Anda di halaman 1dari 11

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


Pengembangan teknologi memerlukan usaha secara sungguh sungguh, baik dalam
bentuk penemuan sains sebagai basisnya, maupun penerapan dan pengembangan
sains tersebut dalam bentuk teknologi. Usaha pengembangan teknologi tersebut
dilakukan karena diyakini memiliki manfaat yang dibutuhkan dalam kehidupan
manusia. Di antara manfaat-manfaat teknologi tersebut adalah :
a.

Memperoleh Kemudahan

Kemampuan fisik manusia untuk meraih berbagai kebutuhan hidup sangat terbatas.
Pandangan mata, pendengaran telinga manusia terbatas, begitu pula kekuatan dan
keterampilan tangan dan kakinya. Kemampuan fisik manusia itu tidak sebanding
dengan kebutuhan yang diinginkan. Tetapi manusia sebagai khalifah Allah diberikan
kemampuan akal-pikiran untuk memanfaatkannya menemukan cara-cara yang
tepat dan efektif guna meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin dicapai melalui
kemampuan fisik semata. Akal-pikiran manusia mampu mendayagunakan segala
yang Allah ciptakan di bumi ini. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh
Allah Swt sebagaimana Allah nyatakan dalam firman-Nya

(13 : )

Artinya:
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berpikir (QS. Al-Jatsiyah (45):13).
Menurut Quraish Shihah dalam Wawasan Al-Quran, kata sakhara dalam ayat
tersebut arti harfiahnya menundukkan atau merendahkan, maksudnya adalah agar
alam raya dengan segala, manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan
dianggap sebagai sesuatu yang posisinya di bawah manusia. Karen aitu tidak wajar
apabila hal itu justru terbalik, artinya tidak wajar sendiri telah ditundukkan untuk
manusia. Kepasrahan atau ketundukan manusia kepada sesuatu yang lebih rendah,
yang ditundukkan kepada manusia adalah suatu sikap yang tidak wajar, yang
bertentangan dengan maksud Allah, karena manusia sebagai khalifah-Nya memiliki
derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan segala makhluk yang Allah ciptaan.
Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan potensi diri dan
dengan memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi manusia di alam ini
sejalan dengan kehendak Allah. Allah menghendaki manusia memperoleh
kemudahan, dan tidak menghendaki menghadapi kesusahan hidup. Hal itu
dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:


(185 : )
Artinya:
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu (QS. Al-Baqarah (2) :185).
Allah menyatakan, bahwa memang Allah sengaja memberikan berbagai kemudahan
kepada manusia agar manusia hidup dengan mudah.
(8 : )..
Artinya:
Dan Kami memberimu kemudahan agar kamu memperoleh
kemudahan. (QS. al-Ala (87) : 8).
b.

Mengenal dan Mengagungkan Allah

Apabila manusia mampu menghayati akan makna sains dan teknologi yang
dikembangkannya, bahwa sernua itu bukan semata-mata karena faktor diri pribadi
manusia, tetapi ada faktor lain di luar dirinya, maka manusia akan memperoleh
jalan untuk mengenal sesuatu yang lain di luar dirinya itu, yaitu Yang Maha Agung,
Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Bijaksana, yaitu Allah SWT. Kesempurnaan alam
dengan struktur dan sistemnya tidak bisa dibayangkan akan terbentuk dengan
sempurna apabila tidak ada kesengajaan pihak lain, yaitu Yang Maka Kuasa dan
Maha Sempurna. Semakin luas dan dalam pengetahuan manusia akan rahasia alam
ini, maka semakin dekat manusia untuk mengenal Pencipta alam ini, yaitu Allah,
Sang Khalik. Ketika pertama manusia mengembangkan teknologi bangunan,
manusia telah diberikan contoh langit yang tinggi, yang luas dan kokoh, yang tidak
takut akan runtuh. Begitu pula ketika manusia mengembangkan teknologi pesawat
udara, Allah telah memberikan contoh bagaimana burung bisa terbang di angkasa
dengan stabil, mampu mempertahankan keseimbangan tanpa takut jatuh, dan lain
sebagainya. Karena itu ketika menerangkan berbagai struktur di alam ini, Allah
menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk lebih
mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya. Hal itu dapat kita pahami dari
berbagai ayat Al-Quran, diantaranya:

(17)

(18)
(19)


(20)

( 21)
Artinya:
(17)
diciptakan?
(18)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia

Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?

(19)

Dan gunung-gunung, bagaimana dia ditegakkan?

(20)

Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan?

(21)
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang
memberikan peringatan. (QS. Al-Ghasiyah (88): 17-21).
Dalam firman Allah menyatakan:




(190 : ) .

Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal . (QS. Ali Imran
(3) : 190).
Teknologi, dan juga sains hanyalah sarana untuk lebih meningkatkan pengenalan
manusia kepada Allah Penciptanya. Kebesaran Allah akan lebih jelas bagi orang
yang berpengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang pengetahuannya.
Karena itu Allah menyatakan :
(28 : )
Artinya:
Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah di antara hamba
hainba-Nya, hanyalah orang yang berilmu pengetahuan. QS. Fathir (35) : 28).
c.

Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah

Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya. Demikian


dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:

(56 : ) .

Artinya:
Dan tidaklah Au menciptakan jin dan manusia melainkan untuk
mengabdi kepada-Ku. (QS. al- Dzariyat (51) : 56).
Seluruh aktivitas hidup manusia hendaknya diwujudkan sebagai pelaksanaan
pengabdian kepada Allah tersebut. Pengabdian manusia kepada Allah di sini adalah
pengabdian dalam arti luas, yaitu seluruh aktivitas, yang memenuhi kriteria (1)
diniatkan untuk menaati aturan Allah; (2) dilakukan dengan mengikuti ketentuan
yang diberikan alah, baik dalam bentuk kegiatan yang telah ditentukan tata
caranya maupun dalam bentuk penggalian jenis kegiatan yang bermanfaat yang
sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditunjukkan Allah; dan (3) dimaksudkan
untuk memperoleh ridha Allah.
Nilai sebuah pengabdian manusia kepada Alah SWT membuat manusia harus
mengesampingkan kesenangan atau kepuasan pribadi, dengan catatan bahwa apa
yang Allah ridhai bagi manusia adalah sesuatu yang terbaik bagi manusia. Allah
Maha Tahu akan segala sesuatu yang paling bermanfaat bagi manusia, dan Allah

tidak menginginkan kesenangan-Nya sendiri dengan mengorbankan kepentingan


manusia. Alah Maha Kaya dan Maha Kuasa sehingga Dia tidak menginginkan
apapun dari pengabdian manusia kepada-Nya. Kewajiban yang Allah berikan pada
manusia untuk mengabdi kepada-Nya adalah untuk kepentingan manusia sendiri,
untuk kemaslahatan manusia.
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas
pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan
kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang
dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktu-waktu shalat
sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu
pula kompas dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga tidak terjadi
salah arah dalam shalat. Dalam hal produk teknologi pangan, dengan banyaknya
produk makanan yang beredar di masyarakat, kita mampu mengetahui
komponen-komponen yang dipergunakan sebagai bahan, proses pembuatannya,
sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi itu halal atau
haram, begitu pula dengan produk-produk teknologi lainnya.
Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk
kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan
yang dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya.
Karena itu Allah memerintahkan dalam firman-Nya:

(162 : )

Artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku,
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (QS. al-Anam (6) : 162).
d.

Memperoleh Kesenangan dan Kebahagiaan Hidup

Kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia melalui pemanfaatan teknologi


membuat manusia dapat memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup serta
tetap dalam koridor kesenangan dan kebahagiaan yang halal, yang diridhai Allah.
Allah tidak menghendaki manusia hidup susah, tetapi sebaliknya Allah
menghendaki manusia hidup senang, hidup bahagia. Ketika Allah menempatkan
Adam dan istrinya di bumi, Allah berfirman:

(36 : ).

Artinya: . dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan (Qs. Al-Baqarah (2): 36).
Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup yang disediakan oleh Allah
itu, manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkap di bumi, sebagaimana
Allah nyatakan:

(29 : ). .

Artinya:
Dia-lah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
sekalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Baqarah (2): 29).
Sekalipun kesenangan dan kebahagiaan hidup itu sejak awal penciptaan manusia
telah diizinkan oleh Allah, tetapi Allah mengingatkan agar kesenangan itu jangan
sampai membuat manusia lupa diri, yang mengakibatkan manusia tergelincir dalam
kesesatan dan dosa. Hal itu dapat kita pahami dari peringatan Allah kepada Nabi
Hud dan umatnya yang menjadi pelajaran bagi kita semua sebagaimana
difirmankan oleh Allah:

(48 : ).
Artinya:
Difirmankan : Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan sejahtera dan
penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari
orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri
kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa
azab yang pedih dari Kami. (QS. Hud (11) : 48).
Tidak sedikit orang yang kelihatan hidupnya taat kepada Allah, kelihatan alim,
kekeluargaannya juga baik ketika hidup susah, tetapi begitu hidup senang dia lupa,
terpedaya oleh kesenangannya. Fenomena yang monumental dalam kasus tersebut
adalah kasus Qarun yang diabadikan dalam QS. 28 (al-Qashash) : 76-82. Qarun
adalah simbol kekayaan dan kemegahan hidup sehingga kunci bangunannya saja
susah dibawa oleh. orang yang perkasa. Tetapi karena kesombongan dan
kelalaiannya itulah yang menyebabkan ia mendapat azab dari Allah sehingga ia dan
kekayaannya itu hilang ditelan bumi. Sebagaimana firman Allah :

81)





( 82)
Artinya:
(81) Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap
azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
(82) Dan jadilah orang-orang yang kemarin menciptakan kedudukan Karun itu
berkata: Aduhai, benarlah Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Ia kehendaki
dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya, kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai,
benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah) (QS. AlQashash (28); 81-82).
e.

Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam

Seorang pekerja bangunan yang kuat dan masih muda, masih memiliki semangat
kerja dan daya tahan tubuh tinggi menggali tanah dengan peralatan tradisional
untuk pondasi bangunan dalam satu hari ia hanya mampu menggali beberapa
meter kubik, begitu pula pekerja tambang, dan lain-lain. Ketika para pekerja
tersebut menggunakan peralatan berat, ia mampu meningkatkan produktivitas
kerja berlipat ganda. Bahkan banyak kekayaan alam yang tidak mungkin dideteksi
keberadaannya dan dilakukan eksplorasi tanpa menggunakan teknologi canggih,
seperti sumber minyak yang berada di kedalaman ribuan meter atau di dasar laut.
Padahal semua itu disediakan oleh Allah untuk kesejahteraan hidup manusia.
Teknologi meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan alam
tersebut secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam
memadai tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih
sejahtera dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam
melimpah tetapi teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah
negara kecil, yang miskin akan kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi,
ia lebih kaya dibandingkan dengan Indonesia yang kekayaannya melimpah tetapi
tertinggal kemajuan teknologinya dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak
negara di dunia ini yang kaya seperti Jepang dan yang tertinggal seperti Indonesia.
Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar jangan sampai tak terkontrol
sehingga berubah menjadi eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam,
terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru akan mengakibatkan
timbulnya malapetaka bagi manusia, seperti banjir, pencemaran lingkungan, ,dan
lain-lain. Dalam firman Allah:
(41 : ).

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum
(30):41).
Bumi ini Allah ciptakan dengan baik, artinya memiliki kesempurnaan
dankeseimbangan sehingga dapat bertahan dan menyediakan berbagai kebutuhan
hidup manusia. Karena itu Allah mengingatkan agar pemanfaatan kekayaan alam
yang ada di bumi ini jangan sampai mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal
itu Allah ingatkan dalam firman-Nya:


(56 : ).


Artinya:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Araf (7) : 56).

f.

Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah

Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal yang
diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada-Nya sebagai
pemberi nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu
melipat-gandakan nikmat itu kepadanya, maka rasa syukur kepada-Nya pun juga
akan berlipat ganda. Rasa syukur kepada Allah yang paling ringan adalah
mengucapkan alhamdulillahi rabbil alamin , namun hakikat syukur yang
sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu secara, benar untuk meningkatkan
ketakwaannya kepada Allah. Karena itu diperlukan tekad, kesungguhan untuk
mewujudkan rasa syukur dalam amal kehidupan secara riil. Allah mengingatkan:

(7 : ).
Artinya:
Dan (ingatlah) tatakala Tuhanmu memaklumkan Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih . QS. Ibrahim
(14) : 7).
Sekalipun demikian, memang banyak manusia, bahkan kebanyakan manusia tidak
menyadari kalau nikmat itu adalah anugerah Allah sehingga ia tidak mensyukuri
nikmat tersebut. Hal ini juga diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya:


(243 : ).
Artinya:
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur (QS. Al-Baqarah (2): 243).
Teknologi membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin ringan
beban hidup yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh.
Kemudahan, keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia
semakin lupa kepada Allah, semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara
cermat dan diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dilandasi oleh iman agar pemanfaatannya terarah untuk
meningkatkan kualitas takwanya kepada Allah SWT.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang
kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM), karena dengan adanya Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi suatu negara bisa bersaing dan disetarakan dengan negara-negara
lain. Setiap manusia diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, agar menjadi
orang berkualitas yang dapat menjunjung tinggi derajatnya.
Maka dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia akan lebih bermanfaat, baik
untuk dirinya maupun untuk masyarakat. Akan tetapi, semua itu tergantung
kemampuan yang timbul dari orang itu sendiri.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Sebelum memaparkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diketahui sekilas


tentang perbedaan antara pengetahuan dan ilmu agar tidak terjebak pada
kesalahpahaman mengenai keduanya, sehingga bisa memahami dengan mudah
dan benar apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu adalah
bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta dapat
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Ilmu menurut Al-Quran adalah rangkaian
keterangan yang bersumber dari Allah yang diberikan kepada manusia baik melalui
Rasulnya atau langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam
semesta sebagai ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan dan kepastianNya.
Sementara itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum
tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan
adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan
bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu.
Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak berarti semua ilmu adalah
pengetahuan. Menurut Sutrisno Hadi, ilmu kumpulan dari pengalaman-pengalaman
dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan teknologi adalah
kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan
proses teknis.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di jaman Islam
Islam pernah berjaya di bidang IPTEK sekitar abad VIII sampai dengan abad XIII.
Tradisi keilmuan umat Islam dipelopori oleh Al-Kindi (filosof penggerak dan
pengembang ilmu pengetahuan) yang mengatakan bahwa Islam itu dapat
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dari manapun sumbernya, asalkan
tidak bertenangan dengan akidah dan syariat. Hal ini sejalan dengan hadits nabi
yang menyuruh umatnya berlayar sampai ke negeri China untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Padahal China adalah negara non muslim. Menurut Harun Nasution, pemikiran
rasional berkembang pada jaman Islam (650-1250 M). Pemikiran ini dipengaruhi
oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat
dalam al-Qur`an dan hadits. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari
Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat peradaban
Yunani di Dunia Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria (Mesir), Jundisyapur (Irak),
Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia). W. Montgomery Watt menambahkan lebih rinci
bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh,
ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar.
Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian dipindahkan
pertama kali ke Syiria, dan kemudian pada sekitar tahun 900 M ke Baghdad. Maka
para khalifah dan para pemimpin kaum Muslim lainnya menyadari apa yang harus

dipelajari dari ilmu pengetahuan Yunani. Mereka mengagendakan agar


menerjemahkan sejumlah buku penting dapat diterjemahkan. Beberapa terjemahan
sudah mulai dikerjakan pada abad kedelapan. Penerjemahan secara serius baru
dimulai pada masa pemerintahan al-Mamn (813-833 M). Dia mendirikan Bayt alikmah, sebuah lembaga khusus penerjemahan. Sejak saat itu dan seterusnya,
terdapat banjir penerjemahan besar-besaran. Penerjemahan terus berlangsung
sepanjang abad kesembilan dan sebagian besar abad kesepuluh.
IPTEK dilihat dari pandangan Islam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Quran
mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara
tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Quran yang menjelaskan
tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk
mengetahui dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat
31 yang artinya : Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,
kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman Sebutkan
kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar. Dari ayat di atas yang
dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia
berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan
tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk
membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat
memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu
menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu
merupakan buah dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Quran memerintahkan
manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan
manusia biasa, Rasul Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan
berdoa agar selalu ditambah pengetahuannya (QS Yusuf : 72).
Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi
dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu,
laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja mabusia dapat berusaha
mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta
dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.
Berkenaan dengan masalah dan teknologi, kita pernah pasti pernah mendengar
bahwa ada orang-orang yang berangapan bahwa kerusakan dunia saat ini yaitu
terjadinya perang, moral bejat, akhlak ambruk, dll adalah disebabkan oleh
teknologi. Maka dari itu teknologi harus dijauhi.
Di samping itu, ada juga orang yang mengatakan bahwa tanpa adanya sains dan
teknologi maka tidak mungkin peradaban manusia terjadi seperti saat ini. Adanya
alat transportasi yang cepat, bisa berkomunikasi dengan siapapun di dunia ini, dll
adalah hasil sains dan teknologi. Tanpa teknologi hidup pasti sulit, maka teknologi

itu penting dan adapun kerusakan yang ditimbulkan itu karena manusianya yang
tidak bisa menggunakannya.
Kemudian muncul dalam pikiran kita suatu pertanyaan lantas bagaimana
mendudukan teknologi yang benar dalam hidup ini?.
Dalam pandangan kapitalisme (ideologi Indonesia saat ini) teknologi merupakan
suatu sarana untuk menggapai kebahagiaan dan kepuasan dunia semata. Karena
kapitalisme berpandangan bahwa hidup itu hanya untuk materi yaitu mencari
kesenangan sebesar-besarnya. Begitupun sosislisme (ideologi Indonesia saat orde
lama) mereka juga berpandangan bahwa hidup itu harus dinikmati dengan cara
hidup bersenang-senang apapun caranya yang penting senang. Dengan kata lain,
keduanya mengejar manfaat atau manfaat menjadi standar kehidupannya.
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, yang
membedakan kesempurnaan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya adalah akal,
Allah SWT membekali akal bagi manusia untuk keberlangsungan hidupnya, agar
tercipta suasana yang kondusif, sehingga sesuai dengan tujuan diciptakannya
manusia yaitu sebagai Khalifah fil-ard ( wakil Tuhan di bumi), yang membawa misi
Rahmatan lilalamin (kasih sayang bagi seluruh alam).
Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT, manusia dituntut untuk
mengembangkannya, yaitu dengan jalan mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana
yang terdapat dalam sabda-sabda RasulNya, yaitu Muhammad SAW, yang
megumandangkan kewajiban mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA
memprioritaskan umatnya untuk mencari ilmu syari, yaitu demi pembentukan
sikap dan prilaku yang mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
semisal dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer. Bidang otomotif ada
mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada bayi tabung, cangkok ginjal,
cloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama semakin berkembang.
Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka umat Islam
yang notabennya memprioritaskan pendidikannya dalam lingkup syari akan jauh
ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang barat yang mayoritas nonMuslim.
Dengan pendalaman ilmu-ilmu syari saja, umat Muslim akan terpuruk, dan selalu di
jajah dengan adanya kebutuhan-kubutuhan yang harus dipenuhi dari hasil ciptaan
dan karya orang-orang barat. Maka dari itu, kita akan mencoba mengkaji
pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan
pemahaman Islam yang secara totalitas dan tidak parsial, dan juga demi kemajuan
umat Islam dalam segala bidang ilmu.

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi dalam pandangan Islam merupakan perkembangan ilmu


pengetahuan yang melalui teknologi yang membuat lebih memudahkan dalam
mengakses sesuatu dimana saja. Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh
Allah SWT, manusia dituntut untuk mengembangkannya, yaitu dengan jalan
mencari ilmu pengetahuan.
Di samping itu, ada juga orang yang mengatakan bahwa tanpa adanya sains dan
teknologi maka tidak mungkin peradaban manusia terjadi seperti saat ini. Menurut
ulama terdapat 750 ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang alam beserta
fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya.

Anda mungkin juga menyukai