Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus

Akut Limb Iskemik

Oleh :

Annisa Abdi Ghifari


1508434485

Pembimbing :
dr. Juwanto, SpPD-KKV,Finasim

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KARDIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akut Limb Iskemik merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan ke
ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada kemampuan
pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua
minggu. Akut limb iskemik adalah oklusi akut dari suatu arteri pada ekstremitas
dimana merupakan penurunan secara tiba-tiba atau perburukan perfusi anggota
gerak yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas ekstremitas.
Proses penyakit dapat menyerang baik arteria maupun vena perifer
menyebabkan gangguan perfusi jaringan. Salah satu penyakit yang menyerang
arteri adalah iskemia tungkai akut. Di negara Inggris dan Wales terdapat 5000
pasien terserang iskemia tungkai akut per tahun dengan angka kematian 20% dan
kehilangan salah satu ektremitas sebanyak 40%. Angka resiko kematian dan
amputasi cukup tinggi karena mempunyai penyakit komorbid yang berasal dari
CAD dan CVD.
Akut limb Iskemik (ALI) merupakan suatu keadaan penurunan perfusi/
perburukan pefusi pada anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial
terhadap viabilitas anggota gerak yang disebabkan oleh thrombus, embolus,
trauma vaskuler, aneurisma serta penyebab lainnya. Oleh karena penyakit ini
mempunyai prognosis yang cenderung buruk, maka perlu untuk mengenal tandatanda atau gejala penyakit ini. Gejala ALI dapat digambarkan dengan 6P yakni :
Pain, Pallor, Parasthesia, Paralysis, Pulseless, Poikilothermia.
Dengan mengenal tanda dan gejala ALI, maka resiko kehilangan anggota
gerak dapat menurun. Suatu penelitian menunjukkan, angka amputasi ditemukan
meningkat terhadap interval antara onset dari ALI dan eksplorasi (6% dalam 12
jam, 12% dalam 13 hingga 24 jam, 20% setelah 24 jam). Hal inilah yang
menyebabkan ALI merupakan keadaan darurat. Kasus ALI di PJNHK tercatat
pada tahun 2008 sebanyak 21 orang, tahun 2009 sebanyak 23 orang. Insiden ALI :
1,7/ 10.000 per tahun pada populasi umum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi
Akut Limb Iskemik merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan
mendadak perfusi ekstremitas yang menyebabkan gangguan pada kemampuan
pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua
minggu atau lebih. Akut limb iskemik adalah oklusi akut dari suatu arteri pada
ekstremitas dimana merupakan penurunan secara tiba-tiba atau perburukan perfusi
anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas
ekstremitas.
2.2 Etiologi
1. Embolus
a. Penyebab tersering adalah bifurkasio aorta (kebanyakan arterial emboli80%-terbentuk disini).
b. Sumber lain emboli dari jantung: jendalan pada otot yang mati setelah inferk
miokard; endocarditis; myxoma.
c. Sumber lain: aneurisma, plak atheromatous.
2. In situ thrombosis dari penyakit aterosklerotik oklusif yang telah ada
3. Trombosis dari aneurisma arteri yang telah ada
4. Trauma vaskuler
Sulit untuk membedakan sebab karena embolus atau trombus, tetapi akut
limb iskemik kita curigai pada keadaan :
1)ada riwayat emboli
2)ada riwayat aritmia (AF)
3)riwayat klaudikasio
Akut limb iskemik lebih banyak mengenai ekstremitas bawah daripada
ekstremitas atas.

2.3 Klasifikasi

ALI

Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the North American
Chapter of the International Society for Cardiovascular Surgery menciptakan
suatu klasifikasi untuk oklusi arterial akut. Dikenal tiga kelas umum, yaitu:
1.

Kelas I: Non-threatened extremity; revaskularisasi elektif diperlukan atau

tidak diperlukan.
2.

Kelas II: Threatened extremity; revaskularisasi diindikasikan untuk

melindungi kerusakan jaringan


3.

Kelas III: Iskemia telah berkembang menjadi infark dan penyelamatan

ekstremitas tidak memungkinkan lagi.


Berdasarkan Rutherfort klasifikasi akut limb iskemik dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1.

Kelas I : perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan

arteri, tidak ada kehilangan sensasi motorik dan sensorik, masih bias dengan obatobatan pada pemeriksaan Doppler signal audible
2.

Kelas IIa : perfusi jaringan tidak memadai pada aktivitas tertentu. Timbul

klaudikasio intermiten yaitu nyeri pada otot ektremitas bawah ketika berjalan dan
memaksakan berhenti berjalan, nyeri hilang jika pasien istirahat dan sudah mulai
ada kehilangan sensorik. Harus dilakukan pemeriksaan angiography segera untuk
mengetahui lokasi oklusi dan penyebab oklusi
3.

Kelas IIb : perfusi jaringan tidak memadai, ada kelemahan otot ekstremitas

dan kehilangan sensasi pada ekstremitas. Harus dilakukan intervensi selanjutnya


seperti revaskularisasi ataupun embolektomy
4.

Kelas III : telah terjadi iskemia berat yang mengakibatkan nekrosis,

kerusakan saraf yang permanen, irreversible, kelemahan ekstremitas, kehilangan


sensasi sensorik, kelainan kulit atau gangguan penyembuhan lesi kulit. Intervensi
tindakan yang dilakukan yaitu amputasi.
Akut limb iskemik juga dapat diklasifikasikan berdasarkan terminologi :
1.

Onset
a. Akut : kurang dari 14 hari
b.Akut on cronic : perburukkan tanda dan gejala kurang dari 14 hari

c.Cronic iskemik stabil : lebih dari 14 hari

2.

Severity
a.Incomplit : limb not treated
b.Complit : limb treated
c.Irreversible : limb not viable

2.4 Tanda dan Gejala


Gejala ALI dapat digambarkan dengan 6 P yaitu
1.

Pain / nyeri : yang hebat terus-menerus terlokalisasi di daerah ekstremitas dan


muncul tiba-tiba, intensitas nyeri tidak berhubungab dengan beratnya iskemia
karena pasien yang mengalami neoropathy dimana sensasi terhadap nyeri
menurun.

2.

Pallor / pucat : tampak putih, pucat dan dalam beberapa jam dapat menjadi
kebiruan atau ungu / mottled

3.

Pulselless : denyut nadi tidak teraba dibandingkan pada dua ekstremitas

4.

Parasthesia : tidak mampu merasakan sentuhan pada ekstremitas

5.

Paralisis : kehilangan sensasi motorik pada ekstremitas, adanya parasthesia dan


paralisis merupakan pertanda yang buruk dan membutuhkan penanganan segera

6.

Poikilothermia : dingin pada ekstremitas


Terdapat manifestasi klinis yang berbeda pada akut limb iskemik yang akut limb
disebabkan oleh thrombus dan emboli. Perbedaannya adalah pada emboli tanda
dan gejala yang muncul secara tiba-tiba dalam beberapa menit, tidak terdapat
klaudikasio, ada riwayat atrial fibrilasi, ektremitas yang terkena tampak
kekuningan (yellowish), pulsasi pada kolateral ekstremitas normal, dapat
terdiagnosa secar klinis dn dilakukan pengobatan dengan pemberian warparin atau
embolectomy. Sedangkan pada akut limb iskemik yang disebabkan oleh thrombus
tand dan gejala yang muncul dapat tejadi dalam beberapa jam sampai berhari-hari,
ada klaudikasio, ada riwayat aterosklerotik kronik, ekstremitas yang terkena
tampak sianotik dan lebam, pulsasi pada kolateral ekstremitas tidak ada, dapat
terdiagnosa dengan angiography dan dilakukan tindakan bypass atau pemberian
obat-obatan sepeti fibrinolitik.

Cara membedakan gela klinis emboli dengan thrombus :


Emboli :
Onset beberapa menit
Riwayat atrial Fibrilasi
Ekstremitas tampak kekuningan
Pulsasi kolateral ekstremitas normal
Trombus :
Gejala beberapa jam sampai berhari-hari
Ada klaudikasio
Ada riwayat aterosklerosis kronik
Ekstremitas yang terkena tampak sianotik dan lebam
Pulsasi pada ekstremitas kolateral tidak ada
Dapat terdiagnosa dengan angiography
2.5

Diagnosis

Anamnesis

Anamnesis mempunyai 2 tujuan utama: menanyakan gejala yang muncul pada


kaki yang berhubungan dengan keparahan dari iskemia anggota gerak (sakit
sekarang) dan mengkaji informasi terdahulu (seperti, riwayat klaudikasio,
intervensi baru pada arteri proksimal ataupun kateterisasi diagnostic kardiak),
menyinggung etiologi, diagnosis banding, dan kehadiran dari penyakit yang
signifikan secara berbarengan.

Kemunculan penyakit

Gejala kaki pada ALI berhubungan secara primer terhadap nyeri atau fungsi.
Onset serangan dan waktu nyeri yang tiba-tiba, lokasi dan intensitasnya,
bagaimana perubahan keparahan sepanjang waktu kesemuanya harus digali.
Durasi dan intensitas nyeri adalah penting dalam membuat keputusan medis.
Onset tiba-tiba dapat memiliki implikasi etiologi (seperti, emboli arteri cenderung
muncul lebih mendadak daripada arterial thrombosis), sedangkan kondisi dan
lokasi nyeri dapat membantu menegakkan diagnosis banding.

Riwayat dahulu

Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien mempunyai nyeri pada kaki
sebelumnya (seperti, riwayat klaudikasio), apakah telah diintervensi untuk
sirkulasi yang buruk pada masa lampau, dan apakah didiagnosis memiliki
penyakit

jantung

(seperti,

atrial

fibrilasi)

maupun

aneurisma

(seperti,

kemungkinan sumber emboli). Pasien juga sebaiknya ditanyakan tentang penyakit


serius yang berbarengan atau factor risiko aterosklerotik (hipertensi, diabetes,
penggunaan tembakau, hiperlipidemia, riwayat keluarga terhadap serangan
jantung, stroke, jendalan darah, atau amputasi.) 7

Pemeriksaan fisik

Sebagai tambahan terhadap gejala dari ALI, maka hal penting lainnya adalah
membandingkannya dengan ekstremitas sebelahnya 7

Pulsasi

Apakah defisit pulsasi bersifat baru atau lama mungkin sulit ditentukan pada
pasien penyakit arteri perifer (PAD) tanpa suatu riwayat dari gejala sebelumnya,
Suatu rekaman pemeriksaan lampau, atau penemuan deficit pulsasi yang sama
pada ekstremitas kontralateral adalah penting. Pulsasi pedis mungkin normal pada
kasus mikroembolisme yang mengarah pada disrupsi plak aterosklerotik atau
emboli kolesterol.7

Warna dan temperatur


Harus dilakukan pemeriksaan terhadap abnormalitas warna dan temperatur. Warna
pucat dapat terlihat, khususnya pada keadaan awal, namun dengan bertambahnya
waktu sianosis lebih sering ditemukan. Rasa yang dingin, khususnya ketika
ekstremitas sebelahnya tidak demikian, merupakan penemuan yang penting

Kehilangan fungsi sensoris


Pasien dengan kehilangan sensasi sensoris biasanya mengeluh kebas atau
parestesia, namun tidak pada semua kasus. Perlu diketahui, pasien dengan

diabetes dapat mempunyai deficit sensoris sebelumnya, dimana hal ini dapat
membuat kerancuan dalam membuat hasil pemeriksaan.7

Kehilangan fungsi motorik


Defisit motorik merupakan indikasi untuk tindakan yang lebih lanjut, limbthreatening ischemia. Bagian ini berhubungan dengan fakta bahwa pergerakan
kaki diproduksi utamanya oleh lebih banyak otot proksimal, dimana iskemia
mungkin lebih dalam. Untuk mendeteksi kelemahan otot awal, fungsi dari otot
intrinsic kaki harus diuji,. Sekali lagi, hal yang penting diingat bahwa
membandingkan hasilnya dengan kaki sebelahnya merupakan hal yang sangat
berguna. 7
Lokasi
Tempat yang paling sering terjadinya oklusi emboli arterial adalah arteri
femoralis, namun juga dapat ditemukan pada: arteri aksila, poplitea, iliaka; dan
aorta.
2.6 Uji Diagnostik

Preoperative arteriogram pada pasien dengan riwayat arterial occlusive


disease.

Angiografi

Doppler vaskuler

MRCT

Elektrokardiografi

Echokardiografi
2.7 Terapi

Preoperative anticoagulation dengan IV heparin.

Resusitasi cairan, koreksi asidosis sistemik, inotropic support.

Terapi pembedahan diindikasikan untuk iskemia yang mengancam ekstremitas

Thrombectomy/embolectomy (dapat dilakukan dengan Fogarty balloon


catheter, dimana alat tersebut dimasukkan melewati sisi oklusi, dipompa, dan
dicabut sehingga membawa trombus/embolus bersamanya.) Thrombectomy juga
dapat dilakukan distal dari sisi teroklusi, dimana hampir 1/3 penderita dengan
oklusi arteri mempunyai oklusi ditempat lain, kebanyakan trombus disal

Melindungi vascular bed distal terhadap obstruksi proksimal merupakan hal

yang sangat penting dan dapat dipenuhi oleh antikoagulan sistemik yang diberikan
segera dengan heparin intravena. Heparinisasi sistemik menawarkan suatu
perlindungan dalam melawan perkembangan trombosis distal dan biasanya tidak
menyebabkan masalah yang bermakna sepanjang prosedur operasi, beberapa
keuntungan pheologic telah diklain untuk pemberian larutan hipertonik seperti
Manitol.

Potasium mungkin dilepaskan ketika integritas membrane terganggu oleh


iskemia. Keadaan hiperkalemia sering memberikan respon terhadap pemberian
dengan penuh pertimbangan glukosa, insulin dan ionic exchange resins. Lactic
acidemia dapat diterapi dengan pemberian secara bijaksana sodium bikarbonat.

Terapi utama dari iskemia akut adalah pembedahan dalam bentuk embolectomy
atau

tindakan

rekonstruksi

pembedahan

vaskulas

yang

pantas.

Terapi

nonpembedahan pada iskemia akut dari episode emboli atau trombotik dapat
dilakukan dengan streptokinase atau urokinase.2

Terapi ALI merupakan suatu keadaan yang darurat. Meminimalisir penundaan


dalam melepaskan oklusi merupakan hal yang penting, karena risiko kehilangan
anggota gerak meningkat dengan durasi dari iskemia akut. Pada suatu penelitian,
angka amputasi ditemukan meningkat terhadap interval antara onset dari acute
limb ischemia dan eksplorasi (6% bila dalam 12 jam, 12% dalam 13 hingga 24
jam, dan 20% setelah 24 jam). Kebanyakan penelitian sebelumnya juga
membuktikan hal yang sama. Hal inilah yang menyebabkan untuk mengeliminir
segala pemeriksaan yang tidak esensial terhadap kebutuhan intervensi.

Preintervensi antikoagulan dengan kadar terapeutik heparin mengurangi


morbiditas

dan

mortalitas

(dibandingkan

dengan

tidak

menggunakan

antikoagulan) dan merupakan bagian dari keseluruhan strategi terapi pada pasien.
Hal ini bukan hanya membantu melindungi terbentuknya jendalan darah namun
dalam kasus embolisme arterial, mitigasi melawan embolus lainnya.
2.8 Komplikasi ALI

Hiperkalemia
Compartment syndrome (pain on passive flexion/extension, paralysis,
paresthesia, pallor; pulses adalah sering tampak. Pembengkakan jaringan dalam
kaitannya

dengan

reperfusi

menyebabkan

peningkatan

pada

tekanan

intracompartment tekanan, penurunan aliran kapiler, iskemia, dan myonecrosis


[pada >30 mm Hg.] Terapi compartment syndrome dengan fasciotomy. Terapi
trombolitik, ketika memungkinkan, menurunkan risiko compartment syndrome
dengan reperfusi anggota gerak berangsur.)
Mortalitas
Secara relatif cukup tinggi. Populasi pasien kebanyakan orang lanjut usia, dan
faktor komorbiditas seperti penyakit miokard sering terliba Kesimpulan

Acute limb ischemia (ALI) merupakan suatu keadaan penurunan perfusi atau
perburukan perfusi pada anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial
terhadap viabilitas anggota gerak

Dapat disebabkan oleh thrombus, embolus, trauma vaskuler, aneurisma serta


penyebab lainnya

Gejala ALI dapat digambarkan dengan 6 P, yakni: pain, pallor, paresthesia,


paralysis, pulselessness, dan poikilothermia

Gold standar pemeriksaan adalah angiografi

Terapi dapat dengan pemberian antikoagulan maupun pembedahan


Prognosis penyakit cenderung buruk.

10

BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama

: Ny.J

Umur

: 55 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: IRT

Status

: Menikah

Alamat

: Rumbai

Masuk RS

: 8 September 2015

ANAMNESIS (auto anamnesis)


Keluhan Utama
Nyeri pada kaki sebelah kiri sejak seminggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien telah berulang kali mengalami nyeri dada yang dipicu oleh emosi
dan aktifitas sejak 2 tahun terakhir. Nyeri hilang saat istirahat dan
konsumsi obat. Nyeri menjalar ke punggung dan diikuti perasaan seperti
dada terbakar. Nyeri dapat berlangsung 30menit.

Sejak satu minggu sebelum masuk RS pasien mengeluhkan kaki kirinya


membiru dan terasa sakit sekali ketika disentuh sedikit saja. Selain itu
pasien juga mengeluhkan kaki tersebut terasa dingin.

11

Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan yang sama (-)
Riwayat trauma (-)
Riwayat hipertensi (+), diketahui sejak 21 tahun yang lalu
Riwayat berobat di RS lain, didiagnosis dengan hipertensi dan jantung
membengkak sejak 3 tahun yang lalu. Konsumsi obat rutin dan kontrol
rutin.
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Stroke (-)
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang serupa

Riwayat hipertensi keluarga (-)

Riwayat Diabetes melitus keluarga (-)

Riwayat stroke keluarga (-)

Riwayat Pekerjaan, Kebiasaan

Pasien bekerja sebagai pekerja rumah tangga

Pasien sangat suka memakan makanan yang berlemak.

Alkohol (-), merokok (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kesadaran

: Komposmentis

Keadaan umum

: tidak tampak sakit

Vital Sign

: - Tekanan darah
-

Frekuensi nadi

12

: 140/80 mmHg
: 82x/menit, regular

Frekuensi napas : 18x/menit

Suhu

: 36,20 C

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala Leher

Mata
-

Konjungtiva pucat (-)

Sklera ikterik (-)


Refleks pupil (+/+) isokor

Telinga Hidung Mulut


-

Tidak ada kelainan

Leher
-

JVP dalam batas normal

Pembesaran KGB (-)

Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi

: Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan

Palpasi

: Vocal fremistus simetris

Perkusi

: Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: Wheezing (-), rhonki (-)

Jantung

Inspeksi

: Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: Iktus kordis teraba di SIK 5 linea midclavicula kiri

Perkusi

: Batas kanan linea parasternalis dextra


Batas kiri linea aksilaris anterior sinistra

13

Auskultasi

: S1 [+], S2 [+]

Abdomen

Inspeksi

: datar, simetris, venectasi [-], spider naevi [-]

Palpasi

: Supel, nyeri tekan [-] epigastrium,


hepar dan lien tidak teraba

Perkusi

: tympani, shifting dullness [-]

Auskultasi

: BU [+] normal

Ekstremitas atas

Clubbing finger [-]

Akral hangat

Pitting oedem [-/-]

CRT < 2detik

Ekstremitas bawah
Lokasi : Pedis sinistra

Inspeksi Terlihat perubahan warna kulit menjadi hitam

14

Palpasi nyeri tekan (-), pulsasi arteri femoralis (+/+), arteri popliteal (+/+),
arteri tibialis posterior (+/+), arteri dorsalis pedis (+/+)

Ancle Brachial Index(ABI) Score dextra


A.dorsalis pedis/BP lengan kanan = 140/140 = 1
ABI Score Sinistra
A.dorsalis pedis/BP lengan kiri = 140/140 = 1

Kesan tidak ada obstruksi


Pasien telah diberi obat selama 6 hari saat pasien diperiksakan.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (09/09/2015) :
GDS

: 109 mg/dL

Kalium

: 3,8 mmoL/L

Kalsium

: 1,07 mmoL/L

Leukosit

: 7.900

Hemoglobin

: 12,6

Trombosit

: 227.000

Pemeriksaan laboratorium (10/09/2015)


Glukosa Puasa : 113 mg/dL
Kolesterol

: 106 mg/dL

HDL

: 22.4mg/dL

Trigliserid

: 76 mg/dL

Ureum

: 27 mg/dL

Kreatinin

: 0.88 mg/dL

Asam urat

: 8.4 mg/dL

15

ALT

: 14 U/L

AST

: 25 IU/L

LDL

: 67 mg/dL

Albumin

: 3.85 g/dL

BUN

: 12.6 mg/dL

LDL-CHOL

: 68 mg/dL

Pemeriksaan Imunoserologi (9/9/2015) :


Troponin I

: <0,01 ug/l

Pemeriksaan EKG
EKG (09/09/2015)

Interpretasi :
Ritme : Sinus
Heart Rate : 60 x permenit irreguler
Axis: lead 1 negatif, AVF positif right axis deviation
Gelombang P: lebar 2 kotak kecil
PR interval: < 5kotak kecil
QRS durasi: < 3 kotak kecil
ST segmen : Gambaran ST elevasi pada v2, v3, v4, v5, dan v6
Kesan LVH
EKG (15/09/2015)

16

Interpretasi :

Ritme : Sinus
Heart Rate : 80x/menit irreguler
Axis: RAD
Gelombang P: lebar 3 kotak kecil
PR interval: < 5 kotak kecil
QRS durasi: < 3 kotak kecil
ST segmen : Gambaran ST depresi pada v2, v3, v4, v5, dan v6

DIAGNOSIS
1. Acute Limb Iscemic
RENCANA PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi:
Posisikan pasien semi fowler

Membatasi konsumsi cairan


Mengurangi asupan garam
Farmakologis :
Warfarin tab 20mg 1x1

Terapi Kardiologi :
Injeksi lovenox 0,6cc subcutan/12 jam
17

Injeksi furosemide 1 amp/12 jam


Isosorbit Dinitrat tab 5mg 3x1
Aspilet tab 80mg 1x1
Clopidogrel tab 75 mg 1x1
Spironolakton tab 25mg 1x1
Digoksin tab 0,25mg 1x1
Diltiazem tab 30mg 2x1

Rencana pemeriksaan
Echocardiografi
Doppler vaskuler
Angiografi

BAB IV
PEMBAHASAN

18

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang


didapatkan bahwa pasien mengalami Akut Limb Iskemik. Pasien datahg dengan
keluhan nyeri pada kaki kiri sejak 1 minggu SMRS. Dari anamnesis pada pasien
terdapat 6 tanda dan gejala akut limb iskemik yaitu 6p; pain, polikhiothermi,
pullness, pale, paralisis, dan paresthesia. Tanda dan gejala yang timbul juga
sesuai yaitu <2 minggu dengan riwayat dan factor resiko (hipertensi dan suka
sekali makan malkanan berlemak) aterosklerosis disertai dengan kaki sebelah kiri
yang sianotik dan tampak lebam merupakn gejala penyebab adalah thrombus dari
akut limp iskemik.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan kulit yang menghitam pada ekstremitas
bawah kiri yangmerupakan akibat oklusi pada arteri sehingga terjadi iskemia
irreversible yang mencetuskan terjadinya neksrosis.
Pemeriksaan ankle brakial indek pada pasien ini didapatkan hasil baik
larena pasien diperiksakan pada hari ke enam setelah pasien diberikan terapi. Pada
ekg didapatkan hasil left ventrikel hipertrofi, dan iskemik pada anterior.
Pasien diberikan tatalaksana antikoagulan sebagai tatalaksana akut limb
iskemik dan ditambahkan dengan terapi yang lain, seperti clopidogrel yang
diberikan untuk obat kardiologi merupakan antiplatelet yang dapat mengurangi
terjadi resiko koagulasi yang dapat memperparah thrombosis. Selain itu lovenox
yang diberikan merupakan pengobatan untuk mencegah tromboemboli. Setelah 6
hari dirawat dan diberi tatalaksana tersebut saat diperiksa pasien tidak lagi
merasakan nyeri, kulit yang menghitam tidak lagi dingin dan sesuai juga dengan
pemeriksaan ABI dengan hasil normal. Pulsasi arteri pada kedua kaki dirasakan
sama.

KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan pasien ini mengalami akut limb iskemik.

19

20

Anda mungkin juga menyukai