Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok :

1. Afifatus Sholikhah
2. Bagaskara Andika
3. Desy Nindy Ayuny
4. Leny Merianafsari
5. Neni Dwi Indawati
6. Wibisono Angger S.

(02)
(06)
(09)
(18)
(25)
(34)

XI IIS-1

KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA


ALAM
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya yang melimpah. Akan tetapi,
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan pemanfaatan sumber

daya alam ikut meningkat pula. Sumber daya alam diklasifikasikan menjadi
sumber daya terbarukan dan tidak terbarukan. Jenis sumber daya alam tersebut
harus diberdayakan dengan baik dan optimal, tetapi pada kenyataannya
pemanfaatan sumber daya alam oleh masyarakat masih mengalami banyak
kendala seperti kegiatan penambangan yang menyebabkan degradasi
lingkungan.
Untuk melestarikan lingkungan alam untuk meminimalisasi degradasi, dapat
dilakukan dengan cara pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan yang juga
dapat dikembangkan dalam kegiatan pertanian, pertambangan, industri dan
pariwisata.
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan.
Kegiatan yang dapat diterapkan untuk menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Berikut beberapa kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan :
a. Pertanian Berkelanjutan
Kegiatan pertanian berkelanjutan merupakan pemanfaatan sumber daya
terbarukan dan sumber daya tak terbarukan untuk proses produksi pertanian
dengan menekankan dampak negatifterhadap lingkungan yang serendahrendahnya. Pertanian berkelanjutan menitikberatkan pada pengelolaan sumber
daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan.

Manfaat pertanian berkelanjutan :


1) Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan
di dalam negeri,
2) Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi serta
meminimalisasi kandungan bahan kimia ataupun bakteri yang
membahayakan,
3) Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak meningkatkan erosi
dan menekan ketergantungan pada sumber daya alam tak terbarukan,
4) Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan,
5) Tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup di
lingkungan sekitarnya,
6) Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lingkungan
pertanian dan pedesaan serta melestarikan sumber daya alam dan
keragaman hayati.
Konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada :
1) Keberlanjutan usaha ekonomi (provit)
2) Keberlanjutan kehidupan sosial manusia

3) Keberlanjutan ekologi alam


Selain manfaat dan konsep pertanian berkelanjutan, ada pula indikator yang
digunakan yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Budidaya berbagai jenis tanaman secara alami,


Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian,
Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian,
Menghasilkan produk pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai,
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang,
Menghindarkan pencemaran yang disebabkan penerapan teknik pertanian.

Tujuan pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan


kualitas alami lingkungan. Dampak pemakaian bahan kimia dalam kegiatan
pertanian dapat ditekan melalui kegiatan pertanian organik yang berwawasan
lingkungan. Akan tetapi dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sering
mengalami hambatan seperti persediaan modal ataupun sumberdaya
manusianya.
b. Pertambangan Berkelanjutan
Persediaan sumber daya alam di Indonesia, khususnya persediaan bahan
tambang sangat terbatas. Pertambangan mengeksploitasi sumber daya yang
bersifat tidak terbarukan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, kegiatan
pertambangan bekelanjutan merupakan kegiatan yang diawali dengan
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan dan kegiatan pasca tambang.
Konsep wawasan berkelanjutan yang terdiri atas unsur-unsur sebagai
berikut :
1) Melakukan penyelidikan umum (prospecting)
2) Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahuluan dan terperinci
3) Studi kelayakan terdiri atas kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan
4) Persiapan produksi (development dan construction)
5) Penambangan terdiri atas pembongkaran, pemuatan, pengangkutan, dan
penimbunan
6) Rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan
7) Pengelolahan (mineral dressing)
8) Pemurnian
9) Pemanasran
10)Tanggung jawab atau corporate social responsibility (CSR)
11) Pengakhiran tambang (mine closure)
Kegiatan pertambangan berkelanjutan dapat dilakukan melalui penetapan
tujuan jangka pendek dan jangka panjang secara konsisten. Terdapat tiga
prioritas utama untukmemaksimalkan potensi pertambanganberkelanjutan yaitu
:

1) Menganalisis dampak dan keuntungan sosial, ekonomi, kesehatan serta


lingkungan selama siklus kegiatan pertambangan, keselamatan dan
kesehatan para pekerja.
2) Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan termasuk masyarakat
adat dan lokal serta kaum perempuan.

3) Mengembangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui penyediaan


dukungan teknis serta pembangunan fasilitas dan keuangan kepada negara
berkembang dan miskin.
Kegiatan pertambangan berkelanjutan di Indonesia mulai dikembangkan untuk
menanggapi dampak negatif yang terjadi di wilayah bekas penambangan.
Salah satu respon masyarakat Indonesia dalam menanggapi masalah tersebut
adalah pembentuka Dewan Adat Dayak (DAD) pada tahun 2001. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi hak masyarakat Dayak dalam kegiatan
penambangan di Kalimantan.
c. Industri Berkelanjutan
Kegiatan industri yang dikembangkan di Indonesia merupakan salah satu
kegiatan ekonomi yang menopang kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang dapat
menopang perekonomian nasional. Akan tetapi, kegiatan industri ini
membutuhkan kerja sama antarindustri sehingga dapat memberikan dampak
positif bagi lingkungan.
Pola hidup masyarakat yang konsumtif dapat memengaruhi
perkembangan sektor industri yang memanfaatkan sumber daya alam tak
terbarukan. Adapun prinsip-prinsip industri berkelanjutan, yaitu :
1) Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
2) Menjamin kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi penambangan
3) Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system)
Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan industri berkelanjutan sebagai berikut :
1) Potensi sumber daya melimpa, tetapi pemanfaatannya tidak optimal
2) Dukungan pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan masih kurang
3) Kawasan industri di negara berkembang, terutama Indonesia belum terpadu
secara sistematis dan hanya kumpulan industri yang berdiri sendiri.
d. Pariwisata Berkelanjutan
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sampai bulan Agustus 2014
mencapai 6,1 juta orang. Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat dilihat
dari segi tanaman dan hewan yang dapat di budidayakan dan dikembangkan

untuk kegiatan ekonomi kreatif seperti kegiatan agrowisata yang merupakan


salah satu penerapan kegiatan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan pariwisata berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat
didukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi serta adil secara
etika dan sosial terhadap masyarakat. Daya tarik suatu daerah tujuan wisata
bergantung pada konservasi dan pengelolaan sumber daya secara
berkelanjutan dapat meningkatkan minat wisatawan.
Berikut beberapa prinsip pemerintah dalam upaya mengembangkan pariwisata
berkelanjutan :
1) Pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal dalam pembangunan
2) Menyeimbangkan antara kebutuhan wisatawan dan masyarakat
3) Melibatkan para pemangku kepentingan untuk memperoleh banyak
masukan mengenai pembangunan pariwisata
4) Memberikan kemudahan kepada pengusaha lokal skala kecil dan menengah
5) Memiliki multiple effect atau efek pengganda bagi industri lain
6) Kerja sama antar masyarakat lokal sebagai pelaku usaha dan operator
penjual paket wisata
7) Harus menjamin keberlanjutan
8) Pariwisata harus tumbuh dengan optimal bukan eksplorasi
9) Harus ada monitoring dan evaluasi secara periodik
10)Keterbukaan terhadap penggunaan sumber daya
11) Program peningkatan sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan sertifikat untuk bidang keahlian pariwisata
12)Terwujudnya kualitas hidup masyarakat lokal, kualitas berusaha penyedia
jasa industri pariwisata, dan terciptanya kualitas pengalaman wisatawan.
Upaya pengembangan pariwisata di Indonesia di dukung oleh UU RI No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. UU ini menyebutkan bahwa
pengembangan pariwisata di Indonesia dapat memberikan manfaat, yaitu :
1) Menjamin keseimbangan lingkunganpada objek wisata yang menjamin
kelestarian lingkungan dan budaya setempat
2) Meningkatkan rasa cinta tanah air atau peduli masyarakat terhadap
lingkungan
3) Meningkatkan devisa negara
4) Memperlus lapangan kerja
5) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan pajak bagi
pemerintah daerah
6) Mendorong pembangunan daerah menunjang kegiatan wisata
2. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Konsep prinsip dalam pemanfaatan sumber daya alam adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang menggabungkan antara efisiensi ekonomi
dan lingkungan. Berikut unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan
sumber daya alam berdasar prinsip ekoefisiensi :
a. Menghemat pemanfaatan sumber daya alam,
b. Memanfaatkan sumber daya alam hasil proses energi (industri),

c. Menghindari kerusakan lingkungan dalam penambangan SDA,


d. Menggunakan SDA yang ditambang untuk jangka waktu yang lama, serta
e. Menghindari timbulnya entropi atau limbah dalam pemanfaatan SDA

Pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisiensi, sebagai berikut :


a. Sumber Daya Pertanian
Efisiensi dalam bidang pertanian dapat dilihat dari pola tanam. Pola tanam
adalah pengaturan pola lahan pertanaman dalam jangka waktu tertentu. Pola
tanam dibedakan sebagai berikut :
1) Pola Tanam Monokultur
Yaitu kegiatan menanam tanaman sejenis pada satu area tanam.
Keuntungan pola tanaman monokultur yaitu :
a. Memudahkan proses perawatan dan pemanenan
b. Dapat dilakukan secara cepat dan menekan biaya
c. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen.
Kelemahan pola tanam monokultur terletak pada kerentanan tanaman
karena lebih mudah diserang hama atau penyakit.
2) Pola Tanam Multikultur
Yaitu kegiatan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan
waktu yang sama. Keuntungan pola tanam multikultur :
a. Menguranhi serangan populasi hama atau organisme pengganggu,
b. Meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menanam kacangkacangan,
c. Memutus siklus hidup hama atau penyakit,
d. Menghasilkan diversifikasi hasil panen,
e. Mengendalikan perkembangan hama dan penyakit tanaman.
b. Sumber Daya Pertambangan
Kelangkaan sumber daya mineral dan batu bara di Indonesia mendorong
pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pemanfaatan sumber daya
tambang yang tidak terbarukan menggunakan prinsip ekoefisiensi. Prinsip
ekoefisiensi pada kegiatn pertambangan sangat vital karena adanya risiko yang
berkaitan dengan kerusakan lingkungan dan ekonomi pasar. Risiko yang
ditemukan yaitu ketidakpastian penemuan cadangan (produksi) saat dilakukan
proses eksplorasi, resiko teknologi yang berkaitan dengan kepastian biaya,
risiko pasar yang berkaitan dengan perubahan harga dan risiko kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak serta harga domestik.
c. Sumber Daya Industri
Prinsip ekonomi dapat mengendalikan jumlah limbah yang dihasilkan dan
penggunaan bahan baku produksi, dapat menurunkan dampak negatif terhadap
lingkungan serta meningkatkan keuntungan bagi pelaku industri atau pemilik
modal. Tujuan prinsip ekoefisiensi dalam kegiatan industri sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Mengurangi intensitas energi berbagai produk dan jasa,


Mengurangi persebaran bahan beracun,
Meningkatkan kemampuan bahan untuk di daur ulang,
Mengoptimalkan pemanfaatan SDA terbarukan secara berkelanjuatan,
Memperpanjang masa guna produk,
Meningkatkan intensitas pelayanan berbagai produk dan jasa

d. Sumber Daya Pariwisata


Saat ini potensi wisata alam memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal
maupun domestik. Berikut berbagai kegiatan pariwisata yang menerapkan
prinsip ekoefisiensi :
1) Agrowisata
Agriwisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang
mengembangkn kegiatan dalam bidang pertanian. Secara umum kegiatan
pertanian yang dikembangkan dalam kegiatan agrowisata meliputi kegiatan
persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil
panen dan pemasaran.
2) Ekowisata
Kegiatan ekowisata pertama kali dikenalkan oleh The Ecotourism
Society pada tahun 1990. Ekowisata merupakan kegiatan wisata berbasis
alam dengan tujuan mengonservasi lingkungan dan menyejahterakan
penduduk setempat. Kegiatan ekowisata dapat mengembangkan kawasan
konservasi sebagai objek wisata seperti taman nasional, taman hutan raya,
cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata, dan taman buru.
a) Kawasan Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai kekhasan
tumbuhan,satwa, tata lingkungan, dan ekosistem tertentu. Cagar alam
biosfer adalah suatu kawasan konservasi ekosistem daratan atau pesisir
yang diakui program MAB-UNESCO. Cagar alam biosfer memiliki fungsi,
yaitu berkontribusi sebagai konservasi lanskap, ekosistem, plasma nutfah,
dan mendukung logistik untuk penelitian serta pemantauan pendidikan
dan pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan
berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional maupun global.
b) Kawasan Suaka Margasatwa

Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup


margasatwa. Syarat kawasan menjadi suaka margasatwa yaitu :
(1)Tempat hidup dan perkembangbiakan jenis satwa yang perlu dilakukan
upaya konservasinya,
(2)Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi,
(3)Habitat suatu jenis satwa langka yang akan punah,
(4)Tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu
(5)Mempunyai luas cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.
c) Kawasan Taman Nasional
Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
d) Kawasan Taman Hutan Raya
Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan atau satwa yang alami maupun bukan alami, jenis asli
ataupun bukan jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan
rekreasi.
e) Kawasan Taman Wisata Alam
Kawasan taman wisata alam bermanfaat untuk kegiatan pariwisata
dan rekreasi alam.
Dengan demikian, kegiatan pariwisata berprinsip ekoefisiensi dapat digunakan
sebagai sarana untuk meningkatkan kelestarian lingkungan, kualitas lingkungan dan
kebersihan lingkungan.

B. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (amdal) DALAM


PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
1. Tujuan dan Fungsi AMDAL
Amdal merupakan suatu kegiatan yang mengkaji dampak atas suatu usaha yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dengan demikian, amdal memiliki tujuan sebagai berikut:

a menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menekan dampak


negatif yang mungkin ditimbulkan dari usaha yang direncanakan.
b Mengidentifikasi, Mempraktikkan, dan Mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi
terhadap lingkungan hidup yang diakibatkan kegiatan atau usaha yang
direncanakan.
Tujuan utama amdal adalah menjamin suatu kegiatan atau usaha yang
berorientasi pada kelestarian lingkungan tanpa merusak dan mencemari
lingkungan hidup. Fungsi amdal sebagai berikut:
a menunjukkan tempat pembangunan yang layak dan tepat pada suatu jenis
kegiatan atau usaha yang dilakukan pada suatu wilayah.
b menunjukkan dampak positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan akibat
proses pembangunan.
c sebagai masukan dalam mempertimbangkan perencanaaan dan pengambilan
keputusan pembangunan sejak awal.
d sebagi arahan atau pedoman bagi pelaksanaan rencana pembagunan,
pengelolaan, dan pemantauan lingkungan.
2. Mekanisme Perolehan Dokumen AMDAL
Pelaksanaan amdal telah ditetapkan sejak tahun 1999 pada pemerintah nomor 27
tentang analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah amdal dapat dikelompokkan
menjadi tiga tahap yaitu Pelingkupan, Tahap analisi, dan tahap perencanaan
pengendalian. Tahap pengerjaan amdal tersebut diuraikan dalam prosedur amdal
sebagai berikut:
a Proses penapisan (screening)wajib amdal, yaitu proses menentukan suatu
rencana kegiatan wajib menyusun amdal atau tidak.
b Proses pengumuman, yaitu mengumumkan rencana kegiatannya kepada
masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan amdal.
c Proses pelingkupan (scoping), yaitu pelingkupan merupakan suatu proses awal
(dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak
penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan.
d Penyusunan dan penilaian kerangka acuan andal (KA-andal).
e Kesepakatan KA- andal.
f Penyusuan dan penilaian andal, rencana pengolahan lingkungan (RKL), dan
rencana pemantauan lingkungan (RPL).
g Persetujuan kelayakan lingkungan.

C. SERTIFIKASI EKOLABEL DALAM PENGENDALIAN LINGKUNGAN


1. Pengertian Ekolabel

Ekolabel berasal dari kata eco yang berarti lingkungan dan label yang berarti
tanda atau sertifikasi. Secara harfiah, ecolabel adalah label lingkungan yang memuat
informasi tentang bahan, proses produksi, hasil produksi, dan sifat sampah suatu
produk setelah dikonsumsi yang dilabelkan pada bungkis komesial tertentu. Kementrian
lingkungan hidup berupaya mendorong lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa
pemerintahan (LKPP) agar mencantumkan ekolabel pada kemasan suatu produk yang
dalam prosesnyan telah memenuhi syarat ramah lingkungan. Pencantuman ekolabel di
Indonesia dipengaruhi beberapa faktor salah satunya diskriminasi atas produk industry
di Indonesia.
2. Tujuan dan Fungsi Ekolabel
Percantuman logo ekolabel di Indonesia bertujuan menciptakan permintaan dan
penawaran produk ramah lingkungan sekaligus memperbaiki lingkungan secara
berkelanjutan. Penerapan kemasan ekolabel pada suatu produk berfungsi memberikan
informasi kepada konsumen mengenai dampak lingkungan yang ada pada suatu produk
tertentu yang membedakan dengan produk lain sejenis.
3. Manfaat Ekolabel
Manfaat ekolabel bagi pemerintah sebagai berikut:
a mengedukasi penduduk Indonesia agar lebih peka terhadap lingkungan hidup.
b langkah nyata pemerintah dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup.
c produk Indonesia memiliki daya saing di pasar global sehingga terbuka peluang
ekspor yang dapat meningkatkan devisa negara.
d menunjukkan kepada negara negara maju, kontribusi nyata Indonesia sebagai
negara berkembang yang dapat menghasilkan produk industri ramah lingkungan
dengan proses yang brkelanjutan.

4. Prinsip-Prinsip Sertifikasi Ekolabel


prinsip prinsip sertifikasi ekolabel sebagai berikut:
a Bersifat sukarela sesuai dengan kebutuhan pasar (market based approach).
b Proses sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen.
c Produk yang diberi ekolabel selayaknya adalah produk yang memberi dampak
lingkungan relative lebih kecil dibanding produk lain jenis.
5. Lembaga Penerbit Ekolabel

Sertifikasi ekolabel bertujuan menyatakan bahwa produk yang dihasilkan dan


keseluruhan prosesnya telah memenui regulasi di Indonesia. Logo ekolabel di Indonesia
diterbitkan lembaga sertifikasi ekolabel (LSE).
a Lembaga ekolabel Indonesia atau lembaga sertifikasi ekolabel
Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) adalah organisasi non-profit berbasis
konstituen dengan mengembangkan system sertifikasi hutan yang
mempromosikan misi untuk pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia
secara adil dan berkelanjutan.
b Lembaga Vertifikasi Ekolabel (swadaya)
Logo swadeklarasi diterbitkan untuk mengantisipasi berkembangnya klaim
lingkungan swadeklarasi yang tidak bertanggung jawab . Oleh karena itu
pelaku usaha yang ingin menggunakan logo swadeklarasi harus mendapat
izin dari kementrian lingkungan hidup sesuai ketentuan hokum dan
peraturan berlaku. Logo swadeklarasi mencerminkan bahwa produk
tersebut dapat didaur ulang dan dapat terurai pada lingkungan (degradable).
6. Implikasi Sertifikat Ekolabel dalam Perdagangan
Penduduk negara-negara maju lebih suka membeli produk berekolabel. Penduduk
negara maju telah menjadi konsumen produk ramah lingkungan karena gerakan moral
tinggi. Masih sedikitnya masyarakat Indonesia membeli produk berekolabel karena
harga produk berekolabel lebih mahal. Faktor harga masih menjadi pertimbangan
karena ketimpangan ekonomi sangat terasa di negara berkembang seperti Indonesia.
Pada perdagangan bebas, lingkungan menjadi salah satu faktor yang membatasi ruang
gerak perdagangan barang atau jasa antar negara. Pembatasan ditujukan untuk
melindungi kualitas lingkungan global dari munculnya dampak negative atas derasnya
arus perdagangan dunia. Inilah yang mendorong munculnya istilah disguised nontariff
trade barrier (lingkungan sebagai hambatan nontarif yang tersamar dalam
perdagangan).

Anda mungkin juga menyukai