Anda di halaman 1dari 63

BELAJAR

MATA KULIAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

BELAJAR
I. Pengertian Belajar II. Hakikat Belajar III. Belajar Seumur Hidup

I. Pengertian Belajar
Menurut beberapa para ahli
Agus Suprijono: Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya. Travers : Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Cronbanch : Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Harold Spears : Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Geoch : Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan Morgan : Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

BELAJAR ADALAH PERUBAHAN TINGKAH LAKU PADA DIRI INDIVIDU SEBAGAI AKIBAT PENGALAMAN.

II. HAKIKAT BELAJAR


A. Perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. B. Bersifat permanen ( relatif tetap) C. Diakibatkan oleh pengalaman ( bukan sakit, pertumbuhan, kelelahan, dsb) D. Meliputi aspek Kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

A. Perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.


Perubahan tingkah laku dapat diamati dari sikap keseharian dan proses pembelajarannya Sedangkan perubahan tingkah laku dapat diukur dari hasil belajaru guna mengukur kognitifnya

B. Bersifat Permanen ( relatif tetap)


Perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai akibat terjadinya proses belajar dan tidak menghendaki perubahan yang sifatnya sementara saja

C. Diakibatkan oleh Pengalaman ( bukan sakit, pertumbuhan, kelelahan, dsb) Belajar yang telah dirancang atau direncanakan untuk memberikan pengalaman sehingga mengalami perubahan tingkah laku.

D. Meliputi aspek Kognitif, aspek Afektif dan aspek Psikomotorik


Di dalam proses belajar harus mengikat aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek kognitif . Karena dalam belajar memberikan suatu perubahan tingkah laku pada ketiga aspek tersebut.

III. Belajar Seumur Hidup


Rasullah SAW bersabda: tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat Sehingga jelaslah bahwa manusia harus selalu belajar secara terus menerus, dimulai dari ketika manusia itu dilahirkan sampai manusia itu meninggal. Karena itu muncullah konsep belajar seumur hidup ( lifelong learning )

BELAJAR dan PENGALAMAN


MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

BELAJAR dan PENGALAMAN


I. ARTI PENGALAMAN II. KERUCUT PENGALAMAN (CONE OF EXPERIENCES) EDGAR DALE

I. ARTI PENGALAMAN
Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat inderanya dengan stimulus yang berasal dari berbagai sumber belajar.

Menurut Rowntree ada 5 jenis stimulus ( rangsangan ) yang berasal dari sumber belajar dalam proses belajar :

Human interaction Realia Pictorial representation Written symbols Recorded sound

Human interaction
Jenis rangsangan interaksi antar manusia ( human interaction ) yang dialami bila dua orang atau lebih sadar akan kehadirannya satu dengan yang lain dan mulai saling merespon pesan satu dengan yang lain dalam suatu komunikasi.

Realia
Realia adalah rangsangan yang meliputi benda-benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan sebagainya dialami oleh anak lebih awal daripada melalui rangsangan interaksi antar manusia.

Pictorial representation
Gambar yang mewakili sesuatu obyek dan peristiwa nyata. Hal ini meliputi gambar fotografis, lukisan, chart, grafik, diagram, peta, karikatur, dan sebgainya.

Written symbols
Lambang tertulis disajikan dalam berbagai macam media. Misalnya buku, slide, film rangkaian, gambar, diagram, dan caption (program telivisi atau film).

Recorded sound
Jenis rangsangan atau stimuli yang berupa suara rekaman yang dapat membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara senantiasa berlangsung atau berjalan terus dan tidak pernah dapat dibuat berhenti untuk diamati.

JEROME BRUNER ABSTRACT

VERBAL SYMBOL VISUAL SYMBOL


RECORDINGS, RADIO, STILL PICTURES

ICONIC

MOTION PICTURES

TELEVISION

EXHIBITS
ENACTIVE

FIELD TRIPS
DEMONSTRATIONS
DRAMATIZED EXPERIENCES
CONTRIVED EXPERIENCES
DIRECT, PURPOSEFUL,EXPERIENCES

TEORI BELAJAR
MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME TEORI KOGNITIVISME TEORI HUMANISTIC

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME


Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut para ahli mengenai belajar Behaviorisme


Thorndike berpendapat bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon ( berupa pikiran, perasaan atau gerak). Watson menyatakan stimulus dan respon harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati ( observable ).

Clark Hull, Edwin Guthrie dan B.F Skinner (Neo Behaviorist)


Clark Hull menyatakan semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup. Edwin Guthrie berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara. Skinner menurutnya deskripsi hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku ( dalam hubungannya dengan lingkungan)

TEORI KOGNITIVISME
Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon saja, lebih dari itu belajar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.

Menurut para ahli mengenai teori belajar Kognitivisme


Piaget, menyebutkan ada tiga tahapan proses belajar yaitu: asimilasi ( proses penyatuan, pengintegrasian) , akomodasi ( penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dengan akomodasi) Jerome Bruner berpendapat proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif bila guru memberi kesempatan kepada muridnya untuk menemukan suatu aturan ( termasuk konsep, teori, definisi, dsb) melalui contoh contoh yang meggambarkan ( mewakili) aturan yang menjadi sumbernya.

TEORI HUMANISTIC
Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dengan kata lain memanusiakan manusia . Menurut Bloom dan Krathwohi menyebutkan apa yang perlu dipelajari oleh murid, yang tercakup dalam tiga ranah :
Ranah kognitif Ranah psikomotor Ranah afektif

Tingkatan Dalam Proses Pembelajaran


MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

Tingkatan Dalam Proses Pembelajaran di Dalam Buku Wina Sanjaya


Model Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran

Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran Teknik Pembelajaran

Taktik Pembelajaran

Model Pembelajaran
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Strategi Pembelajaran
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) groupindividual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Metode Pembelajaran
metode adalah a way in achieving something (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbat

Taktik Pembelajaran
merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

Rancangan Pelaksanaan Pelopori


MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (pasal 20 PP 19/2005). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sementara itu, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar2 yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Hari / Tanggal : Waktu : Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran Materi Pokok Langkah langkah Kegiatan
Kegiatan Awal ( 10 menit ) Kegiatan Inti ( 70 menit ) Kegiatan Akhir ( 25 menit )

Metode Alat dan Sumber Belajar Penilaian

Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi Dasar ( KD )


SK dan KD dalam dokumen standar isi keberadaannya sangat penting, selain standar kompetensi lulusan (SKL) yang menjadi rujukan pelaksanaan ujian nasional. SK adalah sejumlah kompetensi minimal untuk setiap aspek/keterampilan berbahasa/bersastra yang wajib dimiliki siswa pada setiap akhir semester/kelas tertentu. Sementara itu, KD adalah sejumlah kompetensi minimal yang dijabarkan dari standar kompetensi tertentu.

Indikator
Indikator adalah tanda-tanda yang dapat digunakan untuk menentukan/mengukur ketercapaian KD. Indikator berisi perilaku bawahan atau jabaran perilaku yang terdapat dalam KD. Indikator harus rinci, spesifik dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Dalam perkembangan awalnya, indikator dicantumkan dalam kurikulum. Dalam perkembangan terbaru, standar isi hanya berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator sepenuhnya diserahkan kepada guru. Indikator dapat dijabarkan dan dirumuskan dengan baik bila guru menguasai secara mendalam perilaku utama yang terkandung dalam KD

Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang wajib ada dalam RPP. Apabila dicermati dalam dokumen-dokumen BSNP, tujuan pembelajaran merujuk pada tujuan khusus pembelajaran (TKP) atau tujuan instruksional khusus (TIK) sebagaimana yang telah dikenal selama ini. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menggunakan kata-kata operasional yang menggambarkan perilaku spesifik Penggunaan katakata operasional itu akan memudahkan guru mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan jabaran atau uraian lebih lanjut dari materi pokok dalam silabus. Dalam silabus materi pembelajaran disebut materi pokok Materi pembelajaran adalah fakta, konsep, prinsip, model, prosedur atau gabungan dari dua atau lebih jenis materi tersebut yang dihadirkan guru dalam pembelajaran untuk membantu siswa mempelajari dan menguasai kompetensi tertentu yang ditetapkan

Sumber belajar
Sumber belajar adalah tempat asal-usulnya bahan ajar diperoleh (misalnya buku kumpulan puisi/cerpen, dan sejenisnya) atau tempat yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar (misalnya alam sekitar dan manusia sumber). Penghadiran alat bantu/media/sumber belajar harus benar-benar untuk dimanfaatkan secara optimal dalam rangka membantu siswa untuk belajar dengan sebaik-baiknya.

Mengembangkan Beragam Instrumen Asesmen


Asesmen (assessment) adalah seluruh proses untuk mengumpulkan informasi terkait dengan kemajuan proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, tes (test) termasuk instrumen asesmen. Pelaksanaan berbagai jenis tes atau nontes termasuk wilayah asesmen, yakni bagian dari proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui kemajuan proses dan hasil belajar.

EVALUASI HASIL BELAJAR


MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

EVALUASI HASIL BELAJAR


Tyler (1949) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penentuan sampai seberapa jauh suatu perubahan tingkah laku telah terjadi. Proses evaluasi mencakup kegiatan perencanaan, pengumpulan data, pengolah data, dan penafsiran data dan pemberian nilai.

Pengertian Tes, Pengukuran, dan Penilaian


Tes adalah pengumpulan data atau informasi yang dirancang khusus sesuai dengan karakteristik informasi yang diinginkan evaluator(penguji). Pengukuran adalah sebagai suatu proses pemberian angka. Penilaian adalah suatu proses pemberian nilai terhadap sesuatu dengan cara menafsirkan skor yang diperoleh dari hasil pengukuran.

Pendekatan Penilaian
Pendekatan Penilaian Acuan Patokan ( PAP ) Pendekatan Penilaian Acuan Norma ( PAN )

Macam Evaluasi
Formatif Sumatif Penempatan Diagnostik

Fungsi Evaluasi
Sebagai alat untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan Sebagai dasar untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan belajar Sebagai pemicu motivasi siswa Sebagai alat untuk mendiagnosia kesulitan belajar Untuk umpan balik bagi guru dan program

Alat-alat Penilaian
Tes Lisan Tindakan Tes Diagnostik : untuk mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa dalam mengikuti pelajaran dan tidak mempergunakan angka. Tulisan Essay Objektif Pilihan Ganda ( Multiple Choice ) Benar Salah ( True False ) Menjodohkan ( Matching Item ) Jawaban Singkat ( Short Answer ) Melengkapi ( Fill in / Completion ) Non-tes Pedoman Observasi Angket Skala Penilaian Skala Sikap Anekdot Portofolio Sosiometri : pengamatan lingkunagn anak sehari-hari Kismeted : Studi Kasus

KURIKULUM
MATA KULIAH

BELAJAR dan PEMBELAJARAN

Dwi Liberthus Baskara Putra

Kurikulum
Pengertian Kurikulum Ideal Curriculum real curriculum Hakikat kurikulum muata lokal Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum) Komponen Kurikulum Fungsi Kurikulum Landasan Kurikulum Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

Ideal Curriculum
Merupaka kurikulum yang tertulis dalam bentuk perencanaan sebagai pedoman melaksanakan aktivitas belajar dan pembelajaran

real curriculum
Merupakan kurikulum yang secara langsung dirasakan oleh peserta didik pada saat berlangsung aktivitas belajar pembelajaran

Kurikulum
Merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (UU No.2 Tahun 1989)

Hakikat kurikulum muata lokal


Hakikatnya adalah program pendidikan yang isi dan media menyampaikan dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di

Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum)


Sejumlah pengalaman belajar ( kemampuan) yang harus dimiliki peserta didik namun tidak dirancang dan tidak dinyatakan secara nyata, dan pencapaiannya diintegrasi dalam kegiatan lain.

Komponen Kurikulum
Tujuan Isi / Materi Organisasi dan Strategi / Kegiatan Belajar dan Pembelajaran Evaluasi

Fungsi Kurikulum
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pencapaian tujuan, Sebagai sarana atau jembatan yang membawa peserta didik menguasai tujuan pembelajaran. Guru , sebagai pedoman dalam merancang dan mengembangkan pembelajarannya. Kepala Sekolah dan Pengawas, sebagai acuan di dalam melaksanakan fungsi supervisi dan monitoring kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru Siswa , sebagai acuan dalam menentukan arah aktivitas belajarnya. Orang tua, sebagai memberi bantuan ( dana, sarana dan prasarana) bagi berlangsungnya aktivitas belajar pembelajaran. Pemakai lulusan dan masyarakat, sebagai acuan di dalam memilih dan menentukan tenaga kerja yang sesuai untuk dikerjakan di lembaganya. Sekolah lanjutan, untuk menjaga kesinambungan program pembelajaran yang dilaksanakan.

Landasan Kurikulum
Filosofis/ yuridis, Bahwa pengembangan kurikulum harus mengacu dan memuat sesuatu sistem nilai / pandangan hidup yang dianut oleh suatu masyarakat tempat kurikulum itu akan dilaksanakan, di samping itu juga harus mengacu pada brbagai perundang-undangan yang berlaku padamasyarakat tersebut. Psikologis, bahwa kurikulum harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang akan menggunakan kurikulum tersebut. Sosiologis, bahwa kurikulum harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat tempat peserta didik akan terjun / berkiprah dalam masyarakat tersebut. Organisatoris, Suatu kurikulum harus dikembangkan dengan menggunakan desain yang tepat dan funsional.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum


Relevansi ( kesesuaian ) Efesiensi dalam waktu, tenaga, dan biaya Keefektifan Kontinuitas Fleksibilitas

Anda mungkin juga menyukai