ANAMNESIS
Nama : B
Umur : 1 tahun 11 Bulan
Ruang
Kelas
: Tulip
: IIID
Nama
:An. B
Jenis Kelamin
: Prempuan
Tanggal lahir
: 1 November 2013
Umur
: 1 tahun
Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan Ayah
: Wiraswasta
Pendidikan Ayah
: SMA
Nama Ibu
: Ny. N
Umur
: 27 tahun
Pekerjaan Ibu
Pendidikan Ibu
: SMA
Alamat
Masuk RS Tanggal
: 24 Oktober 2015
Diagnosis Masuk
Dokter yang merawat : dr. Melna Purba, M.Sc., Sp.A Dokter Muda: Devanty Anggraini
Tanggal : 24 Oktober 2015, Allo-anamnesis dengan ibu pasien
Keluhan Utama
1HSMRS :
Pasien mulai BAB cair 5x, konsistensi air dengan kuantitas banyak (sekitar
1
1
s /d
4
2
gelas) ( 50 cc setiap BAB) dan tidak disertai keluhan demam dan kejang. Pasien juga
mengeluh muntah sebanyak 5x dengan batuk berdahak. Pasien memiliki nafsu makan dan
RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Riwayat Dahulu :.
Ikhtisar Keturunan:
69
65
64
32
37
60
28
34
37
38
Legenda :
* = Pendertita penyakit DM
Kesan:
- Pasien memiliki faktor resiko diturunkan penyakit DM
- Pasien tidak memiliki faktor resiko penularan diare dari keluarga
RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Antenatal
Saat hamil ibu usia 25 tahun, tidak pernah menderita sakit yang parah. Ibu
memeriksakan kehamilannya secara rutin >4x di bidan dan 2x di dokter untuk USG.
ketuban jernih.
Riwayat Post Natal
Bayi dalam keadaan sehat. Setelah lahir bayi langsung IMD, bayi menangis kuat,
gerakan aktif, kulit kemerahan. Bayi dan Ibu diizinkan pulang setelah 2x24 jam setelah
lahir.
KESAN : Riwayat antenatal dan persalinan dan perinatal tidak ada gangguan.
Riwayat Nutrisi :
Umur
0 bulan - 6bulan
Jenis Makanan
ASI, Susu formula
Jumlah perhari
Sekenyang bayi
6 bulan 8 bulan
Sekenyang bayi
2 kali sehari
Sekenyang bayi
2 kali sehari
2 Kali sehari
3 kali sehari
8 bulan 12 bulan
12 bulan 20 bulan
(telur/ikan/ayam), sayuran
(wortel/bayam/)
Buah (papaya/pisang), snak Kadang- kadang
Disela-sela
jam
(arem-arem, biscuit, wafer)
makan
RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KESAN : Makanan pasien menurut kualitas kurang baik karena tidak mendapatkan ASI eksklusif
sedangkan kuantitas baik.
Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan
- Setiap pasien dibawa ke posyandu, pasien mengalami penambahan berat badan dari
mulai lahir.
- Setiap ke posyandu selalu dengan gizi baik.
Perkembangan :
a.
Motorik kasar
- Tangan dan kaki bergerak aktif
- Mengangkat kepala ketika tengkurap
- Kepala tegak ketika didudukkan
- Tengkurap/telentang sendiri
- Bangkit kepala tegak
- Duduk tanpa pegangan
- Bangkit untuk berdiri
- Berjalan dengan baik
- Dapat berlari
- Berjalan naik tangga
- Menendang bola ke depan
b.
Bahasa
- Bereaksi terhadap bunyi
- Bersuara
- Teriak dan tertawa
- Menoleh keaarah suara
- Menyebut papa/mama tidak spesifik
- Menyebut papa/mama spesifik
- Menyebut 3 kata
- Bicara sebagian dimengerti
c.
Motorik halus
- Kepala menoleh kesamping
- Memegang benda
- Meraih, menggapai
- Membenturkan 2 kubus
- Mencoret coret
- Membuat menara dari 4 kubus
d.
Personal sosial
- Menatap wajah
- Tersenyum spontan
- Berusaha meraih mainan
- Menyatakan keinginan
- Minum dengan cangkir
- Membuka pakaian
: usia 1 bulan
: usia 2 bulan
: usia 3 bulan
: usia 4 bulan
: usia 5 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 13 bulan
: usia 16 bulan
: usia 17 bulan
: usia 18 bulan
: usia 1 bulan
: usia 2 bulan
: usia 4 bulan
: usia 5 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 14 bulan
: usia 18 bulan
: usia 2 bulan
: usia 4 bulan
: usia 7 bulan
: usia 9 bulan
: usia 12 bulan
: usia 18 bulan
: 1 bulan
: 2 bulan
: usia 5 bulan
: usia 9 bulan
: usia 12 bulan
: usia 15 bulan
RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Sosial
Pasien tinggal dirumah bersama ayah, ibu dan kakaknya..
Ekonomi
Sumber pendapatan keluarga didapat dari ayah yang bekerja sebagai buruh. Penghasilan
yang didapat dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Lingkungan
Pasien sekarang tinggal di rumah bersama ibu dan ayah, 1 kakak kandung perempuan.
Rumahnya terletak di pinggir jalan kecil. Lingkungan rumah dan sekitarnya cukup
terjaga kebersihannya. Sumber air dirumah pasien adalah sumur dan jarak septiktank 5
meter. Dirumah pasien memiliki toilet dengan wc yang berjumlah 2 buah. Jarak antar
rumah sekitar 5 meter dan ada beberapa tetangga yang memelihara hewan ternak seperti
ayam dan kambing dengan jarak kandang 5-10 meter dari rumah.
KESAN : Sosial dan ekonomi mencukupi. Keadaan lingkungan disekitar pasien menjadi faktor
risiko penularan diare.
RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Anamnesis Sistem
Sistem Saraf Pusat
kesadaran (-)
Sistem Kardiovaskular
sendi (-)
Sistem Integumentum
RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
: lemah, rewel
: compos mentis
: Tampak cukup
Vital Sign
o Heart rate
o Suhu badan
o Pernafasan
: 116 x/menit
: 37,2 0C (pengukuran axilla)
: 36x/menit
Status gizi
o
o
o
o
o
o
o
Berat badan
panjang badan
LK
LK
BB/U, Z score
PB/U, Z score
BB/PB, Z score
: 10 kg
: 85 cm
: 46 cm (45 cm 50 cm )
: -2 SD s.d +2 SD (normal)
: -2 SD s.d 0 SD (gizi baik)
: 0 SD s.d 1 SD (normal)
: -2 SD s.d -1 SD (normal)
Kulit
Kelenjar limfa
Otot
Tulang
: deformitas (-)
Sendi
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Pemeriksaan Thorax
Bentuk dada
: datar, simetris
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Paru-paru
RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Kanan
Tampak simetris, retraksi subcostalis(-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)
Kiri
Tampak simetris, retraksi subcostalis (-),
retraksi supraclavicularis (-), retraksi
intercostalis (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi
Perkusi
Auskult
asi
Inspeksi
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
: thympani di 4 kuadran
Palpasi
: nyeri
tekan
abdomen
(-),
turgor
kulit
kembali
dengan
cepat,
hepatosplenomegali (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior
: Akral hangat (+), CRT < 2 detik, petekie (), deformitas (-), edema (-)
Inferior
: normocephal (+)
Ubun-ubun
Mata
: mata cekung (+/+), air mata (-/-), palpebra edema (-/-) sklera ikterik (-/-),
konjuntiva anemis (-/-), pupil isokor
Telinga
: simetris, discharge (-), nyeri tekan (-), luka gatal (-) di belakang telinga
Hidung
Mulut
: mukosa bibir kering (-), bibir pucat (-) lidah kotor (-),
Faring
Leher
: sikatrik (-)
RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Anak berumur 2 tahun dengan BB 10 kg datang dengan keluhan muntah, BAB cair..
Pasien BAB sebanyak 5x, konsistensi air, lendir (-) ampas (-) mual (+), kualitas banyak
sekitar s/d gelas (50cc) dan muntah sebanyak 5x, nafsu makan menurun. Keluhan
tidak diawali demam, kejang, dan perut kembung. Frekuensi BAK normal kuantitas
sedikit. 10 jam SMRS Pasien BAB cair sebanyak 17x dengan lendir (-), darah (-), bau (-),
kuantitas sebanyak ( 100 cc), intake makanan menurun. Sampai dirumah sakit Pasien
tampak lemah dan rewel. Pasien masih muntah dengan konsistensi air kualitas sedikit, dan
BAB cair. BAK terakhir 1 jam yang lalu. Nafsu makan pasien menurun dan minum sangat
banyak. Pasien pernah dirawat inap karena keluahan kejang demam saat usia 7 bulan.
RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DIAGNOSIS &
RENCANA TERAPI
DIAGNOSIS BANDING
Nama : K
Umur : 2 tahun
Ruang
Kelas
: Tulip
: IIID
Diare cair akut dengan dehidrasi tak berat ec. Infeksi virus rotavirus
dd infeksi bakteri
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium darah rutin otomatik :
Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Hasil
9,9
10,9
Satuan
g/dL
103/L
Nilai Normal
10.5 12.9
5.0 14.5
Hematokrit
32
35 43
Eritrosit
4,5
106/L
3.60 5.20
Trombosit
336
103/L
150 400
MCV
72
fL
73 106
MCH
22
Pg
21 33
MCHC
31
g/dL
28 32
Netrofil
56,40
50 70
Limfosit
36,10
25 40
Monosit
6,50
28
Eusinofil
0,80
2.00 4.00
Basofil
0,20
0-1
Diff Count
DIAGNOSIS KERJA
Diare cair akut dengan dehidarsi tak berat
RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RENCANA TATALAKSANA
Penatalaksanaan diare cair akut tanpa dehidrasi:
Pada pasien ini ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, dan tampak rewel.
Rencana terapi plan B untuk terapi diare dengan dehidrasi
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolalitas rendah
Pada 3 jam pertama, tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama.
Berikan oralit dengan dosis = 75 ml x kg BB anak
BB anak = 10 kg 75 ml x 10 = 750 ml oralit dalam 3 jam
Jika BB anak tidak diketahui maka berikan oralit disesuaikan dengan tabel berat badan dan
umur, berikut :
Pada anak ini
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit maka berikanlah sesuai dengan kehilangan
cairan yang sedang berlangsung.
Pada anak berusia > 2 tahun, maka berikan oralit 100 200 ml setiap kali BAB.
-
Setelah 3 jam :
Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasi
Pilih rencana terapi yang sesuai pengobatan
RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
3 jam pengobatan
Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan 6 bungkus (200 ml)
lagi yang sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A
berikutnya dengan oralit, dan berikan anak makanan, susu atau jus.
Jika anak timbul dehidrasi berat, berikan penatalaksanaan terapi B.
Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan cairan infus dengan cara : berikan
cairan intravena secepatnya. berikan cairan 70 ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer
mau minum
Periksa kembali anak setelah 3 jam. Klasifikasikan dehidrasi, kemudian pilih rencana terapi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
c. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6x sehari. Beri
makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya
selama 2 minggu.
d. Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makanan tetap diupayakan
5. Antibiotik selektf
6. Pemberian probiotik
RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FOLLOW UP
RM.014.
Px
(24/10/2015)
j. (25/10/2015)
22.40
S/
j. (26/10/2015)
06.30
j. (27/10/2015) j.06.45
07.00
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS4x
MUHAMMADIYAH
Muntah(+)
BABYOGYAKARTA
cair sudah Muntah (-)
ada ampas (+) 1x, BAB cair terakhir
BAB
cair
ILMU
KESEHATAN
ANAK
Muntah (-)
10x(+)
lendir
kali
semalam
NO.RM : 000345769
(-), darah (-), Mual (-)
sudah
ada
bau (-)
ampasnya (+) 1x,
Batuk pilek (+)
Mual (+)
BAK (+)
BAK 3x
Nafsu
makan Demam
makan
(-), Nafsu
menurun
membaik
kejang
(-),
Demam
(-)
Infus
lepas
kembung (+)
kejang
(-)
kemarin siang
kembung (-)
BAK terakhir
1,5 jam yll
KU
:
tampak KU : tampak baik, KU : tampak baik
cm
(kooperatif)
O/ lemah, rewel, cm
HR : 116 x/mnt
HR : 80 x/mnt
HR : 93 x/mnt
Nadi reguler, isi Nadi reguler, isi Nadi reguler, isi
cukup
cukup
cukup
RR : 36 x/mnt
RR : 24 x/mnt
RR : 22 x/mnt
t : 37,20 C
t : 36,90 C
t : 36.70 C
Thorax
Simetris (+)
Vesikuler (-)
Retraksi (-)
Wheezing (+)
Abdomen
Supel, BU (+)
meningkat,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas
- CA -/-, SI -/-,
mata cekung (+/+),
edema palpebra -/Hidung
Napas cuping
hidung (-)
Tidak ada
deformitas
Mulut
Mukosa bibir
kering (-)
Dx klinis :
A/ - Diare cair akut
dengan dehidrasi
Thorax
Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen
Supel, BU (+)
meningkat,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas
Thorax
Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen
Supel, BU (+)
normal,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas
akral hangat +/+,
udem -/Turgor kulit :
kembali dengan
cepat
Dx klinis :
Diare cair akut
dengan dehidrasi
Dx klinis :
Diare cair akut
dengan dehidrasi
KU : tampak baik
(kooperatif)
HR : 98 x/mnt
Nadi reguler, isi cukup
RR : 24x/mnt
T : 36.40 C
Thorax
Simetris (+)
Vesikuler (+)
Retraksi (-)
Wheezing (-)
Abdomen
Supel, BU (+) normal,
Hepatomegali (-),
Splenomegali (-)
Ekstremitas
akral hangat +/+,
udem -/Turgor kulit : kembali
dengan cepat
CRT <2 detik
Kepala :
- CA -/-, SI -/-, mata
cekung (-/-), edema
palpebra -/Hidung
Napas cuping hidung
(-)
Tidak ada deformitas
Mulut
Mukosa bibir kering
(-)
Dx klinis :
Diare
cair
akut
dengan dehidrasi tak
RM.015.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Rotavirus,
Astrovirus
3. Parasit
Balantidium
Adenovirus,
Norwalk
virus,
Coronavirus,
Trichuris
Strongyloides stercoralis
4. Non infeksi :
malabsorpsi
trichiura,
(defisiensi
Cryptosporidium
disakaridase,
parvum,
malabsorpsi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(neuroblastoma,
phaeochromocytoma,
sindroma
zollinger
colitis
RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Akibat rangsangan mediator abnormal
misalnya enterotoksin, menyebabkan villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan
sekresi klorida disel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan akan merangsang usus mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare
pula.
Patogenesis diare akut adalah: (a) Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus
halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. (b) Jasad renik tersebut
berkembang biak (multiplikasi) didalam usus halus. (c) Oleh jasad renik dikeluarkan
toksin (toksin Diaregenik). (d) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronis: lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah
infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
D. Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan
karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah
dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut
meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah
banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat badan
menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang
dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat.
RM.018.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada keracunan makanan
karena toksin yang dihasilkan.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama
dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan
lainnya : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong atau tidak, ada atau tidak
adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus
yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu
karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obyektif
yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif dengan
menggunakan criteria WHO, Skor Maurice King, dan lain-lain
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan,
Hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak
diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi
berat. Pemeriksaan tinja baik makroskopik maupun mikroskopik dapat dilakukan untuk
menentukan diagnosa yang pasti. Secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna
tinja, ada tidaknya darah, lender, pus, lemak, dan lain-lain. Pemeriksaan mikroskopik
melihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, telur cacing, parasit, bakteri, dan lain-lain. Namun
RM.020.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda intoleransi
laktosa dan kecurigaan amubiasis. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis
dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
G. Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi
diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare
dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5.
a. Oralit
Berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit
formula lama dikembangkan dari kejadian luar biasa diare di Asia Selatan yang terutama
disebabkan karena disentri, yang menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit
tubuh, terutama natrium. Sedangkan diare yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini
dengan tingkat sanitasi yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi
yang lebih baik adalah disebabkan oleh karena virus. Diare karena virus tersebut tidak
menyebabkan kekurangan elektrolit seberat pada disentri. Karena itu, para ahli diare
mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat osmolarits yang lebih rendah.
Osmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga kurang
menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.
Oralit baru ini adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah. Keamanan oralit ini
sama dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektivitasnya lebih baik daripada
oralit formula lama. Oralit baru dengan osmolaritas rendah ini juga menurunkan
kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga
RM.021.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah
direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF untuk diare akut non-kolera pada anak.
iii)
persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB
iv)
Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa
larutan harus dibuang.
b. Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini
meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan
dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama
kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini
semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
1) Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
RM.022.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara
pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI,
sesudah larut berikan pada anak diare.
c.
Pemberian ASI/makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang
minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau
lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan
yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan.
RM.023.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare
karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah
berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak,
bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat
fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba,
giardia).
e. Pemberian Nasihat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang:
Cara memberikan cairan dan obat di rumah
1) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
2) Diare lebih sering
3) Muntah berulang
4) Sangat haus
5) Makan/minum sedikit
6) Timbul demam
7) Tinja berdarah
8) Tidak membaik dalam 3 hari.
Menurut WHO, terapi diare berdasarkan derajat dehidrasi dklasifikasikan menjadi rencana terapi A,
B, dan C yang diuraikan sebagai berikut:
a. Rencana terapi A
RM.024.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Anak yang menderita diare tetapi tidak mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan tambahan di
rumah guna mencegah terjadinya dehidrasi. Anak harus terus mendapatkan diet yang sesuai dengan
umur mereka, termasuk meneruskan pemberian ASI.
Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknya lebih sering dan lebih
lama pada setiap pemberian ASI. Jika anak mendapat ASI eksklusif, beri larutan oralit atau
RM.025.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
air matang sebagai tambahan ASI dengan menggunakan sendok. Setelah diare berhenti,
-
lanjutkan kembali ASI eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur anak.
Pada anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan dibawah ini:
1. larutan oralit
2. cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)
3. air matang
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, nasihati ibu untuk memberi cairan tambahan sebanyak
yang anak dapat minum:
untuk anak berumur < 2 tahun, beri 50100 ml setiap kali anak BAB
untuk anak berumur 2 tahun atau lebih, beri 100200 ml setiap kali anak BAB.
Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan menggunakan cangkir. Jika
anak muntah, tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih lambat. Ibu harus terus
memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti.
Ajari ibu untuk menyiapkan larutan oralit dan beri 6 bungkus oralit (200 ml) untuk dibawa
pulang.
Ajari ibu berapa banyak zinc yang harus diberikan kepada anaknya:
Di bawah umur 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
Umur 6 bulan ke atas : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Ajari ibu cara memberi tablet zinc:
Pada bayi: larutkan tablet zinc pada sendok dengan sedikit air matang, ASI perah
atau larutan oralit.
Pada anak-anak yang lebih besar: tablet dapat dikunyah atau dilarutkan
Ingatkan ibu untuk memberi tablet zinc kepada anaknya selama 10 hari penuh.
Nasihati ibu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang lihat di bawah
Tindak lanjut
Nasihati ibu untuk membawa anaknya kembali jika anaknya bertambah parah, atau tidak
bisa minum atau menyusu, atau malas minum, atau timbul demam, atau ada darah dalam tinja.
Jika anak tidak menunjukkan salah satu tanda ini namun tetap tidak menunjukkan perbaikan,
nasihati ibu untuk kunjungan ulang pada hari ke-5.
RM.026.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Nasihati juga bahwa pengobatan yang sama harus diberikan kepada anak di waktu yang
Pada 3 jam pertama, beri anak larutan oralit dengan perkiraan jumlah sesuai dengan berat
badan anak (atau umur anak jika berat badan anak tidak diketahui). Namun demikian, jika anak
ingin minum lebih banyak, beri minum lebih banyak.
Tunjukkan pada ibu cara memberi larutan oralit pada anak, satu sendok teh setiap 1 2
menit jika anak berumur di bawah 2 tahun; dan pada anak yang lebih besar, berikan minuman
oralit lebih sering dengan menggunakan cangkir.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Jika anak muntah, tunggu selama 10 menit; lalu beri larutan oralit lebih lambat (misalnya 1
Nasihati ibu untuk terus menyusui anak kapan pun anaknya mau.
Jika ibu tidak dapat tinggal di klinik hingga 3 jam, tunjukkan pada ibu cara menyiapkan
larutan oralit dan beri beberapa bungkus oralit secukupnya kepada ibu agar bisa menyelesaikan
rehidrasi di rumah ditambah untuk rehidrasi dua hari berikutnya.
Nilai kembali anak setelah 3 jam untuk memeriksa tanda dehidrasi yang terlihat sebelumnya
(Catatan: periksa kembali anak sebelum 3 jam bila anak tidak bisa minum larutan oralit atau
keadaannya terlihat memburuk.)
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
Jika tidak terjadi dehidrasi, ajari ibu mengenai empat aturan untuk perawatan di rumah
beri cairan tambahan.
beri tablet Zinc selama 10 hari
lanjutkan pemberian minum/makan
kunjungan ulang jika terdapat tanda berikut ini:
anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu
kondisi anak memburuk
anak demam
terdapat darah dalam tinja anak
Jika anak masih mengalami dehidrasi sedang/ringan, ulangi pengobatan untuk 3 jam
berikutnya dengan larutan oralit, seperti di atas dan mulai beri anak makanan, susu atau jus dan
berikan ASI sesering mungkin
Jika timbul tanda dehidrasi berat, berikan penatalaksaan rencana terapi B.
Meskipun belum terjadi dehidrasi berat tetapi bila anak sama sekali tidak bisa minum oralit
misalnya karena anak muntah profus, dapat diberikan infus dengan cara: beri cairan intravena
secepatnya. Berikan 70 ml/kg BB cairan Ringer Laktat atau Ringer asetat (atau jika tak
tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
UMUR
5 jam
2,5 jam
Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum.
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi.
Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan.
RM.028.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Di bawah umur 6 bulan: tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
Pemberian Makan
Melanjutkan pemberian makan yang bergizi merupakan suatu elemen yang penting dalam
tatalaksana diare.
-
Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-kacangan,
sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan
ke dalam setiap sajian.
Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk penambahan
kalium. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6 kali sehari. Beri
makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama 2
minggu.
RM.029.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
c. Plan C
Anak dengan dehidrasi berat harus diberi rehidrasi intravena secara cepat yang diikuti dengan
terapi rehidasi oral.
Mulai berikan cairan intravena segera. Pada saat infus disiapkan, beri larutan oralit jika anak
bisa minum
Catatan: larutan intravena terbaik adalah larutan Ringer Laktat (disebut pula larutan Hartman
untuk penyuntikan). Tersedia juga larutan Ringer Asetat. Jika larutan Ringer Laktat tidak
tersedia, larutan garam normal (NaCl 0.9%) dapat digunakan. Larutan glukosa 5% (dextrosa)
tunggal tidak efektif dan jangan digunakan.
RM.030.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Beri 100 ml/kg larutan yang dipilih dan dibagi sesuai tabel berikut ini.
Tabel 18. Pemberian Cairan Intravena bagi anak dengan Dehidrasi Berat
Pertama, berikan
Selanjutnya, berikan
30 ml/kg dalam:
70 ml/kg dalam:
<12 bulan
1 jam
5 jam
>12 bulan
30 menit
2,5 jam
Umur anak
Hal ini mencakup pedoman pemberian larutan oralit menggunakan pipa nasogastrik atau melalui
mulut bila pemasangan infus tidak dapat dilakukan.
Kolera
Curigai kolera pada anak umur di atas 2 tahun yang menderita diare cair akut dan
menunjukkan tanda dehidrasi berat, jika kolera berjangkit di daerah tempat tinggal anak.
Nilai dan tangani dehidrasi seperti penanganan diare akut lainnya. Beri pengobatan
antibiotik oral yang sensitif untuk strain Vibrio cholerae, di daerah tersebut. Pilihan lainnya
adalah: tetrasiklin, doksisiklin, kotrimoksazol, eritromisin dan kloramfenikol
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Jika tanda dehidrasi masih ada, ulangi pemberian cairan intravena seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Dehidrasi berat yang menetap (persisten) setelah pemberian rehidrasi
intravena jarang terjadi; hal ini biasanya terjadi hanya bila anak terus menerus BAB cair selama
dilakukan rehidrasi.
Jika kondisi anak membaik walaupun masih menunjukkan tanda dehidrasi ringan, hentikan
infus dan berikan cairan oralit selama 3-4 jam. Jika anak bisa menyusu dengan baik, semangati
ibu untuk lebih sering memberikan ASI pada anaknya.
Jika tidak terdapat tanda dehidrasi, ikuti pedoman pada rencana terapi A. Jika bisa, anjurkan
ibu untuk menyusui anaknya lebih sering. Lakukan observasi pada anak setidaknya 6 jam
sebelum pulang dari rumah sakit, untuk memastikan bahwa ibu dapat meneruskan penanganan
hidrasi anak dengan memberi larutan oralit.
Semua anak harus mulai minum larutan oralit (sekitar 5ml/kgBB/jam) ketika anak bisa minum
tanpa kesulitan (biasanya dalam waktu 34 jam untuk bayi, atau 12 jam pada anak yang lebih
besar). Hal ini memberikan basa dan kalium, yang mungkin tidak cukup disediakan melalui
cairan infus. Ketika dehidrasi berat berhasil diatasi, beri tablet zinc.
Probiotik sebagai Terapi Diare Akut
Probiotik berasal dari bahasa Yunani pro bios yang berarti untuk kehidupan. Pada pertemuan
para ahli yang digagas oleh The Food and Agriculture Organization of the United Nations
(FAO) dan WHO didefinisikan probiotik sebagai mikroorganisme hidup yang bila diberikan
dalam jumlah adekuat dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan pejamu.
Terdapat tiga genus bakteri asam laktat yang sering dipergunakan sebagai probiotik:
Lactobacillus, Bifidobacterium dan Streptococcus. Lactobacillus merupakan probiotik yang
paling banyak diteliti manfaatnya bagi manusia khususnya Lactobacillus rhamnosus strain GG
(Lactobacillus GG).Mekanisme Lactobacillus GG dalam mengurangi lama diare akut
diperkirakan karena bakteri tersebut menstabilkan mikroflora usus, mengurangi lamanya
shedding rotavirus dan mengurangi peningkatan permeabilitas usus yang disebabkan oleh
infeksi rotavirus dan secara bersamaan meningkatkan fungsi IgA sekretori.
Kombinasi Zink dan Probiotik pada Terapi Diare Akut
RM.032.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Zink dan probiotik telah terbukti keefektivannya dalam mengurangi keparahan diare akut. Satu
studi memberikan kombinasi keduanya dalam terapi diare akut dengan memberikan diet yang
mengandung kombinasi probiotik dan zink pada anak usia 6 sampai 12 bulan, dan secara
bermakna menurunkan keparahan diare akut, akan tetapi studi ini tidak membandingkan terapi
kombinasi tersebut dengan pemberian zink tunggal. Zink dan probiotik bekerja pada tempat
yang berbeda dalam mengurangi keparahan diare akut, maka merupakan hal yang rasional bila
menggabungkan keduanya sebagai terapi diare akut pada anak.
H. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi seperti:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
pada elektrokardiogram)
Hipernatremia
Hiponatremia
Hiperkalemia
Hipokalemia
Hipoglikemia.
Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan
RM.033.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat
mengurangi resiko diare antara lain:
a. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 th.
b. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam jumlah
yang cukup untuk memperbaiki status gizi anak.
c. Imunisasi campak.
RM.034.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RM.035.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Lintas Diare
RM.036.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JURNAL
Judul:
RM.037.