Anda di halaman 1dari 55

Laporan praktek kerja lapangan

PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek menuntut siswa untuk menyiapkan
diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata tetapi juga aplikasinya dalam dunia
kerja secara nyata. Pengetahuan yang di dapat di bangku praktik akan menjadi kurang
bermanfaat jika tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan
gambaran kepada siswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi
dalam bidang mesin yang ditekuninya.
Praktik kerja lapangan sebagai salah satu mata praktik wajib pada jurusan Teknik
Mesin SMK Dharma Wirawan dapat memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk dapat
menerapkan ilmunya dan memperoleh pengalaman dunia kerja pada perusahaan atau instansi
yang dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktek.
Sebagai tempat kerja praktek dipilih PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis
Pembangkitan (UBP) Perak Grati yang berlokasi di kota Pasuruan, Jawa Timur. PT.
INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Perak Grati merupakan badan usaha
milik Negara (BUMN) anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas melayani salah
satu kebutuhan listrik daerah Jawa dan Bali.
Peran perusahaan sebagai industri strategis dan vital dalam memenuhi kebutuhan
energi yang bisa bersaing dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri, terus
menerus diusahakan seiring dengan pemenuhan akan layanan kepada masyarakat secara baik
dan professional. Hal tersebut di atas juga diiringi dengan tuntutan untuk memperoleh
sertifikasi
Dunia kerja seringkali dirasakan oleh siswa sebagai suatu yang asing karena
dinamika problematikanya yang sangat kompleks bila dibandingkan dengan dunia sekolah
atau pendidikan. Apalagi ditambah dengan semakin ketatnya persaingan dalam memasuki

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

dunia kerja, maka siswa sangat diperlukan bekal wawasan dan pengetahuan memasuki dunia
kerja, maka bagi siswa sangat diperlukan bekal berupa wawasan dan pengetahuan untuk
memasuki dunia kerja. Sehingga diharapkan dengan adanya Kerja Praktek ini, siswa tidak
hanya mengetahui teorinya saja tetapi juga mengetahui prakteknya secara langsung.

I.2 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek (KP)


Kerja Praktek (KP) ini dilaksanakan mulai tanggal 8 februari 2010 sampai dengan 8
mei 2010 di PT. Indonesia Power UBP Perak-Grati Jln. Raya Surabaya-Probolinggo KM 73,
Desa Wates, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan , Jawa Timur.

I.3 Tujuan
Tujuan kerja praktek yang penulis laksanakan selama kurang lebih tiga bulan yaitu
mulai tanggal 8

februari 2010 sampai dengan 8 Mei 2010

untuk mengembangkan

kemampuan penulis sebagai siswa yaitu:


I.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk dapat mengaplikasikan bidang keilmuwan yang didapat di bangku praktik ke
dalam dunia kerja.
2. Untuk memenuhi mata praktik wajib di jurusan Teknik Mesin SMK Darma Wirawan
3. Sebagai sarana penghubung kerja sama antar lembaga sekolah dengan perusahaan
dalam hal ketenagakerjaan atau teknologi dan sebaliknya.
I. 3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami cara kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) serta
perawatannya.

I. 4 Ruang Lingkup Permasalahan


Permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah terbatas pada pokok sebagai
berikut:

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

1. Gambaran umum proses dan operasi PLTGU Grati


2. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)

I. 5 Metode Pengumpulan Data


Metode Penyusunan laporan
Laporan disusun dengan studi langsung pada objek di lapangan, diskusi dan tanya
jawab dengan karyawan-karyawan PT. Indonesia Power UBP Perak-Grati, serta bimbingan
dan konsultasi dengan pembimbing lapangan. Penyusunan laporan juga dilaksanakan dengan
studi literatur atau pustaka yang didapat dari buku-buku manual, diagram kelistrikan dan
sumber lainnya seperti tercantum pada daftar pustaka.
Dalam pengumpulan data (informasi) penulis melakukan studi lapangan dan studi pustaka.
1. Studi Lapangan
Data yang kami peroleh dari studi lapangan ini berasal dari:

Pengamatan selama kerja praktek

Bimbingan dari mentor dan kru maintenance, control and instrument dan
narasumber lain.

2. Studi Pustaka
Yaitu mencari informasi dengan cara mempelajari dokumen dan buku-buku yang
berhubungan.

BAB II
PROFIL PT INDONESIA POWER

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

2.1 Sejarah PT Indonesia Power

Gambar 2.1. Lokasi Unit Bisnis Pembangkitan PT. Indonesia Power


Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi
pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya
Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun
1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik
swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben)
menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Subsektor
Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor
ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN
(Persero) membentuk ua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan
misi komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah satu dari anak
perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal
dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial
pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT
Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang
semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi
perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari sekedar perubahan nama,
langkah tersebut merupakan penegasan atas tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

pembangkitan independen yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya
persaingan serta kebutuhan untuk melakukan privatisasi melalui sebuah IPO (Initial Public
Offering).
Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada
pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai jumlah aset berupa pembangkit
dan fasilitas fasiltas pendukungnya. Pembangkit pembangkit tersebut memanfaatkan
teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer seperti
air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut
terdapat pembangkit paling tua di Indonesia sepeerti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA
Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai
sekarang masih beroprasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada
dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di
Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi
strategis di pulau Jawa dan Bali serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan
yang disebut

Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan

(UBJP). Unit Bisnis Pembangkitan yang

dikelola PT Indonesia Power adalah Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling,
Kamojang, Merica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang
pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT.
COGINDO DAYA PERKASA (saham 99,9 %) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan
dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration, juga PT. Indonesia Power
mempunyai saham 60 % di PT Arada Daya Coalindo yang bergerak dalam bidang usaha
perdagangan batubara. Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih
menunjang peningkatan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang.

2.2. Paradigma, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PT Indonesia Power

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

PT. Indonesia Power sebagai perusahaan memiliki paradigma, visi, misi, dan motto
serta simbol perusahaan yang memiliki makna tersendiri.

Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.

Visi
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan
lingkungan.

Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya
yang berkaitan berdasarkan kaidah indutri dan niaga yang sehat guna menjamin
keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Motto
Bersama kita maju (Together for a better tomorrow)

Tujuan PT Indonesia Power


1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu
pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada
permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai
sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar
kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian
lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar
karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan
profesionalisme.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

2.3. Makna Bentuk dan Warna Logo


Logo PT Indonesi Power adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Logo PT.Indonesia Power


Makna bentuk dan warna logo perusahaan PT. Indonesia Power merupakan cerminan
identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.
Secara keseluruhan nama Indonesi Power merupakan nama yang kuat untuk
melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utilty company di Indonesia.
Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di Indonesia, namun karena
perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawasannya, maka nama
Indonesia Power dapat dijadikan brand name.

Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan
menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura book/regular dan
futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan tenaga listrik yang
merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT PLN PJB I. Titik ini
merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan.
Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat langsung
terwakili.

Warna
1. Merah

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan


kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna
dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan
sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata power, maka warna ini
menunjukkan produksi tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciriciri:
o

Berteknologi tinggi

Efisien

Aman

Ramah lingkungan

2.4. Budaya Perusahaan, Lima Filosofi Perusahaan, dan Dua Belas Dimensi Perilaku
IP-HaPPPI

Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah
pembentukan budaya perusahaan.
Unsur unsur budaya perusahaan:
o

Perilaku akan ditunjukan seseorang akibat adanya suatu keyakinan akan nilai
nilai atau filosofi.

Nilai adalah bagian dari budaya / culture perusahaan yang dirumuskan untuk
membantu upaya mewujudkan budaya perusahaan tersebut. Di PT PLN PJB I
nilai ini diebut Filosofi Perusahaan.

Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang


menilai sesuatu.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan
pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam 12 dimensi
perilaku.

Lima filosofi perusahaan


1. Mengutamakan pasar dan pelanggan.
Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah
kepada pelanggan.
2. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan.
Menciptakan keunggukan melalui sumber daya manusia, teknologi finansial, dan
proses bisnis yang andal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.
3. Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Terdepan dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal.
4. Menjunjung tinggi etika bisnis.
Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional.
5. Memberi penghargaan ata prestasi.
Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang
maksimal.
Filosofi perusahaan dibuat karena:
o

Memberkan acuan bagi seluruh anggota organisasi tentang bagaimana cara


merealisasikan budaya perusahaan.

Merumuskan apa yang dianggap penting

tentang bagaimana berhasil dalam

berbisnis.

Memberikan motivasi, memacu prestasi, dan produktivitas perusahaan.

Memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai identitas dan cerita perusahaan.

Tujuh Nilai Perusahaan IP-HaPPPI


1. Integritas

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada
perusahaan.
2. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan dan kode etik sesuai bidang pekerjaanya.
3. Harmoni, Serasi, selaras, seimbang dalam :

Pengembangan kualitas pribadi,

Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait),

Hubungan dengan lingkungan hidup.

4. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.
5. Peduli
Peka tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara
lingkungan sekitar.
6. Pembelajar
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri
yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang
lain.
7. Inovatif
Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha
melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan
tujuan peningkatan kinerja.

Dua belas dimensi perilaku


1. Integritas, berpikir benar, bersikap jujur, dapat dipercaya, dan bertindak profesional.
2. Sikap melayani, berupa memenuhi komitmen terhadap kualitas pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan.
3. Komunikasi, melakukan komunikasi yang terbuka, efektif, dan bertanggung jawab
serta mengikuti etika yang berlaku.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

10

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

4. Kerjasama, melakukan kerjasama yang harmonis dan efektif untuk mencapai tujuan
bersama dengan mengutamakan kepentingan perusahaan.
5. Tanggung jawab, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban
hingga tuntas, tepat waktu, untuk mencapai hasil terbaik bagi perusahaan.
6. Kepemimpinan, memberikan arahan yang jelas, mau menerima umpan balik, dan
menjadi contoh bagi lingkungan kerjanya.
7. Pengambilan resiko,

melaksanakan pengambilan keputusan dengan resiko yang

sudah diperhitungkan dan dapat dipertanggungjawabkan.


8. Pemberdayaan, memberdayakan potensi SDM dengan memberikan kepercayaan dan
kewenangan yang memadahi.
9. Peduli biaya dan kualitas, melaksanakan setiap kegiatan usaha

dengan

mengutamakan efektifitas biaya untuk mencapai kualitas yang terbaik.


10. Adaptif, menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan, menyumbangkan
gagasan dan menjadi agen perusahaan.
11. Keselarasan tujuan, menyelaraskan tujuan SDM dengan tujuan perusahaan melalui
pemahaman visi dan misi.
12. Keseimbangan antara tugas dan hubungan sosial, menyeimbangkan usaha mncapai
hasil kerja yang optimal dengan terciptanya suasana kerja yang harmonis.

2.5. Kapasitas Daya PT.Indonesia Power


UNIT BISNIS PEMBANGKITAN
MW
Suralaya
3400
Priok
1248,08
Saguling
797,36
Kamojang
375
Mrica
306,44
Semarang
1469,16
Perak-Grati
863,08
Bali
427,63
(Jawa Bali)
8886,75
(Luar Jawa Bali)
62
TOTAL
8948,75
Tabel 2.1 Kapasitas terpasang per Unit Bisnis Pembangkitan

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

11

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Power Plant
Grati CCPP
Grati CCPP
Grati GTPP
Perak SPP

Number of Machine
3
1
3
2

Installed Capacity
100.75 MW
159.58 MW
100.75 MW
50.00 MW

Total
302.25 MW
158.58 MW
302.25 MW
100.00 MW

Tabel 2.2. Kapasitas terpasang Perak - Grati GBU Power Plant


Sumber: www.indonesiapower.co.id
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, Indonesia Power menjalankan bisnis
pembangkitan tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Saat ini Indonesia Power
memasok lebih dari separuh atau sekitar 54% kebutuhan pangsa pasar tenaga listrik Jawa
Bali. Kemampuan tersebut didukung oleh kenyataan bahwa Indonesia Power merupakan
pembangkit yang memiliki jumlah pembangkit yang terdiri dari 132 unit pembangkit dan
fasilitas pendukung lainnya dengan kapasitas terpasang total 9040 MW. Ini merupakan
kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan di Indonesia atau yang ketiga terbesar di dunia.
PT Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per unit bisnis
pembangkitan yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.

2.6. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power UBP Perak Grati

Gambar 2.3 UBP Perak Grati

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

12

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Perak Grati (UBP Perak Grati)
merupakan salah satu Unit Bisnis Pembangkitan yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power.
Unit bisnis ini awalnya berkantor di dalam area Pelabuhan Tanjung Perak, di Jalan Nilam
Barat nomor 2-4 Surabaya. Alasan pemilihan lokasi tersbut sebagai tempat PLTGU dan
sebagai kantor adalah:
1. Dekat dengan pusat pemakaian listrik.
2. Kebutuhan air pendingin (air laut) cukup memadahi.
3. Pengadaan spare part dan material pendukung mudah
4. Penyaluran bahan bakar mudah.
5. Tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk.
Pada tanggal 20 Mei 2000, kantor Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati
menempati lokasi baru di area unit PLTGU Grati yang beralamat di Jalan Raya Surabaya Probolinggo Km 73 desa Wates kecamatan Lekok Pasuruan. Menempati lahan seluas 73
hektar yang terdiri dari 38 hektar lahan pantai dan 35 hektar lahan reklamasi. Alasan
pemilihan lahan ini adalah:

1. Penanganan langsung pembangkit yang berkapasitas lebih besar.


2. Lokasi milik sendiri.
3. Lokasi yang terletak di Perak berstatus sewa dan memiliki biaya sewa yang mahal,
sehingga sebagian dikembalikan kepada PT Pelindo dan sebagian tetap disewa untuk
unit PLTU.
Unit Bisnis Pembangkitan ini menggunakan dua macam bahan bakar yaitu solar dan
gas alam. Karena gas alam belum masuk, unit ini sekarang menggunakan bahan bakar solar
yang dikirim dari fasilitas pantai kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke tangki PLTGU
berkapasitas 4 x 20.000 KL.
Daya yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa Bali melalui SUTT
150 Kv dan SUTET 500 KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting sebagai
pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

13

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Unit Bisnis Pembangkitan Perak dan Grati sampai saat ini mempunyai pembangkit
dengan kapasitas terpasang total 950 MW walaupun dalam pengoperasiannya tdak mencapai
nilai tersebut, dengan rincian :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Perak
Unit 1 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
Unit 2 buatan Westing House USA n 25 MW sejak 1964 (sudah tidak beroperasi)
Unit 3 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978
Unit 4 buatan Mitsubishi Japan beroprasi 50 MW sejak 1978
Sub UBP Perak ini juga dilengkapi dengan fasilitas berikut:

Desalination Plant untuk memproduksi air pengisian dari air laut

Water Treatment Plant untuk mengolah air pengisi ketel

Waste Water Treatment Plant untuk mengolah air limbah sebelum dibuang ke
laut.

Sejak awal beroperasi, PLTU Perak telah mengalami beberapa kali proses perbaikan
untuk mengoreksi deefisiensi yang terjadi terhadap rancangan dari pabrik. Dalam kondisinya
sekarang, unit 3 mengalami penurunan kapasitas menjadi 45 MW, sedangkan unit 4
mengalami penurunan kapasitas menjadi 43 MW. Unit PLTU Perak berada di atas permukaan
tanah seluas 6 ha di kawasan industri dan bisnis dekat pelabuhan Tanjung Perak di bagian
utara Surabaya, Jawa Timur.
Unit pembangkitan ini terdiri dari 3 tahap pembangunan:
a) Tahap pertama adalah PLTU Perak I dan II berkapasitas 2x25 MW telah
beroperasi sejak 1964 sampai 1995. Karena situasi ekonomi yang kurang
menguntungkan, unit pembangkitan ini dikeluarkan dari sistem kelistrikan
Jawa-Bali pada tahun 1996.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

14

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

b) Tahap kedua adalah PLTG Perak yang berkapasitas 1x29 MW yang telah
beroperasi sejak 1975 sampai 1996. Sejak tahun 1996, PLTG Perak
direlokasikan ke Cilacap, Jawa Tengah dan masuk ke jajaran UBP Semarang.
c) Tahap ketiga adalah PLTU Perak III dan IV yang berkapasitas 2x50MW yang
telah beroperasi sejak tahun 1978 sampai sekarang. Tenaga listrik yang
dihasilkan kemudian disalurkan melalui trafo utama ke system jaringan
SUTT 150KV. PLTU Perak memanfaatkan bahan bakar MFO yang disuplai
melalui pipa dari Pertamina ke tangki PLTU dengan total kapasitas 17.570Klt
dan BBM HSD untuk pengoperasian selama proses start sampai berbeban
25%.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Grati Pasuruan


Blok 1 (Combine Cycle) dioperasikan sjak bulan Oktober 1997
3 x 100 MW Turbin Gas
1 x 160 MW Turbin Uap
3 Unit HRSG (Heat Recovery Steam Generator)
Blok 2 (Open Cycle)
3 x 100 MW Turbin Gas
Blok 1 beroprasi secara komersial ejak Oktober 1997. PLTU Grati dibangun oleh tiga
kontraktor, antara lain:

Turbin Gas dan Turbin Uap oleh Mitsubishi HI Jepang

Heat Recovery Steam Generator (HRSG) oleh Cockeril Mechanical Industries


(CMI) Belgia

Generator dan perlengkapan listrik oleh Siemens Jerman

PLTGU Grati dilengkapi dengan alat bantu seperti:

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

15

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Auxiliary Boiler yang memproduksi uap untuk proses desalinasi bila HRSG tidak
bekerja.

Desalination Plant untuk menyuling air laut menjadi raw water

H2 Plant untuk memproduksi H2 guna mendinginkan generator di sistem


pendinginan air laut (kondensor).

Waste Water Treatment Plant untuk mengontrol kualitas air limbah sebelum
dibuang ke laut.

Water treatment plant untuk memproduksi air pengisi.

PLTGU Grati berada di atas lahan seluas 70 ha (35 ha lahan pantai dan 35 ha lahan
reklamasi) di Lekok, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, 80 Km dari Surabaya. Pembangkitan ini
terdiri dari Blok I (Combined Cycle) dengan total daya terpasang 500 MW, Block II (Open
Cycle) dengan total daya terpasang 300 MW, mulai dibangun tahun 1995 dan selesai bulan
April 1997. Daya yang dihasilkan kemudian disalurkan ke interkoneksi Jawa-Bali melalui
SUTT 150 KV dan SUTET 500KV. Saat ini PLTGU Grati memainkan peranan penting
sebagai pembangkit yang dibutuhkan untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali.

NO
1

URAIAN
Biaya Pembangunan

PLTU
Tinggi

PLTG
Rendah

Waktu Pembangunan

Lama

Cepat

Lokasi

Luas

Sempit

Kapasitas

Besar

Sedang

Biaya Operasi

Sedang

Tinggi

Kebutuhan Air Pendingin

Banyak

Tidak Ada

Sistem Pembebanan

Tetap

Bervariasi

Waktu Start sampai Beban Penuh

Lama

Cepat

Temperatur Kerja

Sedang

Tinggi

10

Jumlah Operator

Banyak

Sedikit

Tabel 2.3 Perbandingan PLTU dan PLTG

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

16

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

PLTU dan PLTG mempunyai perbedaan yang mengarah pada keuntungan dan
kerugian masing masing. Berikut ini perbandingan antara PLTU dan PLTG mengenai faktor
faktor yang penting seperti dalam Tabel 2.3.
Asal mula UBP Perak dan Grati adalah PLN sektor Perak, karena semua
pembangkitan berada di PLTU atau PLTG Perak Surabaya yang terdiri dari PLN Eksploitasi
IX, PLN Wilayah XII di Jawa Timur, PLN Distribusi dan Pembangkitan I Jawa Tengah, serta
PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan Bali (KJT).
Sejak tanggal 3 Oktober 1995, Unit Pembangkitan ini mulai masuk dalam jajaran PT.
Indonesia Power dengan kantor induk di Jakarta. Tahun 1996, PLTG Perak Surabaya
direlokasikan ke Cilacap, Jawa Tengah dan menjadi bagian jajaran UBP Semarang. UBP
Perak dan Grati menggunakan bahan bakar berbeda yaitu PLTGU Grati menggunakan gas
dan HSD, HSD diperoleh dari fasilitas lepas pantai kapal tanker (sekitar 4 Km dari lokasi) ke
tangki PLTGU berkapasitas 4x20.000 kilo liter. Sedangkan PLTU Perak menggunakan bahan
bakar MFO.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

17

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

BAB III
GAMBARAN UMUM PLTGU
3.1

Tinjauan Umum
Pembangkit listrik atau yang sering juga disebut sebagai power plant system

merupakan suatu sistem yang mengubah energi panas menjadi energi listrik. Komponen
utamanya adalah heat exchanger, generator, turbin, condensor dan pompa. PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap) merupakan aplikasi dari siklus Brayton dan siklus
Rankine pada teori thermodinamika. Siklus Brayton memanfaatkan gas untuk memutar turbin
yang kemudian menggerakkan generator. Sedangkan siklus Rankine memanfaatkan panas
uap (steam) untuk memutar turbin. Perpaduan dua siklus ini dalam menghasilkan listrik pada
PLTGU dikenal dengan istilah combined cycle power plant.
3.2

Siklus Thermodinamika

3.2.1

Siklus Brayton pada PLTG


Turbin gas memiliki karakteristik ringan serta lebih ringkas jika dibandingkan

dengan turbin uap. Turbin gas lazim digunakan sebagai pembangkit listrik stationery.
Pembangkit tenaga turbin gas dapat dioperasikan baik pada sistem terbuka maupun sistem
tertutup, namun sistem terbuka lebih umum dan banyak digunakan. Di dalam model ini,

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

18

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

mesin menarik udara atmosfer secara terus menerus ke dalam kompresor, dimana udara
dikompresi sehingga memiliki tekanan tinggi. Udara yang telah dikompresi tersebut
kemudian masuk ke dalam ruang bakar (Combustor), dimana udara tersebut dicampur dengan
bahan bakar dan proses pembakaran terjadi, yang menghasilkan produk pembakaran pada
temperatur tinggi. Produk hasil pembakaran tersebut melakukan ekspansi melalui turbin.
Sebagian dari kerja yang dihasilkan turbin digunakan untuk menggerakkan kompresor,
sisanya digunakan untuk membangkitkan listrik.

Gambar 3.1 Siklus Brayton


3.2.2

Siklus Rankine pada PLTU


Dalam pengoperasian idealnya, PLTU menggunakan siklus tertutup (closed system).

Air yang digunakan sebagai fluida kerjanya dapat digunakan kembali untuk proses
berikutnya. Siklus PLTU mengikuti prinsip kerja siklus rankine, yaitu pemanasan suatu fluida

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

19

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

(air) oleh heat exchanger kemudian berubah menjadi uap panas. Lalu uap panas tadi masuk
ke dalam steam turbin sehingga dapat menggerakkan generator. Setelah itu uap yang keluar
dari generator masuk dalam condensor dan berubah menjadi air kembali. Setelah itu air
dipompa masuk ke dalam heat exchanger untuk dipanaskan. Dan seterusnya sehingga
membentuk suatu siklus yang dinamakan siklus rankine.

boiler

superheater
turbine

condensor

Gambar 3.2 Siklus Rankine

3.3

Rankine Cycle :
1-2
Isentropic pump (constant pressure)
2-3
Heat addition
3-4
Superheater (constant pressure, heat addition)
4-5
Isentropic expansion
5-1
Constant temperature (heat rejection)
Komponen-Komponen pada PLTGU
Proses pembangkitan listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua macam, yaitu proses

pembangkitan dengan energi primer dari gas (PLTG) dan proses pembangkitan listrik dengan
energi primer dari uap (PLTU). Berikut komponen beserta sistem-sistem yang terdapat pada
PLTG maupun PLTU yang dicombined pada PLTGU.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

20

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Gambar 3.3. Proses Produksi PLTGU


3.3.1

Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas


Starting motor yang seporos dengan turbin gas, generator, dan kompresor berputar

sehingga kompresor menghisap udara. Selanjutnya, udara kompresi tersebut bercampur


dengan bahan bakar dan dikabutkan dengan bantuan nozzle menuju ruang bakar. Lalu,
dengan bantuan percikan api dari igniter, terjadilah pembakaran yang menghasilkan aliran
gas panas dengan tekanan dan temperatur tinggi. Aliran gas panas ini memutar turbin hingga
putaran 3000 rpm (rated speed) sehingga generator akan menghasilkan listrik.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

21

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Gambar 3.4. Proses Produksi PLTG

Komponen Pendukung Siklus Brayton pada PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas):
1) Transfer pump, pompa yang berfungsi untuk memindahkan fluida yang berupa
HSD oil dari tank menuju ruang bakar.
2) Kompressor, mengambil udara atmosfer dan merubahnya menjadi udara
bertekanan tinggi untuk membantu proses pembakaran di ruang bakar.
Kompresor terdiri dari intake air filter, Inlet Guade Van (IGV), sudu-sudu tetap
dan sudu-sudu jalan yang berjumlah 19 stages. Adapun fungsinya untuk
menarik udara luar masuk ke ruang bakar sebagai proses pembakaran dan
media pendingin.
3) Combustion Chamber, ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat pembakaran
bahan bakar pada system turbin gas.
4) Turbine, gas turbin yang berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga
menghasilkan energi mekanis untuk menggerakkan generator.
5) Generator, berfungsi untuk menghasilkan energi listrik.

System Pendukung Gas Turbin :


1) Fuel Oil System (Sistem Bahan Bakar)
HSD Oil (High Speed Diesel) digunakan sebagai bahan bakar pada
sistem pembakaran pada PLTGU ini. Sistem pembakaran tersebut dimulai dari
tangki penampungan (HSD Oil Tank) yang dipompa menggunakan Transfer
Pump

dengan

melalui

flowmeter

untuk

perhitungan

pemakaiannya.

Selanjutnya untuk mendapatkan hasil pembakaran menjadi lebih sempurna


diperlukan tekanan cukup besar, untuk mendapatkan hasil tersebut digunakan
Main Oil Pump yang terpasang dan berputar melalui hubungan poros turbin
gas dengan Accesories Gear atau Load Gear. Untuk mengatur jumlah aliran
bahan bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan Control Valve (CV),
selanjutnya aliran bahan bakar tersebut dikontrol lagi oleh kombinasi dari
Primary Fuel Throttle Valve dan Secondary Fuel Throttle Valve.
2) Lube Oil System (Sistem Pelumasan)

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

22

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Sistem pelumasan digunakan untuk melumasi bearing turbin gas,


bearing generator, dan juga untuk menyuplai minyak untuk sistem hidraulik
pada main stop pump (AOP). Main stop pump (AOP) distart untuk menyuplai
minyak dalam bearing turbin gas dan generator, untuk selanjutnya turbin gas
diputar pada putaran turning gear pada putaran 3 rpm. Hal ini bertujuan agar
start up gaya geser (friction force) yang terjadi diantara metal bearing dengan
poros turbin gas dan generator dapat dikurangi. Setelah turbin gas mulai start
dan putaran mulai naik sampai putaran nominalnya, maka supply minyak
pelumasan diambil alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump (MOP). Dimana,
Main Lube Oil Pump ini diputar melalui hubungan antara Accessories gear
atau Load gear dengan poros turbin.
3) Hydroulic System (Sistem Hidraulik)
Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve.
Dan valve bahan bakar HSD (147 A&B) (135 A) dan valve bahan bakar gas
(170)&(165).Dimana Main Stop Valve berfungsi untuk menghentikan laju
aliran bahan bakar minyak saat unit terjadi gangguan dan atau untuk membuka
saluran bahan bakar pada sistem pemipaan bahan bakar. Mekanisme
pengoperasian (membuka dan menutup) Main Stop Valve diperlukan hydroulic
system dengan minyak bertekanan, dimana supply minyak hidraulik diambil
dari pipping system pelumas turbin gas.
4) Cooling System (Sistem Pendingin)
Tingginya temperatur minyak pelumas setelah digunakan melumasi
bearing turbin dan bearing generator akan masuk ke lube oil cooler untuk
didinginkan

oleh

sistem

pendingin

minyak

pelumas

dengan

media

pendinginnya adalah air. Setelah digunakan sebagai media pendingin minyak


pelumas, air tadi akan berubah menjadi bertemperatur tinggi kemudian akan
didinginkan di dalam ACWC (Air Cooler Water Cooler) yang sistemnya mirip
dengan radiator.
5) Starting System (Sistem Start)
Peralatan Start (Starting System) di dalam turbin gas digunakan
sebagai penggerak mula, hal ini diperlukan karena pada saat start kondisi

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

23

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

turbin masih belum mampu menggerakkan generator dan kompressor


dikarenakan belum terjadinya pembakaran. Starting turbin gas memerlukan
momen yang besar karena berat dari turbin dan generator sehingga dipasang
pony motor yang di pasang secara seri dengan staring motor. Mula-mula
starting

device

dioperasikan

untuk

menggerakkan

turbin

gas

dan

generator. Pada putaran tertentu, kompressor telah menghasilkan udara


bertekanan, dan pembakaran dilakukan di ruang bakar. Gas hasil pembakaran
tersebut dapat menggerakkan turbin. Jika hal itu tercapai, maka starting device
dilepas dari poros turbin dan generator.
Bahan bakar yang digunakan berupa solar (HSD atau High Speed Diesel)
dialirkan dari kapal tanker ke dalam rumah pompa BBM HSD kemudian
dipompa lagi dengan pompa bahan bakar untuk dimasukkan dalam ruang
bakar sehingga menghasilkan energi pemutar turbin gas. Penggerak awal
turbin gas sebelum digerakkan oleh energi gas hasil pembakaran adalah
motor listrik (starting motor) yang berfungsi memutar kompresor sebagai
penghisap udara luar.
Bahan bakar gas di suplay dari PT SANTOS
3.3.2.

Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Uap


Gas bekas yang keluar dari turbin gas dimanfaatkan lagi setelah terlebih dahulu

diatur oleh exhaust damper untuk dimasukkan ke dalam ketel (HRSG). Uap yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin uap agar menghasilkan tenaga listrik pada generator. Uap
bekas dari turbin uap tadi diembunkan lagi ke kondensor kemudian kondensat dipompa ke
dalam deaerator oleh CEP (Condensate Extraction Pump) dan dipompa lagi oleh BFP ( Boiler
Feed Water Pump) ke dalam drum untuk kembali diuapkan.
Hasil dari listrik yang keluar dari masing-masing generator akan dikuatkan ke
transformator 150/500 kV masing-masing yang seterusnya dialirkan melalui tiang transmisi
ke switch yard dan kemudian dikirim ke gardu induk melalui transmisi tegangan tinggi dan
tegangan rendah . PLTU menggunakan siklus tertutup (closed cycle) sehingga fluida dapat
digunakan kembali untuk proses berikutnya. Siklus PLTU meliputi siklus Rankine yang
desainnya dapat berupa superheating, regenerating, dan reheating.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

24

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Gambar 3.5. Proses Produksi PLTU

Common Water Plant yang digunakan antara lain :


Hidrogen Plant
H2 Plant dalam unit pembangkit dimaksudkan untuk menghasilkan hidrogen.
Proses ini merupakan proses elektrolisa air dengan menggunakan arus tinggi. Air
yang digunakan dalam proses ini disuplai dari make up water. Selanjutnya,
hidrogen yang dihasilkan akan digunakan sebagai media pendingin generator.
Chlorination Plant
Chlorination merupakan proses mengolah air laut dengan cara elektrolisis air laut
untuk menghasilkan NaOCl. NaOCl digunakan untuk memabukkan ikan dan
mencegah tiram, kerang dan biota laut masuk ke dalam pompa.
Desalination Plant
Desalination merupakan proses pengolahan air laut menjadi air tawar sehingga
air hasil desalination plant memiliki konduktivitas 20 ms. Dimana suplai air
laut diambil dari CWP (Circulation Water Pump). Media pemanas dalam proses
ini diambilkan dari HRSG yaitu dari LP Aux Boiler dan HP Aux Boiler, apabila
HRSG tidak beroperasi maka media pemanas diambilkan dari Aux Boiler. Air

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

25

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

yang dihasilkan oleh proses ini disebut service water yang disimpan di raw water
storage. Service water digunakan untuk proses lebih lanjut di demineralization
plant.
Demineralization Plant
Demineralization merupakan proses pengolahan air yang digunakan untuk
menambah air di HRSG, dimana air dari raw water tank diproses di dalam demin
plant yang akan menghasilkan tingkat konduktivitas lebih rendah sehingga
diharapkan tidak terjadi korosi di dalam tube HRSG dan aman untuk pemakaian
sebagai air penambah HRSG. Hasil dari demineralization plant memiliki
konduktivitas < 1 ms.
Auxiliary Boiler
Auxiliary Boiler Steam digunakan untuk memanaskan make up water dalam
proses desalinasi apabila HRSG tidak beroperasi.
Waste Water Treatment Plant
Sisa air yang ditampung di sumpit ditampung di storage pound dan di blower.
Kemudian dialirkan ke Netralizing Pit Unit, untuk mendinginkan digunakan
blower. Setelah itu, air dinetralkan kadar pH dengan pemberian HCl dan NaOH
di pH Control Pit. Setelah dinetralkan, pengendapan kotoran dilakukan di
Coagulant Tank and Sedimentation dan dipisahkan antara yang bersih dan yang
kotor. Yang bersih masuk ke Clear Water Pit dan pressure filter masuk ke
oksidasi di oksidasion pit dan masuk di Purified Waste Water sehingga hasilnya
dapat dibuang ke laut. Yang kotor masuk ke sludge enrichment tank untuk
diendapkan lebih lanjut, bagian yang bersih diproses kembali mulai dari
netralizing pit unit dan bagian yang kotor dialirkan ke sludge tank untuk diangkut
oleh truk dalam jangka waktu tertentu.

Komponen utama yang menunjang pembangkitan listrik tenaga uap pada PLTGU
Grati yaitu:
Condenser

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

26

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Berfungsi sebagai tempat pendinginan uap hasil ekspansi dari turbin uap (LP
Turbin) dimana air laut yang dipompa oleh CWP (Circulation Water Pump)
digunakan sebagai media pendinginnya
CEP
Berfungsi sebagai media penyuplai air dari condenser ke dalam inlet LP
Economizer dan HP Economizer di dalam HRSG melalui BFP (Boiler Feedwater
Pump) dan melalui Deaerator.

Deaerator
Pada Deaerator terjadi proses menghilangkan kandungan O2 terlarut pada air.

BFP (Boiler Feedwater Pump)


Terdapat 2 jenis BFP yaitu LP BFP yang menyalurkan air dari Deaerator menuju
LP Economizer dan HP BFP yang menyalurkan air dari Deaerator menuju HP
Economizer 1.

Heat Recovery Steam Generator (HRSG)


Berfungsi sebagai heat exchanger untuk menghasilkan uap high & low pressure
yang digunakan untuk memutar turbin uap, yang nantinya akan memutar
generator.
LP Circulation Pump (LP BCP)
Berfungsi mensirkulasikan air antara LP Drum dengan LP Evaporator yang
bertujuan untuk mendapatkan distribusi panas di dalam air yang homogen.
HP Circulation Pump (HP BCP)
Berfungsi untuk mensirkulasikan air antara HP Drum dengan HP Evaporator
dimana sirkulasi ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi panas di dalam air
secara homogen.
Steam Turbine (Turbin Uap)
Berfungsi untuk mengekspansi udara panas sehingga menghasilkan energi
mekanis untuk menggerakkan generator.
Generator
Berfungsi sebagai perubah energi mekanis menjadi energi listrik.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

27

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Adapun peralatan pendukung sistem turbin uap ini adalah :


Sistem Minyak Pelumas Turbin Uap
Sistem ini digunakan untuk melumasi bearing turbin uap dan bearing generator,
dimana pada sistem ini digunakan peralatan meliputi Main Lube Oil Pump
(MOP), Auxiliary Oil Pump (AOP), Emergency Oil Pump dan Lube Oil Cooler.
Sistem Pendingin Minyak Pelumas
Sistem ini digunakan untuk mendinginkan minyak pelumas yang bertemperatur
tinggi setelah digunakan untuk melumasi bearing turbin uap dan generator yang
mengalirkan masuk ke dalam Lube Oil Cooler, dimana menggunakan media
pendingin berupa air. Air yang bertemperatur tinggi setelah digunakan untuk
mendinginkan minyak pelumas didinginkan di dalam heat exchanger dengan
media pendinginnya diambil dari aliran air laut melalui discharge Circulation
Water Pump dan di naikan pressurenya oleh SWBP.
Sistem Hidrolik
Sistem ini pada turbin uap digunakan untuk membuka dan menutup 4control
valve pengatur steam pada pipa suplai uap superpanas untuk memutar turbin.
Minyak yang digunakan untuk sistem hidrolik ini merupakan minyak hidrolik
yang tertampung di dalam tangki dan disuplai dengan menggunakan Hidrolic
Lube Oil Pump.
Sistem Pendingin Siklus Tertutup
Peralatan pada sistem ini terdiri dari Closed Cycle Cooling Water heat exchanger
(CCCW), Closed Cycle Cooling Water Pump (CCCWP). Sirkulasi air pendingin
ini digunakan untuk mendinginkan steam turbine Lube Oil Cooler (LOC), steam
turbine Generator Hydrogen Cooler (GHC) dan steam turbine Gland Exhauster
(GE) dan untuk pendingin di commont plant. Air dari sisi outlet CCCW yang
bertemperatur rendah setelah didinginkan dengan air laut yang diambil dari sisi
discharge CWP akan digunakan sebagai media pendingin dalam LOC, GHC, dan
GE. Selanjutnya dari sisi inlet peralatan ini, air bertemperatur lebih tinggi
dipompa dengan menggunakan CCCWP masuk ke CCCW, demikian siklus air
pendingin ini yang berlangsung tertutup.
Sistem Common Water Plant

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

28

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Meliputi Hidrogen Plant, Chlorination Plant, Desalination Plant,


Demineralization Plant, Auxiliary Boiler, dan Waste Water Treatment Plant.

3.3.3

Proses Operasi PLTGU Grati

3.3.3.1 Proses Starting PLTGU


Blok 2 yang terdiri dari unit 4,5,dan 6 dirancang sebagai pembangkit pemikul beban
puncak sehingga operasinya diharuskan untuk start-stop sesuai dengan permintaan dari P3B.
Adapun prosedur untuk starting PLTGU dapat dilihat dari ruang CCR (Central Control
Room) PLTGU Grati.
Ketika koordinasi antara ruang CCR dengan operator di lokal unit telah tercapai
dalam arti telah siap untuk melakukan proses start PLTG, maka ruang CCR akan
mengumumkan bahwa GT siap untuk start. Apabila Status Indicator menunjukkan Ready To
Start maka GT siap untuk di start Indicator Turning Motor Run akan menyala yang artinya
motor penyala telah dihidupkan dan saat lampu Status Indicator menunjukkan Start maka
Pony Motor akan bekerja. Pony Motor berfungsi untuk mengurangi arus start pada Motor
Starting yang biasanya nilainya cukup besar dan ini tidak diinginkan. Tak lama 10 menit
kemudian, maka Starting Motor akan mulai bekerja untuk membantu memutar poros
generator dari 0 sampai kira-kira 2000 rpm. Setelah itu, Control Oil Pump akan mulai bekerja
menyediakan tekanan sebesar 100 kg/m3 pada control valve bahan bakar sehingga akan
terdistribusi dengan baik.
Pada kecepatan 300 rpm dan Ignition Speed akan bekerja. Kira-kira selama 5 menit,
Ignition Speed bekerja dengan tujuan agar udara yang masuk ke dalam Combuster dapat
membuang sisa-sisa bahan bakar yang dapat mengganggu proses Starting. Pada putaran 600
rpm, proses Ignition akan dimulai dimana Igniter yang terdapat pada nozzle nomor 11 dan 12
akan mulai bekerja seperti busi pada kendaraan bermotor agar pembakaran dapat terjadi.
Syarat terjadinya pembakaran adalah ada api yang dihasilkan oleh Igniter, ada bahan bakar
berupa HSD atau gas alam yang masuk ditandai dengan menyalanya lampu indikator Fuel On
dan ada udara didalam Combuster. Pada proses ini PLTG sering mengalami gagal start,
dimana ignitor gagal menghasilkan api sebagai salah satu syarat terjadinya pembakaran.
Prosedur normalnya, igniter akan dibiarkan menyala selama satu menit apabila memakai
bahan bakar HSD, 10 detik memakai bahan bakar gas dan apabila gagal maka proses starting
PLTG akan di restart maksimal 3 kali. Apabila 3 kali tersebut tetap tidak mampu untuk
menyalakan api pada ke-18 nozzlenya maka proses starting akan dihentikan dan biasanya
yang pertama kali akan diperiksa adalah igniternya, mungkin disebabkan oleh adanya kotoran
atau penyebab lainnya. Apabila pembakaran berhasil, maka sensor pendeteksi api Flame 2
dan Flame 3 akan menyalakan indikator Flame yang berarti ada api di ke-18 nozzlenya.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

29

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Ketika putaran poros mencapai 1000 rpm maka Jacking Oil Pump akan berhenti
sebab generator sudah dianggap mampu untuk memutar dan mengangkat porosnya sendiri,
Jacking Oil Pump sendiri merupakan pompa minyak bertekanan tinggi untuk melumasi
bearing sebelum putaran 1000 rpm karena pada putaran dibawah 1000 rpm belum terbentuk
lapisan film yang cukup untuk melumasi journal bearing. Ketika putaran telah mencapai 2010
rpm maka pony motor dan starting motor akan berhenti bekerja sebab turbin telah mampu
untuk memutar poros tanpa bantuan penggerak mula akibat pengaruh momen inersia pada
poros generator. Pada putaran 2775 rpm maka HP Bleed Valve dan LP Bleed Valve akan
ditutup sehingga tidak terjadi pembuangan udara.
Pada putaran 2940 rpm, generator eksitasi akan bekerja, dimana selama 4 sekon
pertama suplai DC akan diambil dari baterai aki sampai generator berhasil menghasilkan
tegangan sendiri dan suplai DC berikutnya akan diambil dari keluaran generator sendiri
setelah terlebih dahulu disearahkan oleh AVR.
Apabila kecepatan putaran poros generator telah mencapai nilai nominal yakni 3000
rpm, maka generator telah siap mensuplai daya ke dalam jaringan listrik interkoneksi Jawa
Bali. Agar PLTG dapat menyalurkan dayanya ke jaringan terlebih dahulu dilakukan proses
sinkronisasi melalui Generator Circuit Breaker (52G), dimana tegangan, fasa dan frekuensi
dari generator harus sama dengan jaringan. Apabila telah sinkron maka daya listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit telah mampu mensuplai kebutuhan listrik jaringan interkoneksi
Jawa Bali yang ditujukkan oleh lampu indikator 52G yang menyala. Adapun berapa daya
yang harus disuplai ke dalam jaringan listrik interkoneksi diatur melalui komputer sesuai
permintaan P3B.

3.3.3.2 Operasi Open Cycle

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

30

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Setiap pada unit PLTGU Grati mampu untuk bekerja dengan open cycle, namun
sesuai pertimbangan ekonomis bahwa gas buang dari PLTG masih sangat panas untuk
memanaskan uap pada PLTU, maka unit 1, 2, dan 3 sangatlah jarang untuk melakukan
operasi open cycle sebab unit-unit tersebut yang tergabung dalam blok 1 telah dirancang
untuk mampu melakukan operasi combined cycle.
Proses pembangkitan diawali dengan menjalankan motor starter sebagai penggerak
mula sampai udara masuk ruang compressor dan mengalami proses pemampatan sehingga
menjadi udara bertekanan. Bersamaan dengan proses pemampatan udara, di ruang bakar
diinjeksikan bahan bakar. Setelah udara bertekanan dan bahan bakar masuk , dinyalakan
igniter yang berfungsi sebagai busi sehingga terjadi pembakaran yang mengakibatkan
kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar. Tekanan ini kemudian akan menekan
sudu-sudu turbin gas sehingga timbul energi mekanis untuk memutar turbin dan generator
yang nantinya akan merubah energi tersebut menjadi energi listrik. Kembali ke motor
starting, pada putaran 2100 rpm, motor ini akan otomatis mati/lepas, yakni setelah hasil
pembakaran di combuster mampu memutar compressor, turbin dan generator. Sementara itu,
putaran compressor, turbin dan generator terus naik sampai putaran nominalnya 3000 rpm.
Kemudian keluaran generator mengalami sinkronisasi dengan jaringan listrik Jawa-Bali.
Adapun gas buang hasil pembakaran akan langsung dibuang ke udara melalui cerobong
(Stack) yang sebetulnya masih memiliki nilai kalor yang tinggi untuk dimanfaatkan.
3.3.3.3. Operasi Combined Cycle
Operasi ini merupakan perpaduan antar operasi pembangkitan listrik gas dengan uap.
Gas sisa pembakaran dari pembangkitan listrik dengan gas yang masih bertemperatur tinggi
dilewatkan melalui HRSG untuk memanaskan air menjadi uap bertekanan tinggi (High
Pressure/ HP) dan tekanan rendah (Low Pressure/LP). Ketel HRSG tanpa pembakaran, jadi
murni menggunakan gas sisa pembakaran dari gas turbin. Karena suhu gas dari sisi turbin gas
masih tinggi ( 500oC) maka akan lebih efisien jika digunakan untuk memanaskan untuk
diubah menjadi uap.
Uap dari HRSG akan digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin uap. Uap
yang dihasilkan oleh HRSG, sebagaimana penjelasan di atas, memiliki 2 kondisi yaitu HP
dan LP.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

31

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Uap yang bertekanan tinggi akan masuk HP steam turbine dan kemudian tekanan dari
uap tersebut akan menggerakkan sudu-sudu turbin sehingga dihasilkan energi mekanik.
Energi mekanik ini diubah oleh generator menjadi energi listrik. Uap bertekanan rendah dari
HRSG akan menggerakkan sudu-sudu turbin di LP Steam Turbine yang nanti juga akan
menghasilkan energi mekanis yang akan diubah menjadi energi listrik oleh generator.
Untuk menjaga agar temperatur di dalam steam turbine tidak melebihi batas di
ijinkan (set point temperature), dilakukan dengan mengatur suhu uap yang masuk dari
HRSG. Pengamanan temperatur juga dilakukan dengan memberikan desuper heater unit Jadi
jika terjadi kenaikan temperatur yang melebihi ambang batas, maka secara otomatis, desuper
heater TVC akn mengatur temperatur uap sampai batas aman.
Sisa uap dari LP steam turbine akan masuk ke dalam condenser untuk mengalami
proses kondensasi yang di tampung di hotwell. Apabila level air hotwell belum memenuhi
maka dilakukan penambahan dengan air tambahan (make up water). Proses kondensasi
dilakukan dalam ruang vakum agar terjadi perpindahan panas dari steam ke air. Kondensat
yang dihasilkan akan disirkulasikan kembali ke HRSG untuk menjalani proses pemanasan
sehingga menjadi uap kembali dan siap untuk menggerakkan steam turbine.
3.3.4

Sistem Jaringan Kelistrikan PLTGU Grati


Kompleks PLTGU Grati terdiri dari 2 blok, Blok 1 yang merupakan pembangkit

combined cycle mensuplai daya listrik yang dihasilkan ke jaringan listrik 500 kV Jawa-Bali
sedangkan Blok 2 yang merupakan pembangkit open cycle menyuplai daya listrik 150 kV
Jawa-Bali. Pembangkit blok 1 beroperasi penuh selama 24 jam kecuali jika sedang ada
gangguan atau kegiatan perawatan sedangkan pembangkit blok 2 dirancang sebagai
pembangkit cadangan ketika beban puncak sehingga operasinya disesuaikan dengan
kebutuhan jaringan atas perintah P3B (Pusat Pengendalian dan Pengaturan Beban) selain
karena pertimbangan ekonomis juga.
Ketika pembangkit belum beroperasi, untuk memenuhi kebutuhan daya yang
diperlukan untuk proses starting pembangkit, disuplai oleh pembangkit lain yang terhubung
dengan jaringan 150 kV. Untuk lebih jelasnya kita sederhanakan.
Daya yang disalurkan melalui jaringan 150 kV, diturunkan tegangannya menjadi 6
kV melalui trafo step down BCT. Pada PLTGU Grati memiliki 2 buah trafo step down BCT

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

32

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

yakni SST1 dan SST2, yang masing-masing digunakan untuk kebutuhan PLTG dan PLTU.
Tegangan 6 kV pada SGT digunakan untuk mensuplai daya pada motor-motor yang
membutuhkan tegangan 6 kV seperti Pony Motor, Starting Motor, dan lainnya untuk
digunakan pada proses starting.
Kemudian dari tegangan 6 kV diturunkan lagi menjadi 380 V melalui trafo step down
SST. Tegangan 380V dipergunakan untuk mensuplai kebutuhan dari panel-panel
pengendalian seperti PDC (Panel Distribution Centre) dan MCC (Motor Control Center) dan
juga untuk mensuplai kebutuhan dari ruangan CCR (Central control Room) sehingga proses
starting dapat dikendalikan dengan baik digunakan tegangan 220 KV DC
Untuk mengoperasikan generator sehingga dapat menghasilkan tegangan sendiri,
pertama kali dibutuhkan penguatan tegangan. Untuk itu dipergunakan kumparan eksitasi
(penguatan) yang membutuhkan sumber tegangan DC sebagai catu dayanya. Sebagai sumber
DC, ketika generator pertama kali start maka diambil dari baterai akinya yang berjumlah 104
buah dengan masing-masing tegangan 2,2V sehingga diperoleh nilai tegangan 238V.
Setelah 4 sekon, generator dianggap sudah mampu untuk mensuplai penguatan sendiri dan
kontak ke baterai aki akan terputus. Sebagai penggantinya diambil dari tegangan keluaran
generator yang berupa sumber AC dengan tegangan 10,5kV untuk kemdian diturunkan
tegangannya sesuai dengan kebutuhan eksitasi oleh trafo step down MKC yang lalu
disearahkan oleh AVR, sehingga diperoleh tegangan keluaran berupa sumber DC yang
mampu untuk mencukupi kebutuhan eksitasi generator.
Ketika generator sudah mampu beroperasi penuh, maka daya yang dihasilkan akan
disalurkan ke GITET (Gardu Induk Tegangan Tinggi) setelah sebelumnya disinkronisasi
sesuai dengan tegangan, frekuensi dan fasa dari jaringan interkoneksi Jawa Bali. Karena
tegangan yang dihasilkan oleh Generator Turbin Uap hanya sebesar 15,75kV maka agar dapat
disinkronkan dengan tegangan transmisi 500kV ataupun 150 kV dipergunakan Trafo Utama
Step Up dengan kode BAT melalui Generator Circuit Breaker (52G). Pada PLTGU Grati
terdapat 5 trafo dengan jenis ini, 3 unit trafo two winding dengan kode 11BAT01, 10BAT01,
dan 21BAT01 yang dipergunakan untuk mensuplai daya dari unit GT 1.1, unit ST dan unit
GT 2.1 ke jaringan dan 2 unit trafo three winding dengan kode 12BAT01 dan 22BAT01
masing-masing untuk mensuplai daya dari unit GT 1.2 dan GT 1.3 serta unit dari GT 2.2 dan
GT 2.3.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

33

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Daya yang dihasilkan oleh generator tidak 100% dikirimkan ke jaringan tetapi ada
yang dipergunakan untuk pemakaian sendiri melalui Trafo Step Down dengan kode BBT
sehingga ketika generator sudah beroperasi penuh, sebagai penyuplai MMC, PDC maupun
ruang kontrol CCR tidak dibutuhkan lagi suplai dari pembangkit luar tapi cukup dari daya
yang dihasilkan sendiri.
3.4 Pemeliharaan Unit
Secara filosofi, terdapat 4 jenis pemeliharaan yaitu :

Break Down atau Corrective Maintanance


Dasar dari filosofi dibalik break down maintenance adalah mengoperasikan
peralatan sampai terjadi kerusakan dan hanya memperbaiki atau mengganti
komponen yang rusak. Kekurangan perawatan jenis ini adalah merupakan jenis
manajemen yang tidak terencana.

Preventive atau Time-Based Maintenance


Filosofi dibalik preventive maintenance adalah perawatan yang terjadwal dalam
interval waktu tertentu, berdasarkan calendar desk atau run-time hours dari peralatan.
Pada waktu tersebut dilakukan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak
sebelum terjadi masalah.

Predictive atau Condition-Based Maintenance


Kondisi operasi yang dilakukan pada predictive maintenance adalah mengamati
peralatan secara periodik. Ketika terdeteksi trend yang berbahaya, komponen yang
bermasalah pada peralatan diidentifikasi dan dijadwalkan untuk perbaikan. Peralatan
tersebut akan dimatikan pada saat tersebut apabila masalah yang terjadi sangat
darurat dan komponen yang rusak akan diganti.

Proactive atau Prevention Maintenance

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

34

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Filosofinya adalah menganalisa kerusakan dan pengukuran proactive akan dilakukan


agar kerusakan tidak terulang lagi.

Akan tetapi di dalam PLTGU Grati pemeliharaan yang dilakukan meliputi :

Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan ini dilakukan berulang dengan interval waktu maksimum satu tahun
dan dapat dilaksanakan pada saat unit operasi maupun tidak operasi serta tidak
tergantung pada pengoperasian mesin. Pemeliharaan mesin berjalan (on line
maintenance) dilakukan pada kondisi unit operasi dan pemeliharaan rutin pencegahan
(preventive maintenance) dilakukan dengan rencana dan waktu yang telah
ditetapkan, misalnya harian, mingguan, atau bulanan dalam satu tahun.

Pemeliharaan Periodik
Pemeliharaan periodik dilakukan berdasarkan jam operasi peralatan (time based
maintenance). Pemeliharaan ini dilakukan dalam kondisi unit / peralatan tidak
beroperasi dengan sasaran untuk mengembalikan unit / peralatan pada performance
semula (commissioning) atau lebih baik dari sebelumnya. Pemeliharaan yang
dilaksanakan dalam periode lebih dari setengah tahun dan tergantung pada
pengoperasian mesin.

8000

CI/FYI

8000

8000

8000

8000

MI

TI

CI
Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan
Pasuruan

35

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Gambar 3.5. Siklus Pemeliharaan Periodic Maintenance

Pemeliharaan Khusus
Pemeliharaan yang direncanakan dan dilaksanakan secara khusus berdasarkan
kejadian khusus baik disebabkan oleh gangguan dengan sasaran untuk memperbaiki
atau meningkatkan performance mesin / unit. Pemeliharaan khusus dapat
dilaksanakan pada saat pemeliharaan periodik maupun di luar pemeliharaan periodik.

Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)


Ialah pemeliharaan yang berdasarkan atas analisa dan evaluasi kondisi operasi mesin
dengan sasaran mengoptimalkan ketersediaan mesin pembangkit dan biaya
pemeliharaan.
Pelaksanaan yang dilakukan dalam pemeliharaan prediktif antara lain:

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

36

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Mengadakan pemeriksaan dan monitoring secara kontinyu terhadap peralatan


pada operasi atau pada waktu dilaksanakannya inspection.
Mengadakan analisa kondisi peralatan atau komponen peralatan.
Membuat estimasi sisa umur operasi peralatan sampai memerlukan perbaikan
atau penggantian berikutnya.
Mengevaluasi hasil analisa untuk menentukan interval inspection.
-

BAB IV
HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR)

4.1

Gambaran Umum HRSG


HRSG bertujuan untuk memanfaatkan panas dari aliran gas panas. HRSG

memproduksi uap untuk menggerakkan steam turbin. Pada PLTGU Grati ini terdapat dua
blok, pada blok 1 terdapat tiga HRSG yang masing-masing dihubungkan dengan sebuah gas
turbin dan ketiga HRSG tersebut menggerakkan sebuah steam turbin. Sedangkan pada blok 2
terdiri dari tiga gas turbin dengan pengoperasian open cycle. Daya total yang dihasilkan
power plant ini adalah 800 MW (500 MW dari blok 1 dan 300 MW dari blok 2).

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

37

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Gambar 4.1 HRSG


4.2

Bagian Bagian pada HRSG

4.2.1

Struktur Baja
Struktur baja power plant terbuat dari tiga struktur baja. Masing-masing HRSG

memiliki satu struktur baja yang dihubungkan dengan metode penyambungan (bracing).
Untuk setiap HRSG, struktur baja utama dari HRSG terdiri dari empat kolom vertikal yang
dihubungkan bersama bracing horizontal dan vertikal. Dua beam (yang disebut balok utama)
terpasang di kolom bagian atas yang terletak di sisi terpanjang HRSG, dan tujuh beam
horizontal (yang disebut box beams) disambung dengan dua balok utama. Box beams terletak
tegak lurus pada pipa dan saluran gas panas. Hal ini memungkinkan terjadinya ekspansi
thermal.
Struktur baja penunjang yang didesain khusus sesuai dengan data peralatan dan
kondisi pemakaian membantu semua peralatan yaitu HRSG, drum, casing, cerobong,
pipework internal kecuali pompa dan blow-down tank. Untuk akses ke pintu, drum, cerobong
dan valves disediakan plateform, tangga dan ladders. Plateform tambahan disediakan untuk
akses ke header BDT (Blow Down Tank). Peralatan pengangkat (hoist equipment) diletakkan
di struktur utama pada level pipa inlet untuk memungkinkan pengangkatan BCP.
4.2.2

Pipa Inlet HRSG dan Casing

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

38

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Pipa inlet dan casing HRSG terpasang pada box beam. Ketika HRSG beroperasi,
selama ekspansi thermal, semua casing dan pipa inlet terekspansi ke bawah. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi dan menghindari perpindahan transversal HRSG,
kekokohan dan kemampuan menghantarkan (fixed and guide) yang harus dimiliki oleh box
beam level dan last HRSG level. Pada pipa inlet dan exhaust damper dihubungkan dengan
sambungan ekspansi yang memungkinkan terjadinya ekspansi thermal vertikal dan
longitudinal pada keseluruhan HRSG. Casingnya terbuat dari lembaran baja yang disertai
insulasi eksternal.
4.2.3

Heat Exchanger
HRSG adalah salah satu jenis heat exchanger yang tube-tubenya terpasang horizontal

pada modul. Lebar pada tiap modul adalah setengah lebar dari keseluruhan HRSG. Tubetubenya dihubungkan two by two dengan pengelasan pada headers untuk membentuk
keseluruhan HRSG. Setiap HRSG dilalui aliran gas vertikal. Sebuah casing tipe hot dry
dibangun di sekeliling HRSG dan dipasang pada box beam.

4.2.4

Water/Steam Circuit
HRSG terbagi menjadi tiga sirkuit terpisah, yaitu high pressure circuit (HP), low

pressure circuit (LP) dan preheater. Low pressure heat exchanger terdiri dari sebuah
economizer dan sebuah evaporator. High pressure terdiri dari dua economizer (econ 1 dan 2),
sebuah evaporator, dan dua superheater (SH 1 dan 2). LP drum terpasang pada struktur baja
HRSG dimana hanger menjamin pergerakan relatif yang sesuai. HP drum terpasang
horizontal pada plateform bagian atas. Blowdown tank dan pompa sirkulasi terletak di lantai
dasar.
4.2.5

Drain (Saluran Buang)


Pipa-pipa untuk continuous blow down dan intermittent blow down, jika terjadi

kelebihan HP steam akan dibuang ke BDT (Blow Down Tank) melalui saluran pembuangan.
4.2.6

Pipa outlet HRSG dan Cerobong

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

39

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Pipa keluaran HRSG dan cerobong berada di atas box beam.

4.3

Deskripsi Bagian-Bagian yang Bertekanan

HRSG dilalui air yang berasal dari feedwater tank dengan menggunakan Boiler Feedwater
Pump (BFP). Untuk ketiga HRSG terdapat empat BFP untuk masing-masing sirkuit LP dan
HP.
4.3.1

Prinsip Sirkuit High Pressure

Sirkuit high pressure memproduksi uap untuk steam turbin (HP stage).

Economizer (HAC20 AC001 dan HAC20 AC002) memanfaatkan sebagian besar


panas yang berasal dari saluran gas pada outlet HP evaporator dan outlet LP
evaporator.

Evaporator (HAD20 AC001) menghasilkan uap melalui siklus sirkulasi dari dan ke
HP steam drum melalui Boiler Circulation Pump (BCP).

Superheater (HAH20 AC001 dan HAH20 AC002) memanaskan uap jenuh dari drum
sebelum dikirim ke steam turbin / menjadi uap kering sebelum digunakan pada
Steam Turbin.

4.3.2

Prinsip Sirkuit Low Pressure

Sirkuit low pressure menghasilkan uap untuk steam turbin (LP stage)

Economizer (HAC10 AC002) memanfaatkan sebagian besar sisa panas yang


terkandung di saluran gas pada HP economizer 2.

Evaporator (HAD10 AC001 dan HAD10 AC002) menimbulkan uap melalui


sirkulasi dari dan ke LP drum.

4.3.3

Prinsip Sirkuit Preheater

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

40

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Preheater digunakan hanya jika menggunakan bahan bakar natural gas. Preheater
berfungsi untuk memanaskan air yang datang dari kondensor sebelum dikirim ke deaerator.
Preheater (HAC10 AC001) memanfaatkan panas sisa melalui saluran gas di HP ekonomizer
dan LP economizer.
4.3.4

Sirkuit Sirkulasi
Untuk mengalirkan air ke LP dan HP evaporator digunakan LP dan HP BCP (Boiler

Circulation Pump). Setiap evaporator (LP dan HP) dilengkapi dengan dua pompa, yang satu
beroperasi dan satunya dalam keadaan standby. Dari setiap steam drum (LP dan HP) air
mengalir ke BCP (yang berlokasi didasar, sampai dapat dipastikan hingga kedalaman NPSH)
dan dipompakan ke evaporator, dimana uap diproduksi. Air keluaran dari evaporator
memiliki dua fasa dan dikirim ke drums. Pompa didesain sehingga aliran yang melalui
evaporator sudah tercukupi dengan satu pompa yang bekerja pada kondisi normal untuk
menjamin transfer panas tanpa korosi atau masalah endapan. Setiap pompa dihubungkan
dengan pipa di bagian suction dan discharge flange. Pompa terpasang menggantung maka
casing pompa dapat bergeser yang akan mengakibatkan ekspansi thermal dari supporting
pipework. Motor penggerak dipasang di bagian dasar dan dihubungkan ke pompa oleh poros
cardan dengan balok atau batang luncur.
4.3.5

Deskripsi Heat Exchanger


Setiap heat exchanger terbuat dari finned tubes yang terhubung satu dengan yang

lainnya melalui pengelasan pada bare tubes. Fins terbuat dari baja helicoidal yang melingkar
pada sekeliling bare tubes dan dilas continuous dengan proses elektrik frekuensi tinggi.
Jumlah total tube pada heat exchanger dihitung berdasarkan permukaan transfer panas yang
diperlukan yang didapatkan dari heat balance HRSG.
Jumlah tube tergantung pada air dan aliran uap, contohnya pada kecepatan dan
headloss fluida di dalam tube. Tube tersusun staggered (lebar dan panjang dari heat
exchanger) dioptimalisasikan dengan kecepatan gas, pressure drop dari gas, pressure drop
dari air dan uap melalui sirkuit. Setiap tube secara sederhana disupport oleh tube sheet untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi thermal secara bebas. Titik kontak antara tube dengan
tube sheet adalah helocoidal fins sehingga dapat megurangi pemakaian tube terlalu banyak.
Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan
Pasuruan

41

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

4.3.6

Anti Vibration Baffles


Anti vibration baffles disisipkan ke dalam heat exchanger. Anti vibration baffles

terbuat dari plat-plat besi, panjangnya sama dengan panjang HRSG, dipasang tegak lurus
dengan tube-tube. Baffle bertujuan untuk membagi lintasan gas, hal ini untuk menghindari
gangguan akibat kelebihan aliran dan untuk mengurangi vibrasi.
4.3.7

Deskripsi HRSG Drum

Sebuah HP drum (HAD20 BB001) dan sebuah LP drum (HAD10 BB001) dipasang pada
HRSG. Tujuan HRSG drum adalah sebagai berikut :

Untuk memastikan terjadinya campuran yang baik antara keluaran economizer dan
evaporator.

Untuk menyediakan tempat bagi cadangan air, diperlukan untuk control system
sirkulasi.

Untuk memungkinkan ekspansi air selama strat-up (proses start), ketika uap yang
dihasilkan pertama kali perlu diblow sehingga air keluar dari tube evaporator.

Untuk memastikan air dan uap terpisah.

Bentuk kedua drum tersebut adalah sama. Pemisahan air dan uap dilakukan dalam system
dua stage meliputi lubang pada sheet dan lubang lubang (demister) yang dipasang terpisah
pada bagian atas drum. Steam drum sendiri dilengkapi dengan semua peralatan yang
dibutuhkan sesuai fungsinya.
1. Pengering lubang uap
2. Header pendistribusi uap (dan pemisah pertama uap atau air)
3. Header pendistribusi feed water
4. Keluaran air untuk pompa dengan air vortex
5. Masukkan uap nozzle
6. Keluaran uap nozzle

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

42

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

7. Safety valve
Peralatan:

Manholes (lubang untuk masuknya pekerja)

Nozzle untuk : pengukuran level, valve pengaman, blow down, continuous blow
down, pengukuran tekanan, penginjeksian bahan kimia, dan
pengambilan sample

4.3.8.

Control Valves
Pada sirkuit low pressure (LP), control valve diletakkan diantara economizer dan

drum yang bertujuan untuk melindungi economizer dari terjadinya evaporasi (penguapan).
Selama operasi beban rendah, apabila tanpa perhatian khusus, banyak penguapan yang
mungkin terjadi di LP economizer. Untuk menghindarinya, control valve LP feed water
ditempatkan setelah economizer. Selama proses start, bahaya dari penguapan dihindari
dengan penutupan control valve sehingga menjaga agar tidak ada aliran dari BFP pada
economizer. Untuk menghindari over pressure (kelebihan tekanan) pada economizer selama
proses start, feed water control valve terbuka secara otomatis selama beberapa waktu yang
singkat tanpa disertai kenaikan yang signifikan dari level air pada drum.
Untuk sirkuit high pressure (HP), feed water control valve terletak di inlet
economizer. Untuk menghindari penguapan pada HP economizer 1 terdapat HP economizer
resirculation control valve diantara outlet BFP dan HP economizer 1. Efek dari HP
resirculation control valve adalah untuk menaikkan temperature masukkan economizer dan
juga menambah flow aliran, sehingga temperature keluaran menurun di bawah temperature
jenuh dan penguapan bisa dihindari. Elektro pneumatic control valve digunakan untuk LP
dan HP BFP.
4.4

Deskripsi Bagian-Bagian yang Tidak Bertekanan

4.4.1

HRSG Casing

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

43

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Penukar panas (heat exchanger) lengkap dengan headernya dan tube-tube, terbuat
dari panel lembaran baja las yang disebut HRSG Casing. Casing tidak didinginkan dan tidak
memiliki isolasi panas internal, temperature logam casing akan sama dengan temperature gas
sehingga terhindar dari korosi. Tingkat baja casing dipilih menurut temperature actual gas.
Pengeras khusus terbuat dari cold beams (beam tidak terhubung dengan panas saluran gas
dan akibatnya terisolasi secara termal) disediakan pada sebelah kanan dan kiri panel. Semua
pengeras membuat penyekat mampu untuk menahan tekanan gas. Desain dari cold beams dan
sambungannya pada casing HRSG dikembangkan untuk memungkinkan ekspansi thermal
yang berbeda pada seluruh komponen selama temperature aliran berubah, tanpa
menyebabkan berbagai tegangan thermal.
4.4.2

Saluran-Saluran HRSG
Exhaust damper mengatur penyaluran gas panas ke HRSG atau kemudian ke

atmosfer melalui cerobong. Duct dibuat dari panel lembaran baja uncooled dan jenis baja
diseleksi dari temperature gas aktual. Duct inlet dan outlet HRSG diinsulasi eksternal.
4.4.2.1 Pipa Inlet HRSG
Pipa ini memiliki desain yang sama dengan desain casing, mengalirkan gas dari
exhaust turbin gas ke section terbawah HRSG. Sambungan ekspansi dipasang di antara
diverter dan pipa masuk untuk mengurangi kerugian ekspansi thermal.
4.4.2.2 Pipa Outlet HRSG dan Cerobong
Pipa outlet HRSG memiliki fungsi sebagai tempat keluaran gas pada section
horizontal

HRSG, diameter pipa outlet diperkecil untuk meningkatkan kecepatan gas

mencapai nilai yang dapat diterima (20 sampai dengan 25 m/s2).


4.4.3

Sambungan Ekspansi
Sambungan ini (HNA10 BR010) memungkinkan terjadinya pergerakan longitudinal,

lateral dan vertikal dari pipa dan diverter damper dikarenakan adanya ekspansi thermal.
Sambungan ekspansi diletakkan pada inlet pipa.
Deskripsi Sambungan
Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan
Pasuruan

44

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Sambungan terbuat dari beberapa lapisan material-material yang berbeda dengan


tujuan :

Proteksi atau perlindungan terhadap cuaca (hujan dan sinar matahari)

Gastightness

Insulasi thermal

Daya tahan mechanical

Sebuah bolster internal melindungi dari semburan gas dan juga digunakan sebagai insulasi
thermal.
4.4.4

Blanking Plate
Untuk alasan keselamatan, selama perawatan HRSG, sebuah blanking plate dapat

ditempatkan pada pipa diantara diverter dan HRSG untuk memastikan isolasi telah sempurna
pada bagian belakang dari lapisan exhaust gas turbine ketika turbin dioperasikan.

4.5 Insulasi Thermal


Casing, pipa inlet dan outlet dari HRSG diinsulasi thermal dengan lapisan mineral
wool pada lembaran baja di permukaan eksternal. Tebal insulasi tergantung pada temperature
lokal: dari 300mm pada pipa inlet HRSG sampai 50 mm pada cerobong HRSG. Keseluruhan
permukaan ditutupi dengan lembaran alminium, memungkinkan keseluruhannya memiliki
ekspansi thermal yang berbeda.
Drum dan tanks ditutup dengan mineral wool casing HRSG, selain itu, lembaran
penutup diletakkan pada peralatan pembantu (supporting device). Pipa dan valve dilapisi
dengan material insulasi calcium silicate, kemudian ditutupi dengan lembaran stucco
elbossed aluminium.

4.6 Peralatan Pendukung HRSG

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

45

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

4.6.1

Pompa

BCP dipasang pada tiap evaporator termasuk drum dan sebuah heat exchanger. BCP
memastikan terjadinya sirkulasi air. Desain aliran pada tiap pompa dipilih sesuai dengan
keperluan. Total perbedaan head pada pompa tergantung dengan head losses melalui sirkuit
yang berubah-ubah dari kondisi start-up (cold) ke full load (beban penuh) sesuai dengan load
(beban) HRSG. Pompa selalu beroperasi. Dua buah BCP dipasang pada LP dan HP
evaporator di pipa inlet, sebuah pompa beroperasi normal dan yang lainnya pada kondisi
stand-by. Siap untuk star dengan segera, apabila terjadi kerusakan pada pompa yang sedang
bekerja (untuk HP circuit HAG21 AP001 dan HAG22 AP001; untuk LP circuit HAG11
AP001 dan HAG12 AP001). Lubang strainer fine (HAG 21 AT001 dan HAG22 AT001)
untuk HP BCP; HAG11 AT 001 dan HAG12 AT001 untuk LP BCP) dipasang dalam suction
pipa pada periode tertentu. Tiap BCP dihubungkan dengan cooling water circuit :
Untuk LP circuit pump : stuffing box dan seal seat dingin.
Untuk HP circuit pump : stuffing box dan mechanical heat exchanger dingin.
Flow switches dipasang pada tiap pompa untuk mendeteksi kerusakan pada cooling
flow. Termoswitches dipasang pada HP BCP mechanical seal circuits.
4.6.2

Safety Valves
Delapan buah safety valve dipasang pada masing-masing HRSG sebagai daftar di

bawah ini.
Lokasi Safety Valve

Nomer KKS Safety Valve

Nomer KKS Silencer

HAD10 AA001

HAD10 BS001

HAD10 AA002

HAD10 BS002

HAD20 AA001

HAD20 BS001

HAD20 AA002

HAD20 BS002

HP superheater

LBA20 AA011

LBA20 BS001

HP seperheater (solenoid)

LBA20 AA012

LBA20 BS002

LP feedwater

LAB10 AA003

N.A.

LP drum
HP drum

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

46

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Preheater

LCB10 AA002

N.A.

Tabel 4.1 Safety Valve


Safety valve di drum dan superheater membuang uap ke atmosfer melalui silencer. Safety
valve yang lain menyalurkan ke blow down tank. Solenoid relief valve diletakkan pada main
steam line dan dilengkapi dengan dua isolating valve (LBA20 AA201 dan LBA20 AA202)
dimana dalam keadaan normally open. Uap outlet safety valve dilengkapi dengan system
exhaust memungkinkan terjadinya thermal expansion displacement.
4.6.3

Blow Down Tank


Sebuah blow down tank dipasang pada tiap HRSG untuk menampung drains yang

datang dari HP circuits dan dari steam line. Line yang tersambung dengan blow down tank
meliputi :

HP dan LP drums continuous blow down

HP dan LP drums intermittent blow down

HP steam start-up drain

HP superheater interblock drain

HP dan LP drum level indicators drains

Line dari continuous blow down dilengkapi dengan sebuah continuous blow down valve per
sirkuit (HAD22 AA203 untuk HP drum dan HAD12 AA202 untuk LP drum). Valve ini
diperbaiki manual. Air yang terkumpul di bawah blow down tank disalurkan ke drain pit
tank. Uap dari blow down tank dibuang langsung ke atmosfer.
4.6.4

Desuperheater

HP sirkuit dilengkapi dengan sebuah desuperhater. Ketika HP steam menjadi terlalu panas,
sebuah pneumatic control valve membuka sebuah water line yang datang melalui HP
feedwater line. Air ini di-spray ke HP line steam pipe.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

47

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

4.6.5

Weather Damper

Sebuah weather damper terletak di bawah cerobong, terdiri dari dua blades yang dapat
ditutup ketika HRSG tidak beroperasi.
4.6.6

Miscellaneous

Nozzle dengan isolation valves terdapat di HRSG circuit, tujuannya adalah :

Injeksi kimia pada drum

Pemberian N2 pada bagian yang bertekanan

Pengambilan sample pada drum

Sebagai blower (optional)

4.7.

Proses di HRSG
Proses terjadinya uap panas hingga memasuki steam turbin dapat ditunjukkan oleh

flowchart berikut:
Flowchart dapat dilihat pada lampiran
Keterangan:

Make Up Water Tank


Make Up Tank berisi air demin yang memiliki conductivity < 1 s dan memiliki
derajat keasaman netral, atau pH 7.

Make Up Pump
Make Up Pump berfungsi mengalirkan air dari Make Up Tank ke kondensor

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

48

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Kondensor
Kondensor merupakan sebuah heat exchanger (alat penukar panas). Steam dari steam
turbin didinginkan melalui air laut sehingga terjadi proses kondensasi. Terdapat dua
inlet air laut dengan arah inlet dan outlet dari keduanya berkebalikan. Air yang telah
mengalami proses kondensasi kemudian ditampung di hot well. Pada kondenseor, air
condensate memiliki temperature 400C, memiliki tekanan 0,0753 kg/cm, dan
memiliki flow 546,21 kg/hr.

CEP (Condensate Extraction Pump)


CEP memompa air dari kondensor menuju Deaerator. (kalau memakai minyak).

Gland Steam Condensor


Gland Steam Condensor merupakan Heat Exchanger dimana tube tube yang berisi
gland steam dilalui air dari kondensor. Tipe heat exchanger pada Gland Steam
Condensor adalah Heat Exchanger shell and tube dengan aliran counter flow. Pada
Gland Steam Condensor air yang menuju deaerator mengalami peningkatan
temperatur dan Gland Steam Condensor mengalami penurunan temperature. Pada
Gland Steam Condensor, air memiliki temperature 40,80C dan flow 133,4 kkal/kg.

Deaerator
Pada deaerator terdapat proses penghilangan kandungan O 2 dengan menggunakan
N2H4.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

49

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

LP BFP mengalirkan air menuju LP economizer. Air yang dialirkan LP BFP


memiliki temperatur 132,90C, memiliki tekanan 13,4 kg/cm, dan memiliki
flow 142,5 kg/hr.

HP BFP mengalirkan air menuju HP economizer1. Air yang dialirkan HP


BFP memiliki temperatur 132,90C, memiliki tekanan 119 kg/cm, dan
memiliki flow 502,2 kg/hr.

Economizer
Pada economizer terjadi proses pemanasan air. Terdapat 3 jenis economizer yaitu LP
economizer, HP economizer1, HP economizer2.
o

LP Economizer
LP economizer memanaskan air hingga temperature 159 0C. LP economizer
memiliki pressure 17 kg/cm2G.

HP Economizer1
HP economizer1 memanaskan air hingga temperature 176 0C. Air dari HP
economizer1 mengalir menuju HP economizer2.

HP Economizer2
HP Economizer2 memanaskan air hingga temperature 295 0C.

LP Drum
Setelah melalui LP Economizer, air dialirkan menuju LP Drum, begitu pula setelah
air keluar dari LP evaporator, air dialirkan menuju LP Drum. Pada LP Drum, terjadi
pemisahan antara air dengan steam, steam akan menuju bagian atas LP Drum dan
menuju ke LP Turbin. LP Drum memiliki tekanan konstan berapapun loadnya yaitu
sebesar 5 kg/cm2.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

50

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

HP Drum
Tekanan pada HP drum tidak konstan seperti halnya pada LP Drum, namun
tergantung pada loadnya. Temperatur air yang mengalir pada HP drum dari HP
economizer 2 adalah 2640C.

BCP (Boiler Circulation Pump)


Terdapat 2 jenis BCP yaitu LP BCP dan HP BCP. LP BCP mengalirkan air dari LP
Drum menuju ke LP Evaporator. HP BCP mengalirkan air dari HP Drum menuju ke
HP Evaporator.

Evaporator
Terdapat 2 jenis evaporator yaitu LP evaporator dan HP evaporator.
o

LP Evaporator
LP Evaporator memiliki temperature 236 0C dan flow 80 ton/hr. Pada
evaporator terjadi proses evaporasi atau penguapan. Steam yang dihasilkan
kemudian menuju LP drum.

HP Evaporator
HP Evaporator memiliki temperature 447 0C dan flow 280 ton/hr. Pada
evaporator terjadi proses evaporasi atau penguapan. Steam yang dihasilkan
kemudian menuju HP drum.

HP Superheater
HP Superheater terdiri dari HP Superheater1 dan HP Superheater2.
o

HP superheater1
Temperatur dan pressure pada HP superheater1 495 0C dan 35 kg/cm2G.
Steam dari HP Superheater1 kemudian menuju HP superheater2 melalui
desuperheater.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

51

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

HP superheater2
Temperatur pada HP superheater2 5070C, Steam dari HP Superheater2
kemudian memutar HP steam turbin.

Desuperheater
Desuperheater digunakan untuk membuat temperature steam yang keluar pada HP
superheater2 sesuai dengan yang diinginkan dengan cara mengatur temperature
keluaran dari HP superheater1. Apabila temperature keluaran HP superheater1 terlalu
tinggi, maka pada desuperheater tube akan dispray dengan menggunakan air yang
berasal dari HP BFP dengan tekanan diantara 120 kg/cm sampai dengan 130kg/cm.

Steam Turbin
Terdapat dua macam steam turbin yaitu LP steam turbin dan HP steam turbin.
o

LP Steam Turbin
Steam dari LP Drum dan steam keluaran dari HP steam turbin menggerakan
LP steam turbin. Steam inlet LP steam turbin memiliki temperature 1500C,
tekanan 15 kg/cm, dan flow 545,62 kg/hr.

HP Steam Turbin
Steam dari HP Superheater kemudian menggerakan HP Steam Turbin. Steam
yang telah digunakan memutar HP Steam Turbin kemudian mengalir ke LP
Steam Turbin untuk memutarnya bersama dengan steam yang keluar dari LP
drum.

Generator
Putaran dari steam turbin menggerakan generator. Generator memiliki daya 159,58
KW.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

52

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

4.8.

Maintenance pada HRSG

4.8.1.

Perawatan Rutin
Selama HRSG beroperasi normal, periksa secara teratur hanger pipa. Ketika ada

kesalahan setting, hanger secepatnya harus direset pada kondisi dingin (20 0C di drum).
Periksa kelonggaran hanger dengan tangan.
4.8.2.

Perawatan Overhaul Major

4.8.2.1 Operasi-operasi yang dilakukan dengan HRSG dingin dan tanpa pembuangan.
Sebelum memasuki pipa inlet, sediakan waktu yang cukup agar casing menjadi
dingin. Semua pintu akses harus dibuka untuk ventilasi casing. Ketika inspector masuk ke
dalam untuk pertama kali, di luar harus terdapat orang lain yang siap menyalakan alarm jika
terjadi masalah. Pastikan bahwa diverter damper terkunci dengan aman atau gas turbin tidak
distart (lock off). Ketika blanking plate telah tersedia maka harus dipasang.
Periksa kebocoran tube-tube HRSG. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengisi
HRSG (termasuk Superheater). HRSG harus berada dalam tekanan rendah sekurangkurangnya 2 jam. Kemudian, naikkan tekanan menggunakan feedpump. pengontrolan
kenaikan tekanan dilakukan secara manual menggunakan by pass di feedwater isolating valve
dan control valve. Harus diperhatikan agar jangan melebihi temperature operasi. Untuk
memeriksa kebocoran tube petugas harus masuk ke dalam casing.
Pengecekan untuk korosi casing yaitu dengan mengukur ketebalan casing secara
internal di dalam pipa inlet dan outlet. Hal ini selalu dilakukan di titik yang sama
menggunakan peralatan ultrasonic .Perkiraan korosi disimpulkan dengan membandingkan
ketebalan yang terukur di setiap akhir tahun. Pindahkan insulasi dari pipa outlet dan
melakukan pengecekan apakah terdapat retak/celah dari pengelasan di casing. Operasi
perawatan ini dilakukan setiap 10 tahun atau ketika ada keraguan pada pengelasan.
4.8.2.2 Operasi yang dilakukan dengan HRSG yang dingin dan kosong.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

53

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

Ketika inspeksi boiler diperlukan, semua manholes pada drum dibuka dan drum
harus diisi secara hati-hati dengan air (Pada kedua sisi untuk 2 hari yang berurutan), terutama
untuk memasuki drum. Inspector harus ditemani oleh seseorang yang berdiri di luar siap
untuk membunyikan alarm bila terjadi masalah. Sebagai catatan, memasuki sebuah drum
yang terisi dengan nitrogen dapat menimbulkan kematian dengan cepat.
Inspector memasuki semua drum dan memeriksa permukaan internal. Hal ini
dilakukan dengan menutupi seluruh permukaan dengan magnetite (warna hitam) Apabila
warna merah terdeteksi, hal ini mengindikasikan kualitas air tidak cukup baik. Pemeriksaan
cracking dilakukan pada drum (pemeriksaan disarankan setelah 10 tahun). Sliding support
dan hanger dibersihkan menggunakan udara yang dimampatkan. Cerobong diperiksa apakah
masih tetap kokoh dan juga kelonggaran sekrup.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan heat exchanger yang
memanfaatkan gas panas sisa dari turbin gas pada proses PLTG untuk digunakan

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

54

Laporan praktek kerja lapangan


PT. INDONESIA POWER UBP PERAK GRATI

sebagai penghasil uap super panas pada proses PLTU. Kedua proses pembangkitan
tersebut terangkai jadi satu sistem menjadi combined cycle power plant PLTGU.
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan heat exchanger tipe shell and
tube dengan aliran cross flow. Dimana fluida panasnya adalah gas sisa dari turbin
gas, sedangkan fluida dinginnya adalah air yang akan diubah menjadi uap super
panas. Tube-tube pada Heat Recovery Steam Generator (HRSG) tersusun staggered
dan horizontal dengan jenis fined tube.
Maintenence atau perawatan pada HRSG terbagi menjadi dua yaitu perawatan rutin
dan perawatan overhaul major.
Perawatan rutin pada HRSG yaitu dengan melakukan pemeriksaan pada hanger.
Perawatan overhaul mayor pada HRSG terdiri dari
1. operasi yang dilakukan pada saat kondisi HRSG dingin dan tanpa pembuangan
dengan cara pengisian air pada HRSG untuk mendeteksi adanya kebocoran serta
pengecekan korosi dengan menggunakan NDT ultrasonic.
2. operasi yang dilakukan pada kondisi HRSG yang dingin dan kosong dengan cara
memeriksa kondisi internal drum menggunakan magnetite.
5.2 Saran
Penting adanya suatu ketaatan melakukan jadwal maintenence/perawatan terhadap
alat-alat sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk bisa
menghindari kerusakan mendadak yang tergolong fatal.
Pemerataan sumber daya manusia dalam struktur bagian perawatan perlu
ditingkatkan agar kinerjanya bisa lebih maksimal.

Jurusan Teknik Mesin SMK Dharma Wirawan


Pasuruan

55

Anda mungkin juga menyukai