Oleh :
Pembimbing :
dr. Juwanto, SpPD-KKV,Finasim
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Akut Limb Iskemik merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan
mendadak perfusi ekstremitas yang menyebabkan gangguan pada kemampuan
pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua
minggu atau lebih. Akut limb iskemik adalah oklusi akut dari suatu arteri pada
ekstremitas dimana merupakan penurunan secara tiba-tiba atau perburukan perfusi
anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas
ekstremitas.
2.2 Etiologi
1. Embolus
a. Penyebab tersering adalah bifurkasio aorta (kebanyakan arterial emboli80%-terbentuk disini).
b. Sumber lain emboli dari jantung: jendalan pada otot yang mati setelah inferk
miokard; endocarditis; myxoma.
c. Sumber lain: aneurisma, plak atheromatous.
2. In situ thrombosis dari penyakit aterosklerotik oklusif yang telah ada
3. Trombosis dari aneurisma arteri yang telah ada
4. Trauma vaskuler
Sulit untuk membedakan sebab karena embolus atau trombus, tetapi akut
limb iskemik kita curigai pada keadaan :
1)ada riwayat emboli
2)ada riwayat aritmia (AF)
3)riwayat klaudikasio
Akut limb iskemik lebih banyak mengenai ekstremitas bawah daripada
ekstremitas atas.
2.3 Klasifikasi
ALI
Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the North American
Chapter of the International Society for Cardiovascular Surgery menciptakan
suatu klasifikasi untuk oklusi arterial akut. Dikenal tiga kelas umum, yaitu:
1.
tidak diperlukan.
2.
arteri, tidak ada kehilangan sensasi motorik dan sensorik, masih bias dengan obatobatan pada pemeriksaan Doppler signal audible
2.
Kelas IIa : perfusi jaringan tidak memadai pada aktivitas tertentu. Timbul
klaudikasio intermiten yaitu nyeri pada otot ektremitas bawah ketika berjalan dan
memaksakan berhenti berjalan, nyeri hilang jika pasien istirahat dan sudah mulai
ada kehilangan sensorik. Harus dilakukan pemeriksaan angiography segera untuk
mengetahui lokasi oklusi dan penyebab oklusi
3.
Kelas IIb : perfusi jaringan tidak memadai, ada kelemahan otot ekstremitas
Onset
a. Akut : kurang dari 14 hari
b.Akut on cronic : perburukkan tanda dan gejala kurang dari 14 hari
2.
Severity
a.Incomplit : limb not treated
b.Complit : limb treated
c.Irreversible : limb not viable
2.
Pallor / pucat : tampak putih, pucat dan dalam beberapa jam dapat menjadi
kebiruan atau ungu / mottled
3.
4.
5.
6.
Diagnosis
Anamnesis
Kemunculan penyakit
Gejala kaki pada ALI berhubungan secara primer terhadap nyeri atau fungsi.
Onset serangan dan waktu nyeri yang tiba-tiba, lokasi dan intensitasnya,
bagaimana perubahan keparahan sepanjang waktu kesemuanya harus digali.
Durasi dan intensitas nyeri adalah penting dalam membuat keputusan medis.
Onset tiba-tiba dapat memiliki implikasi etiologi (seperti, emboli arteri cenderung
muncul lebih mendadak daripada arterial thrombosis), sedangkan kondisi dan
lokasi nyeri dapat membantu menegakkan diagnosis banding.
Riwayat dahulu
Hal ini penting untuk ditanyakan, apakah pasien mempunyai nyeri pada kaki
sebelumnya (seperti, riwayat klaudikasio), apakah telah diintervensi untuk
sirkulasi yang buruk pada masa lampau, dan apakah didiagnosis memiliki
penyakit
jantung
(seperti,
atrial
fibrilasi)
maupun
aneurisma
(seperti,
Pemeriksaan fisik
Sebagai tambahan terhadap gejala dari ALI, maka hal penting lainnya adalah
membandingkannya dengan ekstremitas sebelahnya 7
Pulsasi
Apakah defisit pulsasi bersifat baru atau lama mungkin sulit ditentukan pada
pasien penyakit arteri perifer (PAD) tanpa suatu riwayat dari gejala sebelumnya,
Suatu rekaman pemeriksaan lampau, atau penemuan deficit pulsasi yang sama
pada ekstremitas kontralateral adalah penting. Pulsasi pedis mungkin normal pada
kasus mikroembolisme yang mengarah pada disrupsi plak aterosklerotik atau
emboli kolesterol.7
diabetes dapat mempunyai deficit sensoris sebelumnya, dimana hal ini dapat
membuat kerancuan dalam membuat hasil pemeriksaan.7
Angiografi
Doppler vaskuler
MRCT
Elektrokardiografi
Echokardiografi
2.7 Terapi
yang sangat penting dan dapat dipenuhi oleh antikoagulan sistemik yang diberikan
segera dengan heparin intravena. Heparinisasi sistemik menawarkan suatu
perlindungan dalam melawan perkembangan trombosis distal dan biasanya tidak
menyebabkan masalah yang bermakna sepanjang prosedur operasi, beberapa
keuntungan pheologic telah diklain untuk pemberian larutan hipertonik seperti
Manitol.
Terapi utama dari iskemia akut adalah pembedahan dalam bentuk embolectomy
atau
tindakan
rekonstruksi
pembedahan
vaskulas
yang
pantas.
Terapi
nonpembedahan pada iskemia akut dari episode emboli atau trombotik dapat
dilakukan dengan streptokinase atau urokinase.2
dan
mortalitas
(dibandingkan
dengan
tidak
menggunakan
antikoagulan) dan merupakan bagian dari keseluruhan strategi terapi pada pasien.
Hal ini bukan hanya membantu melindungi terbentuknya jendalan darah namun
dalam kasus embolisme arterial, mitigasi melawan embolus lainnya.
2.8 Komplikasi ALI
Hiperkalemia
Compartment syndrome (pain on passive flexion/extension, paralysis,
paresthesia, pallor; pulses adalah sering tampak. Pembengkakan jaringan dalam
kaitannya
dengan
reperfusi
menyebabkan
peningkatan
pada
tekanan
Acute limb ischemia (ALI) merupakan suatu keadaan penurunan perfusi atau
perburukan perfusi pada anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial
terhadap viabilitas anggota gerak
10
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny.J
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: IRT
Status
: Menikah
Alamat
: Rumbai
Masuk RS
: 8 September 2015
Pasien telah berulang kali mengalami nyeri dada yang dipicu oleh emosi
dan aktifitas sejak 2 tahun terakhir. Nyeri hilang saat istirahat dan
konsumsi obat. Nyeri menjalar ke punggung dan diikuti perasaan seperti
dada terbakar. Nyeri dapat berlangsung 30menit.
11
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Kesadaran
: Komposmentis
Keadaan umum
Vital Sign
: - Tekanan darah
-
Frekuensi nadi
12
: 140/80 mmHg
: 82x/menit, regular
Suhu
: 36,20 C
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala Leher
Mata
-
Leher
-
Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
13
Auskultasi
: S1 [+], S2 [+]
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: BU [+] normal
Ekstremitas atas
Akral hangat
Ekstremitas bawah
Lokasi : Pedis sinistra
14
Palpasi nyeri tekan (-), pulsasi arteri femoralis (+/+), arteri popliteal (+/+),
arteri tibialis posterior (+/+), arteri dorsalis pedis (+/+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium (09/09/2015) :
GDS
: 109 mg/dL
Kalium
: 3,8 mmoL/L
Kalsium
: 1,07 mmoL/L
Leukosit
: 7.900
Hemoglobin
: 12,6
Trombosit
: 227.000
: 106 mg/dL
HDL
: 22.4mg/dL
Trigliserid
: 76 mg/dL
Ureum
: 27 mg/dL
Kreatinin
: 0.88 mg/dL
Asam urat
: 8.4 mg/dL
15
ALT
: 14 U/L
AST
: 25 IU/L
LDL
: 67 mg/dL
Albumin
: 3.85 g/dL
BUN
: 12.6 mg/dL
LDL-CHOL
: 68 mg/dL
: <0,01 ug/l
Pemeriksaan EKG
EKG (09/09/2015)
Interpretasi :
Ritme : Sinus
Heart Rate : 60 x permenit irreguler
Axis: lead 1 negatif, AVF positif right axis deviation
Gelombang P: lebar 2 kotak kecil
PR interval: < 5kotak kecil
QRS durasi: < 3 kotak kecil
ST segmen : Gambaran ST elevasi pada v2, v3, v4, v5, dan v6
Kesan LVH
EKG (15/09/2015)
16
Interpretasi :
Ritme : Sinus
Heart Rate : 80x/menit irreguler
Axis: RAD
Gelombang P: lebar 3 kotak kecil
PR interval: < 5 kotak kecil
QRS durasi: < 3 kotak kecil
ST segmen : Gambaran ST depresi pada v2, v3, v4, v5, dan v6
DIAGNOSIS
1. Acute Limb Iscemic
RENCANA PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi:
Posisikan pasien semi fowler
Terapi Kardiologi :
Injeksi lovenox 0,6cc subcutan/12 jam
17
Rencana pemeriksaan
Echocardiografi
Doppler vaskuler
Angiografi
BAB IV
PEMBAHASAN
18
KESIMPULAN
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan pasien ini mengalami akut limb iskemik.
19
20