Anda di halaman 1dari 14

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG

JL. R SOEPARAPTO NO. 22


BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG
NOMOR : 010/02/SK-RSAB/IV/2012
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG
Menimbang :
a. Bahwa seluruh staf bertanggung jawab melindungi dan mengedepankan hak
pasien dan keluarga.
b. Bahwa Rumah Sakit AMALIA BONTANG menghormati hak pasien dan dalam
beberapa situasi hak istimewa keluarga pasien.
c. Bahwa hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di
rumah sakit, stafnya, serta pasien dan keluarganya.
Mengingat:
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun1996 Tentang Wajib Simpan Rahasia
Pasien.
5. Pemenkes RI No. 159 b/1988 Tentang Rumah Sakit.
6. Permenkes RI No. 749A/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Rekam Medis.
7. Permenkes RI No. 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Persetujuan / penolakan
Tindakan Medis.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
9. Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504 Tentang
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
10. Fatwa pengurus IDI Nomor : 139/PB/A.4/88/Tertanggal 22 Februari 1988
Tentang Informed Consent.
11. Buku Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Tahun 2005
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU
KEDUA

KEPUTUSAN DIREKTUR RS AMALIA BONTANG TENTANG KEBIJAKAN HAK


PASIEN DAN KELUARGA
Memberlakukan Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga di RS AMALIA
BONTANG seperti tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini;
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
KETIGA
KEEMPAT

Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini


dibebankan pada Anggaran RS AMALIA BONTANG;
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Bontang
: 02 April 2012

dr. Yuniarti Arbain


Direktur RS Amalia Bontang

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
Lampiran
Nomor
Tentang

: Keputusan Direktur RS Amalia Bontang


: 010/02/SK-RSAB/IV/2012
: Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG BONTANG

A. PENGERTIAN
Hak Pasien:
Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang untuk mendapatkan atau
memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban:
Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum.
Pasien:
Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit.
Dokter:
Tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit mencakup
dokter dan dokter gigi.
Rumah Sakit:
Rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kesehatan yang akan diberikan pada
pasien.
2. Meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam rencana tatalaksana.
3. Agar pasien dan keluarganya mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
4. Memperoleh izin dari pasien dan keluarga dalam proses perawatan dan
pengobatan.
C. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
I. Kebijakan Tentang Hak Pasien dan Keluarga
Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang
diatur didalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit, yaitu :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional (SPO).
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik didalam maupun
diluar Rumah Sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
10.Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tatacara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
11.Memberikan persetujuan / penolakan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
12.Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13.Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14.Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
15.Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
16.Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17.Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata maupun pidana.
18.Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektron
Pasal 52 Undang-Undang No. 29 Tahun 2004: Pasien dalam menerima pelayanan
pada praktik kedokteran, mempunyai hak:
a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);
b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. menolak tindakan medis
e. mendapatkan isi rekam medis.
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009: Setiap pasien mempunyai
kewajiban/tanggung jawab :
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
a. Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan
yang diterimanya.
b. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan
Menteri.

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
Pasal 53 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004: Pasien dalam
menerima
pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :
a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
II. Kebijakan Pelayanan sesuai Kebutuhan Privasi Pasien
Privacy pasien adalah merupakan hak pasien yang perlu dilindungi
dan dijaga selama dalam rumah sakit.
Dalam pasal 51 huruf c Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 adanya
kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meningggal dunia. Berkaitan
dengan pengungkapan rahasia kedokteran tersebut diatur dalam pasal 10
ayat (2) Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis
sebagai berikut:
Informasi tentang identitas pasien, diagnosis, riwayat pemeriksaan dan
riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan kesehatan
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas permintaan pengadilan
c. Permintaan dan/atau persetujuan / penolakan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundangundangan; dan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien
Pengertian Hak atas Privasi terbagi atas beberapa faktor, diantaranya:
a. Faktor Privasi
Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu penelitian
pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga orang sedangkan wanita
tidak mempermasalahkan isi dalam ruangan itu. Menurut Maeshall,
perbedaan dalam latar belakang pribadi akan behubungan dengan
kebutuhan privasi.
b. Faktor Situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan
seberapa besar lingkungan mengizinkan orang-orang didalamnya
untuk mandiri.
c. Faktor Budaya
Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam
banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi berbeda dalam cara
bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa
tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil
dengan dinding dari bambu. Terdiri dari anak, ayah dan ibu.
III. Kebijakan Rumah Sakit Tentang Upaya Perlindungan Harta Milik
Pasien
Pengertian Perlindungan Harta Milik Pasien adalah proses menjaga
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
atau perbuatan untuk melindungi harta benda, berlaku untuk pasien yang
dirawat inap dimana dalam hal ini pasien mengenakan perhiasan atau
barang berharga lainnya dan sedang dalam kondisi akan dilakukan
tindakan pelayanan medis.

IV. Kebijakan Perlindungan terhadap Kekerasan Fisik


Kelompok beresiko yang terutama menjadi tanggung jawab adalah
pasien bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang kurang atau yang tidak
mampu melindungi dirinya sendiri.
Langkah-langkah untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik, terdiri
dari:
1. Rumah Sakit mengidentifikasi kelompok beresiko
2. Rumah Sakit memeriksa individu yang tidak memiliki identitas
3. Rumah Sakit memonitor lokasi terpencil atau terisolasi
Pelaksanaan perlindungan pasien dari kekerasan fisik diatur dengan
standar prosedur operasional yang telah ditetapkan
V. Kebijakan Komunikasi Efektif untuk Mendorong Keterlibatan
Pasien dan Keluarganya dalam Proses Pelayanan
Rumah sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima, yang kegunaannya
untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan
pasien. Bentuk komunikasi yang rawan kesalahan diantaranya adalah
instruksi untuk penatalaksanaan pasien yang diberikan secara lisan atau
melalui telepon. Bentuk lainnya berupa pelaporan hasil tes abnormal,
misalnya petugas laboratorium menelepon ke ruang perawatan untuk
melaporkan hasil tes pasien. Rumah sakit perlu menyusun kebijakan dan
atau prosedur untuk mengatur pemberian perintah / pesan secara lisan
dan lewat telepon.
Kebijakan dan atau prosedur itu harus memuat:
1. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dicatat si
penerima.
2. Perintah lengkap, lisan dan lewat telepon, atau hasil tes dibaca-ulang
si penerima.
3. Perintah dan hasil tes dikonfirmasikan oleh individu si pemberi perintah
atau hasil tes.
4. Pelaksanaan yang konsisten dari verifikasi tepat-tidaknya komunikasi
lisan dan lewat telepon.
5. Alternatif yang diperbolehkan bila proses membaca-ulang tidak selalu
dimungkinkan, misalnya di ruang operasi dan dalam situasi darurat
dibagian gawat darurat atau unit perawatan intensif.
Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif:

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan.
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang
ada.
c. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan
klien.
Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif yaitu:
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tidak efektif.
b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
c. Tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan.
d. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta
memberikan pendidikan kesehatan.
Adapun aspek yang harus dibangun dalam komunikasi efektif adalah:
Kejelasan
Dalam komunikasi harus menggunakan bahasa secara jelas, sehingga
mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar
dan kebenaran informasi yang disampaikan.
Konteks
Maksudnya bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai
dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat
tanggap.
Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga
berkaitan dengan tata-krama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi
harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi,
baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
VI.

Kebijakan Memperoleh Second Opinion Didalam atau


Diluar RS
1. Second Opinion merupakan hak dasar pasien yang diatur dalam
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Rumah sakit wajib memberi peluang dan memfasilitasi baik secara
administrasi maupun kelengkapan dokumen yang dibutuhkan pasien
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com

3.
4.
5.

6.

dalam mendapatkan hak second opinion


Rumah Sakit menyediakan kelengkapan administrasi untuk keperluan
permintaan second opinion dari pasien atau keluarga yang sah
menurut hukum.
Dokter yang merawat atau dokter mewakili rumah sakit membuat
rekomendasi tertulis yang menyetujui pasien atau keluarga yang
mewakili untuk mendapatkan hak second opinion.
Dokter yang ditunjuk oleh pasien atau rumah sakit membuat surat
persetujuan / penolakan untuk menjawab hak pasien untuk
mendapatkan tugas profesional sesuai dengan etika dan hukum yang
berlaku.
Hasil second opinion dibuatkan dalam bentuk rekomendasi yang
disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis pada pasien atau keluarga
yang sah menurut hukum.

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
VII.

Kebijakan Persetujuan / Penolakan Tindakan Kedokteran


Ketentuan Umum
1. Persetujuan / penolakan tindakan kedokteran adalah persetujuan /
penolakan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
2. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung,
anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung.
Persetujuan / Penolakan dan Penjelasan
Persetujuan / penolakan:
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien
harus mendapat persetujuan / penolakan.
2. Persetujuan / penolakan dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan.
3. Persetujuan / penolakan diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran
dilakukan.
4. Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus
memperoleh persetujuan / penolakan tertulis yang ditandatangani
oleh yang berhak memberikan persetujuan / penolakan.
5. Tindakan kedokteran yang tidak termasuk dalam ketentuan dapat
diberikan secara lisan.
6. Persetujuan / penolakan tertulis dibuat dalam bentuk pernyataan
yang tertuang dalam formulir khusus yang dibuat.
7. Persetujuan / penolakan dapat diberikan dalam bentuk ucapan
setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang dapat
diartikan sebagai ucapan setuju.
8. Dalam hal persetujuan / penolakan lisan yang diberikan
sebagaimana dimaksud pada point 5 dianggap meragukan, maka
dapat dimintakan persetujuan / penolakan tertulis.
9. Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien
dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan /
penolakan tindakan kedokteran.
10.Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran diputuskan oleh
Dokter dan dicatat dalam rekam medik.
11.Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran, Dokter atau Dokter
Gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada
pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat.
12.Pemberian persetujuan / penolakan tindakan kedokteran tidak
menghapuskan tanggung jawab gugat hukum dalam hal terbukti
adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang
mengakibatkan kerugian pada pasien.
Penjelasan:
1. Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung
kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun
tidak diminta.
2. Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar,
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

10

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
penjelasan diberikan kepada keluarga atau pengantar.
3. Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud
pada point 1 sekurang-kurangnya mencakup :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraan pembiayaan
VIII.
Kebijakan Tentang Identifikasi Nilai-Nilai Kepercayaan Pasien
Dalam Pelayanan
Pengertian: Suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku
seseorang dan menerima dengan senang atas pelayanan yang telah
diberikan.
Tujuan: Memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
IX. Kebijakan Pemberian Informasi Termasuk Rencana Pengobatan
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan,
aturan, standar, norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat
diketahui, dipahami, diyakini dan diimplementasikan oleh komunikan.
Tujuannya :
1. Sebagai pedoman dalam melakukan informasi kesehatan.
2. Memahami bagaimana cara proses melakukan informasi agar dapat
berjalan dengan lancar sesuai prosedur yang ada.
3. Agar pasien dan keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan
dan proses perawatan, sehingga dapat membantu proses
penyembuhan lebih cepat
4. Pasien dan keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami
pentingnya mengikuti rejimen pengobatan yang telah ditetapkan,
sehingga dapat meningkatkan motivasi untruk berperan aktif dalam
menjalani terapi obat.
X. Kebijakan Penetapan DPJP
1. Setiap pasien di Rumah Sakit Umum Amalia Bontang berhak mendapat
pelayanan dari seorang DPJP.
2. Setiap pasien di Rumah Sakit Umum Amalia Bontang yang dilayani
oleh 1 (satu) orang dokter maka dokter tersebut adalah DPJP.
3. Setiap pasien di Rumah Sakit Umum Amalia Bontang yang dilayani
lebih dari seorang dokter dengan spesialisasi berbeda maka DPJP nya
lebih dari satu orang, dan dokter yang menangani kasus utama
menjadi DPJP utama.
4. Daftar nama DPJP di Rumah Sakit Umum Amalia Bontang sebagaimana
lampiran surat keputusan ini.
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

11

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
5. Tugas DPJP dan pola operasional diuraikan dalam buku pedoman yang
terlampir, antara lain :
a. Melaksanakan Asuhan Medis,
b. Memberi informasi kepada pasien tentang hak dan kewajibannya,
c. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan pasien.

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

12

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
XI. Kebijakan Penjelasan dan Persetujuan / penolakan Umum (General
Consent)
Persetujuan / penolakan Umum Pelayanan Kesehatan (General Consent)
adalah persetujuan / penolakan yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai
pelayanan kesehatan yang akan dilakukan terhadap pasien terkait dengan
proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan.
XII.

Kebijakan Informed Consent


Menurut PerMenKes No. 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU No. 29 th 2004
Pasal 45 serta Manual Persetujuan / penolakan Tindakan Kedokteran KKI
tahun 2008, maka :
Informed Consent adalah persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran
yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Menurut
Lampiran
SKB
IDI
No.319/P/BA./88
dan
Permenkes
No.585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan / penolakan Tindakan
Medis Pasal 4 ayat 2 menyebutkan :
Dalam memberikan informasi kepada pasien/keluarganya, kehadiran
seorang perawat /paramedik lainnya sebagai saksi adalah penting.
Persetujuan / penolakan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
terdekatnya tersebut, tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika dokter
melakukan kelalaian.Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan /
penolakan pasien atau keluarga terdekatnya, dapat digolongkan sebagai
tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351.
Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan
kedokteran dilaksanakan adalah:
1. Diagnosa yang telah ditegakkan
2. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan
3. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut
4. Resiko-resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan
kedokteran tersebut
5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah
alternatif cara pengobatan yang lain
6. Biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Resiko-resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan


persetujuan / penolakan tindakan kedokteran:
a. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut
b. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum
dimintakan persetujuan / penolakan tindakan kedokteran adalah:
1. Dalam keadaan gawat darurat (emergensi), dimana dokter harus
segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa
RS. AMALIA | KEBIJAKAN

13

RUMAH SAKIT AMALIA BONTANG


JL. R SOEPARAPTO NO. 22
BONTANG BARU, KEC. BONTANG UTAR
BONTANG KALTIM 75313
TELP. : 0548-25050 FAX : 0548-23275
EMAIL :rsamalia22@gmail.com
2. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa
menghadapi situasi dirinya.
Tujuan Informed Consent:
a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter
yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya
b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu
kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan
tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko
(Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3).

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Bontang
: 02 April 2012

dr. Yuniarti Arbain


Direktur RS Amalia Bontang

RS. AMALIA | KEBIJAKAN

14

Anda mungkin juga menyukai