B. TUJUAN TERAPI
Terapi yang akan diberikan kepada Tuan Agus ditujukan untuk mengurangi gejala dan menangani infeksi a. Hordeolum biasanya self-limited dan bisa menghilang dalam 1-2 minggu b. Berikan kompres hangat 3-4x/hari selama 10-15 menit c. Jika tak membaik dalam 48 jam, dilakukan insisi dan drainase bahan purulen d. Pemberian antibiotik topikal pada sakus konjungtivalis tiap 3 jam e. Diberikan antibiotik sistemik jika ada selulitis
C. GOLONGAN OBAT
Penyebab paling sering adalah Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri anaerob dan merupakan bakteri gram positif. Golongan antibiotik yang kami gunakan adalah: a. Antibiotik Topikal Golongan Aminoglikosida, dan b. Antimikroba Topikal Lainnya
b) Farmakokinetik: Diabsorpsi dengan sedikit pada saluran cerna yang utuh (mungkin lebih banyak yang diabsorpsi jika ada ulserasi). Setelah pemberian per oral, flora usus ditekan atau diubah dan obat-obat ini diekskresikan ke dalam feses. Ekskresi obat-obatan yang diabsorpsi terutama melalui filtrasi glomerulus ke dalam urin. 4. POLIMIKSIN B Polimksin merupakan suatu kelompok polipeptida basa yang aktif terhadap bakteri gram negatif. Karena bersifat nefrotoksik hebat, semua polimiksin telah ditinggalkan kecuali Polimiksin B dan E. a) Farmakodinamik: Mekanisme kerja melekat pada membran bakteri yang kaya akan fosfatidiletanolamin dan mengganggu sifat osmotik serta mekanisme transport pada membran Tipe aktivitas Bakterisidal Spektrum aktivitas Bakteri gram negatif, termasuk Pseudomonas (organisme gram positif seperti Proteus dan Neisseria sangat resisten, karena membran sel luar tidak permeabel untuk obat) b) Farmakokinetik: Tidak diabsorpsi dari usus. Setelah pemberian parenteral, kadar darah dan konsentrasi jaringan rendah Polimiksin diikat erat oleh sel-sel yang mati, fosfolipid asam, eksudat yang purulen, dan endotoksin bakteri gram negatif Polimiksin tidak melakukan penetrasi ke dalam sel yang hidup Ekskresi terutama melalui ginjal, dan konsentrasi tinggi dicapai di dalam urin Ekskresi terganggu pada insufisiensi ginjal
3. Neomisin - Semua anggota kelompok neomisin mempunyai efek nefrotoksik dan ototoksik. - Fungsi pendengaran lebih banyak terkena daripada fungsi keseimbangan/vestibular. Ketulian terjadi terutama pada orang dewasa dengan gangguan fungsi ginjal dan kadar obat yang tinggi dalam waktu lama. - Efek samping lokal yang terjadi meliputi rasa terbakar pada saat pemberian obat serta kekeringan dan iritasi kulit. - Walaupun hipersensitivitas tidak sering dijumpai, namun pemberian salep yang mengandung neomisin pada kulit dan mata untuk waktu yang lama menyebabkan reaksi alergi yang berat. 4. Polimiksin B - Sekarang hanya digunakan per oral atau topikal, jarang secara parenteral karena sangat nefrotoksik. - Hipersensitivitas terhadap pemberian polimiksin B secara topikal jarang terjadi.
Kecocokan (Kontraindikasi)
1. Eritromisin Hipersensitivitas terhadap eritromisin atau antibiotik makrolida lainnnya,penyakit liver, keratitis herpes simpleks epitelial, penyakit fungal pada mata, varisella (penggunaan pada mata), kontraindikasi jika digunakan dengan turunan ergot, pimozide, dan cisapride. 2. Bacitracin Hipersensitivitas terhadap basitrasin atau polimiksin B 3. Neomosin Hipersensitivitas terhadap neomisin, komponen lain dalam formulasi atau aminoglikosida lainnya 4. Polimiksin Hipersensitivitas terhadap basitrasin atau polimiksin B
2. NEOMISIN (Biasa dikombinasi dengan basitrasin & polimiksin) Sediaan: Salep 3.5 gr Krim 10 gram Kapsul 500 mg (harga: Rp 333,16) Penggunaan: 2-3 kali sehari Yang tersedia di pasaran: a) Isotic Neolyson, Polidemisin Sediaan= tetes mata Komposisi= Polimiksin B Sulfat 6000unit, Neomisin Sulfat 3.5gr, Deksametason 1mg Kemasan= 5 ml Dosis= 4-5x/hari 1-2 tetes Harga= Rp 27,250 (Isotic Neolysin); Rp 23,700 (Polidemisin) b) Nebacin Eye Oint Sediaan= Salep mata Komposisi= Basitrasin 250 iu, Neomisin Sulfat 5mg Kemasan= tube 2.5 gram Dosis= 1-3x/hari; oleskan salep sepanjang 0.5-1.5cm lalu oleskan ke mata tutup kelopak mata gerakkan bola mata Harga= Rp 20,367
3. POLIMIKSIN B (Biasa dikombinasi dengan basitrasin & neomisin) Sediaan: Salep 5 gram, 10.000 IU/gram Krim Tetes mata Dosis: 1-4 kali sehari Yang dijual di pasaran: a) Isotic Neolyson, Polidemisin Sediaan= tetes mata Komposisi= Polimiksin B Sulfat 6000unit, Neomisin Sulfat 3.5gr, Deksametason 1mg Kemasan= 5 ml Dosis= 4-5x/hari 1-2 tetes Harga= Rp 27,250 (Isotic Neolysin); Rp 23,700 (Polidemisin)
4. BACITRACIN (Biasa dikombinasi dengan polimiksin & neomisin) Sediaan: Salep 5 gram, mengandung 500 unit/gram Dosis: 1-4 kali sehari Harga: Yang tersedia di pasaran: a) Nebacin Eye Oint Sediaan= Salep mata Komposisi= Basitrasin 250 iu, Neomisin Sulfat 5mg Kemasan= tube 2.5 gram Dosis= 1-3x/hari; oleskan salep sepanjang 0.5-1.5cm lalu oleskan ke mata tutup kelopak mata gerakkan bola mata Harga= Rp 20,367 b) AK-Tracin, Baciguent, BaciiM (Bacitracin-Ophtalmic) Sediaan= Salep mata Komposisi= 500unit/gram Kemasan= tube salep 3.5 gr Dosis= 1-3x/hari; oleskan salep sepanjang 0.5-1.5cm lalu oleskan ke mata tutup kelopak mata gerakkan bola mata Harga= ???
ERITROMISIN
Sesuai, karena efektif terhadap bakteri gram positif & negatif (spektrum luas) Pemberian topikal aman. Dapat timbul reaksi alergi dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.
NEOMISIN
Sesuai, karena efektif terhadap bakteri gram positif & negatif (spektrum luas) Pemberian topikal relatif aman, hanya saja memberi rasa terbakar, kekeringan & iritasi kulit. Pemberian untuk waktu yang lama menyebabkan reaksi alergi yang berat (jarang).
POLIMIKSIN B
Kurang tepat, karena hanya efektif terhadap bakteri gram negatif Pemberian secara topikal cukup aman, Hipersensitivitas pemberian topikal jarang terjadi
Keamanan
Pemberian topikal aman. Efek samping hanya muncul pada pemberian sistemik, yaitu memiliki efek nefrotoksik
BASITRASIN Kecocokan
Pasien cocok menggunakannya karena tidak ada riwayat Hipersensitivitas terhadap eritromisin atau antibiotik makrolida lainnnya,penyakit liver, keratitis herpes simpleks epitelial, penyakit fungal pada mata, varisella (penggunaan pada mata), kontraindikasi jika digunakan dengan turunan ergot, pimozide, dan cisapride Salep Krim
ERITROMISIN
Pasien cocok menggunakannya karena tidak ada riwayat Hipersensitivitas terhadap basitrasin atau polimiksin B
NEOMISIN
Pasien cocok menggunakannya karena tidak ada riwayat Hipersensitivitas terhadap neomisin, komponen lain dalam formulasi atau aminoglikosida lainnya
POLIMIKSIN B
Pasien cocok menggunakannya karena tidak ada riwayat Hipersensitivitas terhadap basitrasin atau polimiksin B
BSO
(Bisa digunakan pada pasien, karena dibutuhkan sediaan yang topikal) Tetes mata Isotic Neolysin = Rp 27,250 Harga cukup terjangkau
Harga
Salep mata Nebacetin Eye Oint Harga= Rp 20,367 Harga cukup terjangkau
SalepEritromisin 2% = Rp
SCORING:
BASITRASIN Kemanjuran Keamanan Kecocokan BSO Harga PERSENTASI RATA-RATA TOTAL
90% 90% 70% 90% 85%
ERITROMISIN
90% 65% 70% 90% 80%
NEOMISIN
90% 65% 70% 90% 80%
POLIMIKSIN B
10% 90% 70% 90% 80%
85%
79%
79%
68%
Jadi, berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, kami memilih obat yang diberikan kepada pasien adalah antibiotik topikal yang mengandung Basitrasin. Kami memilih = Salep mata Nebacetin Eye Ointment.
Sediaan= Salep mata Komposisi= Basitrasin 250 iu, Neomisin Sulfat 5mg Kemasan= tube 2.5 gram Dosis= 1-3x/hari; oleskan salep sepanjang 0.5-1.5cm lalu oleskan ke mata tutup kelopak mata gerakkan bola mata Harga= Rp 20,367