Anda di halaman 1dari 121

MODULUS ELASTISITAS DAN KEKUATAN TEKAN GLUED

LAMINATED TIMBER (GLULAM)

Lilis Tambunan
E 24104033

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

RINGKASAN
Lilis Tambunan, Modulus Elastisitas dan Kekuatan Tekan Glued Laminated
Timber (Glulam), Skripsi, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor, Dibawah bimbingan Effendi Tri Bahtiar, S.Hut, M.Si dan Prof. Dr.
Ir Muh Yusram Massijaya, MS.
Latar Belakang Diversifikasi pemanfaatan jenis kayu, termasuk yang berasal dari
hutan rakyat, merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan atas kayu yang terus
bertambah sembari tetap menjaga kelestarian hutan alam. Jenis kayu dari hutan
rakyat pada umumnya berdiameter kecil dan berumur muda. Dalam penggunaannya
diperlukan penanganan khusus guna meningkatkan sifat kekuatan dan kekakuannya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merekayasa glue laminated
timber (glulam) dari kayu yang tersedia.
Glulam bisa menerima beban aksial ataupun lentur/bending. Struktur yang
menerima beban aksial tekan atau tarik adalah tiang dan komponen kuda-kuda.
Material yang menerima beban aksial akan mengalami perubahan bentuk berupa
perpendekan atau perpanjangan. Besarnya perubahan bentuk ini berhubungan erat
dengan modulus elastisitas material.
Metode. Ukuran papan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2x5x176 cm
yang terdiri dari 4 jenis kayu, yaitu kayu Nangka, kayu Afrika, kayu Sengon kayu
Randu dan perekat isosianat merk koyobond. Untuk Face dan Back digunakan kayu
Nangka dan untuk Core digunakan kayu Sengon, Afrika dan Kayu Randu. Contoh
uji kecil bebas cacat berukuran 2x2x8 cm, yang digunakan untuk pengujian Kadar
air, BJ, MOE tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat, kekuatan tekan (Fc)
sejajar serat dan kekuatan tekan tegak lurus serat. Untuk glulam tekan sejajar muka
lamina berukuran 6x5x5 cm dan glulam tekan tegak lurus muka lamina berukuran
6x5x20 cm. Penghitungan MOE dihitung dengan dua metode yaitu metode pertama
dan metode kedua (Bahtiar 2008).
Nilai MOE lamina penyusun glulam metode pertama tekan tegak lurus serat
kayu Nangka 5,3x103 kg/cm, kayu Afrika 4,1x103 kg/cm, kayu Sengon
3,4x103kg/cm dan kayu Randu 1,7x103 kg/cm, sedangkan untuk tekan sejajar serat
kayu Nangka adalah 2,2x104 kg/cm, kayu Afrika 1,5x104 kg/cm, kayu Sengon 1,3
x104 kg/cm dan kayu Randu 7,2x103 kg/cm. Rata-rata MOE untuk metode kedua
tekan tegak lurus adalah untuk kayu Nangka 4,7x103 kg/cm, kayu Afrika 3,3x103
kg/cm, kayu Sengon 3,8x103 kg/cm dan untuk kayu Randu 1,7x103 kg/cm,

sedangkan untuk nilai MOE tekan sejajar serat kayu Nangka 2,1x104 kg/cm, kayu
Afrika 1,4 x104 kg/cm, kayu Sengon 1,2 x104 kg/cm dan untuk kayu Randu 6,8
x103 kg/cm.
Nilai

kekuatan tekan sejajar serat kayu penyusun glulam untuk


2

kayu

Nangka sebesar 383,16 kg/cm , kayu Sengon 302,91 kg/cm , kayu Afrika 279,40
kg/cm2, dan kayu Randu 125,82 kg/cm2. Sedangkan nilai kekuatan tekan tekan tegak
lurus serat kayu Nangka sebesar 66,70 kg/cm2, kayu Afrika 42,60 kg/cm2, kayu
Sengon 34,50 kg/cm2, dan kayu Randu 20,20 kg/cm2. Nilai rata-rata modulus elastis
untuk glulam sejajar muka lamina dengan core kayu Afrika 9,103 kg/cm2, dengan
core kayu Sengon 7,3x103 kg/cm2 dan glulam dengan core randu adalah 6,0x103
kg/mm2 , Sedangkan untuk glulam tekan tegak lurus muka lamina, untuk core kayu
Afrika 4,1x103 kg/cm2 core kayu Sengon 3,7x103 kg/cm2 dan untuk glulam dengan
core kayu Randu adalah sebesar 2,9x103 kg/cm2. Nilai kekuatan tekan untuk glulam
sejajar muka lamina dengan core kayu Afrika 61,42 kg/cm2, dengan core kayu
Sengon 56,35 kg/cm2

dan glulam dengan core randu adalah 37,09 kg/cm2

Sedangkan untuk glulam tekan tegak lurus muka lamina, untuk core kayu Afrika
5,63 kg/cm2 core kayu Sengon 4,51 kg/cm2 dan untuk glulam dengan core kayu
Randu adalah sebesar 4,11 kg/cm2. Bila dibandingkan antara metode pertama dan
metode kedua berbeda nyata untuk semua jenis kayu. Perbedaan nilai MOE metode
pertama dan metode kedua ini disebabkan pada saat menghitung P/y, metode
pertama hanya memakai sebagian data (persamaan linier, 10% dari data
keseluruhan), sedangkan metode kedua menggunakan sebagian besar dari data
keseluruhan (persamaan linier dan kuadratik 90%). Oleh sebab itu, MOE yang
diperoleh dari metode pertama memiliki kecenderungan overestimate dibandingkan
dengan metode kedua. Untuk nilai MOE tekan sejajar serat lebih besar bila
dibandingkan dengan tekan tegak lurus serat.
Kata kunci : MOE, Kekuatan tekan, Glulam.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN


SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi: Modulus Elastisitas dan
Kekuatan Tekan Glued Laminated Timber (Glulam) adalah karya saya sendiri dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Lilis Tambunan
NIM E24104033

MODULUS ELASTISITAS DAN KEKUATAN TEKAN GLUED LAMINATED


TIMBER (GLULAM)

Lilis Tambunan
E 24104033

SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN HASIL HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul penelitian

: Modulus Elastisitas dan Kekuatan Tekan Glued


Laminated Timber (Glulam)

Nama

: Lilis Tambunan

NIM

: E24104033

Disetujui:

Ketua,

Anggota,

Effendi Tri Bahtiar S.Hut, MSi

Prof.Dr.Ir.Muh Yusram Massijaya, MS

NIP. 19760212 200012 1 002

NIP. 19641124 198903 1 004

Mengetahui:
Dekan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir Hendaryanto M.Agr


NIP. 19611126 198601 1 001

Tanggal pengesahan :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Muara Nauli di tepian Danau
Toba, Sumatera Utara pada tanggal 10 Oktober 1986 sebagai
anak kelima dari lima bersaudara dalam keluarga Bapak
Karnace Tambunan dan Ibu Helmin Aritonang. Penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Inpres No
173365 Muara Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara,
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 01 Muara,
Kabupaten Tapanuli Utara dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
di SMU Negeri 01 Muara. Pada tahun 2004, penulis masuk Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI dan memilih Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada berbagai organisasi
kemahasiswaan, yaitu unit kegiatan mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB
2004-2008, ASEAN Forestry Students Association (AFSA) LC IPB sebagai anggota,
Himasiltan IPB sebagai anggota, serta berbagai kepanitiaan kegiatan. Penulis
mengikuti kegiatan Praktek Umum Kehutanan (PUK) di Cilacap-Batu Raden, Jawa
Tengah dan Praktek Umum Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PUPHTL) di Getas
Ngawi, Jawa Timur. Penulis juga telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL)
di PT. Toba Pulp Lestari Tbk., Porsea Sumatera Utara. Penulis juga mendapat
kepercayaan dari Persekutuan Mahasiswa Kristen sebagai Asisten Agama Kristen
Protestan pada tahun ajaran 2005/2006.
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melaksanakan kegiatan praktek khusus
(skripsi) dalam bidang keteknikan kayu dengan judul Modulus Elastisitas dan
Kekuatan Tekan Glued Laminated Timber (Glulam) di bawah bimbingan
Effendi Tri Bahtiar, S.Hut, M. Si dan Prof. Dr. Ir. Muh Yusram Massijaya, MS.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YESUS KRISTUS yang
telah memberikan hikmat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian serta menyusun karya ilmiah yang berjudul Modulus Elastisitas dan
kekuatan Tekan Glued Laminated Timber (Glulam). Karya ilmiah ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian karya tulis ini. Penulis juga menyadari karya ini masih jauh dari
sempurna. Segala kritikan dan saran penulis terima dengan senang hati. Semoga
karya ini dapat berguna bagi kita semua. Amen.
Bogor, Agustus 2009
Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Effendi Tri Bahtiar, S.Hut, MSi dan Prof. Dr. Ir. Muh Yusram Massijaya, MS
selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus dalam membimbing dan
memberi pengarahan serta nasehat kepada penulis.
2. Kedua orang tua penulis (Mama dan Papa) serta sisters dan Brothers (Ully,
Lambok, Yusuf, Tika, Sahat, dan Taufik), uda Jambi, uda Timika serta seluruh
keluarga yang selalu setia mendoakan penulis dan dengan tulus mencurahkan
kasih sayang, perhatian serta biaya sehingga penulis dapat menyelesaiakan
pendidikan.
3. Dr. Ir Endes Dahlan, MS sebagai dosen penguji dari departemen KSHE dan Dr.
Basuki Wasis MS dari departemen Silvukultur, yang banyak memberikan
masukan kepada penulis.
4. Rexon Harris Simajuntak, SSiT thank you so much for your pray, motivation and
your attention to bring me joy and happiness and give me new spirit.
5. Bapak Adrian dari PT. Lemindo Abady Jaya Cilenggsi, yang telah menyediakan
perekat bagi penulis.
6. Laboran dari Lab Rekayasa kayu dan Lab Peningkatan mutu kayu (Prop Irvan,
Pak Kadiman dan Mbak Esti).
7. Teman-teman di keteknikan ers (Ema, Ajo, Adi Satriawan, Hans, Febri, Yanto,
Meyta) dan teman-teman di THH khususnya (Fath boy, Citra, Nopi, Hendra,Ali).
8. Team Solusi Life, Ka Hetty MSi, ka dr. Ruth Diana, ka Sita STP yang selalu setia
memberikan dukungan doa kepada dan yang menjadi teman penulis berbagi baik
dalam suka maupun duka.
9. Sohib

penulis Bli I Gusti Bagus Adeputra Prakarsa (ade) SSiT yang selalu

bertanya kapan seminar, kapan Sidang, kapan Wisuda, dan yang menjadi tempat
penulis berbagi selama penulisan skipsi ini dan yang selalu mengajarkan penulis
untuk disiplin.
10.

Alamanda Crews (Mba Nani, Hana, Fani, Qla, Janet, Early, Anty, Maria, Eta,

Desni) gak ada lu-lu pada gak rame.


11. Seluruh dosen dan Staff pegawai Fakultas kehutanan terutama bagian rekayasa
kayu.
12. PMK E dan KEMAKI E, serta Bang Gustaf dan Ka Ike yang selalu mendukung
penulis dalam doa dan memberi smangat kepada penulis.

13. Teman-teman THH 41, KSH 41, BDH 41 dan MNH 41 semoga kita tetap
kompak.
14. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.

DAFTAR ISI

Daftar isi

......................................................................................................................... i

Daftar gambar................................................................................................................... iii


Daftar tabel ....................................................................................................................... iv
Daftar lampiran ................................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
2.1Reaksi beban terhadap beban aksial................................................................. 3
Tegangan Normal ............................................................................................. 3
Rengangan Normal........................................................................................... 4
Kurva tegangan-regangan ................................................................................. 4
Hukum Hook ................................................................................................... 5
2.2 Deskripsi sifat-sifat kayu yang digunakan ...................................................... 6
Kayu sengon (Paraserianthes falcataria) ....................................................... 6
Kayu Afrika (Maesopsis eminii)...................................................................... 6
Nangka (Arthocarpus heterophyllus) ............................................................... 7
Kapuk (Ceiba pentrandra) .............................................................................. 8
2.3 Sifat Fisis dan Mekanis kayu .......................................................................... 8
2.4 Defenisi Glulam ............................................................................................ 10
Sejarah dan perkembangan ............................................................................. 10
Kelebihan dan kekurangan glulam ................................................................. 11
Penggunaan glulam......................................................................................... 12
2.5 . Perekat .......................................................................................................... 14
BAB III METODELOGI ................................................................................................ 16
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................ 16
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 16

ii
Pembuatan Contoh Uji ........................................................................................ 17
Sifat-sifat yang diuji ............................................................................................. 17
Pengujian sifat fisis .............................................................................................. 18
Pengujian sifat mekanis glulam ........................................................................... 19
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 22
4.1 Sifat Fisis ....................................................................................................... 22
Kadar Air ...................................................................................................... 24
Berat Jenis .................................................................................................... 25
4.2 Kurva Beban-Deformasi .............................................................................. 25
4.3 Sifat Mekanis Contoh Kecil Bebas Cacat .................................................... 30
Modulus Elastisitas (MOE) Contoh Kecil Bebas Cacat .............................. 30
4.4 kekuaatan tekan Contoh Kecil Bebas Cacat ................................................. 36
4.5 Sifat Mekanis Glulam................................................................................... 37
Modulus Elastisitas (MOE) Glulam ............................................................. 37
Perbandingan MOE glulam dibanding lamina penyusunnya ....................... 40
Perbandingan kekuatan glulam dibanding lamina penyusunnya ................. 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 46
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 46
5.2 Saran .............................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 47
LAMPIRAN .................................................................................................................... 51

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Penampang yang mengalami gaya tarik dan tekan .......................................... 3


Gambar 2 Kurva tegangan-regangan ................................................................................ 4
Gambar 3 Pembuatan contoh uji. .................................................................................... 17
Gambar 4 Pembuatan papan lamina. ............................................................................... 19
Gambar 5 Pengujian tekan tegak lurus muka lamina. ..................................................... 20
Gambar 6 pengujian tekan sejajar muka lamina ............................................................. 21
Gambar 7 Contoh kurva Beban Deformasi kayu Nangka............................................... 28
Gambar 8 Contoh kurva Beban Deformasi kayu Afrika................................................. 29
Gambar 9 Contoh kurva Beban Deformasi kayu Randu................................................. 29
Gambar 10 Contoh kurva beban Deformasi kayu Sengon .............................................. 29
Gambar 11 Kurva Distribusi MOE konvensional ckbc tekan // serat ............................. 33
Gambar 12 Kurva Distribusi MOE Bahtiar ckbc tekan // serat ...................................... 33
Gambar 13 Kurva Distribusi MOE konvensional ckbc tekan serat ........................... 33
Gambar 14 Kurva Distribusi MOE Bahtiar ckbc tekan serat ...................................... 34
Gambar 15 Hubungan antara MOE metode

Bahtiar dengan MOE metode

konvensional tekan // serat ............................................................................................. 35


Gambar 16 Hubungan antara MOE metode

Bahtiar dengan MOE metode

konvensional tekan serat............................................................................................. 35


Gambar 17 Kurva distribusi MOE tekan sejajar serat, Glulam di banding dengan
Lamina ............................................................................................................................ 42
Gambar 18 Kurva distribusi MOE tekan tegak lurus serat, Glulam di banding dengan
Lamina ............................................................................................................................ 42
Gambar 19 Kurva distribusi kekuatan tekan sejajar serat Glulam dengan lamina
penyusunnya.................................................................................................................... 44
Gambar 20 Kurva distribusi kekuatan tekan tegak lurus serat Glulam dengan lamina
penyusunnya.................................................................................................................... 44

iv
DAFTAR TABEL

Table 1. Susunan papan yang akan dibuat untuk tekan tegak lurus muka lamina ......... 19
Table 2. Susunan papan yang akan dibuat untuk tekan sejajar muka lamina ................. 19
Tabel 3 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis contoh kecil bebas cacat ke empat
jenis kayu penyusun Glulam ........................................................................................... 22
Tabel 4 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis tiga tipe glulam tekan sejajar serat
muka lamina .................................................................................................................... 23
Tabel 5 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis tiga tipe glulam tekan tegak lurus
muka lamina .................................................................................................................... 24
Tabel 6 Rata-rata defleksi dan beban pada batas elastis empat jenis kayu penyusun
glulam tekan tegak lurus serat ......................................................................................... 26
Tabel 7 Rata-rata defleksi dan beban pada batas elastis empat jenis kayu penyusun
glulam tekan sejajar serat ................................................................................................ 26
Tabel 8 Nilai rata-rata deformasi empat jenis kayu penyusun glulamtekan sejajar
serat dan tekan tegak lurus serat..................................................................................... 27
Tabel 9 Nilai rata-rata pembebanan empat jenis kayu penyusun glulam tekan sejajar
serat dan tekan tegak lurus serat..................................................................................... 27
Tabel 10 Nilai rata-rata MOE contoh kecil bebas cacat yang diuji secara tekan tegak
lurus serat ........................................................................................................................ 31
Tabel 11 nilai rata-rata MOE contoh kecil bebas cacat yang diuji secara tekan sejajar
serat ................................................................................................................................. 31
Tabel 12 Nilai MOE sejajar serat dan tekan tegak lurus serat untuk metode terbaru .... 36
Tabel 13 Nilai Kekuatan tekan contoh kecil bebas cacat untuk tekan sejajar serat ........ 36
Tabel 14 Nilai Kekuatan tekan contoh kecil bebas cacat untuk tekan tegak lurus serat . 37
Tabel 15 MOE glulam tekan sejajar muka lamina dan tekan tegak lurus muka lamina . 38
Tabel 16 Kekuatan tekan glulam..................................................................................... 40

v
Daftar lampiran

Lampiran 1A Kadar air dan Berat jenis ckbc tekan tegak lurus serat ............................. 52
Lampiran 1B Kadar air dan Berat jenis ckbc tekan sejajar serat ................................... 54
Lampiran 2A Kadar air dan Berat jenis glulam tekan sejajar serat................................. 56
Lampiran 2B Kadar air dan Berat jenis glulam tekan tegak lurus serat.......................... 56
Lampiran 3A Kurva beban deformasi ckbc tekan tegak lurus serat ............................. 57
Lampiran 3B Kurva beban deformasi ckbc tekan sejajar serat ..................................... 65
Lampiran 4A MOE metode konvensional dan metode terbaru ckbc tekan sejajar serat 73
Lampiran 4B MOE metode konvensional dan metode terbaru ckbc tekan tegak lurus
serat ................................................................................................................................ 78
Lampiran 5A MOE glulam tekan sejajar serat .............................................................. 83
Lampiran 5BMOE glulam tekan tegak luru serat ......................................................... 83
Lampiran 6A kekuatan tekan ckbc tekan sejajar serat ................................................... 84
Lampiran 6B kekuatan tekan ckbc tekan tegak lurus serat ............................................ 86
Lampiran 7A kekuatan tekan glulam tekan sejajar muka lamina .................................. 89
Lampiran 7A kekuatan tekan glulam tekan tegak lurus muka lamina ........................... 89
Lampiran 8A uji-t berpasangan kayu nangka tekan sejajar serat ................................... 90
Lampiran 8B uji-t berpasangan kayu sengon tekan sejajar serat ................................... 92
Lampiran 8C uji-t berpasangan kayu afrika tekan sejajar serat ..................................... 92
Lampiran 8D uji-t berpasangan kayu randu tekan sejajar serat ..................................... 93
Lampiran 9A uji-t berpasangan kayu nangka tekan tegak lurus serat ........................... 94
Lampiran 9B uji-t berpasangan kayu sengon tekan tegak lurusserat ............................. 95
Lampiran 9C uji-t berpasangan kayu afrika tekan tegak lurus serat .............................. 96
Lampiran 9D uji-t berpasangan kayu randu tekan tegak lurus serat ............................ 96
Lampiran 10 uji-t berpasangan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan tegak lurus ..... 97
Lampiran 11A uji-t berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu nangka ................................................................................................ 99
Lampiran 11B uji-t berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu sengon ............................................................................................. 101

vi
Lampiran 11C uji-t berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu afrika ................................................................................................ 101
Lampiran 11D uji-t berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu randu ................................................................................................. 102
Lampiran 12A uji-t berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu nangka .............................................................................................. 103
Lampiran 12B uji-t berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu sengon ............................................................................................. 104
Lampiran 12C uji-t berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu afrika ................................................................................................ 105
Lampiran 12D uji-t berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tekan
tegak lurus kayu randu ................................................................................................. 105
Lampiran 13A perbandingan MOE lamina dengan glulam tekan sejajar serat ........... 107
Lampiran 13B perbandingan MOE lamina dengan glulam tekantegak lurus serat ..... 107
Lampiran 13A perbandingan kekuatan tekan lamina dengan glulam tekan sejajar
serat ............................................................................................................................... 108
Lampiran 13B perbandingan kekuatan tekan lamina dengan glulam tekantegak lurus
serat ............................................................................................................................... 108

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diversifikasi pemanfaatan jenis kayu, termasuk yang berasal dari hutan rakyat,
merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan atas kayu yang terus bertambah
sembari tetap menjaga kelestarian hutan alam. Jenis kayu dari hutan rakyat pada
umumnya berdiameter kecil dan berumur muda. Dalam penggunaannya diperlukan
penanganan khusus guna meningkatkan sifat kekuatan dan kekakuannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan merekayasa glue laminated timber (glulam)
dari kayu yang tersedia.
Glulam bisa menerima beban aksial ataupun lentur/bending. Struktur yang
menerima beban aksial tekan atau tarik adalah tiang dan komponen kuda-kuda.
Material yang menerima beban aksial akan mengalami perubahan bentuk berupa
perpendekan atau perpanjangan. Besarnya perubahan bentuk ini berhubungan erat
dengan modulus elastisitas material (Bahtiar 2008).
Glued laminated timber, sering juga disebut "gluelam" atau "glulam", adalah
kayu hasil rekayasa bermutu struktural yang disusun oleh beberapa lapis kayu yang
direkat bersama menjadi satu kesatuan. Dengan menyusun beberapa potong kayu
berukuran kecil menjadi glulam, sebuah komponen struktural berukuran besar dan
berkekuatan tinggi dapat dibuat. Komponen struktural ini dapat digunakan untuk
kolom vertikal atau balok horizontal, bahkan dapat pula dibentuk lengkung atau
membusur. Glulam, seperti halnya produk kayu rekayasa lainnya, bertujuan untuk
memanfaatkan kayu secara efisien berkaitan dengan peningkatan kebutuhan kayu
dunia sedangkan jumlah kayu solid berukuran besar yang tersedia semakin menurun
(Bahtiar 2008).
Modulus elastisitas (MOE) adalah sifat bahan sehingga tidak dipengaruhi oleh
sifat penampang. MOE dapat diperoleh melalu uji tekan. Pada kayu, terdapat tiga
MOE yaitu MOE pada arah longitudinal, transversal dan bidang radial.. Namun data
MOE pada ketiga arah ini jarang tersedia, MOE yang sering tersedia adalah MOE
lentur. MOE lentur merupakan pendekatan MOE longitudinal. MOE lentur sering diuji
dengan menggunakan one point loading sehingga tidak terbebas dari pengaruh gaya
lintang. Menurut Bodig dan Jayne (1982) MOE lentur dapat ditingkatkan hingga 10%,
untuk mendapatkan MOE longitudinal.

Melalui penelitian ini akan dipelajari bagaimana perilaku setiap lamina dalam
menerima beban tekan dan selanjutnya mendistribusikannya secara menyeluruh pada
glulam. Tipe pembebanan tekan yang dianalisis adalah tekan tegak lurus muka lamina
dan tekan sejajar muka lamina. Setelah memahami perilaku setiap lamina dalam
memberikan sumbangan kekakuan dan kekuatannya terhadap glulam, dapat diturunkan
rumus untuk mengestimasi modulus Youngs (E) dan kekuatan glulam dalam menahan
tekan (Fc). Rumus ini dapat dimanfaatkan untuk memprediksi nilai E dan Fc, bahkan
sebelum proses produksi dimulai, sehingga target E dan Fc glulam dapat dicapai secara
efisien dengan menyortir dan mengatur lamina-lamina pada posisi yang tepat berdasar
nilai E dan Fc lamina tersebut, sebagaimana disajikan oleh Bahtiar 2008 secara teoritis.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengaplikasikan metode perhitungan baru tentang modulus elastisitas kayu
menggunakan kurva linier disambung kuadratik sebagaimana disajikan oleh
Bahtiar (2008) tehadap contoh kecil bebas cacat lamina penyusun glulam.
2. Membandingkan hasil perhitungan modulus elastisitas kayu antara metode
konvensional dengan metode terbaru oleh Bahtiar (2008)
3. Untuk memahami tentang bagaimana setiap lamina menyumbangkan kekuatan
dan elastisitasnya terhadap produk akhir.
1.3 Manfaaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah, apabila mekanisme setiap
lamina dalam menyumbangkan kekuatan dan elastisitasnya terhadap produk akhir
dapat dipahami, maka efisiensi dan efektifitas produksi glulam akan dapat
ditingkatkan, karena kekuatan produk akhir dapat diduga sebelum proses produksi
dimulai.

BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi beban terhadap beban aksial
Setiap benda yang menerima beban akan mengalami perubahan bentuk
(deformasi). Beban aksial (tarik atau tekan) menyebabkan perpanjangan atau
perpendekan. Beban geser (direct shear) menyebabkan pergeseran (displacement).
Momen lentur menyebabkan lendutan (defleksi). Kemampuan benda untuk menahan
terjadinya perubahan bentuk di bawah batas elastis akibat beban berupa gaya atau
momen yang bekerja padanya disebut kekakuan (stiffness).
Pembebanan batang secara aksial
Nash (1977) mengungkapkan bahwa sebatang logam dengan luas penampang
konstan, bila diberikan beban pada kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier
dengan arah saling berlawanan yang berimpit pada sumbu longitudinal batang dan
yang bekerja di pusat penampang melintang masing-masing, pada keadaan
kesetimbangan statis, besarnya gaya-gaya harus sama. Apabila gaya-gaya diarahkan
menjauhi batang, maka batang tersebut mengalami perubahan panjang yang disebut
regangan dan sebaliknya jika gaya-gaya diarahkan pada batang, batang tersebut akan
mengalami pemendekan. Kedua kondisi ini digambarkan pada Gambar 1 dibawah ini
P

P
Tarik

Tekan

Gambar 1 penampang yang mengalami gaya tekan dan gaya tarik.


Tegangan normal
Nash (1977) mengungkapkan bahwa gaya normal yang bekerja pada suatu
luasan penampang melintang disebut tegangan normal dan dinyatakan dalam N/m2.
Apabila gaya diberikan pada kedua ujung penampang tersebut dalam kondisi tertarik,
maka akan terjadi tegangan tarik, dan sebaliknya bila dalam kondisi tekan maka akan
terjadi tegangan tekan.

Regangan normal
Nash (1977) mengungkapkan bahwa batang yang kedua ujungnya ditarik, maka
perpanjangan yang terjadi dapat diukur. Regangan normal, diberi simbol dengan ,
dapat diperoleh dengan membagi total pertambahan panjang l dengan panjang batang
mula-mula (L), yaitu
=

l
L

Regangan biasanya dinyatakan meter per meter sehingga secara efektif tidak
berdimensi.
Kurva tegangan-regangan
Nash (1977) mengungkapkan bahwa pertambahan panjang pada penampang
harus diukur untuk setiap pertambahan beban dan dilakukan sampai terjadi kerusakan
(fracture) pada penampang. Dengan mengetahui luas penampang awal spesimen,
maka tegangan normal, yang dinyatakan dengan , dapat diperoleh untuk setiap nilai
beban aksial dengan menggunakan hubungan
=

P
A

dimana P menyatakan beban aksial dalam Newton dan A menyatakan luas penampang
awal (m2). Dengan memasangkan pasangan nilai tegangan normal dan regangan
normal , data percobaan dapat digambarkan dengan memperlakukan kuantitaskuantitas ini sebagai absis dan ordinat. Gambar yang diperoleh adalah diagram atau
kurva tegangan-regangan, seperti gambar 2 dibawah ini

U
B

Gambar 2 kurva tegangan-regangan.

Hukum Hooke
Nash (1977) menyatakan bahwa specimen yang mempunyai kurva teganganregangan seperti Gambar 2 diatas, dapat dibuktikan bahwa hubungan teganganregangan untuk nilai regangan yang cukup kecil adalah linier. Hubungan linier antara
pertambahan panjang dan gaya aksial adalah penyebabnya. Hal ini pertama sekali
dinyatakan oleh Robert Hooke pada 1678 yang kemudian disebut Hukum Hooke.
Hukum ini menyatakan
= E

dimana E menyatakan kemiringan (slope) garis lurus OP pada kurva-kurva


Gambar 2 diatas.
Kurva tegangan-regangan yang ditunjukkan pada Gb. 2 diatas dapat digunakan
untuk mencirikan beberapa karakteristik bahan, diantaranya:

Batas proporsi (proportional limit)


Ordinat titik P disebut sebagai batas proporsi, yaitu tegangan maksimum yang

terjadi selama uji tarik ketika tegangan masih merupakan fungsi linier dari regangan.

Batas elastis (elastic limit)


Titik P pada kurva tegangan-regangan diatas merupakan batas elastis, yaitu

tegangan maksimum yang terjadi selama uji tarik sampai batas proporsi sehingga tidak
terjadi perubahan bentuk atau deformasi maupun residu permanen ketika gaya
pembebanan dilepaskan. Nilai batas elastis dan batas proporsi hampir sama dan sering
digunakan sebagai istilah yang saling menggantikan.

Selang elastis dan plastis (elastic and plastic ranges)


Daerah pada kurva tegangan-regangan diatas, sampai batas proporsi disebut

selang elastis; sedang rentang kurva tegangan- regangan batas proporsi sampai titik
runtuh (point of rupture) disebut selang pastis.
Nash (1977) menyatakan bahwa bahan mempunyai dua karakteristik, yaitu:
Homogen, yaitu mempunyai sifat elastis (E, ) yang sama pada keseluruhan titik
pada bahan.
Isotropis, yaitu mempunyai sifat elastis yang sama pada semua arah pada setiap
titik dalam bahan.
Tidak semua bahan mempunyai sifat isotropis. Apabila suatu bahan tidak
memiliki suatu sifat simetri elastik maka bahan tersebut disebut anisotropis, atau

kadang-kadang aeolotropis. Bahan komposit yang diperkuat dengan filamen


didalamnya merupakan contoh dari bahan anisotropis.
Modulus elastisitas
Nash (1977) menyatakan bahwa kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap
unit regangan, adalah modulus elastisitas bahan, atau, sering disebut Modulus Young.
Karena unit regangan merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan panjang),
maka E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2.
1.2

Deskipsi sifat-sifat kayu yang digunakan.

Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielts)


Sengon masuk dalam family Leguminoceae, merupakan jenis tanaman cepat
tumbuh, tidak membutuhkan kesuburan tanah yang tinggi, dapat tumbuh pada tanahtanah kering, lembab dan bahkan tanah-tanah yang mengandung garam serta dapat
bertahan terhadap kekurangan oksigen (Pamoengkas 1992 dalam Ferry M, 2005).
Tinggi pohon ini bisa mencapai 40 meter, dengan batang bebas cabang 10-30 meter,
diameter batang bisa mencapai 80 cm, kulit luar berwarna putih atau kelabu, tidak
mengelupas dan tidak berbanir.
Ciri umum kayu sengon antara lain kayu terasnya berwarna putih atau coklat
muda, warna gubalnya tidak berbeda dengan kayu terasnya, mempunyai tekstur kayu
yang agak kasar dan merata arah serat yang lurus bergelombang dan berpadu
(Martawijaya et. al., 1989).
Kayu sengon termasuk kayu ringan dengan berat jenis rata-rata 0,33 (0,24-0,49)
dan tergolong dalam kelas kuat IV-V dan kelas awet IV-V (Mandang dan Pandit,
1997). Menurut (Martawijaya et.al., 1981) kayu sengon memiliki kemampuan
menahan beban sampai batas proporsi sebesar 316 kg/cm dengan tegangan sampai
batas patah mencapai 526 kg/cm, MOE sebesar 44500 kg/cm, keteguhan sejajar
serat sebesar 283 kg/cm, kekerasan ujung sejajar serat sebesar 22 kg/cm dan
kekerasan sisi sebesar 11 kg/cm.

Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl)


Pohon afrika (Maesopsis eminii Engl) tumbuh alami di Afrika dari Kenya
sampai Liberia antara 8LU dan 6LS, termasuk ke dalam famili Rhamnaceae. Pohon
ini kebanyakan ditemukan di hutan tinggi dalam ekozona antara hutan dan sabana.
Pada sebaran alami, jenis ini tumbuh di daratan sampai hutan sub pengunungan
sampai ketinggian 1800 mdpl. Jenis ini tumbuh baik di daerah dengan curah hujan
1.200-3.600 mm/tahun dengan musim kering sampai 4 bulan (Joker, 2002 diacu
dalam Sutardi, 2008).
Pohonnya meranggas dan dapat mencapai tinggi 45 m dengan bebas cabang 2/3
tinggi totalnya. Ciri umum kayu ini antara lain bagian gubalnya berwarna putih
sedangkan terasnya berwarna kuning gelap sampai kecoklatan, tekstur kayunya
sedang sampai kasar dan berserat lurus berpadu. Kayunya berbau masam dan rasanya
pahit. Jenis pohon ini cepat tumbuh dan berkekuatan sedang sampai dengan kuat.
Kayu ini banyak dimanfaatkan untuk konstruksi, kotak dan tiang. Menurut klasifikasi
kelas kuat kayu di Indonesia kayu afrika termasuk kelas kuat III-IV dengan berat jenis
rata-rata 0,39-0,44 (Abdurachman dan Nurhati Hajib 2006).
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Nangka mempunyai berat jenis 0,61, kelas awet II-III, kelas kuat II-III. Kayu
nangka dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, meubel, papan dinding, rangka
pintu dan jendela, alat olahraga dan musik, dapat pula digunakan sebagai bahan patung
dan ukiran (Departemen Kehutanan, 2001). Selain itu ciri umum lainnya adalah
seratnya agak kasar dan berwarna kuning sitrun mengkilat. Warna kuning tersebut
disebabkan oleh adanya kandungan morine. Zat ini dapat diekstrak dengan air
mendidih atau alkohol. Morine dapat digunakan sebagai pewarna kuning pada
makanan. Pada saat pengeringan dari keadaan basah sampai dengan kering udara,
penyusutan yang terjadi pada bidang radial (R) dan bidang tangensial (T) hampir sama
dan relatif stabil (T/R ratio mendekati 1) (Martawijaya et.al., 1989).
Prihatman (2000) menyatakan bahwa angin berperan dalam membantu
penyerbukan bunga pada tanaman nangka, pohon nangka cocok tumbuh di daerah
yang memiliki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya
tidak terlalu keras. Nangka dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerah-daerah
yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Sinar matahari sangat
diperlukan nangka untuk memacu fotosintesa dan pertumbuhan, karena pohon ini

termasuk intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya


pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya, Rata-rata suhu udara minimum
16o C - 21o C dan suhu udara maksimum 31o C -31,5o C. Kelembaban udara yang
tinggi diperlukan untuk mengurangi penguapan. Pohon nangka dipelihara di berbagai
tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang
dalam dan beririgasi baik, umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan
agak berpasir. Pohon ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi
tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambut pun pohon ini dapat tumbuh
dan menghasilkan buah, Pohon nangka tahan terhadap pH rendah (tanah masam)
dengan pH 6,0-7,5, tetapi yang optimum pH 67.
Kapuk hutan (Ceiba pentandra)
Kapuk hutan termasuk ke dalam famili bombaceae, kapuk hutan menghasilkan
serat yang banyak gunanya, daun untuk makanan ternak, minyak

bijinya untuk

industri. Pohon sebagai inang lebah madu, pencegahan erosi perlindungan daerah
aliran sungai. Pada agroforestri kapuk hutan tumbuh bersama kopi, coklat, di Jawa
sebagai penyangga tanaman lada. Di India untuk sistem tumpang sari. Kayu ini
sangat ringan dengan BJ 0,24 g/cm, kelas awet V dan kelas kuat IV-V. Adapun
daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Irian
Jaya. Bila kering berwarna abu-abu dan kuning bercampur putih. Serat terbungkus,
tekstur kasar, tidak mengkilap, pori tersebar dan berukuran besar. Daya tahan alami
tinggi, mudah dikerjakan dan diawetkan. Kapuk hutan digunakan untuk membuat
kotak dan peti kemas, kayu lapis, produksi pulp dan kertas. tinggi pohon ini bisa
mencapai

25-70m, dengan

diameter 100-300 cm. Batang silindris sampai

menggembung. (Chinea-Riverra, J.D. 1990).


2.3 Sifat Fisis dan Mekanis Kayu
Haygreen dan Bowyer (1993) menyatakan sifat fisis kayu yang terpenting adalah
kadar air, kerapatan dan berat jenis.

Kadar air kayu sangat dipengaruhi sifat

higroskopis kayu, yaitu sifat kayu untuk mengikat dan melepaskan air ke udara sampai
tercapai keadaan setimbang dengan kadar air lingkungan sekitarnya.
Sifat mekanis kayu adalah ketahanan kayu terhadap gaya yang berasal dari luar
yang cenderung mengubah bentuk aslinya (Tsoumis 1991).

Sedangkan menurut

Haygreen dan Bowyer (1993) sifat mekanis kayu adalah sifat yang berhubungan
dengan kemampuan kayu untuk menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya.
Menurut Tsoumis (1991) sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu kadar air, kerapatan, suhu, lama pembebanan, struktur kayu, dan cacat.
a. Kadar Air
Kadar air mempengaruhi sifat mekanis, yaitu terjadi pada saat perubahan di bawah
titik jenuh serat. Bila kadar air dalam kayu menurun maka kekuatan kayu
meningkat karena terjadi perubahan pada dinding sel, dimana struktur dinding sel
menjadi lebih kompak/kuat. Struktur mikrofibril menjadi lebih tertutup dan
kekuatan tarik antara molekul selulosa menjadi lebih kuat.
b. Kerapatan
Bila kerapatan kayu meningkat, maka kekuatannya akan meningkat. Hal ini terjadi
karena kerapatan merupakan suatu ukuran kandungan substansi dalam kayu tiap
satu satuan volume.
c. Struktur Kayu
Perbedaan struktur kayu menyebabkan perbedaan kerapatan yang dimiliki kayu.
Karakteristik tersebut menunjukkan tinggi rendahnya kerapatan seperti lingkaran
tahun (lebar lingkar pertumbuhan), proporsi kayu awal dan akhir yang dapat
mempengaruhi kekuatan kayu.

Dimana kayu yang cepat tumbuh memiliki

kekuatan yang rendah. Kelenturan kayu berhubungan dengan banyaknya jumlah


serat, distribusi dari soft elements, dan jumlah vessel.
d. Suhu
Pada umumnya kekuatan kayu akan menurun seiring dengan meningkatnya suhu.
Penurunan kekuatan kayu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air
dalam kayu, tingkatan suhu dan lamanya pemanasan, jenis kayu dan struktur kayu,
selain itu disebabkan oleh cacat kayu contohnya retak disebabkan oleh kadar air
yang berubah karena suhu juga berubah.
e. Cacat kayu
Cacat dapat menurunkan nilai kekuatan kayu. Hal ini tergantung dari jenis, ukuran
dan posisi cacat pada kayu. Cacat yang dapat menurunkan kekuatan kayu yaitu
mata kayu, serat berpilin, retak, compression and tension wood.

10

2.4 Definisi Glulam

Balok laminasi atau dikenal sebagai glulam (glued-laminated timber) merupakan


salah satu produk kayu rekayasa yang tertua. Balok laminasi terbuat dari dua atau
lebih kayu gergajian yang direkat dengan arah serat sejajar satu sama lain, berbentuk
lurus atau lengkung tergantung peruntukannya (Moody et al. 1999). Serrano (2003)
menyatakan bahwa pada dasarnya balok laminasi adalah produk yang dihasilkan
dengan menyusun sejumlah papan atau lamina di atas satu dengan yang lainnya dan
merekatnya sehingga membentuk penampang balok yang diinginkan.
Bodig dan Jayne (1982) menyatakan bahwa berdasarkan posisi pembebanan,
balok laminasi dibedakan menjadi balok laminasi horizontal dan vertikal. Sedangkan
berdasarkan penampangnya balok laminasi dibagi menjadi balok I, balok T, balok I
ganda, balok pipa/kotak dan stressed-skin panel. Sementara itu, menurut CWC (2000)
bentuk-bentuk balok laminasi (glulam) terdiri atas balok laminasi lurus dan lengkung
yang masing-masing memiliki beberapa variasi.
Sejarah dan perkembangan
Balok laminasi pertama kali digunakan di Eropa sebagai konstruksi pada
auditorium di Basel, Switzerland tahun 1893. Otto Karl Freidrich Hetzer (18461911)
memperoleh paten pertama untuk konstruksi ini pada tahun 1901 sehingga dikenal
sebagai Hetzer System. Aplikasinya pada saat itu masih terbatas karena perekat
yang digunakan tidak tahan air (Rhude 1996; Moody dan Hernandez 1997).
Pada tahun 1934, Forest Products Laboratory di Madison, Wisconsin
mendirikan sebuah bangunan yang menggunakan balok laminasi untuk konstruksinya.
Balok laminasi untuk bangunan tersebut diproduksi oleh sebuah perusahaan di
Peshtigo, Wisconsin yang didirikan oleh seorang imigran Jerman yang membawa
teknologi tersebut ke Amerika Serikat. Beberapa perusahaan dibangun di akhir tahun
1930-an menggunakan teknologi yang sama untuk membuat balok laminasi untuk
keperluan pembangunan gymnasium, aula, pabrik dan gudang (Moody dan Hernandez
1997).
Selama Perang Dunia II, kebutuhan akan elemen struktural yang besar untuk
mendirikan bangunan militer seperti gudang dan hanggar pesawat terbang, menambah
ketertarikan pada balok laminasi.

Perkembangan perekat resin sintesis tahan air

11

memungkinkan penggunaan balok laminasi untuk jembatan dan aplikasi eksterior


lainnya. Selanjutnya tahun 1950-an terdapat sedikitnya belasan pabrik balok laminasi
di Amerika Serikat (Moody dan Hernandez 1997; Moody et al. 1999).
Pada tahun 1995 kira-kira ada 30 pabrik balok laminasi di seluruh Amerika
Serikat dan beberapa di Kanada, yang sebagian besar adalah pemegang lisensi dari
American Institute Timber Construction (AITC). Selama tahun 1990-an balok laminasi
tersebut banyak diekspor ke Jepang (Rhude 1996; Moody dan Hernandez 1997;
Moody et al. 1999).
Sementara itu, pemakaian balok laminasi di Indonesia belum banyak
berkembang karena memerlukan biaya investasi tinggi sehingga menyebabkan harga
produk laminasi lebih mahal dari kayu gergajian konvensional (Abdurachman dan
Hadjib 2005). Pemakaiannya antara lain pada bangunan Aula Barat dan Timur Institut
Teknologi Bandung dengan bentuk parabola yang terbuat dari laminasi mekanis kayu
jati yang dibangun pada tahun 1920-an (Siddiq 1989). Sedangkan di negara-negara
Eropa dan Amerika Utara, penggunaan balok laminasi sudah sangat beragam, dari
balok penyangga pada rangka rumah sampai elemen struktur pada bangunan non
perumahan (Lam dan Prion 2003).
Kelebihan dan kekurangan glulam
Moody dan Hernandez (1997) serta Moody et al. (1999) menyatakan bahwa
beberapa kelebihan balok laminasi dibandingkan dengan kayu gergajian serta bahan
struktural lain adalah dalam hal ukuran, bentuk arsitektural, pengeringan, penampang
lintang (cross section), efisiensi dan ramah lingkungan.
Sementara itu Serrano (2003) menyatakan dengan ringkas bahwa keuntungan
penggunaan balok laminasi adalah meningkatkan sifat-sifat kekuatan dan kekakuan,
memberikan pilihan bentuk geometri lebih beragam, memungkinkan untuk
penyesuaian kualitas laminasi dengan tingkat tegangan yang diinginkan dan
meningkatkan akurasi dimensi dan stabilitas bentuk. Sedangkan CWC (2000)
menyatakan bahwa laminasi adalah cara yang efektif dalam penggunaan kayu
berkekuatan tinggi dengan dimensi terbatas menjadi elemen struktural yang besar
dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Di samping kelebihan yang disebutkan di atas, balok laminasi juga memiliki
beberapa kekurangan. Jika kayu solid tersedia dalam ukuran yang diperlukan maka

12

proses tambahan dalam pembuatan balok laminasi akan meningkatkan biaya


produksinya melebihi kayu gergajian.

Pembuatan balok laminasi memerlukan

peralatan khusus, perekat, fasilitas pabrik dan keahlian dalam pembuatannya,


dibandingkan bila memproduksi kayu gergajian. Semua tahap dalam proses
pembuatan memerlukan perhatian untuk menjamin produk akhir yang berkualitas
tinggi. Faktor yang harus dipertimbangkan di awal dalam desain balok laminasi
berukuran besar, lurus atau lengkung adalah penanganan dan pengapalan (Moody et
al. 1999).
Penggunaan glulam
1.

Balok laminasi merupakan produk struktural yang digunakan untuk rangka, balok,
kolom dan kuda-kuda (CWC 2000). Moody dan Hernandez (1997) menyatakan
bahwa meskipun penggunaan utama balok laminasi adalah pada sistem atap dari
bangunan-bangunan komersial, balok laminasi juga semakin digunakan pada
sistem atap dan lantai rumah.

Berbagai penggunaannya pada: Bangunan-

bangunan komersial dan rumah; sebagai balok persegi, balok bubungan dan
lengkung, kuda-kuda, balok untuk konstruksi rumah, bangunan kayu bertingkat,
lengkungan, kubah dan tiang konstruksi.
2.

Jembatan; untuk bagian-bagian dari struktur bagian atas seperti balok penopang
dan decking.

3.

Penggunaan struktur lain; untuk tower transmisi listrik, tonggak listrik dan
penggunaan lain untuk memenuhi persyaratan ukuran dan bentuk yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan tiang kayu konvensional.

Pembuatan Lamina
Kayu yang akan digunakan untuk pembuatan lamina dipotong menurut ukuran
yang telah ditentukan atau standar yang dipakai. Sebagai contoh, ukuran standar tebal
lamina adalah 3,8 cm dan 1,9 cm dengan ukuran lebar yang lebih bervariasi (CWC
2000, diacu dalam Herawati 2007).

Pengeringan dan Pemilahan Lamina


Lamina perlu dikeringkan secara tepat untuk meminimalkan perubahan dimensi

13

dan meningkatkan sifat-sifat strukturalnya. Biasanya dilakukan dengan pengeringan di


dalam dry kiln (Moody et al. 1999).
Pada umumnya, kadar air maksimum lamina adalah 16% dengan perbedaan tiap
lamina maksimum 5% berdasarkan standar American National Standards Institute
(ANSI). Kebanyakan pabrik menggunakan lamina dengan kadar air 12% atau sedikit
lebih rendah (Moody dan Hernandez 1997; Moody et al. 1999). Lam dan Prion (2003)
menyatakan lamina dikeringkan pada kadar air dengan kisaran 715%. Sedangkan
beberapa penelitian pembuatan balok laminasi yang dilakukan, pada umumnya
menggunakan lamina dengan kadar air kering udara berkisar antara 818% (Sinaga
dan Hadjib 1989; Shedlauskas et al. 1996; Yanti 1998; Ginoga 1998; Darmayanti
1998; Rostina 2001; Malik dan Santoso 2005; Abdurachman dan Hadjib 2005).
Perekatan Permukaan
Penyusunan lamina menjadi elemen dengan ukuran yang ditentukan merupakan
tahap kritis yang lain dalam proses pembuatan balok laminasi. Untuk memperoleh
permukaan yang bersih, sejajar dan dapat direkat, lamina harus diketam pada kedua
permukaan lebarnya sebelum proses perekatan. Hal ini menjamin susunan akhir akan
berbentuk persegi dan tekanan yang diberikan akan merata.

Perekat kemudian

dilaburkan dengan menggunakan glue extruder (Moody et al. 1999).


Lamina kemudian disusun ke dalam bentuk yang ditentukan. Setelah perekat
mencapai masa tunggu (open assembly time) yang tepat selanjutnya diberikan tekanan.
Metode yang paling umum dalam memberikan tekanan adalah dengan pengempaan
(clamping beds). Tekanan diberikan dengan sistem mekanik atau hidrolik. Dengan
proses ini, perekat dimatangkan pada suhu ruangan selama 6-24 jam. Beberapa sistem
pengempaan automatis yang baru termasuk tekanan hidrolik kontinyu (continuous
hydraulic press) dan pematangan frekuensi radio dapat mempersingkat proses
perekatan permukaan dari beberapa jam menjadi beberapa menit. Setelah proses
perekatan permukaan selesai, perekat diharapkan mencapai 90% atau lebih kekuatan
ikatannya. Selama beberapa hari berikutnya, pematangan berlanjut tetapi pada tingkat
yang jauh lebih rendah (Moody dan Hernandez 1997; Moody et al., 1999).
Pengempaan yang dilakukan pada beberapa penelitian umumnya menggunakan
2

pengempaan dingin dengan besar tekanan yang diberikan 10 kg/cm dengan lama
waktu pengempaan bervariasi antara 2-24 jam. Dari hasil penelitian Anshari (2006)

14

tekanan kempa sebesar 0,6 MPa selama 6 jam menghasilkan kekuatan lentur dan
keteguhan rekat yang paling tinggi.

Besarnya tekanan kempa dan lama waktu

pengempaan antara lain bergantung pada jenis kayu, jenis perekat, dan ketebalan balok
laminasi.
Penyelesaian Akhir (Finishing)
Setelah balok laminasi dikeluarkan dari sistem pengempaan, permukaan lebar
diketam untuk menghilangkan perekat yang keluar antara lamina yang berdekatan dan
untuk meratakan sisi lamina. Sehingga, balok laminasi yang telah selesai sedikit lebih
kecil daripada ukuran nominal laminanya. Dua permukaan lainnya dapat diketam atau
diamplas menggunakan peralatan yang mudah dibawa (portable) (Moody dan
Hernandez 1997; Moody et al. 1999).
2.5 Perekat
Perekat isosianat didasarkan pada reaktivitas radikal isosianat (N=C=O) yang
tinggi. Penggabungan dengan polaritas yang kuat membuat senyawa yang
mengandung radikal ini tidak hanya memiliki potensi adhesi yang baik tetapi juga
potensial untuk membentuk ikatan kovalen dengan bahan yang memiliki hidrogen
reaktif (Marra 1992).
Selanjutnya Vick (1999) menyatakan bahwa diisosianat adalah bahan kimia
yang sangat reaktif yang membentuk polimer dengan cepat jika berhubungan dengan
basa kuat, asam mineral dan air. Perekat polymeric methylene diphenyl diisocyanate
(PMDI) membentuk ikatan yang kuat dan tahan dengan kayu, sehingga saat ini banyak
digunakan dalam pembuatan produk kayu komposit.

Perekat isosianat yang paling

umum digunakan karena volatilitasnya rendah adalah diphenylmethane diisocyanate


(MDI) (Marra 1992). Sementara itu, Pizzi (1994) menyatakan bahwa diisosianat
digunakan secara luas untuk memproduksi papan partikel eksterior. Keuntungan
perekat ini antara lain adalah: lebih sedikit jumlah yang dibutuhkan dalam
memproduksi sifat-sifat papan yang sama, dapat digunakan suhu pengempaan yang
lebih rendah, siklus pengempaan lebih cepat, lebih toleran terhadap kadar air flakes,
energi pengeringan yang dibutuhkan lebih sedikit dan tidak adanya emisi formaldehida
(Marra 1992). Perekat isosianat yang digunakan untuk balok laminasi berbentuk
emulsi cair yang terpisah dengan hardener-nya dan dicampurkan bila akan digunakan.
Perekat matang pada suhu kamar, suhu yang lebih tinggi atau pada frekuensi radio

15

dan memerlukan tekanan yang tinggi. Perekat ini memiliki kekuatan basah dan kering
yang tinggi, sangat tahan terhadap air dan udara lembab serta sangat tahan terhadap
kondisi basah dan kering yang berulang, (Vick 1999).

16

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keteknikan Kayu dan Laboratorium
Peningkatan Mutu Kayu Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian ini dilaksanakan dari Juli
sampai dengan September 2008.
3.2 Alat dan bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Universal Testing Machine (UTM) merk Instron untuk alat uji mekanis
2. Kaliper untuk mengukur dimensi contoh uji
3. Gergaji bundar (circular saw) untuk memotong kayu (membuat sampel)
4. Mesin serut (Planner)
5. Oven untuk mengeringkan contoh uji sampai kadar air tertentu
6. Desikator alat kedap udara sebagai tempat penyimpanan contoh uji setelah
dioven (pengkondisian contoh uji)
7. Timbangan untuk menimbang berat contoh uji
8. Mesin serut dan ampelas untuk menghaluskan permukaan contoh uji
9. Torsi meter untuk mengukur tekanan waktu pengempaan dingin
10. Plat besi dan baut untuk menekan kayu pada waktu pengempaan dingin
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan meliputi:
1. Kayu Nangka, untuk contoh uji kecil bebas cacat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x
8 cm sebanyak 120 sample, untuk pembuatan glulam sebagai back dan face
dengan ukuran 5 cm x 2 cm x 76 cm, sebanyak 30 papan
2. Kayu Sengon, untuk contoh uji kecil bebas cacat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x
8 cm sebanyak 20 sample, untuk pembuatan glulam sebagai core dengan
ukuran 5cm x 2 cm x 76 cm, sebanyak 5 papan.
3. Kayu Randu untuk contoh uji kecil bebas cacat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 8
cm sebanyak 20 sample, untuk pembuatan glulam sebagai core dengan ukuran
5 cm x 2 cm x 76 cm, sebanyak 5 papan.

17

4. Kayu Afrika, untuk contoh uji kecil bebas cacat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x
8 cm sebanyak 20 sample, untuk pembuatan glulam sebagai core dengan
ukuran 5 cm x 2 cm x 76 cm, sebanyak 5 papan.
5. Perekat jenis Isocynate merk Koyobond, yang diperoleh dari PT. Lemindo
Abadyjaya, Gunung Putri Bogor.
Pembuatan contoh uji
Contoh uji yang akan digunakan terlebih dahulu dikeringudarakan dengan
menggunakan kipas angin hingga kadar airnya mencapai kira-kira 12% selama empat
minggu. Kemudian sortimen kayu yang sudah kering diserut

untuk kemudian

dipotong-potong sesuai ukuran yang diperlukan, seperti gambar di bawah ini.


Untuk contoh uji kecil bebas cacat, diambil 4 contoh uji setiap lapisan. Contoh
uji ini diambil untuk pengujian tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat.
47 cm

76 cm

47 cm

5cm

2cm

176 cm

MOE, KA, BJ tekan serat

MOE, KA, BJ tekan // serat

tekan lurus

tekan // serat

Gambar 3 Pembuatan contoh uji


Sifat-sifat yang diuji/diteliti
Adapun sifat-sifat yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Pengujian sifat fisis meliputi, KA dan Berat Jenis contoh kecil bebas cacat.
Untuk CKBC dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 8 cm
2. Pengujian sifat mekanis MOE Glulam dan papan penyusun glulam yang diuji
dengan cara tekan sejajar arah serat dan tegak lurus arah serat.

18

Pengujian sifat fisis


Untuk pengujian kadar air dan berat jenis contoh uji bebas cacat :
Contoh uji 2 cm x 2 cm x 8 cm ditimbang pada suhu kering udara untuk
mengetahui berat awal kering udara (BO)
Setelah ditimbang contoh uji digunakan untuk menguji MOE.
Contoh uji kemudian dimasukkan kedalam oven dan dipanaskan pada suhu
(1032) C selama 48 jam.
Contoh uji dikeluarkan dari oven, ditaruh di desikator dan ditimbang sampai
beratnya konstan (B1).
Besarnya kadar air dihitung dengan menggunakan rumus :

Besarnya berat jenis dihitung dengan menggunakan rumus :


Kerapatan kayu =

Keterangan:
Bo

= berat contoh uji kering Udara

B1

=berat

contoh

uji

setelah

(1032) C selama 48 jam


BJ

= berat jenis

= volume kering udara (cm3)

Kerapatan air 1= 1 gram/cm3 pada suhu 4 C

dioven

dengan

suhu

19

Pengujian sifat mekanis glulam


Pembuatan glulam. Sortimen kayu yang telah ditentukan ukurannya disusun menjadi
papan lamina, seperti gambar berikut ini.

Face
Core
Back
Gambar 4 Pembuatan papan lamina.
Perekatan. Perekat yang digunakan terdiri atas dua komponen (base resin dan
hardener) yang dicampurkan dengan perbandingan 100:15. Pelaburan perekat pada
permukaan lamina dilakukan dengan menggunakan kape. Pelaburan dilakukan pada
kedua permukaan (double spread) dengan berat labur 280 g/cm.
Tabel 1 Susunan papan yang akan dibuat untuk tekan tegak lurus muka lamina
No. papan

face

Core

back

Ukuran (cm)

glulam (buah)

nangka

sengon

nangka

2x5x20

nangka

kapuk

nangka

2x5x20

nangka

afrika

nangka

2x5x20

Total

15

Tabel 2 Susunan papan yang akan dibuat untuk tekan sejajar muka lamina
No papan

face

Core

Back

Ukuran (cm)

glulam(buah)

nangka

sengon

nangka

2x5x5

nangka

kapuk

nangka

2x5x5

nangka

afrika

nangka

2x5x5

Total

15

Pengempaan. Papan yang telah direkatkan antara bagian back, face, dan core tersebut
diklem dengan alat kempa dengan tekanan yang sesuai batas optimal dan sama pada
setiap bagian permukaan. Untuk menjamin kesamaan tekanan pada semua permukaan,
digunakan alat torsi meter. Target tekanan kempa adalah 0,6 MPa.

20

Pengkondisian. Selanjutnya papan lamina dikondisikan selama 1 minggu sebelum


dilakukan pengujian, hal ini bertujuan untuk melepaskan tegangan pada papan lamia
selama proses pengempaan.
Pengujian glulam.
Papan lamina dirapikan pada kedua ujungnya, kemudian dipotong dengan
ukuran 5x6x20 cm dan 5x6x5 cm3, untuk pengujian uji tekan. Pengujian MOE glulam
dengan cara tekan sejajar muka lamina dan tegak lurus muka lamina, seperti gambar
di bawah ini
P

5 cm
6 cm

20cm
Gambar 5 pengujian tekan tegak lurus muka lamina.

5cm

6 cm
Gambar 6 pengujian tekan sejajar muka lamina.

21

Setelah dilakukan pengujian terhadap lamina, dilanjutkan dengan analisis tipe


pembebanan tekan yaitu tekan tegak lurus muka lamina dan tekan sejajar muka
lamina. Setelah memahami perilaku setiap lamina dalam memberikan sumbangan
kekakuan dan kekuatannya terhadap glulam, dapat diturunkan rumus untuk
mengestimasi modulus Youngs (E) dan kekakuan glulam dalam menahan tekan (Fc).

E=

PL
=
AL

Keterangan :

Fc =

= modulus Youngs (kg/cm2)

= tegangan normal

= regangan

= beban (kg)

= panjang awal (cm)

= perubahan panjang (cm)

= luas permukaan (cm2)

P
A

Keterangan:
Fc

= kekuatan glulam dalam menahan beban (kg/cm2)

=beban (kg)

= luas permukaan (cm2).

Pengolahan data Modulus Elastis (MOE)

Perhitungan MOEckbc dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode


pertama dan metode kedua yang disajikan oleh Bahtiar (2008).
Nilai MOE metode pertama diperoleh dengan menggunakan cara :
1. Setelah contoh uji diuji dengan UTM Instron, data diplotkan dalam
bentuk grafik.
2. Data diplotkan pada diagram kartesius seperti gambar 7.

22

Gambar 7 Cara memplotkan data.


3. Data dipotong, hanya pada daerah lurus yang digunakan. Sehingga grafik
kartesius-nya menjadi seperti pada gambar 8.

Gambar 8 Kurva garis lurus setelah dipotong.


4. Kemudian grafik tersebut diregresikan y

bx + c

5. MOE dihitung dengan rumus

Nilai MOE metode kedua yang disajikan oleh Bahtiar (2008) diperoleh dengan
prosedur :
1. Langkah 1 sampai 2 sama seperti metode pertama , tetapi data tidak
dipotong.
2. Data dibagi menjadi dua bagian sepeti gambar 9, data elastis dan data
plastis. Data elastis merupakan data pada daerah kurva lurus. Data plastis
merupakan data pada daerah kurva melengkungn (kuadratik).

23

Gambar 9 Kurva daerah elastis dan plastis.


3. Data tersebut disajikan dalam tabel baru yang berisikan kolom P, y, ye,
yp seperti tabel 3. P adalah beban, y adalah defleksi aktual , ye adalah
defleksi elastis dan yp adalah defleksi plastis. Di bawah batas elastis yp
bernilai nol karena defleksi plastis belum terjadi. Di atas batas elastis ye
bernilai maksimal, yaitu konstan sebesar defleksi pada batas elastis.
Defleksi aktuak merupakan penjumlahan dari defleksi elastis dan defleksi
plastis (y= ye + yp).
Tabel 3 Contoh tabel untuk P, y, ye, yp
P
P1
P2
.
Pe
P (e+1)
P (e+2)
P (e+3)
..
Pn

y
y1
y2
.
ye
y(e+1)
y(e+2)
y(e+3)
..
yn

ye
y1
y2
.
ye
ye
ye
ye
..
ye

yp
0
0
.
0
yp(e+1)
yp(e+2)
yp(e+3)
.
ypn

4. Selanjutnya dibuat tabel baru sebagi berikut


Tabel 4 Contoh tabel regresi linier berganda
P

yp2

24

Disusun regresi linier berganda, P sebagai respon dan y, yp2 sebagai


varial bebas. Model regresinya adalah P = a + by + cy2p
5. MOE dihitung dengan rumus

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sifat fisis
Kayu merupakan bahan yang higroskopis sehingga memiliki daya tarik
terhadap air, baik dalam bentuk uap atau cairan. Kadar air kayu dipengaruhi oleh
jenis kayu, suhu dan kelembaban udara disekitarnya. Semua sifat kayu sangat
dipengaruhi oleh perubahan kadar air kayu (Tsoumis 1991). Hasil pengukuran dan
perhitungan disajikan pada Lampiran 1 dan 2. Dari data yang ada diperoleh nilai
rata-rata untuk setiap sifat fisis seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 5 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis contoh kecil bebas cacat keempat
jenis kayu penyusun glulam
Jenis kayu

Lapisan

Sifat
Rata-rata KA (%)

Nangka

Face dan back

15,20

0,53

Afrika

Core

14,46

0,40

Sengon

Core

13,83

0,37

Randu

Core

15,44

0,24

14,73

0,39

Rata-rata

Fisis
Rata-rata Bj

26

Tabel 6 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis tiga tipe glulam tekan sejajar serat
muka lamina
Tipe Glulam

ulangan

Sifat Fisis
Kadar Air (%)

Berat Jenis

12,33

0,62

15,10

0,39

14,36

0,58

18,08

0,51

14,25

0,76

14,83

0,57

13,37

0,61

12,81

0,66

15,02

0,57

13,53

0,63

14,52

0,61

13,85

0,61

15,83

0,49

14,31

0,48

14,19

0,46

14,22

0,50

12,76

0,52

Rata-rata

14,26

0,49

Rata-rata umum

14,31

0,56

Nangka-Sengon-Nangka

Rata-rata

Nangka-Afrika-Nangka

Rata-rata

Nangka-Randu-Nangka

27

Tabel 7 Nilai rata-rata kadar air dan berat jenis tiga tipe glulam tekan tegak lurus
muka lamina
Tipe Glulam

Ulangan

Sifat Fisis
Kadar Air (%)

Berat Jenis

12,60

0,42

12,12

0,45

14,58

0,44

11,44

0,45

14,35

0,44

13,02

0,44

13,11

0,49

13,02

0,51

15,28

0,43

12,54

0,51

12,97

0,46

13,38

0,48

11,63

0,47

13,56

0,44

13,71

0,44

13,80

0,44

12,39

0,42

Rata-rata

13,02

0,44

Rata-rata umum

13,14

0,45

Nangka-Sengon-Nangka

Rata-rata

Nangka-Afrika-Nangka

Rata-rata

Nangka-Randu-Nangka

Kadar Air
Kadar air di dalam kayu segar ditentukan oleh air bebas dan air terikat.
(Haygreen dan Bowyer 2003). Nilai kadar air kayu juga bergantung pada
kelembaban udara disekitarnya .
Berdasarkan Tabel 3, nilai rata-rata umum kadar air contoh kecil bebas
cacat kayu penyusun glulam adalah 14,73%. Kadar air kayu Nangka 15,20%,
kayu Afrika 14,46%, kayu Sengon 13.83% dan kayu Randu 15,44%. Nilai ratarata

28

kadar air dari keempat jenis kayu penyusun glulam tidak memiliki nilai yang jauh
berbeda.
Glulam yang diuji tekan sejajar serat muka lamina, memiliki nilai kadar air
rata-rata umum yang relatif sama bila dibandingkan dengan glulam yang diuji
tegak lurus muka lamina, nilai kadar air untuk glulam tekan sejajar muka lamina
sebesar 14,31%, sedangkan glulam tekan tegak lurus muka lamina, nilai kadar
airnya sebesar 13,14%.
Nilai kadar air glulam dengan kadar air contoh kecil bebas cacat penyusun
glulam relatif sama. Hal ini disebabkan karena glulam dan contoh kecil bebas
cacat berasal dari sortimen yang sama dan telah dikeringkan dan dikondisikan
agar memiliki kadar air yang seragam. Penambahan perekat pada glulam tidak
banyak mengubah kadar air kayu.

Berat jenis
Berat jenis merupakan sifat fisis kayu yang banyak digunakan untuk
menduga sifat-sifat kayu lainnya. Berat jenis kayu ditentukan oleh tebal dinding
sel dan ukuran rongga sel. Bahan kimia yang terdapat pada dinding sel juga akan
mempengaruhi nilai berat jenis kayu (Haygreen dan Bowyer, 2003).
Rata-rata berat jenis contoh uji bebas cacat penyusun glulam untuk kayu
Nangka 0,53; kayu Afrika 0,40; kayu Sengon 0,37; dan kayu Randu memiliki
berat jenis yang paling rendah 0,24.
Rata-rata umum berat jenis glulam contuh uji dengan tekan sejajar serat
0,56 dan glulam contoh uji tekan tegak lurus serat 0,45.

4.2. Kurva Beban-Deformasi


Kurva beban-deformasi merupakan kurva yang dibentuk dari titik-titik
data hasil pengujian mekanis yaitu ketika beban diberikan secara terus-menerus
pada material dan pengukuran besarnya beban dan deformasi dilakukan secara
simultan. Secara umum kurva beban-deformasi dibagi menjadi dua wilayah, yaitu
wilayah elastis dan wilayah plastis. Pada wilayah elastis kurva beban-deformasi
mengikuti persamaan linier, tetapi pada wilayah plastis melengkung mengikuti
bentuk kurva kuadratik. Batas di antara wilayah elastis dan wilayah plastis disebut

29

dengan batas elastis atau batas proporsi. Menurut Bahtiar (2008a) di bawah batas
elastis kurva beban-deformasi mengikuti persamaan linier P = 0 + 1 dan di
atas batas elastis, kurva beban-deformasi mengikuti persamaan kuadratik P = 2 +

3 + 42. Data deformasi dikategorikan menjadi dua komponen yaitu deformasi


elastis (e) dan deformasi plastis (p), maka = e + p.
Kayu yang menerima pembebanan akan mengalami perubahan bentuk
(deformasi). Besarnya deformasi berkaitan erat dengan besarnya beban yang
dikenakan. Semakin besar beban yang diberikan, maka deformasi yang terjadi pun
semakin besar. Bila defomasi yang terjadi karena pembebanan berada di bawah
batas elastis maka benda akan kembali seperti keadaan semula setelah
pembebanan dilepaskan. Namun bila batas elastis telah terlewati, bentuk benda
tidak akan kembali ke keadaan seperti semula, tetapi akan terjadi kerusakan
permanen.
Hasil pengukuran dan perhitungan kuva beban deformasi kayu contoh kecil
penyusun glulam karena pembebanan disajikan pada lampiran 11 dan 12 Dari
data tersebut diperoleh nilai rata-rata deformasi dan beban pada batas elastis
empat jenis kayu penyusun glulam disajikan di Tabel (6 dan 7) dibawah ini.
Tabel 8 Rata-rata deformasi dan beban pada batas elastis empat jenis kayu
penyusun glulam tekan tegak lurus serat
Jenis Kayu

Rata-rata Deformasi (mm)

Rata-rata Beban (kgf)

Nangka

1,63

1083,72

Sengon

2,10

518,97

Afrika

1,62

560,29

Randu

2,53

315,38

Tabel 9 Rata-rata deformasi dan beban pada batas elastis empat jenis kayu
penyusun glulam tekan sejajar serat
Jenis Kayu

Rata-rata Deformasi (mm)

Rata-rata Beban (kgf)

Nangka

1,37

1163,20

Sengon

1,97

1067,53

Afrika

1,59

857,96

Randu

1,98

333,23

30

Untuk dapat mengetahui perbedaan deformasi dan pembebanan antara


tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat lamina penyusun glulam, dilakukan
uji-t untuk masing-masing jenis kayu. Hasil uji-t disajikan pada Tabel (8 dan 9).
Tabel 10 Nilai deformasi pada batas elastis empat jenis kayu penyusun glulam
tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat
Hasil uji-t berpasangan
Jenis kayu

deformasi (mm)
Tekan // serat

t-hitung

Tekan serat

t-tabel

t-tabel

0,05

0,01

Nangka

1,37

1,63

-2,21

2,00

2,66

Sengon

1,97

2,10

-0,49

2,26

3,24

Afrika

1,59

1,62

-0,46

2,26

3,24

Randu

1,98

2,53

-1,95

2,26

3,24

Tabel 11 Nilai pembebanan pada batas elastis empat jenis kayu penyusun glulam
tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat
Hasil uji-t berpasangan
Jenis kayu

Pembebanan (kgf)

t-hitung

t-tabel

t-tabel

0,05

0,01

Tekan // serat

Tekan serat

Nangka

1163,20

1097

2,88

2,00

2,66

Sengon

1067,52

518,60

6,37

2,26

3,24

Afrika

857,53

560

3,29

2,26

3,24

Randu

339,22

315

0,55

2,26

3,24

Berdasarkan dari hasil uji-t diatas, didapat untuk deformasi yang terjadi
pada semua jenis kayu yang digunakan sebagai core baik yang diuji secara tekan
sejajar serat maupun tekan tegak lurus serat, tidak terdapat perbedaan, hal ini
ditunjukkan oleh nilai t-hitung yang lebih kecil bila di bandingkan dengan t-tabel
(t-hitung < t-tabel ) untuk selang 95% maupun selang 99%, namun untuk kayu
Nangka yang digunakan sebagi face dan back terdapat perbedaan pada selang
kepercayaan 95%.

31

Untuk besarnya pembebanan yang terjadi pada batas proporsi untuk


semua jenis kayu penyusun glulam, terdapat perbedaan pembebanan untuk tekan
sejajar serat maupun tekan tegak tegak lurus serat. Untuk kayu Nangka, kayu
Sengon dan kayu Afrika, nilai pembebanan pada batas elastis tekan sejajar serat
lebih besar daripada tekan tegak lurus serat, hal ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung
lebih besar dari pada t-tabel (t-hitung > t-tabel) baik untuk selang kepercayaan
95% maupun 99%, sedangkan untuk kayu Randu tidak terdapat perbedaan antara
tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat. Hal ini disebabkan karena untuk
jenis kayu yang memiliki bj kecil seperti kayu Randu pada saat diberi beban,
penampang kayu tidak kembali lagi pada keadaan semula, walaupun beban yang
diberikan belum melewati batas proporsi (batas elastisitas). Contoh kurva beban
deformasi empat jenis kayu yaitu kayu Nangka, kayu Sengon, kayu Afrika serta
kayu Randu, untuk ke dua jenis pengujian disajikan pada gambar 7, 8, 9 dan 10,
grafik selengkapnya disajikan pada lampiran (2a dan 2b).

Nangka tekan // serat

1600
1400

beban (kg)

1200
1000
800
600

P= 261+805-1062
R=0,99
batas elastis= (11,2;1171)

400
200

Pe

Pp

Pest

0
0

50

deformasi (cm)

100

150

200

Gambar 10 Contoh Kurva Beban Deformasi Kayu Nangka.

32

1200

Afrika tekan // serat

beban(kg)

1000
800

P =-173+443-534
R= 0,99
Batas elastis=(21,0;789)

600
400

Pe

Pp

Pest

200
0
0

10

15

20

25

30

deformasi (cm)

beban(kg)

Gambar 11 Contoh Kurva Beban Deformasi Kayu Afrika.


Randu tekan // serat

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

P =16+211-293
R= 0,99
Batas elastis=(13,0;303)
Pe

Pp

10

deformasi (cm)

Pest

15

20

Gambar 12 Contoh Kurva Beban Deformasi Kayu Randu.


Sengon tekan // serat

beban(kg)

500
400
300

P=22+913-535
R=1
Batas elastis=(11,3;1058)

200
100

Pe

Pp

Pest

0
0

deformasi (cm)

10

15

Gambar 13 Contoh Kurva Beban Deformasi Kayu Sengon.

20

33

Gambar 10 merupakan contoh kurva beban deformasi kayu Nangka yang


diuji dengan tekan tegak lurus serat, yang mempunyai model regresi P =
261+804-1062; R=0,99. Batas elastis atau sering juga disebut batas proporsi
pada saat menerima beban sebesar 1171 kgf dan terjadi deformasi sebesar 11,2
cm, jika kayu menerima beban di bawah batas nilai tersebut maka kayu Nangka
masih bisa kembali seperti keadaan semula karena belum melewati batas proporsi.
Gambar 11 merupakan contoh kurva beban deformasi kayu Afrika yang diuji
dengan tekan sejajar serat, yang mempunyai model regresi P = -173+443534; R=0,99. Batas elastisnya saat menerima beban sebesar 789 kgf dan
terjadi deformasi sebesar 21,0 cm. Gambar 12 merupakan contoh kurva beban
deformasi kayu Randu yang diuji dengan tekan sejajar serat, yang mempunyai
model regresi P =16+211-293; R=0,99. Batas elastisnya saat menerima
beban sebesar 303 kgf dan terjadi deformasi sebesar 13,0 cm. Gambar 13
merupakan contoh kurva beban deformasi kayu Sengon yang diuji dengan sejajar
serat, yang mempunyai model regresi P = 22+913-535; R=1. Batas
elastisnya saat menerima beban sebesar 1058 kgf dan terjadi deformasi sebesar
11,3 cm.

4.3. Sifat Mekanis Contoh Kecil Bebas Cacat

Modulus Elastisitas (MOE) Contoh Kecil Bebas Cacat.


Sifat kekakuan kayu merupakan ukuran kemampuan kayu untuk menahan
beban tanpa terjadi perubahan bentuk yang permanen atau dapat kembali ke
bentuk semula. Besarnya hasil pengujian dinyatakan dalam Modulus Elastisitas
(MOE). Dua metode digunakan untuk menghitung nilai MOE pada penelitian ini,
yakni metode pertama dan metode kedua seperti yang disajikan oleh Bahtiar
(2008).

34

Tabel 12 Nilai rata-rata MOE contoh kecil bebas cacat yang diuji secara tekan
tegak lurus serat
Janis kayu

Rata-rata MOE (kg/cm2)


Metode

Metode

pertama

kedua

t-hitung

t-tabel
0,05

0,01

Nangka

5,3x10

4,7x103

6,78

2,00

2,66

Sengon

3,4x103

3,3x103

3,67

2,26

3,24

Afrika

4,1x103

3,8x103

3,52

2,26

3,24

Randu

1,8x103

1,7x103

3,68

2,26

3,24

Tabel 13 Nilai rata-rata MOE contoh kecil bebas cacat yang diuji secara tekan
sejajar serat
Janis kayu

Nangka
Sengon

Rata-rata MOE (kg/cm2)


Metode

Metode

pertama

kedua

t-hitung

t-tabel
0,05

0,01

2,1x104

5,38

2,00

2,66

3,57

2,26

3,24

2,2x10
1,5x10

1,4x10

Afrika

1,3x10

1,2x10

4,29

2,26

3,24

Randu

7,2x103

6,8x103

4,65

2,26

3,24

Dari Tabel 12 dan 13 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata MOE metode
pertama dengan metode kedua terdapat perbedaan nilai yang dihasilkan untuk dua
arah pengujian yang berbeda yakni tekan tegak lurus serat dan tekan sejajar serat.
Secara berturut-turut nilai rata-rata MOE metode pertama untuk tekan tegak lurus
serat yang dihasilkan oleh kayu Nangka 5,3x103 kg/cm, kayu Afrika 4,1x103
kg/cm, kayu Sengon 3,4x103 kg/mm dan kayu Randu 1,8x103kg/cm dan nilai
rata-rata MOE untuk metode kedua yang dihasilkan adalah untuk kayu Nangka
4,7x103 kg/cm, kayu Afrika 3,8x103 kg/cm, kayu Sengon 3,3x103 kg/cm dan
untuk kayu Randu 1,7x103 kg/cm. Sedangkan nilai rata-rata MOE metode
pertama untuk tekan sejajar serat yang dihasilkan oleh kayu Nangka adalah
2,2x104 kg/cm, kayu Afrika 1,5x104 kg/cm, kayu Sengon 1,3x104 kg/cm dan
kayu Randu 7,2x103kg/cm. Nilai rata-rata MOE untuk metode kedua yang

35

dihasilkan adalah untuk kayu Nangka 2,1x104 kg/cm, kayu Afrika 1,4x104
kg/cm, kayu Sengon 1,2x104 kg/cm dan utuk kayu Randu 6,8x103 kg/cm. Pada
kedua arah pengujian yang telah dilakukan, nilai MOE yang terbesar adalah kayu
Nangka, disusul oleh kayu Afrika, kemudian kayu Sengon, dan nilai MOE yang
terkecil adalah kayu Randu. Faktor yang menyebabkan perbedaan nilai MOE
antar jenis kayu adalah berat jenis kayu. Berdasarkan sifat anatomi kayu, kayu
dengan berat jenis yang tinggi memiliki dinding sel yang tebal, dinding sel yang
tebal dapat meningkatkan kekuatan kayu. Haygreen dan Bowyer (2003)
menyatakan bahwa kekakuan dan kekuatan kayu meningkat dengan meningkatnya
berat jenis pada kondisi kayu bebas cacat.
Mengacu pada Tabel 12 dan 13, terdapat perbedaan nilai MOE yang
dihasilkan antara metode pertama dan metode kedua yang disajikan oleh Bahtiar
(2008), pada kedua arah pengujian yang berbeda. Uji-t berpasangan (dependent ttest) merupakan uji lanjut untuk mengetahui tingkat perbedaan antara metode
pertama dengan metode kedua. Hasil uji-t berpasangan secara lengkap disajikan
pada lampiran 8 dan 9 . Dari hasil uji-t berpasangan dengan taraf kepercayaan
95% dan 99% untuk semua jenis kayu penyusun lamina baik yang diuji secara
tekan tegak lurus serat dan tekan sejajar serat di dapat bahwa nilai t-hitung lebih
besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), hal ini dapat diartikan bahwa metode
pertama berbeda nyata dengan metode kedua. Perbedaan nilai MOE metode
pertama dan metode kedua ini disebabkan pada saat menghitung P/y, metode
pertama hanya memakai sebagian data (persamaan linier, 10% dari data
keseluruhan), sedangkan metode kedua menggunakan sebagian besar dari data
keseluruhan (persamaan linier dan kuadratik 90%). Oleh sebab itu, MOE yang
diperoleh

dari

metode

pertama

memiliki

kecendrungan

over

estimate

dibandingkan dengan metode kedua. Selanjutnya dalam menghitung MOE glulam


menggunakan metode kedua. Kurva disrtibusi MOE pertama dan metode kedua
contoh kecil empat jenis kayu, disajikan pada gambar di bawah ini.

103

Tabel 13a. Perbandingan MOE ckbc tekan sejajar serat dengan Glulamnya
Jenis
glulam

Contoh
uji

NangkaRanduNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
NangkaSengonNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
NangkaAfrikaNangka
Rata-rata

1
2
3
4
5

Face
22713.84
20516.15
24606.12
17225.49
18759.71
20764.26
22216.88
15072.36
16096.73
20199.17
24197.87
19556.60
28060.23
21936.44
21998.00
15107.80
26253.62
22671.22

MOE (kg/cm2)
Back
Core
27688.67
4792.71
16206.06
8845.46
16024.31
7375.47
19844.66
6183.91
24475.84
7099.00
20847.91
6859.31
26570.17
16574.97
17909.67
13388.42
25691.88
14161.65
26463.40
6057.39
22911.29
13033.41
23909.28
12643.17
17405.64
23216.47
17991.02
10382.03
13497.87
19812.28
20539.31
8657.45
8351.47
11678.82
15557.06
14749.41

Tabel 13b. Perbandingan MOE ckbc tekan tegak lurus serat dengan Glulamnya
Jenis
Contoh
glulam
uji
MOE (kg/cm2)
Face
Back
Core
1
7914.9
4506.4
1602.0
Nangka2
5880.1
2263.9
1828.8
Randu3
6657.3
4609.5
1658.8
Nangka
4
4527.7
3451.4
1753.1
5
5732.1
6206.7
1683.3
6142.4
4207.6
1705.2
Rata-rata
1
4985.0
4893.5
4338.9
Nangka2
7099.5
3734.8
3481.4
Sengon3
5511.2
2477.5
3734.4
Nangka
4
3697.3
2882.9
1629.1
5
4928.6
3465.1
3467.5
5244.3
3490.8
3330.3
Rata-rata
1
6788.5
1860.1
5587.9
Nangka2
5280.1
6010.1
3481.8
Afrika3
6457.4
2686.4
4065.9
Nangka
4
5967.6
5826.0
2739.6
5
5502.6
2148.7
3275.4
5999.2
3706.3
3830.1
Rata-rata

Glulam
4010.67
5279.59
7048.44
2886.34
10874.02
6019.8
2171.95
5559.12
10239.55
6577.33
11978.07
7305.2
11361.54
10568.08
7586.34
5892.71
12421.66
9566.07

Glulam
2783.39
3455.33
2986.00
2379.76
3208.89
2962.67
4107.60
4203.30
2973.80
4033.08
3625.14
3788.59
3923.34
3394.83
5759.29
4710.14
3009.26
4159.37

104

Tabel 14a Perbandingan Kekuatan tekan ckbc tekan sejajar serat dengan Glulamnya
Jenis
glulam

Contoh
uji

NangkaRanduNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
NangkaAfrikaNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
NangkaSengonNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata

Face
450.64
198.51
525.73
402.19
340.16
383.45
487.59
300.20
504.06
401.16
440.62
426.73
486.11
290.46
293.49
351.80
489.61
382.29

Back
472.12
336.80
302.59
396.03
382.92
378.09
514.30
402.16
391.90
238.18
401.90
389.69
265.29
289.48
253.23
567.24
253.52
325.75

Fc (kg/mm2)
Core
94.13
164.75
131.36
120.14
118.74
125.82
240.59
283.42
312.65
248.74
311.60
279.40
318.61
313.24
368.28
234.31
280.13
302.91

Tabel 14b Perbandingan Kekuatan tekan ckbc tekan tegak lurus serat dengan Glulamnya
Contoh
Jenis
uji
Fc (kg/mm2)
glulam
Face
Back
Core
NangkaRanduNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
NangkaAfrikaNangka

1
2
3
4
5

Rata-rata
Nangka
Sengon
Nangka
Rata-rata

1
2
3
4
5

Glulam
23.71
25.31
52.24
28.11
56.09
37.09
55.45
96.67
48.00
28.12
78.88
61.42
55.45
37.49
77.64
44.58
47.94
56.35

Glulam

92.73
48.57
53.45
112.04
107.56

57.88
77.92
79.08
71.33
44.60

11.35
16.88
25.30
25.30
22.15

2.79
5.10
4.65
3.76
4.23

82.87
78.10
51.23
50.72
65.46
59.67
61.04
56.11
26.72
61.91
158.17
27.02
65.99

66.16
58.93
42.68
59.93
68.30
61.90
58.35
55.03
28.49
89.49
92.11
68.37
66.70

20.20
38.34
51.38
39.14
38.81
45.10
42.56
37.70
19.91
39.99
35.25
39.77
34.52

4.11
6.22
4.29
7.60
4.83
5.22
5.63
3.90
4.85
5.29
3.96
4.55
4.51

36

0,0003
0,00025

Frekuensi

0,0002

Nangka

0,00015

Afrika

0,0001

Sengon

0,00005

Randu

0
0

10000

20000

30000

40000

Modulus Elastisitas Metode Petama tekan //

50000

serat(kg/cm2)

Gambar 14 Kurva distribusi MOE metode pertama ckbc tekan // serat.


0,0003
0,00025

Frekuensi

0,0002

Nangka

0,00015

Afrika

0,0001

Sengon

0,00005

Randu

0
0

10000

20000

30000

40000

50000

Modulus Elastisitas Metode Kedua Tekan // serat (kg/cm2)

Frekuensi

Gambar 15 Kurva distribusi MOEmetode kedua ckbc tekan // serat.


0,0016
0,0014
0,0012
0,001
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002
0

Nangka
Afrika
Sengon
Randu
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Modulus Elastisitas Metode Pertama Tekan serat (kg/cm2)


Gambar 16 Kurva distribusi MOE metode pertama ckbc tekan serat.

Frekuensi

37

0,0016
0,0014
0,0012
0,001
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002
0

Nangka
Afrika
Sengon
Randu
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Modulus Elastisitas Metode Kedua Tekan serat (kg/cm2)


Gambar 17 Kurva distribusi MOE metode kedua ckbc tekan serat.
Mengacu pada gambar 17 untuk tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus
serat, kayu Nangka memiliki keragaman paling tinggi. Kayu Afrika cenderung
lebih seragam untuk tekan sejajar serat maupun tekan tegak lurus serat bila
dibandingkan dengan kayu Sengon maupun kayu Randu. Selain mempunyai
keragaman yang tinggi untuk arah tekan sejajar serat maupun tekan tegak lurus
serat, kayu Nangka juga memiliki nilai MOE yang terbesar. Untuk tekan sejajar
serat maupun tekan tegak lurus serat, kayu Randu memiliki memiliki nilai MOE
terkecil.
Regresi linier antara metode pertama dan metode kedua untuk tekan
sejajar serat dan tekan tegak lurus serat disajikan pada gambar 18 dan 19. Untuk
semua jenis kayuyang diuji tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat
memiliki korelasi yang erat baik untuk metode pertama maupun metode kedua.

38

40000,0

y(Nangka)=0,934x+2612,
y(Randu)=1,037x+151,6
R=0,899
R=0,970
y(Afrika)=1,122x 766,6
R=0,990
y(Sengon)=1,025x+293,4
R=0,988

MOE metode kedua tekan // serta


(kg/cm2)

35000,0
30000,0
25000,0
20000,0

nangka
afrika

15000,0

Sengon

10000,0

Randu

5000,0
0,0
0,0

5000,0 10000,0 15000,0 20000,0 25000,0 30000,0 35000,0 40000,0

MOE Metode Pertama ckbc tekan // serat (kg/cm2)

Gambar 18. Hubungan antara MOE tekan // serat metode pertama dengan
metode kedua

MOEmetodekeduatekan serat
(kg/mm2)

12000

y(Nangka)=1,034x+401,1
R=0,914

10000

y(Afrika)=1,124x 201,1
R=0,991
y(Randu)=1,008x+83,22
R=0,961

8000
6000
4000

nangka
Afrika
Sengon

y(Sengon)=1,019x+89,67
R=0,985

2000

Randu

0
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

MOE MetodePertamackbctekan serat(kg/cm2)

Gambar 19. Hubungan antara MOE tekan metode pertama dengan metode
kedua
Untuk mengetahui perbedaan nilai MOE contoh uji antara tekan sejajar
serat dengan tekan tegak lurus serat, dilakukan pengujian lanjut untuk nilai MOE
metode kedua dengan menggunakan uji statistik.

39

Tabel 14 Nilai MOE tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus serat untuk metode
Kedua
MOE metode kedua (kg/cm2)
Tekan // serat
1,7x104

Tekan serat
4,1x103

Hasil uji-t berpasangan


t-hitung

18,67

t-tabel

t-tabel

0,05

0,01

1,98

2,63

Dari hasil uji-t berpasangan diatas untuk selang kepercayaan 95% dan
99%, nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), ini berarti bahwa
arah serat yakni tekan sejajajar serat dan tekan tegak lurus serat berbeda nyata
dengan nilai MOE keduanya, nilai MOE untuk tekan sejajar serat adalah sebesar
1,7x104 kg/cm2, sedangkan MOE untuk tekan tegak lurus serat 4,1x103 kg/cm2.
Perbedaan nilai MOE untuk tekan sejajar serat dengan tekan tegak lurus serat
diakibatkan karena pada tekan sejajar terdiri dari kumpulan serat-serat,sehingga
lebih kuat bila dibandingkan pada arah tekan tegak lurus.

4.4. Kekuatan tekan Contoh Kecil Bebas Cacat


Tabel 15 Nilai rata-rata Kekuatan tekan contoh kecil bebas cacat untuk tekan
sejajar serat
Jenis kayu

Kekuatan tekan (Fc) (kg/cm2)

Nangka

383,16

Afrika

279,40

Sengon

302,91

Randu

125,82

Rata-rata umum

272,82

40

Tabel 16 Nilai rata-rata Kekuatan tekan contoh kecil bebas cacat untuk tekan
tegak lurus serat
Jenis kayu

Kekuatan tekan (Fc) (kg/cm2)

Nangka

66,80

Afrika

42,60

Sengon

34,50

Randu

20,20

Rata-rata umum

41,03

Mengacu pada Tabel diatas, bila dibandingkan

nilai kekuatan tekan

antara tekan sejajar serat dengan tekan tegak lurus serat, memiliki perbedaan nilai
untuk jenis yang sama, secara keseluruhan kekuatan tekan rata-rata umum kayu
untuk semua jenis yang diuji secara tekan sejajar serat memiliki nilai rata-rata
sebesar 272,82 kg/cm2, sedangkan untuk semua jenis kayu yang diuji tekan tegak
lurus serat mempunyai nilai kekuatan rata-rata sebesar 41,03 kg/cm2. Nilai
kekuatan tekan sejajar serat secara berturut-turut adalah, kayu Nangka sebesar
383,16 kg/cm2, kayu Sengon 301,91 kg/cm2, kayu Afrika 279,40 kg/cm2, dan
kayu Randu memiliki nilai kekuatan tekan yang sangat rendah 125,82 kg/cm2.
Sedangkan nilai kekuatan tekan contoh uji tekan tegak lurus serat secara berturutturut adalah, kayu Nangka sebesar 66,80 kg/cm2, kayu Afrika 42,60 kg/cm2, kayu
Sengon 34,50 kg/cm2, dan kayu Randu memiliki nilai kekuatan tekan yang sangat
rendah 20,20 kg/cm2. Perbedaan nilai kekuatan untuk tekan sejajar serat dengan
tekan tegak lurus serat, terjadi karena pada tekan sejajar serat terdiri dari
kumpulan serat jadi kekuatannya jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan tekan
tegak lurus serat.

4.5 Sifat Mekanis Glulam

Modulus Elastisitas (MOE) Glulam


Sitat mekanis glulam yang dibahas pada penelitian ini adalah Modulus
Elastisitas (MOE), antara glulam tekan sejajar serat dengan glulam tekan tegak
lurus serat.

41

Tabel 17 MOE glulam tekan sejajar muka lamina dan tekan tegak lurus muka
lamina
Jenis papan

ulangan

MOE tekan // serat

MOE tekan serat

(kg/cm2)

(kg/cm2)

1,1x104

3,9 x103

Nangka

1,1x104

3,3 x103

Afrika

7,5x103

5,7 x103

Nangka

5,8x103

4,7 x103

1,2x104

3,0 x103

9,5x103

4,1 x103

2,1x103

4,1 x103

Nangka

5,5x103

4,2 x103

Sengon

1,0x104

2,9 x103

Nangka

6,5x103

4.0 x103

1,1x104

3,6 x103

7,3x103

3,7 x103

4,0x103

2,2 x103

Nangka

5,2 x103

3,4 x103

Randu

7,0 x103

2,9 x103

Nangka

2,8 x103

2,3 x103

1,0 x104

3,2 x103

6,0 x103
7,6 x103

2,9 x103
3,6 x103

Rata-rata

Rata-rata

Rata-rata
Rata-rata umum

Mengacu pada tabel 17 didapat nilai rata-rata umum MOE untuk glulam
tekan sejajar muka lamina dan glulam tekan tegak lurus muka lamina tanpa
memperhatikan jenis kayu penyusun glulam berturut-turut adalah 7,6 x103 kg/cm2
dan 3,6 x103 kg/cm2. Bila memperhatikan jenis kayu penyusun glulam bagian
face dan back memakai jenis kayu yang sama yaitu kayu Nangka dengan core
yang terdiri dari jenis kayu berbeda yakni kayu Sengon, kayu Afrika dan kayu
Randu.

42

Dari tabel diatas dapat dilihat, glulam dengan core Afrika memiliki nilai
MOE yang paling besar, baik yang diuji dengan tekan sejajar muka lamina dan
tekan tegak lurus muka lamina dengan nilai MOE berturut-turut adalah 9,5x103
kg/cm2 dan 4,1 x103 kg/cm2, di ikuti oleh glulam yang menggunakan kayu Sengon
sebagai core, masing-masing nilainya adalah 7,3x103 kg/cm2 dan 3,7 x103 kg/cm2,
glulam dengan core kayu Randu memiliki nilai MOE yang paling rendah baik
untuk glulam tekan sejajar muka lamina dan glulam tekan tegak lurus muka
lamina, yaitu 6,0 x103 kg/cm2 dan 2,9 x103 kg/cm2.
Herawati (2007) menyatakan bahwa nilai MOE tidak dipengaruhi oleh
ukuran lamina tetapi dipengaruhi oleh kondisi lamina terutama adanya cacat mata
kayu atau serat miring. Selain cacat tersebut, terdapat juga cacat berupa pingul
yaitu adanya kulit yang terdapat pada kayu atupun ketidaksempurnaan sudut-sudut
pinggir dalam sepotong kayu. Cacat lain yang terdapat pada lamina ke empat jenis
kayu adalah cacat yang diakibatkan karena proses pengeringan yakni perbedaan
penyusutan antara arah radial dan tangensial serta pengaruh internal stress akibat
perbedaan distribusi kadar air dalam kayu (Tsoumis 1991). Cacat-cacat tersebut
adalah membusur (bowing), melengkung (crooking), mencawan (cupping) dan
melengkung. Meskipun cacat-cacat ini tidak mempengaruhi nilai MOE namun
perlu dihindari karena akan menyulitkan dalam proses pengempaan dan dapat
menimbulkan celah antar lamina saat dilakukan pengkleman. Besarnya tekanan
yang digunakan dalam pengkleman tidak di ukur dalam penelitian ini.

43

Tabel 18. kekuatan tekan glulam


Jenis Glulam

Ulangan

Fc // muka lamina
2

(kg/cm )

Nangka-Randu-Nangka

23,71

25,31

52,24

28,11

56,09
37,09

Rata-rata

Nangka-Afrika-Nangka

(kg/cm2)

2,58
5,64
5,22
3,17
4,23
4,17

55,45

6,22

96,67

4,28

48,00

7,25

28,12

4,46

78,88

4,86

61,42
74,08

5,41

1
2

37,49

77,64

44,58

47,94

Rata-rata

Nangka-Sengon-Nangka

Fc muka lamina

Rata-rata

56,35

Rata-rata umum

51,62

4,12
5,09
5,85
4,10
3,97
4,62
4,75

Mengacu pada Tabel 18 nilai kekuatan tekan glulam yang diuji tekan
sejajar muka lamina maupun yang diuji tekan tegak lurus lamina, glulam dengan
core kayu Afrika memiliki nilai kekuatan tekan yang paling besar yakni 61,42
kg/cm2 untuk tekan sejajar muka lamina dan 5,41 kg/cm2 untuk tekan tegak lurus
muka lamina, kemudian glulam dengan core kayu Sengon dengan masing-masing
nilainya sebesar 56,35 kg/cm2 untuk tekan sejajar muka lamina dan 4,62 kg/cm2
untuk tekan tegak lurus muka lamina, nilai kekuatan tekan yang paling kecil
adalah glulam dengan core kayu Randu yakni sebesar 37,09 kg/cm2 untuk tekan
sejajar muka lamina dan 4,17 kg/cm2 untuk tekan tegak lurus lamina. Bila

44

dibandingkan nilai kekuatan glulam antara glulam tekan sejajar muka lamina
dengan glulam

tekan tegak lurus muka lamina, nilai kekuatannya berbeda,

kekuatan tekan glulam pada tekan sejajar muka lamina jauh lebih tinggi bila di
bandingkan dengan nilai tekan glulam pada tekan tegak lurus serat.

Perbandingan MOE glulam dibanding lamina penyusunnya.


Untuk glulam contoh uji tekan sejajar serat dengan jenis glulam NangkaRandu-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah 6,0x103 kg/cm2 bila dibandingkan
dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya, untuk kayu Nangka (face) 2,0 x104
kg/mm2, back 2,3 x104 kg/cm2 dan kayu Randu (core) 6,8 x103 kg/cm2; jenis
glulam Nangka-Afrika-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah 9,5 x103 kg/cm2
bila dibandingkan dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya, untuk kayu Nangka
(face) 2,0 x104 kg/cm2 back 2,2 x104 kg/cm2, untuk Afrika (core) 1,4 x104 kg/cm2;
jenis glulam Nangka-Sengon-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah 7,3 x103
kg/cm2 bila dibandingkan dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya, untuk kayu
Nangka (face) 1,9 x104 kg/cm2 back 1,5x104 kg/cm2, untuk Sengon (core) 1,2x104
kg/cm2.
Untuk glulam contoh uji tekan tegak lurus serat dengan jenis glulam
Nangka-Randu-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah 2,9x103kg/cm2 bila
dibandingkan dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya, untuk kayu Nangka
(face) 6,1x103 kg/cm2, back 4,2 x103 kg/cm2, untuk Randu (core) 1,6x103 kg/cm2;
jenis glulam Nangka-Afrika-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah 4,1x103
kg/cm2 bila dibandingkan dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya, untuk kayu
Nangka (face) 5,2x103 kg/cm2, back 3,4 x103 kg/cm2, untuk Afrika (core) 3,7x103
kg/cm2; jenis glulam Nangka-Sengon-Nangka nilai rata-rata MOE nya adalah
3,7x103 kg/cm2 bila dibandingkan dengan rata-rata nilai MOE penyusunnya,
untuk kayu Nangka (face) 5,9x103 kg/cm2 back 3,7x103 kg/cm2, untuk Sengon
(core) 3,3x103 kg/cm2. (Untuk nilai MOE setiap ulangan Glulam dan lamina
penyusunnya di sajikan pada Lampiran 13).
Perbandingan MOE antara glulam dan lamina penyusunnya dapat juga
dilihat melalui kurva di bawah ini

45

0,00014

Frekuensi

0,00012
0,0001
0,00008
0,00006

glulam

0,00004

lamina

0,00002
0
0

10000

20000

30000

40000

50000

MOE tekan//seratkg/cm2

Gambar 20 Kurva distribusi MOE tekan sejajar serat Glulam


berbanding dengan Lamina.
0,0005
0,00045
0,0004
0,00035

Frekuensi

0,0003
0,00025
0,0002

glulam

0,00015

lamina

0,0001
0,00005
0
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

MOE tekan seratkg/cm2

Gambar 21 Kurva distribusi MOE Glulam tekan tegak lurus serat berbanding
dengan Lamina.
Seperti terlihat gambar 20 dan 21 lamina memiliki sifat mekanis yang
lebih bervariasi bila dibandingkan dengan glulam, baik untuk arah sejajar serat
maupun tegak lurus serat. Perbedaan nilai MOE antara glulam dan lamina
penyusun glulam disebabkan karena standar deviasi glulam lebih kecil bila

46

dibandingkan dengan laminanya, standar deviasi

MOE glulam sejajar muka

lamina 3,3x103 kg/cm2, sedangkan laminanya sebesar 7,3x103 kg/cm2. Untuk


MOE glulam tegak lurus muka lamina memiliki standar deviasi sebesar 8,5x102
kg/cm2 sedangkan untuk laminanya 2,0x103 kg/cm2.
Bila dibandingkan nilai rata-rata umum MOE antara glulam dengan
lamina penyusunnya, lamina memiliki nilai MOE yang jauh lebih tinggi. Nilai
rata-rata umum MOE lamina untuk tekan sejajar serat adalah 1,7x104 kg/cm2,
nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rata-rata umum glulam yakni
sebesar 7,6x103 kg/cm2. Untuk lamina tekan tegak lurus serat nilai rata-rata
umum MOE nya adalah 4,1x103 kg/cm2, nilai ini berbeda dengan nilai rata-rata
MOE glulam yakni sebesar 3,6x103 kg/cm2.

Perbandingan kekuatan glulam dibanding lamina penyusunnya.


Untuk glulam

contoh uji tekan sejajar serat dengan jenis glulam

Nangka-Randu-Nangka nilai rata-rata kekuatan tekannya adalah 37,09 kg/cm2


bila dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka
(face) 383,16 kg/cm2, back 378,09 kg/cm2, untuk Randu (core) 125,82 kg/cm2;
jenis glulam Nangka-Afrika-Nangka nilai rata-rata Fc nya adalah 61,42 kg/cm2
bila dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka
(face)426,73 kg/cm2, back 389,69 kg/cm2, untuk Afrika (core) 279,40 kg/cm2;
jenis glulam Nangka-Sengon-Nangka nilai rata-rata Fc nya adalah 56, 35 kg/cm2
bila dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka
(face) 282,29 kg/cm2, back 325,75 kg/cm2, untuk Sengon (core) 302,11 kg/cm2.
Untuk glulam contoh uji tekan tegak lurus serat dengan jenis glulam
Nangka-Randu-Nangka nilai rata-rata kekuatan tekannya adalah 4,11 kg/cm2 bila
dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka (face)
82,87 kg/cm2 back 66,16 kg/cm2, untuk Randu (core) 20,20 kg/cm2; jenis glulam
Nangka-Afrika-Nangka

nilai

rata-rata

Fcnya

adalah

5,63 kg/cm2

bila

dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka (face)


61,04 kg/cm2, back 58,35 kg/cm2, untuk Afrika (core) 42,56 kg/cm2; jenis glulam
Nangka-Sengon-Nangka nilai rata-rata Fcnya adalah 4,51 kg/cm2 bila
dibandingkan dengan rata-rata nilai Fc penyusunnya, untuk kayu Nangka (face)

47

65,99 kg/cm2, back 66,70 kg/cm2, untuk Sengon (core) 34,52 kg/cm2. (Untuk nilai
Fc setiap ulangan Glulam dan lamina penyusunnya di sajikan pada Lampiran 14 ).
Perbandingan nilai kekuatan tekan antara glulam dengan laminanya dapat

Frekuensi

juga dilihat melalui grafik di bawah ini.

0,02
0,018
0,016
0,014
0,012
0,01
0,008
0,006
0,004
0,002
0

glulam
lamina

200

400

Kekuatantekan//serat

600

800

kg/cm2

Gambar 22 Kurva distribusi kekuatan tekan // serat glulam dengan


lamina penyusunnya.
0,4
0,35
0,3
0,25

Frekuensi

0,2

glulam

0,15

lamina

0,1
0,05
0
0

20

40

Kekuatantekan serat

60

80

100

120

140

kg/cm2

Gambar 23 Kurva distribusi kekuatan tekan serat glulam dengan


lamina penyusunnya.

48

Mengacu kepada gambar 18 dan 19, untuk perbandingan kekuatan tekan


antara glulam tekan sejajar serat dan glulam tekan tegak lurus serat dengan
lamina penyusunnya masing-masing, glulam lebih memiliki sebaran kekuatan
tekan yang lebih seragam bila di bandingkan dengan lamina. Bila dibandingkan
dengan nilai kekuatan tekannya sendiri, nilai kekuatan tekan rata-rata glulam
tekan sejajar muka lamina

tanpa memperhatikan core penyusunnya adalah

sebesar 51,62 kg/cm2 sedangkan nilai kekuatan tekan untuk lamina penyusunnya
adalah sebesar 288,73 kg/cm2. nilai kekuatan tekan rata-rata glulam tekan tegak
lurus serat tanpa memperhatikan core penyusunnya adalah sebesar 4,75 kg/cm2
sedangkan nilai kekuatan tekan untuk lamina penyusunnya adalah sebesar 41,03
kg/cm2.

49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Hasil rata-rata MOE dan kekuatan tekan sejajar serat dan tekan tegak lurus
lamina dari yang tebesar berturut-turut adalah kayu Nangka,Afrika,Sengon
dan yang paling kecil adalah katu Randu.
2. Hasil rata-rata nilai MOE untuk tekan tegak lurus serat dan tekan sejajar
serat metode pertama dengan MOE kedua (Bahtiar 2008a) untuk semua
jenis kayu bebeda nyata, tetapi memiliki korelasi yang tinggi.
3. Hasil rata-rata MOE dan kekuatan tekan sejajar muka lamina dan tegak
lurus muka lamina berturut-turut adalah jenis glulam Nangka-AfrikaNangka, Nangka-Sengon-Afrika-Nangka dan Nangka-Randu-Nangka.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan risalah cacat kayu dan menghitung nilai poison ratio
lamina penyusun glulam, sehingga nilai sifat fisis mekanis lamina dapat
diwakili dengan baik oleh hasil uji ckbc yang dikolerasi dengan poison
ratio.
2. Sebaiknya dihindari penggunaan lamina yang tidak lurus ataupun cacat
pada saat pengerjaan.

50

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Hadjib N. 2005. Kekuatan dan kekakuan balok lamina dari dua
jenis kayu kurang dikenal. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 23: 87-100.
Anshari B. 2006. Pengaruh variasi tekanan kempa terhadap kuat lentur kayu
laminasi dari kayu meranti dan keruing. Dimensi Teknik Sipil 8: 25-33.
http://puslit.petra..ac.id/~puslit/journals/article.php?PublishedlD=CIV0
6080105-7k [16 Mar 2006].
Bahtiar. 2008. Modulus Elastisitas dan kekuatan tekan glulam. Di dalam
Proceeding Seminar Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI
XI). Universitas Palangkaraya.
Bodig J, Jayne BA. 1982. Mechanics of Wood and Wood Composites. Van
Nostrand Reinhold Company. New York.
[CWC] Canadian Wood Council. 2000. Wood Reference Handbook: A guide to
the architectural use of wood in building construction. Ed ke-4. Ottawa:
Canadian Wood Council. san
Ferry, M. 2005 Pengaruh jumlah lapisan bamboo betung dan posisi pengujian
terhadap karakteristik balok laminasi campuran kayu sengon dan
bamboo. Skipsi. Departeman Teknologi Hasil Hutan

Fakultas

Kehutanan IPB. Tidak dipublikasikan


Haygreen JG dan JL Bowyer.

1993.

Forest Products and Wood

Science, An Introduction USA: The Lowa State University Press.


Ginoga B. 1998. Mutu dolok, berat jenis dan kekuatan balok lamina kayu
mangium (Acacia mangium Willd.) dan kayu sungkai (Peronema
canescensack.). Buletin Penelitian Hasil Hutan 16:79-82.

51

Lam F, Prion HGL. 2003. Engineered wood products for structural purposes. Di
dalam: Thelandersson S, Larsen HJ, editor. Timber Engineering. New
York: Jhon Wiley & Sons, Ltd. hlm 81-102.
Mandang, Y.I. dan I.K.N. Pandit. 1997 . Pedoman Identifikasi kayu di lapangan
Yayasan PROSEA. Bogor dan Pusat Diklat Pegawai dan SDM
Kehutanan, Bogor.
Marra AA. 1992. Technology of Wood Bonding: Principles in Practice. New
York: Van Nostrand Reinhold.
Martawijaya, A.I Kartasujana. Y.I. Mandang. S.A Prawira dan K.Kadir. 1989.
Atlas Kayu Indonesia jilid II. Bogor. Dephut. Badan Penelitian dan
Pengembangan kehutanan.
Moody RC and Hernandez R. 1997. Glued-laminated timber. Di dalam: Smulski
S, editor. Engineered Wood Products, A Guide for Specifiers, Designers
and Users. Wisconsin: PFS Research Foundation.
Nash WA. 1977. Strength of Materials 2nd edition. Great Britain :McGraw-Hill
Book Company.
Pizzi A. 1994. Advanced Wood Adhesives Technology. New York: Marcel
Dekker Inc.
Rhude AJ. 1996. Structural glued laminated timber: history of its origins and
early development. Forest Products Journal 46:15-22.
Rodolfo Salazar, Catie. 2000. Informasi Singkat Benih. Jurnal kehutanan 09: 1-2

52

Rostina T. 2001. Pengaruh jumlah lapisan dan komposisi kekakuan bahan


papanlamina terhadap keteguhan lentur statis balok laminasi kayu
kelapa (Cocosnucifera Linn.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Santoso A, Malik J. 2005. Pengaruh jenis perekat dan kombinasi jenis kayu
terhadap keteguhan rekat kayu lamina. Jurnal Penelitian Hasil Hutan
23: 375-378.
Serrano, E. 2003. Mechanical performance and modelling of glulam. Di dalam
Thelandesson S, Larsen HJ, editor. Timber Engineering. New York:
JhonWiley & Sons, Ltd.
Shedlauskas JP et al. 1996. Efficient use of red oak for glued-laminated beams.
American Society of Agricultural Engineers 39: 203-209.
Siddiq. 1989. Penggunaan glued-laminated timber (Glulam) untuk komponen
struktur bangunan gedung dan perumahan. Makalah pada Seminar
Glued-Laminated-Timber di Departemen Kehutanan. Jakarta, 15 Jun
1989.
Sinaga M, Hadjib N. 1989. Sifat mekanis kayu lamina gabungan dari kayu pinus
dan eucalytus. Duta Rimba 15:113-114.
Sutardi. 2008 Keteguhan lentur statis palet katu sengon dan afrika berdasrkan
ukuran dan tipe penampang. Skipsi. Departemen Hasil Hutan. Fakultas
Kehutanan IPB. Tidak dipublikasikan.
Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood. Structure, Properties,
Utilization. New York: Van Nostrand Reinhold.

53

Vick CB. 1999. Adhesive bonding of wood material.

Di dalam: Wood

Handbook, Wood as an Engineering Material. Madison, WI: USDA,


Forest Product Service, Forest Products Laboratory. hlm. 9.1 9.24.
Yanti N. 1998. Pengaruh kombinasi sudut sambungan terhadap sifat mekanis
balok laminasi kayu agatis (Agathis loranthifolia Salisb.) [skripsi].
Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

54
Lampiran 1 A
Kadar Air dan Berat Jenis ckbc tekan tegak lurus serat
Ulangan B rata- h rata- L
Volume
rata
rata (cm) bentang
(cm3)
(cm)
(cm)
Nangka
2.033
2.058
8
33.463
Nangka
2.032
2.055
8.016
33.465
Nangka
1.998
1.976
8.001
31.572
Nangka
1.954
2.038
7.968
31.731
Nangka
2.084
2.045
7.968
33.958
Nangka
2.044
2.064
7.969
33.612
Nangka
2.034
2.036
8.002
33.138
Nangka
2.039
1.983
7.981
32.254
Nangka
2.024
2.005
8.005
32.485
Nangka
1.996
2.028
8.005
32.395
Nangka
2.038
2.040
7.951
33.056
Nangka
2.033
2.033
8.026
33.156
Nangka
2.057
2.107
7.988
34.621
Nangka
2.061
2.055
7.943
33.633
Nangka
2.03
2.030
8.041
33.128
Nangka
2.030
2.024
8.02
32.936
Nangka
2.073
1.966
8.017
32.666
Nangka
2.044
2.026
8.076
33.444
Nangka
2.037
2.081
8.176
34.658
Nangka
2.033
2.054
7.998
33.398
Nangka
2.088
2.043
8.069
34.421
Nangka
2.098
2.022
8.08
34.268
Nangka
2.009
2.149
8.002
34.547
Nangka
1.998
2.072
7.972
32.987
Nangka
2.012
2.034
7.899
32.310
Nangka
2.010
2.017
7.985
32.365
Nangka
2.071
2.026
8.01
33.609
Nangka
2.076
2.027
8.042
33.833
Nangka
2.093
2.069
8.012
34.679
Nangka
2.131
2.000
7.985
34.024
Nangka
2.131
2.057
8.004
35.077
Nangka
2.127
2.068
7.994
35.154
Nangka
1.835
1.816
8.021
26.722
Nangka
1.829
1.847
8.081
27.284
Nangka
1.979
2.029
8.075
32.416
Nangka
1.971
1.989
8.088
31.708
Nangka
2.070
2.108
8.006
34.935
Nangka
2.041
2.102
8.044
34.494
Nangka
2.004
2.066
8.015
33.176
Nangka
1.984
2.051
8.04
32.716
Nangka
2.091
2.042
8.028
34.270
Nangka
2.083
2.037
7.977
33.847
Nangka
1.951
2.015
8.054
31.646
Nangka
1.944
2.023
8.05
31.658
Nangka
2.097
2.045
8.047
34.500
Nangka
2.035
2.110
8.076
34.677
Nangka
2.034
2.080
8.002
33.838
Nangka
2.058
2.088
7.993
34.347

Bo
(gram)
24.620
25.501
17.710
17.262
21.286
19.969
20.189
18.923
19.265
18.385
20.744
20.720
19.918
21.201
23.907
22.052
18.495
19.569
20.325
21.662
22.719
21.262
18.742
19.314
18.843
19.314
19.702
20.384
18.510
18.695
20.045
20.793
14.640
14.256
17.280
16.768
25.565
26.039
20.028
19.797
22.101
22.048
18.993
19.095
18.199
18.222
19.179
18.464

B1 (gram)

KA (%)

21.821
22.575
15.253
15.171
18.842
17.565
17.730
16.763
17.936
16.117
18.275
18.361
16.892
18.380
21.068
19.382
16.073
16.911
17.656
19.149
20.074
18.520
16.463
17.470
16.634
17.187
17.091
17.644
16.399
16.664
17.748
18.442
12.86
12.483
15.129
14.564
22.535
22.941
17.737
17.566
19.388
19.442
16.86
16.483
15.129
14.564
16.535
15.941

12.827
12.961
16.108
13.783
12.971
13.686
13.869
12.886
7.410
14.072
13.510
12.848
17.914
15.348
13.475
13.776
15.069
15.718
15.117
13.123
13.176
14.806
13.843
10.555
13.280
12.376
15.277
15.529
12.873
12.188
12.942
12.748
13.841
14.203
14.218
15.133
13.446
13.504
12.917
12.701
13.993
13.404
12.651
15.847
20.292
25.117
15.990
15.827

Berat
jenis
0.652
0.675
0.483
0.478
0.555
0.523
0.535
0.520
0.552
0.498
0.553
0.554
0.488
0.546
0.636
0.588
0.492
0.506
0.509
0.573
0.583
0.540
0.477
0.530
0.515
0.531
0.509
0.522
0.473
0.490
0.506
0.525
0.481
0.458
0.467
0.459
0.645
0.665
0.535
0.537
0.566
0.574
0.533
0.521
0.439
0.420
0.489
0.464

55
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon

1.949
1.944
2.069
2.074
2.028
2.033
2.088
2.046
2.024
2.047
1.978
1.978
1.97
1.97
1.79
1.67
1.92
1.91
2.04
2.04
1.92
1.94
2.05
2.03
2.03
2.04
2.01
2.01
2.01
2.06
2.02
2.03
2.06
2.09
2.08
2.06
2.09
2.11
2.14
2.14
2.15
2.12

2.068
2.078
2.037
2.103
2.031
2.020
2.100
2.125
2.041
2.041
1.915
1.905
1.82
1.79
1.72
1.81
1.93
1.93
1.95
1.97
1.96
1.89
2.06
2.03
1.98
2.00
2.04
1.99
1.99
2.00
2.10
2.14
2.15
2.06
2.06
2.08
2.12
2.07
2.16
2.12
2.18
2.15

7.983
7.977
8.009
7.959
8.027
8.017
8.025
8.064
6.944
7.051
8.015
8.017
8.078
7.99
8.027
8.031
7.978
8.051
8.013
8.047
7.98
7.999
8.034
7.962
7.953
7.958
7.938
8.043
8.011
8.04
7.995
7.841
8.034
8.06
7.96
7.923
7.989
7.962
7.957
7.935
7.982
8.046

32.160
32.208
33.754
34.706
33.054
32.915
35.180
35.052
28.678
29.444
30.352
30.201
28.923
28.135
24.729
24.293
29.632
29.748
31.858
32.379
29.945
29.292
34.019
32.665
31.934
32.348
32.477
32.091
32.083
33.069
33.901
33.916
35.644
34.810
34.173
34.022
35.330
34.718
36.806
36.042
37.402
36.571

18.687
18.377
15.386
14.275
18.367
18.018
17.495
17.015
19.811
20.298
15.466
15.821
7.56
7.315
14.976
14.548
7.631
7.945
8.431
10.314
8.5
8.974
14.934
14.424
15.57
14.346
15.12
14.805
11.729
13.628
17.094
16.046
17.657
14.834
16.123
15.53
19.553
15.542
9.457
10.462
14.987
15.139

17.737
17.566
12.673
12.584
15.564
15.891
15.086
14.67
17.517
17.952
13.256
13.575
6.449
6.277
12.951
12.573
6.57
6.855
7.291
8.939
7.369
7.752
13.043
12.64
13.542
12.522
13.289
12.956
10.287
11.973
14.99
14.117
15.898
12.898
14.027
13.505
17.045
13.514
8.231
9.141
13.009
13.135

5.356
4.617
21.408
13.438
18.010
13.385
15.968
15.985
13.096
13.068
16.672
16.545
17.227
16.537
15.636
15.708
16.149
15.901
15.636
15.382
15.348
15.764
14.498
14.114
14.976
14.566
13.778
14.271
14.018
13.823
14.036
13.664
11.064
15.010
14.943
14.994
14.714
15.007
14.895
14.451
15.205
15.257

0.552
0.545
0.375
0.363
0.471
0.483
0.429
0.419
0.611
0.610
0.437
0.449
0.223
0.223
0.524
0.518
0.222
0.230
0.229
0.276
0.246
0.265
0.383
0.387
0.424
0.387
0.409
0.404
0.321
0.362
0.442
0.416
0.446
0.371
0.410
0.397
0.482
0.389
0.224
0.254
0.348
0.359

56
Lampiran 1.B
Kadar Air dan Berat Jenis ckbc tekan sejajar serat
Ulangan
B rata- h rata- L
Volume
rata
rata
bentang
(cm3)
(cm)
(cm)
(cm)
Nangka
2.036
2.052
8.005
33.444
Nangka
2.034
2.054
8.017
33.494
Nangka
2.066
1.931
7.979
31.824
Nangka
1.946
1.896
7.992
29.480
Nangka
2.078
2.032
7.979
33.683
Nangka
2.049
2.064
7.951
33.626
Nangka
2.052
2.020
8.01
33.194
Nangka
2.066
2.042
7.962
33.582
Nangka
2.013
2.022
8.04
32.709
Nangka
2.015
1.984
8.041
32.130
Nangka
2.060
2.034
7.973
33.399
Nangka
2.077
2.052
8
34.096
Nangka
2.066
2.060
7.841
33.371
Nangka
2.038
1.939
7.947
31.388
Nangka
2.025
2.049
2.054
8.523
Nangka
2.036
2.048
8.064
33.625
Nangka
2.025
2.067
8.074
33.779
Nangka
2.010
2.024
8.073
32.835
Nangka
2.056
2.105
8.009
34.645
Nangka
2.042
2.058
8.01
33.645
Nangka
2.083
2.037
8.046
34.132
Nangka
2.080
2.014
8.076
33.823
Nangka
2.075
1.944
7.992
32.230
Nangka
2.010
2.107
8.033
34.012
Nangka
1.991
2.035
8.008
32.446
Nangka
1.988
2.023
8.038
32.310
Nangka
2.068
2.033
8.014
33.685
Nangka
2.015
2.048
8.071
33.299
Nangka
2.055
2.069
8.013
34.061
Nangka
2.075
2.016
7.992
33.424
Nangka
2.099
2.065
8.005
34.689
Nangka
2.109
2.079
7.979
34.976
Nangka
1.738
1.808
8.076
25.370
Nangka
1.853
1.836
8.061
27.424
Nangka
1.932
2.003
8.056
31.175
Nangka
1.941
2.012
8.067
31.504
Nangka
2.054
2.056
8.021
33.873
Nangka
2.107
2.038
8.018
34.430
Nangka
2.000
2.043
8.039
32.847
Nangka
1.995
2.069
8.028
33.129
Nangka
2.048
2.114
7.982
34.550
Nangka
2.044
2.093
7.768
33.224
Nangka
1.932
1.991
8.052
30.965
Nangka
1.979
1.963
7.876
30.589
Nangka
2.071
2.100
8.041
34.963
Nangka
1.935
2.127
7.997
32.914
Nangka
2.054
2.023
8.019
33.313
Nangka
2.05
2.080
7.984
34.044
Nangka
1.914
2.042
7.998
31.252

Bo
(gram)
23.721
24.942
16.004
16.310
20.647
20.695
20.432
19.506
20.715
20.381
20.771
19.407
20.324
18.143
21.614
21.186
19.918
20.419
19.432
21.322
21.760
19.962
14.298
21.464
18.953
18.419
20.510
20.078
19.379
18.565
20.673
19.545
15.310
16.902
16.594
19.597
25.218
26.737
19.288
20.635
22.439
21.575
18.121
18.535
17.707
19.179
15.638
18.420
19.117

B1
(gram)
21.088
22.110
13.996
14.273
18.358
18.233
17.989
17.094
18.374
18.043
18.38
16.847
17.585
15.598
18.942
18.503
17.196
17.688
16.841
18.765
19.176
17.733
12.371
18.764
16.725
16.326
17.756
17.402
17.255
16.332
18.264
17.328
13.369
14.697
14.479
14.443
22.212
23.574
17.092
18.345
19.680
19.136
15.887
16.154
15.478
16.729
13.584
16.020
16.503

KA (%)

12.486
12.809
14.347
14.272
12.469
13.503
13.581
14.110
12.741
12.958
13.009
15.196
15.576
16.316
14.106
14.500
15.829
15.440
15.385
13.626
13.475
12.570
15.577
14.389
13.321
12.820
15.510
15.378
12.309
13.673
13.190
12.794
14.519
15.003
14.607
35.685
13.533
13.417
12.848
12.483
14.019
12.746
14.062
14.739
14.401
14.645
15.121
14.981
15.840

Berat
jenis
0.631
0.660
0.440
0.484
0.545
0.542
0.542
0.509
0.562
0.562
0.550
0.494
0.527
0.497
2.223
0.550
0.509
0.539
0.486
0.558
0.562
0.524
0.384
0.552
0.515
0.505
0.527
0.523
0.507
0.489
0.527
0.495
0.527
0.536
0.464
0.458
0.656
0.685
0.520
0.554
0.570
0.576
0.513
0.528
0.443
0.508
0.408
0.471
0.528

57
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon

1.912
2.083
2.052
2.032
2.059
2.08
1.965
2.020
2.032
1.98
1.961
1.954
1.741
1.966
1.916
1.913
2.030
2.061
1.937
1.929
2.045
2.068
2.035
2.026
2.052
2.042
2.058
2.006
2.065
2.112
2.121
2.098
2.083
2.056
2.082
2.069
2.154
2.138
2.129
2.136

2.033
2.050
1.959
2.054
2.021
2.093
2.006
2.023
2.033
1.868
1.867
1.826
1.751
1.766
1.906
1.928
1.939
1.946
1.916
1.914
2.074
2.019
1.986
1.966
2.040
2.049
1.999
2.070
2.034
2.022
2.103
2.056
2.029
2.072
2.061
2.094
2.110
2.107
2.177
2.167

7.969
7.977
7.934
8.051
8.018
8.026
7.923
6.975
6.977
8.017
8.025
8.045
8.034
8.054
8.043
8.052
8
7.998
7.991
7.911
7.961
8.007
7.946
7.963
8.055
8.006
8
8.064
8.009
7.953
8.078
8.035
7.981
7.939
7.982
7.967
7.976
7.983
8.025
7.994

30.969
34.055
31.894
33.603
33.365
34.941
31.223
28.496
28.815
29.652
29.374
28.697
24.485
27.955
29.364
29.682
31.481
32.062
29.657
29.208
33.749
33.423
32.106
31.718
33.702
33.498
32.904
33.477
33.631
33.955
36.015
34.659
33.731
33.812
34.234
34.509
36.242
35.962
37.186
37.002

17.721
15.330
15.659
19.150
18.055
17.193
16.380
19.085
20.007
16.374
7.334
7.296
15.240
15.934
7.832
8.268
8.500
8.378
8.767
8.210
13.686
14.344
18.358
15.840
16.867
15.173
13.779
12.548
15.145
15.346
16.635
16.884
15.625
15.747
17.301
16.836
11.519
16.018
14.994
15.064

15.335
13.474
13.744
16.794
15.681
14.793
14.053
16.875
17.718
14.090
6.295
6.266
13.159
13.685
6.723
7.136
7.354
7.212
7.533
7.064
11.970
12.551
15.937
13.221
14.789
13.318
12.075
10.904
13.358
13.547
14.477
14.722
13.551
13.674
15.057
14.632
10.062
8.769
12.994
13.088

15.559
13.775
13.933
14.029
15.139
16.224
16.559
13.096
12.919
16.210
16.505
16.438
15.814
16.434
16.496
15.863
15.583
16.167
16.381
16.223
14.336
14.286
15.191
19.809
14.051
13.929
14.112
15.077
13.378
13.280
14.906
14.686
15.305
15.160
14.903
15.063
14.480
82.666
15.392
15.098

0.495
0.396
0.431
0.500
0.470
0.423
0.450
0.592
0.615
0.475
0.214
0.218
0.537
0.490
0.229
0.240
0.234
0.225
0.254
0.242
0.355
0.376
0.496
0.417
0.439
0.398
0.367
0.326
0.397
0.399
0.402
0.425
0.402
0.404
0.440
0.424
0.278
0.244
0.349
0.354

58
Lampiran 2 A
Kadar Air dan Berat Jenis Glulam untuk tekan sejajar muka lamina
Glulam
B rata- h rata- L
Volume
Bo
no
rata (cm) rata
bentang
(cm3)
(gram)
(cm)
(cm)
1
4.608
6.072
5.029
140.683
96.710
2
4.307
5.828
5.014
125.843
93.100
3
3.816
6.004
4.994
114.419
65.123
4
4.190
6.078
5.028
128.037
88.645
5
4.661
6.144
5.022
143.816
64.804
6
4.295
6.165
5.039
133.411
88.555
7
4.278
6.239
5.044
134.611
80.411
8
3.413
6.149
5.129
107.615
93.201
9
4.371
6.132
4.923
131.940
86.777
10
4.459
6.059
4.97
134.275
73.100
11
4.322
6.032
5.02
130.862
93.100
12
4.176
5.984
5.032
125.735
65.554
13
4.171
6.011
5.025
125.976
72.313
14
4.181
5.960
4.968
123.786
85.900
15
4.954
5.350
5.02
133.024
77.555

B1 (gram)

85.303
82.528
56.223
78.912
56.300
77.433
68.100
81.577
75.443
63.948
82.002
57.406
63.313
75.009
68.778

KA (%)

13.372
12.810
15.830
12.334
15.105
14.363
18.078
14.249
15.023
14.312
13.534
14.194
14.215
14.520
12.761

Berat
jenis
0.606
0.654
0.488
0.616
0.391
0.582
0.507
0.773
0.560
0.471
0.626
0.457
0.502
0.599
0.516

Lampiran 2 B
Kadar Air dan Berat Jenis Glulam untuk tekan sejajar muka lamina
Glulam
no

B ratarata
(cm)

h
ratarata (cm)

L
bentang
(cm)

Volume
(cm3)

Bo
(gram)

B1 (gram)

KA (%)

Berat
jenis

4.44
4.07
4.46
4.48
4.66
4.24
4.41
3.89
4.25
4.40
4.14
4.86
3.99
4.32
4.86

6.06
5.86
6.07
6.10
6.15
6.15
6.24
6.13
6.14
6.04
6.01
6.13
6.01
5.96
5.34

19.93
20.08
20.10
20.03
19.88
20.06
20.03
19.78
20.11
20.04
20.01
19.93
19.98
19.95
19.45

535.64
478.16
543.85
547.36
570.52
522.29
551.76
471.45
524.92
532.07
498.25
592.78
479.08
514.00
504.65

295.20
275.40
287.99
260.90
286.88
264.67
276.99
238.99
258.22
267.99
284.98
296.77
240.11
265.09
237.22

260.99
243.68
257.99
231.70
255.88
230.99
248.55
208.99
223.99
235.99
253.22
260.98
210.99
234.65
211.07

13.108
13.017
11.628
12.603
12.115
14.581
11.442
14.355
15.282
13.560
12.542
13.714
13.802
12.973
12.389

0.487
0.510
0.474
0.423
0.448
0.442
0.450
0.443
0.427
0.444
0.508
0.440
0.440
0.457
0.418

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

LAM
MPIRAN 3A
Kurrva Beban Defo
ormasi tekan teegak lurus sera
at ckbc dengan beban (kg) dan Deformasi (m
mm)

3000

0,5
0

Pe

1500

2000
554
1000 p=93+7085
R=(989)
batas elastis=(2,56;1927)
0
0

Pe

3
Pp

0 Deformasi(m
1 m)

Pe

3Pp

Pest4

Beban(kg)
Pp

bataselasttis=(1,79;1966)

4
Pestt

0D
1
Deformasi(mm)

Pe

Pp

Pest
P

NangkaTEKAN
N SERAT
1000

P=5+36
61202
R=0,99
97
Bataselastis=(2.2;827)

500
0

1000
B b (K )
Beban(Kg)

Beban(Kg)

3000
0

1000

1500

Pe

P=310+122361046
R=0,978

1000

1500

deformasi((mm)

NangkkaTEKAN SER
RAT
P=1987+15001
1114

2000

NANGK
KATEKAN SERA
AT

Pest 4

1000
0 R=0.984

deformasi(mm)

NANGKATEKAN SERAT

defo
ormasi(mm)

0
0

1,5
Pest

Pp

P=206
6+463263
R=0,9
998
Batas eelastis=(2,21;821)

Beban(Kg)

deformasi(mm)

1000

NangkaTekaan Serat

500

Pe 3 Pp

4t
Pest

NangkaTEK
KAN SERAT

P=77
71+993744
R=0
0.992
batasselastis=(1.66;904)

500

0 Deeformasi(mm)
0,5
1
1,5

3000

Pe 2 Pp 2,5 Pe
est 3

NA
ANGKATEKAN SERAT

beban(kg)

P=627+6322
2852
R= 0,965
Bataselastisitaas=(0,72;1102)

beban(kg)

beban (kg)
beban(kg)

50
00

beban (kg)
beban(kg)

beban(kg)

100
00

2000
0

3000

2000

150
00

2000

P=974+858503
R==0,991
Battaselastis=(2,12;878
8)

1000

P=277+705356
R=(0,998)
Batas elastis=(2,7;2193)

0
0 masi(mm)
1
Deform

Pe 2 Pp

Pest3

deformasi(mm)

2 Pe

Pp3

4
Pest
P

59

4
Pest

Pp

0
Deformasi(mm)

1000

0,5

Pe

1,5
Pp

2
Pest

P=664+749305
R=0.997

0
3
Pp

Pest

Pp

2,5
Pest

Pe

Pp

3
Pest

P=296+427168
R=0.997
bataselastis=(2.06;1197)

Pe

3Pp

Pest4

1,5
Pe

Pp2

2,5
Pest

0,8
Pe

Pp1

Pest

P=138+443223
R=0.998

0
0 Deformasi(mm)
1

Pe 3 Pp

4
Pest

NANGKATEKAN SERAT
P=359+7771655
R=0.998
Bataselastis=(0.69;896)

0
0

2000

R=0.997
bataselastis=(1.62;806)

0,6

NangkaTEKAN SERAT

0,2

deformasi(mm)

NangkaTEKAN SERAT

0
0,5
Deformasi(mm)

P=61+1859621
R=0.999
bataselastis=(2.58;564)

0 Deformasi(mm)
0,2
0,4

2000

NangkaTEKAN SERAT

1000 P=177+6061462
0

Beban(Kg)

NangkaTEKAN SERAT

2000

0 Deformasi(mm)
1
2000

NangkaTEKAN SERAT

0 Deformasi(mm)
1
2
Pe

1,5
Pe

P=3+619586
R=(0,988)
batas elastisitas=(2.06;1278)

2000

NANGKATEKAN SERAT

deformasi(mm)

NangkaTEKAN SERAT
P=94+4778524
R=0.998
bataselastis=(1.38;1171)

0,5

Beban(Kg)

3
Pe

2000

0
deformasi(mm)

beban(kg)

1000

P=215+12131001
R=(0.993)
Bataselastisitas=(1,31;1432)

2000

P=158+440370
R=0.987
0 batas elastis=(2.54;965)
1
2

2000
Beban(Kg)

Pest

NANGKATEKAN SERAT

deformasi(mm)

1000

3
Pp

beban(kg)

Pe

Beban(Kg)

beban(kg)

2000

NANGKATEKAN SERAT

beban(kg)

Beban(Kg)

Beban(Kg)

P=755+12847416
R=0.995
bataselastis=(2.21;1122)

0
1
Deformasi(mm)

Beban(Kg)

2000

NangkaTEKAN SERAT

beban(kg)

2000

0,4

0,6
Pe

0,8
Pp

1
Pest

2,5
Pest

NANGKATEKAN SERAT

1000
0

P=146+634678
R=0.993
0 Bataselastis=(1.67;922)
0,5
1
1,5

deformasi(mm)

Pe

Pp

60

beban(kg)

Pp

6
Pest

0
Deform
masi(mm)

0,5

1,5
1
P
Pp

Pe

beban(kg)

P=59+15282149
98
R=0.991
bataselastis=(0.1
12;237)

0
0,05
Deformasi(mm)
20
000

0,1

deforrmasi(mm)

Pe

500

Pp

Pp

beban(
kg)

Pesst

3
Pest

0,1

0,2

deformasi(mm
m)

Pee

3
Pp

Pestt

0
0,
Deformasi(mm
m)5

Pee

0,3
Pp

1,5 P
Pe

2 Pp

2,5
Pest

4
Pp

Pe

4
Pe

RANDUTTEKAN SERATT

P=167+15752
R=0,99
Bataselastis(2,5;245))

0si
Deformas

5
Pest

6
Pest

Pp

500

3
Pe

Pp

Pe
est

RANDUTEKAN SERATT

500

P=187+387
7129
R=0.997
bataselasttis=(1.22;664)

P=524+19595
R=0,993
bataselastis=(3,77;220)

0masi
Deform

0,4
Pest

RANDUTTEKAN SERAT

NangkaTEKAN
N SERAT

deformassi(mm)
500

P=1564
4241289
R=0.985
bataselastis=(0.24;258)

1000

NAN
NGKATEKAN SERA
AT

0,15 Pp 0,2 Pest


Pe

P=437+333455

R=0.965
bataselastis=(2.11;;1144)

Pe

P=871
1+1049638
R=0.997
bataseelastis=(2.52;1784)

deformasi(mm)

NANGKATEK
KAN SERAT

0
0

Pest 2

NanggkaTEKAN SEERAT

50
00

P=1653+1187
R=0.984
bataselastis=(3.15;2
2143)

5000 NANGKA
ATEKAN SERAT

P=339+91663
37
R=0.998
bataselastis=(1.04;624)

0 Deforrmasi(mm)
1
2

beban(kg)

Beban(Kg)

NanggkaTEKAN SERAT

2000
0

Beban(Kg)

Pe

NANGKATEKAN SSERAT

Beban

P=781++1176507
R=0.95
51
bataselaastis=(2.60;2420)

Beban

defo
ormasi(mm)

Beban(Kg)

P=248+2991
187
R=0.983
bataselastis=(4
4.66;1157)

Beban(Kg)

5000

beban(kg)

5000

NaangkaTEKAN
SERAT

NANGKATEK
KAN SERAT

Beban

2000
0

P=209+12415
P
R
R=0,995
b
bataselastisitas=(2,8;
;139)

0
Deformasi

2 Pe

3
Pp

Pest 4

61

1
Deformasi

4Pest

beban(kg)

0
0
500

1
2
Deformasi(m
mm)

Pe 3 Pp
p

4
Pest

Beban
2

P
Pe

4
Pest

Pp

1000

P=97+16799
R=.998
Bataselastiss=(2.37;499)

0
0

d
deflormasi(mm)

3
Pp

Pe

Pest

0,5

2000

1,5
Pe

2
Pp
P

2,5
Pest

AFRIKA
ATEKAN SERA
AT

P=49+437281
0
R=0,972
Bataselastisitas=(2
0 Deformasi(mm
1
3 2,0;965 4
m) 2

Pe

Pp

Pest

P=143+336216
R=0,998
0 bataselastisittas=(2.35;655)

0
1000

1
2
Deform
masi(mm)

3
Pp

Pe

Pest 4

P=44
49+9761886
R=0.9
999
Bataselastis=(1.07;586)

d
deformasi(mm)

0,5

1
Pe

Pp

Pp

4 Pest

P=10+162183

R=0.986
Batas elastis=(2.84
4;474)

deformasi(m
mm)

Pe

3
Pp

4
Pest

AFFRIKA TEKAN SERAT


P=297+5
550662
R=0.998
8
Batas elaastis=(1.39;471)

deformasi(mm)
1000

AFRIKA
A TEKAN SERATT

Pe 3

RANDUTEKAN
SERAT

beban(kg)

deformaasi(mm)

1000

A
AFRIKATEKAN
SERAT
1000

0 Deformasi
1

RANDUTEKAN SERATT

RANDUTEKAN
SERAT
P=156+287785
R=0.978
Batas elastis=(1.82;37
71)

P==228+19479
R=0,999
Baataselastis(2,3;224))

1000

P=170+261106
6
R=0,995
Bataselastis=(1,7;297)

RANDUTEKAN SERAT

500

0
0
Deformasi

Beban (Kg)
Beban(Kg)

Beban(Kg)

Pe 3 Pp

RANDUTEKAN SER
RAT

500

beban(kg)

P=190+176
6+137

beban(kg)

Beban(Kg)

Beban

P=147+400+251

R=0,999
bataselastis=(1,69;;538)

R
RANDUTEKAN
SERAT

500

beban(kg)

RANDU
UTEKAN SER
RAT

beban(kg)

Beban

500

1,5
Pestt

0,5

1 Pe

1,5
Pp

2
Pest
P

AFRIKA TEKAN SERAT


S
P==853+889210
R=0.999
0)
Batas elastis=(1.4;400

0
0

deformasi(mm)

0,5

1,5 Pp
Pe
p

2
Pest

62

1000

P=586+639560
R=0.999
Bataselastis=(1.50;379)

0
1
Pe

1,5
Pp

Pest

deformasi(mm)

1000

beban(kg)

beban(kg)

P=944+10151324
R=0.999
Bataselastis=(1.525;607)
0

Pe

1,5
Pp

P=583+651460
R=0.999
Batas elastis=(1.4;375)

0
0,5
deformasi(mm)

2000

Pe

1,5
Pp

2
Pest

3
Pp

Pest

beban
(kg)

0,5

500

1,5
Pe

Pp

Pest

2,5

0
0,5
Deformasi(mm)

P=96+17474
R=0,997
bataselastis=(2,10;275)

Pe

3
Pp

4
Pest

SENGONTEKAN SERAT

P=197+359150
R=0,999

0
0Deformasi(mm)
1

Pe

3
Pp

4
Pest

1,5Pe

2
Pp

2,5
Pest

2
Pp

2,5
Pest

1,5
Pp

2
Pest

SENGONTEKAN SERAT

P=685+691496
R=0.999
Bataselastis=(1.71;518)
0

0,5

deformasi(mm)
500

SE NGONTEKAN SERAT

1000

0
Pe

P=785+571291
1000 R=0,995
bataselastis=(2,60;717)

2
Pest

P=744+680424
R=0.999
bataselastis=(2.06;452)

deformasi(mm)

SENGONTEKAN SERAT

0
1
Deformasi(mm)

1,5
Pp

Pe

1000

deformasi(mm)

SENGONTEKAN SERAT

AFRIKA TEKAN SERAT

2
Pest

beban(kg)

beban(kg)

1000

0,5

1000

AFRIKA TEKAN SERAT

0
0,5
deformasi(mm)

P=18+431334

500 R=988
0 bataselastis=(1,55;667)

beban(kg)

deformasi(mm)

0,5

1000

beban(kg)

P=450+456597
R=0.999
Bataselastis=(1.32;407)

500

1,5
Pe

SENGONTEKAN SERAT
P=303+391325
R=0.998
Bataselastis=(1.43;263)

0
0

0,5

deformasi(mm)

1000
Beban(Kg)

500

AFRIKATEKAN SERAT

AFRIKA TEKAN SERAT


Beban(Kg)

beban(kg)

AFRIKA TEKAN SERAT

Beban(Kg)

beban(kg)

1000

Pe

SENGONTEKAN SERAT
P=1030+767722
R=0,997
bataselastis=(2,09;590)

0 Deformasi(mm)
0,5
1

1,5

Pe

Pp

2,5
3
Pest

63

Beban(Kg)

2
Pe

deformasi(mm)

2000

P=149+14891999
R=0.999
Bataselastis=(0.47;849)

0
0

0,2

0,4

deformasi(mm)
500

Pe

0,6
Pp

beban(kg)

NANGKATEKAN SERAT

beban

NANGKATEKAN SERAT

0
0

deformasi(mm)

2000

0,05

0,1

0,15
Pe

0,2
Pp

0,25
Pest

beban
0
0
deformasi(mm)

Pe

Pp

2
Pest

Pest 5

Pe

Pp

Pest

Pe

Pp

Pest

Pp

3
Pest

P=577+9721041

)1
0Batas elastis=(1.39;782
0,5
deformasi(mm)

Pe

1,5
Pp

2
Pest

NANGKATEKAN SERAT

0
0
deformasi(mm)
1000

NANGKATEKAN SERAT

Pe

0 R=0.999

P= 800+930622
R=0,999
0
bataselastis=(1,94;1024)

0
Deformasi

P= 147+400+251
R=0,999
1bataselastis=(1,69;538)
2

NANGKATEKAN SERAT

2000

P= 513+11951337
R=0,990
2
3
bataselastis=(2,24;2191)

0
deformasi(mm)
2000

P=1044+17611171
R=0.999
Batas1elastis=()1.44;1499
1,5

2000

P=588+9091496
R=0.998
Bataselastis=(1.66;925
) 1,5
0,5
1

Pp4

NANGKATEKAN SERAT

0 (mm)
Deformasi

NANGKATEKAN SERAT

3Pe

NANGKATEKAN SERAT

5000

P=76+12751375
R=0.994
Bataselastis=(0.17;293)

0
0,5
deformasi(mm)

0,8
Pest

SENGONTEKAN SERAT

0
1
Deformasi(mm)

3
Pest

Pp

Beban

beban(kg)

2000

beban

1000

P=713+493359
R=0,989
bataselastis=(3,09;822)

beban

P=1133+656585
R=0.999
Bataselastis=(2.44;471)

1000

beban

500

SENGONTEKAN SERAT

2000

beban(kg)

SENGONTEKAN SERAT

Beban

beban(kg)

1000

0,5

P=1025+15341677
R=0.999
Bataselastis=(1.59;1422)

1
Pe

1,5
Pp

Pest

NANGKATEKAN SERAT
p=1472+1280186
R=0.999
Batas elastis=(1.46;402)

0
Pe

Pp

Pest

deformasi(mm)

0,5

Pe

1,5
Pp

Pest2

64

500

0,5

1 Pp

Pe

Pest1,5

Deformasi0 (mm)

Beban

beban
2000

0,1

Pe

0,15
Pp

0,2
Pest

NANGKATEKAN SERAT

deformasi(mm)

2,2

0
0
0,5
Deformasi

2,3
Pe

2,4
Pp

Beban
2,5
Pest

1,5
Pe
Pp

Pest

Pe

Pp

3
Pest

P=345+1004734
R=0,995
bataselastis =(1,40;1080)

0
Deformasi

0,5

0
0

0,2
0,4
Deformasi

0,5

1 Pe

0,6 Pe0,8 Pp 1 Pest 1,2

Pest2

NANGKATEKAN SERAT

beban

0
Deformasi

0,2

0,4

P=175+12541159
R=0,999
bataselastis=(0,44;743)

0,6

Pe

0,8

Pp

Pest

NANGKATEKAN SERAT

2000

P=365+664731
R=0,993
bataselastis=(1,2;1211)

0
0,5
Deformasi

Pe1,5 Pp 2 Pest 2,5

P=112+11501223
R=0,999
bataselastis=(0,72;941)

1,5
Pp

1000

2000

NANGKATEKAN SERAT

2000

deformasi(mm)

NANGKATEKAN SERAT

P=230+622528
R=0,997
bataselastis =(0,96;831)

0
Deformasi

1000

NANGKATEKAN SERAT

Beban

2000

2,1

P=116+702390
R=0,990
bataselastis= (1,58;1253)

R=0.999
Bataselastis=(1.3;951)

2000

1000

2000

P=694+850780
R=0.979
Bataselastis=(2.20;1169)

1000 P=1130+15071155
0

NANGKATEKAN SERAT

2000

P=61+217910727
R=0.999
Batas elastis=(0.14;375)

0
0,05
deformasi(mm)

P=227+534179
R=0,996
bataselastis
=(1,93;1277)
2
3
4
Pe
Pp
Pest

NANGKATEKAN SERAT

1000

Beban

0
deformasi(mm)

beban

Beban

P=566+10181962
R=0.999
Bataselastis=(1.25;689)

Beban

beban

500

NANGKATEKAN SERAT

2000

NANGKATEKAN SERAT

2000

Beban

NANGKATEKAN SERAT

Pe

1,5
Pp

Pest

NANGKATEKAN SERAT

beban

1000

P=2075+14201725
R=0.999
Bataselastis=(2.09;899)

0
1,9

deformasi(mm)

2,1

2,2
2,3
2,4
Pe
Pp
Pest

65

Beban

0
0,05

0,1

Pe

0,15
Pp

0,2
Pest

beban

Beban
2000

Pe

1,5

2
Pest

Pp

0
1

1,5
Pe

2
Pp

1Pest

0
Deformasi

0,5

1,5
Pe

2
Pp

2,5
Pest

NANGKATEKAN SERAT

2,5
Pest

P=4037+1642353
R=0.999
Bataselastis=(3.51;1776)

0
3,2

beban

P=876+12121026
R=0,990
bataselastis=(1,64;1155)

0,5

0,6 Pe 0,8Pp

3,4

3,6

deflormasi(mm)

NANGKATEKAN SERAT

0
Deformasi

0,4

P=526+11551194
R=0,990
bataselastis= (1,44;2214)

2000

P=464+976801
R=0,998
bataselastis=(1,19;703)

0 Deformasi
0,5

0,2

5000 NANGKATEKAN SERAT

Beban

0
Deformasi

NANGKATEKAN SERAT

2000

3,8
Pe

Pp

Beban

0
Deformasi

P=183+9871185
R=0,998
bataselastis =(0,53;711)

NANGKATEKAN SERAT

5000

0
0

Pest

2000
NANGKATEKAN SERAT

2000

1000

1000

beban

Beban

P=34+159710327
R=0,997
bataselastisitas=(0,11;212)

NANGKATEKAN SERAT

1000

Beban

NANGKATEKAN SERAT

500

P=1197+1029618
R=0.999
Bataselastis=(2.14;1008)

deflormasi(mm)

Pe

2 Pp

Pest3

0,5
Deformasi

P=8+12231589
R=0,986
bataselastis=(1,03;1271)

Pe

1,5
Pp

2
Pest

NANGKATEKAN SERAT

0
1,9

deformasi(mm)

P=1754+1217
R=0.999
Bataselastis=(2.14;850)

2,1

2,2
Pe

2,3
Pp

2,4
Pest

66

LAM
MPIRAN 3B
Kurrva Beban Defo
ormasi tekan seejajar serat ckb
bc dengan beba
an (kg) dan Deeformasi (mm)

de
eformasi (mm)

Pe

1000

Pp

P=317+12641930
R=0,988
bataselastis=(0,87;1433)

0,5

deformasi((mm)

Pest

beban(kg)

2000

N
Nangkatekan//
/serat

2000

Pe

Pp

1,5

Pest

4000

400

P=
=29+10672504
R=0.999
Baatas elastis=(0.17;211)

0
0

deformassi(mm)

0,1

Pe 0,2 Pp

2000
0
0,5

d
deformasi
(mm)

1,5
Pe

2
Pp

2,5
Pest

2000

1,5
Pe
Pp
p

2
Pest

P=226
6+11201399
R=0,,995
bataselastis=(1,59;2017)

2
Pe

deformasi(mm)

Pp

3
Pest

2000

2000
P=1
173+12722004
R=0,992
bataaselastis= (1,09;1576
6)

0
0

0,5

deformasi

Pe

1,5
Pp

2
Pest

1000

1000

beban

1000

beban

beban(kg)

0,5

2000

P=612+14901118
R=0,999
batas elastis=(1,52;1666)

0,3
Pest

deformassi (mm)
4000

Nangkatekaan//serat

200

P=10
00+8961912
R=0,990
batasselastis=(1,11;914)

beban(kg)

P=3
335+110512
R=
=0,988
batas elastis=(1,48;1993)

beban

beban(kg)

Nanggkatekan//seratt

beban(kg)

beban(kg)

5000
0

P=251+816790
R=0,996
1300)
bataselastis=(1,28;1

0
0

0,5

deformassi

1
Pe

1,5
Pp

2
Pest

P=4
432+523588
R==0,927
battas elastis=(2,04;1541
1)

0
0

deeformasi

2
Pe

3
Pp

4
Pest

67

5000

1,5
Pest

Pp

P=24
4+9931249
R=0,985
batasselastis= (1,18;1223)

0
0

0,5

deformasi
2000

1,5
Pe
Pp

2000

1,5
Pe Pp

deformasi

0,5

1,5
1

2
Pe

2,5
Pp

5
0,5

defo
ormasi

2
Pest

Pe

1,5
Pp

0
0 si
deforma

0,5

0,5

1,5
Pe

Pp 2 Pest

Pest

1,5

P=711+16091920

R=0,998
bataselastis= (1,59;18
862)

deformasi

0,5

1,5

2
P
Pp

Pe

2,5
Pest

Nangkatekaan//serat

1000

1
Pp

Pe

Nangkaa tekan//serat

2000

defo
ormasi

Pest

P=46++1661+2332
R=0.9
998
Bataselastis=(0.80;1299)

P=361+12321536
R=0,987
bataselastis= (1,,1;1635)

Pp 2

1000

5000

2
Pest

Pe1,5

Nangkatekan
n//serat

N
Nangka
tekan//seerat

0
Pest

Pee

1,5
Pp

0,5

2000

P=212+7026
628
R=0,985
bataselastis= ((0,9;881)

2000

P=17+785644
92
R=0,99
batase
elastis= (1,6;1289)

deformasi

Naangka tekan//seerat

1000

deformasi

1000

2
Pest

Pest

P=212+702628
R=0,985
bataselastis== (0,9;881)

0,,5

2000

Nangka tekan//serat

1
1000

beban

beban

0,5

deeformasi

Pp

N
Nangka
tekan//seerat

2
Pest

P=24
4+9931249
R=0,,985
batasselastis= (1,18;1223))

Pe

Nangka tekkan//serat

0,5

2
2000

beban

beban

Nangka tekkan//serat

1000

beban

defleksi

P=862+1089960
R=0,990
batasselastis= (2,14;1495))

beban

2000

1
Pe

Nangka tekaan//serat

beban

0,5

P=351+18361844
R=0,999
bataselastis=(1,1
1
1,5 17;1804
2)

beban

deform
masi

beban

beban

P=147+10641150
R=0,998
bataaselastis=(0,76;950)

5000

beban

beban(kg)

2000

P=794+1237629
9
R=0.999
Bataselastis=(1.4;1
1044)

0
0

deformasi

0,5

Pe

1,5

Pp

2
Pest

68

2000

500
00

1000

Nangka tekan
n//serat

beban

1,5 Pe

2Pp

2,5
Pest

0,5

deformasi
2000

Pe

1,5
5
Pp

0
Pest

Pe

3Pp

Pest4

defo
ormasi

0,5

P=53+
+541349
R=0.99
99
Batase
elastis=(1.91;999)

1,5
Pe

2
Pp

beban

beban

2
2000

deformasi

Pest

2,5
Pest

0,5

P 3 Pp
Pe

4
Pest

deeformasi

0,5

P=425+612
438
R=0,999
bataselastis== (1,6;558)

1,5Pe

2
Pp

deformasi

2 Pe

Pp

3Pest

2,5
3
P
Pest

Pp

0,5

1,5
Pe

Pp 2 Pest

Nangka tekan//serat
P=1308+12171088

R==0,996
bataselastis= (2,09;;12
261)

deformasi
1000

P=1027+1166
780
R=0,999
bataselastis= (2
2,06;1381)

P=26
61+8051062
R=0,994
batasselastis= (1,12;1171)

0
2,5
Pest

1
1,5
Pe

Nangka tekan//serat

2000

Afrikattekan//serat

deformasi(mm))

2000

Nan
ngka tekan//seraat

2000

2,5
Pp
Pe

deforrmasi
1000

P=9
953+950639
R=0
0,998
bataaselastis= (2,27;1218
8)

P=972+877
694
R=0,993
bataselastis== (2,41;1164)

beban

beban

deformasii

1,5

Nangkaa tekan//serat

Nangka tekan
n//serat

0,5

2000

P=
=89+742770
R=0,997
baataselastis= (0,85;727)

deforrmasi

beban

0,5

P=1056+10343575

R==0.989
Batas elastis=(2.31;137
70)

beban

0
deformasi

P=172+12921056
R=0,990
bataselastis= (1
1,55;1874)

beban

beban

P=2
292+9881081
R=0,996
batasselastis= (1,52;1232)

Nangka tekan//serrat

Nangka tekan//seraat

beban

beban

Nangka tekan
n//serat

Beban(kg)

2000

0,5

1
1,5

Pe 2 Pp 2,5 Pest 3

Afrika tekan///serat
P=284++506463
R=0,99
95
Batas elaastis=(1,73;597)

0
0

deformasi

0,5

1,5

Pe

2
Pp

2,5
Pest

69

0,2
Pest

Afrika tekan
n//serat
beban(kg)
( g)

P=152+448251
R=0,997
Baatas elastis=(1,9;719))

0
0

0,5

1000

1,5

5Pest 3
Pe 2 Pp 2,5

Beban

1000

0
deformasi0

0,5

P=372+3022293
R=0,994
Batas elastis=(2,5;4
415)

Pe

Pp

4
Pest

Pe

defflormasi

beban
1,5
Pest

0
0

0,5

Pp

Pest

deformasi0

Pp2,5 Pest3

Pe

Pest
P 1,5

0,5

Pe1,5 Pp 2 Peest 2,5

Randu tekan//serat
P==328+22086
R==0,999
Battas elastis=(2,3;1999
9)

0
deformasi

3
Pe

Pp 4 Pest

500

P=16+211293
4
R=0,994
Batas elasstis=(1,3;303)

0,5

deformasi

Randu tekan//seraat

Pe 1 Pp

P=201+67
79270
R=0.999
Bataselasstis=(1.74;965)

500

Pee2

0,5

1000

P=17+5591109
R=0,990
Batas elasttis=(2,07;1173)

1,5

deformasi 0

2000

Rand
dutekan//seratt

500

Randu te
ekan//serat

Pp

P=329+694__1127
R=0.996
bataselastis==(2,19;1199)

Beban

0
deformasi

1000

20
000

P=17
73+443534
R=0,,994
Batass elastis=(2,1;789)
1
1,5 Pe 2 Pp 2,,5 Pest 3

Pe1

A
Afrikatekan//se
erat

Afrika tekan//serat

0,5

2000

500

Beban(kg)

deformasi 0

beban

0,15
Pp

P==345+12071956
R=0.999
Baataselastis=(1.06;935)

Beban(kg)

0,1
Pe

Beban(kg)

Beban(kg)

0,05

P=103+859
750
R=0.999
Batas elastiss=(1.00;966)

Afrika tekan//sserat

Beban

2000

beban

P=35+1742+21421
P

R=0.994
R
Bataselastis(0.11;23
B
31)

deformasi 0

1000

2000

Afrika tekan///serat

beban

500

1,5
Pp

P==9+271568
R==0,990
Batas elastis=(1,6;432)

0
Pest

deformasi0

0,5

1,5

Pe

Pp

2,5

Pest

70

5
500

500
P=272+369579
R=0,996
Bataas elastis=(2,09;503)

0
0
deformasi

2Pe

Pp

3
Pest

0,5

1,5
Pee

2
Pp

P=5
553+328748
R=0
0,996
Batas elastis=(2,7;363)

0
1

2 Pe

Pp3

Pest 4

Pest

P=281+3
333282
R=0.999
9
Batas elastis=(1.93;362)

0
0

0,5

0
0,5

0
deformasi

1,5
1

Pe 2 Pp 2,5
P5
Pest

1,5

Pe2

Pp 2,5 Pest

P
0,5 Pe

Pp
1

Pest
1,5

2,5

deformasi0

Pe

3
Pp

Pest

4
Pe
est

Pp

Pe 3 Pp

4
Pest

P==198+806478
R=0.999
Baataselastis=(1.01;696
6)

0
0

deformasi

1000

1
1000
P=483+7335
524
R=0,999
Batas elastis=(2
2,25;1169)

0
deeformasi

0
deformasi

beban

P=39+347296
R=0,996
8)
Batas elastis=(2,6;958

Pe

0,5

Pe 1 Pp

Pest1,5
P

2000

2
2000

Beban(kg)

1000

P=403+9969
943
R=0,998
Batas elastis=(1
1,8;1399)

defo
ormasi0

2000

1000

1
1000

Bataselastis=(1.8;1013)

P=74
49+687613
R=0,,997
Batas elastis=(2,4;963)

Beban(kg)

Beban(kg)

P=351+740

deformasi0

2000

2
2000

1000 R=0.9999

P=487+350289
R=0,997
Batas elastis=(2,48;3
387)

Beban(kg)

Beban(kg)

Beban(kg)

deforrmasi0

2000

Beban

P=132+36528
87
R=0,999
Batas elastis=(1
1,3;345)

50
00

500

Beban(kg)

1000

Beba
n(kg)

Beban(kg)

Beban

1000

Pe

3 Pp

0
4
Pest

0
deformasi

P=22+913535
P
R
R=0.999
B
Bataselastis=(1.13;10
058)

0,5

1
Pe

Pp

1,5
Pest

71

3
Pp

Pe

Pest

Pe

Pp

0
0

Pest

1000

0,5

beban
3
Pe

Pp

Pest

P= 221+560660
R==0,994
battaselastis=(1,44;645
5)

1,5

2
Pee

P=149+594487
P
R
R=0.999
B
Bataselastis=(2.33;49
91)

0
0

2000

0,5

1,5
Pp

Pe

Peest

Nangka tekan//serat
P=365++906908
R=0,992
1 Batas elaastis=(1,78;1262)
2 Pe
3
Pp

2,5
Pp
Pest

Pest

20
000

Nangkatekan///serat
P=926+12561118
R=0,999
Bataselastis=(1
1.36;789)

0
0

0,5

1Pe

1,5
Pp

P=197+11271246
6
R=0,999
772)
Bataselastis=(0.85;7

0
0

Pest2

0,5

2000

200
00

beban
0
0

5
0,5

Pe

Pp

1,5
Pest

Pp

0
0

P=610++1160739
R=0,999
Bataselastis=(1.41;1033)

0
0,5

1 Pe

P=1
123+11372060
R=0,998
Bataselastis=(0,63;837
7)

0
0

1,5
Pest
2000

Nangkatekan//serat

Nangkatekan//serat
P=7
744+1674547
R=0
0,999
Bataaselastis=(0.94;839)

Pe

Nangkatekan
n//serat

2000

0,2

0,4

0
Pp1,5 Pest 2

0
0,6

Pe0,8 Pp 1 Pest 1,2

N
Nangkatekan//
serat

beban

beban

Nangkatekan//serat

beban

beban

Nangka tekan//sserat

10
000

P= 396+12961193
R=0,998
8) 3
1 bataaselastis=(1,53;1608
2

Nangka tekan//serat

5000

P=44+340
222
R=0,994
Batas elastis=(2.18;921)

beban(kg)

Beban(kg)

P=
=276+798815
R=0,995
Baatas elastis=(2,2;1552
2)

beban

Beban(kg)

2000

20
000

2000

0,5

P=779+11911100
R=0,999
Bataselastis=(1.60;1128)

1 Pe

Pp1,5 Pe
est

72

0
deformasi

0,5

1,5 Pe

2 Pp

2,5
Pest

deformasi 0

2000

200
00

beban(kg)

beban(kg)

N
Nangkatekan//sserat

1000
P==465+11258301

R==0,999
Bataselastis=(1.08;899
9)

0
0

0,5

deformasi

1,5
Pest

Pp

0,4

0,2

6 Pp 0,8 Pest
Pe0,6

100
00

deformasi 0

P=1098+122
254551
R=0,999
Bataselastis==(1.74;1041)

0,5

1,5
Pe

Pp2

Pest2,5

2000

2000

0,2

0,4
4

Pe0,6 Pp

0,8
Pest

deformasi

20
000

1000

beban(kg)

beban(kg)

Nangkatekan//serrat

beban(kg)

P=450+943
639
R=0,999
Bataselastis=(1.31;740)

0,5
5

Pee 1,5 Pp

2
Pest

0
0

deformasi

0,5

1 Pe

1,5
Pp

Peest 2

P=582+1091
11027
R=0,999
Bataselastis=(1.47;1024)

deformasi

0,5
5

1 Pe

Pest 2

1,5Pe

2Pp

Pest
P2,5

P=622+13011109

R=0,999
Bataselastis=(1.24;999)

deformasi

Pe
0,5

Pp 1 Pest

1,5

0,6
Pp

Pest
P 0,8

Nangkatekan///serat

500
0

Pp1,5

0,5

1000

1000

Nangkatekan//serat

10
000

P=8
816+1266718
R=0
0,999
Bataaselastis=(1.29;825))

1,5
Pest

Pp

Nan
ngkatekan//serat

beban(kg)

deformasi

5
500

beban(kg)

beban(kg)
0

1
Pe

P=4
469+11023981
R=0,,996
Batasselastis=(1,40;1099)

0
deformasi

Nangkatekan
n//serat

P=6+652
595
R=0,999
Bataselasttis=(0.58;378)

0,5

10
000

Nangkatekan///serat

1000

deform
masi

500

P=253+154798
88
R=0,999
Bataselastis=(1.18
8;1580)

ngkatekan//seraat
2000 Nan

Nangkatekan
n//serat

0
1Pe

beban

P=107+1
1507226
R=0,999
Bataselasstis=(0.7;1029)

1000

beban(kg)

P=20+8
871851
R=0,997
Bataselastis=(1,38;1195)

Nangkatekan///serat

Nangkatekan//serat

1000

beban

1000

beban

2000

2000

2000

deformasi

P=80+7261030

R=0,999
Bataselastis=(0.63
3;537)

0,2

0,,4 Pe

73

1000
0

2000

500
0

1000
P=322+863414
4
R=0,999
Bataselastis=(1.3
3;839)

0
0

0,5

deformasi

1000

1 Pe

1,5
Pp

Pest2

P=88+10061745
R=0,999
Bataselastis==(0.5;656)

0,2

defo
ormasi

0,4

0,5

deformasi

1,5
Pe

Pp

500
P=299+773668
R=
=0,999
Battaselastis=(1.20;632)

deformaasi

0,5

Pe

1,5
Pp

Pest2
1000
0

Nangkatekan///serat

0
0
deformasi

0,5

1 Pe

Pest2

0,6 Pe

0,8
Pp
p

1
Pest

Pp

Pest

500
0
P 3 Pp
Pe

4
Pest

d
deformasi

Pe

Pp

P
Pest

N
Nangkatekan//s
serat
P=17
7+653166
R=0,,999
Batasselastis=(1,76;4788
8)

deflormasi

0,2

0,4

0,6 Pe

0,8
Pp

1
Pest

Nangkatekaan//serat

0
1,5
Pp

deformasi

500
0

P=322+863414
4
R=0,999
Bataselastis=(1.3
3;839)

3
Pe

P=1506+138
841025
R=0,997
bataselastis== (2,38;1819)

2000

1000

2000

0,4

Nanggka tekan//seratt

beban

Nangkatekan//serat

deformasi

4000

0,2

deformasi

2000

P=1000+120
00628
R=0,996
Bataselastis=(2,35;1853)

2Pest

1000

Pp 0,8 Pest

4000

2000
P=
=306+854539
R=0,999
Baataselastis=(1,17;69
98)

0,6
Pe

P=1
17+653166
R=0
0,999
Bataaselastis=(1,76;478
88)

4000

500

Nangkatekan///serat

500

Nangkatekan///serat

1000

1000

Nangkatekkan//serat

Nangkatekan///serat

0
defo
ormasi

P=88+1006
1745
R=0,999
Bataselastiss=(0.5;656)

0,2

0,4

0,6
Pe

Pp 0,8Pest

74

75
Lampiran 4A
Perhitungan MOE Metode Pertama dan Metode Kedua CKBC tekan sejajar serat.
MOE
p/L
Sample
b rata-rata h tara- L bentang p/L
metode
metode
(cm)
metode
(cm)
rata
pertama
kedua
pertama
(cm)
(kg/cm2)
(kg/cm)
(kg/cm)
1 Nangka
(Face)
2.04
2.05
8.01
12700
11050
24333.8
2 Nangka
(Face)
2.03
2.05
8.02
14510
12640
27843.8
3 Nangka
(Face)
2.07
1.93
7.98
10060
8960
20120.3
4 Nangka
(Face)
1.95
1.90
7.99
11190
10670
24238.4
5 Nangka
(Face)
2.08
2.03
7.98
15330
14900
28968.2
6 Nangka
(Face)
2.05
2.06
7.95
12120
11200
22786.2
7 Nangka
(Face)
2.05
2.02
8.01
14220
12720
27479.2
8 Nangka
(Face)
2.07
2.04
7.96
7370
5230
13909.2
9 Nangka
(Face)
2.01
2.02
8.04
8850
8160
17481.3
10Nangka
(Face)
2.02
1.98
8.04
11130
10640
22386.6
11Nangka
(Face)
2.06
2.03
7.97
18720
18360
35621.3
12Nangka
(Face)
2.08
2.05
8.00
12480
10890
23425.6
13Nangka
(Face)
2.07
2.06
7.84
11530
9930
21242.4
14Nangka
(Face)
2.04
1.94
7.95
7567
7020
15217.6
15Nangka
(Face)
2.03
2.05
2.05
17610
16610
8717.5
16Nangka
(Face)
2.04
2.05
8.06
14440
12320
27926.1
17Nangka
(Face)
2.03
2.07
8.07
9045
7850
17447.4
18Nangka
(Face)
2.01
2.02
8.07
12570
12370
24943.9
19Nangka
(Face)
2.06
2.11
8.01
10760
9880
19912.0
20Nangka
(Face)
2.04
2.06
8.01
17110
16090
32612.3
21Nangka
(Face)
2.08
2.04
8.05
14980
12920
28406.1
22Nangka
(Face)
2.08
2.01
8.08
13030
10340
25119.9
23Nangka
(Face)
2.08
1.94
7.99
6510
6120
12898.0
24Nangka
(Face)
2.01
2.11
8.03
10190
9500
19328.2
25Nangka
(Face)
1.99
2.04
8.01
7991
7420
15793.9
26Nangka
(Face)
1.99
2.02
8.04
9924
8770
19834.6
27Nangka
(Face)
2.07
2.03
8.01
8839
8050
16848.6

MOE
Metode
kedua
(kg/cm2)
21172.3
24255.4
17920.2
23112.1
28155.6
21056.6
24580.5
9870.5
16118.4
21401.0
34936.2
20441.1
18294.6
14117.5
8222.5
23826.1
15142.3
24547.0
18283.5
30668.1
24499.8
19934.0
12125.3
18019.4
14665.3
17528.1
15344.7

76
28Nangka
(Face)
29Nangka
(Face)
1 Nangka
(Back)
2 Nangka
(Back)
3 Nangka
(Back)
4 Nangka
(Back)
5 Nangka
(Back)
6 Nangka
(Back)
7 Nangka
(Back)
8 Nangka
(Back)
9 Nangka
(Back)
10Nangka
(Back)
11Nangka
(Back)
12 Nangka
(Back
13Nangka
(Back)
14Nangka
(Back)
15Nangka
(Back)
16Nangka
(Back)
17Nangka
(Back)
18Nangka
(Back)
19Nangka
(Back)
20Nangka
(Back)
21Nangka
(Back)
22Nangka
(Back)
23Nangka
(Back)
24Nangka
(Back)
25Nangka
(Back)
26Nangka
(Back)
27Nangka
(Back)
28Nangka
(Back)
29Nangka

2.02

2.05

8.07

13470

12810

26344.5

25053.7

2.06

2.07

8.01

15320

13840

28872.3

26083.1

2.08

2.02

8.01

11900

11660

22771.9

22312.7

2.10

2.07

7.98

11630

15900

21409.0

29269.4

2.11

2.08

8.08

13820

12960

25455.0

23871.0

1.74

1.81

8.06

6710

5600

17213.3

14365.8

1.85

1.84

8.06

10190

9060

24129.3

21453.6

1.93

2.00

8.07

12680

12560

26432.8

26182.7

1.94

2.01

8.02

11480

12270

23578.5

25201.1

2.05

2.06

8.02

11700

11370

22214.1

21587.5

2.11

2.04

8.04

16820

16740

31489.0

31339.3

2.00

2.04

8.03

11920

11600

23419.9

22791.2

2.00

2.07

7.98

12280

11910

23746.9

23031.4

2.05

2.11

7.77

15710

15470

28187.1

27756.5

2.04

2.09

8.05

14920

15070

28081.6

28364.0

1.93

1.99

7.88

9500

8710

19451.4

17833.9

1.98

1.96

8.04

12560

12580

25997.6

26039.0

2.07

2.10

8.00

12300

12250

22616.9

22524.9

1.94

2.13

8.02

12170

11020

23711.7

21471.1

2.05

2.02

7.98

6628

6520

12735.2

12527.7

2.05

2.08

8.00

9560

9430

17931.7

17687.9

1.91

2.04

7.97

13260

13010

27036.5

26526.7

1.91

2.03

7.98

12810

12660

26288.4

25980.5

2.08

2.05

7.93

11310

10910

21014.1

20270.9

2.05

1.96

8.05

7354

7260

14728.6

14540.3

2.03

2.05

8.02

8770

8630

16847.7

16578.8

2.06

2.02

8.03

10340

10060

19943.3

19403.2

2.08

2.09

7.92

6510

6530

11847.8

11884.2

1.97

2.01

6.98

8858

8540

15674.2

15111.5

2.02
2.03

2.02
2.03

6.98
8.02

13520
11600

12000
10610

23083.3
22511.7

20488.1
20590.5

77
(Back)
30Nangka
(Back)
1 sengon
(Core)
2 sengon
(Core)
3 sengon
(Core)
4 sengon
(Core)
5 sengon
(Core)
6 sengon
(Core)
7 sengon
(Core)
8 sengon
(Core)
9 sengon
(Core)
10 sengon
(Core)
1 afrika
(Core)
2 afrika
(Core)
3 afrika
(Core)
4 afrika
(Core)
5 afrika
(Core)
6 afrika
(Core)
7 afrika
(Core)
8 afrika
(Core)
9 afrika
(Core)
10 afrika
(Core)
1 randu
(Core)
2 randu
(Core)
3 randu
(Core)
4 randu
(Core)
5 randu
(Core)
6 randu
(Core)
7 randu
(Core)
8 randu
(Core)
9 randu
(Core)

1.98

1.87

7.99

7873

7730

17011.9

16702.9

2.12

2.10

8.08

8176

8060

14806.9

14596.8

2.10

2.06

8.04

10530

9960

19614.9

18553.1

2.08

2.03

7.98

7724

7400

14585.7

13973.9

2.06

2.07

7.94

7374

6870

13742.2

12802.9

2.08

2.06

7.98

8793

7980

16356.5

14844.2

2.07

2.09

7.97

7420

7330

13644.6

13479.1

2.15

2.11

7.98

3713

3470

6516.0

6089.6

2.14

2.11

7.98

3842

3400

6808.5

6025.2

2.13

2.18

8.03

9312

9130

16123.3

15808.2

2.14

2.17

7.99

6022

5940

10400.3

10258.7

2.05

2.07

7.96

7569

6940

14207.1

13026.4

2.07

2.02

8.01

19800

17420

37970.7

33406.5

2.04

1.99

7.95

5680

5060

11167.4

9948.4

2.03

1.97

7.96

5534

5410

11063.5

10815.6

2.05

2.04

8.06

8748

8590

16833.2

16529.2

2.04

2.05

8.01

12330

12070

23592.9

23095.4

2.06

2.00

8.00

4810

4480

9353.6

8711.8

2.01

2.07

8.06

4792

4430

9306.1

8603.1

2.07

2.03

8.01

6913

6790

13181.8

12947.2

2.11

2.02

7.95

6052

5590

11270.8

10410.4

1.96

1.87

8.03

2316

2110

5076.5

4624.9

1.95

1.83

8.05

2243

2200

5057.4

4960.5

1.74

1.75

8.03

3748

3500

9877.5

9223.9

1.97

1.77

8.05

3763

3650

8729.1

8467.0

1.92

1.91

8.04

3433

3030

7560.9

6673.3

1.91

1.93

8.05

3970

3700

8667.1

8077.6

2.03

1.94

8.00

2965

2710

6026.2

5507.9

2.06

1.95

8.00

3440

3440

6859.9

6859.9

1.94

1.92

7.99

3405

3330

7331.5

7170.0

78
10 randu
(Core)

1.93

1.91

7.91

3485

3280

Lampiran 4B
Perhitungan MOE Metode Pertama dan Metode Kedua CKBC tekan tegak lurus
Sample
b
rata- h
tara- L bentang p/L
p/L
rata (cm) rata (cm)
(cm)
metode
metode
pertama
kedua
(kg/cm)
(kg/cm)
1 Nangka
(Face)
2.03
2.05
8.00
15270
14890
2 Nangka
(Face)
2.03
2.05
7.99
17720
17610
3 Nangka
(Face)
2.00
1.93
8.02
10420
9720
4 Nangka
(Face)
1.95
1.90
8.08
13820
12750
5 Nangka
(Face)
2.08
2.03
8.08
13560
11950
6 Nangka
(Face)
2.04
2.06
8.09
15600
15340
7 Nangka
(Face)
2.03
2.02
8.01
9432
9090
8 Nangka
(Face)
2.04
2.04
8.04
10280
9300
9 Nangka
(Face)
2.02
2.02
8.02
12430
12800
10Nangka
(Face)
2.00
1.98
8.04
10760
10180
11Nangka
(Face)
2.04
2.03
8.03
4423
5340
12Nangka
(Face)
2.03
2.05
7.98
15120
15070
13Nangka
(Face)
2.06
2.06
8.05
22230
21790
14Nangka
(Face)
2.06
1.94
8.05
8531
7020
15Nangka
(Face)
2.03
2.05
8.05
13410
12540
16Nangka
(Face)
2.03
2.05
8.08
11830
10040
17Nangka
(Face)
2.07
2.07
8.00
13570
8500
18Nangka
(Face)
2.04
2.02
7.99
7689
6640
19Nangka
(Face)
2.04
2.10
7.98
6600
6220
20Nangka
(Face)
2.03
2.06
7.98
14240
14200
21Nangka
(Face)
2.09
2.04
8.01
11880
11500
22Nangka
(Face)
2.10
2.01
7.96
17540
15970
23Nangka
(Face)
2.01
1.94
8.03
10460
9870
24Nangka
(Face)
2.00
2.11
8.02
13500
11550
25Nangka
(Face)
2.01
2.04
8.03
10530
9760
26Nangka
2.01
2.02
8.06
16140
16420

7467.2

serat
MOE
pertama
(kg/cm2)

7028.0

MOE
Metode
kedua
(kg/cm2)

7441.52

7256.34

8627.07

8573.52

5396.17

5033.66

7290.95

6726.46

6674.87

5882.35

7558.14

7432.17

4669.31

4500.00

5035.51

4555.47

6148.90

6331.93

5424.75

5132.34

2175.07

2626.01

7368.42

7344.05

10791.26

10577.67

4400.83

3621.36

6544.66

6120.06

5776.37

4902.34

6566.66

4113.23

3799.85

3281.44

3136.14

2955.57

6921.02

6901.58

5832.11

5645.56

8711.20

7931.46

5382.04

5078.47

6407.21

5481.73

5174.45

4796.07

7980.22

8118.67

79
(Face)
27Nangka
(Face)
28Nangka
(Face)
29Nangka
(Face)
30Nangka
(Face)
1 Nangka
(Back)
2 Nangka
(Back)
3 Nangka
(Back)
4 Nangka
(Back)
5 Nangka
(Back)
6 Nangka
(Back)
7 Nangka
(Back)
8 Nangka
(Back)
9 Nangka
(Back)
10Nangka
(Back)
11Nangka
(Back)
12Nangka
(Back)
13Nangka
(Back)
14Nangka
(Back)
15Nangka
(Back)
16Nangka
(Back)
17Nangka
(Back)
18Nangka
(Back)
19Nangka
(Back)
20Nangka
(Back)
21Nangka
(Back)
22Nangka
(Back)
23Nangka
(Back)
24Nangka
(Back)
25Nangka
(Back)
26Nangka
(Back)

2.07

2.03

6.94

14230

12230

6999.51

6015.74

2.08

2.05

7.05

15170

12120

7409.04

5919.41

2.09

2.07

8.02

10300

10290

4978.25

4973.42

2.13

2.02

8.02

12450

12160

6175.60

6031.75

2.13

2.06

8.00

8939

6330

4329.86

3066.12

2.13

2.08

8.02

15660

12360

7534.28

5946.60

1.84

1.81

8.00

5070

4630

2804.98

2561.55

1.83

1.84

7.97

3938

3610

2144.88

1966.23

1.98

2.00

7.97

10810

8580

5396.90

4283.57

1.97

2.01

7.97

11520

9930

5725.65

4935.39

2.07

2.06

8.00

8758

7080

4259.73

3443.58

2.04

2.04

7.98

7668

7050

3762.51

3459.27

2.00

2.04

8.01

19180

15000

9388.15

7342.14

1.98

2.07

8.01

11510

10490

5564.42

5071.31

2.09

2.11

7.95

14450

12130

6837.00

5739.30

2.08

2.09

8.03

9572

8470

4574.43

4047.79

1.95

1.99

7.99

8734

8590

4387.84

4315.50

1.94

1.96

7.94

7353

6190

3746.75

3154.14

2.10

2.10

8.04

6545

6060

3117.41

2886.40

2.04

2.13

8.02

5188

4400

2439.12

2068.64

2.03

2.02

8.02

8722

7490

4312.48

3703.34

2.06

2.08

8.08

4790

4290

2302.88

2062.50

1.95

2.04

8.18

8258

7780

4045.06

3810.92

1.94

2.03

8.00

7102

6340

3494.22

3119.31

2.07

2.05

8.07

3718

2990

1814.10

1458.89

2.07

1.96

8.08

4733

4430

2416.03

2261.36

2.03

2.05

8.00

9768

9160

4755.60

4459.59

2.03

2.02

7.97

16810

15280

8317.66

7560.61

2.09

2.09

7.90

8222

7770

3928.33

3712.37

2.05

2.01

7.99

4070

3330

2029.42

1660.43

80
27Nangka
(Back)
28Nangka
(Back)
29Nangka
(Back)
30Nangka
(Back)
1
sengon
(Core)
2
sengon
(Core)
3
sengon
(Core)
4
sengon
(Core)
5
sengon
(Core)
6
sengon
(Core)
7
sengon
(Core)
8
sengon
(Core)
9
sengon
(Core)
10 sengon
(Core)
1
afrika
(Core)
2
afrika
(Core)
3
afrika
(Core)
4
afrika
(Core)
5
afrika
(Core)
6
afrika
(Core)
7
afrika
(Core)
8
afrika
(Core)
9
afrika
(Core)
10
afrika
(Core)
1
randu
(Core)
2
randu
(Core)
3
randu
(Core)
4
randu
(Core)
5
randu
(Core)
6
randu
(Core)
7
randu

2.02

2.02

8.01

15620

11870

7721.21

5867.52

2.05

2.03

8.04

17880

11760

8794.88

5784.55

1.98

1.87

8.01

4415

3870

2363.49

2071.73

2.03

2.05

8.00

5108

4240

2681.36

2225.72

2.06

2.10

8.03

8176

8060

3888.70

3833.53

2.09

2.06

8.06

10530

9960

5121.60

4844.36

2.08

2.03

7.96

7724

7400

3806.80

3647.12

2.06

2.07

7.92

7374

6870

3558.88

3315.64

2.09

2.06

7.99

8793

7980

4267.41

3872.85

2.11

2.09

7.96

7420

7530

3543.46

3595.99

2.14

2.11

7.96

3713

3470

1759.72

1644.55

2.14

2.11

7.94

3842

3400

1823.45

1613.67

2.15

2.18

7.98

9312

9130

4277.45

4193.84

2.12

2.17

8.05

6032

5940

2783.57

2741.12

2.05

2.07

8.03

7569

6940

3650.35

3347.00

2.03

2.02

7.96

19800

17420

9806.84

8628.03

2.03

1.99

7.95

5680

5060

2860.02

2547.83

2.04

1.97

7.96

5534

5410

2814.85

2751.78

2.01

2.04

7.94

8748

8590

4289.29

4211.82

2.01

2.05

8.04

12330

12070

6017.57

5890.68

2.01

2.00

8.01

4810

4480

2406.20

2241.12

2.06

2.07

8.04

4792

4430

2314.98

2140.10

2.02

2.03

8.00

6913

6790

3399.56

3339.07

2.03

2.02

7.84

6052

5590

2993.08

2764.59

1.97

1.87

8.08

2316

2110

1228.70

1205.15

1.97

1.83

7.99

2243

2200

2140.49

1998.86

1.79

1.75

8.03

3748

3500

2131.41

2067.40

1.67

1.77

8.03

3763

3650

1801.63

1590.13

1.92

1.91

7.98

3433

3030

2059.66

1919.58

1.91

1.93

8.05

3970

3700

1529.53

1397.99

2.04

1.94

8.01

2965

2710

1768.18

1768.18

81
(Core)
8
randu
(Core)
9
randu
(Core)
10
randu
(Core)

2.04

1.95

8.05

3440

3440

1777.14

1738.00

1.92

1.92

7.98

3405

3330

1820.79

1713.69

1.94

1.91

8.00

3485

3280

1749.80

1652.91

Lampiran 5 A
Perhitungan MOE Glulam tekan sejajar muka lamina
Jenis Glulam
Na - Af Na
Na - Af Na
Na - Af Na
Na - Af Na
Na - Af Na
Na - Se Na
Na - Se Na
Na - Se Na
Na - Se Na
Na - Se Na
Na - Ra Na
Na - Ra Na
Na - Ra Na
Na - Ra Na
Na - Ra Na

L (cm)
5.03
5.01
4.99
5.03
5.02
5.04
5.04
5.13
4.92
4.97
5.02
5.03
5.03
4.97
5.02

b (cm)
4.61
4.31
3.82
4.19
4.66
4.29
4.28
3.41
4.37
4.46
4.32
4.18
4.17
4.18
4.95

h bentang (cm)
6.07
5.83
6.00
6.08
6.14
6.17
6.24
6.15
6.13
6.06
6.03
5.98
6.01
5.96
5.35

Lampiran 5 B
Perhitungan MOE Glulam tekan tegak lurus muka lamina
Jenis Glulam
L (cm)
b (cm)
h (cm)
Na - Af Na
19.93
4.44
6.06
Na - Af Na
20.08
4.07
5.86
Na - Af Na
20.1
4.46
6.07
Na - Af Na
20.03
4.48
6.10
Na - Af Na
19.88
4.66
6.15
Na - Se Na
20.06
4.24
6.15
Na - Se Na
20.03
4.41
6.24
Na - Se Na
19.78
3.89
6.13
Na - Se Na
20.11
4.25
6.14
Na - Se Na
20.04
4.40
6.04
Na - Ra Na
20.01
4.14
6.01
Na - Ra Na
19.93
4.86
6.13
Na - Ra Na
19.98
3.99
6.01
Na - Ra Na
19.95
4.32
5.96
Na - Ra Na
19.45
4.86
5.34

p/L (kg/cm)
63200
52900
18400
11000
31700
53800
34800
49000
41300
28700
30600
35000
14400
62300
57400

MOE (kg/cm2)
11361.54
10568.08
7586.34
5892.71
12421.66
2171.95
5559.12
10239.55
6577.33
11978.07
4010.67
5279.59
7048.44
2886.34
10874.02

p/L (kg/cm)
17400
13800
12400
18400
19600
12600
17800
14100
24500
15200
19500
14500
9500
13000
15600

MOE (kg/cm2)
3923.34
3394.83
5759.29
4710.14
3009.26
4107.60
4203.30
2973.80
4033.08
3625.14
2783.39
3455.33
2986.00
2379.76
3208.89

82
Lampiran 6 A
Kekuatan tekan Contoh Kecil Bebas Cacat tekan sejajar serat
Ulangan
h (cm)
b (cm)
L (cm)
Nangka
2.04
2.05
8.01
Nangka
2.03
2.05
8.02
Nangka
2.07
1.93
7.98
Nangka
1.95
1.90
7.99
Nangka
2.08
2.03
7.98
Nangka
2.05
2.06
7.95
Nangka
2.05
2.02
8.01
Nangka
2.07
2.04
7.96
Nangka
2.01
2.02
8.04
Nangka
2.02
1.98
8.04
Nangka
2.06
2.03
7.97
Nangka
2.08
2.05
8.00
Nangka
2.07
2.06
7.84
Nangka
2.04
1.94
7.95
Nangka
2.03
2.05
2.05
Nangka
2.04
2.05
8.06
Nangka
2.03
2.07
8.07
Nangka
2.01
2.02
8.07
Nangka
2.06
2.11
8.01
Nangka
2.04
2.06
8.01
Nangka
2.08
2.04
8.05
Nangka
2.08
2.01
8.08
Nangka
2.08
1.94
7.99
Nangka
2.01
2.11
8.03
Nangka
1.99
2.04
8.01
Nangka
1.99
2.02
8.04
Nangka
2.07
2.03
8.01
Nangka
2.02
2.05
8.07
Nangka
2.06
2.07
8.01
Nangka
2.08
2.02
8.01
Nangka
2.10
2.07
7.98
Nangka
2.11
2.08
8.08
Nangka
1.74
1.81
8.06
Nangka
1.85
1.84
8.06
Nangka
1.93
2.00
8.07
Nangka
1.94
2.01
8.02
Nangka
2.05
2.06
8.02
Nangka
2.11
2.04
8.04
Nangka
2.00
2.04
8.03
Nangka
2.00
2.07
7.98
Nangka
2.05
2.11
7.77
Nangka
2.04
2.09
8.05
Nangka
1.93
1.99
7.88
Nangka
1.98
1.96
8.04
Nangka
2.07
2.10
8.00
Nangka
1.94
2.13
8.02
Nangka
2.05
2.02
7.98
Nangka
2.05
2.08
8.00
Nangka
1.91
2.04
7.97
Nangka
1.91
2.03
7.98
Nangka
2.08
2.05
7.93
Nangka
2.05
1.96
8.05
Nangka
2.03
2.05
8.02
Nangka
2.06
2.02
8.03
Nangka
2.08
2.09
7.92
Nangka
1.97
2.01
6.98

P maksimum
2225.89
1539.55
1039.96
503.04
2213.43
2229.87
1790.64
1571
1531.09
1215.95
2309.37
1807.22
1390.44
1081.57
2096.6
2096.6
1538
1769.19
1526.21
2221.38
2221.38
1879.6
790.99
1629.8
920.6
1446.86
1335.6
1592.58
2313.66
1819.94
2173.29
1941.68
761.89
1466.75
1207.71
1144.63
1401.66
1975.95
1574.96
1570.13
2145.51
2280.39
1435.32
1675.02
1736.5
1582.57
786.35
1224.3
1631.8
1501.57
1111
1087
1495
918.65
950.96
1135.32

Fc Kg/cm2
532.25
368.50
260.68
136.34
524.20
527.26
432.00
372.38
376.16
304.16
551.16
424.03
326.70
273.70
505.30
502.81
367.44
434.88
352.65
528.59
523.53
448.69
196.09
384.83
227.21
359.76
317.68
385.92
544.16
435.06
501.40
442.84
242.46
431.13
312.09
293.10
331.91
460.16
385.45
380.39
495.56
533.04
373.14
431.18
399.28
384.52
189.24
287.12
417.51
386.30
260.18
270.41
358.19
220.76
218.44
288.02

83
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu

2.02
2.03
1.98
2.12
2.10
2.08
2.06
2.08
2.07
2.15
2.14
2.13
2.14
2.05
2.07
2.04
2.03
2.05
2.04
2.06
2.01
2.07
2.11
1.96
1.95
1.74
1.97
1.92
1.91
2.03
2.06
1.94
1.93
2.04
2.03

2.02
2.03
1.87
2.10
2.06
2.03
2.07
2.06
2.09
2.11
2.11
2.18
2.17
2.07
2.02
1.99
1.97
2.04
2.05
2.00
2.07
2.03
2.02
1.87
1.83
1.75
1.77
1.91
1.93
1.94
1.95
1.92
1.91
2.05
2.05

6.98
8.02
7.99
8.08
8.04
7.98
7.94
7.98
7.97
7.98
7.98
8.03
7.99
7.96
8.01
7.95
7.96
8.06
8.01
8.00
8.06
8.01
7.95
8.03
8.05
8.03
8.05
8.04
8.05
8.00
8.00
7.99
7.91
8.01
8.02

Lampiran 6 B
Kekuatan tekan Contoh Kecil Bebas Cacat tekan tegak lurus serat
Ulangan
h (cm)
b (cm)
L (cm)
Nangka
2.03
2.05
8.00
Nangka
2.03
2.05
7.99
Nangka
2.00
1.93
8.02
Nangka
1.95
1.90
8.08
Nangka
2.08
2.03
8.08
Nangka
2.04
2.06
8.09
Nangka
2.03
2.02
8.01
Nangka
2.04
2.04
8.04
Nangka
2.02
2.02
8.02
Nangka
2.00
1.98
8.04
Nangka
2.04
2.03
8.03
Nangka
2.03
2.05
7.98
Nangka
2.06
2.06
8.05
Nangka
2.06
1.94
8.05
Nangka
2.03
2.05
8.05
Nangka
2.03
2.05
8.08
Nangka
2.07
2.07
8.00
Nangka
2.04
2.02
7.99
Nangka
2.04
2.10
7.98
Nangka
2.03
2.06
7.98

2388.83
2271.67
937.69
2225.89
446.046
431.349
422.641
426.003
429.100
433.249
454.494
450.477
463.483
462.871
1319.59
710.01
1006.34
1266.01
1353.04
1263.92
977.36
1079.27
1402.73
1235.14
348.16
332.43
489.35
586.7
510.41
453.46
510.2
443.86
445.55
433.55
348.16

P Elastisitas
1047.7
1966.6
756.7
788.2
878.3
904.4
1785.1
1877.3
1784.1
1687.1
1423.6
1122.1
564.3
1134.9
806.3
853.8
956.7
1196.7
1170.6
768.0

584.57
549.90
253.52
532.78
246.21
391.02
320.18
306.31
408.13
328.43
237.08
231.54
318.98
241.27
311.13
170.05
249.00
317.84
323.22
302.08
237.57
259.91
333.97
289.23
95.09
93.17
160.52
168.98
139.77
122.95
129.62
110.67
120.05
117.43
95.09

Fc Kg/(cm2)
64.4
121.1
47.2
49.9
52.2
54.7
109.6
114.5
110.0
105.1
87.0
69.2
34.1
68.4
49.4
52.1
57.7
73.2
72.0
47.4

84
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Nangka
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Sengon
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika
Afrika

2.09
2.10
2.01
2.00
2.01
2.01
2.07
2.08
2.09
2.13
2.13
2.13
1.84
1.83
1.98
1.97
2.07
2.04
2.00
1.98
2.09
2.08
1.95
1.94
2.10
2.04
2.03
2.06
1.95
1.94
2.07
2.07
2.03
2.03
2.09
2.05
2.02
2.05
1.98
2.03
2.06
2.09
2.08
2.06
2.09
2.11
2.14
2.14
2.15
2.12
2.05
2.03
2.03
2.04
2.01
2.01
2.01
2.06
2.02
2.03

2.04
2.01
1.94
2.11
2.04
2.02
2.03
2.05
2.07
2.02
2.06
2.08
1.81
1.84
2.00
2.01
2.06
2.04
2.04
2.07
2.11
2.09
1.99
1.96
2.10
2.13
2.02
2.08
2.04
2.03
2.05
1.96
2.05
2.02
2.09
2.01
2.02
2.03
1.87
2.05
2.10
2.06
2.03
2.07
2.06
2.09
2.11
2.11
2.18
2.17
2.07
2.02
1.99
1.97
2.04
2.05
2.00
2.07
2.03
2.02

8.01
7.96
8.03
8.02
8.03
8.06
6.94
7.05
8.02
8.02
8.00
8.02
8.00
7.97
7.97
7.97
8.00
7.98
8.01
8.01
7.95
8.03
7.99
7.94
8.04
8.02
8.02
8.08
8.18
8.00
8.07
8.08
8.00
7.97
7.90
7.99
8.01
8.04
8.01
8.00
8.03
8.06
7.96
7.92
7.99
7.96
7.96
7.94
7.98
8.05
8.03
7.96
7.95
7.96
7.94
8.04
8.01
8.04
8.00
7.84

1024.4
850.9
623.5
236.7
883.7
1119.8
2171.6
2420.3
664.0
247.2
1123.8
849.7
1499.4
782.7
293.8
2191.4
1422.1
925.2
1024.5
402.3
689.3
1277.1
951.2
375.7
1253.1
743.2
1080.0
1169.4
1121.0
831.2
899.6
941.4
212.6
711.3
2241.8
703.5
1735.0
1271.0
1155.0
1008.7
682.03
578.07
275.19
379.38
717.14
618.95
590.02
609.17
822.14
538.09
595.643
654.684
965.626
696.617
635.290
620.888
600.152
667.208
808.239
639.327

61.3
51.0
38.7
14.8
54.7
69.1
151.0
165.3
39.6
14.5
65.9
49.8
102.1
53.7
18.6
139.5
85.9
56.8
63.9
25.3
41.5
76.4
61.0
24.3
74.3
45.5
66.2
70.4
70.3
53.5
53.9
56.2
13.1
43.9
135.9
43.1
107.0
77.2
72.9
63.9
41.1
34.3
16.6
23.2
43.1
36.9
34.6
35.9
48.0
31.6
36.1
40.6
59.8
43.0
39.8
38.5
37.3
40.4
50.0
40.2

85
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu
Randu

1.97
1.97
1.79
1.67
1.92
1.91
2.04
2.04
1.92
1.94

1.87
1.83
1.75
1.77
1.91
1.93
1.94
1.95
1.92
1.91

8.08
7.99
8.03
8.03
7.98
8.05
8.01
8.05
7.98
8.00

220.225
139.049
245.306
224.208
297.910
480.318
462.502
366.808
416.232
265.043

Lampiran 7 A
Kekuatan tekan Glulam sejajar muka lamina
Jenis Glulam
L (cm)
b (cm)
Na - Af Na
5.03
4.61
Na - Af Na
5.01
4.31
Na - Af Na
4.99
3.82
Na - Af Na
5.03
4.19
Na - Af Na
5.02
4.66
Na - Se Na
5.04
4.29
Na - Se Na
5.04
4.28
Na - Se Na
5.13
3.41
Na - Se Na
4.92
4.37
Na - Se Na
4.97
4.46
Na - Ra Na
5.02
4.32
Na - Ra Na
5.03
4.18
Na - Ra Na
5.03
4.17
Na - Ra Na
4.97
4.18
Na - Ra Na
5.02
4.95

h (cm)
6.07
5.83
6.00
6.08
6.14
6.17
6.24
6.15
6.13
6.06
6.03
5.98
6.01
5.96
5.35

P maksimum
1492.09
2305.51
1252.51
699.67
1962.56
2024.58
1074.29
2024.58
1226.77
1143.21
641.78
672.76
1556.28
674.1
1455.6

Fc (kg/cm2)
53.32
91.75
54.65
27.46
68.59
76.49
40.22
96.54
45.80
42.30
24.64
26.91
62.10
27.06
54.96

P Elastis
550
350
650
400
450
350
450
450
350
350
250
450
450
300
400

Fc (kg/cm2)
6.22
4.28
7.25
4.46
4.86
4.12
5.09
5.85
4.10
3.97
3.02
4.65
5.64
3.48
4.23

Lampiran 7 B
Kekuatan tekan Glulam tekan tegak lurus muka lamina
Jenis Glulam
l (cm)
b (cm)
h (cm)
Na - Af Na
19.93
4.44
6.06
Na - Af Na
20.08
4.07
5.86
Na - Af Na
20.1
4.46
6.07
Na - Af Na
20.03
4.48
6.10
Na - Af Na
19.88
4.66
6.15
Na - Se Na
20.06
4.24
6.15
Na - Se Na
20.03
4.41
6.24
Na - Se Na
19.78
3.89
6.13
Na - Se Na
20.11
4.25
6.14
Na - Se Na
20.04
4.40
6.04
Na - Ra Na
20.01
4.14
6.01
Na - Ra Na
19.93
4.86
6.13
Na - Ra Na
19.98
3.99
6.01
Na - Ra Na
19.95
4.32
5.96
Na - Ra Na
19.45
4.86
5.34

13.8
8.9
17.1
16.7
19.4
31.2
28.3
22.3
27.2
17.1

86
Lampiran 8 A
Uji t- berpasangan ckbc kayu Nangka tekan sejajar serat
MOE Pertama (kg/cm2)
24333.8
27843.8
20120.3
24238.4
28968.2
22786.2
27479.2
13909.2
17481.3
22386.6
35621.3
23425.6
21242.4
15217.6
8717.5
27926.1
17447.4
24943.9
19912.0
32612.3
28406.1
25119.9
12898.0
19328.2
15793.9
19834.6
16848.6
26344.5
28872.3
22771.9
21409.0
25455.0
17213.3
24129.3
26432.8
23578.5
22214.1
31489.0
23419.9
23746.9
28187.1
28081.6
19451.4
25997.6
22616.9
23711.7
12735.2
17931.7
27036.5
26288.4
21014.1
14728.6
16847.7
19943.3

MOE Kedua (kg/cm2)


21172.3
24255.4
17920.2
23112.1
28155.6
21056.6
24580.5
9870.5
16118.4
21401.0
34936.2
20441.1
18294.6
14117.5
8222.5
23826.1
15142.3
24547.0
18283.5
30668.1
24499.8
19934.0
12125.3
18019.4
14665.3
17528.1
15344.7
25053.7
26083.1
22312.7
29269.4
23871.0
14365.8
21453.6
26182.7
25201.1
21587.5
31339.3
22791.2
23031.4
27756.5
28364.0
17833.9
26039.0
22524.9
21471.1
12527.7
17687.9
26526.7
25980.5
20270.9
14540.3
16578.8
19403.2

87
11847.8
15674.2
23083.3
22511.7
17011.9

11884.2
15111.5
20488.1
20590.5
16702.9

t-Test: Paired Two Sample for Means

Mean
Variance
Observations

MOE Peratama
(kg/cm2)
2214.609881

MOE Kedua (kg/cm2)


2089.937796

299932.6709

308648.0888

59

59

Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail

0.948133388
0
58
5.384997336
6.85557E-07

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.671552763
1.37111E-06

t Critical two-tail

2.001717468

88
Lampiran 8 B
Uji t- berpasangan ckbc kayu Sengon tekan sejajar serat
MOE Pertama (kg/cm2)
14806.9
19614.9
14585.7
13742.2
16356.5
13644.6
6516.0
6808.5
16123.3
10400.3

MOE Kedua (kg/cm2)


14596.8
18553.1
13973.9
12802.9
14844.2
13479.1
6089.6
6025.2
15808.2
10258.7

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Pertama (kg/mm2)

MOE Kedua (kg/mm2)

Mean
Variance

13259.89236
17553722.18

12643.16992
16503769.17

Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat

10
0.994424701
0
9
4.297130979

10

P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

0.000999523
1.833112923
0.001999046

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 8 C
Uji t- berpasangan ckbc kayu Afrika tekan sejajar serat
MOE pertama (kg/cm2)
14207.1
37970.7
11167.4
11063.5
16833.2
23592.9
9353.6
9306.1
13181.8
11270.8

MOE Kedua (kg/cm2)


13026.4
33406.5
9948.4
10815.6
16529.2
23095.4
8711.8
8603.1
12947.2
10410.4

89
t-Test: Paired Two Sample for Means
MOE Pertama (kg/cm2)

MOE Kedua (kg/cm2)

Mean
Variance
Observations

15794.69407
78984834.83
10

Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail

0.995448356
0
9
3.570047145
0.015092731

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.833112923
0.030185461

t Critical two-tail

2.262157158

14749.40906
62078622.99
10

Lampiran 8 D
Uji t- berpasangan ckbc kayu Randu tekan sejajar serat
MOE Pertama (kg/cm2)
5076.5
5057.4
9877.5
8729.1
7560.9
8667.1
6026.2
6859.9
7331.5
7467.2

MOE Kedua (kg/cm2)


4624.9
4960.5
9223.9
8467.0
6673.3
8077.6
5507.9
6859.9
7170.0
7028.0

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Konvensional (kg/mm2)

MOE Baru (kg/mm2)

Mean
Variance

7265.332456
2492147.077

6859.309784
2249359.206

Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat

10
0.985276116
0
9
4.659182656

10

P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

0.000593298
1.833112923
0.001186597

t Critical two-tail

2.262157158

74
Lampiran 9 A
Uji t- berpasangan ckbc kayu Nangka tekan tegak lurus serat
MOE Konvensional (kg/cm2)
7441.52
8627.07
5396.17
7290.95
6674.87
7558.14
4669.31
5035.51
6148.90
5424.75
2175.07
7368.42
10791.26
4400.83
6544.66
5776.37
6566.66
3799.85
3136.14
6921.02
5832.11
8711.20
5382.04
6407.21
5174.45
7980.22
6999.51
7409.04
4978.25
6175.60
4329.86
7534.28
2804.98
2144.88
5396.90
5725.65
4259.73
3762.51
9388.15
5564.42
6837.00
4574.43
4387.84
3746.75
3117.41
2439.12
4312.48
2302.88
4045.06
3494.22
1814.10
2416.03
4755.60
8317.66

MOE Baru (kg/cm2)


7256.34
8573.52
5033.66
6726.46
5882.35
7432.17
4500.00
4555.47
6331.93
5132.34
2626.01
7344.05
10577.67
3621.36
6120.06
4902.34
4113.23
3281.44
2955.57
6901.58
5645.56
7931.46
5078.47
5481.73
4796.07
8118.67
6015.74
5919.41
4973.42
6031.75
3066.12
5946.60
2561.55
1966.23
4283.57
4935.39
3443.58
3459.27
7342.14
5071.31
5739.30
4047.79
4315.50
3154.14
2886.40
2068.64
3703.34
2062.50
3810.92
3119.31
1458.89
2261.36
4459.59
7560.61

75
3928.33
2029.42
7721.21
8794.88
2363.49
2681.36

3712.37
1660.43
5867.52
5784.55
2071.73
2225.72

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Konvensional (kg/cm2)

MOE terbaru (kg/cm2)

Mean

5363.129025

4798.437158

Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df

4516988.391
60
0.956082385
0
59

3861300.866
60

t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

6.981598608
1.45323E-09
1.671093033
2.90645E-09

t Critical two-tail

2.000995361

76
Lampiran 9 B
Uji t- berpasangan ckbc kayu Sengon tekan tegak lurus serat
MOE Konvensional (kg/cm2)
3888.70
5121.60
3806.80
3558.88
4267.41
3543.46
1759.72
1823.45
4277.45
2783.57

MOE Baru (kg/cm2)


3833.53
4844.36
3647.12
3315.64
3872.85
3595.99
1644.55
1613.67
4193.84
2741.12

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Konvensional (kg/mm2)
Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df

MOE Baru (kg/mm2)

3483.102835
1158147.198

3330.265827
1099174.622

10
0.99268564
0
9

10

t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

3.677145504
0.002548997
1.833112923
0.005097995

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 9 C
Uji t- berpasangan ckbc kayu Afrika tekan tegak lurus serat
MOE Konvensional (kg/cm2)
9806.84
2860.02
2814.85
4289.29
6017.57
2406.20
2314.98
3399.56
2993.08
4055.27

MOE Baru (kg/cm2)


8628.03
2547.83
2751.78
4211.82
5890.68
2241.12
2140.10
3339.07
2764.59
3786.20

77
t-Test: Paired Two Sample for Means
MOE Konvensional (kg/mm2)
Mean
Variance
Observations

4095.764896
5249222.619
10

Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail

0.995625566
0
9
3.528270863
0.016163479

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.833112923
0.032326958

t Critical two-tail

2.262157158

MOE Baru (kg/mm2)


3830.122294
4108683.605
10

Lampiran 9 D
Uji t- berpasangan ckbc kayu randu tekan tegak lurus serat
MOE Konvensional (kg/cm2)
1228.70
2140.49
2131.41
1801.63
2059.66
1529.53
1768.18
1777.14
1820.79
1749.80

MOE Baru (kg/cm2)


1205.15
1998.86
2067.40
1590.13
1919.58
1397.99
1768.18
1738.00
1713.69
1652.91

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Konvensional (kg/mm2)

MOE Baru (kg/mm2)

Mean
Variance

1800.734652
77467.23069

1705.189838
69878.35715

Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat

10
0.973035881
0
9
3.6825967

10

P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

0.000573996
1.833112923
0.001147991

t Critical two-tail

2.262157158

78
Lampiran 10
Uji t- berpasangan ckbc MOE tekan sejajajr serat dengan tekan tegak lurus serat
MOE tekan sejajar serat (kg/cm2)
21172.32
24255.35
17920.24
23112.06
28155.65
21056.59
24580.51
9870.47
16118.38
21401.04
34936.25
20441.09
18294.61
14117.52
8222.48
23826.13
15142.34
24546.98
18283.53
30668.14
24499.78
19933.98
12125.30
18019.42
14665.35
17528.12
15344.66
25053.68
26083.08
22312.66
29269.35
23870.98
14365.76
21453.57
26182.65
25201.10
21587.53
31339.26
22791.19
23031.39
27756.49
28363.96
17833.87
26039.02
22524.95
21471.05
12527.71
17687.88
26526.71
25980.53
20270.94
14540.34
16578.79
19403.25

MOE tekan tegak lurus (kg/cm2)


7256.34
8573.52
5033.66
6726.46
5882.35
7432.17
4500.00
4555.47
6331.93
5132.34
2626.01
7344.05
10577.67
3621.36
6120.06
4902.34
4113.23
3281.44
2955.57
6901.58
5645.56
7931.46
5078.47
5481.73
4796.07
8118.67
6015.74
5919.41
4973.42
6031.75
3066.12
5946.60
2561.55
1966.23
4283.57
4935.39
3443.58
3459.27
7342.14
5071.31
5739.30
4047.79
4315.50
3154.14
2886.40
2068.64
3703.34
2062.50
3810.92
3119.31
1458.89
2261.36
4459.59
7560.61

79
11884.21
15111.54
20488.15
20590.47
16702.94
14596.84
18553.11
13973.90
12802.94
14844.17
13479.12
6089.57
6025.22
15808.17
10258.66
13026.42
33406.51
9948.45
10815.61
16529.18
23095.38
8711.84
8603.06
12947.24
10410.41
4624.93
4960.48
9223.91
8467.01
6673.33
8077.62
5507.89
6859.92
7170.02
7027.99

3712.37
1660.43
5867.52
5784.55
2071.73
3833.53
4844.36
3647.12
3315.64
3872.85
3595.99
1644.55
1613.67
4193.84
2741.12
8628.03
2547.83
2751.78
4211.82
5890.68
2241.12
2140.10
3339.07
2764.59
3786.20
1205.15
1998.86
2067.40
1590.13
1919.58
1397.99
1768.18
1738.00
1713.69
1652.91

t-Test: Paired Two Sample for Means


MOE Baru // serat (kg/mm2)

tegak lurus

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference

17582.6833
53436320.34
89
0.37708091
0

4178.238634
4160235.206
89

df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

88
18.67823249
7.60045E-33
1.662155326
1.52009E-32

t Critical two-tail

1.986978657

80
Lampiran 11a
Uji t-berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Nangka
Deformasi tekan sejajar serat
1.48
0.87
1.12
0.17
1.53
1.60
1.10
2.04
1.28
0.76
1.17
2.15
1.19
0.94
0.81
1.01
1.60
1.49
1.53
1.60
1.56
2.31
1.60
2.28
0.86
2.42
1.13
2.10
2.39
2.06
1.42
1.53
1.44
1.78
1.36
0.85
0.63
0.94
1.39
1.60
1.18
0.75
1.38
1.08
1.74
1.40
0.58
1.31
1.24
1.24
1.47
0.63
1.34
0.56

Deformasi tekan tegak lurus serat


0.47
0.47
1.39
0.17
2.24
1.59
1.66
1.94
1.46
1.23
1.93
1.38
0.14
1.58
0.44
1.40
2.20
1.25
0.96
2.09
0.72
0.11
0.53
1.44
1.19
3.51
1.03
1.64
2.13
2.14
0.72
1.79
2.21
2.29
2.12
1.65
2.56
2.70
2.47
2.52
1.31
2.20
0.58
2.06
1.61
2.54
2.13
2.08
1.37
1.67
4.66
2.21
1.04
0.11

81
0.76
1.17
2.35
2.40
1.204

0.69
2.11
3.15
2.60
1.22

t-Test: Paired Two Sample for Means


deformasi //

deformasi ^

Mean
Variance

1.37
0.269978429

1.64
0.770095124

Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat

59
0.286051633
0
58
-2.36891553

59

P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

0.010595659
1.671552763
0.021191319

t Critical two-tail

2.001717468

82
Lampiran 11b
Uji t-berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Sengon
Deformasi tekan sejajar serat
1.109625
1.805375
1.840312
2.49025
2.279813
2.25525
2.640188
2.810313
1.135
1.334625

Deformasi tekan tegak lurus serat


1.740562
1.47025
2.109688
1.43975
2.605188
2.269938
2.095187
2.444438
3.095188
1.695188

deformasi //

deformasi ^

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference

1.9700751
0.38759794
10
-0.004858256
0

2.0965377
0.279856804
10

df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

9
-0.48832905
0.318496983
1.833112923
0.636993967

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 11c
Uji t-berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Afrika
Deformasi tekan sejajar serat
2.195188
0.110188
1.730125
1.945187
1.00525
1.06
1.940313
2.165812
1.719375
2.075375

Deformasi tekan tegak lurus serat


1.399438
2.354438
2.04025
1.07025
1.410187
1.505188
1.32525
1.555
1.525063
2.064687

83
t-Test: Paired Two Sample for Means
deformasi //

deformasi ^

Mean
Variance
Observations

1.5946813
0.447900861
10

1.6249751
0.157966644
10

Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail

-0.463879719
0
9
-0.103745466
0.459823204

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.833112923
0.919646408

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 11d
Uji t-berpasangan deformasi ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Randu
deformasi
3.770875
2.835375
2.550313
2.319563
1.740063
2.375313
2.84475
1.82525
2.515312
2.5695

deformasi //
1.350313
2.389625
2.389625
2.095313
1.630188
1.404688
1.935188
2.785375
2.484688
1.305
t-Test: Paired Two Sample for Means
deformasi //

deformasi ^

Mean

1.9770003

2.534631

Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference

0.284402491
10
-0.337271444
0

0.324772
10

df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

9
-1.954279364
0.041199191
1.833112923
0.082398383

t Critical two-tail

2.262157158

84
Lampiran 12 a
Uji t-berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Nangka
beban //
1993.39
1433.59
914.49
211.73
1666.44
2017.93
1576.13
1541.21
1300.56
950.82
1804.12
1495.82
1223.92
881.56
1299.62
1635.78
1289.26
1044.04
1232.05
1862.83
1874.43
1370.89
558.69
1218.78
727.58
1164.59
1171.76
1261.18
1819.18
1381.31
1694.099365
1608.645508
645.448486
1262.701904
789.499573
772.860718
837.770447
832.536194
1004.877441
1128.283569
1580.757202
1029.515625
1195.322144
899.761414
1041.719727
1099.8125
376.238007
740.428772
999.429688
825.838684
1024.013062
537.442627
839.569031
656.257629

Beban
849.655884
849.655884
782.706055
293.888977
2191.416504
1422.175415
925.259033
1024.515137
402.351929
689.314758
1277.18396
951.210815
375.796082
1253.139404
743.247742
1080.873535
1169.43396
1211.348755
831.263367
899.645996
941.44574
212.672318
711.356995
2214.816406
703.559631
1735.61792
1271.796265
1155.044556
1008.720947
850.891296
1102.265869
1966.600586
821.750732
827.426575
878.290771
904.432495
1927.907471
2193.531006
1784.149048
1784.832031
1423.591553
1122.074097
564.304626
1278.849976
806.335632
965.49939
956.653931
1196.721069
1170.592896
922.105957
1157.225464
850.919739
623.537781
236.697815

85
478.69223
698.945313
1853.468384
1619.201416
632.064697

896.265015
1144.456177
2143.236328
2420.264648
664.01062

t-Test: Paired Two Sample for Means


beban //

beban ^

Mean
Variance

1163.201417
189505.6227

1097.703976
260298.5711

Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df

59
0.283553919
0
58

59

t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

0.88405316
0.190158779
1.671552763
0.380317559

t Critical two-tail

2.001717468

86
Lampiran 12 b
Uji t-berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Sengon
Beban
518.254028
375.56131
275.192932
263.03302
717.140991
618.948853
590.020508
471.303802
822.136963
538.091858

beban //
696.799194
1399.737671
1013.163147
963.447083
1552.948975
1169.600708
958.181335
921.189819
1058.40979
941.785034
beban //

beban ^

Mean
Variance
Observations
Pearson Correlation

1067.526276
61878.8711
10
0.229579899

518.9684265
32706.79648
10

Hypothesized Mean Difference


df
t Stat
P(T<=t) one-tail

0
9
6.379904094
6.4135E-05

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.833112923
0.00012827

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 12 c
Uji t-berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Afrika
beban //
1199.290283
231.855011
597.740845
999.332153
966.972168
935.60144
719.859924
789.47229
965.529114
1173.905151

beban
471.513123
654.683838
965.625977
596.412354
400.311707
379.822388
407.022491
667.20752
607.920227
452.382751

87
t-Test: Paired Two Sample for Means
beban //

beban ^

Mean
Variance
Observations

857.9558379
83253.37884
10

560.2902376
32154.45786
10

Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference
df
t Stat
P(T<=t) one-tail

-0.507562817
0
9
2.297019619
0.023614572

t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

1.833112923
0.047229144

t Critical two-tail

2.262157158

Lampiran 12 d
Uji t-berpasangan pembebanan ckbc tekan sejajar serat dengan tegak lurus serat kayu Randu
beban
220.225113
139.048691
245.305969
224.208359
297.910004
499.274506
474.908478
371.627045
416.231873
265.042664

beban //
303.107422
199.463608
199.463608
503.423767
432.634735
295.357666
362.742279
363.422363
387.220795
345.419006
t-Test: Paired Two Sample for Means
beban //

beban ^

Mean

339.2255249

315.3782702

Variance
Observations
Pearson Correlation
Hypothesized Mean Difference

9051.385148
10
0.223036127
0

14312.24712
10

df
t Stat
P(T<=t) one-tail
t Critical one-tail
P(T<=t) two-tail

9
0.557664297
0.295336242
1.833112923
0.590672485

t Critical two-tail

2.262157158

Anda mungkin juga menyukai