BMP Ekma4370
BMP Ekma4370
pesa1ng.
Menghadapi situasi seperti itu, dunia usaha dituntut untuk selalu
meningkatkan dan memperbaharui keunggulannya sebelum didahului oleh
pesaing. Oleh karena itu, dunia usaha harus pandai-pandai memandang masa
depan mereka, kemudian menyesuaikan bisnisnya dengan perubahan yang
bakal dihadapinya. Untuk mewujudkan hal itu, dunia usaha harus mempunyai
kemauan untuk terus-menerus belajar guna mengembangkan wawasan baru
serta cara-cara baru dalam mengelola bisnisnya. Seperti dikatakan Peter
Senge (1990), perusahaan yang paling berhasil di era 1990-an adalah
perusahaan yang disebut 'organisasi pembelajar' (learning organization).
Organisasi pembelajar hanya dapat dicapai melalui individu-individu yang
'belajar'. Oleh karena itu, menciptakan individu-individu pembelajar
merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kemampuan untuk
belajar lebih cepat dibanding pesaing, merupakan satu-satunya keunggulan
bersaing yang lestari.
Dalam konteks kewirausahaan atau dunia usaha di Indonesia,
mewujudkan hal itu bukan perkara mudah. Saudara mengetahui bahwa
selama 30 tahun masa pemerintah Orde Baru telah terlahir 'pengusaha baru'
yang kemudian dengan cepat tumbuh menjadi konglomerat yang menguasai
hampir semua sektor perekonomian di Indonesia. Namun ketika krisis
1. 2
KEWIRAUSAHAAN
1. 3
EKMA4370/MODUL 1
KEGIATAN
BELAL.JAR
1. 4
4.
5.
KEWIRAUSAHAAN
dalam
menjalankan
Kuratko, hal. 29
EKMA4370/MODUL 1
1.5
memelopori dan mendorong terj adinya kemaj uan. 8ekarang ini mulai
disadari bahwa agen perubahan tersebut adalah wirausahawan.
1. 6
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/ MODUL 1
1. 7
Mitos 1:
Wirausahawan merupakan orang yang cenderung bertindak dan bukan
pemikir.
Walaupun memang benar bahwa wirausahawan cenderung merupakan
orang lebih suka bertindak, namun tidaklah benar apabila mereka bukan
d i goIongkan sebagai orang yang pem i ki r. 8ebagai cont oh, sekar ang in i
lebih disukai business plan yang j elas dan juga lengkap, yang
menunj ukkan bahwa wi rausaha juga dit unt ut unt uk berpi ki r. Bagi
wi rausaha, berpi ki r sam a pent i ngnya dengan kecenderungan mereka
unt uk bert i ndak.
Mitos 2:
Kewirausahaan merupakan bakat yang dibawa seseorang sejak lahir.
8elama ini banyak pihak yang lebih percaya bahwa kewirausahaan tidak
bisa diaj arkan ataupun dipelaj ari. 8Jdah sej ak lama masyarakat percaya
bahwa ciri-ciri kewirausahaan dalam diri seseorang merupakan bakat
bawaan yang dibawa sej ak lahir. Ori-ciri ini misalnya, mencakup
agresivitas, berinisiatif, bersemangat, bersedia menanggung risiko,
memiliki kemampuan analisis yang baik, dan terampil dalam
membangun hubungan dengan orang I ai n. 8ekarang i ni, kewi rausahaan
cenderung dianggap sebagai suatu disiplin ilmu, sehingga mematahkan
mitos itu. Kewirausahaan, seperti juga semua bidang ilmu lainnya,
memi I i ki model, proses, dan juga berbagai macam st udi kasus yang
memungkinkannya untuk dipelaj ari dan juga diaj arkan.
Mitos 3:
Wirausahawan mesti merupakan penemu hal baru (inventor).
Pemikiran bahwa wirausahawan selalu merupakan penemu hal baru
(inventor) muncul karena kesalahan pemahaman. 1\kmang dalam
kenyataan
cukup
banyak
penemu
yang
kemudian
menj adi
wirausahawan, tetapi juga kenyataan menunj ukkan bahwa banyak
wi rausahawan yang bukan penemu hal baru. 8ebagai cont oh, di
Ameri ka, Ray Kroc bukanl ah penemu makanan cepat saj i, t et api
gagasannya yang i novat if mendorong 1\/t Donald menj adi perusahaan
cepat saj i yang terbesar di dunia. Di Indonesia, sudah sangat lama
masyarakat mi num t eh, t et api gagasan i novat if unt uk menj ual t eh
1. 8
KEWIRAUSAHAAN
Mitos 4:
Wirausahawan cenderung gagal di sekolah maupun dalam pergaulan
sosial.
Pandangan bahwa wirausahawan cenderung gagal di sekolah maupun
dalam pergaulan sosial terj adi karena beberapa individu pengusaha
t ernyat a berhasi I mengembangkan perusahaan yang sukses set el ah
mengalami drop-out dari sekolah ataupun setelah berhenti menjadi
karyawan. Banyak kasus sej enis ini digelembungkan sehingga muncul
pandangan yang kel i ru mengenai wi rausahawan maupun kewi rausahaan.
Lembaga pendidikan dan organisasi sosial di masa lalu memang
kebanyakan tidak memberikan tempat terhadap kewirausahaan. Hal ini
terj adi karena pandangan yang lebih diwarnai oleh keberadaan
perusahaan-perusahaan besar, sehingga pendidikan bisnis cenderung
lebih membahas permasalahan perusahaan-perusahaan ukuran besar.
Pandangan yang Iebi h mut akhi r cenderung menganggap wi rausahawan
sebagai pelopor di bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan.
Wirausahawan tidak lagi dianggap sebagai pribadi yang menyeleweng ke
luar j alur, melainkan sebagai profesional.
Mitos 5:
Wirausahawan dipandang memiliki ciri-ciri tertentu.
Ban yak t ul i san dal am buku maupun art i kel mengenai kewi rausahawan
yang memuat daftar ciri-ciri wirausahawan yang berhasil. Ori-ciri ini
sering kali tidak diperiksa keabsahannya, cenderung dihasilkan dari
penelitian terhadap kasus-kasustertentu dan sering kali tidak dilakukan
dengan membandingkannya terhadap ciri-ciri orang yang bukan
wi rausahawan.
Sekarang ini mulai dipahami bahwa besar sekali hambatan maupun
kesulitan yang dihadapi dalam menemukan ciri-ciri wirausahawan
maupun kewirausahaan yang dapat dianggap berlaku umum. Kondisi
I i ngkungan, perusahaan, maupun kewi rausahaan, t ernyat a sal i ng
mempengaruhi satu sama lain sehingga memungkinkan untuk
menj umpai ci ri -ci ri wi rausahawan yang berhasi I pad a sit uasi yang
berlainan.
1. 9
EKMA4370/ MODUL 1
Mitos 6:
Wirausahawan hanya tertarik pada uang.
Per I u di akui bahwa sebuah perusahaan membut uhkan modal at au uang
agar bisa bertahan hidup. tv1emang benar banyak perusahaan yang gagal
karen a kondi si keuangannya t i dak sehat.
Tet api , kenyat aan
menunj ukkan bahwa ketersediaan modal at au uang belum tentu bisa
mencegah kebangkrutan sebuah perusahaan. Apabila ditelusuri,
kegagalan karena masalah keuangan sering kali merupakan akibat dari
ket i dakberesan pad a aspek yang Iai n sepert i pen gel ol a yang t i dak
kompet en , perencanaan yang buruk, kult ur kerj a yang t idak
mendukung, dan berbagai alasan lainnya. Di pihak lain, banyak
wi rausahawan yang perusahaannya berhasi I t ernyat a sebel umnya t idak
memi I i ki modal yang mencukupi, t et api mereka berhasi I mengat asi
kekurangan tersebut sambil membangun usaha dengan bertumpu pada
aspek nonuang. Untuk para wirausahawan, modal atau uang memang
merupakan sumber daya, t et api seri ng kal i bukan merupakan t uj uan
akhi r sat u-sat unya.
Mitos 7:
Keberhasilan
kemujuran.
wirausahawan
tergantung
pada
nasib
baik
atau
Berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat memang merupakan
keuntungan bagi seseorang. Tetapi, kemuj uran baru akan terwuj ud
apabila persiapan seseorang sesuai dengan peluang yang ia hadapi.
Apabila ia tidak siap, maka peluang itu akan hi lang begitu saj a tidak
sempat dimanfaatkan. Karena itu, hanya wirausaha yang memiliki
persiapan yang mencukupi yang akan mampu memanfaatkan peluang,
sehingga kebanyakan orang melihat kejadian ini sebagai suatu
kemuj uran. Wirausahawan yang berpeluang untuk berhasil sebenarnya
memang lebih siap menghadapi situasi dan mengubah situasi yang ia
hadapi menj adi keberhasilan. Apa yang sering kali terlihat sebagai
kemuj uran sesungguhnya t erdi ri dari persi apan yang bai k, semangat,
ket eguhan hat i, pemahaman akan permasal ahan at au sit uasi yang
di hadapi, dan j uga kecerdi kan unt uk memuncul kan car a yang I ebi h
cerdas unt uk menghadapi sit uasi at au pun permasal ahan t ersebut .
Mitos 8:
Ketidaktahuan merupakan berkah bagi wirausahawan.
8ering kali dikatakan bahwa terlalu banyak perencanaan maupun
eval uasi just ru akan membawa masal ah, yait u membuat kit a menj adi
1. 10
KEWIRAUSAHAAN
memi I i ki keraguan unt uk bert i ndak sehi ngga menj adi I umpuh karen a
malas bergerak. Di masa sekarang, pernyataan itu tidak lagi berlaku,
karena pasar maupun dunia usaha penuh dengan persaingan sehingga
di per Iukan pemi ki ran yang mat ang, perencanaan yang ri nci dan
persi apan yang mat an g. rvlemahami secara Iengkap dan benar kekuat an
dan kelemahan usaha yang hendak dij alankan membuat seorang
pengusaha mampu memi I i ki rencana cadangan yang bai k unt uk
menghadapi munculnya permasalahan yang tidak terduga. Peluang
untuk mengalami akibat buruk dari kegagalan bisa dikurangi melalui
st rat egi yang di rumuskan secara cermat, yang di dasarkan pad a
pemahaman akan proses sebab akibat yang mampu membawa kit a pada
keberhasi Ian. Perencanaan yang mat ang dan cermat merupakan ci ri
wirausahawan yang berhasil, bukan ketidaktahuan.
Mitos 9:
Lebih banyak wirausahawan yang gagal daripada yang berhasil.
rvlemang benar bahwa kebanyakan wi rausahawan berul ang kal i
mengal ami kegagal an sebel um mampu mencapai keberhasi Ian.
Kegagal an memang memberi kan banyak pel aj aran kepada orang yang
bersedia belaj ar dari pengalaman tersebut, dan ternyata kegagalan
sering kali mampu membawa seseorang pada keberhasilan. lni terlihat
j elas pada "prinsip koridor" yang menyatakan bahwa apabila suatu
usaha mulai dij alankan, maka berbagai peluang baru yang tidak
di rencanakan akan segera muncul. Perusahaan 3M mi sal nya, men gal ami
kegagalan karena lem yang mereka buat ternyata tidak mampu
menempel t erl al u kuat. Lem yang gagal it u t i dak mereka buang, t et api
di cob a di cari kemungki nan pemanf aat annya. Akhi rnya, berhasi I
dikembangkan kertas post-it, yakni lembar catatan berwarna kuning
yang bisa ditempel dan dilepas dengan mudah di dinding.
Pernyataan bahwa lebih banyak wirausahawan yang gagal dibanding
yang berhasil, ternyata tidak bisa diterima. Seorang peneliti
menemukan bahwa masyarakat pandangan kebanyakan orang bahwa
Iebi h banyak wi rausahawan yang gagal dari pad a yang berhasi I t ernyat a
2
t idak t epat .
Mitos 10:
Wirausahawan adalah pengusaha bersifat untung-untungan.
Banyak pi hak yang mel i hat wi rausahawan seakan-akan merupakan
pengusaha yang perilakunya sangat untung-untungan. Kenyataan di
Iapangan memperl i hat kan bahwa wi rausahawan bi asanya memi I i h j eni s
2
Kuratko, hal. 33
EKMA4370/MODUL 1
1. 11
kegiatan dengan risiko yang sedang ataupun risiko yang bisa dihitung
(calculated risk). Wirausahawan yang sukses biasanya pekerja keras
dengan perencanaan serta persiapan yang matang, dengan maksud
untuk menurunkan risiko,
sehingga dengan kemampuan
itu
sesungguhnya wirausahawan memiliki kapabilitas untuk mengendalikan
masa depan.
Sepuluh mitos ini perlu dipahami dan perlu dijadikan landasan pemikiran
dalam pembahasan mengenai wirausahawan maupun kewirausahaan.
Kemampuan untuk membedakan mitos dari kenyataan lapangan akan
memberikan peluang untuk mengamati dan menjelaskan berbagai ciri
wirausahawan sesuai kenyataan di lapangan, tanpa diganggu oleh berbagai
kepercayaan yang sesungguhnya tidak terbukti secara ilmiah.
LATIHAN
2)
3)
1. 12
4)
KEWIRAUSAHAAN
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1.
2.
3.
4.
1. 13
EKMA4370/MODUL 1
T E S
F 0 R MAT IF
1_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
3)
4)
5)
1.14
KEWIRAUSAHAAN
1. 15
EKMA4370/MODUL 1
KEGIATAN
BELAL.JAR
1.
Pandangan Makro
Pandangan makro terhadap kewirausahaan menunjukkan adanya
sejumlah faktor yang berkaitan dengan sukses atau gagalnya usaha yang
dijalankan oleh seorang wirausahawan. Faktor-faktor ini mencakup berbagai
proses dari luar (eksternal) yang sering kali berada di luar kendali seorang
wirausahawan. Dalam pandangan bersifat makro ini terdapat tiga pendekatan,
di antaranya adalah sebagai berikut.
1.16
KEWIRAUSAHAAN
a.
Pendekatan Lingkungan
Pendekatan atau cara pandang ini terutama berkaitan dengan berbagai
faktor dari luar yang berpengaruh terhadap pola hidup seseorang
sehingga menyebabkan dia memiliki potensi ataupun tidak memiliki
potensi untuk menjadi seorang wirausahawan. Faktor-faktor ini bisa
berpengaruh positif maupun negatif terhadap munculnya keinginan
untuk memulai kegiatan sebagai wirausahawan.
Faktor-faktor ini terutama berkaitan dengan keberadaan institusi, nilainilai masyarakat dan adat istiadat, yang secara bersama-sama
membentuk suasana lingkungan sosial dan politis tertentu yang mampu
memberikan pengaruh terhadap pemunculan wirausaha. Atau sebaliknya,
kombinasi tertentu dari keseluruhan faktor-faktor tersebut justru
menghambat munculnya kewirausahaan. Sebagai contoh, karyawan
tingkat menengah yang dalam lingkungan pekerjaannya terbiasa
mendapat kebebasan serta dukungan untuk mengembangkan gagasan
dan merealisasikannya, diizinkan mengembangkan perjanjian (kontrak)
dengan pihak luar, menciptakan dan mencoba gagasan baru, maka
lingkungan kerja semacam itu bisa mendorong munculnya keinginan
untuk memulai usaha sendiri sebagai wirausahawan. Lingkungan sosial
seseorang, lingkungan pertemanan maupun keluarga juga bisa
berpengaruh terhadap munculnya keinginan seseorang untuk memulai
usaha sebagai seorang wirausahawan.
b.
Pendekatan Keuangan
Pendekatan ini terutama memfokuskan perhatian pada proses penanaman
dan menumbuhkan modal atau uang. Sebagian pihak memang
memandang kewirausahaan hanya sebagai proses mengembangkan atau
menggandakan uang, sementara pandangan yang lain berpendapat bahwa
proses keuangan ini hanyalah salah satu segmen saja dari kegiatan
kewirausahaan.
c.
Pendekatan Perpindahan
Cara pandang ini didasarkan pada fenomena kelompok. Dikatakan
bahwa suasana yang dialami kelompok bisa mendorong ataupun
menghambat munculnya faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
menjadi wirausaha. Menurut Ronstadt, seseorang tidak akan terdorong
untuk menjalankan suatu usaha atau menjadi wirausahawan, jika mereka
EKMA4370/MODUL 1
1. 17
1.18
2.
KEWIRAUSAHAAN
Pandangan Mikro
Pendekatan Ciri
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan ciri-ciri umum
wirausahawan yang dianggap berhasil. Pendekatan semacam ini
berusaha mempelajari ciri-ciri umum orang-orang yang berhasil dalam
mengembangkan us aha, sehingga apabila ciri-ciri itu ditiru maka
diharapkan akan dapat meningkatkan peluang para peniru tersebut untuk
juga mencapai keberhasilan dalam menjalankan usaha. Sebagai contoh,
terdapat empat faktor yang biasanya dianggap terdapat dalam diri
wirausahawan yang sukses, yaitu mempunyai keinginan berprestasi
(achievement), kreatif, memiliki keteguhan hati (determinasi) dan
memiliki pemahaman teknis yang memadai.
Pendapat lain menyatakan bahwa latar belakang keluarga dan pola
pendidikan yang dialami juga bisa berpengaruh terhadap keberhasilan
wirausahawan. Sebagian peneliti malah beranggapan bahwa pola
pendidikan tertentu malah bisa menghambat munculnya kewirausahaan,
sementara peneliti yang lain justru mempercayai hal yang sebaliknya.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa pola pendidikan tertentu dalam
keluarga dapat mendorong ciri-ciri kewirausahaan tumbuh pada
seseorang sejak dini, dan dapat mengantarkannya menjadi wirausahawan
yang berhasil.
b.
EKMA4370/MODUL 1
1. 19
Pendekatan Strategis
Pendekatan ini menekankan peran penting proses perencanaan dalam
pengembangan usaha yang sukses. Ronstadt memandang perumusan
strategi sebagai pemanfaatan berbagai elemen yang bersifat unik, seperti
pasar yang unik, karyawan, produk, dan berbagai sumber, yang
seluruhnya unik. Elemen-elemen yang unik ini perlu diidentifikasikan,
dan kemudian dikombinasikan sehingga menjadi usaha yang efektif,
yaitu dalam pengertian sebagai berikut.
1) Pasar yang khas
Strategi dikembangkan melalui identifikasi segmen pasar yang
utama dan memahami celah atau ceruk yang khas yang muncul
karena pengaruh segmen pasar utama, dan memanfaatkan ceruk
pasar yang khas tersebut dalam pengembangan usaha.
2) Tenaga kerja yang khas
U saha dikembangkan dengan memanfaatkan keterampilan atau
bakat luar biasa yang khas dari tenaga kerja yang dimiliki.
3) Produk yang khas
U saha dikembangkan berlandaskan inovasi, sehingga produk yang
dihasilkan mampu melampaui produk yang sudah ada di pasar.
4) Sumber yang khas
Berusaha memiliki sumber-sumber yang khas dalam jangka panjang
(seperti air, tanah, bahan baku) dan memanfaatkannya sebagai
tumpuan strategi.
1.20
KEWIRAUSAHAAN
1.
1. 21
EKMA4370/MODUL 1
Pribadi
Kesediaan
menanggung resiko
Ketidakpuasan
dalam pekerjaan
Kehilangan
pekerjaan
Pendidikan
Agama
Jenis Kelamin
Keteguhan
(komitmen)
Tahapan
Tahapan mun-
gagasan
(inovasi)
culnya unsur
lingkungan
Peluang
Role model
Kreatifitas
Sosial
Pribadi
Organisasi
Jejaring
pergaulan
Kelompok
Orangtua
Keluarga
Role model
pem1cu
Kewirausahan
Pemimpin
Manajer
Keteguhan
(komitmen)
Cara pandang
Tahapan
lmple
mentas1
Tim
Strategi
Struktur
Budaya
Jenis Produk
Tahapan
Tumbuh
lingkungan
lingkungan
Tingkat
.
persamgan
Ketersediaan
sumber
lnkubasi usaha
Kebijakan
pemerintah
Pesaing
Pasar/ konsumen
Pemasok
Pemodal
Bank
Hukum
Ketersediaan
sumber
Kebijakan
pemerintah
Gambar 1.1.
Tahapan Pertumbuhan Kewirausahaan
1.22
2.
KEWIRAUSAHAAN
Corak
Wirausahawan
lnventarisasi:
Kuantitatif
~-----'~
Kualitatif
Strategis
Etis
l~'-----1
Corak
Lingkungan
Pendidikan dan
Pengalaman
sebelumnya
Menjadi
wirausaha
wan sejak
dini
Menjadi
wirausahawan pada
pertengahan
karir
Menjadi
wirausahawan pada
akhir karir
Gam bar 1. 2.
Pendekat an Perspekt if Kewi rausahaan
EKMA4370/MODUL 1
3.
1.23
Pendekatan Multidimensi
Pendekatan yang lebih rinci melihat kewirausahaan dari berbagai
dimensi. Kewirausahaan dipandang sebagai kerangka multidimensi yang
kompleks yang terutama memperhatikan dimensi individu, lingkungan,
organisasi, dan proses pertumbuhan usaha. Faktor-faktor yang berkaitan
dengan masing-masing dimensi adalah sebagai berikut.
Individu
a. Keinginan mencapai sukses.
b. Kebebasan mengatur diri sendiri.
c. Kesediaan menanggung risiko.
d. Kepuasan kerja.
e. Pengalaman kerja sebelumnya.
f. Kadar kewirausahaan orang tua
g. Umur.
h. Pendidikan.
Lingkungan
a. Ketersediaan modal ventura.
b. Kehadiran wirausahawan berpengalaman.
c. Tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknis.
d. Ketersediaan pemasok.
e. Ketersediaan konsumen atau pasar (yang baru).
f. Dukungan kebijakan pemerintah.
g. Kehadiran Perguruan Tinggi.
h. Ketersediaan laban dan fasilitas.
i. Ketersediaan transportasi.
j. Sikap masyarakat sekitar.
k. Ketersediaan j as a pendukung.
1. Standar hidup masyarakat.
Organisasi
a. Jenis atau corak us aha.
b. Lingkungan kewirausahaan.
c. Partner untuk patungan.
d. Variabel strategis: 1) Ongkos, 2) Diferensiasi, 3) Fokus
e. Ambang persaingan untuk masuk dalam usaha.
1.24
KEWIRAUSAHAAN
Proses
1. Menemukan peluang usaha.
2. Mengumpulkan sumber yang diperlukan.
3. Memasarkan produkljasa.
4. Membuat produk.
5. Mengembangkan organisasi.
6. Menjawab keinginan pemerintah dan masyarakat.
Saling hubungan antara empat dimensi utama yang terlibat dalam
pertumbuhan wirausaha wirausahawan baru dijelaskan pada Gambar 1.3.
Pendekatan ini mengubah pemikiran mengenai kewirausahaan dari pemikiran
yang memandang berbagai dimensi kewirausahaan secara terpilah-pilah
menjadi pendekatan dinamis yang memperhatikan saling hubungan antara
berbagai dimensi secara interaktif.
1.25
EKMA4370/ MODUL 1
lndividu :
~~
Lingkngan :
Ketersedian modal ventura
Kehadiran wirausahawan berpengalaman
Tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknis
Ketersediaan pemasok
Ketersediaan konsumen atau pasar (yang baru)
Dukungan kebijakan pemerintah
Kehadiran Perguruan Tinggi
Ketersediaan lahan dan fasilitas
Ketersediaan transportasi
Sikap masyarakat sekitar
Ketersediaan jasa pendukung
Standar hidup masyarakat
Tingkat Diferensiasi Pekerjaan dan lndustri
Persentase imigran yang tinggi
Daerah perkotaan yang luas
Ketersediaan sumber keuangan
Ambang masuk
Tingkat persaingan
Tekanan produk substitusi
Posisi tawar pembeli
Posisi tawar pemasok
~:
Organisasi :
Proses :
diperlukan
~=
Gam bar 1. 3.
Variabel-variabel yang terlibat dalam Pembentukan Usaha Baru
1.26
KEWIRAUSAHAAN
C. INTRAPRENEURSHIP
Istilah intrapreneur mulai menjadi populer di dunia usaha. Intrapreneur
mengembangkan semangat kewirausahaan dalam suatu organisasi, sehingga
menyebabkan tumbuhnya atmosfer atau suasana inovatif dalam organisasi
tersebut. Intrapreneur secara sukarela mengambil tanggung jawab untuk
menciptakan temuan-temuan baru yang bermanfaat dalam suatu organisasi.
Penjelasan mengenai intrapreneurship ini akan dibahas pada modul
selanjutnya.
LATIHAN
3)
4)
e EKMA4370/MODUL 1
1.27
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
1.28
KEWIRAUSAHAAN
T E S
F 0 R MAT IF 2= - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2)
3)
4)
1.29
EKMA4370/MODUL 1
1.30
KEWIRAUSAHAAN
A
D
D
D
5)
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
A
B
c
D
e EKMA4370/MODUL 1
1. 31
1.32
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 2
2.2
KEWIRAUSAHAAN
negara akan mendapatkan penerimaan pajak sebesar 41 triliun per bulan atau
492 triliun per tahun.
Berdasarkan gambaran di atas, tergambar betapa besar peran para
wirausahawan ini dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Oleh karena itu, dalam Modul 2 ini kami perlu membahas secara khusus
mengenai wirausahawan ini. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan
mahasiswa mampu:
1. menjelaskan siapa sebenarnya wirausahawan;
2. menjelaskan sumber Informasi dalam mempelajari kewirausahawan;
3. menjelaskan ciri-ciri wirausahawan;
4. menjelaskan "sisi gelap" wirausahawan;
5. menjelaskan motivasi wirausahawan.
2.3
EKMA4370/ MODUL 2
KEGIATAN
BELAL.JAR
Ka r a k t e r i st i k Wi r au sa haw an
enelitian terhadap penciptaan usaha baru diawali dengan mempelajari
ciri-ciri psikologis para entrepreneur (wirausahawan). Lama-kelamaan,
ciri-ciri individual ini dibongkar, dijungkirbalikkan, dan akhirnya disadari
telah diukur dengan cara yang salah. Akibatnya, muncul kecenderungan
untuk mengukur faktor apapun, asal bukan mengukur tentang orangnya.
Kondisi ekonomi dianggap merupakan unsur yang penting, juga pemasaran,
keuangan, dan sebagainya. Tapi, keseluruhan unsur-unsur ini tidak akan
mampu menciptakan usaha baru. Tetap saja diperlukan seseorang yang
menggabungkan keseluruhan unsur tersebut dalam pikirannya, yang
meyakini bahwa inovasi memang dimungkinkan, dan memiliki motivasi
untuk tetap bertahan hingga pekerj aan terlaksana.
2.4
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 2
2.5
2.6
KEWIRAUSAHAAN
D. KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR
1
John J.Kao, The Entrepreneur, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, 1991,
dalam Kuratko, hal. 97.
EKMA4370/MODUL 2
2.7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
2
Percaya diri.
Memiliki daya tahan dan keteguhan hati yang kuat.
Penuh energi dan tekun.
Memiliki banyak akal.
Kemampuan untuk mengambil risiko terhitung.
Dinamis dan memiliki kepemimpinan.
Optimis.
Memiliki dorongan untuk berhasil.
Memiliki aneka rag am kemampuan, pemahaman mengenai produk,
pasar, peralatan, dan teknologi.
Kreatif.
Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain.
Memiliki kemampuan untuk membina hubungan baik dengan pihak lain.
B erinisiatif.
Fleksibel.
Cerdas.
Cenderung memiliki sasaran yang jelas.
Menanggapi tantang an secara positif.
Independen.
Menanggapi saran dan kritik secara positif.
Pandai memanfaatkan waktu dan efisien.
Kemampuan untuk mengambil keputusan secara cepat.
Bertanggung jawab.
Mampu melihat ke masa depan.
Memiliki ketelitian dan pengamatan yang lengkap.
Mampu bekerja sama.
Kecenderungan pada keuntungan.
Kemampuan untuk belajar dari kesalahan.
Kemampuan memahami kekuasaan.
2.8
KEWIRAUSAHAAN
29.
30.
31.
32.
33.
34.
3 5.
36.
37.
38.
39.
40.
EKMA4370/MODUL 2
2.9
1.
2.
3.
2.10
KEWIRAUSAHAAN
berbagai tindakan, para entrepreneur ini selalu mengacu pada tujuan untuk
memanfaatkan peluang. Biasanya mereka menetapkan sasaran yang
cenderung tinggi tetapi masih memungkinkan untuk dicapai, sehingga bisa
menghemat energi, mampu menyeleksi peluang dengan cermat, dan paham
kapan harus mengatakan tidak. Kecenderungan terhadap sasaran juga
membuat mereka mampu menetapkan prioritas, menentukan ukuran
keberhasilan pencapaiannya, sehingga dia dapat mengukur sebaik apa kinerja
yang telah dicapai.
4.
EKMA4370/MODUL 2
2. 11
6.
7.
2.12
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 2
2.13
orang, mulai anak sekolah hingga pengusaha. Komputer ini bukan hanya
berfungsi sebagai mesin penghitung, namun juga merupakan bagian dari
kehidupan seseorang dalam belajar maupun berkomunikasi. Memiliki
gambaran atau konsep seperti ini membuat Apple menjadi salah satu pemain
utama dalam industri komputer mikro.
Tidak semua entrepreneur memiliki konsep sejak awal usahanya berdiri.
Beberapa entrepreneur mengembangkan konsep usahanya sambil
menjalankan usahanya menjadi besar.
2.14
KEWIRAUSAHAAN
LATIHAN
2)
EKMA4370/MODUL 2
2.15
John J.Kao, The Entrepreneur, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1991,
dalam Kuratko, hal. 97.
2.16
KEWIRAUSAHAAN
5)
RANGKUMAN
1.
2.
3.
4.
2.17
e EKMA4370/MODUL 2
T E S
1_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2) lstilah yang lebih tepat untuk generasi abad ke- 21 adalah ....
A. G
B. X
C. E
D. XY
3)
4)
5)
2.18
KEWIRAUSAHAAN
2.19
EKMA4370/MODUL 2
KEGIATAN
BELAL.JAR
Fakt or Ri si ko dal am
Kehi dupan Entrepreneur
ita sering mendengar kisah sukses entrepreneur. Mungkin kita sering
melihat buku-buku yang menceritakan kisah sukses pengusaha.
Mereka yang telah berhasil dengan bangga akan menceritakan bagaimana dia
mencapai kesuksesan, kiat-kiat apa yang menj adikan dia seperti sekarang ini.
Sekedar mengagumi kesuksesan entrepreneur tidaklah cukup, karena harus
disadari bahwa dibalik kesuksesan para entrepreneur tersebut, banyak kisah
duka, cerita-cerita kegagalan dan kerja keras yang harus mereka dilalui.
Berbagai bentuk kegagalan yang dialami para entrepreneur inilah yang
justru membuat mereka semakin tegar dan semakin matang dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya.
2.20
KEWIRAUSAHAAN
~--
Tingkat
Resiko Finansial
yang Dihadapi
--~
Tinggi
Rendah
Kuatnya
Keinginan
untuk
Memperoleh
Keuntungan
Menghindari resiko
Menginginkan corak
kegiatan tertentu
Menerima resiko
Menginginkan corak
kegiatan tertentu
Menghindari resiko
Menginginkan
keuntungan
Menerima resiko
Menginginkan
keuntungan
Tinggi
Gambar 2.1.
6
Tipologi Gaya Ent repreneur
6
Thomas Monroy and Robert Folger, "A Typlogy of Entrepreneurial Styles: Beyond
Economic Rationality", Journal of Positive Entreprise IX, no.2 (1993): 64-79, dalam
Kuratko, hal. 105.
2.21
EKMA4370/MODUL 2
Entrepreneur rnenghadapi
dikelornpokkan sebagai berikut.
berbagai
Jems
risiko,
yang
dapat
1.
Risiko Finansial
Harnpir dalarn sernua perintisan usaha baru, terdapat seseorang yang
rnernpertaruhkan uangnya, yang rnungkin saja akan hilang lenyap
sepenuhnya apabila usaha baru tersebut gagal. Entrepreneur sering kali
dituntut untuk rnernpertaruhkan kewajiban perusahaan, yang sebenarnya jauh
lebih besar daripada seluruh harta pribadinya, sehingga sebenarnya para
entrepreneur berpeluang rnenjadi seseorang yang pailit. Karena itu wajar
apabila banyak orang yang tidak bersedia rnenjadi entrepreneur karena tidak
rela rnernpertaruhkan harta sirnpanannya, rurnah tinggal, serta uangnya untuk
rnernulai sebuah usaha baru.
2.
Risiko Karier
Calon entrepreneur sering kali rnernpertanyakan apakah rnereka akan
dapat rnencari pekerjaan baru atau kernbali ke pekerjaan rnereka sernula
apabila usaha rnereka ternyata gagal. Hal ini yang sering kali rnenjadi
pertirnbangan dan harnbatan bagi karyawan yang rnemiliki pekerjaan yang
arnan dan bergaji tinggi, untuk rnenjadi Entrepreneur.
3.
4.
Risiko Kejiwaan
Boleh jadi, risiko paling besar bagi entrepreneur adalah dalarn aspek
kejiwaan. Uang bisa diganti, rurnah baru bisa dibangun, keluarga dan ternanternan rnungkin bisa rnernaklurni kesibukan seorang entrepreneur. Tetapi,
darnpak psikologis entrepreneur yang pernah gagal sering kali tidak bisa
segera disernbuhkan, dan akhirnya kebanyakan berakibat buruk.
2.22
KEWIRAUSAHAAN
5.
6.
e EKMA4370/MODUL 2
a.
b.
c.
d.
e.
2.23
7.
Somber Stress
Boyd dan Gumpert menemukan empat penyebab munculnya stress di
kalangan Etrepreneur, yaitu (1) kesepian, (2) tenggelam dalam pekerjaan,
(3) permasalahan sumber day a manusia, dan (4) keinginan untuk berhasil.
a.
Kesepian
Walaupun sehari-hari dikelilingi banyak pihak, tetapi entrepreneur
merasa terisolasi jika merasa bahwa orang sekeliling mereka tidak dapat
dipercaya. Bekerja dalam waktu yang lama membuat para entrepreneur
tidak dapat kenyamanan serta dukungan dari ternan-ternan maupun dari
keluarga. Mereka juga cenderung jarang terlibat dalam kegiatan sosial,
kecuali apabila berpeluang untuk dimanfaatkan.
b.
2.24
KEWIRAUSAHAAN
c.
d.
8.
Menghadapi Stress
Perlu dipahami bahwa tidak semua stress bersifat buruk. Tapi, stress
yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan seseorang, juga akan
menurunkan daya tahan tubuh. Jika stress bisa dikendalikan dalam batasbatas yang wajar, maka efisiensi dan kinerja seseorang akan meningkat.
7
Boyd dan Gumpert memberikan sumbangan yang berarti mengenai
penyebab stress yang dihadapi para entrepreneur. Tetapi, yang lebih
berharga, mereka juga memperkenalkan teknik-teknik untuk meredam stress.
Teknik-teknik itu dapat dimanfaatkan oleh para entrepreneur untuk
memperbaiki mutu kehidupan pribadi maupun mutu dari kegiatan usahanya.
Boyd and Gumpert, "Coping with Entrepreneurial Stress", dalam Kuratko, hal. 108.
EKMA4370/ MODUL 2
2.25
Liburan
Salah satu cara efektif untuk mengatasi stress menurut beberapa orang
entrepreneur adalah dengan berlibur dan melupakan pekerjaan selama
berlibur. Setelah berlibur kita seakan-akan menjadi orang baru.
c.
d.
2.26
e.
KEWIRAUSAHAAN
Melakukan Pendelegasian
Implementasi cara mengatasi stress ternyata memerlukan waktu. Karena
itu, entrepreneur perlu melakukan pendelegasian tugas agar ia memiliki
waktu yang memadai untuk mengimplementasikan cara mengatasi
stress. Tetapi, sering kali para entrepreneur tidak bersedia melakukan
pendelegasian karena ia mengira harus sepanjang waktu harus terlibat
dalam kegiatan usaha. Karena itu perlu ditemukan dan dilatih karyawan
yang bisa dipercaya untuk menerima pendelegasian tugas dari
entrepreneur.
C. EGO ENTREPRENEUR
Selain menghadapi risiko dan juga mengalami stress, entrepreneur juga
bisa mengalami akibat negatif dari melambungnya ego. Adanya karakteristik
tertentu yang mendorong para entrepreneur ke arah keberhasilan, juga bisa
membuat mereka terlalu percaya diri secara berlebihan. Berikut ini dijelaskan
empat jenis karakteristik yang berpotensi merusak para entrepreneur.
1.
EKMA4370/MODUL 2
2.27
3.
4.
D. MOTIVASI ENTREPRENEUR
Mempelajari mengapa seseorang memulai usaha, dan bagaimana mereka
berbeda dari kebanyakan orang yang tidak mencoba membuka usaha ataupun
gagal memulai usaha, dapat memberikan gambaran mengenai motivasi yang
mendorong entrepreneur waktu awal memulai usaha, dan ternyata hal itu
berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkannya kemudian dalam menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.
W alaupun penelitian tentang karakteristik psikologis entrepreneur belum
mampu menunjukkan profil entrepreneur yang bisa disepakati semua pihak,
tetapi penting untuk mengenali kontribusi faktor-faktor psikologis terhadap
proses entrepreneurial. Penelitian terhadap penciptaan usaha baru dan
2.28
KEWIRAUSAHAAN
KP
LP
SP
Keputusan
"
../"
utk menjadi
~/ ".lr
,___ _ _..,., atau berlaku
l
/'' / '
sebagai Entrepreneur
LU
Gagasan
Persepsi thd
hasil I implementasi
1--tl
4
Strategi
Entrepreneur
,
4
Manajemen
Entrepreneur
,....._,,.
4
Hasil yang
Dicapai
Perusahaan
.....
1~'----------'
KP = Karakteristik Pribadi
LP = Lingkungan Pribadi
SP = Sasaran Pribadi
LU = Lingkungan Usaha
Gambar 2.2.
rvbdel rvbt ivasi &It repreneur
e EKMA4370/MODUL 2
2.29
LATIHAN
1)
sebagai
2)
2.30
KEWIRAUSAHAAN
4)
5)
Jenis
risiko,
yang
dapat
EKMA4370/ MODUL 2
3)
2.31
2.32
KEWIRAUSAHAAN
T E S
F 0 R MAT IF 2= - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2)
3)
4)
Menurut Boyd dan Gumpert, salah satu dari empat penyebab stress di
kalangan Etrepreneur, yaitu ....
A. keluarga
B. anak
C. kesepian
D. pemerintah
5)
2.33
EKMA4370/MODUL 2
2.34
KEWIRAUSAHAAN
5)
c
B
A
D
Tes Formatif2
1) D
2) A
3) B
4) c
5) c
e EKMA4370/MODUL 2
2.35
2.36
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 3
Entrepreneurship
Dr. lr. S B. Hari Lubis
PENDAHULUAN
Peter F.Drucker, Innovation and Entrepreneurship (New York, Harper & Row,
1985), hal. 20.
3.2
KEWIRAUSAHAAN
Berangkat dari pernikiran di atas, maka dalam Modul 3 ini perlu dibahas
secara khusus bahasan tentang inovasi dan kreativitas dalam kewirausahaan.
Setelah membaca modul ini, diharapkan Anda mampu:
1. menjelaskan peranan inovasi dalam kewirausahaan;
2. menjelaskan peranan kreativitas dalam kewirausahaan;
3. menjelaskan proses kreatif;
4. menjelaskan proses dan sumber inovasi.
3.3
e EKMA4370/MODUL 3
KEGIATAN
BELAL.JAR
3.4
KEWIRAUSAHAAN
3.5
EKMA4370/MODUL 3
kadang-kadang kita meniru solusi dari pihak lain, tetapi di kesempatan lain
mungkin saja dicoba untuk merumuskan solusi yang sangat inovatif untuk
menghadapi suatu permasalahan. Tabel 3.1 berikut ini mencoba
membandingkan kedua jenis solusi tersebut, yang disebut sebagai solusi
adaptor, yang merupakan tiruan dari solusi yang sudah biasa dijalankan oleh
pihak lain dan solusi baru yang inovatif.
Tabel3.1.
3
Dua Jenis Pendekatan dalam Perumusan Solusi Permasalahan
Solusi Adaptor
Memikirkan
solusi
permasalahan
den an sudut :>andan yan~ tidak biasa
Menemukan
atau
memahami
permasalahan dan kemungkinan cara
:>en ~elesaiannJa
'
Mempertanyakan asums1 dasar dari
praktek-praktek pemecahan masalah
van sudah biasa di unakan
Tidak terlalu mempedulikan alat, lebih
tertarik terhadap hasil
Tidak ada peker'aan van sifatn ~a rutin
Tidak peduli terhadap kesepakatan dan
tidak peka terhadap perasaan orang
lain
3.6
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 3
3.7
Tahapan 1
Akumulasi Pengetahuan
Temuan yang berhasil biasanya didahului oleh proses penj aj agan
(investigasi) dan proses pengumpulan informasi. Penjajagan untuk
melakukan pengumpulan informasi dilakukan melalui berbagai j enis
cara, misalnya melalui bahan bacaan, atau dengan melakukan diskusi
dengan pihak-pihak yang sudah berpengalaman di bidang sej enis, at au
kadang-kadang juga dengan mengikuti pertemuan ilmiah di mana
banyak berkumpul ahli-ahli yang memiliki pengetahuan serta
pengalaman yang berkaitan dengan permasalahan. Kadang-kadang juga
diperlukan informasi yang secara langsung maupun yang tidak secara
langsung berkaitan dengan permasalahan yang dipelaj ari.
Proses penj aj agan biasanya memberikan beragam informasi mengenai
permasal ahan. Berbagai ragam i nformasi i ni pent i ng bagi para
Entrepreneur, yang memerlukan pemahaman mendasar mengenai
sel uruh aspek yang berkait an dengan pengembangan suat u produk, j asa,
ataupun usaha baru.
Pemahaman tentang latar belakang permasalahan sering kali diperoleh
dari (1) bahan bacaan, (2) kelompok atau asosiasi profesi, (3) mengikuti
pertemuan dan seminar ilmiah, (4) mengunjungi tempat baru,
(5) melakukan diskusi dengan berbagai pihak mengenai permasalahan,
(6) majalah, surat kabar, dan jurnal, yang memuat artikel yang
berkaitan dengan permasalahan, (7) selalu mencatat informasi yang
relevan, dan (8) mencoba mengembangkan dan mempertanyakan,
mempertebal rasa ingin tahu.
Tahapan 2
Proses Inkubasi
93seorang yang kreatif biasanya membiarkan bawah sadar mereka
memikirkan kumpulan informasi yang sudah mereka peroleh dari
tahapan sebelumnya. Proses inkubasi, atau menetasnya gagasan, sering
kali terjadi pada saat yang tidak diduga, misalnya pada saat mereka
3.8
KEWIRAUSAHAAN
Tahapan 3
Memunculkan Gagasan
Tahapan i ni seri ng kal i dianggap sebagai peri ode yang paling
menggairahkan, yaitu tahapan di mana gagasan ataupun j awaban yang
dicari seseorang ternyata bisa muncul. Karena merupakan tahapan di
mana gagasan muncul, maka tahapan ini sering disebut "tahapan
eureka". Ban yak pi hak yang menganggap t ahapan i ni sebagai sat usat unya tahapan kreat ivitas.
93pert i juga pad a proses i nkubasi, gagasan baru yang bersif at i novat if
sering kali muncul pada saat yang tidak terduga, misalnya pada satu
seseorang sedang mengerj akan kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan permasal ahan yang sedang di pi ki rkan sol usi nya. 93hi ngga,
seakan-akan gagasan itu muncul tiba-tiba entah berasal dari mana.
93ring kali, jawaban terhadap sesuatu muncul secara bertahap pada
pi ki ran seseorang, per Iahan t et api past i seseorang t ersebut sebenarnya
sedang merumuskan j awaban bagi permasal ahan yang di hadapi. a eh
karena itu, sering kali memang sulit untuk menentukan kapan tahapan
inkubasi berakhir dan dilanj utkan dengan mulainya tahapan
memunculkan gagasan.
Unt uk mempercepat proses memuncul kan gagasan i ni, per I u rangsangan
melalui (1) mimpi atau berangan-angan mengenai hasil kegiatan yang
diharapkan,
(2)
mempraktekkan hobby yang relevan dengan
permasal ahan, (3) bekerj a dal am I i ngkungan yang t idak t ergesa-gesa,
permasalahan bukan sebagai
(4) menempatkan atau menganggap
sesuat u yang paling pent i ng, ( 5) menyedi akan buku cat at an de kat
dengan tempat tidur, sehingga bisa segera mencatat gagasan yang
EKMA4370/ MODUL 3
3.9
muncul pada saat tengah malam ataupun saat bangun tidur, dan
(6) sengaj a mengambil masa istirahat pada saat sedang sibuk bekerj a.
Tahapan 4
Evaluasi dan Implementasi
Tahapan ini sering kali dianggap sebagai tahapan yang paling sulit
dal am sebuah proses kreat if karen a unt uk mel al ui nya di per I ukan
keberanian yang besar, disiplin diri, dan juga daya tahan yang tangguh.
Entrepreneur yang berhasil biasanya mampu menemukan gagasan yang
memang memungki nkan unt uk di kerj akan karen a ket erampi Ian yang
di mi I i ki Entrepreneur t ersebut memang memadai unt uk mewuj udkan
(mengimplementasikan) gagasan tersebut. Akan tetapi, yang lebih
penting bagi Entrepreneur adalah memiliki daya tahan sehingga mereka
tidak menyerah apabila harus berhadapan dengan hambatan bersifat
sementara dalam mewuj udkan gagasan. Biasanya, para Entrepreneur
mengalami berulang kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil
mewuj udkan gagasan mereka. Dal am proses t ersebut seri ng kal i
dij umpai Entrepreneur yang akhirnya ternyata mengambil arah yang
sangat berbeda, bahkan berlawanan, dari gagasan mereka semula. Juga
bisa dij umpai Entrepreneur yang menemukan gagasan baru yang lebih
memungki nkan unt uk diwuj udkan pad a saat i a berusaha unt uk
mewuj udkan gagasan yang lebih awal.
Dengan demikian, salah satu bagian penting dari tahapan ini adalah
penyempurnaan gagasan sehi ngga berhasi I menj adi bent uk at au wuj ud
akhir. Karena gagasan biasanya muncul dari tahapan sebelumnya dalam
bent uk yang masi h kasar, sel anj ut nya gagasan t ersebut per I u di perbai ki,
dan juga di uj i, sebel um akhi rnya mencapai wuj ud akhi r.
EKMA4370/MODUL 3
3. 11
1.
Mengenali Hubungan
Banyak penemuan dan inovasi muncul karena si penemu mampu
mengenali hubungan yang sifatnya baru atau berbeda, antara obyek, proses,
bahan, teknologi, dan orang. Contohnya bisa sangat beragam, misalnya
menggabungkan becak dengan kuda-kudaan mainan anak-anak menjadi
odong-odong, atau menggabungkan motor bakar dengan roda sehingga
tercipta mobil, atau menggabungkan kekuatan air dengan dinamo truk
sehingga tercipta pembangkit listrik tenaga air ukuran kecil.
Untuk memperbaiki kreativitas, akan membantu apabila diciptakan
hubungan antara elemen-elemen, ataupun antara orang-orang di sekeliling
kita dengan cara yang berbeda dari yang biasa. Kegiatan seperti ini perlu
diawali dengan pemahaman atau persepsi terhadap aspek hubungan.
Kemampuan semacam ini dapat dikembangkan dengan memandang sesuatu
ataupun orang sebagai pelengkap atau saling melengkapi dengan sesuatu
ataupun dengan orang lain.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa keberadaan sesuatu ataupun
orang di dunia ini karena ada hubungannya dengan sesuatu ataupun orang
lain. Orang yang kreatif tampaknya memiliki intuisi untuk menyadari
fenomena ini, dan kemampuannya juga berkembang untuk mengenali
hubungan yang berbeda ataupun hubungan yang baru.
Hubungan ini sering kali mendorong munculnya pandangan baru yang
dapat menghasilkan gagasan baru, produk baru, ataupun jasa yang baru. Agar
dapat mengembangkan kemampuan untuk mengenali adanya hubungan yang
baru, perlu dicoba melatih kemampuan memahami hubungan ini.
2.
3.12
KEWIRAUSAHAAN
3.
Menggunakan Otak
Sej ak tahun 1960an, para ahli kreati vitas, inovasi, dan pengembangan
diri, telah menyadari pentingnya mengembangkan keterampilan yang
berkaitan dengan otak kiri dan otak kanan.
Dikatakan bahwa otak kanan membantu seseorang untuk memahami
kesamaan, membayangkan, dan menggabungkan informasi sedangkan otak
kiri membantu kita melakukan analisis, mengungkapkan sesuatu
menggunakan kata-kata, dan menggunakan pendekatan yang rasional dalam
menghadapi permasalahan. Selanjutnya dikatakan bahwa walaupun kedua
bagian otak ini memproses informasi yang berlainan (lihat Tabel 3 .2), dan
masing-masing digunakan untuk melakukan kegiatan ataupun keterampilan
yang berbeda, kedua bagian tersebut diintegrasikan melalui sekelompok
serabut syaraf yang disebut corpus callosum. Dengan demikian keberadaan
maupun berfungsinya kedua bagian otak tersebut saling melengkapi satu
sama lain.
Tabel 3. 2.
Corak Proses Otak Kiri dan Otak Kanan
Otak Kiri
lisan
analitis
abstrak
rasional
log is
linier
Otak Kanan
bukan lisan
sintesis
melihat kesamaan
tidak rasional
berkaitan ruang
intuisi
..
1m a In aS I
EKMA4370/MODUL 3
3.13
4.
3.14
KEWIRAUSAHAAN
Otak Kanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.
Mencari Aman
EKMA4370/MODUL 3
3.15
d.
Mengandalkan Kemungkinan
Agar bisa memperoleh rasa aman, banyak orang yang cenderung
mengandalkan teori kemungkinan dalam mengambil keputusan. Tetapi,
terlalu mengandalkan teori kemungkinan dalam pengambilan keputusan bisa
mengganggu realitas dan mencegah seseorang untuk berani menanggung
risiko terhitung yang akan mendorong munculnya kreativitas. Salah satu cara
untuk meningkatkan kapasitas kreatif adalah dengan memandang situasi
kehidupan kita sebagai suatu permainan dengan kemungkinan berhasil
hampir 50%, dan memulai untuk berani menanggung risiko. Berikut ini
disajikan beberapa petunjuk yang dimaksudkan untuk menghilangkan cara
berpikir yang menghambat munculnya kreativitas:
1) Berani mencoba menanggung risiko kecil dalam kehidupan, dan
mencoba untuk mengandalkan intuisi serta dugaan. Selanjutnya,
Edward de Bono, Lateral Thinking : Creativity Step by Step (New York, Harper &
Row, 1970), dalam Kuratko, hal. 132.
3.16
2)
3)
4)
5)
KEWIRAUSAHAAN
D. IKLIM KREATIF
Kreativitas terutama akan muncul apabila kita berada pada iklim usaha
yang sesuai. Tidak ada satu pun perusahaan yang akan sanggup memiliki
manajer ataupun pemilik yang kreatif apabila iklim yang sesuai juga tidak
dikembangkan dan juga dipelihara. Untuk menumbuhkan kreativitas
diperlukan iklim dengan karakteristik sebagai berikut ini.
1. Perlu dimiliki pimpinan yang bisa dipercaya dan tidak terlalu ketat
dalam mengontrol karyawan.
2. Perlu dimiliki jalur komunikasi yang terbuka antaranggota kelompok
atau perusahaan.
3. Mengembangkan kontak dan juga komunikasi yang intensitasnya
memadai.
4. Senang mencoba gagasan baru.
5. Tidak takut menghadapi akibat negatif apabila melakukan kesalahan.
6. Melakukan seleksi dan promosi karyawan dengan dasar prestasi.
e EKMA4370/MODUL 3
7.
8.
3.17
LATIHAN
2)
3)
3.18
4)
KEWIRAUSAHAAN
Solusi Adaptor
Solusi lnovatif
Memikirkan
solusi
permasalahan
den an sudut pandan 1an tidak biasa
Menemukan
memahami
atau
permasalahan dan kemungkinan cara
Jen 'elesaiann'la
'
Mempertanyakan asums1 dasar dari
praktek-praktek pemecahan masalah
yan sudah biasa di unakan
Tidak terlalu mempedulikan alat, lebih
tertarik terhadap hasil
Tidak ada pekeraan van sifatn 'a rutin
Tidak peduli terhadap kesepakatan dan
tidak peka terhadap perasaan orang
lain
5)
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1.
EKMA4370/MODUL 3
2.
3.
4.
5.
6.
3.19
3.20
KEWIRAUSAHAAN
T E S
1_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
3)
4)
5)
3.21
EKMA4370/ MODUL 3
3.22
KEWIRAUSAHAAN
KEGIATAN
BELAL.JAR
Proses I novasi
novasi kebanyakan muncul dari usaha yang secara sadar dimaksudkan
6
untuk menemukan peluang baru. Menurut Peter Drucker inovasi adalah
sesuatu yang bersifat konseptual dan juga disertai dengan pemahaman,
sehingga calon inovator perlu turun ke lapangan untuk bisa lebih memahami
realitas baik melalui bertanya maupun dengan mendengarkan. Inovator yang
berhasil biasanya menggunakan otak kiri dan otak kanan. Mereka biasa
mengamati angka-angka, mengamati orang-orang di sekelilingnya dan secara
analitis mencoba memunculkan inovasi untuk memenuhi peluang dari apa
yang mereka lihat di sekeliling mereka. Kemudian mereka turun ke lapangan,
memeriksa potensi pasar untuk memperoleh gambaran tentang apa yang
sebenarnya merupakan ekspektasi orang-orang di sekitar mereka, memeriksa
besarnya permintaan, maupun daya belinya.
Inovasi yang paling berhasil biasanya bentuknya sederhana, jelas, dan
terfokus. Inovasi sejenis ini umumnya mengarah pada penggunaan yang juga
jelas, spesifik, dan juga memang dirancang secara cermat. Dalam proses
pengembangannya, inovasi yang berhasil semacam ini biasanya mampu
menciptakan pasar yang baru dan juga konsumen yang baru. Contohnya,
transpor berupa travel antara Jakarta dengan Bandung ditujukan bagi orangorang yang ingin bepergian dengan mudah antara kedua kota, dan bisa
berangkat maupun tiba di lokasi yang paling sesuai bagi masing-masing
orang tersebut.
Dalam kenyataannya, Inovasi ternyata cenderung lebih melibatkan
kegiatan kerja daripada kecerdasan si penemu, seperti yang diungkapkan oleh
Thomas Edison yang menganggap bahwa seorang yang jenius sebenarnya
terdiri dari 1% inspirasi ditambah dengan 99% keringat. Selain itu, Edison
juga menyatakan bahwa inovator jarang sekali yang bekerja pada banyak
bidang. Temuan Edison yang begitu beragam ternyata hanya terjadi di bidang
listrik.
3.23
EKMA4370/MODUL 3
A. JENIS INOVASI
Terdapat empat jenis inovasi, mulai dari produk, proses, ataupun jasa
yang betul-betul merupakan temuan baru hingga modifikasi dari produk,
proses, ataupun jasa yang sudah ada, seperti dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut
lnl.
1.
Invensi (Invention)
Penciptaan produk baru, proses baru, ataupun jasa baru, yang belum
pernah ada sebelumnya ataupun yang belum pernah dicoba.
2.
Ekstensi (Extension)
Pengembangan produk, proses, ataupun jasa yang sebenarnya sudah ada
sebelumnya, sehingga diperoleh corak penggunaan atau pemanfaatan dengan
cara baru yang berbeda dari gagasan sebelumnya.
Tabel 3.4.
Jenis lnovasi
Jenis lnovasi
lnvensi
Ekstensi
Duplikasi
Sintesis
Keterangan
Produk, proses, atau jasa,
yang benar-benar baru
Penggunaan atau
pemanfaatan baru dari suatu
jenis produk, proses, atau
jasa yang sudah ada
Replikasi atau mengulangi
munculnya produk, proses,
ataupun jasa yang sudah ada
secara kreatif
Menggabungkan gagasangagasan atau faktor-faktor yang
sudah ada sebelumnya, menu rut
formula baru ataupun untuk
penggunaan baru.
Contoh
Kakak-beradik Wright pesawat terbang
Thomas Edison - bola lampu
Alexander Graham Bell telepon
Ray Kroc - makanan cepat
saji McDonald
3.24
3.
KEWIRAUSAHAAN
Duplikasi (Duplication)
4.
Sintesis (Synthesis)
B. SUMBER INOVASI
Inovasi adalah alat yang dipergunakan oleh para Entrepreneur lebih
untuk memanfaatkan perubahan daripada menciptakan perubahan. Dalam
kenyataan, beberapa jenis temuan memang mampu membawa perubahan,
walaupun hal seperti ini sebenamya jarang terjadi, dan lebih mudah dijumpai
inovasi yang muncul untuk memanfaatkan perubahan.
Terdapat berbagai bidang yang biasanya merupakan sumber terjadinya
inovasi, seperti yang dijelaskan berikut ini.
1.
2.
Kesenjangan
3.
Menjawab Kebutuhan
EKMA4370/MODUL 3
3.25
4.
Perubahan Demografi
Perubahan populasi, seperti umur, tingkat pendidikan, pekerj aan, sebaran
secara geografis, dsb. juga bisa memunculkan peluang. Sebagai contoh,
apabila usia rata-rata populasi meningkat, yang berarti peluang hidup menjadi
lebih besar, maka permintaan terhadap industri perawatan kesehatan juga
akan menjadi lebih besar.
6.
Perubahan Persepsi
Perubahan juga bisa terjadi pada persepsi masyarakat tentang sesuatu
hal, baik berupa pandangan maupun mengenai keadaan. W alaupun tidak
tampak secara langsung, tetapi berubahnya persepsi masyarakat bisa sangat
berpengaruh terhadap peluang usaha. Contohnya ditunjukkan oleh makin
kuatnya persepsi masyarakat tentang perlunya memiliki badan yang sehat dan
bentuk badan yang proporsional menyebabkan meningkatnya permintaan
terhadap sasanafitness serta makanan-makanan penunjang kesehatan.
7.
3026
KEWIRAUSAHAAN
Beberapa jenis sumber terjadinya proses inovasi disajikan pada Tabel 3.5
berikut ini.
Tabel 30 5.
8Jmber lnovasi
SUMBERINOVASI
CONTOH
Ketidaksesuaian
Menjawab Kebutuhan
Perubahan Demografi
Rumah Jompo
Perubahan Persepsi
lndustri Video
organ 1saSI
0
EKMA4370/ MODUL 3
3.27
Mitos 2
Spesifikasi teknis suatu inovasi perlu dipersiapkan secara lengkap.
Persiapan lengkap dan menyeluruh biasanya memerlukan waktu yang
panjang. Karena itu, sering kali lebih menguntungkan apabila inovasi
muncul dari kegiatan bersifat coba-coba.
Mitos 3
Kreativitas muncul dari mimpi maupun gagasan yang mengawangawang.
Dalam kenyataan, para penemu sering kali merupakan seseorang yang
kehidupannya sangat praktis, dan menciptakan sesuatu dari peluang
yang tidak teperhatikan, dari realitas, bukan dari mimpi di siang
bolong.
Mitos 4
Kegiatan skala besar membuat inovasi yang lebih baik dari kegiatan
skala kecil.
Mt os sepert i i ni berkal i-kal i t erbukt i sal ah. Perusahaan-perusahaan
besar modern seri ng kal i mendorong karyawan unt uk bekerj a dal am
kelompok-kelompok kecil di mana gagasan kreatif lebih mudah muncul.
Mitos 5
Teknologi merupakan pendorong Inovasi dan keberhasilan.
Teknologi memang merupakan salah satu sumber inovasi, tetapi bukan
sat u-sat unya sumber. Pasar at au konsumen seri ng kal i merupakan
sumber i novasi yang Iebi h kuat. lnovasi yang muncul karen a t unt ut an
pasar at au pun yang didasarkan pad a kebut uhan konsumen seri ng kal i
merupakan i novasi dengan pel uang sukses paling besar.
D. PRINSIP INOVASI
Entrepreneur perlu memahami prinsip-prinsip Inovasi. Prinsip-prinsip
Inovasi perlu dipelajari, dan apabila digabungkan dengan kesempatan, dapat
mendorong individu untuk berinovasi.
3.28
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
KEWIRAUSAHAAN
Cenderung bertindak
Inovator haruslah aktif mencari gagasan baru, mencari kesempatan, atau
sumber inovasi.
Menyederhanakan produk, jasa, atau proses, dan mudah dipahami
Masyarakat perlu bisa memahami temuan tersebut dengan mudah.
Membuat produk, jasa, atau proses berdasarkan kebutuhan konsumen
Inovator perlu selalu mengingat konsumen yang akan menggunakan
temuannya. Semakin kuat kesadaran inovator terhadap kebutuhan
konsumen maka semakin besar peluang bahwa gagasannya akan
diterima dan digunakan oleh masyarakat.
Mulai dengan skala kecil
Inovator sebaiknya tidak mengawali proyek atau kegiatannya dalam
skala besar. Sebaiknya, memulai dalam skala kecil, kemudian
membangun dan berusaha mengembangkannya, sehingga pertumbuhan
terencana dan ekspansi bisa terjadi secara benar dan pada waktu yang
tepat.
Memiliki rasa optimis bahwa akan berhasil
Inovator sebaiknya optimis bahwa akan berhasil, antara lain dengan
mencari ceruk pasar yang sesuai bagi temuannya.
Temuan dicoba, diuji, dan diperbaiki
Inovator harus selalu mengikuti prosedur "cob a, uji, perbaiki" sehingga
produk, jasa, dan proses yang dihasilkan menjadi lebih sempurna.
Belajar dari kesalahan
Inovasi tidak menjamin tercapainya keberhasilan. Tetapi, tetapi yang
lebih penting disadari adalah menyadari bahwa kesalahan sering kali
merupakan sumber munculnya inovasi.
Memiliki jadwal dan ukuran kemajuan
Inovator perlu memiliki jadwal yang dapat menunjukkan kemajuan yang
telah dicapai. Walaupun kegiatannya tidak memenuhi target jadwal
ataupun lebih cepat dari rene ana, memiliki rene ana dan j adwal tetap
diperlukan agar ia dapat merencanakan dan mengevaluasi kegiatannya.
Memberikan penghargaan untuk kegiatan heroik
Kegiatan inovatif perlu mendapat penghargaan, dan juga memberikan
toleransi tertentu terhadap kegagalan. Toleransi ini sering kali mampu
merangsang munculnya inovasi, yang mampu memberikan cakrawala
baru bagi perusahaan.
3.29
EKMA4370/MODUL 3
1.
Penjaga Gerbang
Inovator sejenis ini mengumpulkan dan menyebarkan informasi
mengenai perubahan atau kemajuan dalam bidang teknis. Mereka tidak
pernah terlambat memahami perkembangan mengenai apa yang terjadi
ataupun tentang gagasan-gagasan baru. Informasi mengenai perkembangan
yang terjadi mereka peroleh lewat hubungan pribadi, pertemuan para ahli,
ataupun dari media massa. Apabila penjaga gerbang ini memperoleh
informasi yang relevan, mereka akan mengirimkan ataupun meneruskan
informasi tersebut kepada pihak ataupun unit yang sesua1 agar
ditindaklanjuti.
2.
Pengembang Gagasan
Pengembang gagasan biasanya menganalisis informasi tentang teknologi
baru, produk baru, ataupun prosedur yang baru, untuk menemukan gagasan
baru bagi perusahaan. Gagasan baru tersebut mungkin berupa solusi yang
bersifat inovatif terhadap permasalahan yang muncul dalam mengembangkan
produk, dalam pengembangan usaha, ataupun dalam mencari peluang baru
dalam pemasaran produk ataupunjasa.
3.
Juara
Para juara merupakan penganjur atau pendorong gagasan baru.
Pemegang peran juara akan berusaha untuk mendapatkan berbagai jenis
sumber yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa gagasannya
memang layak dikembangkan. Para juara cenderung mementingkan basil dan
tidak terlalu peduli risiko dan juga tidak tertarik untuk mempelajari
konsekuensi yang harus dihadapi apabila terj adi kegagalan. Misi utama para
juara adalah untuk menyingkirkan berbagai jenis hambatan terhadap gagasan
baru.
3.3Q
KEWIRAUSAHAAN
4.
Project Managers
Seseorang perlu merencanakan anggaran dan jadwal, menyusun laporan
yang memuat informasi tentang kemajuan yang sudah dicapai. Ia juga
mengoordinasikan tenaga kerja dan mengusahakan berbagai peralatan yang
diperlukan maupun berbagai jenis sumber lainnya. Selain itu, ia juga
memantau kemajuan yang berhasil dicapai dan membandingkannya dengan
rencana. Para manajer proyek ini yang mengintegrasikan dan mengelola
pekerjaan, tenaga kerja, yang dibutuhkan untuk mengubah suatu gagasan
menjadi kenyataan.
5.
Pelatih
LATIHAN
2)
3.31
e EKMA4370/MODUL 3
3)
Inovator tipe 'penjaga gerbang' merupakan inovator yang mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai perubahan atau kemajuan
dalam bidang teknis.
Tipe inovator juara merupakan penganjur atau pendorong gagasan baru.
Tipe inovator pelatih menggambarkan aspek teknis dan aspek hubungan
antarmanusia yang terj adi dalam proses inovasi.
4)
5)
RANGKUMAN
------------------------------------
1.
2.
3.
4.
c. JUara;
d. project managers;
e. pelatih.
TES
FORMATIF 2
Penciptaan produk baru, proses baru, ataupun jasa baru yang belum
pernah ada sebelumnya ataupun yang belum pernah dicoba disebut ....
A. ekstensi
B. duplikasi
C. sintesis
D. invensi
3.32
KEWIRAUSAHAAN
2)
3)
4)
5)
Ide pendirian rumah jompo merupakan inovasi yang bersumber pada ....
A. kej adian tidak terduga
B. kesenjangan
C. perubahan demografi
D. perubahan persepsi
e EKMA4370/MODUL 3
3.33
3.34
KEWIRAUSAHAAN
c
A
D
c
A
Tes Formatif2
1) D
2) A
3) A
4) B
5) c
e EKMA4370/MODUL 3
3.35
3.36
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 4
Eugene Staley, Richard Morse, Modem Small Industry for Developing Countries,
McGraw-Hill, 1965
2
Staley dan Morse menganggap suatu sektor industri dikuasai oleh perusahaanperusahaan industri berukuran kecil apabila lebih dari 50% omzet di sektor itu
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan industri ukuran kecil.
3
Walaupun penelitian Staley dan Morse khusus dilakukan terhadap sektor industri,
tetapi sifat-sifat produk yang sesuai bagi industri kecil juga sesuai bagi perusahaan
jasa dan usaha kecil pada umumnya.
4.2
KEWIRAUSAHAAN
4.3
EKMA4370/MODUL 4
KEGIATAN
BELAL.JAR
4.4
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 4
4.5
Kasus ini memberikan penjelasan bahwa pasar Roti Bakar menjadi jenuh
karena produk semacam itu terlalu mudah ditiru, atau dengan perkataan lain,
4
merniliki "ambang teknologi" yang terlalu rendah . Berdasarkan kasus Roti
Bakar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini.
1. Salah satu sifat atau karakteristik produk/jasa adalah "tingkat kesulitan
untuk menghasilkannya", atau ambang teknologinya.
2. Setiap jenis produk/jasa memiliki sifat atau karakteristiknya masingmasing. Berdasarkan Kasus Roti Bakar di atas, ternyata dalam suatu
produk/jasa terdapat sifat atau karakteristik yang menyebabkan
produk/jasa tersebut tidak sesuai untuk usaha kecil.
3. Perlu ditemukan aspek-aspek yang merupakan sifat atau karakteristik
jenis produk/jasa, kemudian perlu dikaji kesesuaian karakteristik tersebut
untuk dijalankan oleh Usaha Kecil.
Selanjutnya, pengamatan yang dilakukan penulis terhadap sejumlah
industri kecil tekstil menunjukkan bahwa sebagian perusahaan ternyata bisa
bertahan bahkan berkembang. Perusahaan industri kecil tersebut ternyata
mempunyai corak strategi yang mampu menghindarkan dari persaingan
dengan industri tekstil ukuran besar serta terlindungi dari ketatnya persaingan
dengan sesama industri kecil. Adapun pilihan corak strategi yang diterapkan
5
industri kecil tekstil tersebut adalah sebagai berikut.
1. Untuk mempertahankan diri dari persaingan dengan industri tekstil
ukuran besar, industri kecil tekstil yang sanggup bertahan dan
berkembang memilih strategi sebagai berikut.
a. Mernilih jenis produk tekstil dengan permintaan terbatas, sehingga
tidak dirninati oleh industri tekstil ukuran besar, misalnya jenis
tekstil tradisional ataupun tekstil untuk penggunaan khusus seperti
untuk upacara adat. Industri tekstil ukuran besar tidak berrninat
memasuki pasar dengan perrnintaan terbatas karena tidak
memberikan peluang untuk mencapai skala ekonornis yang
memadai.
4
Secara umum, hambatan untuk "masuk" dalam suatu jenis usaha disebut "barrier to
entry". Dalam kasus roti bakar, hambatan ini hanya menyangkut aspek teknologi
produksi, sehingga dinamakan "ambang teknologi".
5
Program Orientasi lndustri Kecil dan Menengah di Perguruan Tinggi, Paket 1
Pelatihan IKM untuk Wisudawan Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal lndustri
Kecil dan Menengah. Departemen Perindustrian Republik Indonesia dan SBHL
Consulting Bandung, 2007.
4.6
KEWIRAUSAHAAN
b.
2.
Memilih jenis produk tekstil dengan ongkos produksi per unit yang
tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Dengan demikian, ongkos
produksi per unit di industri besar tidak menjadi lebih rendah karena
memproduksi lebih banyak. Jenis tekstil yang memenuhi kriteria ini
adalah yang proses produksinya banyak dilakukan secara manual.
Untuk mempertahankan diri dari persaingan dengan sesama industri
tekstil ukuran kecil, industri kecil tekstil yang sanggup bertahan dan
berkembang memilih jenis tekstil yang proses produksinya memiliki
tingkat kesulitan ( ambang teknologi) yang cukup tinggi, sehingga tidak
semua industri kecil tekstil mampu membuat produk sejenis itu.
Jika kita menyimak Kasus Roti Bakar di atas dengan seksama maka kita
akan menemukan bahwa salah satu karakteristik produkljasa yang mampu
memberikan perlindungan, agar para pesaing tidak mudah masuk, yaitu
ambang teknologi atau tingkat kesulitan untuk membuat produk atau jasa.
Sedangkan berdasarkan pembahasan terhadap Industri Kecil Tekstil di
atas kita akan menemukan dua kriteria atau karakteristik lainnya, yaitu
a. besarnya permintaan terhadap produk atau jasa, dan
b. hubungan antara ongkos produksi per unit dengan volume produksi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap jenis produk/jasa
memiliki ciri atau karakteristik tertentu. Kita perlu mempelajari ciri atau
karakteristik produk/jasa tersebut apakah sesuai untuk diusahakan oleh
U saha Kecil.
Eugene Staley, Richard Morse, Modem Small Industry for Developing Countries,
McGraw-Hill, 1965.
7
Eugene Staley, Richard Morse, Modem Small Industry for Developing Countries,
McGraw-Hill, 1965.
4.7
e EKMA4370/MODUL 4
didominasi oleh industri ukuran keci1 . Setelah mempelaj ari ciri-ciri dari
beberapa sektor industri yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan
industri berukuran kecil dan membandingkannya dengan beberapa sektor
industri yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan industri berukuran besar,
Staley dan Morse akhirnya menemukan bahwa sektor-sektor industri tersebut
mengandung faktor-faktor tertentu yang sesuai bagi perusahaan industri
berukuran kecil, sehingga mendorong perusahaan-perusahaan industri
berukuran kecil menjadi unggul di sektor-sektor tersebut. Selain itu, pada
beberapa sektor industri lainnya, Staley dan Morse menemukan faktor-faktor
tertentu yang justru lebih sesuai bagi perusahaan industri ukuran besar
sehingga mendorong industri berukuran besar menjadi unggul. Secara
keseluruhan mereka menemukan bahwa terdapat 10 (sepuluh) faktor yang
sesuai (favorable) bagi perusahaan industri kecil dan 10 (sepuluh) faktor
9
lainnya yang justru mendorong keberhasilan industri ukuran besar .
Sepuluh faktor yang sesuai bagi perusahaan industri kecil terdiri dari
faktor-faktor sebagai berikut.
1. Hubungan antara aspek fisik dengan aspek engineering.
2. Produk yang memerlukan tingkat keterampilan dan ketelitian yang
tinggi.
3. Produk massal komponen-komponen khusus, atau produk akhir yang
bersifat khusus.
4. Produk yang dibuat dalamjumlah kecil.
5. Produk yang dipengaruhi oleh lokasi dan ongkos transportasi.
6. Produk dengan desain khusus, atau produk yang memerlukan inovasi
tinggi.
7. Hubungan yang dekat antarpersonil dalam industri kecil.
8. Fleksibilitas operasi dan ongkos tak langsung yang rendah.
9. Pelayanan yang lebih baik.
10. Respon yang cepat terhadap perkembanganlperubahan.
Staley dan Morse menganggap suatu sektor industri dikuasai oleh perusahaanperusahaan industri berukuran kecil apabila lebih dari 50% omzet di sektor itu
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan industri ukuran kecil.
9
Walaupun penelitian Staley dan Morse khusus dilakukan terhadap sektor industri,
tetapi sifat-sifat produk yang sesuai bagi industri kecil juga sesuai bagi perusahaan
jasa dan usaha kecil pada umumnya.
4.8
KEWIRAUSAHAAN
2.
EKMA4370/MODUL 4
4.9
3.
5.
4. 1Q
KEWIRAUSAHAAN
6.
7.
EKMA4370/MODUL 4
4.11
Inl.
1.
4.12
KEWIRAUSAHAAN
b.
EKMA4370/MODUL 4
c.
4.13
4.14
KEWIRAUSAHAAN
3)
4)
2.
10
10
Agar ukuran perusahaan bisa menjadi besar, sementara pada setiap lokasi hanya mampu "menyerap"
laboratorium klinis berukuran kecil maka berkembang usaha yang dilakukan dengan cara yang
dinamakan sebagai "multi-plant", yakni perusahaan dibangun di mana-mana tetapi di setiap lokasi
tetap dalam skala kecil.
EKMA4370/MODUL 4
b.
4.15
4. 16
KEWIRAUSAHAAN
c.
3.
EKMA4370/MODUL 4
b.
4.17
4) sepatu;
5) barang-barang mode.
Industri yang melayani pasar ukuran kecil
Produk yang dihasilkan industri semacam ini ditandai oleh volume
permintaan yang kecil terhadap setiap jenis produk. Karena itu,
setiap jenis produk hanya bisa menghasilkan nilai keuntungan dan
pemasukan uang yang relatif kecil sehingga tidak cukup menarik
bagi industri berukuran besar dan hanya sesuai diusahakan oleh
industri berukuran kecil.
Contoh produk sejenis ini:
1) tenda;
2) jok mobil.
Dari ketiga aspek yang berpengaruh tersebut (lokasi, pasar dan proses),
penelitian Staley dan Morse menemukan bahwa di Amerika aspek lokasi
merupakan aspek yang paling terasa pengaruhnya. Penelitian mereka
menemukan bahwa industri kecil terutama unggul pada jenis us aha berikut:
1. industri kecil yang melayani pasar lokal;
2. industri kecil yang memenuhi permintaan jasa dari konsumen lokal;
3. industri kecil yang memproses bahan baku yang lokasinya tersebar.
Penelitian Staley dan Morse juga menemukan bahwa pada kondisi di
mana ongkos transpor relatif murah ternyata jarak perusahaan terhadap pasar,
dan kebutuhan pemindahan produk serta bahan baku, masih tetap
memberikan pengaruh terhadap industri kecil dan mampu mendorong
keberhasilan industri kecil, terutama di negara-negara yang secara geografis
berukuran besar.
Selain itu, penelitian ini juga berhasil menunjukkan empat jenis industri
kecil yang paling berhasil, yaitu berikut ini.
1. Industri kecil penyedia j as a, seperti perusahaan percetakan dan
perusahaan pengerjaan logam Uenis 1C).
2. Industri kecil manufaktur dengan proses operasi yang dapat dipisah
(separable manufacturing operations), yang menghasilkan produk
khusus yang pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan mesin
seperti pembuatan komponen Uenis 2A).
3. Industri kecil yang menghasilkan produk presisi yang tinggi dan barangbarang kerajinan seperti perhiasan Uenis 2B).
4.18
4.
KEWIRAUSAHAAN
LATIHAN
2)
3)
e EKMA4370/ MODUL 4
4.19
b)
RANGKUMAN
1.
4.2Q
2.
KEWIRAUSAHAAN
T E
F 0 R MAT IF
, _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
3)
4)
5)
4.21
EKMA4370/MODUL 4
C. pakaian jadi
D. elektronik
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
4.22
KEWIRAUSAHAAN
KEGIATAN
BELAL.JAR
11
Donald M.Dible, Small Business Success Secrets, The Entrepreneur Press, 1980.
2.
EKMA4370/MODUL 4
4.23
1.
Nostalgia
2.
3.
Kelangkaan
Kelangkaan akan suatu jenis produk atau jasa tertentu sering kali
menyebabkan peminat terhadap jenis kebutuhan tersebut menjadi meningkat.
Kelangkaan tersebut juga menyebabkan munculnya perantara yang berperan
membantu orang yang membutuhkan pemenuhan kebutuhan yang langka
yaitu:
a. produk adi-busana (haute-couture);
b. perantara pengurusan dokumen-dokumen penting.
4.24
4.
KEWIRAUSAHAAN
Teknologi Barn
5.
Polusi
6.
Kesehatan
7.
Emansipasi Wanita
8.
EKMA4370/MODUL 4
4.25
9.
Rekreasi
Pola kerja yang semakin menyita waktu menyebabkan meningkatnya
jumlah orang yang merasa bahwa kebutuhannya akan rekreasi bersama
keluarga menjadi lebih penting, sehingga muncul berbagai jenis usaha
seperti:
a. arung Jeram;
b. wisata agro;
c. wisata sej arah.
Berbagai tempat untuk menemukan jenis usaha baru yang diusulkan oleh
Dible ini belum tentu seluruhnya sesuai dengan kondisi Indonesia. Di
samping itu, terdapat kondisi-kondisi khas Indonesia yang mungkin
memunculkan kebutuhan yang tidak dijumpai di negara lain, seperti
bimbingan tes untuk masuk perguruan tinggi, biro jasa untuk membantu
mengurus berbagai jenis perizinan, dan sebagainya.
4.26
KEWIRAUSAHAAN
pasar
kuat
pasar
lemah
Usaha
Sang at
Kecil
Usaha
Menengah
dan Besar
Gambar 4. 1.
Koridor yang sesuai bagi usaha kecil
EKMA4370/MODUL 4
4.27
yang juga perlu diperhatikan adalah jenis produk atau jasa yang semula
sesuai bagi usaha kecil, tetapi segera menjadi tidak sesuai jika kondisi
berubah (dan menj adi lebih sesuai bagi us aha berukuran besar). Sebagai
contoh, industri tekstil di Indonesia pemah hanya sesuai bagi usaha kecil
pada saat bahan baku masih terbatas, tetapi segera menjadi tidak sesuai
setelah ban yak pabrik pemintalan benang tenun.
C. INSTRUMEN ABCDE
Ketepatan memilih produk atau jasa yang sesuai (layak) untuk
diusahakan oleh usaha kecil, merupakan hal yang rawan dan perlu dilakukan
berhati-hati, agar usaha kecil yang hendak dijalankan bisa memiliki peluang
untuk meraih keberhasilan.
Sepuluh faktor yang mampu mendorong industri kecil untuk mencapai
keberhasilan yang ditemukan dalam penelitian Staley dan Morse, tempat
untuk menemukan jenis produk ataupun jasa yang sesuai bagi usaha kecil
yang diusulkan oleh Dible, dan berbagai pengamatan yang dijumpai di
lapangan, digunakan untuk merumuskan alat yang lebih mudah digunakan
dalam memeriksa kesesuaian suatu jenis produk ataupun jasa bagi usaha
berukuran kecil. Alat ini dinamakan Instrumen ABCDE karena menggunakan
lima jenis kriteria sebagai berikut.
Suatu jenis produk atau jasa sesuai untuk diusahakan oleh usaha kecil
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
1.
4.28
KEWIRAUSAHAAN
2.
3.
4.
5.
Lima karakteristik produk atau j as a ini dalam kenyataan sering kali tidak
berdiri sendiri-sendiri dan kombinasinya diharapkan bisa digunakan untuk
memilih berbagai jenis produk maupun jasa yang layak diusahakan oleh
usaha kecil.
Contoh Penggunaan Instrumen ABCDE
Berikut ini diberikan beberapa contoh penggunaan Instrumen ABCDE
untuk memeriksa kesesuaian j enis produk atau j as a tertentu bagi us aha kecil.
Huruf yang dilingkari pada setiap jenis produk atau jasa menunjukkan
kriteria yang sesuai terhadap sifat-sifat usaha kecil.
4.29
EKMA4370/MODUL 4
A
a.
12
Penetapan apakah suatu jenis produk memenuhi atau tidak memenuhi suatu kriteria
sangat tergantung lokasi di mana produk tersebut diusahakan. Dalam contoh ini
dinyatakan peti mati merupakan jenis produk dengan tingkat permintaan pasar yang
rendah. Di daerah tertentu bisa terjadi permintaan pasar terhadap peti mati relatif
tinggi karena masyarakatnya terbiasa memakamkan jenazah menggunakan peti mati.
4.30
KEWIRAUSAHAAN
A
b.
A
c.
4.31
e EKMA4370/MODUL 4
Penerjemah
Buku Berbahasa lnggris
d.
4.32
KEWIRAUSAHAAN
Antar-jemput
anakSD
e.
13
4.33
e EKMA4370/MODUL 4
Konsultasi
Statistik untuk
Skripsi
4.34
KEWIRAUSAHAAN
2)
3)
e EKMA4370/ MODUL 4
4.35
1.
2.
3.
T E
F 0 R MAT IF 2_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Contoh gagasan bisnis yang diilhami oleh aspek nostalgia adalah ....
A. helm
B. sabuk pengaman pada mobil
C. mobil antik
D. produk adi busana
4.36
KEWIRAUSAHAAN
2)
3)
Contoh gagasan bisnis yang diilhami oleh aspek kelangkaan adalah ....
A. helm
B. sabuk pengaman pada mobil
C. mobil antik
D. produk adi busana
4)
Contoh gagasan bisnis yang diilhami oleh aspek polusi adalah ....
A. penjernih air
B. sabuk pengaman pada mobil
C. mobil antik
D. produk adi busana
5)
Contoh gagasan bisnis yang diilhami oleh aspek kesehatan adalah ....
A. helm
B. spa
C. mobil antik
D. produk adi busana
EKMA4370/MODUL 4
4.37
4.38
KEWIRAUSAHAAN
c
c
A
c
c
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
c
B
D
A
B
e EKMA4370/MODUL 4
4.39
4.40
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 5
5.2
KEWIRAUSAHAAN
KEGIATAN
BELAL.JAR
Kemungkinan masih banyak peluang usaha bisa muncul dari perangkat sehari-hari
lainnya seperti kompor gas, pompa air, sumber air, jaringan listrik, dsb., akan tetapi
belurn dimanfaatkan karena belurn "ditemukan".
EKMA4370/MODUL 5
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
5.3
5.4
KEWIRAUSAHAAN
5.5
EKMA4370/MODUL 5
KASUS ANTENA TV
Satu hari, Monang, pemuda perantau tamatan SMA, yang berasal dari
sebuah kampung kecil di pinggiran Pulau Samosir duduk termenung di
beranda rumah pamannya di Bandung. Sudah empat bulan ia di Bandung,
setelah melalui perjalanan yang melelahkan dari kampungnya, mula-mula
menyeberang danau Toba menuju kota Medan, kemudian naik bus ALS
(Antar Lintas Sumatra) dua hari tiga malam dari Medan menuju Bandung.
Sejak berangkat dia sudah waswas mengenai peluangnya untuk bisa
"maju" di kota Bandung. Waktu ibunya menulis surat kepada pamannya yang
menampungnya sekarang ini, meminta agar bersedia menampung Monang,
surat balasan pamannya tegas-tegas mengatakan "kalau si Monang ke
Bandung, tempat tinggal dan makannya bisa saya tanggung. Tapi, saya tidak
sanggup jika diminta menyekolahkan. Andaikata dia ingin bekerja, harus
cari sendiri. Saya cuma orang kecil di Bandung ini, gaji pas-pasan dan tidak
ada koneksi! ".
Memang benar, Monang juga menyaksikan sendiri sang paman (guru
SMA), dan bibinya (guru SD), hidup sederhana di Bandung. Mereka harus
disiplin sekali mengatur pengeluaran agar setiap bulan bisa membayar
angsuran rumah sederhana yang sekarang mereka tempati. Untung saja
pamannya belum punya anak. Monang segera sadar bahwa memang mustahil
bagi sang paman untuk menyekolahkannya.
Karena itu, Monang juga sadar bahwa ia harus berusaha segera mendapat
penghasilan. Tapi, memang sulit. Sebagai orang baru ia belum punya kenalan
di kota Bandung. Tempat tinggalnya juga agak di pinggir kota, maklum
perumahan sederhana, sehingga sulit buat Monang mencoba "keliling"
mencari peluang, sebab perlu ongkos yang lumayan. Padahal persediaan
uangnya sudah sangat menipis, sisa-sisa bekal yang dibawanya dari
kampung.
Tanpa terasa sudah hampir 4 bulan ia tanpa "kemajuan" di Bandung.
Makin lama ia makin resah. Kehadirannya tentu jadi beban (walaupun paman
dan bibinya tidak pernah mengeluh). Kembali ke kampung juga bukan
pilihan. Mencari pekerj aan juga sulit, hanya berij azah SMA, keterampilan
lain tidak ada, kenalan terbatas, apalagi koneksi. Empat bulan ini ia hanya
bergaul dengan keluarga-keluarga sederhana tetangga pamannya. Monang
cepat populer. Barangkali karena penampilannya lugu, seperti anak SMA,
ramah, dan mungkin karena logat batak-nya yang kental.
5.6
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 5
Bu Ocid :
Bu Yanto :
Bu Ocid :
5.7
"Bu Yanto, beli apa? kuenya masih hangat nih, kue lapis, bugis
juga ada. TV-nya sudah nyala Bu? Padahal, Bu Yanto nyuruh
si Monang saja".
"lya Bu, tidak ada yang bisa naik. Masak mesti saya, badan
sebesar kulkas begini, kalau naik ke atap bisa-bisa rumah
ambruk! Ada keponakan yang mau membetulkan, tapi 2
minggu lagi. Dia lagi sibuk ujian semester. Siapa Bu yang mau
bantu? Orangnya baik?"
"Si Monang, Bu. Tuh, yang rumahnya cat hijau, keponakan
Pak Guru. Anaknya baik, rajin, suka ketawa, lucu, kasihan
masih nganggur, padahal jauh-jauh datang dari Sumatra".
5.8
KEWIRAUSAHAAN
Monang
(terkejut) "Bu, saya tidak paham Pompa Air. Saya biasa
pompa atr:
Monang
"Bu, kalau urusan pompa air, bagaimana kalau saya
panggilkan saja Mang Tatang? Itu lho Bu, yang jualan rokok
di depan. Kata orang sih dia itu dulunya tukang reparasi
pompa a1r.
Bu Maman: "Yang hitam, berkumis itu? Jujur atau tidak? Jangan-jangan
siang dia masuk ke rumah lbu malamnya malah mencuri."
Monang
"Wah, saya tidak tahu Bu soal kejujurannya. Tapi kata orang
EKMA4370/MODUL 5
5.9
5. 1Q
KEWIRAUSAHAAN
Paman : "Wah, kau ini, mana ada uangnya Monang, bayar cicilan rumah
saja sudah hampir habis nafas paman"
Esok harinya, sebuah mobil bak terbuka datang ke rumah paman
Monang. Sebuah televisi 29 inci, model terbaru, diturunkan dari mobil itu .....
Monang sekarang sudah sanggup membantu pamannya, tidak percuma ia
merantau begitu jauh dari Pulau Samosir!
000
Kemungkinan masih banyak peluang usaha bisa muncul dari perangkat sehari-hari
lainnya seperti kompor gas, pompa air, sumber air, jaringan listrik, dsb., akan tetapi
belum dimanfaatkan karen a bel urn "ditemukan".
e EKMA4370/ MODUL 5
5.11
LATIHAN
1)
2)
3)
3)
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1.
2.
5.12
KEWIRAUSAHAAN
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
TES
F"ORMATIF"
--------------------------------
2)
3)
4)
5)
5.13
EKMA4370/MODUL 5
5.14
KEWIRAUSAHAAN
KEGIATAN
BELAL.JAR
EKMA4370/MODUL 5
5.15
1.
5.16
KEWIRAUSAHAAN
Tepat di pintu masuk, sang dosen masih sempat mendengar obrolan yang
sangat menarik, dari dua orang ibu muda, keduanya mahasiswa program
S-2:
lbu A :
lbu B :
Kasus lbu Rumah Tangga Sekolah S-2 ini memberikan gambaran bahwa
gagasan mengenai peluang usaha ternyata bisa muncul dari peristiwa yang
kita alami sehari-hari. Secara khusus kasus ini menunjukkan munculnya
peluang usaha, apabila ada pihak yang tidak dapat menjalankan fungsi yang
biasanya ia j alankan. Ibu rumah tangga yang bias any a tinggal di rumah,
menyediakan makan untuk keluarga, meninggalkan fungsi yang biasa ia
jalankan karena menjadi mahasiswa S-2.
Kebutuhan yang mudah terlihat adalah yang bersifat konsumtif, karena
jelas seperti makanan dan pakaian, sehingga merupakan jenis gagasan usaha
yang biasanya muncul pada para pengusaha kecil baru. Karena itu, akan lebih
mudah apabila pengusaha baru mencari gagasan lain di luar jenis usaha yang
bersifat konsumtif. Secara lebih lengkap, peluang usaha bisa muncul dari
berikut ini.
a.
b.
EKMA4370/MODUL 5
5.17
5.18
KEWIRAUSAHAAN
5.19
EKMA4370/MODUL 5
5.2Q
KEWIRAUSAHAAN
c.
2.
EKMA4370/MODUL 5
5.21
3.
5.22
KEWIRAUSAHAAN
berikut ini. Kasus ini memberikan gambaran bahwa tanpa disadari seseorang
mungkin sudah berada dalam pasar, dengan daya beli yang kuat dan juga
sudah sangat dikenal, sehingga tinggal memikirkan produk ataupun jasa yang
tepat untuk ditawarkan,
IBU JENDERAL BUKA CATERING
llll.
Pergaulannya juga berubah, istri jenderal tentunya bergaul dengan ibuibu jenderal juga. Dulu, waktu pangkat suaminya masih rendah,
pergaulannya dengan ibu-ibu bintara, dan obrolan waktu arisan tentang
kiat menghemat agar gaji sebulan bisa cukup; sekarang berubah sekolah
anak di luar negeri, bowling, parfum, shopping, Paris, Singapura, dan
lain-lain. Tetapi, karena ia pemah merasakan hidup dari "bawah", urusan
Kasus semacam ini dimungkinkan terjadi pada saat bisnis militer masih diizinkan di
Indonesia.
EKMA4370/MODUL 5
5.23
dapur bukan hal yang luar bias a bagi lbu J enderal, bahkan boleh dibilang
bahwa jika ia memasak hasilnya sangat enak.
Pada suatu hari, si lbu J enderal sibuk di dapur memasak, karena ia
mendapat giliran menyelenggarakan acara arisan istri-istri tentara.
Undangan yang datang juga tentunya kebanyakan ibu-ibu jenderal, dan
banyak peserta arisan yang pada saat hendak pulang memberikan pujian:
"Jeng, masakannya enaaak sekali!"
Beberapa minggu kemudian, si lbu Jenderal ditelepon oleh seorang
rekannya, anggota arisan:
Rekan lbu Jenderal :
"Jeng, waktu arisan yang lalu, masakannya enak
sekali. Dari catering mana ya?"
Ibu J enderal
"Bukan catering Jeng, saya sendiri kok".
5.24
KEWIRAUSAHAAN
4.
Pilihan jenis produk atau jasa perlu sesuai dengan corak permintaan
pasar, dan juga sesuai untuk dijalankan oleh usaha kecil (terutama sesuai
dengan potensi maupun keterbatasannya). Kesesuaian ketiga unsur tersebut
merupakan kunci keberhasilan berdirinya usaha kecil.
Pemahaman mengenai corak permintaan pasar, corak proses produksi,
hal-hal yang mendasar dari produk atau jasa yang diusahakan, dan juga
paham potensi maupun keterbatasan usaha kecil yang dijalankan, secara
keseluruhan berawal dari "kemampuan melihat lebih dalam". Pada bab 4
halaman 8 telah dijelaskan bagaimana cara-cara yang disarankan untuk
mengembangkan kreativitas. Kreativitas dibutuhkan untuk menemukan jenis
produk atau jasa yang akan diusahakan. Selanjutnya, diperlukan kemampuan
melihat lebih dalam untuk memahami cara yang tepat untuk menjalankan
us aha.
Di lapangan, perjalanan para pengusaha kecil yang berhasil dilalui
dengan banyak melakukan kesalahan. Mereka berulang kali melakukan
berbagai kekeliruan, tetapi kemampuan melihat lebih dalam akhimya
membuat para pengusaha berhasil, bisa memiliki pemahaman yang lebih
lengkap untuk mengerti cara menjalankan usaha secara lebih baik, yaitu cara
yang mampu mengusahakan kesesuaian antara ketiga unsur yang telah
dibahas sebelumnya.
5.25
EKMA4370/MODUL 5
B. ULET/KONSISTEN
Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa melalui berbagai jenis
kekeliruan yang dialarni, pengusaha kecil yang berhasil akhirnya merniliki
pemahaman yang lengkap mengenai kegiatan usaha yang mereka jalankan,
karena memiliki kemampuan melihat lebih dalam. Karena itu, persyaratan
kedua agar pengusaha kecil bisa berhasil adalah ulet atau konsisten. Keuletan
atau konsistensi membuat para pengusaha kecil yang berhasil mampu tetap
bertahan walaupun dihadapkan pada serangkaian kekeliruan, dan akhirnya
memiliki pemahaman yang relatif sempurna mengenai cara menj alankan
kegiatannya.
KASUS HAJJ SOMA
5.26
KEWIRAUSAHAAN
pengrajin tenun, sehingga biasanya tidak ada juga kain yang berhasil
dijual. Melanjutkan perjalanan, 30 kilometer kemudian ia sampai di
pinggiran kota Bandung, dan mulailah beberapa gulungan kain berhasil
dijual.
Puluhan tahun kemudian, Haji Soma sudah menjadi pengusaha yang
terbilang paling sukses di daerahnya. Suatu saat ia diwawancarai oleh
seorang peneliti yang ingin mempelajari perjalanan perkembangan para
pengusaha kecil yang berhasil.
Peneliti
Haji Soma:
Peneliti
Haji Soma :
Peneliti
Haji Soma:
EKMA4370/MODUL 5
5.27
Haji Soma:
Peneliti
Haji Soma:
5.28
KEWIRAUSAHAAN
LATIHAN
2)
3)
Pengusaha perlu juga mencari gagasan lain di luar jenis usaha yang
bersifat konsumtif. Gagasan peluang usaha bisa muncul dengan
mengamati kebutuhan "menggantikan fungsi". Coba berikan contoh!
Gagasan peluang usaha bisa muncul dengan mengamati kebutuhan
untuk "menghubungkan". Jelaskan dengan contoh!
Gagasan peluang usaha bisa muncul dengan mengamati "kebutuhan
akan jenis produk/jasa tertentu karena terjadi perubahan atau karena
suatu kondisi khusus.
RANGKUMAN
------------------------------------
e EKMA4370/MODUL 5
T E S
5.29
F 0 R MAT IF 2;;__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
3)
4)
5)
5.30
KEWIRAUSAHAAN
5.31
EKMA4370/ MODUL 5
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
c
B
D
A
A
c
B
D
5.32
KEWIRAUSAHAAN
e EKMA4370/MODUL 5
5.33
MDDUL 6
6.2
KEWIRAUSAHAAN
saja sudah menuai kegagalan. Proyek yang gagal, tidak dapat begitu saja
ditinggalkan tanpa menderita kerugian besar. Menjual mesin, gedung, atau
peralatan bekas lain tidaklah mudah. Seandainya laku dijual, harganya pasti
jauh di bawah harga pasar. Sedangkan jika mengupayakan peralatan tersebut
untuk kegiatan lain yang berbeda dengan perencanaan semula, hal itu belum
tentu menguntungkan. Oleh karena itu, sebelum proyek investasi diputuskan,
maka harus dilakukan evaluasi yang mendalam agar jangan sampai sesudah
dilaksanakan, ternyata proyek tersebut tidak sesuai dengan harapan. Dengan
evaluasi yang mendalam, diharapkan perusahaan akan mempunyai gambaran
yang lebih rinci apakah proyek tersebut perlu ditindaklanjuti atau tidak.
Dalam modul ini akan dibahas beberapa metode dalam melakukan
investasi. Setelah membaca modul ini diharapkan Anda mampu:
1. memahami nilai waktu dari uang;
2. menghitung bunga;
3. menilai kelayakan suatu investasi.
6.3
e EKMA4370/MODUL 6
KEGIATAN
BELA&JAR
INPUT
MANFAAT (KEUNTUNGAN)
EFISIENSI EKONOMIS
6.4
KEWIRAUSAHAAN
bernilai lebih tinggi dari pada satu rupiah pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan alasan itulah maka investor perlu memperhitungkan pengaruh
waktu terhadap nilai uang.
A. BUNGAUANGDANRUMUSBUNGA
Suatu hal yang lazim bahwa sebagian dana investasi dibiayai dari dana
pinjaman. Sebagai konsekuensinya, peminjam harus membayar bunga atas
pinjaman tersebut. Oleh karena itu, dalam investasi, bunga merupakan
ongkos atau sewa atas pemakaian sejumlah uang.
1.
Rumus Bunga
Dalam perhitungan investasi, kita mengenal dua macam bunga, yaitu
bunga sederhana dan bunga berbunga (bunga majemuk). Bunga sederhana
merupakan bunga yang dihitung secara linier, tidak ditambahkan ke dana
pokok untuk menghitung perolehan berikutnya. Sedangkan dalam bunga
majemuk, perhitungan besarnya dana pokok berikutnya, sama dengan dana
pokok periode sebelumnya, ditambah jumlah bunga yang diperoleh sampai
pada waktu itu.
a.
~'tGDflfv1.
DANt. TA-lN
lh1
SrvPJNtND
ANt. TA-lN
BLM-IRTA-lN
SrvPJNtND
M-IRTA-lN
M-IRTA-lN
Fp 1.00),00
Fp50,00
(5%x Fp 1.000,00)
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp50,00
Fp50,00
Fp 1.00),00
Fp 1050,00
fti\GfvBlA\1
(1000+ 50)
b.
6.5
EKMA4370/ MODUL 6
8...J'.rn'tGD~
BLM-IRTPH..N
SrvP~D
~l.M
ANt. TPH..N
8...J'.rn
D M-IRTPH..N
M-IRTPH..N
M-IRTPH..N
FP 1.cro,oo
t=pOO,OO
FP-
FP 1.060,00
FP-
t=p63,00
FP-
FP 1.123,00
FP-
A~D
FP 1.060,00
(()0/ox FP 1.000,00)
(()0/oXFP 1.060,00)
(1000 + 60)
FP 1.123,00
t=p67,42
FP-
FP 1.191,02
FP-
FP 1.191,02
t=p71 ,46
FP-
FP 1.262,48
FP 1.262,48
A~D
/WL TPH..N
8...I'-rn'Jf1U
lA~. r A
m.~
DBl\YPRD M-IRTPH..N
A~D
M-IRTPH..N
FtfVBI\YJBt.J
M-IRTPH..N
1.cro,oo
1.cro,oo x o,06 =
FP oo,oo
1.060,00
1.060,00 X0,06 =
FP 63,00
1.123,00
1.123,00 X0,06 =
FP 67,42
1.191 ,02
FP 71 ,46
1.262,48
Dari perhitungan di atas berarti jika Saudara meminjam uang saat ini,
sebesar Rp1.000,00 dengan bunga 6% per tahun (majemuk), maka setelah
4
4 tahun besamya pinjaman menjadi Rp 1.000,00(1 + 0,06) atau Rp 1.262, 48.
Atau jika Saudara meminjam uang saat ini sebesar [ P ] dengan bunga
i% /tahun (majemuk), setelah n tahun maka besamya pinjaman menjadi
P(l+i)n.
6.6
KEWIRAUSAHAAN
F==P(1+i)n
dan
p ==
F
( 1+ i )n
2.
p- A:
3.
A=P
i(1+i)n
(1+i)n -1
F- A:
4.
P=A
(1 +i )n -1
i(1 + i)n
6.7
EKMA4370/MODUL 6
5.
6.
A=F
i(l+i)n
(l+i)n -1
I
2
I
3
n-1
I
n
-------------------2
n-2
n-1
2. P = F(P/F,i,n)
3. A= P(A/P,i,n)
4. P = A(P/A,i,n)
5. F = A(F/A,i,n)
6. A= F(A/F,i,n)
6.8
KEWIRAUSAHAAN
(F7P, i, n)
(R'F, i, n)
(F7A i, n)
(A'F, i, n)
(R'A i, n)
(A'P, i, n)
1,4640
0,6830
4,6410
0,2155
3,1699
0,3155
.----
----,
1,6110
0,6209
6,1050
0,1638
3,7908
0,2638
1,7220
0,5645
7,7160
0,1296
4,3553
0,2996
F = P(F/P,i,n)
= Rp1.000,00 (F/P,10%,5)
= Rp1.000,00 (1,6110) = Rp1.611,00
Contoh-contoh Soal:
1. Jika Anda menabung sebesar Rp5 juta dengan bunga tunggal 8%/tahun.
Harus berapa lama tabungan disimpan agar menjadi Rp6,4 juta?
Bunga= Rp(6,4- 5) juta
= Rp1,4 juta
= n x Bunga Tahunan (Tunggal)
Rp1,4 juta = n
Rp0,4 juta
Rp1,4 juta
Bunga Tahunan
= 8% x Rp5 juta
= Rp0,4 juta
n =
= 3,5 tahun
Rp0,4 juta
2.
6.9
EKMA4370/MODUL 6
Jika Saudara meminjam dari Bank Rp1 juta saat ini, dan harus dibayar
lunas 5 tahun kemudian. Berapa besar pembayaranjika i = 8%/tahun?
F=?
P = Rp 1juta
=
=
3.
2
3
4
P (F/P, i, n) = 1 juta x (F/P,8%,5)
1 juta (1,4690) = Rp1,4690 juta
Lima tahun lagi si A harus membayar pinjaman uang sebesar Rp1 juta.
Jika i = 8%/tahun, berapa uang yang harus disimpan sekarang agar
pinj aman bisa dilunasi di akhir tahun ke 5?
F = Rp 1 juta
P=?
4.
Angsuran rumah dibayar tiap akhir tahun sebesar Rp1 juta, selama 5
tahun dengan i = 8%/tahun. Berapa yang harus di tabung saat ini agar
angsuran tahunan itu selalu bisa dibayar?
A= Rp 1 juta
P=?
0
P
5.
Simpanan sebesar Rp1 juta saat ini, ternyata menjadi Rp1,5 juta setelah 5
tahun. Berapa besarnya suku bunga?
6.10
KEWIRAUSAHAAN
i =?
P = Rp 1 juta
F = Rp 1,5 juta
= F (F/P, i, n)
(F/P, i, 5)
Rp 1,5 juta
= 1,500
Rp 1 juta
Dari Tabel Bunga
(F/P, 8%, 5) = 1,469
(F/P, 9%, 6) = 1,539
Dilakukan Interpolasi:
9%
-------------------------------
i1f
?%
8%
-------I
I
I
I
1,469
1,500
1,500- 1,469
= 8% +
x(9%-8%)
1,539- 1,500
0,031
= 8%+
0.039
1%
= 8,79%
1,539
(F/P, i, 5)
6. 11
EKMA4370/MODUL 6
1,2 jt
P=?
1,1 jt
1 jt
0,1
dan
1
dikonversi menjadi
A2, menggunakan
Tabel Bunga Gradien
(n=5)
A2 =
=
6.12
KEWIRAUSAHAAN
A total
I
I
I
I
I
A total= 1,18465 jt
1
LATIHAN
RANGKUMAN
6.13
e EKMA4370/MODUL 6
T E
F 0 R MAT IF
, _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
3)
4)
6.14
KEWIRAUSAHAAN
A.
B.
C.
D.
5)
sederhana
majemuk
linier
gradien
6.15
EKMA4370/MODUL 6
KEGIATAN
BELA&JAR
6.16
KEWIRAUSAHAAN
Akhir tahun ke
Cash Flow PT KC
- 10 juta
+ 10 juta
+ 0,7 juta
- 0,7 juta
+ 0,7 juta
- 0,7 juta
+ 0,7 juta
- 0,7 juta
+ 10,7 juta
- 10,7 juta
Contoh:
Misalnya perusahaan harus memilih mesin A atau B dengan kriteria sebagai
berikut.
Harga
Keuntungan/Tahun
Umur
Nilai Sisa
MesinA
2juta
0,45 juta
6 tahun
0,1 juta
Mesin B
3 juta
0,60 juta
6 tahun
0,7 juta
Mesin A:
Rp 2juta
1
Pengeluaran
6
Rp 0,1 juta
Rp 0,45 juta
Penerimaan
6.17
e EKMA4370/MODUL 6
PWA
Mesin B:
p
Rp 3 juta
Pengeluaran
Rp 0,7 juta
Penerimaan
Rp 0,60 juta
PWB
-7
6.18
KEWIRAUSAHAAN
PENGELUARAN
PENERIMA
10 juta
= 4,2123
(P/A, i, 5) =
-7 i
2.
2,374
RoR = 6%
6%
Alternatif 1
Alternatif 2
Alt.1 - Alt.2
-10 juta
-20 juta
-10 juta
+15 juta
+28 juta
+ 13 juta
- - - - = 50%
> MARR
10
20
= 40o/o
> MARR
-10 + 13
PW2_1 = - - - - = 30% > MARR -7
10
Pilih Mesin 2
6.19
e EKMA4370/MODUL 6
P Benefit
BCRAlt.l =
F Benefit
A Benefit
Alt.l
- - - Alt.l =
P Cost
A cost
F Cost
P Benefit
A Benefit
F Benefit
Alt.l =
P Cost
Alt.2
Alt.2 =
Alt.2 =
BCRA1t.2 =
A cost
F Cost
Proyek yang dipilih adalah proyek dengan BCR terbesar dengan ketentuan
sebagai berikut.
P Benefit
Alt.l
P Cost
P Benefit
Alt.2
6.20
KEWIRAUSAHAAN
P Cost
Jika BCR > 1, maka us ulan investasi atau proyek diterima;
Jika BCR < 1, maka usulan investasi atau proyek ditolak;
J ika B CR = 1, netral.
Contoh:
Suatu proyek membutuhkan investasi senilai Rp60 juta dengan tingkat bunga
9%. Diperkirakan manfaat yang akan diterima selama tiga tahun secara
berturut-turut adalah Rp20 juta, 30 juta dan 45 juta. Apakah proyek tersebut
diterima atau tidak?
Perhitungan:
TAHUN
0
1
2
3
Benefit
= 9%)
78,34 juta
BCR=
60,00 juta
--
1,31
6.21
EKMA4370/ MODUL 6
3.
plih atera~
plih at:eraif
plih atenrtif
cg,: (~)
b~ tcp letih
<tJl:
<tJl:
rurit
Pa.tpJ: ~mm'tai::Exr
AupJ: ~mm'tai::Exr
FatpJ: ~mm'tai::Exr
AupJ: ~
mm'teb:sc:r
A= P.i
(Ntidc:Ktataas oo)
Fa.tpJ: ~
AupJ: ~
mm'tai::Exr
A= P.i
mm'tai::Exr
plih at:era~
plih at:eraif
plih atara~
cg,: (~~ )
cg,:
<tJl:
Rrp..t niri-
Arp.t nirimrn
Firp..t nirimrn
mm'te1<001
/te1<001
/te1<001
- tut p:ricx::E
aaisa=
unratara
tif ciaJ<tJl
rila ssa
- icim(~)
Rrp..t niri-
Arp.t nirirrun
mm'te1<001
P= A'i
/te1<001
A= P.i
- tut p:ricx::E
aaisa =
Arp.t nirimrn
Firp..t nirirrun
/te1<001
/te1<001
unratara
tif ciaJ<tJl
rila ssa
-icim(~~ )
,....
~
F
plih at:araif
cg,: (0)
plih at:araif
cg,: (0 0)
-Frn
-Em
~rrun
~rrun
-RR>!WfR
-Em> 1
icbn(O),
titl.J-g Frn
<tJl P= A'i
icbn(O 0),
titLrg EI:R<tJl
P= A'i
6.22
KEWIRAUSAHAAN
-....... :. LATIHAN
1)
2)
3)
RANGKUMAN
6.23
e EKMA4370/MODUL 6
TES
FDRMATIF 2
~-----------------------------
2)
6.24
KEWIRAUSAHAAN
3)
Gambaran jumlah dana yang tersedia setiap saat, yang dapat digunakan
untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan disebut ....
A. laporan rugi-laba
B. neraca
C. aliran kas
D. BCR
4)
5)
e EKMA4370/MODUL 6
6.25
6.26
KEWIRAUSAHAAN
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
B
D
c
A
D
e EKMA4370/MODUL 6
6.27
6.28
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 7
7.2
KEWIRAUSAHAAN
7.3
EKMA4370/MODUL 7
KEGIATAN
BELAL.JAR
Kekuatan
Sosial Budaya
LINGKUNGAN TUGAS
(industri I jenis usaha)
Pemegang
Saham
II
Pemerintah
Kelompok
Kepentingan (LSM)
~-
--
Supplier
-------
LINGKUNGAN
INTERNAL
Struktur
I
\
Sumber
\\
"' "" --
\
)
Budaya
Karyawan/
Serikat
Pekerja
I
Pesaing
--- -------
Pemberi
Pinjaman
Kekuatan
Politik!Hukum
Kekuatan
Ekonomi
Asosiasi
Usaha
Komunitas
Gambar 7. 1.
B emen-el em en Li ngkungan
Kekuatan
Teknologi
7.4
KEWIRAUSAHAAN
e EKMA4370/MODUL 7
7.5
Lingkungan Ekonomi
Kondisi atau corak dari lingkungan ekonomi sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu usaha yang baru dimulai.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa para Entrepreneur
pada umumnya hanya menaruh sedikit perhatian terhadap usaha untuk
menelaah, apakah lingkungan ekonomi yang dihadapi sesungguhnya
mendukung ataupun merupakan ancaman terhadap usaha yang dijalankannya.
Di lapangan kerap kali dijumpai pengusaha atau calon pengusaha yang berani
menanamkan modalnya tanpa penelaahan kondisi lingkungan ekonomi secara
memadai. Sesungguhnya, penelaahan yang memadai terhadap kondisi
lingkungan ekonomi, bisa membantu para pengusaha ataupun calon
pengusaha, untuk memahami kondisi yang dihadapi agar tidak terjebak dalam
situasi yang menyulitkan.
Terdapat beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya dipelajari apabila
pengusaha atau calon pengusaha bermaksud untuk memulai sebuah usaha
1
baru, antara lain :
1. Seperti apa kondisi ekonomi negara temp at us aha baru akan dimulai?
2. Seperti apa corak atau kondisi pasar tenaga kerja di mana usaha baru
akan dijalankan?
3. Apakah suku bung a yang berlaku relatif stabil a tau selalu mengalami
kenaikan?
4. Berapa banyak perusahaan-perusahaan sejenis telah berdiri dan di
kemudian hari mungkin menjadi saingan?
5. Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut berukuran sama, ataukah
bervariasi? Apakah berbeda ukurannya dengan us aha baru yang hendak
dij alankan?
6. Bagaimana penyebaran lokasi perusahaan-perusahaan sejenis yang
berpotensi untuk menjadi saingan? Apakah lokasinya tersebar atau hanya
terkonsentrasi di suatu daerah tertentu?
7. Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut cenderung hanya
melayani pasar lokal atau juga melayani daerah lain? Apakah ada
perusahaan sejenis yang melakukan ekspor? Apakah memang terdapat
peluang untuk memasarkan produk yang dihasilkan di pasar luar negeri?
8. Adakah peraturan-peraturan pemerintah yang mungkin berpengaruh
terhadap jenis usaha yang akan dijalankan?
1
Kuratko, hal.192
7.6
9.
KEWIRAUSAHAAN
B agaimana corak persaingan yang selama ini terj adi antara perusahaanperusahaan sej enis?
EKMA4370/MODUL 7
7.7
yang akan dijalankan, produk ataupun jasa yang akan dipilih sebagai
keluaran perusahaan, lokasi kegiatan, cara memasarkan produk atau j as a
yang dihasilkan, harga yang hendak ditawarkan, dan berbagai keputusan
mendasar lainnya akan terpengaruh oleh aturan-aturan yang berlaku.
2
Berbagai contoh di Amerika menunjukkan bahwa aturan-aturan yang
dikeluarkan pemerintah sering kali mempengaruhi usaha berukuran kecil dari
berbagai segi seperti:
1.
Harga
Usaha kecil sering kali terpaksa menaikkan harga jual produk atau jasa
yang dihasilkannya untuk mengimbangi kenaikan ongkos yang terjadi karena
3
berusaha memenuhi aturan-aturan pemerintah .
2.
3.
Persaingan Usaha
Aturan-aturan pemerintah yang baru ataupun yang mengalami perubahan
sering lebih terasa dampaknya pada perusahaan-perusahaan berukuran kecil
sehingga cenderung membuat usaha kecil menjadi lemah dalam persaingan,
terutama menghadapi usaha berukuran besar.
4.
Pengelolaan
Aturan pemerintah sering kali memaksa usaha berukuran kecil untuk
mengorbankan waktu dengan proporsi yang lebih besar agar dapat memenuhi
berbagai aturan tersebut.
5.
Mental
Berbagai jenis kesulitan, kegagalan, penghamburan waktu, dan lain-lain
sering kali membuat pengusaha kecil menjadi lebih mudah frustrasi. Karena
berbagai kelemahan tersebut tidak mengherankan apabila banyak usaha
Kuratko, hal.195
3
Di Indonesia sering kali perusahaan terpaksa membaikkan harga untuk
mengimbangi biaya-biaya tidak resmi yang harus dipenuhi oleh perusahaan di
lapangan.
7.8
KEWIRAUSAHAAN
7.9
e EKMA4370/MODUL 7
An cam an
terhadap
pendatang
baru
Posisi tawar
Pemasok
Pemasok
(supplier)
Pengusaha
Pendatang
Baru
S8J8niS
, r
Posisi tawar
Pembeli
Pesaing
\ ...
....
Ketatnya
persa1ngan
Kekuatan Pemasok :
Jumlah pemasok ukuran
besar
Peran komponen/bahan
yang disediakan pemasok
<-
Ancaman dari
produk/jasa
pengganti
Pembeli
(buyer)
Kekuatan Pembeli :
Jumlah pembeli ukuran
besar
Pentingnya produk/jasa
bagi pembeli
Produk/Jasa
Pengganti
(substitusi)
Ketersediaan Produk/Jasa Pengganti
(Substitusi) :
Ketersediaan produk/jasa pengganti yang
sangat mirip
Rasia harga terhadap produk/jasa pengganti
Gambar 7.2.
Bemen-elemen Utama S:ruktur lndustri (fvbdel 5 Kekuatan Porter)
7.10
KEWIRAUSAHAAN
PENGUSAHA PENDATANG
BARU
Apa yang menjadi hambatan bagi
pengusaha pendatang baru? Faktorfaktor apa yang bisa mengurangi
hambatan tersebut?
Perusahaan pendatang baru mana
yang berpotensi untuk maju? Seperti
apa karakteristiknya (ukuran, jumlah,
tingkat pertumbuhan, jenis
konsumennya, dll
Seperti apa kira-kira strategi bersaing
perusahaan baru? Perubahan apa
yang akan terjadi dalam industri sejenis
yang diakibatkan strategi dari perusahaan pendatang baru?
PEMASOK
PESAING
PEMBELI
Perusahaan mana yang menjadi
l....o
....
PRODUKIJASA PENGGANTI
(Substitusi)
Apa yang menjadi subtitusi produk/jasa
yang dihasilkan?
Seberapa besar akibat produkljasa
substitusi terhadap produk yang ada
sekarang?
Seberapa cepat penetrasi produk/jasa
substitusi?
Perusahaan mana yang akan
menganggap produk/jasa substitusi
sebagai peluang diversifikasi?
Gambar 7.3.
Pet unj uk Penggunaan 1\tbdel 5 Kekuat an Porter
EKMA4370/MODUL 7
7. 11
1.
2.
3.
Pembeli Pemula
4.
7. 12
KEWIRAUSAHAAN
E. HAMBATAN MASUK
Pada industri yang sedang ataupun baru tumbuh sering kali terdapat
hambatan untuk masuk bagi pengusaha pendatang baru. Hambatan yang
sering muncul pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan pengusaha baru
pada aspek-aspek berikut ini.
1. Teknologi
Penggunaan teknologi yang sesuai sering kali terasa mahal bagi
pengusaha pendatang baru yang kondisi permodalannya masih terbatas.
2. Jaringan distribusi
Akses terhadap j aringan distribusi yang masih terbatas ataupun sama
sekali belum terbentuk mengakibatkan munculnya kesulitan memasarkan
hasil produksi bagi pengusaha pendatang baru.
3. Bahan baku dan berbagai sumber lainnya
Pengusaha pendatang baru juga hanya memiliki akses yang terbatas
terhadap bahan baku dan sumber-sumber lainnya. Contohnya, sering kali
dialami kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja terampil.
4. Pengalaman
Keterbatasan pengalaman sering kali mengakibatkan pengusaha
pendatang baru harus mengeluarkan ongkos-ongkos yang lebih besar
sosial para pemain lama.
5. Risiko
Pengusaha pendatang baru sering kali menghadapi risiko yang lebih
besar karena kurang menguasai dan memahami berbagai aspek yang
dibutuhkan dalam kegiatan usaha.
Berbagai jenis hambatan masuk lainnya disajikan pada Tabel 7 .1. Pada
umumnya berbagai jenis hambatan untuk masuk ini akan menjadi lebih
ringan ataupun hilang apabila perusahaan mulai berkembang dan mulai
menimba pengalaman.
F. PERSAINGAN
Hal lain yang juga penting untuk mendapatkan perhatian adalah masalah
persaingan. Analisis terhadap kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan
mencakup pengamatan terhadap jumlah pesaing dan juga kekuatan dari
masing-masing pesaing tersebut. Dalam melakukan penelaahan terhadap
7.13
EKMA4370/MODUL 7
Jenis Hambatan
Penjelasan
Ketidakmampuan
memperoleh Bahan Baku dan
berbagai jenis komponen
lainnya
Bandingkan gambaran yang disajikan mengenai unsur-unsur persaingan dengan lnstrumen ABCDE yang
telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
7.14
KEWIRAUSAHAAN
Jenis Hambatan
Mutu produk/jasa tidak
konsisten
Penjelasan
Karena belum memiliki standar maupun teknologi yang
ajeg, mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
baru sering tidak konsisten. Walaupun mutu yang buruk
hanya terjadi pada sebagian kecil perusahaan, tetapi hal ini
bisa men uran i kredibilitas mau :>un ima e usaha baru.
Konsumen sering kecewa terhadap usaha baru karena
belum mampu menghasilkan produk/jasa dengan mutu
yang konsisten, sehingga kredibilitas usaha baru sering
dianggap buruk oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena
itu, usaha baru sering mengalami hambatan dalam
mendapatkan pinjaman ataupun pinjaman dengan bunga
Sasaran Masa
De pan
Strategi yang
digunakan saat ini
bagaimana cara/usaha
yang dijalankan saat ini
Pandangan
Pesaing
Kemampuan
pesa1ng
Gambar 7.4.
Unsur-unsur dalam Anal isis Persaingan
EKMA4370/MODUL 7
7.15
G. MEMILIH TAHAPAN
Selain berbagai proses analisis yang telah dijelaskan sebelumnya,
beberapa langkah berikut ini dianggap penting untuk dijalankan agar
diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis industri yang
dij alankan.
1.
2.
Memahami jumlah pesaing yang harus dihadapi dalam usaha baru yang
dijalankan, ukuran atau kekuatannya, kebiasaannya, struktur ongkosnya akan
membantu munculnya pemahaman mengenai corak persaingan yang akan
dihadapi.
Perlu juga diamati perubahan tingkat persaingan dan juga perubahan
karakteristik para pesaing. Sebagai contoh, perlu dipelajari, apa yang akan
terjadi jika (a) peningkatan permintaan terjadi secara cepat, (b) pesaing utama
memiliki ukuran seimbang dengan perusahaan yang kita jalankan, (c)
sejumlah pesaing berhasil tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dari
usaha yang kita jalankan, atau (d) diferensiasi produkljasa ternyata
berkembang dengan lambat.
3.
4.
Nilai tambah secara mendasar bisa diartikan sebagai selisih antara nilai
penjualan dengan harga bahan baku, dan menunjukkan besarnya nilai yang
7.16
KEWIRAUSAHAAN
5.
LATIHAN
7.17
e EKMA4370/MODUL 7
:=:-::"'
T E
F 0 R MAT I F
, _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
2)
7.18
KEWIRAUSAHAAN
3)
4)
5)
7.19
EKMA4370/ MODUL 7
KEGIATAN
BELAL.JAR
Ti nj au an Mi kro:
Anal isis Ter hadap Kom unit as
A. PENGANTAR
1.
Demografi
Memahami demografi lokasi dapat membantu pengusaha atau calon
pengusaha untuk menentukan komposisi ataupun karakteristik konsumen
yang terdapat di lokasi ataupun komunitasnya. Informasi yang dibutuhkan
antara lain mencakup jumlah penduduk, daya beli, tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, dsb.
Analisis terhadap berbagai jenis informasi ini akan digunakan untuk
menentukan ukuran usaha yang hendak dikembangkan, misalnya disesuaikan
dengan jumlah dan corak penduduk di lokasi ataupun komunitas tersebut,
maupun jumlah perusahaan-perusahaan lain yang sama-sama berusaha di
wilayah itu. Analisis semacam ini diperlukan untuk menetapkan potensi
penjualan dan pertumbuhannya, ketersediaan tenaga kerja, kebutuhan dan
ketertarikan konsumen terhadap produk atau jasa yang akan dihasilkan oleh
perusahaan.
Setiap variabel sesungguhnya saling berkaitan dan juga secara langsung
berkaitan dengan ukuran perusahaan. Sebagai contoh, munculnya perusahaan
baru dapat meningkatkan total jumlah penjualan (omset) dari keseluruhan
perusahaan sejenis di suatu lokasi. Andaikata sebuah perusahaan mebel baru
didirikan berdekatan dengan sebuah perusahaan sejenis yang sudah lama
berdiri maka akan terj adi peningkatan total ketersediaan mebel di lokasi itu.
Pembeli yang datang dari lokasi lain akan membandingkan harga di kedua
toko mebel dan akan tinggal untuk membeli mebel. Penduduk lokal akan
lebih besar kemungkinannya untuk membeli mebel dari lokasi sendiri dan
7.20
KEWIRAUSAHAAN
menjadi enggan membeli mebel dari lokasi lain. Fenomena ini terjadi karena
mebel adalah jenis barang yang biasa dibandingkan harga, desain, dan
mutunya oleh calon konsumen, dan kebanyakan calon konsumen biasanya
membandingkan paling sedikit dua toko mebel sebelum memutuskan untuk
membeli.
Karakteristik penting lain dari demografi suatu lokasi adalah tingkat atau
intensitas kegiatan yang bersifat entrepreneur (wirausaha) di lokasi itu, yang
biasanya dibaca dengan memeriksa persentase pengusaha bersifat
entrepreneur (wirausaha) di lokasi tersebut. Antara lain perlu diperoleh
berbagai j enis informasi berikut.
a. Jumlah atau persentase pengusaha yang bersifat entrepreneur
(wirausaha) di suatu lokasi.
b. Jenis usaha yang dijalankan oleh para pengusaha yang bersifat
entrepreneur (wirausaha) tersebut.
c. Corak hubungan para pengusaha dengan pemasok.
d. Corak hubungan para pengusaha dengan bank.
Pada lokasi yang memiliki lebih banyak kegiatan usaha bersifat
entrepreneur (wirausaha) akan lebih mudah menerima munculnya usaha
baru.
2.
3.
EKMA4370/MODUL 7
7.21
4.
Iklim Usaha
Kondisi iklim usaha di suatu lokasi sebenarnya tergambarkan oleh
kondisi dari berbagai faktor yang tersedia di lokasi tersebut, seperti kondisi
sistern transportasi di lokasi itu, kondisi sis tern perbankan, ketersediaan j as a
profesional seperti konsultan, kegiatan dasar perekonomian, kecenderungan
pertumbuhan yang terjadi di lokasi itu, dan keajegan pendapatan konsumen.
Kondisi iklim usaha penting untuk dipahami sebelum menetapkan lokasi
tempat sebuah usaha baru hendak didirikan.
7.22
KEWIRAUSAHAAN
Pasar:
Supplier
Peralatan
Ungkungan
Teknologi
/ilia< Farrirta:n
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
Sirgn'~
I
I
Peralatan
I
I
Teknologi
I
I
r--~
..
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
BAHAN
BAKU
I
I
,-----J
---,
r---------------------------
TRANSFORMASI
I
I
I
I
L----,
PROD UK
JADI
PEMASARAN
Fhxi.kJrl
Energi
Tenaga Kerja
..
<IIIII-
Dana/Modal
-..,..
Supplier Bahan
Baku
Supplier
Energi
Supplier/ Pasar
Tenaga Kerja
Lingkungan
Keuangan
Pemerintah
I
I
Masyarakat
LINGKUNGAN USAHA
Gambar 7.5.
ldentifikasi Bemen-elemen Lingkungan Usaha melalui
Proses Q:>erasi suat u Perusahaan fv1anuf akt ur
Bahan baku yang digunakan, diperoleh dari supplier bahan baku, yang
merupakan salah satu elemen lingkungan. Proses transformasi memerlukan
adanya peralatan, energi, teknologi, serta tenaga kerja. Peralatan dan energi,
masing-masing diperoleh dari leveransir. Teknologi yang digunakan akan
sangat dipengaruhi oleh cara permintaan pasar, yang juga merupakan salah
satu elemen lingkungan. Pemasaran produk jadi dipengaruhi oleh kondisi
pasar, di mana terdapat saingan maupun konsumen, yang keseluruhannya
merupakan bagian dari lingkungan ekonomi. Keseluruhan proses ini
memerlukan adanya modal, yang cara mendapatkannya tergantung pada
kondisi lingkungan keuangan. Selain itu, organisasi juga beroperasi dalam
kawasan suatu negara, sehingga pemerintah juga merupakan salah satu dari
elemen-elemen lingkungan. Dengan cara yang telah diuraikan ini diharapkan
seluruh elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap suatu perusahaan
dapat diidentifikasikan secara lengkap.
Karena itu jumlah dan jenis elemen-elemen lingkungan dari setiap
perusahaan juga akan berbeda, tergantung jenis usaha dan juga dalam
lingkungan seperti apa perusahaan itu berada. Pada Gambar berikut ini
7.23
e EKMA4370/ MODUL 7
LINGKUNGAN
US AHA
SJRJER /JUSJ-A.N
M:NA-IT : ~
SJRJER
l'vfiA
&I AKA.
SJRJER
USIRK
~D.L
SJRJER
/JUSJ-A.N
lWS
SJRJER
M\R.A-1
M:IE
SJRJER
CB\T
R.lTMRf
SJRJER
&IRI<A
M:ie-
Ugrik
--
fvtja
Siri~
Rrtu
fv1:x:E
-al
Siri~
Grtirg
Act
~---
Chi
Rit-
M:ta
816:
tuis
9e1
~ffi
BJ<u
atctal
v v
vvv v vvv
PENGUKURAN
BAD AN
BAHAN
BAKU/
KAIN
OBRAS
it v
it
PEMBUATAN
POLA
1\
1\
1\
M:ta
rvt:Sn
1\
fv1:ja
Bnrg
~n
Jrun
...
.....
'
ll
TfflYl
...
...
~
SJRJER
l'vfiA
lUJS
~---
!-
1-----
R=rrEsa1
(irdvrll)
I
[\
...
~
PENJAHIT
PAKAIAN
!---.
SJRJER /JUSJ-A.N
M:NA-IT : GNlll\0
BAJU
Ferexra1 I~ A'an:S
-------- --- --
SJRJER
JaKRS
00 IN:l\.1DJ
Jf!A
~IN:l\.1DJ
IKIN
~D.L
00
~
..
"'
~~
Ora'
.....
~ia
- ---- -----
OUTPUT
R:ruxtm1
Grrra1
Rrtu
~N
..
Pa:s:ris:
ritsLitirg, d l
Jrun
Tuis
SJRJER
DISETRIKA
\I
uiU<
itVVV
1\
/YY
Jilt
MEMBUANG
BENANG/
JAHITAN
YANG TIDAK
PERLU
PEMASANGAN ASESORIS
MENJAHIT KAIN
YANG
SUDAH DIPOTONG
L_
vv
~
1\
PEMOTONGAN KAIN
SESUAIPOLA
1\
JHTJl\1
A'ca;s
Trcrd~
T.ta..f\O!N
ffi\OR
r- -
ANJlfvJN
BIN<
BIN<
Gambar 7.6.
ldentifikasi Bemen-elemen Lingkungan bagi Penj ahit Pakaian
7.24
KEWIRAUSAHAAN
1.
EKMA4370/MODUL 7
7.25
luar negeri karena Indonesia melarang ekspor bahan baku rotan ke luar
negeri. Setelah ekspor bahan baku rotan tidak lagi dilarang, industri rotan
Cirebon segera menjadi lesu. Kondisi ini sesungguhnya menunjukkan bahwa
selama ini, keunggulan tercapai bukan karena kemampuan menghasilkan
produk yang bermutu ataupun desain yang menarik. Pemahaman mengenai
mekanisme keberhasilan bisa menunjukkan bahwa pada saat mengalami
keberhasilan karena pembatasan ekspor bahan baku rotan, seyogianya dicoba
untuk mengembangkan berbagai aspek keunggulan yang lain sehingga
perubahan aturan ekspor tidak menggoyahkan posisi industri rotan Cirebon.
2.
3.
7.26
KEWIRAUSAHAAN
LATIHAN
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7.27
e EKMA4370/MODUL 7
TES
FORMATIF 2
--------------------------------
2)
3)
4)
5)
7.28
KEWIRAUSAHAAN
7.29
EKMA4370/ MODUL 7
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
c
A
B
A
A
7.30
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 7
7.31
MDDUL 8
persa1ngan.
Peter R.Dickson
Marketing Management
Pasar terdiri dari sekelompok konsumen ataupun calon konsumen yang
potensial, yang kebutuhannya belum terpenuhi, dan memiliki daya beli.
U saha baru hanya bisa bertahan hidup apabila memang tersedia pasar bagi
produk atau jasa yang dihasilkannya. Karena itu, para entrepreneur perlu
mempersiapkan diri, yaitu dengan melakukan analisis terhadap pasar, agar
dapat memilih sasaran pemasaran yang tepat. Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan bahwa banyak entrepreneur hanya memiliki pemahaman yang
relatif terbatas mengenai pasar. Bahkan, cukup banyak entrepreneur yang
memulai usahanya tanpa mencoba sedikit pun mengidentifikasi pasar. Ini
sangat berbeda apabila dibandingkan terhadap praktek yang biasanya
dijalankan oleh para pengusaha besar seperti ditunjukkan pada Tabel 8.1 di
halaman berikut.
Berbagai jenis metode dan strategi dapat digunakan oleh para pengusaha
untuk menganalisis pasar sehingga mampu memahami pasar secara
mendalam, dan bisa menerjemahkannya menjadi rencana kegiatan usaha
(business plan) yang tersusun dengan baik. Analisis pasar yang dilakukan
dengan baik juga bisa membantu sebuah usaha baru untuk memosisikan diri
secara tepat dalam pasar ataupun untuk melakukan berbagai penyesuaian
yang diperlukan agar dapat meningkatkan penjualan. Riset Pemasaran
8.2
KEWIRAUSAHAAN
lill.
8.3
EKMA4370/MODUL B
KEGIATAN
BELAL.JAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kemampuan/Keterampilan Pemasaran
yang Dimiliki Pengusaha Besar yang Berhasil
Memiliki cara pandang yang unik terhadap Lingkungan Usaha, yang dimanfaatkan
untuk menemukan peluang dari berbagai hal yang tidak bisa dilihat, atau dianggap
memiliki pros pek, oleh oran lain.
Mengembangkan strategi pemasaran yang juga unik, dan merupakan hasil dari cara
pandang unik yang dimiliki. Mereka menganggap cara-cara lama sebagai suatu
kebiasaan 'an( oerlu diubah.
Berani menanggung risiko, berbeda dari kebanyakan orang. Karena kebanyakan
orang pada umumnya tidak memiliki cara pandang yang baik, maka cara pandang
para pen usaha besar 'an sukses ini serin kali dian ao keliru.
Terus-menerus memiliki rasa kuatir akan munculnya pihak lain yang mampu
mendahului dirin1a di oasar.
San at kom petitif.
Memikirkan implikasi setiap alternatif strategi, menyaring alternatif strategi
berdasarkan pemahaman mereka tentang berfungsinya pasar, sehingga mampu
menemukan dan menyelesaikan permasalahan yang tidak disadari keberadaannya
oleh oran lain.
Teliti, paham hingga detail permasalahan, dan terus-menerus mencoba menemukan
keunggulan dalam aspek kualitas maupun dalam efisiensi ongkos, sekecil apapun.
8.4
No.
8.
9.
10.
11.
KEWIRAUSAHAAN
Kemampuan/Keterampilan Pemasaran
yang Dimiliki Pengusaha Besar yang Berhasil
Menjadi ujung tambak perusahaan, menjalankan strategi dengan antusias dan
secara atakratis, men antral infarmasi secara ketat a:>abila mendele asikan.
Terus-menerus mendaran diri sendiri maupun bawahannva.
Siap menyesuaikan strategi secara cepat dan terus-menerus menyesuaikannya
sehingga bisa diimplementasikan, dan memiliki daya tahan yang lebih tinggi
dibandin aran lain.
Memiliki pandangan yang jelas mengenai sasaran, tahapan berikutnya yang dicaba
dicapai, memiliki kemampuan melihat ke depan lebih jauh dari rata-rata pandangan
manaer biasa.
EKMA4370/MODUL B
8.5
8.6
KEWIRAUSAHAAN
1.
e.
f.
g.
8.7
EKMA4370/MODUL B
Kriteria
Kerumitan
dan
Penggunaan
Banyaknya
informasi/
data yang
diperoleh
Riset melalui
Surat
Tidak banyak
Sedang
Riset melalui
Telepon
Sedang
sulit
digunakan
jika skala
panjang atau
rum it
Sedikit
biasanya
hanya
berlangsung
15 s/d 30
men it
Wawancara
di Rumah
San gat
fleksibel
Paling fleksibel
Paling banyak
Terbatas
dibatasi
waktu
Pengendalian
Sam pel
Sedikit
Bag us
Paling bagus
sampel
pengendalian
mungkin tidak
sampel paling
representatif
baik
Mutu Data
Sesuai untuk
pertan 'aan 'an
Pewawancara
bisa bertan va
Wawancara
di Mall
Seperti riset
melalui teleoon
Bisa
bermasalah
sampel
mungkin
tidak
re presentatif
Bisa
bermasalah
8.8
KEWIRAUSAHAAN
sensitif/memalukan
tanpa kehadiran
pewawancara
untuk konfirmasi jawaban
Tingkat
Pengembalian
Kecepatan
Ongkos
Penggunaan
Umumnya rendah
han 'a 10/o
Beberapa minggu
bisa bertambah
lama jika
disertai surat
susulan
Rendah
Eksekutif, industri,
kesehatan, bacaan
lebih dalam
untuk membuat
jawaban jadi
lebih jelas
bisa
mengarahkan pada
jawaban
yang lumrah
diterima
masvarakat
bisa
muncul
jawaban
bohong
sampel
mungkin
terpengaruh
suasana
Antara 60-80/o
Hingga 80/o
Riset skala
besar bisa
selesai dalam 3
-4 minggu
Lebih cepat
daripada Surat
tetapi lebi h
lam bat dari
Telepon
Riset skala
besar bisa
selesai dalam
beberapa hari
Bisa menjadi
mahal, tetapi
sang at
bervariasi
Lebih rendah
dari
Wawancara di
Rumah, lebih
tinggi dari
Telepon
tergantung
incidence
rate dan
panJang
daftar
:>ertanvaan
Efektif pada
riset yang
memerlukan
sampel nasional
Riset untuk
test produk,
atau riset lain
yang
membutuhkan
contoh visual
atau prototip
produk
8.9
EKMA4370/MODUL B
Skala
1
2
3
4
Tingkat Keramahan
San at tidak ramah
Tidak ramah
Bias a
Ramah
San at ramah
2.
Penjualan (Sales)
1) Apakah Anda memiliki pengetahuan yang lengkap tentang kinerja
pesaing dalam penjualan, baik menurut jenis produk maupun
menurut daerah?
2) Apakah Anda paham jenis produk yang menguntungkan bagi Anda,
dan bagaimana cara mengenali jenis produk yang berpotensi
memberikan keuntungan?
3) Apakah kekuatan perusahaan Anda dalam penjualan memang
dikonsentrasikan padajenis produk yang paling menguntungkan?
b.
Distribusi
1) Jika Anda bermaksud mengusahakan jenis produk baru, apakah
Anda paham secara lengkap tentang sikap distributor dan dealer
terhadap j enis produk baru tersebut?
8.10
KEWIRAUSAHAAN
2)
3)
c.
Pasar
1) Apakah Anda memahami secara lengkap segala hal yang diperlukan
tentang perbedaan kebiasaan membeli maupun selera menurut
daerah ataupun menurut jenis produk?
2) Apakah Anda memiliki informasi yang memadai tentang merek
(brand), loyalitas konsumen, dan pembelian ulang padajenis produk
yang Anda usahakan?
3) Apakah Anda bisa memperkirakan pangsa pasar produk yang Anda
hasilkan untuk setiap periode?
d.
/klan
1) Apakah iklan perusahaan Anda mampu mencapai sasaran yang
benar?
2) Apakah iklan perusahaan Anda cukup efektif dibanding iklan yang
dipasang oleh perusahaan pesaing?
3) Apakah alokasi anggaran perusahaan Anda disesuaikan dengan
besarnya keuntungan yang diperoleh menurut jenis produk, menurut
daerah, atau menurut potensi pasar?
e.
Produk
1) Apakah perusahaan Anda memiliki metode kuantitatif yang dapat
dipercaya untuk mengukur penerimaan pasar terhadap produk yang
Anda dihasilkan, ataupun terhadap modifikasi produk tersebut?
2) Apakah perusahaan Anda memiliki metode yang meyakinkan untuk
memeriksa efek dari penggunaan kemasan baru ataupun perubahan
kemasan terhadap volume penjualan?
3) Apakah perusahaan Anda memiliki pemahaman yang lengkap
mengenai akibat atau pengaruh dari penurunan ataupun peningkatan
mutu produk terhadap penumbuhan pasar yang baru dan juga
menguntungkan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan
Anda?
e EKMA4370/MODUL B
8.11
LATIHAN
RANGKUMAN
8.12
KEWIRAUSAHAAN
TES
FDRMATIF
1- - - - - - - - - - - - - - - -
3)
8.13
EKMA4370/MODUL B
4)
5)
8.14
KEWIRAUSAHAAN
KEGIATAN
BELAL.JAR
Ongkos
Riset pemasaran bisa menuntut ongkos yang tinggi, sehingga banyak
entrepreneur yang menganggap bahwa kegiatan sejenis ini hanyalah layak
untuk dilaksanakan oleh perusahaan skala besar. Riset pemasaran tingkat
tinggi yang dilaksanakan dengan canggih memang menuntut biaya yang
besar, tetapi sebenarnya tersedia teknik-teknik Riset pemasaran sederhana
dengan biaya rendah sehingga masih dapat ditanggung oleh perusahaanperusahaan berukuran kecil.
2.
Kerumitan Pelaksanaan
Teknik riset pemasaran tertentu menggunakan tahapan sampling, survey,
dan diakhiri dengan analisa statistik. Kerumitan dalam pelaksanaan Riset
pemasaran, terutama yang berkaitan dengan kegiatan berhitung menggunakan
teknik-teknik statistik membuat entrepreneur enggan melaksanakannya dan
cenderung tidak berminat menggunakannya. Perlu disadari bahwa hal yang
sering perlu mendapat perhatian adalah interpretasi terhadap data yang
berhasil diperoleh. Para entrepreneur sebenarnya dapat meminta bantuan dari
pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk merancang dan mengevaluasi
basil yang diperoleh, seperti dari ahli riset pemasaran ataupun dari para
pengajar di perguruan tinggi.
EKMA4370/MODUL B
8.15
3.
Keputusan Strategis
Banyak entrepreneur beranggapan bahwa hanya keputusan-keputusan
strategis yang sangat menentukan yang perlu didukung oleh pelaksanaan riset
pemasaran. Anggapan ini terutama muncul berkaitan dengan permasalahan
tingginya ongkos, dan juga kerumitan pelaksanaan riset pemasaran yang telah
dibahas sebelumnya: hanya keputusan besar yang pantas didukung dengan
biaya yang tinggi, dan kerumitan yang memusingkan. Anggapan semacam ini
muncul karena kesalahan pengertian, mengenai ongkos maupun kerumitan.
Sebenarnya, banyak kegiatan entrepreneur dalam aspek pemasaran yang akan
menjadi ringan dan lebih tepat apabila didasarkan pada basil riset pemasaran,
yang dapat dipandang sebagai kompensasi tingginya ongkos maupun
kerumitan yang harus dihadapi.
4.
Relevansi
Banyak entrepreneur yang beranggapan bahwa informasi yang
dikumpulkan melalui riset pemasaran hanya menghasilkan informasi yang
sudah mereka ketahui, ataupun jenis informasi yang sebenamya tidak
diperlukan. Riset Pemasaran memang sering kali menghasilkan informasi
yang tidak relevan, akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa Riset
Pemasaran juga banyak menghasilkan informasi yang bermanfaat.
Selain itu, jika informasi yang diperoleh temyata mengonfirmasi hal-hal
yang sebenarnya sudah diketahui oleh para entrepreneur, maka kondisi ini
menunjukkan bahwa pemahaman tersebut telah teruji, sehingga para
entrepreneur bisa menjadi lebih yakin akan tindakannya.
Berbagai hambatan terhadap pelaksanaan Riset Pemasaran menunjukkan
bahwa hambatan terhadap penggunaannya, terjadi karena salah pengertian
ataupun karena keengganan untuk menanggung biaya pelaksanaan, padahal
sebelumnya telah ditunjukkan bahwa riset pemasaran tidak selalu mahal dan
bisa sangat bermanfaat.
8. 16
KEWIRAUSAHAAN
1.
Falsafah Pemasaran
Tiga jenis falsafah pemasaran biasanya dianut oleh usaha yang relatif
baru, yaitu pemasaran yang dikendalikan oleh produksi (production driven),
pemasaran yang dikendalikan oleh penjualan (sales driven), dan pemasaran
yang dikendalikan oleh konsumen (consumer driven).
Falsafah pemasaran yang dikendalikan produksi didasarkan pada
anggapan bahwa jika perusahaan mampu melaksanakan kegiatan produksi
secara efisien, maka pemikiran mengenai pemasaran bisa ditetapkan
kemudian. Produksi mendapat perhatian utama dari perusahaan, sementara
perhatian terhadap pemasaran akan mengikuti kondisi yang terjadi pada
produksi. Falsafah pemasaran seperti ini biasanya dijalankan oleh usaha baru
yang menghasilkan keluaran berteknologi tinggi ataupun berteknologi
mutakhir.
Falsafah pemasaran yang dikendalikan penjualan berfokus pada
penjualan dan iklan, yang dimaksudkan untuk membujuk konsumen agar
membeli produk ataupun jasa yang dihasilkan perusahaan. Jika terdapat
persediaan produk atau jasa yang berlebihan, maka biasanya falsafah sejenis
ini yang digunakan, seperti yang biasanya dianut oleh dealer mobil baru.
Falsafah pemasaran yang dikendalikan konsumen biasanya didasarkan
pada studi yang berusaha menemukan preferensi, keinginan, dan kebutuhan
konsumen, sebelum produksi benar-benar dilaksanakan. Dengan demikian
produk atau j as a yang dihasilkan betul-betul disesuaikan dengan konsumen.
Dengan demikian, riset pemasaran memegang peran penting untuk lebih
memahami, di mana dan siapa yang merupakan pasar bagi perusahaan, dan
juga bagaimana strategi yang sesuai untuk memanfaatkan pasar tersebut. Dari
ketiga jenis falsafah pemasaran tersebut, pendekatan yang didasarkan pada
konsumen biasanya merupakan yang paling efektif.
Terdapat tiga jenis faktor utama yang mempengaruhi pilihan falsafah
pemasaran yang dianut oleh sebuah perusahaan:
a.
Tekanan Persaingan
Intensitas persaingan sering kali memaksa perusahaan untuk mengadopsi
falsafah baru. Contohnya, persaingan yang kuat akan membuat banyak
entrepreneur mencoba mengembangkan pemasaran yang berorientasi
EKMA4370/MODUL B
8.17
b.
c.
Salah satu dari ketiga falsafah pemasaran ini bisa mendorong usaha baru
untuk meraih keberhasilan. Tetapi, penting untuk diperhatikan, bahwa dalam
jangka panjang, falsafah pemasaran yang berorientasi konsumen biasanya
merupakan yang paling berhasil. Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan,
preferensi, dan juga kepuasan konsumen, sehingga bisa sesuai bagi pengguna
produk ataupun jasa yang ditawarkan.
2.
Segmentasi Pasar
8.18
KEWIRAUSAHAAN
3.
8.19
EKMA4370/ MODUL B
Tabel 8. 3.
Karakteristik Konsumen
1Jj D~kW~~ I
1. 17QdaflltaD
..
"
~_.
'i
! .....
P.~btJ
,,
~~~
I al~fmnd
t ill
I~
ll
~i:lfl
II
lffllili~
iTingpt
T~rrnJn
!;I TA
'RufnB)JI
~~att
*11M
~ffd!J
-rr~n
T~~~~~ ~.
r~~
htrnlf~~
~ti' 'BJr
~.wu
Ht1AW
KQU8fp
"a~vaw.sr~
iWI
:SD
., ;PH ~~ooumm
!el't1'1Rl9
6'
~filli~ '
~1''. ~
..-
HlJ'rJ:taf\1
' :~6l~Ulmatmn
,paning
-
P.~ UUi~ifr~
l. l I
-~sn..n:rtattall
K~iT~i~~~
~~rw~~ r.
't~oanmn
"5.. P.
Ksch1
SakotaU
shl
4,.
'I
TJYl~Bit
fql~~ME
. ' ..
.. -
~~kG)~
~a~mtJ.
u~~"i
~~
,-,
v;~IF~r&tt::
~1
adik:~sn
.~lfiT~WJil~
1' BK8[~ far.
.~ - JII;:;~
rill~!!
I~ 1\~fd~
iflbu~.~m
\um
out1
~I<Ult
pariU11g
M'amrUn
n,
~IU 1~
~.1
0 tlnerrwi
\Vak,tb.
~:fin~J
'I
Gtf~"e!
nastrkinT1
11
masa
..
Pri8llr
lil t
'IU$.8 I .llill""
"J~()at'l
~ ~~p~-w-
,.1,:
~,~~~~~ ~~l
lfrlrJak .
nos.k~'
'~~IU: ~tkl~ll11
~s.1al '
K~"~-~~brir
ak!n
Ktbutua.an
OJ~~~t~
itUEIBb!km1
r r I
US~IiSI
'. IJ~d~~,.~,:n
nn:n~a
,dasar untok
akart ~asa
___, 1Klmc:ummlltarr
I
~maulll1n!t:U.
~'\ff~
~r
~-tau's
flii11.1~p
Sf1h~ii 1
~
'Efll ?dlmnJt I
- --
111.ml
~~~~t\t~~h~f I
~~~~l'~~
~n
'P.orlr_
ap_
~
:Clrr~t
~.l~.J~rr
- -1- - -i::liSt~~~
thwdu'ma11 T
mn
I
~~~!!.~~ ~ .
r~trrl\ijih d~rr
...~
r: n
tprodllJI~
~Ia~: r:J11f
,.
t~~11k rib~~"''
~k-f.\,1~9\1i1~.
, ~8UfEU1CE
~cl:1:~tnfea
~.1141.
*kal ~
Dd
8.20
KEWIRAUSAHAAN
Tabel 8. 4.
Perubahan Prioritas dan Pembelian dalam Kehidupan Keluarga
Usia
Belasan Tahun
s/d awal 20-an
20-an
20-an hingga
awal 30-an (baru
menikah)
30-50 tahun
50- 75 tahun
70-90 tahun
Prioritas
Diri sendiri
Sosialisasi
Pendidikan
Diri sendiri
Pasangan
Karier
Bayi
Karier
Anak-anak
Karier
Krisis ten ah-ba va
Diri sendiri dan orang
lain
Relaksasi
Diri sendiri
Kesehatan
Kesepian
a.
b.
c.
d.
e.
8.21
EKMA4370/MODUL B
Convenience Goods
Produk makanan, produk yang dibeli dengan keputusan bersifat impulsif,
produk atau jasa yang dibeli secara darurat. Produk atau jasa sejenis ini
sebenarnya diinginkan oleh konsumen, tetapi konsumen tidak bersedia
meluangkan waktu untuk sengaja berbelanja membeli produk atau jasa
sejenis itu.
Shopping Goods
Produk atau jasa yang diperiksa secara cermat oleh konsumen, dan
membandingkan mutu maupun harganya dengan produk atau jasa yang
lain ataupun dengan penjual yang lain.
Specialty Goods
Produk atau jasa yang untuk mendapatkannya ataupun untuk
membelinya, konsumen bersedia mengeluarkan usaha khusus.
Unsought Goods
Produk atau jasa yang tidak sedang dibutuhkan sehingga tidak sengaja
dicari oleh konsumen, seperti asuransi jiwa, ensiklopedi. Produk atau
jasa sejenis ini biasanya diperkenalkan kepada konsumen melalui
penjelasan secara langsung ataupun dengan peragaan.
Produk Baru
Produk atau jasa yang belum dikenal konsumen karena belum
dipromosikan atau diiklankan, sehingga memerlukan waktu sebelum bisa
dipahami, seperti komputer di awal pemunculannya.
Pengecer
Su :)ermarket
Mall
Toko Khusus
Door-to-door
Penjualan langsung
Penualan melalui surat
8.22
KEWIRAUSAHAAN
Strategi
Pemasaran
Tahap 1:
Entrepreneurial
Marketin
Ceruk pasar
market niche
Organisasi
Pemasaran
Tidak formal
dan fleksibel
Manajemen
Pemasaran
Manajemen
Produk-Pasar
Sasaran
Pemasaran
Mendapat
kepercayaan
pasar
Meningkatkan
volume
Penjualan
Kepuasan
Konsumen
Bantuan dari
relasi!teman
Ekonomisasi
produksi
Koordinasi
fungsi-fungsi
Faktor Kritis
Penentu
Keberhasilan
Tahap 2:
Opportunistic
Marketin
Penetrasi
::>asar
Tahap 3:
Responsive
Marketin y
Pengembangan
Produk-Pasar
Tahap 4:
Diversified
Marketin y
Pengembangan
Jenis Usaha Baru
Manajemen
tingkat Korporat
dan Divisional
Product life-cycle
(daur hidup
produk) dan
Manajemen
Portofolio
Entrepreneurship
dan lnovasi
Perlu dicatat bahwa strategi yang digunakan pada setiap tahapan temyata
berkaitan erat dengan corak sasaran yang hendak dicapai pada tahapan
tersebut, sebagai berikut.
4
Kuratko, hal.234
EKMA4370/MODUL B
8.23
8.24
KEWIRAUSAHAAN
1.
b.
c.
d.
e.
g.
EKMA4370/MODUL B
8.25
Profil Pasar
Pemahaman tentang profil pasar dapat membantu perusahaan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan yang muncul di pasar yang dilayani,
tingkat keuntungan yang biasa diperoleh, pasar yang paling potensial dan
yang paling tidak sesuai (inappropriate), dan juga pasar yang di masa
depan akan ditinggalkan oleh konsumennya.
Konsumen yang Dilayani dan Konsumen Paling Baik
Memiliki kemampuan mengidentifikasikan konsumen yang sekarang
secara aktual dilayani, akan menunjukkan ke arah mana sebaiknya
sumber-sumber dialokasikan. Memiliki kemampuan mengenali
konsumen paling baik akan menunjukkan segmen pasar yang sebaiknya
diusahakan untuk dimasuki oleh perusahaan.
Konsumen Potensial
Mampu mengenali konsumen potensial, baik secara geografis maupun
menurut area yang dilayani, akan meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengubah konsumen potensial menjadi konsumen yang aktif.
Kompetisi (Persaingan)
Kemampuan memahami para pesaing dan corak persaingan akan dapat
memberikan pemahaman kepada perusahaan mengenai perusahaan lain
yang akan masuk di ceruk pasar yang sama.
Faktor-faktor Luar
Analisis terhadap berbagai faktor luar akan memberikan gambaran
tentang perubahan kecenderungan demografis, situasi ekonomi,
teknologi, budaya masyarakat, dan juga kebijakan pemerintah. Berbagai
faktor tersebut perlu dikenali oleh perusahaan, dan dipahami
pengaruhnya terhadap corak kebutuhan konsumen dan juga pelayanan
yang diinginkan.
Perubahan Peraturan/Hukum
Riset Pemasaran juga mendorong manajemen perusahaan untuk lebih
paham dan lebih waspada terhadap perubahan yang berarti dalam
berbagai aturan pemerintah, seperti mengenai standardisasi dan
peraturan perpajakan.
8.26
1)
2)
3)
4)
5)
2.
KEWIRAUSAHAAN
b.
c.
d.
e.
f.
EKMA4370/MODUL B
8.27
3.
8.28
KEWIRAUSAHAAN
Langkah 1
Memperkirakan kekuatan dan kelemahan pasar dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin memberikan sumbangan
pada sisi kompetitif (competitive edge) perusahaan. Perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti desain produk, reliabilitas, daya
tahan, perbandingan harga dengan mutu produk, kapasitas dan
batas-batas kapasitas produk, sumber yang dimiliki, dan kebutuhan
6
akan keahlian khusus .
Langkah 2
Mengembangkan sasaran pemasaran dengan gambaran yang jelas
tentang sasaran penjualan jangka pendek dan jangka menengah
untuk mencapai sasaran tersebut. Selanjutnya, dikembangkan
rencana penjualan yang spesifik untuk satu tahun. Sasaran tersebut
perlu dinyatakan dengan jelas, terukur, dan mungkin terjangkau oleh
perusahaan.
Langkah 3
Mengembangkan strategi produk atau jasa. Strategi produk atau jasa
diawali dengan mengidentifikasikan konsumen akhir, pedagang
besar dan pedagang eceran, dan memahami kebutuhan maupun
spesifikasinya. Desain produk, karakteristik, performasi produk,
ongkos dan harga jual produk, perlu disesuaikan terhadap corak
kebutuhannya.
Langkah 4
Mengembangkan strategi pemasaran. Strategi pemasaran dibutuhkan
agar perusahaan mampu mencapai target penjualan jangka pendek
dan jangka menengah ukuran tengah, dan juga memenuhi tujuan
jangka panjangnya. Strategi seyogianya mencakup pemasangan
iklan, kegiatan promosi, pameran, direct mail, dan tele marketing.
Strategi juga mungkin diperlukan untuk meningkatkan kekuatan
tenaga penjualan ataupun juga untuk melaksanakan pemasaran
produk baru. Selain itu juga perlu disiapkan alternatif berupa
rencana cadangan untuk mengantisipasi perubahan teknologi
ataupun inflasi.
EKMA4370/MODUL B
8.29
Langkah 5
Menetapkan struktur harga. Struktur harga akan menentukan jenis
konsumen yang akan menjadi target pemasaran, dan juga jenis serta
mutu produk ataupun jasa yang akan ditawarkan. Banyak
perusahaan yang percaya bahwa dalam persaingan pasar akan
mendikte struktur harga. Tetapi, banyak contoh di lapangan yang
memperlihatkan perusahaan justru berhasil dengan harga jual yang
mahal. Seperti apapun strategi yang dianut, hal penting yang perlu
diperhatikan adalah bahwa harga yang ditawarkan memang wajar.
Karena itu, penetapan harga produk atau j as a baru dilakukan setelah
strategi pemasaran dirumuskan.
6.
Evaluasi
Tahapan terakhir yang penting dalam perencanaan pemasaran adalah
evaluasi. Banyak variabel yang bisa mempengaruhi basil dari perencanaan
pemasaran, sehingga penting dilakukan evaluasi terhadap performasi
perusahaan. Penting sekali dilakukan analisis untuk memahami alasan yang
mendasari ketertarikan ataupun ketidaktertarikan konsumen terhadap produk
atau jasa yang dihasilkan perusahaan, dan juga preferensi dari konsumen
yang ternyata menunjukkan kesetiaannya. Analisis ini bisa dibandingkan
terhadap volume penjualan, omset, ataupun besarnya pangsa pasar. Hanya
melalui analisa semacam ini fleksibilitas dan penyesuaian bisa
dipertimbangkan dalam perencanaan pemasaran.
D. TELEMARKETING
Telemarketing merupakan penggunaan komunikasi melalui telepon
untuk menjual barang-barang langsung kepada konsumen. Telemarketing
merupakan cara yang relatif mudah untuk dimanfaatkan oleh para
entrepreneur. Penggunaan telemarketing semakin meningkat, sehingga
akhirnya berkembang sistem Telemarketing otomatis yang memungkinkan
jangkauan yang lebih luas.
8.3Q
1.
KEWIRAUSAHAAN
Keuntungan
Telemarketing bisa membantu kegiatan pemasaran suatu perusahaan
karena memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Tingkat Penerimaan
Kontak melalui telepon sering kali lebih baik daripada kontak langsung
karena mampu membuat konsumen menjadi kurang tertekan.
b. lmpresi
Impresi awal, walaupun sering kali keliru, bisa mempengaruhi
keberhasilan menjual. Telepon hanya memperdengarkan suara penjual
sehingga bisa membatasi impresi yang buruk.
c. Peningkatan frekuensi kontak
Tenaga penjual langsung memang mampu memperoleh rasio prospek
yang lebih tinggi dari jumlah kontak yang dilakukan dibanding kontak
melalui telepon. Tetapi, kontak melalui telepon dapat dilakukan dengan
frekuensi yang lebih tinggi, sehingga secara keseluruhan bisa membawa
basil yang lebih besar.
d. Jangkauan geografis
Kontak melalui telepon bisa dilakukan dengan jangkauan geografis yang
lebih luas dibanding penjualan secara langsung.
e. Penghematan waktu
Penjualan langsung menghabiskan waktu yang relatif lama untuk
perjalanan dan menunggu waktu untuk bertemu konsumen.
Telemarketing bisa memiliki waktu lebih banyak untuk menjual. Jika
seorang konsumen sedang tidak bisa dihubungi, dengan Telemarketing
perusahaan bisa mengontak yang lain, sehingga waktu tidak terbuang.
f Umpanbalik segera
Telemarketing merupakan cara yang paling cepat untuk mendapatkan
gambaran tentang strategi penjualan, juga untuk mencoba strategi
penjualan yang baru.
g. Pengendalian yang lebih baik
Tenaga penjual dalam Telemarketing tidak meninggalkan perusahaan
sehingga lebih mudah dikendalikan.
h. Mengurangi pembajakan karyawan
Tenaga penjual dalam Telemarketing jarang meninggalkan perusahaan,
sehingga tidak sering bertemu langsung dengan konsumen ataupun
dengan tenaga penjual dari perusahaan pesaing, sehingga jarang
menerima tawaran untuk pindah kerja.
i.
j.
EKMA4370/MODUL B
8.31
2.
Kerugian
Walaupun Telemarketing memiliki banyak kelebihan, tetapi para
entrepreneur juga perlu mewaspadai berbagai kekurangannya.
a. Teknik penggunaan yang buruk bisa menggagalkan strategi
Telemarketing, misalnya karena kebiasaan karyawan yang buruk seperti
tidak ramah, tidak jujur, dll. yang sebenarnya bisa dihilangkan melalui
pelatihan.
b. Terjadi persaingan ataupun kerja sama yang buruk antara tenaga
Telemarketing dengan tenaga penjual langsung di lapangan. Karena itu
perlu dikembangkan komunikasi dan koordinasi yang baik antara kedua
kelompok sehingga tidak menimbulkan kekecewaan bagi konsumen.
c. Pekerjaan sebagai tenaga Telemarketing bersifat monoton sehingga
biasanya memiliki turn-over yang tinggi. Pekerjaan menghadapi telepon
juga sering kali dianggap kurang bergengsi. Perlu dirumuskan sistem
pengembangan karier yang baik sehingga tenaga Telemarketing tidak
memandang rendah pekerjaannya.
8.32
2.
3.
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL B
8.33
8.34
KEWIRAUSAHAAN
Tahapan Tumbuh
(Growth)
Tahapan Dewasa
(Maturity)
Tahapan Turun
(Decline)
Alas an
Penetrasi- menetapkan
harga serendah-rendahnya,
contoh: produk dijual dengan
harga rendah yang
sebenarn ~a ru i
Consumer Pricingkombinasi penetrasi dan
harga yang kompetitif untuk
mendapat pangs a pasar,
tergantung tafsir konsumen
tentan nilai :>roduk
Demand-oriented Pricing harga tergantung
permintaan (), strategi
fleksibel, harga didasarkan
:>ada tin kat permintaan
Harga produk lebih rendah
dari ongkos produksi, dalam
usaha
untuk
menarik
perhatian
e EKMA4370/MODUL B
8.35
LATIHAN
2)
3)
8.36
KEWIRAUSAHAAN
c.
RANGKUMAN
e EKMA4370/MODUL B
8.37
TES
FDRMATIF 2- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8.38
KEWIRAUSAHAAN
3)
4)
5)
e EKMA4370/MODUL B
8.39
8.40
KEWIRAUSAHAAN
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
c
D
A
D
e EKMA4370/MODUL B
8.41
8.42
KEWIRAUSAHAAN
MDDUL 9
lnt rapreneurshi p
Dr. Ir . S B. Har i Lu b i s
PENDAHULUAN
idak ada yang lebih sulit untuk diterima ataupun untuk dilakukan selain
memelopori sesuatu yang baru, karena yang baru selalu tidak disukai
oleh pihak yang sudah terlanjur diuntungkan oleh cara lama, dan hanya
didukung setengah hati oleh mereka yang mungkin diuntungkan oleh cara
baru.
Machiavelli
The Prince
Globalisasi ekonomi memaksa banyak perusahaan di berbagai negara
untuk melakukan perubahan yang mendalam dan menyeluruh. Perusahaan
dituntut untuk meninjau ulang sasarannya dan memberikan perhatian khusus
terhadap strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tersebut dan
juga dalam mengimplementasikan strategi terpilih itu, yaitu dengan
mengusahakan munculnya peluang yang lebih besar untuk memberikan
kepuasan terhadap lebih banyak pihak yang berkepentingan. Agar bisa
bereaksi dengan baik terhadap perubahan lingkungan eksternal maupun
internal yang terjadi dengan cepat dan tidak beraturan, banyak perusahaan
besar yang mapan melakukan restrukturasi secara mendasar terhadap
kegiatan operasi perusahaan. Cakupan usaha, budaya, dan cara bersaing
perusahaan-perusahaan sejenis ini menjadi sangat berbeda dibanding
sebelumnya.
Abad ini ditandai dengan munculnya banyak perusahaan yang memilih
strategi yang sangat bertumpu pada inovasi. Perhatian perusahaan yang
meningkat terhadap inovasi terutama terjadi pada tahun-tahun 1980-an dan
1990-an. Peter Drucker menunjukkan empat aspek yang mendorong
meningkatnya perhatian terhadap inovasi dalam kurun waktu tersebut.
Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat,
9.2
KEWIRAUSAHAAN
9.3
e EKMA4370/MODUL 9
KEGIATAN
BELAL.JAR
lnt rapreneurshi p
novasi yang berkesinambungan, baik dalam aspek produk, proses, maupun
dalam prosedur pengelolaan serta struktur organisasi perusahaan, serta
dimilikinya kemampuan bersaing secara efektif di pasar internasional
dianggap merupakan jenis keterampilan yang menjadi kunci keberhasilan
perusahaan dalam menghadapi perkembangan ekonomi global abad ke-21.
Intrapreneurship dipandang sebagai proses yang dapat mendukung usaha
perusahaan untuk terus-menerus melakukan inovasi dan untuk memiliki
kemampuan dalam menghadapi persaingan di pasar internasional. Sikap dan
perilaku entrepreneurship dibutuhkan untuk perusahaan berukuran kecil
hingga yang besar, agar dapat maju dan berkembang dalam lingkungan yang
penuh persaingan.
Walaupun belum banyak yang memahami, Intrapreneurship telah
menjadi sesuatu yang populer. Kebanyakan peneliti sepakat bahwa istilah ini
menunjukkan kegiatan entrepreneurship yang terikat aturan organisasi serta
keterbatasan sumber, yang dimaksudkan untuk menciptakan hasil yang
inovatif. Tujuan utama dari Intrapreneurship adalah untuk mengembangkan
tumbuhnya semangat entrepreneur dalam batas-batas organisasi, yang
mampu mendorong berkembangnya suasana inovatif dalam organisasi.
A. DEFINISI
Definisi intrapreneurship telah berkembang sejak 30 tahun terakhir,
terutama di kalangan pendidikan tinggi. Sebagai contoh, seorang peneliti
mendefinisikan intrapreneurship sebagai suatu konsep yang luas, yaitu
menumbuhkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan gagasan
ataupun perilaku baru. Inovasi bisa berbentuk produk atau j as a baru, sis tern
pengelolaan, rencana, atau program yang menyangkut anggota suatu
organisasi. Dalam pengertian ini, intrapreneurship bisa ditafsirkan sebagai
usaha untuk meningkatkan kembali kemampuan organisasi atau perusahaan
untuk memiliki keterampilan ataupun kemampuan inovatif.
Shaker A. Zahra mengamati bahwa intrapreneurship bisa bersifat formal
maupun juga informal, dimaksudkan untuk menciptakan usaha baru dalam
sebuah organisasi atau perusahaan yang sudah mapan, melalui inovasi
9.4
KEWIRAUSAHAAN
B. MANFAAT INTRAPRENEURSHIP
Saat ini sudah banyak pihak yang mulai menyadari pentingnya
Intrapreneurship. Berbagai pihak mengungkapkan perlunya untuk
mengalirkan pemikiran kewirausahaan dalam organisasi birokratis berukuran
besar. Tom Peters yang menaruh perhatian besar terhadap fenomena
munculnya inovasi dalam perusahaan, seperti juga banyak peneliti lain,
ternyata menemukan bahwa Intrapreneurship memang sangat dibutuhkan.
Kebutuhan terhadap Intrapreneurship ini muncul sebagai reaksi terhadap
berbagai tekanan yang dialami perusahaan, seperti munculnya banyak
pesaing baru dengan teknologi yang lebih canggih, semakin tidak
dipercayainya pengaturan yang dilakukan menggunakan gaya manajemen
tradisional, berhentinya karyawan terbaik yang mencoba mengembangkan
usaha sendiri, munculnya pesaing dari luar negeri, mengecilnya ukuran
perusahaan-perusahaan besar, dan tumbuhnya keinginan yang kuat pada
kebanyakan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas maupun efisiensi.
Persaingan selalu menjadi masalah bagi semua kegiatan usaha, terutama
pada masa berkembangnya teknologi dengan pola seperti sekarang ini, di
mana inovasi dan berbagai perbaikan merupakan hal yang biasa terjadi dalam
EKMA4370/MODUL 9
9.5
9.6
KEWIRAUSAHAAN
Tabel 9. 1.
1
SJmber Hambatan dan 9:>1usi bagi M.Jnculnya lntrapreneurship
JENIS PRAKTEK
MANAJEMEN
TRADISIONAL
Memaksakan
prosedur standar
untuk menghindari
ter'adin 'a kesalahan
Pengelolaan sumber
mengacu pada
efisiensi dan ROI
Pengendalian
mengacu pada
rencana
Rencana Jangka
Panjang
Pengelolaan
fungsional
secara
HAMBATAN YANG
TIMBUL TERHADAP
INTRAPRENEURSHIP
Solusi inovatif terhambat,
dana terbuang karena
penggunaannya keliru
Menghindari tindakan
berisiko bagi bisnis
utama
Menjaga bisnis utama
dengan seluruh
kekuatan 'an dimiliki
Pertimbangan
terhadap langkah
baru mengacu pada
pen alaman
Penyajian seragam
Peluang hilang
lndividu dipromosikan
apabila mampu
menyesuaikan diri
comoatible
turun,
SOLUSI YANG
DIUSULKAN
EKMA4370/MODUL 9
9.7
9.8
KEWIRAUSAHAAN
3.
4.
5.
6.
7.
8.
EKMA4370/MODUL 9
9.9
9.1 Q
KEWIRAUSAHAAN
9.
EKMA4370/MODUL 9
9. 11
LATI HAN
9.12
KEWIRAUSAHAAN
1)
2)
3)
intra-
RANGKUMAN----------------------------------------
9.13
e EKMA4370/MODUL 9
T E S
1_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
4)
Kebutuhan terhadap Intrapreneurs hip ini muncul sebagai reaksi atas ....
A. adanya berbagai tekanan yang dialami perusahaan
B. perintah CEO
C. desakan pemerintah
D. keinginan karyawan
5)
9.14
KEWIRAUSAHAAN
9.15
EKMA4370/MODUL 9
KEGIATAN
BELAL.JAR
9.16
KEWIRAUSAHAAN
PROGRAM
EKMA4370/MODUL 9
9.17
Kuratko, hal. 63
9.18
KEWIRAUSAHAAN
l?i'Qd'll~ ~ ~J
I [II
.,.
ti~U ~ illb.it~
~------------------~L~~c
' -.
-~~a 1a KGJJ
.-,
'2'roztHIO
l i9Sf
~ ~~f.G
?ermrnJl){jfiSJl
:~~
Ola llSUi
II ]Q[JS I!l
mma1
mamao1
IOOmtftl
IJI1JLQ1
nJ{fnr!U.f
til!i.t"tt9
IMUt
..
H ~
Gambar 9. 1.
lnovasi Radikal dan lnovasi Bertahap
9.19
EKMA4370/MODUL 9
Tabel 9. 3.
Cara Pandang dan Dukungan Terhadap lnovasi
INOVASI RADIKAL
dirangsang melalui tantangan dan
permasalahan
apabila memungkinkan, hilangkan
hambatan anggaran dan jadwal
dorong pendidikan teknis dan ekspose
terhadap klien
sediakan jadwal pertemuan untuk
berbagi pengetahuan dan keterampi Ian
teknis dan brainstorming
kembangkan
perhatian
terhadap
karyawan secara individual dan
hubungan saling percaya
dorong munculnya pujian dari pihak luar
sediakan dana yang penggunaannya
fleksibel
untuk
membiayai
pengembangan gagasan
rangsangan berupa kebebasan dana
untuk :>ro 'ek baru
INOVASI BERTAHAP
tetapkan sasaran dan jadwal
dirangsang melalui tekanan kompetitif
dorong pendidikan teknis dan ekspose
terhadap klien
sediakan rapat mingguan yang juga
melibatkan pimpinan utama dan staf
pemasaran
delegasikan tanggung jawab yang lebih
besar
tentukan rangsangan finansial yang jelas
untuk pencapaian sasaran maupun untuk
pemenuhan jadwal
1.
9.2Q
KEWIRAUSAHAAN
3.
4.
5.
6.
EKMA4370/MODUL 9
9.21
1.
Pengantar
2.
Kreativitas
3.
Intrapreneurship
Tinjauan terhadap berbagai bacaan mengenai Intrapreneurship dan
analisis yang mendalam terhadap beberapa organisasi bersifat Intrapreneur.
4.
Inventarisasi Budaya
Inventarisasi
budaya
kelompok
peserta
dilakukan
untuk
mengembangkan diskusi tentang faktor-faktor pendorong dan penghambat
terhadap perubahan dalam organisasi.
9.22
KEWIRAUSAHAAN
Business Plan
Penjelasan mengenai proses perumusan Business Plan secara lengkap
disertai dengan contoh sebuah business plan yang lengkap.
5.
6.
Rencana Tindakan
Peserta kemudian dikelompokkan untuk merumuskan Rencana Tindakan
(Action Plan) untuk mengusahakan terjadinya perubahan di tempat kerja
masing-masing dan dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya
Intrapreneurs hip.
Untuk memeriksa efektivitas program pelatihan tersebut disarankan
untuk mengukur iklim Intrapreneurship organisasi melalui dimensi-dimensi
berikut.
a. Dukungan Manajemen
Besarnya dukungan manajemen diukur melalui kecepatan organisasi
mengadopsi gagasan karyawan, mengenali karyawan yang menjadi
penggagas inovasi, dukungan terhadap kegiatan untuk mencoba gagasan,
dan ketersediaan dana untuk menjalankan kegiatan.
b. Kebebasan dalam melaksanakan kegiatan
Kebebasan karyawan untuk menetapkan cara kerja yang hendak
digunakan dalam melaksanakan tugas, yaitu cara yang dianggap oleh
karyawan merupakan cara yang paling efektif. Organisasi perlu
memberikan kebebasan kepada karyawan untuk menetapkan cara
melaksanakan pekerjaan dan tidak melontarkan kritik apabila cara yang
dipilih ternyata salah.
c. lmbalan dan dukungan
Sistem imbalan dan dukungan dapat mendorong anggota organisasi
untuk memiliki perilaku inovatif. Organisasi perlu memiliki sistem
imbalan yang bergantung pada kinerja, memberikan tantangan,
memperbesar tanggung jawab, dan membuat gagasan seseorang
diketahui oleh seluruh anggota organisasi.
d. Ketersediaan waktu
Munculnya gagasan baru yang inovatif menuntut ketersediaan waktu
anggota organisasi untuk mengembangkan gagasannya. Organisasi perlu
meringankan beban kerja anggotanya dan menghindarkan munculnya
keterbatasan waktu dalam menjalankan tugas.
e.
EKMA4370/MODUL 9
9.23
Batas-batas Organisasi
Adanya batas-batas dalam organisasi, baik secara nyata maupun tidak
nyata, akan menghambat anggota organisasi untuk melihat permasalahan
di luar tugasnya. Organisasi perlu mendorong karyawan untuk melihat
organisasi melalui perspektif yang lebih luas. Perlu dihindari keberadaan
Standard Operating Procedure untuk sebagian besar tugas, ura1an
jabatan yang sempit, serta standar kinerja yang sifatnya baku.
9.24
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 9
9.25
9.26
KEWIRAUSAHAAN
EKMA4370/MODUL 9
9.27
4.
Mitos 1:
Motivasi utama para Intrapreneur adalah uang.
Fakta menunjukkan bahwa motivasi utama para Intrapreneur adalah
proses inovasi. Kebebasan dan kemampuan berinovasi merupakan
penggerak utama Intrapreneur, uang hanyalah alat atau lambang
keberhasilan.
9.28
KEWIRAUSAHAAN
Mitos 2:
Intrapreneur senang mengambil risiko, mereka penjudi yang suka
bertaruh besar.
Fakta menunjukkan bahwa Intrapreneur lebih tepat dikatakan sebagai
pengambil risiko yang moderat. Memiliki keinginan yang kuat untuk
mencapai tujuannya sehingga lebih menyenangi risiko yang kecil,
terhitung, dan bisa dipahami melalui analisis.
Mitos 3:
Intrapreneur memiliki keterampilan ana/isis yang memadai, sehingga
cenderung untung-untungan dan pada umumnya bertumpu pada
kemujuran.
Faktanya, Intrapreneur ternyata sangat analitis, walaupun terlihat
seakan-akan
bertindak
untung-untungan.
Sebenarnya
mereka
mempersiapkan diri dengan baik, paham tentang inovasi dan mampu
membaca kebutuhan pasar dengan baik.
Mitos 4:
Karena kuatnya dorongan untuk sukses, maka Intrapreneur biasanya
kurang bermoral dan kurang etis, sehingga tidak peduli seperti apa cara
yang digunakan selama bisa mengantarkan mereka menuju
keberhasilan.
Fakta menunjukkan bahwa dalam masyarakat yang kritis dan
berpendidikan, Intrapreneur perlu memegang standar moral serta etika
yang selaras dengan harapan masyarakat agar bisa bertahan hidup.
Mitos 5:
Intrapreneur gemar menumpuk kekuatan (power) dan ingin membangun
kerajaan sendiri.
Fakta menunjukkan bahwa perusahaan bersifat Intrapreneur biasanya
berukuran kecil dan sifatnya konservatif. Mereka lebih tertarik pada
keuntungan dan pertumbuhan dibanding membangun "kerajaan".
Tumpuan perhatian mereka lebih pada mengerjakan sesuatu dengan
benar daripada mengerjakan sesuatu secara besar-besaran.
9.29
EKMA4370/ MODUL 9
Tabel 9.4.
Karakteristik fvlanajer Tradisional, Entrepreneur, dan Intrapreneur
MANAJER
TRADISIONAL
ENTREPRENEUR
INTRAPRENEUR
Menginginkan promosi
dan imbalan tradisional
(yang biasa).
Dipengaruhi
jadwal
anggaran, perencanaan
mingguan, bulanan, triwulan, tahunan dan terhadap jadwal promosi
berikutnya
Mendelegasikan
tindakan, kebanyakan
tenaga digunakan untuk
melaporkan dan super-
Menggunakan
sasaran
pertumbuhan 5 - 10 tahun
sebagai acuan, kemajuan
bertahap.
KARAKTERISTIK
Motif utama
Orientasi Waktu
Kecenderungan
pola bertindak
Bersedia
mengerjakan
sendiri tugas sehingga
bawahan merasa terganggu
VIS I.
Keterampilan
Sikap terhadap
Keberanian dan
Nasib
Fokus Perhatian
Manajemen
profesional,
sering
lulusan sekolah bisnis,
menggunakan
alat
analisis yang abstrak,
manajemen SDM dan
keterampilan bermain
politik.
Menganggap nasibnya
ditentukan pihak lain,
bisa sangat berambisi
dan keras, tapi bisa
juga takut kepada ke:)emimoinan :)ihak lain.
Terutama terhadap halhal yang terjadi dalam
perusahaan.
Berhati-hati
Digunakan
untuk
membaca permintaan
dan
mengarahkan
konsep perancangan
:)roduk.
Menciptakan kebutuhan,
produk sering tidak dapat
dicoba melalui riset pasar,
pembeli belum paham
:)roduk, bicara den ]an
Sikap terhadap
Risiko
Penggunaan
Riset Pasar
Paham
bisnis secara
mendalam, memiliki ketajaman bisnis lebih dari
keterampilan politis ataupun manajerial, sering kali
terlatih secara teknis,
sering memegang tanggung jawab tentang untung/
rugi dalam perusahaan.
Percaya diri, optimis, dan
be rani
Bersedia
mengerjakan
sendiri,
paham
cara
mendelegasikan, tapi jika
perlu mampu mengerjakan
sendiri.
Serupa dengan Entrepreneur tapi berada dalam
situasi yang menuntut
kemampuan lebih untuk
bisa
hidup
dalam
organisasi,
memerlukan
dukungan.
Percaya
diri,
berani.
Beberapa sinis terhadap
sistem,
tapi
optimis
terhadap kemampuan diri
untuk menipu sistem.
Meyakinkan pihak dalam
perusahaan perlunya gagasannya dalam melayani
pasar, tapi di luar juga
fokus pada konsumen
Suka risiko yang moderat,
tidak
takut
dipecat,
menganggap kecil risiko
pribadi.
Melakukan sendiri riset
pasar, menggunakan intuisi
untuk mengevaluasi pasar
seperti entrepreneur.
9.30
KEWIRAUSAHAAN
MANAJER
TRADISIONAL
KARAKTERISTIK
ENTREPRENEUR
INTRAPRENEUR
Kejadian I peristiwa
yang mendorong
Ketersediaan
sumber
1---+
Keputusan
,
Business
untuk bertindak
~-+,I Plan I Studi
sebagai
Kelayakan
Intrapreneur
, lmplementasi
1--of-~1
'
gagasan
''
Karakteristik lndividu
Kecenderungan dalam
mengambil resiko
Keinginan untuk otonom
Keinginan untuk berhasil
mencapai sesuatu
Orientasi sasaran
Kebebasan mengatur diri
sendiri
Kemampuan
mengatasi
hambatan
Gambar 9.2.
5
1\Jbdel lnteraktif munculnya lntrapreneurship
5
Kuratko hal.73
e EKMA4370/MODUL 9
9.31
LATIHAN
9.32
KEWIRAUSAHAAN
Pada dasarnya ada 6 aspek. Coba simak kembali bacaan tentang materi
tersebut.
Ada empat langkah. Coba baca kembali uraian tentang langkah penting
dalam mengembangkan strategi Intrapreneurship.
Coba perhatikan Tabel 9.2.
RANGKUMAN
~----------------------------------
e EKMA4370/MODUL 9
9.33
TES
FDRMATIF 2- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3)
4)
9.34
5)
KEWIRAUSAHAAN
9.35
EKMA4370/ MODUL 9
Tes Formatif2
1)
2)
3)
4)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
c
A
A
D
B
A
c
D
A
9.36
KEWIRAUSAHAAN
e EKMA4370/MODUL 9
9.37