Anda di halaman 1dari 37

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

ANAMNESIS

Nama : B
Umur : 1 tahun 11 Bulan

Ruang
Kelas

: Tulip
: IIID

Nama

:An. B

Jenis Kelamin

: Prempuan

Tanggal lahir

: 1 November 2013

Umur

: 1 tahun

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 35 tahun

Pekerjaan Ayah

: Wiraswasta

Pendidikan Ayah

: SMA

Nama Ibu

: Ny. N

Umur

: 27 tahun

Pekerjaan Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Ibu

: SMA

Alamat

: Cangkrep Lor RT 04/02 Purworejo

Masuk RS Tanggal

: 24 Oktober 2015

Diagnosis Masuk

: Diare cair akut dengan dehidrasi tak berat

Jam : 21.40 WIB

Dokter yang merawat : dr. Melna Purba, M.Sc., Sp.A Dokter Muda: Devanty Anggraini
Tanggal : 24 Oktober 2015, Allo-anamnesis dengan ibu pasien
Keluhan Utama

BAB cair dan muntah-muntah

Riwayat Penyakit Sekarang :

1HSMRS :
Pasien mulai BAB cair 5x, konsistensi air dengan kuantitas banyak (sekitar

1
1
s /d
4
2

gelas) ( 50 cc setiap BAB) dan tidak disertai keluhan demam dan kejang. Pasien juga
mengeluh muntah sebanyak 5x dengan batuk berdahak. Pasien memiliki nafsu makan dan

minum yang baik.


10 JAM SMRS
Pasien BAB cair sebanyak 17x dengan lendir (-), darah (-), bau (-), kuantitas sebanyak (

100 cc setai BAB), intake makanan menurun.


Sampai di RS :
Pasien tampak lemah dan rewel. Pasien masih muntah dengan konsistensi air kualitas
sedikit, dan BAB cair. BAK terakhir 1 jam yang lalu. Nafsu makan pasien menurun dan
minum sangat banyak.

RM.01.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Riwayat Dahulu :.

Riwayat Diare (-)

Riwayat demam (+)


Riwayat kejang (+)
Riwayat trauma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:

Keluarga di rumah tidak ada yang mengalami keluhan yang sama


Kakek pasien dari keluarga ayah menderita asma
Nenek pasien dari keluarga inu menderita hipertensi.
Bibi pasien menderita sakit liver

Ikhtisar Keturunan:
69

65

64

32

37

60

28

34
37

38

Legenda :

* = Pendertita penyakit DM

Kesan:
- Pasien memiliki faktor resiko diturunkan penyakit DM
- Pasien tidak memiliki faktor resiko penularan diare dari keluarga

RM.02.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Riwayat Antenatal
Saat hamil ibu usia 25 tahun, tidak pernah menderita sakit yang parah. Ibu
memeriksakan kehamilannya secara rutin >4x di bidan dan 2x di dokter untuk USG.

Minum tablet besi dan imunisasi TT 1x.


Riwayat Natal/ Persalinan
Pasien lahir dari ibu G2P1A0 di bidan secara normal dan langsung menangis dengan usia
kehamilan 37 minggu. Berat badan lahir 3100 gram, panjang badan lahir 49 cm. Air

ketuban jernih.
Riwayat Post Natal
Bayi dalam keadaan sehat. Setelah lahir bayi langsung IMD, bayi menangis kuat,
gerakan aktif, kulit kemerahan. Bayi dan Ibu diizinkan pulang setelah 2x24 jam setelah

lahir.
KESAN : Riwayat antenatal dan persalinan dan perinatal tidak ada gangguan.
Riwayat Nutrisi :
Umur
0 bulan - 6bulan

Jenis Makanan
ASI, Susu formula

Jumlah perhari
Sekenyang bayi

6 bulan 8 bulan

ASI / Susu formula

Sekenyang bayi

Diberikan makanan bubur tim


dan pisang

2 kali sehari

ASI / Susu formula

Sekenyang bayi

Diberikan makanan bubur tim


dan buah (pepaya/pisang)

2 kali sehari

ASI / susu formula


Diberikan nasi, lauk

2 Kali sehari
3 kali sehari

8 bulan 12 bulan

12 bulan 20 bulan

(telur/ikan/ayam), sayuran
(wortel/bayam/)
Buah (papaya/pisang), snak Kadang- kadang
Disela-sela
jam
(arem-arem, biscuit, wafer)
makan

RM.03.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

KESAN : Makanan pasien menurut kualitas kurang baik karena tidak mendapatkan ASI eksklusif
sedangkan kuantitas baik.
Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan
- Setiap pasien dibawa ke posyandu, pasien mengalami penambahan berat badan dari
mulai lahir.
- Setiap ke posyandu selalu dengan gizi baik.
Perkembangan :
a.
Motorik kasar
- Tangan dan kaki bergerak aktif
- Mengangkat kepala ketika tengkurap
- Kepala tegak ketika didudukkan
- Tengkurap/telentang sendiri
- Bangkit kepala tegak
- Duduk tanpa pegangan
- Bangkit untuk berdiri
- Berjalan dengan baik
- Dapat berlari
- Berjalan naik tangga
- Menendang bola ke depan
b.
Bahasa
- Bereaksi terhadap bunyi
- Bersuara
- Teriak dan tertawa
- Menoleh keaarah suara
- Menyebut papa/mama tidak spesifik
- Menyebut papa/mama spesifik
- Menyebut 3 kata
- Bicara sebagian dimengerti
c.
Motorik halus
- Kepala menoleh kesamping
- Memegang benda
- Meraih, menggapai
- Membenturkan 2 kubus
- Mencoret coret
- Membuat menara dari 4 kubus
d.
Personal sosial
- Menatap wajah
- Tersenyum spontan
- Berusaha meraih mainan
- Menyatakan keinginan
- Minum dengan cangkir
- Membuka pakaian

: usia 1 bulan
: usia 2 bulan
: usia 3 bulan
: usia 4 bulan
: usia 5 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 13 bulan
: usia 16 bulan
: usia 17 bulan
: usia 18 bulan
: usia 1 bulan
: usia 2 bulan
: usia 4 bulan
: usia 5 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 14 bulan
: usia 18 bulan
: usia 2 bulan
: usia 4 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 12 bulan
: usia 18 bulan
: 1 bulan
: 2 bulan
: usia 5 bulan
: usia 9 bulan
: usia 12 bulan
: usia 15 bulan
RM.04.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

KESAN : Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik sesuai umur.


Riwayat Imunisasi
Pasien rutin dibawa ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi dan dilihat
perkembangannya.
Usia
Imunisasi yang diberikan
0 Bulan
Hepatitis-B 1, Polio 0, BCG
1 Bulan
Hepatitis-B 2
2 Bulan
DPT, HIB-1,
3 Bulan
4 Bulan
Polio 2,DPT 2, Hib 2
6 Bulan
Hepatitis-B 3, Polio 3, DPT 3, Hib 3
8 bulan
Campak
18 Bulan
Polio (Booster)
KESAN : Imunisasi PPI lengkap, imunisasi non PPI tidak dilakukan

Riwayat Personal Sosial

Sosial
Pasien tinggal dirumah bersama ayah, ibu dan kakaknya..

Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga didapat dari ayah yang bekerja sebagai buruh. Penghasilan
yang didapat dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lingkungan
Pasien sekarang tinggal di rumah bersama ibu dan ayah, 1 kakak kandung perempuan.
Rumahnya terletak di pinggir jalan kecil. Lingkungan rumah dan sekitarnya cukup
terjaga kebersihannya. Sumber air dirumah pasien adalah sumur dan jarak septiktank 5
meter. Dirumah pasien memiliki toilet dengan wc yang berjumlah 2 buah. Jarak antar
rumah sekitar 5 meter dan ada beberapa tetangga yang memelihara hewan ternak seperti
ayam dan kambing dengan jarak kandang 5-10 meter dari rumah.

KESAN : Sosial dan ekonomi mencukupi. Keadaan lingkungan disekitar pasien menjadi faktor
risiko penularan diare.
RM.05.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Anamnesis Sistem
Sistem Saraf Pusat

: Demam (-), kejang (-), penurunan

kesadaran (-)
Sistem Kardiovaskular

: Nyeri dada (-)

Sistem Respirasi : Sesak nafas (-)


Sistem Gastrointestinal

: BAB cair (+) 5x sejak 1 hari SMRS

dengan kuantitas banyak, muntah (+) 5x kuantitas banyak,


kembung (-), nyeri perut (-)
Sistem Urogenital : BAK dbn
Sistem Musculoskeletal

Kaku (-), nyeri otot dan

sendi (-)
Sistem Integumentum

: Kulit kering (-), gatal (-), luka

(-),bengkak (-), mukosa bibir kering (-)

RM.06.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

PEMERIKSAAN UMUM (sampai di bangsal Tulip RSSH)


Status Generalisata
o Kesan umum
o Kesadaran
o Gizi

: lemah, rewel
: compos mentis
: Tampak cukup

Vital Sign
o Heart rate
o Suhu badan
o Pernafasan

: 116 x/menit
: 37,2 0C (pengukuran axilla)
: 36x/menit

Status gizi
o
o
o
o
o
o
o

Berat badan
panjang badan
LK
LK
BB/U, Z score
PB/U, Z score
BB/PB, Z score

: 10 kg
: 85 cm
: 46 cm (45 cm 50 cm )
: -2 SD s.d +2 SD (normal)
: -2 SD s.d 0 SD (gizi baik)
: 0 SD s.d 1 SD (normal)
: -2 SD s.d -1 SD (normal)

Kulit

: turgor kulit dan elastisitas cukup < 2 detik, teraba hangat

Kelenjar limfa

: pembesaran lnn (-)

Otot

: tonus normal, klonus (-)

Tulang

: deformitas (-)

Sendi

: tidak ada keterbatasan gerak, tidak kaku

PEMERIKSAAN KHUSUS :
Pemeriksaan Thorax
Bentuk dada

: datar, simetris

Pemeriksaan Jantung
Inspeksi

: ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi

: ictus cordis teraba.

Auskultasi

: Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)

Pemeriksaan Paru-paru
RM.07.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Kanan
Tampak simetris, retraksi subcostalis(-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)

Kiri
Tampak simetris, retraksi subcostalis (-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)

Palpasi

Ketinggalan gerak (-), deformitas (-),


fokal fremitus kanan=kiri

Ketinggalan gerak (-), deformitas (-),


fokal fremitus kanan=kiri

Perkusi

Sonor pada seluruh lapangan paru

Sonor pada seluruh lapangan paru

Auskult
asi

Suara dasar vesicular (+), ronkhi (-),


wheezing (+)

Suara dasar vesicular (+), ronkhi (-),


wheezing (+)

Inspeksi

Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi

: benjolan (-), sikatrik (-), kembung (-)

Auskultasi : peristaltik / BU (+) meningkat 35x/menit


Perkusi

: thympani di 4 kuadran

Palpasi

: nyeri

tekan

abdomen

(-),

turgor

kulit

kembali

dengan

cepat,

hepatosplenomegali (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior

: Akral hangat (+), CRT < 2 detik, petekie (), deformitas (-), edema (-)

Inferior

: Akral hangat (+),

CRT < 2 detik,

deformitas (-), edema (-), pitting (-),

a.dorsalis pedis (+/+) kuat


Pemeriksaan Anus
Tidak ditemukan adanya kemerahan ataupun luka pada daerah anus.
Pemeriksaan Kepala
Ukuran

: normocephal (+)

Ubun-ubun

: sudah tertutup (+)

Mata

: mata cekung (+/+), air mata (-/-), palpebra edema (-/-) sklera ikterik (-/-),
konjuntiva anemis (-/-), pupil isokor

Telinga

: simetris, discharge (-), nyeri tekan (-), luka gatal (-) di belakang telinga

Hidung

: deformitas (-), discharge (-), pernafasan cuping hidung (-)

Mulut

: mukosa bibir kering (-), bibir pucat (-) lidah kotor (-),

Faring

: faring hiperemis (-), pembesaran tosil (-).

Leher

: sikatrik (-)
RM.08.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

RINGKASAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Anak berumur 2 tahun dengan BB 10 kg datang dengan keluhan muntah, BAB cair..
Pasien BAB sebanyak 5x, konsistensi air, lendir (-) ampas (-) mual (+), kualitas banyak
sekitar s/d gelas (50cc) dan muntah sebanyak 5x, nafsu makan menurun. Keluhan
tidak diawali demam, kejang, dan perut kembung. Frekuensi BAK normal kuantitas
sedikit. 10 jam SMRS Pasien BAB cair sebanyak 17x dengan lendir (-), darah (-), bau (-),
kuantitas sebanyak ( 100 cc), intake makanan menurun. Sampai dirumah sakit Pasien
tampak lemah dan rewel. Pasien masih muntah dengan konsistensi air kualitas sedikit, dan
BAB cair. BAK terakhir 1 jam yang lalu. Nafsu makan pasien menurun dan minum sangat
banyak. Pasien pernah dirawat inap karena keluahan kejang demam saat usia 7 bulan.

RM.09.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

DIAGNOSIS &
RENCANA TERAPI
DIAGNOSIS BANDING

Nama : K
Umur : 2 tahun

Ruang
Kelas

: Tulip
: IIID

Diare cair akut dengan dehidrasi tak berat ec. Infeksi virus rotavirus
dd infeksi bakteri
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium darah rutin otomatik :
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit

Hasil
9,9
10,9

Satuan
g/dL
103/L

Nilai Normal
10.5 12.9
5.0 14.5

Hematokrit

32

35 43

Eritrosit

4,5

106/L

3.60 5.20

Trombosit

336

103/L

150 400

MCV

72

fL

73 106

MCH

22

Pg

21 33

MCHC

31

g/dL

28 32

Netrofil

56,40

50 70

Limfosit

36,10

25 40

Monosit

6,50

28

Eusinofil

0,80

2.00 4.00

Basofil

0,20

0-1

Diff Count

DIAGNOSIS KERJA
Diare cair akut dengan dehidarsi tak berat

RM.010.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

RENCANA TATALAKSANA
Penatalaksanaan diare cair akut tanpa dehidrasi:
Pada pasien ini ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, dan tampak rewel.
Rencana terapi plan B untuk terapi diare dengan dehidrasi
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolalitas rendah
Pada 3 jam pertama, tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama.
Berikan oralit dengan dosis = 75 ml x kg BB anak
BB anak = 10 kg 75 ml x 10 = 750 ml oralit dalam 3 jam
Jika BB anak tidak diketahui maka berikan oralit disesuaikan dengan tabel berat badan dan
umur, berikut :
Pada anak ini
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit maka berikanlah sesuai dengan kehilangan
cairan yang sedang berlangsung.
Pada anak berusia > 2 tahun, maka berikan oralit 100 200 ml setiap kali BAB.
-

Tunjukan kepada ibu cara memberikan oralit


Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari cangkir/mangkok/gelas
Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat

2. Teruskan pemberian ASI dan Makanan


Mulai pemberian makanan segera setelah anak ingin makan
3. Zinc
Berikan tablet zinc selama 10 hari
Pada anak ini berusia > 6 bulan, maka berikan 1 tablet (20mg) per hari.
-

Setelah 3 jam :
Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
Pilih rencana terapi yang sesuai pengobatan

RM.011.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :


Tunjukan cara menyiapkan oralit dirumah
Tunjukan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan dirumah untuk menyelesaikan

3 jam pengobatan
Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus (200 ml)
lagi yang sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A

4. Edukasi/nasihat kepada orang tua atau pengasuh


Jelaskan 4 aturan perawatan dirumah, yaitu :
a. Berikan cairan tambahan sebanyak yang anak mau
b. Lanjutkan pemberian makan
c. Beri tablet zinc selama 10 hari
d. Kapan harus kembali, yaitu :
1) Anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
2) Kondisi anak memburuk
3) Anak demam
4) Terdapat darah pada tinja anak
- Jika anak masih mengalami dehidrasi tak berat, maka ulangi pengobatan untuk 3 jam
-

berikutnya dengan oralit, dan berikan anak makanan, susu atau jus.
Jika anak timbul dehidrasi berat, berikan penatalaksanaan terapi B.
Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan cairan infus dengan cara : berikan
cairan intravena secepatnya. berikan cairan 70 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer

Asetat selama 2,5 jam.


Pada pasien ini 70 ml x 10 kg = 700 cc dalam 2,5 jam
Pemasangan infus RL 70 tpm (makro) periksa kembali anak setiap 1-2 jam
Beri oralit (kira-kira 5ml/kg/jam 5 ml x 10 kg = 50 cc tiap jam ) segera setelah anak

mau minum
Periksa kembali anak setelah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi, kemudian pilih rencana terapi

yang sesuai (A, B atau C) untuk melanjutkan penanganan.


Beri tablet zinc
Pemberian makan
Melanjutkan pemberian makan yang bergizi merupakan suatu elemen yang penting dalam
tatalaksana diare. Beri makanan yang disajikan secara segar dimasak, ditumbuk atau
digiling. Berikut adalah makanan yang direkomendasikan :
a. Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacangkacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin dengan 1-2 sendok teh minyak sayur
yang ditambahkan kedalam setiap sajian
b. Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk penambahan
kalium
RM.012.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

c. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6x sehari. Beri
makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya
selama 2 minggu.
d. Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makanan tetap diupayakan
5. Antibiotik selektf
6. Pemberian probiotik

RM.013.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

FOLLOW UP

RM.014.

Px

(24/10/2015)

j. (25/10/2015)

22.40

S/

j. (26/10/2015)

06.30

j. (27/10/2015) j.06.45

07.00

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS4x
MUHAMMADIYAH
Muntah(+)
BABYOGYAKARTA
cair sudah Muntah (-)
ada ampas (+) 1x, BAB cair terakhir
BAB
cair
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Muntah (-)
10x(+)
lendir
kali
semalam
NO.RM : 000345769
(-), darah (-), Mual (-)
sudah
ada
bau (-)
ampasnya (+) 1x,
Batuk pilek (+)
Mual (+)

BAK (+)
BAK 3x
Nafsu
makan Demam
makan
(-), Nafsu
menurun
membaik
kejang
(-),
Demam
(-)
Infus
lepas
kembung (+)
kejang
(-)
kemarin siang
kembung (-)
BAK terakhir
1,5 jam yll
KU
:
tampak KU : tampak baik, KU : tampak baik
cm
(kooperatif)
O/ lemah, rewel, cm
HR : 116 x/mnt
HR : 80 x/mnt
HR : 93 x/mnt
Nadi reguler, isi Nadi reguler, isi Nadi reguler, isi
cukup
cukup
cukup
RR : 36 x/mnt
RR : 24 x/mnt
RR : 22 x/mnt
t : 37,20 C
t : 36,90 C
t : 36.70 C

Thorax

Simetris (+)
Vesikuler (-)
Retraksi (-)
Wheezing (+)
Abdomen

Supel, BU (+)
meningkat,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas

akral hangat +/+, udem -/Turgor kulit :


kembali dengan
cepat
CRT <2 detik
Kepala :

- CA -/-, SI -/-,
mata cekung (+/+),
edema palpebra -/Hidung

Napas cuping
hidung (-)
Tidak ada
deformitas

Mulut
Mukosa bibir
kering (-)

Dx klinis :
A/ - Diare cair akut
dengan dehidrasi

Thorax

Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen

Supel, BU (+)
meningkat,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas

akral hangat +/+,


udem -/Turgor kulit :
kembali dengan
cepat
CRT <2 detik
Kepala :

- CA -/-, SI -/-, mata


cekung (-/-), edema
palpebra -/Hidung

Napas cuping hidung (-)


Tidak ada deformitas Mulut

Mukosa bibir kering (-)

Thorax

Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen

Supel, BU (+)
normal,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)

Ekstremitas
akral hangat +/+,
udem -/Turgor kulit :
kembali dengan
cepat

CRT <2 detik


Kepala :
- CA -/-, SI -/-, mata
cekung (-/-), edema
palpebra -/Hidung
Napas cuping hidung (-)

Tidak ada deformitas Mulut


Mukosa bibir kering
(-)

Dx klinis :
Diare cair akut
dengan dehidrasi

Dx klinis :
Diare cair akut
dengan dehidrasi

BAB cair (-)


Muntah (-)
Batuk berdahak (+)
Nafsu
makan
membaik

KU : tampak baik
(kooperatif)
HR : 98 x/mnt
Nadi reguler, isi cukup
RR : 24x/mnt
T : 36.40 C
Thorax
Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen
Supel, BU (+) normal,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas
akral hangat +/+,
udem -/Turgor kulit : kembali
dengan cepat
CRT <2 detik
Kepala :
- CA -/-, SI -/-, mata
cekung (-/-), edema
palpebra -/Hidung
Napas cuping hidung
(-)
Tidak ada deformitas
Mulut
Mukosa bibir kering
(-)

Dx klinis :
Diare
cair
akut
dengan dehidrasi tak

RM.015.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

MASALAH YANG DIKAJI


1. Mengetahui dan memahami tentang diare cair akut etiologi, patofisiologi
2. Mengetahui dan memahami penentuan pemeriksaan untuk menujang diagnosis diare cair
akut
3. Penatalaksanaan diare cair akut
4. Pencegahan diare cair akut
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare cair akut didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari
disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan atau tanpa darah/lendir dalam
tinja, disertai atau tanpa muntah. Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare
akut dan bila berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare persisten. Untuk bayi yang minum
ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air
besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti
biasanya. Kadang - kadang pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari,
tetapi konsistensinya cair, keadaan ini sudah dapat disebut diare.
B. Etiologi
Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi diare akut
dibagi atas empat penyebab:
1. Bakteri
:

Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus

cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter


aeromonas
2. Virus :

Rotavirus,

Astrovirus
3. Parasit

Balantidium

Adenovirus,

Norwalk

virus,

Coronavirus,

Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,


coli,

Trichuris

Strongyloides stercoralis
4. Non infeksi :
malabsorpsi

trichiura,
(defisiensi

Cryptosporidium
disakaridase,

parvum,

malabsorpsi

glukosa-galaktosa, cystic fibrosis, cholestosis, penyakit celiac), defek


anatomis (malrotasi, penyakit hirchsprung, short bowel syndrome, atrofi
RM.016.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

mikrovilli, stricture), endokrinopati (thyrotoksikosis, penyakit addison,


sindroma adrenogenital), keracunan makanan (logam berat, jamur),
neoplasma

(neuroblastoma,

phaeochromocytoma,

sindroma

zollinger

ellison), alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan,


infeksi non gastrointestinal, alergi susu sapi, penyakit crohn,

colitis

ulserosa, gangguan motilitas usus, pellagra


Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan
parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non inflammatory dan
inflammatory.
Enteropatogen menimbulkan non inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh
bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, perlekatan dan /
atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflammatory diare biasanya disebabkan oleh
bakteri yang menginvasi usus secara langsung atau memproduksi sitotoksin.
Di negara berkembang kuman patogen penyebab penting diare akut pada anak-anak yaitu:
Rotavirus, Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni dan
Cryptosporidium.
C. Patogenesis Diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Mukosa usus halus adalah epitel
berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan
tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstraseluler. Diare terjadi jika bahan
yang secara osmotic dan sulit diserap. Bahan tersebut berupa larutan isotonik dan
hipertonik. Larutan isotonik, air dan bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa
diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi yang diabsorbsi berupa larutan
hipertonik, air, dan elektronik akan pindah dari cairan ekstraseluler kedalam lumen usus
sampai osmolaritas dari usus sama dengan cairan ekstraseluler dan darah,sehingga
terjadi pula diare.
2. Gangguan sekresi

RM.017.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Akibat rangsangan mediator abnormal
misalnya enterotoksin, menyebabkan villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan
sekresi klorida disel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula.
Patogenesis diare akut adalah: (a) Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus
halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. (b) Jasad renik tersebut
berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus. (c) Oleh jasad renik dikeluarkan
toksin (toksin Diaregenik). (d) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronis: lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah
infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
D. Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan
karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah
dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut
meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah
banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan
menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang
dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat.
RM.018.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Diare mengakibatkan terjadinya:


a. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
asidosis metabolik dan hypokalemia
b. Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau prarenjatan
sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah, perpusi jaringan
berkurang sehingga hipoksia dan asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran
menurun dan bila tak cepat diobati penderita dapat meninggal.
c. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan karena diare dan
muntah. Kadang-kadang orang tuanya menghentikan pemberian makanan karena
takut bertambahnya muntah dan diare pada anak atau bila makanan tetap diberikan
dalam bentuk diencerkan. Hipoglikemia akan sering terjadi pada anak yang
sebelumnya telah menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal bertambah berat
badan, sehingga akibat hipoglikemia dapat terjadi edema otak yang dapat
menyebabkan kejang dan koma.
E. Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi,
volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah:
volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 68 jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau
penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak.
Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: memberi oralit, membawa
berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat
imunisasinya.
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab
penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena
penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan
dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan kolon
seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan
ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan
khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, malabsorptif,
atau berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara umum, pathogen usus
halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih mengarah ke invasif. Muntah yang mulai
RM.019.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada keracunan makanan
karena toksin yang dihasilkan.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan
lainnya : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidak
adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus
yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu
karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obyektif
yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif dengan
menggunakan criteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan,
Hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi
berat. Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat dilakukan untuk
menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna
tinja, ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain. Pemeriksaan mikroskopik
melihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-lain. Namun
RM.020.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda intoleransi
laktosa dan kecurigaan amubiasis. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis
dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
G. Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi
diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare
dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5.

Nasihat kepada orang tua/pengasuh

a. Oralit
Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit
formula lama dikembangkan dari kejadian luar biasa diare di Asia Selatan yang terutama
disebabkan karena disentri, yang menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit
tubuh, terutama natrium. Sedangkan diare yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini
dengan tingkat sanitasi yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi
yang lebih baik adalah disebabkan oleh karena virus. Diare karena virus tersebut tidak
menyebabkan kekurangan elektrolit seberat pada disentri. Karena itu, para ahli diare
mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat osmolarits yang lebih rendah.
Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga kurang
menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.
Oralit baru ini adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Keamanan oralit ini
sama dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektivitasnya lebih baik daripada
oralit formula lama. Oralit baru dengan osmolaritas rendah ini juga menurunkan
kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga
RM.021.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah
direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non-kolera pada anak.

Ketentuan pemberian oralit formula baru:


i)
ii)

Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru


Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk

iii)

persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB

iv)

Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa
larutan harus dibuang.

b. Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini
meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan
dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama
kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini
semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
1) Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
RM.022.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI,
sesudah larut berikan pada anak diare.
c.

Pemberian ASI/makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau
lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan
yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan.

d. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi


Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena
sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat
dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10 20%) yang disebabkan oleh
bakteri patogen seperti V. cholera, Shigella, Enterotoksigenik E. coli, Salmonella,
Camphylobacter dan sebagainya.

RM.023.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak,
bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat
fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba,
giardia).
e. Pemberian Nasihat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang:
Cara memberikan cairan dan obat di rumah
1) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
2) Diare lebih sering
3) Muntah berulang
4) Sangat haus
5) Makan/minum sedikit
6) Timbul demam
7) Tinja berdarah
8) Tidak membaik dalam 3 hari.
Menurut WHO, terapi diare berdasarkan derajat dehidrasi dklasifikasikan menjadi rencana terapi A,
B, dan C yang diuraikan sebagai berikut:
a. Rencana terapi A
RM.024.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Anak yang menderita diare tetapi tidak mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan tambahan di
rumah guna mencegah terjadinya dehidrasi. Anak harus terus mendapatkan diet yang sesuai dengan
umur mereka, termasuk meneruskan pemberian ASI.

Anak dirawat jalan

Ajari ibu mengenai 4 aturan untuk perawatan di rumah:


1.
2.
3.
4.

beri cairan tambahan


beri tablet Zinc
lanjutkan pemberian makan
nasihati kapan harus kembali

Beri cairan tambahan, sebagai berikut:


-

Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknya lebih sering dan lebih
lama pada setiap pemberian ASI. Jika anak mendapat ASI eksklusif, beri larutan oralit atau
RM.025.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

air matang sebagai tambahan ASI dengan menggunakan sendok. Setelah diare berhenti,
-

lanjutkan kembali ASI eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur anak.
Pada anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan dibawah ini:
1. larutan oralit
2. cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
3. air matang

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, nasihati ibu untuk memberi cairan tambahan sebanyak
yang anak dapat minum:

untuk anak berumur < 2 tahun, beri 50100 ml setiap kali anak BAB

untuk anak berumur 2 tahun atau lebih, beri 100200 ml setiap kali anak BAB.

Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan menggunakan cangkir. Jika
anak muntah, tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih lambat. Ibu harus terus
memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti.

Ajari ibu untuk menyiapkan larutan oralit dan beri 6 bungkus oralit (200 ml) untuk dibawa
pulang.

Beri tablet zinc


-

Ajari ibu berapa banyak zinc yang harus diberikan kepada anaknya:

Di bawah umur 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

Umur 6 bulan ke atas : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Ajari ibu cara memberi tablet zinc:
Pada bayi: larutkan tablet zinc pada sendok dengan sedikit air matang, ASI perah
atau larutan oralit.
Pada anak-anak yang lebih besar: tablet dapat dikunyah atau dilarutkan

Ingatkan ibu untuk memberi tablet zinc kepada anaknya selama 10 hari penuh.

Lanjutkan pemberian makan

Nasihati ibu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang lihat di bawah
Tindak lanjut

Nasihati ibu untuk membawa anaknya kembali jika anaknya bertambah parah, atau tidak
bisa minum atau menyusu, atau malas minum, atau timbul demam, atau ada darah dalam tinja.
Jika anak tidak menunjukkan salah satu tanda ini namun tetap tidak menunjukkan perbaikan,
nasihati ibu untuk kunjungan ulang pada hari ke-5.

RM.026.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Nasihati juga bahwa pengobatan yang sama harus diberikan kepada anak di waktu yang

akan datang jika anak mengalami diare lagi.


b. Rencana terapi B

Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat
badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak diketahui). Namun demikian, jika anak
ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak.

Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1 2
menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan minuman
oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.

Lakukan pemeriksaan rutin jika timbul masalah


RM.027.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1

sendok setiap 2 3 menit)


Jika kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan beri minum air matang atau
ASI.

Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.

Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara menyiapkan
larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar bisa menyelesaikan
rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya

(Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum larutan oralit atau
keadaannya terlihat memburuk.)
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.

Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan di rumah
beri cairan tambahan.
beri tablet Zinc selama 10 hari
lanjutkan pemberian minum/makan
kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
kondisi anak memburuk
anak demam
terdapat darah dalam tinja anak
Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam
berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan
berikan ASI sesering mungkin
Jika timbul tanda dehidrasi berat, berikan penatalaksaan rencana terapi B.

Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena
secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak
tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
UMUR

Pemberian 70 ml/kg selama

Bayi (di bawah umur 12 bulan)

5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun)


Periksa kembali anak setiap 1-2 jam.

2,5 jam

Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.

Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi.
Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan.
RM.028.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Beri tablet Zinc


Beritahu ibu berapa banyak tablet zinc yang diberikan kepada anak:
-

Di bawah umur 6 bulan: tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari

Pemberian Makan
Melanjutkan pemberian makan yang bergizi merupakan suatu elemen yang penting dalam
tatalaksana diare.
-

ASI tetap diberikan


Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makan tetap diupayakan pada anak
berumur 6 bulan atau lebih.
Jika anak biasanya tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi (yaitu memulai lagi
pemberian ASI setelah dihentikan) atau beri susu formula yang biasa diberikan. Jika anak
berumur 6 bulan atau lebih atau sudah makan makanan padat, beri makanan yang disajikan
secara segar dimasak, ditumbuk atau digiling. Berikut adalah makanan yang
direkomendasikan:

Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-kacangan,
sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan
ke dalam setiap sajian.

Makanan Pendamping ASI lokal yang direkomendasikan dalam pedoman Manajemen


Terpadu Balita Sakit (MTBS) di daerah tersebut.

Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk penambahan
kalium. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6 kali sehari. Beri
makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama 2
minggu.

RM.029.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

c. Plan C

Anak dengan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang diikuti dengan
terapi rehidasi oral.

Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit jika anak
bisa minum
Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat (disebut pula larutan Hartman
untuk penyuntikan). Tersedia juga larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer Laktat tidak
tersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan glukosa 5% (dextrosa)
tunggal tidak efektif dan jangan digunakan.
RM.030.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai tabel berikut ini.

Tabel 18. Pemberian Cairan Intravena bagi anak dengan Dehidrasi Berat

Pertama, berikan

Selanjutnya, berikan

30 ml/kg dalam:

70 ml/kg dalam:

<12 bulan

1 jam

5 jam

>12 bulan

30 menit

2,5 jam

Umur anak

Hal ini mencakup pedoman pemberian larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui
mulut bila pemasangan infus tidak dapat dilakukan.
Kolera

Curigai kolera pada anak umur di atas 2 tahun yang menderita diare cair akut dan
menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit di daerah tempat tinggal anak.

Nilai dan tangani dehidrasi seperti penanganan diare akut lainnya. Beri pengobatan
antibiotik oral yang sensitif untuk strain Vibrio cholerae, di daerah tersebut. Pilihan lainnya
adalah: tetrasiklin, doksisiklin, kotrimoksazol, eritromisin dan kloramfenikol

Berikan zinc segera setelah anak tidak muntah lagi


Pemantauan
Nilai kembali anak setiap 15 30 menit hingga denyut nadi radial anak teraba. Jika hidrasi tidak
mengalami perbaikan, beri tetesan infus lebih cepat. Selanjutnya, nilai kembali anak dengan
memeriksa turgor, tingkat kesadaran dan kemampuan anak untuk minum, sedikitnya setiap jam,
untuk memastikan bahwa telah terjadi perbaikan hidrasi. Mata yang cekung akan
membaik lebih lambat dibanding tanda-tanda lainnya dan tidak begitu bermanfaat dalam
pemantauan.
Jika jumlah cairan intravena seluruhnya telah diberikan, nilai kembali status hidrasi anak.
RM.031.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat yang menetap (persisten) setelah pemberian rehidrasi
intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila anak terus menerus BAB cair selama
dilakukan rehidrasi.

Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan, hentikan
infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam. Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati
ibu untuk lebih sering memberikan ASI pada anaknya.

Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada rencana terapi A. Jika bisa, anjurkan
ibu untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan observasi pada anak setidaknya 6 jam
sebelum pulang dari rumah sakit, untuk memastikan bahwa ibu dapat meneruskan penanganan
hidrasi anak dengan memberi larutan oralit.
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika anak bisa minum
tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 34 jam untuk bayi, atau 12 jam pada anak yang lebih
besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak cukup disediakan melalui
cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil diatasi, beri tablet zinc.
Probiotik sebagai Terapi Diare Akut
Probiotik berasal dari bahasa Yunani pro bios yang berarti untuk kehidupan. Pada pertemuan
para ahli yang digagas oleh The Food and Agriculture Organization of the United Nations
(FAO) dan WHO didefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan
dalam jumlah adekuat dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan pejamu.
Terdapat tiga genus bakteri asam laktat yang sering dipergunakan sebagai probiotik:
Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus. Lactobacillus merupakan probiotik yang
paling banyak diteliti manfaatnya bagi manusia khususnya Lactobacillus rhamnosus strain GG
(Lactobacillus GG).Mekanisme Lactobacillus GG dalam mengurangi lama diare akut
diperkirakan karena bakteri tersebut menstabilkan mikroflora usus, mengurangi lamanya
shedding rotavirus dan mengurangi peningkatan permeabilitas usus yang disebabkan oleh
infeksi rotavirus dan secara bersamaan meningkatkan fungsi IgA sekretori.
Kombinasi Zink dan Probiotik pada Terapi Diare Akut

RM.032.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Zink dan probiotik telah terbukti keefektivannya dalam mengurangi keparahan diare akut. Satu
studi memberikan kombinasi keduanya dalam terapi diare akut dengan memberikan diet yang
mengandung kombinasi probiotik dan zink pada anak usia 6 sampai 12 bulan, dan secara
bermakna menurunkan keparahan diare akut, akan tetapi studi ini tidak membandingkan terapi
kombinasi tersebut dengan pemberian zink tunggal. Zink dan probiotik bekerja pada tempat
yang berbeda dalam mengurangi keparahan diare akut, maka merupakan hal yang rasional bila
menggabungkan keduanya sebagai terapi diare akut pada anak.
H. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi seperti:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan
d.
e.
f.
g.
h.
i.

pada elektrokardiogram)
Hipernatremia
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipokalemia
Hipoglikemia.
Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan

vili mukosa usus halus.


j. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
k. Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami
kelaparan.
I. Pencegahan
Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara mencegah penyebaran kuman patogen
penyebab diare. Kuman-kuman patogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran
ini.
Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:
a. Pemberian ASI yang benar.
b. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI.
c. Penggunaan air bersih yang cukup.
d. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan
sebelum makan.
e. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga.
f. Membuang tinja bayi yang benar.
g. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu ( host ).

RM.033.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat
mengurangi resiko diare antara lain:
a. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 th.
b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam jumlah
yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
c. Imunisasi campak.

RM.034.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

RM.035.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Lintas Diare

RM.036.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK


NO.RM : 000345769

JURNAL
Judul:

Role of zinc in pediatric diarrhea


Chaitali Bajait and Vijay Thawani

P : Penderita Diare usia dibawah 5 tahun di Negara berkembang


I : Pemberian rehidrasi oral dengan kombinasi zinc selama 10-14 hari
C: Pemberian supplement zink dibandingakan dengan placebo pada penderita diare
O: Pemberian suplementasi zink mengurangi durasi dan frekuensi diare

RM.037.

Anda mungkin juga menyukai