102012082
BP3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp : (021) 5694-20
Pendahuluan
Dalam kehidupannya, manusia pasti akan mengalami lahir, tumbuh dan berkembang,
penuaan dan mati. Dari seluruh proses tersebut, salah satu proses yang sangat penting adalah
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan sendiri berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat(gram atau kilogram), ukuran panjang(centimeter dan meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik.1 Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.1
Dalam tumbuh kembang tidak sedikit pengaruh ibu terhadap anaknya, antara lain
pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya terhadap
pertumbuhan post-natal dan perkembangan kepribadian.1 Pada bayi yang baru lahir akan
terjadi perubahan-perubahan fisiologi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan luar atau
kehidupan ekstrauteri.2
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara
melakukan serangkaian wawancara. Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien
(auto-anamnesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis).Anamnesis
sendiri terdiri dari beberapa pertanyaan yang dapat mengarahkan kita untuk dapat
mendiagnosa penyakit apa yang diderita oleh pasien. Dalam hal ini dikarenakan pasien
adalah seorang neonatus atau anak yang baru dilahirkan, maka dapat dilakukan alo-anamnesis
terhadap ibunya. Pertanyaan-pertanyaannya meliputi:3
I.
II.
Identitas
Menanyakan nama, umur dan jenis kelamin pemberi informasi (misalnya pasien,
keluarga, dll).
Riwayat kehamilan
Dalam hal ini dapat ditanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan kehamilan ibu
bayi tersebut, seperti :
1
III.
Riwayat persalinan
Pada riwayat persalinan dapat ditanyakan persalinan yang dilakukan normal yaitu
spontan pervaginam atau tidak. Dalam hal ini, pada skenario didapati ibu melahirkan
secara spontan pervaginam.
IV.
V.
otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar(tidur
yang tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal
dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat
dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.
7. Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas
abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke
luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu berlebih (polidaktili) atau
saling melekat.
8. Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit
atau pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda
abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya ruam popok (bercak merah
terang kulit daerah popok pada bokong).
9. Pemeriksaan tali pusat
Pemeriksaan ini untuk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau
atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih
kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari
ke-7 hingga ke-10.
10. Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:2
a. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya lanugo
terutama pada daerah bahu dan punggung.
b. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang
tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau
tidak. Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak, dan
tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyebrangi sutura dan akan
hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematum terjadi sesaat setelah
lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput
succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi
tulang tengkorak, tidak menyebrangi sutura dan apabila menyebrangi sutura
akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang akan hilang sempuran dalam
waktu 2-6 bulan. Adanya pendarahan yang terjadi karena pecahnya vena yang
menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegasm
sehingga bentuk kepala tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai
4
baru
periksa.
Apabila
ditemukan
jarang
berkedip,
atau
bayi laki-laki sering didapatkan fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah
3-4 cm dan 1-1,3 cm untuk lebarnya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya
hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau defek sepanjang
penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada dorsum penis.
14. Pemeriksaan urine dan tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya diare
serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabila bayi mengeluarkan
feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta
adanya lendir atau darah. Adanya pendarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapat
terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.
15. Apgar score
Apgar score adalah sebuah metode praktis yang secara sistematis digunakan
untuk menilai bayi baru lahir segera sesudah lahir. Apgar score dihitung dengan
menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan
skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan
untuk menghasilkan angka nol hingga 10.
Tabel 1. Apgar Score4
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
Akronim
seluruhnya
biru
Denyut jantung
tidak ada
<100 kali/menit
>100 kali/menit
Respons refleks
tidak ada
respons
terhadap
stimulasi
meringis/menangis
lemah ketika
distimulasi
meringis/bersin/ba
tuk saat stimulasi Grimace
saluran napas
Tonus otot
lemah/tidak
ada
sedikit gerakan
bergerak aktif
Activity
Pernapasan
tidak ada
menangis kuat,
pernapasan baik
dan teratur
Respiration
Warna kulit
Interpretasi
Catatan
7
Pulse
7-10
Bayi normal
4-6
Agak rendah
0-3
Sangat rendah
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru
lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan
terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit
kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka
ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada
risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah
untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan
penanganan medis segera; dan tidak didesain untuk memberikan prediksi jangka panjang
akan kesehatan bayi tersebut.
Working diagnosis
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, dalam
hal ini pada bayi yang baru saja dilahirkan, didapatkan tidak ada
komplikasi pada riwayat kehamilan ibu dan ante-natal care ibu teratur.
Bayi lahir spontan pervagiam, cukup bulan, tidak terdapat komplikasi dan
bayi menangis kuat dan aktif. Oleh karena itu, didapatkan working
diagnosisnya adalah well-baby, yaitu seorang bayi yang sehat.
Penatalaksanaan
ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi yang nilainya tidak bisa
digantikan oleh makanan jenis apapun. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih ataupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, nasi tim
ataupun biskuit. Pemberian ASI secara ekslusif ini dianjurkan setidaknya selama 6
bulan.4
Manfaat pemberian ASI pada bayi khususnya ASI ekslusif yang diberikan selama
enam bulan diantaranya:4
1. ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan
bayi paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana
menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah usia enam bulan,
bayi harus mulai diberi makanan pendamping, tetapi ASI diteruskan sampai usia dua
tahun atau lebih.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan
tubuh) dari ibunya melalui plasenta. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun
segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan tubuh cukup
banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar Sembilan
sampai duabelas bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan
yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat
kekebalan pada bayi, pada saat inilah peranan ASI sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berabagai macam penyakit.
3. ASI meningkatkan kecerdasan
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan
otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk
pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Pemberian ASI eksklusif sampai
bayi berusia enam bulan akan menjamin tercapainya kecerdasan anak secara optimal.
Hal ini karena selain sebagai nutrient yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus
yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak
terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrient yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak yang tidak ada atau sedikit sekali pada susu sapi, antara lain:
Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI
Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali
Imunisasi
Imunisasi adalah prosedur rutin pemberian vaksinasi yang akan melindungi anak
terhadap penyakit tertentu. Vaksin yang diberikan akan menstimulasi sistem kekebalan
tubuh bayi/anak untuk memproduksi zat anti guna melawan suatu penyakit, sehingga
anak menjadi kebal atau bila terkena sakitnya menjadi ringan dan tidak menimbulkan
komplikasi yang berbahaya.6
Segera setelah bayi lahir, terdapat imunisasi pasif yang dikeluarkan oleh ibu
melalui ASI yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum merupakan ASI pertama yang
dikeluarkan oleh seorang ibu yang berwarna kekuningan dan mengandung banyak gizi
serta zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum pada hari pertama tiap 100 ml mengandung
600 IgA, 80 IgG, dan 125 IgM. Komposisi ini akan terus berubah sesuai ketahanan tubuh
bayi. Peran kolostrum sampai hari ke-3 setelah persalinan selain sebagai imunisasi pasif
10
juga mempunyai fungsi sebagai pencahar untuk mengeluarkan mekonium dari usus bayi.
Oleh karenanya bayi sering defekasi dan feses berwarna hitam.7
Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi,
potensi antigen yang disuntikan, waktu antara pemberian imunisasi dan status nutrisi
terutama kecukupan protein karena protein diperlukan untuk mensintesis antibodi. Di
Indonesia terdapat jenis imunisasi yan diwajibkan oleh pemerintah(imunisasi dasar) dan
ada juga yang hanya dianjurkan. Beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh
pemerintah antara lain:2
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Bacillus calmette Guerin) merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian
imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis,
dan reaksi panas.
2. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatisis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk
cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat
diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis B ini diberikan intramuskular.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus) merupakan imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin
DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti
(toksoid). Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat
berefek samping ringan atau berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri
11
pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya kesakitan kurang lebih
empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok. Upaya
pencegahan penyakit difteri, pertusis dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui
imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian
bayi dan anak balita.
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui
subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadi ruam pada tempat
suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam mempengaruhi
angka kesakitan dan kematian anak.
6. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR(Mumps, Measles and Rubella) merupakan imunisasi yang
digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak(measles),
gondong(mumps), dan campak jerman(Rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen
yang dipakai adalah virus campak strain edmonson yang dilemahkan, virus rubella
strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi usia
dibawah 1 tahun karena di khawatirkan terjadi intervensi dengan antibodi material
yang masih ada.
7. Imunisasi thypus abdominalis
Imunisasi thypus abdominalis merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit thypus abdominalis. Dalam persediaan khususnya di
Indonesua terdapat 3 jenis vaksin thypus abdominalis, diantaranya kuman yang
dimatikan, kuman yang dilemahkan(vivotif berna) dan antigen capsular Vi
polysaccharida(Thypim Vi, Pasteur Meriux). Pada imunisasi awal dapat diberikan
sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu kemudian penguat setelah 1 tahun
kemudian.
8. Imunisasi varicella
Imunisasi varicella merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit cacar air (varicella). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella
zooster strain OKA yang dilemahkan. Pemberian vaksin varicella dapat diberikan
suntukan tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dan bila di atas usia 13 tahun
dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
12
9. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan untuk usia
diatas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan vaksin Havrix (berisi virus hepatitis A
strain HM175 yang dinonaktifkan) dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu, booster
pada 6 bulan setelahnya.
10. Imunisasi HiB
Imunisasi HiB (Hemophilus infulezae tipe b) merupakan imunisasi yang
diberikan untuk mencegah terjadinya oenyakit influenzae tipe b.
Edukasi
Selain penatalaksanaan medik, pasien, dalam hal ini seorang ibu yang baru
melahirkan, harus diberi edukasi dalam rangka melaksanakan penatalaksanaan medik.
Antara lain dengan memberikan edukasi mengenai pemberian ASI eksklusif untuk
bayinya dan juga penyuluhan mengenai jadwal-jadwal imunisasi yang tepat bagi
bayinya.
Kesimpulan
Pada seorang bayi baru lahir, dapat dilakukan berbagai macam pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik tersebut antara lain pemeriksaan seluruh organ-organ tubuh bayi,
pemeriksaan denyut jantung dan laju pernapasan, warna kulit bayi, pemeriksaan antropometri
dan sebagainya. Salah satu metode praktis yang secara sistematis digunakan untuk menilai
bayi baru lahir segera sesudah lahir adalah dengan menggunakan apgar score. Setelah
didapati bayi lahir sehat maka penatalaksanaan yang tepat adalah dengan memberikan ASI
eksklusif dari ibunya dan imunisasi. Selain itu ibu yang baru melahirkan juga harus diberikan
edukasi agar penatalaksanaan terhadap bayi yang baru lahir tersebut dapat berjalan dengan
lancar dan baik sehingga bayi dapat tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan
berkepribadian baik.
13
Daftar Pustaka
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995. Hal. 1-16.
2. Aziz AHA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk ilmu kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika, 2008. Hal. 63-87.
3. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2005. Hal. 55.
4. Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC, 1999. Hal. 541.
5. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Puspa Swara, 2009. Hal. 6-12.
6. Suririnah. Buku pintar mengasuh batita. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007. Hal.
255-64.
7. Purwanti HS. Konsep penerapan ASI eksklusif. Jakarta: EGC, 2004. Hal.9-10.
14