Anda di halaman 1dari 8

MAKROLIDA dan LINKOMISIN

• Bersifat bakteriostatik , terutama terhadap


bakteri gram positip.

• Spektrum kerja mirip dengan penisilin G

• Terdiri atas : Eritromisin (EM), dengan


derivatnya Klaritromisin (KM), Roksitromisin
(RM), Azitromisin (AM), dan Diritromisin (DM)
Mekanisme kerja dan penggunaan :
• Melawan bakteri dengan cara mengganggu
bioseintesa protein , yaitu dengan cara
mengikatkan diri pada ribosom.
• Eritromisin merupakan pilihan pada infeksi
saluran pernapasan.
• Kinetika : T1/2 Roksitromoisin = 11 jam,
Klaritromisin = 4 jam, Azitromisin = 13 jam,
Diritromisin = 44 jam
Efek samping
• Pada saluran GI menyebabkan : diare, nyeri
perut, nausea, muntah.
• EM pada dosis tinggi menimbulkan ketulian
reversibel
• Gangguan fungsi hati
• Nyeri kepala, pusing
• Reaksi alergi
ERITROMISIN LINKOMISIN
 Dihasilkan oleh  Dihasilkan oleh
Streptomyces erythreus. Streptomyces lincolnensis
 Rusak oleh asam  Spektrum lebih sempit
lambung, sehingga dalam dibanding makrolida,
bentuk tablet EC. gram positip dan anaerob
atau dalam bentuk garam  Berefek baik terhadap
atau esternya. Propionibacter acne
Dosis : 2–4 dd 250–500mg  Dosis : oral 3-4 dd 500mg
dalam kondisi perut ac, injeksi im 1-2 dd 600
kosong. mg
POLIPEPTIDA
• Terdiri dari Polimiksin B, Polimiksin E (
=kolistin), basitrasin dan gramisidin
• Mempunyai struktur polipeptida siklis dengan
gugusan amino bebas
• Bersifat bakterisid
• Resorpsi pada usus nihil, sehingga digunakan
secara topikal pada infeksi kulit, mata dan
telinga, sering dikombinasi dengan AB lain
atau kortikoid
KLORAMFENIKOL
• Termasuk broadspectrum Antibiotic
• Berkhasiat bakteriostatis
• Mekanisme kerja dengan mengganggu
biosintesa protein
• Digunakan pada beberapa jenis infeksi : Tifus,
Meningitis
• Topikal : Salep 3%, tetes/salep mata ( 0,25 –
1%)
Efek samping :
• Penghambatan pembentukan sel-sel darah (
Eritrosit, trombosit dan granulosit ) yang
timbul dalam waktu 5 hari sesudah dimulainya
terapi.
• Anemia aplastis, dapat timbul setelah
beberapa minggu sampai sampai beberapa
bulan setelah penggunaan oral, parenteral
dan okuler. Tetes mata tidak boleh digunakan
lebih lama dari 10 hari.
Kehamilan dan laktasi
• Tidak dianjurkan ,khususnya selama minggu-
minggu terakhir kehamilan karena dapat
menimbulkan cyanosis dan hypothermia (
grey baby syndrom )
• Dapat melintasi placenta dan diekskresi lewat
ASI ( Berlaku juga untuk Tiamfenikol )

Anda mungkin juga menyukai