Anda di halaman 1dari 2

B.

LANDASAN TEORI
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri
adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam analisis ini,
unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian
terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus senyawa yang dianalisis
menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya.
Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyusunnya (Gandjar, 2007).
Dengan metode gravimetri melalui membran filter dan kemudian ditentukan berat
padatan yang terdapat pada filtrat secaragravimetri. Berat padatan pada filtrat (mg) dibagi
dengan volumesampel yang melewati filter (liter) menghasilkan konsentrasi total padatan terlarut
(Linggawati, 2001).
Proses metode gravimetri dimulai dengan membersihkan cawan penguap dan dipanaskan
dalam oven pada suhu tertentu selama 1 jam, kemudian cawan didinginkan di dalam desikator
dan ditimbang. sampel dituang ke dalam cawan. Cawan berisi sampel dipanaskan kembali di
dalam oven pada suhu tertentu, sampai semua air menguap. Cawan didinginkan kembali dalam
desikator dan ditimbang kembali sampai berat konstan (Refnita, 2012).
Sejak proyek GG dimulai pada juli tahu 1997, ada banyak jurnal yang menjelaskan
tentang estimasi metode gravimetri sebagai parameter graviti yang menggunakan percobaan SG
yang telah banyak dipublikasikan. Sudah lebih dari 8 tahun data SG dari pusat, telah
menunjukkan efek pada atmosfer. Yang menyebutkan bahwa nilai data tersebut telah mencapai
ambang kritis dari parameter tersebut. Dalam pembelajaran ini efek pada atmosfer masih
dihitung dengan model 2 dimensi. Instrumen yang digunakan menujukkan aksponensial dari
fungsi (Chen, 2009).
Telah dipelajari korosi dan bagaimana korosi dapat terjadi pada besi dan perbedaan
korosi pada linkungan dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu elekrokimia dan teknik

gravimetri, selama percobaan digunakan berbagai alat seperti SEM, RDX, FT-IR, XPS, AES,
UV- Visible dan spektroskopi. Saat ini hasilnya telah dilaporkan dalam kasus korosi dan korosi
pada kobalt (Sherif, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Chen, X., Corinna K., Heping S., Maiko A., Jiangcun Z., Haoming Y. dan Hartmut W. ,
2009,Determination of Gravimetric Parameters of The Gravity Pole Tide Using Observations
Recorded With Superconducting Gravimeters, Journal Geodynamics, Vol. 48, No. 1, Germany
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan
Indonesia, Jakarta.
Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Yogyakarta. (Hal. 91)

Republik
Pelajar,

Linggawati, A., Muhdarina dan Harapan S., 2001, Efektifitas Pati Fosfat dan Aluminium Sulfat Sebagai
Flokulan dan Koagulan, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 4, No. 1, ISSN : 1410 9379, Riau.
Refnita, G., Zamzibar Zuki dan Yulizar Yusuf, Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap
Tekanan Kuat Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Sebagai
Perendaman, Jurnal Kimia Unand, Vol. 1, No. 1, Andalas.
Sherif, E. M., 2012, Electrochemical and Gravimetric Study on the Corrosion and Corrosion Inhibition
of Pure Copper in Sodium Chloride Solutions by Two Azole Derivatives, International Journal
Electrochemical Science, Vol. 7, No. 1, Saudi Arabia.

Anda mungkin juga menyukai