2010
LEMBAR PENGESAHAN
A. JUDUL
KURANGI SAMPAH DENGAN INSINERASI
: Hanifiyatus Samhah
TTL
Alamat
Telp
: 031 77892692
TTL
Alamat
Telp
: 085648621086
ii
Ketua Kelompok
Hanifiyatus Samhah
Mengetahui,
Koordinator MBI AU
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wa syukuru
Segala puji kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih
sayang-Nya kepada kami sehingga, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan judul " Kurangi Sampah dengan Insinerasi
dengan harapan pula karya ilmiah ini dapat menjadi pintu gerbang kami untuk
semakin mencintai ilmu, khususnya pada bidang sains . Tidak lupa, kami haturkan
terima kasih sebanyak banyaknya kepada :
1. Bpk. Ahmad Chudlori selaku Koordinator MBI Amanatul Ummah atas
izin beliau kami menjadi delegasi sekolah.
2. Kedua orang tua atas doanya yang tak pernah lepas untuk menuntun
langkah kesuksesan kami
3. Guru pembimbing yang meluangkan banyak waktunya untuk
membimbing kami dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
4. Segenap jajaran MBI Amanatul Ummah yang telah membantu
kelancaran proses pembuatan karya ilmiah ini.
Harapan kami, karya tulis ini dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dan
masyarakat. Demikianlah karya tulis ilmiah ini dibuat. Kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja karena
sesungguhnya manusia adalah tempat lupa dan salah dan kesempurnaan itu
hanyalah milik ALLAH.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI..
ABSTRAK. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. 1
1.2 Rumusan Masalah.. 2
1.3 Tujuan. 2
1.4 Manfaat... 2
1.5 Landasan Teori 3
1.6 Sistematika Penulisan.. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Insinerasi dan Prosesnya. 6
2.2 Pemanfaatan Insinerasi dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan 9
2.2.1 PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) 9
2.2.2 PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Biogas). 10
2.2.3 Ekosemen.... 11
2.2.4 Kesehatan 13
vi
ABSTRAK
Peningkatan produktivitas dan aktivitas manusia akan berdampak pada
peningkatan kebutuhan. Sampah merupakan konsekuensi dari peningkatan
kebutuhan manusia. Berdampak pada pencemaran lingkungan dan penyakit
timbulnya sampah tidak dapat dihilangkan, sehingga kita dituntut untuk
menghadapinya. Mengolah sampah menjadi sesuatu yang berguna merupakan
salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam mengurangi penumpukan sampah
oleh makhluk hidup.
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Jumlah sampah organik mencapai 70-80%. Pengolahan sampah yang selama ini
dilakukan di indonesia adalah dengan pengomposan, pembakaran, dan
penguburan (sanitary landflil).sedangkan pada sampah anorganik diolah dengan
proses insinerasi. Proses tersebut menggunakan berbagai macam alat antara lain,
piringan bergerak, piringan tetap, rotary kiln fulidized bed .
Dengan mengangkat topik INSINERASI, kita dapat mengetahui bagaimana cara
pengolahan sampah dengan proses tersebut. Agar volume pencemaran udara dan
penumpukan sampah berkurang secara intensif dan masyarakat benar-benar
mengetahui makna serta proses secara signifikan mengenai insinerasi.
Kita dapat mengolah sampah yang melibatkan proses oksidasi bahan organik
menjadi bahan anorganik. Dengan berbagai macam cara yang salah satunya yakni
dengan cara insinerasi. Proses ini, dapat mengurangi volume sampah dalam
jumlah yang signifikan.
Pada sebuah penelitian tahun 1994, Delaware solid waste authority menemukan
bahwa untuk sejumlah energi yang sama dihasilkan, insinerator menghasilkan
hidrokarbon, [(SO2)], HCL, CO dan [(NOx)] lebih sedikit bila dibandingkan
dengan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam. Sedangkan pada tahun 2005,
insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang
dikonsumsi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ekosemen
viii
Gambar 3.
Rotary Kiln
ix
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.3 TUJUAN
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.4
MANFAAT
1.5
LANDASAN TEORI
Piringan Bergerak
Piringan tetap
Piringan tetap memiliki bukaan pada bagian atas atau samping untuk memasukkan
sampah dan bahan yang tidak terbakar (abu, logam dan sebagainya). Piringan ini
termasuk piringan jenis tua.
Fluidized Bed
Rotary Kiln
bakteri
lactobacillus
aktinomycetes
spesies
spesies
delbrueckil,
aktinomycess
bacillus
brevis,
naeslundil,
saccharomyces
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1.5. Landasan Teori
1.6. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Insinerasi dan Prosesnya
2.2 Pemanfaatan Insinerasi dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Ekosemen
2.2.4
Kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
adalah
teknologi
pengolahan
sampah
yang
melibatkan
di
dikeluarkan.
ujung
Udara
lainnya.
yang
Sisa
hasil
digunakan
pembakaran
dalam
proses
membuat
uap
yang
dapat
dipakai
untuk
Piringan Tetap
Ini adalah tipe yang lebih tua dan sederhana. Piringan
tetap pada bagian atas atau samping untuk memasukkan
sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan
yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya).
Fluidized Bed
Reaktor unggu terfluidakan adalah jenis reaktor kimia
yang dapat digunakan untuk mereaksikan bahan dalam
keadaan banyak fasa. Reakton jenis ini menggunakan fluida
baik cairan atau gas yang dialirkan melalui katalis padatan
(biasanya berbentuk butiran butiran kecil) dengan
kecepatan yang cukup sehingga katalis akan terolah
sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat
dianalogikan seperti fluida juga. Proses ini dinamakan
fluidisasi yang memiliki banyak keuntungan dibandingkan
dengan FBR (Fixed Bed Reactor) sehingga proses ini mulai
banyak diterapkan dalam industri.
Rotary Klin
Rotary Klin adalah proses pengolahan sampah organik
menjadi kompos. Proses yang membutuhkan waktu kurang
lebih 14 hari tersebut dibantu dengan bakteri aktinomycetes
spesies aktinomycess naeslundil, lactobacillus spesies
delbrueckil, bacillus brevis, saccharomyces cerevisiae,
ragi, cellulolytic bacillus sp.
Kemudian setelah 1-2 hari akan terjadi reaksi panas, jika
diukur dengan menggunakan termometer, suhunya diatas
500 C, maka dilakukan penggembosan udara (oksigen)
dengan cara memutar aerator (xhaust fan) yang ada sisi alat
mesin ini.
Hingga
pada
hari
ketiga
sampai
kelima,
reaksi
2.2 PEMANFAATAN
DAN
PENGARUH
TERHADAP
LINGKUNGAN
2.2.1 PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
10
2.2.3 Ekosemen
Terminologi ekosemen dibentuk dari kata ekologi dan semen .
diawali penelitian di tahun 1992, para peneliti Jepang telah mempelajari
kemungkinan pemrosesan abu hasil pembakaran sampah dan endapan air
kotor untuk dijadikan bahan membuat semen. Dari hasil penelitian tersebut
diketahui abu hasil pembakaran sampah mengandung unsur yang sama
dengan bahan dasar semen pada umumnya. Jadi, ekosemen adalah
mengubah sampah menjadi produk semen.
Abu dan endapan air kotor mengandung senyawasenyawa yang
diperlukan dalam pembentukan semen konvensional, yaitu senyawa
senyawa oksida seperti CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3.
11
12
Penghancuran produk
Campuran gypsum dan clinker dihancurkan dalam finish mill dan
kemudian akan dihasilkan ekosemen.
2.2.4 Kesehatan
Gas Nox adalah gas yang harus direduksi dengan katalis amonia
dikonverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan
amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu
dikumpulkan difiltarsi parikel. CO2 adalah hasil dari proses pembakaran
sempurna. Bahan beracun lainnya yang keluar dari gas yang dihasilkan
dari sisa pembuangan diantaranya Sulfur dioksida, Asam hidroklorat,
logam berat dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas
menciptakan bagian yang dapat terlihat dari gas yang umumnya trasparan
sehingga menyebabkan polusi dapat terlihat.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
A. SARAN
15
selama
ini
menimbulkan
dampak
negatif
terhadap
16