SILISIKLASTIK
TUGAS #2
Disusun Oleh:
Theofilus Lalus Dakunaya
410013154
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Pujisyukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan ridho-Nya tugas GEOKIMIA yang membahas tentang Batuan
Sedimen Siliklastik dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas yang saya buat ini berisikan Hal-hal yang membahas tentang geokimia
batuan sedimen silisiklastik. .Sehingga diharapkan dengan tugas yang saya bua tini
dapat memperluas wawasan para pembaca tentang geokimia batuan sedimen
silisiklastik.
Saya sebagai penyusun menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu secara moril maupun materiil
sehingga tugas ini dapat di selesaikan. Akhirnya penyusun berharap kritik dan saran
yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan tugas saya ini.
Pe
nyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.3 Metode Pembuatan
1.4 Rumusan Masalah
Bab II Pembahsan
2.1 Definisi Batuan Sedimen Silisiklastik
2.2 Klasifikasi Batuan Sedimen Silisiklastik
2.2.1 Batuan Sedimen Silisiklastik Vulkanik
2.2.2 Batuan Sedimen Silisiklastik Non-Vulkanik
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PNDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas geokimia yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah geokimia. Makalah ini membahas mengenai geokimia batuan
sedimen silisiklastik.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembuatan tugas ini adalah agar dapat mengetahui
karakteristik geokimia dari sedimen silisiklastik. Dengan megetahui karakteristik
geokimia dari datuan sedimen silisklastik, kita dapat menentukan sifat dan jenis serta
namadari batuan sedimen siliklastik serta lingkungan pengendapan.
1.2 Metode Pembuatan
Pembuatan makalah ini dilakuka dengan melakukan searching mengenai
geokimia batuan sedimean pada internet, berdiskusi bersama teman-teman, dan
bertanya kepada senior.
1.3 Rumusan Masalah
1. Definisi batuan sedimen silisiklastik?
2. klasifikasi pada batuan sedimen siliklastik?
BAB II
PEMBAHASAN
sedimen
silisiklastik
merupakan
batuan
ekstrabasinal
yang
pembentukannya melibatkan proses epigen dari batuan sumber atau pre-existing rock
Batuan silisiklastik berdasarkan besar butirnya dikelompokkan menjadi kelompok
mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi.Fragmen rombakan bisa jadi terdiri
dari fragmen batuan tetapi pada umumnya tersusun atas mineral kuarsa yang
merupakan mineral paling stabil dan felspar sedangkan butiran yang berukuran halus
akan menjadi batulanau, batulempung maupun sebagai matrik dalam batuapasir,
breksi dan konglomerat.Butir-butiran klastik pada batuan ini terbentuk setelah
mengalami proses-proses pelapukan mekanik atau kimiawi maupun keduanya, proses
transportasi serta pengendapan.Transportasi sedimen dapat terjadi oleh adanya air,
angin, es, arus pasang-surut dan arus turbidit.Kenampakan umum yang sangat penting
dalam batuan silisiklastik adalah struktur sedimen dan tekstur terutama yang
terbentuk selama proses pengendapan, post depositional atau saat diagenesis.
Secara genetis batuan sedimen berasal dari: kimia, organik, residu, terigen dan
piroklastika. Akan tetapi batuan beberapa pengarang tidak memasukan batuan yang
berasal dari kegiatan gunungapi (piroklastika) ke dalam batuan sedimen. Sedangkan
Boggs
Sisa sapropelik (sapropelic residues) dari spora, polen, pito- dan zooplankton serta
serpihan maseral tetumbuhan dapat membentuk batubara jenis cannel dan oilshale.
Unsur autigenik. Mineral yang terbentuk dari presipitasi larutan dalam pori-pori
batuan sedimen selama proses diagenesa unsur sekunder atau autigenik, sebagai
contoh kuarsa, fedlspar, lempung, kalsit, gipsum, barit dan hematit. Unsur jenis ini
tidak pernah menjadi unsur utama membentuk batuan sedimen.
2.2.1 Batuan Sedimen Silisiklastik Volkaniklastik
a. Piroklastik
Akumulasi masterial piroklastik atau sering pula disebut sebagai tephra
merupakan hasil banyak proses yang berhubungan dengan erupsi vulkanik tanpa
memandang penyebab erupsi dan asal dari materialnya. Fragmen piroklastik
merupakan fragmen seketika yang terbentuk secara langsung dari proses erupsi
vulkanik. Material piroklastik saat dierupsikan gunung api memiliki sifat fragmental,
dapat berujud cair maupun padat, dan setelah menjadi massa padat material tersebut
disebut sebagai batuan piroklastik.
Piroklastik Aliran
Adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, dekat permukaan, mudah bergerak,
berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan oleh erupsi volkanik. Dilihat dari
lapisan yang dibentuk menunjukkan sortasi yang buruk dengan ketebalan lapisan
yang tidak teratur dan menipis pada tinggian dan menebal pada cekungan. Biasanya
dijumpai lapisan yang sudah masif dengan gradasi normal pada endapan yang berasal
dari suspensi turbulen dan menutupi bagian laminasi.
Piroklastik Jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi yang
selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan piroklastik
jatuhan. Dilihat dari lapisan pada endapan piroklastik ini menunjukkan sortasi yang
baik (well sorted) dengan ketebalan lapisan yang teratur dan mengikuti permukaan
yang ditutupi (mantle bedding). Biasanya jarang dijumpai lapisan yang masif, bahkan
juga jarang ditemukan gradasi normal.
Piroklastik Surge
dibentuk secara langsung oleh erupsi freatomagmatik maupun freatik dan asosiasinya
dengan piroklastik aliran.
Endapan ini terjadi dari akumulasi material hidroklastik yang terlempar dari pusat
erupsi,
kemudian
bergerak
sepanjang
permukaan
bumi
menuju
tempat
pengendapannya
c. Autoklastik
Biasanya dijumpai sebagai breksi vulkanik autoklastik yaitu bentuk fragmentasi padat
karena letusan gas-gas yang ada di dalamnya karena oleh penghancuran lava. Jadi
material ini merupakan gesekan penghancuran lava sebagai hasil dari perkembangan
lanjut dari pembekuan.
d. Alloklastik
Biasanya disebut dengan breksi vulkanik alloklastik yaitu breksi yang dibentuk oleh
fragmentasi dari beberapa batuan preexisting oleh proses vulkanik bawah
permukaan. Jadi proses breksiasi dari batuan ini terjadi di dalam gunung api, baru
kemudian ekstrusi sebagai aliran breksi. Breksiasi ini mungkin dihasilkan oleh
pengembangan gas atau oleh runtuhnya gunung api yang kemudian terbentuk ronggarongga dan akhirnya diikuti erupsi. Aliran breksi pada type ini terjadi pada derajat
kemiringan dan bergerak dari gunung api dengan media iar menjadi lahar. Ciri breksi
ini adalah ketebalannya yang besar dan tidak berlapis, material penyusunnya sangat
kasar dan tidak tersortasi. Fragmen mempunyai ukuran beraneka ragam, namun
fragmen yang berupa pumis, skoria dan batuan afanitik jarang dijumpai.
e. Epiklastik
Merupakan hasil dari pelapukan dan erosi dari batuan vulkanik dan umumnya bukan
merupakan hasil vulkanisme yang seumur. Karena endapan epiklastik ini merupakan
hasil proses rework dan telah mengalami transportasi, maka pada umumnya
fragmennya lebih rounded. Fragmen-fragmen tersebut dapat terbentuk oleh prosesproses non vulkanik atau proses epigenik sehingga membentuk modifikasi butiran
yang agak membulat. Material epiklastik di alam sering dijumpai sebagai breksi
laharik.
Adalah batuan yang terbentuk dari endapan gravel yang sudah terkonsolidasi dengan
campuran pasir atau lumpur pada ruang antar butirnya. Umumnya batuan ini
berukuran cobble atau pebble yang well
rounded(membulat
baik).
Kebanyakan
Adalah batuan sedimen klastik yang paling banyak dijumpai. Sejak tersingkap
di permukaan bumi, batuan ini sangat mudah dikenali karena biasanya batuan ini
tahan terhadap pelapukan. Pada dasarnya batupasir bisa disusun oleh material apa
saja, tetapi kenyataanya butiran kuarsa selalu paling melimpah. Hal ini disebabkan
karena kuarsa merupakan mineral utama dalam batuan beku, sedimen maupun
metamorfik, selain itu mineral ini tahan terhadap abrasi dan pelapukan kimiawi.
Partikel pasir pada kebanyakan batupasir disemen oleh kalsit atau oksida besi.
Komposisi batupasir merupakan kunci penting tentang sejarah pengendapannya.
Selama tertransportasi yang jauh, fragmen batuan (kecil) dan mineral-mineral tertentu
yang siap mengalami dekomposisi (pelapukan kimiawi), seperti hanlnya olivin,
piroksen, feldspar dan mika akan hancur menjadi partikel yang lebih halus dan
kemudian tertampi (winnowed) keluar, terpisah dengan mineral kuarsa yang ultra
stabil. Batupasir yang bersih, terpilah dengan baik dengan komposisi kuarsa yang
membundar baik, berarti batupasir tersebut telah tertransport jauh atau telah berulang
kali mengalami siklus erosi dan deposisi. Secara petrologis batuan ini mempunyai
tekstur kemas tertutup dan sortasi yang baik, sedangkan komposisinya berupa
material-material sedimen berukuran pasir ( 1/16 2 mm) dengan bentuk
butir rounded.
berdasarkan analisis kimia silikon yang hadir dalam oksida silika (SiO2) merupakan
komposisi terbanyak yang ada di batupasir. semetnara alumunium (Al2O3) memiliki
kelimpahan sedang dalam batupasir yang mengandung kaya feldspar atau rock
fragment serta batupasir kaya matrik lempung. dan urang banyak dalam batupasir
kaya kuarsa, yang umumnya tidak memiliki matrik.
rata rata besi, magnesium, kalsium, sodium, dan potasium kurang banyak dalam
batupasir dibandingin kandungan alumunium. konsentrasi relatif dari unsur unsur ini
sebagai fungsi darimineralogi butiran ukuran pasir dan tipe lempung dan semen
produk diagensis dalam batuan. sebagai contoh batupasir kaya semen kalsium
karbonat atau fosil karbonat yang dapat secara anomali memberikan pengayaan
(menyumbangkan) unsur kalsium dalam analisis kimia. untuk klasifikasi batupasir ini
secara fundamental dibagi berdasarkan pengamatan tekstural dan minerlogi, yaitu
framework kandungan persentase fragmen penyusunnya (entah mineral, entah
fratmen litik entah feldspar yang merupakan komponen paling dominan dalam
batupasir).
d. Arkose
Secara petrologis arkose menunjukkan kemas terbuka dengan sortasi yang buruk.
Matriks biasanya berukuran pasir ( 1/16 2 mm) yang berupa material-material
sedimen berukuran pasir, sedangkan untuk fragmen berukuran pasir kerikil ( 1/16
4 mm ) dengan fragmen berupa mineral-mineral seperti Chert, Muscovite, Biotite,
Kuarsa, Ortoklas. Pembundaran angular-subangular.
e. Batulanau
Adalah batuan sedimen klastik berbutir halus ( antara 1/16 mm 1/256 mm).
Batulanau umumnya berstruktur laminasi (perlapisan < 1 mm) dan sering
mengandung struktur burrow. Siltstone ini merupakan hasil konsolidasi material
berbutir halus yang terbawa secara susupensi oleh air (sungai, laut) dan diendapkan
pada dataran banjir atau delta.
f. Serpih
Merupakan lumpur dan lempung yang telah terkonsolidasi. Batuan ini sangat
melimpah di alam, kebanyakan berstruktur laminasi. Serpih hitam mengandung
material karbon dan terakumulasi pada air tenang seperti halnya lagoon, laut dangkal,
daerah pasang surut (tidal flat). Sedang serpih merah menandakan banyak
mengandung oksida besi yang berarti teroksidasi pada lingkungan terbentuknya
(streem channels, flood plain, tidal plan)
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batuan sedimen silisiklastik, adalah batuan sedimen klastika dengan
mineral penyusun utamanya adalah mineral silikat dan tertransport serta terdeposisi
sebagai partikel. Secara genetis batuan sedimen berasal dari: kimia, organik, residu,
terigen dan piroklastika. Akan tetapi batuan beberapa pengarang tidak memasukan
batuan yang berasal dari kegiatan gunungapi (piroklastika) ke dalam batuan sedimen.
Dimana batuan sedimen siliklastika terbagi menjadi dua yaitu Batuan sedimen
siliklastik vulkaniklastik dan Batuan sedimen Siliklastik nonVulkaniklastik.
Daftar pustaka
https://thekoist.wordpress.com/2012/04/26/tetek-bengek-2-komposisi-teksturstruktur-dan-klasifikasi-batuan-sedimen-batupasir/
http://mohs-scale.weebly.com/4/category/geokimia/1.html
https://www.google.com/search?q=klasifikasi+batuan+konglomerat&ie=utf8&oe=utf-8