Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH TERBENTUKNYA KPHP MODEL POGOGUL

KPHP Unit I yang terletak di wilayah Kabupaten Buol dan Kabupaten Tolitoli Provinsi
Sulawesi Tengah terbentuk sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
SK.79/MENHUT-II/2010 Tanggal 10 Februari 2010 Tentang Penetapan Wilayah
Pengelolaan KPHL dan KPHP Provinsi Sulawesi Tengah.
KPHP Model Pogogul dibentuk pada tahun 2013 berdasarkan peraturan Bupati Buol
Nomor: 04/Dishut Tahun 2013 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Unit I Pogogul pada Dinas
Kehutanan Kabupaten Buol.
Berdasarkan sejarah pengelolaan hutan, wilayah KPHP Unit I pernah dikelolah oleh
HPH PT. Inhutani I diserahi tugas oleh Depertemen Kehutanan untuk melakukan
rehabilitas dan pengamanan Eks HPH tersebut. Pada tahun 2000, PT. Inhutani I
memperoleh

surat

rekomendasi

dari

Bupati

Kepala

Dati

II

Buol

Tolitoli

No.522/1296/Tapem tgl 1 Maret 2000 untuk ditetapkan sebagai areal HPH PT


Inhutani I.
Luas

Wilayah KPHP Model pogogul berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor : SK.756/Menhut-II/2012 Tanggal 26 Desember 2012


seluas 199.534 Ha. Merujuk pada peta lampiran SK tersebut, wilayah KPHP Model
Pogogul berada pada wilayah Kabupaten Buol. Kedua berkas landasan hukum KPHP
Model Pogogul ini tidak selaras, karena konsideran SK menyatakan sebagai KPH
kabupaten, tetapi peta lampirannya mengisyaratkan sebagai KPH lintas
Berdasarkan laporan peyiapan penetapan kelembagaan Kesatuan Pengelolaan
Hutan Produksi (KPHP) Model Unit I, Kabupaten Buol Sulawesi Tengah (Anonim,
2012), disarankan bahwa wilayah KPHP Model Pogogul yang berada diwilayah
administrasi Kabupaten Tolitoli dikeluarkan dan digabung ke wilayah KPHP Unit II.
Hal ini berdasarkan analisis SWOT dengan pertimbangan utama pada efisiensi dan
efektifitas kelembagaan KPH. Dengan mempertimbangkan batas administrasi

tersebut, luas wilayah KPHP Model Pogogul setelah didelinasi ulang adalah 190.520
Ha. Luas inilah yang digunakan dalam penyusunan Tata Hutan dan Rencana
Pengelolaan KPHP Model Pogogul. Senada dengan hal tersebut, perubahan luas
wilayah ini telah diusulkan Pemerintah Kabupaten Buol ke Menteri Kehutanan untuk
ditetapkan melalui Surat Bupati Buol Nomor : 522.13/16.51/Dishut tanggal 31
Agustus 2013.
Seiring

dengan

ditetapkannya

Surat

Keputusan

Menteri

Kehutanan

Nomor

SK.635/Menhut-II/2013 tanggal 24 september 2013 tentang Perubahan Peruntukan


Kawasan Hutan, Perubahan fungsi Kawasaan Hutan, dan Penunjukan Bukan
Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan di Provinsi
Sulawesi Tengah, luas KPHP Model Pogogul setelah disesuaikan dengan SK Menhut
tersebut menjadi 187.544,27 Ha.
Adapun rincian masing-masing unit diuraikan sbb:
Hutan Lindung (HL)
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Hutan Produksi (HP)

42,310.38 ha
49,789.32 ha
95,444.57 ha.

Gambar. Peta Wilayah KPHP Model Pogogul Kabupaten Buol

Kondisi Batas Kawasan Hutan


Batas kawasan hutan KPHP Model Pogogul Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi
Tengah ini memiliki letak geografis 120 13 26,87 - 120 47 05,17 BT dan 00
33 29,48 - 01 12 52,27 LU
KPHP Model Pogogul, memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara
s.d.

: berbatasan dengan kawasan APL di wilayah Kecamatan Paleleh


Kecamatan Biu Kabupaten Buol.

Sebelah timur : berbatasan dengan kawasan APL Desa Umu Kecamatan


Paleleh Kabupaten
Buol.

Sebelah selatan : berbatasan dengan KPHL Unit III Kabupaten Parigi Moutong
dan Provinsi
Gorontalo.

Sebelah barat

: berbatasan dengan KPHP Unit II Kabupaten Tolitoli.

Kondisi Penutupan Vegetasi/Lahan


Kondisi penutupan lahan/vegetasi di wilayah KPHP Unit I terdiri atas: 123,79 ha
hutan mangrove primer, 0,06 Ha hutan mangrove sekunder, 145,399,99 Ha hutan
primer, 41.852,59 ha hutan sekunder, 248,18 perkebunan, 3.709,96 pertanian
lahan kering, 3.999,94 pertanian lahan kering campur, 75,41 sawah, 4.149, 40 ha
semak belukar, dan 16,79 ha tambak. (Dishut Sulteng, 2011).

Gambar Peta Penutupan Lahan


Visi Dan Misi KPHP Model Pogogul
A. Visi
Visi dan Misi KPHP Model Pogogul adalah sebagai berikut :
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HUTAN UNTUK
MENGOPTIMALKAN FUNGSINYA SECARA EKONOMI SOSIAL DAN EKOLOGI
YANG LESTARI DAN BERKELANJUTAN

B.

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, KPHP Model Pogogul mengemban misi
sebagai berikut :
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
lain

Peningkatan Pengelolaan dan Pemanfaatan hutan produksi dan hutan lindung


sesuai blok pengelolaan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku
Mendorong percepatan dan terbentuknya kelembagaan KPHP sesuai
ketentuan yang berlaku
Mendorong dan membuka peluang invenstasi disektor kehutanan melalui
pemanfaatan kawasan hutan, hasil hutan dan jasa lingkungan.
Menjabarkan, mengimplementasikan dan melakukan pemantauan serta
penialaian kegiatan pengelolaan hutan diwilayahnya
Mengoptimalkan dan menjamin akses masyarakat terhadap hutan serta
mendukung penyelesaian konflik lahan
Melakukan rehabilitasi hutan , reklamasi pemulihan dan perlindungan
dengan monitoring dan evaluasi
Melaksakan tata kelola pemerintah dan pelayanan publik yang akuntabel,
adil transparan, efektif dan efesien
Meningkatkan SDM aparatur dan masyarakat melalui Diklat magang dan lain-

Struktur Organisasi KPHP Model Pogogul

Potensi Sumber Daya Hutan


Potensi Sumber Daya Hutan wilayah KPHP, terdiri dari Potensi Kayu, Potensi
Bukan Kayu, Potensi Jasa lingkungan dan Jenis Satwa
a. Hasil Hutan Kayu

Berdasarkan data hasil inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala


(IHMB) IUPHHK-HA dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
dalam Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) tahun 2015 dan 2016,

potensi

kayu pada kawasan KPHP Model Pogogul Kabupaten Buol yakni


sebagian besar didominasi oleh kelompok jenis kayu Meranti, tetapi
dalam kawasan hutan KPHP Model I Pogogul terdapat juga kelompok
jenis Rimba Campuran dan Kayu Indah.

b. Hasil Hutan Bukan Hutan


1. Rotan (Calamus)
Rotan adalah jenis hasil hutan bukan kayu yang bernilai ekonomi.
Rotan merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang ada di wilayah
KPHP Model I Pogogul kabupaten Buol. Rotan sangat memberikan nilai
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia antara lain ; 1).
Sebagai bahan baku meubel, 2). Bahan baku kerajinan, 3).kontruksi atap
untuk rumah kayu, selain manfaat tersebut rotan juga dapat digunakan
sebagai bahan pangan (sayur ); tidak hanya dari batang rotan saja yang

bernilai ekonomis

tetapi dari getah rotan juga dapat memberikan nilai

manfaat secara ekonomis. Getah rotan dimanfaatkan menjadi meni. Meni


dikenal sebagai dragons blood yang digunakan untuk melapisi kayu-kayu
artistik, gitar dan biola.
Berdasarkan data hasil inventarisasi Hutan Bukan Kayu KPHP Model I
Pogogul tahun 2015 terdapat 8 jenis potensi rotan berdasarkan jenis
mulai dari yang paling tinggi penyebaran sampai terendah yakni ;
a. Rotan Lambang (Calamus Ornatud Blume).
b. Rotan Batang ( Calamus zollingeri Becc)
c. Rotan Susu (Daemonorops robusta Warb.)
d. Rotan Tikus
e. Rotan Tahi Ayam (Calamus Hellierianus)
f. Rotan Paku
g. Rotan Tohiti
h. Rotan Umbul
2. Lebah Madu
Pengembangan budidaya Lebah Madu juga merupakan salah satu
kegiatan HHBK pada KPHP Model I Pogogul.

c. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam


Di wilayah KPHP Unit l ini terdapat areal kawasan hutan yang dapat
menjadi potensi dalam pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam. Jasa
lingkungan

yang

dapat

dibina

di

kawasan

tersebut

adalah

Peluang

pengembangan wisata alam pada kawasan hutan produksi di wilayah


Kecamatan Lipunoto tepat di Desa Kumaligon yaitu berupa sumber-sumber
mata air dari celah bebatuan kapur.
Selain itu dapat pula dikembangan jasa wisata alam pegunungan
Tabong-Kokobuka. Di wilayah hulu sungai Tabong terdapat gua yang
ditempati bersarang burung Walet.
d. Flora dan Fauna Langka
Di wilayah KPHP Unit I terdapat beberapa jenis flora dan fauna langka,
tergolong endemik dan dilindungi.

Jenis-jenis flora/tumbuhan yang bersifat endemik (punya persebaran


terbatas di Sulawesi) dan flora yang bersifat dilindungi. Beberapa jenis
diantara merupakan jenis flora langka, endemik dan dilindungi seperti
Casuarina oligodon subspec celebica, Myristica ultrabasica, Beilschmidia
gigantocarpa, Agathis celebica, Macadamia hildebrandii, Polyathia celebica,
Dinochloa barbata, Calamus zollingerii, Korthalsia celebica, Calamus ornatus
var. celebicus, Dillenia celebica, Myristica ultrabasica, Gymnocranthera
maliliensis,
celebica,

Gronophyllum
Timonius

microspadix(A),

minahasae,

Deplancea

Horsfieldia

bancana,

costulata,

Knema

Beilschimidia

gigantocarpa dan lain-lain. Untuk jenis-jenis yang dilindungi diantaranya


adalah Pterospermum celebicum, Arenga pinnata dan lain-lain. Selanjutnya
ditambahkan bahwa terdapat beberapa jenis flora yang bersifat endemik
(distribusinya terbatas di Sulawesi saja) seperti

Casuarina oligodon

sbsp.celebica dan Mangifera minor serta beberapa bersifat dilindungi seperti


Cordea

subcordata,

Durio

zibethinus

(Dilindungi,

SK

Mentan

No.54/Kpts/Um/2/1972, dilarang melakukan penebangan pohon berdiameter


di bawah 40 cm.).
Jenis fauna langka dan endemik (jenis burung) yang terdapat di
wilayah KPHP Unit I, yaitu: Elang bondol, Burung madu sriganti, Cekakak
sungai, Elang hitam, Raja udang meninting, Serindit paruh merah, Kuntul
kecil dan Walet. Ditambahkan bahwa terdapat jenis-jenis satwa liar (Mamalia,
Reptilia dan Amphibia) baik yang

bersifat endemik (penyebaran terbatas)

ataupun yang dilindungi oleh perundang-undangan di Indonesia sbb.: Anoa


dataran rendah (Bubbalus depresicornis), Yakis (Macaca tonkeana), Rusa
(Cervus timorensis), Kuskus (Ailurops ursinus), Kobra hitam (Ophiophagus
Hannah), dan Katak hijau (Rana cancrivora).

Tabel. Kegiatan-kegiatan KPHP Model Pogogul Kabupaten Buol


No
1.

2.

Jenis Kegiatan
Sosialisasi Kebakaran
Hutan

Keterangan
Untuk mencegah terjadinya dan meluasnya
kebakaran hutan dan lahan diperlukan peran
serta masyarakat sekitar hutan, maka perlu
disampaikan faktor-faktor penyebab, potensi
kebakaran, peranan masyarakat, dan cara
pengendalian kebakaran hutan.

Invetarisasi Hutan Wilayah


Tertentu
Inventarisasi
dilaksanakan
pada
wilayah
tertentu
dengan
menggunakan
metode
Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala.
Inventarsasi ini ditujukan untuk mengetahui
ketersediaan potensi tegakan baik kelimpahan
jenis maupun kelimpahan volume kayu.

3.

Rehabilitasi/Penanaman
Jabon
50 Ha

Kegiatan
Rehabilitasi/Penanaman
jabon
dilaksanakan pada blok Pemanfaatan HHK-HT
seluas 50 Ha pada nomor petak HP-1542.

4.

5.

Pembentukan dan
Penguatan Kelompok Tani
Hutan

Masyarakat
sebagai
bagian
yang
tidak
terpisahkan dari proses pengelolaan hutan
lestari. Maka dibentuklah Kelompok Tani Hutan
Binaan KPHP Model Pogogul

Inventarisasi Hasil Hutan


Bukan Kayu
Selain potensi hasil hutan kayu terdapat pula
potensi hasil hutan bukan kayu (non timber
forest produck), maka dilakukan inventarisasi
untuk mengetahui jenis dan kelimpahan
volume rotan pada wilayah pengembangan
hasil hutan bukan kayu.

6.

Budidaya Lebah Madu


Disamping potensi rotan yang dikembangkan,
di upayakan pula budidaya lebah madu, yang
hingga saat ini 74 stup diwilayah kecamatan
bukal

7.

Penataan Areal Kerja

Sebagaimana tertuang dalam dokumen RPHJP


Tahun 2013, bahwa Penataan Areal Kerja
dilakukan sendiri oleh KPH.
Hingga tahun ini telah dilakukan penataan
areal kerja sepanjang 24 Km

8.

Koordinasi antara KPH


Kegiatan koordinasi dan kunjungan tersebut
ditujukan untuk meningkatkan hubungan kerja
yang baik khususnya dalam pembangunan
KPHP Model Pogogul

Sumber Daya Manusia


N
o
1
2
3
4

Jabatan
Pimpinan
Kepala
Seksi
Kasubag
Keuangan
Staf

No
1

PNS
1

Status Kepegawaian
Kontrak
Sukarela

Jumlah
(Orang)
1

dan
1
10
Total
Tingkat Pendidikan
Magister (S2)

13

Jumlah (Orang)
1

1
28
30

2
3
4

Sarjana (S1)
SMA (Sederajat)
SMK
Total

18
8
3
30

Sarana Dan Prasarana


No
1
2
3
4
5

Item
Peralatan Dan Mesin
Kendaraan Roda Dua
Gedung / Bangunan
Tanah
ATK

Realisasi (Unit)
136
9

Alamat KPHP: Desa Rante Maranu, Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol

Anda mungkin juga menyukai