapainya tujuan dimaksud,
alokasi anggaran belanja pembangunan diprioritaskan terutama pada sektor pendidikan,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 84
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel II. 14

PENGELUARAN PEMBANGUNAN, 1969/1970 -1986/19871)


( dalam milyar rupiah)
Kenaikan / Penurunan
Tahun Anggaran Jumlah
Jumlah Presentase
PELITA I
1969/1970 92,9 - -
1970/1971 128,1 + 35,2 + 37,9
1971/1972 150,9 + 22,8 + 17,8
1972/1973 235,9 + 85,0 + 56,3
1973/1974 336,8 + 100,9 + 42,8
PELITA II
1974/1975 765,9 + 429,1 + 127,4
1975/1976 926,3 + 160,4 + 20,9
1976/1977 1.280,9 + 354,6 + 38,3
1977/1978 1.419,2 + 138,3 + 10,8
1978/1979 1.568,3 + 149,1 + 10,5
PELITA III
1979/1980 1.697,9 + 1.129,6 + 72,0
1980/1981 4.486,4 + 1.788,5 + 66,3
1981/1982 5.276,2 + 789,8 + 17,6
1982/1983 5.434,7 + 158,5 + 3,0
1983/1984 6.031,7 + 597,0 + 11,0
PELITA IV
1984/1985 6.543,2 + 511,5 + 8,5
1985/1986 6.349,8 - 193,4 + 3,0
1986/1987 4.788,3 - 1.561,5 + 24,6

1) Di luar bantuan proyek


2) Angka APBN
3) Angka RAPBN

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 85
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 86
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

generasi muda, kebudayaan nasional dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
dengan jumlah anggaran sebesar Rp 1.145,9 milyar, sektor pertanian dan pengairan sebesar
Rp 1.105,5 milyar, sektor perhubungan dan pariwisata sebesar Rp 1.063,3 milyar, sektor
pertambangan dan energi sebesar Rp 1.03.6,6 milyar, sektor pembangunan daerah, desa dan
kota sebesar Rp 938,9 milyar, serta sektor industri sebesar Rp 489,3 milyar.

Anggaran sektor pendidikan sebesar Rp 1.145,9 milyar, terutama direncanakan


untuk membiayai program-program pembangunan dalam rangka meningkatkan dan meman-
tapkan pelaksanaan wajib belajar, yang telah dimulai sejak permulaan Pelita IV. Dengan
dilaksanakannya gerakan wajib belajar ini, diharapkan semua anak-anak usia sekolah (7 - 12
tahun) sudah dapat ditampung seluruhnya pada akhir Pelita IV. Dalam anggaran tersebut
telah termasuk pula biaya untuk program pendidikan menengah tingkat pertama, pendidikan
menengah tingkat atas, dan perguruan tinggi. Selanjutnya dalam anggaran tersebut
ditampung juga biaya untuk program pendidikan kejuruan dan teknologi, serta pendidikan
keterampilan profesional di tingkat pendidikan tinggi.

Sektor pertanian dan pengairan dengan rencana anggaran sebesar Rp 1.105,5 milyar
tetap menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang sangat strategis, baik dalam
rangka mencapai swasembada pangan maupun dalam rangka memperluas sumber devisa
yang berasal dari komoditi non migas. Disamping itu pembangunan pertanian secara
langsung memperluas lapangan kerja di daerah pedesaan, dan menaikkan pendapatan petani
yang merupakan lapisan terbesar penduduk Indonesia. Dengan demikian hal ini merupakan
usaha yang langsung untuk mengangkat derajat kesejahteraan rakyat, disamping juga me-
naikkan daya beli masyarakat yang akan menjadi pendorong perkembangan industri dan
perekonomian pada umumnya.

Dengan anggaran yang direncanakan sebesar Rp 1.063,3 milyar dalam RAPBN


1986/1987, pembangunan sektor perhubungan dan pariwisata akan terus dilanjutkan
sehingga tujuan pembangunan sektor tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Pelita IV dapat
dicapai. Program pembangunan dalam tahun 1986/1987 terutama ditekankan pada pemba-
ngunan prasarana perhubungan yang meliputi jalan dan jembatan, jalan-jalan kereta api,
pelabuhan dan dermaga. Disamping itu diusahakan pula untuk meningkatkan kemampuan
prasarana angkutan di darat, di laut, dan di udara, serta memperluas jaringan te1ekomunikasi
dan pos. Sedangkan pembangunan di bidang kepariwisataan akan lebih ditingkatkan melalui

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 87
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kebijaksanaan yang terpadu, sehingga diharapkan dapat menghasilkan devisa serta


memperluas lapangan kerja.

Pembangunan sektor pertambangan dan energi dalam tahun 1986/1987 tetap


ditujukan untuk meningkatkan produksi dan ekspor hasil pertambangan. Selain itu juga
diarahkan untuk memperluas kesempatan kerja, pengembangan penyediaan kebutuhan bahan
baku bagi industri dalam negeri, serta meningkatkan usaha-usaha pengolahan bahanbahan
tambang di dalam negeri. Sedangkan di bidang energi, pengembangan dan pemanfaatannya
tetap didasarkan pada kebijaksanaan yang menye1uruh dan terpadu. Mengingat hasil
pertambangan khususnya minyak bumi dan gas alam merupakan sumber penerimaan negara
yang terbesar dalam APBN, maka pembangunan di sektor pertambangan dan energi selalu
mendapat perhatian yang besar tiap tahunnya. Apabila pada akhir Pelita I jumlah pengeluar-
an pembangunan untuk sektor ini baru mencapai jumlah sebesar Rp 45,1 milyar, maka pada
akhir Pelita II dan Pelita III telah meningkat menjadi masing-masing sebesar Rp 319,4
milyar dan Rp 2.299,7 milyar. Dalam dua tahun pertama pelaksanaan Pelita IV, anggaran
yang disediakan untuk sektor pertambangan dan energi adalah sebesar Rp 2.449,4 milyar, se-
dangkan dalam tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 1.036,6 milyar.

Pembangunan melalui sektor pembangunan daerah, desa dan kota merupakan salah
satu cara untuk mewujudkan pemerataan pembangunan secara nyata. Program-program
pembangunan berupa bantuan Inpres yang tersebar di semua daerah, tidak saja memperluas
kesempatan kerja tetapi pada gilirannya telah mendorong kemajuan ekonomi, kecepatan laju
pembangunan dan perbaikan hidup masyarakat di daerah-daerah. Disamping itu, dengan
dibarengi usaha-usaha penyelarasan antara pembangunan daerah dengan pembangunan
sektoral yang berlangsung di daerah, akan dapat diwujudkan pemerataan dan keserasian di
semua daerah dan semua sektor. Dalam tahun 1986/1987 anggaran untuk sektor pemba-
ngunan daerah, desa dan kota direncanakan sebesar Rp 938,9 milyar.

Anggaran sektor industri dalam tahun 1986/1987 disediakan sebesar Rp 489,3


milyar, dan direncanakan untuk melanjutkan pembangunan industri sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Repelita IV, yaitu ditujukan juga untuk memperluas kesempatan kerja,
meratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor dan menghemat devisa. Selanjutnya
ditujukan pula agar dapat menunjang pembangunan daerah, memanfaatkan sumber alam dan
energi serta sumber daya manusia. Sejalan dengan itu, dalam tahun 1986/1987 dilanjutkan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 88
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kegiatan-kegiatan pembangunan berupa pengembangan industri-industri dasar, berat dan


strategis yang meliputi antara lain industri alat-alatberat dan konstruksi, industri mesin dan
baja, industri mesin perkapalan, kendaraan bermotor dan pesawat terbang. Dalam pada itu
bidang industri dan kerajinan rakyat yang dapat membuka lapangan kerja yang luas dan juga
merupakan sumber devisa makin mendapatkan perhatian yang besar. Sedangkan industri-
industri yang telah berkembang cukup pesat, seperti industri sandang, semen, dan kayu lapis,
ditingkatkan usaha-usaha untuk memperluas pasaran hasil-hasil industrinya. Usaha-usaha
tersebut antara lain berupa peningkatan mutu barang dan efisiensi usaha sehingga dapat
menekan harga dan mampu bersaing dengan barang-barang impor, sedangkan di luar negeri
mampu pula bersaing dengan hasil-hasil produksi negara lain.

Bantuan proyek yang merupakan sumber dana pembangunan yang berasal dari luar
negeri, dalam tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 3.507,7 milyar, dan akan digunakan
untuk membiayai pembangunan berbagai macam proyek prasarana yang tersebar di sektor
pertambangan dan energi, sektor perhubungan dan pariwisata, sektor pertanian dan
pengairan, serta di sektor-sektor pembangunan lainnya.

Adapun perincian pengeluaran pembangunan secara sektoral dalam RAPBN 1986/


1987 adalah sebagai berikut:

(dalam ribuan rupiah)


1. SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN 1.105.500.000
Sub Sektor Pertanian 871.800.000
Sub Sektor Pengairan 233.700.000
2. SEKTOR INDUSTRI 489.300.000
Sub Sektor Industri 489.300.000
3. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 1.036.600.000
Sub Sektor Pertambangan 248.200.000
Sub Sektor Energi 788.400.000
4. SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 1.063.300.000
Sub Sektor Prasarana Jalan 581.100.000
Sub Sektor Perhubungan Darat 146.100.000
Sub Sektor Perhubungan Laut 146.300.000
Sub Sektor Perhubungan Udara 103.300.000
Sub Sektor Pos dan Telekomunikasi 68.700.000

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 89
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sub Sektor Pariwisata 18.100.000


5. SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI 111.600.000
Sub Sektor Perdagangan 59.600.000
Sub Sektor Koperasi 52.000.000
6. SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 394.500.000
Sub Sektor Tenaga Kerja 69.100.000
Sub Sektor Transmigrasi 325.400.000
7. SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA 938.900.000
Sub Sektor Pembangunan Daerah, Desa, dan Kota 938.900.000
8. SEKTOR AGAMA 41.900.000
Sub Sektor Agama 41.900.000
9. SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,
KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA 1.145.900.000
Sub Sektor Pendidikan Umum dan Generasi Muda 1.056.000.000
Sub Sektor Pendidikan Kedinasan 72.400.000
Sub Sektor Kebudayaan Nasional dan Kebudayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa 17.500.000
10. SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL,
PERANAN WANITA, KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA 311.600.000
Sub Sektor Kesehatan 181.900.000
Sub Sektor Kesejahteraan dan Peranan Wanita 35.000.000
Sub Sektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 94.700.000
11. SEKTOR PERUMAHAN RAKYAT DAN PEMUKIMAN 332.700.000
Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukiman 332.700.000
12. SEKTOR HUKUM 40.600.000
Sub Sektor Hukum 40.600.000
13. SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN NASIONAL 554.000.000
Sub Sektor Pertahan dan Keaman Nasional 554.000.000
14. SEKTOR PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI
SOSIAL 41.500.000
Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial 41.500.000
15. SEKTOR ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN 169.600.000
PENELITIAN
Sub Sektor Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 72.300.000
Sub Sektor Penelitian 97.300.000

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 90
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

16. SEKTOR APARATUR PEMERINTAH 127.000.000


Sub Sektor Aparatur Pemerintah 127.000.000
17. SEKTOR PENGEMBANGAN DUNIA USAHA 202.000.000
Sub Sektor Pengembangan Dunia Usaha 202.000.000
18. SEKTOR SUMBER ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP 189.500.000
Sub Sektor Sumber Alam dan Lingkungan Hidup 189.500.000
JUMLAH 8.296.000.000

Pengeluaran pembangunan berupa pembiayaan rupiah menampung tiga jenis


pengeluaran, yaitu pengeluaran pembangunan departemen/lembaga (termasuk didalamnya
Departemen Hankam), pengeluaran pembangunan bagi daerah, dan pengeluaran pemba-
ngunan lainnya. Pembiayaan proyek-proyek pembangunan sektoral yang tersebar pada
delapanbelas sektor pembangunan disa1urkan melalui 30 bagian anggaran yang terdiri dari
departemen-departemen dan lembaga-Iembaga non departemen. Pengeluaran pembangunan
bagi daerah yang sebagian besar merupakan program-program Inpres, merupakan bantuan
yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan pemba-
ngunan sesuai dengan potensi dan prioritas masing-masing daerah. Dalam GBHN dijelaskan
bahwa pelaksanaan pembangunan regional dalam Repelita IV harus dilaksanakan selaras
dengan pembangunan sektoral, sehingga antara keduanya dapat sa1ing menunjang dan
melengkapi. Berkaitan dengan hal itu, proyek-proyek pembangunan sektoral yang berada di
daerah diusahakan tidak saja menjadi bagian dari pembangunan daerah yang terpadu, tetapi
diharapkan juga dapat berperan sebagai penggerak dan mendorong jalannya pembangunan di
daerah yang bersangkutan. Karena pembangunan regional merupakan bagian dari pemba-
ngunan nasional maka kelancaran pelaksanaan proyek-proyek di daerah akan ikut memper-
lancar pelaksanaan pembangunan nasional. Dengan demikian pembangunan regional tidak
saja berperan sebagai tujuan pembangunan nasional tetapi lebih dari itu merupakan alat atau
wahana utama dalam mewujudkan pemerataan pembangunan, keadilan sosial, kenaikan
tingkat kemakmuran, pembagian pedapatan, dan keselarasan serta keserasian pembangunan
antar daerah dan antar golongan. Pengeluaran pembangunan bagi daerah terdiri dari bantuan
pembangunan desa, bantuan pembangunan kabupaten/kotamadya, bantuan pembangunan
Dati I, bantuan pembangunan sekolah dasar, bantuan pembangunan sarana kesehatan,
bantuan pembangunan pemugaran pasar, bantuan penghijauan dan reboisasi, dan bantuan
pembangunan prasarana jalan. Disamping itu termasuk pula di dalamnya bantuan pemba-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 91
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ngunan Timor Timur, dan bantuan pembiayaan daerah melalui dana pajak bumi dan
bangunan.

Bantuan pembangunan desa telah diberikan sejak awal dilaksanakannya Pelita I.


Dalam perkembangannya, jumlah bantuan yang diberikan selalu ditingkatkan dari tahun ke
tahun dan disesuaikan pula dengan tingkat perkembangan desa agar terjadi keserasian laju
pembangunan antar desa. Apabila pada awal Pelita I bantuan yang diberikan baru sebesar Rp
100.000 untuk setiap desa, pada awal Pelita II ditingkatkan menjadi Rp 200.000 untuk tiap
desa. Pada awal Pelita III dan Pelita IV, bantuan tersebut ditingkatkan lagi, masingmasing
menjadi Rp 450.000 dan Rp 1.250.000 untuk tiap desa. Selanjutnya dalam upaya
mempercepat terwujudnya desa swasembada, dalam tahun 1986/1987 anggaran bantuan
pembangunan desa ditingkatkan lagi menjadi Rp 98,9 milyar dengan jumlah bantuan sebesar
Rp 1.350,0 ribu untuk tiap desa. Bantuan pembangunan desa diberikan untuk membiayai
pembangunan proyek-proyek yang diprioritaskan di desa, yaitu dalam rangka menggerakkan
swadaya gotong royong masyarakat dengan mengaktifkan peranserta semua lembaga yang
ada di desa.

Bantuan pembangunan kabupaten/kotamadya diberikan dengan tujuan utama agar


Pemerintah Dari II dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi, mengolah potensi
yang ada, meningkatkan ketrampilan penduduk, serta menggerakkan masyarakat, koperasi
dan swasta untuk berperanserta dalam pembangunan sehingga dapat menciptakan lapangan
kerja yang lebih luas. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Pemerintah Dari II mem-
punyai hubungan langsung dengan masyarakat dan berkewajiban pula memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat. Bantuan pembangunan kabupaten yang diberikan
dalam tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp 220,8 milyar atas dasar perhitungan Rp
1.250,0 per jiwa dengan bantuan minimum sebesar Rp 170,0 juta untuk tiap kabupaten.

Bantuan pembangunan Dari I dalam tahun 1986/1987 direncanakan sebesar Rp


280,0 milyar, dengan bantuan minimum tiap propinsi sebesar Rp 10,0 milyar. Bantuan ini
diberikan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam menunaikan tugasnya di bidang
pengembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Sehubungan dengan itu, bantuan
tersebut dapat digunakan untuk membiayai pembangunan sarana dan prasarana ekonomi
seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, pasar dan sebagainya, serta pembangunan
sarana dan prasarana sosial seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, olah raga, dan sebagainya.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 92
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dengan dibangunnya berbagai sarana dan prasarana sosial dan ekonomi tersebut, berarti pula
ikut memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Pemberian bantuan pembangunan sekolah dasar yang dimulai sejak tahun 1973/1974
telah memberikan hasil-hasil yang positip. Bantuan yang diwujudkan dalam bentuk
pembangunan dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah, rumah kepala sekolah dan guru,
buku-buku pelajaran dan bacaan, serta peralatan olah raga tersebut telah berhasil
memperluas kesempatan belajar kepada anak-anak usia sekolah, terutama di desa-desa dan
daerah terpencil. Bersama-sama dengan program wajib belajar yang dilaksanakan sejak awal
Pelita IV, kedua program pembangunan tersebut mencerminkan tindakan Pemerintah yang
nyata dalam usaha meningkatkan kecerdasan bangsa. Dalam tahun 1986/1987, bantuan
pembangunan sekolah dasar ini dianggarkan sebesar Rp 472,0 milyar dan direncanakan
untuk melanjutkan kegiatan pembangunan tahun yang lalu.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat selalu mendapat perhatian Pemerintah


setiap tahunnya, karena menyangkut produktivitas masyarakat dalam proses pembangunan.
Oleh sebab itu melalui bantuan pembangunan sarana kesehatan yang diberikan sejak tahun
1974/1975, diusahakan peningkatan pelayanan kesehatan terutama kepada golongan masya-
rakat yang berpenghasilan rendah, baik di desa maupun di ka1a. Dengan bantuan pemba-
ngunan tersebut hingga kini telah dibangun ribuan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas Keliling, di samping peningkatan kemampuan Puskes-
mas-puskesmas yang sudah ada, penyediaan tenaga-tenaga medis dan paramedis, serta
penyediaan obat-obatan yang makin merata dan terjangkau oleh rakyat banyak. Dalam tahun
1986/1987 bantuan pembangunan sarana kesehatan direncanakan sebesar Rp 114,5 milyar .

Bantuan pembangunan dan pemugatan pasar yang diberikan sejak tahun 1976/1977
adalah dalam rangka membantu para pedagang khususnya para pedagang kecil! golongan
ekonomi lemah dalam menjalankan usahanya sehari-hari. Dengan dikeluarkannya bantuan
pembangunan dan pemugaran pasar ini telah banyak dibangun tempat-tempat berjualan
dengan sewa yang dapat dijangkau oleh pedagang-pedagang kecil, baik di kota-kota besar
maupun di desa-desa. Sejak dilaksanakannya Pelita IV, bantuan yang berupa fasilitas kredit
lunak dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah tersebut lebih diperluas lagi
penggunaannya yaitu dapat pula digunakan untuk pembangunan proyek-proyek, yang selain
memberikan pelayanan, juga dapat meningkatkan penerimaan Pemerintah Daerah. Dengan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 93
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

demikian Pemerintah Daerah dapat membayar kembali angsuran kreditnya. Dalam tahun
1986/1987 anggaran untuk bantuan pembangunan dan pemugaran pasar direncanakan
sebesar Rp 11,5 milyar.

Dalam rangka pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup, program bantuan
penghijauan dan reboisasi yang telah diberikan sejak tahun 1976/1977 akan dilanjutkan dan
lebih ditingkatkan lagi dalam tahun 1986/1987. Dengan program bantuan penghijauan dan
reboisasi tersebut telah banyak manfaat yang diperoleh, seperti dipertahankannya kese-
imbangan eko1ogi terutama di daerah-daerah aliran sungai untuk menjaga kesuburan tanah.
lebih dari itu telah berhasil pula mengurangi timbulnya kerugian besar yang diakibatkan oleh
banjir. Dengan demikian maka tujuan lainnya yang hendak dicapai oleh program bantuan
tersebut adalah untuk meningkatkan pendapatan petani, dan memberikan ketrampilan kepada
para petani agar dapat mengolah tanah dengan memperhatikan ke1estarian sumber alam dan
lingkungan hidup. Dalam tahun 1986/1987 bantuan penghijauan dan reboisasi direncanakan
sebesar Rp 42,3 milyar, dan dalam pelaksanaannya akan diusahakan agar dirasakan sebagai
kegiatan masyarakat sendiri dengan mendapat bantuan Pemerintah. Selanjutnya agar
masyarakat mati berperanserta sepenuhnya, akan lebih banyak aparatur Pemerintah dan
lembaga desa yang dilibatkan sedangkan Pemerintah Daerah lebih banyak berperan dalam
hal penyuluhan.

Pelaksanaan bantuan penunjangan jalan kabupaten yang dimulai sejak awal Pelita III
telah memberikan arti yang penting bagi pembangunan daerah Dari II, terutama dalam
rangka mewujudkan pemerataan pembangunan, dan menggairahkan kegiatan perekonomian
daerah. Selama dilaksanakannya program bantuan ini, telah berhasil dibangun jalan-jalan
dan jembatan-jembatan yang menghubungkan daerah produksi hasil pertanian dan daerah
pemasarannya, serta telah semakin banyak pula daerah-daerah terisolasi yang berhasil
dibuka, sehingga dapat melakukan komunikasi yang lebih luas dengan daerah lainnya.
Dalam tahun 1986/1987, anggaran untuk bantuan penunjangan jalan direncanakan sebesar
Rp 130,0 milyar dan penggunaannya lebih diprioritaskan ke daerah-daerah yang keadaan
prasarananya masih jauh dari mencukupi.

Anggaran bantuan pembangunan sektoral yang diberikan kepada daerah Timor


Timur dalam tahun 1986/1987 adalah sebesar Rp 7,2 milyar dan direncanakan untuk
meneruskan kegiatan pembangunan tahun lalu, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 94
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan pemerintahan. Dalam pada itu dengan berlakunya Undang-undang Pajak Bumi dan
Bangunan Nomor 12 Tahun 1985, maka dana pembangunan berupa Ipeda digantikan dengan
dana yang berasal dari pajak bumi dan bangunan tersebut dan dalam tahun 1986/ 1987
direncanakan sebesar Rp 255,6milyar.

Anggaran pembangunan lainnya yang terdiri dari pembiayaan subsidi pupuk,


penyertaan modal Pemerintah, dan pembiayaan lain-lain pembangunan, dalam tahun
1986/1987 direncanakan sebesar Rp 1.122,6 milyar. pembiayaan subsidi pupuk dengan
anggaran yang direncanakan sebesar Rp 671,5 milyar, adalah dalam rangka menjaga agar
swasembada pangan terutama beras tetap dapat dipertahankan. Dengan diberikannya subsidi
maka harga pupuk akan tetap terkendali dan dapat dijangkau oleh petani, dan dengan
demikian usaha peningkatan produksi dapat tercapai. Dalam pada itu untuk penyertaan
modal Pemerintah, yang dilaksanakan dalam rangka memacu laju pembangunan melalui
pengembangan dunia usaha dan sekaligus untuk mempertinggi produktivitas perusahaan-
perusahaan negara yang bergerak di berbagai sektor pembangunan, dalam tahun 1986/1987
disediakan anggaran sebesar Rp 207,4 milyar. Anggaran sebesar Rp 207,4 milyar tersebut
direncanakan antara lain untuk membiayai proyek-proyek yang tersebar di berbagai sektor
pembangunan antara lain sektor pertanian, industri, pertambangan, perdagangan serta
perhubungan dan pariwisata. Selanjutnya melalui pengeluaran pembangunan lainnya, yang
dalam tahun 1986/1987 dianggarkan sebesar Rp 243,7 milyar, akan dilaksanakan program-
program yang mendukung berhasilnya pembangunan nasional, diantaranya adalah program
pembinaan keluarga berencana, pengembangan statistik/sensus, proyek listrik pedesaan,
proyek air minum dan perumahan rakyat. Rencana pengeluaran pembangunan dalam tahun
1986/1987 dapat diikuti melalui Tabel 11.15 dan Tabel 11.16.

2.3.6. Pengawasan pembangunan

Dengan makin meningkat serta kompleksnya pembangunan yang sedang dijalankan


bangsa Indonesia dewasa ini, makin dituntut pula peningkatan pengawasan, yang dilandasi
oleh disiplin dan semangat pembangunan yang tinggi, sehingga benar-benar dapat mencapai
tujuan pembangunan secara berhasilguna dan berdayaguna. Berkaitan dengan hal itu, sejak
dimulainya Pelita I pada tahun 1969/1970 Pemerintah senantiasa melakukan peningkatan-
peningkatan dalam penyelenggaraan pengawasan pembangunan. Demikian pula dalam Pelita
IV dilakukan lagi peningkatan pengawasan pembangunan, baik dalam segi kelembagaan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 95
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

maupun tata kerja, sebagai kelanjutan dari langkah-langkah peningkatan dalam Pelita-pelita
sebelumnya.

Menjelang pelaksanaan Repelita IV, Pemerintah telah menempuh kebijaksanaan


untuk melaksanakan sistim pengawasan terpadu secara struktural. Dalam kaitan tersebut
telah diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1983 tentang
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tatakerja serta Struktur Organisasi Menteri Koordi-
hater Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan (Menko Ekuin
dan Wasbang), dan Inpres Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawas-
an. Ketiga peraturan tersebut merupakan landasan operasional pengawasan, dan wajib
dipakai sebagai pedoman kerja bagi seluruh aparat pengawasan fungsional dan pimpinan/
atasan masing-masing satuan organisasi/satuan kerja dalam pengembangan pengawasan.
Dengan diberlakukannya ketiga peraturan tersebut, kebijaksanaan pengawasan yang sebe-
lumnya tersebar pada para Menteri dan pimpinan lembaga dan instansi lain, kini diintegrasi-
kan secara struktural.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 96
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l II. 15
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA NEGARA, 1986/1987
( dalam milyar rupiah )

Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah


A. PEN. DALAM NEGERI 17.832,5 A. PENG. RUTIN 13.125,6
I. Penerimaan minyak bumi dan 9.738,2 I. Belanja pegawai 4.212,6
gas alam
II. Penerimaan di luar miyak 8.094,3 1. Tunjangan beras 482,5
bumi dan gas alam
1. Pajak penghasilan 2.880,5 2. Gaji / pensiun 3.211,1
2. Pajak pertambahan nilai 2.143,3 3. Biaya makanan ( lauk pauk ) 313,3
barang dan jasa dan pajak
penjualan atas barang
mewah
3. Bea masuk dan cukai 1.634,8 4. Lain-lain belanja pegawai 116,6
dalam negeri
4. Pajak ekspor 78,8 5. Belanja pegawai luar negeri 89,1
5. Pajak bumi dan bangunan 284,0 II. Belanja barang 1.366,5
6. Pajak lainnya 119,0 1. Dalam negeri 1.296,7
7. Penerimaan bukan pajak 953,9 2. Luar negeri 69,8
III. Subsidi daerah Otonom 2.639,7
1. Belanja pegawai 2.374,3
2. Belanja non pegawai 265,4
IV. Bunga dan cicilan hutang 4.223,2
1. Dalam negeri 40,0
2. Luar negeri 4.183,2
V. Pembiayaan cadangan pengan 417,4
VI. Lain-lain 266,2
B. Pen. Pembangunan 3.589,1 B. PENG. PEMBANGUNAN 829,0
I. Bantuan program 81,4 I. Pembiayaan dalam rupiah 4.788,3
II. Bantuan proyek 3.507,7 II. Bantuan proyek 3.507,7
Jumlah 21.421,6 Jumlah 21.421,6

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 97
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l II. 16

RENCANA ANGGARAN PEMBANGUNAN, 1986/1987


(dalam milyar rupiah)

1985/1986 1986/1987
Jenis Pengeluaran
APBN RAPBN
I. Pembiayaan Departemen/Lembaga 3.644,3 2.087,7
1. Departemen/Lembaga 3.249,1 1.782,0
2. Departemen Hankam 395,2 305,7
II. Pembiayaan bagi daerah 1.643,5 1.578,0
1. Bantuan pembangunan desa 98,6 98,9
2. Bantuan pembangunan kabupaten 215,9 220,8
3. Bantuan pembangunan Dari I 280,0 280,0
4. Pembangunan SD 617,0 417,2
5. Pelayanan kesehatan/Puskesmas 114,5 114,5
6. Bantuan pembangunan pasar 11,5 11,5
7. Bantuan peghijauan 42,3 42,3
8. Pembangunan prasarana jalan 87,5 130,0
9. Timor Timur 8,8 7,2
10. Pembiayaan daerah melalui dana PBB 167,4 255,6
III. Pembiayaan lain-fain 1.062,0 1.122,6
1. Subsidi pupuk 557,8 671,5
2. Penyertaan modal pemerintah 255,6 207,4
3. Lain-lain 248,6 243,7
IV. Bantuan Proyek 4.297,2 3.507,7
Jumlah 10.647,0 8.296,0

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 98
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Peningkatan pelaksanaan koordinasi di bidang pengawasan tercermin dengan telah


dapat dilembagakannya penyusunan program kerja pengawasan tahunan (PKPT) menjadi
tata kerja secara nasional. Langkah penyusunan PKPT tersebut diawali dengan penggarisan
kebijaksanaan pengawasan oleh Wakil Presiden, yang dilengkapi dengan petunjuk Menko
Ekuin dan Wasbang, kepada para Menteri/Pimpinan Lembaga dan Kepala Daerah, serta
petunjuk teknis Kepala BPKP kepada seluruh pimpinan aparat fungsional pusat dan daerah.
Berdasarkan kebijaksanaan pengawasan tersebut dan usulan PKPT dari para aparat penga-
wasan Pemerintah, BPKP menyusun PKPT secara nasional. Dengan adanya PKPT secara
nasional dimaksudkan agar terjamin keterpaduan pengawasan dari segi sasaran pemeriksaan
dan waktu pemeriksaan, sehingga mencegah secara dini tumpang tindih dalam pelaksanaan
pengawasan. Di samping itu secara berkala diselenggarakan rapat-rapat koordinasi penga-
wasan dalam berbagai tingkat, yaitu pada tingkat nasional dipimpin oleh Wakil Presiden,
pada tingkat pusat dipimpin oleh Menko Ekuin dan Wasbang atau oleh Kepala BPKP, dan
pada tingkat daerah dipimpin oleh Kepala Perwakilan BPKP. Rapat-rapat koordinasi tersebut
merumuskan berbagai kebijaksanaan di bidang pengawasan untuk mendapatkan kesatuan
dalam memecahkan masalah-masalah pengawasan. Dengan demikian aparat pengawasan
fungsional tidak lagi bekerja sendiri-sendiri melainkan bekerja atas dasar rencana kerja
nasional. Urgensi pelaksanaan pengawasan juga disalurkan melalui adanya prioritas sasaran
pemeriksaan yang ditetapkan dalam kebijaksanaan Wakil Presiden.

Langkah-Langkah pengawasan yang berdasarkan pada sistem pengawasan yang


terpadu tersebut akan dilanjutkan terus dalam masa Pelita IV ini sampai benar-benar tercer-
min adanya siklus pengelolaan yang mantap di dalam aparatur Pemerintah, yaitu berjalannya
secara serasi dan saling berkaitan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
semenjak dari eselon teratas sampai ke eselon terbawah. Sejalan dengan itu diharapkan pula
berkembangnya pengawasan sosial yang dapat lebih memperkokoh perkembangan siklus
pengelolaan yang baik dari para penyelenggara negara. Oleh karena itu dalam rangka
mengembangkan pengawasan sosial yang tertib dan efektif, penyebarluasan pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang pengawasan akan makin ditingkatkan dalam waktu-waktu
mendatang.

Makin meningkatnya volume pembiayaan pembangunan dan bertambahnya sasaran-


sasaran yang hendak dicapai dalam Pelita IV dan Pelita-pelita berikutnya, mengharuskan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 99
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terus ditingkatkan dan disernpurnakannya pengawasan oleh aparat pengawasan fungsional


maupun pengawasan atasan langsung/pimpinan. Pengawasan atasan langsung akan berjalan
secara efektif apabila didukung dengan alat bantu berupa pengawasan melekat, yaitu system
pengawasan yang diciptakan di dalam. organisasi yang bersangkutan dan meliputi berbagai
kegiatan pengawasan sebelum, pada saat, atau setelah sesuatu tindakan dilakukan. Dengan
demikian sistim pengendalian manajemen tersebut perlu dikembangkan terus, dalam ani
organisasi yang belum memiliki pengendalian manajemen yang baik supaya menciptakannya,
sedang organisasi yang telah memilikinya supaya lebih meningkatkan mutunya. Peningkatan
pengawasan atasan langsung harus benar-benar dapat dirasakan oleh bawahan, dan penga-
wasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional merupakan pelengkap dan pen-
dorong bagi pengawasan atasan langsung tadi. Pengawasan melekat dimaksud dilakukan
antara lain melalui penggarisan struktur organisasi yang jelas, kebijaksanaan secara tertulis,
rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, prosedur kerja,
pencatatan hasil kerja serta pelaporannya kepada atasan, dan pembinaan personil yang terus
menerus. Dalam rangka mendorong berfungsinya pengawasan atasan langsung melalui
penciptaan dan peningkatan mutu pengawasan melekat, dalam tahun 1984/1985 BPKP telah
menerbitkan buku Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Atas Instansi Pemerintah,
yang dibagikan kepada seluruh aparat pengawasan fungsional, dan buku saku berupa petun-
juk untuk atasan langsung dalam pemeriksaan kas dan penutupan buku kas, yang dibagikan
kepada seluruh departemen/lembaga. Selain itu pada awal tahun 1985/1986 telah pula
diterbitkan Norma Pemeriksaan yang berlaku bagi seluruh aparat pengawasan fungsional.
Dengan adanya Norma Pemeriksaan tersebut maka standar-standar pemeriksaan dapat
dikembangkan secara lebih terarah sebagai perwujudan operasional dari norma-norma
pemeriksaan, dan dengan demikian kepercayaan para pemakai laporan hasil pemeriksaan
aparat pengawasan fungsional dapat lebih dimantapkan.

Sistem pelaporan hasil-hasil pengawasan yang merupakan laporan manajemen di


bidang pengawasan mulai diletakkan landasannya dalam tahun 1984/1985, dengan tujuan
agar Wakil Presiden, Menko Ekuin dan Wasbang, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan), para Menteri/Ketua Lembaga, dan para Gubernur KDH Tingkat I, dapat secara
berkala mengetahui perkembangan pengawasan yang dilaksanakan oleh aparat pengawasan
fungsional. Para Menteri/Ketua Lembaga dan Gubernur KDH Tingkat I, di samping mene-
rima laporan berkala hasil-hasil pengawasan BPKP juga menerima laporan berkala hasil
pengawasan aparat pengawasan fungsionalnya. Dengan diterimanya laporan berkala hasil

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 100
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pengawasan diharapkan para Menteri/Ketua Lembaga dan para Gubernur KDH Tingkat I
dapat terus mengikuti pelaksanaan langkah-langkah tindak lapjutatas temuan-temuan hasil
pengawasan, khususnya yang belum ada tindak lanjutnya.

Sejak tahun pertama Pelita IV, kegiatan pengawasan terhadap pengeluaran dan
penerimaan anggaran telah dititikberatkan pula kepada pemeriksaan operasional, yaitu
pemeriksaan dengan tujuan utama menilai sistem pengendalian atasan terhadap pelaksanaan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Sistim pengawasan yang bertumpu kepada peme-
riksaan operasional tersebut, disamping berperan mendorong usaha pimpinan meningkatkan
dan memantapkan pengawasan atasan langsung, berperan pula menguji tentang kemuta-
khiran suatu prosedur dan peraturan pelaksanaan yang berlaku dalam rangka peningkatan
usaha penghematan, dayaguna, dan hasilguna. Pemeriksaan-pemeriksaan ketaatan terhadap
rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tetap ditangani oleh Inspektorat
Jenderal Departemen/aparat pengawasan Lembaga dan Inspektorat Wilayah.

Pelaksanaan pengawasan di bidang anggaran dilakukan dengan cara pemeriksaan


secara rutin, dan pemeriksaan secara serentak pada akhir tahun anggaran terhadap proyek--
proyek Pelita dan proyek-proyek pembangunan daerah. Pengawasan terhadap proyekproyek
pembangunan mencakup penilaian mengenai pengelolaan program-program pembangunan,
serta analisa terhadap hambatan-hambatan yang menyebabkan kemajuan proyek tidak sesuai
dengan yang ditetapkan. Oleh karena itu pemeriksaan secara terpadu dan serentak terhadap
proyek-proyek pembangunan dalam satu program akan terus diperluas dalam tahun-tahun
berikutnya. Pemeriksaan serentak terhadap proyek-proyek Pelita pada akhir Pelita I
mencakup 1.956 proyek, pada akhir Pelita II mencakup 3.178 proyek, dan selanjutnya dalam
tahun keempat Pelita III mencakup 5.211 proyek. Perkembangan hasil pemeriksaan khusus
proyek-proyek Pelita dapat diikuti pada Tabel 11.17. Sejak tahun terakhir Pelita III,
pemeriksaan serentak atas proyek-proyek Pelita tidak lagi dilaksanakan tiap tahun tetapi
dilakukan sewaktu-waktu bilamana dianggap perlu. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
dari hasil pengawasan sejak Pelita I sampai dengan akhir tahun keempat Pelita III terlihat
bahwa disiplin administrasi proyek-proyek Pelita secara keseluruhan bertambah baik.

Pemeriksaan secara rutin juga dilakukan terhadap Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan milik Daerah (BUMD) selaku aparatur perekonomian negara. Dalam rangka
mendorong agar BUMN dan BUMD bekerja atas dasar rencana anggaran yang ditetapkan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 101
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan arus dana yang sehat, serta laporan keuangan yang tertib, maka terhadap BUMN ini pada
umumnya dilakukan pemeriksaan terhadap neraca dan perkiraan rugi labanya. Pemeriksaan
ini memakai prinsip-prinsip akuntansi yang umum berlaku sebagai norma bagi
penyelenggaraan pertanggungjawaban keuangan yang tertib dan lengkap, yang diakhiri
dengan pernyataan akuntan yang dapat dipergunakan untuk menilai kemajuan dan ketertiban
pertanggungjawaban keuangan. Hasil pemeriksaan akuntan terhadap laporan keuangan
BUMN tersebut menyimpulkan bahwa pertanggungjawaban keuangan badan usaha secara
umum telah semakin baik, yaitu sebagaimana tercermin dari jurnlah pemyataan pendapat
akuntan yang menyetujui tanpa syarat, yang setiap tahunnya makin meningkat yaitu tahun
1981/1982 sebanyak 127, tahun 1982/1983 sebanyak 176, tahun 1983/1984 sebanyak 192,
dan tahun 1984/1985 sebanyak 202.

Sebagai tindak lanjut hasil pengawasan dan berdasarkan informasi dari masyarakat
serta kewenangan yang ada, BPKP sejak tahuh 1983/1984 telah mengadakan pemeriksaan
khusus terhadap kasus-kasus yang diduga mengandung unsur tindak pidana yang merugikan
negara, yang terjadi pada BUMN, BUMD, satuan kerja dan proyek. Dari hasil pemeriksaan
khusus tersebut, dalam tahun 1983/1984 telah disarnpaikan 29 kasus kepada Kejaksaan
Agung, 4 kasus diantaranya telah disampaikan kepada Pengadilan Negeri. Selanjutnya telah
diserahkan kepada Kejaksaan Agung 53 kasus dalam tahun 1984/1985 dan 21 kasus dalam
triwulan I 1985/1986. Kasus-kasus yang telah diserahkan kepada Kejaksaan Agung tersebut
telab diteruskan kepada Kejaksaan Tinggi di masing-masing daerah, untuk selanjutnya
dilimpahan kepada Pengadilan Negeri setempat. Sebagai tindak lanjut hasil pengawasan
lainnya, juga telah diterima denda kelambatan penyelesaian pekerjaan/penyerahan barang,
dan pengembalian/penyelesaian atas pekerjaan yang tidak diselesaikan pemborong. Selanjut-
nya terhadap pegawai-pegawai yang bersalah telah pula dilakukan tindakan administratif
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 102
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 103


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 104
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1980, yang kemudian


disempumakan dengan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1983 dan disempumakan lagi
dengan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1984 tentang Team Pengendali Pengadaan
Barang/Peralatan Pemerintah, maka sejak tahun 1983/1984 BPKP telah menerima penugasan
aari Team Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan: Pemerintah untuk mengadakan
penelitian dan pemeriksaan terhadap masalah-masalah yang timbul dari pelaksanaan pemba-
ngunan proyek-proyek besar, seperti addendum kontrak akibat pekerjaan tambah/kurang,
eskatasi barga, klaim dari kontraktor dan sebagainya. Dalam tahun 1983/1984, tahun
1984/1985, dan dalam triwulan I tahun 1985/1986, masing-masing telah diselesaikan
sebanyak 14, 87 dan 26 penugasan dari Team Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan
Pemeriritah, yang laporannya telah disarnpaikan kepada Menteri Muda Urusan Peningkatan
Penggunaan Produksi Dalam Negeri.

Penelitian terhadap sistem dan kondisi pengawasan yang dewasa ini berlaku, juga
dilaksanakan oleh BPKP sebagai dukungan terhadap usaha-usaha Pemerintah untuk me-
nyempurnakan sistem pengawasan dalam tubuh aparatur Pemerintah,BUMN dan BUMD,
sebagai aparatur perekonomian negara. Penelitian yang telah diselesaikan meliputi penelitian
dalam rangka perumusan Norma Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah,
penelitian mengenai peranan dan efektivitas Satuan Pengawasan Intern BUMN, dan peneli-
tian pengawasan atasan langsung pada instansi Pemerintah. Dalam tahun 1985/1986 dan
tahun-tahun. berikutnya, kegiatan penelitian dan pengembangan pengawasan akan dilanjut-
kan terus pada bidang-bidang lainnya seperti penelitian terhadap pengendalian penerimaan,
fungsi Dewan Pengawas/Dewan Komisaris BUMN, kondisi aparat pengawasan fungsional
Pemerintah dan lain-lainnya.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 105
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB III
HARGA, GAJI DAN UPAH

3.1. Pendahuluan

Kemantapan stabilitas di bidang ekonomi, khususnya kestabilan harga barang dan


jasa kebutuhan masyarakat banyak merupakan prasyarat yang sangat penting bagi kelancaran
usaha pembangunan nasional. Untuk itu berbagai kebijaksanaan ekonomi, seperti kebijak-
sanaan di bidang anggaran belanja, moneter dan perdagangan, oleh Pemerintah senantiasa
diusahakan terpadu sehingga barang-barang kebutuhan pokok, yang merupakan unsur yang
penting untuk menunjang usaha pemeliharaan kestabilan, terjamin persediaannya serta lancar
distribusinya. Dalam situasi moon terbatasnya dana-dana pembangunan, baik berupa
penerimaan devisa hasil ekspor maupun dana APBN, semakin penting pula terpeliharanya
kestabilan yang mantap. Dalam iklim perekonomian yang stabil, masyarakat terdorong untuk
menabung karena kepercayaan terhadap nilai rupiah tidak berkurang. Di sisi lain, suasana
yang stabil memberikan kepastian usaha bagi dunia usaha untuk melaksanakan dan
meningkatkan kegiatan produksi dan investasinya. Dalam rangka memantapkan stabilitas di
bidang ekonomi, dalam Pelita IV selalu diupayakan pengendalian tingkat laju inflasi pada
tingkat yang wajar dan terkendali, sehingga inflasi yang timbul tidak sampai mengganggu
kelancaran pelaksanaan pembangunan. Keberhasilan stabilitas di bidang ekonomi tercermin
dari perkembangan laju inflasi selama Pelita: I sampai dengan awal pelaksanaan Pelita IV.
Dalam Pelita I rata-rata laju inflasi mencapai sebesar 17,48 persen setahun, kemudian dalam
Pelita II dan dalam Pelita III laju inflasi menurun menjadi rata-rata sebesar 14,77 persen dan
13,16 persen per tahun. Dalam tahun pertama Pelita IV laju inflasi hanya sebesar 3,64 persen,
sedangkan dalam tahun kedua Pelita IV atau tepatnya sampai dengan bulan Desemher 1985,
laju inflasi adalah sebesar 4,13 persen atau rata-rata 0,46 persen sebulan.

Tidak dapat disangkal, bahwa harga bahan pangan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kenaikan barga, mengingat besarnya peranan bahan pangan dalam komponen
kebutuhan hidup masyarakat. Untuk itu Pemerintah senantiasa berusaha menjaga stabilitas
harganya dan tetap dalam jangkauan cara beli masyarakat. Beras sebagai bahan pangan
utama senantiasa diusahakan terkendali harganya. Dalam hubungan ini, kemajuan yang
dicapai dalam produksi beras telah memberikan sumbangan yang besar bagi usaha peme-
liharaan kestabilan, selain berarti meningkatnya penghasilan petani produsen. Dalam tahun

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 106
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1984 produksi beras mencapai sebesar 25,8 juta ton, untuk kemudian dalam tahun 1985
diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 26,3 juta ton. Dengan prestasi produksi
beras tcrsebut, salah satu cita-cita di bidang pembangunan ekonomi yang telah lama didam-
bakan oleh pemerintahan Orde Baru, yaitu swasembada dalam bahan makanan yang terpen-
ring ini, telah tercapai. Dengan produksi beras yang cukup besar tersebut dan ditunjang
dengan kelancaran dalam distribusinya, secara umum harga beras di beberapa kota selama
periode April-Oktober 1985 tetap stabil dan terjangkau oleh masyarakat konsumen.

Perkembangan harga khususnya harga emas dan komoditi ekspor tidak terlepas dari
pengaruh harga yang berlaku di pasar internasional. Dalam periode April-November 1985,
harga emas di bursa London mengalanii peningkatan sebesar 3,47 persen. Sementara itu
harga emas di pasar Jakarta mengalami peningkatan pula, baik untuk emas 24 karat, 23 karat
maupun 22 karat, meskipun dalam periode tersebut juga terjadi penurunan harga. Dalam
pada itu semakin meningkatnya harga valuta asing. diharapkan akan. mendorong ekspor
kenegara-negara yang matauangnya meningkat. Perkembangan harga komoditi ekspor di
pasar internasional selama tahunanggaran 1985/1986 sampai bulan November menunjukkan
perkembangan yang agak baik, khususnya pada harga lada putih dan lada hitam. Sebaliknya
telah terjadi penurunan harga pada karet jenis RSS III, kopra dan minyak sawit. Indeks harga
perdagangan besar Indonesia dalam tahun 1984 meningkat sebesar 12,61 persen, sedang
dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Agustus telah meningkat sebesar 2,49 persen, antara
lain terutama sebagai akibat meningkatnya indeks harga produk pertambangan dan
penggalian sebesar 6,74 persen. Peningkatan indeks harga perdagangan besar ini terutama
disebabkan oleh peningkatan harga di dalam negeri. Di samping itu indeks harga sektor
perdagangan besar bahan bangunan dan konstruksi telah meningkat pula sebesar 4,33 persen.

3.2. Perkembangan harga

3.2.1. Indeks harga konsumen Indonesia

Perkembangan laju inflasi yang diukur berdasarkan perkembangan indeks harga 150
macam barang dan jasa, dalam tahun anggaran 1985/1986 sampai bulan Desember, adalah
sebesar 4,13 persen atau rata-rata sebesar 0,46 persen per bulan. Sedangkan dalam periode
yang sama tahun sebelumnya, laju inflasi mencapai sebesar 3,46 persen atau rata-rata 0,38

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 107
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

persen per bulan. Laju inflasi sebesar 4,13 persen tersebut terutama disebabkan inflasi yang
terjadi dalam bulan April sebesar 2,50 persen, sedangkan dalam bulan Juli sampai dengan
bulan September terjadi deflasi (penurunan harga) masing-masing sebesar 0,12 persen, 0,07
persen dan 0,15 persen. Laju inflasi dalam bulan April yang relatif besar tersebut erat
hubungannya dengan mulai dilaksanakannya pajak pertambahan nilai pada tanggal 1 April
1985. Dalam bulan-bulan lainnya tingkat inflasi tidak lebih dari 0,89 persen. Dilihat dari
faktor penyebab inflasi secara kelompok maupun subkelompok, laju inflasi selama April-
Desember 1985 ,sebesar 4,13 persen tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya indeks
harga kelompok perumahan sebesar 5,75 persen, indeks harga kelompok aneka barang dan
jasa sebesar 4,60 persen, dan indeks harga kelompok sandang sebesar 3,09 persen.
Sedangkan indeks harga kelompok makanan menunjukkan kenaikan sebesar 2,92 persen.
Kenaikan indeks harga kelompok perumahan sebesar 5,75 persen tersebut terutama adalah
karena adanya peningkatan yang terjadi pada indeks harga subkelompok bahan bakar,
penerangan dan air sebesar 10,90 persen, dan indeks harga subkelompok penyelenggaraan
rumah tangga sebesar 5,67 persen. Sedangkan indeks harga subkelompok rekreasi dan olah
raga, serta indeks harga subkelompok pendidikan, masing-masing meningkat sebesar 7,77
persen dan 7,60 persen, yang antara lain merupakan sebab kenaikan indeks harga kelompok
aneka barang dan jasa yang mencapai sebesar 4,60 persen tersebut. Kenaikan indeks harga
kelompok sandang selama bulan April-Desember 1985 sebesar 3,09 persen tersebut antara
lain disebabkan oleh naiknya indeks harga subkelompok barang prihadi dan sandang lainnya,
serta indeks harga subkelompok sandang wanita, masing-masing sebesar 3,95 persen dan
3,26 persen. Kemudian indeks harga kelompok makanan yang meningkat sebesar 2,92
persen antara lain disebabkan naiknya indeks harga subkelompok telur, susu dan hasil-
hasilnya, subkelompok daging dan hasil-hasilnya, dan subkelompok padi-padian, Ubl-ubian
dan hasil-hasilnya, masing-masing sebesar 9,39 persen, 7,81 persen dan 6,53 persen.
Sementara itu indeks harga subkelompok lemak dan minyak dan subkelompok bumbu-
bumbuan menunjukkan penurunan masing-masing sebesar 12,65 persen dan 10,69 persen.
Perkembangan indeks harga konsumen beserta komponennya secara terinci dapat dilihatpada
Tabel III.1, Tabel III.2, Grafik III.2 dan Grafik III.3.

Bila dilihat laju inflasi untuk masing-masing kota di 17 kota propinsi selama periode
April-Desember 1985, kota-kota seperti Mataram, Manado, Bandung, Pontianak, Denpasar
dan Yogyakarta mengalami inflasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kota lainnya,
masing-masing mencapai 8,49 persen, 7,34 persen, 5,46 persen, 5,25 persen, 5,17 persen dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 108
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

5,10 persen. Sedangkan inflasi yang terkecil terjadi di kota jayapura yang hanya mencapai
1,52 persen, kemudian di kota Palembang dan Padang masing-masing sebesar 2,51 persen
dan 2,68 persen. Perkembangan indeks harga konsumen untuk masingmasing kota di 17 kota
propinsi dapat dilihat pada Tabel III.3.

3.2.2. Harga beberapa barang konsumsi utama

Harga beras di beberapa kota di Indonesia selama bulan Oktober 1985 mengalami
penurunan sekitar 1,38 persen sampai 5,77 persen, sedang di Yogyakarta dan Surabaya
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 13,71 persen dan 4,77 persen. Dengan
demikian harga beras secara umum cukup bervariasi akan tetapi tetap terkendali. Ter-
kendalinya harga beras ini tidak terlepas dari kemajuan di bidang pengadaan pangan serta
kelancaran distribusinya. Penurunan harga beras terjadi pada kota Banjarmasin, Semarang
dan Ujung Pandang masing-masing sebesar 5,77 persen, 1,50 persen dan 1,38 persen. Harga
tepung terigu di beberapa kota di Indonesia dalam bulan Oktober 1985 berkisar antara Rp
419,22 sampai Rp 446,-- per kilogram, sedangkan persentase kenaikan harganya per
kilogram berkisar antara 1,19 persen dan 6,25 persen. Kenaikan tertinggi tercatat di Ujung -
Pandang yang besarnya 6,25 persen, yaitu dari Rp 400,-- dalam bulan Maret 1985 menjadi
Rp 425,-- dalam bulan Oktober 1985. Persentase kenaikan harga yang terendah terjadi di
kota Denpasar, yaitu sebesar 1,19 persen. Kenaikan harga yang juga terjadi di seluruh kota
dalam bulan Oktober 1985 adalah untuk gula pasir, kecuali untuk kota Ujung Pandang yang
tetap sama. Angka kenaikan harga gula pasir tertinggi tercatat di Yogyakarta yaitu dari Rp
602,71 per kilogram dalam bulan Maret 1985 menjadi Rp 616,44 per kilogram dalam bulan
Oktober 1985, berarti terjadi kenaikan harga sebesar 2,28 persen. Kenaikan harga gula pasir
yang cukup tinggi juga terjadi di Surabaya yaitu sebesar 2,12 persen. Adapun peningkatan
yang terkecil terjadi di Medan yang hanya naik 0,52 persen, yaitu dari Rp 646,25 per
kilogram dalam bulan Maret 1985 menjadi Rp 649,61 per kilogram dalam bulan Oktober
1985. Pola kenaikan yang hampir sama dengan harga gula pasir terjadi pula pada tekstil. Di
kota-kota tersebut, kecuali Medan, Banjarmasin dan Denpasar, harga tekstil dalam bulan
Oktober 1985 mengalami kenaikan dibandingkan bulan Maret 1985. Kenaikan harga tekstil
berkisar antara 3,42 persen sampai dengan 17,38 persen, sedangkan kenaikan harga tekstil
tertinggi tercatat di Surabaya dan kenaikan harga tekstil terendah tercatat di Yogyakarta.
Perkembangan harga barang-barang konsumsi utama dapat dilihat pada Tabel III.4.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 109
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 110
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 111


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 112
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 113


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 114


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 115


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 116


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

3.2.3. Harga emas dan valuta asing

Kecenderungan naiknya harga emas internasional mempunyai dampak pada harga


emas di pasaran dalam negeri. Harga emas di bursa London dalam periode April-November
1985 secara umum mempunyai kecenderungan meningkat 3,47 persen, walaupun dalam
jangka waktu tersebut mengalami penurunan, yang terjadi dalam bulan Mei, Juni, September
dan Oktober, tetapi dalam bulan Agustus terjadi peningkatan 9,31 persen. Sejalan dengan 1tu
harga emas di Jakarta dalam periode yang sama untuk emas 24 karat, 23 karat, dan 22 karat
secara umum juga mempunyai kecenderungan meningkat pula, masing-masing 4,45 persen,
3,98 persen dan 3,95 persen, walaupun dalam jangka waktu tersebut juga terjadi penurunan.
Perkembangan harga emas dapat dilihat pada Tabel III.5.

Kurs matauang dolar Amerika dan valuta asing lainnya mencatat kenaikan dari
bulan ke bulan. Kurs dolar Amerika di pasar Jakarta dalam tahun anggaran 1985/1986
sampai bulan November meningkat sebesar 2,04 persen. Peningkatan kurs dolar Amerika
yang paling menonjol terjadi dalam bulan Mei, yaitu dari Rp 1.109,25 per dolar dalam bulan
April, menjadi Rp 1.117,80 per dolar Amerika dalam bulan Mei 1985 atau naik sebesar 0,77
persen. Seperti halnya matauang dolar Amerika, kenaikan kurs terjadi pula pada matauang
asing lainnya. Jepang yang merupakan negara pengimpor utama barang-barang Indonesia,
kurs matauangnya mengalami kenaikan sebesar 29,56 persen dalam tahun anggaran
1985/1986 sampai dengan bulan November. Kenaikan kurs yang cukup besar ini diharapkan
akan lebih menarik lagi minat ekspor ke Jepang. Sementara itu dalam periode yang sama
kurs dolar Singapura dan dolar Hong Kong mengalami kenaikan masing-masing sebesar
9,33 persen dan 2,42 persen. Untuk matauang negara-negara Eropa Barat, yaitu
poundsterling Inggris, mark Jerman, franc Swiss, dan guilder Belanda mengalami kenaikan
juga masingmasing sebesar 29,72 persen, 29,97 persen, 34,62 persen, dan 29,90 persen.
Kenaikan kurs poundsterling Inggris yang cukup tajam terjadi dalam bulan April dan Juli
1985, mencapai sebesar 9,45 persen dan 7,34 persen. Sedangkan mark Jerman dan guilder
Belanda, kenaikan kurs yang tajam terutama terjadi dalam bulan Oktober, masing-masing
sebesar 7,12 persen dan 6,95 persen. Kemudian untuk matauang franc Swiss kenaikan
tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 8,23 persen. Perkembangan kurs beberapa valuta
asing di pasar Jakarta dapat dilihat pada Tabel III.6 dan Grafik III.4.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 117
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 118


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 119
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 120


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

3.2.4. Harga barang-barang ekspor

Lesunya keadaan perekonomian dunia yang masih belum sepenuhnya pulih kernball
dari resesi, telah berakibat turunnya permintaan komoditi ekspor Indonesia urnurnnya, yang
pada gilirannya akan menurunkan harga. Meskipun demikian tampaknya harga barang-
barang ekspor utama di pasaran Indonesia seperti lada putih, kopi robusta dan karet jenis
RSS I menunjukkan peningkatan-peningkatan. Dalam tahun anggaran 1985/1986 sampai
dengan bulan November, harga lada putih di pasar Jakarta meningkat sebesar 67,21 persen,
meskipun dalam bulan Agustus dan September turun masing-masing sebesar 0,20 persen dan
1;52 persen. Sementara itu harga kopi robusta dan karet jenis RSS I dalam periode yang
sama juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 66,67 persen dan 8,58 persen.
Kenaikan harga kopi robusta yang tinggi tersebut, adalah karena relatif tingginya kenaikan
harga yang terjadi dalam bulan November, yakni sebesar 45,16 persen. Untuk harga karet
jenis RSS I tersebut dalam bulan Juli, Agustus dan September mengalami penurunan
masing-masing sebesar 3,55 persen, 1,40 persen dan 0,70 persen. Sedangkan untuk kopra
(Sulawesi) mempunyai prospek yang kurang cerah, ditandai dengan turunnya harga kopra
dalam periode yang sama sebesar 35,19 persen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 121
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 122
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 123


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 124


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Prospek yang cukup cerah bagi barang-barang ekspor di pasar internasional juga
terjadi pada komoditi lada hitam di pasar New York dan lada putih di pasar London, yang
dalam tahun anggaran 1985/1986 sampai bulan November meningkat masing-masing
sebesar 54,43 persen dan 51,48 persen. Sementara itu prospek ekspor yang kurang cerah
dialami komoditi kopra, yang dalam tahun anggaran 1985/1986 sampaibulan November,
harganya di pasaran Manila dan London mengalami penurunan yang cukup besar yaitu
masing-masing sebesar 52,78 persen dan 50,89 persen. Penurunan harga kopra tersebut
diikuti oleh turunnya harga minyak sawit eks Malaysia di pasar London sebesar 14,05 persen,
meskipun dalam bulan April 1985 terjadi kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar 59,55
persen. Keadaan ini tidak terlepas dari menurunnya permintaan kopra di luar negeri.
Kecenderungan penurunan harga tampaknya terjadi pula pada beberapa komoditi lain, yaitu
karet jenis RSS III dan kopi robusta. Komoditi ekspor karet jenis RSS III di pasar London
dan Singapura, dalam periode April-November 1985 harganya telah mengalami penurunan
masing-masing sebesar 26,78 persen dan 9,32 persen, scmentara harga di pasar New York
naik sebesar 1,74 persen. Demikian juga halnya harga kepi robusta eks Palembang di pasar
New York, yang merupakan tempat pemasaran untuk semua jenis kepi dunia, dan harga
timah putih di pasar London, dalam periode April-Oktober telah mengalami penurunan
masing-masing sebesar 9,79 persen dan 12,98 persen, walaupun dalam bulan November
harga kepi robusta meningkat sebesar 15,84 persen. Menurunnya beberapa harga komoditi
ekspor tersebut tidak terlepas dari lesunya pasaran barang-barang tersebut, khususnya di
pasaran internasional, sebagai dampak resesi yang masih terasa saar ini. Perkembangan
harga komoditi di pasar lokal dan di pasar internasional dapat dilihat pada Tabel III.7, Tabel
III.8 dan Grafik III.5.

3.2.5. Indeks harga perdagangan besar Indonesia

Selama tahun 1984, indeks harga perdagangan besar Indonesia meningkat sebesar
12,61 persen. Kenaikan tersebut disebabkan meningkatnya indeks harga sektor pertanian,
sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri, sektor impor dan sektor ekspor,
masing-masing sebesar 12,83 persen, 9,44 persen, 12,96 persen, 11,07 persen dan 13,04
persen. Dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Agustus, indeks harga perdagangan besar
meningkat sebesar 2,49 persen. Kenaikan ini sebagai akibat kenaikan indeks harga sektor
pertanian sebesar 4,87 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,74 persen,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 125
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 126
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 127
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 128


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 129


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 130


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sektor industri sebesar 3,53 persen, sektor impor sebesar 3,32 persen dan sektor ekspor
sebesar 0,86 persen. Peningkatan indeks harga sektor pertanian terjadi di setiap subsektor
bahan makanan, subsektor tanaman perdagangan, subsektor peternakan, subsektor perkayuan
dan hasil-hasil buran, serta subsektor perikanan. Adapun peningkatan indeks harga sektor
pertambangan dan penggalian terutama disebabkan oleh naiknya indeks harga subsektor
batubara, subsektor penggalian dan subsektor garam. Di sektor industri, kenaikan indeks
harga yang sangat tajam terjadi di subsektor industri minyak nabati dan lemak, sedangkan di
subsektor lainnya walaupun meningkat tetapi tidak terlalu berarti. Meningkatnya indeks
harga perdagangan besar Indonesia tampaknya disebabkan oleh kecenderungan peningkatan
harga di dalam negeri. Dengan kata lain faktor harga barang impor secara umum tidak
berpengaruh terhadap kenaikan indeks harga perdagangan besar tersebut. Hal ini tercermin
dari lebih tingginya kenaikan indeks umum tanpa sektor impor dan ekspor bila dibandingkan
dengan indeks harga perdagangan besar secara keseluruhan. Dalam tahun 1985 sampai bulan
Agustus, kenaikan indeks umum harga perdagangan besar Indonesia tanpa impor dan ekspor
mencapai sebesar 4,07 persen, sedangkan indeks umumnya hanya naik sebesar 2,49 persen.
Perkembangan indeks harga perdagangan besar Indonesia dapat dilihat pada Tabel III.9.

3.2.6. Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi

Perkembangan indeks umum harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi


selama tahun 1984 hanya meningkat sebesar 7,17 persen, sedangkan dalam tahun 1985
sampai bulan Agustus mengalami peningkatan sebesar 4,33 persen. Peningkatan ini cukup
merata pada setiap jenis bahan bangunan. Untuk jenis bangunan tempat tinggal dan bangun-
an bukan tempat tinggal meningkat masing-masing sebesar 4,02 persen dan 4,72 persen.
Indeks harga bahan bangunan pekerjaan umum untuk jalan dan jembatan mencatat kenaikan
tertinggi, yaitu sebesar 5,51 persen, sedangkan indeks harga bahan bangunan pekerjaan
umum untuk pertanian tercatat kenaikan sebesar 4,75 persen. Sementara itu harga-harga
bahan bangunan listrik dan transmisinya, bahan bangunan dan konstruksi lainnya, serta
bahan perbaikan bangunan, meningkat masing-masing 3,70 persen, 4,20 persen serta 4,21
persen. Perkembangan angka indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi
dapat dilihat pada Tabel III.10.

3.3. Gaji dan upah di berbagai sektor ekonomi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 131
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam kebijaksanaan gaji dan upah, ketentuan upah minimum dimaksudkan agar
penerima upah setidak-tidaknya, dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dari batas jasa
kerjanya tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam tahun 1984 upah minimum di
semua sektor telah meningkat sekitar 10,4 persen sampai 36,7 persen. Sedangkan akan
halnya upah maksimum, dalam tahun 1984 telah meningkat masing-masing sebesar 5 persen,
kecuali sektor listrik (khusus PLN Pusat) dan lain-lain (pegawai negeri) yang tidak
mengalami peningkatan. Untuk upah minimum, peningkatan yang terbesar terjadi pada
sektor bangunan sebesar 36,7 persen, kemudian menyusul sektor listrik (khusus PLN Pusat),
sektor perkebunan dan sektor perdagangan/bank/asuransi, masing-masing sebesar 19,7
persen, 17,5 persen, dan 15,5 persen. Peningkatan yang terendah terjadi pada sektor lain-lain
(pegawai negeri) sebesar 10,4 persen, sedangkan untuk sektor lain-Iainnya meningkat
sebesar 15 persen.

Dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Juni, perkembangan gaji dan upah baik
upah minimum maupun maksimum, menunjukkan kenaikan kecuali upah minimum sektor
bangunan yang tetap Rp 50.209,- per bulan dan upah maksimum untuk sektor listrik yang
tetap Rp 465.520,- per bulan. Kenaikan upah minimum berkisar antara 8,7 persen sampai
15,3 persen, dan yang terbesar terjadi pada sektor listrik (khusus PLN Pusat) yang meningkat
sebesar 15,3 persen, sedang yang terkecil terjadi pada sektor lain-lain (pegawai negeri) yang
meningkat sebesar 8,7 persen yaitu mencapai sebesar Rp 38.880,- per bulan. Sedangkan
sektor lain-Iainnya, seperti sektor perkebunan, sektor pertambangan (Pertamina dan PT
Aneka Tambang) dan sektor industri, meningkat masing-masing sebesar 10 persen. Semen-
tara itu upah maksimum mengalami peningkatan, berkisar antara 5 persen sampai 20 persen,
sektor lain-lain (pegawai negeri) mengalami peningkatan tertinggi sebesar 20 persen,
sedangkan sektor lainnya kecuali sektor listrik (khusus PLN Pusat) mengalami peningkatan
terendab, rata-rata sebesar 5 persen. Perkembangan upah minimum dan maksimum dapat
dilihat pada Tabel III.11.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 132
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 133


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 134


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 135


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB IV
MONETER DAN PERKREDITAN

4.1. Pendahuluan

Kebijaksanaan di bidang moneter dan perkreditan selama dua tahun pertama Pelita
IV pada dasarnya tetap diarahkan kepada tujuan-tujuan terpeliharanya kestabilan, men-
dorong kegiatan dunia usaha, serta ikut memperluas kesempatan kerja dan pemerataan,
dengan makin mengutamakan kepada usaha mobilisasi dana masyarakat. Perkembangan
ekonomi dunia yang saat ini masih ditandai oleh kelesuan serta berbagai perkembangan yang
tak menentu, telah mendorong .Pemerintah untuk mengadakan berbagai langkah penyesuai-
an dalam kebijaksanaan ekonomi termasuk kebijaksanaan di bidang moneter. Langkah
penyesuaian di bidang moneter yang terpenting ialah dikeluarkannya kebijaksanaan moneter
1 Juni 1983, yang salah satu tujuan ialah meningkatkan pengerahan dana dari masyarakat
melalui penghapusan pagu kredit perbankan serta memberi kebebasan kepada bank-bank
dalam menentukan suku bunga. Dengan dihapuskannya pagu kredit perbankan, bank-bank
didorong untuk lebih mengerahkan dana-dana masyarakat, yang telah menjadi semakin
penting mengingat keterbatasan dana APBN maupun devisa hasil ekspor. Di samping itu
dengan diberikannya kebebasan bank-bank untuk menetapkan suku bunganya sendiri, maka
suku bunga yang terjadi lebih mencerminkan kekuatan pasar yang peningkatan dan
penurunannya sejalan dengan perkembangan ekonomi yang ada. Dengan adanya ketentuan
ini ekspansi primer perkreditan yang bersumber dari kredit likuiditas Bank Indonesia
menjadi berkurang, yang membawa pengaruh positif bagi pemeliharaan kestabilan maupun
perkembangan neraca pembayaran. Adapun pemberian kredit likuiditas masih dimungkinkan,
akan tetapi hanya untuk sektor-sektor yang mempunyai prioritas tinggi.

Sebagai tindak lanjut dari kebijaksanaan 1 Juni 1983, telah disediakan fasilitas
diskonto, penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sejak 1 Februari 1984, serta pengenalan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) pada tanggal 1 Februari 1985. Peralatan-peralatan
tersebut, yang merupakan peralatan moneter yang dilakukan melalui operasi pasar terbuka,
telah berkembang peranannya sejak ditiadakannya pengendalian moneter secara lebih
langsung melalui penentuan pagu kredit. Pemberian fasilitas diskonto bertujuan memberikan
bantuan yang bersifat sementara bagi bank-bank dalam pengaturan likuiditas. Berlainan
dengan pinjaman likuiditas, fasilitas diskonto hanya dapat dimanfaatkan oleh bank sebagai

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 136
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

upaya terakhir dan merupakan bantuan dari Bank Sentral sebagai "pemberi pinjaman
terakhir". Sedangkan SBI di samping sebagai peralatan moneter, dapat digunakan oleh
perbankan sebagai suatu cara penanaman jangka pendek dari dana yang belum sempat
disalurkan dalam bentuk kredit. Agar SBI tersebut merupakan penanaman dana yang
menarik, maka suku bunganya ditentukan dari waktu kewaktu dengan jangka waktu 1
sampai 3 bulan. Kemudian untuk mengembangkan alat kebijaksanaan moneter tambahan
yang dapat digunakan mengendalikan likuiditas perekonomian melalui pasar terbuka, telah
dikeluarkan SBPU. Melalui SBPU, bank dapat mengatur kebutuhan likuiditasnya dan
mengembangkan kegiatan pasar uang yang sehat termasuk pasar sekunder untuk surat
berharga jangka pendek. Dengan adanya fasilitas diskonto dan SBPU, bank akan merasa
lebih aman dan lebih efisien dalam mengatur dananya sehari-hari. Rasa aman ini sangat
penting artinya bagi usaha meningkatkan pengerahan dana masyarakat oleh bank-bank. Pada
tingkat akhir, kemampuan bank-bank untuk menarik dana masyarakat sangatlah ditentukan
oleh unsur efisiensi dan profesionalisme dari perbankan. Untuk itu Pemerintah terus me-
lakukan pembinaan dan pengarahan. Kemudian agar supaya kredit perbankan dapat lebih
ditingkatkan peranannya dalam membantu kegiatan dunia usaha, maka sejak pertengahan
tahun 1985 telah dilakukan penurunan suku bunga fasilitas diskonto, SBI dan SBPU.
Tindakan tersebut pada gilirannya diharapkan akan menurunkan suku bunga simpanan
maupun pinjaman bank-bank.

Menuju terciptanya lembaga keuangan dan perbankan yang efisien, agar dapat lebih
berperan menunjang pembangunan, maka pembinaan perbankan, lembaga keuangan bukan
bank dalam arti luas, serta pasar uang dan modal terus dilakukan Pemerintah. Di bidang
pembinaan bank, dalam dua tahun terakhir ini dilaksanakan bantuan teknis kepada Bank
Pembangunan Daerah (BPD), perluasan kliring lokal, dan masih dibukanya kesempatan
merger diantara bank umum swasta nasional (BUSN). Hal ini dimaksudkan agar bank dapat
lebih efisien dan mandiri dalam kegiatannya. Di bidang lembaga keuangan bukan bank
(LKBB), pembinaan diarahkan kepada usaha agar LKBB dapat bertindak sebagai sarana
penunjang pengembangan pasar uang dan modal serta membantu permodalan perusahaan-
perusahaan. Sedangkan di pasar uang diusahakan dapat dihindarkan terjadinya lagi gejolak
suku bunga pasar liang, melalui penyediaan fasilitas kredit khusus serta penentuan besamya
pinjaman dari pasar uang yang dikaitkan dengan dana yang dimiliki. Di bidang pasar modal,
untuk meningkatkan peranannya di dalam menyediakan pembiayaan pembangunan, lembaga
keuangan tetap diberi kesempatan untuk menjadi pedagang efek.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 137
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Ditengah-tengah situasi ekonomi yang sulit dewasa ini, perkreditan bank diharap-
kan dapat memberikan sumbangan yang lebih besar di dalam mendorong kegiatan dunia
usaha dan perekonomian pada umumnya. Kebijaksanaan perkreditan dalam dua tahun
pertama Pelita IV pada hakekatnya diarahkan untuk mengembangkan kegiatan pengusaha
golongan ekonomi lemah dan meningkatkan komoditi ekspor di luar migas. Dalam rangka
memberi kesempatan berusaha yang lebih luas kepada golongan ekonomi lemah, khususnya
untuk mendorong kegiatan-kegiatan yang tergolong berprioritas tinggi, Bank Indonesia
melalui bank-bank pelaksana telah menyediakan kredit modal kerja dalam rangka Keppres
29/1984, kredit sampai dengan Rp 75 juta baik untuk keperluan modal kerja ataupun untuk
investasi, kredit kepada peternak ayam di luar program Keppres 50/1981, dan kredit usaha
tani melalui KUD untuk intensifikasi padi/palawija yang diberlakukan mulai 1 April 1985.
Kredit tersebut diberikan dengan persyaratan yang lebih ringan, seperti suku bunga yang
rendah dan bagian pembiayaan sendiri yang relatif kecil.

Agar fasilitas kredit, khususnya kredit yang tergolong berprioritas tinggi, dapat
disalurkan kepada masyarakat secara luas, Pemerintah telah memperlunak persyaratan
pembukaan kantor cabang dan cabang pembantu bank-bank. Dalam usaha meningkatkan
produksi pangan, dengan dihentikannya pemberian kredit Bimas, sejak akhir tahun 1984
bank-bank umum diperbolehkan memberikan pinjaman investasi dan modal kerja kepada
KUD guna pembiayaan pengadaan sarana produksi pertanian, di tempat-tempat yang belum
terdapat kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam pada itu untuk mengembangkan dan
meningkatkan kegiatan ekonomi di pedesaan, Pemerintah telah menyediakan kredit umum
pedesaan (Kupedes) yang merupakan integrasi dan kredit mini dan kredit midi. Kupedes ini
disalurkan oleh BRI. Kupedes diberikan untuk membiayai keperluan investasi maupun
modal kerja dengan jumlah pinjaman antara Rp 25 ribu sampai Rp 1 juta untuk seorang
nasabah. Sumber dana jangka panjang untuk memberikan Kupedes ini berasal dari realisasi
simpanan dan tabungan di pedesaan, namun untuk sementara sumber dana Kupedes berasal
dari pinjaman likuiditas Bank Indonesia sebesar Rp 100 milyar.

4.2. Jumlah uang beredar dan perubahan sebab-sebab yang mempengaruhinya

Posisi likuiditas dalam perekonomian (M2) yang merupakan penjumlahan uang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 138
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

beredar dan uang kuasi, pada akhir September 1985 telah mencapai jumlah sebesar Rp
21.649,9 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari uang kuasi sebesar Rp 12.236,1 milyar, atau 57
persen dari jumlah likuiditas perekonomian, dan uang beredar sebesar Rp 9.413,8 milyar,
atau 43 persen dari jumlah likuiditas perekonomian. Perkembangan likuiditas dalam
perekonomian dalam semester pertama tahun anggaran 1985/1986 telah mengalami pening-
katan sebesar Rp 2.202,6 milyar (11,3 persen). Peningkatan yang cukup besar tersebut
disebabkan oleh meningkatnya uang kuasi sebesar Rp 1.777,2 milyar (17,0 persen) dan uang
beredar sebesar Rp 425,4 milyar (4,7 persen). Dalam periode yang sama tahun yang lalu
jumlah likuiditas dalam perekonomian mengalami peningkatan sebesar Rp 983,6 milyar (6,2
persen), yang disebabkan oleh peningkatan uang kuasi sebesar Rp 1.076,9 milyar (14,0
persen), dan penurunan uang beredar sebesar Rp 93,3 milyar (1,2 persen). Peningkatan
likuiditas perekonomian dalam dua tahun terakhir ini terutama adalah karena meningkatnya
uang kuasi, sejalan dengan meningkat pesatnya dana deposito berjangka sebagai hasil pe-
laksanaan kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983. Perkembangan likuiditas perekonomian dapat
diikuti pada Tabel IV.1.

Posisi uang beredar (M1) pada akhir September 1985 telah mencapai jumlah sebesar
Rp 9.413,8 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari uang kartal sebesar Rp 4.267,6 milyar, atau
45 persen dari jumlah uang beredar, dan uang giral sebesar Rp 5.146,2 milyar, atau 55
persen dari jumlah uang beredar. Perkembangan uang beredar selama enam bulan pertama
tahun anggaran 1985/1986 telah mengalami peningkatan sebesar Rp 425,4 milyar (4,7
persen). Peningkatan tersebut terdiri dari peningkatan uang kartal sebesar Rp 482,4 milyar
(12,7 persen), dan penurunan uang giral sebesar Rp 57,0 milyar (1,1 persen). Dalam periode
yang sama tahun yang lalu, jumlah uang beredar mengalami penurunan sebesar Rp 93,3
milyar (1,2 persen), yang disebabkan penurunan uang giral sebesar Rp 180,5 milyar (4,0
persen) di samping adanya peningkatan uang kartal sebesar Rp 87,2 milyar (2,5 persen).

Jika dilihat dari perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan


jumlah uang beredar dalam periode April - September 1985 sebesar Rp 425,4 milyar (4,7
persen) tersebut, adalah disebabkan karena adanya penambahan di sektor tagihan pada
perusahaan dan perorangan sebesar Rp 2.216,9 milyar, sektor pemerintah pusat sebesar Rp
680,4 milyar, dan sektor aktiva luar negeri bersih sebesar Rp 384,1 milyar. Pengaruh-
pengaruh menambah tersebut diimbangi dengan pengaruh mengurang dari sektor simpanan
berjangka dan tabungan sebesar Rp 1.777,2 milyar, dan sektor lainnya bersih sebesar Rp

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 139
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1.078,8 milyar. Pengaruh menambah sektor tagihan pada perusahaan dan perorangan sebesar
Rp 2.216,9 milyar tersebut menunjukkan suatu perkembangan yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar Rp 1.972,1 milyar. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya pinjaman perbankan untuk kegiatan dunia usaha maupun
perorangan. Sektor pemerintah pusat selama enam bulan pertama tahun anggaran 1985/1986
menunjukkan pengaruh menambah sebesar Rp 680,4 milyar, sedangkan dalam periode yang
sama tahun lalu, sektor pemerintah pusat memberikan pengaruh mengurang sebesar Rp
1.672,1 milyar. Pengaruh menambah pada sektor aktiva luar negeri bersih mencerminkan
adanya surplus dalam neraca pembayaran.

Melihat kepada hubungan uang beredar dengan tingkat inflasi, selama ini pada
umumnya tingkat inflasi lebih rendah dari tingkat kenaikan jumlah uang beredar. Perkem-
bangan tersebut menunjukkan bahwa perekonomian telah semakin berkembang serta
kepercayaan masyarakat terhadap nilai rupiah tetap mantap. Adapun kenaikan uang beredar
dalam semester I tahun 1985/1986 adalah sebesar 4,7 persen, sedangkan kenaikan harga
sebesar 3,41 persen. Perkembangan jumlah uang beredar, dan perubahan sebab-sebab yang
mempengaruhinya dapat diikuti pada Tabel IV.2 dan Tabel IV.3.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 140
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 141


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 142


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 143


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 144
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

4.3. Dana perbankan

Kebijaksanaan di bidang dana perbankan dalam tahun-tahun pertama Pelita IV tetap


dititik-beratkan pada usaha meningkatkan dana masyarakat sebagai sumber yang potensial
dalam membiayai pembangunan. Dana yang dapat dihimpun oleh sektor perbankan, berupa
dana giro, dana deposito dan dana tabungan lainnya, dalam dua tahun belakangan ini telah
menunjukkan perkembangan yang berarti. Hal ini tidak terlepas dari kebijaksanaan moneter
1 Juni 1983 yang menghapuskan ketentuan pagu kredit perbankan serta pemberian wewe-
nang kepada bank-bank Pemerintah dalam menentukan suku bunga. Di samping itu
mantapnya nilai matauang rupiah, tingkat inflasi di dalam negeri yang relatif rendah,
cadangan devisa yang cukup, serta dibebaskannya pajak atas bunga simpanan deposito, telah
ikut mendorong hasrat menabung masyarakat pada bank. Sampai dengan akhir bulan
September 1985, dana perbankan yang terkumpul telah mencapai jumlah sebesar Rp
18.676,0 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari dana giro sebesar Rp 6.779,6 milyar (36,3
persen), dana deposito sebesar Rp 11.030,6 milyar (59,1 persen) dan dana tabungan sebesar
Rp 865,8 milyar (4,6 persen). Dana giro sebesar Rp 6.779,6 milyar tersebut sebagian terbesar
berasal dari dana giro bank-bank Pemerintah, yaitu sebesar Rp 4.502,7 milyar, atau
merupakan 66,4 persen dari keseluruhan dana giro. Perkembangan dalam dua tahun terakhir
ini yang berbeda dengan periode sebelumnya ialah perkembangan dana deposito. Apabila
selama ini dana giro merupakan komponen dana perbankan terbesar, begitu pula tingkat
kenaikannya, maka dalam dua tahun terakhir ini dana deposito telah mengambil alih peranan
tersebut. Perubahan pola tersebut erat kaitannya dengan perkembangan suku bunga deposito
berjangka yang cukup menarik sejak dilakukannya kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983, di
samping disebabkan oleh beberapa faktor disebutkan terdahulu. Dalam tahun anggaran
1985/1986 sampai dengan bulan September, dana perbankan telah meningkat sebesar Rp
1.988,2 milyar (11,9 persen). Suatu tingkat kenaikan yang sedikit lebih tinggi dari tingkat
kenaikan dalam periode yang sama tahun lalu. Tingkat kenaikim tersebut terutama
disebabkan oleh kenaikan dana deposito sebesar Rp 2.304,6 milyar (26,4 persen), oleh
karena dana giro menunjukkan penurunan. Perkembangan dana perbankan dapat dilihat pada
Tabel IV.4.

4.3.1. Deposito berjangka

Sebagaimana dikemukakan diatas, dari dana perbankan yang berhasil dihimpun,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 145
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

deposito berjangka dalam dua tahun terakhir ini merupakan komponen terbesar dari pada
dana perbankan. Beberapa faktor seperti suku bunga, kestabilan harga dan kurs devisa,
ketentuan penangguhan pemungutan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka, baik
dalam rupiah maupun dalam valuta asing sepanjang tabungan tersebut milik penduduk
Indonesia, merupakan faktor-faktor yang mendorong naiknya dana deposito berjangka.
Selain dari pada itu para penabung telah pula diberikan dua macam pilihan deposito ber-
jangka, yaitu deposito berjangka dengan akhir masa sesuai dengan perjanjian, serta deposito
berjangka yang dapat diperpanjang secara otomatis. Perkembangan deposito berjangka yang
berhasil dihimpun oleh bank-bank, baik deposito dalam rupiah maupun deposito dalam
valuta asing, secara keseluruhan sampai akhir September 1985 mencapai sebesar Rp
11.030,6 milyar, atau suatu kenaikan sebesar Rp 2.304,6 milyar (26,4 persen). dalam semeter
I tahun 1985/1986. Suatu tingkat kenaikan yang jauh lebih tinggi dari tingkat kenaikan
dalam periode yang sama tahun yang lalu, yang hanya berjumlah sebesar Rp 918,1 milyar
(14,5 persen). Dari kenaikan tersebut, sebagian besar tetap berasal dari kenaikan dana
deposito bank-bank Pemerintah, yang mengambil porsi tidak kurang dari 60 persen dari pada
jumlah kenaikan. Dilihat dari sudut jangka waktunya, deposito berjangka waktu 12 bulan
dan 1 bulan, pada bulan September 1985 menduduki tempat teratas yaitu sebesar 61 persen
dari keseluruhan jumlah deposito berjangka. Disusul kemudian oleh deposito berjangka
waktu 6 bulan dan 3 bulan. Sedangkan deposito berjangka waktu 24 bulan dan lainnya
(termasuk deposito berjangka waktu 9 bulan dan 18 bulan), sampai dengan bulan September
1985, hanya merupakan 6 persen dari keseluruhan jumlah deposito berjangka.
Perkembangan pola komposisi tersebut kiranya disebabkan oleh berbagai hat yang mem-
pengaruhi pemilik deposito dalam pemilihan jangka waktu. Perkembangan deposito ber-
jangka dapat diikuti pada Tabel IV.5.

4.3.2. Tabanas dan Taska

Sebagai sarana untuk menghimpun dana, tabungan pembangunan nasional


(TABANAS) dan tabungan asuransi berjangka (TASKA), menunjukkan perkembangan yang
cukup memadai dalam upaya ikut meningkatkan peranserta segenap lapisan masyarakat
dalam membiayai pembangunan. Tiga jenis Tabanas, yakni Tabanas umum, Tabanas
pegawai

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 146
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 147


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 148
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan Tabanas pelajar dan pramuka (Tapelpram), sejak 1 Juni 1983 suku bunganya menjadi 15
persen untuk saldo tabungan sampai dengan Rp 1 juta pertama dan selebihnya bersuku
bunga 12 persen setahun. Sementara itu suku bunga untuk Taska tetap 9 persen setahun, dan
apabila ditarik sebelum jatuh waktu suku bunganya akan menjadi 6 persen. Perkembangan
Tabanas dan Taska sampai dengan akhir September 1985 menunjukkan jumlah sebesar Rp
794,2 milyar, dengan penabung sebesar 14.038,2 ribu orang. Dibanding dengan posisinya
pada akhir Maret 1985 sebesar Rp 699,9 milyar, berarti terdapat kenaikan sebesar Rp 94,3
milyar atau 13,5 persen. Kenaikan jumlah penabung Tabanas dan Taska dalam periode April
- September 1985 mencapai 1.037,1 ribu orang penabung, sedang dalam periode yang sama
tahun yang lalu kenaikan jumlah penabung adalah sebesar 558,6 ribu orang. Perkembangan
Tabanas dan Taska dapat diikuti pada Tabel IV.5.

4.3.3. Sertifikat deposito

Penerbitan sertifikat deposito oleh lembaga-Iembaga perbankan di samping meru-


pakan bagian dari usaha pengerahan dana masyarakat, juga merupakan sarana untuk me-
ngembangkan pasar uang. Untuk lebih menyempurnakan ketentuan-ketentuan yang berkait-
an dengan penerbitan sertifikat deposito, maka sejak Oktober 1984 penerbitan sertifikat
deposito yang semula hanya dapat dilakukan oleh bank-bank pemerintah dan cabang bank-
bank asing saja, berdasarkan ketentuan baru dapat diterbitkan oleh semua bank umum dan
bank pembangunan, sepanjang bank-bank tersebut dapat dikatagorikan sebagai bank-bank
yang sehat. Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, sejak bulan Maret 1985 bank-bank devisa
swasta nasional telah mulai ikut menerbitkan sertifikat deposito. Berdasarkan ketentuan yang
ada sertifikat deposito dapat diterbitkan dengan jangka waktu tidak kurang dari 15 hari.
Demikian pula pemilikan sertifikat deposito yang diterbitkan oleh bank-bank lain oleh suatu
bank tidak boleh melebihi 7,5 persen dari jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank
tersebut. Sebagaimana halnya berlaku untuk deposito berjangka, atas penghasilan bunga
sertifikat deposito diberikan pula penangguhan pelaksanaan pemungutan pajak.

Dalam perkembangannya, sertifikat deposito yang diterbitkan sampai dengan akhir


September 1985 telah mencapai jumlah sebesar Rp 589,9 milyar. Jumlah tersebut terdiri dari
sertifikat deposito bank-bank pemerintah sebesar Rp 556,9 milyar, sertifikat deposito
cabang-cabang bank asing sebesar Rp 31,2 milyar serta sertifikat deposito bank devisa
swasta nasional sebesar Rp 1,8 milyar. Bila dibandingkan dengan posisi sertifikat deposito

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 149
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pada akhir Maret 1985, maka selama semester I tahun 1985/1986 posisi sertifikat deposito
menunjukkan peningkatan sebesar Rp 145,1 milyar atau 32,6 persen. Perkembangan sertifi-
kat deposito dapat dilihat pada Tabel IV.6.

4.4. Pemberian kredit perbankan

Kebijaksanaan moneter dan perbankan 1 Juni 1983 di samping bertujuan untuk


memobilisasikan tabungan masyarakat melalui sistem perbankan, juga bertujuan merasio-
nalisasikan alokasi sumber-sumber keuangan melalui mekanisme pasar dan meningkatkan
efisiensi sistem keuangan nasional melalui persaingan yang sehat. Kebijaksanaan pemberian
pinjaman yang dilaksanakan Pemerintah dalam dua tahun terakhir ini, tetap diarahkan
terutama untuk mengembangkan kegiatan pengusaha golongan ekonomi lemah, meningkat-
kan produksi dalam negeri serta meningkatkan barang-barang ekspor non migas.

Untuk mengembangkan golongan ekonomi lemah Pemerintah tetap memberikan


fasilitas kredit berprioritas tinggi seperti KIK/KMKP dan Kupedes. Di samping itu Bank
Indonesia melalui bank-bank pelaksana telah pula menyediakan berbagai jenis pinjaman
lainnya seperti kredit modal kerja dalam rangka Keppres 29/1984, kredit sampai dengan Rp
75 juta, baik untuk keperluan modal kerja maupun untuk investasi, kredit untuk peteroak
ayam di luar program Keppres 50/1981 dan kredit untuk usaha tani melalui KUD guna
intensifikasi padi/palawija yang diberlakukan mulai 1 April 1985. Untuk lebih memasya-
rakatkan penyaluran kredit berprioritas tinggi ini, Pemerintah telah mempermudah persya-
ratan untuk membuka kantor cabang dan cabang pembantu bank-bank, dan di samping itu
pula bank umum swasta nasional (BUSN) diberi kesempatan untuk menyalurkan kredit
berprioritas tinggi ini. Dengan telah dihentikannya pemberian kredit Bimas, menjelang akhir
tahun 1984 bank-bank umum dapat memberikan pinjaman investasi dan modal kerja kepada
Koperasi Unit Desa (KUD) guna pembiayaan sarana produksi pertanian di tempat-tempat
yang belum terdapat kantor Bank Rakyat Indonesia. Sementara itu Pemerintah telah pula
menyediakan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) sebagai pengganti Kredit Mini dan Kredit
Midi. Pemberian kredit modal kerja perqankan sampai akhir semester I tahun 1985/1986
mencapai Rp 15.160 milyar, yang berarti naik sebesar Rp 1.553 milyar atau 11,4 persen
dibandingkan dengan kenaikan sebesar 16,8 persen dalam periode yang sama tahun sebe-
lumnya. Pinjaman untuk investasi sampai akhir semester I tahun 1985/1986 mencapai Rp
5.928 milyar, yang berarti naik Rp 199 milyar atau 3,5 persen dibandingkan dengan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 150
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kenaikan sebesar 1,0 persen dalam periode yang sama tahun lalu. Kemudian dalam rangka
mengurangi peranan Bank Indonesia sebagai pemberi kredit langsung pada masyarakat,
maka mulai 1 April 1984 kredit langsung Bank Indonesia untuk pengadaan pangan dialihkan
kepada Bank Rakyat Indonesia.

Tingkat suku bunga kredit berprioritas tinggi senantiasa diusahakan berada pada
tingkat yang layak sehingga dapat. membantu golongan ekonomi lemah, koperasi dan pe-
minjam KPR-BTN. Untuk kredit jangka pendek/eksploitasi, penggolongan maupun suku
bunganya ditetapkan oleh masing-masing bank-bank pelaksana. Sedangkan untuk kredit
jangka menengah/panjang (kredit investasi), yang tergolong ke dalam kredit dengan prioritas
tinggi yaitu sampai dengan Rp 75 juta, suku bunganya ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar 12 persen. Untuk kredit non prioritas sampai dengan Rp 2 milyar, suku bunganya
tergantung pada masing-masing bank pelaksana, mengingat sumber dananya pun berasal dari
bank-bank pelaksana. Sedangkan untuk kredit investasi di atas Rp 2 milyar, suku bunganya
clitentukan oleh Bapindo. Sementara itu untuk Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal
Kerja Permanen (KIK/KMKP) suku bunganya adalah 12 persen pertahun.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 151
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 152


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 153


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 154
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 155
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Jumlah kredit perbankan dalam rupiah dan valuta asing sampai dengan September
1985 adalah sebesar Rp 21.088 milyar, diantaranya Rp 9.084 milyar (43,1 persen) digunakan
untuk sektor produksi, dan selebihnya masing-masing Rp 7.130 milyar (33,8 persen) dan Rp
4.874 milyar (23,1 persen) digunakan untuk sektor perdagangan dan sektor lainnya. Kalau
dibandingkan dengan posisinya pada akhir bulan Maret 1985, kredit perbankan telah
bertambah dengan Rp 1.752 milyar (9,1 persen). Dalam periode yang sama tahun lalli,
kenaikan kredit perbankan adalah sebesar Rp 1.908 milyar (11,8 persen).

4.4.1. Pemberian kredit menurut sektor perbankan

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, volume kredit yang disalurkan lewat


perbankan juga terus berkembang. Dalam semester I tahun 1985/1986, sektor perbankan
telah menambah kredit yang disalurkan sebesar Rp 1.752 milyar. Peningkatan tersebut ber-
asal dari kenaikan kredit yang disalurkan oleh bank umum pemerintah, dan bank-bank
swasta nasional. Sedangkan kredit cabang-cabang bank asing menunjukkan penurunan.
Pemberian kredit likuiditas Bank Indonesia, sesuai dengan tujuan pemeliharaan kestabilan
dan neraca pembayaran, telah dibatasi kecuali untuk sektor kegiatan yang berprioritas tinggi.
Hal ini dimaksudkan pula untuk mendorong bank-bank umum agar lebih aktif menghimpun
dana masyarakat dan meningkatkan efisiensinya.

Kredit langsung Bank Indonesia sampai dengan September 1985 adalah sebesar Rp
879 milyar. Kalau dibandingkan dengan posisinya pada akhir bulan Maret 1985 sebesar Rp
938 milyar berarti telah menurun dengan Rp 59 milyar (6,3 persen), yang disebabkan oleh
adanya pengembalian kredit tersebut serta sejalan dengan usaha mengurangi kredit langsung
Bank Indonesia. Sedangkan jum1::lh kredit yang disalurkan oleh bank-bank pemerintah
meningkat dengan Rp 1.340 milyar (9,9 persen). Sementara itu dalam periode yang sama
pinjaman bank-bank swasta nasional meningkat sebesar Rp 521 milyar (13,7 persen). Kredit
cabang-cabang bank asing dan campuran, dalam semester I tahun 1985/1986 niengalami
sedikit penurunan, yaitu sebesar Rp 50 milyar (4,7 persen).

4.4.2. Pemberian kredit perbankan menurut sektor swasta dan sektor Pemerintah

Kredit perbankan sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan dapat


dirinci menurut kredit yang diberikan untuk sektor swasta dan yang diberikan untuk sektor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 156
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pemerintah. Kegiatan yang dibiayai dengan kredit untuk sektor swasta adalah semua
kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, yayasan, koperasi, perorangan, dan
lembaga-lembaga bukan bank milik swasta. Adapun kegiatan yang dibiayai dengan kredit
untuk sektor Pemerintah diantaranya adalah usaha di bidang perindustrian, pertambangan,
dan prasarana listrik, serta kegiatan perekonomian lain yang dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga atau perusahaan-perusahaan negara.

Posisi kredit perbankan sebesar Rp 21.088 milyar pada akhir September 1985
digunakan untuk membiayai kegiatan di sektor swasta sebesar Rp 15.060 milyar (71,4
persen), dan di sektor pemerintah sebesar Rp 6.028 milyar (28,6 persen). Peningkatan kredit
perbankan dalam semester pertama tahun anggaran 1985/1986 sebesar Rp 1.752 milyar (9,1
persen), adalah disebabkan meningkatnya kredit untuk sektor swasta sebesar Rp 1.421
milyar (10,4 persen) dan untuk sektor pemerintah sebesar Rp 331 milyar (5,8 persen).
Kenaikan kredit perbankan dalam periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.908 milyar
(11,8 persen) adalah disebabkan oleh peningkatan kredit untuk sektor swasta sebesar Rp
1.772 milyar (16,7 persen), dan sektor pemerintah sebesar Rp 136 milyar (2,5 persen).

Pembangunan yang didasarkan kepada demokrasi ekonomi, sebagaimana yang


dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, menentukan bahwa masyarakat harus
ikut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi. Sedang Pemerintah berkewajiban mem-
berikan pengarahan dan bimbingan, serta ikut menciptakan iklim yang schar bagi pertum-
buhan dunia usaha. Masyarakat dunia usaha diharapkan dapat menanggapi pengarahan
tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang nyata. Sejalan dengan hat tersebut, perkembangan
menunjukkan bahwa pinjaman untuk sektor swasta senantiasa menduduki jumlah yang
terbesar, baik dalam posisi maupun kenaikan pinjamannya. Perkembangan kredit perbankan
dalam rupiah dan valuta asing menurut sektor swasta dan sektor pemerintah dapat diikuti
pada Tabel IV.7.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 157
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 158


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 159


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 160
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

4.4.3. Pemberian kredit perbankan menurut sektor ekonomi

Menurut sektor ekonomi, posisi kredit perbankan sebesar Rp 21.088 milyar pada
akhir September 1985 digunakan untuk membiayai kegiatan di sektor produksi sebesar Rp
9.084 milyar (43,1 persen), sektor perdagangan sebesar Rp 7.130 milyar (33,8 persen), dan
sektor lain-lain sebesar Rp 4.874 milyar (23,1 persen). Kredit perbankan dilihat menurut
sektor ekonomi erat kaitannya dengan kebutuhan akan modal kerja serta perluasan dunia
usaha. Kredit modal kerja dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk pemeliharaan persediaan
barang, keperluan pembiayaan distribusi barang maupun usaha keperluan lainnya. Kenaikan
kredit perbankan dalam semester I tahun 1985/1986 sebesar Rp 1.752 milyar (9,1 persen)
adalah disebabkan meningkatnya kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 317 milyar (3,6
persen), sektor perdagangan sebesar Rp 925 milyar (14,9 persen) dan sektor lain-lain sebesar
Rp 510 milyar (11,7 persen). Kenaikan pemberian kredit perbankan dalam periode yang
sama tahun 1984/1985 sebesar Rp 1.908 milyar (11,8 persen), disebabkan oleh peningkatan
kredit untuk sektor produksi sebesar Rp 329 milyar (4,3 persen), sektor perdagangan sebesar
Rp 930 milyar (17,6 persen), dan sektor lain-lain sebesar Rp 649 milyar (20,6 persen).
Perkembangan kredit perbankan dalam rupiah dan valuta asing menurut sektor ekonomi
dapat dilihat pada Tabel IV.8.

4.4.4. Pemberian kredit investasi

Sektor ekonomi yang dapat dibiayai dengan fasilitas kredit investasi meliputi
bidang-bidang pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa dan lain-lain.
Sejalan dengan pelaksanaan tahap-tahap pembangunan, berbagai langkah dan kebijaksanaan
penyempurnaan di bidang kredit investasi terus dilakukan terutama agar kredit investasi
semakin banyak dimanfaatkan oleh golongan ekonomi lemah dalam kegiatan produktif yang
banyak menyerap tenaga kerja. Sampai dengan akhir bulan September 1985, jumlah kredit
investasi yang disetujui mencapai jumlah sebesar Rp 7.145 milyar termasuk didalamnya
kredit investasi dalam valuta asing. Keseluruhan jumlah kredit tersebut disalurkan untuk
kegiatan di bidang pertanian sebesar Rp 1.351 milyar, bidang industri sebesar Rp 3.117
inilyar, bidang pertambangan sebesar Rp 194 milyar, bidang perdagangan sebesar Rp 257
milyar, bidang jasa-jasa sebesar Rp 1.374 milyar, dan bidang lain-lain sebesar Rp 852 milyar.
Jika dibandingkan dengan posisinya pada akhir Maret 1985 sebesar Rp 7.047 milyar, maka
selama 6 bulan pertama tahun anggaran 1985/1986 telah terjadi peningkatan dalam pem-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 161
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

berian kredit investasi sebesar Rp 98 milyar (1,4 persen). Peningkatan sebesar Rp 98 milyar
tersebut berasal dari pertambahan kredit investasi yang disetujui di bidang industri sebesar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 162
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 163


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 164


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 165
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Rp 63 milyar, bidang pertanian sebesar Rp 126 milyar, bidang jasa-jasa sebesar Rp 226,
milyar, bidang lain-lain sebesar Rp 164 milyar dan bidang perdagangan sebesar Rp 1 milyar.
Dilain pihak telah terjadi penurunan di bidang pertambangan sebesar Rp 482 milyar .

Dalam pada itu jumlah kredit investasi yang telah direalisir sampai dengan akhir
bulan September 1985 mencapai jumlah sebesar Rp 5.597 milyar, yang berarti meningkat
sebesar Rp 216 milyar (4,0 persen) terhadap posisinya pada akhir bulan Maret 1985 sebesar
Rp 5.381 milyar, atau rata-rata perbulan sebesar Rp 36 milyar. Jumlah peningkatan realisasi
kredit investasi sebesar Rp 216 milyar tersebut disebabkan kenaikan pemberian kredit
investasi di bidang perindustrian sebesar Rp 109 milyar, bidang jasa-jasa sebesar Rp 64
milyar, bidang pertanian sebesar Rp 109 milyar, bidang lain-lain sebesar Rp 86 milyar, dan
bidang perdagangan sebesar Rp 21 milyar. Dilain pihak, terjadi penurunan kredit untuk
bidang pertambangan sebesar Rp 173 milyar. Perkembangan kredit investasi perbankan
dalam rupiah dan valuta asing menurut sektor ekonomi dapat diikuti pada Tabel IV.9.

4.4.5. Program kredit untuk golongan ekonomi lemah

Salah satu upaya melaksanakan pemerataan pembangunan adalah meningkatkan


kemampuan berusaha golongan ekonomi lemah. Dalam hubungan ini kebijaksanaan moneter
dan perkreditan di dalam Pelita IV diarahkan kepada penyediaan kredit dalam jumlah yang
memadai dan dengan persyaratan yang ringan, seperti suku bunga yang rendah dan bagian
pembiayaan sendiri yang relatif kecil kepada para petani, pengusaha golongan ekonomi
lemah dan pedagang kecil. Di samping bantuan fasilitas kredit yang sudah disediakan dalam
tahun sebelumnya, seperti KIK/KMKP, Kredit Mini, Kredit Midi, Kredit Candak Kulak,
Kredit Umum Pedesaan dan Kredit Pemilikan Rumah, Bank Indonesia me1alui bank-bank
pelaksana telah menyediakan pula jenis-jenis pinjaman lainnya. Jenis-jenis kredit tersebut
adalah kredit modal kerja dalam rangka Keppres 29/1984, kredit sampai dengan Rp 75 juta,
baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja, serta kredit usaha tani me1alui KUD
untuk intensifikasi padi/palawija yang diberlakukan 1 April 1985.

Program pemberian Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP) yang diselenggarakan sejak akhir 1973 yang ditujukan untuk mendorong kegiatan
investasi dan untuk memberikan pinjaman modal kerja kepada pengusaha kecil, telah
mengalami beberapa penyempumaan, baik dalam hat volume kreditnya, suku bunga dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 166
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

jangka waktu pinjamannya. Pada awal dilaksanakannya program KIK, maksimum pinjaman
ditetapkan sebesar Rp 5 juta setiap nasabah dengan suku bunga 12 persen setahun serta

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 167
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 168


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 169


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 170
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

jangka waktu pinjaman 5 tahun. Pada bulan Februari 1977 ketentuan tersebut diubah
sehingga maksimum kredit dinaikkan menjadi Rp 10 juta, sedangkan suku bunganya mulai 1
Januari 1978 diturunkan menjadi 10,5 persen setahun. Kemudian tanggal 23 September 1980
ketentuan jumlah maksimum KIK dinaikkan lagi menjadi Rp 15 juta dan jangka waktu
diubah menjadi 10 tahun, termasuk masa tenggang maksimum 4 tahun. Berdasarkan keten-
tuan 1 Juni 1983, jumlah plafond KIK menjadi maksimum Rp 15 juta tanpa adanya suplesi,
dengan suku bunga 12 persen setahun. Dalam kurun waktu yang sama ketentuan-ketentuan
mengenai KMKP mengalami perubahan pula. Persyaratan kreditnya yang semula ditetapkan
dengan maksimum Rp 5 juta setiap nasabah dengan bunga 15 persen setahun .dan dengan
jangka waktu maksimum 3 tahun, yang dapat diperpanjang apabila jangka waktu tersebut
telah berakhir, sejak Februari 1977 maksimum kreditnya menjadi Rp 10 juta, sedang suku
bunganya mulai 1 Januari 1978 diturunkan menjadi 12 persen setahun. Kemudian sejak
tanggal 23 September 1980 pinjaman maksimum KMKP dinaikkan menjadi Rp 15 juta,
dengan jangka waktu tetap 3 tahun, namun setiap saat dapat diperpanjang. Berdasarkan
ketentuan 1 Juni 1983, jumlah maksimum kreditnya adalah Rp 15 juta, tanpa tambahan
plafond, dengan suku bunga tetap yakni 12 persen setahun.

Dilihat dari perkembangannya, posisi KIK dan KMKP yang disetujui selalu menun-
jukkan peningkatan. Posisi KIK dan KMKP yang disetujui .sampai dengan akhir tahun
anggaran 1984/1985 adalah sebesar Rp 3.206 milyar untuk 2.041 ribu pemohon, dan pada
akhir bulan September 1985 telah mencapai sebesar Rp 3.421 milyar untuk 2.125 ribu
pemohon. Dengan demikian selama semester I tahun 1985/1986, telah terjadi peningkatan
sebesar Rp 215 milyar (6,7 persen), dengan kenaikan rata-rata perbulan sebesar Rp 35,8
milyar. Dari kenaikan sebesar Rp 215 milyar tersebut, sebesar Rp 36 milyar (3,9 persen)
adalah kenaikan KIK dan sebesar Rp 179 milyar (7,8 persen) adalah kenaikan KMKP. Posisi
KIK dan KMKP sampai dengan akhir bulan September 1985 masing-masing adalah sebesar
Rp 958 milyar dan Rp 2.463 milyar. Perkembangan KIK dan KMKP dapat diikuti pada
Tabel IV.10.

Pemberian Kredit Mini (Kecil) yang diselenggarakan sejak tahun 1974, yang dituju-
kan untuk membantu para petani dan pengusaha kecil di pedesaan, sampai dengan akhir
bulan September 1985 mencapai jumlah sebesar Rp 8,4 milyar dengan jumlah nasabah
sebanyak 118 ribu orang. Selama periode April-September 1985, pemberian Kredit Mini

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 171
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

mengalami penurunan sebesar Rp 1,1 milyar terhadap posisinya sebesar Rp 9,5 milyar pada
bulan Maret 1985. Penurunan tersebut berupa penurunan kredit untuk usaha investasi sebesar
Rp 0,2 milyar dan untuk usaha ekploitasi sebesar Rp 0,9 milyar. Penurunan tersebut

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 172
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 173
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 174
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

disebabkan karena semakin banyaknya nasabah mengembalikan kredit dalam periode


tersebut, juga sehubungan dengan adanya program Kredit Umum Pedesaan (Kupedes), yang
merupakan pengganti/penggabungan Kredit Mini/Kredit Midi. Kupedes diselenggarakan
sejak Januari 1984, yang sasarannya adalah untuk mengembangkan/meningkatkan usaha-
usaha kecil yang sudah ada, baik usaha-usaha yang sebelumnya pernah dibantu dengan
fasilitas Kredit Mini/Kredit Midi maupun usaha-usaha dari calon nasabah baru. Besarnya
kredit yang dapat diberikan kepada seorang nasabah adalah minimum Rp 25 ribu dan
maksimum Rp 1 juta, dengan suku bunga untuk Kupedes investasi sebesar 1 persen sebulan,
atau 1,5 persen sebulan bila terjadi penunggakan, dan dengan jangka waktu kredit maksi-
mum 3 tahun. Sedang untuk suku bunga Kupedes modal kerja adalah sebesar 1,5 persen
sebulan, atau 2 persen sebulan bila ada tunggakan, dan dengan jangka waktu kredit maksi-
mum 2.tahun. Sampai dengan akhir September 1985, posisi Kupedes telah mencapai sebesar
Rp 200,4 milyar atau suatu peningkatan sebesar Rp 56,8 milyar (39,6 persen) bila diban-
dingkan dengan posisinya pada akhir bulan Maret 1985 sebesar Rp 143,6 milyar. Hal ini
berarti setiap bulannya meningkat rata-rata sebesar Rp 9,5 milyar. Perkembangan Kredit
Mini dan Kupedes dapat diikuti pada Tabel IV.11.

Dalam rangka menunjang kelancaran kebijaksanaan Pemerintah untuk membantu


pengusaha golongan ekonomi lemah, PT Askrindo menyediakan sarana jaminan/pertang-
gungan atas kredit perbankan yang diberikan. Sebagian besar kredit dengan prioritas tinggi
yang diberikan oleh bank-bank secara otomatis dijamin oleh PT Askrindo, begitu pula
kewajiban menanggung kredit macer mernpakan tanggung jawab dan be ban PT Askrindo.
Oleh karena itu Pemerintah telah memberikan pengarahan-pengarahan agar bank-bank
meningkatkan efisiensi operasionalnya, serta bernsaha untuk mengurangi atau menghindar-
kan terjadinya kredit macet. Dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Agustus 1985, jumlah
pertanggungan yang telah diberikan secara keseluruhan terhadap KIK, KMKP dan kredit
eksploitasi biasa mencapai Rp 375,5 milyar untuk 266 ribu nasabah. Jumlah tersebut dapat
dirinci yaitu pertanggungan terhadap KIK sebesar Rp 63,7 milyar untuk 11 ribu nasabah,
terhadap KMKP sebesar Rp 270,4 milyar untuk 196 ribu nasabah, dan pertanggungan
terhadap kredit ekploitasi biasa sebesar Rp 41,4 milyar untuk 59 ribu nasabah. Dari ke-
seluruhan jumlah pertanggungan tersebut diatas, sebesar Rp 12,4 milyar mernpakan jumlah
pertanggungan yang diberikan secara massal kepada 144 ribu nasabah, dan sebesar Rp 363,1
milyar merupakan pertanggungan kredit yang diberikan secara individual untuk 122 ribu
nasabah. Menurut sektor ekonomi, pemberian pertanggungan secara massal sebagian besar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 175
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terutama digunakan untuk sektor pertanian yaitu sebesar Rp 7,0 milyar untuk 142 ribu
nasabah, dan sektor jasa-jasa sebesar Rp 4,2 milyar untuk 2 ribu nasabah. Sedang pemberian

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 176
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 177
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pertanggungan secara individual sebagian besar diberikan terutama untuk sektor perdagang-
an sebesar Rp 248,4 milyar untuk 63 ribu nasabah, sektor jasa-jasa sebesar Rp 56,3 milyar
untuk 9 ribu nasabah, dan sektor industri sebesar Rp 26,2 milyar untuk 5 ribu nasabah.

Guna mendorong kegiatan para pengusaha kecil, PT Bahana sejak tahun 1974 telah
pula memberikan bantuan, baik dalam bentuk penyertaan saham, pemberian kredit jangka
menengah/panjang maupun kredit jangka pendek, kepada 41 buah perusahaan. Sampai
dengan bulan September 1985, PT Bahana telah melakukan penanaman dana sebesar Rp 4,5
milyar. Sementara itu saldo dana yang ditempatkan di pasar uang sampai dengan September
1985 berjumlah sebesar Rp 10,6 milyar. Dengan demikian keseluruhan dana yang ditanam-
kan adalah sebesar Rp 15,1 milyar. Jumlah penanaman dana sebesar Rp 4,5 milyar tersebut
terdiri dari penyertaan saham sebesar Rp 0,8 milyar, pemberian kredit jangka menengah/
panjang sebesar Rp 2,9 milyar, dan kredit jangka pendek sebesar Rp 0,8 milyar. Dilihat dari
sektor ekonominya, sebesar Rp 2,8 milyar ditanamkan untuk sektor industri, sedangkan
untuk sektor pertanian dan sektor lainnya jumlah dana yang ditanamkan masing-masing
adalah sebesar Rp 1,3 milyar dan Rp 0,4 milyar.

Untuk tujuan pemerataan serta kesempatan kerja masyarakat pedesaan dan kotakota
kecamatan, juga untuk mengembangkan fungsi perkreditan Koperasi Unit Desa (KUD),
maka sejak tahun 1976 Pemerintah telah menyelenggarakan Program Kredit Candak Kulak
(KCK). Pada awal pelaksanaan KCK, maksimum kredit yang diberikan kepada setiap pe-
minjam adalah sebesar Rp 15 ribu, untuk kemudian sejak bulan Juli 1982 maksimum
kreditnya dinaikkan menjadi Rp 30 ribu untuk setiap peminjam. Sampai dengan akhir bulan
September 1985 jumlah perputaran KCK telah mencapai Rp 190,7 milyar dengan frekuensi
jumlah peminjam sebanyak 14.426 ribu nasabah, sedangkan perputaran KCK untuk bulan
Maret 1985 mencapai sebesar Rp 178,9 milyar untuk 14.045 ribu peminjam. Berarti dalam
periode April - September 1985 telah terjadi peningkatan kredit sebesar Rp 11,8 milyar (6,6
persen) dan peningkatan frekuensi jumlah peminjam sebanyak 381 ribu nasabah. Kredit ini
disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia melalui 4.964 KUD yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.

Selain pemberian berbagai kredit tersebut diatas, Pemerintah sejak tahun 1976 telah
menyelenggarakan program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan oleh Bank
Tabungan Negara. Dalam rangka mendukung suksesnya program pengadaan perumahan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 178
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sederhana melalui Kredit Perumahan Rakyat - Bank Tabungan Negara (KPR-BTN) dalam
Pelita IV, maka terhitung sejak 9 September 1985 telah ditetapkan kebijaksanaan baru yang
menyangkut KPR. Dalam kebijaksanaan terdahulu, sumber dana pemberian KPR untuk
rumah yang dibangun oleh Perum Perumnas sepenuhnya disediakan oleh Pemerintah dalam
bentuk penyertaan modal Pemerintah (PMP) pada BTN, sedangkan untuk rumah yang
dibangun oleh developer swasta (non Perumnas) dipergunakan dana perbankan, yang berasal
dari 85 persen dengan kredit likuiditas Bank Indonesia dan 15 persen dari BTN. Berdasarkan
kebijaksanaan baru, penyediaan dana KPR dilakukan secara terpadu (blended fund), yang
direncanakan untuk tiga tahun terakhir Pelita IV, alokasi penyediaan dananya berasal dari
PMP, kredit likuiditas EI, pinjaman dari Bank Dunia, dan dana BTN. Dengan demikian,
disamping penggunaannya tidak lagi dipisahkan antara KPR untuk Perum Perumnas maupun
non Perumnas, kebijaksanaan yang baru ini menugasi BTN untuk menggali lebih banyak dan
lebih luas sumber dana baru khususnya dari masyarakat. Posisi KPR sampai dengan akhir
September 1985 telah mencapai sebesar Rp 1.006,6 milyar, yang dialokasikan untuk
membangun 263.157 unit rumah, yang terdiri dari 103.577 unit rumah dibangun oleh Perum
Perumnas dan 159.580 unit rumah dibangun oleh non Perumnas. Bila dibandingkan dengan
posisi akhir Maret 1985 sebesar Rp 879,5 milyar dengan rumah yang dibangun sebanyak
241.865 unit, maka selama semester pertama tahun anggaran 1985/1986 telah terjadi
peningkatan pemberian KPR sebesar Rp 127,1 milyar (14,5 persen) untuk membangun
21.292 unit rumah. Dari jumlah peningkatan tersebut, sebanyak 5.821 unit rumah dengan
nilai sebesar Rp 13,7 milyar dibangun oleh Perum Perumnas, dan sebanyak 15.471 unit
rumah dengan nilai sebesar Rp 113,4 milyar dibangun oleh non Perumnas.

4.5. Lembaga-lembaga Keuangan

4.5.1. Lembaga Keuangan Perbankan

Keoijaksanaan Pemerintah di bidang lembaga keuangan dalam tahun-tahun pertama


Pelita IV pada dasarnya masih merupakan kelanjutan dari kebijaksanaan 1 Juni 1983. Di
samping itu oleh Pemerintah telah dikeluarkan beberapa ketentuan baru di bidang pembinaan
perbankan, sehingga mendorong terciptanya efisiensi kegiatan perbankan serta sekaligus
menciptakan kemandirian usaha. Lembaga-lembaga keuangan, khususnya lembaga
keuangan perbankan, semakin memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
perekonomian, karena lembaga keuangan menempati posisi antara penabung dengan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 179
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pemakai dana. Terlebih lagi dalam situasi terbatasnya dana yang dapat dihimpun dari
penerimaan devisa dan perpajakan. Sejalan dengan tujuan tersebut, usaha-usaha/bimbingan
yang dilakukan oleh Pemerintah diantaranya adalah berupa pemberian bantuan tehnis kepada
Bank Pembangunan Daerah (BPD), perluasan pelaksanaan kliring lokal, serta perpanjangan
waktu penggabungan (merger) diantara bank umum swasta nasional (BUSN). Kemudian
untuk menunjang kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka pelaksanaan Keputusan Presiden
No. 29 tahun 1984 telah ditunjuk bank-bank dan lembaga keuangan lainnya yang dapat
menerbitkan jaminan bank dalam rangka pengerjaan pemborongan/pembelian yang
pembiayaannya bersumber dari APBN.

Bantuan tehnis kepada BPD adalah berupa petunjuk pelaksanaan dan rencana-
rencana dalam bidang organisasi, manajemen, personalia, perkreditan, pengerahan dana,
penelitian, dan perencanaan, sehingga dapat disusun buku pedoman kerja. Sampai dengan
bulan Agustus 1985 terdapat 19 buah BPD yang telah menyelesaikan buku pedomannya.
Sementara itu anjuran merger dimaksudkan untuk memperkuat permodalan dan peningkatan
efisiensi BUSN. Jumlah BUSN kini telah menurun menjadi 71 buah bank. Dalam pada itu
kepada beberapa BUSN diberi kesempatan untuk membuka kantor cabangnya di daerah
tingkat I dan II, baik bagi bank-bank yang telah melakukan penggabungan maupun yang
belum melakukannya. Untuk lebih memperluas pelayanan terhadap masyarakat akan jasa-
jasa perbankan di daerah-daerah, maka tetap dipandang perlu untuk memperluas tempat-
tempat penyelenggaraan kliring lokal di tempat-tempat yang tidak terdapat kantor cabang
Bank Indonesia. Dalam tahun 1985 tempat kliring bertambah dengan dua buah sehingga
semuanya menjadi 26 buah. Sementara itu jumlah kantor cabang pembantu (KCP) yang ikut
sebagai peserta tidak langsung dalam kliring lokal telah bertambah dengan 4 buah, sehingga
jumlahnya menjadi 84 buah.

Dalam rangka menunjang Keppres No. 29 tahun 1984 sebagai pengganti Keppres
No. 14A tahun 1980, maka dalam tahun 1984/1985 telah ditunjuk 87 bank yang dapat me-
ngeluarkan jaminan bank. Bank-bank tersebut terdiri dari 6 bank pemerintah, 22 bank
pembangunan daerah, 1 bank pembangunan swasta dan 58 bank umum swasta nasional.
Selain daripada itu perusahaan asuransi kerugian Jasa Raharja dapat pula mengeluarkan
jaminan berupa Surety Bond.

Sebagai bagian dari usaha meningkatkan disiensi bank, maka bank-bank diberi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 180
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kesempatan untuk menerbitkan dan memperdagangkan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Pengeluaran SBPU tersebut adalah dalam rangka melengkapi sarana kebijaksanaan moneter
dan mengembangkan pasar sekunder bagi surat-surat berharga jangka pendek. Dalam bulan
Mei 1985 Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga SBPU dari 20,5 persen menjadi
19,5 persen per tahun. Kemudian dalam bulan Juli dan Agustus 1985 tingkat suku bunga
SBPU diturunkan lagi menjadi 18 persen dan 17 persen per tahun. Penurunan tingkat suku
bunga SBPU tersebut adalah dimaksudkan untuk mendorong bank-bank agar melakukan
penyesuaian suku bunga simpanan maupun pinjamannya.

4.5.2. Lembaga keuangan bukan bank

Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) merupakan lembaga yang berfungsi pula
untuk memobilisasi dana, yang kegiatannya dapat dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu jenis
investasi, jenis pembiayaan pembangunan, dan jenis pembiayaan lainnya/pemilikan rumah.
LKBB jenis investasi berperan sebagai penggerak untuk mengembangkan instrumen
(peralatan) keuangan baru, dengan menerbitkan dan memasarkan surat-surat berharga jangka
pendek dan jangka panjang. LKBB jenis pembiayaan pembangunan terutama adalah mem-
berikan kredit jangka menengah atau jangka panjang, dan melakukan penyertaan modal
dalam perusahaan-perusahaan. Sedangkan tugas LKBB jenis pembiayaan lainnya/pemilikan
rumah adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat golongan berpenghasilan menengah
untuk memiliki rumah. Lembaga-lembaga keuangan bukan bank tersebut dapat menjadi
promotor dari pendirian proyek-proyek baru sebagai pemegang saham atau pemberi kredit
jangka menengah dan jangka panjang, yang dananya dapat bersumber dari luar negeri dan
juga memberikan bantuan management bila diperlukan. Oleh karenanya LKBB dapat
menjadi katalisator penyaluran dana luar negeri untuk pembiayaan proyek-proyek dalam
negeri. Dengan demikian LKBB dapat bertindak sebagai sarana penunjang untuk pengem-
bangan pasar uang dan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan.

Kebijaksanaan di bidang pembinaan LKBB dalam tahun 1984/1985 terus disempur-


nakan. Sampai dengan Januari 1985 Bank Indonesia masih tetap memberikan fasilitas
diskonto ulang, akan tetapi bersamaan dengan diperkenalkannya Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU) maka fasilitas diskonto ulang khusus untuk LKBB telah dihapuskan. Dapat di-
tambahkan bahwa dalam tahun 1984/1985 (sampai dengan Januari 1985), surat-surat
berharga yang didiskonto ulangkan oleh LKBB kepada Bank Indonesia telah berjumlah Rp

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 181
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

201,1 milyar dan dalam periode yang sama seluruhnya telah dibeli kembali oleh LKBB.
Perkembangan jumlah perusahaan LKBB sampai dengan semester 1-1985/1986 telah ber-
jumlah 19 buah, yang meliputi LKBB jenis pembiayaan pembangunan sebanyak 3 buah,
LKBB jenis investasi sebanyak 9 buah, kantor perwakilan LKBB sebanyak 6 buah, serta
LKBB jenis pembiayaan pemilikan rumah sebanyak 1 buah.

Kegiatan usaha LKBB dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang


menggembirakan, yang tercermin dari semakin besarnya pengerahan dana dan penanaman
dana yang dilakukan oleh LKBB. Sumber dana yang berhasil dihimpun oleh LKBB sampai
dengan September 1985 telah mencapai Rp 1.400,8 milyar, yang terdiri dari surat-surat
berharga yang diterbitkan sebesar Rp 806,0 milyar, pinjaman yang diterima sebesar Rp
367,0 milyar, modal sendiri sebesar 109,8 milyar, sumbangan subordinasi sebesar Rp 65,7
milyar, dan call money sebesar Rp 52,4 milyar. Dilain pihak jumlah penanaman dana sampai
dengan bulan September 1985 berjumlah sebesar Rp 1.379,3 milyar, yang meliputi surat
berharga sebesar Rp 1.256,7 milyar, pinjaman yang diberikan sebesar Rp 115,0 milyar,
penyertaan modal dan call money serta lain-lain sebesar Rp 7,6 milyar.

Lembaga keuangan lain yang cukup pesat perkembangannya adalah bidang usaha
leasing. Leasing merupakan kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu ber-
dasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala. Di samping itu juga diberikan hak pilih
(optie) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan
atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
bersama. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, usaha leasing menunjukkan
perkembangan yang pesat. Dalam tahun 1985 sampai dengan bulan November, terdapat 24
buah perusahaan leasing baru yang memperoleh izin usaha, sehingga samp ai bulan
November 1985 jumlah perusahaan leasing telah mencapai 71 buah, dengan perincian 1
buah milik negara, 35 buah milik swasta nasional dan 35 buah gabungan dengan pihak asing.
Selain dari jumlah tersebut, terdapat pula 11 buah perusahaan leasing yang sudah memiliki
izin prinsip, dan 3 buah perusahaan yang masih belum melengkapi persyaratan dalam bidang
leasing ini. Sejak 4 Agustus 1984 Pemerintah tidak lagi menerima permohonan baru bagi
pendirian jenis usaha ini. Kegiatan usaha perusahaan-perusahaan leasing ini terlihat dari
jumlah nilai kontrak yang dapat ditutup oleh masing-masing perusahaan leasing yang
bersangkutan. Nilai kontraknya dalam tahun 1983 dan 1984 masing-masing adalah sebesar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 182
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Rp 276,5 milyar dan Rp 419,2 milyar, atau kenaikan sebesar 51,6 persen.

4.5.3. Perasuransian

Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai dua aspek yang
penting, yaitu pertama menopang kelangsungan pembangunan dengan menjamin resiko dan
memberikan ganti rugi apabila terjadi kerusakan atau kerugian, dan kedua merupakan sarana
potensial untuk menghimpun dana dari masyarakat berupa premi asuransi yang kemudian
diinvestasikan. Pada dasarnya dunia perasuransian di Indonesia dapat digolongkan kedalam
tiga jenis, yaitu asuransi kerugian dan reasuransi, asuransi jiwa, dan asuransi sosial.

Sampai akhir tahun 1983 jumlah perusahaan asuransi kerugian dan reasuransi yang
telah mendapat ijin usaha berjumlah 68 perusahaan, sementara itu pada tahun 1984 tidak ada
pemberian ijin usaha baru. Dengan demikian sampai akhir tahun 1984 jumlahnya tetap 68
perusahaan, dengan perincian 3 perusahaan negara, 53 perusahaan swasta nasional, dan 12
perusahaan usaha patungan. Peranan perusahaan asuransi kerugian dan reasuransi dalam
menghimpun dana masyarakat ditunjukkan oleh jumlah premi yang terus meningkat. Dalam
tahun 1984 premi bruto dari industri ini telah mencapai Rp 547,1 milyar, yang berarti
terdapat peningkatan sebesar Rp 99,6 milyar (22,3 persen) dari tahun 1983, yang sebagian
besar berasal dari pertanggungan kebakaran, pertanggungan aneka, pertanggungan
pengangkutan dan rangka kapal. Dana perusahaan asuransi kerugian dan reasuransi yang
berhasil terkumpulkan tersebut kemudian diinvestasikan kedalam deposito wajib, deposito
berjangka lainnya, surat-surat berharga, maupun investasi jangka panjang lainnya. Jumlah
dana investasi dalam tahun 1984 adalah sebesar Rp 251,9 milyar, atau meningkat sebesar Rp
92,0 milyar dari tahun sebelumnya.

Seperti halnya dengan asuransi kerugian dan reasuransi, asuransi jiwa lebih bersifat
komersial dan tidak wajib, oleh karena itu dapat diselenggarakan oleh perusahaan swasta
maupun Pemerintah. Sampai dengan tahun 1984 di Indonesia terdapat 20 perusahaan asu-
ransi jiwa yang telah memperoleh ijin usaha, dengan perincian 1 buah milik negara, 1 buah
berbentuk koperasi, dan 18 milik swasta nasional. Jumlah premi bruto yang dapat dihimpun
dalam tahun 1984 adalah sebesar Rp 172,6 milyar dengan cadangan premi sebesar Rp 421,0
milyar. Dilain pihak dana investasinya dalam tahun 1984 berjumlah Rp 220,5 milyar, yang
sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk deposito sukarela, pinjaman polis, saham-saham,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 183
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pinjaman, hipotek, tanah dan bangunan.

Berbeda dengan asuransi kerugian dan reasuransi, serta asuransi jiwa, asuransi
sosial sifatnya wajib, yang keikutsertaannya diatur dalam perundang-undangan dan
tujuannya tidak mencari untung, oleh karena itu asuransi sosial ini diusahakan oleh
Pemerintah. Di Indonesia terdapat 5 jenis asuransi sosial yaitu PT (persero) Tabungan
Asuransi Pensiun (Taspen), Perum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(Asabri), Perum Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja,
dan Badan Penyelenggara Dana Pemeliharan Kesehatan Fusaro Perkembangan kegiatannya
dapat digambarkan dari pengumpulan dana yang berasal dari pegawai negeri, anggota ABRI
maupun masyarakat lainnya. Perkembangan dana investasi dari sektor astiransi dapat diikuti
dalam Tabel IV.12.

Sementara itu Pemerintah sedang mempersiapkan Rancangan Undang-undang


tentang Dana Pensiun berikut seperangkat peraturan lainnya, dimana jumlah dana yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 184
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 185
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terkumpul menunjukkan perkembangan yang sangat potensial. Walaupun demikian Peme-


rintah telah mengambil langkah-langkah untuk menertibkan usaha Yayasan Dana Pensiun
yang sementara ini telah beroperasi. Sambil menunggu perundang-undangannya, untuk itu
Pemerintah menetapkan keharusan adanya pengesahan bagi pendirian Yayasan Dana Pen-
siun. Berdasarkan ketentuan diatas, sampai saat ini telah disahkan 67 buah Yayasan Dana
Pensiun.

4.5.4. Pasar Modal

Pasar modal juga merupakan salah satu sarana untuk mempertemukan pihak-pihak
yang membutuhkan dana (modal) atau emiten (ultimate borrower) dan pihak pemodal
(ultimate lender). Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tanggal 10 Januari 1977,
melaluipasar modal telah dapat dipasarkan 58,0 juta saham yang bernilai Rp 132,0 milyar
dan. 272,6 ribu lembar obligasi bernilai Rp 254,7 milyar kepada masyarakat. Jumlah emisi
yang telah dicapai itu dalam waktu dekat akan bertambah dengan akan dilaksanakannya
emisi obligasi dari beberapa badan usaha, seperti Perum Listrik Negara dan Perum Teleko-
munikasi. Perkembangan perusahaan-perusahaan/badan-badan usaha yang telah memasya-
rakatkan saham dan obligasi melalui pasar modal dapat diikuti dalam Tabel IV.13 dan Tabel
IV.14.

Selama periode Desember 1983 sampai Agustus 1985 tercatat 5 perusahaan yang
memasyarakatkan sahamnya, 2 perusahaan memasyarakatkan kembali sejumlah obligasinya
dan PT Danareksa telah menerbitkan lagi sertifikat dananya. PT Danareksa sebelumnya telah
menerbitkan 3 jenis sertifikat back-to-back dan 4 jenis sertifikat mutual fund yang berjumlab
7.420.300 lembar dengan nilai efektif sebesar Rp 72,9 milyar. Sejak 1 April 1985 telah
diterbitkan lagi sertifikat jenis mutual fund, yaitu sertifikat PT Danareksa Unit Pendapatan I
sebanyak 151.350 lembar dengan nilai nominal sama dengan nilai efektif sebesar Rp 35
milyar. Dengan demikian jumlah seluruh sertifikat yang diterbitkan oleh PT Danareksa
menjadi sebanyak 7.571.650 lembar dengan nilai efektif sebesar Rp 107,9 milyar. Perkem-
bangan sertifikat-sertifikat yang diterbitkan oleh PT Danareksa sampai dengan April 1985
dapat diikuti dalam Tabel IV.15.

Untuk meningkatkan kegiatan pasar modal dalam suasana perekonomian yang


belum menentu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi minat para pemegang saham,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 186
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

maka pengembangannya akan banyak bergantung kepada penerbitan obligasi badan usaha
milik negara (BUMN). Hingga tahun 1985/1986, BUMN yang telah dan akan menerbitkan
obligasi adalah PT Jasa Marga, PT Papan Sejahtera, Bapindo dan Perum Telekomunikasi,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 187
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 188


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 189


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 190


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sehingga BUMN itu akan dapat memanfaatkan dana masyarakat sejumlah Rp 200 milyar
melalui penerbitan obligasi. Sementara itu PT Jasa Marga terhitung mulai 27 Desember 1985
telah melakukan penawaran umum "Obligasi Jasa Marga tahun 1985 seri G" tahap pertama
dengan bunga 16,5 persen dan jatuh waktu 27 Desember 1990 sebesar Rp 40 milyar. Jumlah
yang ditawarkan pada nilai nominal seluruhnya adalah 3.700 lembar. Dalam pada itu terhi-
tung mulai 24 Maret 1986 "Obligasi Jasa Marga tahun 1985 seri G" tahap kedua telah
ditawarkan sebanyak 5.250 lembar, dan bernilai nominal sebesar Rp 60 milyar. Sedangkan
suku bunganya ditetapkan sebesar 16 persen dan jatuh waktu pada 24 Maret 1991. Selan-
jutnya dalam tahun 1986/1987 akan disusul dengan penerbitan obligasi Perum Listrik
Negara (PLN). Dengan demikian dapat diharapkan dana masyarakat sebesar lebih dari Rp
200 milyar akan dapat pula disalurkan pada sektor-sektor yang produktif. Kelesuan ekonomi
dunia dalam beberapa tahun terakhir ini dan adanya faktor-faktor yang kurang
menguntungkan bagi pemegang saham dan obligasi telah menyebabkan volume perdagangan
saham yang dalam tahun 1983 mencapai 3,5 juta saham dalam tahun 1984 menurun menjadi
1,2 juta saham, atau berarti penurunan sebesar 65,7 persen. Walaupun demikian perdagangan
obligasi di bursa efek meningkat secara drastis. Nilai perdagangan obligasi berdasarkan
harga penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,61 milyar dalam tahun 1983 naik menjadi Rp
6,66 milyar dalam tahun 1984, atau meningkat sebanyak 313 persen.

4.6. Perkiraan jumlah uang beredar dan kredit perbankan (termasuk kredit valuta asing)
tahun 1986/1987

Perkiraan jumlah uang beredar dalam tahun 1986/1987 didasarkanpada asumsi


bahwa kenaikan harga dalam tahun 1986/1987 tidak banyak berbeda dengan tahun anggaran
1985/1986. Pada akhir tahun 1985/1986 jumlah uang beredar dan kredit perbankan
(termasuk kredit valuta as in g) diperkirakan sebesar Rp 10.203,0 milyar, dan Rp 22.806,0
milyar. Dalam tahun 1986/1987 jumlah uang beredar diperkirakan akan bertambah sekitar
Rp 1.100,0 milyar (10,8 persen), sedangkan kredit perbankan akan bertambah sekitar Rp
3.500,0 milyar (15,3 persen). Dengan demikian pada akhir tahun 1986/1987 jumlah uang
beredar diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar Rp 11.303,0 milyar, sedangkan kredit
perbankan akan berjumlah sekitar Rp 26.306,0 milyar.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 191
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB V
NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

5.1. Pendahuluan

Keadaan ekonomi dunia dan perkembangan situasi moneter internasional tidak


memberikan pe1uang yang menguntungkan bagi perdagangan luar negeri dan keseimbangan
neraca pembayaran Indonesia dalam tahun 1985/1986. Perbaikan ekonomi dunia yang telah
mulai terpencar dalam tahun 1984, belum sepenuhnya marnpu melepaskan diri dari resesi
yang berkepanjangan, sehingga lambatnya kegiatan ekonomi mengakibatkan melemahnya
proses pemulihan yang terjadi dalam tahun 1985. Kecenderungan ini mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1985 diperkirakan mengalami penurunan dari 4,5
persen dalam tahun 1984 menjadi 3,1 persen.Penurunan ini terjadi karena rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara-negara industri dalam tahun 1985 diperkirakan hanya men-
capai 2,8 persen, lebih rendah dari tingkat yang dapat dicapai dalam tahun 1984 sebesar 4,9
persen. Keadaan tersebut terutama disebabkan karena pertumbuhan ekonomi Amerika
Serikat, yang banyak mempengaruhi perekonomian dunia, mengalarni penurunan secara
drastis dari 6,8 persen dalam tahun 1984 menjadi 2,5 persen dalam tahun 1985, sebagai
akibat kemerosotan yang tajam dalam neraca pembayarannya. Sementara itu sekalipun tidak
setinggi 5,8 persen seperti yang dapat dicapai dalam tahun 1984, Jepang dengan laju
pertumbuhan 4,4 persen dalam tahun 1985 tetap merupakan negara yang paling tinggi
tingkat pertumbuhan ekonominya di antara pelbagai negara industri lainnya. Sedangkan
Inggris dan Italia diperkiI:akan justru mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi masing-
masing dari 1,6 persen dalam tahun 1984, menjadi 3,2 persen dan 2,7 persen dalam tahun
1985. Sebaliknya negara-negara industri lainnya seperti Kanada, Prancis dan Jerman Barat
diperkirakan mengalami penurunan masing-masing dari 5,0 persen, 1,3 persen, dan 2,6
persen dalam tahun 1984, menjadi 4,0 persen, 1,0 persen, dan 2,1 persen dalam tahun 1985.
Terjadinya penurunan ini terutarna disebabkan oleh rendahnya produktivitas tenaga kerja.
Laju pertumbuhan ekonomi yang rendah di negara-negara industri tersebut memberikan
pengaruh terhadap kegiatan ekonomi negara-negara berkembang di pelbagai benua, sehingga
rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika
Latin turun masing-masing dari tingkat 8,1 persen, 2,6 persen, 3,5 persen, dan 3,1 persen
dalam tahun 1984, menjadi hanya 6,8 persen, 2,2 persen, 2,9 persen, dan 2,5 persen dalam
tahun 1985. Penurunan yang sama dialami pula oleh negara-negara di kawasan Asia

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 192
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tenggara yang tergabung dalam pengelompokan regional ASEAN. Malaysia dan Thailand
diperkirakart mengalami penurunan pertumbuhan produk-domestik-bruto (PDB) negaranya
dari 6,6 persen dan 4,7 persen dalam tahun 1984, menjadi masing-masing sebesar 5,2 persen
dan 4,4 persen dalam tahun 1985. Sementara itu laju pertumbuhan ekonomi Singapura yang
dalam tahun 1984 mengalami pertumbuhan sebesar 8,2 persen, dalam tahun 1985
diperkirakan justru mengalami kemunduran yaitu menjadi negatif sebesar 2,0 persen.
Sedangkan Philipina mengalami sedikit perbaikan dalam pertumbuhan ekonomi yaitu dari
sebesar negatif 5,5 persen dalam tahun 1984 menjadi negatif 2,7 persen dalam tahun
berikutnya. Dengan perkembangan tersebut maka laju pertumbuhan rata-rata negara-negara
berkembang dalam tahun 1985 diperkirakan hanya mencapai 3,5 persen, lebih rendah dari
tingkat 4,4 persen seperti yang dapat dicapai dalam tahun sebelumnya.

Kelambanan pertumbuhan ekonomi dunia sebagaimana dikemukakan di atas meng-


akibatkan kelesuan dalam kegiatan usaha, yang pada gilirannya telah mempersempit terse-
dianya ruang gerak bagi peningkatan kesempatan kerja, dan mendorong bertahannya angka
pengangguran pada tingkat yang cukup tinggi di pelbagai negara industri. Prancis dan
Jerman Barat diperkirakan mengalami kenaikan tingkat pengangguran, masing-masing dari
10,1 persen dan 8,1 persen dalam tahun 1984, menjadi 10,8 persen dan 8,2 persen dalam
tahun 1985. Dalam periode yang sama, Inggris dan Italia diperkirakan tetap bertahan pada
angka pengangguran masing-masing sebesar 13,1 persen dan 10,4 persen. Sebaliknya
Kanada dan Amerika Serikat diperkirakan mampu menurunkan angka penganggurannya
menjadi 10,5 persen dan 7,2 persen dalam tahun 1985, dari 11,3 persen dan 7,5 persen dalam
tahun sebelumnya. Di antara kelompok negara industri tersebut, Jepang dengan penurunan
angka pengangguran dari 2,7 persen dalam tahun 1984 menjadi 2,4 persen merupakan negara
yang mengalami angka penurunan terendah. Perkembangan tersebut mampu mencegah
angka pengangguran rata-rata di 7 (tujuh) negara industri utama untuk bertahan tidak lebih
tinggi dari tingkat 8,25 persen sebagaimana yang dapat dicapai dalam tahun sebelumnya.

Kebijaksanaan moneter ketat yang masih ditempuh oleh negara-negara industri,


lemahnya harga barang-barang dan jasa, serta penurunan upah tenaga kerja, telah
mengakibatkan terkendalinya tingkat inflasi di negara-negara tersebut. Amerika Serikat
dalam tahun 1985 diperkirakan dapat menurunkan angka inflasi menjadi 3,4 persen dari
realisasi sebesar 4,3 persen dalam tahun sebelumnya. Sekalipun sedikit mengalami kenaikan,
Jepang dengan angka inflasi 0,7 persen dalam tahun 1985 tetap merupakan negara industri

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 193
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

yang berhasil mempertahankan tingkat kestabilan ekonominya. Kecuali Inggris, Kanada dan
Jerman Barat yang diperkirakan sedikit mengalami kenaikan laju inflasi masingmasing dari
4,5 persen, 2,8 persen dan 1,9 persen dalam tahun 1984, menjadi 5,2 persen, 3,4 persen dan
2,4 persen dalam tahun 1985, beberapa negara industri seperti Prancis, dan Italia
diperkirakan dapat menekan angka inflasinya masing-masing menjadi 6,1 persen dan 9,6
persen dalam tahun 1985, dari 7,3 persen dan 10,7 persen dalam tahun sebelumnya. Sebagai
akibatnya tingkat inflasi rata-rata negara-negara industri secara keseluruhan diperkirakan
mampu dikendalikan ke tingkat 3,9 persen dalam tahun 1985, dari 4,1 persen dalam tahun
sebelumnya. Perkembangan ini telah memperbesar kesenjangan dengan negara-negara
berkembang yang rata-rata tingkat inflasinya diperkirakan bahkan meningkat menjadi 39,0
persen dalam tahun 1985, dari 36,0 persen dalam tahun 1984. Kenaikan tingkat inflasi di
negara-negara berkembang tersebut dimungkinkan terjadi karena sebagian besar negara-
negara berkembang di pe1bagai benua, baik di Amerika Latin, Afrika, maupun Asia, menga-
lamipeningkatan inflasi masing-masing dari 117,0 persen, 19,8 persen, dan 7,1 persen dalam
tahun 1984, menjadi 133,0 persen, 20,6 persen, dan 8,1 persen dalam tahun 1985. Dalam hal
ASEAN, tingkat inflasi di Thailand diperkirakan mengalami kenaikan dari sebesar 1,6
persen dalam tahun 1984 menjadi sebesar 2,4 persen dalam tahun berikutnya, sedangkan
negara-negara lainnya justru mengalami penurunan. Tingkat inflasi Singapura dan Malaysia
diperkirakan menurun masing-masing menjadi 1,3 persen dan 0,5 persen dalam tahun 1985
dari sebesar 2,6 persen dan 3,9 persen dalam tahun sebelumnya. Sementara itu walaupun
Philipina dapat menekan angka inflasinya dari 50,3 persen dalam tahun 1984, namun
diperkirakan masih tetap bertahan pada tingkat yang cukup tinggi yaitu sekitar 22,5 persen
dalam tahun 1985.

Pendekatan moneter dalam upaya pengendalian laju inflasi yang dilakukan me1alui
pembatasan uang beredar, dan kebijaksanaan pengerahan dana masyarakat yang diusahakan
sebagai penutup kesenjangan dalam anggaran belanja, telah mengakibatkan relatif tingginya
suku bunga riil di beberapa negara industri. Walaupun tidak setinggi seperti yang pemah
dicapai dalam bulan yang sama tahun sebelumnya, tingkat bunga nasabah utama di Amerika
Serikat (US prime rate) mengalami perkembangan lebih tinggi yaitu 9,5 persen, jika
dibanding dengan tingkat 8,25 persen seperti yang dicapai oleh suku bunga antarbank di
London (LIBOR) dan di Singapura (SIBOR) dalam bulan Desember 1985. Kesenjangan ini
dipertajam oleh berbagai insentif yang diberikan pemerintah Amerika Serikat seperti
rendahnya tarif pajak, dan lain sebagainya telah mendorong aliran modal masuk ke negara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 194
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tersebut yang berakibat kuatnya nilai dolar Amerika, sedangkan berbagai matauang asing
lainnya mengalami penurunan nilai. Keadaan ini telah mengundang campurtangan
(intervensi) pemerintah 5 (lima) negara industri utama untuk melakukan kerja sama di dalam
memperbaiki perkembangan yang terjadi. Sebagai hasil upaya tersebut, selama bulan-bulan
terakhir tahun 1985 dolar Amerika menunjukkan kemerosotan nilai (depresiasi), sedangkan
matauang kuat laitmya seperti yen Jepang, poundsterling Inggris, mark Jerman, franc Prancis,
dan beberapa matauang negara-negara lain mengalami peningkatan nilai (apresiasi). Namun
demikian upaya ini diperkirakan masih bersifat sementara, sehingga mengakibatkan
ketidakpastian situasi moneter dan menimbulkan gangguan terhadap kestabilan pasar valuta
asing, serta mempersulit bekerjanya sistem moneter internasional.

Berbagai perkembangan yang mewarnai situasi moneter internasional tersebut


menghambat kelancaran mekanisme pembayaran dunia, yang pada gilirannya menimbulkan
distorsi perdagangan antarnegara. Volume ekspor negara-negara industri dalam tahun 1985
diperkirakan hanya naik sebesar 3,7 persen, bila dibandingkan dengan 9,7 persen dalam
tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan kemampuan impor negara-negara tersebut dalam
periode yang sama diperkirakan berkurang menjadi hanya 6,1 persen, jika dibandingkan
dengan 11,7 persen dalam tahun 1984. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya defisit
neraca perdagangan, yang bersama-sama dengan perkembangan sektor jasa termasuk lalu-
lintas transfer telah meningkatkan defisit transaksi berjalan negara-negara industri secara
keseluruhan. Dalam tahun 1985, transaksi berjalan negara-negara industri diperkirakan
mengalami defisit sebesar US $ 76,1 milyar dibandingkan dengan US $ 59,8 milyar dalam
tahun sebelumnya. Besarnya defisit transaksi berjalan keseluruhan negaranegara industri
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya defisit transaksi berjalan Amerika Serikat
dan Italia, masing-masing dari sebesar US $ 101,5 milyar dan US $ 3,0 milyar dalam tahun
1984, diperkirakan menjadi US $ 130,0 milyar dan US $ 6,6 milyar dalam tahun 1985.
Sebaliknya Prancis berhasil mengubah posisi transaksi berjalan negaranya, dari defisit US $
0,8 milyar menjadi surplus sebesar US $ 0,4 milyar. Sedangkan Jerman Barat dan Inggris
diperkirakan mampu menaikkan surplus, masing-masing dari US $ 6,3 milyar dan US $ 0,8
milyar dalam tahun 1984, menjadi sebesar US $ 12,1 milyar dan US $ 2,3 milyar dalam
tahun 1985. Di antara semua negara industri yang mengalami peningkatan surplus, Jepang
diperkirakan dapat mempertahankan prestasinya di dalam mencapai kenaikan surplus
terbesar yaitu dari US $ 35,0 milyar dalam tahun 1984, diperkirakan menjadi sebesar US $
44,0 milyar dalam tahun 1985. Sementara itu Kanada diperkirakan mengalami penurunan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 195
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

surplus dari US $ 2,0 milyar dalam tahun 1984, menjadi US $ 0,6 milyar dalam tahun 1985.
Upaya untuk mencegah meningkatnya defisit transaksi berjalan di satu pihak, dan kurangnya
kesadaran terhadap kenyataan saling ketergantungan antarnegara di lain pihak, telah
menyebabkan tumbuhnya sikap menonjolkan kepentingan dalam negeri pada negara-negara
industri. Sikap tersebut mendorong timbulnya proteksionisme yang dilakukan sebagai sarana
melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang-barang sejenis dari negara lain,
sekaligus dimaksudkan untuk menghalangi naiknya pengangguran. Gejala ini merupakan
kendala yang membatasi ruang gerak dalam upaya meningkatkan ekspor dan mempersulit
peningkatan perdagangan negara-negara berkembang.

Dalam pada itu pelbagai tekanan terhadap mekanisme pasar minyak internasional,
yang timbul karena terdapatnya kelebihan penawaran di atas permintaan minyak, telah
menyebabkan terganggunya keseimbangan pasar. Kecenderungan ini memperawan situasi
pasar minyak internasional dan mendorong diambilnya keputusan oleh organisasi negara-
negara pengekspor minyak (OPEC) untuk melakukan pembatasan produksi, dengan
menetapkan kuota bagi negara-negara anggotanya dalam bulan Maret 1982. Namun
kebijaksanaan ini tidak dapat mempertahankan harga minyak yang justru mengalami
penurunan, sehingga dalam bulan Maret 1983 OPEC terpaksa menurunkan harga patokan
dari US $ 34 menjadi US $ 29 per bare!. Sementara itu turunnya permintaan sejalan dengan
kelesuan ekonomi dunia, gerakan penghematan energi minyak, dan diversifikasi penggunaan
energi bukan minyak, merupakan pukulan baru bagi upaya yang dilakukan untuk
menstabilkan harga. Keadaan ini mengharuskan OPEC meninjau kembali keputusannya, dan
untuk ke dua kalinya melakukan pengurangan kuota produksi dari 17,5 juta barel menjadi 16
juta barel per hari serta menurunkan kuota negara-negara anggotanya, sementara harga
patokan tetap dipertahankan seperti ditetapkan dalam sidang para menteri negara-negara
tersebut di Jenewa dalam bulan Oktober 1984. Dalam perkembangannya, tindakan stabilisasi
harga minyak bumi oleh OPEC dengan menetapkan kuota produksi tersebut, selalu
mendapat rongrongan dari negara-negara produsen minyak di luar OPEC dengan mening-
katkan produksi mereka. Tekanan ini telah menyebabkan diambilnya keputusan untuk
memperkecil harga pembeda (diferensiasi) antara minyak mentah (crude oil) ringan dan
berat, dari sekitar US $ 4,50 menjadi US $ 2,40 per barel, dalam pertemuan di Jenewa akhir
Januari 1985. Dengan keputusan itu maka sistem harga patokan yang didasarkan pada harga
minyak jenis Arabian Light Crude (ALC) praktis tidak ada lagi. Berbagai perkembangan ini
telah mengakibatkan nilai dan volume ekspor maupun impor negara-negara berkembang,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 196
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

baik negara-negara pengekspor minyak maupun bukan pengekspor minyak, diperkirakan


mengalami penurunan. Dengan kemerosotan yang terjadi, baik atas ekspor maupun terhadap
impor, di negara-negara industri dan negara-negara berkembang tersebut maka volume
perdagangan dunia diperkirakan turun dari 8,5 persen dalam tahun 1984 menjadi 3,5 persen
dalam tahun 1985.

Distorsi dalam perdagangan dunia dan ketidakpastian situasi moneter internasional


telah niemperlangka dana dan mempermahal biaya pinjaman di berbagai pusat keuangan
internasional. Mendesaknya kebutuhan dana untuk membiayai pembangurian dan menutup
defisit neraca pembayaran, menyebabkan pinjaman negara-negara berkembang meningkat
secara cepat dari US $ 475,0 milyar dalam tahun 1979 menjadi US $ 865,1 milyar dalam
tahun 1985. Di lain pihak terbatasnya devisa ekspor kebanyakan negara-negara berkembang
telah menyebabkan debt-to-export-ratio negara-negara tersebut naik dari 120,4 persen dalam
tahun 1979, menjadi 157,1 persen dalam tahun 1985. Dari keseluruhan jumlah hutang luar
negeri negara-negara berkembang tersebut, sebesar US $ 861,70 milyar diantaranya
merupakan hutang negara-negara berkembang pada berbagai bagian benua, baik di Amerika
Latin, Timur Tengah, Afrika, Eropa, maupun Asia, terinci masing-masing sebesar US $
283,0 milyar, US $ 180,5 milyar, US $ 176,5 milyar, US $ 130,3 milyar, dan US $ 91,4
milyar. Sementara itu besarnya kewajiban pengembalian bunga maupun cicilan hutang di
satu pihak, serta turunnya ekspor di lain pihak, telah menyebabkan debt-service-ratio (DSR)
negara-negara tersebut melampaui ambang batas yang diperkirakan aman bagi
perekonomian negaranya. Keadaan ini mengakibatkan beberapa negara berkembang
mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya, dan beberapa diantaranya terpaksa
melakukan penundaan (reschedulling) hutang. Kenyataan tersebut telah menimbulkan
masalah likuiditas perbankan internasional, membahayakan usaha bank-bank pemberi
pinjaman, dan menumbuhkan sikap kewaspadaan bank dalam memberikan pinjaman baru.

Serangkaian krisis dan berbagai kegoncangan di bidang moneter dan perdagangan


internasional, yang menghambat pemulihan ekonomi serta mengeruhkan suasana hubungan
antarnegara dewasa ini, telah melahirkan kesadaran yang semakin luas akan perlunya
pembaharuan terhadap perangkat ketentuan dan peraturan dalam perdagangan dan moneter
internasional, disertai dengan perombakan pada kerangka susunan kelembagaannya.
Keadaan ini menempatkan perundingan dan kerjasama, baik di dalam maupun di luar forum
PBB, seperti pada Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 197
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pembangunan (UNCTAD), Persetujuan Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT),


Bank Dunia (IBRD), Dana Moneter Internasional (IMF), serta Dialog Utara-Selatan,
menjadi teramat penting sebagai sarana dialog antara negara-negara industri dan negara-
negara berkembang untuk mencari formula kesepakatan baru dalam menghadapi masalah
peralihan yang maha sulit dewasa ini.

Upaya mencari penyelesaian dari krisis ekonomi dunia telah mendorong Dana
Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (IBRO) dalam sidang tahunannya yang ke-40
bulan Oktober 1985 di Seoul-Korea Selatan untuk mengkaji pelbagai indikator serta ma-
salah-masalah pokok yang masih mewarnai ekonomi dunia dan situasi moneter internasional.
Pembicaraan ditekankan pada usaha untuk mengatasi masalah-masalah yang menghambat
pemulihan ekonomi dunia, seperti tingginya defisit anggaran belanja, lemahnya harga
barang-barang primer, kerapuhan posisi luar negeri beberapa negara berkembang, kekakuan
struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi, serta meningkatnya tindakan-tindakan
proteksionistis. Semua negara berpendapat bahwa di dalam rangka mengatasi kesulitan
ekonomi negara-negara berkembang yang diakibatkan oleh tekanan neraca pembayaran,
tugas masyarakat internasional yang sangat mendesak dewasa ini adalah meningkatkan
kemampuan ekonomi negara-negara berkembang dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonominya. Disadari bahwa keberhasilan usaha ini bukan hanya tergantung kepada
pertumbuhan ekonomi yang tidak bersifat inflatoir di negara-negara industri, terbukanya
sistem perdagangan multilateral, peningkatan arus dana pembangunan dalam jumlah yang
mencukupi, dan berfungsinya sistem moneter internasional, akan tetapi juga sangat
ditentukan oleh terdapatnya koordinasi kebijaksanaan ekonomi negara-negara industri yang
berwawasan internasional, sebagai penggerak bagi upaya mempercepat pertumbuhan
ekonomi dunia. Agar pertumbuhan ekonomi dunia tersebut menjadi man tap dan mampu
bertahan lama, negara-negara industri disarankan untuk terus melaksanakan kebijaksanaan
untuk mengurangi kekakuan-kekakuan struktural di semua aspek. Di sektor moneter,
kebijaksanaan hendaknya diusahakan supaya lebih luwes, yang secara otomatis dapat
mengendalikan laju inflasi. Sedangkan di bidang fiskal, defisit anggaran belanja pemerintah
perlu diturunkan, sehingga mampu menekan kenaikan tingkat bunga yang pada akhirnya
akan mendorong peningkatan investasi negara-negara industri, memperbaiki alokasi dana
internasional, serta mengurangi beban hutang luar negeri negara-negara berkembang.
Negara-negara berkembang dihimbau untuk melaksanakan usahausaha penyesuaian guna
memperbaiki posisi luar negeri dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap. Usaha

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 198
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penyesuaian yang dilakukan hanya akan berhasil bila ditunjang dengan situasi perekonomian
dunia yang menguntungkan, terdapatnya cukup arus dana, kebijaksanaan yang secara efektif
diarahkan pada tercapainya kewajaran struktur barga, peningkatan efisiensi dalam alokasi
penggunaan sumber dana, kebijaksanaan perdagangan yang bebas, peningkatan tabungan
dalam negeri, dan pengendalian tingkat inflasi. Mengenai beban hutang negara-negara
berkembang, sidang berpendapat bahwa masalah ini dapat diatasi jika negara-negara industri
mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, mendorong penurunan
tingkat bunga, meningkatkan arus dana ke negara-negara berkembang, serta sejauh mungkin
menghindari pelaksanaan kebijaksanaan yang bersifat proteksionistis. Sedangkan negara-
negara debitur diharapkan melaksanakan program penyesuaian yang efektif, mencapai
keseimbangan anggaran belanja, mengadakan perubahan strukriIral, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, dan mengembalikan creditworthiness-nya. Dalam hubungan ini
ditekankan kembali pentingnya peranan IMF dalam mendorong proses penyesuaian,
memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran, dan mobilisasi dana
bagi negara-negara berkembang. Mengenai peranan IMF terhadap kelancaran mekanisme
kerja sistem moneter internasional, negara-negara berkembang menegaskan pentingnya
menjadikan pengawasan (survaillance) IMF lebih efektif dan seimbang, baik bagi negara-
negara industri maupun negara-negara berkembang. Sedangkan mengenai bantuan keuangan
untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran negara-negara berkembang, semua negara
menyambut baik rencana pembentukan fasilitas pinjaman baru dengan sumber dana yang
berasal dari trust fund. Namun demikian, negara-negara berkembang sangat menyesalkan
tidak tercapainya kesepakatan mengenai alokasi SDR, dan diturunkannya batas tertinggi
bantuan yang dapat diberikan IMF dalam tahun 1986. Usul untuk mengadakan alokasi SDR
dalam periode ke-4 yang masih tersisa tidak dapat dilaksanakan, karena persetujuan suara
mayoritas dalam dewan direktur IMF tidak dapat dicapai. Penolakan alokasi SDR oleh
beberapa negara industri didasarkan pada anggapan belum terdapatnya suatu bukti nyata
mengenai adanya kebutuhan tambahan cadangan di semua negara, di samping tumbuhnya
keraguan terhadap kemampuan SDR sebagai instrumen dalam menciptakan cadangan
internasional. Sejalan dengan usaha-usaha IMF tersebut, usaha Bank Dunia akan lebih
diprioritaskan pada upaya untuk membantu merumuskan program-program penyesuaian dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang, dengan meningkatkan
bantuan melalui pembentukan instrumen-instrumen pinjaman baru, seperti pinjaman untuk
penyesuaian struktural maupun sektoral (structural adjustment loans-SAL), melakukan
penelitian mengenai masalah-masalah perdagangan dan hutang yang dihadapi oleh negara-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 199
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

negara anggotanya, menyempurnakan saran-saran kebijaksanaan, serta memberikan bantuan


khusus untuk meningkatkan mobilisasi dana. Dafam fungsinya sebagai penggerak sumber-
sumber dana lain (catalytic role), Bank Dunia membantu mobilisasi dana, mengkoordinir
arus bantuan resmi secara lebih efektif, membentuk multilateral investment guaranteeagency
(MIGA) untuk mendorong arus investasi swasta, serta mengadakan pembiayaan bersama
(co-financing) dengan bank-bank komersial. ,Berbagai negara mendukung peningkatan
program pinjaman Bank Dunia, dan disepakati bahwa pembahasan-pembahasan tentang
pengisian dana IDA-8 akan dimulai dalam bulan Januari 1986. Sementara itu negara-negara
industri maupun negara-negara berkembang menyambut baik kesepakatan yang dicapai oleh
5 negara industri utama, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman Barat, dan Francis,
untuk tidak melaksanakan kebijaksanaan proteksionistis, dan mengenai langkah-Langkah
yang akan dilakukan bagi tercapainya pola kurs matauang yang lebih mantap. Selanjutnya
sidang menegaskan kembali agar semua negara menghindari pelaksanaan kebijaksanaan
proteksionistis, menyatakan kebulatan tekad untuk mempertahankan sistem perdagangan
terbuka, dan menyambut baik kemajuan-kemajuan yang dicapai general agreement on tariffs
and trade (GATT) ke arab terlaksananya perundingan perdagangan multilateral yang baru.

Terlaksananya perundingan baru di bidang perdagangan merupakan kebutuhan


semua pihak untuk mendorong liberalisasi perdagangan internasional dan memperbaiki
perekonomian dunia. Namun demikian prakarsa peluncuran new round of multilateral trade
negotiations (NRMTN) hingga kini masih menemui hambatan karena terdapatnya perbedaan
pendapat antarnegara mengenai dimasukkannya masalah-masalah perdagangan di bidang
jasa, teknologi canggih dan barang-barang palsu ke dalam cakupan NRMTN. Beberapa
negara industri menyetujui diluncurkannya NRMTN serta menghendaki dimasukkannya
masalah-masalah perdagangan di bidang jasa-jasa, teknologi canggih dan barang-barang
palsu ke dalam pembahasan NRMTN. Sementara itu walaupun akhir-akhir ini negaranegara
berkembang pada umumnya dapat menyetujui diluncurkannya NRMTN, namun banyak di
antara negara-negara tersebut yang tidak dapat menerima masalah-masalah tersebut dicakup
dalam NRMTN.

Dalam pada itu usaha untuk mengadakan perombakan terhadap sistem perdagangan
yang ada telah menempatkan UNCTAD sebagai forum yang am at penting bagi peningk.atan
kerjasama perdagangan internasional atas dasar keuntungan bersama, resiprositas dan non
diskriminasi. Hasil-hasil UNCTAD yang dicapai hingga saat ini antara lain meliputi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 200
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

disepakatinya sistem preferensi umum di bidang perdagangan, penetapan sasaran 0,7 persen
bantuan pembangunan resmi, persetujuan kode perilaku alur pelayaran, program komoditi
terpadu, dan program bantuan untuk negara berkembang paling terbelakang. Meskipun
prinsip-prinsip dan aturan-aturan mengenai praktek-praktek pembatasan perdagangan telah
diterima secara bulat dalam sidang majelis umum PBB 1980, namun dalam pelaksanaannya
praktek-praktek tersebut masih terus berlangsung bahkan meningkat. Meningkatnya
kecenderungan ke arab penyimpangan terhadap prinsip perdagangan terbuka, seperti
pembatasan perdagangan yang tidak wajar, persetujuan perjanjian pembagian pasar, dan
kebijaksanaan terselubung di luar lingkup perdagangan, merupakan ancaman terhadap sistem
perdagangan multilateral. Oleh karena itu mutlak diperlukan upaya menegakkan disiplin
perdagangan antarbangsa, dengan mengambil langkah-Langkah segera terhadap pelaksanaan
rangkaian prinsip-prinsip perdagangan terbuka. Dalam hubungan ini, trade and development
board (TOB) telah ditugaskan untuk membuat studi secara terinci mengenai perkembangan
dalam sistem perdagangan internasional, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi
mengenai prinsip-prinsip dan kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk memperbaiki sistem
tersebut. Kuatnya disiplin perdagangan berdasarkan prinsip dan peraturan GATT akan
memberikan rangsangan global untuk meningkatkan volume perda' gangan dunia, yang pada
gilirannya mampu memberi sumbangan bagi pemecahan masalab hutang negara-negara
berkembang.

Guna membantu negara-negara berkembang dalam usaha meningkatkan ekspor,


international trade centre (ITC) masih akan terus berperan sebagai katalisator dalam
pelaksanaan program kerjasama teknik di bidang ekspor dan promosi perdagangan, dengan
memberikan bantuan yang penggunaannya diutamakan pada upaya menciptakan
infrastruktur kelembagaan nasional yang sehat, dan iklim usaha yang menguntungkan di
bidang ekspor. Prioritas diberikan kepada bidang kerjasama teknik dan ekonomi antarnegara
berkembang, perdagangan antara negara berkembang dengan negara-negara sosialis Eropa
Timur, serta pengembangan produksi yang berorientasi ekspor. Perluasan perdagangan
internasional merupakan penunjang dan syarat pokok bagi pertumbuhan ekonomi.

Usaha memperkokoh stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Teng-


gara telah mendorong peningkatan kerjasama ASEAN di dalam pelbagai bidang kegiatan.
Untuk memperluas perdagangan antarnegara ASEAN, telah dilakukan ratifikasi terhadap
perjanjian preferensi perdagangan ASEAN (ASEAN PTA), dengan memberikan perlakuan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 201
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

khusus terhadap impor, yang berasal dari sesama negara anggotanya. Ratifikasi instrumen
ASEAN PT A tersebut meliputi kontrak pembelian jangka panjang, persyaratan pembiayaan
yang lebih menguntungkan, pengutamaan pembelian dari negara ASEAN untuk keperluan
sektor Pemerintah, serta pemberian keringanan bea masuk untuk barang-barang yang di-
impor dari negara-negara ASEAN daripada yang berlaku untuk negara-negara lain. Sampai
dengan tahun 1985 perkembangan ASEAN PT A mencakup tercapainya persetujuan pengu-
rangan 25 persen tarif bea masuk bagi 12.592 jenis produk, dengan memberikan keringanan
margin of preference (MOP) sebesar 20-50 persen at as semua matadagangan dengan nilai
impor di atas US $ 10 juta, yang mulai berlaku sejak tanggall April 1985. Di samping itu
telah pula dicapai persetujuan untuk mempercepat upaya peninjauan kembali terhadap
produk-produk yang tertuang pada exclusion list, serta mengadakan langkah baru ke arah
peningkatan yang lebih besar dalam hubungan perdagangan antaranggota ASEAN. Di
bidang kerjasama pangan, pertanian, dan kehutanan ASEAN, telah diterima empat buah
usulan proyek baru dengan biaya dari pihak ketiga yang meliputi ASEAN swamp buffalo
research and development programme, ASEAN agricultural development of agricultural
cooperative, dan ASEAN forest for rural community development centre. Di bidang industri,
kerjasama dilakukan melalui pendirian berbagai proyek ASEAN, seperti pembangunan
proyek pupuk urea ASEAN di Aceh (PT Asean Aceh FertilizerAAF), proyek pengolahan
tembaga di Philipina, dan proyek hepatitis-b-vaccine di Singapura, serta pembentukan
proyek-proyek industri komplementer dan usaha-usaha patungan. Adapun usaha patungan
yang disepakati oleh sidang para menteri ekonomi ASEAN meliputi proyek security paper
antara Malaysia dan Brunei Darussalam, proyek potash fedspar quarts antara Muangthai dan
Indonesia, dan proyek slaughtered meat antara Muangthai dan Philipilla. Di samping itu
peningkatan kerjasama juga dilakukan untuk memperoleh kebulatan sikap dalam
pengambilan langkah bersama, guna menghadapi berbagai masalah internasional di bidang
perdagangan, komoditi, keuangan serta negosiasi global, baik di forum multilateral, regional
maupun bilateral.

Arah perkembangan ekonomi dunia dan situasi moneter internasional, serta kecen-
derungannya di masa mendatang akan tetap merupakan kendala yang memerlukan kewas-
padaad bagi upaya mobilisasi dana devisa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
ketahartan ekonomi terhadap pelbagai tantangan, yang mungkin akan terjadi, perlu ditempub
langkah-Langkah ke arah peningkatan devisa dan menghemat penggunaannya melalui
kebijaksanaan terpadu di bidang perdagangan luar negeri dan lalu lintas devisa.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 202
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

5.2. Kebijaksanaan di bidang perdagangan luar negeri

Situasi perekonomian dunia yang belum memperlihatkan perbaikan sebagaimana


yang diharapkan telah mempengaruhi keadaan ekonomi khususnya ekspor Indonesia.
Demikian pula dengan adanya penurunan harga dan penetapan kuota produksi serta
mengendornya pemasaran minyak, penerimaan devisa dari sektor migas cenderung menga-
lami penurunan. Berkaitan dengan itu, kebijaksanaan di bidang perdagangan luar hegeri dan
neraca pembayaran dalam dua tahun pertama Peijta IV ditujukan untuk lebih meningkatkan
pengembangan produksi dan pemasaran bidang ekspor di luar minyak dan gas sebagai upaya
mengurangi ketergantungan pada sektor minyak. Di samping itu juga untuk meningkatkan
cara saing barang-barang ekspor di luar negeri, agar cukup tersedia devisa untuk membiayai
impor bahan baku/penolong dan barang modal yang masih diperlukan. Sementara itu dalam
rangka mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, di samping usaha-usaha tersebut
dilakukan pula usaha penghematan penggunaan devisa dengan meningkatkan pengembangan
produksi substitusi impor sejalan dengan penggalakan pemakaian produksi dalam negeri,
memanfaatkan modal dan teknologi luar negeri, serta menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

5.2.1. Kebijaksanaan di bidang ekspor

Devisa hasil ekspor minyak bumi yang selama ini merupakan sumber utama dalam
membiayai pembangunan, pada akhir-akhir ini tidak memperlihatkan peningkatan bahkan
menunjukkan perkembangan yang menurun. Keadaan ini telah terjadi sejak tahun 1982
sebagai akibat meningkatnya produksi melebihi permintaan olehnegara-negara industri, serta
adanya perubahan dalam pola penggunaan energi. Untuk mengatasi keadaan tersebut, dalam
bulan Maret 1982 sidang OPEC telah menentukan kuota produksi bagi negaranegara
anggotanya, termasuk kuota produksi sebesar 1,3 juta barel per hari untuk Indonesia.
Kebijaksanaan ini kemudian disusul dengan penurunan produksi maksimum OPEC dari
sebesar 17,5 juta menjadi 16 juta barel per hari dalam bulan Oktober 1984. Dengan adanya
keputusan ini maka produksi minyak Indonesia mendapat pengurangan sebesar 111.000
barel per hari, sehingga kuota produksi menjadi 1,189 juta barel per hari. Demikian juga
terhadap harga patokan minyak mentah OPEC yang semula sebesar US $ 34,0 per barel,
dalam bulan Maret 1983 telah diturunkan menjadi US $ 29,0 per barel. Harga patokan baru
tersebut ternyata tidak dapat berlangsung lama karena dalam bulan januari 1985 harga

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 203
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

minyak bumi jenis Arabian Light Crude (ALC) telah diturunkan lagi dari US $ 29,0 menjadi
US $ 28,0 per barel, sedangkan peranannya sebagai dasar harga patokan minyak bumi
negara-negara OPEC juga dihapuskan. Bersamaan dengan penurunan harga rninyak burni
jenis ALC tersebut, diputuskan pula untuk memperkecil diferensiasi antara harga minyak
mentah ringan dengan berat dari US $ 4,50 menjadi US $ 2,40 per bare!. Sehubungan
dengan itu, mulai bulan Februari 1985 harga patokan ekspor rninyak mentah Indonesia
disesuaikan sehingga menjadi US $ 28,53 per barel. Kemelut yang terjadi pada ekspor
minyak bumi Indonesia akhir-akhir ini bukan saja terjadi pada masalah harga yang terus
menerus .mengalami kemerosotan, tetapi juga dalam pemasarannya yang semakin
mengendor. Hal ini terjadi antara lain karena jepang, yang selamaini nierupakan negara
pengimpor terbesar minyak mentah Indonesia, telah mulai memperluas sumber-sumber
pembelian minyak mentahnya ke RRC, serta menaikkan pembelian minyak mentah dari Irak.
Sementara itu usaha-usaha yang dilakukan untuk memperluas kilang gas alam cair (LNG)
serta pemasarannya di luar negeri tidak cukup mengimbangi penurunan devisa hasil ekspor
minyak mentah. Namun demikian usaha-usaha ini terus ditingkatkan, sehingga dengan akan
diselesaikannya pembangunan satu unit pengolahan gas alam cair yang baru di Arun pada
tahun 1986 maka kapasitas produksi gas alam cair (LNG) diharapkan akan mencapai 900
juta MMBTU per tahun.

Menyadari akan situasi minyak yang tidak menentu bahkan perkembangan narga
minyak mentah pada tahun 1986/1987 diperkirakan tidak lebih baik, maka usaha-usaha
untuk mengurangi ketergantungan dari sektor minyak dan gas terus ditingkatkan. Untuk itu
serangkaian tindakan untuk mendorong ekspor di luar minyak dan gas telah dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari kebijaksanaan ekspor yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 1 tahun 1982 serta tindakan devaluasi rupiah terhadap matauang dolar Amerika
dalam bulan Maret 1983, maka dalam tahun 1984/1985 telah dilakukan langkahlangkah
untuk meningkatkan efisiensi antara lain dengan menyederhanakan perijinan yang berlaku,
penghapusan ijin-ijin yang dipandang dapat menghambat ekspor, dan menghapus pungutan-
pungutan yang menghambat kelancaran perdagangan luar negeri serta yang menyebabkan
biaya produksi tinggi. Dalam periode yang sama juga telah dihentikan semua pungutan
daerah yang tidak diatur dan ditetapkan dengan peraturan daerah, demikian juga terhadap
pungutan retribusi daerah yang tidak terdapat jasa dari Pemerintab Daerah. Kebijaksanaan
ini selain bertujuan untuk meningkatkan ekspor di luar minyak dan gas, juga bertujuan
memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan ekspor di luar minyak dan gas dalam

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 204
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

jangka panjang khususnya Pelita IV, serta untuk mengurangi ketergantungan pada sektor
minyak. Sementara itu kebijaksanaan sistem imbal beli, di mana pembelian barang-barang
Pemerintah dari luar negeri yang memakai dana APBN dikaitkan dengan ekspor di luar
minyak dan gas, terus dilanjutkan. Sejak diberlakukan PP Nomor 1 tahun 1982 sampai akhir
Agustus 1985, kontrak imbal beli yang ditandatangani mencapai US $ 1.438,27 juta,
sedangkan realisasinya mencapai US $ 843,91 juta. Adapun negara-negara yang sudah
menyetujui perdagangan imbal beli dengan Indonesia sampai akhir Agustus 1985 mencapai
23 negara, termasuk Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya dalam rangka
mempertahankan pasaran dan memantapkan cara saing barang-barang ekspor di luar negeri,
pada tanggal 13 Februari 1985 telah dikeluarkan ketentuan baru mengenai pajak ekspor (PE)
dan pajak ekspor tambahan (PET) yang meliputi besarnya tarif, tara cara pemungutan,
penyetoran, serta restitusi dari laporan PE dan PET. Dengan ketentuan baru itu tarif PE dan
PET dikurangi atau dihapus, antara lain untuk ekspor timah, minyak kelapa sawit, inti kelapa
sawit, crude stearin, deodorized stearin dan lain-lain. Dalam rangka meningkatkan peranan
dan kemampuan serta menjamin kepastian berusaha perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang ekspor sehingga dapat menunjang peningkatan devisa hasil ekspor, maka prosedur
memperoleh angka pengenal ekspor (APE) dan angka pengenal ekspor sementara (APES)
telah disederhanakan.

Sementara itu untuk lebih memperlancar arus barang antarpulau, ekspor dan impor,
serta untuk meningkatkan efisiensi dalam aktivitas perdagangan dengan mence-
gah/menurunkan ekonomi biaya tinggi maka dalam bulan April 1985 telah dikeluarkan
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1985 yang menyangkut langkah-langkah kebijaksanaan,
perombakan dan penyederhanaan tata laksana ekspor dan impor barang, pelayaran antar-
pulau, biaya angkutan lalit, pengurusan barang dan dokumen, keagenan umum perusahaan
pelayaran dan tata laksana operasional pelabuhan. Sejalan dengan Inpres Nomor 4 tahun
1985 tersebut, terhadap barang-barang ekspor tidak dilakukan pemeriksaan pabean kecuali
atas ijin tertulis dari Menteri Keuangan terhadap barang ekspor yang dicurigai karena
terkena pengendalian atau larangan ekspor, atau karena merupakan barang ekspar yang
terkena pajak ekspor (PE)/pajak ekspor tambahan (PET), atau yang pajaknya tidak dibayar
dengan sebenarnya. Sedangkan terhadap barang ekspor yang memperoleh sertifikat ekspor
(SE) pemeriksaannya dilakukan di temp at tujuan ekspor oleh surveyor yang ditetapkan oleh
Pemerintah, dan pembayaran sertifikat ekspor (SE) dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, barang ekspor yang telah diperiksa di tempat tujuan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 205
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

akan mendapatkan surat laporan kebenaran pemeriksaan (LKP) untuk ekspor yang
diterbitkan oleh surveyor yang ditetapkan oleh Pemerintah di tempat tujuan ekspor, yang
berlaku juga sebagai sertifikat ekspor (SE) dan berfungsi sebagai surat perintah membayar
(SPM) atau SKO. Dalam hal ada pajak ekspor (PE) atau pajak ekspor tambahan (PET), maka
pembayaran pajak tersebut dilakukan oleh eksportir kepada bank devisa pada waktu
menyerahkan pemberitahuan ekspor barang (PEB).

Untuk mengurangi biaya-biaya pelabuhan, maka tarif uang labuh, uang pandu, uang
tunda dan uang tambat ditetapkan sama besarnya untuk semua jenis kapal samudera,
sedangkan ketentuan mengenai tarif uang pandu dan tarif uang tunda disederhanakan serta
uang kepil ditiadakan. Guna memperlancar arus barang ekspor/impor, kapal-kapal yang
dioperasikan perusahaan pelayaran asing yang telah menunjuk agen dapat memasuki
perairan di pelabuhan yang telah ditentukan dalam perjanjian. Pelabuhan yang boleh
disinggahi oleh kapal-kapal tersebut adalah semua pelabuhan laut yang terbuka untuk
perdagangan luar negeri.

Sementara itu usaha-usaha untuk perbaikan mutu barang-barang ekspor terus


ditingkatkan, yang meliputi penentuan standar, pengujian dan pengawasan mutu serta
penyuluhan-penyuluhan. Usaha tersebut dilakukan oleh jaringan pusat pengujian mutu
barang dan badan pengambil contoh barang, serta laboratorium penguji mutu di daerah--
daerah. Berkaitan dengan itu, sebagai tindak lanjut dari Inpres Nomor 4 tahun 1985 maka
pada tanggal 15 Juli 1985 telah dikeluarkan ketentuan mengenai pengawasan mutu barang
ekspor. Ketentuan tersebut menetapkan bahwa setiap jenis barang ekspor harus memenuhi
standar perdagangan (SP) yang. telah ditetapkan oleh Menteri Perdagangan, sehingga setiap
jenis barang yang akan diekspor harus disertai dengan sertifikat dalam bentuk surat
pernyataan mutu (SPM) dan sertifikat mutu (SM). Sebagai tindak lanjut keputusan ini, pada
tanggal 5 Oktober 1985 dikeluarkan ketentuan bahwa SPM harus diterbitkan sendiri oleh
eksportir bagi setiap partai mata dagangan yang akan diekspor. Selanjutnya laboratorium
penguji mutu melalui badan pengambil contoh barang akan melakukan penelitian serta
menerbitkan sertifikat mutu (SM) bila sudah memenuhi SP yang ditetapkan oleh Menteri
Perdagangan. Namun demikian untuk memberikan peranan yang lebih besar kepada
eksportir, kepada e;ksportir yang telah mampu melaksanakan pengawasan mutu diberikan
hak untuk menerbitkan sertifikat mutu sendiri. Pada sa at ini ada 16 eksportir SIR (Standard
Indonesia Rubber) telah diberikan hak tersebut.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 206
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu usaha-usaha memperluas pasaran ekspor hasil-hasil industri terus


ditingkatkan, antara lain melalui pengiriman misi dagang dan pameran dagang ke luar negeri,
dan usaha-usaha konsultasi langsung yang lebih intensif antara atase perdagangan, konsul
perdagangan dan perwakilan pusat promosi perdagangan Indonesia di luar negeri dengan
kalangan pengusaha nasional/eksportir. Adapun pengiriman misi dagang ke luar negeri
selain ke Eropa Timur, Timur Tengah dan Amerika, dalam bulan Juli 1985 juga telah dikirim
ke Republik Rakyat Cina (RRC) yang disusul dengan kunjungan misi dagang RRC ke
Indonesia. Sebagai tindak lanjutnya, hubungan dagang langsung antara Indonesia dengan
RRC yang telah dijajaki pada waktu-waktu sebelumnya mulai dapat dilaksanakan. Dalam
rangka memperlancar pelaksanaan kesepakatan-kesepakatan dasar antara Kamar Dagang
Indonesia (KADlN) dengan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT)
menyangkut hubungan dagang langsung antara Indonesia dan RRC yang telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 5 Juli 1985, maka telah dikeluarkan
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 1985 pada tanggal23 Juli 1985. Inpres tersebut memuat
pedoman penyelenggaraan hubungan dagang langsung antara Indonesia dengan RRC, yang
dilaksanakan berdasarkan kebijaksanaan umum perdagangan dan tata niaga yang telah
digariskan Pemerintah. Selanjutnya dalam bulan Oktober 1985 telah dikeluarkan keputusan
Menteri Perdagangan mengenai pelaksanaan ekspor/impor ke/dari RRC dan sekaligus
mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan Menteri Perdagangan Nomor 102
tahun 1967 ten tang larangan ekspor ke negara RRC. Sedangkan ke wilayah Timur Tengah
selain dapat diekspor hasil-hasil pertanian dan hasil industri, kegiatan perluasan pasaran
untuk jasa-jasa kontrakting dan pengiriman tenaga kerja juga telah berkembang dengan cepat.
Sementara itu pengiriman/pembentukan perwakilan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia di
luar negeri telah dilakukan di London, Hamburg, New York, Sidney, Los Angeles,
Rotterdam, Abu. Dhabi, Baghdan dan Jeddah, serta ASEAN Promotion Center on Trade,
Investment and Tourism di Tokyo, dan ASEAN Trade Promotion Center di Rotterdam.

Dalam rangka menciptakan suatu sistem perniagaan komoditi yang tertib dan teratur,
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1982
telah didirikan bursa komoditi. Berkaitan dengan penyelenggaraannya, dalam bulan Februari
1984 telah pula terbentuk Perusahaan Perseroan Badan Usaha Kliring dan Jaminan Komoditi,
yang memberikan jaminan penyelesaian keuangan dari transaksi yang terjadi di Bursa.
Sebagai tindak lanjutnya, dalam bulan Januari 1985 ditetapkan bahwa karet adalah komoditi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 207
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

yang dapat diperniagakan secara fisik di bursa komoditi, dan sejak bulan April 1985 mulai
diselenggarakan perdagangan komoditi yang diikuti oleh 17 perusahaan sebagai anggota
pertama Bursa Komoditi Indonesia. Selanjutnya untuk menertibkan perdagangan kopi di
dalam negeri, Pemerintah dalam bulan Oktober 1985 telah menyetujui keinginan asosiasi
eksportir kopi Indonesia (AEKI) untuk memperdagangkan kopi di dalam bursa komoditi
Indonesia.

Dalam usaha untuk menghindari hambatan, baik yang berbentuk tarif maupun non
tarif, bagi perluasan pasaran ekspor Indonesia, maka kerja sama ekonomi dan perdagangan
yang selama ini dilakukan terus ditingkatkan. Sehubungan dengan itu Indonesia telah
menandatangani "Code on Subsidies and Countervailing Duties" dan menjadi anggota Code
tersebut sejak tanggal 4 Maret 1945 agar tidak dikenakan bea masuk tambahan bagi barang-
barang Indonesia yang oleh negara-negara pengimpor dianggap telah diberi subsidi oleh
Pemerintah. Sejalan dengan itu juga telah disarnpaikan penjelagan bahwa Indonesia secara
bertahap akan menghapuskan subsidi yang berbentuk Sertifikat Ekspor (SE) mulai 1 April
1986, serta mengembalikannya pada sistem murni "drawback". Selain itu Pemerintah juga
akan menghapuskan subsidi bunga kredit ekspor secara bertahap dalam lima tahun
mendatang, sehingga pada tanggal 1 April 1990 tingkat bunga kredit ekspor akan sama
besarnya dengan tingkat bunga kredit komersial yang berlaku umum. Di samping itu juga
terus dilanjutkan partisipasi dalam berbagai kerja sama internasional, baik melalui kerjasama
antara negara produsen maupun antara produsen dengan konsumen, dalam bentuk
persetujuan internasional mengenai stabilitas barga, seperti oleh asosiasi negara-negara
penghasil karet alam (association of natural rubber producing countries-ANRPC), organisasi
kopi internasional (international coffee organization-ICO), dewan timah internasional
(international tin council-ITC), perjanjian internasional tentang karet alam (international
natural rubber agreement-INRA), asosiasi negara-negara produsen timah (association of tin
producing countries-A TPC), perjanjian timah internasional (international tin agreement-ITA)
dan lain-lain. Berkaitan dengan perjanjian kopi internasional, sejak bulan Oktober 1980
diberlakukan ketentuan kuota ekspor bagi negaranegara penghasil kopi, dan untuk periode
1985/1986 (1 Oktober 1985 sampai dengan 30 September 1986) kuota kopi yang
dialokasikan pada Indonesia berjumlah 141.000 ton, yang berarti mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan kuota ekspor kopi pada periode sebelumnya (Oktober 1984 sampai
dengan September 1985) sebesar 155.221 ton. Untuk mengatasi masalah penentuan kuata,
Pemerintah telah melaksanakan kebijaksanaan untuk mendorong ekspor ke negara-negara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 208
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

non kuota seperti ke negara-negara Eropa Timur dan Asia. Dalam hubungan ini pada awal
tahun 1985 telah terjadi perbedaan yang semakin besar antara harga kopi yang dijual ke
negara-negara anggota ICO dengan negara-negara bukan anggota (non kuota) ICO,
sementara itu dalam periode yang sama juga tidak terpenuhi kewajiban kuota ekspor oleh
beberapa negara produsen termasuk Indonesia. Sehubungan dengan itu maka pada tanggall0
Mei 1985 Pemerintah telah membentuk 48 kelompok eksportir kopi yang terdaftar dengan
tujuap selain untuk meningkatkan kemampuan bersama di pasaran kopi luar negeri, juga
untuk menghindarkan persaingan yang tidak sehat diantaraeksportir Indonesia. Sebagai
tindak lanjut agar ekspor kopi menjadi lebih tertib dan bermanfaat lebih besar, maka pada
akhir bulan Oktober 1985 telah dikukuhkan berdirinya 10 badan pemasaran bersama (BPB)
kopi yang mengkoordinasikan sekitar 320 eksportir kopi nasional, menyusuli pembentukan 7
kelompok pemasaran kayu lapis sebagai badan pemasaran bersama ekspor kayu lapis yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Selanjutnya dalam rangka perjanjian timah internasional ke
VI yang berlaku sejak 1 Juli 1982, tetap dilakukan kuota ekspor bagi negara-negara anggota
produsen walaupun selama tahun 1984 harga timah bergerak naik. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kestabilan harga di pasaran internasional, serta untuk menghadapi pelepasan
cadangan timah strategis oleh Amerika Serikat sebesar 3.000 ton per tahun.

Kebijaksanaan proteksionisme yang ditempuh oleh negara-negara industri telah


menimbulkan berbagai masalah perdagangan internasional yang tidak dapat dipecahkan
dalam kerangka GATT. Kebijaksanaan ini tidak hanya dilakukan oleh Amerika Serikat dan
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) saja, tetapi juga oleh Jepang, yang melaksanakannya
baik melalui tarif bea masuk maupun cara yang lain seperti persyaratan teknis dan perijinan
yang membatasi masuknya ekspor hasil-hasil industri dari negara-negara berkembang.
Sebagai akibatnya Indonesia mengalami hambatan dalam memperluas ekspor kayu lapis ke
Jepang, karena di samping bea masuk yang cukup tinggi, eksportir juga menghadapi diskri-
minasi karena impor kayu lapis dari AS (soft wood) dikenakan bea masuk yang lebih rendah
dibandingkan dengan impor kayu lapis dari Indonesia (tropical wood). Usaha-usaha untuk
menerobos pasaran negara-negara industri selain dilakukan secara bilateral juga dilakukan
dalam kerangka kerja sama ASEAN melalui konsultasi pada tingkat Pemerintah dan
kalangan swasta.

5.2.2. Kebijaksanaan di bidang impor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 209
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Kebijaksanaan di bidang impor ditujukan untuk menunjang pertumbuhan industri


dalam negeri dengan memperlancar pengadaan bahan baku/penolong dan barang modal, di
samping ditujukan juga untuk menjaga tersedianya barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat. Sehubungan dengan hat itu, dalam tahun 1984/1985 Pemerintah telah membe-
rikan fasilitas pembebasan sebagian atau seluruh bea masuk dan PPn impor terhadap impor
bahan baku dan barang modal. Hal ini dilakukan selain untuk lebih memberikan kepastian
berusaha dan mengamankan kebutuhan dalam negeri, juga untuk meningkatkan cara saing
bagi praduksi dalam negeri yang masih menggunakan bahan baku impor. Selanjutnya untuk
menunjang penggunaan tembakau produksi dalam negeri yang dapat berperan mendorong
perluasan kerja, maka fasilitas pembebasan sebagian bea masuk terhadap hasil tembakau
buatan luar negeri yang selama ini diberlakukan telah dicabut, sehingga atas pemasukan
hasil tembakau buatan luar negeri dibebani bea masuk, cukai tembakau dan pungutan
lainnya. Di samping itu untuk melindungi konsumen dan mendorang peningkatan mutu
praduksi dalam negeri, serta untuk terciptanya persaingan yang sehat dalam perdagangan,
telah dikeluarkan ketentuan tentang pengawasan mutu barang impor dan praduksi dalam
negeri yang beredar di pasaran, sehingga memenuhi mutu sesuai dengan standar
perdagangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Perdagangan. Dengan demikian barang-
barang yang dapat di impor adalah barang yang telah terdaftar, baik merek maupun jenisnya,
di Departemen Perdagangan. Selanjutnya agar supaya peranan, kemampuan serta kepastian
berusahabagi perusahaan-perusahaan perdagangan impor dapat ditingkatkan maka
ketentuan-ketentuan untuk mendapatkan angka pengenal impor (API) telah disederhanakan.

Dalam pada itu dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1985,
beberapa ketentuan umum di bidang impor mengalami peru bahan, antara lain barang-barang
impor hanya dapat dimasukkan ke wilayah pabean Indonesia bila disertai Laporan
Kebenaran Pemeriksaan (LKP) yang diterbitkan oleh surveyor yang telah ditetapkan
Pernerintah. Penerbitan LKP ini didasarkan atas pemeriksaan barang-barang impor yang
telah dilakukan oleh surveyor di negara (tempat) asal barang, yang meliputi jenis dan mutu
barang, volume barang, harga, biaya angkutan, Domer pas tarif, tarif bea masuk dari pajak
pertambahan nilai (PPN). Inpres tersebut juga mengatur ketentuan bahwa irnpor dapat
dilakukan dengan letter of credit (LlC) maupun tanpa L/C. Untuk impor yang menggunakan
LlC perlu dicantumkan syarat bahwa bank di luar negeri hanya dibenarkan untuk membayar
eksportir setelah bank tersebut memperoleh LKP yang diterbitkan surveyor, yang
selanjutnya akan mengirim bill of lading (BoL) dan LKP kepada bank devisa di dalam negeri.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 210
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sedangkan apabila impor dilakukan tanpa LlC, maka importirlah yang harus
memberitahukan kepada eksportir maupun surveyor tentang kewajiban perneriksaan atas
barang-barang yang akan diimpor, sedangkan LKPnya akan diserahkan oleh surveyor
kepada bank devisa di dalam negeri. Berdasarkan keterangan yang tercanturn dalam LKP,
maka importir dapat menghitung sendiri besarnya bea masuk dan pajak pertambahan nilai
(PPN) serta melunasinya kepada bank devisa. Selanjutnya setelah bank devisa memeriksa
kebenaran perhitungan bea masuk dan PPN, maka BoL dan LKP diserahkan kepada importir
untuk mengurus pengeluaran barang dari pelabuhan. Dengan dilengkapi PPUD yang
disederhanakan bersama-sama BoL, LKP dan bukti pembayaran bea rnasuk, maka Ditjen
Bea dan Cukai tanpa melakukan pemeriksaan barang maupun perhitungan atas pembayaran
bea masuk, akan langsung memberikan persetujuan atas pengeluaran barang dari pelabuhan.
Meskipun demikian terdapat barang-barang tertentu yang pengimporannya tidak diharuskan
memakai LKP, yaitu barang dagangan yang nilainya kurang dari US $ 5.000, barang
pindahan, barang diplomatik, minyak mentah, barangbarang yang diimpor untuk keperluan
pameran, senjata dan perlengkapan ABRI, serta bantuan luar negeri yang bersifat hibah
kepada Pemerintah Indonesia.

5.3. Perkembangan neraca pembayaran dalam tahun 1985/1986

Masih lemahnya permintaan akan minyak bumi di pasaran dunia diperkirakan akan
banyak mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran tahun 1985/1986. Namun demi-
kian dengan usaha-usaha yang terus dilakukan untuk meningkatkan ekspor di luar minyak
dari gas, mengadakan penghematan devisa dengan lebih mengarahkan penggunaan devisa
untuk impor dan jasa-jasa, serta meningkatkan pemasukan modal, maka neraca pembayaran
dahtm tahun 1985/1986 diperkirakan masih mengalami surplus, walaupun tidak sebaik tahun
sebelumnya. Realisasi transaksi berjalan dalam tahun 1985/1986 diperkirakan mengalami
defisit sebesar US $ 2.104 juta. Hal ini terjadi karena realisasi penerimaan devisa dari hasil
ekspor di luar minyak dan gas serta penerimaan minyak dan gas bersih dalam tahun
1985/1986 diperkirakan hanya berjumlah sebesar US $ 12.386 juta. Sedangkan realisasi
pengeluaran devisa untuk membiayai impor dan jasa-jasa di luar minyak dan gas dalam
periode tersebut diperkirakan berjumlah sebesar US $ 14.490 juta. Defisit transaksi berjalan
tersebut akan ditutup dengan pemasukan modal bersih, yang berasal dari pemasukan modal
Pemerintah dan pemasukan modallainnya dikurangi dengan pembayaran atas angsuran
pokok hutang luar negeri, yang berjumlah sebesar US $ 2.915 juta. Dengan memperkirakan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 211
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

adanya selisih yang belum diperhitungkan sebesar negatif US $ 750 juta, maka neraca
pembayaran dalam tahun 1985/1986 diperkirakan akan mengalami surplus sebesar US $ 61
juta. Perkembangan neraca pembayaran yang lebih terinci dapat diikuti dalam Tabel V.l.

5.3.1. Ekspor

Realisasi nilai ekspor dalam tahun 1985/1986 diperkirakan mencapai sebesar US $


19.221 juta, yang terdiri dari ekspor minyak dan gas sebesar US $ 13.115 juta dan nilai
ekspor di luar minyak dan gas sebesar US $ 6.106 juta. Dibandingkan dengan realisasi nilai
ekspor minyak dan gas dalam tahun sebelumnya sebesar US $ 13.994 juta, berarti telah
terjadi penurunan sebesar US $ 879 juta atau 6,3 persen. Hal ini disebabkan oleh
menurunnya nilai ekspor minyak, walaupun dalam periode yang sama nilai ekspar gas alam
cair menunjukkan peningkatan. Di lain pihak nilai ekspor di luar minyak dalam tahun
1985/1986 diperkirakan sebesar US $ 199 juta atau 3,4 persen lebih tinggi bila dibandingkan
dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar US $ 5.907 juta. Perkembangan ekspor di luar
minyak dan gas ini banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian dunia, khususnya
perkembangan ekonomi daripada negara-negara industri yang sedikit menunjukkan gejala
perbaikan. Di samping itu juga dipengaruhi oleh adanya penyempurnaan kebijaksanaan
untuk mendorong ekspor di luar minyak dan gas yang tertuang dalam berbagai peraturan,
terutama Inpres Nomor 4 tahun 1985 yang menyangkut kebijaksanaan kelancaran arus
barang untuk menunjang kegiatan ekonomi, serta kebijaksanaan pengambangan nilai tukar
rupiah terhadap matauang asing ke arab nilai tukar yang realistis.

Dalam pada itu realisasi nilai ekspor secara keseluruhan dalam periode April-
Agustus 1985 berjumlah sebesar US $ 7.834,3 juta yang terdiri dari nilai ekspor minyak

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 212
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 213


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 214


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 215


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 216


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan gas sebesar US $ 5.431,5 juta dan di luar minyak dan gas sebesar US $ 2.402,8 juta.
Dibandingkan dengan realisasi nilai ekspor secara keseluruhan pada periode sebe. lumnya
sebesar US $ 9.120,0 juta, berarti menunjukkan penurunan sebesar US $ 1.285,7 juta atau
sebesar 14,1 persen. Penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan karena nilai ekspor minyak
dan gas lebih rendah sebesar US $ 1.334,0 juta atau sebesar 19,7 persen, bila dibandingkan
dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $ 6.765,5 juta.
Sedangkan nilai ekspor di luar minyak dan gas dalam periode April-Agustus 1985 tersebut
menunjukkan peningkatan sebesar US $ 48,3 juta atau sebesar 2,1 persen jika dibandingkan
dengan realisasinya sebesar US $ 2.354,5 juta dalam periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terjadi pada hampir semua barang, baik barang-barang ekspor utama
maupun barang-barang ekspor lainnya.

Sementara itu, meskipun terdapat peningkatan harga kayu lapis di pasaran dunia
khususnya di pasaran Tokyo, nilai ekspor kayu belum menunjukkan peningkatan. Apabila
dalam periode April-Agustus 1984 realisasi nilai ekspor kayu berjumlah sebesar US $ 458,7
juta, dalam periode yang sama tahun 1985 telah menurun menjadi sebesar US $ 443,0 juta.
Hal ini terutama disebabkan karena mulai dihentikannya ekspor kayu dalam bentuk
gelondongan (log), yang selanjutnya menurunkan volume ekspor kayu. Namun demikian
ekspor kayu masih tetap menghasilkan devisa terbesar dari keseluruhan ekspor di luar
minyak dan gas. Dengan masih lemahnya permintaan karet di pasaran dunia serta m.asih
adanya kelebihan penawaran di atas permintaannya telah menyebabkan harga karet
cenderung menurun, baik di pasaran Singapura maupun New York, sehingga realisasi nilai
ekspor karet dalam periode April-Agustus 1985 hanya berjumlah sebesar US $ 296,5 juta.
Dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $
389,7 juta berarti terjadi penurunan sebesar 23,9 persen. Ekspor timah dalam periode April-
Agustus 1985 masih tetap dibayangi oleh adanya kelebihan penawaran timah dunia di atas
permintaannya sebagai akibat produksi timah oleh negaranegara bukan anggota dewan timah
dunia. (ITC) yang sulit dibatasi. Namun demikian dengan adanya usaha-usaha pengendalian
ekspor timah, baik oleh dewan timah dunia (ITC) maupun oleh negara produsen timah
(ATPC), serta semakin membaiknya perekonomian dunia, maka realisasi nilai ekspor timah
dalam periode April-Agustus 1985 mengalami peningkatan sebesar US $ 3,7 juta
dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya. Apabila
dalam periode April-Agustus 1984 realisasi nilai ekspor timah berjumlah sebesar US $ 103,9
juta, maka dalam periode yang sama tahun 1985 realisasinya menjadi sebesar US $ 107,6

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 217
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

juta. Sementara itu produksi minyak kelapa sawit dalam periode April-Agustus 1985
mengalami peningkatan, sehingga alokasi minyak kelapa sawit untuk keperluan ekspor dapat
ditingkatkan. Oleh karena itu meskipun terdapat penurunan harga di pasaran dunia terutama
di pasaran London, namun realisasi nilai ekspor minyak kelapa sawit mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu US $ 62,7 juta, dari sebesar US $ 2,0 juta dalam periode
April-Agustus 1984 menjadi sebesar US $ 64,7 juta dalam periode yang sama tahun 1985.
Sedangkan realisasi nilai ekspor kopi dalam periode April-Agustus 1985 berjumlah sebesar
US $ 250,0 juta atau US $ 9,9 juta lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasinya dalam
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $ 240,1 juta. Lebih tingginya nilai ekspor
kopi tersebut disebabkan karena meningkatnya volume ekspor kopi sejalan dengan usaha-
usaha untuk menerobas pasaran kopi ke negara-negara non kuota. Nilai ekspor tembakau
dalam periode April-Agustus 1985 berjumlah sebesar US $ 22,1 juta, atau sebesar US $ 0,1
juta lebih rendah dibandingkan dengan realisasinya sebesar US $ 22,2 juta dalam periode
yang sama tahun sebelumnya. Selaajutnya mulai membaiknya iklim di India telah pula
mengakibatkan peningkatan kembali penawaran teh India di pasaran dunia. Hal ini
mengganggu keseimbangan permintaan dan penawaran teh dunia yang sudah ada yang
selanjutnya menyebabkan turunnya harga teh dalam beberapa bulan terakhir. Dalam periode
April-Agustus 1985 realisasi nilai ekspor teh berjumlah sebesar US $ 66,5 juta, yang berarti
mengalami penurunan sebesar US $ 24,3 juta atau sebesar 26,8 persen, bila dibandingkan
dengan realisasi dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $ 90,8 juta. Biji
sawit yang dalam periode April-Agustus 1984 realisasi ekspornya sangat kecil, dalam
periode April-Agustus 1985 telah mencapai sebesar US $ 0,5 juta.

Nilai ekspor barang-barang lainnya, yang terdiri dari ekspor hewan dan hasilnya,
lada, bungkil kopra, bahan makanan, barang tambang dan lain-lain, dalam periode April--
Agustus 1985 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan realisasinya dalam periode
yang sama tahun sebelumnya. Apabila dalam periode April-Agustus 1984 realisasi nilai
ekspornya berjumlah sebesar US $ 1.047,1 juta, dalam periode yang sama tahun 1985 telah
meningkat menjadi sebesar US $ 1.151,9 juta. Realisasi nilai ekspor lada dalam periode
April-Agustus 1985 berjumlah sebesar US $ 36,1 juta atau lebih tinggi sebesar US $ 13,2
juta (57,6 persen) dari realisasi sebesar US $ 22,9 juta dalam periode yang sama tahun
sebelumnya. Ini terjadi karena harga lada di pasaran dunia terus bergerak naik sebagai akibat
meningkatnya permintaan. Sementara itu nilai ekspor hewan dan hasilnya dalam periode
April-Agustus 1985 berjumlah sebesar US $ 86,5 juta, yang terdiri dari nilai ekspor udang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 218
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebesar US $ 73,8 juta dan nilai ekspor hewan lainnya sebesar US $ 12,7 juta. Hal ini berarti
mengalami penurunan sebesar US $ 13,1 juta bila dibandingkan dengan realisasinya sebesar
US $ 99,5 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor bungkil
kopra dalam periode April-Agustus 1985 meningkat sebesar US $ 3,6 juta dari realisasinya
dalam periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena meningkatnya volume
ekspornya sejalan dengan meningkatnya produksi kopra di dalam negeri. Apabila dalam
periode April-Agustus 1984 realisasi nilai ekspor bungkil kopra berjumlah sebesar US $ 5,4
juta, dalam periode yang sama tahun 1985 telah meningkat menjadi sebesar US $ 9,0 juta.
Nilai ekspor barang tambang yang terdiri dari tembaga, nikel pekatan dan lain-lain (di luar
timah) dalam bulan April-Agustus 1985 berjumlah US $ 230,6 juta. Di samping itu nilai
ekspor bahan makanan (tapioka dan lainnya), kerajinan tangan, rotan, rempah-rempah, alat-
alat listrik, pupuk dan semen dalam periode yang sama tahun 1985 realisasinya berjumlah
sebesar US $ 789,7 juta, yang berarti mengalami peningkatan sebesar US $ 104,6 juta bila
dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $
685,1 juta. Nilai ekspor di luar minyak dan gas yang lebih terinci dapat diikuti dalam Tabel
V.2.

5.3.2. Impor

Realisasi nilai impor secara keseluruhan dalam tahun 1985/1986 diperkirakan ber-
jumlah sebesar US $ 13.573 juta, yang berarti US $ 854 juta lebih rendah bila dibandingkan
dengan realisasi sebesar US $ 14.427 juta dalam tahun sebelumnya. Dari jumlah impor
dalam tahun 1985/1986 tersebut, nilai impor minyak dan gas diperkirakan berjumlah sebesar
US $ 2.865 juta atau menunjukkan peningkatan sebesar US $ 68 juta jika dibandingkan
dengan realisasinya pada tahun sebelumnya sebesar US $ 2.797 juta. Sementara itu realisasi
nilai impor di luar minyak dan gas dalam tahun 1985/1986 diperkirakan berjumlah sebesar
US $ 10.708 juta. Hal ini berarti menunjukkan penurunan sebesar US $ 922 juta bila
dibandingkan dengan realisasi nilai impor di luar minyak dan gas tahun 1984/1985 sebesar
US $11.630 juta. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya impor yang dilakukan
dengan menggunakan devisa umum (general exchange), wal;mpun dalam periode yang sama
impor yang dilakukan dalam rangka bantuan program, bantuan proyek, dan penanaman
modal asing mengalami peningkatan.

Dalam pada itu upaya Pemerintah untuk menunjang pertumbuhan industri dalam

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 219
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

negeri yang sekaligus untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri telah banyak
mempengaruhi realisasi nilai impor di luar minyak dan gas dalam periode AprilAgustus
1985. Apabila dalam periode April-Agustus 1984 realisasi nilai impor diluar minyak dan gas
berjumlah sebesar US $ 4.427,6 juta, maka dalam periode yang sama tahun 1985 realisasinya
berjumlah sebesar US $ 3.640,7 juta yang berarti terjadi penu

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 220
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 221


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 222


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 223


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 224


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 225


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 226


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 227
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 228
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 229
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

runan sebesar US $ 786,9 juta atau sebesar 17,8 persen. Penurunan ini terjadi pada hampir
semua barang, baik yang termasuk kelompok barang konsumsi, bahan baku/penolong
maupun barang modal. Realisasi nilai impor barang konsumsi dalam periode April-Agustus
1985 berjumlah sebesar US $ 174,5 juta, yang berarti US $ 140,1 juta atau 44,5 p,ersen lebih
rendah bila dibandingkan dengan realisasinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar US $ 314,6 juta. Lebih rendahnya nilai impor ini disebabkan karena menurunnya
impor daripada hampir semua jenis barang konsumsi, kecuali tekstil dan tembakau olahan.
Dengan meningkatnya realisasi nilai impor tekstil yaitu dari sebesar US $ 11,9 juta menjadi
sebesar US $ 16,1 juta dalam periode tersebut, usaha-usaha untuk memenuhi tekstil dari
produksi dalam negeri perlu terus ditingkatkan, baik dengan cara menghasilkan sendiri
bahan bakunya maupun hasil produknya. Sehubungan dengan itu mulai bulan April 1986
yang akan datang akan diproduksi beberapa bahan baku tekstil oleh Pusat Aromatik di Plaju
Sumatera Selatan, sehingga diharapkan penyediaan bahan baku untuk industri tekstil lebih
terjamin. Sedangkan untuk menunjang peningkatan penggunaan tembakau produksi dalam
negeri maka terhadap impor tembakau dan olahannya dibebani bea masuk, cukai dan
pungutan lainnya. Sebagai akibat penurunan impor kelompok barang konsumsi dalam
periode April-Agustus 1985 tersebut, maka persentasenya terhadap jumlah impor di luar
minyak dan gas secara keseluruhan menurun dari 7,1 persen dalam periode yang sama tahun
sebelumnya menjadi sebesar 4,8 persen. Sementara itu realisasi nilai impor bahan
baku/penolong dalam periode tersebut juga menunjukkan penurunan yaitu dari sebesar US $
2.168,0 juta dalam periode April-Agustus 1984 menjadi sebesar US $ 1.980,6 juta dalam
periode yang sama tahun 1985. Ini berarti terdapat penurunan sebesar US $ 187,4 juta atau
sebesar 8,6 persen, yang disebabkan oleh menurunnya impor daripada hampir semua jenis
bahan baku/penolong, kecuali bahan kimia, pupuk, serta bahan-bahan karet dan plastik,
sejalan dengan kebutuhan industri dalam negeri. Apabila dilihat peranan impor bahan
baku/penolong terhadap impor di luar minyak dan gas secara keseluruhan maka terlihat
peningkatan yaitu dari sebesar 49,0 persen dalam periode April-Agustus 1984 menjadi
sebesar 54,4 persen dalam periode yang sama tahun 1985. Selanjutnya realisasi nilai impor
barang modal dalam periode April-Agustus 1985 berjumlah sebesar US $ 1.485,6 juta, atau
US $ 459,4 juta (23,6 persen) lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasinya dalam
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US $ 1.945,0 juta. Lebih rendahnya nilai
impor ini disebabkan karena menurunnya impor mesin-mesin, generator listrik, alat
telekomunikasi dan alat pengangkutan sejalan dengan mulai dapat diproduksinya sebagian
dari barang-barang modal tersebut di dalam negeri. Sebagai akibatnya persentase nilai impor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 230
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

barang modal terhadap nilai impor di luar minyak dan gas secara keseluruhan menunjukkan
penurunan. Apabila dalam periode April-Agustus 1984 adalah sebesar 43,9 persen, maka
dalam periode yang sama tahun 1985 menjadi sebesar 40,8 persen. Gambaran yang lebih
terinci mengenai impor di luar minyak dan gas dapat diikuti dalam Tabel V.3.

5.3.3. Pengeluaran jasa-jasa (netto)

Kebijaksanaan di bidang jasa-jasa mempunyai kaitan erat dengan kebijaksanaan di


bidang perdagangan luar negeri. Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 4 tahun
1985, pungutan uang jasa-jasa kesyahbandaran ditiadakan dan tarif jasa-jasa pelabuhan
(harbor duties) diturunkan. Sedangkan mengenai keagenan umum yang dapat dilaksanakan
oleh perusahaan-perusahaan pelayaran nasional terhadap perusahaan pelayaran asing, dan
terbukanya lebih banyak pelabuhan laut di Indonesia (52 buah pelabuhan) bagi pelayaran
asing, akan mempengaruhi lalu lintas devisa bidang jasa-jasa. Di lain pihak dengan adanya
Inpres Nomor 4 tahun 1985 tersebut juga meningkatkan pembayaran jasa-jasa yang baru,
berupa biaya yang dibayarkan kepada surveyor atas pemeriksaan barang-barang ekspor dan
impor Indonesia. Walaupun demikian usaha untuk meningkatkan penerimaan dan
menghemat penggunaan devisa juga terus dilakukan. Berkaitan dengan itu, sebagai tindak
lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1983 telah diambil berbagai langkah untuk
mengembangkan industri pariwisata, sedangkan ekspor jasa-jasa kontrakting dan pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri terus dimanfaatkan untuk menambah penghasilan devisa. Dalam
tahun 1985/1986, realisasi pengeluaran jasajasa minyak dan gas maupun di luar minyak dan
gas setelah dikurangi dengan penerimaannya, diperkirakan berjumlah sebesar US $ 7.752
juta. Jumlah ini adalah US $ 310 juta lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasinya
dalam periode sebelumnya sebesar US $ 7.442 juta. Perkiraan realisasi pengeluaran jasa-jasa
bersih dalam tahun 1985/1986 tersebut terdiri dari jasa-jasa minyak dan gas sebesar US $
3.970 juta dan jasa-jasa di luar minyak dan gas sebesar US $ 3.782 juta. Dibandingkan
dengan realisasi pengeluaran dalam tahun sebelumnya sebesar US $ 4.061 juta, berarti jasa-
jasa di luar minyak dari gas menunjukkan adanya penurunan sebesar US $ 279 juta.
Sedangkan perkiraan realisasi pengeluaran jasa-jasa minyak dan gas dalam tahun 1985/1986
menunjukkan adanya peningkatan sebesar US $ 589 juta bila dibandingkan dengan
realisasinya dalam tahun sebelumnya sebesar US $ 3.381juta.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 231
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 232


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 233


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 234


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 235


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 236
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 237
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 238
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 239
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 240
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

5.3.4. Lalu lintas modal dan transfer

Keterbatasan penerimaan devisa yang dapat dimobilisir dari ekspor minyak dan gas
maupun ekspor barang di luar minyak dan gas mengakibatkan pemasukan modal masih tetap
diperlukan, baik sebagai penutup kesenjangan yang terdapat pada neraca pembayaran
maupun sebagai pelengkap bagi sumber dana dalam negeri untuk dapat mempertahankan
kesinambungan pembangunan. Sekalipun demikian mengingat pengalaman beberapa negara
berkembang yang terjerat dalam krisis pinjaman luar negeri yang berada di luar batas
kemampuan ekonomisnya, serta ketidakpastian situasi moneter yang masih terus mewarnai
ekonomi dunia, maka selaras dengan upaya pengembangan kemampuan dalam negeri,
kewaspadaan dalam meminjam serta sikap berhati-hati dan selektif dalam pemilihan proyek-
proyek yang dibiayai dari dana luar negeri tersebut lebih diperhatikan. Di lain pihak agar di
masa mendatang tidak memberatkan ekonomi Indonesia, maka sesuai dengan GBHN,
bantuan luar negeri hanya dapat diterima sepanjang tidak disertai dengan ikatan politik,
dengan syarat yang ringan dan dalam batas kemampuan untuk membayar kembali. Untuk itu
penggunaannya diarahkan pada proyek-proyek yang sesuai dengan prioritas pembangunan
seperti proyek-proyek yang dapat meningkatkan ekspor, menunjang usaha pengembangan
industri dalam negeri dan sekaligus mendorong usaha perluasan kesempatan kerja, serta
peningkatan keterampilan serta keahlian, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan bagi
pembayaran kembali hutang-hutang luar negeri tersebut. Berdasarkan berbagai
perkembangan dan upaya di atas, pemasukan modal bersih dalam tahun 1985/1986
diperkirakan mengalami peningkatan sebesar US $ 189 juta atau (6,9 persen), yaitu dari US
$ 2.726 juta dalam tahun 1984/1985 menjadi sebesar US $ 2.915 juta dalam tahun 1985/1986.
Peningkatan ini disebabkan karena lalu-lintas modal lainnya diperkirakan meningkat
menjadi sebesar US $ 599 juta dalam tahun 1985/1986, dari realisasi sebesar US $ 499 juta
dalam tahun sebelumnya. Sementara itu pemasukan modal Pemerintah yang terdiri dari
bantuan program, bantuan proyek, dan pinjaman lainnya, dalam periode tersebut
diperkirakan mengalami peningkatan dari sebesar US $ 3.519 juta menjadi sebesar US $
3.658 juta. Sebaliknya pembayaran hutang pokok luar negeri dalam tahun 1985/1986
diperkirakan mencapai US $ 1.342 juta, atau lebih tinggi sebesar US $ 50 juta dibanding
dengan realisai sebesar US $ 1.292 juta dalam tabun sebelumnya.

5.4. Perkiraan neraca pembayaran dalam tahun 1986/1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 241
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Usaha-usaha untuk lebih mengendalikan defisit pada transaksi berjalan akan terus
dilakukan pada tahun 1986/1987 yang akan datang, baik dengan usaha-usaha meningkatkan
ekspor di luar minyak dan gas maupun dengan mengarahkan penggunaan devisa di bidang
impor dan jasa-jasa. Namun demikian dengan perkiraan bahwa peningkatan penerimaan
devisa hasil ekspor minyak dan gas masih belum dapat diharapkan, maka transaksi berjalan
dalam tahun 1986/1987 diperkirakan masih mengalami defisit sebesar US $ 2.214 juta.
Defisit tersebut diperkirakan akan dapat ditutup dengan pemasukan modal bersih, baik dari
pemasukan modal Pemerintah maupun modal lainnya setelah dikurangi dengan angsuran
pokok hutang .luar negeri, yang diperkirakan sebesar US $ 2.266 juta. Dengan demikian
neraca pembayaran tahun 1986/1987 diperkirakan akan mengalami surplus sebesar US $ 52
juta.

5.4.1. Perkiraan nilai ekspor bukan minyak dan gas

Apabila penerimaan devisa dari hasil ekspor bukan minyak dan gas dalam tahun
1985/i986 realisasinya diperkirakan sebesar US $ 6.106 juta, maka dalam tahun 1986/1987
nilai ekspor bukan minyak dan gas diperkirakan akan berjumlah sebesar US $ 6.398 juta. Hal
ini berarti suatu peningkatan sebesar US $ 292 juta atau 4,8 persen. Perkiraan nilai ekspor
dalam tahun 1986/1987 tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut ;

1) Situasi ekonomi dunia terutama negara-negara industri dalam tahun


1986/1987 diperkirakan masih belum mengalami perbaikan sebagaimana
yang diharapkan, sehingga selain belum dapat diharapkan peningkatan
permintaan akan barang-barang di luar minyak dan gas oleh negara-negara
tersebut, harga-harga komoditi di pasaran dunia pada umumnya masih
cenderung menurun.

2) Perombakan dan penyederhanaan tata laksana ekspor yang tertuang dalam


Inpres Nomor 4 tahun 1985, yang mempunyai tujuan untuk lebih
memperlancar arus barang ekspor, meningkatkan efisiensi, serta mencegah
ekonomi biaya tinggi, diperkirakan dapat meningkatkan volume ekspor
bukan minyak dan gas.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 242
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

3) Terus dilakukannya usaha perbaikan mutu barang ekspor, sehingga barang


ekspor Indonesia dapat lebih bersaing di pasaran luar negeri.

4) Usaha-usaha memperluas pasaran ekspor bukan minyak dan gas terus


ditingkatkan, antara lain dengan mengirim misi-misi dagang ke Eropah
Timur, Timur Tengah, Amerika serta ke Republik Rakyat Cina (RRC),
sekaligus berusaha memasarkan barang ekspor di luar minyak dan gas yang
diatur dengan kuota ke negara-negara non kuota.

5) Kerja sama ekonomi dan perdagangan yang selama ini dilakukan terus
ditingkatkan, sehingga dapat membuka kesempatan dalam usaha
penerobosan pasar bagi barang-barang ekspor Indonesia.

5.4.2. Perkiraan nilai impor bukan minyak dan gas

Nilai impor bukan minyak dan gas dalam tahun 1986/1987 diperkirakan berjumlah
sebesar US $ 10.175 juta. Perkiraan nilai impor ini US $ 533 juta (5,0 persen) lebih rendah
bila dibandingkan dengan perkiraan realisasi bukan minyak dan gas dalam tahun 1985/1986
sebesar US $ 10.708 juta. Perkiraan nilai impor bukan minyak dan gas dalam tahun
1986/1987 tersebut didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1) Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku dan barang
modal yang diperlukan untuk menunjang dan mendorong perkembangan
industri dalam negeri, maka terhadap bahan baku dan barang modal yang
masih belum dapat/cukup dihasilkan di dalam negeri masih tetap dilakukan
impor, baik untuk keperluan produksi dengan tujuan pasaran dalam negeri
maupun dengan tujuan untuk diekspor kembali dalam bentuk hasil jadi.
2) Dalam rangka untuk menjaga kestabilan harga barang-barang tertentu yang
sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang yang belum
dapat/cukup dihasilkan di dalam negeri, maka Pemerintah masih tetap
melakukan impor barang-barang tersebut sesuai dengan keperluan.
3) Untuk membantu atau sebagai pelengkap bagi perkembangan perekonomian
Indonesia maka Pemerintah masih tetap memanfaatkanbantuan dari luar
negeri baik dalam rangka bantuan program maupun dalam rangka bantuan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 243
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

proyek sesuai dengan kebutuhan.


4) Dengan adanya peraturan-peraturan yang lebih menarik bagi penanaman
modal asing di Indonesia, impor yang dilakukan untuk keperluan ini
diperkirakan mengalami peningkatan.
5) Kebijaksanaan untuk menjaga kurs devisa yang wajar akan dapat
mempertahankan dan
6) meningkatkan daya saing barang produksi dalam negeri terhadap barang
impor.

7) Usaha-usaha untuk menghemat devisa (general exchange) untuk imp or


terus diting
8) katkan, dengan menggalakkan penggunaan produksi dalam negeri dan -
menghasilkan
9) sendiri barang-barang yang selama ini diimpor.

5.4.3. Perkiraan penerimaan minyak dan gas (netto)

Kemelut yang terjadi di pasaran minyak bumi pada akhir-akhir ini bukan hanya
berupa penurunan harga minyak dunia yang sekaligus diikuti juga dengan penurunan harga
dan kuota produksi Indonesia, akan tetapi pemasaran minyak di luar negeri juga menghadapi
persaingan yang kurang menguntungkan. Berdasarkan perkiraan realisasi penerimaan devisa
dari ekspor minyak dan gas (bersih) dalam tahun 1985/1986 sebesar US $ 6.280 juta, maka
dalam tahun 1986/1987 penerimaan minyak bumi termasuk gas (bersih) diperkirakan akan
berjumlah sebesar US $ 5.811 juta. Perkiraan penerimaan devisa dari ekspor minyak dan gas
(bersih) dalam tahun 1986/1987 tersebut didasarkan atas perkiraan nilai ekspor minyak dan
gas sebesar US $ 12.545 juta dikurangi dengan pengeluaran devisa untuk impor di sektor
minyak dan gas (didalamnya termasuk impor minyak, barang-barang peralatan dan
kebutuhan perusahaan minyak) sebesar US $ 2.865 juta serta jasa-jasa minyak dan gas
sebesar US $ 3.869 juta.

5.4.4. Perkiraan pos lainnya

Penerimaan devisa yang dapat dimobilisir dari sektor jasa dalam tahun 1986/1987
diproyeksikan masih akan jauh lebih rendah daripada pengeluarannya, sehingga sektor ini

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 244
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

masih memberikan hasil bersih yang negatif bagi penerimaan devisa negara. Untuk itu
pelbagai langkah ke arab peningkatan devisa sektor jasa akan terus diusahakan melalui
pengembangan sektor industri kepariwisataan, ekspor jasa-jasa kontrakting dan pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri. Sedangkan upaya penghematan penggunaan devisa akan
senantiasa dilakukan melalui peningkatan peranan armada niaga nasional dalam pengang-
kutan barang-barang ekspor dan impor, pembatasan perjalanan ke luar negeri dengan sistem
fiskal, serta pengurangan secara bertahap penggunaan tenaga kerja dan konsultan asing di
Indonesia. Dengan langkah dan kebijaksanaan di atas, maka hasil bersih untuk jasa-jasa
dalam tahun 1986/1987 diperkirakan sebesar negatif US $ 8.117 juta.

Sementara itu pemasukan modal Pemerintah dalam tahun 1986/1987 diperkirakan


sebesar US $ 3.840 iuta, terinci untuk bantuan program sebesar US $ 71 juta, bantuan proyek
sebesar US $ 3.019 juta, dan pinjaman lainnya sebesar US $ 750 juta. Sedangkan pemasukan
modal lainnya diperkirakan sebesar US $ 203 juta. Di lain pihak pembayaran kembali hutang
pokok luar negeri dalam tahun 1986/1987 diperkirakan sebesar US $ 1.777 juta. Rincian
perkiraan neraca pembayaran selengkapnya dalam tahun 1986/1987 dapat diikuti dalam
Tabel V.4.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 245
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 246
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB VI

PENDAPATAN NASIONAL

6.1. Pendahuluan

Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat sebagaimana telah


menjadi tekad bangsa Indonesia, dilaksanakanlah program pembangunan secara bertahap,
teratur dan terencana secara baik dengan berlandaskan pada pemerataan dalam pembagian
hasil-hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas yang
mantap baik di bidang ekonomi maupun politik. Kemajuan dalam taraf hidup dan tingkat
kesejahteraan rakyat antara lain dapat dilihat dari meningkatnya hasil-hasil pembangunan
yang tercermin dalam tingkat pertumbuhan dalam produk domestik bruto, baik yang dihitung
atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk domestik bruto yang
dihitung atas dasar harga konstan dalam periode 1969-1984, disajikan dengan dua seri yaitu
dari 1969-1983 dihitung atas dasar harga konstan tahun 1973, sedangkan dari tahun 1983
dan seterusnya dihitung atas dasar harga konstan tahun 1983. Perubahan tahun dasar tersebut
dilakukan dengan pertimbangan bahwa perhitungan dengan tahun dasar 1973 sudah tidak
realistis lagi. Penggunaan perhitungan tahun dasar 1983 akan lebih menggambarkan
kenyataan dan keadaan yang sudah berkembang selama ini. Di samping itu cara perhitungan
yang baru ini juga merupakan penyempumaan dari cakupan sektoral dan metode perhitungan
dari cara yang lama.

6.2. Perkembangan pendapatan nasional menurut lapangan usaha dan kontribusinya

Selama pelaksanaan tiga Pelita terlihat adanya peningkatan dalam produk domestik
bruto, baik yang diukur menurut harga yang berlaku maupun menurut harga konstan. Diukur
menurut harga yang berlaku, selama 14 tahun telah terjadi peningkatan dalam produk
domestik bruto yaitu dari sebesar Rp 2.718,0 milyar dalam tahun 1969 menjadi sebesar Rp
71.214,7 milyar dalam tahun 1983, atau meningkat dengan rata-rata 26,2 persen pertahun
(lihat Tabel VI.1). Sedangkan dalam tahun 1984 produk domestik bruto telah mencapai
sebesar Rp 85.914,4 milyar atau kenaikan sebesar 16,58 persen dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Apabila diukur menurut harga konstan tahun 1973, tingkat pertumbuhan rata-
rata dalam periode tersebut adalah sebesar 7,2 persen pertahun yaitu dari sebesar Rp 4.820,5

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 247
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

milyar dalam tahun 1969 menjadi sebesar Rp 12.842,2 milyar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 248
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 249


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dalam tahun 1983 (lihat Tabel VI.2). Sementara itu dalam tahun 1984 pendapatan domestik
bruto yang diukur menurut harga konstan 1983 telah mengalami kenaikan sebesar 5,8 persen,
yaitu dari sebesar Rp 73.697,6 milyar menjadi sebesar Rp 77.996,8 milyar, suatu kenaikan
yang cukup tinggi bila mengingat situasi ekonomi yang masih mengalami kelesuan (lihat
Tabel VI.3). Dalam tahun 1982 pendapatan domestik bruto yang diukur atas dasar harga
konstan 1973 hanya tumbuh dengan 2,2 persen dan kemudian meningkat menjadi sebesar 4,2
persen dalam tahun 1983 (lihat Tabel VIA).

Bila dilihat menurut lapangan usaha (sektor) yang membentuk produk domestik
broto, pertumbuhan sebesar 5,8 persen yang terjadi dalam tahun 1984 tersebut terutama
disebabkan oleh adanya nilai tambah dalam sektor industri pengolahan yang mencakup
industri-industri besar, sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga, serta pengolahan minyak
dan LNG. Dalam tahun 1984 sektor ini mengalami peningkatan sebesar 12,83 persen, suatu
angka yang cukup tinggi mengingat adanya kelesuan dalam perkembangan industri pada
waktu belakangan ini, dengan belum membaiknya pasar serta keadaan perdagangan
internasional. Dalam sektor ini pertumbuhan yang menyolok terjadi dalam subsektor gas
alam cair yang tumbuh sebesar 33,84 persen, sedangkan industri pengolahan non migas dan
pengilangan minyak bumi masing-masing hanya mengalami pertumbuhan sekitar 6 persen.
Sementara itu sejalan dengan program listrik masuk desa dan pembangunan instatasi-
instatasi air minum, sektor listrik, gas dan air minum mengalami pertumbuhan sebesar 12,19
persen. Sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar
8,52 persen yang terdiri dari pertumbuhan subsektor pengangkutan sebesar 8,46 persen dan
subsektor komunikasi sebesar 9,29 persen. Selanjutnya sektor bank dan lembaga keuangan
lainnya tumbuh dengan cukup menggembirakan yaitu sebesar 7,96 persen, yang terutama
dipengaruhi oleh meningkatnya operasi perusahaan-perusahaan leasing dan lembaga
keuangan bukan bank. Adapun sektor pertambangan dan penggalian dalam periode yang
sama mengalami pertumbuhan yang sedikit rendah, yaitu sebesar 7,01 persen. Hal ini
terpengaruh oleh situasi pemasaran minyak dan gas bumi yang mengalami kelesuan,
walaupun subsektor ini masih dapat tumbuh dengan 7,30 persen, sedangkan subsektor
pertambangan dan penggalian lainnya, yang juga tidak terlepas dari pengaruh kelesuan
ekonomi dunia, hanya tumbuh dengan 0,87 persen. Dengan struktur ekonomi yang masih
bertumpu pada hasil-hasil pertanian, dalam tahun 1984 sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan mengalami pertumbuhan sebesar 5,94 persen. Dari sektor ini, subsektor
perkebunan besar mengalami pertumbuhan yang terbesar yaitu 9,50 persen, kemudian

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 250
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

disusuloleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 7,77 persen. Sedangkan subsektor-
subsektor lainnya tumbuh masing-masing

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 251
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 252


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 253


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 254
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 255
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 256


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sekitar 5 persen, kecuali sektor kehutanan yang bahkan mengalami pertumbuhan yang
negatif yaitu sebesar 8,77 persen. Keadaan ini tidak terlepas dari adanya larangan ekspor
kayu log sejalan dengan usaha pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri, di samping
pemasaran hasil industri kayu juga sedang mengalami kelesuan. Sektor-sektor sewa rumah,
pemerintahan, jasa-jasa dan perdagangan dalam tahun ini mengalami pertumbuhan masing-
masing berkisar antara 0,8-6,5 persen. Sedangkan sektor bangunan mengalami pertumbuhan
negatif seperti yang terjadi dengan subsektor kehutanan yaitu sebesar negatif 1,51 persen.
Pertumbuhan yang negatif dalam sektor bangunan ini banyak dipengaruhi oleh rendahnya
pembangunan rumah-rumah dalam tahun 1984 dibandingkan dengan tahun 1983 (lihat Tabel
VI.5).

Sementara itu apabila melihat produk domestik bruto tahun 1984 dalam kaitan
dengan sumbangan tiap lapangan usaha, diukur menurut harga konstan tahun 1983, maka
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan telah menyumbangkan nilai tambah yang paling
besar, yaitu sebesar Rp 18.746,6 milyar atau sebesar 24,04 persen dari seluruh produk
domestik bruto. Dalam sektor ini peranan terbesar masih tetap terjadi dalam subsektor
pertanian bahan makanan, yang menyumbangkan Rp 11.917,1 milyar atau sekitar 15,28
persen, disusul oleh subsektor perkebunan rakyat sebesar Rp 2.143,4 milyar atau 2,75 persen.
Peningkatan dalam subsektor tanaman bahan makanan terjadi terutama disebabkan oleh
peningkatan yang cukup besar dalam produksi beras yaitu dari 24,0 juta ton dalam tahun
1983 meningkat menjadi 25,8 juta ton pada tahun 1984. Sub sektor peternakan dan
perikanan menyumbangkan jumlah yang lebih kecil yaitu masing-masing sebesar Rp 1.842,8
milyar atau 2,36 persen dan sebesar Rp 1.267,6 milyar atau 1,63 persen. Sedangkan
subsektor perkebunan besar dan kehutanan menyumbangkan sebesar Rp 668,7 milyar atau
0,86 persen dan sebesar Rp 907,0 milyar atau 1,16 persen. Sementara itu sumbangan sektor
pertambangan dan penggalian berjumlah sebesar Rp 14.608,3 milyar atau 18,73 persen. Dari
jumlah ini subsektor minyak dan gas bumi menyumbang sebesar Rp 13.981,2 milyar atau
17,93 persen, sedang sisanya berasal dari subsektor pertambangan dan penggalian lainnya.
Sumbangan sektor perdagangan, yang terpisah dari sektor lembaga keuangan dan jasa
lainnya sebagai sektor-sektor tersendiri, memberikan sumbangan yang sedikit lebih rendah
dari sektor pertambangan dan penggalian. Dalam tahun 1984 sektor perdagangan
memberikan sumbangan sebesar Rp 12.104,5 milyar atau 15,52 persen. Selanjutnya sektor
industri pengolahan memberi sumbangan sebesar Rp 9.621,9 milyar atau 12,34 persen, yang
sebagian besar daripadanya berasal dari subsektor industri pengolahan non migas. Kalau

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 257
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dibandingkan dengan produk domestik bruto dalam tahun 1983, sumbangan sektor industri
telah mengalami

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 258
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 259
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

peningkatan. Hal ini merupakan hasil daripada kebijaksanaan Pemerintah di dalam mem-
persiapkan sektor industri menuju ke tahap tinggallandas dalam Repelita VI. Dalam pada itu
dengan semakin luasnya jangkauan dan operasi sektor bank dan lembaga keuangan lainnya,
sektor sewa rumah, sektor pemerintahan, dan sektor jasa-jasa dalam pelaksanaan program
pembangunan, maka peranan sektor-sektor tersebut dipisahkan dari sektor perdagangan,
lembaga keuangan dan jasa lainnya. Di antara sektor-sektor tersebut, sektor pemerintahan
telah menyumbangkan jumlah yang paling besar yaitu sebesar Rp 6.086,2 milyar atau 7,8
persen. Cukup besarnya sumbangan Asektor pemerintahan ini disebabkan oleh peranan
Pemerintah dalam menggerakkan aktivitas ekonomi melalui APBN. Sementara itu sektor
pengangkutan dan komunikasi menyumbang sebanyak Rp 4.317,0 milyar atau sebesar 5,54
persen, sedangkan sumbangan sektor-sektor lainnya berkisar antara 2-4 persen dari produk
domestik bruto. Dengan melihat sumbangan masing-masing sektor dalam pembentukan
produk domestik bruto yang diukur menurut harga yang berlaku, dalam periode 1969 - 1984
terlihat adanya keseimbangan yang semakin baik dalam struktur perekonomian, dimana
peranan sektor pertanian semakin mengecil sedang sektor industri pengolahan semakin
membesar, yaitu masing-masing dari 49,3 persen dan 9,2 persen dalam tahun 1969 menjadi
24,94 persen dan 12,01 persen (lihat Tabel VI.6 dan Tabel VI. 7).

6.3. Perkembangan pendapatan nasional menurut jenis penggunaan

Perkembangan pendapatan nasional dilihat menurut jenis penggunaannya melengkapi


gambaran yang berdasarkan pada perkembangan setiap sektornya. Seperti halnya
perkembangan produk domestik bruto menurut sektor, perkembangan menurut masing-
masing komponen penggunaannya dari tahun 1969 hingga 1984, juga disajikan dalam 2
macam seri data produk domestik bruto. Dalam Tabel VI.8 dan Tabel VI.9 dapat diikuti
perkembangan penggunaan produk domestik bruto dari tahun 1969 hingga 1983 atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 1973, sedangkan keadaan
tahun 1984 dan tahun-tahun selanjutnya yang memakai seri data dengan tahun dasar 1983
dapat diikuti dalam Tabel VI.10.

Apabila dilihat peranan masing-masing jenis penggunaan produk domestik bruto


berdasarkan harga yang berlaku, dari tahun 1969 sampai dengan tahun 1983 pengeluaran
konsumsi rumah tangga menunjukkan kecenderungan yang terus menurun yaitu dari sebesar
84,5 persen pada tahun 1969 menjadi sebesar 69,1 persen pada tahun 1983. Hal ini

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 260
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menunjukkan bahwa pada akhir Pelita III sekitar. 70 persen dari nilai tambah yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 261
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 262


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 263
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 264


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 265


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 266


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terbentuk masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Sementara itu
dalam periode yang sama konsumsi Pemerintah justru menunjukkan adanya peningkatan,
yaitu dari sebesar 7,3 persen pada awal Pelita I menjadi sebesar 10,9 persen pada akhir Pelita
III. Hal ini adalah sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan Pemerintah dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Sementara itu pembentukan modal domestik
bruto yang dalam tahun 1969 mencapai sebesar 11,7 persen telah mengalami peningkatan
menjadi sebesar 24,1 persen pada akhir Pelita III. Gambaran ini akan lebih jelas lagi dengan
melihat pada angka absolutnya yang dalam periode yang sama mengalami peningkatan dari
sebesar Rp 317,0 milyar menjadi sebesar Rp 17.187,9 milyar atau suatu kenaikan rata-rata
sebesar 33 persen. Apabila diukur dengan harga konstan tahun 1973, peranannya mengalami
peningkatan yang lebih tinggi yaitu dari 11,2, persen menjadi sebesar 30,5 persen. Secara
absoiut adalah dari Rp 537,8 milyar menjadi Rp 3.921,2 milyar yang berarti meningkat rata-
rata sekitar 7,2 persen. Ini menunjukkan bahwa peranan investasi, baik Pemerintah maupun
swasta, terus mengalami kenaikan sejalan dengan program pembangunan yang sedang
dilaksanakan. Sementara itu dengan dasar ukuran yang sama, dalam periode tersebut
pengeluaran konsumsi Pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga juga telah
menunjukkan peningkatan, yaitu masing-masing dari sebesar Rp 414,0 milyar dan Rp
3.791,5 milyar dalam tahun 1969, menjadi sebesar Rp 1.758,9 milyar dan Rp 11.501,1
milyar dalam tahun 1983, atau suatu kenaikan ratarata sebesar 10,9 persen dan 8,2 persen per
tahun. Dalam pada itu ekspor netto juga mengalami perubahan. Dihitung atas dasar yang
berlaku, peranan ekspor netto telah menurun dari negatif 3,5 persen dalam tahun 1969
menjadi negatif 4,1 persen dalam tahun 1983, sedangkan atas dasar harga konstan tahun
1973 menunjukkan suatu penurunan dari positif 1,6 persen dalam tahun 1969 menjadi
negatif 33,8 persen dalam tahun (lihat Tabel VI.11).

Dengan memakai seri data baru yang bertahun dasar 1983, terlihat bahwa peranan
masing-masing penggunaan produk domestik bruto mengalami perubahan. Peranan pem-
bentukan modal tetap, baik dihitung atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga
konstan tahun 1983, mengalami penurunan. Jika dihitung atas dasar harga yang berlaku
peranannya menurun dari 25,74 persen dalam tahun 1983 menjadi sebesar 22,48 persen
dalam tah!ln 1984, dan jika dihitung atas dasar harga konstan tahun 1983 peranannya turun
menjadi 22,60 persen dalam tahun 1984. Penurunan terjadi pula pada pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan pengeluarankonsumsi Pemerintah, yang dalam tahun 1983 masing-masing
menggunakan 60,71 persen dan 10,96 persen dari produk domestik bruto, menjadi 59,83

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 267
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

persen dan 10,40 persen dalam tahun 1984 jika atas dasar harga yang berlaku. Demikian juga
masing-masing turun menjadi 60,13 persen dan 10,79 persen dalam tahun 1984 jika dihitung
atas dasar harga konstan tahun 1983. Perubahan stok mengalami kenaikan persentasenya
terhadap produk domestik bruto, jika dihitung atas dasar harga berlaku, yaitu meningkat dari
3,66 persen dalam tahun 1983 menjadi 3,79 persen dalam tahun 1984. Apabila dihitung atas
dasar harga konstan tahun 1983 persentasenya turun menjadi.1 ,32 persen dalam tahun 1984
(lihat Tabel VI.12).

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 268
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 269


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 270
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB VII

PERKEMBANGAN USAHA DAN HASIL-HASIL


PEMBANGUNAN EKONOMI

7.1. Pendahuluan

Pembangunan ekonomi yang diselenggarakan secara terarah, berencana dan berta-


hap diarahkan kepada pencapaian pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya tanpa
mengabaikan kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan terpeliharanya stabilitas nasional.
Dari berbagai upaya yang dilaksanakan, telah banyak hasil dapat dicapai antara lain ditandai
dengan kenaikan produksi, baik barang maupun jasa, yang pada gilirannya mempengaruhi
peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia. Walaupun usaha pembangunan telah me-
nampakkan hasil yang nyata, namun upaya tersebut akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan
untuk mencapai suatu tingkat ekonomi yang dapat menghantar masyarakat menuju kese-
jahteraan yang lebih tinggi, baik material maupun spiritual, sebagaimana yang dicita-citakan.
Dalam Pelita IV upaya peningkatan hasil produksi meliputi berbagai bidang, terutama sekali
bidang pertanian dan kehutanan yang akan ditingkatkan hasilnya untuk mencapai dan
mempertahankan swasembada pangan, menunjang industri dalam negeri, serta meningkatkan
kegiatan ekspor dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber-sumber alam Bidang
pertambangan dan energi serta industri juga ditingkatkan peranannya, dalam rangka
memantapkan proses industrialisasi serta mempercepat tercapainya sasaran pembangunan
jangka panjang. Demikian pula bidang perhubungan, telekomunikasi, pos dan pariwisata,
serta pekerjaan umum akan terus ditingkatkan kemampuan dan partisipasinya dalam menun-
jang pembangunan, yaitu untuk lebih memperlancar arus barang dan jasa, serta mening-
katkan mobilitas masyarakat ke seluruh wilayah tanah air. Selain mengupayakan pening-
katan di berbagai bidang, tetap diusahakan agar pembangunan didasarkan atas kekuatan
sendiri, namun hal tersebut tidaklah berarti menutup diri atas manfaat yang didapat dari luar
selama tidak bertentangan dengan tujuan pembangunan. Atas dasar prinsip tersebut,
kebijaksanaan Pemerintah diarahkan pada usaha menumbuhkan dan merangsang kegiatan
investasi yang menunjang peningkatan produksi barang dan jasa. Kegiatan tersebut antara
lain terlihat dari upaya merangsang penanaman modal, baik dari dalam maupun dari luar
negeri, pengembangan dunia usaha, pembinaan tenaga kerja dan penyelenggaraan transmi-
grasi. Dengan adanya langkah-Langkah kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat diciptakan
landasan yang lebih kokoh dan lebih luas bagi perkembangan pembangunan di masa men-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 271
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

datang. Namun demikian, tercapainya hasil-hasil tersebut hanya dimungkinkan melalui


pengarahan, pengolahan dan pemanfaatan secara optimal daripada segala sumberdaya yang
ada, baik sumberdaya alam, modal, dan teknologi, maupun peranserta aktif dari seluruh
masyarakat.

7.2. Pertanian

Sampai dengan tahun kedua Pelita IV, bidang pertanian tetap mempunyai peranan
yang besar dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari
semakin luas dan terarahnya usaha meningkatkan produksi pangan, yang pada gilirannya
akan meningkatkan penghasilan petani, meningkatkan ekspor, dan memberikan dukungan
yang kuat terhadap pembangunan di bidang agro industri. Pembangunan di bidang pertanian,
yang merupakan kelanjutan dan peningkatan dari usaha-usaha yang telah diarahkan dan
dilaksanakan melalui Sapta Karya Pembangunan Pertanian, telah memberikan hasil yang
cukup memadai. Walaupun hasilnya belum sepenuhnya menampakkan ujud kemakmuran
seperti yang dicita-citakan, namun tidaklah berlebihan apabila hasil yang telah dicapai
semakin mendekatkan masyarakat Indonesia kepada ambang pintu tujuan pembangunan
tersebut.

Mengingat bahwa pembangunan merupakan rangkaian perobahan menuju kepada


kemajuan, maka dalam rangka lebih mempercepat laju pembangunan di bidang pertanian,
pendekatan fungsi pokok pembangunan pertanian yang mencakup aspek produksi, faktor
produksi, pemasaran, dan institusinya terus ditingkatkan dan dikembangkan. Melalui Tri-
matra Pembangunan Pertanian, yang merupakan kerangka dasar untuk pelaksanaan usaha
tani terpadu, komoditi terpadu dan wilayah terpadu serta ditunjang dengan usaha pokok,
yaitu pembinaan, intensifikasi, perluasan areal, diversifikasi dan rehabilitasi, diharapkan
sasaran pembangunan di bidang pertanian dapat dicapai dengan lebih cepat, serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah
dalam pengembangan kehidupan ekonominya. Gambaran daripada hasil upaya di bidang
pertanian sampai dengan tahun kedua Pelita IV dapat diikuti melalui Tabel VII. 1.

7.2.1. Tanaman pangan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 272
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Titik berat usaha peningkatan produksi beras dalam tahun kedua Pelita IV dilakukan
melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Program intensifikasi dilaksanakan melalui
bimbingan masal (Bimas) dan intensifikasi masal (Inmas), sedangkan usaha ekstensifikasi
dilaksanakan melalui pembukaan persawahan pasang surut atau pencetakan sawah baru,
yang pelaksanaannya dikaitkan dengan usaha transmigrasi. Melalui kebijaksanaan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 273
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 274


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tersebut, produksi tanaman pangan sebagai komponen produksi pertanian terpenting telah
menunjukkan perkembangan yang mengesankan. Dalam tahun 1984, hasil produksi beras
telah mencapai 25,8. juta ton, atau mengalami kenaikan sekitar 7,6 persen diatas produksi
tahun 1983 yang berjumlah 24,0 juta ton. Selanjutnya sampai dengan bulan September 1985,
produksi beras telah mencapai 26,3 juta ton atau sebesar 1,9 persen lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dalam tahun 1984 (lihat Tabel VII.2). Dengan
areal panen seluas 9.636 ribu hektar, dalam tahun 1984 rata-rata produksi beras mencapai
2,68 ton per hektar. Apabila dibandingkan dengan rata-rata produksi beras dalam tahun 1983
yang mencapai 2,62 ton per hektar, berarti telah terjadi peningkatan sebesar 2,3 persen dalam
tahun 1984. Sedangkan sampai dengan bulan September 1985, dengan areal panen seluas
9.454 ribu hektar maka rata-rata produksi beras yang telah dicapai adalah sebanyak 2,78 ton
per hektar. Peningkatan produksi beras dalam tahun 1984 tidak hanya disebabkan
peningkatan luas areal panen pada tahun tersebut, namun juga disebabkan oleh penggunaan
pupuk, insektisida dan bibit unggul secara efektif, di samping adanya perbaikan irigasi dan
penggunaannya melalui organisasi pemakai air yang semakin efisien. Walaupun terjadi
peningkatan produksi beras yang cukup memadai dan bahkan telah melepaskan
ketergantungan Indonesia terhadap impor beras, namun kadang-kadang masih hams dihadapi
beberapa kendala, seperti kekeringan di beberapa daerah akibat iklim atau curah hujan yang
tidak normal, adanya serangan hama wereng, virus padi, dan kurang lancarnya panca usaha
tani (PUT) secara penuh. Oleh karena itu, untuk mengatasinya ditempuh kebijaksanaan
intensifikasi yang dimaksudkan selain memanfaatkan areal yang sudah ada, juga sasaran
produksi dapat dicapai dalam waktu relatif singkat apabila dibandingkan dengan melalui
perluasan areal.

Seperti terlihat dalam Tabel VII.3, luas areal panen intensifikasi dalam tahun 1984
telah meningkat sebesar 14,3 persen dari tahun sebelumnya, yaitu dari 6.695 ribu hektar
dalam tahun 1983 menjadi 7.654 ribu hektar dalam tahun 1984. Pertambahan luas areal
panen intensifikasi tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya luas areal panen Inmas,
yaitu dalam tahun 1983 seluas 5.387 ribu hektar meningkat menjadi 7.265 ribu hektar dalam
tahun 1984, atau meningkat dengan 34,8 persen. Selanjutnya untuk meningkatkan mutu
intensifikasi, Pemerintah telah mengadakan pola kegiatan yang dikenal dengan intensifikasi
khusus (Insus), yaitu suatu bentuk intensifikasi yang dilaksanakan oleh petani secara
berkelompok sehamparan guna memanfaatkan potensi lahan yang sudah ada, dan secara
bersama mengatasi segala hambatan yang ada. Kerjasama kelompok tani tersebut semata-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 275
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

mata diarahkan kepada terwujudnya partisipasi dari semua petani untuk menerapkan
sepenuhnya PUT. Sedangkan sebagai perangsang dan pendorong agar sebanyak mungkin

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 276
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 277
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 278


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kelompok tani ikut berpartisipasi dalam Insus, maka setiap musim tanam (MT) diadakan
perlombaan antar kelompok tani Insus. Di samping itu, sejak MT 1980/1981 telah dilaksa-
nakan operasi khusus yang menerapkan Insus di lahan tadah hujan dengan lebih meng-
giatkan aparat secara optimal disertai dengan penyediaan sarana produksi yang memadai.
Untuk menunjang berbagai kebijaksanaan tersebut, penyediaan prasarana dan tenaga pe-
nyuluh juga terus ditingkatkan. Sampai dengan tahun 1984, balai penyuluhan pertanian
(BPP), sebagai tempat penyelenggaraan kursus tani dan penyebar informasi pertanian, telah
mencapai jumlah sebanyak 1.324 unit yang terse bar di berbagai daerah. Sedangkan me-
ngenai tenaga penyuluh, sampai dengan tahun 1984 telah tersedia tenaga penyuluh pertanian
lapangan (PPL), penyuluh pertanian madya (PPM), dan penyuluh pertanian spesialis (PPS),
masing-masing berjumlah 18.047 orang, 5.560 orang dan 1.395 orang yang tersebar di
berbagai wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) dan di wilayah kerja balai penyuluh
pertanian (WKBPP) di 27 propinsi.

Sementara itu di samping usaha intensifikasi, digiatkan pula usaha ekstensifikasi


melalui penambahan areal pertanian dan pencetakan sawah baru yang pelaksanaannya
dikaitkan dengan usaha transmigrasi. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, sejak Pelita III
sampai dengan tahun pertama Pelita IV, sawah yang sudah selesai dicetak meliputi 271 ribu
hektar dengan areal yang sudah ditanami mencapai 186 ribu hektar (sekitar 68,6 persen dari
areallahan yang sudah ada). Jumlah tersebut belum termasuk penambahan areal pertanian di
daerah transmigrasi sekitar 578 ribu hektar, yang terdiri dari lahan pekarangan seluas 105
ribu hektar dan lahan yang diusahakan dengan cara swadaya seluas 473 ribu hektar. Dari
luas lahan yang dibuka di daerah transmigrasi tersebut, sudah diusahakan penggunaannya
sebesar 69,3 persen atau seluas 400 ribu hektar. Selanjutnya erat kaitannya dengan pengem-
bangan produksi pangan, baik melalui program Bimas/Inmas maupun melalui
pengembangan program ekstensifikasi, kepada para petani peserta sampai dengan akhir
bulan Juli 1985 tetap disediakan bantuan kredit dalam rangka pengadaan sarana produksi.
Perkembangan penyaluran kredit Bimas/Inmas dalam tahun 1984/1985 seperti terlihat dalam
Tabel VIlA, telah mencapai sebanyak Rp 5,5 milyar, dengan jumlah petani peserta sebanyak
154.996 orang. Adapun pola bantuan kredit tersebut sejak MT 1985 telah dihentikan, dan
para petani yang masih memerlukan kredit untuk biaya intensifikasi padi dilayani melalui
pola kredit usaha tani yang disalurkan melalui koperasi unit desa (KUD). Untuk menunjang
intensifikasi produksi beras, baik melalui Bimas/Inmas maupun Insus, upaya pengadaan
benih dalam tahun 1984 diprioritaskan pada benih varitas unggul padi sawah jenis benih

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 279
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebar. Sedangkan untuk pengendalian hama/penyakit, telah dibentuk unit-unit pelaksana


yang terdiri dari pengamat hama dan pengendali hama tanaman, masing-masing berjumlah
1.122 orang dan 16.972 orang yang tersebar di 1.122 wilayah pengarnatan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 280
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 281
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam usaha pengembangan bidang tanaman pangan, selain peningkatan produksi


beras digiatkan pula peningkatan produksi palawija dan hortikultura. Sebagai hasilnya,
produksi palawija juga mengalami peningkatan yang cukup mantap. Apabila dalam tahun
1983 produksi palawija baru mencapai 20.397 ribu ton, maka dalam tahun 1984 telah
mencapai 23.166 ribu ton, yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 13,6 persen di-
bandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh
pengembangan areal produksi dan penyebaran bibit unggul palawija melalui pusat pengem-
bangan pertanian palawija. Di samping itu juga karena adanya pembinaan bagi daerah yang
melaksanakan Bimas palawija, yang pada gilirannya meningkatkan produksi palawija seperti
jagung, ubi kayu, ubi jatar, kacang tanah dan kedelai. Sebagaimana terlihat pada Tabel VII.5,
produksi jagung dan ubi kayu dalam tahun 1984 masing-masing meningkat sebesar 5,4
persen dan 17,4 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, yaitu masing-
masing dari 5.086 ribu ton dan 12.102 ribu ton dalam tahun 1983, menjadi 5.359 ribu ton
dan 14.205 ribu ton dalam tahun berikutnya. Di samping itu dalam waktu yang sama
produksi ubi jalar, kacang tanah dan kedelai juga meningkat masing-masing sebesar 5,6
persen, 13,5 persen dan 38,4 persen, yaitu masing-masing dari 2.213 ribu ton, 460 ribu ton
dan 536 ribu ton dalam tahun 1983 menjadi 2.338 ribu ton, 522 ribu ton dan 742 ribu ton
dalam tahun 1984. Sedangkan sarnpai dengan bulan Agustus 1985, produksi jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai tersebut masing-masing telah mencapai 5.694 ribu
ton, 15.403 ribu ton, 2.331 ribu ton, 580 ribu ton, dan 885 ribu ton. Selanjutnya untuk
menunjang pelaksanaan Bimas palawija, Pemerintah juga menyediakan kredit bagi petani.
Perkembangan kredit Bimas palawija dapat diikuti dalam Tabel VII.6.

Sementara itu perkembangan produksi hortikultura sebagaimana terlihat pada Tabel


VII.7 juga menunjukkan kenaikan yang mantap, selain karena penyediaan sarana
pengembangan produksi juga karena keberhasilan mengatasi gangguan harna/penyakit.
Keadaan tersebut pada gilirannya meningkatkan produktivitas sayuran dan buah-buahan,
yang dalam tahun 1984 masing-masing meningkat dengan 44,3 persen dan 8,3 persen.
Produksi hortikultura yang terdiri dari sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing
mencapai 2.474 ribu ton dan 3.867 ribu ton dalam tahun 1983. Oalarn tahun 1984 produksi
kedua jenis hortikultura tersebut telah meningkat masing-masing menjadi 3.629 ribu ton dan
6.374 ribu ton, atau meningkat dengan 46,7 persen dan 64,8 persen dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Sedangkan sampai dengan bulan Agustus 1985 produksi masing-masing
telah mencapai 5.810 ribu ton dan 8.474 ribu ton.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 282
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 283
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 284
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tidak terlepas dari usaha peningkatan produksi tanaman pangan adalah penggunaan
sarana produksi, yang antara lain terdiri dari pupuk dan pestisida. Penggunaan pupuk, baik
dari jenis N, P2 O5 maupun K20 dalam tahun 1984 telah menunjukkan peningkatan, yang
merupakan dampak positif dari hasil pembinaan usaha tani, baik melalui kelompok--
kelompok tani maupun melalui demonstrasi-demonstrasi lapangan, dalam penggunaan
sarana yang paling menguntungkan. Apabila dalam tahun 1983 penggunaan pupuk jenis N,
P205 dan K20 masing-masing baru mencapai 973,4 ribu ton, 317,3 ribu ton dan 54,3 ribu ton,
maka dalam tahun 1984 masing-masing telah mencapai 1.253,8 ribu ton, 426,4 ribu ton dan
138,2 ribu ton, atau masing-masing telah meningkat sebesar 28,8 persen, 34,4 persen dan
154,5 persen. Perkembangan lebih lanjut mengenai penggunaan pupuk untuk tanaman
pangan dapat dilihat dalam Tabel VII.8. Berbeda dengan penggunaan pupuk yang
mengalami peningkatan dalam tahun 1984, tidak demikian halnya dengan penggunaan
pestisida yang sangat erat kaitannya dengan luas serangan hama/penyakit. Seperti terlihat
dalam Tabel VII.9, penggunaan pestisida yang terdiri dari jenis insektisida dan rodentisida
dalam tahun 1984 telah mengalami penurunan. Apabila dalam tahun 1983 penggunaan
insektisida dan rodentisida masing-masing mencapai sebanyak 14.258 ton dan 171 ton, maka
dalam tahun 1984 hanya mencapai sebanyak 14.208 ton dan 88 ton, atau menurun sebesar
0,3 persen dan 48,5 persen. Hal ini dapat juga diartikan bahwa selama tahun tersebut, bidang
tanaman pangan telah berhasil mengurangi serangan hama/penyakit dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.

7.2.2. Tanaman perkebunan

Pembangunan di bidang perkebunan dalam Pelita IV, yang meliputi perkebunan


rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan negara, adalah merupakan kelanjutan dari
usaha yang telah dilaksanakan dalam Pelita III. Sasaran yang hendak dicapai dalam pe-
laksanaan Repelita IV adalah penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani
produsen dan devisa negara, pemeliharaan kelestarian sumber cara alam dan lingkungan
hidup, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sasaran tersebut telah
dituangkan dalam kebijaksanaan pokok, yaitu dalam Tri Dharma Perkebunan, yang dilak-
sanakan melalui kegiatan peremajaan, intensifikasi, dan perluasan areal maupun tanaman
perkebunan.

Mengingat bahwa perkebunan rakyat sampai saat ini masih tetap merupakan areal

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 285
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

perkebunan yang paling luas, dan secara potensial hasilnya cukup baik apabila diolah dengan
benar dan efektif, maka dalam tahun pertama Pelita IV pembangunan di bidang perkebunan
tetap dititik beratkan pada pembinaan dan pengembangan perkebunan rakyat. Sehubungan
dengan kegiatan tersebut telah dilaksanakan pengembangan dan pembinaan melalui dua pola,
yaitu pola unit pelaksanaan proyek (UPP), dan pola NES (nucleus estate smallholder) yang
lazim disebut dengan pola perkebunan inti rakyat (PIR). Melalui UPP dilaksanakan kegiatan
penyuluhan dan pemberantasan hama penyakit, penyediaan sarana produksi, serta fasilitas
kredit jangka panjang dengan persyaratan yang ringan. Sedangkan di dalam pola PIR, di
samping perkebunan besar mengusahakan perkebunannya sendiri juga membantu
perkebunan rakyat yang ada disekitarnya. Petani yang diikutsertakan dalam pola PIR
terutarna adalah para petani ladang, buruh tani dan buruh perkebunan. Dengan demikian
diharapkan dapat pula diatasi masalah kurangnya keterarnpilan petani dan lemahnya sistem
pemasaran. Dengan adanya usaha dan kegiatan tersebut, sarnpai dengan tahun 1984 produksi
hasil perkebunan telah mengalarni peningkatan yang mantap. Seperti terlihat dalam Tabel
VII.10, produksi kopi dan cengkeh meningkat masing-masing dari sebanyak 287 ribu ton
dan 40 ribu ton dalam tahun 1983, menjadi 296 ribu ton dan 42 ribu ton dalam tahun 1984.
Di samping itu dalam periode yang sama produksi teh dan gula tebu juga menunjukkan
peningkatan, yaitu dari 23 ribu ton dan 1.249 ribu ton dalam tahun 1983, menjadi 25 ribu ton
dan 1.387 ribu ton dalam tahun 1984, atau masing-masing meningkat dengan 8,7 persen dan
11,0 persen.

Walaupun produksinya telah banyak mengalarni peningkatan, narnun usaha-usaha ke


arab peningkatan produksi tanaman industri terus dilakukan. Dalam hubungan ini selain
dilakukan melalui UPP dan PIR, pengembangan terhadap pe.rkebunan karet rakyat juga
dilaksanakan melalui SRDP (smallholder rubber development project). Sarnpai saat ini
sistem UPP, PIR maupun SRDP tersebut telah dilaksanakan di Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Riau, Jarnbi, Jawa tiarat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Sedangkan
terhadap tanaman semusim, seperti tebu, kapas, tembakau virginia dan serat karung, pe-
ngembangannya digiatkan melalui intensifikasi dan perluasan areal tanam.

Sementara itu perkebunan besar swasta dalam tahun pertarna Pelita IV juga telah
menunjukkan adanya peningkatan. Kecuali dalam hal minyak sawit, produksi perkebunan
besar swasta dalam tahun 1984 telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan karena

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 286
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

perkebunan besar swasta tetap mendapat pembinaar. di dalam pengembangannya, baik


berupa kultur teknis, permodalan maupun yang menyangkut segi manajemennya. Dari Tabel
VII.11, terlihat bahwa produksi teh dalam tahun 1984 menunjukkan peningkatan sebesar
17,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 17 ribu ton dalam

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 287
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l VII. 10
PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBUNAN RAKYAT, 1969 -1984
( dalam ribu ton)

Lad
Tahun Karet Kelapa/kopra Kopi Cengkeh Teh Gula Tebu Tembakau Kapas
a

1969 558 220 162 11 22 220 75 17 2,4


1970 571 1.198 170 15 21 196 69 17 2,6
1971 572 1.147 178 14 24 221 69 24 1,3
1972 559 1.308 196 13 7 247 74 18 1,5
1973 599 1.233 140 22 14 199 69 29 1,1
1974 571 1.335 132 15 14 250 69 27 2,9
1975 536 1.370 144 15 14 223 74 23 2,4
1976 610 1.527 178 17 13 267 78 37 0,9
1977 584 1.513 181 37 14 352 72 43 0,9
1978 612 1.554 206 21 17 485 68 46 0,5
1979 616 1.561 209 35 17 498 73 47 0,6
1980 715 1.630 276 34 21 1.203 69 37 3,0
1981 642 1.765 290 29 24 1.364 100 40 11,0
19821) 585 1.707 262 32 17 1:352 97 34 17,7
19832) 673 1.590 287 40 23 1.249 100 46 13,0
1984 680 1.594 296 42 25 1.387 97 46 33,0
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
T a b e I VII. 11

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBUNAN BESAR SWASTA, 1969 – 1984


( dalam ribu ton)
Minyak
Tahun Karet Kelapa/kopra Kopi Cengkeh Teh Gula Tebu Inti sawit
sawit
1969 110 1 5 1,00 9 72 60 13
1970 113 2 6 0,08 9 74 70 15
1971 114 2 7 0,05 10 122 79 18
1972 128 3 6 0,17 7 130 81 17
1973 109 4 4 0,11 10 118 82 18
1974 108 6 7 0,17 11 127 104 21
1975 109 5 6 0,14 10 126 126 24
1976 104 5 6 0,15 11 152 145 27
1977 107 5 6 1,60 11 162 147 29
1978 110 21 7 0,20 15 71 165 22
1979 112 21 8 0,20 16 73 168 23
1980 120 33 6 0,40 18 84 221 38
1981 127 25 9 0,40 14 116 266 41
19821) 125 11 6 0,20 16 72 285 47
2)
1983 133 14 8 0,60 17 88 269 68
1984 134 14 9 0,60 20 92 266 69
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 288
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tahun 1984. Di samping itu produksi gula tebu dan kopi juga mengalami peningkatan,
masing-masing sebesar 4,5 persen dan 12,5 persen, yaitu masing-masing dari 88 ribu ton dan
8 ribu ton dalam tahun 1983, menjadi sebanyak 92 ribu ton dan 9 ribu ton dalam tahun 1984.

Dalam pada itu sebagai upaya untuk meningkatkan produksi di bidang perkebunan
negara, telah diberikan bantuan untuk memperbesar usaha peremajaan tanaman, perluasan
areal perkebunan, serta penerapan teknologi baru. Hasil yang dapat dicapai dalam tahun
1984 tidak jauh berbeda dengan hasil perkebunan rakyat maupun perkebunan besar swasta.
Apabila dibandingkan dengan hasil produksi tahun sebelumnya, produksi teh dari
perkebunan negara menunjukkan peningkatan 5,7 persen dalam tahun 1984, yaitu dari 70
ribu ton dalam tahun 1983 menjadi 74 ribu ton dalam tahun 1984. Sedangkan produksi
minyak sawit dalam periode yang sama juga mengalami peningkatan, yaitu dari 710 ribu ton
dalam tahun 1983 menjadi 774 ribu ton dalam tahun 1984 atau meningkat sebesar 9,0 persen.
Demikian pula untuk produksi inti sawit telah mengalami kenaikan sebesar 112,4 persen,
yaitu dari 97 ribu ton dalam tahun 1983 menjadi 206 ribu ton dalam tahun 1984.
Perkembangan lengkap mengenai produksi perkebunan negara dapat diikuti dalam Tabel VII.
12.

Keseluruhan produksi perkebunan, baik perkebunan rakyat, perkebunan besar


swasta maupun perkebunan negara, dalam tahun pertama Pelita IV telah meningkat diban-
dingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil produksi tersebut volume
ekspor hasil perkebunan telah dapat meningkat pula, Damon karena situasi perdagangan
intemasional masih mengalami kelesuan sebagai akibat resesi ekonomi donia, maka hanya
sebagian jenis komoditi tertentu saja yang mengalami peningkatan dalam nilai ekspornya.
Volume ekspor kopi dan teh masing-masing meningkat sebesar 21,9 persen dan 24,6 persen
dibandingkan dengan volume ekspor tahun sebelumnya, yaitu dari sebanyak 241 ribu ton
dan 69 ribu ton dalam tahun 1983 menjadi 294 ribu ton dan 86 ribu ton dalam tahun 1984.
Demikian pula volume ekspor karet dalam periode yang samatelah mengalami peningkatan
dari sebanyak 941 ribu ton dalam tahun 1983 menjadi sebanyak 1.012 ribu ton dalam tahun
1984 atau telah meningkat sebesar 7,5 persen (lihat Tabel VII.13). Secara keseluruhan,
kenaikan volume ekspor tersebut telah meningkatkan nilai ekspor komoditi utama
perkebunan Indonesia. Apabila dalam tahun 1983 jumlah nilai ekspor dari sepuluh jenis
komoditi perkebunan mencapai US $ 1.544,5 juta, maka dalam tahun 1984 mencapai US $
2.128,8 juta, yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 37,8 persen. Perkembangan lebih

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 289
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

lanjut nilai ekspor hasil utama perkebunan dapat diikuti dalam Tabel VII. 14.

7.2.3. Petemakan

Pembangunan di bidang petemakan dalam Pelita IV ditujukan untuk mencapai


sasaran pokok yaitu Panca Dharma Pembangunan Peternakan. Dalam rangka pelaksanaan
dharma pertarna dan kedua, yaitu peningkatan produksi dan populasi ternak, dalam tahun
pertarna Pelita IV telah dilakukan penyebaran bibit unggul ternak dari wilayah/ propinsi
sumber-sumber bibit, seperti bibit ternak sapi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, ke wilayah propinsi lain yang potensial dalam
pengembangan peternakan. Dalam hubungan ini telah disebar sebanyak 33.339 ekor bibit
sapi, 1.850 ekor bibit kerbau , 10.308 ekor bibit domba, dan 2.905 ekor bibit kuda. Demikian
pula penyebaran bibit ternak jenis lainnya, seperti bibit ayarn DOC (day old chick) dari pusat
pembibitan Cisarua disalurkan ke berbagai daerah yang memerlukannya. Di samping itu juga
dilakukan cara perkawinan hewan dengan teknik inseminasi buatan (IB), yaitu cara
perkawinan pada hewan betina dengan alar berupa sprit pipet yang telah diisi dengan semen
pejantan. Cara tersebut dilaksanakan karena sistem IB merupakan salah satu sarana untuk
pengembangbiakan ternak yang cepat, teratur, murah, dapat memperkecil kemajiran, dan
tidak perlu memelihara pejantan, serta dapat mencegah penyebaran penyakit sebagai akibat
dari perkawinan. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, selama tahun pertarna Pelita IV
telah berhasil disalurkan sebanyak 609.402 dosis semen beku untuk keperluan IB di seluruh
propinsi Indonesia.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 290
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l VII. 12

PRODUKSI BEBERAPA HASIL PERKEBUNAN NEGARA, 1969 - 1984


( dalam ribu ton)

Tahun Karet Minyak sawit Inti sawit Teh Kopi Tembakau Gula tebu

1969 110 129 28 31 8 9 630


1970 118 147 33 34 9 9 603
1971 118 170 39 37 11 7 708
1972 121 189 42 37 12 5 756
1973 137 207 46 43 6 11 293
1974 138 244 52 40 10 8 860
1975 137 271 57 46 10 8 878
1976 142 286 56 49 10 11 902
1977 147 338 64 51 10 12 924
1978 162 367 72 59 10 13 960
1979 170 474 85 92 11 14 1.030
19801) 186 499 90 68 13 15 273
1)
1981 193 533 100 72 16 9 220
19821) 189 599 110 61 13 9 195
1)
1983 201 710 97 70 10 9 291
19842) 198 774 206 74 10 9 298

1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
T a b e l VII. 13

VOLUME EKSPOR HASIL UTAMA PERKEBUNAN, 1969 - 1984


( dalam ribu ton)

Kopra dan
Tahun Karet Minyak sawit Inti sawit Teh Kopi Tembakau Lada
bungkil kopra

1969 857,5 179,1 42,7 36,1 127,1 5,7 16,7 349,1


1970 790,2 159,2 42,4 41,1 104,3 11,0 2,6 393,1
1971 789,3 209,0 48,6 44,8 74,3 18,3 24,2 322,5
1972 774,6 236,5 51,4 44,0 107,0 26,2 25,7 327,1
1973 890,2 262,7 39,2 39,6 100,8 33,3 25,6 282,0
1974 840,4 281,2 28,5 55,7 111,8 33,6 15,7 252,6
1975 788,3 386,2 21,0 45,9 128,4 19,6 15,2 329,1
1976 811,5 405,6 25,6 47,5 136,4 20,5 28,8 396,7
1977 800,2 404,6 25,2 51,3 160,4 25,9 30,9 335,9
1978 918,2 412,3 7,3 61,6 222,8 27,3 38,0 324,4
1979 967,3 437,8 33,1 65,9 230,7 24,9 25,7 381,4
1980 981,0 502,9 42,9 74,2 238,7 28,3 29,7 430,1
19811) 812,8 196,4 22,7 71,3 210,6 25,3 34,0 321,8
1)
1982 797,6 259,5 6,9 63,7 227,0 20,2 36,3 352,4
19831) 941,0 346,0 2,2 69,0 241,0 25,7 45,0 304,9
2)
1984 1.012,0 128,0 20,1 86,0 294,0 20,0 34,0 140,3
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 291
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

T a b e l VII. 14

NILAI EKSPOR HASIL UTAMA PERKEBUNAN. 1969 - 1984


( dalam US $ juta )

Jenis komoditi 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 19831) 19842)

Karet 220,7 260,9 222,2 195,9 395,0 487,3 365,0 535,1 593,8 720,5 1.002,4 1.174,2 835,8 602,1 847,9 952,8

Kopra dan bungkil kopra 20,6 35,1 26,2 17,6 23,6 23,2 28,9 31,2 38,1 35,0 41,3 52,1 32,4 38,0 46,4 14,2

Kopi 51,3 65,8 55,4 72,4 77,4 101,3 101,1 250,0 634,0 509,7 655,4 656,0 345,9 341,7 427,4 565,2

Tembakau 13,8 11,5 19,9 30,0 44,9 35,5 37,8 39,2 61,1 59,3 60,3 58,6 53,1 38,9 i8,3 32,9

Minyak sawit 22,2 36,5 46,3 42,0 72,5 166,0 158,1 142,0 192,8 208,3 253,7 254,7 106,9 64,4 1fl,4 63,2

Inti sawit 4,0 5,0 5,5 3,7 4,8 8,4 5,1 3,7 5,8 1,5 7,2 8,1 4,4 2,2 0,4 0,7

Lada 10,4 2,9 24,7 20,5 28,0 24,6 22,8 46,2 65,6 69,8 47,3 58,1 47,2 44,9 51,9 64,2

The 9,7 17,3 28,7 31,4 30,2 43,6 53,1 55,0 121,0 92,3 91,7 112,7 100,8 89,5 20,4 226,2

Bunga, biji pala dan cengkeh 1,6 2,1 1,8 2,1 1,7 2,5 5,0 9,7 10,9 11,2 10,9 27,9 80,3 0,33) 0,43) 18,4

Rempah-rempah lainnya 4) 3,5 4,3 4,4 3,4 6,5 6,1 3,7 5,6 7,8 9,0 0,3 - - - - 191,0

Jumlah 357,8 441,4 435,1 419,0 684,6 898,5 780,6 1.117,7 1.730,9 1.716,6 2.170,5 2.402,4 1.606,8 1.222,0 1.544,5 2.128,8

1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
3) Hanya cengkeh
4) Sejak tahun 1980 sid tahun 1983 tidak ada nilai ekspor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 292


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 293


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu erat kaitannya dengan dharma ke tiga, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja, baik untuk pembangunan di bidang peternakan maupun untuk
menunjang pengembangan daerah transmigrasi, selama tahun pertarna Pelita IV telah
ditingkatkan tenaga-tenaga yang menangani pelaksanaan IB, tenaga penyuluh peternakan
spesialis (PPS), tenaga penyuluh peternakan lapangan/demonstrator (PPLlD), petugas
laboratorium diagnostik, dan petugas vaksinator, yang tersebar di seluruh daerah termasuk
diantaranya untuk lokasi baru di daerah transmigrasi. Untuk meningkatkan keterampilan,
tenaga pelaksana IB sudah banyak yang dikirim ke pendidikan di luar negeri, dan sebagai
hasilnya pada akhir tahun 1984/1985 jumlah tenaga khusus untuk bidang tersebut telah
mencapai sebanyak 625 orang. Dalam periode yang sama, tenaga PPS, tenaga PPL/D dan
tenaga vaksinator yang dipersiapkan juga sebagai tenaga untuk menanggulangi wahab
penyakit hewan, masing-masing telah mencapai sebanyak 428 orang, 1.618 orang dan 5.652
orang. Sedangkan untuk petugas laboratorium diagnostik dan tenaga kader peternak, masing-
masing telah mencapai 313 orang dan 4.219 orang.

Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas dan kelestarian rashewan lokal, seba-


gaimana tertuang dalam dharma ke 4, dalam tahun pertama Pelita IV telah dikembangkan
pembinaan sumber bib it ternak hewan lokal. Untuk itu bibit sapi Bali dikembangkan di
pulau Bali, Sumbawa dan di beberapa lokasi di Sulawesi Selatan. Sebagai penunjang
kegiatan di bidang tersebut, dalam tahun 1984/1985 juga dilakukan kegiatan pengamanan
ternak dengan cara mengaktifkan fungsi penyidikan, penolakan, pencegahan dan pembe-
rantasan penyakit. Sehubungan dengan itu, sampai dengan tahun pertama Pelita IV telah
selesai dibangun dan berfungsi 5 buah balai penyidikan hewan. Balai penyidikan hewan
tersebut, 2 diantaranya berada di Medan dan Tanjung Karang yang dibangun atas bantuan
pemerintah Jepang, dan 2 buah lagi berada di Denpasar dan Ujung Pandang yang dibangun
atas bantuan FAO (Food and Agriculture Organization) dan UNDP (United Nations
Development Programme), sedangkan sebuah lagi dibangun di Bukittinggi dengan bantuan
dari pemerintah Jerman Barat. Selain dibangun laboratorium penyidikan hewan di setiap
propinsi dan kabupaten, juga telah selesai direhabilitir beberapa karantina hewan di beberapa
daerah.Sedangkan untuk mengatasi beberapa penyakit hewan seperti penyakit tetelo, ngorok,
antrax, keluron, kuku dan mulot, maka dalam waktu yang sama telah disediakan dan
disebarkan ke daerah, vaksin dan obat-obatan dari jenis Fowl Pox F, SE, Antrax, Brucella
dan ND Kumarov.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 294
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu untuk menunjang kegiatan dharma kelima, yaitu meningkatkan


jumlah dan motu hijauan makanan ternak, maka di kebun-kebun bibit pusat Cisarua dan
Cisereuh telah dilengkapi dengan laboratorium pemeriksaan bibit rumput dan bahan
rerumputan. Hasil produksinya yang berupa jenis rerumputan atau makanan hijauan ternak
disebarkan ke kebun-kebun bibit di berbagai propinsi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Sedangkan untuk makanan ternak jenis konsentrat, penyediaannya dilakukan oleh pihak
swasta dengan pengawasan motu oleh Pemerintah. Demikian pula telah dilakukan pena-
naman makanan hijauan ternak di daerah/tanah-tanah kritis dan terlantar.

Berbagai usaha yang telah dilaksanakan dalam bidang peternakan tersebut telah
menunjukkan hasil yang nyata, antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah populasi
ternak. Dari Tabel VII.15 terlihat bahwa dalam tahun 1984 keseluruhan populasi ternak telah
mengalami peningkatan sebesar 6,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut dimungkinkan terutama karena meningkatnya populasi sapi perahan
dan kerbau, masing-masing sebesar 6,8 persen dan 7,3 persen. Di samping itu populasi
kambing, babi, ayam, dan itik juga meningkat, yaitu masing-masing sebesar 2,0 persen, 4,8
persen, 7,2 persen dan 6,6 persen. Sampai dengan bulan Agustus 1985, jumlah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 295
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII.I5
POPULASI TERNAK, 1969 - 1985
( dalam ribu ekor)
Sapi
Tahun Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Kuda Ayam Itik
perahan
1969 6.447 52 2.976 7.544 2.998 2.878 642 62.476 7.269
1970 6.130 59 2.976 6.336 3.362 3.169 692 63.438 7.370
1971 6.245 66 2.976 6.943 3.146 3.382 665 75.640 10.416
1972 6.286 68 2.822 7.189 2.996 3.350 693 82.627 12.404
1973 6.637 78 2.489 6.793 3.457 2.768 645 84.380 11.124
1974 6.380 86 2.415 6.517 3.403 2.906 600 93.100 13.620
1975 6.242 90 2.432 6.315 3.374 2.707 627 98.475 14.125
1976 6.237 87 2.284 6.906 3.603 2.947 631 102.382 15.182
1977 6.217 91 2.292 7.232 3.804 2.979 659 107.493 16.032
1978 6.330 93 2.312 8.051 3.611 2.902 615 114.987 17.541
1979 6.362 94 2.432 7.659 4.071 3.183 596 121.357 18.089
1980 6.440 103 2.457 7.691 4.124 3.155 616 174.712 21.078
1981 6.516 113 2.488 7.790 4.177 3.364 637 184.556 22.426
1982 6.594 140 2.513 7.891 4.231 3.587 658 197.132 23.861
1983 6.660 162 2.538 8.049 4.316 3.677 665 211.302 25.436
1984 6.741 173 2.724 8.210 4.402 3.854 672 226.559 27.114
1985 1) 6.831 208 2.559 8.341 4.473 4.348 711 316.513 28.743

1) Angka sementara

Tabel VII. 16
PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU, 1969 - 1985
(dalam ribu ton untuk daging dan telur, dalam juta liter untuk susu)
Tahun Daging Telur Susu
1969 309,4 57,7 28,9
1970 313,7 58,6 29,3
1971 332,2 68,4 35,8
1972 366,1 77,5 37,7
1973 379,4 81,4 35,0
1974 403,1 98,1 56,9
1975 435,0 112,2 51,0
1976 448,7 115,6 58,0
1977 467,7 131,4 60,7
1978 475,0 151,0 62,0
1979 486,0 164,1 72,0
1980 571,0 259,4 78,4
1981 596,0 275,2 85,8
1982 628,6 297,0 117,61)
1983 650,0 318,6 142,9
19841) 686,0 345,5 178,5
2)
1985 753,4 346,5 229,4
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 296
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 297


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

ternak sapi telah mencapai sebanyak 6.831 ribu ekor, sapi perahan 208 ribu ekor, dan kerbau
2.559 ribu ekor. Kemudian jenis ternak kambing telah mencapai 8.341 ribu ekor, domba
4.473 ribu ekor, babi 4.348 ribu ekor, kuda 711 ribu ekor, ayam 316.513 ribu ekor, dan itik
28.743 ribu ekor. Dalam pada itu sejalan dengan peningkatan populasi ternak, produksi
daging, telur dan susu juga mengalami peningkatan. Dalam tahun 1984 hasil dari ketiga jenis
produk tersebut, masing-masing telah mencapai 685,0 ribu ton, 345,5 ribu ton dan 178,5 juta
liter. Apabila dibandingkan dengan produksinya dalam tahun 1983 yang masing-masing
berjumlah 650,0 ribu ton, 318,6 ribu ton dan 142,9 juta liter, maka produksi daging telah
meningkat sebesar 5,4 persen, produksi telur sebesar 8,4 persen, dan produksi susu sebesar
24,9 persen (lihat Tabel VII.16). Sebagai akibat peningkatan kebutuhan (konsumsi) akan
daging dan protein hewani di dalam negeri, maka volume ekspor ternak besar tidak
berkembang seperti yang diharapkan. Namun demikian beberapa jenis hasil ternak ada yang
dipasarkan ke luar negeri, sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor hasil-hasil ternak.
Apabila dalam tahun 1983 jumlah nilai ekspor ternak dan hasil-hasilnya, mencapai sebanyak
US $ 23,9 juta, maka dalam tahun 1984 telah meningkat menjadi sebanyak US $ 36,7 juta
atau peningkatan sekitar 53 persen. Perkembangan lebih lanjut mengenai volume dan nilai
ekspor ternak serta hasilhasilnya dapat diikuti dalam Tabel VII.17 dan Tabel VII.18.

7.2.4. Perikanan

Pembangunan di bidang perikanan dalam Pelita IV ditujukan pada pembinaan dan


pengembangan perikanan rakyat yang pada umumnya masih bersifat usaha tradisional dan
masih lemah dalam permodalan, teknis, manajemen, pengolahan, dan pemasaran hasilnya.
Sehubungan dengan kegiatan tersebut, dalam tahun pertama Pelita IV telah dilaksanakan
kegiatan penyuluhan dan latihan, pembinaan terhadap koperasi nelayan, pengembangan
pemasaran, peningkatan cara saing, serta peningkatan mutu hasil. Pengembangan bidang
perikanan tersebut diarahkan pada peningkatan kesejahteraan petani tambak dan nelayan,
perluasan lapangan kerja, serta pembinaan terhadap kelestarian sumber-sumber perikanan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, telah ditingkatkan pengadaan sarana dan prasarana
perikanan, serta penyediaan fasilitas kredit perbankan, baik yang berbentuk KIK dan KMKP
maupun kredit yang berasal dari proyek perkreditan pedesaan, khusus untuk para petani
tambak di Jawa dan Sulawesi Selatan. Dalam rangka peningkatan sarana dan prasarana di
bidang perikanan, sejak Pelita I sampai dengan tahun pertama Pelita IV, telah berhasil
direhabilitir pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebanyak 153 buah. Di samping itu juga telah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 298
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dibangun pelabuhan perikanan sebanyak 25 buah, yang terdiri dari 22 buah pelabuhan
perikanan pantai, 2 buah pelabuhan perikanan nusantara, dan sebuah pelabuhan perikanan
samudera. Sedangkan untuk pengembangan budidaya perikanan tambak, sampat dengan
tahun 1984 telah dibangun dan direhabilitir saluran tambak di Daerah Istimewa Aceh,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Tengah dengan panjang seluruhnya 639,7 kilometer. Demikian pula
dalam rangka pengembangan benih ikan dan udang, sampaidengan tahun 1984 telah
dibangun 43 buah balai benih ikan (BBI), 3 buah balai benih udang (BBU), dan sebanyak 4
buah balai benih udang galah (BBUG). Sedangkan penyediaan sarana seperti cold storage,
dan truk-truk pendingin juga terus ditingkatkan. Dalam rangka pengembangan, baik produksi
maupun pemasaran ikan, telah dikembangkan sistem perusahaan inti yang merupakan
kerjasama antara perusahaan perikanan rakyat dengan perusahaan besar/milik negara. Selain
itu untuk melindungi para nelayan tradisional dari saingan pengusaha perikanan modern,
antara lain telah dilakukan pengaturan batas wilayah penangkapan ikan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 299
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 300
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sebagai hasil dari berbagai usaha yang telah dilakukan dan fasilitas yang telah
diberikan di bidang perikanan dalam tahun pertama Pelita IV, antara lain tercermin dari
produksi ikan yang telah mencapai 2.259 ribu ton, atau 2,0 persen lebih tinggi dibandingkan
dengan produksi tahun sebelumnya sebanyak 2.214 ribu ton. Seperti terlihat dalam Tabel
VII.19, sebagian besar hasil produksi ikan adalah ikan laut, yaitu sebanyak 1.700 ribu ton
atau 75,2 persen dari hasil keseluruhan, sedangkan sisanya sebanyak 559 ribu ton adalah
ikan darat. Peningkatan produksi ikan tersebut, selain disebabkan oleh meningkatnya
penggunaan alat-alat penangkap ikan modern, juga karena bertambahnya jumlah perahu
penangkap ikan. Dalam tahun 1984 jumlah perahu penangkap ikan berjumlah sebanyak
315.600 buah, atau meningkat sebesar 2,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yaitu sebanyak 307.057 buah. Perkembangan lebih lanjut mengenai jumlah perahu
penangkap ikan dapat diikuti melalui Tabel VII.20.

Sementara itu walaupun dalam tahun 1984 permintaan hasil-hasil perikanan di luar
negeri mengalami penurunan, namun pada umumnya harganya cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari volume ekspor hasil-hasil perikanan yang mengalami penurunan, akan tetapi nilai
ekspornya tidak banyak mengalami penurunan. Seperti terlihat dalam Tabel VII.21, volume
ekspor hasil ikan dalam tahun 1984 mencapai 73.139 ton senilai US $ 232.717 ribu. Apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai sebanyak 84.257 ton senilai US $
234.091 ribu, maka berarti volume ekspor turun sebesar 13,2 persen sedangkan nilai
ekspomya hanya turun sebesar 0,6 persen. Dapat diketengahkan bahwa ekspor hasil-hasil
perikanan dalam tahun 1984 tersebut sebagian besar adalah berupa udang segar dan awetan
yang mencapai 38,3 persen dari volume, atau 84,0 persen dari seluruh nilai ekspor hasil
perikanan. Oleh karena itu dalam rangka penganekaragaman (diversifikasi) komoditi ekspor
perikanan, telah dikembangkan beberapa hasil perikanan lainnya dengan tujuan ekspor ke
Jepang, Hong Kong, Belanda, Belgia, Luxemburg dan Amerika Serikat.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 301
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 302
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 303
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 304


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.2.5. Pangan dan gizi

Pengalaman menunjukkan bahwa masalah pangan yang tidak terselesaikan dapat


menjadi awal dari kesulitan ekonomi lainnya. Berpangkal dari pengalaman tersebut, usaha-
usaha di bidang pangan dan gizi dalam Pelita IV diarahkan pada usaha peningkatan produksi
pangan? khususnya beras, yang secara bertahap ditujukan untuk mencapai swasembada
pangan serta meningkatkan pendapatan dan tingkat hidup petani. Tujuan yang ingin dicapai
adalah penyediaan pangan yang memadai, merata, sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk,
dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta peningkatan usaha penganekaragaman pola
konsumsi masyarakat. Di samping itu juga ditujukan pada pembentukan norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera dengan menurunkan tingkat kematian bayi dan anak dibawah
lima tahun (Balita) , disertai dengan melanjutkan usaha peningkatan gizi anak dan
masyarakat sebagai dampak kekurangan kalori protein (KKP), kekurangan vitamin A,
gondok endemik dan anemia gizi besi. Perwujudan daripada usaha-usaha di bidang pangan
dan gizi tersebut, antara lain tercermin dari kegiatan pada pengaturan tingkat barga,
peningkatan jumlah sarana penyangga, melancarkan penyaluran bahan pangan, serta
pembangunan gudang-gudang pangan di seluruh pelosok tanah air.

Pengaturan tingkat harga dilaksanakan dengan mengusahakan harga pangan yang


stabil pada tingkat yang wajar, baik bagi kepentingan produsen maupun konsumen. Dengan
kebijaksanaan tersebut diharapkan petani tidak dirugikan oleh adanya perkembangan harga
barang-barang yang diperlukan, sedangkan di lain pihak konsumen juga tidak menanggung
beban atas kenaikan harga pangan Sehubungan dengan itu, secara berkala Pemerintah telah
menetapkan harga dasar yang akan diterima oleh petani produsen dan harga batas tertinggi
yang dibayar oleh konsumen. Untuk lebih menjamin agar para petani memperoleh harga
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, koperasi unit desa (KUD) diikutsertakan dalam
pembelian gabah dan beras dari para petani. Sedangkan untuk memenuhi tuntutan konsumen
yang menghendaki kualitas beras yang semakin baik, maka dalam Pelita IV telah diusahakan
peningkatan kualitas gabah dan beras yang dibeli melalui KUD. Pengikutsertaan KUD ini
adalah merupakan bagian daripada upaya memperkuat sistem pengadaan pangan nasional
melalui wadah ekonomi pedesaan, sehingga pada saatnya koperasi dapat tumbuh dan
berkembang seperti yang telah dicita-citakan. Sementara itu dalam memasarkan gabahnya,
petani produsen bebas menjual produknya, baik ke KUD di wilayah petani yang
bersangkutan ataupun kepada para pedagang pada tingkat harga yang dianggapnya lebih

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 305
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menguntungkan. Namun demikian apabila harga di pasaran berada dibawah harga dasar,
maka KUD diwajibkan untuk membeli gabah petani dengan harga dasar yang telah
ditetapkan, yang selanjutnya dijual kepada Pemerintah melalui Bulog dengan diberikan
keuntungan yang wajar. Sehubungan dengan kebijaksanaan harga dasar tersebut, maka harga
dasar gabah/padi kering giling di tingkat BUUD/KUD senantiasa disesuaikan. Terhitung
mulai 1 Pebruari 1985 Pemerintah menaikkan harga dasar gabah/padi yang dibeli dari petani
dengan 6,0 persen di atas harga dasar tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 165,- per kilogram
dalam tahun 1984/1985 menjadi Rp 175,- per kilogram dalam tahun 1985/1986. Sedangkan
untuk tahun 1986/1987, terhitung mulai tanggal 1 Pebruari 1986 telah diputuskan untuk
tidak menaikkan lagi harga tersebut, karena dalam musim pallen yang akan datang para
petani produsen diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas gabahnya. Perkembangan
lebih lanjut mengenai harga dasar gabah/padi dapat diikuti dalam Tabel VII.22. Sejalan
dengan arab kebijaksanaan harga secara umum, maka selain harga dasar juga ditetapkan
harga batas tertinggi. Harga batas tertinggi diperuntukkan bagi tiga daerah, yaitu bagi daerah
surplus, swasembada dan defisit beras. Daerah surplus beras meliputi seluruh Jawa, Sulawesi
Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Daerah swasembada adalah Aceh, Sumatera Barat,
Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara
Timur. Sedangkan daerah defisit meliputi Sumatera. Utara, Riau, Jam hi, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Kalimantan (kecuali Kalimantan Selatan), Sulawesi Utara, Maluku, Irian Jaya,
dan Timor Timur. Bagi ketiga golongan daerah tersebut penetapannya tidak sama, dan hal
ini dimaksudkan untuk lebih merangsang perdagangan ,beras antardaerah oleh pihak swasta.
Dalam tahun 1985, harga batas tertinggi untuk daerah surplus telah ditetapkan sebesar Rp
350,- per kilogram, sedangkan untuk daerah swasembada dan defisit masing-masing
ditetapkan sebesar Rp 360,- dan Rp 370,- per kilogram.

Sementara itu peningkatan cadangan penyangga pangan, khususnya beras, senan-


tiasa diusahakan dari pengadaan dalam negeri. Dengan meningkatnya produksi beras

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 306
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 307
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 308


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

selama Pelita IV, khususnya sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1985, makajumlah
cadangan penyangga pangan yang dapat ditampung juga meningkat. Sampai dengan. akhir
tahun 1984/1985, cadangan penyangga pangan dari pembelian dalam negeri mencapai
sebanyak 2.382 ribu ton. Dengan adanya impor beras dalam tahun 1984/1985, yaitu sebagai
sisa kontrak tahun sebelumnya yang berjumlah 183 ribu ton, maka jumlah seluruh
pengadaan beras dari dalam negeri dan impor dalam tahun 1984/1985 mencapai sebanyak
2.565 ribu ton (lihat Tabel VII.23). Untuk menunjang kegiatan di bidang cadangan
penyangga pangan tersebut, Pemerintah telah membangun gudang-gudang penyimpan
pangan di seluruh pelosok tanah air, di samping gudang-gudang yang dibangun oleh pihak
KUD dengan fasilitas kredit dari Pemerintah. Dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Juli,
jumlah gudang yang dibangun Pemerintah telah mencapai sebanyak 1.189 unit dengan
kapasitas tampung sebanyak 2.887 ribu ton. Dengan tersedianya gudang-gudang
penyimpanan tersebut, serta ditambah dengan sarana pergudangan yang dimiliki, baik oleh
KUD-KUD maupun pengusaha swasta, maka diharapkan masalah kesulitan pengadaan
pangan yang merata di seluruh tanah air dapat teratasi. Demikian juga perkembangan harga
beras di pasaran umum dapat dikendalikan dalam batas-batas yang wajar melalui penyaluran
beras ke seluruh pelosok tanah air, baik untuk kebutuhan golongan anggaran (pegawai negeri
sipil dan ABRI) dan pegawai perusahaan negara maupun ke pasaran umum dalam rangka
operasi pasar, yang secara keseluruhan dalam tahun 1984/1985 mencapai 1.622 ribu ton.
Perkembangan harga beras di beberapa kota besar sampai dengan tahun 1984/1985 dapat
diikuti dalam Tabel VII.24.

Dalam rangka mengatasi masalah-masalah gizi seperti KKP, kekurangan vitamin A,


anemia gizi besi dan gondok endemik, maka sasaran utama ditujukan kepada golongan anak
Balita, wanita yang sedang hamil dan menyusui, kelompok pekerja berpenghasilan rendah,
serta penduduk di beberapa daerah rawan pangan Usaha-usaha yang telah dilakukan dalam
tahun 1984/1985, antara lain melalui kegiatan penyuluhan, fortifikasi bahan pangan, usaha
perbaikan gizi keluarga (UPGK), pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG),
dan usaha-usaha khusus lainnya, seperti penganekaragaman konsumsi masyarakat agar tidak
hanya tergantung pada beras. Dalam penanggulangan kekurangan vitamin A dan
penanggulangan anemia gizi besi serta pencegahan gondok endemik dalam tahun 1984/1985
telah dilakukan pemberian vitamin A dosis tinggi kepada 11,9 juta anak melalui Puskesmas,
dan pendistribusian tablet zat besi kepada 150 ribu ibu hamil, 340 ribu anak sekolah dan 500
ribu pekerja berpenghasilan rendah, serta . penyuntikan preparat radium kepada 1,3 juta

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 309
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penduduk di daerah endemik yang tersebar di 25 propinsi, 108 kabupaten dan 345 kecamatan.
Sedangkan untuk menunjang kegiatan penganekaragaman konsumsi dan peningkatan gizi
masyarakat, dalam waktu yang sama telah dilaksanakan pengadaan dan penyaluran tepung
terigu sebanyak 65 ribu ton.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 310
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 311


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 312


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 313


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.3. Kehutanan

Pembangunan di bidang kehutanan telah ditetapkan melalui berbagai langkah


kebijaksanaan dan sttategi yang disusun berdasarkan hasil yang telah dicapai. selama Pelita
III serta tujuan yang akan dicapai di masa mendatang. Oleh karena itu pembangunan di
bidang kehutanan dalam Pelita IV ditujukan untuk mencapai sasaran pokok yaitu Sapta
Karya Pembangunan Kehutanan. Untuk itu telah dilaksanakan berbagai kegiatan, yaitu selain
pengusahaan sumberdaya hutan dan rehabilitasi sumberdaya alam, juga usaha pelestarian,
perlindungan, serta pengawetan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, yang diarahkan
untuk meningkatkan produksi hasil hutan dan hasil hutan ikutan. Di samping itu, juga
diarahkan kepada usaha pemuliha.n kemampuan dan produktifitas sumberdaya hutan, tanah
dan air yang kritis.

7.3.1. Inventarisasi dan tata guna hutan

Titik berat kegiatan di bidang inventarisasi hutan adalah survei lapangan dan udara,
baik melalui potret udara maupun melalui jasa satelit. Dari hasil kegiatan survei tersebut,
dalam Pelita IV sampai dengan tahun kedua, telah dapat dicapai areal kawasan hutan seluas
26.370,7 ribu hektar, yang terdiri dari hasil survei lapangan seluas 254,5 ribu hektar, dari
survei udara melalui potret udara seluas 8.116,2 ribu hektar, dan selebihnya sebanyak 18.000
ribu hektar dari survei udara melalui jasa satelit. Dengan diadakannya kegiatan-kegiatan
tersebut, maka diperoleh inventarisasi hutan secara nasional sebagai sumber informasi
potensi kawasan hutan dalam rangka pengusahaan hutan. Sementara itu, dengan
ditetapkannya pola tata guna hutan kesepakatan, yang terdiri atas hutan suaka alaIn, hutan
wisata, hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, serta hutan produksi
yang dapat dikonversi, maka dalam tahun kedua Pelita IV telah dilakukan upaya
pengukuhannya secara hukum melalui tara batas luar kawasan hutan. Dari kegiatan tersebut
telah berhasil dibuat tata batas kawasan hutan sepanjang 11.863 kilometer. Ini berarti bahwa
sejak Pelita I sampai dengan tahun kedua Pelita IV telah berhasil dibuat tata batas kawasan
hutan sepanjang 43.363 kilometer. Sedangkan dalam hal pemetaan, yang mempunyai
peranan penting di bidang kehutanan, sampai dengan tahun kedua Pelita IV telah dapat
dipenuhi semua kebutuhan peta dasar. Peta dasar yang telah berhasil dibuat tersebut antara
lain berupa peta topografi sebanyak 4.988 lembar, peta TPC (Tactical Pilotage Chart)
sebanyak 71 lembar, peta JOG (Joint Operation Graphic Ground) sebanyak 257 lembar, peta

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 314
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

laut sebanyak 67 lembar, dan peta geologi, peta guna tanah, dan peta tanah, seluruhnya
sebanyak 279 lembar. Di samping itu telah dapat dibuat peta daerah aliran sungai (OAS) di
27 propinsi, peta ketinggian, dan peta thematic, masing-masing sebanyak 32 lembar, 1.049
lembar dan 1.091 lembar.

Sementara itu untuk memacu penyelesaian pembangunan di bidang pengelolaan


dan pengurusan hutan serta sarana penunjangnya, telah dilakukan peningkatan kualitas
tenaga ukur, tenaga gambar dan tenaga penafsir potret udara. Demikian pula dalam tahun
1984/1985, jumlah tenaga ukur, tenaga gambar dan tenaga penafsir pottet udara, masing--
masing telah dapat ditambah sebanyak 244 orang, 29 orang dan 40 orang. Di samping itu,
untuk memudahkan pelayanan, informasi dan konsistensi data, dalam Pelita IV telah dan
sedang diwujudkan suatu sistem informasi yang dipusatkan pada suatu basis data dan sistem
informasi, sehingga di masa mendatang diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam
pengumpulan dan penyimpanan data.

7.3.2. perlindungan hu tan dan pelestarian alam

Keanekaragaman sumberdaya alam beserta ekosistemnya merupakan potensi yang


sangat besar untuk pembangunan. Dalam hubungan ini, pembangunan di bidang perlin-
dungan hutan dan pelestarian alam ditujukan untuk meningkatkan konservasi sumberdaya
alam dan lingkungan hidup melalui perlindungan proses ekologi yang dapat menunjang
sistem penyangga kehidupan manusia, terpeliharanya pengawetan keanekaragaman sumber-
daya alam dan plasma nutfah, serta jaminan pemanfaatan dan kelestariannya. Di samping itu
juga ditujukan untuk mengendalikan semua bentuk gangguan dan hambatan terhadap hutan:
Dalam Pelita IV tujuan-tujuan tersebut hendak dicapai melalui beberapa kelompok kegiatan,
seperti kegiatan konservasi di dalam dan di luar kawasan hutan, kegiatan pengembangan
taman nasional, kegiatan pengelolaan hutan lindung, kegiatan pembinaan wisata alam,
kegiatan pemantauan (monitoring) dampak lingkungan, serta kegiatan pengamanan hutan.
Kegiatan konservasi di dalam kawasan hutan ditempuh melalui berbagai kegiatan antara lain
pengalokasian, pengelolaan dan pembinaan hutan suaka alam, hutan wisata dan taman
nasional sebagai model ekosistem, sumber plasma nutfah, baik di daratan maupun di
perairan. Sedangkan kegiatan konservasi di luar kawasan, ditempuh melalui berbagai
kegiatan, antara lain berupa kegiatan inventarisasi dan identifikasi jenis tumbuhan dan satwa
liar yang populasinya diancam kepunahan, pembinaan koleksi botani, kegiatan pengamanan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 315
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terhadap daerah pengungsian satwa dan daerah perlindungan di darat dan di perairan.

Dalam tahun 1984/1985, hasil kegiatan konservasi di dalam kawasan hutan adalah
berupa penunjukan dan penetapan kawasan konservasi cagar alaIn, suaka margasatwa, taman
wisata dan taman baru, masing-masing 177 unit dengan luas konservasi 6.826,7 ribu hektar,
66 unit dengan luas 4.905,4 ribu hektar, 55 unit dengan luas 175,2 ribu hektar, dan 11 unit
dengan luas 326,9 ribu hektar. Di samping itu dalam rangka pembangunan dan penetapan
taman laut dan taman nasional, dalam waktu yang sama telah ditetapkan taman laut dan
taman nasional, masing-masing mencapai 314 unit dengan luas konservasi 7,5 ribu hektar,
dan 19 unit dengan luas 4.812,0 ribu hektar. Penunjukan dan penetapan konservasi hutan
suaka alam dan hutan wisata di Maluku, pantai pulau Jawa, Kalimantan Timur dan Nusa
Tenggara Timur jumlahnya masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan luas konservasi
daerah lain, dan dalam pelaksanaannya baru terbatas pada kegiatan identifikasi dan
inventarisasi kawasan konservasi. Sementara itu, sebagai hasil daripada kegiatan konservasi
di luar kawasan hutan, sampai dengan tahun 1985/1986 antara lain telahberhasil dilakukan
studi dan inventarisasi flora dan fauna di 20 lokasi yang mencakup 2,1 juta hektar, dan
penetapan 521 jenis satwa dan 36 jenis flora yang dilindungi peraturan perundang-undangan,
serta inventarisasi terhadap 20 jenis kekayaan laut yang diusulkan untuk dilindungi. Di sam
ping itu juga cukup banyak hasil daripada kegiatan-kegiatan lain, yaitu yang menyangkut
pengembangan budidaya fauna dan flora, pembinaan populasi jenis satwa langka,
pengembangan pengelolaan kebun binatang dan oceanarium serta pengawasan terhadap
satwa yang tidak dilindungi. Sedangkan untuk menunjang kegiatan pelestarian jenis-jenis
satwa yang tidak dilindungi tersebut telah diadakan penertiban perburuan dengan penetapan
lokasi baru untuk obyek olah raga maupun wisata.

Dalam rangka perlindungan plasma nutfah yang dianggap terancam kepunahan,


khususnya terhadap jenis satwa, sampai dengan tahun 1985/1986 telah ditetapkan 521 jenis
satwa yang dilindungi oleh undang-undang, yang antara lain terdiri dari 95 jenis satwa
mamalia, 372 jenis aves, 28 jenis reptilia, 6 jenis pisces dan 20 jenis insecta. Sedangkan
dalam rangka pembinaan jenis satwa liar, telah dilakukan usaha pemanfaatannya dengan
tetap memperhatikan kelestariannya, yaitu dengan mengurangi populasi satwa yang telah
melampaui keseimbangan ekosistemnya. Hal ini dilaksanakan melalui pemberian ijin
pemanfaatan disertai dengan pengawasan dan pengaturan lalu lintas perdagangan, baik untuk
pasar dalam negeri maupun untuk ekspor. Sebagai hasil dari kegiatan tersebut, dalam tahun

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 316
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1984/1985 telah diperoleh devisa dari ekspor berbagai satwa liar sebanyak US $ 19.837,7
ribu. Apabila- dibandingkan dengan nilai devisa tahun sebelumnya sebesar US $ 14.068,4
ribu, berarti telah terjadi peningkatan sebesar 41,0 persen.

Guna menunjang pembangunan di bidang pariwisata, upaya pembinaan dan


pengembangannya terutama diarahkan pada taman wisata dan taman burn di dalam kawasan
hutan. Sedangkan terhadap obyek-obyek wisata alam di luar kawasan hutan kegiatan dibatasi
pada usaha pembinaannya saja. Sampai dengan tahun kedua Pelita IV, pengembangan hutan
wisata dilaksanakan di 70 lokasi dengan luas 507,2 ribu hektar, terdiri atas 54 lokasi taman
wisata seluas 172,8 ribu hektar, 11 lokasi taman baru selu-as 325,9 ribu hektar, dan 5 lokasi
taman laut seluas 8,5 ribu hektar. Walaupun hasil pembangunan di bidang perlindungan
hutan dan pelestarian alam selama Pelita berlangsung telah banyak yang dicapai, Damon
usaha pembinaan terhadap para pencinta alam juga terus ditingkatkan melalui berbagai
kegiatan antara lain penyuluhan, bimbingan, dan pendidikan. Dengan usaha-usaha tersebut
diharapkan kesadaran masyarakat terhadap wisata aIam benar-benar dapat tertanam.

Sementara itu agar eksistensi sumberdaya alam hutan dapat terjamin secara lestari,
telah dilaksanakan pemantauan (monitoring) dampak lingkungan. Sampai dengan tahun
kedua Pelita IV, kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 60 lokasi dalam kawasan konservasi,
dan 60 lokasi di luar kawasan konservasi hutan. Untuk menunjang kegiatan tersebut telah
disediakan personal yang memadai, baik kualitatif maupun kuantitatif, peraturan perundang-
undangan, prasarana, dan sarana yang mencukupi. Sampai dengan tahun 1985 telah tersedia
4.651 Polisi Khusus kehutanan yang tersebar di 27 propinsi, dan jumlah tersebut diharapkan
dapat ditingkatkan setiap tahunnya.

7.3.3. Reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi lahan

Kegiatan reboisasi, penghijauan, dan rehabilitasi lahan ditujukan untuk mengen-


dalikan dan mencegah rusaknya sumberdaya alam, serta untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya alam berupa hutan, tanah dan air. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk me-
wujudkan suatu sistem tata lingkungan yang serasi dan meningkatkan sosial ekonomi bagi
masyarakat di sekitar hutan. Sampai saat ini hasil reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi
lahan yang dapat dicapai belum begitu menggembirakan, yaitu antara lain disebabkan oleh

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 317
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

jumlah tegakan tanaman yang masih rendah dan kualitas yang dihasilkan kurang memuaskan.
Namun untuk mengimbangi lajunya pertambahan kerusakan lahan sebagai akibat
perladangan berpindah, penggarapan lahan yang keliru, kebakaran hutan, dan
penggembalaan ternak secara liar, telah dilakukan dan ditingkatkan berbagai langkah untuk
menjawab masalah dan hambatan yang ada. Mengingat keberhasilan daripada kegiatan
tersebut juga tergantung kepada kesadaran masyarakat luas, maka kegiatan penerangan dan
penyuluhan tentang arti reboisasi, penghijauan dan rehabilitasi lahan terus ditingkatkan.
Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut telah dibuat unit percontohan pertanian terpadu
di lahan kering dengan menerapkan praktek pencegahan erosi, hutan rakyat, dan pusat
pembenihan dan pembinaan ulat sutera, di Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Bali dan Sulawesi Selatan. Dalam tahun 1984/1985, kegiatan
reboisasi telah dilaksanakan di 17 propinsi yang meliputi 58 kesatuan pemangkuan hutan
(KPH) dan 30 daerah aliran sungai (DAS), dengan jumlah areal seluas 75,43 ribu hektar.
Selanjutnya dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus 1985) realisasinya telah
mencapai 94,81 ribu hektar. Ini berarti bahwa sejak Pelita I sampai dengan tahun kedua
Pelita IV, hasil kegiatan reboisasi telah mencapai seluas 1.985,87 ribu hektar. Dari jumlah
tersebut 179,66 ribu hektar diantaranya adalah hasil dari reboisasi selama Pelita I, 791,57
ribu hektar hasil reboisasi dalam Pelita II, dan 844,40 ribu hektar hasil reboisasi dalam Pelita
III, sedang selebihnya seluas 170,24 ribu hektar hasil dari reboisasi selama dua tahun
pelaksanaan Pelita IV.

Sementara itu kurangnya penguasaan teknik reboisasi dan tenaga terampil di ka-
langan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH) telah menyebabkan hasil dari kegiatan
reboisasi yang mereka laksanakan belum berjalan seperti yang diharapkan. Untuk menangani
masalah-masalah sebagai dampak adanya sistem HPH telah ditetapkan Keputusan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980, yang mengatur pelaksanaan reboisasi di areal HPH. Di
samping itu sejak tahun 1984/1985 Pemerintah telah mengadakan peningkatan pengawasan
di daerah areal HPH dengan disertai penambahan petugas lapangan reboisasi. Sebagai
hasilnya dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus 1985), HPH yang sedang
dan telah melaksanakan pembangunan hutan tanaman industri mencapai 40 unit (7,6 persen)
dengan luas areal sekitar 50 ribu hektar, sedang yang telah melaksanakan upaya pemulihan
dan perbaikan areal bekas tebangan dengan baik mencapai 60 unit (11,4 persen) yang
tersebar di 10 propinsi.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 318
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Seperti halnya reboisasi, kegiatan penghijauan yang dilakukan melalui dana Inpres
dalam tahun 1984/1985 telah dilaksanakan di 21 propinsi, yang meliputi 161 kabupaten,
1.463 kecamatan dan 34 DAS, dengan luas areal sekitar 311 ribu hektar. Sedangkan dalam
tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus 1985) realisasinya telah mencapai sekitar
264 ribu hektar. Sebagaimana terlihat dalam Tabel VII.25, kegiatan penghijauan yang telah
dilaksanakan sejak Pelita I sampai dengan tahun kedua Pelita IV, telah mencapai 5.587,10
ribu hektar. Dari jumlah tersebut, 562,87 ribu hektar diantaranya adalab hasil penghijauan
selama Pelita I, 1.821,80 ribu hektar hasil penghijauan dalam Pelita II, 2.627,00 ribu hektar
hasil penghijauan dalam Pelita III, sedangkan selebihnya sekitar 575,43 ribu hektar hasil dari
penghijauan selama dua tahun pelaksanaan Pelita IV. Dalam rangka menunjang kegiatan
penghijauan, sampai dengan tahun 1984/1985 telah dibangun sebanyak 1.021 buah dam
pengendali, sebanyak 1.068 unit percontohan pertanian, dan hutan rakyat seluas 96,54 ribu
hektar.

Dalam pada itu guna mencegah rusaknya sumberdaya alam berupa hutan, dalam
kegiatan rehabilitasi lahan telah diupayakan pemukiman kembali bagi para peladang ber-
pindah. Sampai dengan tahun 1983/1984 telah dilaksanakan pemukiman kembali terhadap
para peladang berpindah sebanyak 7.210 kepala keluarga (KK), sedangkan dalam tahun
1984/1985 dan dalam tahun 1985/1986 pelaksanaannya baru dalam taraf inventarisasi yang
masing-masing berjumlah 65.670 KK dan 73.100 KK.

Upaya lainnya guna menunjang kegiatan-kegiatan reboisasi, penghijauan, rehabi-


litasi laban, penyuluhan dan pengelolaan DAS secara terpadu sejak Pelita I sampai dengan
pelaksanaan tahun kedua Pelita IV adalah berupa telah dipekerjakannya sejumlah 5.583
orang petugas lapangan dan sebanyak 170 orang petugas khusus penghijauan, termasuk
diantaranya petugas lapangan reboisasi khusus untuk areal HPH, yang pelaksanaannya baru
dimulai sejak tahun pertama Pelita IV.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 319
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 320
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.3 .4. Pengusahaan hutan

Mengingat bahwa penekanan pembangunan di bidang kehutanan diberikan kepada


usaha-usaha pelestarian, perlindungan, pengawetan dan pembinaan hutan serta penang-
gulangan tanah-tanah kritis sebagai upaya penyelamatan hutan, tanah dan air, maka dalam
Pelita IV kebijaksanaan di bidang pengusahaan hutan dititikberatkan pada pengembangan
industri pengolahan hasil hutan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja. Erat kaitannya
dengan kebijaksanaan tersebut adalah peningkatan pembinaan dan pengawasan eksploitasi
hutan, antara lain dengan jalan memperketat pemberian izin hak pengusahaan hutan (HPH).
Dalam hubungan ini, sampai dengan akhir Maret 1985 pengusahaan hutan di luar Jawa
selain dilakukan oleh Perum Perhutani juga dilaksanakan oleh sebanyak 526 HPH.
Sebagaimana terlihat dalam Tabel VII.26, dari 526 unit perusahaan yang telah memperoleh
HPH tersebut, sebanyak 464 unit diantaranya adalah perusahaan nasional dengan areal
pengusahaan seluas 46,20 juta hektar. Sedangkan selebihnya sebanyak 53 unit merupakan
perusahaan patungan, dan 9 unit lagi bempa pemsahaan asing dalam rangka PMA dengan
areal pengusahaan masing-masing seluas 5,97 juta hektar dan 1,63 juta hektar.

Dengan adanya pengaturan pengusahaan nuta:n mdalui HPH, hasil produksi kayu
dalam tahun 1984/1985 berjumlah sebesar 21..716. ribu meterkubik, yang terdiri atas 26.958
ribu meterkubik kayu rimba/bulat, dan 758 ribu meterkubik kayu jati. Apabila dibandingkan
dengan tahun terakhir Pelita III yang mencapai sebesar 11.231 ribu meterkubik, berarti telah
mengalami peningkatan sebesar 146,8 persen (lihat Tabel VII.27). Dalam pada itu
pembangunan industri hasil hutan telah membawa hasil bempa peningkatan di bidang
industri penggergajian dan kayu lapis. Dalam tahun 1984/1985, hasil produksi kayu olahan
telah mencapai sebanyak 19.200 ribu meterkubik, yang terdiri dari 6.600 ribu meterkubik
kayu gergajian, dan 3.600 ribu meterkubik kayu lapis. Jumlah produksi kayu olahan tersebut
dihasilkan oleh 414 unit industri kayu penggergajian dan 157 unit industri kayu lapis.
Sementara itu hasil hutan selain kayu bempa rotan, arang, kayu manis, kopal, damar,
tengkawang dan hasil hutan lainnya, dalam tahun 1984/1985 juga menunjukkan kenaikan,
bahkan hasil rotan yang terdiri atas jenis rotan manan sega dan rotan jenis lain mempunyai
potensi produksi sekitar 599 ribu ton pertahun.

Sampai dengan tahun 1984/1985, negara-negara yang mengimpor hasil hutan Indo-
nesia adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan Italia. Volume ekspor kayu bulat,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 321
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

jati, gergajian, lapis dan hasil hutan ikutan, dalam tahun 1984/1985 masing-masing telah
mencapai sebanyak 1.556 ribu meterkubik, 28 ribu meterkubik, 1.750 ribu meterkubik, 2.678
ribu meterkubik, dan 83.197 ton, dengan nilai seluruhnya sekitar US $ 1.054 juta. Sementara
itu seperti terlihat pada Tabel VII.28, jenis kayu meranti tetap mempakan bagian terbesar
dalam komposisi ekspor kayu Indonesia, yaitu sebesar 63,7 persen dalam tahun 1984/1985.
Oleh karena itu untuk memperkuat ekspor kayu di pasaran internasional, antara lain telah
dilakukan penganekaragaman komoditi dan pemasarannya ke negara-negara tujuan ekspor
lainnya.

7.4. Pertambangan dan energi

Ekonomi dunia yang belum sepenuhnya menunjukkan perkembangan yang diharap-


kan telah mempengaruhi kegiatan usaha di bidang pertambangan, sehingga hasil produk-
sinya masih tetap menghadapi masalah pasaran yang lesu. Hal ini terlihat dari produksi
minyak bumi yang rendah sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh OPEC, dan demikian
pula ekspor timah yang terbatas kepada kuota yang ditetapkan oleh Dewan Timah Inter

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 322
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 323
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 324


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

nasional. Namun demikian beberapa komoditi tambang tertentu masih mampu bertahan,
bahkan dapat ditingkatkan produksinya. Produksi dan ekspor gas bumi dan gas alam cair
(LNG) masih terus dapat meningkat, demikian pula produksi batubara dan bahan-bahan
tambang lainnya seperti pasir kwarsa. Untuk dua komoditi seperti batubara dan pasir kwarsa
tersebut, permintaannya untuk keperluan di dalam negeri di tahun-tahun mendatang masih
akan terus meningkat, dan dengan demikian prospeknya masih cukup baik. Dalam rangka
peningkatan produksi batubara, pembangunan dan pengembangan proyek tam bang batubara
Bukit Asam di Sumatera Selatan telah mencapai tahap yang menentukan, demikian pula
pengembangan secara bertahap tambang Ombilin di Sumatera Barat. Selain itu eksplorasi
batubara secara besar-besaran yang dilaksanakan oleh kontraktorkontraktor di daerah
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berlangsung seperti yang diharapkan dan
sebagian telah menghasilkan gambaran prospek cadangan berpotensi besar. Sementara itu
dalam suasana perekonomian yang belum menentu tersebut perhatian dari berbagai kalangan
pengusaha luar negeri mengenai kemungkinan investasi di bidang minyak dan gas bumi,
batubara, dan logam mulia, ternyata masih tetap besar. Hal ini terbukti dari terus masuknya
aplikasi-aplikasi baru dan permintaan informasi mengenai hal-hal tersebut.

7.4.1. Minyak dan gas bumi

Tahun pertama pelaksanaan Pelita I ditandai dengan produksi minyak bumi yang
kurang menggembirakan, yaitu dengan terjadinya penurunan produksi sebesar 2,4 persen
dibandingkan dengan produksi dalam tahun terakhir Pelita III yang berjumlah 517,6 juta
barel. Penurunan produksi minyak bumi tersebut terutama disebabkan oleh adanya
persetujuan pembatasan produksi di antara semua negara anggota OPEC termasuk Indonesia.
Atas dasar itu maka produksi minyak bumi dalam tahun 1984/1985 hanya mencapai sebesar
505,1 juta bare!. Dari jumlah tersebut, 456,9 juta barel diantaranya berupa minyak mentah
dan selebihnya sebanyak 48,2 juta barel berupa kondensat. Oleh karena rendahnya
permintaan di pasaran internasional, maka jumlah ekspor yang dapat dilakukan juga
mengalami penurunan, dari sebesar 413,1 juta barel dalam tahun 1983/1984, menjadi sebesar
400,3 juta barel dalam tahun 1984/1985 atau menurun sebesar,1 persen (lihat Tabel VII.29).

Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka penghematan dan pengalihan energi untuk


berbagai kegiatan industri serta penyesuaian harga BBM kepada tingkat yang wajar telah
mempengaruhi konsumsi BBM dalam negeri. Pemasaran BBM dalam negeri dalam tahun

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 325
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1984/1985 adalah sebanyak 156,1 juta barel, yang berarti menurun sebanyak 4,9 juta bare!
atau 3,0 persen dibandingkan dengan tahun 1983/1984 yang mencapai 161,0 juta barel.
Selanjutnya untuk menunjang kebijaksanaan Pemerintah di bidang swasembada pengadaan
BBM untuk kebutuhan dalam negeri, juga telah diusahakan peningkatan pengolahan minyak
bumi melalui kilang Dumai, unit hydro cracker di Cilacap, dan di Balikpapan. Dengan telah
ditingkatkannya kapasitas pengilangan tersebut, maka produksi minyak bumi yang dapat
diolah di dalam negeri dalam tahun 1984/1985 telah mencapai 157 juta barel, atau 58,6
persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 99 juta bare!.
Dengan meningkatnya hasil pengolahan dalam negeri tersebut, maka secara keseluruhan
produksi pengilangan minyak bumi dalam tahun pertama Pelita IV telah mencapai 199 juta
barel, yang terdiri atas 157 juta barel hasil kilang dalam negeri, dan 42 juta barel dari hasil
kilang luar negeri. Perkembangan selanjutnya mengenai volume pengilangan minyak mentah
dapat dilihat pada Tabel VII.30.

Sementara itu produksi dan pemanfaatan gas bumi dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Dalam tahun 1984/1985 produksi gas bumi berjumlah 1.548 milyar
kakikuBLK sedangkan pemanfaatannya berjumlah 1.420 milyar kakikuBLK (lihat Tabel
VII.31). Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang masing-masing berjumlah 1.288
milyar kakikuBLK dan 1.132 milyar kakikuBLK, maka berarti produksi gas bumi telah
mengalami peningkatan sebesar 20,2 persen dan pemanfaatannya meningkat sebesar 25,4
persen. Peningkatan penggunaan gas bumi tersebut terutama eratkaitannya dengan program
penyediaan gas bumi untuk perluasan LNG Plant dan Olefin Centre Arun, serta pabrik pupuk
Kalimantan Timur II.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 326
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 327
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 328


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Selanjutnya mengenai LNG, dengan adanya perluasan dan peningkatan produksi


LNG Plant Badak dan LNG Plant Arun, produksi LNG dalam tahun pertama Pelita IV telah
mencapai 15,1 juta ton atau sama dengan 783,7 juta MMBTU, yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 37,3 persen dibandingkan dengan produksi tahun 1983/1984 yang baru
mencapai 11,0 juta ton (sama dengan 569,3 juta MMBTU). Sejalan dengan meningkatnya
produksi LNG, ekspor LNG yang dimulai sejak bulan Agustus 1977 juga terus menunjukkan
peningkatan. Apabila ekspor LNG dalam tahun 1983/1984 baru mencapai 555,4 juta
MMBTU, maka dalam tahun 1984/1985 telah mencapai sebanyak 771,9 juta MMBTU, yang
berarti telah mengalami peningkatan sekitar 39 persen. Di samping LNG, produksi LPG
yang berasal dan kilang minyak Plaju, Sungai Gerong, LPG Plant Rantau, Mundu, Lex Plant
Union Oil Santan, dan LPG Plant Arco, juga meningkat. Dalam tahun pertama Pelita IV,
produksi LPG telah mencapai 871,6 ribu metrik ton, yang berarti meningkat sebesar 69,5
persen dibandingkan dengan produksi tahun terakhir Pelita III sebanyak 514,2 ribu metrik
ton. Dari hasil produksi LPG dalam tahun 1984/1985 tersebut, telah dapat diekspor sebanyak
742,3 ribu metrik ton senilai US $ 140,8 juta. Apabila dibandingkan dengan ekspor dalam
tahun sebelumnya yang baru mencapai 437,6 ribu metrik ton senilai US $ 93,9 juta, maka
berarti volumenya telah meningkat sebesar 69,6 persen sedangkan nilainya meningkat
sebesar 49,9 persen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 329
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 330
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.4.2. Timah

Hasil penambangan timah selain berasal dari pulau Bangka, Belitung dan Singkep,
juga berasal dari daerah lepas pantai dekat pulau-pulau tersebut, serta dari daerah
Bangkinang di daratan Sumatera. Penambangannya diusahakan oleh PT (Persero) Tambang
Timah dengan sejumlah perusahaan swasta nasional dalam rangka kontrak karya dengan PT
Tambang Timah. Di samping itu masih ada beberapa perusahaan asing dalam rangka kontrak
karya dengan Pemerintah, seperti PT Koba Tin, PT Broken Hill Proprietary Indonesia dan
PT Riau Tin Mining. Sebagian besar daripada produksi timah dipasarkan ke luar negeri,
namun dengan adanya kuota ekspor dari Dewan Timah Internasional, maka produksi dan
ekspor timah Indonesia sejak tahun 1982/1983 terus mengalami penumilan. Bahkan dalam
tahun pertama Pelita IV produksi timah yang terdiri atas bijih timah dan logam timah,
masing-masing hanya mencapai 17,6 ribu ton dan 21,4 ribu ton. Apabila dibandingkan
dengan produksi tahun 1983/1984 yang masing-masing sebesar 25,4 ribu ton dan 25,8 ribu
ton, berarti telah terjadi penurunan yaitu masing-masing sebesar 30,7 persen dan 17,0 persen
(lihat Tabel VII.32). Dalam periode yang sama ekspornya juga telah mengalami penurunan
sebesar 16,0 persen, yaitu dari sebesar 25,0 ribu ton dalam tahun 1983/1984 menjadi 21,0
ribu ton dalam tahun 1984/1985.

7.4.3. Nikel

Penambangan bijih nikel di Indonesia yang berasal dari pelapukan batuan ultrabasa
dan endapan molusa dilaksanakan oleh PT Aneka Tambang dan PT Indonesia Nickel
Company (Inco). PT Aneka Tambang melakukan penambangan di daerah Pomalaa, Sulawesi
Tenggara dan pulau Gebe Maluku l!tara, yang menghasilkan dua macam produk yaitu bijih
nikel dan ferronikel yang berkadar 20 persen nikel. Sedangkan PT Inca melakukan
penambangan di daerah Soroako Sulawesi Tengah, mengolah bijih nikel menjadi nikel matte
yang berkadar 75 persen nikel.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 331
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 332
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 333
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Produksi bijih nikel dari daerah pertambangan Pomalaa dan Gebe dalam tahun
1984/1985 mengalarni penurunan sebesar 34,1 persen dibandingkan dengan produksi tahun
sebelumnya, yaitu dari 1.353,3 ribu ton dalam tahun 1983/1984 turun menjadi 892,3 ribu ton
dalam tahun 1984/1985. Walaupun produksinya mengalarni penurunan, narnun dalam
periode yang sama ekspornya telah mengalarni peningkatan. Apabila dalam tahun 1983/1984
baru dapat diekspor sebesar 810,7 ribu ton, maka dalam tahun 1984/1985 telah dapat
diekspor sebesar 926,7 ribu ton atau mengalarni peningkatan sebesar 14,3 persen. Per-
kembangan jumlah produksi dan ekspor bijih nikel dapat dilihat pada Tabel VII.3 3.
Sementara itu produksi ferronike1 dalam bentuk ingot dalam tahun 1984/1985 hanya meng-
alami sedikit kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 22,3 ribu ton
dalam tahun 1983/1984 meningkat menjadi 23,2 ribu ton dalam tahun 1984/1985. Se-
dangkan produksi nikel matte dalam tahun 1984/1985 mencapai 22,2 ribu ton. Apabila
dibandingkan dengan produksinya dalam tahun sebelumnya yang berjumlah 21,2 ribu ton,
maka berarti telah meningkat sebesar 4,7 persen.

7.4.4. Tembaga

Sarnpai saar ini bijih tembaga masih dihasilkan oleh tambang di Tembagapura Irian
Jaya, yang diusahakan oleh Freeport Indonesia Inc. Hasilnya yang berupa konsentrat
tembaga, semula di tarnbang dari daerah Gunung Bijih Barat. Narnun karena cadangan bijih
yang terkandung di gunung tersebut telah menipis, maka sebagian besar penarnbangannya
dialihkan ke Gunung Bijih Timur. Dalam tahun 1984/1985 produksinya mencapai 200,7 ribu
ton kering, sedangkan volume ekspornya berjumlah 203,6 ribu ton kering. Jumlah-jumlah
tersebut masih lebih tinggi daripada produksi dan ekspor dalam tahun sebelumnya, yang
masing-masing berjumlah 199,7 ribu ton kering dan 202,8 ribu ton kering (lihat Tabel
VII.34).

7.4.5. Pasir besi

Produksi pasir besi Indonesia dewasa ini hanya dihasilkan dari penarnbangan pantai
Cilacap Jawa Tengah, sedangkan yang dihasilkan dari daerah Pelabuhan Ratu Jawa Barat
telah terhenti karena cadangannya telah habis. Sejak tahun 1978/1979 ekspor pasir besi tidak
begitu besar seperti beberapa tahun sebelumnya, bahkan dalam tahun 1984/1985 tidak
dilakukan ekspor. Hal ini disebabkan karena nilai ekspornya terus mengalami penurunan,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 334
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sehingga berakibat produksinyapun semakin menurun. Oleh karena itu produksi pasir besi
sekarang hanya dipasarkan untuk dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan bagi
industri semen yang jumlahnyapun relatif kecil. Dalam tahun 1984/1985 produksi pasir besi
berjumlah 91,3 ribu ton sedangkan penjualannya di dalam negeri mencapai 123,3 ribu ton.
Perkembangan selanjutnya mengenai produksi dan ekspor pasir besi dapat dilihat pada Tabel
VII.3 5.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 335
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 336
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 337


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.4.6. Batubara

Batubara dewasa ini selain dihasilkan dari tambang Ombilin dan Bukit Asam, juga
diusahakan oleh perusahaan swasta nasional di daerah Kalimantan Timur. Sejalan dengan
kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka pengembangan sumber energi lain di luar minyak
bumi, maka usaha rehabilitasi dan peningkatan produksi batubara terus dilaksanakan.
Walaupun produksinya masih relatif kecil namun sejak Pelita II sampai dengan tahun
pertama Pelita IV terus mengalami peningkatan. Produksi batubara dalam tahun 1984/1985
berjumlah 1.200,7 ribu ton, yang berarti mengalami peningkatan sebesar 95,3 persen bila
dibandingkan dengan jumlah produksi dalam tahun terakhir Pelita III yang berjumlah 614,7
ribu ton. Mengenai perkembangan produksi batubara dapat dilihat pada Tabel VII.36.

7.4.7. Emas dan perak

Tambang emas di Indonesia yang masih menghasilkan emas, di samping. perak


sebagai hasil sampingannya, adalah tambang emas Cikotok Jawa Barat yang diusahakan oleh
PT Aneka Tambang. Di samping itu emas dan perak juga dihasilkan oleh Freeport Indonesia
Inc. sebagai unsur ikutan yang terkandung dalam konsentrat tembaga di Tembagapura, Irian
Jaya. Walaupun masih ada beberapa tambang yang diusahakan oleh perusahaan kecil, namun
karena diusahakan dengan eara-cara yang sederhana maka produksinya kecil dan tidak
teratur. Dalam tahun 1983/1984, jumlah produksi dan penjualan emas di dalam negeri
masing-masing meneapai 266,1 kilogram dan 261,0 kilogram, sedangkan dalam tahun
1984/1985 produksinya menjadi 215,0 kilogram dan penjualannya meneapai 223,5 kilogram.
Hal ini berarti produksi emas mengalami penurunan sebanyak 19,2 persen, sedangkan
penjualannya menurun sebanyak 14,4 persen (lihat Tabel VII. 37). Berbeda dengan produksi
emas, produksi logam perak dalam tahun 1984/1985 telah mengalami peningkatan sebanyak
28,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari sebanyak 1.684 kilogram
dalam tahun 1983/1984 menjadi 2.171 kilogram dalam tabun 1984/1985. Sejalan dengan hat
itu penjualan dalam negeri juga meningkat, yaitu apabila dalam tahun 1983/1984 telah
terjual sebanyak 1.700 kilogram, maka dalam tahun 1984/1985 telah meningkat menjadi
2.207 kilogram (sebesar 29,8 persen). Perkembangan produksi dan hasil penjualan perak di
dalam negeri dapat diikuti pada Tabel VII.38.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 338
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 339


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.4.8. Bauksit

Bauksit di Indonesia dihasilkan dari daerah pulau Bintan dan sekitarnya, sedangkan
penambangannya dilakukan oleh PT Aneka Tambang. Dari Tabel VII.39, dapat dilihat
bahwa perkembangan produksi dan ekspor bauksit sejak Pelita I sampai dengan pelaksanaan
tahun kedua Pelita IV mengalami pasang surut. Hal ini terutama disebabkan karena
pemasaran bauksit Indonesia hanya tertuju ke Jepang, sedangkan Jepang sendiri masih
mengadakan restrukturisasi industri, sehingga permintaan dari negara tersebut mengalami
penurunan. Walaupun demikian produksi dan ekspor bauksit untuk tahun 1984/1985 masing-
masing telah mengalami peningkatan sebesar 19,8 persen dan 13,8 persen dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yaitu masing-masing dari 841,9 ribu ton dan 861,2 ribu ton dalam
tahun 1983/1984 meningkat menjadi 1.008,4 ribu ton dan 980,5 ribu ton dalam tahun
1984/1985.

7.4.9. Granit

Penggalian batu granit sampai saat ini masih dilakukan di pulau Karimun Riau oleh
PT Karimun Granit. Setelah mengalami penurunan produksi dalam tahun 1978/1979 sebagai
akibat adanya perbaikan peralatan, maka sekarang sudah mulai tampak peningkatan
produksinya. Pemasaran batu granit selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga
untuk diekspor ke Singapura dan Malaysia. Dalam tahun 1984/1985 produksi batu granit
meneapai sebanyak 1.433,9 ribu ton dan jumlah ekspornya meneapai 1.203,8 ribu ton.
Perkembangan mengenai produksi dan ekspor batu granit dapat dilihat dalam Tabel VII.40.

7.4.10. Bahan tambang lainnya

Bahan tambang Indonesia lainnya yang termasuk dalam bahan galian antara lain
meliputi gamping, lempung, aspal alam, marmer, yodium, mangaan, belerang, fosfat, ashes,
feldspar, kalsit dan bentonit. Di samping itu masih ada lagi yaitu kaolin, pasir kwarsa, pasir
bangunan dan gips. Bahan-bahan hasil tambang tersebut, keeuali aspal alam dan yodium
diusahakan oleh perusahaan swasta nasional, dan hasilnya sebagian besar dipasarkan di
dalam negeri untuk menunjang kebutuhan konstruksi dan industri kimia, sedangkan sebagian
kecil lagi untuk diekspor. Untuk hasil tambang gamping dan lempung sementara ini hanya
diusahakan oleh beberapa pengusaha kecil dan pabrik semen

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 340
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 341
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebagai penunjang kebutuhan bahan bakunya. Perkembangan dari produksi tambang lainnya
dapat diikuti dalam Tabel VII.41.

7.4.11. Listrik

Titik berat pembangunan di bidang tenaga listrik dalam Pelita IV ditujukan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dan kota untuk mendorong kegiatan ekonomi
khususnya industri. Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah tersebut, maka telah dilakukan
usaha-usaha untuk menghasilkan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan mutu yang
baik, serta dengan harga yang wajar dan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.
Pembangunan di bidang kelistrikan sebagaimana yang telah diusahakan Pemerintah tersebut,
mencakup usaha rehabilitasi dan pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik, jaringan
transmisi, gardu induk, serta jaringan distribusi, yang meliputi jaringan distribusi tegangan
menengah, tegangan rendah, dan gardu distribusi.

Dalam tahun 1984/1985 telah dapat diselesaikan pembangunan pembangkit tenaga


listrik, termasuk listrik pedesaan, dengan kapasitas sebesar 609,73 megawatt yang terdiri dari
pusat listrik tenaga gas (PLTG) Gresik Unit III dengan kapasitas sebanyak 21 megawatt,
pusat listrik tenaga uap (PLTU) batubara Suralaya sebanyak 400 megawatt, PLTU
minyak/gas bumi Belawan Unit I dan II sebanyak 130 megawatt, dan sejumlah pusat listrik
tenaga diesel (PLTO) yang tersebar di berbagai daerah dengan kapasitas sebanyak 58,73
megawatt. Dalam rangka meratakan dan menyebarluaskan hasil pembangunan di bidang
kelistrikan ke seluruh pelosok tanah air, maka dalam tahun 1984/1985 selain pembangkit
tenaga listrik juga telah dibangun jaringan transmisi, gardu induk dan gardu distribusi.
Dalam hubungan ini, telah selesai dibangun jaringan transmisi sepanjang 378,39 kms dan
gardu induk sebanyak 8 buah dengan kapasitas 1.224,5 MV A (lihat Tabel VII.42). Di
samping itu juga telah selesai dibangun jaringan tegangan menengah dan jaringan tegangan
rendah yang masing-masing sepanjang 5.253,93 kms dan 4.596,32 kills, berikut 5.915 buah
gardu distribusi dengan kapasitas sebesar 453.347 kVA.

Hasil yang dapat dicapai dari usaha pembangunan kelistrikan tersebut telab membuka
peluang yang lebih besar dalam pengusahaan tenaga listrik. Sebagaimana terlihat dalam
Tabel VlI.43, produksi tenaga listrik dalam tahun 1984/1985 telah mencapai 14,8 juta MWH
atau meningkat sebesar 11,3 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 342
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebesar 13,3 juta MWH. Hal ini pada gilirannya juga mempengaruhi penjualan tenaga listrik,
yaitu dari 10,0 juta MWH dalam tahun 1983/198.4 meningkat menjadi 11,0 juta MWH
dalam tahun 1984/1985, yang berarti meningkat sekitar 10,0 persen. Sedangkan besarnya
daya tersambung dalam tahun 1984/1985 telah meningkat sekitar 16,4 persen dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yaitu dari sebesar 6,1 juta kV A meningkat menjadi 7,1 k V A.
Selain daripada itu jumlah pelanggan dalam waktu yang sama juga meningkat sekitar 16,0
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 4,4 juta konsumen dalam tahun
1983/1984 meningkat menjadi 5,1 juta konsumen dalam tahun 1984/1985. Sementara itu
walaupun hasil yang dicapai dari pembangunan kelistrikan sudah menunjukkan peningkatan,
di samping potensi pengembangan tenaga listrik juga masih cukup besar, Pemerintah telah
mengambil kebijaksanaan agar pengembangan kelistrikan tetap dikaitkan dengan
diversifikasi energi. Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah tersebut dalam pelaksanaan
Repelita IV telah dan sedang dibangun pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) Dieng, dan
pusat listrik tenaga air (PLTA) Maung, sehingga pada gilirannya diharapkan produksi tenaga
listrik dapat memadai untuk menghadapi semakin besarnya konsumen di masa mendatang.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 343
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 344


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 345


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 346
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.5. Industri

Perkembangan bidang industri dalam Pelita III tidak terlepas dari adanya pengarub
resesi ekonomi dunia, serta adanya kekurangmantapan dalam pertumbuhan antarsektor
industri. Kekurangmantapan tersebut telah memberikan dampak yang tidak diinginkan,
yakni lemahnya keterkaitan dalam proses produksi sehingga ketergantungan terhadap impor
bahan baku dan barang modal masih tinggi. Seiring dengan pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka memantapkan dan memperkokoh struktur industri nasional, maka
dalam Repelita IV telah ditetapkan langkah-Langkah kebijaksanaan strategis yang antara lain
ditekankan pada penjabaran operasional Undang-undang tentang Perindustrian,
pengelompokan industri, dan penyusunan pola pengembangan industri nasional.
Ditetapkannya kebijaksanaan tersebut karena mengingat bahwa pembinaan dan
pengembangan industri bukan hanya sekedar usaha untuk menumbuhkan dan mengem-
bangkan berbagai macam jenis industri, melainkan juga merupakan usaha terpadu guna
memantapkan proses industrialisasi. Oleh karena itu, dengan melalui penjabaran Undangun
dang tentang Perindustrian, diharapkan dapat diciptakan landasan hukum yang kokoh dalam
upaya pengaturan, pembinaan dan pengembangan dalam arti yang seluas-Iuasnya. Di
samping itu, kepastian hukum bagi dunia usaha serta masyarakat juga dapat dicapai,
sehingga proses industrialisasi pada umumnya dan usaha industri pada khususnya dapat
berlangsung secara mantap, dinamis dan berkesinambungan sesuai dengan kepentingan
nasional. Sementara itu, dengan telah dikembangkannya kebijaksanaan pengelompokan
industri nasional dalam tiga kelompok yaitu industri hulu, hilir dan kecil, maka masing-
masing kelompok tersebut diharapkan dapat melaksanakan misinya sebagai pemaeu
pertumbuhan ekonomi, penguat struktur industri dan pemerata pertumbuhan pembangunan.

Pola pengembangan industri nasional yang telah disusun sejauh mungkin diarahkan
untuk pendalaman dan pemantapan struktur industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi
lainnya. Titik berat pola pengembangan industri nasional tersebut adalah untuk memperkuat
struktur industri, yang sekaligus dibarengi dengan pelaksanaan program keterkaitan, yaitu
antara industri besar, menengah dan kecil, serta sektor ekonomi lainnya terutama dengan
sumber alam Sementara itu, khususnya di bidang industri permesinan dan elektronika, telah
disusun pola yang tetap memperhatikan kebutuhan dalam negeri dan pasaran ekspor, di
samping untuk menunjang pembangunan pertahanan dan keamanan. Dalam pelaksanaannya,
prioritas diberikan kepada industri mesin perkakas, industri mesin pertanian, industri alat-

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 347
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

alat berat dan industri peralatan listrik, yang dalam pengembangannya diawali dari
penguasaan alih teknologi, penguasaan dalam pembuatan peralatan sampai dengan
pembuatan komponen industri. Di samping itu semua, dalam rangka menunjang kemampuan
untuk melakukan rancang bangun dan perekayasaan industri di Indonesia, juga telah disusun
pola pengembangan industri kecil, dan pengembangan program ekspor komoditi industri.

Guna mengatasi penyebaran pembangunan di bidang industri yang hingga saat ini
masih terkonsentrasi di pulau ]awa, maka sejak Pelita III dan diteruskan dalam Pelita IV
telah dirintis pembangunan bidang industri dasar/kunci yang memanfaatkan sumberdaya
alam, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi maupun di daerah-daerah lain. Pengem-
bangan industri yang memanfaatkan sumberdaya alam tersebut diharapkan dapat mendorang
perkembangan zona-zona industri untuk mewujudkan wilayah pusat pertumbuhan industri,
yang pada saatnya akan merangsang keterkaitan antar wilayah guna memperkokoh usaha-
usaha perwujudan kesatuan ekonomi nasional.

Melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut Pemerintah bukan saja berupaya


untuk lebih menyeimbangkan struktur industri nasional, yang sebagian masih kurang serasi
pertumbuhan dan kemampuannya, akan tetapi juga berusaha untuk meningkatkan
perlindungan terhadap konsumen. Dalam hubungan ini, terhadap barang-barang yang seeara
langsung atau tidak langsung dapat membahayakan umum telah dikembangkan program
standardisasi. Kegiatan tersebut meliputi penyusunan standar industri Indonesia (SII), yang
pelaksanaanya diterapkan baik secara wajib maupun secara sukarela melalui sistem
sertifikasi dan penggunaan tanda SII. Dalam tahun pertama Pelita IV, prioritas penyusunan
SII diarahkan kepada hasil produk industri jenis antara, logam, dan beberapa komponen
peralatan mesin, yang meneapai 387 buah SII. Di samping itu guna mendukung
pembangunan di bidang industri, sejak awal Pelita IV telah dilakukan kegiatan pengkajian
yang mencakup pemilihan dan penganekaragaman bahan baku, proses teknologi, raneangan
produk, prototipe peralatan untuk industri kecil, dan latihan keterampilan tenaga kerja
melalui program kerja sama teknik antarnegara berkembang, serta penelitian peneemaran
lingkungan sebagai akibat kegiatan industri. Sejalan dengan peningkatan dan pengembangan
di bidang industri, pada awal Pelita IV juga telah dilakukan berbagai penelitian terutama
dalam rangka untuk lebih meningkatkan mutu/kualitas produksi, dan meningkatkan
kemampuan perangkat lunak dalam bidang industri. Hasil yang cukup menonjol dalam
kegiatan ini antara lain dalam bidang raneangbangun pembangunan pabrik dan perekayasaan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 348
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

mesin-mesin dan peralatan pabrik minyak kelapa sawit, gula, crumb rubber, urea, amonia
dan kertas.

Tegak tahannya bidang industri pada akhirnya tereermin dari kemajuan yang dapat
dieapai dan kemantapan pertumbuhannya. Dalam hubungan ini, walaupun keadaan ekonomi
Indonesia masih lesu oleh ketidakpastian ekonomi dunia, namun karena pada awal tahun
Pelita IV telah diambil berbagai langkah-Langkah yang penting dan nyata, maka industri
Indonesia dapat terus tumbuh. Sebagai salah satu komponen Produk Domestik Broto (PDB),
dalam tahun 1984 pertumbuhan sektor industri meneapai 7,6 persen jika dilihat berdasarkan
harga konstan 1973, atau sebesar 12,8 persen bila diukur berdasarkan harga konstan 1983.
Tetapi perlu diketahui bahwa tingkat pertumbuhan tersebut terutama didukung adanya
peningkatan produksi gas alam eair yang meningkat sebesar 33,8 persen, di samping adanya
peningkatan industri pengolahan di luar minyak dan gas alam cair sebesar 5,6 persen dalam
tahun 1984. Semua itu dapat dieapai selain melalui pembinaan terhadap berbagai industri,
juga karena adanya faktor yang sangat menunjang yakni peranserta masyarakat dan
dukungan dari sektor ekonomi lainnya. Perkembangan kegiatan beserta hasil-hasilnya dapat
diikuti dalam uraian lebih lanjut (lihat Tabel VII.44 ).

7.5.1. Industri logam dasar

Dalam Pelita IV, pembangunan di bidang industri log am dasar dan mesin diarahkan
kepada industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin guna menunjang pemenuhan kebu
tuhan dalam negeri. Dengan didasarkan pada kondisi pada akhir tahun Pelita III dan sasaran
yang hendak dicapai dalam Pelita IV, bidang industri logam dasar dan mesin tidak hanya
dikembangkan untuk memperkuat struktur sektor industri saja, akan tetapi juga untuk
memperkuat sektor-sektor ekonomi laiimya seperti sektor pertanian, perhubungan,
konstruksi, pertambangan dan energi, serta untuk merangsang industri bahan baku logam
agar dapat menjamin pengadaan bahan bakunya secara kontinyu. Dalam pelaksanaannya
telah dikembangkan subsistem kontrak terutama dengan industri kecil, sedangkan untuk
jenis-jenis industri yang mempunyai potensi keunggulan komparatif didorong ke arab
produksi untuk ekspor. Dengan berbagai kebijaksanaan tersebut, bidang industri logam dasar
dan mesin telah mampu menyerap PMDN, PMA, maupun investasi dari non PMDN/PMA.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam tahun 1984/1985 bidang industri logam dasar dan
mesin telah mampu menyerap investasi sebesar Rp 503.501,31 juta dan US $ 1.302,69 juta,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 349
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sedangkan dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Juni 1985 telah mencapai jumlah
sebesar Rp 226.159,50 juta dan US $ 219,99 juta.

Hasil pembangunan di bidang industri logam dasar dan mesin yang dicapai sampai
dengan tahun kedua Pelita IV ditandai dengan semakin besarnya kemampuan produksi, dan
makin banyaknya keragaman jenis produk. Sebagaimana tampak dalam Tabel VII.45, hasil
industri logam dasar dari jenis produksi besi spon dalam tahun 1984/1985 telah meningkat
sebesar 36,4 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya, yaitu dari 541 ribu ton
dalam tahun 1983/1984 menjadi 738 ribu ton dalam tahun 1984/1985, sedangkan
produksinya sampai dengan bulan Juni 1985 telah mencapai sebesar 167 ribu ton. Adapun
produksi HRC (Hot Rolled Coil) yang saat ini diproduksi oleh PT Krakatau Steel dan PT
Jaya Para Steel terus menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Dalam tahun 1984/1985
produksinya mencapai sebanyak 248 ribu ton, yang bila dibandingkan dengan tahun
1983/1984 sebanyak 127 ribu ton, berarti telah meningkat dengan 95,3 persen. Dalam tahun
1985 (sampai dengan bulan Juni), produksinya telah mencapai sebesar 121 ribu ton. Dalam
pada itu beberapa jenis industri dalam kelompok industri mesin perkakas yang hasil
produksinya menonjol dalam tahun 1984/1985 antara lain adalah produksi mesin bubut,
mesin bor (drilling machine) dan mesin press yang masing-masing mencapai sebanyak 300
unit, 225 unit dan 50 unit. Apabila dibandingkan dengan produksinya dalam tahun
1983/1984, yang masing-masing baru mencapai 183 unit, 130 unit dan 25 unit, berarti
masing-masing telah meningkat sebesar 63,9 persen, 73,0 persen dan sebesar 100,0 persen.
Sedangkan produksinya dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Juni, masing-masing telah
mencapai 180 unit, 240 unit dan 14 unit. Di samping itu,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 350
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 351


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 352


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 353


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 354
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

industri mesin dan peralatan pertanian dalam tahun yang sama juga menunjukkan pening-
katan. Produksi traktor mini, pompa irigasi dan huller masing-masing telah meningkat
sebesar 4,4 persen, 13,7 persen dan 153,7 persen apabila dibandingkan dengan produksi
dalam tahun sebelumnya. Demikian pula dengan industri alar berat/kontruksi, dalam tahun
1984/1985 produksinya mengalami peningkatan. Produksi pemecah batu dan buldozer, yang
dalam tahun 1983/1984 masing-masing baru mencapai 18 unit dan 22 unit, dalam tahun
1984/1985 telah mencapai sebanyak 30 unit dan 202 unit, yang berarti masing-masing telah
meningkat sebesar 66,7 persen dan 818,2 persen. Di samping hasil industri tersebut, industri
mesin peralatan listrik, elektronika, kendaraan bermotor dan kereta api, produksinya dalam
tahun 1984/1985 juga mengalami peningkatan. Bahkan untuk industri pesawat terbang,
industri perkapalan dan industri mesin perlengkapan pabrik juga menunjukkan peningkatan
yang cukup mantap.

Semakin mantapnya tingkat kemampuan produksi industri logam dasar dan mesin,
pada gilirannya juga mempengaruhi besarnya sumbangan devisa yang diperoleh dari
kegiatan ekspor di bidang tersebut. Dalam hubungan ini, nilai ekspor dari hasil kegiatan di
berbagai jenis produksi kelompok industri logam dasar dan mesin dalam tahun 1984/1985
telah mencapai sekitar US $ 460 juta. Apabila dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun
sebelumnya yang baru mencapai sekitar US $ 303 juta, berarti telah terdapat peningkatan
sebesar 51,8 persen, sedangkan sampai dengan bulan Juni 1985 jumlah nilai ekspornya telah
mencapai US $ 275 juta.

Salah satu sumbangan pembangunan dari kelompok industri logam dasar dan mesin
terhadap sektor ekonomi adalah peranannya dalam pembentukan produk domestik bruto.
Berdasarkan harga konstan 1983, kecuali cabang industri bahan bangunan dari logam,
elektronika dan industri kendaraan bermotor, maka nilai tambah dari cabang industri logam
dasar dan mesin dalam tahun 1984 meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 1983,
yaitu dari sebesar Rp 1.675 milyar dalam tahun 1983, menjadi Rp 1.793 milyar dalam tahun
1984. Dengan semakin meningkatnya nilai tambah tersebut, pada gilirannya bidang industri
logam dasar dan mesin akan dapat berperan seperti yang telah diharapkan.

7.5.2. Industri kimia dasar

Pada hakekatnya pembangunan bidang industri kimia dasar juga dirujukan untuk

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 355
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

memenuhi dan menunjang keburuhan unit-unit ekonomi lainnya. Sampai dengan tahun
kedua Pelita IV perkembangan industri kimia dasar masih tetap menggembirakan, dan dapat
memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup besar terhadap perkembangan sektor
industri. Hal ini terlihat antara lain dengan penambahan jenis-jenis produk baru dan
perluasan pabrik. Jumlah proyek yang berhasil diselesaikan dalam tahun 1984/1985 adalah
sebanyak 37 buah, yang terdiri dari 7 buah PMA, 27 buah PMDN dan selebihnya sebanyak 3
buah adalah non PMA/PMDN. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, jumlah investasi yang
telah mendapat persetujuan dari Pemerintah dalam tahun 1984/1985 telah mencapai Rp
283.686 juta dan US $ 793 juta. Realisasi dari investasi tersebut dipergunakan untuk
memperkuat struktur industri dengan mengisi cabang-cabang industri kimia dasar yang
masih kosong seperti asam semut, phamino phenol, serat rayon kualitas tinggi, dan pigment
anorganik, di samping juga untuk memperbesar kapasitas terpasang daripada serat sintetis,
amonia, urea, ZA, gas industri, kertas sigaret, semen portland dan kertas tulis cetak.

Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam rangka meningkatkan penerimaan


devisa di luar minyak dan gas bumi, di bidang industri kimia dasar telah dilakukan stan-
darisasi industri Indonesia (SII) untuk komoditi-komoditi yang diperkirakan mempunyai
potensi kuat untuk ekspor. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, dalam tahun pertama
Pelita IV telah ditetapkan standar daripada 242 buah komoditi, yang diantaranya ditetapkan
secara wajib untuk jenis komoditi semen portland, pupuk urea dan pupuk amonia sulfat.
Sedangkan yang ditetapkan secara sukarela antara lain untuk jenis komoditi zat asam, karbon
dioksida cair dan nitrogen dan chlor cair.

Dari perkembangan produksi industri kimia dasar (lihat Tabel VII.46), terlihat bahwa
produksi pupuk yang meliputi jenis urea, ZA dan TSP serta pestisida, yang semuanya
berkaitan frat dengan sektor pertanian, telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Untuk jenis pupuk urea, dalam tahun 1984/1985 produksinya mencapai sebanyak 2.910 ribu
ton, atau mengalami peningkatan sebesar 32,2 persen dibandingkan dengan produksi tahun
sebelumnya yang mencapai sebesar 2.201 ribu ton. Peningkatan tersebut antara lain karena
telah selesainya perluasan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh, dan PT Pupuk
Kalimantan Timur di Kalimantan Timur. Demikian pula halnya dengan produksi jenis pupuk
ZA, dengan telah selesainya pembangunan pabrik PT Petro Kimia Gresik tahap kedua, maka
produksinya dalam tahun 1984/1985 telah mencapai sebesar 304 ribu ton. Apabila
dibandingkan dengan produksinya dalam tahun 1983/1984 yang mencapai 208 ribu ton,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 356
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

maka berarti telah meningkat dengan 46 persen. Di samping itu, dalam waktu yang sama
pupuk TSP dan pestisida juga telah meningkat masing-masing sebesar 28 persen dan 24
persen. Sedangkan produksi jenis pupuk Urea, ZA dan TSP dalam tahun 1985 (sampai
dengan bulan Juni) masing-masing mencapai sebanyak 1.601 ribu ton, 195 ribu ton dan 420
ribu ton.

Walaupun dalam tahun 1984/1985 produksi kertas yang termasuk dalam cabang
industri selulosa karet telah mengalami penurunan sebesar 7,9 persen sebagai akibat pasaran
yang masih lesu, namun hal sebaliknya terjadi untuk produksi ban luar kendaraan bermotor
dan ban sepeda motor. Jika dalam tahun 1983/1984 produksi ban luar kendaraan bermotor
dan sepeda motor masing-masing baru mencapai 3.673 ribu buah dan 2.438 ribu buah, maka
dalam tahun 1984/1985 produksinya telah meningkat menjadi 4.670 ribu buah dan 3.115
ribu buah atau masing-masing telah meningkat sebesar 27,0 persen dan 27,7 persen.
Sementara itu, cabang industri organik yang meliputi hasil produksi serat sintetis, calsium.
citrat, formalin, bahan peledak dan PVC resin, pada umumnya mengalami peningkatan yang
cukup mantap, kecuali produksi serat sintetis yang mengalami sedikit penurunan.

Seperti halnya cabang industri organik, maka cabang industri anorganik yang
menghasilkan kaca, soda, asam sulfat, alumunium sulfat, serta zink oksida dan asam chlorida,
dalam tahun 1984/1985 juga telah berkembang dengan cukup baik, yaitu masing-masing
telah meningkat sebesar 37,1 persen, 77,7 persen, 37,0 persen, 45,5 persen dan 45,4 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk produksi semen peningkatannya
sangat relatif jika dibandingkan dengan peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya. Apabila
(dalam tahun 1983/1984 produksi semen baru berjumlah 8.078,1 ribu ton, maka dalam tahun
1984/1985 telah mencapai 8.817,0 ribu ton, yang berarti meningkat sebesar 9,1 persen. Oleh
karena itu, dalam rangka menggalakkan pemakaian produksi semen dan pemanfaatan
kapasitas terpasang, telah diusahakan penganekaragaman baik dalam pemasaran maupun
penggunaannya, seperti antara lain penggunaan semen untuk bantatan kereta api, jalan raya
dan tiang listrik beton.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 357
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 358


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 359
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Jenis-jenis komoditi hasil produksi industri kimia dasar yang sampai saat ini telah
mendapatkan pasaran ekspor antara lain adalah semen, kertas tulis cetak, amonia, urea,
kertas duplex, clinker semen, calsium citrat, asam citrat, ban kendaraan bermotor, kaca
lembaran, sodium sulfat serta gipsum sintetis. Sehubungan dengan kegiatan ekspor di bidang
industri kimia dasar tersebut, dalam tahun pertama Pelita IV telah diperoleh devisa sebesar
US $ 107.082 ribu. Apabila dibandingkan dengan tahun 1983/1984 yang menghasilkan US $
63.405 ribu, maka dalam tahun 1984/1985 telah terjadi peningkatan sebesar 68,8 persen.
Sebagai hasil dari kebijaksanaan pengembangan pemasaran ekspor dan perluasan negara
tujuan ekspor, sampai dengan tahun pertama Pelita IV produksi industri kimia dasar telah
dapat dipasarkan ke Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Hong Kong, Korea, India,
Taiwan, Jepang, Bangladesh, Sri Lanka, Maldives, Australia dan negara-negara Pasifik.

Di samping itu berbagai kegiatan di bidang industri kimia dasar tersebut telah dapat
berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Sampai dengan akhir Pelita III jumlah tenaga kerja
yang dapat terserap berjumlah 68.5 51 orang, sedangkan sampai akhir tahun pertama Pelita
IV tersebut telah meningkat menjadi 70.775 orang, yang berarti selama tahun 1984/1985
bidang tersebut telah mampu menyerap sebanyak 2.224 orang tenaga kerja. Selain itu
industri-industri dalam kelompok industri kimia dasar juga berperan dalam membantu
pengadaan tenaga terampil melalui latihan keterampilan seperti yang dilaksanakan oleh PT
Good Year, PT Kertas Leces, PT Gajah Tunggal, PT Petro Kimia Gresik dan PT Semen
Gresik.

7.5.3. Aneka Industri

Usaha-usaha pembangunan di bidang aneka industri dalam tahun pertama Pelita IV


ditujukan untuk peningkatan hasil industri, baik untuk memenuhi bermacam ragam keper-
luan masyarakat, maupun untuk melayani pasaran luar negeri. Di samping itu, juga ditujukan
untuk dapat menyediakan banyak kesempatan kerja, dan untuk mempercepat keterkaitan
antara industri besar dengan industri kecil, yang pada gilirannya dapat memperkokoh
struktur industri nasional. Aneka industri yang meliputi beberapa kelompok atau cabang
industri, yakni industri pengolahan pangan, san dang, kimia dan serat, aneka logam,
angkutan dan jasa, serta bangunan umum, terutama merupakan hasil prakarsa aktif dari
sektor swasta dan usaha-usaha koperasi, di samping adanya badan usaha milik negara.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 360
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Adanya kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh lesunya ekonomi dunia sejak tahun-tahun
yang lalu, merupakan hambatan bagi bidang aneka industri untuk berperan lebih banyak,
yang pada akhirnya mempengaruhi laju pertumtuhannya. Dalam tahun 1984 laju
pertumbuhan bidang terseout mencapai 6,6 persen, atau bila ditinjau atas dasar harga konstan
tahun 1983 dapat memberikan sumbangan nilai tambah sebesar Rp 4.380 milyar. Hasil yang
dapat dicapai tersebut dimungkinkan karena adanya berbagai peningkatan dari 46 jenis
komoditi atau sebesar 73,0 persen dari sebanyak 63 jenis komoditi yang tergabung di bidang
aneka industri seperti terlihat dalam Tabel VII.47.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 361
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 362


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 363
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu hasil industri kelompok logam, kimia, bangunan dan umum yang
dapat menunjang sektor pertanian dan dapat berkembang secara mantap selama dua tahun
pelaksanaan Pelita IV antara lain adalah industri hand sprayer, karung plastik dan karung
goni. Produksi tiga jenis industri tersebut sampai dengan bulan Juni tahun 1985 masing-
masing adalah 102.785 buah, 23.000 buah dan 163.900 ribu lembar. Apabila dalam tahun
1984 (dari bulan Januari sarnpai dengan bulan Juni) masing-masing produksinya sebesar
90.125 buah, 20.000 ribu buah dan 156.200 ribu lembar, maka dalam tahun 1985 (dari bulan
Januari sarnpai dengan bulan Juni) masing-masing telah mengalarni peningkatan sebesar
14,0 persen, 15,0 persen dan 4,9 persen. Dalam periode yang sama, hasil industri bahan
bangunan dan umum yang cukup menonjol dan dapat menunjang sektor perumahan dan
bangunan adalah industri marmer, sanitair, ashes semen, mebel, kayu gergajian dan kayu
lapis. Sedangkan peningkatan produksinya dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya masing-masing adalah sebesar 44,2 persen, 14,5 persen, 10,2 persen, 5,0 persen,
7,1 persen dan 36,1 persen. Sementara itu, sejalan dengan lajunya pembangunan di bidang
kelistrikan dan ditunjang dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka hasil industri
kabel listrik/telepon, lampu pijar/TL, radio/radio cassette, televisi, dan kipas angin juga
menunjukkan kenaikan yang berarti. Produksinya dari bulan Januari sampai dengan bulan
Juni tahun 1985 masing-masing telah mencapai 27.008 ton, 44.868 buah, 863.688 buah,
44.401 buah dan 510.642 buah, atau masing-masing telah meningkat dengan 7,7 persen, 32,5
persen, 32,7 persen, 49,7 persen dan 29,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Sedangkan hasil industri dari kelompok industri kimia, bahan bangunan
dan umum yang dapat menunjang sektor pendidikan dan produksinya juga cukup baik antara
lain adalah tinta cetak, pensil dan ball point. Produksi ke tiga jenis produk tersebut dalam
tahun 1985 sampai dengan bulan Juni masing-masing telah mencapai sebanyak 3.750 ton,
287 ribu gross dan 615 ribu gross, atau masing-masing telah meningkat sebesar 3,9 persen,
35,4 persen dan 27,0 persen dibandingkan dengan produksinya dalam tahun 1984 sampai
dengan bulan Juni.

Dalam pada itu walaupun banyak jenis produk dari aneka industri yang mengalarni
kesulitan pemasaran, baik di dalam maupun di luar negeri, narnun masih ada beberapa jenis
produk yang mempunyai pasaran ekspor yang cukup mantap. Dalam hubungan ini produk
yang mengalarni kelesuan tersebut antara lain adalah sepeda motor, mesin jahit, AC (air
conditioner), tekstil, pakaian jadi, pemintalan, sabun cuci, tepung terigu dan rokok putih.
Sedangkan produk yang masih mempunyai peluang untuk diekspor antara lain adalah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 364
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

decorative plywood, particle board, accu dan korek api. Produksi dari empat jenis komoditi
tersebut dalam tahun 1985 sampai dengan bulan Juni masing-masing telah mencapai 10.158
ribu meterkubik, 96 ribu meterkubik, 3.031 ribu buah dan 1.076 ribu kotak. Apabila
dibandingkan dengan produksinya dalam periode yang sama tahun sebelumnya, yang
masing-masing berjumlah 8.522 ribu meterkubik, 62 ribu meterkubik, 2.011 ribu buah dan
838 ribu kotak, maka berarti masing-masing telah meningkat sebesar 19,2 persen, 54,8
persen, 50,7 persen dan 28,4 persen. Secara keseluruhan, berbagai kegiatan ekspor yang
telah dilakukan di bidang aneka industri dalam tahun 1984, yang antara lain terdiri atas hasil
produk kelompok industri pangan, tekstil, kimia, alat listrik, bahan bangunan dan umum,
telah mencapai 7.127 ribu ton dengan nilai sebesar US $ 3.039 ribu. Dalam tahun 1983,
volume ekspor barang-barang tersebut mencapai 4.556 ribu ton senilai US $ 2.222 ribu, yang
berarti masing-masing telah mengalami peningkatan sebesar 56,4 persen dalam volumenya
dan 36,8 persen dalam nilainya. Dalam periode Januari - April 1985, jumlah volume ekspor
dan nilainya masing-masing telah mencapai 1.976 ribu ton dan US $1.043 ribu.

Kegiatan yang telah ditempuh di bidang aneka industri tersebut telah dapat
menyerap investasi, baik yang berasal dari para penanam modal asing (PMA), penanam
modal dalam negeri (PMDN), maupun dari para investor non fasilitas. Dalam hubungan ini,
selama tahun pertarna Pelita IV jumlah investasi yang telah ditanam di bidang aneka industri
mencapai jumlah Rp 778,4 milyar dan US $ 206,4 juta. Jumlah tersebut apabila ditinjau dari
sumber permodalannya terdiri dari PMA sejumlah US $ 204,4 juta, PMDN sejumlah Rp
503,1 milyar dan selebihnya sejumlah Rp 275,3 milyar dari para investor non fasilitas.
Apabila jumlah investasi tersebut dibandingkan dengan tahun 1983/1984 yang telah
mencapai jumlah Rp 706,3 milyar dan US $ 352,0 juta, yang terdiri dari PMA sejumlah US
$ 352,4 juta, PMDN sejumlah Rp 497,5 milyar dan dari non fasilitas sejumlah Rp 208 milyar,
maka selama tahun 1984/1985 telah terjadi penurunan investasi yang berasal dari PMA
sebesar 41,4 persen, dan sebaliknya terjadi peningkatan investasi yang berasal dari PMDN
dan non fasilitas masing-masing dengan 1,1 persen dan 31,8 persen. Sedangkan dalam tahun
1985 sampai dengan bulan Agustus jumlah investasi di bidang aneka industri telah mencapai
Rp 273,4 milyar dan US $ 7,0 juta. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan peranserta
masyarakat di bidang aneka industri, dalam tahun pertarna Pelita IV telah dapat dilakukan
penciptaan lapangan kerja baru bagi 58.396 orang. Ditinjau dari statusnya, jumlah tenaga
tersebut telah dapat ditampung dalam industri PMA sebanyak 7.647 orang, PMDN sebanyak

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 365
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

21.117 orang dan industri non fasilitas sebanyak 29.632 orang.

7.5.4. Industri kecil

Industri kecil merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tata kehidupan industri
nasional, yang mempunyai misi dan tujuan untuk menunjang pemerataan kesejahteraan
sosial serta peningkatan penyerapan tenaga kerja. Industri kecil mempunyai peranan yang
tidak kecil dalam memperkokoh struktur industri nasional, bahkan sangat sesuai sebagai
wahana untuk pengembangan bentuk-bentuk usaha kerja sama yang berazaskan
kekeluargaan, seperti koperasi dan sistem bapak angkat, di samping juga mempunyai nilai
sosial sebagai penampung kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif dan kreatif dari
masyarakat. Sesuai dengan pola pengembangannya, dalam Pelita IV bidang industri kecil
telah diarahkan kepada penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha,
serta peningkatan produktivitas dan perbaikan mutu hasil produksi. Dengan kebijaksanaan
tersebut, diharapkan pendapatan para pengusaha dan para pengrajin yang tergabung dalam
bidang industri kecil dapat meningkat dan di masa mendatang dapat lebih berperan dalam
memberikan sumbangan terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB). Di samping
itu juga diharapkan dapat menunjang pertumbuhan sektorsektor atau bidang-bidang lain
seperti pertanian, perumahan, perhubungan, transmigrasi, pendidikan dan pariwisata. Dalam
rangka untuk lebih meningkatkan usaha industri kecil, selain melalui pemberian kemudahan,
Pemerintah juga memberikan bantuan langsung berupa perangkat lunak dan perangkat keras.
Bantuan perangkat lunak antara lain berupa bimbingan teknis, manajemen, pendidikan,
latihan, penelitian, promosi dan pemasaran serta informasi. Sedangkan bantuan perangkat
keras berwujud bahan baku/penolong dan mesin/peralatan yang tepat guna, dan dapat
dikelola oleh industri kecil. Maksud daripada pemberian bantuan tersebut terutama adalah
untuk merangsang para pengusaha agar dapat bekerja lebih berdaya dan berhasil gulla, yang
pada gilirannya akan tumbuh dan berdiri sendiri, serta rnampu bersaing di pasaran. Bantuan
tersebut diberikan melalui koperasi dan organisasi dimana para pengusaha industri kecil
tersebut bergabung.

Dengan telah diterapkan dan dilaksanakannya kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut,


bidang industri kecil yang meliputi kelompok industri pengolahan pangan, sandang dan kulit,
kimia dan bahan- bangunan, kerajinan dan umum serta logam, seeara keseluruhan telah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 366
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, baik ditinjau dari peningkatan


jumlah unit usaha, maupun peranannya dalam penyerapan tenaga kerja. Kelompok industri
pengolahan pangan, yang antara lain menghasilkan produk kerupuk, kecap, terasi, emping
belinjo dan jamu tradisionil, sampai dengan tahun 1984 telah meneapai sekitar 326 ribu unit
industri dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.100 ribu orang, sedangkan sampai bulan
Juni tahun 1985 telah mencapai sekitar 336 ribu unit, dan menyerap 1.153 ribu orang.
Dengan adanya peningkatan-peningkatan tersebut, jumlah unit usaha yang tergabung dalam
bidang industri kecil sampai dengan tahun 1984 telah mencapai sebanyak 1.569 ribu unit
dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 4.612 ribu orang, sedangkan sampai
dengan bulan Juni tahun 1985, telah mencapai 1.599 ribu unit dan menyerap 4.752 ribu.
orang. Mengingat bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua tahun pelaksanaan
Pelita IV mempunyai dampak yang positif yaitu dengan semakin banyaknya unit usaha dan
jumiah tenaga kerja yang terserap, maka untuk mengimbangi peningkatan-peningkatan
industri kecil tersebut telah dikembangkan sarana pembinaan terpadu dalam bentuk
lingkungan industri kecil (UK), pemukiman industri kecil (PIK) dan sarana usaha industri
kecil (SUlK) di beberapa daerah. Selain itu juga telah diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan berbagai sistem perkreditan, seperti kredit mini/midi, KIK dan KMKP yang
disediakan oleh Pemerintah dengan jumlah yang semakin besar.

7.6. Perhubungan, telekomunikasi, pas, dan kepariwisataan

Sebagaimana sektor jasa pada umumnya, pembangunan sektor perhubungan, tele-


komunikasi, pas, dan kepariwisataan erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi yang
terjadi, terutama di sektor-sektor penghasil barang yakni sektor pertanian, sektor
pertambangan dan galian, serta sektor industri. Perhubungan berkaitan erat dengan dimensi
ruang dan waktu yang dihadapi oleh suatu negara, yang antara lain tergantung pada
karakteristik geografis wilayah, baik fisik, topografis beserta sumber alam yang ada di
dalamnya, maupun kekuatan sosial ekonomi yang ada, seperti sentra-sentra pemukiman
penduduk, sentra-sentra industri, dan lain sebagainya. Dalam hal ini fungsi perhubungan
adalah untuk menjembatani kesenjangan antara permintaan dan penawaran, menyatukan
semua sumberdaya ke dalam proses produksi, dan menyediakan aksebilitas bagi penyaluran
hasil-hasil produksi itu ke pasar. Di samping itu perhubungan merupakan bagian integral
daripada produksi dan distribusi, yang berarti mempunyai peranan penting di dalam
pembangunan nasional.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 367
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.6.1. Perhubungan darat

Peningkatan dan pembangunan di bidang jalan dan jembatan di samping sejalan


dengan perkembangan jumlah sarana angkutan jalan yang tersedia untuk angkutan umum,
angkutan pribadi milik masyarakat, dan angkutan barang perdagangan, juga memperluas
daerah jangkauan angkutannya di seluruh Indonesia. Dengan berhasilnya pelaksanaan
pembangunan jalan, maka untuk menjaga kelancaran, keamanan, ketertiban, dan kesela-
matan lalu lintas angkutan jalan raya telah dikembangkan pula fasilitas pengaturan lalu lintas,
antara lain pembangunan alat pengujian kelayakan kendaraan bermotor, rambu-rambu lalu
lintas, tanda jalan, pagar pengaman jalan, lampu-lampu pengatur lalu lintas, dan kendaraan
patroli. Dalam tahun pertama Pelita IV telah dilakukan pembangunan alat pengujian
kendaraan bermotor sebanyak 5 unit, rainbu lalu lintas sebanyak 6.500 buah, lampu lintas
persimpangan sebanyak 11 unit, tanda permukaan jalan sepanjang 14.843 meter, pagar
pengaman jalan sepanjang 1.864 meter, dan tempat tunggu bis kota sebanyak 15 buah.
Sedangkan untuk pengujian kendaraan laik darat, yaitu kendaraan yang layak dan aman
dipakai, telah dibangun pengujian kendaraan bermotor di Bekasi/Jawa Barat. Begitu pula
pembangunan di bidang jalan dan jembatan yang dilakukan selama ini telah mendorong
pertambahan armada angkutan jalan raya yang mencakup mobil penumpang, truk, dan bis.
Dalam tahun 1983, jumlah armada angkutan jalan raya baru berjumlah 1.748.073 buah, yang
terdiri dari 869.940 buah mobil penumpang, 717.873 buah truk, dan 160.260 buah bis.
Dalam tahun 1984, jumlahnya telah meningkat menjadi 1.935.554 buah, yang terdiri atas
941.717 buah mobil penumpang, 809.504 buah truk, dan.184.333 buah bis. Hal ini berarti
masing-masing telah mengalami peningkatan sebesar 10,7 persen, 12,7 persen, dan 15,0
persen. Perkembangan jumlah armada angkutan jalan raya dapat diikuti pada Tabel VII.48.

Sementara itu dalam usaha mengatasi kebutuhan angkutan umum dalam kota yang
aman, tertib, murah, serta tidak menambah kepadatan lalu lintas dalam kota, jumlah armada
bis bertingkat dan tidak bertingkat terus ditambah. Dalam tahun 1983, jumlah armada bis
kota di luar Jakarta baru berjumlah 680 bis, terdiri atas 105 bis bertingkat dan 575 bis tidak
bertingkat, sedangkan dalam tahun 1984 jumlahnya telah meningkat menjadi 900 bis, terdiri
atas 140 bis bertingkat dan 760 bis yang tidak bertingkat. Dalam hal ini Surabaya
mempunyai bis kota sebanyak 248 buah, Medan 128 buah, Semarang 144 buah, Solo 20

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 368
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

buah, Tanjung Karang 159 buah, Bandung 150 buah, Ujung Pandang 20 buah, Banda Aceh
50 buah, dan Jember 17 buah. Sedangkan jumlah bis kota yang ada di Jakarta dalam tahun
1984 adalah sebanyak 2.535 bis, terdiri atas 418 bis bertingkat dan 2.117 bis yang tidak
bertingkat. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan angkutan perintis, dilakukan dengan
penambahan bis perin tis, yaitu dari sebanyak 165 buah dalam tahun 1983 menjadi sebanyak
229 buah bis dalam tahun 1984. Bis-bis tersebut beroperasi di Ujung Pandang sebanyak 9
buah, Pangkal Pinang 9 buah, Kupang 6 buah, Ambon 17 buah, Bengkulu 28 buah, Mataram
5 buah, Sumbawa 9 buah, Jayapura 28 buah, Sarong 8 buah, Manokwari 6 buah, Merauke 5
buah, Biak 17 buah, Dili 25 buah, Balik Papan 5 buah, Palu 10 buah, Padang 19 buah, Lubuk
Linggau 17 buah, Banda Aceh 17 buah, Palembang 6 buah, dan Ende 15 buah bis. Selain itu
kota-kota tersebut telah dilengkapi dengan pengadaan terminal angkutan, bengkel kendaraan,
dan tempat tunggu bis.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 369
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 370
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam pada itu pembangunan di bidang angkutan kereta api diutamakan pada
peningkatan kapasitas dan diarahkan untuk memenuhi permintaan yang sangat mendesak.
Daya angkut penumpang, baik dalam kota maupun antarkota, terus ditingkatkan agar dapat
mengurangi beban angkutan jalan raya, khususnya melalui angkutan umum yang cepat
dalam kota besar dan daerah pemukiman sekitarnya dengan memperhatikan keterpaduan
dengan sistem transportasi lain, serta keserasian dengan tata guna tanah dan perencanaan tata
kota. Sementara itu angkutan barang jarak jauh, terutama angkutan barang curah, juga akan
lebih ditingkatkan dengan sejauh mungkin memenuhi preferensi pelanggan. Di samping itu
juga telah dilakukan peningkatan penambahan prasarana, sarana, dan peralatan operasi, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan peningkatan pembangunan serta peningkatan produksi yang cukup besar. Peranan
angkutan kereta api semakin penting di masa mendatang, karena jenis angkutan ini lebih
hemat dalam pemakaian bahan bakar, serta lebih kecil tingkat pencemarannya dibandingkan
dengan angkutan jalan raya dan angkutan umumnya lainnya. Jenis angkutan kereta api ini
jugapenting dalam memperlancar distribusi hasil produksi seperti semen, pupuk, batu bara,
kelapa sawit, besi beton, dan minyak, serta sebagai angkutan transmigrasi. Bagi kota-kota
besar yang jasa angkutan umumnya sangat mendesak, peningkatan penggunaan jasa
angkutan kereta api kota dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Dalam tahun 1983 jumlah
penumpang dan barang yang diangkut kereta api masing-masing adalah sebanyak 47,4 juta
orang dan 5,4 juta ton, sedangkan dalam tahun 1984 masing-masing telah meningkat
menjadi 54,5 juta orang dan 6,3 juta ton. Perkembangan jumlah-jumlah angkutan
penumpang dan barang dapat diikuti melalui Tabel VII.49.

Sementara itu hasil yang telah dicapai di bidang sarana dan prasarana kereta api,
sampai dengan tahun kedua Pelita IV meliputi rehabilitasi/peningkatan jalan kereta api
sepanjang 384,578 kilometer, rehabilitasi jembatan sebanyak 38 buah, pengadaan/rehabili-
tasi lokomotif kereta rei diesel (KRD) dan lokomotif kereta rellistrik (KRL) masing-masing
sebanyak 103 KRD dan 52 KRL, rehabilitasi kereta penumpang sebanyak 1.796 buah,
rehabilitasi kereta gerbong sebanyak 1.796 buah, dan assembling gerbong sebanyak 120
buah. Hasil rehabilitasi/peningkatan di bidang perkeretaapian dapat diikuti pada Tabel
VII.50. Dalam pada itu Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) mempunyai proyek-proyek

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 371
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 372


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pembangunan yang berkaitan dengan bidang lain, antara lain proyek kereta api Jakarta,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek), proyek pengembangan pengangkutan batu bara
Bukit Asam dengan kereta api (P3 Baka) dari Tanjung Enim ke Tarahan, serta proyek
pembangunan jalan baru kereta api antara Meneng - Kabat di Jawa Timur. Proyek angkutan
kereta api Jabotabek dimaksudkan untuk mengurangi beban jalan raya, penghematan energi
bahan bakar minyak melalui sistem propulsi kereta api dengan listrik dari PLN, serta
penghematan waktu. Sedangkan proyek P 3 Baka ditujukan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana kereta api sebagai alat pengangkut batu bara dari Tanjung Enim ke Tarahan
sebanyak 2,5 juta ton setahun yang akan dipakai sebagai sumber energi bagi PLTU di
Suralaya. Proyek kereta api Meneng - Kabat ditujukan selain untuk memperlancar distribusi
pupuk di wilayah tersebut, juga bagi angkutan penumpang. Proyek ini direncanakan selesai
akhir tahun 1986 lengkap dengan prasarana dan sarana untuk kelancaran, keamanan dan
keselamatan angkutan, walaupun pada saat ini telah dioperasikan untuk mengangkut pupuk
PT Pusri sebanyak 600.000 ton/per tahun dari Meneng ke beberapa daerah di Jawa Timur.
Selain dari pembangunan sarana dan prasarana kereta api, juga dikembangkan PT Inka
(Industri Kereta Api), agar kebutuhan sarana dan suku cadang kereta api dapat dipenuhi dari
dalam negeri. Sejak tahun 1981 sampai dengan bulan Agustus tahun 1985, PT Inka telah
melakukan pembuatan/perakitan kereta penumpang sebanyak 130 buah, yang terdiri dari 76
buah kereta kelas III, 40 buah kereta kelas II, 10 buah kereta makan, dan 4 buah Baogie. PT.
Inka juga membuat/merakit gerbong barang sebanyak 644 buah, yang terdiri dari 217 buah
gerbong tertutup 2 axle, 81 buah gerbong tertutup 4 axle, 330 buah gerbong semen 4 axle,
dan 16 gerbong terbuka, serta membuat/merakit gerbong barang untuk P 3 Baka sebanyak
334 buah, dan gerbong pupuk untuk PT Pusri sebanyak 125 buah.

Angkutan sungai, danau, dan penjeberangan merupakan salah satu jasa pelayanan
utama yang telah membuka hubungan ke daerah-daerah pedalaman dan daerah-daerah
terpencil, serta telah dapat melancarkan arus barang dan penumpang. Untuk menunjang hat
tersebut, telah dilakukan peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana angkutan
sungai, danau dan penyeberangan bernpa pengadaan kapal, pembangunan dermaga,
pembangunan terminal, dan penambahan fasilitas keselamatan pelayaran. Di samping itu
juga telah dilakukan peningkatan pelayanan operasional, penyempurnaan kelembagaan, serta
pembinaan usaha masyarakat di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan.
Pelaksanaan pembangunan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, sampai dengan
tahun kedua Pelita IV antara lain meliputi pembangunan 6 buah dermaga penyeberangan, 1

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 373
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

buah dermaga sungai, pengadaan 7.230 buah rambu sungai dan 1 buah rambu laut, dan
pengerukan alur pelayaran sekitar 75.600 meterkubik. Sementara itu dermaga untuk lintasan
penyeberangan yang masih dalam penyelesaian dan dilanjutkan pembangunannya antara lain
adalah dermaga penyeberangan antara Balikpapan dengan Penajam di Kalimantan, antara
Bajoe dengan Kolaka dan antara Torobulu dengan Tampo di Sulawesi, antara Wainuru
dengan Waipirit di Maluku, antara Sape dengan Komodo di Nusa Tenggafa, antara
Palembang dengan Kayu Arang di Sumatera Selatan, antara Jangkar dengan Kalianget di
Madura, antara Kalipucang dengan Cilacap di Jawa Tengah, dan antara Ujung di Jawa
dengan Kamal di Madura, serta peningkatan dan penambahan dermaga baru di Merak.
Walaupun beberapa dermaga lintasan penyeberangan tersebut belum selesai dibangun,
namun sebagian lintasan-lintasan tersebut telah dapat dioperasikan. Dalam pada itu
pengembangan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan dilaksanakan bersama-sama
dengan pengembangan angkutan jalan raya. Dengan demikian baik pelayanan angkutan jalan
raya maupun angkutan sungai, danau dan penyeberangan, telah ditingkatkan menjadi satu
kesatuan hubungan yang terpadu. Di samping itu penyediaan jasa tersebut telah dapat
mendukung pembangunan sektor-sektor lain, serta meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuan antardaerah. Dalam kaitan itulah telah dan sedang dilaksanakan dan akan terus
ditingkatkan pembangunan lintas dan angkutan sungai, danau, dan penyeberangan pada
lintas dari Sabang sampai ke Los Palos, lintas-lintas perairan di Sulawesi dan pulau-pulau di
sekitarnya, di kepulauan Maluku dan Irian Jaya, serta pembangunan dermaga sampai di
pedalaman Kalimantan. Untuk yang terakhir ini, sesuai dengan kondisi geografisnya telah
dikembangkan angkutan sungai-sungai besar lainnya, di samping telah dioperasikannya
lintas penyeberangan di sungai Sambas dan Kapuas di Pontianak, serta sungai Mahakam di
Samarinda. Sebagai hasil dari pembangunan di bidang sungai, danau dan penyeberangan itu,
volume arus orang, barang, dan kendaraan telah meningkat. Dalam tahun 1983 jumlah
penumpang, barang, dan kendaraan yang diangkut masing-masing adalah sebanyak
18.004.915 orang, 4.752.761 ton, dan 1.584.784 buah, sedangkan dalam tahun 1984 telah
meningkat masing-masing menjadi sebanyak 22.726.968 orang, 5.621.457 ton, dan
2.658.567 buah, atau masing-masing mengalami kenaikan sebesar 26,2 persen, 18,3 persen,
dan 67,8 persen. Kebijaksanaan tersebut dilaksanakan dengan mengutamakan proyek
lanjutan agar segera dapat terwujud dan langsung dapat beroperasi, serta tersedianya jasa
angkutan sepanjang tahun secara tetap dan teratur. Penyediaan jasa angkutan diarahkan agar
pihak swasta dan koperasi khususnya golongan ekonomi lemah dapat turut berperanserta,
sekaligus untuk mengembangkan bidang usaha pelayaran tradisional.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 374
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.6.2. Perhubungan laut

Dalam tahun kedua Pelita IV, jasa perhubungan laut telah dapat ditingkatkan ke arab
suatu integrasi yang semakin baik antara pelayaran samudera, pelayaran nusantara, dan
pelayaran khusus. Demikian pula antara pelayaran lokal, pelayaran rakyat, dan pelayaran
perintis telah dapat dilakukan secara terpadu dengan rule yang menyebar ke daerah-daerah
terpencil. Sementara itu pola pelayaran tetap dan teratur atau regular line service (RLS),
yang merupakan jaringan daripada pelayaran nusantara, terus disesuaikan dengan
penyebaran muatan dan kebutuhan angkutan laut. Selanjutnya peremajaan dan
pengembangan armada dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan dan cara angkut
armada nusantara, agar dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti pertumbuhan daerah. Di
samping itu juga dilakukan pembinaan pelayaran rakyat sebagai modal angkutan tradisional,
dan diarahkan pada usaha wiraswasta bahari nasional dengan mendorong perusahaan-
perusahaan kecil untuk bergabung dalam bentuk koperasi, serta pembinaan sistem organisasi,
manajemen, dan diversifikasi usaha. Sehubungan dengan itu, sampai dengan tahun kedua
Pelita IV telah dan sedang dilaksanakan langkah-Langkah dan kebijaksanaan strategis
institusional, operasional, tarif/subsidi, dan investasi. Adapun langkah-Langkah dan
kebijaksanaan institusional antara lain meliputi pembentukan Perum Pelabuhan, pem-
bentukan Perum Pengerukan yang diarahkan pada monopoli pengerukan dalam jangka
panjang, serta upaya penyehatan perusahaan pelayaran yang meliputi peningkatan mana-
jemen PT Pelni, dan pemeliharaan kapal bagi perusahaan swasta yang mendapat bantuan
dari PT Pann. Sementara itu kebijaksanaan pengendalian operasional dilakukan melalui
pemantauan (monitoring) secara ketal terhadap penawaran dan permintaan, khususnya kapal-
kapal RLS, pada setiap trayek dalam rangka peremajaan dan penambahan kapal, peningkatan
efektifitas pelayaran perintis secara terpadu dengan perdagangan perintis, serta penyusunan
trayek-trayek penumpang aru secara terpadu dengan angkutan darat dan angkutan udara.
Selanjutnya juga dilakukan upaya penyederhanaan perijinan, baik untuk pelayaran maupun
prosedur pelabuhan. Sementara itu sedang dilakukan pengkajian biaya angkutan laut
termasuk pengembangan standar biaya pelabuhan melalui studi dengan bantuan Bank Dunia.
Dengan makin tertibnya status usaha, program pengembalian biaya dan subsidi telah mulai
dikembangkan dalam corporate planning. Sedangkan untuk meningkatkan investasi, telah
dibuka kesempatan pada swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan saran a dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 375
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kegiatan penunjang laut lainnya. Dalam pada itu untuk mendukung kelancaran kegiatan
ekonomi dan ekspor non migas, terus ditingkatkan program fasilitas pelabuhan Surabaya
tahap II, Belawan tahap II, Tanjung Priok, Teluk Bayur, Panjang, Pontianak, Palembang,
Ujung Pandang, Balikpapan, dan Dumai. Sedangkan untuk peningkatan pelayanan kepada
masyarakat penumpang terutama untuk Indonesia Timur, akan dilakukan pengadaan kapal-
kapal kelas V dan VI serta peningkatan fasilitas penunjang seperti terminal penumpang,
dermaga, dan lain-lainnya di Balikpapan, Bitung, Sarong, Bau-bau, Tarakan, dan Jayapura.
Selanjutnya juga dibangun fasilitas pelabuhan di daerah perbatasan antara lain di Aceh, Riau
Kepulauan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan pedalaman Irian Jaya.

Pola pelayaran nusantara dan pelayaran lokal terus disempurnakan dalam rangka
menunjang kelancaran arus barang dan penumpang termasuk transmigrasi, kegiatan
pemasaran, serta pengembangan wilayah Indonesia bagian timur. Pola jaringan pelayaran
nusantara tersebut disesuaikan dengan jaringan yang dilayani kapal pelayaran lokal,
sehingga tercapai sistem pelayaran yang terpadu dengan biaya yang rendah. Hal itu telah
diuji coba melalui bentangan trayek Indonesia bagian timur dengan pelabuhan asal Surabaya
dan trayek-trayeknya meliputi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku,
Irian Jaya, dan Sumatera. Dalam tahun 1983/1984 jumlah muatan yang diangkut oleh
armada pelayaran nusantara meliputi barang sebanyak 7.799.942 ton dan penumpang
sebanyak 496.245 orang, dengan memakai 387 kapal yang berkapasitas seluruhnya sebesar
486.824 DWT. Sedangkan dalam tahun 1984/1985 jumlah muatan yang diangkut mencapai
sebanyak 6.978.851 ton dan penumpang meningkat menjadi sebanyak 726.460 orang,
dengan memakai 343 kapal dengan jumlah kapasitas sebesar 454.919 DWT. Dalam periode
tersebut telah terjadi penurunan jumlah dan kapasitas armada, karena adanya pembesituaan
(scrapping) kapal pelayaran yang berusia di atas 30 tahun, yang selanjutnya secara bertahap
akan diganti dengan kapal produksi dalam negeri. Dalam tahun 1984 telah diadakan
pembesituaan kapal pe1ayaran nusantara sebanyak 50 unit dengan kapasitas 51.649 DWT,
dan dalam tahun 1985 sebanyak 64 unit dengan kapasitas 70.708 DWT, sehingga sisa jumlah
armada sekarang tinggal sebanyak 279 unit dengan kapasitas 384.211 DWT. Dalam pada itu
untuk mengatasi kekurangan kapal akan dibangun 8 unit kapal type Caraka yang kapasitas
tiap unitnya antara 2.000 DWT dan 3.000 DWT, dan diperkirakan akan dapat dioperasikan
pada- tahun 1987. Perkembangan armada pelayaran niaga nusantara dapat dilihat pada Tabel
VII.51. Dalam pada itu pelayanan angkutan penumpang dilakukan dengan 4 buah kapal,
yaitu KM Kerinci, KM Kambuna, KM Rinjani, dan KM Umsini dengan kapasitas

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 376
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

seluruhnya sebesar 13.600 DWT, yang operasinya menjangkau 15 kota pelabuhan pada 11
propinsi. Dalam hubungannya dengan transmigrasi, pelayaran nusantara telah melakukan
pengangkutan dari pelabuhan asal yaitu dari pelabuhan-pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya,
Semarang, Benoa, dan Lembar, ke daerah tujuan pemukiman transmigrasi di Sumatera,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Riau, Jambi, dan Irian Jaya. Untuk menunjang hal
tersebut, armada pelayaran nusantara telah memanfaatkan prasarana dan sarana perhubungan
laut yang ada tanpa mengganggu fungsi utama kegiatan pelayarannya. Sejalan dengan itu
telah ditingkatkan pula fasilitas pelabuhan, baik di daerah asal transmigrasi maupun di
pelabuhan kecil yang melayani daerah-daerah pemukiman transmigrasi.

Dalam pada itu, pelayaran lokal, sebagai unsur penunjang pelayaran nusantara (RLS)
dan potensi angkutan laut tradisional, tetap merupakan sarana angkutan yang terus
dikembangkan dan dibina. Pembinaan pelayaran lokal ditujukan untuk memenuhi dan
memperlancar angkutan daerah, dengan mengarahkan pola trayeknya agar dapat dilayari
secara tetap, teratur, dan dapat saling menunjang dengan pelayaran nusantara. Dalam tahun
1983/1984, armada pelayaran lokal berjumlah sebanyak 1.058 unit kapal dengan kapasitas
133.138 BRT, serta mengangkut muatan barang dan penumpang masing-masing sebanyak
2.481.347 ton dan 653.496 orang. Selanjutnya dalam tahun 1984/1985 jumlahnya menurun
menjadi sebanyak 982 unit kapal dengan kapasitas 121.854 BRT, namun muatan barang
yang diangkut meningkat menjadi sebanyak2.520.622 ton, sedangkan muatan penumpang
menurun menjadi 568.397 orang. Penurunan jumlah armada, kapasitas, dan muatan
penumpang berkaitan juga dengan masalah pembesituaan karat Dalam tahun 1984 armada
pelayaran lokal yang terkena pembesituaan adalah sebanyak 49 kapal dengan kapasitas
6.448,8 BRT, dan di samping itu terdapat kapal yang tenggelam sebanyak 27 kapal dengan
kapasitas 3.186,3 BRT. Perkembangan jumlah armada pelayaran lokal dapat dilihat pada
Tabel VII.52.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 377
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 378
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 379


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Bidang pelayaran rakyat yang pada umumnya dikelola pengusaha ekonomi lemah
sesuai dengan potensi angkutan laut tradisional tetap merupakan sarana yang perlu
dikembangkan dan dibina. Untuk itu terus dilakukan pembinaan dan pengembangan armada
pelayaran rakyat, serta penyuluhan kepada masyarakat maritim. Selain itu secara bertahap
telah dilakukan pembuatan prototip kapal, modernisasi perahu-perahu layar dengan
motorisasi, serta peningkatan keselamatan pelayaran. Sejak Pelita I usaha motorisasi
pelayaran rakyat ini terus ditingkatkan melalui dana bantuan Presiden, koperasi, serta usaha
swadaya masyarakat. Dalam pada itu pelayaran rakyat telah dapat menunjang angkutan
nusantara dengan melayari daerah terpencil dan angkutan laut antardaerah. Dalam tahun
1983/1984, jumlah armada, kapasitas dan muatan yang diangkut masingmasing sebanyak
3.657 unit, 195.460 BRT dan 2.294.436 ton, sedangkan dalam tahun 1984/1985 masing-
masing telah meningkat menjadi 3.777 unit, 202.717 BRT dan 2.493.186 ton. Hal ini berarti
masing-masing telah mengalami peningkatan sebesar 3,2 persen, 3,7 persen, dan 8,7 persen.
Di samping itu dalam periode yang sama armada pelayaran rakyat telah dapat melayari 24
trayek dan menyinggahi 200 pelabuhan.

Pembangunan di bidang pelayaran perintis juga terus ditingkatkan agar dapat


mendorong tercapainya usaha pemerataan pembangunan di seluruh penjuru tanah air. Hal ini
adalah sejalan dengan fungsi dan peranan pelayaran perintis, yaitu untuk memperluas
hubungan angkutan laut ke daerah-daerah terpencil agar tidak terisolir dari daerahdaerah lain.
Selain itu juga sebagai pendorong dan perangsang pengembangan daerah-daerah yang lemah
ekonominya, sebagai pendukung kegiatan ekonomi dan kebutuhan pembangunan di daerah-
daerah terpencil, dan untuk membantu kelancaran administrasi pemerintah. Dalam tahun
1985/1986 diadakan monitoring terhadap operasional armada perintis agar dapat
ditingkatkan pemanfaatannya melalui pelayaran dan perdagangan perintis terpadu.
Diharapkan distribusi barang kebutuhan bahan pokok dan barang penting lainnya dapat
berjalan lancar, dengan harga yang wajar, serta hasil produksi daerah-daerah terisolir dapat
ditampung dan ditingkatkan pemasarannya sehingga akan mempercepat proses
pembangunan di daerah-daerah tersebut. Pelaksanaan sistem pelayaran dan perdagangan
perintis terpadu ini dititikberatkan untuk daerah Irian Jaya, Maluku, Timor Timur, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Rlau Kepulauan. Untuk menunjang hal tersebut,
pemantapan kerjasama dan koordinasi dari semua instansi yang berkaitan dalam pelayaran
dan perdagangan perintis, baik di pusat maupun di daerah, secara terus menerus dipelihara
dan ditingkatkan. Dalam rangka ini pula, telah disediakan kapal cadangan proyek armada

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 380
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

perin tis sesuai dengan kebutuhan, dan pemantapan pengoperasian kapal-kapal perintis
melalui penyempumaan trayek. Juga diusahakan penyusunan jadwal pelayaran dan
penggantian 4 unit kapal negara bekas kapal navigasi yang telah berusia tua.

Dalam pada itu armada pelayaran khusus dipergunakan untuk mengangkut hasil
produksi seperti minyak bumi, minyak kelapa sawit, gas alam cair, kayu, bauksit, pasir besi,
aspal, pupuk, semen, nikel, dan sebagainya. Bidang pelayaran khusus ini akan terus
ditingkatkan, baik jumlah armada maupun kapasitas pelayarannya, sejalan dengan
peningkatan hasil produksi di bidang industri. Peningkatan pelayaran khusus tersebut telah
memperlancar distribusi bahan pangan serta bahan bakar minyak (BBM) dan gas ke seluruh
pelosok nusantara. Dalam tahun 1983, armada pelayaran khusus berjumlah sebanyak 2.739
kapal dengan kapasitas seluruhnya 1.606.055 DWT, 559.952 BRT dan 664.488 HP, serta
mengangkut muatan non migas dan migas masing-masing seberat 15.925.393 ton dan
28.185.962 liter. Kemudian dalam tahun 1984/1985 jumlah armada menurun menjadi 2.680
unit kapal, dengan kapasitas 1.550.458 DWT, 494.779 BRT dan 684.037 HP. Walaupun acta
penurunan dalam jumlah armada dan kapasitasnya, namun muatan yang diangkut telah
meningkat menjadi sebanyak 16.306.304 ton muatan non migas dan 35.374.528 liter muatan
migas.

Sementara itu peranan pelayaran samudera dalam melakukan angkutan ke dan dari
luar negeri terus diusahakan agar lebih besar daripada pelayaran nasional. Dalam tahun
1983/1984 armada pelayaran samudera telah memiliki 51 karat dengan kapasitas 732.052
DWT, serta jumlah barang yang diangkut adalah seberat 6.270.610 ton muatan nasional dan
12.693.512 ton muatan aging. Namun sebagai akibat dari adanya kebijaksanaan pem-
besituaan kapal, maka dalam tahun 1984/1985 jumlah armadanya telah menurun menjadi 33
unit kapal dengan kapasitas 433.780 DWT, sedangkan muatan nasional meningkat menjadi
seberat 7.558.247 ton dan muatan aging menjadi sebanyak 11.821.20.4 ton. Dalam kaitannya
dengan perkembangan angkutan peri kemas, PT Jakarta Lloyd telah memiliki serta
mengoperasikan 8 unit kapal yang bersifat full container, semi container, dan konvensional
dengan kapasitas 139.790 DWT. Perkembangan jumlah armada dan muatan pelayaran
samudera dapat dilihat pada Tabel VII.5 3.

Selanjutnya untuk menjamin tersedianya alur pelayaran yang cukup memadai,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 381
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pengerukan pelabuhan terus dilakukan sehingga angkutan laut dapat terlaksana secara
optimal. Dalam tahun 1984/1985 telah dikeruk sebanyak 12,1 juta meter kuBLK lumpur situ
soil dari alur pelayaran dan kolam pelabuhan di Belawan, Tanjung Priok, Jambi, Ponrianak,
Palembang, Pangkal Balam, Semarang, Sunda Kelapa, Cirebon, Banjarmasin, dan
Samarinda. Perkembangan hasil pengerukan pelabuhan dapat diikuri pada Tabel VII. 54.

Pengembangan fasilitas pelabuhan sebagai penunjang kegiatan pelayaran telah


ditingkatkan dengan jalan melakukan rehabilitasi, pembangunan baru, dan penambahan
fasilitas pelabuhan yang sudah ada, sejalan dengan semakin meningkatnya lalu lintas
pelayaran dan arus bongkar muat barang yang; terjadi di masing-masing pelabuhan. Dalam
tahun 1984/1985 telah direhabilitasi dermaga seluas 775 meter persegi, penambahan der-
maga baru seluas 4.710 meter persegi, dan pembangunan gudang seluas 8.050 meter persegi.
Di samping itu dilakukan pula pengembangan pelabuhan, yang ditekankan pada
kebijaksanaan terpadu antara 4 pelabuhan pengekspor yaitu Belawan, Tanjung Priok,
Surabaya, dan Ujung Pandang, yang kesemuanya didukung oleh 14 pelabuhan kolektor
sebagai pengumpul dan pengirim barang ekspor. Dalam pada itu, 6 pelabuhan dari 14
pelabuhan kolektor tersebut akan segera dikembangkan menjadi pelabuhan pengekspor
kornoditi non migas, yaitu pelabuhan-pelabuhan Teluk Bayur, Palembang, Pontianak,
Panjang, Dumai, dan Balikpapan. Perkembangan fasilitas pelabuhan dapat diikuti melalui
Tabel VII.5 5.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 382
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII.53

ARMADA DAN MUATAN PELAYARAN SAMUDERA, 1969 -1985

Jumlah Kapasitas Muatan yang diangkut


Tahun
Kapal (ribu DWT) ( ribu ton)

1969 39 318 1.343


1970 48 386 1.913
1971 59 489 2.650
1972 53 467 6.923
1973 41 387 9.917
1974 45 339 5.967
1975 47 412 5.406
1976 50 450 10.452
1977 54 491 12.121
1978 52 513 12.120
1979 50 513 14.095
1980 58 668 16.752
1981 61 802 16.636
1982 62 827 18.465
1983 51 732 18.964
1)
1984 33 432 19.379
1)
1985 33 434 12.718

1) Angka sementara
Tabel VII. 54

HASIL PENGERUKAN PELABUHAN, 1969/1970 - 1984/1985


Persentase
Tahun Target Realisasi
terhadap target
1969/1970 11.0 16.0 145
1970/1971 10.0 11,5 115
1971/1972 15,6 16,6 106
1972/1973 16,0 16,0 100
1973/1974 16,0 16,0 100
1974/1975 16,0 16,0 100
1975/1976 16,0 16,7 104
1976/1977 16,0 17,5 109
1977/1978 19,0 21,4 103
1978/1979 20,1 16,7 83
1979/1980 1 15,Q4 15,73 104
1980/1981 1 17,08 19,84 116
1981/1982 1) 17,20 19,45 113
1)
1982/1983 16,89 18,50 109
1983/1984 1) 15,70 16,36 104
1984/1985 2) 14,42 12,09 83
1 ) Angka diperbaiki
2) Angka sementara 3
Keterangan: Jumlah 1umpur yang dikeruk dinyatakan dalam juta M hopper (lumpur bercampur air) Untuk tahun 1979/1980 sId tahun
1983/1984 (angka diperbaiki )
J umlah 1umpur yang dikeruk dinyatakan dalam juta M 3 situsoil

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 383
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 384
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam tahun kedua Pelita IV kegiatan di bidang jasa maritim diarahkan untuk lebih
meningkatkan kelancaran angkutan laut, baik di daerah perairan pelabuhan maupun di alur
pelayaran. Dalam tahun 1984/1985 telah dilakukan dan terus ditingkatkan operasi
pernbersihan rintangan bawah air, khususnya pengangkatan kerangka kapal yang tenggelam
di perairan Surabaya, Cilacap, Tanjung Priok, dan Semarang, serta telah dilakukan survei,
asistensi, salvage, dan pekerjaan bawah air lainnya. Sementara itu kapasitas pengapungan
kapal tenggelam telah mencapai sebesar 3.000 DWT dan kemampuan penyelaman telah
dapat mencapai kedalaman 60 meter. Demikian pula keselamatan pelayaran yang meliputi
sarana bantuan navigasi, seperti menara roar, rambu roar, pangkalan sarana bantu navigasi,
armada sarana navigasi, sistem navigasi hyperbolik, dan sistem rambu radio, mempunyai
peranan yang Fencing dalam perhubungan laut. Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan
bulan Agustus), di bidang keselamatan pelayaran telah dilakukan elektrifikasi menara roar
sebanyak 2 buah, dan pembangunan perlengkapan lain seperti rambu roar sebanyak 28 buah,
anak pelampung 9 buah, lampu pelabuhan 1 buah, bengkel 1 buah, dan stasiun radio kelas IV
7 unit. Hasil rehabilitasi fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dapat diikuti melalui
Tabel VII.56. Dalam pada itu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) bertugas sebagai pengawas
teknik rehabilitasi dan pembangunan kapal baru, yang menjamin kelaikan laut kapal-kapal
sesuai standRe klasifikasi yang telah ditetapkan. Untuk menunjang itu telah pula
ditingkatkan fasilitas-fasilitas peralatan yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan
dalam memberikan jasa pengawasan teknik di beberapa daerah. Sementara itu untuk
pengamanan tugas keselamatan pelayaran telah pula ditingkatkan kemampuan Kesatuan
Penjagaan Laut Pantai (KPLP), yaitu dengan rnenambah fasilitas kapal-kapal patroli,
dermaga, kantor, gudang, dan peralatan telekomunikasi.

7.6.3. Perhubungan udara

Pengembangan di bidang perhubungan udara ditujukan pada peningkatan jasa


perhubungan udara serta daya guna sarana operasi penerbangan sesuai dengan perkem-
bangan sarana angkutan udara. Untuk itu sampai dengan tahun kedua Pelita IV telah
dilakukan rehabilitasi prasarana dan sarana perhubungan udara, peningkatan frekuensi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 385
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 386


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 387


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 388


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penerbangan, peningkatan kemampuan landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan


penerbangan, serta penambahan jumlah armada penerbangan. Di samping itu telah pula
ditingkatkan pelayanan kegiatan angkutan haji dan angkutan transmigrasi, dengan pe-
nambahan sarana angkutan dan pembangunan landasan pendaratan baru, serta peningkatan
pelayanan angkutan perintis ke daerah-daerah terpencil yang tersebar di wilayah nusantara.

Sehubungan dengan itu, dalam Pelita IV terus dilaksanakan proyek-proyek lanjutan


dalam masa Pelita sebelumnya, seperti pembangunan dan peningkatan beberapa pelabuhan
udara dan lapangan terbang. Dalam tahun kedua Pelita IV telah ditingkatkan kemampuan
landasan pelabuhan udara Biak dan Menado, yang semula dapat didarati pesawat DC-9
menjadi dapat pula didarati pesawat Air Bus A-300, serta pelabuhan udara pulau Batam dan
Palangkaraya dari pesawat F-27 sehingga dapat pula didarati pesawat F-28. Dengan hasil
pembangunan tersebut, terdapat 79 landasan yang dapat didarati pesawat DHC-6 dan C-212,
9 landasan yang dapat didarati pesawat CN-235 dan C-160, 3 landasan yang dapat didarati
pesawat L-I00-300, 19 landasan yang dapat didarati pesawat F -27, 21 landasan yang dapat
didarati pesawat F -28, 3 landasan yang dapat didarati pesawat DC-I0 dan Air Bus A-300, 7
landasan yang dapat didarati pesawat DC-9, dan 4 landasan yang dapat didarati pesawat B-
747. Dengan peningkatan dan penambahan landasan udara, jumlah keseluruhan landasan
udara menjadi sebanyak 145 landasan. Dalam pada itu telah selesai dilaksanakan
pembangunan tahap I bandar udara intemasional Soekamo-Hatta yang telah dioperasikan
mulai tanggal 1 April 1985, dan akan segera dilanjutkan dengan pembangunan tahap II.
Dengan demikian, maka pelabuhan udara yang dapat didarati pesawat B-747 menjadi
sebanyak 5 pelabuhan udara.

Dalam rangka peningkatan pelayanan operasi penerbangan, dalam tahun 1984 telah
ditingkatkan jam operasi pada pelabuhan udara. Adapun jumlah pelabuhan udara yang telah
beroperasi di atas 12 jam adalah sebanyak 25 pelabuhan udara, sedangkan yang beroperasi di
bawah 12 jam adalah sebanyak 32 pelabuhan udara. Di samping itu untuk mengurangi
kepadatan arus lalu lintas udara dari pemakaian jasa terminal pelabuhan udara, telah
dilakukan pembukaan beberapa pelabuhan udara bagi penerbangan malam, dengan
mengusahakan agar perusahaan-perusahaan penerbangan memanfaatkan fasilitas tersebut.
Dalam hubungan ini, pelabuhan udara yang dioperasikan secara penuh melalui perpanjangan
jam operasi dari telah dilengkapi dengan fasilitas penerbangan malam telah mencapai 11
buah yaitu Medan, Surabaya, Palembang, Bali, Kemayoran, Halim Perdanakusumah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 389
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

(Jakarta), Soekarno-Hatta (Jakarta), Ujung Pandang, Banjarmasin, Biak, dan Semarang.


Dalam pada itu untuk meningkatkan pelayanan kepada para pemakai jasa angkutan udara,
telah dilaksanakan sistem angkutan udara yang menggunakan satu macam karcis (tiket)
untuk berbagai perusahaan penerbangan (interlining). Dewasa ini Garuda Indonesia Airways
(GIA) telah melaksanakan sistem interlining dengan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)
untuk penerbangan yang meliputi daerah Irian Jaya melalui Biak, daerah Sulawesi Utara
melalui Manado, daerah Sulawesi Tengah melalui Palu dan daerah Kalimantan timur melalui
Balikpapan. Demikian pula dalam rangka mempermudah dan merangsang wisatawan asing
ke daerah-daerah pariwisata di seluruh Indonesia, telah dibuka pelabuhan-pelabuhan udara
khusus penerbangan pariwisata lengkap dengan fasilitasnya yaitu di Ambon, Bali, Pulau
Batam, Biak, Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusumah (Jakarta), Jayapura, Kupang,
Manado, dan Medan.

Fasilitas keselamatan penerbangan yang meliputi fasilitas telekomunikasi, navigasi


udara dan listrik dalam tahun kedua Pelita IV telah ditingkatkan dengan rehabilitasi dan
penggantian peralatan baru sesuai dengan perkembangan teknologi. Dalam tahun 1984 telah
dilakukan pemasangan pelayanan keselamatan penerbangan berupa AFIS (Aerodrome Flight
Information Service) pada 33 lokasi, ADC (Aerodrome Control) pada 19 lokasi, dan ACC
(Area Control Centre) pada 8 lokasi. Di samping itu dilakukan pemasangan fasilitas
telekomunikasi berupa radio pemancar/penerima serta fasilitas navigasi, antara lain berupa
radar NDB (Non Directional Beacon) yang dipasang pada 145 lokasi, VOR/DVOR (VHF
Omnidirectional Radio Range/Doppler VOR) yang dipasang pada 47 lokasi, DME (Distance
Measuring Equipment) yang dipasang pada 35 lokasi, ATIS (Automatic Terminal Informa-
tion Service) yang dipasang pada 4 lokasi, radar yang dipasang pada 35 lokasi, dan ILS
(Instrument Landing System) pada 5 lokasi.

Sejalan dengan pembangunan pelabuhan udara dan fasilitas penerbangan, telah


ditingkatkan pula pengembangan armada udara dengan jumlah komposisi masing-masing
kelas pesawat setiap tahunnya, yang disesuaikan dengan pertumbuhan jasa angkutan udara
nasional. Dalam Pelita III, jumlah pesawat udara keseluruhan adalah sebanyak 781 buah
yang terdiri dari pesawat dengan kapasitas di atas 10 ton sebanyak 229 buah, kapasitas di
bawah 10 ton sebanyak 36 pesawat, dan 187 buah helikopter. Sedangkan dalam tahun kedua
Pelita IV, jumlah pesawat udara keseluruhan bertambah menjadi 788 buah, yang terdiri dari
pesawat dengan kapasitas di atas 10 ton sebanyak 218 buah, kapasitas di bawah 10 ton

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 390
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sebanyak 364 pesawat, dan 206 helikopter.

Kegiatan penerbangan perintis terus ditingkatkan pula melalui penambahan fre-


kuensi penerbangan dan lapangan terbang perintis. Pengembangan penerbangan perintis
diupayakan agar mencapai seluruh pelosok tanah air dan mampu menunjang sektor lain
seperti kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pelayanan angkutan
perintis digunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat Cassa/CN-212. Dalam tahun
1984, penerbangan perintis telah mengangkut penumpang sebanyak 269.437 orang, muatan
barang sebanyak 1.274.700 kilogram, serta muatan bagasi dan pas masing-masing sebanyak
375.100 kilogram dan 375.700 kilogram.

Dalam pada itu untuk menunjang kegiatan transmigrasi dan pelaksanaan angkutan
haji, telah ditingkatkan, baik kapasitas angkutan maupun mutu pelayanannya. Dalam tahun
1984/1985 jumlah transmigran yang diangkut telah mencapaisebanyak 20.037 kepala
keluarga (KK), sedangkan dalam periode yang sama jemaah haji udara yang telah diangkut
adalah sebanyak 37.247 orang. Di samping itu perkembangan angkutan dalam negeri juga
telah meningkat. Apabila dalam tahun 1983 jumlah penumpang yang diangkut adalah
sebanyak 5.252.000 orang dan 49.518 ton barang/pos, maka dalam tahun 1984 jumlah
penumpang yang diangkut meningkat menjadi sebanyak 5.448.000 orang, namun jumlah
barang yang diangkut menurun menjadi 49.087 ton barang/pos. Sementara itu angkutan
penerbangan sipil ke luar negeri, dalam tahun 1983 telah mengangkut penumpang sebanyak
1.047.113 orang dan 28.366 ton barang/pos, sedangkan dalam tahun 1984 jumlah
penumpang yang diangkut menurun menjadi sebanyak 943.517 orang, namun jumlah barang
yang diangkut meningkat menjadi sebanyak 31.179 ton barang/pos. Perkembangan
penerbangan sipil di dalam negeri dan ke luar negeri dapat diikuti pada Tabel VB. 57 dan
Tabel VII.58.

Dalam pada itu untuk menunjang aktivitas sektor-sektor lain dalam peningkatan
produktivitas, Badan Meteorologi dan Geofisika telah memberikan data dan informasi
mengenai sifat-sifat cuaca, iklim, evaluasi hujan, serta gejala-gejala bencana alam, dan
pencemaran lingkungan. Hal tersebut bermanfaat untuk menunjang kegiatan penerbangan,
pelayaran, pertanian dan pengairan, perindustrian, pertambangan, dan pariwisata. Sampai
dengan tahun kedua Pelita IV, Badan Meteorologi dan Geofisika telah membangun dan
meningkatkan jaringan stasiun yang disesuaikan dengan kebutuhan nasional, intern asional

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 391
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

maupun khusus, meneliti metoda-metoda ramalan yang lebih baik, mengganti peralatan-
peralatan meteorologi dan geofisika produksi nasional yang sesuai dengan perkembangan
teknologi, dan melakukan kalibrasi peralatan-peralatan untuk menjaga ketelitiannya. Di
samping itu, untuk memperlancar komunikasi dan meningkatkan penyampaian informasi
meteorologi dan geofisika kepada pemakai jasa, telah diperluas jaringan telekomunikasi
dengan Perumtel, sejauh tersedianya saluran itu setempat. Dengan peningkat an fasilitas
peralatan meteorologi dan geofisika tersebut, produksi data telah meningkat dengan pesat
melalui stasiun-stasiun yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam tahun 1985/1986 (sampai
dengan bulan Agustus) jumlah stasiun-stasiun meteorologi, geofisika, klimatologi dan iklim,
serta stasiun penguapan dan hujan, telah meningkat masing-masing menjadi sebanyak 107
buah, 27 buah, 339 buah dan 4.735 buah, serta sebagian besar dari stasiun-stasiun tersebut
sudah mampu beroperasi selama 24 jam.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 392
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII. 57
PENERBANGAN SIPIL DALAM NEGERI, 1969 - 1984
Km pesawat Penumpang Barang Jam terbang Ton/km tersedia Ton/km produksi
Tahun
(ribu) (ribu) (ton) (ribu) (ribu) (ribu)

1969 12.162 499 4.129 45 52.506 34.920


1'970 16.480 770 4.940 54 80.185 51.045
1 971 20.458 993 7.015 61 102.494 68.501
1972 26.942 1.235 11.094 74 125.502 82.209
1973 33.194 1.649 13.790 85 213.925 115.062
1974 42.448 2.126 19.252 106 264.461 114.401
1975 46.972 2.323 22.619 116 302.570 164.955
1976 55.377 2.782 28.781 137 378.925 196.602
1977 59.142 3.373 32.908 151 396.519 233.290
1978 85.578 4.711 45.884 196 950.167 457.459
1979 70.150 4.246 39.560 176 463.918 279.250
1980 78.439 4.664 45.268 190 521.483 321.233
1981 87.546 5.588 50.459 212 616.433 373.166
1982 87.626 5.538 ' 56.834 223 800.589 387.597
1)
1983 87.756 5.252 49.518 228 802.962 370.038
19842) 92.877 5.448 49.087 235 828.372 379.171
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara
Tabel VII. 58
PENERBANGAN SIPIL KE LUAR NEGERI, 1969 - 1984
Km pesawat Penumpang Barang Jam terbang Ton/km tersedia Ton/km produksi
Tahun
(ribu) (orang) (ton) (ribu) (ribu) (ribu)

1969 5.385 98.937 3.326 7.941 46.302 31.451

1970 6.883 79.287 4.019 7.872 84.549 40.831


1971 6.555 80.651 7.354 9.444 102.815 47.151
1972 7.237 85.963 2.304 10.451 122.427 56.073
1973 7.340 97.098 3.125 10.340 127.384 62.674
1974 7.506 109.840 3.574 10.429 180.340 80.620
1975 8.779 l'34.675 3.635 11.791 216.824 87.914
1976 10.696 169.985 3.318 14.377 291.371 97.412
1977 14.115 245.217 3.953 17.016 369.607 146.353
1978 19.424 733.839 9.884 29.480 526.918 193.543
1 979 22.136 748.378 10.042 34.101 653.135 240.804
1980 24.341 923.057 17.791 37.624 731.272 335.510
1981 24.240 1.158.743 20.562 34.741 1.166.893 449.329
1982 26.302 1.083.269 22.718 34.499 1.348.512 531.404
1983 23.991 1.047.113 28.366 36.758 1.175.027 545.760
19841) 24.724 943.517 31.179 34.043 1.296.260 570.990

1) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 393
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.6.4. Telekomunikasi, pos dan giro

Pembangunan di bidang telekomunikasi telah memberikan produksi jasa


telekomunikasi, baik di dalam negeri maupun dalam hubungan dengan luar negeri, yang
terus mengalami peningkatan. Kemanfaatannya dalam menunjang pembangunan nasional
semakin dirasakan melalui perluasan jangkauan telekomunikasi dan peningkatan mutu
pelayanan kepada masyarakat. Untuk menghadapi jumlah permintaan jasa telekomunikasi
yang terus meningkat, dalam kurun waktu Pelita IV diprogramkan pengembangan jasa
telepon dan telex dalam jumlah yang memadai, sehingga, memungkinkan hubungan
telekomunikasi yang lebih luas dan cepat.

Pembangunan telekomunikasi dalam tahun pertama Pelita IV telah menghasilkan


penambahan saluran telepon otomat dan peningkatan fasilitas telegrap, telex, jaringan
transmisi, serta penambahan sejumlah stasiun bumi. Dalam tahun 1984/1985 telah dapat
diselesaikan pembangunan sentral telepon jarak jauh (5TH) sebanyak 14 buah dengan
kapasitas tiap unitnya sebesar 50 satuan sambungan (55), dan pembangunan jaringan kabel
sebanyak 3.420 55. 5elanjutnya telah diselesaikan pula program ekstra Pelita III, yaitu
pembangunan sentral telepon berkapasitas sebesar 28.000 55, jaringan kabel di Jakarta
sebanyak 4.600 55, dan di luar Jakarta sebanyak 1.600 55. Di samping itu juga telah
dilakukan peningkatan sarana telekomunikasi internasional, yaitu antara lain telah
diselesaikan pembangunan instatasi time division multiple access (TMDA), instatasi ter-
minal reference monitoring station (TRM5) , instatasi tracking telemetry command and
monitoring (TTCM) di Jatiluhur, dan instatasi sentral trunk internasional digital (5TID) di
Medan, serta instansi sambungan komunikasi data paket (5KDP). Dalam tahun 1984, jumlah
sentral telepon otomat (5TO) te)ah mencapai 175 buah dengan kapasitas seluruhnya 601.390
55, sedangkan dalam tahun 1985 telah dapat ditingkatkan lagi menjadi 178 buah dengan
kapasitas seluruhnya 620.190 55. Demikian pula halnya kapasitas telepon manual, dari
sebanyak 96.426 55 dalam tahun 1984 meningkat menjadi sebanyak 99.250 55 dalam tahun
1985. 5ementara itu dalam rangka pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan jasa
telekomunikasi di seluruh pelosok Nusantara, telah dibangun stasiun bumi kecil (SBK)
sehingga dewasa ini jumlahnya menjadi sebanyak 123 buah dan dalam Repelita IV telah
diprogramkan pembangunan 100 buah SBK. Perkembangan jumlah sentral dan kapasitas
telepon dapat diikuti pada Tabel VII.59.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 394
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sistem yang digunakan dalam bidang telekomunikasi tidak terlepas dari perkem-
bangan teknologi telekomunikasi, sehingga sentral telepon lokal dengan sistem manual yang
masa operasi ekonomisnya sudah habis, akan digantikan dengan sentral telepon otomat (STO)
digital. Jika pada awal Pelita I jumlah sentral manual adalah sebanyak 506 buah, pada tahun
kedua Pelita. Iv. telah berkurang menjadi sebanyak 505 buah. Sedangkan STO telah
mengalami peningkatan dari 26 buah pada awal Pelita I menjadi sebanyak 178 buah pada
tahun kedua Pelita IV. Demikian pula hubungan telepon interlokal dengan sistem manual
secara bertahap diganti dengan sistem otomat, serta dimasukkan ke dalam jaringan SLJJ.
Dalam tahun kedua Pelita IV, kota-kota yang sudah masuk jaringan SLJJ mencapai sebanyak
106 kota, sedangkan yang mendapat hubungan SLJJ terbatas adalah sebanyak 20 kola. Di
lain pihak hubungan telepon internasional. dengan sistem manual dan semi otomatis juga
telah diganti secara bertahap dengan sambungan langsung internasional (SLI). Dengan
demikian dalam tahun kedua Pelita IV telah dapat dilakukan hubungan dengan 74 negara
melalui SLI. Sementara itu di bidang telex, sebagian besar pengiriman dan penerimaan
telegram telah disalurkan melalui jaringan generasi telex (Gentex). Dalam tahun kedua Pelita
IV, jaringan Gentex telah menjangkau 178 kota, sedangkan jaringan telex mencapai 29 kota.
Di samping itu, jumlah jaringan sirkit telegrap/telex internasional telah mencapai 37 sirkit,
yang terdiri dari 8 sirkit melalui kabel taut dan 29 sirkit melalui satelit, sedangkan sirkit data
telah mencapai sebanyak 25 sirkit, yaitu 15 sirkit melalui kabellaut dan 10 sirkit melalui
satelit. Adapun lalu lintas telepon internasional telah pula meningkat dari sebanyak 3.120,1
ribu permintaan dalam tahun 1983 menjadi 3.642,9 ribu permintaan dalam tahun 1984. Hal
ini berarti dalam periode tersebut telah terjadi kenaikan sebesar 16,8 persen. Perkembangan
jasa telekomunikasi dapat diikuti melalui Tabel VII.60.

Sejalan dengan usaha-usaha tersebut, dalam tahun kedua Pelita IV telah dilakukan
pula penambahan jaringan transmisi yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dalam
negeri dan internasional, dengan melalui kabel kawat masa ganda (multi pair wire), kabel
optik, dan kabel koaksial. Di samping itu juga telah digunakan sistem gelombang mikro
(GM). terrestrial, yang meliputi GM lintas Sumatera dengan 693 aluran, dan GM Jawa-Bali
dengan 2.206 aluran yang dirangkaikan dengan sistem transmisi hambur tropo

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 395
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII. 59
JUMLAH SENTRAL DAN KAPASITAS TELEPON, 1969 -1985

( sentral dalam buah, kapasitas dalam satuan sambungan)

Otomat Manual
Tahun
Sentral Kapasitas Sentral Kapasitas

1969 26 84.660 506 122.718

1970 28 90.660 504 102.167


1971 33 95.300 496 96.142
1972 33 110.860 506 101. 782
1973 34 121.460 504 101.920
1974 37 125.500 507 104.092
1975 39 144.100 507 99.563
1976 45 160.600 507 104.896
1977 54 218.320 503 107.292
1978 69 367.200 493 108.253
1979 101 460.100 468 87.772
1980 137 524.860 457 73.762
1981 156 549.520 4691) 79.054
1)
1982 164 557.963 503 86.579
1983 170 576.797 509 89.336
19841) 1751) 601.390 508 96.426
19852) 178 620.190 505 99.250

1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 396
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 397


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

(tropos caner), GM Surabaya-Banjarmasin dengan 48 aluran, dan GM Indonesia timur


dengan 196 aluran. Selanjutnya juga telah dikembangkan sistem gelombang radio frekuensis
tinggi HF, VHF dan UHF, yang sementara ini telah mencapai sebanyak 197 stasiun.
Sementara itu dengan telah habisnya masa pemakaian, telah dilakukan penggantian Sistem
Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa A.l yang hanya mempunyai kapasitas 12
transponder dengan sate lit Palapa B.l dan B.2 yang masing-masing mempunyai kapasitas 24
transponder. Karena satelit Palapa B.2 gagal menempati orbit yang telah ditentukan, maka
dilaksanakan pembuatan satelit Palapa B.3 dengan santunan asuransi. Dalam pada itu,
peningkatan hubungan internasional telah dilaksanakan melalui sistem komunikasi intelsat
yang meliputi dua kawasan, yaitu kawasan samudera Hindia (Indian Ocean Region) yang
sementara masih tetap menggunakan kemampuan up-link 6 aluran dan downlink 14 aluran,
serta kawasan samudera Pasifik (Pasific Ocean Region) dengan kemampuan up-link 5 aluran
dan down-link 14 aluran. Dalam rangka peningkatan sarana komunikasi internasional, dalam
tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dapat diselesaikan pembangunan.
sistem komunikasi kabel laut (SKKL) Indonesia-Singapura (Australia-Indonesia-Singapura)
sebanyak 480 kanal, SKKL Medan-Singapura 397 kanal, dan SKKL Medan-Penang
sebanyak 480 kanal. Di samping itu juga telah diselesaikan pembangunan antena stasiun
bumi Jatiluhur ke 2 dengan kemampuan up-link sebanyak 6 saluran dan down-link sebanyak
14 aluran, peningkatan kapasitas antena stasiun bumi Jatiluhur ke-l dengan kemampuan up-
link sebanyak 5 aluran dan down-link sebanyak 14 aluran, microwave link Jakarta-Jatiluhur
sebanyak 960 kallal, sentral telepon internasional 4.096 trunks, pengadaan peralatan VFT -
MUX sebanyak 37 terminal, sentral telepon digital di Medan sebanyak 2.160 kanal,
pembangunan antena track telemetry command and monitoring (TTCM) di Jatiluhur
sebanyak 1 unit, sirkit sewa telegrap sebanyak 123 kanal, dan sirkit sewa suara/data
sebanyak 25 kanal. Sejalan dengan pembangunan di bidang telekomunikasi, industri
telekomunikasi PT Inti terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya di bidang
usaha telekomunikasi dan elektronika. Demikian pula dalam rangka menegakkan hukum di
bidang pengendalian frekuensi radio, telah ditingkatkan kegiatan monitoring dan
pengelolaan gelombang radio. Untuk menunjang usaha tersebut, telah dioperasikan sebuah
stasiun monitor bergerak, 3 buah stasiun monitor tetap yaitu di Cakung, Utan kayu (Jakarta),
dan Samarinda, serta telah siap dioperasikan sebanyak 18 buah stasiun monitor bergerak.

Dalam tahun kedua Pelita IV, kegiatan di bidang jasa pos dan giro terus diarahkan
untuk memperluas jangkauan pelayanan sampai ke pelosok desa, daerah transmigrasi, daerah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 398
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

terpencil, dan daerah pemukiman baru lainnya. Di samping itu dengan laju pembangunan
yang semakin pesat serta makin kritisnya masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas
pelayanan yang diberikan, telah menimbulkah tantangan bagi Perum Pas dan Giro untuk
selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya. Sehubungan dengan itu,
telah ditingkatkan pelayanan di wilayah kecamatan, kelurahan, lokasi transmigrasi,
perumnas, dan komplek perumahan rakyat/BTN. Selanjutnya juga dilaksanakan peningkatan
rumah pas menjadi kantorpos pembantu, peningkatan kantor pas pembantu menjadi kantor
pas, dan intensifikasi pemasyarakatan kode pas untuk seluruh Indonesia. Upaya lainnya yang
telah dilakukan dalam pengembangan pelayanan antara lain adalah pelayanan kiriman
tercatat, pemantapan pola antaran dan peningkatan antaran pas di pedesaan, peningkatan
fungsi agen pas dengan jenis pelayanan yang banyak diperlukan masyarakat,
penganekaragaman pelayanan, serta memperbanyak titik-titik pembayaran (payment point)
yang memberi kemudahan untuk membayar pajak dan iuran televisi. Keberhasilan dalam
memperluas jangkauan dan peningkatan pelayanan telah mampu meningkatkan jtimlah dan
mutu produksi jasa pas dan giro dalam' berbagai bentuknya, seperti lalu lintas surat, raker
pas, dan wesel pas. Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dilakukan
pembangunan kantor pas, kantor pas pembantu dan kantor pas tambahan sebanyak l.984
buah, pembangunan sentral giro sebanyak 9 buah, loket tambahan sebanyak 73 buah, pas
keliling kota sebanyak 172 buah, pas keliling desa sebanyak 1.345 buah, rumah pas
sebanyak 1.620 buah, agen pas sebanyak 21 buah, dan kotak pas tersedia sebanyak 34.729
buah. Demikian pula apabila dalam tahun pertama Pelita IV jumlah surat pas mencapai
sebanyak 348,0 juta, maka dalam tahun 1985/1986 (samp.ai dengan bulan Agustus) telah
meningkat menjadi 368,8 juta. Wesel pas juga mengalami peningkatan dari Rp 445,8 milyar
menjadi Rp 508,3 milyar atau kenaikan sebesar 14,0 reIsen, sedangkan giro/cekpos dan
tabungan (Tabanas) meningkat masing-masing dari Rp 2.569,4 milyar dan Rp 81.063,6 juta
menjadi Rp 3.394,7 milyar dan Rp 86.066,8 juta. Perkembangan arus lalu lintas pas dan giro
dapat diikuti melalui Tabel VII.61.

7.6.5. Kepariwisataan

Indonesia memiliki obyek-obyek wisata yangcukup potensial, yang ditunjang pula


oleh beraneka ragam adat kebudayaan sehingga dapat menjadi atraksi wisata yang sangat
menarik. Menjadari adanya potensi ini, sejak Pelita I telah dilakukan pembangunan dan
pengembangan daerah-daerah wisata, atraksi wisata, dan seni budaya bangsa. Usaha tersebut

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 399
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

diharapkan dapat menyumbangkan devisa dari wisatawan yang berkunjung, menciptakan


lapangan kerja terutama bagi daerah-daerah yang berpotensi pariwisata, serta sekaligus
melestarikan alam dan kebudayaan Indonesia. Dalam tahun kedua Pelita IV, perkembangan
jumlah wisatawan asing yang terus meningkat telah memberikan dampak yang positif
terhadap penerimaan devisa negara. Demikian pula arus wisatawan domestik juga terus
meningkat, yang tercermin dari semakin meningkatnya jumlah angkutan penumpang dalam
negeri.

Arus wisatawan asing yang masuk Indonesia dari tahun ke tahun memberikan
gambaran yang menggembirakan. Secara keseluruhan jumlah wisatawan asing dalam tahun
1984 naik sebanyak 62.055 wisatawan (9,7 persen)dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang berjumlah 638.855 wisatawan. Kenaikan yang cukup menonjol tersebut antara lain
terutama karena bertambahnya kunjungan wisatawan yang berasal dari kawasan ASEAN,
Eropa Barat, Australia dan Jepang, yaitu masing-masing sebanyak 18.923 wisatawan, 12.515
wisatawan, 11.674 wisatawan, dan 7.623 wisatawan. Sedangkan dariAmerika dan kawasan
lainnya meningkat masing-masings sebanyak 2.139 wisatawan dan 9.181 wisatawan.
Selanjutnya jumlah wisatawan asing dalam periode Januari hingga Juni tahun 1985 yang
masuk ke Indonesia khusus melalui udara di 3 pintu masuk utama adalah sebanyak 291.075
wisatawan, yaitu melalui Jakarta sebanyak 166.182 wisatawan, Denpasar sebanyak 91.854
wisatawan, dan Medan sebanyak 33.039 wisatawan. Sementara itu lama tinggal rata-rata
bagi wisatawan asing di Indonesia dalam tahun 1984 adalah 14,7 hari dengan pengeluaran
rata-rata sebesar US $ 706,7 per orang/kunjungan, sehingga jumlah seluruh pengeluaran
wisatawan asing diperkirakan mencapai sekitar US $ 519,7 juta. Perkembangan bidang
kepariwisataan dapat diikuti melalui Tabel VII.62.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 400
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 401
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam pada itu dengan adanya persaingan yang cukup ketat antar negara untuk
meraih arus wisatawan intemasional, maka dalam tahun kedua Pelita IV telah diambil
kebijaksanaan untuk memperpanjang masa bebas visa menjadi selama 2 bulan bagi wisata-
wan dari 28 negara asing yang potensial. Di samping itu, telah pula dibuka tambahan 3 buah
pelabuhan udara sebagai pintu gerbang wisatawan asing, yaitu Mokmer di Biak, Sam
Ratulangi di Manado, dan Pattimura di Ambon. Selanjutnya dilaksanakan pula pembangunan
fasilitas umum pada 49 obyek wisata, antara lain di kawasan resort alam dan wisata pantai,
kawasan wisata budaya, serta peningkatan kegiatan pemasaran dan promosi. Usaha-usaha
dan kegiatan pemasaran tersebut ditingkatkan melalui cara dan pendekatan yang lel5ih
strategis dan realistis, sedangkan promosi di luar negeri dilakukan dalam 3 jenis kegiatan
yang satu sama lainnya saling berkaitan dan menunjang, yaitu mencakup pemasangan iklan,
public relations, dan sales support. Sesuai dengan prioritas yaitu dengan mengutamakan
pasar jarak dekat dan menengah, maka frekuensi pemasangan iklan tetap diprioritaskan
untuk pasaran Asia Pasifik. Di samping itu usaha pengembangan pariwisata terus dilanjutkan
antara lain dengan ikutserta dalam beberapa pameran dunia seperti di Tsukuba Jepang,
Vancouver Kanada, serta beberapa tempat lainnya. Di bidang wisata konvensi,
perkembangan menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif dengan segmen pasar yang
menonjol yaitu segment exhibitions/trade fairs. Sementara itu kegiatan wisata tirta terus
dikembangkan dan dalam tahun l984 telah selesai disusun buku petunjuk wisata selam.
Adapun obyek wisata selam yang telah siap untuk menerima kunjungan berjumlah sebanyak
44 lokasi yang tersebar di l6 propinsi, terdiri dari taman laut, taman laut nasional, dan calon
taman laut nasional (kawasan konservasi laut). Sedangkan kegiatan wisata remaja telah
digalakkan melalui penyebarluasan informasi kepada para remaja dan penerbit buku
petunjuk, yang diharapkan dapat mendorong kegiatan wisata remaja dalam memanfaatkan
waktu libur secara terarah dan bermanfaat. Selain itu juga dilakukan penyuluhan kepada
pembina remaja, untuk memberikan pengetahuan atau informasi praktis tentang
penyelenggaraan kegiatan berdarmawisata di kalangan remaja.

Jumlah tempat menginap yang berklasifikasi hotel berjumlah sebanyak 283 buah
hotel berbintang, dengan kamar sebanyak 20.090. Posisi ini adalah berdasarkan keadaan
tahun 1983, oleh karena pelaksanaan klasifikasi hotel pada tahun 1984 telah ditunda dengan
adanya penyempurnaan peraturan perhotelan. Dalam pada itu, biro perjalanan yang
memperoleh ijin usaha dalam tahun 1984 tercatat sebanyak 449 perusahaan, yang terdiri dari
biro perjalanan umum (BPU) sebanyak 199 perusahaan, cabang biro perjalanan umum

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 402
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

(CBPU) sebanyak 111 perusahaan , dan agen perjalanan (AP) sebanyak 139 perusahaan. Bila
dibandingkan dengan tahun 1983 yang berjumlah 441 perusahaan, maka berarti terdapat
peningkatan usaha baru sebanyak 8 pernsahaan.

7.7. Pekerjaan umum

Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap telah menunjukkan hasil


yang semakin nyata dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam bentuk kemu-
dahan-kemudahan dalam melakukan kegiatan usahanya. Dalam hal ini hasil-hasil pemba-
ngunan prasarana dan sarana pekerjaan umum (PU) telah memberikan kemudahan bagi
masyarakat dalam memperoleh berbagai kebutuhan, baik kebutuhan hidup sehari-hari
maupun kebutuhan untuk dapat melakukan kegiatan usahanya. Selain itu pembangunan
antardaerah juga makin seimbang dan kualitas lingkungan hidup makin meningkat, baik
yang bersifat fisik maupun non fisik.

7.7.1. Pengairan

Pembangunan di bidang pengairan ditujukan untuk menunjang produksi pangan


melalui penyediaan air yang cukup, pengamanan areal produksi dari kerusakan akibat banjir,
menunjang pemanfaatan areal pertanian baru, serta menunjang pembangunan sektor industri,
baik melalui pembangunan instatasi tenaga listrik maupun penyediaan air untuk bahan baku
industri. Pemanfaatan lahan bagi pengembangan wilayah dan kesehatan masyarakat
dilakukan melalui pengembangan dan pengelolaan air baku, agar mendorong pertumbuhan
dan keseimbangan dalam perkembangan wilayah. Selanjutnya dalam usaha lebih
mendayagunakan sumberdaya air telah dilakukan pengaturan tata guna air seefektif mungkin
yang dikaitkan dengan keterbatasan sumberdaya air serta kebutuhan yang terus meningkat
temtama untuk kebutuhan pertanian, air bersih, air industri, dan air limbah. Di samping itu
juga diatur sistem irigasi yang dapat menjangkau areal tanam seoptimal mung kin dalam
kaitan dengan peningkatan produksi beras. Kegiatan-kegiatan tersebut senantiasa ditunjang
dengan kegiatan penelitian, survei, serta penyelidikan, dan perancangan sumber-sumber air.

Sebagai hasil dari pembangunan seperti yang diuraikan di atas dalam tahun pertama
Pelita IV telah dilaksanakan perbaikan dan peningkatan irigasi yang meliputi areal seluas
87.072 hektar, pembangunan jaringan irigasi baru yang meliputi areal seluas 69.144 hektar,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 403
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pembangunan daerah rawa yang meliputi areal seluas 48.577 hektar, serta pengaturan
pengamanan sungai dan penanggulangan akibat bencana alam gunung berapi yang meliputi
areal seluas 20.809 hektar. Di samping itu telah pula direhabilitasi dan dibangun jaringan
tersier sekitar 122.313 hektar. Sedangkan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan
Agustus) telah dilaksanakan perbaikan dan peningkatan irigasi yang meliputi areal seluas
29.953 hektar, pembangunan jaringan irigasi baru yang meliputi areal seluas 61.398 hektar,
pengembangan daerah rawa seluas 65.111 hektar, serta pengaturan pengamanan sungai dan
penanggulangan akibat bencana alam akibat gunung berapi seluas 84.500 hektar. Di samping
itu dilakukan pemeliharaan jaringan irigasi dan pengairan pasang surut seluas 1.234.701
hektar, dan pembangunan jaringan tersier seluas 73.848 hektar. perkembangan pembangunan
di bidang pengairan dapat di lihat pada Tabel VII.63. Selama Pelita III, irigasi sedang, kecil,
dan sederhana menempati prioritas pertama karena dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu
sekitar satu sampai tiga tahun, dan dapat menjangkau daerah-daerah produksi yang lokasinya
terpisah-pisah dan terpencil. Di samping itu juga dilanjutkan pembangunan prasarana irigasi
baru yang besar dan secara teknis memerlukan penanganan yang khusus. Adapun proyek-
proyek

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 404
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 405


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tersebut antara lain adalah irigasi Krueng Baro, Kali Progo, Manu Sira-Sira, Pasaman, Jambu
Aye, Way Rarem, Teluk Lada, Ciletuh, Padawaras, Kedu Selatan, Bali, Wawotobi, Luwu,
San Rego, Citanduy, dan Wonogiri.

Usaha pengembangan wilayah sungai secara menyeluruh dan terpadu untuk menda-
yagunakan sumber daya air meliputi beberapa aspek, yaitu pembangunan jaringan irigasi,
pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) , irigasi, pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) , penyediaan air bersih, rekreasi, perikanan, dan perlindungan satwa liar,
penanggulangan pencemaran, pengendalian gulma air, drainase/penggelontoran,
pengendalian sedimen, pengendalian sanitasi, serta penanggulangan kekeringan. Selanjutnya
telah dilakukan penanganan secara khusus melalui kegiatan pengaturan dan pengamanan
sungai, terhadap sungai-sungai yang melintasi daerah yang sudah berkembang tetapi
kondisinya sudah sangat kritis sehingga terjadi luapan-luapan. Usaha terschut sekaligus,
dapat menyelamatkan/mengamankan daerah-daerah penting dan produktif, seperti daerah
produksi pertanian, daerah pemukiman yang padat, daerah perdustrian, serta daerah jaringan
transportasi. Sedangkan mengenai penanganan masalah banjir yang bersifat lokal, telah
dilakukan usaha-usaha perbaikan dan pengamanan terhadap sungaisungai yang sering
menunjukkan kegiatan yang cukup besar. Dalam rangka memperkecil terjadinya kerusakan-
kerusakan berbagai macam sarana fisik yang tidak jarang dapat mengakibatkan korban
manusia, usaha penanggulangan bencana alam karena banjir dilakukan dengan melakukan
pengerukan dasar sungai, pelurusan aliran, pembuatan sudetan, perlindungan dan perkuatan
tebing, pembuatan tanggul, pembuatan saluran banjir, pembuatan pintu-pintu banjir, dan
lain-lainnya, termasuk latihan penanggulangan banjir, baik bagi para petugas maupun bagi
penduduk setempat. Sementara itu juga dilakukan kegiatan penyelamatan hutan, tanah, dan
air, yang dalam realisasinya dalam tahun kedua Pelita IV telah mencakup areal seluas 84.500
hektar melalui proyek-proyek pengaturan dan pengamanan sungai besar yang dikelola secara
khusus. Proyek-proyek tersebut antara lain meliputi sungai Bengawan Solo, sungai Cimanuk,
sungai Citanduy, sungai Cisanggarung, sungai Arakundo, sungai Ular, sungai Brantas, dan
pengendalian banjir Jakarta. Proyek-proyek tersebut juga dimaksudkan untuk menunjang
sektor industri, seperti pembangunan pembangkit tenaga listrik, serta penyediaan air bagi
keperluan indu stri , dan rumah tangga. Hal tersebut diwujudkan melalui pembangunan
waduk-waduk besar seperti Wonogiri yang sudah berfungsi, waduk Wadas Lintang dan
Kedung ambo yang kini sedang dalam tahap penyelesaian, serta waduk Jatigede dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 406
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Wonorejo yang masih dalam tahap persiapan. Demikian pula untuk menanggulangi bencana
alam akibat gunung berapi seperti gunung Merapi, gunung Kelud, gunung Semeru, gunung
Agung, dan gunung Galunggung, telah dilakukan pembuatan kantong-kantong pasir,
chekdam dan bangunan pengendali lainnya.

Sementara itu pemanfaatan daerah rawa untuk perluasan pertanian dan pemukiman
dilaksanakan melalui pengembangan pengairan rawa pasang surut di Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah, di samping proyek-
proyek reklamasi rawa bukan pasang surut di daerah-daerah Aceh, Sumatera Dtara,
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Irian Jaya. Pembangunan daerah rawa
dalam tahun kedua Pelita IV masih tetap melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
selama ini, sedangkan hasil pelaksanaan program tersebut telah mencakup areal seluas
65.111 hektar, yang sebagian besar merupakan lahan yang potensial untuk usaha tani.

7.7.2. Perumahan rakyat dan pemukiman

Salah satu usaha pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat


dilakukan melalui peningkatan pembangunan perumahan rakyat dan pengembangan pemu-
kiman. Program yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan pengadaan perumahan rakyat,
perbaikan kampung, pemugaran perumahan desa, penyediaan dan peningkatan pelayanan air
bersih, pembangunan saluran air limbah, dan saluran air hujan, serta penanganan
persampahan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan agar setiap keluarga dapat
menempati suatu rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat serta dapat menjamin
ketenteraman hidup. Pelaksanaannya diarahkan agar tetap berlandaskan pada prakarsa dan
swadaya masyarakat sendiri, sedangkan Pemerintah berusaha menciptakan iklim yang
semakin mendorong pertumbuhan kegiatan tersebut. Dalam pada itu pelaksanaan pernba-
ngunan perumahan rakyat dan pemukiman selalu diusahakan secara terarah dan terpadu, baik
dalam perencanaannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan pembangunannya, dengan tetap
memperhatikan peningkatan dan penyebaran penduduk, kesempatan kerja, produksi bahan
bangunan setempat, partisipasi masyarakat, kesehatan lingkungan pemukiman, dan
kemampuan pembiayaan.

Kegiatan perbaikan lingkungan pemukiman kota (perbaikan kampung) bertujuan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 407
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, terutama golongan berpenghasilan rendah di


kota, dengan menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat, bersih, dan teratur. Perbaikan
kampung di kota telah dirintis sejak Pelita I dan dilanjutkan pada Pelita-Pelita berikutnya.
Hasil yang dicapai dalam Pelita III hampir dua kali lipat dari realisasi selama Pelita II, yang
manfaatnya dirasakan secara langsung oleh penduduk yang bersangkutan. Program
perbaikan kampung sampai dengan akhir Pelita II telah mencakup areal seluas 8.560 hektar,
yang menjangkau penduduk sekitar 3.500.000 orang. Selanjutnya selama Pelita III, luas areal
yang diperbaiki telah meningkat menjadi 16.940 hektar, yang menjangkau penduduk sekitar
5.087.900 orang. Sedangkan dalam tahun pertama Pelita IV luas areal perbaikan kampung
mencapai 3.951 hektar dengan nienjangkau penduduk sebanyak 1.258.332 orang. Dalam
tahun kedua Pelita IV peningkatan perbaikan kampung telah dilakukan secara nasional dan
diusahakan merata di 258 kota yang tersebar di 27 propinsi. Pelaksanaannya akan terus
dilakukan secara serasi dan terpadu dengan kegiatan pembangunan kota lainnya.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat pedesaan telah dilaku-


kan pemugaran perumahan desa ke arah peningkatan mutu perumahan dan lingkungan
kehidupan desa. Untuk itu telah dilakukan penyuluhan-penyuluhan dan pembangunan
rumah-rumah percontohan, sehingga diharapkan nantinya penduduk desa dapat mengem-
bangkan sendiri pembangunan rumah-rumah sehat dan kuat di daerah pedesaan. Pada
dasarnya kegiatan tersebut merupakan usaha gotong royong masyarakat desa dengan bantuan
dan bimbingan Pemerintah. Selama Pelita II dan III telah berhasil dipugar perumahan di
8.008 desa, sedangkan dalam tahun pertama Pelita IV kegiatan pemugaran perumahan desa
mencapai sekitar l.200 desa. Kegiatan tersebut juga mencakup pengqdaan fasilitas jalan
lingkungan desa, pengadaan sarana air bersih desa, pengadaan sarana mandi-cuci-kakus
(MCK), serta perintisan unit produksi bahan bangunan setempat. Dalam pada itu
pelaksanaan pemugaran perumahan desa telah dilakukan secara terpadu antara instansi-
instansi Pemerintah yang mempunyai kaitan langsung dengan masalah tersebut.

Dalam pengadaan perumahan rakyat, Pemerintah terus berusaha agar dapat tersedia
perumahan yang terjangkau oleh golongan masyarakat fangs berpenghasilan rendah tanpa
mengurangi kualitas rumah yang dibangun. Namun dalam pelaksanaannya masih sering
dihadapi hambatan, terutama dalam pembangunan perumahan rakyatdi kota besar, yaitu
langkanya tanah dengan harga yang memadai. Untuk mengatasi hat tersebut, di kota-kota
besar telah dilakukan pembangunan rumah susun atau flat yang dikaitkan pelaksanaannya

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 408
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dengan program peremajaan kota. Di samping itu juga disediakan fasilitas pembelian rumah
tinggal untuk dihuni sendiri, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan
menengah melalui kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Tabungan Negara (BTN), yang
berjangka waktu antara 5-20 tahun dengan tingkat suku bunga 5 persen per tahun bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, dan 9 persen per tahun bagi golongan
masyarakat berpenghasilan menengah. Kredit pemilikan rumah terseI but di samping
digunakan untuk perumahan yang dibangun oleh Perum Perumnas juga I dapat digunakan
untuk membeli rumah-rumah non-perumnas yang diusahakan oleh swasta I nasional. Dalam
tahun 1984/1985 Perum Perumnas telah berhasil membangun 10.516 unit rumah, sedangkan
dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) telah dibangun sebanyak 3.393 unit
rumah. Perkembangan jumlah perumahan yang dibangun oleh Perum Perumnas dapat dilihat
pada Tabel VII.64. Sementara itu dalam Pelita II telah direalisasikan KPR non-perumnas
untuk 2.742 unit rumah, dalam Pelita III sebanyak l04.563 unit rumah, sedangkan dalam 2
tahun pertama Pelita IV (sampai dengan bulan Juli l985) telah dibangun sebanyak 45.624
unit rumah. Dengan demikian sejak Pelita II BTN telah merealisir KPR untuk membeli
rumah-rumah non-perumnas sebanyak 152.929 unit rumah.

Sejalan dengan perbaikan kampung, pemugaran perumahan desa, dan pengadaan


perumahan rakyat, dilakukan pula kegiatan untuk menunjang program perumahan rakyat.
Kegiatannya mencakup usaha-usaha pembinaan umum pembangunan perumahan rakyat, pe-
ningkatan keterampilan, penelitian perumahan rakyat, dan pengadaan produksi bahan
bangunan setempat. Sementara itu untuk mempertinggi kesadaran, pengetahuan, motivasi,
kemampuan, serta keterampilan masyarakat dan aparat Pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan perumahan rakyat, dewasa ini telah ditingkatkan pembinaan umum perumah-
an rakyat yang dilakukan oleh Pusat Informasi Teknik Bangunan (PITB). Selain itu telah
dilakukan penyusunan buku pedoman pembangunan perumahan rakyat, pedoman teknik
perencanaan pembangunan rumah susun, serta beberapa studi untuk pembangunan peru-
mahan rakyat lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan pemukiman. Dalam kaitan ini
telah mulai dikembangkan juga sistem perumahan sewa dan sistem pembangunan perumah-
an cara swakarya, terutama di daerah perkotaan, serta pengadaan lain-lain perangkat lunak
yang diperlukan untuk menunjang kelancaran pembangunan perumahan rakyat.

Penyediaan air bersih erat hubungannya dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 409
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan pada masyarakat untuk hidup sehat. Oleh karena kebutuhan akan air bersih terus
meningkat, usaha untuk meningkatkan kapasitas penyediaan dan jangkauan pelayanan air
bersih terus ditingkatkan tidak hanya di kota-kota besar dan sedang saja, tetapi juga
menjangkau kota-kota kecil, termasuk kota-kota kecamatan, bahkan juga desadesa melalui
program Inpres bantuan sarana kesehatan. Dalam tahun pertama Pelita IV telah dilakukan
tambahan kapasitas produksi air bersih sebanyak l.405 liter perdetik dengan 106.038
sambungan rumah, dan pembangunan hidran umum sebanyak 2.840 buah, yang dapat
memberikan pelayanan kepada 1.628.380 orang. Demikian pula dalam rangka

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 410
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 411


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

perluasan daerah pelayanan program penyediaan air bersih, telah dilakukan pembangunan
instatasi air bersih dengan sistem air bersih ibu kota kecamatan (IKK). Sistem ini diterapkan
di kota-kota kecil atau daerah-daerah pemukiman yang berpenduduk antara 3.000 sampai
dengan 20.000 orang. Dalam tahun l984/l985 telah berhasil dibangun tambahan kapasitas air
bersih dengan sistem IKK menjadi 352,5 liter perdetik dengan 42.600 sambungan rumah,
dan 1.610 hidran umum, yang tersebar pada lebih kurang 150 IKK di berbagai propinsi.
Program penyediaan air bersih dengan sistem IKK ini, pada tahuntahun mendatang akan
terus ditingkatkan jumlah kapasitasnya maupun jangkauan pelayananura. Selanjutnya dalam
rangka persiapan, pengendalian dan pengawasan serta pembinaan proyek air bersih di daerah
perkotaan agar dapat melayani penduduk dengan baik, dalam tahun pertama Pelita IV telah
dibentuk 8 badan pengelola air minum (BPAM) di beberapa kabupaten , yang akan terus
dikembangkan untuk nantinya dapat dialihkan statusnya menjadi perusahaan daerah air
minum (PDAM). Sementara itu agar pengelolaan BPAM dan PDAM semakin baik, telah
ditingkatkan pula keterampilan tenagaheknisi air bersih melalui latihan/pendidikan/penataran.

Kegiatan bidang penyehatan lingkungan pemukiman berkaitan erat denganmasalah


perbaikan kampung, yang meliputi pembangunan sarana pembuangan sampah, pembuangan
air kotor, dan saluran pembuangan air hujan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu penyehatan lingkungan pemukiman kota secara keseluruhan. Pelaksa-
naan program penyehatan lingkungan pemukiman sejak Pelita I sampai dengan Pelita III
masih terbatas pada pekerjaan mendesak terutama di kota-kota besar, namun sejak awal
Pelita IV cakupannya telah diperluas dan sekaligus ditingkatkan. Dalam tahun l984/l985
telitill dilaksariakan pembangunan saluran air hujan di 24 kota yang tersebar pada l6 propinsi,
dan pembangunan instatasi air kotor/limbah di 4 kota besar yang mencakup areal seluas
4.892 hektar. Sedangkan penanganan persampahan telah dilakukan di 6 kota besar, yaitu
Denpasar, Singaraja, Banda Aceh, Pekan Baru, Samarinda, dan Padang, dengan luas
pelayanan sekitar 600 hektar. Sedangkan usaha rehabilitasi dan pembersihan saluran-saluran
air hujan telah dilakukan melalui program padat karya.

Sementara itu dengan meningkatnya kegiatan pembangunan gedung-gedung Peme-


rintah maupun swasta, diperlukan adanya sistem pengaturan yang baik yang menyangkut tata
pelaksanaan, standar konstruksi, pemanfaatan pendayagunaan, dan keselamatan. Untuk itu
telah dipersiapkan peraturan keselamatan bangunan untuk mengurangi tingkat kerusakan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 412
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

bangunan terhadap bahaya kebakaran dan sebagainya. Demikian pula dalam rangka tertib
bangunan telah disusun berbagai peraturan antara lain mengenai st:andar, pedoman
pelaksanaan, prosedur pengadaan bangunan negara, peraturan bangunan nasional, serta
model peraturan setempat di ibukota kabupaten dan kotamadya. Peraturan dan pedoman
tersebut selalu disesuaikan dan disempurnakan sejalan dengan semakin meningkatnya
pertumbuhan kota-kota, yang mengakibatkan semakin kompleksnya masalah-masalab yang
dihadapi. Dalam tahun l984/l985 telah disusun rencana umum tata ruang kota (TRK) untuk
sebanyak 9 kota, rencana kerangka daerah yang diperuntukkan bagi 8 kabup aten , rencana
detail TRKlTRD (tata ruang daerah) sebanyak 9 kotaldaerah, rencana kerangka umum TRK
bagi 6 kota, dan rencana teknis kawasan untuk l kawasan.

7.7.3. Prasarana jalan dan jembatan

Kegiatan pembangunan jalan dan jembatan ditujukan untuk pemantapan sarana fisik
jaringan jalan yang tersebar di seluruh Indonesia agar dapat menampung peningkatan arus
lalu lintas -yang merupakan urat nadi perekonomian. Peningkatan jalan dan jembatan
diutamakan pada ruas jalan yang nilai so sial ekonominya tinggi, sedangkan kegiatan
penunjangan jalan dimaksudkan untuk membuka daerah-daerah yangsmempunyai potensi
sosial ekonomi, serta untuk membuka daerah-daerah terpencil. Terbukanya daerah potensial
dan daerah terpencil yang sebelumnya sukar dicapai akan memberikan kemudahan pada
masyarakat setempat untuk dapat meningkatkan hasil produksi, sehingga usaha pemerataan
pembangunan dan pengembangan wilayah dapat dicapai. Selain itu tersedianya jaringan
jalan yang meluas pada tingkat pelayanan yang semakin memadai telah meningkatkan
kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan hidup sehari-
hari maupun untuk melakukan kegiatan usaha. Keadaan ini telah merangsang pertumbuhan
produksi barang dan jasa yang semakin efektif menuju terwujudnya pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam tahun kedua Pelita IV
pembangunan jalan dan jembatan dilakukan sesuai dengan fungsi masing-masing ruas jalan,
tanpa membedakan status jalan tersebut sebagai jalan negara, jalan propinsi atau jalan
kabupaten. Pembangunan jalan disesuaikan dengan fungsinya, yaitu jalan untuk jangkauan
pelayanan jarak jauh Galan arteri) , jalan-jalan bagi pelayanan jalan menengah Galan
kolektor) , dan jalan-jalan untuk pelayanan setempat Galan lokal). Dalam kenyataannya
sebagian besar jalan negara dan jalan propinsi berfungsi sebagai' jalan arteri dan jalan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 413
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kolektor, sedangkan jalan kabupaten lebih banyak berfungsi sebagai jalan lokal. Dengan
demikian peningkatan dan pembangunan jalan telah dilakukan sebagai suatu kesatuan
jaringan jalan agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas. Selanjutnya dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan ruas jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal, telah
dikembangkan metode pelaksanaan pekerjaan yang sederhana dan dapat menyerap tenaga
kerja yang sebanding. Cara-cara tersebut antara lain adalah lapisan tipis aspal buton murni
(Latasbum) , lapisan aspal buton dengan batu pecah agregat (Lasbutag) , lapis tipis aspal
beton, lapis aspal beton, dan jalan agregat padat tahan cuaca (Japat). Penggunaan cara-cara
tersebut disesuaikan dengan lebar perkerasan, kepadatan lalu lintaJi, dan kondisi fisik ruas
jalan tersebut, sehingga dapat pula meningkatkan penggunaan produksi aspal buton dan
memperluas kesempatan kerja terutama di daerah pedesaan. Dalam pada itu untuk
mengembangkan dan memanfaatkan potensi dalam negeri, telah digunakan pemakaian aspal
panas produksi dalam negeri, terutama aspal butas yang produksinya telah mencapai 400.000
ton per tahun. Di samping itu dikembangkan pula produksi komponen jembatan, yaitu
dengan membangun pabrik komponen jembatan pratekan di 6 propinsi dengan tujuan
mempercepat program penggantian jembatan serta meningkatkan penggunaan produksi
dalam negeri.

Selanjutnya melihat pertumbuhan lalu lintas di kota Jakarta, Medan, Surabaya,


Semarang, Pontianak, dan Ujung Pandang yang meningkat sangat cepat, telah dilakukan
pembangunan jalan-jalan bebas hambatan (jalan tol) yang disesuaikan dengan rencana
pengembangan kota-kota tersebut. Dalam hat ini para pemakai jalan ikut serta dalam
pembangunan jalan yang bersangkutan melalui pemungutan tol. Selain itu untuk mening-
katkan pembangunan daerah potensial terutama daerah produksi pertanian dan perkebunan,
telah ditingkatkan pula pembangunan jalan lokal yang meliputi kegiatan penunjangan,
peningkatan, dan pembangunan jalan baru di daerah kabupaten. Dengan demikian akan
dapat dirangsang usaha peningkatan produksi di daerah pedesaan serta diperlancar
pemasarannya.

Dalam tahun pertama Pelita IV telah dilakukan program rehabilitasi dan pemeli-
haraan jalan, yang meliputi perbaikan kerusakan-kerusakan pada ruas-ruas jalan arteri dan
kolektor, terutama pada ruas jalan yang sudah mantap, sehingga jalan tersebut tetap
terpelihara sepanjang 12.603 kilometer. Sedangkan kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan
jembatan telah mencapai 12.960 meter. Sementara itu kegiatan yang dilakukan di bidang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 414
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penunjangan jalan dan jembatan masing-masing mencapai 12.088 kilometer dan 18.484
meter. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjang program pemerataan dan mendorong
kegiatan ekonomi daerah sampai dengan tingkat kabupaten, terutama daerah produksi
pangan, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, serta merupakan pembuka bagi daerahdaerah
baru dalam melakukan kegiatan pembangunan. Di samping itu terhadap ruas-ruas jalan dan
jembatan yang kepadatan lalu lintasnya tinggi, telah dilakukan peningkatan jalan dan
jembatan, yang masing-masing mencapai sepanjang 2.739 kilometer dan 2.959 meter.
Sedangkan dalam rangka membuka hubungan lalu lintas ke daerah-daerah terpencil dan
daerah pemukiman transmigrasi serta daerah perkotaan yang padat lalu lintasnya, telah
dilakukan pembangunan jalan dan jembatan baru, masing-masing sepanjang l35 kilometer
dan 75 meter;

Pembangunan prasarana jalan dan jembatan dalam tahun kedua Pelita IV akan terus
dilanjutkan, yang mengarah pada terwujudnya wilayah yang makin seimbang antara tingkat
pertumbuhannya dengan pencapaian sasaran fungsional yang lebih baik. Oleh karena itu
prioritas diberikan kepada penanganan jaringan jalan yang ada, dengan memantapkan
jaringan jalan sesuai dengan fungsinya, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal.
Sedangkan kemampuan peningkatan stroktur maupun kapasitasnya dilaksanakan secara
bertahap, sesuai dengan proyeksi perkembangan beban lalu lintasnya. Di samping itu
pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan tersebut diprioritaskan pada peningkatan jalan
dan jembatan, serta pembangunan jalan dan jembatan baru di daerah terpencil dan daerah
perbatasan antara lain di propinsi Irian Jara, Timor Timur, Maluku, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Hasil pembangunan di bidang jalan dan jembatan
dapat dilihat pada Tabel VII.65.

7.8. Kependudukan dan transmigrasi

7.8.l. Kependudukan

Dalam tahun 1985, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan meningkat menjadi


165,153 juta jiwa dari sebanyak 147,490 ,juta jiwa pada tahun 1980. Hal ini berarti selama
lima tahun terakhir penduduk Indonesia berkembang dengan kecepatan 2,29 persen per
tahun, atau selama kurun waktu 15 tahun (1971-1985) tumbuh dengan rata-rata 2,36 persen
per tahun. Apabila dilihat menurnt pulau, maka pulau Sumatera memiliki laju pertumbuhan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 415
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penduduk tertinggi, yang membawa implikasi terhadap kepadatan penduduk, yaitu


diperkirakan sebesar 70 orang per kilometer persegi pada tahun 1985. Sementara itu dengan
memperhatikan persebarannya, maka pulau Jawa masih tetap mernpakan pulau yang
memiliki jumlah dan kepadatan penduduk terbesar, sedangkan pulau Kalimantan yang
terendah. Ketidakseimbangan persebaran penduduk ini terjadi pula pada struktur penduduk
Indonesia menurnt umur, yang ditandai dengan besarnya jumlah penduduk berusia muda,
baik laki-laki maupun perempuan. Pada tahun 1980, sekitar 50 persen penduduk berada di
bawah umur 20 tahun, sedangkan dalam tahun 1985 angka persentase ini telah menurun
menjadi sekitar 45 persen. Penyebab dari menurunnya persentase

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 416
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 417


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penduduk umur muda ini adalah berhasilnya program keluarga berencana dalam menurun-
kan tingkat kelahiran. Berdasarkan perkiraan Biro Pusat Statistik (1983), tingkat kelahiran
kasar (CBR) dalam periode 1981-1985 adalah sebesar 33,72 kelahiran per seribu penduduk.
Perkembangan penduduk Indonesia, kepadatan serta proyeksinya sampai dengan tahun 1985
dapat dilihat pada Tabel VII.66.

Di antara berbagai masalah penduduk di Indonesia yang paling penting adalah


mengenai kualitas penduduk. Hal ini berhubungan dengan kenyataan bahwa penduduk
merupakan modal dasar yang ikut menentukan keberhasilan pembangunan, sehingga
rendahnya kualitas penduduk akan merupakan beban tersendiri dalam proses peningkatanura.
Dalam Repelita IV, pengembangan kualitas fisik penduduk ditujukan untuk membentuk
manusia-manusia pembangun yang tangguh, berbudi luhur, cakap, terampil, percaya pada
diri sendiri, serta bersemangat membangun, yang sekaligus diarahkan untuk menunjang
peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan kecerdasan bangsa. Untuk men cap ai tujuan
tersebut, telah dilaksanakan program peningkatan derajat kesehatan, status gizi, dan
kesegaran jasmani secara terpadu. Selain itu sebagai penunjang telah dilaksanakan program
pembangunan sarana dan prasarana dari Departemen Pekerjaan Umum, program penyediaan
pangan dari Departemen Pertanian dan Bulog, program kesehatan dan keselamatan kerja dari
Departemen Tenaga Kerja, dan lain sebagainya. Dari ketiga masalah yang telah
dikemukakan di muka, terlihat betapa masalah kependudukan merupakan masalah kompleks
yang harus dicari pemecahannya, terlebih lagi dengan adanya masalah ikutan yang muncul
dari ketiga masalah tersebut seperti masalah ketenagakerjaan, masalah pendidikan, dan
masalah-masalah lain yang segera membutuhkan penyelesaian.

Dari sisi ketenagakerjaan, dalam tahun 1985 diperkirakan laju pertumbuhan ang-
katan kerja akan lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk. Dalam periode tersebut
angkatan kerja akan tumbuh dengan kecepatan 2,79 persen per tahun, atau kenaikan absolut
sebesar 1,9 juta setiap tahunnya. Dengan demikian diper1ukan kebijaksanaan yang tepat
untuk mengatasinya. Namun demikian apabila dilihat dari kelompok umur penduduk,
dijumpai adanya kelompok-kelompok penduduk umur tertentu yang mengalami kenaikan
atau penurunan yang menonjol. Sebagai contoh angkatan kerja pada umur 10-14 tahun
diperkirakan akan menurun sebesar 161.880 jiwa per tahun, atau dengan laju pertumbuhan
sebesar negatif 10,82 persen. Penurunan ini disebabkan semakin banyaknya penduduk yang
menikmati bangku sekolah, sebagai akibat dari perbaikan di bidang pendidikan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 418
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII. 66
PENDUDUK INDONESIA DAN KEPADATANNYA PADA TAHUN 1971
SERTA PROYEKSINYA SAMPAI DENGAN TAHUN 1985
( dalam ribu jiwa)

Pulau Jawa Sumatera Kalimantan Su1awesi lainnya Indonesia

Jumlah penduduk

19711) 76.086 20.808 5.155 8.527 8.632 119.209


1976 85.289 24.282 5.924 9.812 9.888 135.190
1977 87.076 24.989 6.079 10.070 10.128 138.342
1978 88.904 25.724 6.240 10.3 34 10.377 141.579
19801) 91.269 28.016 6.723 10.410 11.072 147.490
1981 93.340 29.028 6.942 10.665 11.340 151.315
1982 95.103 29.962 7.143 10.887 11.567 154.662
1983 96.893 30.929 7.350 11.112 11. 799 158.083
1984 98.700 31. 927 7.563 11.341 12.048 161.579
1985 100.560 32.960 7.784 11.575 12.274 165.153
Kepadatan I Km2
19711) 576 44 10 45 15 62
1976 633 45 11 43 17 67
1977 650 46 11 44 18 68
1978 663 47 11 46 18 70
19801) 690 59 12 55 19 77
1981 706 61 12 56 19 79
1982 719 63 13 58 20 81
1983 733 65 13 59 20 83
1984 747 67 14 60 20 84
1985 761 70 14 61 21 86
Perkembangan
rata-rata per
tahun 1971 - 1985 2,01 % 3,34 % 2,99 % 2,21 % 2,54 % 2,36 %

1 ) Angka sensus

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 419
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Melihat masalah-masalah yang ditimbulkan oleh penduduk ini, Pemerintah telah


memberikan perhatian yang besar dalam menanggulanginya, antara lain melalui transmigrasi
dan program keluarga berencana yang langsung menyentuh pada masalah dasar
kependudukan. Sedangkan kebijaksanaan lainnya yang ikut menunjang, baik secara
langsung maupun tidak langsung, adalah kebijaksanaan dan program di bidang pemba-
ngunan desa, penyebaran tenaga kerja, latihan dan keterampilan tenaga kerja, serta generasi
muda, dan peranan wanita.

Program pembangunan desa ditujukan untuk mengatasi masalah kurangnya kesem-


patan kerja bagi tenaga penganggur atau penganggur musiman yang kurang terampil di
daerah pedesaan. Sasaran jangka pendek dari program ini adalah untuk perluasan
kesempatan kerja bersamaan dengan dilaksanakannya suatu proyek. Sedangkan dalam
jangka panjang, perluasan kesempatan kerja terutama dihubungkan dengan kebutuhan tenaga
kerja setelah selesainya atau berfungsinya proyek tersebut. Program pembangunan desa
dilaksanakan melalui dua kegiatan, yaitu pertama adalah Proyek Padat Karya Gaya Baru
yang kegiatannya membangun jalan-jalan desa, prasarana, dan sarana desa lainnya, serta
untuk menanggulangi kekurangan kesempatan kerja sebagai akibat terjadinya bencana alam
di beberapa daerah. Sedangkan kegiatan kedua adalah Proyek Padat Karya jaringan Tersier,
dimana dilakukan pembangunan/rehabilitasi saluran air dan jaringan tersier. Kegiatan-
kegiatan tersebut telah memberikan kesempatan kerja, terutama bagi penduduk yang
berdomisili di daerah kecamatan miskin dan padat penduduk. Sehubungan dengan itu,
melalui Proyek Padat Karya Gaya Baru dan Padat Karya Jaringan Tersier selama tahun
1984/1985 telah dapat diserap tenaga kerja sebanyak 23.269.222 hari kerja (man days) untuk
membangun jalan desa, saluran air, terasering, prasarana, dan sarana desa lainnya, yang
tersebar di 1.174 kecamatan miskin dan padat penduduk.. Sedangkan pembuatan/rehabilitasi
jalan desa dan saluran tersier masing-masing mencapai kurang lebih sepanjang 3.143,5
kilometer dan 1.912 kilometer, selain itu juga telah dilaksanakan penghijauan terasering
seluas 121,9 hektar. Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) kegiatan tersebut
telah dapat menyerap tenaga kerja sekitar 176.514 hari kerja, untuk membangun prasarana
dan sarana yang tersebar di 184 kecamatan miskin dan padat penduduk.

Program penyebaran tenaga kerja bertujuan untuk menyebarkan dan memanfaatkan


tenaga kerja terdidik ke pedesaan, baik tenaga kerja sarjana maupun sarjana muda. Sarjana
dan sarjana muda ini diaktifkan sebagai pelopor pembaharuan dan pembangunan di daerah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 420
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pedesaan yang tersebar di seluruh propinsi. Kebijaksanaan ini dituangkan melalui Proyek
Pengerahan Tenaga Kerja Sukarela/Badan Usaha Tenaga Sarjana Indonesia (TKS/BUTSI).
Para tenaga kerja sukarela TKS/BUTSI bertugas dalam berbagai bidang pembangunan antara
lain sebagai tenaga penyempurnaan administrasi desa, pelaksana program kejar paket A,
penyuluh di bidang kesehatan, gizi, keluarga berencana, serta kegiatan lain yang menunjang
pembangunan. Selain itu para TKS/BUTSI turut pula membantu menyebarkan teknologi
tepat guna dan sistem padat karya. Sementara itu dalam rangka memantapkan sistem
perencanaan top down dan bottom up planning, telah ditempatkan TKS/BUTSI di
kecamatan-kecamatan dengan tugas sebagai pembantu perencanaan pembangunan desa
(P3D). Sebelum di tugaskan ke daerah pedesaan para TKS/BUTSI diberi kesempatan untuk
mengena1 daerah di mana mereka akan ditugaskan melalui latihan/penataran, yang
dimaksudkan agar para TKS/BUTSI lebih menghayati permasalahan masyarakat pedesaan.
Dalam tahun 1983/1984 jumlah TKS/BUTSI yang dikerahkan ke daerah-daerah pedesaan di
seluruh Indonesia adalah sebanyak 5.336 orang, yang berarti mengalami kenaikan 77,28
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang baru mencapai 3.010 orang. Sedangkan
dalam tahun 1984/1985 TKS/BUTSI yang dikerahkan hanya sebanyak 858 orang, yang
disebabkan adanya perubahan pola pengarahan, yaitu kepada usaha-usaha wiraswasta dan
kegiatan yang menunjang program-program Departemen Tenaga Kerja. Di samping itu,
dewasa ini sedang diadakan suatu pilot proyek untuk menempatkan tenaga kerja yang
berpendidikan sekolah menengah kejurnan seperti SPMA, sebagai tenaga kerja sukarela. Hal
ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan daerah akan tenaga kerja tersebut, dan
sekaligus untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelopor dan pembaharuan pembangunan.

Di samping kegiatan melalui proyek TKS/BUTSI, digiatkan pula program penye-


baran dan penggunaan tenaga kerja melalui kegiatan antarkerja. Dengan ditunjang oleh
informasi tenaga kerja yang tepat, mobilitas tenaga kerja dapat ditingkatkan, baik an-
tarjabatan maupun antarlokasi. Informasi pasar kerja tersebut memuat keterangan mengenai
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan menurut jenis pekerjaan , keterampilan dan imbalan
jasa yang diberikan. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa sebagai akibat dari
pembangunan maka lowongan/permintaan tenaga kerja serta penempatan tenaga kerja selalu
meningkat. Dalam tahun 1984/1985 jumlah pencari kerja yang terdaftar adalah sebanyak
708.496 orang, sedangkan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia adalah sebanyak
110.834 buah. Dalam hubungan ini tenaga kerja yang berhasil ditempatkan adalah sebanyak

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 421
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

78.390 orang. Di samping itu tenaga kerja yang telah mendapat pekerjaan atas usaha sendiri
tercatat sebanyak 450.544 orang, yang digolongkan dalam kelompok penghapusan.

Dalam rangka meningkatkan hubungan kerja dan kerjasama antarnegara, khususnya


dengan negara-negara berkembang, sejak tahun 1981 telah diselenggarakan program
pertukaran TKS antarnegara. Sampai saat ini telah dikirim sebanyak 20 orang TKS/ BUTSI
ke luar negeri, dengan perincian sebanyak 7 orang TKS/BUTSI ke Srilangka, 6 orang ke
Philipina, 2 orang ke Nepal, 1 orang ke Thailand, 2 orang ke India, dan 2 orang ke Malaysia.
Sebaliknya Indonesia telah pula menerima 22 orang TKS dari luar negeri, yang terdiri dari
sebanyak 8 orang TKS dari Srilangka, 4 orang dari Philipina, 4 orang dari Bangladesh, 4
orang dari India, 1 orang dari Fiji, dan 1 orang dari Solomon. Program ini akan dilanjutkan
dan ditingkatkan untuk tahun-tahun selanjutnya.

Dalam pada itu penggunaan dan penyebaran tenaga kerja dilakukan juga melalui
program antarkerja lokal (AK1), antarkerja antardaerah (AKAD), serta antarkerja antar-
negara (AKAN). Dengan semakin meningkatnya pembangunan di luar Jawa, maka sebagai
konsekuensinya dibutuhkan tenaga kerja yang cukup besar. Pemenuhan kebutuhan tenaga
kerja ini sebagian besar dilakukan melalui kegiatan antarkerja antardaerah (AKAD). Demi-
kian pula dengan terbukanya kesempatan kerja di luar negeri, telah dilakukan pengiriman
tenaga kerja melalui kegiatan AKAN. Melalui program tersebut, dalam tahun 1984/1985
telah disa1urkan tenaga kerja sebanyak 134.296 orang, yaitu sebanyak 11. 353 orang melalui
AKAD, 44.553 orang melalui AKAN, dan 78.390 orang melalui AK1. Sedangkan jumlah
tenaga kerja yang disa1urkan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) masing--
masing sebanyak 4.331 orang, 19.199 orang, dan 15.219 orang. Dalam pada itu penya1uran
tenaga kerja melalui AKAN sebagian besar untuk memenuhi permintaan yang bersumber
dari Timur Tengah. Masalah yang menonjol dari pelaksanaan program AKAN ini adalah
bahwa kualitas persyaratan tenaga kerja Indonesia banyak yang kurang sesuai dengan
permintaan dari luar negeri, sehingga banyak kesempatan yang ada tidak dapatdimanfaatkan
oleh tenaga kerja Indonesia. Untuk mengatasi masalah tersebut telah ditingkatkan kegiatan
latihan-latihan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan, di samping juga dilakukan
penyederhanaan prosedurnya, sehingga pemenuhan pasaran kerja di luar negeri dapat
dipenuhi dengan cepat.

Pembangunan yang sekarang sedang dilaksanakan tidak menutup kemungkinan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 422
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penggunaan tenaga kerja warga negara asing pendatang untuk bekerja di Indonesia, karena
keahlian mereka masih diperlukan. Namun demikian, untuk menjamin kesempatan kerja
bagi tenaga Indonesia diadakan upaya membatasi penggunaan tenaga kerja warga negara
asing. Dalam rangka pembatasan penggunaan tenaga asing tersebut, sesuai dengan Keppres
No. 23 tahun 1974 telah ditetapkan tiga bentuk pembatasan yang diperuntukkan bagi tenaga
kerja asing yaitu tertutup, diizinkan untuk waktu tertentu, dan terbuka untuk sementara
waktu. Sedangkan jenis jabatan yang terbuka untuk sementara umumnya terdiri dari jabatan
yang berkaitan dengan kepercayaan penanam modal, seperti manajer keuangan. Sejak
diterbitkannya Keppres tersebut hingga tahun 1984/1985 telah dilaksanakan pembatasan
penggunaan tenaga kerja asing di 24 sektor/subsektor. Adapun jumlah jenis jabatan yang
dibatasi dalam hal penggunaan tenaga kerja asing meliputi 4.328 jenis. Penentuan jenis
jabatan yang dibatasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian analisa jabatan pada
perusahaan-perusahaan di sector/subsektor yang bersangkutan.

Program latihan dan keterampilan tenaga kerja dilakukan dalam rangka meningkat-
kan produktivitas tenaga, khususnya tenaga kerja usia muda dan wanita pedesaan yang
belum memiliki pengalaman atau keterampilan. latihan diberikan juga kepada tenaga kerja
yang sudah mendapatkan lapangan kerja tertentu, khususnya bagi tenaga kerja mandiri dan
golongan ekonomi lemah yang produktivitas kerjanya rendah. Untuk menunjang hat tersebut,
dalam tahun 1984/1985 telah dilakukan pembangunan Balai Latihan Kejuruan (BLK) yang
baru, melakukan rehabilitasi dan pengembangan fasilitas latihan yang ada, serta terus
melanjutkan peningkatan latihan dalam perusahaan-perusahaan. Demikian pula telah
ditingkatkan keterampilan yang bersifat kejuruan dalam bidang-bidang yang diper1ukan bagi
pembangunan, serta latihan kepemimpinan dan kewiraswastaan. Sementara itu fasilitas
latihan kursus-kursus swasta, sebagai bagian dari sistem latihan nasional, telah diberikan
pembinaan agar pola latihan dan mutunya terus meningkat. Begitu pula daya tampung BLK
industri dan BLK pertanian yang ada, telah ditingkatkan melalui penambahan ruangan
latihan dan penambahan/penggantian peralatan latihan. Selain itu telah dilakukan pula
pembangunan BLK khusus las di Jakarta, BLK industri dan management kehutanan di
Samarinda, dan juga telah diselesaikan pembangunan 17 BLK baru bantuan dari
Internationa1 Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Di samping itu sejak tahun
1979/1980 telah mulai dilakukan pembangunan BLK industri dan pertanian (BLK mini) di
kota-kota kabupaten, dan secara bertahap telah mulai dilaksanakan latihan. Dalam tahun
1984/1985 telah terdapat 120 ibu kota Kabupaten yang memiliki BLK, sedangkan jumlah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 423
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tenaga kerja yang dilatih melalui BLK industri, BLK pertanian, Balai Pengembangan
Produktivitas Daerah (BPPD), Unit Produktivitas Nasional (UPN), dan Mobile Training Unit
(MTU) seluruhnya mencapai sebanyak 104.573 orang. Selanjutnya salah satu usaha
perluasan kesempatan kerja adalah melalui pengembangan perusahaan kecil yang modainya
relatif kecil. Dalam rangka mendayagunakan dan menghasilgunakan modal mereka, telah
ditingkatkan kemampuan pengusaha dalam manajemen usaha dan kewiraswastaan tersebut.
Dalam tahun 1984/1985 telah berhasil dilatih sebanyak 6.444 orang.

Program generasi muda diarahkan untuk meningkatkan keterampilan dan penga1ih-


an keterampilan bagi tenaga kerja muda yang berada di daerah pedesaan. Program ini
dilaksanakan melalui Proyek Pengalihan Keterampilan Pemuda Golongan Berpendapatan
Rendah yang dimulai sejak tahun pertama Pelita III. Sedangkan Program Peranan Wanita
bertujuan meningkatkan partisipasi wanita dalam pembangunan. Untuk itu telah diberikan
keterampilan kepada tenaga kerja wanita terutama yang berada di daerah pedesaan, sehingga
mereka menjadi tenaga kerja produktif, baik bagi kepentingan masyarakat maupun untuk
peningkatan kesejahteraannya.

7.8.2. Transmigrasi

Transmigrasi bertujuan untuk memperbaiki penyebaran penduduk dan tenaga kerja,


membuka dan mengembangkan daerah pertanian baru khususnya di luar Jawa dan Bali, dan
sekaligus memperkuat landasan bagi usaha-usaha pembangunan selanjutnya. Selain itu
transmigrasi juga ditujukan untuk menata kembali pemukiman agar serasi dengan sumber
alam dan lingkungan yang tersedia di samping juga merupakan bagian dari usaha penataan
penguasaan dan pemilikan tanah, baik di daerah asal maupun di daerah penerima. Untuk
menunjang hal tersebut, di daerah transmigrasi telah dilakukan pembangunan dan
penyediaan sarana, prasarana, dan fasilitas-fasilitas yang memadai sebagai landasan bagi
tumbuhnya masyarakat baru, seperti jalan, penghubung, jalan poros, jalan desa, jalan
pertanian, saluran drainase, jalur hijau, lahan usaha, perumahan, fasilitas air bersih, serta
jamban keluarga. Sedangkan dalam rangka peningkatan ekonomi dan sosia1 budaya para
transmigran, telah dilakukan pembangunan sarana dan fasilitas fisik antara lain berupa
bangunan sekolah, balai pengobatan, balai pertemuan/desa, bangunan untuk KUD, rumah
ibadah, kantor pos, dan rumah petugas beserta perlengkapannya. Semua fasilitas tersebut
tidak saja diperuntukkan bagi transmigran, tetapi juga untuk dimanfaatkan oleh masyarakat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 424
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sekitarnya. Di samping itu untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, telah
dilakukan pula pembinaan terhadap proyek pemukiman transmigrasi, yang me1iputi
penyuluhan dan pengembangan usaha tani, serta pengembangan ekonomi. Di bidang
kepemudaan dan peranan wanita telah dilakukan penyuluhan agar dapat tumbuh kader-kader
pemuda transmigran yang berwawasan luas, dan mampu untuk mengembangkan daerah
wawasannya, serta wanita-wanita transmigran yang dapat mengembangkan diri dalam
meningkatkan produksi pertanian serta hasil industri rumah tangga. Dengan adanya
pengembangan dan peningkatan kegiatan di bidang transmigrasi tersebut, diharapkan akan
dapat dicapai peningkatan taraf hidup transmigran dan masyarakat setempat.

Apabila dibandingkan dengan periode 3 Pelita yang lalu, penyelenggaraan transmi-


grasi dalam Pelita IV sudah semakin berkembang, baik dalam hal keter1ibatannya dengan
sektor/subsektor lain, maupun dalam hal kelompok masyarakat sasarannya. Dalam periode
ini penyelenggaraan transmigrasi sudah dikaitkan dengan penanganan penduduk yang masih
hidup terpencar-pencar dan berpindah-pindah, masyarakat terasing, dan penduduk yang
bertempat tinggal serta menggarap daerah kawasan hutan lindung, hutan margasatwa, suaka
alam, cagar alam, dan taman nasional. Demikian pula dengan kegiatan penataan kembali
wilayah desa yang penduduknya perlu ditambah sudah dikaitkan dengan penyelenggaraan
transmigrasi sisipan.

Dalam pada itu jumlah transmigran yang berhasil dipindahkan dan ditempatkan
terus meningkat dari Pelita ke Pelita. Selama periode Pelita III, dari target yang ditetapkan
sebesar 500.000 KK telah berhasil dipindahkan transmigran sebanyak 535.474 KK, yang
terdiri dari 365.977 KK transmigran umum dan 169.497 KK transmigran swakarsa murni.
Keberhasilan dilampauinya target ini terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah
transmigran swakarsa, yang diperkirakan sebagai dampak positif dari keberhasilan
penyelenggaraan transmigrasi umum yang dihasilkan di daerah transmigrasi. Dalam tahun
pertama Pelita IV, dari sasaran 125.000 KK baru di capai 101.888 KK, yang terdiri dari
51.558 KK transmigran umum, 1.793 KK transmigran swakarsa dengan berbantuan, dan
48.537 KK transmigran swakarsa murni. Adapun kelambanan dalam pemindahan ini antara
lain disebabkan karena penyiapan areal yang lamban, kemacetan pembukaan lahan, dan
adanya realokasi dari lokasi lama yang tidak layak dihuni ke lokasi baru yang semula
diperuntukkan bagi program tahun berikutnya. Sementara itu dalam tahap perencanaan
pemukiman transmigrasi dalam tahun pertama Pelita IV telah mulai dirintis pengembangan 5

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 425
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pola usaha baru dalam penyelenggaraan transmigrasi. Adapun ke 5 pola usaha baru tersebut
adalah pola usaha peternakan, pola usaha perikanan, pola usaha perindustrian dan
pertambangan, pola usaha budidaya hutan, dan pola usaha desa sapta marga. Selain itu dalam
rangka meningkatkan penyelenggaraan transmigrasi, kegiatan lintas sektoral untuk
mendukung pelaksanaan tersebut perlu dikoordinasikan secara terpadu. Untuk itu melalui
Keppres 59 tahun 1984 dipertegas, bahwa penyelenggaraan transmigrasi merupakan tugas
dan tanggung jawab Menteri Transmigrasi, yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu
dan terkoordinasi dengan departemen dan lembaga Pemerintah lainnya yang lingkup tugas
dan fungsinya berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan
transmigrasi dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah dapat dipindahkan
transmigran sebanyak 57.655 KK, yang terdiri dari 27.155 KK transmigran umum, 407 KK
transmigran swakarsa dengan berbantuan, serta 30.093 KK transmigran swakarsa murni.
Perkembangan hasil penempatan transmigran dapat diikuti dalam Tabel VII.67. Dalam pada
itu, indikator lain untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan transmigrasi adalah jumlah
proyek yang dapat diserahkan pembinaannya kepada Pemerintah Daerah setelah mencapai
suatu tingkat ekonomi, sosial dan administrasi tertentu. Untuk itu dalam Pelita II telah
diserahkan proyek transmigrasi sebanyak 101 buah, dalam Pelita III sebanyak 205 buah,
sedangkan dalam dua tahun pertama Repelita IV ini sudah diserahkan 58 buah proyek,
sehingga dewasa ini keseluruhan proyek transmigrasi yang sudah diserahkan adalah
sebanyak 364 proyek meliputi 160.833 KK.

Dalam pelaksanaannya, program transmigrasi masih banyak mengalami hambatan-


hambatan. Belum adanya perencanaan tata guna lahan secara nasional menyebabkan se-
ringnya terdapat perbenturan kepentingan antarsektor yang memerlukan lahan, masalah
status/legalitas lahan transmigrasi yang tidak mudah diselesaikan, serta masalah pemilihan
tempat pemukiman transmigrasi yang kurang tepat. Sementara itu teknologi pertanian pun
masih perlu disesuaikan dengan kondisi lahan transmigrasi, pelaksanaan penyiapan lahan
masih memerlukan penanganan yang cepat, bersamaan dengan kurang sesuainya kecepatan
penyiapan lahan dengan kegiatan pembangunan rumah transmigrasi, serta belum memadai-
nya pendayagunaan lingkungan. Demikian pula masih kurangnya tenaga penyuluh yang
terampil, belum memadainya sarana penerangan yang ada, belum terarahnya materi atau
informasi yang disampaikan, serta masih lemahnya pelayanan dalam angkutan, kesehatan
dan makanan bagi transmigran, kesemuanya menghambat pelaksanaan program transmigrasi.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 426
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut telah diambil kebijaksanaan untuk


mengatasi keterbatasan tersedianya lahan yang potensial untuk tanaman pangan, dengan
mengembangkan pola-pola pemukiman transmigrasi di luar pola tanaman pangandengan
harapan bahwa pola tersebut lebih toleran terhadap kondisi lahan yang ada. Sedangkan di
bidang penyiapan areal pemukiman telah ditetapkan penyediaan areal pada wilayah/ daerah
yang mempunyai tingkat kemudahan tinggi, sebagai usaha terwujudnya program
transmigrasi swakarsa, lokal, dan transmigrasi sisipan. Daerah yang dapat diprioritaskan
tersebut adalah sepanjang kiri kanan jalan lintas Sumatera, lintas Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, serta lintas Sulawesi, juga daerah-daerah perbatasan seperti Kalimantan
Utara, Irian Jaya, dan Timor Timur. Sementara itu, di bidang penyiapan lahan telah
dilakukan pemantapan prosedur administrasi, penyiapan lahan dilakukan dengan padat karya,
serta pelaksanaan dan bimbingan teknis secara terus menerus. Selanjutnya di bidang
penyiapan bangunan pemukiman telah dibuat rencana rumah tumbuh, yang kelan jutannya
akan dikembangkan oleh transmigran itu sendiri. Di samping itu juga dengan meningkatkan
penyediaan sarana air bersih, meningkatkan kemampuan dan keterampilan transmigran di
bidang pengembangan rumah transmigran, dan pemeliharaan sarana air bersih akan
membantu para transmigran. Begitu pula telah dilakukan pendayagunaan lingkungan
pemukiman didasarkan pada tipologi dan karakteristik daya dukung lingkungan. Sejalan
dengan itu, di bidang pembinaan transmigrasi telah dilakukan usaha-usaha pembinaan yang
sesuai dengan perkembangan kondisi dan ekonomi masyarakat, dengan telah mulai
diadakannya program pengembangan lahan kedua yang berorientasi pada pengembangan
Unit Pemukiman Transmigrasi sebagai pusat pelayanan dan jasa bagi daerah sekitarnya.
Program ini diutamakan bagi lokasi-lokasi yang sudah mulai berkembang namun belum
optimal di dalam pendayagunaan sumber daya yang tersedia, serta belum dikaitkan dengan
pengelolaan lingkungan hidup secara baik. Selain itu, untuk mendorong dan menciptakan
arus transmigrasi swakarsa yang semakin meningkat, telah dilakukan upaya-upaya melalui
program 3 K, yaitu kemudahan, keamanan, dan kepastian baik di daerah asal, di perjalanan
maupun di daerah transmigran.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 427
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Tabel VII. 67

HASIL PENEMPATAN TRANSMIGRASI, 1969/1970 - 1985/1986 ( kepa1a keluarga )

Persentase
Tahun Target Rea1isasi
rea1isasi
Pclita I 46.566 46.268 99,4
1969/1970 4.489 3.933 87,6
1970/1971 3.865 4.338 112,2
1971/1972 4.600 4.171 90,7
1972/1973 11.200 11.414 101,9
1973/1974 22.412 22.412 100,0
Pclita II 82.959 82.959 100,0
1974/1975 11.000 11.000 100,0
1975/1976 8.100 8.100 100,0
1976/1977 13.910 13.910 100,0
1977/1978 22.949 22.949 100,0
1978/1979 27.000 27.000 100,0
1)
Pelita III 500.000 535.474 107,1
1979/1980 50.000 51.985 104,0
1980/1981 75.000 78.359 104,5
1981/1982 100.000 100.552 100,6
1982/1983 125.000 127.970 102,4
1983/1984 150.000 166.608 111,1
Pelita IV
1984/1985 1) 125.000 101.888 81,51
1985/1986 2) 135.000 57.655 42,7
Jumlah 889.525 824.244 92,7
1 ) Angka diperbaiki, termasuk transmigran swakarsa
2) Angka sementara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 428
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

7.9. Penanaman modal

Salah satu faktor yang mendukung laju pertumbuhan pembangunan adalah peranan
sektor swasta, baik swasta nasional maupun swasta asing, yang sejak disahkannya Undang-
Undang Nomor 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dan UndangUndang
Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing telah menunjukkan perkembangan
yang cukup menggembirakan. Pengembangan penanaman modal dimaksudkan untuk
meningkatkan produksi dan memperluas lapangan kerja, yang berarti juga akan mening-
katkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor dengan
adanya industri yang menghasilkan barang-barang ekspor terutama non migas, dan
penghematan devisa yaitu dengan adanya industri substitusi impor. Demikian juga dimak-
sudkan untuk menunjang usaha pemerataan pembangunan dengan pengarahan penanaman
modal ke daerah-daerah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah investasi yang telah disetujui
Pemerintah, baik untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun untuk penanaman
modal asing (PMA) , yang terus mengalami peningkatan, yang berarti pula bahwa iklim
usaha telah memberikan rangsangan daya tumbuh yang cukup baik. Sementara itu telah
terjadi pergeseran orientasi penanaman modal, yaitu 4ari orientasi semula untuk membuat
produk yang bersifat hilir, ke produk-produk yang bersifat lebih hu1u. Hal ini berarti bahwa
dunia usaha telah semakin mendukung prioritas pembangunan dalam Pelita IV, yaitu
meningkatkan industri yang menghasilkan mesin-mesin industri sendiri serta bahan baku dan
bahan peno1ong bagi industri dalam negeri. Di samping itu dari pergeseran ini diharapkan
akan lebih mendorong hadirnya proyek-proyek yang berteknoIogi ringgi, dan berlokasi di
daerah-daerah penghasil bahan baku yang berarti menyebar lebih merata ke daerah-daerah di
luar pulau Jawa. Rea1isasi sampai saat ini sebagian besar proyek-proyek baik dalam rangka
PMDN maupun PMA masih terkonsentrasi di pulau Jawa, yaitu 67,4 persen untuk PMDN
dan 63,4 persen untuk PMA.

Sejalan dengan usaha-usaha yang telah dikembangkan untuk merangsang pertum-


buhan PMDN dan PMA, telah timbul pula hambatan-hambatan, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri. Hal ini antara lain dapat dirasakan dari semakin sulitnya menarik
investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena adanya saingansaingan dari
negara-negara berkembang yang berdekatan dengan Indonesia seperti Malaysia, Singapura
dan Thailand, di samping juga dari negara-negara industri baru seperti Korea dan Taiwan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 429
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Selain itu RRC yang mempunyai potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, telah lebih
membuka diri bagi masuknya investor asing. Sementara itu gejala resesi ekonomi dunia yang
mencapai titik paling buruk pada tahun 1982 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan
membaik. Hal-hal diatas adalah merupakan sebagian daripada tantangan yang harus dihadapi,
di samping hambatan-hambatan lain seperti penyebaran investasi yang belum merata,
kejenuhan yang terjadi untuk bidang-bidang usaha yang bersifat hilir, serta masih tingginya
suku bunga bank yang menyebabkan pemilik modal cenderung menyimpan uangnya di bank
daripada investasi dengan segala risikonya.

Menyadari bahwa pembangunan masih membutuhkan modal yang besar, bahkan


semakin besar untuk tahun-tahun selanjutnya, berbagai upaya guna menarik para investor
untuk turut berpartisipasi di dalamnya terus dilakukan. Di samping kebijaksanaan yang telah
dilakukan seperti diterbitkannya daftar skala prioritas (DSP), penyempurnaan organisasi dan
tata kerja badan koordinasi penanaman modal (BKPM), juga telah dilakukan
penyederhanaan prosedur perizinan penanaman modal, pemberian kemudahan-kemudahan
untuk bidang-bidang tertentu yang memang diprioritaskan, dibukanya kesempatan yang
lebih luas bagi penanaman modal dalam berbagai biding yang selama ini tertutup untuk
investasi PMA dan PMDN, serta memperluas pasaran di luar negeri seperti ke negara-negara
Eropa Timur. Di samping itu faktor-faktor lain yang dapat menjadi daya tarik penanaman
modal seperti terjaminnya kestabilan politik dan keamanan, pertumbuhan ekonomi yang
cukup mantap, potensi pasar dalam negeri yang cukup besar, tersedianya sumberdaya alam
yang melimpah, tenaga kerja yang relatif murah, serta tidak adanya pembatasan lalu lintas
devisa, akan terus diupayakan peningkatannya. Sejalan dengan itu dalam rangka membantu
para pemilik modal golongan menengah ke bawah termasuk koperasi, Pemerintah
merencanakan membuat studi kelayakan yang bersifat "pra studi kelayakan" terhadap
proyek-proyek di daerah, yang mempunyai potensi untuk dikembangkan secara ekonomis
dengan modal yang tidak terlalu besar.

Dengan usaha-usaha di atas diharapkan terciptanya iklim investasi yang dapat


menjamin investasi yang sudah ada tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, bukan
saja dalam masa Pelita IV, tetapi juga dalam tahun-tahun selanjutnya. Namun demikian perlu
pula diingat bahwa hasil yang akan dicapai tidaklah sepenuhnya tergantung kepada usaha
yang telah dilakukan saja, karena bagaimanapun juga gejolak perekonomian dunia akan tetap

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 430
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

berpengaruh terhadap perekonomian, khususnya pada iklim investasi, sebagai konsekuensi


daripada sistem keterbukaan ekonomi yang kita anut. Perkembangan lebih terinci di bidang
penanaman modal dapat diikuti dalam uraian berikut ini.

7.9.1. Penanaman modal dalam negeri

Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 6 tahun 1968 tentang penanaman


modal dalam negeri sampai dengan tahun kedua Pelita IV, tercatat sebanyak 4.145 buah
proyek PMDN yang telah disetujui Pemerintah ,dengan rencana investasi sebesar Rp 23,9
tri1yun. Apabila ditinjau dari sudut bidang usaha, bidang industri adalah yang paling banyak
menarik minat para investor, yakni sebesar 68,9 persen atau sebanyak 2.857 buah proyek,
dengan rencana investasi sebesar Rp 15,8 trilyun. Se1anjutnya adalah bidang kehutanan
dengan 465 buah proyek dan rencana investasi sebesar Rp 1,4 trilyun, bidang
perhubungan/pariwisata dengan 413 buah proyek dan rencana investasi sebesar Rp 1,8
trilyun, serta bidang pertanian dengan 218 buah proyek dan rencana investasi sebesar Rp 1,9
tri1yun lebih. Sedangkan di bidang-bidang pertambangan, perikanan, jasa, pengangkutan dan
tenaga 1istrik umumnya mempunyai kurang dari 100 buah proyek dengan rencana investasi
secara keseluruhan sebesar Rp 2,8 trilyun. Gambaran lebih terinci mengenai proyek-proyek
penanaman modal dalam negeri yang telah disetujui Pemerintah menurut bidang usaha
sampai dengan bulan Juli 1985 dapat dilihat pada Tabel VII.68.

Dalam pada itu orientasi penanam modal dalam membangun proyeknya ditujukan
kepada terjaminnya pasar yaitu daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu, dari segi
lokasi proyek sampai saat ini pulau Jawa tetap merupakan favorit bagi para investor

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 431
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 432


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

untuk menanamkan modalnya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek yaitu 2.762 buah (64,3
perseh) dengan rencana investasi sebesar Rp 15,3 tri1yun berlokasi di pulau Jawa. Untuk itu
guna merangsang penyebaran lokasi proyek yang lebih merata ke seluruh wilayah tanah air,
maka berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah antara lain berupa penyediaan prasarana
dari sarana perhubungan yang lebih memadai. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
mempermudah pengangkutan produk akhir menuju lokasi pasar, serta pembukaan lahan
pemukiman baru yang dikaitkan dengan program transmigrasi yang pada gilirannya
diharapkan akan merupakan potensi pasar dan tenaga kerja, di samping beberapa kemudahan
yang diberikan khusus untuk proyek-proyek yang didirikan di luar pulau Jawa. Proyek-
proyek penanaman modal dalam negeri yang telah disetujui Pemerintah menurut lokasi
usaha dapat dilihat pada Tabel VII.69.

7.9.2. Penanaman modal asing

Wa1aupun kehadiran PMA diharapkan hanyalah sebagai pelengkap dalam struktur


penanaman modal, tidaklah berarti bahwa usaha untuk menarik para investor asing tidak
digiatkan. Bahkan untuk beberapa bidang tertentu kehadiran PMA sangat diharapkan yaitu
khususnya untuk bidang-bidang yang membutuhkan teknologi tinggi dan padat modal serta
belum mampu dilaksanakan oleh investor Indonesia sendiri, sepanjang hal itu tidak
mempunyai tendensi politik yang merugikan. Oleh karena itu guna memperkenalkan dan
memberikan informasi yang lebih baik dan terarah tentang potensi dan prospek kegiatan
penanaman modal di Indonesia, maka di luar negeri telah dibuka 3 perwakilan badan
koordinasi penanaman modal (BKPM) masing-masing di New York, Paris dan Frankfurt. Di
samping itu beberapa perwakilan RI di luar negeri ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan
promosi investasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kedutaan besar RI di
Washington DC, Bonn, Den Haag, 1ondon, Paris dan Tokyo. Sementara itu sampai dengan
bulan Juli 1985, jumlah proyek PMA yang telah disetujui Pemerintah adalah sebanyak 795
buah proyek dengan rencana investasi sebesar US $ 15,1 milyar. Dari jumlah tersebut, 503
buah proyek (63,3 persen) dengan rencana investasi sebesar US $ 11,4 mi1yar (75,5 persen)
bergerak di bidang industri. Sedangkan bidang-bidang lainnya seperti pengangkutan/prasa-
rana (67 proyek), jasa/usaha lainnya (59 proyek), pertanian (50 proyek), kehutanan (45
proyek), perhubungan/pariwisata (33 proyek), perikanan (23 proyek), dan pertambangan (15
proyek) mempunyai rencana investasi secara keseluruhan hanya sebesar US $ 3,7 milyar.
Perkembangan penanaman modal asing yang telah disetujui Pemerintah menurut bidang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 433
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

usaha dapat diikuti pada Tabel VII.70.

Sebagaimana halnya dengan PMDN, pulau Jawa adalah merupakan lokasi yang
menjadi favorit bagi para investor PMA untuk menanamkan modalnya. Hal ini dapat dilihat
dari sejumlah 795 buah proyek yang telah disetujui Pemerintah sampai dengan bulan Juli
1985, yaitu 578 buah atau sebesar 72,7 persen diantaranya berlokasi di pulau Jawa. Dari
jumlah tersebut, DKI Jakarta menampung sebanyak 301 buah proyek dengan rencana
investasi sebesar USI$ 3,8 milyar, dan Jawa Barat mempunyai 190 buah proyek dengan
rencana investasi sebesar US $ 4,6 milyar. Sedangkan Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan
Jawa Timur menampung sebanyak 87 buah proyek dengan rencana investasi secara
keseluruhan sekitar US $ 1,0 milyar. Sementara itu daerah lain di luar pulau Jawa yang
cukup menonjol dalam menarik minat para investor adalah Sumatera Utara dengan 39 buah
proyek dan rencana investasi sebesar US $ 1,9 milyar, Riau dengan 24 proyek dan rencana
investasi sebesar US $ 592,6 juta, Kalimantan Tengah d,engan 17 proyek dan rencana
investasi sebesar US $ 96,4 juta, Irian Jaya dengan 15 proyek dab rencana investasi sebesar
US $ 368,3 juta, Kalimantan Timur dengan 13 proyek dan rencana investasi sebesar US $
119,8 juta, serta Sumatera Selatan dengan 11 proyek dan rencana investasi sebesar US $ 52,2
juta. Sedangkan untuk propinsi-propinsi lainnya rata-rata hanya menampung dibawah 10
proyek (lihat Tabel VII.71.).

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 434
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 435


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 436


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 437
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Apabila kita lihat dari negara asal investor, maka Jepang adalah yang paling banyak
menaruh minat dalam menanamkan modalnya di Indonesia, baik ditinjau dari jumlah proyek
maupun besarnya nilai rencana investasi yang telah disetujui. Dari 794 buah proyek yang ada,
207 buah (26,1 persen) diantaranya berasal dari Jepang dengan rencana investasi sebesar US
$ 4,9 mi1yar. Negara berikutnya adalah Hong Kong dengan 123 buah proyek dan rencana
investasi sebesar US $ 2,0 milyar, serta Amerika Serikat dengan 75 buah proyek dan rencana
investasi sebesar US $ 772,4 juta. Gambaran selengkapnya mengenai proyek-proyek
penanaman modal aging yang telah disetujui Pemerintah menurut negara asal sampai dengan
bulan Juli 1985 dapat dilihat pada Tabel VII.72.

7.10. Pembinaan dunia usaha

Pembinaan dunia usaha yang me1iputi pengembangan usaha swasta nasional, kope-
rasi, dan perusahaan milik negara, merupakan salah satu usaha yang ikut menentukan
keberhasilan pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Khususnya terhadap usaha
swasta nasional dalam bentuk usaha-usaha kecil yang tersebar hampir di seluruh pe1osok
tanah air dengan permodalan dan pengusahaan yang masih lemah, Pemerintah telah mem
berikan pengarahan, bimbingan serta menciptakan iklim yang dapat mendorong pertum-
buhannya.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 438
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 439


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 440


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Di bidang perkoperasian, kebijaksanaan yang ditempuh Pemerintah dalam Pelita IV


adalah meningkatkan peranan dan kemampuannya, melalui program pembinaan kelembaga-
an, program pengembangan usaha, program pendidikan, dan program penelitian koperasi.
Pembinaan kelembagaan dilaksanakan berdasarkan kepada sendi-sendi dasar koperasi,
dengan mengutamakan pembinaan organisasi koperasi primer. Dengan pembinaan koperasi-
koperasi primer, diharapkan partisipasi para anggota dalam kegiatan ekonomi menjadi
semakin besar, serta perlengkapan organisasi seperti rapat anggota, pengurus, dan badan
pemeriksa semakin berfungsi secara berhasilguna. Sebagai pelaksanaan program tersebut,
telah diselenggarakan penerangan, penyuluhan dan latihan, serta penataran perkoperasian,
baik kepada para pengurus, badan pemeriksa, dan anggota koperasi maupun kepada
masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengertian
tentang hak dan kewajiban anggota koperasi, serta cara-cara melaksanakan hak dan
kewajibannya itu. Selain itu telah dilaksanakan pula kegiatan penerangan yang bertujuan
untuk meningkatkan pengertian masyarakat pada umumnya tentang pentingnya berkoperasi.
Usaha memasyarakatkan koperasi dilakukan antara lain melalui pameran, penu1isan di
dalam surat kabar dan buletin, penyebarluasan buku-buku dan brosur perkoperasian, serta
penerangan melalui media elektronika seperti radio, televisi, dan pemutaran film. Sedangkan
kegiatan penyuluhan perkoperasian dilaksanakan melalui kaderisasi, kunjungan langsung ke
koperasi-koperasi, dan ceramah. Selanjutnya dalam rangka pembinaan pengembangan usaha
koperasi, telah dilaksanakan usaha peningkatan kemampuan perencanaan usaha koperasi
primer khususnya KUD, dalam memanfaatkan berbagai fasilitas perkreditan yang tersedia
bagi pertumbuhan usahanya. Selain itu juga dilakukan pembinaan usaha koperasi simpan
pinjam agar mampu berperan aktif dalam mengisi kebutuhan para anggota koperasi, serta
dikembangkan pula kerja sama dan jalinan usaha antara koperasi primer dengan koperasi
sekundernya, di samping memantapkan dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan
koperasi. Program pembinaan kelembagaan dan program pembinaan pengembangan usaha
koperasi tersebut telah dilaksanakan pula di daerah-daerah transmigrasi dan daerah terpenci1.

Dalam pada itu kemajuan koperasi/KUD sangat ditentukan oleh tenaga-tenaga yang
tersangkut dalam kegiatan koperasi, terutama mengenai tingkat pengetahuan dan
keterampilannya. Sehubungan dengan itu, berbagai jenis kursus pendidikan, latihan, dan
penataran perkoperasian,baik bagi pengurus, badan pemeriksa, karyawan, kader maupun
anggota koperasi/KUD, dari Pelita ke Pelita terus ditingkatkan. Jumlah kader yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 441
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

memperoleh pendidikan perkoperasian selama Pelita I adalah sebanyak 36.708 orang, dalam
Pelita II sebanyak 46.070 orang dan dalam Pelita III sebanyak 103.814 orang, sedangkan
dalam tahun pertama Pelita IV telah dicapai sebanyak 20.858 orang.

Sementara itu pelaksanaan pembinaan ke1embagaan, telah menunjukkan hasil


antara lain bernpa semakin banyaknya jumlah koperasi. Dalam tahun 1968 jumlah koperasi
adalah sebanyak 9.339 buah, sedangkan dalam tahun 1984 jumlahnya telah menjadi 26.179
buah. Sejalan dengan bertambahnya jumlah koperasi, keanggotaan koperasi juga mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat. Bi1a dalam tahun 1968 jumlah anggota koperasi primer baru
sebanyak 1.509 ribu orang, maka dalam tahun pertama Pelita IV telah menjadi 13.902 ribu
orang. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa wadah koperasi telah menyebar hampir ke
seluruh lapisan masyarakat. Perkembangan jumlah BUUD dan KUD di seluruh Indonesia
dapat dilihat pada Tabel VI1.73.

Dalam pada itu wa1aupun jumlah BUUD/KUD makin meningkat, namun jumlah
modal yang diperoleh dari simpanan para anggota masih sangat terbatas karena pada umum-
nya anggota koperasi terdiri dari golongan ekonomi lemah. Untuk itu dalam rangka lebih
meningkatkan swadaya koperasi, kegiatan pemupukan modal, baik melalui intesifikasi
pemasukan simpanan anggota maupun melalui penyisihan sebagian sisa hasil usahanya,
terus ditingkatkan. Perkembangan jumlah dan simpanan koperasi dapat dilihat pada Tabel
VI1.74. Sementara itu usaha perkreditan yang disalurkan oleh koperasi juga mengalami
peningkatan, terntama yang berupa kredit candak kulak (KCK), yaitu kredit yang diper-
untukkan bagi pedagang dan pengusaha kecil. Kredit tersebut yang dapat diperoleh dari
KUD dengan prosedur yang sederhana dan bunga yang ringan, terus mengalami peningkatan
tidak hanya dalam vo1umenya tetapi juga jumlah nasabahnya. Apabila dalam tahun 1984/
1985 jumlah nasabah penerima kredit adalah sebanyak 13.893.891 orang dengan jumlah
kredit sebesar Rp 166.861,7 juta, maka dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juni)
jumlah-jumlah tersebut telah meningkat masing-masing menjadi 14.322.621 orang dan Rp
184.979,7 juta.

Peranan KUD dalam pengadaan dan pemasaran pangan tampak dari perkembangan
pembelian gabah dan beras dari petani. Keikutsertaan KUD dalam pengadaan pangan untuk
sarana penyangga nasional dimulai sejak tahun 1973, yang dimaksudkan agar KUD mem-
peroleh kesempatan untuk mengembangkan kemampuan usahanya. Adapun jumlah KUD

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 442
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

yang ikut serta dalam pengadaan pangan dalam tahun 1984/1985 adalah sebanyak 2.291
buah, dengan jumlah beras yang terkumpul sebanyak 2.046,4 ribu ton, sedangkan dalam
tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) jumlah KUD yang ikut serta adalah
sebanyak 1.954 buah dengan jumlah beras sebanyak 1.282,6 ribu ton. Dalam kaitannya
dengan peningkatan produksi pangan, koperasi/KUD ikut serta secara aktif menyalurkan
pupuk dan insektisida/pestisida kepada petani. Dalam musim tanam (MT) 1984, 3.555 unit
KUD menyalurkan pupuk sebanyak 143.398 ton, dan 2.365 unit KUD menyalurkan insekti-
sida/pestisida sebanyak 532.167 kg/liter. Sedangkan dalam MT 1985 sebanyak 3.078 unit
KUD menyalurkan 77.245 ton pupuk dan 1.380 unit KUD menyalurkan sebanyak 294.310
kg/liter insektisida/pestisida.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 443
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 444


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 445
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 446


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Koperasi/KUD juga telah mengusahakan pemasaran komoditi-komoditi perkebunan


rakyat seperti kopra, cengkeh, tebu dan lain sebagainya. Dalam tahun 1984/l985, koperasi
yang ikut memasarkan kopra berjumlah 202 buah dengan jumlah pembelian sebanyak 47,1
ribu ton yang bemilai Rp 14.980,8 juta, sedangkan jumlah penjualan mencapai 45,1 ribu ton
yang bemilai Rp 16.061,6 juta. Kemudian dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli)
terdapat 196 buah koperasi yang melaksanakan pembelian 34,8 ribu ton kopra seharga Rp
9.822,6 juta dan menjual 33,3 ribu ton kopra bemilai Rp 10.057,3 juta. Di samping itu dalam
pelaksanaan kebijaksanaan harga dasar cengkeh, tahun 1984 terdapat 228 buah koperasi
yang melaksanakan pembelian cengkeh yang berhasil mengumpulkan 7.659,5 ton seharga
Rp 18.538,7 juta, dan menjual sebanyak 7.924,4 ton seharga Rp 64.397,7 juta. Sedangkan
dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) tercatat 298 buah koperasi yang membeli
1.124,1 ton cengkeh dengan nilai Rp 9.111,2 juta, dan menjual l.ll5,2 ton cengkeh bemilai
Rp 9.136,1 juta. Selain itu KUD yang berada di pulau Jawa sejak tahun 1981 memperoleh
kesempatan untuk ikut aktif di bidang tebu rakyat intensifikasi (TRI), dengan maksud untuk
meningkatkan pelayanan kepada para petani tebu terutama dalam penyediaan paket kredit
dan. pemasaran gula. Dalam tahun 1984/1985, jumlah KUD yang bergerak di bidang TRI
adalah sebanyak 717 buah yang menyalurkan kredit sebesar Rp 120.234 juta, sedangkan
dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) terdapat 543 buah KUD yang menangani
kredit sebesar Rp 35.218,9 juta. Dalam pada itu penyaluran gula pasir yang dilakukan KUD
dalam tahun 1984 mencapai 474.430 ton, sedangkan sampai bulan Mei 1985 telah disalurkan
sebanyak 170.675 ton.

Di bidang perikanan rakyat, koperasi telah melakukan pembinaan usaha, terutama di


daerah-daerah yang mempunyai potensi perikanan rakyat yang besar, seperti Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, Maluku, dan beberapa daerah lainnya. Dalam tahun 1984, jumlah koperasi perikanan
rakyat adalah sebanyak 645 buah dengan anggota sebanyak 148.520 orang dan nilai usaha
sebesar Rp 71.434 juta. Selanjutnya dalam tahun kedua Pelita IV (sampai dengan bulan Juli
1985) jumlah koperasi tersebut telah meningkat menjadi 685 buah dengan anggota 155.528
orang, dan nilai usaha meneapai Rp 72.221 juta.

Demikian juga di bidang peternakan rakyat, KUD ikut melakukan kegiatan seeara

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 447
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

intensif meliputi penyaluran bibit unggul, penyaluran makanan ternak, penyaluran obat-
obatan dan alat-alat kesehatan ternak, serta pemasaran produk ternak yang dihasilkan. Dalam
tahun pertama Pelita IV terdapat sebanyak 514 buah koperasi yang mempunyai anggota
sebanyak 51.673 orang, serta nilai usahanya sebesar Rp 87.344,5 juta. Sedangkan dalam
tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli) telah meningkat menjadi sebanyak 560 buah
koperasi, dengan 52.260 anggota dan nilai usaha sebesar Rp 100.729,1 juta. Sementara itu
jumlah koperasi susu telah meneapai 183 buah dengan anggota sebanyak 42.965 peternak.
Sedangkan jumlah sapi betina yang dimiliki dan jumlah susu yang dapat ditampung oleh
anggota koperasi dalam tahun 1984/1985, masing-masing sebanyak 161.000 ekor dan 195
juta liter. Kemudian dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli), jumlah sapi yang
dimiliki dan susu yang dapat ditampung masing-masing mencapai 166.031 ekor sapi betina
dan 153 juta liter susu sapi.

Sebagaimana telah dilakukan dalam tahun-tahun lalu, kebijaksanaan untuk


membantu usaha kerajinan rakyat dan industri kecil dilakukan dengan meningkatkan
kerjasama, baik antarkoperasi maupun antara koperasi dengan badan usaha lainnya, dengan
prinsip saling menguntungkan, seperti dalam pengadaan bahan baku, produksi, serta
pemasaran hasilnya. Perlu ditambahkan bahwa karena kegiatan kerajinan rakyat dan industri
kecil kebanyakan tersebar di daerah-daerah pedesaan dan menyerap banyak tenaga kerja,
maka langkah-Langkah ini akan terus ditingkatkan dan disempurnakan sekaligus untuk
menjadikan koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia. Dalam tahun 1983 jumlah
koperasi yang mengelola dan mengkoordinir pengrajin adalah sebanyak 675 buah, berang-
gotakan sebanyak 65.201 orang, dengan usaha senilai Rp 210.147,3 juta. Sedangkan dalam
tahun 1984 telah meningkat menjadi sebanyak 850 buah yang beranggotakan 79.745 orang,
dengan nilai usaha sebesar Rp 550.750,8 juta. Sementara itu penggabungan industri kecil
yang memproduksi tahu dan tempe ke dalam koperasi tahu dan tempe Indonesia (Kopti)
telah diwujudkan sejak tahun 1979. Dalam tahun 1985 (sampai dengan bulan Mei)
jumlahnya meneapai sebanyak 67 buah, dengan anggota 32.326 orang, meliputi modal
sebesar Rp 8.595.7 juta, dan telah menyalurkan sebanyak 22.921,7 ton kedelai.

Koperasi jasa yang bergerak di bidang jasa angkutan, pembinaannya telah dilakukan
seeara intensif sejak awal Pelita III. Jenis jasa angkutan yang dikelola koperasi meliputi jasa
angkutan darat, angkutan laut dan angkutan sungai. Dalam tahun pertama Pelita IV, koperasi
di bidang angkutan darat berjumlah l08 buah yang tersebar di 25 propinsi dengan jumlah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 448
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

anggota sebanyak 22.850 orang, dan jumlah armada sebanyak 5.650 unit. Disamping itu di
bidang angkutan laut/sungai terdapat 37 buah koperasi yang tersebar di 17 propinsi, dan
jumlah anggotanya sebanyak 3.242 orang, dengan armada sebanyak 394 unit. Sementara itu
usaha pengembangan pemasaran listrik pedesaan dilakukan oleh koperasi bersama-sama
dengan PLN, sehingga koperasi-koperasi tersebut bertanggung jawab atas pemanfaatan
listrik yang dibangkitkan dan disediakan oleh PLN. Dalam tahun pertama Pelita IV, jumlah
koperasi/KUD yang berperan sebagai distributor listrik pedesaaan telah mencapai sebanyak
477 buah koperasi/KUD yang tersebar di 17 propinsi. Sedangkan hasil pendistribusian daya
listrik telah meliputi 1.578 desa, dengan jumlah langganan sebanyak 309.226 rumah.
Selanjutnya dalam usaha pembinaan koperasi yang lebih berhasil dan berdaya guna, telah
pula ditingkatkan pendidikan dan keterampilan petugas pembina di lingkungan Departemen
Koperasi, di samping juga dilakukan kegiatan penelitian perkoperasian.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 449
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

BAB VIII

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN SOSIAL DAN PEMBANGUNANDAERAH

8.l. Pendahuluan

Pembangunan nasional yang diselenggarakan hingga saat ini adalah pembangunan


yang bersifat menyeluruh untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur baik material maupun spiritual. Oleh sebab itu, walaupun bidang ekonomi menem-
pari prioritas pertama dalam pembangunan nasional, tidaklah berarti bahwa manusia sebagai
salah satu unsur terpenting akan dikesampingkan, bahkan senantiasa ditingkatkan
peranannya dalam kegiatan pembangunan. Hal ini tiada lain dimaksudkan agar keberhasilan
pembangunan dapat mendukung proses terciptanya masyarakat Indonesia yang maju, dan
tetap memiliki kepribadian kuat berdasarkan Pancasila.

Berpijak dari pola kebijaksanaan pembangunan tersebut, pembangunan di bidang


agama terus dikembangkan agar manifestasi dari kataqwaan masyarakat Indonesia kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi oleh tuntunan agama benar-benar dapat diwujudkan
dalam perbuatan. Unruk itu kehidupan keagamaan terus dibina dan dipupuk dalam suasana
hidup rukun di antara sesama dan semua umat beragama serta penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga umat beragama yang merupakan bagian terbesar
daripada rakyat Indonesia dapat dijadikan modal utama bagi pembangunan nasional. Dalam
kaitannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, bidang pendidikan memiliki peranan yang besar. Oleh karena itu kepada bidang
pendidikan diberikan prioritas tinggi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa ke arab
terwujudnya modernisasi masyarakat yang tetap berlandaskan pada budaya bangsa, dan
terbentuknya integrasi nasional berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Ruang lingkup
pelaksanaannya lebih dititikberatkan kepada pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan, tanpa mengabaikan kualitas keluaran yang dihasilkannya. Erat hubungannya
dengan pembangunan pendidikan, kebudayaan nasional senantiasa dipertahankan
kelestariannya dan dikembangkan melalui penerapan nilai-nilai luhur sesuai dengan norma-
norma Pancasila.

Sementara itu investasi manusia yang dikembangkan melalui bidang pendidikan dan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 450
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kebudayaan tersebut, perlu ditopang dengan kondisi fisik dan jiwa yang sehat dari setiap
insan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
pembangunan di bidang kesehatan lebih diserasikan dan diseimbangkan dengan lajunya
pembangunan di bidang lainnya. Sejalan dengan itu, program kependudukan dan keluarga
berencana telah memberikan andil yang tidak kecil artinya. Kegiatannya tidak sekedar
menanggulangi akibat yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, melainkan
telah berkembang menuju cita-cita yang luhur, yakni melembagakan dan membudayakan
norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Selanjutnya dalam rangka perbaikan
kesejahteraan rakyat, pembangunan di bidang kesejahteraan sosial lebih diutamakan untuk
mengupayakan agar tidak seorang warga negarapun tertinggal dan tidak terjangkau dalam
proses pembangunan. Hal ini tidak terlepas dari usaha untuk mewujudkan kondisi sosial
yang dinamis dalam kehidupan individu, keluarga dan masyarakat, yang diliputi rasa
keselamatan, kesusilaan, keamanan, ketertiban dan ketenteraman lahir batin, serta memiliki
harga diri dan kepercayaan diri sendiri. Dalam hubungannya dengan usaha untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan dan keadilan sosial, dibutuhkan perwujudan
ketertiban dan keadilan. Oleh karena itu produk-produk dalam pembangunan hukum
diusahakan agar benar-benar dapat berfungsi sebagai landasan dan sekaligus penunjang bagi
pembangunan. Dengan didukung oleh pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan
yang sesuai dengan doktrin pertahanan dan keamanan nasional, diciptakanlab sistem
pertahanan rakyat semesta beserta ABRI dan Polri sebagai kekuatan intinya untuk
mengamankan jalannya pembangunan.

Dalam pada itu pemerataan pembangunan sebagaimana tercermin dari berbagai


proyek pembangunan sektoral, regional maupun proyek-proyek Inpres memberikan petunjuk
betapa besar perhatian Pemerintah dalam mempercepat terwujudnya kemakmuran dan
kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga ditujukan untuk memperkuat
terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi dan kesatuan sosial budaya, sehingga
terjamin keserasian laju pertumbuhan antardaerah. Namun tetap disadari bahwa usaha besar
dan berskala nasional tersebut tidak mungkin membawa hasil yang diharapkan tanpa
ditopang sikap mental yang baik dan tekad yang besar dari penyelenggara negara serta
partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. Oleh sebab itu tugas penerangan tidak hanya
sekedar penyampai berita, melainkan harus dapat merangsang masyarakat, membangkitkan
sikap optimis, membina dan mengembangkan partisipasi seluruh rakyat Indonesia dalam
pembangunan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 451
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

8.2. Agama

Memasuki tahun kedua Pelita IV, pembangunan di bidang agama yang selama ini
dilaksanakan telah membuahkan hasil yang memadai. Hal ini terlihat antara lain pada
suasana kerukunan hidup masyarakat beragama, baik antara sesama pemeluk suatu agama
maupun antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lainnya. Keadaan
tersebut selain dapat memperkokoh kesatuan dan persatuan nasional juga memberikan
perasaan tenteram bagi para pemeluk agamanya masing-masing di dalam melaksanakan
ibadahnya. Dengan dikembangkannya motivasi-motivasi yang bersumber dari ajaran agama,
yang sekaligus melibatkan para pemuka agama menjadi juru bicara pembangunan sesuai
dengan lingkungannya, maka peranserta umat beragama dalam pembangunan dapat lebih
ditingkatkan, sedangkan wadah musyawarah antara umat beragama yang telah dibentuk pada
tahun 1980 mulai berfungsi lebih efektif. Untuk menunjang pembangunan di bidang agama
selain dilakukan pembinaan tata kehidupan beragama, juga ditingkatkan mutu pendidikan
agama dan relevansinya dengan pembangunan sehingga mampu meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, budi pekerti, kepribadian,
semangat kebangsaan, dan cinta tanah air.

8.2.l. Pembinaan tata kehidupan beragama

Pembinaan tata kehidupan beragama dilakukan dengan meningkatkan pembangunan


sarana dan prasarana kehidupan beragama, penerangan dan bimbingan hidup beragama serta
pelayanan ibadah haji. Sebagai perwujudan dari pembangunan sarana dan prasarana
kehidupan beragama, dalam tahun kedua Pelita IV (tahun 1985/1986) telah ditingkatkan
bantuan pembangunan/rehabilitasi tempat-tempat peribadatan, pembangunan balai nikah dan
balai sidang pengadilan agama, serta penyediaan kitab suci berbagai agama. Bantuan
pembangunan/rehabilitasi tempat-tempat peribadatan dimaksudkan untuk memberikan
dorongan terhadap swadaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tempat peribadatan
yang layak dan menyatu dengan lingkungannya. Menjelang dimulainya Pelita I, tempat
peribadatan di Indonesia yang hanya berjumlah 380.951 buah, pada akhir Pelita III telah
meningkat menjadi sebanyak 577.660 buah, dan pada akhir tahun pertama Pelita IV
(1984/1985) menjadi sebanyak 585.923 buah. Jumlah tempat peribadatan yang dibantu/-
direhabilitasi oleh Pemerintah dalam Pelita III adalah sebanyak 12.641 buah, dan dalam

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 452
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tahun 1984/1985 sebanyak 3.791 buah. Jumlah bantuan pembangunan/rehabilitasi tempat--


tempat peribadatan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) terus mengalami
peningkatan yaitu mencakup sebanyak 5.043 buah, yang berarti meningkat sebanyak 1.252
buah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di samping itu dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada pelaksanaan perkawinan, yang sekaligus sebagai wadah
pembinaan kesejahteraan keluarga, telah dibangun sejumlah balai nikah dan balai sidang
pengadilan .agama. Sejalan dengan itu dalam Pelita III telah dibangun 1.572 balai nikah,
sedangkan dalam tahun pertama Pelita IV (1984/1985) telah dibangun 587 buah, dan dalam
tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dibangun sejumlah 455 buah. Balai
nikah tersebut selain berfungsi untuk memberikan pelayanan dan kemudahan perkawinan,
juga untuk menunjang pelaksanaan program kesejahteraan keluarga dan keluarga berencana.
Selain itu dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dibangun/ diperluas
7 balai sidang pengadilan agama tingkat banding, dan 22 buah balai sidang pengadilan
agama tingkat pertama.

Untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan kitab suci dan
mengembangkan penafsiran kitab suci, dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan
Agustus) tdah diterbitkan sebanyak 1.812.834 buah kitab suci, dengan rincian 1.415.000
buah kitab suci agama Islam, 152.784 buah kitab suci agama Protestan, 132.050 buah kitab
suci agama Katolik, 93.000 buah kitab suci agama Hindu, dan 20.000 buah kitab suci agama
Budha. Sedangkan untuk mengurangi timbulnya masalah yang disebabkan adanya
bermacam-macam sistem penulisan, telah disusun kitab suci Al Quran standar.

Dalam pada itu untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengamalan


agama, memantapkan kerukunan hidup beragama, serta meningkatkan pengamalan Pancasila,
kegiatan penerangan dan bimbingan hidup beragama terus ditingkatkan antara lain berupa
kegiatan penyuluhan agama dan pembinaan kerukunan hidup beragama. Adapun penyuluhan
agama diberikan kepada masyarakat dari berbagai kelompok antara lain terhadap bekas
aktivis G-30-S/PKI, remaja, narapidana, para transmigran, suku terasing, dan kelompok
khusus lainnya seperti tunasusila serta tunawisma. Sedangkan materi penyuluhan agama juga
telah diperluas, yaitu tidak hanya berhubungan dengan pelaksanaan ibadah sehari-hari tetapi
juga menyangkut aspek-aspek pembangunan lainnya seperti keluarga berencana, peranan,
wanita, generasi muda, lingkungan hidup, perbaikan gizi keluarga, dan lain sebagainya.
Sehubungan dengan itu, dalam dua tahun pertama Pelita IV ini tdah diberikan penyuluhan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 453
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

agama kepada 840 kelompok pemeluk agama Islam yang disertai dengan pengadaan
1.511.000 buah brosur agama dan 50.784 buah paket penyuluhan. Dalam jangka waktu yang
sama, penyuluhan agama juga diberikan kepada 610 kelompok umat Protestan dengan
diikuti pengadaan 115.000 buah brosur agama dan 9.400 buah paket penyuluhan. Demikian
juga terhadap umat Katolik diberikan penyuluhan agama kepada 405 kelompok dan diikuti
pengadaan 47.000 buah brosur agama dan 9.660 buah raker penyuluhan. Sedangkan kepada
umat Hindu dan Budha telah diberikan penyuluhan kepada 105 kelompok dengan pengadaan
brosur agama sebanyak 63.440 buah. Selanjutnya untuk lebih mendorong kegairahan
penghayatan kehidupan beragama Islam telah diselenggarakan musabaqah tilawatil quran
(MTQ) yang secara nasional telah diselenggarakan sejak tahun 1968. Kegiatan tersebut telah
semakin melembaga dan berkembang dalam masyarakat serta semakin tertib pelaksanaannya.
Hal ini ditandai dengan adanya partisipasi dari seluruh lapisan rakyat dan seluruh instansi
pada penyelenggaraan MTQ tanpa memandang suku dan agama. Apabila dalam tahun-tahun
pertama pelaksanaannya dilakukan tiga tahun sekali, pada waktu ini dilakukan dua tahun
sekali. sebagai salah satu hasilnya juara-juara MTQ nasional telah berperan dalam kejuaraan
MTQ internasional.

Terciptanya kerukunan hidup beragama adalah merupakan salah satu prasyarat bagi
tercapainya ketahanan nasional serta pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa.
Sehubungan dengan itu, pembinaan kerukunan hidup beragama terus dilanjutkan serta
ditingkatkan baik menyangkut kerukunan umat seagama, kerukunan antarumat beragama
maupun kerukunan antarumat beragama dengan Pemerintah. Sebagai tindak lanjutnya,
dalam tahun pertama dan kedua Pelita IV (sampai dengan bulan Agustus) telah dilaksanakan
musyawarah umat seagama di 26 lokasi yang diikuti oleh 2.690 orang, serta musyawarah
antarumat beragama yang diadakan pada 13 lokasi dan diikuti oleh 1.170 orang. Dalam
jangka waktu yang sama telah dilaksanakan pekan orientasi kerjasama antarumat beragama
dengan Pemerintah pada 6 lokasi dengan peserta sebanyak 720 orang, di samping telah
diterbitkan pula buku pedoman kerukunan hidup beragama sebanyak 27.200 buah.

Pelayanan ibadah haji, yang merupakan salah satu program dalam pembinaan tara
kehidupan agama, selain ditujukan agar ibadah haji dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib,
dan amaH serta memenuhi syarat-syarat agama/peraturan perundangan yang berlaku, juga
ditujukan bagi terbinanya jemaah haji yang mabrur, berjiwa pembangunan dan mampu
membina masyarakat lingkungannya. Sehubungan dengan itu, dalam rangka

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 454
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menyempurnakan dan meningkatkan mutu pelayanan bagi pelaksanaan ibadah haji, dalam
tahun pertama Pelita IV (1984/1985) telah dilanjutkan pembangunan asrama haji antara lain
di Surabaya, Banjarmasin, dan Pontianak, dengan luas masing-masing 2.180 meter persegi,
2.800 meter persegi, dan 2.715 meter persegi. Sedangkan dalam tahun kedua Pelita IV
(1985/1986) sampai dengan bulan Agustus 1985 telah dibangun pula asrama haji di Banda
Aceh seluas 3.120 meter persegi, di Padang seluas 4.032 meter persegi, di Palangkaraya
seluas 500 meter persegi, dan di Jayapura seluas 300 meter persegi. Di samping itu telah
dilakukan pula peningkatan keterampilan para petugas terutama di dalam melayani para
jemaah haji selama di tanah suci.

Apabila dilihat dari jumlah jemaah haji setiap tahunnya, terlihat perkembangan
yang turun naik. Apabila dalam tahun 1983/1984 jumlah jemaah haji mencapai 49.117 orang,
dalam tahun 1984/1985 telah menurun menjadi 38.153 orang. Namun dalam tahun
1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) jumlah jemaah haji Indonesia meningkat kembali
menjadi 40.130 orang. Jika dilihat dari daerah asal para jemaah haji, jemaah haji terbanyak
dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) adalah berasal dari Jawa Barat, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah, dengan jumlah-jemaah haji
masing-masing sebanyak 8.l80 orang, 6.3ll orang, 4.l96 orang, 3.337 orang, dan 2.840 orang.
Perkembangan jemaah haji yang lebih terinci dapat dilihat pada Tabel VIlI.1.

8.2.2. Pembinaan pendidikan agama

Untuk lebih menyelaraskan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum,


maka pembinaan pendidikan agama terus ditingkatkan agar tercipta suasana yang
mendorong ke arab berkembangnya pola berpikir yang sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila. Dalam pelaksanaannya, pembinaan pendidikan agama ini
meliputi pembinaan pendidikan agama tingkat dasar, tingkat menengah pertama, tingkat
menengah atas, dan tingkat tinggi. .

Pembinaan agama tingkat dasar dan menengah dilakukan dengan pengadaan buku
pelajaran dan buku pedoman bagi guru sekolah, penataran guru dan tenaga pembina sekolah,
rehabilitasi/pembangunan gedung sekolah, penyempurnaan kurikulum, serta penyediaan
berbagai sarana penunjangnya. Sehubungan dengan itu, dalam rangka meningkatkan mutu

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 455
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

madrasah ibtidaiyah negeri (MIN), dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus)
telah direhabilitasi/dibangun gedung MIN sebanyak 168 buah, dilakukan penataran guru dan
tenaga pembina sebanyak 1.338 orang, serta disediakan buku pelajaran untuk murid dan
buku pedoman untuk guru sebanyak 4.0l8.718 buah. Sejalan dengan kegiatan tersebut,
melalui program bantuan pembangunan sekolah dasar (Inpres SD), dalam tahun 1985/1986
(sampai dengan bulan Agustus) telah dilaksanakan pemberian bantuan/rehabilitasi terhadap
10.400 buah madrasah ibtidaiyah swasta (MIS), sedangkan dalam tahun sebelumnya telah
direhabilitasi sebanyak 10.760 MIS. Sementara itu untuk meningkatkan mutu pendidikan
agama pada Sekolah Dasar, sampai dengan periode yang sama tahun 1985/1986 telah
diadakan penataran terhadap 920 orang guru agama, disertai dengan pengadaan buku
sebanyak 2.231.260 buah, dan penyediaan alat peraga pendidikan sebanyak 44.000 set.

Pembinaan pendidikan agama tingkat menengah pertama mencakup usaha pening-


katan mutu madrasah tsanawiyah negeri (MTsN) dan madrasah tsanawiyah swasta, pembi-
naan pendidikan agama pada sekolah lanjutan tingkat pertama (SL TP), serta bantuan
pembinaan pondok pesantren. Selama Pelita II telah dilaksanakan pembangunan/rehabilitasi
134 MTsN, sedangkan dalam Pelita III jumlah tersebut meningkat menjadi 393 MTsN.
Selanjutnya dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dibangun/dire-
habilitasi sebanyak 240 MTsN. Di samping itu disediakan pula buku pelajaran pokok untuk
murid dan buku pedoman bagi guru MTsN serta alat-alat peraga pendidikan. Dalam tahun
1984/1985 telah disediakan sebanyak 1.234.400 buah buku pelajaran untuk murid dan buku
pedoman untuk guru, dan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah
disediakan pula sebanyak 1.825.440 buah. Selain itu untuk meningkatkan mutu pendidikan
MTsN dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah ditatar sebanyak 108
orang guru dan tenaga pembina. Sementara itu kegiatan peningkatan mutu pendidikan agama
pada SLTP telah dilaksanakan secara lebih intensif sejak Pelita III. Dalam periode tersebut
telah disediakan buku pelajaran agama untuk murid dan buku pedoman untuk guru sebanyak
2.296.900 buah, serta penataran terhadap 1.731 orang guru agama. Sedangkan dalam tahun
1984/1985 telah disediakan 706.250 buku pelajaran agama untuk murid dan buku pedoman
untuk guru serta ditatar 160 guru agama.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 456
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 457
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Pondok pesantren yang pada umumnya adalah milik swasta, sebagian masih dike-
lola secara tradisional, baik organisasinya maupun sistem pendidikannya. Namun demikian,
sifat-sifat tradisional tersebut banyak segi positifnya yang sangat mendukung pembangunan
misalnya sifat mandiri, disiplin, kegotongroyongan dan kesederhanaan. Berpangkal pada
segi-segi positif tersebut, Pemerintah terus meningkatkan pembinaannya agar supaya pondok
pesantren dapat menyesuaikan kegiatannya searah dengan program pembangunan, dan para
santri yang kembali ke masyarakat dapat menjadi kader pembangunan di lingkungannya.
Sehubungan dengan itu, dalam rangka pengembangan pondok pesantren menjadi pusat
pembangunan masyarakat sekelilingnya, dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan
Agustus) telah dilakukan pembangunan ruang bengkel kerja dan rehabilitasi gedung pada 84
pondok pesantren. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan
pembangunan/rehabilitasi dalam tahun sebelumnya yaitu pada 71 pondok pesantren.
Bersamaan dengan diberikannya bantuan ruang bengkel kerja, telah pula disediakan alat
keterampilan dan praktek kepada 67 pondok pesantren. Di samping itu dalam rangka
meningkatkan mutu pondok pesantren, dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan
Agustus) telah diadakan penataran terhadap 240 tenaga pembina dan pemberian bantuan
buku pelajaran dan perpustakaan sebanyak 66.680 buah.

Pembinaan pendidikan agama tingkat atas mencakup usaha-usaha peningkatan mutu


pendidikan pada madrasah aliyah (MA) dan pendidikan guru agama (PGA), baik negeri
maupun swasta, serta meningkatkan mutu pendidikan agama pada sekolah lanjutan tingkat
atas (SLTA). Usaha-usaha yang dilakukan antara lain meliputi penyempurnaan kurikulum,
pembangunan/rehabilitasi gedung, penyediaan buku dan alat pelajaran, peningkatan mutu
guru dan tenaga pembina, serta bantuan pembinaan pada madrasah aliyah swasta (MAS) dan
PGA swasta. Dalam tahun 1984/1985, telah diadakan pembangunan/rehabilitasi 102 buah
madrasah aliyah negeri (MAN), penataran 1.500 guru dan tenaga pembina, dan pengadaan
buku pelajaran untuk murid dan buku pedoman untuk guru sebanyak 358.000 buah.
Sedangkan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah diadakan
pembangunan/rehabilitasi 72 buah MAN, penataran 750 guru dan tenaga pembina, serta
pengadaan buku pelajaran untuk murid dan buku pedoman untuk guru sebanyak 323.382
buah. Dalam rangka meningkatkan pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan guru
agama negeri (PGAN), dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah
diadakan pembangunan/rehabilitasi 42 gedung PGAN dengan diikuti pengadaan buku
pelajaran untuk murid dan buku pedoman untuk guru sebanyak 363.548 buah. Jumlah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 458
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tersebut berarti mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pembangunan/rehabilitasi


dalam tahun sebelumnya yaitu sebanyak 12 buah, dan pengadaan buku sebanyak 270.000
buah. Dalam jangka waktu yang sama juga telah diadakan penataran terhadap 132 guru dan
tenaga pembina PGAN.

Pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi terutama ditujukan untuk meningkatkan


mutu dan mengembangkan perguruan tinggi agama sehingga mampu menghasilkan tenaga
ilmiah/ahli yang berkualitas tinggi dalam bidang agama serta mampu menterjemahkan
ajaran-ajaran agama bagi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang kegiatan tersebut telah
dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain berupa pembangunan prasarana dan sarana
pendidikan, pengadaan buku-buku ilmiah, peningkatan mutu tenaga pengajar (melalui
program doktor dan pasca sarjana), serta kegiatan penelitian. Dalam tahun 1985/1986
(sampai dengan bulan Agustus) telah dibangun gedung perkuliahan institut agama Islam
negeri (IAIN) seluas 10.690 meter persegi yang terdiri dari ruang kuliah, ruang kantor, dan
perpustakaan. Hasil kegiatan tersebut berarti mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan pembangunan dalam. tahun sebelumnya yang mencapai 10.440 meter persegi. Di
samping itu dalam periode yang sama tahun 1985/1986 juga .telah dilakukan penyediaan
buku-buku ilmiah sebanyak 41.100 buah, sedangkan dalam tahun sebelumnya disediakan
buku-buku ilmiah sebanyak 35.100 buah. Selanjutnya dalam rangka kegiatan pengabdian
kepada masyarakat, dalam tahun 1984/1985 telah dilaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata
(KKN) bagi 10.752 mahasiswa IAIN, sedangkan dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan
bulan Agustus) mahasiswa yang telah mengikuti KKN adalah sebanyak 2.950 orang. Dalam
periode yang sama tahun 1985/1986 telah pula dilakukan penelitian ke berbagai daerah
mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan sebanyak 21 kali, sedangkan terhadap
127 tenaga pengajar dan tenaga administrasi telah diberikan kesempatan untuk mengikuti
program pasca sarjana dan program doktor. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut juga telah
dilaksanakan pemberian bantuan pada perguruan tinggi agama Islam swasta (PTAIS) dan
perguruan tinggi agama swasta lainnya seperti Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.
Bantuan tersebut antara lain meliputi biaya penelitian, buku-buku perpustakaan, bantuan
untuk pembangunan kampus dan sarana pendidikan lainnya. Sementara itu untuk
meningkatkan mutu pendidikan agama pada perguruan tinggi umum, telah disediakan buku-
buku ilmiah dan buku pegangan mengajar agama bagi berbagai perguruan tinggi umum
negen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 459
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

8.3. Pendidikan dan kebudayaan

8.3.l. Pendidikan formal dan non formal

Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagai konsepsi yang mengacu kepada


keseimbangan, keserasian, dan keselarasan di dalam keseluruhan dimensi kehidupan,
mensyaratkan perlunya pengembangan sumberdaya manusia. Kerangka acuan ini meletak-
kan pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan pada prioritas tinggi dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa ke arah terwujudnya modernisasi masyarakat yang tetap
berlandaskan pada budaya bangsa, dan terbentuknya integrasi nasional berdasarkan prinsip
Bhinneka Tunggal Ika. Pelaksanaannya dirumuskan ke dalam serangkaian kebijaksanaan
pokok pembangunan pendidikan yang dalam Repelita IV lebih dititikberatkan pada
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tanpa mengabaikan kualitas lulusan yang
dihasilkannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam tahun 1985/1986 kebijaksanaan
terutama diarahkan. pada peningkatan mutu pendidikan, pemerataan kesempatan belajar,
peningkatan kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, peningkatan persiapan generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa
dan pembangunan nasional, serta peningkatan hasilguna dan dayaguna penyelenggaraan
pendidikan.

Pemerataan kesempatan belajar diupayakan dengan meningkatkan keterpaduan


pengelolaan sistem pendidikan yang memungkinkan setiap warga negara mendapat pela-
yanan sama di dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Sehubungan dengan itu, melalui
pengembangan sarana dan fasilitas pendidikan senantiasa diusahakan peningkatan daya
tampung daripada lembaga pendidikan, terarah pada kenaikan angka partisipasi di pelbagai
jenjang pendidikan. Dalam rangka meningkatkan daya tampung pendidikan dasar, melalui
program Inpres bantuan pembangunan sekolah dasar, selama Pelita III sampai dengan bulan
Agustus tahun kedua Pelita IV telah dan sedang diselesaikan pembangunan 79.690 unit
gedung SD baru, penambahan 135.700 ruang belajar, dan rehabilitasi terhadap 165.500
gedung sekolah dasar, termasuk sekolah dasar swasta dan madrasah ibtidaiyah. Di samping
itu telah pula dikembangkan pelayanan pendidikan dasar melalui model pendidikan
inkonvensional, seperti sekolah kecil, sekolah dasar pamong, dan system kelompok belajar
(Kejar). Untuk menunjang kegiatan tersebut, ,dalam periode yang sama telah dan sedang
diselesaikan proses pengangkatan 512.530 orang guru baru, termasuk guru agama dan guru

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 460
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

teknis sebagai upaya mengisi kekurangan dan menggantikan guru yang sudah pensiun.
Berbagai usaha di atas dimaksudkan untuk mendukung program wajib belajar yang telah
dimulai sejak tahun 1984. Agar pelaksanaannya mampu menjangkau semua kelompok
penduduk, maka telah diambil kebijaksanaan untuk menghapus sumbangan pembinaan
pendidikan (SPP) SD negeri, dan sebagai penggantinya kepada mereka diberikan
subsidi/bantuan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan (SBPP). Namun karena
keterbatasan kemampuan keuangan negara, Pemerintah juga mengikutsertakan masyarakat
untuk berperan aktif dalam bidang pendidikan melalui gerakan orangtua asuh. Tujuan
daripada kegiatan tersebut adalah sebagai sarana keikutsertaan rakyat di dalam memikul
beban dan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan. Dengan pelbagai upaya di atas,
angka partisipasi pendidikan dasar telah dapat dinaikkan dari 83,8 persen dalam tahun ajaran
1979/1980 menjadi 99,0 persen dalam bulan Agustus tahun ajaran 1985/1986.

Seperti halnya dengan anak-anak normal, pemerataan kesempatan belajar juga


diberikan kepada anak-anak berkelainan yang mengalami cacat fisik, mental, dan sosial.
Pelaksanaannya dilakukan melalui lembaga pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa
(SLB), dan sekolah dasar luar biasa (SDLB), maupun melalui pendidikan terpadu di sekolah
biasa. Untuk mendukung kegiatan tersebut, di samping pengadaan buku, alat peraga, dan
penataran guru/pembina SLB, juga telah dibangun sejumlah gedung dan asrama SLB baru
serta dilakukan rehabilitasi terhadap gedung SLB yang telah ada. Sementara itu pembinaan
taman kanak-kanak (TK), selain diusahakan dengan melakukan rehabilitasi pada bangunan
yang ada, pengadaan alat pendidikan dan penataran guru/ pembina TK, dalam tahun
1985/1986 telah pula ditingkatkan dengan pembangunan sejumlah TK pembina di tingkat
nasional, tingkat propinsi, dan tingkat kabupaten/kotamadya sebagai TK percontohan.

Guna mencegah terjadinya kesenjangan antara jumlah tamatan pendidikan dasar


dengan daya tampung sekolah menengah tingkat pertama (SMTP), dalam kurun waktu
tersebut telah dan sedang dilaksanakan pembangunan 3.107 unit SMTP baru, penarnbahan
18.312 ruang kelas baru, rehabilitasi atas 1.880 sekolah yang telah memerlukan, dan
pengembangan 165 SMTP kejuruan yang tidak diintegrasikan ke dalam SMP, di samping
meningkatkan hasilguna penyelenggaraan SMP Terbuka yang terdapat pada lima lokasi.
Usaha dan kegiatan tersebut telah mampu menampung kenaikan 1.258 ribu lulusan SD yang
melanjutkan ke SMP, yaitu dari 1.156 ribu orang dalam tahun ajaran 1979/1980 menjadi
2.414 ribu orang dalam tahun ajaran 1985/1986. Kenaikan daya tampung dalam kurun waktu

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 461
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

tersebut telah mengakibatkan jumlah murid yang memperoleh kesempatan belajar pada
tingkat sekolah menengah pertama dapat ditingkatkan dari 2.983 ribu orang dalam tahun
ajaran 1979/1980, menjadi 6.165 ribu orang pada bulan Agustus tahun ajaran 1985/1986.
Untuk mengimbangi perkembangan tamatan sekolah menengah tingkat pertarna, daya
tampung sekolah menengah tingkat atas (SMTA) ditingkatkan pula dengan terus
memperbanyak sarana pendidikan. Sehubungan dengan itu, dalam periode yang sama telah
dan sedang dilaksanakan pembangunan 517 unit sekolah baru, penambahan 6.269 ruang
kelas baru, serta perbaikan terhadap 578 buah sekolah menengah atas (SMA). Sedangkan
dalam bidang SMTA Kejuruan, telah dilakukan rehabilitasi dan pengembangan atas 145
buah STM-3 tahun, 8 sekolah teknik menengah (STM) pembangunan, dan 289 buah sekolah
menengah ekonomi atas (SMEA) 3 tahun. Selain daripada itu juga dilaksanakan
pembangunan 44 buah sekolah, meliputi sekolah menengah teknologi (SMT) pertani-
an/khusus, sekolah menengah teknologi kerumahtanggaan (SMTK), sekolah menengah
pekerjaan sosial (SMPS), sekolah menengah seni rupa (SMSR), sekolah menengah kara-
witan Indonesia (SMKI), dan sekolah menengah musik (SMM). Khusus untuk pendidikan
guru, telah pula dilakukan usaha pembangunan gedung baru, pembangunan ruang kelas, dan
rehabilitasi terhadap sejumlah sekolah pendidikan guru (SPG), sekolah guru olahraga (SGO),
dan sekolah guru pendidikan luar biasa (SGPLB). Bersamaan dengan itu dalam periode yang
sama telah dan sed:mg diselesaikan penempatan dan pengangkatan 133.928 orang guru
untuk SMTP dan SMTA, serta 2.030 orang untuk SPG, SGO, dan SGPLB. Kegiatan dan
ikhtiar di atas, telah dapat menampung peningkatan jumlah murid SMTA dari 1.574 ribu
dalam tabun ajaran 1979/1980, menjadi 3.022 ribu dalam tahun ajaran 1985/1986.

Peningkatan daya tampung dan produktivitas perguruan tinggi selain diusahakan


melalui pembangunan dan rehabilitasi prasarana, juga diupayakan dengan sejauh mungkin
mendayagunakan pemanfaatan ruang kuliah yang tersedia secara optimal. Di samping itu
peningkatan penyelenggaran Universitas Terbuka dilakukan dengan memperluas bidang
studi, menyempurnakan teknis pengajaran, materi pelajaran dan pengelolaan pendidikan, di
samping pengembangan sistem pendidikan melalui satelit pada semua perguruan tinggi
negeri. Untuk itu dalam periode yang sama telah dan sedang diselesaikan pemballgunan
853.852 meter persegi ruang kuliah dan kantor, serta rehabilitasi terhadap gedunggedung
yang sudah ada seluas 284.995 meter persegi. Sebagai hasilnya, dalam periode tersebut telah
terjadi peningkatan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri sebanyak 732.900 orang atau
172,7 persen, yaitu dari 424.700 orang mahasiswa dalam tahun akademis 1979/1980 menjadi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 462
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1.157.600 orang mahasiswa dalam tahun akademis 1985/1986. Di lain pihak peranserta
perguruan tinggi swasta ditingkatkan dengan senantiasa melakukan pembinaan terutama
melalui sistem akreditasi, stratifikasi pendidikan, peningkatan kelembagaan, serta pemberian
bantuan fasilitas fisik yang dilaksanakan secara selektif konsentragi, semi selektif
konsentrasi, ataupun pemerataan. Untuk memperluas kesempatan belajar bagi
siswalmahasiswa berbakat, dalam periode yang sama telah dan sedang dilaksanakan
pemberian beasiswa bagi 73.702 siswa SD, 47.561 siswa SMTP, 35.459 siswa SMTA, dan
37.765 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, di samping kepada 203 putra Nusa
Tenggara Timur, l52 putra Irian Jaya, dan 320 putra Timor Timur.

Di samping pendidikan formal, usaha perluasan kesempatan belajar dilaksanakan


pula melalui pendidikan non formal (pendidikan luar sekolah) baik dalam wujud kelompok
belajar pendidikan dasar (kejar Paket A), kelompok belajar pendidikan kesejahteraan
keluarga, kelompok belajar pendidikan kejuruan maupun kegiatan kejar usaha. Kegiatan
pendidikan ini bertujuan untuk memberantas 3 buta yaitu buta aksara latin dan angka, buta
bahasa Indonesia, dan buta pendidikan dasar. Dalam kurun waktu tersebut, pembinaan
kelompok belajar telah mengikutsertakan 11.613.473 warga belajar, dengan pengadaan
sarana dan prasarana belajar yang meliputi 92.676,7 ribu eksemplar buku paket A, buletin
Cakrawala edisi pusat dan daerah, serta buletin Suara Pendidikan Masyarakat. Selanjutnya
juga telah dilaksanakan pembangunan 70 buah sanggar kegiatan belajar (SKB) seluas 51.900
meter persegi, rehabilitasi dan perluasan 3 buah SKB yang memerlukan, serta perluasan 109
buah dan penyelesaian atas 2 buah balai pengembangan kegiatan belajar (BPKB), sebagai
tempat latihan tenaga teknis dan pengembangan sarana belajar. Sementara itu jumlah
lembaga pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat (PLSM) telah
berkembang menjadi sekitar 8.000 buah, sehingga dapat menampung sebanyak 1.211.50l
orang. Perkembangan kesempatan belajar di berbagai tingkat pendidikan dapat dilihat pada
Tabel VIII.2.

Peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah selain diusahakan melalui


pengembangan kemampuan tenaga edukatif serta penyediaan pelbagai sarana pendidikan
seperti buku pelajaran, buku bacaan, perpustakaan sekolah, peralatan laboratorium dan alat
peraga pendidikan/keterampilan, juga dilakukan dengan menyempurnakan kurikulum dari
semua tingkat pendidikan. Sejak tahun pertama Pelita III hingga tahun kedua Pelita IV,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 463
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kemampuan tenaga edukatif dikembangkan dengan memberikan penataran terhadap


2.702.155 guru/pembina dari berbagai bidang studi dan pengelolaan, yang terdiri dari
2.502.012 guru/tenaga pendidikan tingkat dasar, 123.978 guru/pembina pendidikan mene-
ngah umum, serta 31.946 guru/pembina pendidikan menengah kejuruan dan teknologi.
Selanjutnya guna memperlancar proses belajar mengajar, dalam periode yang sama juga
telah disediakan 384.857,9 ribu eksemplar buku pelajaran, dengan rincian 271.146,3 ribu
eksemplar untuk pendidikan dasar, 90.634,7 ribu eksemplar untuk pendidikan menengah
umum, 146 ribu eksemplar untuk sekolah menengah pertama (SMTP) kejuruan dan tekno-
logi, 6.671 ribu eksemplar untuk pendidikan menegah tingkat atas (SMTA) kejuruan dan
teknologi, 7.759,9 ribu eksemplar untuk SPG/SGO/SGPLB, serta 8.500 ribu buku pendi-
dikan sejarah perjuangan bangs (PSPB). Di samping pengadaan buku pelajaran pokok
tersebut, terhadap semua jenjang pendidikan, baik tingkat dasar, menengah umum, SMTA
kejuruan dan teknologi, serta SPG/SGO/SGPLB, juga diberikan buku perpustakaan masing-
masing sebanyak 154.984,2 ribu eksemplar, 15.223,2 ribu eksemplar, 276 ribu eksemplar,
633,2 ribu eksemplar, dan 428,2 ribu eksemplar. Menyadari pentingnya fungsi perpustakaan,
maka dalam rangka meningkatkan kemampuan analisa dan memperluas cakrawala berpikir
siswa/mahasiswa, sejalan dengan pengadaan buku perpustakaan tersebut, dalam periode
yang sama telah pula dilakukan pembangunan 2.203 perpustakaan untuk pendidikan dasar.
Selain itu dalam periode yang sama juga telah dan sedang dibangun 2.395 ruang
laboratorium untuk pendidikan menengah umum. Berkaitan dengan pengadaan peralatan
belajar dan keterampilan, sejak tahun pertama Pelita III sampai dengan tahun 1985/1986
terhadap pendidikan pra sekolah telah disediakan 5.698 unit alat peraga untuk taman kanak-
kanak, dan 1.486 unit untuk SLB. Sedangkan untuk sekolah dasar telah diberikan 535.399
unit alat peraga ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan so sial (IPS), matematika
dan bahasa Indonesia, serta 66.892 unit alat pelajaran keterampilan dan olah raga/kesehatan
bagi pendidikan dasar. Adapun untuk pendidikan menengah umum disediakan 8.076 unit
alat keterampilan, 10.324 unit alat pelajaran praktek IPA-SMP, 1.905 unit peralatan
laboratorium untuk SMA, serta pengadaan alat kesenian dan olah raga, sebanyak 6.368 unit
untuk SMP dan 1.620 unit untuk SMA. Pembinaan mutu pendidikan tinggi yang dilakukan
sejak tahun pertama Pelita III hingga tahun kedua Pelita IV, mencakup kegiatan penataran
bagi 51.362 clasen dari berbagai perguruan tinggi, pembangunan perpustakaan seluas 64.597
meter persegi yang dilengkapi dengan 428,2 ribu eksemplar buku perpustakaan,
pembangunan laboratorium seluas 223.093 meter persegi berikut pengadaan 3.213 perangkat
peralatannya, penelitian sebanyak 9.650 judul, serta pembangunan 1.310 perumahan dosen.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 464
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 465


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sementara itu peningkatan mutu pendidikan luar sekolah, termasuk kepemudaan dan
keolahragaan, di samping diusahakan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi
tenaga pendidik termasuk tutor, monitor, pelatih, penggerak olah raga dan pembina/pemuka
pemuda, juga dilaksanakan dengan memberikan penataran terhadap 383.936 tenaga teknis,
termasuk tutor, monitor, pembina, dan instrukur. Dalam bidang penyempurnaan kurikulum
telah dikembangkan dan dibina eksperimentasi Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
(PPSP), penelitian dan pengembangan program pendidikan keterampilan terminal,
pengembangan dan pembinaan TK, SD, SLB, SMTP, SMTA umum dan kejuruan,
pendidikan guru, serta penyempurnaan kurikulum 1984. Semua upaya tersebut dilaksanakan
sebagai usaha menciptakan kerangka landasan di bidang pendidikan.

Dalam pada itu pembangunan menuntut adanya penyempurnaan sistem pendidikan


ke arab yang lebih sesuai dengan kebutuhan pembangunan di berbagai jenis keahlian dan
keterampilan, serta sekaligus dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan
efisiensi kerja. Dalam rangka menyongsong era industrialisasi, maka untuk memenuhi
kebutuhan teknik telah dikembangkan sekolah-sekolah menengah kejuruan dan teknologi
tingkat atas (SMTA-KT) dari berbagai bidang, dan 25 Politeknik dengan jumlah mahasiswa
dalam tahun 1985/1986 sebanyak 22.418 orang. Di sampingitu untuk meningkatkan minat
siswa di dalam memilih cabang ilmu pengetahuan yang diperlukan bagi pembangunan telah
dan sedang dilakukan pemberian beasiswa. Guna menjamin terdapatnya stabilitas yang
dinamis daripada sistem pendidikan nasional, telah disusun RUU Pokok-Pokok Sistem
Pendidikan Nasional yang siap untuk diajukan ke DPR, lengkap dengan rancangan peraturan
pelaksanaannya.

Upaya untuk mempersiapkan secara matang kader-kader penerus perjuangan


bangsa dan pembangunan nasional dalam menghadapi proses alih generasi mengharuskan
keterpaduan di dalam pembinaan generasi muda. Sehubungan dengan itu pembinaan
generasi muda diarahkan kepada pemanduan bakat, serta peningkatan keterampilan,
kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian, dan
budi pekerti luhur, terutama melalui pendidikan moral Pancasila dan sejarah perjuangan
bangsa. Selain dicapai melalui pendidikan formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, upaya pengembangan generasi muda juga dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan
informal, antara lain meliputi penataran P4 atas 4.913 pemuda, penataran atas 47.256

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 466
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

pemuda tingkat perintis, penataran atas 3.872 tenaga teknis penilik generasi muda, penataran
atas 695 pengelola gelanggang pemuda, serta latihan bagi 4.380 orang pemuda tingkat
pemuka, di samping dikembangkan dan diproduksi 52 episode film serial ACI (Aku Cinta
Indonesia) yang disiarkan melalui TVRI. Sedangkan upaya pengembangan keterampilan dan
daya kreasi generasi muda dilakukan antara lain melalui pertukaran pemuda antarbangsa dan
antar propinsi masing-masing diikuti oleh 5.990 orang dan 4.625 orang, pembinaan terhadap
9.910 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan Caraka Muda tingkat
propinsi, penyelenggaraan festival pemuda dengan mengikutsertakan 48.860 orang,
perkemahan kerja pemuda yang diikuti oleh 3.995 peserta, pembinaan unit kerja produktif
bagi 1.754 orang, dan pembinaan satuan tugas sukarela sebanyak 8.200 pemuda. Baptuan
kepada komite nasional pemuda Indonesia (KNPI) dimanfaatkan untuk meningkatkan
aktivitas, fungsi, mutu, pemantapan organisasi, serta pengadaan prasarana dan sarana,
melalui pengembangan desa pemuda di beberapa daerah/propinsi, lomba kreativitas pemuda,
latihan instruktur, dan latihan kepemimpinan manajemen. Bantuan kepada pramuka
diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan latihan/pertemuan kepramukaan bagi 757.025
orang, pembangunan 23 unit gedung Cadika seluas 18.718 meter persegi, dan pengadaan
399.370 eksemplar buku pramuka dan kepemudaan. Pembinaan generasi muda pada dirinya
mencakup pula pengembangan wanita yang dilakukan antara lain melalui latihan
pengembangan belajar wanita, lomba desa binaan keluarga sehat dan sejahtera di 26 propinsi,
latihan tutor, serta pembinaan/monitor Kejar Paket A dan Kejar Usaha. Perkembangan
peningkatan mutu pendidikan dapat diikuti pada Tabel VIII.3.

Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sistem pendidikan dilakukan pula


dengan mengembangkan kemampuan tenaga non edukatif melalui pembinaan karier dan
prestasi kerja, mekanisme perencanaan, penelitian dan pengembangan (litbang) pendidikan,
penyempurnaan susunan organisasi dan tata kerja, serta peningkatan pengawasan. Dalam
rangka pembinaan karier, dalam periode tersebut telah dilaksanakan penataran bagi 369
orang tenaga non edukatif melalui sekolah stat dan pimpinan administrasi (SESPA), 440
orang melalui sekolah pimpinan administrasi tingkat madya (SEPADYA), 1.785 orang
melalui sekolah pimpinan administrasi tingkat lanjutan (SEPALA), dan 2.734 orang melalui
sekolah pimpinan administrasi tingkat dasar (SEPADA). Sedangkan untuk meningkatkan
prestasi kerja, dalam periode yang sama juga telah dilaksanakan pendidikan dan latihan
(diktat) untuk 7.981 orang tenaga edukatif dan 35 orang tenaga kepegawaian/pemeriksa serta
diktat atas 5.865 tenaga kegrafikaan. Di samping itu juga diusahakan dengan memberikan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 467
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

berbagai penataran, yang meliputi penataran tethadap 550 orang Kepala SMTP/SMTN
Penilik, penataran atas 600 tenaga menengah tingkat nasional maupun regional, penataran
atas 1.360 tenaga pelaksana, dan penataran tenaga teknis kebudayaan atas 2.988 orang.
Pembinaan dan peningkatan perencanaan antara lain dilaksanakan melalui penyempurnaan
teknik dan metodologi perencanaan, pemantapan sistem dan mekanisme perencanaan
tahunan terpadu, serta peningkatan mutu aparat perencana, baik di pusat maupun di daerah,
melalui penataran P2 terhadap 120 orang, dan P1 tertulis terhadap 1.465 orang.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 468
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 469


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam bidang keolahragaan, dalam periode tersebut telah dan sedang dibangun 2 unit
gedung olah raga seluas 9.175 meter persegi, 5 buah kolam renang seluas 6.657 meter
persegi, pengadaan 535 buah taman bermain, 132 buah lapangan rumput, 185 buah lapangan
keras, 6 buah lapangan atletik seluas 35.880 meter persegi, 76.987 paket peralatan olah raga,
serta penyediaan 259.580 eksemplar buku-buku olah raga. Di samping itu dilaksanakan pula
penataran guru, pelatih, dan pembina sebanyak 10.943 orang, penyelenggaraan kejuaraan
olah raga pelajar, mahasiswa dan masyarakat yang diikuti oleh 5.188.360 orang,peningkatan
dan pengembangan panji olah raga, pembinaan olah raga berbakat dan kegiatan olah raga
internasional dengan mengikutsertakan 6.070 orang, penelitian kesegaran jasmani dengan
sample 103.270 orang, serta penelitian rekreasi pendidikan dan kesehatan sekolah dengan
sample 42.500 orang.

8.3.2. Kebudayaan

Dalam rangka memperkuat kepribadian, memperkokoh jiwa kesatuan dan persatuan,


serta mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional, pengembangan kebudayaan
sebagai bagian tak terpisahkan daripada upaya dan kegiatan pembangunan diarahkan untuk
memantapkan identitas bangsa, serta meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut telah diambil pelbagai langkah dan
kebijaksanaan yang meliputi program kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman,
program pengembangan seni budaya, program kebahasaan, kesusasteraan, perbukuan dan
perpustakaan, program inventarisasi kebudayaan, serta program pembinaan penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Perlindungan dan pembinaan kepurbakalaan dan kesejarahan dilaksanakan dalam


rangka memantapkan kesadaran bersejarah serta mendorong penalaran dan sikap positif
terhadap perkembangan budaya, ilmu dan teknologi dengan tujuan membangkitkan ke-
banggaan nasional dan mc:mupuk serta memberi corak kepada budaya nasional. Selama
Pelita III hingga tahun 1985/1986 kegiatan pengembangan bidang kepurbakalaan mencakup
studi kelayakan berbagai situs, pendirian 5 unit pelaksana teknis Suaka Peninggalan Sejarah
dan Purbakala, pemugaran terhadap 168 buah bangunan peninggalan sejarah dan purbakala,
pemeliharaan 1.564 situs peninggalan sejarah dan purbakala, serta penelitian terhadap tata
letak situs bekas keraton Mojopahit di Trowulan, Kota Lama Banten, Candi Muara Takus,
dan Candi Muara Jambi, yang dilaksanakan melalui pemotretan dari udara. Sementara itu

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 470
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

agar museum berfungsi sebagai sarana sosial kultural-edukatif, maka usaha yang dilakukan
di bidang permuseuman meliputi rehabilitasi dan pembangunan gedung museum, termasuk
peresmian museum di 14 propinsi menjadi unit pelaksana Teknis Museum Negeri,
penyelesaian fisik pembangunan museum pada 13 propinsi, pengadaan 6 jenis koleksi di 27
propinsi, pameran tetap, keliling dan temporer sebanyak 183 kali, dan pemberian bantuan
kepada 131 museum lokal dan swasta.

Pembinaan kesenian diarahkan untuk menciptakan kondisi dan situasi masyarakat


yang memungkinkan tumbuhnya kreativitas modern. Usaha ini dilaksanakan dengan mem-
berikan penghargaan atas hasil karya seni para seniman beserta organisasinya. Dalam rangka
pengembangan seni, selama Pelita III sampai dengan tahun kedua Pelita IV, telah dapat
dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan prasarana fisik Taman Budaya, pembuatan
rencana induk, fungsionalisasi sekretariat dan konsepsi pendirian Wisma Seni Nasional, serta
penggalian dan perekaman berbagai jenis seni tradisional pada 27 propinsi, 308 kecamatan,
dan 61.341 desa, khususnya melalui pertunjukan rakyat dan seni drama.

Dalam rangka pemantapan sistem perpustakaan nasional, dalam periode tersebut


telah dapat diselesaikan 3 naskah pengembangan perpustakaan, penyusunan dan penerbitan
132.300 eksemplar buku pedoman pembinaan perpustakaan, penyebarluasan 40 naskah
informasi perpustakaan, serta pembinaan 4 organisasi profesi perpustakaan. Untuk
meningkatkan efektivitas pembinaannya dalam periode yang sama telah dan sedang
dilaksanakan pembangunan gedung kantor Pusat Pembinaan Perpustakaan seluas 1.128,87
meter persegi, pembuatan 1 naskah disain gedung perpustakaan nasional, dan pembangunan
fisik kantor Perpustakaan Wilayah seluas 63.553 meter persegi di 24 propinsi secara
bertahap. Selanjutnya usaha pengembangan perpustakaan dilaksanakan melalui pengadaan
tanah untuk gedung perpustakaan wilayah seluas 15.394 meter persegi di 18 propinsi, dan
pembangunan rumah jabatan seluas 240 meter persegi di 6 propinsi. Selain itu untuk
melestarikan bahan pustaka telah dilakukan reproduksi 48.150 eksemplar mikrofilm dan
75.000 eksemplar fumigasi, penjilidan 8.500 eksemplar bahan pustaka, serta penyusunan
bibliografi nasional dan daerah sebanyak 32.800 eksemplar, pembuatan film kebudayaan 65
judul, serta album seni budaya 45 judul. Sedangkan peningkatan dan pemerataan pelayanan
perpustakaan, telah diusahakan melalui pengadaan bahan pustaka sebanyak 2.483.895
eksemplar bagi 26 perpustakaan wilayah, 296 perpustakaan umum Dari II, 86 perpustakaan
umum kecamatan/desa, 103 perpustakaan keliling, dan 26 perpustakaan nasional, pengadaan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 471
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

136 buah mobil perpustakaan keliling, pengadaan peralatan perpustakaan terdiri dari 1.641
unit, 280 buah dan 23 set, rehabilitasi gedung perpustakaan seluas 2.733 meter persegi di 22
propinsi, pengadaan kendaraan operasional sebanyak 36 buah roda empat dan 27 buah roda
dua, dan penerbitan naskah buku bacaan populer 727.000 eksemplar. Erat kaitannya dengan
pengembangan perpustakaan, maka dilakukan upaya pengembangan perbukuan nasional
yang meliputi 5 laporan, 16 naskah, dan 11 buah perbukuan nasional. Di bidang
pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah telah dapat dilaksanakan penyusunan
kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa daerah, dan kamus istilah serta naskah kebahasaan
sebanyak 187 judul, terjemahan naskah, sayembara mengarang, pemberian beasiswa untuk
1.464 orang, temu karya ilmiah/pameran 5 kali, serta penyusunan dan penerbitan berbagai
bahan informasi sebanyak 80.000 eksemplar.
Inventarisasi sejarah nasional, dokumentasi budaya daerah, dan pengkajian budaya
nusantara dilaksanakan sebagai upaya pembinaan, pengembangan dan penerapan nilai-nilai
luhur bangsa guna memupuk kesatuan dan persatuan bangsa, serta pemantapan penghayatan
dan pengamalan Pancasila dan budaya nasional. Untuk itu dalam periode tersebut telah dapat
dilakukan penelitian dan penerbitan 450 judul naskah sejarah nasional dan pahlawan
nasional serta 443 judul naskah sejarah politik, penelitian dan penulisan terhadap 1.335 judul
naskah kebudayaan daerah, penerbitan 610 judul ceritera rakyat, permainan rakyat, adat
istiadat dan geografi daerah, pembangunan balai kajian sejarah dan nilai tradisional di
Tanjung Pinang, Riau, dan Kalimantan Barat, penelitian dan pengkajian 14 naskah
kebudayaan nusantara, penerbitan 32 naskah kebudayaan, serta penelitian bahasa dan sastra
Indonesia maupun daerah sebanyak 920 judul. Di samping itu telah dilaksanakan penggalian
dan penelitian 141 situs peninggalan sejarah dan purbakala antara lain di Trowulan,
Plawangan, Gilimanuk, Candi Sojiwan, Makam Kuno di Bali, Tallo di Sulawesi Selatan dan
Nusa Tenggara Timur. Telah dapat ditatar tenaga administrasi sebanyak 50 orang dan tenaga
teknis kebudayaan sejumlah 2.417 orang. Upaya pembinaan penghayat Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah dapat mencakup kegiatan inventarisasi serta
dokumentasi organisasi penghayat kepercayaan di 27 propinsi, peningkatan tenaga pembina
penghayat sebanyak 1.425 orang, dan penerbitan naskah seri pembinaan sebanyak 21 naskah.

8.4. Kesehatan dan keluarga berencana

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar dapat mewujudkan derajat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 472
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur dari kesejahteraan umum.
Pelaksanaannya dilakukan berdasarkan pola umum pembangunan nasional melalui serang-
kaian program pembangunan secara bertahap, dan berkesinambungan semenjak Pelita I
sampai sekarang. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat
dipakai berbagai indikator (petunjuk), antara lain adalah angka kematian kasar, angka
kematian bayi dan anak Balita, umur harapan hidup waktu lahir dan angka kematian sesaat.
Dari berbagai indikator yang digunakan, nampak bahwa dalam 15 tahun terakhir telah terjadi
perbaikan dalam derajat kesehatan. Sebagai kelanjutannya, keseluruhan kebijaksanaan dan
langkah-Langkah serta program pembangunan di bidang kesehatan dalam Pelita IV akan
lebih diserasikan, dan diseimbangkan dengan bidang-bidang pembangunan lainnya, agar
dapat menunjang tercapainya sasaran tersebut. Dalam tahun kedua Pelita IV telah
dilaksanakan berbagai program pembangunan di bidang kesehatan, antara lain meliputi
program pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, perbaikan
gizi, peningkatan penyediaan air bersih, penyehatan lingkungan pemukiman,
penyempurnaan efisiensi aparatur kesehatan, penyuluhan kesehatan, pengawasan obat dan
makanan, penyempurnaan sarana fisik kesehatan, pendidikan dan pendayagunaan tenaga
kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, partisipasi generasi muda dan
peningkatan peranan wanita dalam pembangunan kesehatan. Dalam hal pelaksanaan
pelayanan kesehatan, antara lain telah dilakukan peningkatan pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) , Puskesmas pembantu, usaha kesehatan sekolah (UKS), serta pelayanan medis
keluarga berencana (KB). Di samping itu telah dilaksanakan pula perluasan jangkauan dan
kemampuan rumah sakit, seperti rumah sakit (RS) Kabupaten, RS Propinsi, RS Pusat, RS
Jiwa, dan rumah sakit khusus lainnya, melalui penyediaan tenaga ahli, penambahan peralatan,
bantuan obat-obatan, peningkatan pelayanan laboratorium, pelayanan kesehatan gigi, dan
pembinaan sistem rujukan.

8.4.l. Pelayanan kesehatan

Agar peningkatan pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, seluruh


kegiatan dan sarana pelayanan kesehatan diusahakan untuk berada dalam suatu sistem yang
efektif dan serasi, terutama melalui sistem rujukan timbal balik antara Puskesmas,
masyarakat dan rumah sakit di semua tingkat. Dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan
Agustus, telah dilakukan perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas, yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 473
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

bertujuan meningkatkan kemampuan stat Puskesmas dalam merencanakan dan mengevaluasi


program-programnya. Sejalan dengan itu ditingkatkan pula sarana kesehatan dan
penambahan persediaan obat-obatan, serta peningkatan instatasi kesehatan. Selanjutnya juga
dilakukan perluasan jangkauan pelayanan berupa paket untuk seluruh Puskesmas dan
Puskesmas pembantu, pelayanan kesehatan mata pada 24 propinsi, penanggulangan gizi
buruk di seluruh propinsi dan pencegahan gondok endemik di 10 propinsi. Demikian pula
telah dilakukan pembinaan dukun bayi sebanyak lebih kurang 25.000 orang di seluruh
propinsi dan penataran guru Taman Kanak-kanak (TK) di beberapa propinsi dalam rangka
kegiatan kesejahteraan ibu dan anak (KIA). Di samping itu dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (PKM) dilakukan pembinaan keluarga terhadap lebih kurang 1.100
kepala keluarga (KK) di 24 propinsi dan latihan petugas perawatan kesehatan masyarakat,
sedangkan untuk menunjang PKM telah dilakukan usaha kesehatan sekolah (UKS). Dalam
pada itu telah ditingkatkan peranserta masyarakat di seluruh propinsi melalui bimbingan
teknis dan pembinaan kader kesehatan, serta telah dilakukan pelayanan kesehatan ke daerah
terpencil di 4 propinsi dengan menggunakan pesawat terbang dan perahu bermotor.

Selanjutnya agar usaha menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat


dilaksanakan dengan lebih baik dan merata, maka jumlah dan fungsi Puskesmas terus
ditingkatkan sehingga dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, jumlahnya
telah meningkat menjadi sebanyak 5.553 buah, sedangkan untuk mendukung tugas Pus-
kesmas tersebut telah dibangun pula Puskesmas pembantu dan Puskesmas keliling, yang
masing-masing juga telah meningkat menjadi 16.636 buah dan 3.479 buah. Dalam pada itu
fungsi Puskesmas telah ditingkatkan lagi agar dapat melayani masyarakat dengan lebih baik.
Untuk itu sebanyak 158 unit Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas perawatan
dengan menambah 10 tempat tidur di tiap Puskesmas tersebut. Dalam meningkatkan fungsi
Puskesmas, upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter dan paramedis di Puskesmas-
puskesmas tersebut terus dilakukan. Untuk itu dalam tahun kedua Pelita IV telah
ditempatkan sebanyak 600 dokter umum dan 5.000 orang tenaga paramedis dan pembantu
paramedis. Perkembangan sarana pelayanan kesehatan masyarakat dapat diikuti pada Tabel
VIll.4.

Dalam pada itu terus dilakukan pengembangan pelayanan kesehatan mata di Pus-
kesmas. Sampai dengan tahun kedua Pelita IV telah tersedia pelayanan kesehatan illata pada

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 474
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

250 Puskesmas yang tersebar di 24 propinsi dan dilengkapi dengan 167 set peralatan
kesehatan illata dan obat-obatan. Sedangkan latihan dan penataraan kesehatan illata kepada
paramedis dan kader/pemuka masyarakat telah mencakup masing-masing 221 orang dan
1.670 orang.

Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan anak-anak sekolah telah dilakukan


usaha kesehatan sekolah (UKS), dengan sasaran murid-murid SD, SMTP, dan SMTA. UKS
yang dilakukan adalah pemeriksaan berkala untuk menemukan gejala-gejala penyakit sedini
mungkin, disertai dengan pemberian pengobatan tahap pertama kepada anak yang
memerlukan. Di samping itu anak-anak sekolah juga diajarkan cara pencegahan penyakit,
diberi imunisasi, dan diberikan pengetahuan bagaimana menjaga serta membina kesehatan
lingkungan. Selanjutnya dilakukan pula pembinaan kepada guru-guru sekolah melalui
penataran dan kunjungan ke sekolah-sekolah oleh petugas Puskesmas. Dalam tahun kedua
Pelita IV, jumlah sekolah yang melakukan UKS telah mencapai 108.575 sekolah, yang
terdiri dari 950404 SD, 9.280 SMTP dan 3.891 SMTA. Sedangkan jumlah guru yang ditatar
setiap tahunnya mencapai 6.508 guru SD, 348 guru SMTP, dan 156 guru SMTA. Dalam
pada itu melalui Puskesmas telah ditingkatkan pula pelayanan KIA, yang mempunyai
dampak langsung terhadap penurunan angka kematian Balita. Penurunan tersebut dicapai
melalui pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan ibu menyusui,
serta perawatan bayi dan Balita. Oleh karena pelayanan KIA dilaksanakan terutama oleh
tenaga bidan dan dukun bayi, maka telah dilakukan pendidikan, latihan dan penataran bagi
tenaga bidan dan dukun bayi. Selanjutnya dalam rangka memberikan perawatan, bimbingan
dan pelayanan kepada keluarga sebagai kesatuan yang paling kecil di masyarakat, melalui
program perawatan kesehatan masyarakat telah diberikan pelayanan kesehatan secara teratur
dan berkesinambungan. Sampai dengan buIan Agustus 1985 sebanyak 2.254 Puskesmas
telah melakukan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. Adapun jumlah keluarga yang
telah dibina mencapai 82.426 keluarga, di samping terhadap

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 475
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 476


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

golongan khusus di panti-panti yang mencakup 52 panti yang tersebar di 24 propinsi. Sejalan
dengan itu melalui program pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) telah
ditingkatkan peranserta dan swadaya masyarakat agar pada akhirnya mereka dapat menolong
diri sendiri dalam usaha peningkatan kesehatan. Adapun program PKMD telah mencapai
269 kabupaten yang meliputi 1.678 kecamatan dan terdiri atas 7.693 desa. Di samping itu
ditingkatkan pula pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat, terutama masyarakat
berpenghasilan rendah di desa maupun di kota, yang diutamakan pada kegiatan preventif
promotif yang terdiri dari peningkatan kebersihan mulut, pemakaian fluor, pengobatan
darurat, rujukan dan penyuluhan, dengan pengembangan teknologi tepat guna bagi kesehatan
gigi. Untuk menunjang hat tersebut. telah dilaksanakan pula perluasan dan peningkatan
usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS). Dalam tahun 1985/1986, sampai dengan bulan
Agustus telah dilakukan pelayanan kesehatan gigi di 82 SD, pengadaan klinik gigi basis di
11 rumah sakit dan unit teknis gigi di 1 rumah sakit, serta unit bedah mulut sederhana di 10
rumah sakit. Selanjutnya sedang dan akan dilakukan pelayanan UKGS di 464 SD dengan
jumlah murid sebanyak 139.200 orang, pengadaan peralatan kesehatan gigi standar sebanyak
5 set, peralatan bedah mulut sebanyak 4 set, dental-ray standar sebanyak 5 set, peralatan
bedah mulut sebanyak 4 set, dan dental-ray ortho pantomography sebanyak 1 set. Sedangkan
pelayanan usaha kesehatan gigi masyarakat desa telah dilaksanakan di 618 Puskesmas yang
tersebar di 12 propinsi, yang terdiri dari 122 kabupaten. Untuk menunjang kegiatan
pelayanan kesehatan gigi tersebut, melalui Inpres sarana kesehatan telah disebarkan 330
dokter gigi yang ditempatkan di dinas kesehatan di kabupaten, dan 1.440 perawat gigi untuk
ditempatkan di Puskesmas-puskesmas. Dalam pada itu juga telah dilakukan peningkatan
sistem pelayanan kesehatan gigi melalui survei epidemiologi, survei pengumpulan data
kadar flour dalam pasta gigi, serta standardisasi/metodologi di daerah, yang meliputi
standardisasi pelayanan dan UKGS di Puskesmas, dan pemantapan standardisasi pelayanan
di rumah sakit. Di samping itu juga telah disediakan obat-obatan preventif, penempatan
pendidikan tambahan dokter gigi di bidang spesialisasi kedokteran gigi, pengadaan peralatan
pusat kesehatan gigi dan mulut di 3 propinsi, pembinaan jalur pelayanan kesehatan gigi dan
mulut sampai ke unit keluarga oleh tenaga terlatih/terampil.

Terselenggaranya pemerataan pelayanan kesehatan jiwa adalah merupakan salah


satu usaha pembinaan kesehatan yang ingin dicapai dalam pembangunan. Dalam rangka
usaha tersebut telah dilakukan peningkatan integrasi pelayanan kesehatan jiwa di rumah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 477
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sakit umum (RSU) dan Puskesmas, kerjasama/rujukan lintas sektoral, peningkatan peran-
serta masyarakat dan upaya lain yang bersifat menunjang seperti penelitian dan system
informasi kesehatan jiwa. Untuk itu dalam tahun 1984/1985 telah dilakukan integrasi
pelayanan kesehatan jiwa di 103 Puskesmas dan 72 RSU, serta pembangunan 2 rumah sakit
jiwa (RSJ). Sedangkan dalam tahun 1985/1986 akan diintegrasikan pelayanan kesehatan
jiwa di 135 Puskesmas dan 93 RSU, melanjutkan pembangunan RSJ, meningkatkan
pelayanan gangguan mental organik dan pencegahannya, serta peningkatan rehabilitasi
mental. Di samping itu juga telah dilakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah
sakit jiwa (RSJ) di pusat dan daerah, pengembangan dan pemantapan pelayanan kesehatan
jiwa, peningkatan mutu dan jenis tenaga ahli, pengadaan alat kesehatan dan obat,
peningkatan kerja sama luar negeri, serta pengembangan survei pengumpulan data di bidang
kesehatan jiwa.

Sejalan dengan usaha peningkatan pelayanan kesehatan dan sekaligus untuk


menopang pelaksanaannya, maka daya guna dan peralatan laboratorium terutama di daerah-
daerah terpencil semakin ditingkatkan. Untuk itu antara lain telah dilakukan peningkatan
pelayanan laboratorium kesehatan, koordinasi semua laboratorium kesehatan pemerintah dan
swasta, peningkatan pelayanan rujukan kesehatan di semua tingkat secara timbal balik,
peningkatan kemampuan dan mu tu pelayanan laboratorium, peningkatan manajemen dan
hukum kelaboratoriuman, peningkatan prasarana dan sarana laboratorium, serta
pengembangan operasional laboratorium. Dalam tahun 1984/1985 telah dilakukan
pembangunan gedung/penambahan ruang-ruang pemeriksaan laboratorium di 7 balai
laboratorium kesehatan (BLK), penambahan daya/sarana listrik dan air di 3 BLK, menam-
bah/melengkapi alat-alat laboratorium untuk 24 BLK, pengadaan alat-alat laboratorium
untuk 57 laboratorium kabupaten, dan pengadaan alat untuk pemeriksaan malaria di 202
laboratorium Puskesmas. Di samping itu juga dilakukan pengembangan/peningkatan opera-
sional pelayanan pemeriksaan, sistem rujukan dan manajemen laboratorium di 27 BLK,
monitoring laboratorium klinik swasta di 25 propinsi, serta pengembangan program nasional
pemantapan kualitas laboratorium klinik (PNPKLK), baik untuk laboratorium pemerintah
maupun swasta. Sedangkan dalam tahun 1985/1986 antara lain sedang dan akan
dikembangkan/ditingkatkan kemampuan pelayanan pemeriksaan laboratorium secara kuali-
tatif dan kuantitatif, di bidang mikrobiologi, kimia, patologi dan immunologi, pening-
katan/pengembangan alat-alat laboratorium di 27 BLK, melanjutkan program survei Hepa-
titis Virus B, serta persiapan pelaksanaan pendidikan dokter pengelola laboratorium.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 478
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam pada itu dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan
akan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat, yang di samping dilaksanakan melalui
Puskesmas juga melalui prasarana kesehatan lainnya yaitu rumah sakit. Tersedianya sarana
pelayanan beserta unsur penunjangnya, tersedianya dokter ahli, dan lebih mantapnya sistem
rujukan, adalah merupakan serangkaian kebijaksanaan yang ditempuh untuk lebih
mendayagunakan rumah sakit. Dalam tahun kedua Pelita IV telah dilakukan peningkatan
pelayanan di 16 RSU pendidikan, membangun unit darurat medis di RSU, meningkatkan 70
RSU kelas D menjadi kelas C, dan 5 RSU kelas C menjadi kelas B, pembangunan 1 RSU
baru sebagai satelit di 1 ibukota propinsi, dan 2 RSU di Sulawesi Selatan, pembangunan 1
RS pendidikan, serta melanjutkan pembangunan rumah sakit kusta di Ujung Pandang. Di
samping itu, telah dilakukan pengembangan sistem rujukan, rehabilitasi sosial dan
resosialisasi para penderita kusta pada 10 RS kusta, pembinaan pelayanan dasar RS untuk
133 Puskesmas, pengembangan 14 RSU kelas B, serta peningkatan keterampilan/penataran
tenaga medis maupun paramedis.

Sejalan dengan peningkatan pembangunan sarana pelayanan kesehatan tersebut


telah diikuti pula dengan peningkatan jumlah tenaga kesehatan. Untuk itu telah dilakukan
penempatan pada 4 RSU kelas A sebanyak 400 orang tenaga paramedis perawatan, 67 orang
tenaga paramedis non perawatan, dan 200 orang tenaga non medis. Sedangkan untuk 19
RSU kelas B ditempatkan sebanyak 21 orang tenaga medis, 225 orang paramedis perawatan,
50 orang tenaga paramedis non perawatan, dan 150 orang tenaga non medis. Selanjutnya
untuk 143 RSU kelas C ditempatkan sebanyak 23 orang tenaga medis, 442 orang tenaga
paramedis perawatan, 101 orang tenaga paramedis non perawatan, dan 385 orang tenaga non
medis. Di samping itu ditempatkan pula sebanyak 53 tenaga dokter ahli di 45 RSU
kabupaten/kotamadya, yang terdiri dari 11 dokter ahli bedah, 15 dokter ahli kebidanan dan
kandungan, 17 dokter ahli anak, serta 10 dokter ahli penyakit dalam dan ahli jantung.
Perkembangan tenaga kesehatan dapat diikuti pada Tabel VIII.5.

8.4.2. Pemberantasan penyakit menular

Dalam usaha untuk mengurangi jumlah penderita sakit, angka kematian, dan jumlah
penderita yang mengalami cacat tubuh akibat penyakit menular, kegiatan pemberantasannya
terus ditingkatkan. Prioritas pemberantasannya ditujukan terhadap penyakit menular yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 479
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menyebabkan angka penderita dan kematian yang tinggi, serta menyerang terutama pada
golongan anak-anak dan penduduk pada usia produktif, penyakit menular yang berjangkit
pada daerah yang mempunyai Undang-undang Karantina, penyakit menular yang
pemberantasannya dalam rangka pengaturan internasional (international health regulation),
serta penyakit yang terutama menyerang penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang
berpenghasilan rendah di daerah perkotaan. Dalam pada itu prioritas

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 480
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 481


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kegiatan tersebut dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu kategori pertama adalah
immunisasi, pemberantasan malaria, kholera/gastroentenitis, TBC paru-paru, penanggu-
langan wahab dan penyediaan air bersih. Sedangkan kategori kedua meliputi pemberantasan
penyakit demam berdarah, penyakit kaki gajah (filariasis), penyakit demam keong
(schistosomiasis), penyakit anjing gila (rabies) dan penyakit zoonosis lain, patek, dan
penyakit kelamin. Di samping itu dilakukan pula pengamatan terhadap penyakit menular dan
serangga penular penyakit serta pemberantasan penyakit kusta, penyakit cacing tambang dan
parasit perut lainnya, pembinaan kesehatan jemaah haji, karantina, serta upaya penyehatan
lingkungan pemukiman. Sementara itu pelayanan langsung pemberantasan penyakit menular
pada masyarakat tetap dilaksanakan oleh Puskesmas, kecuali untuk beberapa kegiatan yang
masih memerlukan penanganan secara khusus seperti penyemprotan rumah dan pengobatan
masal untuk menanggulangi penyakit malaria. Dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan
Agustus, telah dilakukan pengumpulan dan pemeriksaan terhadap sekitar 1,3 juta sediaan
darah penderita, pemberian obat kepada sekitar 1,2 juta penderita tersangka malaria, dan
penyemprotan terhadap sekitar 100.000 buah rumah. Dalam periode yang sama telah pula
dilakukan pemberantasan penyakit demam berdarah (arbovirosis), yang meliputi
pemberantasan jentik nyamuk pada sekitar 225.000 rumah dengan menggunakan racun
serangga abate (abatisasi masal), dan penanggulangan focus (penyemprotan) pada sekitar
1.000 lokasi di daerah wahab. Pemberantasan penyakit kaki gajah (filariasis) dalam tahun
1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) dilakukan melalui pemeriksaan terhadap sekitar
27.000 sediaan darah malam dan pengobatan terhadap 50.000 penderita. Dalam rangka
pemberantasan penyakit demam keong (schistosomiasis), dalam periode yang sama telah
dilakukan survei di 33 daerah rawan dan pengambilan lebih dari 54.800 sediaan tinja, serta
tindakan preventif terhadap lebih dari 8.600 penderita tersangka di daerah endemis yaitu
sekitar danau Lindu (Sulawesi tengah). Di samping itu dalam periode yang sama dilakukan
pula pemberantasan penyakit rabies dan pes melalui pengumpulan dan pemeriksaan terhadap
200 sediaan darah tersangka rabies, dan pengobatan terhadap 2.000 orang yang digigit oleh
hewan tersangka rabies. Sementara itu dalam rangka pemberantasan penyakit pes, selama
Pelita III telah dilakukan pemeriksaan terhadap 4.769 sediaan darah dengan hasil negatif,
sedangkan dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah dilakukan
pengobatan terhadap 65 orang tersangka pes. Selanjutnya juga dilakukan pemberantasan
terhadap penyakit anthrax, yakni penyakit menular yang bersumber dari binatang, di daerah
endemis anthrax yaitu Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Timor Timur. Dalam tahun

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 482
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah dilakukan pengumpulan dan pemeriksaan
terhadap 238 sediaan darah tersangka anthrax dan pengobatan terhadap 240 orang penderita
tersangka anthrax.

Sejalan dengan pemberantasan penyakit menular yang bersumber dari binatang,


telah pula dilakukan pemberantasan penyakit yang berasal dari penularan langsung. Dalarn
tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, usaha penanggulangan penyakit TBC paru-
paru antara lain telah dilakukan pemeriksaan dahak dari sekitar 30.000 penduduk dan
pengobatan terhadap sekitar 3.000 penderita tersangka TBC paru-paru, baik dengan
streptomycin maupun refampisin. Jumlah penderita yang diobari tersebut belum termasuk
penderita yang diobati oleh Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru (BP4) dan di rumah-rumah
sakit. Dalarn rangka pemberantasan penyakit frambusia, dalam tahun 1985/1986 sampai
dengan bulan Agustus, telah dilakukan pemeriksaan terhadap sekitar 400.000 penduduk dan
pengobatan terhadap sekitar 9.900 penderita. Di samping itu dalam periode yang sama
dilakukan pula usaha pemberantasan dan pencegahan penyakit kelamin yang diprioritaskan
pada syphilis dan gonorhoe (GO) di kota-kota besar dan pelabuhan. Untuk itu telah
dilakukan pemeriksaaan terhadap sekitar 36.000 sediaan darah penderita tersangka,
pemeriksaan GO pada sekitar 9.600 orang, serta pengobatan terhadap sekitar 7.000 penderita
penyakit kelarnin. Selanjutnya pemberantasan penyakit kusta akan tetap diutarnakan pada
daerah-daerah yang mempunyai angka kesakitan ringgi, antara lain di daerah Sulawesi,
Maluku, dan Irian Jaya. Dalarn tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah
diperiksa sekitar 100.000 anak sekolah, dan 75.000 orang kontak (orang yang mempunyai
hubungan dengan penderita). Dari hasil pemeriksaan tersebut, telah diobati secara teratur
sekitar 18.000 orang penderita termasuk penderita kronis lainnya. Di samping diberi
pengobatan, terhadap penderita dilakukan pula usaha rehabilitasi antara lain dalam bentuk
latihan keterampilan untuk bidang industri, pertukangan pertanian dan lain-lain. Dengan
keterampilan ini diharapkan penderita kusta dapat mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain. Dalarn pada itu juga dilakukan pemberantasan penyakit cacing tambang dan parasit
perut lainnya, dengan prioritas pemberantasan adalah daerah yang mempunyai angka
kesakitan ringgi, antara lain di daerah pertambangan dan perkebunan. Dalarn tahun
1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah dilakukan pemeriksaan sediaan darah dan
sediaan tinja dari sekitar 1.900 orang serta pengobatan terhadap sekitar 28.000 penduduk.
Sementara itu dalam periode yang sama telah pula dilakukan pemberantasan penyakit
kholera dan diare. Sejak awal Pelita IV telah dimulai program pengembangan pemberantasan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 483
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penyakit diare (P40) di kecarnatan, sedangkan pelaksanaannya sebagian dipadukan dengan


program perbaikan gizi (UPGK), yang dilakukan melalui pos pelayanan kesehatan terpadu di
desa-desa. Dengan demikian Puskesmas tidak lagi bertindak sebagai pusat rehidrasi. Dengan
adanya P40 tersebut, ditribusi oralit dilaksanakan langsung di desa-desa dan di keluarga-
keluarganya. Dengan ditunjang oleh penyuluhan yang intensif, masyarakat makin tahu
manfaat dan cara penggunaan oralit atau larutan gula garam untuk menanggulangi kholera
dan diare. Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dilakukan
pengembangan Puskesmas P40 menjadi sebanyak 1.011 Puskesmas, serta telah ditemukan
dan diobati sekitar 675.000 orang penderita diare dan 4.400 orang penderita tersangka
kholera.

Oleh karena berbagai penyakit anak seperti difteria, batuk rejan (pertusis), tetanus
neonatorum, campak, polio, dan TBC paru-paru, dapat dicegah dengan imunisasi, maka
pengembangan imunisasi terus ditingkatkan. Sejak Pelita III program imunisasi tersebut
telah dikembangkan menjadi program pengembangan imunisasi (PPI), sejalan dengan
adanya jenis antigen baru yaitu tetanus formol toxoid (TFT) dan difteria pertusis tetanus
(OPT). Vaksinasi TFT diberikan kepada ibu hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir
dari bahaya tetanus. Dalam kegiatan PPI telah diadakan pula penam bahan antigen untuk
penyakit polio dan campak. Dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah
dilakukan vaksinasi BCG pertama terhadap sekitar 400.000 anak, vaksinasi TFT/tetanus
toxoid (TT) terhadap sekitar 600.000 ibu hamil dan anak, vaksinasi OPT terhadap sekitar
600.000 anak, vaksinasi deptherina tetanus (OT) terhadap sekitar 550.000 anak, vaksinasi
polio terhadap sekitar 200.000 anak, serta vaksinasi pencegahan penyakit campak (morbili)
terhadap sekitar 150.000 anak. Sementara itu dalam rangka mencegah penyebaran penyakit
dari suatu tempat/wilayah ke tempat/wilayah lainnya, telah dilakukan peningkatan kesehatan
terhadap pelabuhan karantina haji, pengamanan kesehatan dalam pemindahan penduduk,
isolasi penderita penyakit menular, serta pengamatan penyakit menular dan vektornya.
Sejalan dengan itu ditingkatkan pula fasilitas sarana kerja di 35 kantor kesehatan pelabuhan
laut dan udara, serta peningkatan keterampilan petugas. Dalam tahun 1985/1986 sampai
dengan bulan Agustus, telah dilakukan pengamatan terhadap sekitar 42.000 orang jemaah
haji, dan pengamanan dan bahaya penyakit menular, khususnya malaria, terhadap 15 lokasi
baru transmigran. Selain itu dikembangkan pula isolasi penderita penyakit menular di 7
rumah sakit di beberapa daerah, yang selain ditujukan terhadap penyakit yang nyata telah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 484
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

diketahui bahayanya dan menimbulkan masalah, juga terhadap penyakit yang sewaktu-waktu
dapat menimbulkan masalah. Untuk itu telah dilakukan pengamatan penyakit. menular
melalui survei terhadap 750 kejadian luar biasa (KLB), survei penyakit-penyakit tertentu di
200 rumah sakit, pengambilan 1.400 sampel, serta pelaksanaan survei entomologis serangga
penular penyakit pada 300 lokasi kunjungan. Demikian pula informasi dan data tentang
perkembangan berbagai penyakit menular secara berkala disebarluaskan kepada para petugas
kesehatan di Puskesmas melalui buletin epidemiologi. Dalam periode yang sama telah
disebarkan buletin epidemiologi sebanyak 15.000 eksemplar.

Program perbaikan gizi bertujuan untuk menunjang upaya penurunan angka kema-
tian Balita, dan membantu masyarakat di dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
melalui peningkatan gizi, terutama bagi golongan rawan dan masyarakat berpenghasilan
rendah baik di desa maupun di kota. Untuk itu dalam tahun kedua Pelita IV telah dilakukan
kegiatan-kegiatan yang meliputi usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) serta pencegahan
dan penanggulangan penyakit gangguan gizi, terutama di dalam hal kekurangan kalori
protein (KKP), kekurangan vitamin A, gondok endemik, anemia gizi besi, peningkatan gizi
anak sekolah, pelayanan gizi intitusi dan pengembangan sistem kewaspadaan pangan dan
gizi. Kegiatan UPGK, yang dilaksanakan secara terpadu di sektor kesehatan, pertanian,
agama, dan keluarga berencana tersebut antara lain mencakup penimbangan anak Balita,
penyuluhan gizi, pemberian paket pertolongan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan, dan
pemberian makanan tambahan. Dalam tahun 1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah
dilakukan pengembangan UPGK pada 4.000 desa baru, di samping tetap dilanjutkan
pembinaan pada desa UPGK lama. Sementara itu dalam waktu yang sama dilakukan pula
penanggulangan dan pencegahan kekurangan vitamin A pada sekitar 1.800.000 anak Balita
di 15 propinsi rawan, baik melalui jalur distribusi khusus (pra UPGK) maupun UPGK.
Selanjutnya untuk menanggulangi dan mencegah anemia gizi besi telah dilakukan pemberian
pil zat besi, penyuluhan gizi dan pemanfaatan tanaman pekarangan, yang pelaksanaannya
diintegrasikan ke dalam UPGK. Dalam tahun kedua Pelita IV, tablet zat besi telah diberikan
kepada sekitar 340.000 wanita hamil, 680.000 anak sekolah dan 500.000 pekerja
berpenghasilan rendah. Sedangkan untuk penanggulangan dan pencegahan gondok endemik
telah dilakukan penyuntikan larutan radium dalam minyak terhadap daerah endemik berat di
25 propinsi yang meliputi sekitar 2.792.000 orang. Di samping itu produksi garam
beryodium terus ditingkatkan, dan pemasarannya makin diperluas untuk menjangkau lebih
banyak penduduk di daerah gondok endemik. Adapun sistem kewaspadaan pangan dan gizi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 485
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

(SKPG) telah diperluas ke 2 propinsi baru, yaitu Lampung dan Sulawesi Selatan, serta fungsi
SKPG di propinsi-propinsi lama terus ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan
gizi intitusi, telah pula ditingkatkan pelayanan di rumah sakit dan di beberapa panti asuhan.
Juga telah dilakukan perintisan pelayanan gizi di beberapa perusahaan dalam usaha untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sementara itu penyuluhan gizi kepada masyarakat
terus digalakkan, terutama tentang pentingnya air susu ibu (ASI), makanan tambahan bagi
bayi, cara menyusun makanan sehat dan murah bagi keluarga, dan lain sebagainya.

Program penyediaan air bersih ditujukan untuk meningkatkan tersedianya air bersih
secara merata dengan jumlah dan mutu yang memenuhi syarat kesehatan. Usaha ini terutama
ditujukan kepada masyarakat pedesaan dan perkotaan yang berpenghasilan rendah, serta
daerah-daerah yang sulit memperoleh air bersih. Pada umumnya mereka belum mempunyai
air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga mudah terserang penyakit kholera
dan penyakit perut lainnya. Sehubungan dengan itu, dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan
bulan Agustus) telah dibangun berbagai jenis sarana penyediaan air bersih, yang meliputi 13
buah penampungan mata air dengan perpipaan (PP), 2.086 buah penampungan air hujan
(PAH), 257 buah perlindungan mata air (PMA) , 3 buah sumur artesis (SA), 59.706 buah
sumur pompa tangan dangkal (SPT DK), 12.410 buah sumur pompa tangan dalam (SPT DL),
dan 17.166 buah sumur gali (SGL). Selanjutnya dalam periode yang sama telah dibangun
pula saringan pengolahan Fe dan Mn sebanyak 7 buah, saringan air sederhana sebanyak 46
buah, saringan pengolahan air gambut sebanyak 26 buah, saringan pasir lambat sebanyak 2
buah, dan kran umum sebanyak 190 buah. Oleh karena dalam membangun sarana air bersih
pedesaan tersebut disadari pentingnya partisipasi aktif masyarakat, maka selalu diperhatikan
juga segi penyuluhan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Dengan demikian
kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih semakin meningkat, dan selanjutnya
masyarakat akan ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan dan pembinaan sarana air
bersih yang sudah ada.
Program kesehatan lingkungan pemukiman bertujuan mencapai mutu lingkungan
yang dapat menjamin derajat kesehatan optimal, serta untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat di dalam upaya peningkatan dan pelestarian kesehatan lingkungan. Dalam tahun
1985/1986 sampai dengan bulan Agustus, telah dilakukan upaya penyehatan lingkungan,
yang meliputi peningkatan sanitasi rumah penduduk pedesaan sebanyak 135 rumah,
pembangunan sarana pembuangan kotoran sebanyak 573 unit, dan pengawasan sarana
pembuangan sampah di 65 kabupaten/kotamadya. Sementara itu dalam periode yang sama

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 486
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

telah dilakukan pula kegiatan penyehatan tempat umum dan industri, berupa pemeriksaan
terhadap sanitasi tempat-tempat umum (TTU) di 16.522 lokasi dan sarana pengendalian
pencemaran lingkungan sebanyak 2.704 buah. Di samping itu dilakukan pula pengawasan
sanitasi tempat pengolahan makanan (TPM) di 12.930 lokasi, rumah makan sebanyak 2.806
buah, dan pengendalian keracunan makanan/pengamanan kejadian keracunan di 54 lokasi.
Sedangkan kegiatan pengamanan pestisida yang dilakukan meliputi pengawasan sanitasi
tempat pengolahan pestisida di 2.250 lokasi dan pengendalian dampak negatif di 25 lokasi.

8.4.3. Pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan minuman

Kegiatan di bidang pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan minuman (POM)
ditujukan untuk mencukupi jenis dan jumlah obat serta alat kesehatan sesuai dengan
kebutuhan nyata masyarakat dengan penyebaran yang semakin merata sehingga terjangkau
oleh masyarakat luas. Di samping itu juga untuk menjamin kebenaran mutu, keamanan,
khasiat/kemanfaatan, dan keabsahan obat, narkotik, obat tradisional, serta makanan dan
minuman yang beredar di masyarakat. Selanjutnya juga untuk mencegah penyalahgunaan
dan kesalahgunaan serta melindungi masyarakat dari bahaya obat, narkotik dan minuman
keras, yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan
rakyat, serta melindungi masyarakat dan lingkungan terhadap bahan berbahaya, serta
mencegah salah penggunaan dan penyalahgunaannya. Untuk menunjang hat tersebut, dalam
tahun kedua Pelita IV telah ditingkatkan kapasitas dan teknologi produksi industri farmasi
sektor swasta nasional, sehingga semakin dapat berperan aktif dalam pengadaan obat
tradisional. Demikian pula unit produksi milik Pemerintah telah dapat ditingkatkan
kemampuannya, terutama untuk produksi obat-obat esensial yang sangat diperlukan dalam
program pelayanan kesehatan. Sementara itu dalam bidang pengadaan bahan baku, terutama
bahan baku obat esensial, secara bertahap telah dikembangkan industri farmasi dalam negeri.
Dalam tahun kedua Pelita IV, beberapa bahan baku yang cukup penting seperti parasetomol,
eritromisin, kanamisin, trimetroprim, salisilanid asetil salisilat, dan berbagai bahan baku obat
yang berasal dari alam telah mulai diproduksi di dalam negeri. Demikian pula kapsul kosong
untuk obat jadi telah diproduksi di dalam negeri dengan kapasitas 3 milyar kapsul tiap tahun,
serta telah ditingkatkan juga produksi obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan dengan
mutu yang semakin baik. Dewasa ini telah terdaftar sebanyak 1.814 obat tradisional dari 120
buah perusahaan, sedangkan jumlah obat tradisional yang telah diteliti kasiatnya mencapai
sebanyak 1.200 macam.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 487
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam tahun kedua Pelita IV, pedagang besar farmasi dan industri farmasi telah
meningkat masing-masing menjadi 912 buah dan 183 buah, sedangkan jumlah apotik menja-
di sebanyak 1.750 buah. Dalam rangka memperlancar distribusi obat telah dibangun 31 buah
gedung farmasi di kabupaten dan kotamadya. Di samping itu pengendalian dan pengawasan
terhadap produksi, distribusi dan penggunaan obat, narkotika, psikotropika dan minuman
keras telah semakin diperketat untuk melindungi penyalahgunaan terutama oleh generasi
muda. Untuk itu telah dilaksanakan pemeriksaan setempat terhadap 5.753 sarana produksi
dan distribusi obat, makanan dan sediaan farmasi, yang tersebar di seluruh Indonesia. Juga
telah dilakukan pengujian terhadap 44.500 sampel, yang diambil dari peredaran dan dari
permohonan registrasi obat. Dalam pada itu melalui sistem registrasi obat, Pemerintah telah
melakukan rasionalisasi obat yang beredar di masyarakat sesuai dengan kebutuhan nyata
masyarakat dan program kesehatan. Selanjutnya melalui mekanisasi registrasi telah
dilakukan penilaian terhadap 2.000 jenis obat, 2.358 jenis makanan, 1.814 jenis obat
tradisional, 5.040 jenis kosmetik dan alat kesehatan, serta 100 jenis narkotik dan obat keras
tertentu. Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 1985/1986. sampai dengan bulan
Agustus, meliputi pemeriksaan setempat terhadap 2.500 sarana produksi dan distribusi obat,
makanan dan sediaan farmasi yang tersebar di seluruh Indonesia, dan pengujian terhadap
36.000 sampel obat, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Sejalan dengan itu telah
dilakukan penilaian terhadap 750 jenis obat, 1.100 jenis makanan dan minuman, 900 jenis
obat tradisional, 250 jenis kosmetika dan alat kesehatan, dan 50 jenis narkotika dan bahan
berbahaya.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengujian terhadap produk-produk


yang beredar di masyarakat, telah dilakukan pengadaan peralatan tambahan pada balai POM
di 27 propinsi dan pusat POM yang ada di Jakarta. Untuk melengkapi laboratorium tersebut,
telah dilakukan pengadaan peralatan laboratorium sebanyak 108 buah dan perlengkapan
laboratorium sebanyak 23 buah. Di samping itu dilakukan pula rehabilitasi dan perluasan
laboratorium, sedangkan untuk menunjang kegiatan pengujian telah dilakukan reagensia dan
bahan bakti pembanding serta penyempurnaan berbagai metoda analisa. Dalam pada itu agar
masyarakat dapat menggunakan produk-produk obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan
secara tepat, benar dan aman, telah dilakukan penyuluhan dan penyebaran informasi di 27
propinsi terhadap masyarakat, termasuk di dalamnya tenaga-tenaga kesehatan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Sedangkan untuk membantu dokter agar dapat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 488
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

memilih obat yang tepat serta sesuai kemampuan ekonomi pasien, telah diterbitkan buku
informasi harga obat.

8.4.4. Keluarga Berencana

Di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa penduduk merupakan


salah satu faktor dominan yang penting bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu
pembinaan kependudukan diarahkan agar penduduk merupakan modal yang efektif dan
menguntungkan bagi usaha pembangunan. Pembinaan penduduk sebagai faktor pendorong
pembangunan menyangkut berbagai aspek yang berkaitan dengan segi kuantitas dan kualitas
kependudukan. Dari segi kuantitas kependudukan, cara yang dilakukan adalah berupa
pengendalian pertumbuhan penduduk melalui penurunan tingkat kelahiran. Penurunan
tingkat kelahiran dilaksanakan berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab seluruh keluarga
dan masyarakat melalui program keluarga berencana. Dalam hu bungan ini, program
keluarga berencana mempunyai tujuan ganda, yang dapat dijabarkan menjadi tujuan
normatif, dengan melembagakan dan membudayakan norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera (NKKBS) dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, serta tujuan demografis, yaitu
menurunkan tingkat kelahiran kasar menjadi 22-31 per seribu pada tahun 1990. Untuk
mencapai tujuan tersebut ditempuh kebijaksanaan kependudukan yang bertujuan untuk
mengembangkan penduduk menjadi faktor penunjang pembangunan, dan diarahkan untuk
mempercepat penerimaan NKKBS sebagai cara hidup yang layak dan bertanggung jawab.

Bertalian dengan tujuan di atas, program KB nasional menghadapi berbagai tan-


tangan, yaitu dengan masuknya tambahan pasangan usia subur (PUS) baru dan prevalensi
yang tinggi, yang menuntut kualitas pelayanan yang tinggi pula, di samping adanya sasaran
yang sulit digarap. Dengan demikian keterpaduan program ini dengan sektor pembangunan
lainnya makin diperlukan, yang menuntut pula penjabaran kebijaksanaan yang menyeluruh.
Untuk itu masyarakat hendak dibangkitkan kesadarannya, sehingga program KB merupakan
gerakan yang meluas dan mempercepat alih tanggung jawab pengelola program kepada
masyarakat dan keluarga.

Dalam tahun kedua Pelita IV, kegiatan pelayanan KB di lapangan diintegrasikan


dengan pelayanan kesehatan, dalam bentuk pos pelayanan terpadu (posyandu). Dengan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 489
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

demikian pelayanan tidak terbatas pada pelayanan KB saja, tetapi sekaligus dilakukan pe-
nanganan bidang kesehatan seperti imunisasi, KIA, penimbangan balita, penanggulangan
diare dan sebagainya. Sementara itu kegiatan operasionalnya diintegrasikan lebih lanjut
dengan sektor pembangunan lainnya, dalam upaya menurunkan tingkat fertilitas dan
mewujudkan NKKBS di masyarakat. Program integrasi KB-Gizi dalam program UPGK
jangkauannya makin dikembangkan, dan dalam tahun 1985/1986 meliputi 84.000 kelompok
UPGK di seluruh propinsi program KB. Di samping itu, dalam usaha membantu mening-
katkan derajat kesejahteraan peserta, usaha peningkatan kelompok akseptor makin dikem-
bangkan pula dengan pemberian bantuan modal, yang saat ini telah menjangkau sekitar
12.500 kelompok akseptor di seluruh propinsi program. Pendekatan kesejahteraan dalam
program KB kepada para peserta KB ini dilakukan pula dengan meneruskan bantuan
Presiden berupa bibit tanaman kelapa hybrida, yang saat ini telah menjadi salah satu tanaman
di pekarangan rnmah para peserta KB lestari. Dalam usaha mempercepat pelembagaan
program KB di masyarakat, inventarisasi dan pembinaan institusi masyarakat terus
dikembangkan tidak terbatas di pedesaan, tetapi makin dikembangkan ke daerah pedukuhan
dan kelompok-kelompok yang makin kecil di m asyarak at. Sementara itu, kegiatan
pendidikan KB, yang bertujuan untuk mengembangkan pengertian, kesadaran, sikap, dan
tingkah laku para generasi muda dalam pelembagaan NKKBS, makin ditingkatkan. Ikrar dan
kebulatan tekad para generasi muda untuk mendewasakan usia perkawinan, bercita-cita catur
warga, maupun membantu pelaksanaan program KB nasional menjadi ciri bagi
penggarapan program KB.

Sesuai dengan perkembangan program serta makin meningkatnya jumlah peserta


KB, pengadaan berbagai jenis kontrasepsi juga terus ditingkatkan. Demikian pula pola
penyediaan dan penyaluran dilaksanakan dengan sistem yang telah dapat menjamin secara
rapi kebutuhan alat kontrasepsi di lapangan. Dalam hubungan ini telah pula dilakukan usaha
untuk menghindarkan ketergantungan penyediaan alat-alat kontrasepsi dari luar negeri,
terutama pil, intra uterine device (IUD), dan kondom yang paling banyak digunakan para
peserta KB. Usaha ini antara lain dilakukan melalui pendirian pabrik pil KB Kimia Farma
yang telah berproduk: sejak tahun 1980, dan terus ditingkatkan produksinya untuk
menunjang pengadaan pil KB bagi program KB nasional. Selain itu telah pula didirikan
pabrik IUD yang mulai berproduksi tahun 1983, dan pada tahap pertama telah selesai
diproduksi sekitar 2 juta IUD. Sementara itu pendirian pabrik kondom sedang dimulai
dengan bantuan dari pemerintah Jepang dan diharapkan dapat berproduksi pada tahun 1986.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 490
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program KB, telah dilakukan monitoring


melalui sistem pencatatan pelaporan yang mampu memberikan berbagai inforrnasi pelak-
sanaan program sampai tingkat kecamatan dan desa, yang telah dilaksanakad secara serentak
di seluruh Indonesia dalam tahun 1985/1986. Sistem pencatatan pelaporan yang telah
disempurnakan dalam penerapannya telah didahului dengan pendataan PUS dan peserta KB.
Pendataan PUS dan peserta KB ini akan dilakukan setiap rabun, yang akan digunakan untuk
informasipenggarapan operasional di lapangan, serta sekaligus dapat digunakan untuk
pengecekan kebenaran informasidari sistem pencatatan pelaporan tersebut. Hasil pencapaian
peserta KB baru yang diperoleh dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Juli 1985)
adalah sebanyak 1,09 juta peserta, atau 20,7 persen dari target sebesar 5,28 juta peserta.
Pemakaian metode kontrasepsi para peserta KB baru dalam tahun 1985/1986 menunjukkan
bahwa yang menggunakan pil adalah sebesar 36,3 persen, IUD 24,6 persen, kondom 2,7
persen, suntikan 33,7 persen, lain-lain 2,4 persen, dan untuk metode implan yang baru
diprogramkan telah mencapai 0,2 persen. Data ini menunjukkan adanya peru bahan atau
pergeseran penggunaan metode kontrasepsi oleh para peserta KB baru. Perkembangan
jumlah peserta dan metode kontrasepsi yang digunakan dapat diikuti pada Tabel VIII.6.

Sementara itu, pembinaan KB meliputi usaha agar gagasan keluarga berencana


secara lestari dapat lebih diterima, baik dalam keikutsertaan sebagai peserta KB, maupun
dalam peransertanya menggarap program. Hasil program pembinaan ini dapat diukur dengan
indikator kuantitatif peserta KB aktif, maupun peserta KB yang diaktifkan kembali setelah
beristirahat menggunakan kontrasepsinya. Pembinaan peserta KB ini dilakukan tidak hanya
terbatas pada penyaluran kontrasepsi yang lebih mudah tetapi sekaligus di dalam rangka
pengayoman melalui program terpadu, seperti program KB gizi, program peningkatan
pendapatan keluarga, pemberian bibit kelapa hybrida, dan lain-Iainnya, yang menjurus
kepada peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan dari peserta KB. Dalam pada itu, di
bidang penerangan dan motivasi telah dikampanyekan konsepsi catur warga yang khususnya
ditujukan kepada para generasi muda, sehingga mereka dapat mulai lebih awal menggunakan
kontrasepsi serta lebih mantap dan lestari dalam berkeluarga berencana.

Kegiatan penerangan juga makin dikembangkan kepada sektor-sektor lain, serta lebih
melibatkan dan memanfaatkan tenaga dan sarana dalam masyarakat, baik individu maupun
tokoh-tokoh organisasi masyarakat. Dalam pelaksanaan di lapangan, kegiatan penerangan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 491
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dan motivasi ini dipadukan dengan kegiatan pelayanan kontrasepsi, dan pelayanan terus
dikembangkan melalui wadah team KB keliling (TKBK), yang tidak saja memberikan
pelayanan di tempatnya, tetapi mampu bergerak mendatangi lokasi tempat caton peserta KB
di pelosok pedesaan dan pedukuhan. Sementara itu, dalam rangka lebih meningkatkan
penghayatan dan partisipasi masyarakat yang semakin berkembang, kualitas informasipun
disesuaikan dengan tuntutan dan dinamika masyarakat. Meningkatnya ke giatan penerangan
ini selanjutnya mempunyai implikasi terhadap meningkatnya kesadaran berkeluarga
berencana, serta tuntutan penyediaan sarana pelayanan yang memadai dan mudah dijangkau.
Sarana utama pelayanan KB yang tersebar sampai di kecamatan dan desa adalah klinik KB
(KKB). Jumlah klinik KB selama ini terus berkembang sehingga pada akhir Juli 1985 telah
berjumlah 7.777 klinik. Usaha menjangkau pelayanan KB yang lebih luas kepada
masyarakat terus dikembangkan melalui team KB keliling, yang merupakan keterpaduan
kegiatan penerangan dan kegiatan pelayanan kontrasepsi di lapangan. Demikian pula,
jaringan pelayanan di daerah perkotaan didukung dengan meningkatnya partisipasi para
dokter/bidan praktek swasta dalam memberikan pelayanan KB kepada masyarakat, serta
dukungan pelayanan dan penanggulangan efek sampingan yang dilakukan di rumah-rumah
sakit yang menjadi pusat rujukan. Perkembangan KB dan tenaga pendukungnya dapat diikuti
pada Tabel VIII. 7. Peserta KB aktif sampai dengan bulan Juli 1985 tercatat sebanyak 12,79
juta peserta atau 50,7 persen dari seluruh pasangan usia subur, dan mereka tetap setia
menggunakan kontrasepsi secara berlanjut. Dilihat menurut metode kontrasepsi yang
digunakan oleh peserta KB aktif, tercatat sebanyak 46,2 persen yang menggunakan pit, 32,8
persen menggunakan IUD, 3,7 persen menggunakan kondom, 13,4 persen menggunakan
suntikan, 0,1 persen menggunakan metode implan, dan 3,8 persen menggunakan metode lain.
Walaupun peserta KB aktif dalam tahun 1985/1986 menunjukkan penurunan bila
dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 1984/1985 sebesar 15,69 juta peserta, namun
terlihat adanya kenaikan kualitas dan berkembangnya berbagai program integrasi.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 492
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 493


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Selanjutnya pelembagaan/pembudayaan KB meliputi usaha untuk meningkatkan


diterimanya NKKBS yang membudaya dalam masyarakat. Di sini termasuk pula usaha
untuk meningkatkan tanggung jawab serta peranan masyarakat dan seluruh aparatur/instansi
Pemerintah dalam ikut serta menggarap program secara mantap. Gambaran dan proses
pelembagaan ini ditandai dengan makin berkembangnya partisipasi oleh masyarakat sendiri,
maupun makin banyaknya keikutsertaan instansi Pemerintah yang semula belum turut
menjadi pelaksana dan pengelola program KB. Di samping itu, berbagai Departe-
men/Instansi telah melakukan berbagai kerjasama lintas sektoral di bawah koordinasi para
Gubernur, Bupati sampai Kepala Desa, bersama PKK dan Dharma Wanitanya. Berbagai
kegiatan operasional safari KB Senyum Terpadu, telah berhasil mengajak peserta KB secara
positif berkat berkembangnya berbagai keterpaduan tersebut. Selain itu, tampak pula adanya
peningkatan keterlibatan perusahaan-perusahaan untuk memberikan dukungan yang positif
terhadap program KB bagi buruh dan karyawannya.

Proses pelembagaan di dalam masyarakat ditandai dengan terus. tumbuhnya institu-


si masyarakat seperti PPKBD (Pembantu Pembina KB Desa), Sub PPKBD atau paguyuban--
paguyuban akseptor khususnya di masyarakat pedesaan, serta semakin tumbuhnya tanggung
jawab para dokter dan bidan praktek swasta untuk mendukung pelayanan di masyarakat
perkotaan. Sampai saat ini secara nasional jumlah PPKBD dan Sub PPKBD telah tercatat
sebanyak 250.975 buah. Perkembangan dan pertumbuhan PPKBD dan paguyuban sampai ke
setiap pedukuhan ini telah memberikan manfaat yaitu mempermudah pelayanan kontrasepsi
ulang kepada masyarakat yang melakukan KB, sehingga tidak lagi hanya menggantungkan
pelayanan dari pusat-pusat kesehatan yang ada.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 494
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 495


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

8.5. Kesejahteraan Sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial dilaksanakan seirama dan searah, serta


saling menunjang dan saling mengisi dengan pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Sejalan dengan Garis-garis Besar Haluan Negara, setiap tahap pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial diarahkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat
secara adil dan merata, terutama bagi para penyandang permasalahan sosial. Dalam Pelita IV,
pembangunan di bidang sosial akan dilaksanakan dengan melanjutkan, memperluas dan
memperdalam kegiatan pembangunan, terutama yang menyentuh kesejahteraan lahir dan
batin golongan penduduk lapisan terbawah sebagai pencerminan dari gerak pembangunan
yang berwatak kerakyatan. Sehubungan dengan itu pembangunan di bidang kesejahteraan
sosial mengupayakan agar tidak seorang warga negara pun tertinggal dan tidak terjangkau
dalam proses pembangunan, serta agar mereka berperanserta secara aktif dalam kehidupan
bermasyarakat.

8.5.l. Pembinaan kesejahteraan sosial

Pelaksanaan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial dilakukan melalui ber-


bagai program, antara lain program pembinaan kesejahteraan sosial berupa pembinaan
potensi kesejahteraan sosial dan swadaya masyarakat dengan memobilisir segala potensi
yang ada dalam masyarakat, baik manusia, alam, maupun potensi sosial lainnya. Pembinaan
potensi dan pengembangan swadaya masyarakat di bidang perumahan dan lingkungan
dilakukan juga dalam bentuk kegiatan pemugaran perumahan dan perbaikan lingkungan
guna meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat khususnya di daerah pedesaan.
Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dilakukan bimbingan pe-
ngembangan potensi desa di 2.201 desa, dan stimulan pendayagunaan potensi desa sebanyak
2.201 unit. Sedangkan untuk pembinaan swadaya masyarakat di bidang perumahan dan
lingkungan, telah diberikan motivasi usaha kesejahteraan sosial di 1.773 desa, dan
bimbingan usaha swadaya masyarakat di 2.521 desa yang melibatkan 100.840 orang.
Demikian juga telah diberikan fasilitas peralatan produksi bahan bangunan sebanyak 2.978
unit, yang masing-masing unit dapat melibatkan satu kelompok warga binaan yang terdiri
dari 10 orang. Kegiatan tersebut berarti dapat melibatkan sebanyak 29.780 warga binaan.
Sementara itu untuk mengembangkan, menyebarluaskan dan melembagakan partisipasi
sosial masyarakat dalam pembangunan di bidang kesejahteraan sosial, telah ditingkatkan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 496
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kemampuan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial dengan


melibatkan sebanyak 4.680 orang pengurus organisasi, pemberian bantuan sarana kepada
3.959 organisasi, serta pemberian bantuan usaha pengembangan terhadap 596 organisasi.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terasing yang hidup di daerah


pedalaman, telah diberikan bimbingan keterampilan serta santunan biaya hidup, agar dapat
mencapai tingkat kehidupan dan penghidupan sosial yang layak sesuai dengan martabat
manusia dan kemanusiaan, di dalam satu pemukiman sosial yang lebih baik serta teratur,
yang dilengkapi dengan rumah sederhana dan sarana umum. Dalam tahun kedua Pelita IV
telah berhasil dibina sebanyak 34.658 KK yang tersebar di 20 Propinsi. Selanjutnya sebagai
upaya terciptanya dan terbinanya kondisi sosial masyarakat yang dinamis dan
memungkinkan dilaksanakannya usaha-usaha pembangunan di hidang kesejahteraan sosial,
telah diselenggarakan penyuluhan sosial dan latihan tenaga kesejahteraan sosial sukarela,
yang sampai dengan tahun pertama Pelita IV telah mencapai sebanyak 6.750 orang. Di
samping itu telah diadakan musyawarah keserasian sosial, dimana telah berhasil dibina
sebanyak 9.910 orang kader keserasian sosial. Demikian pula sampai dengan bulan Agustus
1985, telah berhasil dibina 93.413 orang pekexja sosial masyarakat (PSM), dan selanjutnya
diharapkan akan dapat dibina minimal 5 orang PSM di setiap desa. Dalam pada itu untuk
melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan perintis kemerdekaan telah dilaksanakanusaha-
usaha pembangunan/pemugaran dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan sebanyak 176
buah yang tersebar di ibu kota Propinsi dan Kabupaten, pemugaran Makam Pahlawan
Nasional dan Perintis Kemerdekaan sebanyak 287 buah, bantuan perbaikan rumah keiuarga
Pahlawan Nasional dan Perintis Kemerdekaan sebanyak 230 buah, bantuan perbaikan
kehidupan dan usaha produktif kepada 1.255 keluarga Pahlawan Nasional dan Perintis
Kemerdekaan, serta penyebaran nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan dalam bentuk
buku-buku perjuangan pahlawan dan perintis kemerdekaan sebanyak 19.000 buah.

Pembinaan generasi muda diarahkan untuk menoorong percepatan pertumbuhan


jumlah Karang Taruna melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan serta sikap pe-
ngabdian pengurus Karang Taruna, serta pemberian bantuan raker sarana keterampilan dan
usaha produktif. Hal ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan Karang
Taruna sebagai sarana efektif untuk mencegah kenakalan remaja dan penyalahgunaan
narkotika, serta berperan aktif dalam proses pembangunan. Sampai dengan bulan Agustus
1985 telah berhasil dibina sebanyak 22.756 Karang Taruna yang tersebar di seluruh tanah air,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 497
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

diselenggarakannya latihan kader calon pengurus dan pengurus Karang Taruna yang diikuti
oleh 12.030 orang peserta, dan pemberian bimbingan keterampilan serta bantuan usaha
produktif kepada 16.570 remaja penyandang masalah. Demikian pula pembinaan peranan
wanita di bidang kesejahteraan sosial diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan wanita terutama di pedesaan, agar lebih berfungsi dan
berperan dalam pembangunan nasional khususnya di bidang kesejahteraan sosial. Melalui
program tersebut telah berhasil dilatih sebanyak 6.540 pemimpin wanita dan 43.895 wanita
bina sosial.

8.5.2. Bantuan dan penyantunan sosial

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan sosial para penyandang


masalah kesejahteraan sosial, sehingga mereka dapat mandiri, dan dapat ikut serta dalam
proses pembangunan. Melalui program, ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi
penyantunan lanjut usia, baik melalui sistem panti maupun sistem di luar panti. Sampai
dengan bulan Agustus 1985, telah berhasil disantun para lanjut usia/jompo terlantar di dalam
panti melalui 45 buah Sasana Tresna Werdha di 45 Ibu kota Kabupaten, serta penyantunan
melalui sistem di luar panti meliputi sebanyak 324.050 orang. Sedangkan bantuan dan
penyantunan kepada keluarga yang mengalami permasalahan karena keresahan sosial
dilakukan melalui bimbingan sosial/konsultasi, baik secara perorangan maupun secara
kelompok.

Pengentasan dan penyantunan anak terlantar adalah usaha yang dilakukan juga
melalui sistem pelayanan dalam panti dan di luar panti, untuk memberikan perasaan
terlindung dan kasih sayang keluarga serta pendidikan, guna mengembangkan kepribadi-
annya. Sampai bulan Agustus 1985, usaha pengentasan dan penyantunan anak-anak terlantar
di luar panti telah menjangkau 356.025 anak. Dalam pada itu penyantunan dan pengentasan
penyandang cacat diarahkan untuk menumbuhkan rasa harga diri dan kemandirian dalam
usaha memperbaiki dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial. Kegiatan ini ditujukan
kepada para penyandang cacat tubuh, tuna netta, cacat mental, tuna rungu wicara, dan bekas
penyandang penyakit kronis, termasuk pula para cacat veteran. Penanganan terhadap para
cacat ini dilakukan melalui sistem panti sebagai perangkat rehabilitasi para cacat, dan
pengentasannya melalui sistem di luar panti. Selanjutnya dalam usaha memberikan
pelayanan/penyantunan kepada para cacat tersebut telah dilakukan perbaikan dan perluasan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 498
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

panti-panti rehabilitasi dan sarana rehabilitasi penyandang cacat yang tersebar di seluruh
propinsi. Sampai dengan bulan Agustus 1985 telah berhasil dilakukan penyantunan dan
pengentasan terhadap para cacat di dalam panti sebanyak 29.178 orang, di luar panti
sebanyak 192.700 orang, sedangkan melalui loka bina karya sebanyak 3.360 orang.

Penyantunan dan pengentasan para tuna sosial ditujukan kepada para gelandang-
an/pengemis, tuna susila dan bekas narapidana, yang masing-masing memiliki ciri khas.
Usaha rehabilitasi bagi para gelandangan dan pengemis ditujukan pada rehabilitasi mental
dan sosial serta latihan-Iatihan keterampilan praktis sebagai bekal untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang memadai. Sampai dengan tahun pertama
Pelita IV, hasil penanganan gelandangan/pengemis melalui pemukiman lokal mencapai
jumlah sebanyak 3.809 keluarga, melalui pemukiman swakarya sebanyak 7.335 keluarga,
melalui transmigrasi sebanyak 11.865 keluarga, dan melalui sistem pondok sosial sebanyak
10.900 keluarga, yang terkonsentrasi di Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu dilakukan pula penanganan para wanita tuna susila dengan berbagai cara,
antara lain melalui bimbingan fisik, mental dan sosial serta latihan keterampilan yang
memungkinkan mereka mendapat pekerjaan yang layak dan wajar. Kegiatan rehabilitasi dan
resosialisasi para tuna susila tersebut dilakukan melalui sistem dalam panti, yang pada saat
ini telah mencakup 6.190 orang tuna susila. Selanjutnya telah dilakukan pula penanganan
terhadap para bekas narapidana, terutama yang baru saja selesai menjalani masa
hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan, sebagai usaha untuk memulihkan kembali harga
diri dan kepercayaan pada diri sendiri, sehingga dapat melaksanakan fungsi dan
peransertanya secara wajar dan layak dalam tata kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Melalui sistem di luar panti telah disantun dan dibimbing 2.202 orang bekas narapidana.
Demikian pula kegiatan rehabilitasi sosial bagi anak nakal dan resosialisasi bagi korban
narkotika/minuman keras khususnya di kalangan remaja, telah dilakukan melalui pantipanti
rehabilitasi sosial korban narkotika dengan memberikan pembinaan mengenai sikap dan
tanggung jawab sosial mereka, serta latihan-Iatihan keterampilan kerja sebagai bekal
kemampuan usaha setelah mereka keluar dari panti rehabilitasi. Sampai dengan bulan
Agustus 1985 telah dibina 2.211 orang anak nakaI, dan 3.020 anak korban narkotika.

Sementara itu program penyantunan dan pengentasan fakir miskin dimaksudkan


untuk menangani kerawanan sosial ekonomi daripada keluarga-keluarga fakir miskin yang
berada di pedesaan dan di daerah-daerah rawan sosial ekonomi di perkotaan. Usaha tersebut

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 499
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dilaksanakan dengan membimbing, membina, dan mengembangkan kemauan dan


kemampuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya secara swadaya dan swa-
karya dengan mendayagunakan semua potensi sosial yang ada dalam lingkungannya, serta
menghilangkan sikap hidup pasrah pada nasib dan menggantungkan diri pada belas kasihan
orang lain. Kepada mereka juga diberikan bantuan permodalan atau peralatan kerja produktif
untuk meningkatkan swadaya dan swakarsa. Kegiatan ini secara nyata baru dilaksanakan
dalam Repelita IV dengan memberikan latihan keterampilan, bantuan perbaikan perumahan,
dan bantuan permodalan/peralatan kerja produktif kepada 4.475 KK.

Penanggulangan korban bencana alam diarahkan pada peningkatan kesiapsiagaan


masyarakat dalam menghadapi terjadinya bencana alam, serta pemberian bantuan pertama
sebagai tindak darurat dan bantuan lanjutan sebagai tindakan rehabilitasi. Selama ini telah
dilakukan usaha bantuan dan rehabilitasi kepada para korban bencana alam dan korban
bencana lainnya melalui bantuan perbaikan rumah, serta pemindahan pemukiman, baik
secara lokal maupun transmigrasi ke daerah-daerah lain. Di samping itu, juga dilakukan
latihan-latihan pembimbing dan petugas lapangan, latihan dan temukarya anggota-anggota
Satkorlak (Satuan Koordinasi Pelaksanaan) Penanggulangan Bencana Alam, dan penyediaan
barak penampungan/persinggahan bagi para korban bencana alam Sehubungan dengan hal
tersebut telah pula dibentuk Satuan Tugas Sosial (Satgasos) Penanggulangan Bencana Alam,
yang berintikan petugas-petugas sosial dan unsur-unsur pemuda, sebagai perangkat bantu
penanggulangan korban bencana alam yang berkedudukan di Kecamatan atau Kabupaten,
sebanyak 370 orang. Sampai dengan bulan Agustus 1985 telah dilaksanakan pembinaan
usaha-usaha penanggulangan dan kesiapsiagaan/pencegahan bencana alam terhadap 54.025
KK. Di samping itu, telah diberikan pula bantuan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan
penanggulangan darurat pada waktu terjadi bencana alam, berupa perlengkapan pertolongan
pertama seperti renda, alat-alat dapur umum, mobil dapur umum, perahu karet, alat-alat
komunikasi seperti SSB, dan sebagainya.

8.6. Hukum dan perundang-undangan

8.6.l. Pembinaan dan pembaharuan hukum

Pembangunan nasional yang sedang berjalan dewasa ini berada dalam tahapan di
mana pembangunan dan pembinaan hukum nasional menjadi bertambah penting. Hal ini

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 500
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

disebabkan karena sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional diperlukan peranan


hukum yang lebih besar, baik untuk memantapkan hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai maupun untuk menciptakan kondisi yang menjamin setiap anggota masyarakat dapat
menikmati suasana serta iklim ketertiban dan kepastian hukum. Untuk itu terus dilaksanakan
pembinaan hukum yang diprioritaskan melalui penyusunan peraturan perundang-undangan,
karena diperlukan banyak peraturan perundang-undangan yang baru sebagai landasan bagi
pembangunan di segala bidang. Di samping itu masih harus diselesaikan beberapa rancangan
undang-undang yang belum terselesaikan dalam Pelita III.

Sampai dengan tahun kedua Pelita IV, langkah-Langkah yang telah dilaksanakan
dalam pembinaan hukum adalah dengan meningkatkan penyusunan rencana kegiatan lemba-
ga legislatif nasional. Dengan upaya tersebut telah dihasilkan sejumlah undang-undang yang
penting, antara lain Undang-undang tentang Kesejahteraan Anak, Undang-undang
tentangPemerintahan Desa, Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana, Undang-undang
tentang Ketentuan Pokok Mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang
tentang Hak Cipta, Undang-undang tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia, Undang-undang perpajakan, Undang-undang tentang
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Undang-undang tentang Wabah Penyakit Menular,
Undang-undang tentang Perindustrian, Undang-undang tentang Pos, Undang-undang atas
perubahan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum Anggota Badan
Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, Undang-undang tentang Susunan dan Kedudukan
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Undang-undang tentang Partai Politik dan Golongan Karya, dan Undang-undang
tentang Referendum. Sementara itu dalam rangka penyempurnaan dan pembaharuan hukum
nasional, dengan tetap memperhatikan tingkat kesadaran hukum masyarakat, dalam periode
yang sama juga telah disiapkan Rancangan Undang-undang tentang Ketentuan-Ketentuan
Umum Peraturan Perundang-undangan, serta sejumlah rancangan undang-undang dalam
rangka kodifikasi serta unifikasi hukum di bidang hukum pidana, hukum perdata, hukum
acara perdata, hukum acara peradilan agama, hukum perdata internasional dan hukum
dagang. Dalam pembangunan hukum selama ini, telah dihasilkan suatu produk hukum yang
dapat dikatakan sebagai tonggak sejarah, yaitu Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana. Undang-undang ini telah merubah secara mendasar penegakan hukum
di Indonesia dengan lebih terjaminnya perlindungan hak-hak asasi warga masyarakat.
Sebagai pelaksanaan undangundang tersebut telah pula dikeluarkan peraturan pelaksanaan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 501
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

KUHAP. Selanjutnya dengan telah diterima dan disahkannya Konvensi Hukum Laut
Internasional Baru, maka akan dilakukan pembaharuan hukum laut nasional secara
menyeluruh berdasarkan Wawasan Nusantara. Berkaitan dengan hal tersebut telah pula
disahkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Dalam rangka menunjang usaha pembinaan hukum tersebut di atas, akan lebih
diintensifkan kerja sama antaraparatur negara di pusat maupun di daerah-daerah dengan
kalangan universitas, lembaga-Iembaga pengkajian dan penelitian hukum dan kalangan
profesi hukum. Kerja sama ini berbentuk pengkajian dan penelitian hukum, penyusunan
naskah akademis rancangan undang-undang, pertemuan ilmiah, pengembangan jaringan
dokumentasi, dan informasi hukum, serta publikasi karya ilmiah hukum dan inventarisasi
putusan-putusan pengadilan (yurisprudensi).

8.6.2. Penegakan hukum

Penegakan hukum bertujuan untuk menyelamatkan jalannya pembangunan, menga-


mankan hasil-hasil pembangunan, serta meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dilaksanakan usaha-usaha yang
mengarah kepada pembinaan sikap, perilaku, kemampuan dan kewibawaan aparat negara,
serta penegak dan pelaksana hukum. Upaya tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan fungsi
dan wewenangnya masing-masing, untuk tegaknya keadilan, kepastian hukum serta
terlaksananya perlindungan hukum sebagaimana diatur oleh Hukum Acara Pidana. Untuk
menunjang peningkatan dan penyempurnaan penegakan hukum, maka telah ditingkatkan
penyelesaian perkara, ketertiban penahanan tersangka, ketertiban administrasi benda sitaan
negara, serta ketertiban pemindahan. Di samping itu dalam rangka untuk menjamin
tercapainya stabilitas nasional, telah ditingkatkan pengawasan terhadap kegiatan orang asing
di wilayah Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang ke dan dari luar negeri.
Sementara itu untuk menunjang keberhasilan upaya dan kegiatan penegakan hukum, telah
makin dimantapkan hubungan kerjasama dan koordinasi yang dilandasi dengan semangat
keterpaduan, kebersamaan dan keakraban antara semua aparat penegak hukum, khususnya
antara Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Kehakiman, dan Kepolisian, sehingga dapat
mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan tugas. Di samping itu juga telah ditingkatkan
prasarana fisik, antara lain berupa pengadaan kendaraan angkutan para tahanan,
pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung kantor, asrama (karantina) tahanan, pas-pas

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 502
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

imigrasi, kapal patroli pantai untuk imigrasi, serta peralatan telekomunikasi.

Dalam rangka pembinaan peradilan, selalu diusahakan agar badan-badan peradilan


makin mampu menjalankan kekuasaan kehakiman yang bebas dan terlepas dari pengaruh
kekuasaan luar. Dengan demikian para hakim dapat memberikan putusan berdasarkan
hukum yang berlaku dan juga berdasarkan keyakinan dan rasa keadilannya. Selanjutnya
dalam rangka pembinaan aparat peradilan, yaitu untuk menjamin adanya objektivitas dan
pembinaan karier hakim, telah diadakan pemutasian hakim secara regional maupun nasional.
Dalam tahun 1984/1985 telah diangkat hakim baru sebanyak 90 orang, sehingga sampai
dengan tahun kedua Pelita IV jumlah hakim telah mencapai sebanyak 2.328 orang. Di
samping itu juga telah diangkat sebanyak 3.687 tenaga panitera kepala/pengganti dan juru
sita. Juga terus ditingkatkan penyempurnaan administrasi peradilan, terutama yang meliputi
arsip pengadilan, tata cara dan manajemen badan pengadilan. Dalam pada itu agar terwujud
pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, telah diusahakan
pula agar proses peradilan menjadi lebih cepat dan tepat, sederhana, murah dan efisien,
sehingga dapat memenuhi rasa. keadilan bagi pencari keadilan dari seluruh lapisan
masyarakat. Untuk menopang terwujudnya sistem peradilan tersebut, antara lain dilakukan
pembangunan/perluasan dan rehabilitasi gedung-gedung pengadilan tinggi (PT) dan
pengadilan negeri (PN) di Propinsi dan Kotamadya/Kabupaten, mendekatkan badan
pengadilan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil dengan mengadakan tempat-
tempat sidang, serta meningkatkan bantuan hukum bagi pencari keadilan yang kurang
mampu. Sebagai hasil daripada kegiatan tersebut, dalam tahun kedua Pelita IV telah
dilakukan pembangunan gedung pengadilan tinggi dan pengadilan negeri sebanyak ll buah,
perluasan/rehabilitasi gedung PT dan PN sebanyak l09 buah, dan pembangunan temp at
sidang sebanyak 27 buah gedung. Di samping itu juga dilaksanakan pembangunan dan
perluasan/rehabilitasi lembaga pemasyarakatan (LP) dan. rumah tahanan negara (Rutan)
sebanyak 286 buah gedung. Di dalam hat penyelesaian perkara, dalam tahun 1984/1985 telah
dapat diselesaikan 1.451.932 perkara atau sekitar 98 persen dari 1.482.624 perkara yang ada
pada PN. Sedangkan dari 10.617 perkara yang ada pada PT, telah dapat diselesaikan 7.646
perkara atau sekitar 72 persen.

Dalam pada itu, ditingkatkan pula pembinaan terhadap lembaga penasehat hu-
kum/pengacara, sehingga benar-benar menjadi lembaga bantuan hukum yang memiliki
profesi yang tangguh, mandiri, berdisiplin serta memiliki dan mentaati kode etik profesi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 503
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

yang makin mantap. Dalam tahun kedua Pelita IV, kegiatan pendidikan/penataran/latihan
tenaga penegak hukum telah diikuti oleh 3.870 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120
orang mengikuti penataran teknis hukum, 270 orang mengikuti penataran dan latihan hakim,
150 orang mengikuti penataran dan latihan panitera, 360 orang mengikuti penataran
pemasyarakatan, 110 orang mengikuti penataran teknis pengawasan, 2.385 orang mengikuti
penataran administrasi, 70 orang mengikuti penataran perancang perundangundangan, dan
80 orang mengikuti penataran teknis dokumentasi dan informasi hukum.

Dalam rangka meningkatkan pemerataan keadilan dan perlindungan hukum bagi


masyarakat luas, terutama bagi masyarakat yang kurang atau tidak mampu, pemberian
bantuan hukum lebih ditingkatkan. Pemberian bantuan hukum ini diberikan melalui pe-
ngadilan negeri dalam perkara kasus pidana, dan melalui biro-biro bantuan hukum dari
fakultas hukum universitas negeri berupa korisultasi dan bantuan hukum untuk perkara
perdata dan pidana. Dalam tahun kedua Pelita IV, telah dilakukan pemberian bantuan hukum
untuk sejumlah 6.892 perkara kasus pidana bagi pencari keadilan yang kurang mampu, yang
tersebar di 26 propinsi. Sedangkan dalam periode 1981/1982 sampai dengan 1984/1985 telah
dilakukan kegiatan konsultasi hukum sebanyak 52.940 kasus, dan bantuan hukum, baik
pidana maupun perdata sebanyak 2.850 perkara melalui 24 fakultas hukum universitas negeri
di seluruh Indonesia. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum, serta agar
dapat lebih memahami serta menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara, telah
dilaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan hukum yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu antara para penegak hukum dan tokoh-tokoh
masyarakat. penyuluhan hukum dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung,
dengan menyelenggarakan ceramah-ceramah, wawancara dan pementasan di TVRI/RRI dan
radio swasta, serta publikasi media cetak. Dalam tahun 1984/1985 kegiatan penyuluhan
hukum tingkat nasional ditujukan pada pemahaman 7 undang-undang, yang meliputi
Undang-undang Dasar 1945, KUHP, Undang-undang Perkawinan, Agraria, Narkotika,
Lingkungan Hidup dan Peraturan Daerah.

Sementara itu pembinaan pemasyarakatan, sebagai upaya untuk memasyarakatkan


para narapidana dan anak didik, telah diselenggarakan dengan menerapkan sistem yang lebih
manusiawi daripada yang selama ini dilakukan. Pembinaan tersebut dilaksanakan melalui
pendekatan sosial edukatif, dengan memperhatikan aspek keamanan masyarakat, lingkungan,
dan tingkat kesadaran hukum masyarakat, sehingga setelah selesai masa hukumannya para

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 504
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

narapidana dapat kembali bidup secara wajar. Dalam kaitan ini para narapidana telah
diberi/dibekali keterampilan melalui pendidikan dan keterampilan kerja yang diadakan di
dalam atau di luar lembaga pemasyarakatan. Untuk menunjang terselenggaranya pendidikan
dan latihan tersebut, dilakukan pula perbaikan dan pembaharuan peralatan-peralatan latihan
di dalam lembaga-lembaga pemasyarakatan. Demikian pula telah ditingkatkan kerjasama
dengan berbagai pihak, baik instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan
bimbingan lanjutan kepada narapidana yang telah selesai menjalani hukuman. Di samping
itu telah dilakukan pula pembangunan dan perluasan/rehabilitasi gedung-gedung lembaga
pemasyarakatan (LP), balai bimbingan dan pengentasan anak (Bispa), rumah tahanan negara
(Rutan) dan rumah penyimpanan benda sitaan negara (Rupbasan), beserta penyediaan
kendaraan tahanan/narapidana, peralatan keamanan dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu
telah ditingkatkan pula kualitas maupun kuantitas tenaga teknis pemasyarakatan dan tenaga
satuan pengamanan, terutama dalam segi mental dan pengenalan mengenai fungsi-fungsi dan
tugas-tugas pokok pemasyarakatan.

8.6.3. Keimigrasian

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas keimigrasian, pembinaan keimigrasian pada


dasarnya adalah menegakkan hukum terhadap lalu lintas orang dari dan ke luar negeri serta
beradanya orang asing di Indonesia. Di samping itu juga ikut memberantas kegiatan infiltrasi
dan subversi serta pelanggaran hukum lainnya. Sehubungan dengan meningkatnya lalu lintas
orang dari dan ke luar negeri, baik frekuensi maupun volumenya, sebagai akibat dari
perkembangan perdagangan dan hubungan antarbangsa, serta perkembangan pariwisata,
ketenagakerjaan dan pelaksanaan ibadah keagamaan, maka telah dilakukan peningkatan
pelayanan urusan keimigrasian. Usaha tersebut diwujudkan antara lain dengan
dikeluarkannya berbagai fasilitas dan kemudahan pemberian izin, tanpa mengabaikan segi
pengawasannya yang semakin ketal dalam rangka keamanan nasional. Dalam tahun kedua
Pelita IV telah ditingkatkan kegiatan keimigrasian, antara lain evaluasi dan penyempurnaan
prosedur memperoleh visa, pembebasan dari keharusan memiliki visa bagi wisatawan asing
dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pariwisata yang berlaku sejak 1 April 1983,
penggantian buku paspor yang lama dengan yang baru pada tahun 1983, penyempurnaan tata
laksana keimigrasian dalam penyelenggaraan haji dan pengiriman tenaga kerja, serta
penyempurnaan sistem keimigrasian.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 505
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dalam tahun 1984/1985, orang yang masuk ke Indonesia adalah sebanyak 1.012.259
orang, yang terdiri dari 285.448 orang Indonesia dan 726.811 orang asing. Sedangkan yang
berangkat ke luar negeri berjumlah sebanyak 1.053.546 orang, yang terdiri dari 314.335
orang Indonesia dan 739.211 orang asing. Untuk menunjang semakin meningkatnya lalu
lintas orang tersebut, telah ditingkatkan pengadaan prasarana dan sarana keimigrasian. Untuk
itu telah dilakukan pembangunan 5 gedung kantor imigrasi (Kanim), yang terletak di
Bengkulu, Sanggau, Kendari, Ambon dan Denpasar, serta pembangunan lanjutan 2 buah
gedung Kanim yang terletak di Cengkareng dan Jambi. Di samping itu dilakukan pula
rehabilitasi/penyempurnaan gedung Kanim sebanyak 15 gedung, serta perluasan gedung
Kanim dan asrama tahanan imigrasi masing-masing sebanyak 5 gedung dan 2 gedung. Juga
telah dilakukan pembangunan pas imigrasi sebanyak 3 buah gedung yang terletak di Meneg
(Jawa timur), Tanjung Medang (Dumai) dan Jefnan (Sorong). Splain daripada itu untuk
mendapatkan data informasi keimigrasian yang akurat, secara bertahap telah dirintis
penyempurnaan sistem keimigrasian dengan mendayagunakan peralatan komputer.

8.7. Pertahanan dan keamanan

Pembangunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) diselenggarakan


atas dasar pemikiran strategik akan kebutuhan kekuatan penangkalan, baik untuk keperluan
kebutuhan pertahanan maupun keperluan keamanan. Dalam usaha untuk memiliki angkatan
bersenjata yang modern dan ampuh, sejak beberapa tahun terakhir ini ABRI telah
disempurnakan dengan meningkatkan integrasi dan konsolidasi. Untuk itu telah dilakukan
reorganisasi, modernisasi peralatan ABRI, dan meningkatkan kemampuan profesional
prajurit tanpa meninggalkan jiwa pejuang sejati. Hal tersebut dimaksudkan agar ABRI
sebagai kekuatan Hankam (Pertahanan dan Keamanan) mampu mengemban tugas pokok
ABRI dalam lingkungannya yang terus bergerak dinamis guna mengikuti gerak pertumbuhan
pembangunan nasional. Sejalan dengan hal tersebut, ABRI telah memberikan sumbangan
yang besar terhadap kemantapan stabilitas nasional yang dinamis, yaitu melalui pelaksanaan
dwi fungsi ABRI yang sebaik-baiknya. Dengan demikian ABRI dapat menyumbangkan
peranannya sebagai stabilisator dan dinamisator dalam menunjang pengembangan kehidupan
demokrasi pada khususnya, dan kehidupan nasional pada umumnya.

Dalam hal pengembangan ABRI sampai dengan tahun kedua Pelita IV, secara
operasional telah dilaksanakan penyusunan struktur kekuatan yang mantap, baik pada tingkat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 506
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Angkatan, dan Polri maupun gabungan, serta tingkat kesiapan tempur tiap satuan ABRI yang
menjamin efektivitas penangkalan yang dapat diandalkan. Di samping itu juga dilaksanakan
modernisasi persenjataan sampai pada tingkat yang memadai dibandingkan dengan tuntutan
kebutuhan, dan sekaligus satuan-satuan tempur ABRI telah dilengkapi perbekalannya
sehingga dapat menjamin kelancaran mobilitasnya. Sementara itu telah disusun sistem
komando dan pengendalian yang memadai, dalam rangka mewujudkan reaksi yang efektif
dari setiap satuan. Bersamaan dengan pembinaan di bidang Hankam, telah pula dilaksanakan
pengembangan kemampuan komando kendali, komunikasi dan informasi, yang dilaksanakan
dengan melanjutkan investasi peralatan, komunikasi dan fasilitas, serta mengembangkan
keterampilan dan pengalaman personal. Pembinaan tenaga manusia dilaksanakah
berdasarkan pada pemikiran, bahwa dalam keadaan damai tetap dipelihara kekuatan siap
yang relatif kecil tetapi efisien, sedangkan dalam keadaan darurat dapat segera diperbesar
dengan cepat.

Dalam pada itu Undang-undang Nomor 20 tahun 1982 telah melimpahkan tanggung
jawab penyelenggaraan fungsi pertahanan keamanan negara kepada dua hadan, yaitu
Departemen Hankam untuk aspek pemerintahan dan ABRI untuk aspek operasi pertahanan
dan keamanan. Ketentuan Undang-undang tersebut dalam tahun 1983 telah direalisasikan
dengan keluarnya Keputusan Presiden Nomor 46 tahun 1983 tentang Pokok-pokok dan
Susunan Organisasi Departemen Hankam serta Keputusan Presiden Nomor 60 tahun 1983
tentang Pokok-pokok dan Susunan Organisasi ABRI. Berdasarkan Keputusan Presiden
tersebut, telah disusun organisasi dan prosedur Departemen Hankam, Mabes ABRI, TNI-AD,
TNI-AL, TNI-AU, Polri, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), dan Pasukan
Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). Adapun kekuatan personal militer yang telah dimiliki dalam
tahun kedua Pelita IV adalah sebanyak 420.713 orang, yang terdiri dari 216.003 orang TNI-
AD, 37.515 orang TNI-AL, 25.098 orang TNI-AU, dan 142.097 orang Polri. Sejalan dengan
hal tersebut, telah pula dilakukan penyusunan komposisi kekuatan ABRI, yang terdiri dari
Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Komando Strategi Angkatan Darat
(Kostrad), Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Armada RI kawasan Barat dan Timur,
Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) I dan II, Pasukan Pemukul Reaksi Cepat
(PPRC) ABRI, Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Komando Daerah Militer
(Kodam) I sampai dengan IX dan Kodam Jaya, Kepolisian Daerah (Polda) I sampai dengan
XVII, dan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Sedangkan kekuatan cadangan TNI terdiri dari
kekuatan Rakyat Terlatih (Ratih), kekuatan Perlindungan Masyarakat (Linmas) dan kekuatan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 507
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Sosial Politik ABRI.

Dalam rangka usaha yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan Hankam, telah


pula ditingkatkan pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembinaan perundang--
undangan, pembinaan penelitian dan pengembangan, pembinaan pangkalan, serta pembinaan
prasarana dan fasilitas logistik. Dalam pada itu pembinaan industri Hankam diarahkan untuk
mengurangi ketergantungan pada luar negeri dengan ditingkatkannya industri nasional dalam
pembuatan komponen atau suku cadang peralatan utama ABRI. Perhatian pertama
ditumpahkan kepada pengembangan industri senjata ringan, bahan peledak dan amunisi, alat
optik militer, alat elektronik, dan peralatan lain yang sederhana, dan pada saat ini telah dapat
diproduksi di dalam negeri. Selanjutnya pengembangan kemampuan manajemen Hankam
dilaksanakan dengan melanjutkan pengembangan keahlian dan kemahiran karyawan.

8.8. Penerangan

Dalam kerangka perjuangan bangsa untuk mempertahankan, menegakkan dan


mengisi kemerdekaan, penerangan mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting dan
merupakan alat juang bangsa yang ampuh. Untuk itu tugas penerangan tidak hanya sekedar
menyampaikan berita saja, melainkan harus pula dapat merangsang pembangunan. Di
samping itu penerangan harus mampu membangkitkan sikap optimis, serta membina dan
mengembangkan partisipasi seluruh rakyat Indonesia melalui usaha-usaha dan kegiatan
penerangan yang tepat. Untuk itu kegiatan penerangan terus ditingkatkan sampai ke desa-
desa, melalui media penerangan seperti radio, televisi, film, pers, penerbitan, pameran,
media tradisional dan penerangan tatap muka. Juga telah ditingkatkan bobot isi pesan yang
disampaikan melalui sarana media massa, seperti radio, televisi, dan surat kabar. Di samping
itu sumber-sumber penyebaran informasi seperti kantor berita Antara, luas jaringan dan
kemampuannya telah pula ditingkatkan.

8.8.l. Operasional penerangan

Pembangunan di bidang penerangan sampai dengan tahun kedua Pelita IV antara


lain berupa pembangunan pusat penerangan masyarakat (Puspenmas) sebagai wadah operasi
penerangan terpadu. Di samping itu perlengkapan Puspenmas telah pula ditingkatkan, baik
kualitas maupun kuantitasnya, serta diseragamkan untuk meningkatkan operasi-operasi

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 508
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

penerangan umum, yang meliputi sarana mobilitas, sarana perlengkapan, audio visual aids,
dan media lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, ditingkatkan pula jumlah frekuensi pelbagai
jenis kegiatan penerangan umum, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Adapun
peningkatan dan pemanfaatan operasi dan reran penerangan luar negeri yang efektif, sebagai
subsistem dari sistem penerangan secara fungsional, telah dilakukan dengan membangun
sarana gedung atase pers di luar negeri dan sekaligus meningkatkan isi, mutu dan pesan
penerangan visual, penerbitan dan audio visualnya. Dalam pada itu pembangunan
penerangan sampai dengan tahun kedua Pelita IV telah dilakukan terhadap saran a dan
prasarana penerangan di daerah yang diarahkan ke pedesaan, sehingga kemampuannya
sebagai penunjang pembangunan sudah meningkat. Selain itu penerangan juga menunjang
penyebarluasan kesadaran berkeluarga berencana, menanggulangi masalah-masalah
gangguan sosial, menanggulangi masalah kenakalan remaja, narkotika dan lain-lain.
Sedangkan di bidang ekonomi, kegiatan penerangan telah ikut menggairahkan dan
menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Bimas, peningkatan tabungan
masyarakat, pengembangan BUUD/KUD, usaha transmigrasi serta program-program
pembangunan pada umumnya.

Sementara itu telah ditingkatkan pula perlengkapan peralatan lunak maupun pe-
rangkat kerasnya, sehingga secara bertahap dapat disediakan perlengkapan bagi aparat
penerangan sampai tingkat terbawah. Sehubungan dengan itu setiap juru penerang (Jupen)
yang beroperasi di kecamatan-kecamatan telah dilengkapi dengan radio kaset, sehingga
dapat memonitor siaran-siaran Pemerintah, dan kemudian menyebarluaskan materi siaran
tersebut sebelum diterima dokumen lengkapnya. Selain itu juga ditingkatkan sarana
mobilitas bagi para jupen, yang meliputi mobil unit penerangan, mobil unit suara, mobil unit
panggung, serta mobil unit visual mini yang terdiri atas muviani air dan muviani darat,
sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penerangan sampai ke desa-desa. Dalam tahun
l985/l986 (sampai dengan bulan Agustus) telah dilakukan penyediaan sarana mobilitas,
muviani air dan muviani darat masing-masing sebanyak 550 unit, 300 unit dan 3.667 unit,
serta pembangunan gedung Puspenmas sehingga jumlah gedung Puspenmas menjadi
sebanyak 277 buah. Di samping itu dalam melaksanakan sistem penerangan pintas, kegiatan
surat kabar untuk desa (SKUD) terus ditingkatkan. Untuk itu setiap hari sebanyak 36.000
eksemplar surat kabar harian, yang terdiri dari surat kabar Angkatan Bersenjata, Berita
Yudha dan Suara Karya disebarkan ke 36.000 desa, sehingga melalui surat kabar tersebut

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 509
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

secara cepat informasi dari pusat dapat sampai ke pedesaan. Selanjutnya dalam rangka
pemerataan informasi ke daerah pedesaan, telah pula dilaksanakan pengadaan dan
pendistribusian televisi umum yang sudah mencapai sebanyak 38.101 buah, serta radio
umum yang sudah mencapai sebanyak 8.153 buah. Dalam pada itu untuk meningkatkan
peranserta masyarakat pedesaan dalam pembangunan, telah dilakukan pembinaan kader-
kader penerangan pembangunan desa melalui sarasehan pembangunan desa. Demikian pula
dalam usaha meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan, telah dilaksanakan
peningkatan kemampuan para jupen wanita sebagai sumberdaya manusia yang terampil dan
berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan. Adapun jumlah jupen wanita dalam
periode tersebut adalah sebanyak 110 orang.

8.8.2. Pengembangan sarana penerangan

8.8.2.l. Radio

Usaha pembangunan di bidang radio diarahkan untuk meningkatkan luasnya jang-


kauan, mutu dan kualitas daripada Radio Republik Indonesia (RRI), di samping peningkatan
daripada teknis pemancar dan sarana teknis lainnya. Dalam tahun kedua Pelita IV telah dapat
dilaksanakan siaran 24 jam per hari melalui 36 dari seluruh stasiun RRI, sedangkan 14
stasiun lainnya secara bertahap telah pula meningkatkanjumlah jam siarannya. Pada periode
yang sama, pemancar yang dimiliki RRI telah mencapai 301 buah dengan kapasitas
terpasang sebesar 2.997 kilowatt (KW). Di samping itu di Cimanggis telah pula dibangun
sebuah pemancar short wave (SW) dengan kapasitas terpasang sebesar 250 KW, yang
ditujukan terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur. Sementara itu di Medan sedang
dibangun pemancar SW dengan kapasitas 250 KW, yang ditujukan agar penerimaan siaran
RRI di luar negeri semakin baik. Sedangkan dalam rangka mengikuti perkembangan
teknologi media elektronika, RRI telah mengoperasikan pemancar frekuensi modul (FM),
sehingga mutu siaran-siaran akan lebih meningkat.

Sementara itu kegiatan siaran pedesaan terus ditingkatkan, baik mutu maupun isi
siarannya, sehingga dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) jumlah kelom-
pok pendengar siaran pedesaan telah mencapai sebanyak 44.006 kelompok dewasa, se-
dangkan jumlah jam siaran telah ditingkatkan menjadi sebanyak 484 jam dalam satu minggu.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 510
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Kegiatan ini diisi dengan penyuluhan pertanian menuju swasembada, program keluarga
berencana, program transmigrasi, serta program pembangunan lainnya, yang dilaksanakan
dengan menggunakan kaset-kaset penyuluhan. Selanjutnya isi kaset penyuluhan akan
diperluas lagi termasuk ten tang koperasi, kesehatan dan lingkungan hidup. Di samping itu
terus dikembangkan juga siaran acara kesenian tradisional dalam rangka peningkatan
apresiasi terhadap budaya nasional, liputan-liputan olah raga, siaran agama, penyuluhan
hukum, penyiaran P4, siaran wanita dan pembangunan, dan siaran universitas terbuka (UT).
Khusus untuk memasyarakatkan P4 secara nasional, telah diselenggarakan acara Forum
Negara Pancasila. Untuk khalayak pendengar di luar negeri, baik warga negara Indonesia
maupun masyarakat asing, diadakan siaran luar negeri RRI (Suara Indonesia) selama sebelas
jam sehari dengan mempergunakan bahasa Indonesia dan delapan bahasa asing, yaitu Inggris,
Prancis, Arab, Mandarin, Melayu, Jepang, Jerman dan Thailand. Dalam siaran yang
ditujukan ke luar. negeri tersebut telah pula dilaksanakan penyiaran kegiatan pekan anak-
anak internasional. Sementara itu dalam rangka kerja sama bilateral antara Indonesia dan
Malaysia, telah ditingkatkan pula siaran Salam Muhibah serta diadakan tukar-menukar
program dan produksi mingguan berupa pilihan pendengar dan acara berbatas pantun,
pertukaran paket siaran dan misi artis dalam rangka kerja sama kebudayaan ASEAN, serta
pertukaran paket siaran dalam rangka programme exchange antara anggota Asia Pacific
Broadcasting Union (ABU).

8.8.2.2. Televisi

Dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus) telah ditingkatkan pelak-
sanaan siaran TVRI, antara lain berupa perbaikan dan penyempurnaan mutu, isi dan alokasi
jam siaran. Di samping itu juga telah dilakukan intensifikasi penggunaan stasiun produksi
keliling dalam bentuk mobil unit, terutama dalam rangka menggali potensi seni budaya
bangsa yang tersebar di berbagai daerah. Materinya secara berencana dan terkoordinasi telah
dihasilkan pula oleh l0 stasiun produksi keliling (SPK), yang meliputi acara-acara
penerangan dan hiburan yang berorientasi kepada kegiatan masyarakat pedesaan.
Selanjutnya diadakan pula siaran-siaran olah raga, wan ita dan pembangunan, penyuluhan
hukum, kependudukan dan lingkungan, koperasi, pariwisata, dan perpajakan. Dalam rangka
meningkatkan informasi pembangunan di segala bidang, selain melalui warta berita juga
dikemukakan melalui acara khusus, antara lain dari desa ke desa, desa membangun, dan desa
kita. Di samping pemutaran film nasional pada akhir pekan setiap malam Minggu, telah pula

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 511
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

diputar serial film Aku Cinta Indonesia (ACI) setiap malam Sabtu, dan film serial Rumah
Masa Depan (RMD) dua minggu sekali, serta film boneka Indonesia si Unyil, Si Huma dan
Si Titik. Selain itu telah diadakan kerja sama kebudayaan dan tukar menukar paket siaran
dengan RTM (Malaysia), dan sekali sebulan diadakan acara Titian Muhibah, juga telah
dilakukan pertukaran program antara negara ASEAN, perhimpunan penyiaran Asia Pasifik
dan lain-lain. Demikian pula telah diadakan siaran dalam bahasa Inggris selama setengah
jam sehari. Siaran tersebut bertujuan selain untuk memperkenalkan budaya bangsa, juga
dimaksudkan memberi informasi tentang pembangunan Indonesia, khususnya bagi
masyarakat asing yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Selain hasil-hasil pembangunan
yang telah dicapai pada masa lalli, dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus)
telah dilaksanakan pembangunan sarana televisi, stasiun-stasiun pemancar di tempat-tempat
terpencil, serta rehabilitasi dan peningkatan sarana studio di stasiun-stasiun TVRI daerah.
Dengan demikian secara keseluruhan jumlah stasiun pemancar TVRI yang berhasil dibangun
sampai dengan periode tersebut telah mencapai 204 buah. Sebagai hasil perluasan jangkauan
siaran TVRI, apabila dalam tahun 1984/1985 daerah jangkauannya baru mencapai seluas
534.808 kilometer persegi, maka dalam tahun 1985/1986 (sampai dengan bulan Agustus)
telah meningkat menjadi 548.438 kilometer persegi. Demikian pulajumlah penduduk yang
telah terjangkau oleh siaran TVRI dan jumlah pesawat televisi, dalam periode yang sama
telah meningkat masing-masing dari sebanyak 98,3 juta orang dan 5.682.829 buah televisi
menjadi sebanyak 101,4 juta orang dan 5.790.917 buah. Perkembangan saran a dan jumlah
jam siaran TVRI menurutjenis siaran dapat diikuti pada Tabel VIII.8 dan Tabel VIII.9.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 512
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 513


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)

Departemen Keuanagan Republik Indonesia 514


Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

8.8.2.3. Perfilman nasional

Pembinaan dan pengembangan perfilman dan rekaman video ditujukan pada


peningkatan mutu dan jumlah produksi film dalam negeri, serta kelancaran peredaran dan
perluasan pemasarannya, baik di dalam maupun di luar negeri. Film-film Indonesia di-
arahkan agar lebih bermutu dan mampu mendukung peran kultural edukatif berbagai media
elektronika, demi kemajuan pembangunan dan tetap mencerminkan kepribadian dan budaya
bangsa, serta menunjang dan memperkokoh ketahanan nasional. Dalam pada itu, produksi
film dan rekaman video terus diarahkan pada peningkatan kecerdasan bangsa, serta
menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan nilai-nilai perjuangan bangsa. Sejalan dengan itu
telah diproduksikan beberapa film sejarah, antara lain Serangan Fajar, Kereta Api Terakhir,
November 1828, dan Sejarah Orde Baru (Pengkhianatan G 30 SIPKI). Adapun film Sejarah
Orde Baru dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap bahaya laten
PKI, di samping juga sebagai film pendidikan bagi generasi muda. Demikian pula dalam
rangka pengadaan film-film penerangan, antara lain telah dilakukan peningkatan peranan
Pusat Produksi Film Nasional (PPFN), baik mengenai produksinya maupun perluasan
peredarannya, melalui bioskop dan mobil unit penerangan pedesaan. Di samping itu juga
terus ditingkatkan sarana dan prasarana PPFN dalam rangka menunjang produksi film
swasta nasional, antara lain dengan dibangunnya sebuah laboratorium film berwarna.
Dengan selesainya pembangunan gedung laboratorium dan seluruh instatasi peralatannya,
maka diharapkan prose sing film-film produksi swasta nasional, di samping film-film PPFN
sendiri, dapat ditampung di dalam negeri. Dalam rangka meningkatkan teknik pertunjukan,
PPFN telah memperkenalkan film Cinerama, yaitu suatu pertunjukan film dengan
menggunakan layar lebar dan membentuk sudut 180 derajat, yang dapat menampung
penonton 3 kali lebih besar daripada pertunjukan film dengan teknik biasa. Selain film
Cinerama, PPFN bekerja sama dengan perusahaan film luar negeri telah memproduksi film
dengan menggunakan sistem Imax, yaitu suatu teknologi perfilman yang menggunakan
sistem proyektor 70 mm/6 sound track. Selanjutnya kemajuan-kemajuan teknologi PPFN
didukung pula oleh pelaksanaan pendidikan dan latihan keterampilan karyawan sesuai
dengan kemajuan-kemajuan teknologi di bidang perfilman dan diarahkan kepada
pembentukan jenjang fungsional. Sejalan dengan itu, usaha promosi dan pemasaran film
Indonesia ke luar negeri terus ditingkatkan melalui pengikutsertaan dalam berbagai festival
dan pekan film internasional. Dalam kaitan ini Indonesia telah ikut serta dalam festival film
internasional di Manila, Hong Kong, Berlin, Cannes, London, Los Angeles, dan Milano.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 515
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Selain itu setiap tahun Indonesia selalu mengikuti festival film Asia dan festival film
ASEAN. Dalam pada itu usaha untuk mengekspor film produksi nasional terus digalakkan,
karena tidak saja menambah devisa negara melalui ekspor komoditi non migas, tetapi juga
dipakai sebagai sarana atau media untuk memperkenalkan budaya bangsa Indonesia di luar
negeri.

8.8.2.4. Pers

Sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terus meningkat dan makin luas
jangkauannya, ruang lingkup tugas dan fungsi pers nasional juga bertantbah luas. Untuk itu
da.iam tahun kedua Pelita IV telah ditingkatkan pembinaan dan pengembangan pers nasional
sebagai pers Pancasila, yaitu pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab, sehingga
mampu melaksanakan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan
kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan
partisipasi masyarakat. Dalam kaitan ini telah dikembangkan interaksi positif antara pers,
masyarakat dan Pemerintah. Selain itu pers sebagai sarana pendidikan non formal telah
dibina sedemikian rupa, agar mampu menjadi sarana yang efektif untuk memasyarakatkan
P4 serta membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua segi
kehidupan masyarakat.

Dalam pada itu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan untuk mengatasi
ketimpangan informasi di tingkat nasional, telah ditingkatkan pula pelaksanaan koran masuk
desa (KMD) sebagai sarana pemerataan informasi. Adanya penyebaran informasi ke daerah
pedesaan melalui prograrn KMD tersebut sejak tahun 1980 telah terjadi perubahan
perbandingan arus informasi ke daerah perkotaan dan pedesaan. Sebelum adanya KMD, 80
persen arus informasi mengalir ke kota-kota dan 20 persen mengalir ke daerah pedesaan.
Setelah adanya KMD, telah terjadi arus informasi yang lebih seimbang yang berarti bahwa
masyarakat pedesaan sudah dapat menikmati lebih banyak arus informasi. Upaya ini tidak
terlepas kaitannya dari pembinaan pers nasional di daerah. Dalam tahun 1984/1985 telah
diselenggarakan KMD yang menjangkau 26 propinsi dan meliputi 50 penerbit pers, dengan
jumlah sebanyak 8.580.000 eksemplar pertahun. Sejalan dengan itu dilakukan pula
pembentukan kelompok-kelompok pernbaca KMD sebagai forum komunikasi. Sementara itu
dalam periode yang sama, oplah penerbitan pers telah mencapai sebanyak 7.630.000

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 516
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

eksemplar untuk setiap kali terbit. Sedangkan sebagai hasil pembinaan pers dari segi isi
berita, penerbitan pers yang memuat berita-berita yang bersifat sensasional, sadisme,
pornografi dan sejenisnya, dewasa ini sudah banyak mengalami penurunan. Selanjutnya
melalui kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi telah dilakukan pendidikan dan latihan
dalam bidang manajemen penerbitan pers, terutarna untuk penerbit pers di daerah, serta
pendidikan dan latihan wartawan. untuk meningkatkan pengetahuan jurnalistik mereka.
Selain itu telah ditingkatkan pula kerja sama antara Departemen Penerangan dengan
Kejaksaan Agung dalam rangka jaksa masuk desa (JMD) yang dimaksudkan untuk lebih
memantapkan penyuluhan hukum terhadap masyarakat pedesaan.

8.9. Pembangunan daerah

Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial -


budaya, dan pertahanan keamanan, menempatkan pembangunan daerah bukan saja sebagai
alat strategis bagi peningkatan kemakmuran, melainkan juga merupakan wahana utama di
dalam mencapai keselarasan dan keserasian pembangunan antardaerah ke arab terciptanya
keadilan sosial. Dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada, kebijakan pembangunan
daerah diarahkan untuk mempercepat laju pengembangan daerah-daerah yang relatif masih
terbelakang, sehingga kesenjangan yang terdapat pada tingkat kemajuan antardaerah dapat
dikurangi. Melalui serangkaian program pokok seperti program pembangunan desa, program
pembangunan daerah tingkat II, program pembangunan daerah tingkat I, program
pengembangan tata guna tanah dan tata agraria, program tata ruang dan tata daerah, dan lain
sebagainya, pembangunan daerah ditujukan guna meningkatkan keserasian laju pertumbuhan
antardaerah, memperk.uat kesatuan nasional, dari meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial
antarwilayah. Hal tersebut pada gilirannya akan mempertinggi semangat, gairah dan
partisipasi masyarakat dalam membangun daerahnya.

8.9.l. Pembangunan desa, daerah tingkat I dan daerah tingkat II

Pembangunan desa dalam tahun kedua Pelita IV diarahkan untuk memperkuat sendi
dasar sosial ekonomi sebagai landasan pembangunan jangka panjang, dengan sasaran agar
desa yang merupakan satuan terkecil dalam susunan administrasi pemerintahan, ikatan
masyarakat dan kegiatan ekonomi, dapat mempercepat pertumbuhannya menjadi desa
swasembada. Perkembangan tersebut diharapkan dapat mengubah kedudukan desa dari

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 517
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

obyek menjadi subyek pembangunan yang mampu memantapkan ketahanan nasional. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu adanya pendekatan yang menyeluruh di dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan desa. Melalui unit daerah kerja
pembangunan (UDKP), ditingkatkanlah pemantapan keterpaduan perencanaan dan
pelaksanaan berbagai program pembangunan desa, sekaligus merupakan penerapan sistem
penyusunan rencana dari bawah sesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat pedesaan.
Sampai dengan tahun 1985/1986, sistem ini telah berhasil diterapkan pada 3.526 kecamatan
UDKP yang tersebar di 27 propinsi (daerah tingkat I). Pelaksanaan sistem UDKP
memerlukan dukungan kemampuan aparatur pengelola, serta berfungsinya kelembagaan dan
forum-forum diskusi/pertemuan. Untuk itu, dalam rangka pengembangan kemampuan
aparatur pengelola, telah dilaksanakan penataran terhadap camat UDKP dan kursus kepala
urusan pembangunan desa tingkat kecamatan masing-masing satu orang yang mewakili tiap
kecamatan UDKP, serta penempatan 1.543 orang TKS-BUTSI. Di samping itu juga telah
dilaksanakan kegiatan musyawarah LKMD, diskusi UDKP dan temu karya LKMD di tingkat
kecamatan, serta rapat koordinasi pembangunan di tingkat kabupaten/kotamadya dan
propinsi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan sistem UDKP,
dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan desa swasembada diperkirakan mencapai rata-rata
6,7 persen setiap tahun pada kecamatan UDKP, dibandingkan dengan rata-rata 3,2 persen
pada kecamatan non UDKP. Kecepatan pertumbuhan tersebut terjadi karena setiap wilayah
UDKP mampu menyerap rata-rata 25 proyek dari seluruh program sektoral, regional, dan
swadaya masyarakat. Sampai dengan akhir Pelita III telah diberikan paket dana UDKP
kepada 1.876 kecamatan, yang antara lain digunakan untuk membangun gedung serba guna.
Melalui sistem UDKP ini dikembangkan teknologi pedesaan, perlombaan desa, penataan
desa, serta pemugaran perumahan. Sehubungan dengan program penerapan tata desa, telah
dilakukan survei pendahuluan tata desa terhadap 2.445 kecamatan, penerapan pola tata desa
di 672 desa, pengkajian identifikasi masalah tata desa pada 6 kecamatan yang meliputi 90
desa, penyuluhan mengenai teknis pola tata desa terhadap ,216 orang" perangkat desa dan
tokoh-tokoh masyarakat desa, serta penyebarluasan buku petunjuk penerapan tata desa.
Dalam rangka penerapan dan pengembangan teknologi pedesaan telah dilakukan identifikasi
spesifik terhadap 46 jenis teknologi pedesaan ke dalam bidang-bidang energi, pangan,
pertanian, konstruksi, dan material, penetapan dan pemilihan 63 orang petugas lapangan
teknologi pedesaan (PLTP), 345 orang kader teknologi pedesaan, dan 22 orang pelatih
keliling teknologi pedesaan (PKTP), serta latihan-Iatihan dan penyuluhan penerapan dan
pengembangan teknologi pedesaan.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 518
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Kegiatan pemukiman kembali (resettlement) penduduk desa dilaksanakan bukan


saja untuk mengatasi gangguan terhadapkeutuhan hutan dan kelestarian lingkungan hidup,
namun juga dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
kelompok-kelompok penduduk terpencil dan terisolir yang matapencahariannya bercocok
tanam dengan cara berpindah-pindah. Di samping penyediaan perumahan, temp at ibadah,
prasarana dan sarana lingkungan lainnya, kegiatan ini dilaksanakan dengan cara
mernindahkan mereka ke lokasi-Iokasi pemukiman baru yang lebih sehat. Sejak mulai
dilaksanakannya kegiatan tersebut dalam tahun 1982/1983, sampai dengan 1985/1986 telah
dimukimkan kembali 30.877 kepala keluarga pada 50 lokasi di 21 propinsi dan sekaligus
telah dilakukan pembinaan terhadap para pemukim tersebut.

Program pemugaran perumahan dan lingkungan melalui penyuluhan, bimbingan,


latihan, serta bantuan peralatan pertukangan dan bahan-bahan bangunan non-Iokal,
dilaksanakan sebagai upaya memacu swadaya masyarakat dalam mengatasi
ketidakmampuan penduduk miskin di desa-desa untuk membangun atau memperbaiki
rumahnya sesuai dengan syarat-syarat kesehatan. Sejak dimulainya kegiatan ini dalam tahun
1976/1977, sampai dengan tahun 1985/1986 telah dapat dilaksanakan pemugaran terhadap
46.890 rumah yang tersebar pada 1.896 lokasildesa di 26 propinsi, termasuk 25.455 rumah
pada 1.150 lokasi/desa yang kini sedang dalam proses penyelesaian. Untuk meningkatkan
peranan masyarakat dalam menunjang program penyediaan air bersih dan penyehatan
lingkungan pemukiman, telah dilaksanakan penyuluhan dan latihan terhadap 21 orang
petugas lapangan di kabupaten Tangerang-Jawa Barat dan 32 orang di Daerah Istimewa
Yogyakarta.

Dalam pada itu, untuk lebih mendorong prestasi pembangunan di desa-desa ke arab
terciptanya tertib administrasi dan pemerintahan serta kemajuan di bidang ekonomi, sosial
dan budaya, maka telah dilaksanakan perlombaan desa dengan memberikan penghargaan
dan hadiah dalam bentuk proyek pembangunan bagi desa-desa yang mampu mencapai pre
stasi tinggi dan keluar sebagai pemenang perlombaan. Usaha tersebut diharapkan dapat
memberikan dampak positif bagi desa-desa lainnya untuk lebih giat melaksanakan
pembangunan desanya. Melalui kegiatan ini, hingga tahun 1984/1985 terdapat 12.723 desa
yang telah berhasil keluar menjadi pemenang perlombaan desa, baik pada tingkat

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 519
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

kabupaten/kotamadya, maupun di tingkat propinsi, berdasarkan hasil evaluasi dan


monitoring pada 27 propinsi.

Agar supaya desa secara keseluruhan dapat menempatkan dirinya sebagai landasan
yang kuat bagi ketahanan nasional, maka setiap desaperlu memiliki suatu lembaga yang
mampu menggerakkan serta mengembangkan prakarsa dan swadaya masyarakat desa di
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa secara bergotong royong. Sehu-
bungan dengan itu, dikembangkan lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD), sebagai
penyempurnaan dari lembaga sosial desa (LSD) di setiap desa/kelurahan. Sampai dengan
tahun 1984/1985 telah dapat dibentuk 65.743 LKMD atau sekitar 99,3 persen dari 66.173
desa yang ada di Indonesia. Menurut tingkat perkembangannya, jumlah tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu kelompok LKMD pasif meliputi 10.586 buah,
kelompok LKMD berkembang yang terdiri dari 25.476 buah, dan kelompok LKMD aktif
yang terdiri dari 29.681 buah. Untuk mempercepat terwujudnya LKMD yang aktif berfungsi
dalam pelaksanaan pembangunan, di samping telah dikembangkan 4.836 LKMD
percontohan yang diharapkan akan menjadi LKMD teladan, juga diberikan berbagai ke-
giatan bimbingan melalui tim pembina LKMD dan tim penggerak PKK pada semua tingkat
pemerintahan, serta latihan bagi kader pembangunan desa (KPD). Dalam periode tersebut
telah diselenggarakan kursus terhadap 3.305 orang pelatih pembangunan desa terpadu
tingkat kabupaten/kotamadya dan propinsi, 75.916 orang kader LMD/KPD, 734 orang
anggota masyarakat kader pengembangan teknologi desa, 660 orang kepala desa, dan 507
orang pembinaan teknis KPD. Selain itu telah diselenggarakan pula kursus keterampilan
dalam rangka pemukiman kembali penduduk dan penciptaan lapangan kerja, yang diikuti
oleh 42.315 orang peserta. Selanjutnya juga telah dilaksanakan penyuluhan dan peningkatan
motivasi terntama untuk desa-desa yang terbelakang, dalam bentuk latihan sosiodrama dan
diikuti oleh 9.575 peserta dari kelompok kesenian rakyat, pementasan kegiatan LKMD
melalui TVRI, siaran pedesaan melalui RRI dengan 46.486 kelompok pendengar, serta
penerbitan dan penyebaran folder/poster/brosur-brosur penyuluhan. Sedangkan untuk
membentuk kader-kader PKK telah diadakan kursus-kursus PKK, yang sampai dengan tahun
1984/1985 telah diikuti oleh 290.598 orang. Sementara itu dalam tahun 1985/1986 sedang
dilaksanakan latihan/kursus bagi 810 orang team penggerak PKK tingkat propinsi pada 27
propinsi, dan 5.640 orang tingkat kabupaten/kotamadya dari 188 kabupaten/kotamadya.

Pelaksanaan pembangunan daerah tingkat II diselaraskan dengan otonomi yang

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 520
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

menjadi tanggungjawabnya, dengan menitikberatkan pada pembangunan daerah kritis, minus,


terbelakang, dan kepulauan terpencil. Menyadari keterbatasan kemampuan keuangan daerah,
maka untuk mendukung peningkatan kegiatan yang terus berlangsung di daerah tingkat II,
Pemerintah telah menyediakan alokasi dana bantuan pembangunan dalam bentuk Inpres dari
II, penunjangan jalan kabupaten, penghijauan dan reboisasi, pembangunan sarana kesehatan,
serta pembangunan pasar, yang akan menunjang peningkatan perekonomian daerah dan
perluasan kesempatan kerja. Melalui dana Inpres tersebut, dalam tahun 1984/1985 telah
dapat diselesaikan pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan prasarana perhubungan
yang meliputi jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 25.755 kilometer dan 29.439
meter, prasarana lingkungan berupa riol, bangunan pencegah banjir, dan penghijauan
masing-masing seluas 523.795 meter, 5.383 hektar, dan 17 hektar, prasarana pengairan
berupa pembangunan 90.059 kilometer bendungan dan 567 kilometer saluran irigasi, serta
fasilitas umum seperti 21 buah terminal bus, 17 buah pelabuhan sungai, 5.993 buah duiker,
dan 2.310 buah proyek lainnya.

Demi tercapainya keselarasan laju pertumbuhan antardaerah dan pemerataan pem-


bangunan di seluruh wilayah nasional, kegiatan pembangunan daerah tingkat I terus
diusahakan peningkatannya dengan memberikan bantuan pembangunan dalam bentuk Inpres
dari I. Bantuan pembangunan tersebut selain dipergunakan untuk membiayai kegiatan
pemeliharaan dan ekploitasi pengairan, peningkatan dan penyempurnaan irigasi, serta
penunjangan jalan dan jembatan, juga diarahkan bagi pembiayaan proyek-proyek yang
bersifat ekonomis produktif, serta pengembangan daerah minus dan perkotaan. Di samping
itu juga untuk menunjang proyek-proyek lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat,
pembinaan generasi muda, serta peningkatan kemampuan dan keterampilan aparatur daerah.
Dengan program tersebut, dalam tahun 1984/1985 telah berhasil dilaksanakan kegiatan
penunjangan jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 7.020,7 kilometer, dan 7.425,6
meter, pemasangan gorong-gorong, rakit, dan cerocok masing-masing 202 buah, 226 buah,
dan 1.575 buah, serta penggantian 279 buah jembatan sepanjang 2.364,6 kilometer. Dalam
upaya perbaikan dan peningkatan irigasi telah dibangun bendungan seluas 76 hektar, saluran
sepanjang 342.008 kilometer, bangunan bagi dan bangunan pelengkap masing-masing
sebanyak 229 buah dan 502 buah, bangunan air seluas 432,3 meter persegi, dan jalan
inspeksi sepanjang 10.000 kilometer. Sedangkan untuk pemeliharaan pengairan telah pula
dilaksanakan pemeliharaan bendungan dan bendungan air masing-masing sebanyak 9.360
buah dan 92.880 buah, serta pembangunan saluran pembawa dan pembuang masing-masing

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 521
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

sepanjang 37.459,5 kilometer dan 12.235,3 kilometer. Selanjutnya dalam rangka


pendayagunaan pengairan, telah berhasil ditingkatkan fasilitas eksploitasi sebanyak 2.017
buah, diselesaikan pembangunan tanggul banjir, jalan inspeksi, dan jaringan telepon,
masing-masing sepanjang 7.588,5 kilometer, 4.752 kilometer, dan 404,1 kilometer, serta
pembuatan waduk dan pompa air masing-masing dengan kapasitas 66.366,4 ribu meter
persegi dan 12.071 PK.

8.9.2. Tata kota dan tata daerah

Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan daerah yang tetap berwawasan


lingkungan dan terpeliharanya keserasian hubungan antara kota, desa, dan alam sekitar,
diperlukan dukungan pengarahan dan pengendalian pembangunan secara spasial, menuju
pemanfaatan ruang dan potensi yang optimal, serasi, seimbang dan efisien. Sehubungan
dengan itu program tata kota dan tata daerah dalam tahun kedua Pelita IV diarahkan pada
pembinaan pelbagai aspek perkotaan, seperti pembinaan rencana kota, pembinaan
lingkungan perkotaan, pembinaan potensi perkotaan, pembinaan pemerintahan kota, maupun
pembinaan umum perkotaan. Dalam rangka pembinaan rencana kota, sedang diploses tahap
penyusunan rencana kota Jambi, Manado, Medan, Semarang, Pekanbaru, Palembang, dan
Kupang, serta diselesaikan rencana terinci bagi kota Banda Aceh dan Palu. Pembinaan
lingkungan perkotaan ditempuh melalui penyelesaian pelaksanaan fisik proyek perbaikan
kampung di perkotaan IV, serta proses persiapan program perbaikan kampung di perkotaan
V, yang pelaksanaan fisiknya telah dimulai di kotamadya Semarang, Surakarta, Surabaya,
dan Ujung Fandango Kegiatan pembinaan potensi perkotaan dilaksanakan dengan
pembentukan dan penyempurnaan sistem pengelolaan air minum di kota-kota Jayapura,
Padang, Palembang, Semarang, Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Ujung Pandang, Kendari,
Dilli, Indramayu, Cirebon, Magelang, Jambi, Samarinda, Solo, Banyuwangi dan Purwokerto.
Pembinaan tersebut meliputi bidang manajemen, kepegawaian, sarana maupun prasarananya.
Sementara itu kegiatan pembinaan pemerintahan kota dilaksanakan antara lain dengan
mempercepat penyelesaian perubahan batas wilayah kotamadya Surakarta, Magelang dan
Samarinda, menyelesaikan proses pembentukan kota administratif (Kotif) Ende, Waingapu
dan Tomohon, serta penyelesaian proses pemindahan ibu kota kabupaten Pekalongan. Di
samping itu telah pula dilakukan kegiatan penyelesaian peningkatan status kota-kota
Pariaman, Dumai, Metro, Kotabumi, Lahat, Watampone, Palopo, Lhoksumawe, Klaten,
Sarong, Cirebon dan Banjar menjadi kota administratif, peningkatan status kota administratif

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 522
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Palo, Kendari, Denpasar, Kupang, Mataram, Jayapura dan Bitung menjadi Kotamadya Dati
II, perluasan wilayah kota Pontianak, Tegal, Pematang Siantar, Binjai, Bengkulu dan Jambi,
serta pemindahan ibu kota kabupaten Agam dan Bandung. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam rangka pembinaan umum perkotaan antara lain adalah telah disepakatinya
perjanjian antarkota di dalam maupun dengan luar negeri bagi kota-kota Bandung, Malang,
Ujung Pandang, Surabaya, Yogyakarta dan Ambon, pemantauan program kerjasama kota-
kota Ujung Pandang, Surabaya, Yogyakarta , Semarang, Bandung, Cirebon dan Medan,
penyelesaian program bantuan langsung tahap akhir untuk kota-kota Ujung pandang,
Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Cirebon, penataan lokasi dan jumlah
kelurahan bagi program kerjasama bantuan United Nations Children's Emergency Fund
(UNICEF), serta penyusunan rancangan perjanjian antara pemerintah daerah kotamadya
tingkat II yang bersangkutan dengan UNICEF.

8.9.3. Tata agraria dan tata guna tanah

Pembangunan yang semakin luas dan meningkat inemerlukan tersedianya lahan


dalam jumlah yang cukup memadai. Di lain pihak keterbatasan persediaan tanah mengha-
ruskan penataan tanah secara serasi dan seimbang, untuk mencegah timbulnya benturan
kepentingan dalam penggunaan tanah dan memperkecil kesenjangan dalam penguasaan,
pemilikan dan pengalihan hak atas tanah. Oleh karena itu kebijaksanaan di bidang ke-
agrariaan di arahkan pada terciptanya tertib penggunaan tanah sesuai dengan perencanaan,
persediaan, kemampuan, dan peruntukannya bagi berbagai keperluan pembangunan.
Pelaksanaannya dilakukan dengan program pengembangan tata guna tanah dan tata agraria.
Pengembangan tata guna tanah dimaksudkan sebagai upaya untuk menyediakan data dan
peta-peta yang diperlukan bagi perencanaan tata ruang secara teratur, berencalla, efisien,
serta berkaitan erat dengan pemanfaatan tanah, baik dalam usaha pertanian, industri,
prasarana, jaringan jalan, fasilitas umum, maupun pemukiman penduduk. Sehubungan
dengan itu dalam tahun 1985/1986 telah dilaksanakan pemetaan sistematik tata guna tanah
yang meliputi kegiatan pembuatan peta kerja seluas 488 ribu hektar, pemetaan kemampuan
tanah seluas 4.430 hektar, pemetaan penggunaan tanah operasional seluas 2.048 ribu hektar,
pemetaan penggunaan tanah terinci seluas 2.808 ribu hektar, serta pemetaan penggunaan
tanah perkotaan dari 22 kota Kotamadya/Kabupaten/Kotip, 146 kota kecamatan dan 152
pusat desa. Di samping itu dilaksanakan pula pemantauan lokasi daerah miskin sebanyak
241 kabupaten, penyusunan tata guna tanah berencana Dati II pada 15

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 523
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Kabupaten/Kotamadya, pemantauan rencana tata guna tanah pada 239 Dari II dan
pemantauan penggunaan tanah sehubungan dengan Inpres penghijauan dan reboisasi seluas
50.981,5 hektar.

Sejalan dengan program tata guna tanah, kegiatan tata agraria ditujukan guna
mewujudkan catur tertib pertanahan, yaitu tertib hukum pertanahan, tertib administrasi
pertanahan, tertib penggunaan tanah, serta tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup.
Upaya tersebut dilakukan melalui penertiban dan peningkatan pengurusan hak-hak atas tanah,
pendaftaran tanah, pengembangan landreform, serta proyek operasi nasional agraria (Prona).
Guna menjamin kepastian hak sertakepastian hukum secara cepat dan merata, maka dalam
rangka penertiban dan peningkatan pengurusan hak-hak atas tanah (P3HT), dalam tahun
1985/1986 telah dilaksanakan identifikasi penguasaan dan pemilikan tanah pada 181 Dari II,
penyelesaian masalah sengketa tanah dari 208 Dari II, dan penerbitan surat keputusan hak
atas tanah terhadap 38.433 subyek hak. Pengembangan landreform bertujuan untuk
memperbaiki keadaan sosial-ekonomi rakyat di daerah pedesaan melalui pembagian yang
lebih adil atas sumber penghidupan petani berupa tanah, serta meningkatkan gairah kerjapara
petani penggarap dengan memberikan kepastian hak pemilikan atas tanahnya. Dalam tahun
1985/1986 kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengadakan identifikasi tanah pertanian
di. pedesaan pada 176 kecamatan, identifikasi 31.790 hektar tanah negara, identifikasi tanah
perkotaan pada 56 kelurahan, peningkatan pelaksanaan redistribusi tanah seluas 26.900
hektar, peningkatan keterampilan teknis dan manajemen bagi 375 orang tenaga landreform,
penertiban terhadap 128 kasus perjanjian bagi hasil, penataan tanah perkotaan di 10 lokasi,
dan peningkatan tertib administrasi landreform dari 49.000 KK. Adapun program
pendaftaran tanah (PT) dilaksanakan sebagai upaya penyelenggaraan pendaftaran tanah yang
sederhana, mudah dan tertib, serta penyediaan peta-peta topografi berskala besar daripada
daerah perkotaan yang sekaligus berguna sebagai peta dasar untuk kegiatan-kegiatan Ipeda,
Pemerintah Daerah Tingkat II dan pelayanan keagrariaan pada umumnya. Hasil pelaksanaan
program PT dalam per/iode tersebut meliputi kegiatan pembuatan peta pendaftaran dan peta
dasar teknik, masingmasing mencakup areal seluas 70.000 hektar, serta pembuatan lembar
peta dasar seluas 58.000 hektar, penggandaan buku leter C untuk l00 kelurahan, pemotretan
udara bagi 8 kota, serta pemetaan fotogrametri 11 kota. Sementara itu untuk meningkatkan
pelayanan keagrariaan kepada masyarakat nielalui kegiatan pensertifikatan tanah secara
masal, maka dalam rangka Prona telah diselesaikan sertifikat sebanyak 266.184 buah.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 524
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Lampiran 1
PEKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
TAHUN ANGGARAN 1986/1987
( dalam jutaan rupiah )
JENIS PENERIMAAN JUMLAH
A. PENERIMAAN DALAM NEGERI 17.832.500
I. Penerimaan Minyak Bumi dan Gas Alam 9.738.500
1. Penerimaan Minyak Bumi 8.145.500
2. Penerimaan Gas Alam 1.592.700
II. Penerimaan di Luar Minyak Bumi dan Gas
Alam 8.094.300
1. Pajak Pengahasilan 2.880.500
1.1. Pajak Perseorangan 720.500
- Hasil Potongan Penghasilan (533.000)
- Usaha dan Pekerjaan (187.500)
1.2. Pajak Penghasilan Badan 2.160.000
- Badan usaha milik negara (738.700)
- Badan usaha swasta (768.900)
- Hasil pungutan kegiatan (336.900)
usaha
- Hasil potongan bunga,
deviden, royalty, dan
sebagainya (315.500)
2. Pajak Pertanbahan Nilai Barang dan 2.143.300
Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah
3. Bea Masuk 580.000
4. Cukai 1.054.800
- Cukai Tembakau (987.800)
- Cukai Lainnya (67.000)
5. Pajak Ekspor 78.800
6. Pajak Bumi dan Bangunan 284.000
7. Bea Materai 115.000
8. Pajak Lainnya 4.000
9. Penerimaan Bukan Pajak 953.900
B. PENERIMAAN PEMBANGUNAN 3.589.100
1. Bantuan Program 81.400
2. Bantuan Proyek 3.507.700
JUMLAH 21.421.600

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 525
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

DASAR PERHITUNGAN UNTUK PERKlRAAN PENERIMAAN NEGARA RAPBN


l986/l987

A. PENERIMAAN DALAM NEGERI

I. PENERIMAAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

Faktor-faktor yang diperhitungkan :


- Produksi minyak disesuaikan dengan perhitungan market-share OPEC di pasaran
dunia.
- Harga rata-rata ekspor minyak mentah Indonesia diperhitungkan dengan harga yang
berlaku sekarang yang diperkirakan akan turun sampai US $ 25,00 per barrel.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penerimaan minyak bumi dan gas alam
diperkirakan sebesar Rp 9.738,2 milyar.

II. PENERIMAAN DI LUAR MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

1. Pajak Penghasilan
1.1. Pajak penghasilan perseorangan
Faktor-faktor umum yang diperhitungkan :
- perluasan dasar pengenaan pajak,
- penertiban dan perluasan wajib pajak,
- peningkatan penghasilan masyarakat,
- timbulnya perusahaan-perusahaan baru dan perluasan perusahaan yang ada
sehingga memperluas lapangan kerja,
- berkembangnya kegiatan usaha produksi dan perdagangan,
- peningkatan mutu aparat pajak.

1.1.1. Pajak hasil potongan penghasilan pekerjaan


Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan :
- perluasan dasar pengenaan pajak,
- Penertiban dan perluasan wajib pajak,
- peningkatan verifikasi sehingga dapat ditagih pajak yang seharusnya dipungut,

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 526
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak, peningkatan


kesadaran dari para wajib pajak,
- Batas pendapatan tidak kena pajak sesuai dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperkirakan penerimaan yang berasal dari pajak hasil
potongan penghasilan pekerjaan dapat mencapai . Rp 533,0 milyar.

1.1.2. Pajak penghasilan usaha dan pekerjaan


Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan :

- perluasan dasar pengenaan pajak,


- peningkatan penghasilan dan kegiatan .usaha perseorangan,
- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak dengan intensifikasi pemungutan melalui
verifikasi yang mendalam,
- peningkatan kegiatan penagihan atas tunggakan-tunggakan pajak penghasilan,
- pemeriksaan pembukuan yang lebih intensif atas jumlah laba perusahaan,
- batas PTKP sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diperkirakan penerimaan pajak penghasilan usaha dan
pekerjaan dapat mencapai jumlah Rp 187,5 milyar .

1.2. Pajak penghasilan badan


Faktor-faktor umum yang diperhitungkan :

- perluasan dasar pengenaan pajak,


- penertiban dan perluasan wajib pajak,
- berkembangnya kegiatan usaha produksi dan perdagangan, timbulnya perusahaan-
perusahaan baru,
- naiknya penghasilan perusahaan-perusahaan.

1.2.1. Pajak penghasilan badan usaha milik negara


Faktor-faktor yang diperhitungkan :
- penertiban administrasi dan organisasi perusahaan-perusahaan negara,
- peningkatan keuntungan daripada perusahaan negara,
- intensifikasi pemungutan pajak.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 527
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas diperkirakan pajak penghasilan badan usaha


milik negara sebesar Rp 738,7 milyar.

1.2.2. Pajak penghasilan badan usaha swasta


Dalam penerimaan ini termasuk pula pajak penghasilan atas laba yang diperoleh badan
asing yang ada di Indonesia.
Faktor-faktor yang diperhitungkan akan mempengaruhi penerimaan :

- peningkatan penghasilan dari badan-badan usaha swasta,


- penertiban dan perluasan jumlah wajib pajak,
- pemeriksaan pembukuan yang lebih intensif atas jumlah laba perusahaan,
- penagihan yang lebih intensif atas tunggakan-tunggakan pajak, kesadaran wajib pajak
yang semakin baik yang mendorong perusahaan untuk lebih terbuka dalam
pembukuannya.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, diperkirakan pajak penghasilan badan usaha swasta


sejumlah Rp 768,9 milyar.

l.2.3. Pajak hasil pungutan kegiatan usaha


Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan :

- kegiatan usaha di bidang impor,


- kegiatan usaha yang memperoleh pembayaran untuk barang dan jasa dari anggaran
belanja negara.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka diperkirakan dapat diperoleh pajak hasil


pungutan kegiatan usaha sebesar Rp 336,9 milyar.

l.2.4. Pajak hasil potongan bunga, dividen, royalty dan sebagainya Faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan :

- berkembangnya kegiatan ekonomi/dunia usaha,


- verifikasi yang intensif terhadap perusahaan-perusahaan dalam hal pembagian
dividen, pembayaran bunga dan royalty.

Berdasarkan faktor-faktor di atas maka penerimaan pajak hasil potongan bunga,


dividen, royalty dan sebagainya diperkirakan akan mencapai sebesar Rp 315,5 milyar.

2. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak penjuaIan atas Barang Mewah

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 528
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan adalah :

- perkembangan perekonomian khususnya pada sektor pertanian, industri, perdagangan


dan jasa,
- perluasan jumlah wajib pajak dan intensifikasi pemungutan melalui verifikasi yang
lebih ketat atas penyerahan barang-barang dan jasa,
- pengenaan pajak pertambahan nilai atas penjualan bahan bakar minyak (BBM),
- perkembangan tara niaga impor.
Berdasarkan hal-hat tersebut maka penerimaan pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan
pajak penjualan atas barang mewah diperkirakan mencapai Rp 2.143,3 milyar.

3. Bea Masuk

Perkiraan penerimaan bea masuk didasarkan atas hal-hat sebagai berikut :


- Impor yang dapat dikenakan bea masuk diperkirakan sekitar US $ 4,3 milyar,
- tarip rata-rata bea masuk diperkirakan sebesar 11,8 persen.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penerimaan bea masuk diperkirakan dapat mencapai
Rp 580,0 milyar.

4. C u k a i

4.l. Cukai tembakau

Hal-hal yang dapat mempengaruhi penerimaan cukai tembakau adalah : - peningkatan


produksi rokok dan hasil-hasil tembakau lainnya,
- peningkatan daya beli masyarakat dengan naiknya pendapatan nasional,

- peningkatan usaha pemungutan cukai berupa penyerasian pita cukai dengan


perkembangan harga jualnya,
- verifikasi yang lebih cermat atas perusahaan-perusahaan rokok,
- pencegahan dan pemberantasan pita rokok palsu dan rokok tidak berpita cukai,
- penyelesaian tunggakan-tunggakan cukai.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, diharapkan dapat diterima cukai tembakau sebesar

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 529
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Rp 987,8 milyar.

4.2. Cukai lainnya

Cukai lainnya terdiri dari cukai gula, cukai bir dan cukai alkohol sulingan.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi penerimaan adalah :
- peningkatan produksi gula,

- intensifikasi pemungutan cukai dan penyesuaian harga dasar sesuai dengan perkembangan
ekonomi.
Berdasarkan hal-hat tersebut, maka cukai lainnya diperkirakan akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp 67,0 milyar.

5. Pajak Ekspor
Dasar perhitungan pajak ekspor adalah sebagai berikut :
- ekspor di luar minyak diperkirakan sebesar US $ 6,4 milyar.

Dengan dasar perhitungan tersebut, maka penerimaan pajak ekspor diperkirakan


sebesar Rp 78,8 milyar.

6. Pajak Bumi dan Bangunan


Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan :
- dasar pengenaan pajak,
- peningkatan daripada nilai jual kena pajak,
- perluasan wajib pajak dan intensifikasi pemungutan pajak.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
diperkirakan akan mencapai jumlah sebesar Rp 284,0 milyar.

7. Bea Meterai
Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :
- berkembangnya kegiatan dan transaksi ekonomi yang dapat dikenakan bea meterai,
- penyesuaian tarip bea meterai,
- pengawasan yang lebih ketal atas pemakaian bea meterai,

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerimaan bea meterai diperkirakan akan
mencapaijumlah sebesar Rp 115,0 milyar.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 530
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

8. Pajak Lainnya
Perkiraan penerimaannya didasarkan atas hal-hat sebagai berikut :

- pengawasan yang lebih ketal atas pelaksanaan lelang,


- penyempurnaan dan peningkatan efektivitas dalam penggunaan kantor lelang.

Dengan memperhitungkan hal-hat tersebut maka penerimaan pajak lainnya diperkirakan


mencapai jumlah sebesar Rp 4,0 milyar.

9. Penerimaan Bukan Pajak


Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan adalah :

- penertiban administrasi perusahaan negara dan bank milik negara dalam rangka
meningkatkan peherimaan,
- verifikasi dan pengawasan yang lebih baik atas penyetoran daripada penerimaan
departemen-departemen,
- usaha intensifikasi dan ekstensifikasi daripada sumber-sumber penerimaan.

Dengan faktor-faktor tersebutdiperkirakan akan diterima penerimaan bukan pajak sebesar Rp


953,9 milyar.

B. PENERIMAAN PEMBANGUNAN

Perkiraan penerimaan bantuan program dan bantuan proyek adalah sebagai berikut :

- bantuan program dalam tahun anggaran l986/l987 diperkirakan sebesar Rp 8l,4 milyar,
- realisasi (disbursement) dalam tahun l986/l987 dari komitmen bantuan proyek tahun-
tahun yang lalu dan tahun l986/l987 diperkirakan sebesar Rp 3.507,7 milyar.

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 531
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Lampiran 2

ANGGARAN BELANJA RUTIN l986/l987


DIPERINCI MENURUT SEKTOR / SUB SEKTOR
( dalam ribuan rupiah )
Nomor
Sektor/Sub Sektor Jumlah
Kode

1 SEKTOR PERTANIAN DAN PENGAIRAN 68.642.726,0


1.1 Sub Sektor Pertanian 57.197.916,0
1.2 Sub Sektor Pengairan 11.444.810,0
2 SEKTOR INDUSTRI 7.758.521,0
2.1 Sub Sektor Industri 7.758.521,0
3 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 18.106.040,0
3.1 Sub Sektor Pertambangan 17.280.885,0
3.2 Sub Sektor Energi 825.155,0
4 SEKTOR PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA 91.410.564,0
4.1 Sub Sektor Prasarana Jalan 5.358.357,0
4.2 Sub Sektor Perhubungan Darat 14.740.557,0
4.3 Sub Sektor Perhubungan Laut 45.175.547,0
4.4 Sub Sektor Perhubungan Udara 23.313.165,0
4.5 Sub Sektor Pos dan Telekomunikasi 463.938,0
4.6 Sub Sektor Pariwisata 2.359.000,0
5 SEKTOR PERDAGANGAN DAN KOPERASI 41.310.849,0
5.1 Sub Sektor Perdagangan 20.988.338,0
5.2 Sub Sektor Koperasi 20.322.511,0
6 SEKTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 47.273.433,0
6.1 Sub Sektor Tenaga Kerja 29.430.111,0
6.2 Sub Sektor Transmigrasi 17.843.322,0
7 SEKTOR REGIONAL DAN DAERAH/PEM-
BANGUNAN DAERAH, DESA DAN KOTA 2.696.665.223,0

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 532
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Nomor
Sektor/Sub Sektor Jumlah
Kode

7.1 Sub Sektor Regional dan Daerah/Pembangunan

Daerah, Desa dan Kota 2.696.665.223,0


8 SEKTOR AGAMA 46.759.257,0
8.1 Sub Sektor Agama 46.759.257,0
9 SEKTOR PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,
KEBUDA Y AAN NASIONAL DAN KEPERCA Y
AAN
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA 933.143.266,0
9.1 Sub Sektor Pendidikan Umum dan Generasi Muda 905.781.636,0
9.2 Sub Sektor Pendidikan Kedinasan 20.018.832,0
9.3 Sub Sektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 7.342.798,0
10 SEKTOR KESEHATAN, KESEJAHTERAAN
SOSIAL, PERANAN WANITA, KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA 141.110.222,0
10.1 Sub Sektor Kesehatan 87.775.336,0
10.2 Sub Sektor Kesejahteraan Sosial dan Peranan Wanita 19.530.476,0
10.3 Sub Sektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 33.804.410,0
11 SEKTOR PERUMAHAN RAKY A T DAN
PEMUKIMAN 5.055.959,0
11.1 Sub Sektor Perumahan Rakyat dan Pemukiman 5.055.959,0
12 SEKTOR HUKUM 143.441.162,0
12.1 Sub Sektor Hukum 143.441.162,0
13 SEKTOR PERT AHANAN DAN KEAMAN AN
NASIONAL 1.764.023.900,0
13.1 Sub Sektor Pertahanan dan Keamanan Nasional 1. 7 64.023.900,0
14 SEKTORPENERANGAN,PERSDAN
KOMUNIKASI SOSIAL 62.027.650,0

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 533
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Nomor
Sektor/Sub Sektor jumlah
Kode

14.1 Sub Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial 62.027.650,0

15 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI


DAN PENELITIAN 58.770.733,0
15.1 Sub Sektor Penelitian 58.770.733,0
16 SEKTOR APARATUR PEMERINTAH 7.000.100.495,0
16.1 Sub Sektor Aparatur Pemerintah 732.640.144,0
16.2 Sub Sektor Lembaga TertinggiiTinggi Negara 12.664.500,0
16.3 Sub Sektor Keuangan Negara 6.254.795.851,0

JUMLAH l3.l25.600.000,0

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 534
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

lampiran 3
ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN l986/l987
DIPERINCI MENURUT SEKTOR/SUB SEKTOR
( dalam ribuan rupiah)
Nilai Rupiah Bantuan
Nomor
Sektor/Sub Sektor Rupiah Proyek/Teknis, Kredit Jumlah
Kode
Eksgor danOligasi

1 SEKTOR PERTANIAN
DAN PENGAIRAN 888.700.000 216.800.000 1.105.500.000
1.1 Sub Sektor Pertanian 769.600.000 102.200.000 871.800.000
1.2 Sub Sektor pengairan 119.100.000 114.600.000 233.700.000
2 SEKTOR INDUSTRI 72.500.000 416.800.000 489.300.000
2.1 Sub Sektor Industri 72.500.000 416.800.000 489.300.000
SEKTOR PERTAMBANGAN
3
DAN ENERGI 140.800.000 895.800.000 1.036.600.000
3.1 Sub Sektor Pertambangan 33 .800.000 214.400.000 248.200.000
3.2 Sub Sektor Energi 107.000.000 681.400.000 788.400.000
4 SEKTORPERHUBUNGAN
DAN PARIWISATA 435.200.000 628.100.000 1.063.300.000
4.1 Sub Sektor Prasarana Jalan 261.000.000 320.100.000 581.100.000
4.2 Sub Sektor perhubungan Darat 36.000.000 110.100.000 146.100.000
4.3 Sub Sektor Perhubungan Laut 71.600.000 74.700.000 146.300.000
4.4 Sub Sektor perhubungan Udara 49.400.000 53.600.000 103.000.000
Sub Sektor Pas dan
4.5 6.400.000 62.300.000 68.700.000
Telekomunikasi
4.6 Sub Sektor Pariwisata 10.800.000 7.300.000 18.100.000
5 SEKTORPERDAGANGAN
DAN KOPERASI 61.700.000 49.900.000 111.600.000
5.1 Sub Sektor Perdagangan 46.100.000 13 .500.000 59.600.000
5.2 Sub Sektor Koperasi 15.600.000 36.400.000 52.000.000
6 SEKTOR TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI 257.100.000 137.400.000 394.500.000
6.1 Sub Sektor Tenaga Kerja 41.800.000 27.300.000 69.100.000
6.2 Sub Sektor Transmigrasi 215.300.000 110.100.000 325.400.000

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 535
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Nilai Rupiah Bantuan


Nomor
Sektor/Sub Sektor Rupiah Proyek/ Teknis, Kredit Jumlah
Kode
Ekspor dan Oligasi

7 SEKTOR PEMBANGUNAN

DAERAH, DESA DAN KOTA 914.300.000 24.600.000 938.900.000


7.1 Sub Sektor Pembangunan Daerah,
Desa dan Kota 914.300.000 24.600.000 938.900.000
8 SEKTOR AGAMA 41.900.000 -- 41.900.000
8.1 Sub Sektor Agama 41.900.000 -- 41.900.000
9 SEKTORPENDIDIKAN, GENERASI
MUDA, KEBUDA Y AAN NASIONAL
DAN KEPERCA Y AAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA 830.300.000 315.600.000 1.145.900.000
9.1 Sub Sektor Pendidikan Umum dan
Generasi Muda 756.500.000 299.500.000 1.056.000.000
9.2 Sub Sektor Pendidikan Kedinasan 56.300.000 16.100.000 72.400.000
9.3 Sub Sektor Kebudayaan Nasional
dan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa 17.500.000 -- 17.500.000
10 SEKTOR KESEHATAN,
KESEJAHTERAAN SOSIAL, PERANAN
WANITA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA 223.800.000 87.800.000 311.600.000
10.1 Sub Sektor Kesehatan 132.500.000 49.400.000 181.900.000
Sub Sektor Kesejahteraan Sosial dan Peranan
10.2
Wanita 33.300.000 1. 700.000 35.000.000
10.3 Sub Sektor Kependudukan dan Keluarga
Berencana 58.000.000 36.700.000 94.700.000
SEKTORPERUMAHAN RAKYAT
11
DAN PEMUKIMAN 193.400.000 139.300.000 332.700.000
Sub Sektor Perumahan Rakyat
11.1
dan Pemukiman 193.400.000 139.300.000 332.700.000
12 SEKTOR HUKUM 40.600.000 - 40.600.000
12 1 Sub Sektor Hukum 40.600.000 - 40.600.000

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 536
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Nilai RupiahBantuan
Nomor
Sektor/Sub Sektor Rupiah Proyek/Teknis, Kredit Jumlah
Kode
Ekspor dan Oligasi

13 SEKTORPERTAHANAN DAN

KEAMANAN NASIONAL 305.700.000 248.300.000 554.000.000


13.1 Sub Sektor Pertahanan dan
Keamanan Nasional 305.700.000 248.300.000 554.000.000
14 SEKTOR PENERANGAN, PERS
DAN KOMUNIKASI SOSIAL 33.300.000 8.200.000 41.500.000
14.1 Sub Sektor Penerangan, Pers
dan Komunikasi Sosial 33.300.000 8.200.000 41.500.000
15 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI DAN PENELITIAN 103.700.000 65.900.000 169.600.000
15.1 Sub SektorPengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi 40.300.000 32.000.000 72.300.000
15.2 Sub Sektor Penelitian 63.400.000 33.900.000 97.300.000
16 SEKTOR APARATUR
PEMERINT AH 118.300.000 8.700.000 127.000.000
16.1 Sub Sektor Aparatur Pemerintah 118.300.000 8.700.000 127.000.000
17 SEKTORPENGEMBANGAN
DUNIA USAHA 16.800.000 185.200.000 202.000.000
17.1 Sub Sektor Pengembangan Dunia
Usaha 16.800.000 185.200.000 202.000.000
18. SEKTOR SUMBER ALAM DAN
LINGKUNGAN HIDUP 110.200.000 79.300.000 189.500.000
18.1 Sub Sektor Sumber Alam dan

Lingkungan Hidup 110.200.000 79.300.000 189.500.000

4.788.300.00 8.296.000.00
JUMLAH 3.507.700.000
0 0

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 537
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN l986
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN l986/l987

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran


1986/ 1987 perlu ditetapkan dengan Undang-undang ;
b. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/
1987 sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun ketiga
dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun IV, tetap
disusun dengan mengikuti prioritas nasional sebagaimana ditetapkan di
dalam Pola Umum Pembangunan Lima Tahun IV yang tercantum dalam
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara;
c. Pembangunan Lima Tahun IV dan dimaksudkan pula untuk memelihara
dan meneruskan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
pembangunan sejak Pembangunan Lima Tahun I sampai dengan ,tahun
kedua Pembangunan Lima Tahun IV, serta untuk meletakkan landasan bagi
usaha-usaha pembangunan selanjutnya;
d. bahwa untuk lebih menjaga kelangsungan jalannya pembangunan, maka
dalam Undang-undang ini diatur pula tentang sisa-anggaran-Iebih dan sisa
kredit anggaran proyek-proyek pada anggaran pembangunan Tahun
Anggaran 1986/1987.
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang
Dasar 1945;

2. Indische Comptabiliteitswet (Staatsblad tahun 1925 Nomor 448) se-


bagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1968 tentang Perubahan Pasal 7. Indische Comptabili-
teitswet (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 53);

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 538
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
NEGARA TAHUN ANGGARAN 1986/1987 :
Pasal 1
(1) Pendapatan Negara Tahun Anggaran l986/l987 diperoleh dari :
a. Sumber-sumber Anggaran Rutin;
b. Sumber-sumber Anggaran Pembangunan.
(2) Pendapatan rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a menurut
perkiraan jumlah Rp 17.832.500.000.000,00
(3) Pendapatan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b menurut perkiraan berjumlah Rp 3.589.100.000.000,00
(4) Jumlah pendapatan Negara Tahun Anggaran 1986/1987 menurut
perkiraan berjumlah Rp 21.421.600.000.000,00
(5) Perincian pendapatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat
(3) berturut-turut dimuat dalam Lampiran I dan Lampiran II.
Pasal 2
(1) Anggaran Belanja Tahun Anggaran 1986/1987 terdiri atas :
a. Anggaran belanja rutin
b. Anggaran belanja pembangunan

(2) Anggaran Belanja Rutin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
menurut perkiraan berjumlah Rp 13.125.600.000.000,00
(3) Anggaran Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf b menurut perkiraan berjumlah Rp 8.296.000.000.000,00
(4) Jumlah seluruh Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/1987
menurut perkiraan berjumlah Rp 21.421.600.000.000,.00
(5) Perincian pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat
(3) berturut-turut dimuat dalam lampiran III dan lampiran IV
(6) Perincian dalam laporan III sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai
pada kegiatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden
(7) Perincian dalam laporan IV sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 539
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

memuat sektor dan sub sektor, sedangkan perincian lebih lanjut sampai
pada kegiatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Pasal 3
(l) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi mengenai :
a. Anggaran Pendapatan Rutin;
b. Anggarn Pendapatan Pembangunan;
c. Anggaran Belanja Rutin;
d. Anggaran Belanja Pembangunan.
(2) Pada pertengahan Tahun Anggaran dibuat laporan realisasi mengenai:
a. Kebijaksanaan Perkreditan
b. Perkembangan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri
(3) Dalam laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
disusun prognosa untuk 6 (enam) bulan berikutnya.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dibahas
bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
(5) Penyesuaian anggaran dengan perkembangan/perubahan keadaan
dibahas bersama oleh Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 4
(l) Kredit anggaran proyek-proyek pada Anggaran Belanja Pembangunan
Tahun Anggaran 1986/1987 yang pada akhir Tahun Anggaran menun
jukkan sisa yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek, dengan
Peraturan Pemerintah dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1987/1988
menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 1987/1988.
(2) Sisa-anggaran-lebih Tahun Anggaran 1986/1987 dipergunakan untuk
membiayai Anggaran Belanja Tahun Anggaran 1987/1988 dan / atau
Tahun-tahun Anggaran berikutnya.
(3) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (l)
menyatakan pula, bahwa sisa kredit anggaran yang dipindahkan itu
dikurangkan dari kredit anggaran Tahun Anggaran 1986/1987.
(4) Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Badan Pemeriksa
Keuangan selambat-lambatnya pada akhir Triwulan 1 Tahun Anggaran
1987/1988.
Pasal 5
Selambat-Iambatnya pada akhir Tahun Anggaran 1986/1987 oleh Pemerintah
diajukan Rancangan Undang-undang tentang Tambahan dan Perubahan atas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/1987

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 540
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

berdasarkan tambahan dan perubahan sebagai hasil penyesuaian sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) untuk mendapatkan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Pasal 6
(l) Setelah Tahun Anggaran l986/l987 berakhir dibuat perhitungan
anggaran mengenai pelaksanaan anggaran yang bersangkutan.
(2) Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (l)
setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan disampaikan oleh
Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-Iambatnya 3
(tiga) tahun setelah Tahun Anggaran yang bersangkutan berakhir.
Pasal 7
Ketentuan-ketentuan dalam Indische Comptabiliteitswet (Undang-undang
Perbendaharaan) yang bertentangan dengan bentuk, susunan, dan isi Undang-
undang ini dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 8
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 April l986.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-


undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal

MENTERI/SEKRET ARIS NEGARA


REPUBLIK INDONESIA,

SUDHARMONO, SH.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN l986 NOMOR

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 541
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

RANCANGAN PENJELASAN
ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : TAHUN l986

TENTANG

ANGGARAN PENDAP AT AN DAN BELANJA NEGARA


TAHUN ANGGARAN l986/l987

UMUM

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/1987 adalah anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun ketiga dalam rangka pelaksanaan REPELITA IV. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1986/1987 mengikuti prioritas nasional
sebagaimana ditetapkan di dalam Pola Umum Pelita Keempat, Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Nomor II/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Prioritas diletakkan pada
pembangunan di bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-
usaha memantapkan swasembada pangan, dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri sendiri, baik industri berat maupun industri ringan, yang akan terus
dikembangkan dalam Pelita-pelita selanjutnya. Sejalan dengan prioritas pembangunan di bidang
ekonomi, pembangunan di bidang politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain, makin
ditingkatkan secara sepadan, dan agar saling menunjang dengan kemajuan-kemajuan. yang dicapai
oleh pembangunan bidang ekonomi.

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara, khususnya Pola Umum Pelita Keempat,
kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan didasarkan kepada Trilogi Pembangunan, yakni
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan
dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling kaitmengkait, dan perlu tetap
dikembangkan secara serasi agar saling memperkuat.

Dalam rangka mempertahankan kebijaksanaan anggaran berimbang dinamis yang sudah


menunjukkan hasil yang amat baik selama ini, perlu diadakan beberapa langkah penyesuaian yang
bersifat realistis terutama dalam kaitannya dengan menurunnya sektor penerimaan dalam negeri
khususnya penerimaan minyak bumi dan gas alam Untuk itu agar kesinambungan pembangunan

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 542
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

dapat terjaga, kebijaksanaan dalam menciptakan Tabungan Pemerintah diupayakan melalui


pengerahan sumber:sumber dana dari dalam negeri, sementara kebijaksanaan di bidang pengeluaran
negara diarahkan pada upaya penghematan disertai dengan penajaman kembali prioritas berbagai
proyek yang dilaksanakan.

Sehubungan dengan prospek penerimaan migas yang kurang menggembirakan, maka upaya
penyempumaan iklim perpajakan terus ditingkatkan. Dalain tahun anggaran 1986/1987
penyempumaan iklim tersebut dicapai terutama dengan telah dilengkapinya aturan-aturan perpajakan
yang telah dituangkan ke dalam lima perundang-undangan baru yang bersifat lebih mudah, sederhana,
serta lebih menjamin terwujudnya kepastian hukum dan pemerataan.

Di bidang pengeluaran negara, disamping usaha penghematan dan penajaman prioritas


pembangunan akan lebih mendapat perhatian, kebijaksanaan pengeluaran negara juga ditujukan
untuk menyelesaikan proyek-proyek yang tertunda, serta diarahkan pula bagi upaya pemeliharaan
hasil-hasil pembangunan. Selanjutnya guna tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat luas
dengan mutu dan jumlah yang memadai, diperlukan pula pengeluaran untuk tugas umum
Pemerintahan, terutama untuk terus meningkatkan dayaguna aparatur negara sesuai dengan tuntutan
perkembangan pembangunan.

Selanjutnya sebagai upaya untuk terus menggerakkan dan meratakan pembangunan daerah
dalam rangka menghindari timbulnya kesenjangan pertumbuhan pembangunan di daerah, maka
bantuan kepada Desa, Daerah Tingkat II, dan Daerah Tingkat I, serta bantuan pembangunan lainnya,
seperti pengembangan sarana kesehatan, prasarana jalan, dan penghutanan kembali tanah-tanah kritis,
akan terus mendapatkan perhatian. Disamping itu pembangunan dibidang pendidikan, serta dibidang-
bidang lainnya, akan tetap dilaksanakan sehingga keserasian dan keselarasan pertumbuhan ekonomi
nasional dan daerah akan terwujud, terutama dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang lebih
luas guna mengatasi tekanan pengangguran.

Dalam pada itu, agar biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal sesuai
dengan kebijaksanaan anggaran, maka pergeseran antar program dan antar kegiatan dalam anggaran
belanja rutin, serta antar program dan antar proyek dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan
dengan persetujuan Presiden, sedangkan pergeseran antar sektor dan antar sub sektor, baik dalam
anggaran belanja rutin maupun dalam anggaran belanja pembangunan, dilakukan dengan Undang-
undang.

Dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyekproyek


yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada anggaran pembangunan Tahun Anggaran

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 543
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

1986/1987 dipindahkan kepada Tahun Anggaran 1987/1988 menjadi kredit anggaran Tahun
Anggaran 1987/1988.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 1986/1987 disusun berdasarkan asumsi-asumsi umum sebagai berikut :
a. bahwa perekonomian Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan penerimaan negara,
menghadapi tantangan berat terutama akibat harga minyak di pasar internasional cenderung
semakin turun;
b. bahwa demi mempertahankan kesinambungan pembangunan, pengerahan sumbersumber
dana dari sektor perpajakan perlu terus ditingkatkan, terutama setelah lengkap
diundangkannya lima perundang-undangan yang baru di bidang perpajakan;
c. bahwa kestabilan moneter, dan tersedianya barang-barang kebutuhan pokok seharihari yang
cukup tersebar merata dengan harga yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak, dapat
terus dipertahankan.

PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Masalah kebijaksanaan kredit dan lalu lintas pembayaran luar negeri sebagian besar berada di sektor
bukan Pemerintah. Oleh sebab itu penyusunan kebijaksanaan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti
seperti anggaran rutin dan anggaran pembangunan sukar untuk dilaksanakan, sehingga untuk itu
dibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 544
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF
Nota Keuangan dan RAPBN 1986 /1987

Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Apabila pada akhir Tahun Anggaran 1986/1987 terdapat sisa-anggaran-lebih, maka sisa tersebut
merupakan tambahan saldo kas negara yang dapat dipergunakan untuk membiayai Anggaran Belanja
Tahun Anggaran 1987/1988 dan / atau tahun-tahun anggaran berikutnya.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 5
Pasal ini menentukan bahwa jika diperlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tambahan
darn Perubahan, maka pengajuannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat dilakukan selambat-
lambatnya pada akhir Tahun Anggaran 1986/1987.
Pasal 6
Perhitungan Anggaran Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat dalam bentuk dan susunan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan
Badan Pemeriksa Keuangar..
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Home This PDF created with the FREE RoboPDF Home Edition (not legal for business or government use)
Departemen Keuanagan Republik Indonesia 545
Edition Get RoboPDF: An Easy, Affordable Alternative for Creating PDFs - www.robopdf.com Buy RoboPDF

Anda mungkin juga menyukai