Anda di halaman 1dari 2

Menghargai Diri dengan Tutur Kata Kita

Seseorang akan dihargai, dihormati serta disegani oleh orang lain bukan dari banyaknya harta
atau gelar pendidikan yang dimilikinya, tetapi dari cara dia bertutur kata.

Di sebuah tempat perbelanjaan yang sedang ramai pengunjung, orang-orang


yang datang untuk berbelanja sontak terkaget mendengar seorang anak kecil
usia sekitar 5 tahun tiba-tiba berteriak dan marah karena keinginannya tidak
dipenuhi oleh orang tuanya. Alih-alih menenangkan anaknya, si orang tua justru
balik memarahi si anak tersebut, apa yang terjadi berikutnya di luar dugaan, si
anak semakin meluapkan emosinya dengan mengucapkan kata-kata kasar dan
makian kepada orang tuanya. Beragam ekspresi ditunjukkan oleh orang-orang
yang hadir di pusat perbelanjaan tersebut, tak sedikit yang mencibir dan
menyalahkan orang tuanya, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, bagaimana
bisa anak sekecil itu sudah mengenal kata-kata kasar serta makian yang orang
dewasa sendiri pun akan berpikir seribu kali sebelum mengucapkannya.
Para orang tua semoga contoh kejadian di atas tidak terjadi pada diri Anda dan
anak-anak Anda. Seorang anak adalah peniru yang baik, umumnya pada usia
sekitar 2 tahun seorang anak sudah bisa mengenali beberapa kata dan belajar
untuk mengucapkannya, pada usia 3 tahun seorang anak telah bisa untuk
merangkai beberapa kata menjadi sebuah kalimat. Jadi, apa pun yang seorang
anak dengar dan pelajari, entah itu baik ataupun buruk, hal itu pulalah yang
akan ditirunya.
Seorang anak belum bisa membedakan mana kata-kata yang pantas untuk
diucapkan dan mana yang tidak pantas untuk diucapkan. Hendaknya orang
tualah yang menjadi filter bagi mereka, dengan mengajarkan kepada anakanaknya untuk membiasakan diri menggunakan kata-kata yang baik, dan
membantu mereka mengenali apa saja kata-kata yang tidak baik untuk
diucapakan. Semakin bertambahnya usia, maka keingintahuan seorang anak pun
akan semakin meningkat, seorang anak mulai berani berargumen, kritis dan
sering bertanya mengenai berbagai hal, dengan mengucapkan kalimat-kalimat,
seperti: "Ini apa?, itu untuk apa?, bagaimana bisa?, bagaimana kalau
sendainya?, dan sebagainya." Peran orang tua sangat diperlukan dalam
memberikan penjelasan secara benar kepada anak-anaknya, jangan sampai
anak-anak mendapatkan penjelasan serta persepsi yang keliru mengenai segala
keingintahuan mereka, termasuk mengenai arti kata-kata yang belum
dipahaminya.
Dalam tradisi budaya Jawa, ada sebuah pepatah kuno yang sering diajarkan oleh
orang tua pada zaman dahulu kepada anak-anaknya, yang berbunyi "Ajining Diri
Saka Lathi", yang artinya menghargai diri sendiri dari perkataan yang kita
ucapkan. Namun pada perkembangannya, praktek nilai-nilai luhur dari pepatah
Jawa tersebut nampaknya sudah mulai memudar dan kurang dipahami lagi oleh
kaum muda zaman sekarang. Saat ini tidak sedikit anak-anak muda yang sering
kedapatan menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan dalam pergaulan

sehari-harinya, baik dalam penggunaan kata-kata yang berasal dari bahasa ibu
mereka, maupun kata-kata serapan dari bahasa asing. Herannya lagi, mereka
sepertinya menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa untuk
dilakukan.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pengaruh dari teman serta lingkungan
tempat tinggal, memiliki pengaruh yang besar dalam cara tutur kata seseorang.
Ketika seseorang telah tumbuh dewasa, hal-hal yang dia pelajari selama masa
kecilnya tidak akan mudah untuk dilupakan, melekat erat pada dirinya,
menjadikan sebuah ciri khas serta kebiasaan bagi orang tersebut dan hal itu
sangat sulit untuk dihilangkan. Namun Anda tidak perlu merasa kuatir, karena
pohon yang baik pastilah menghasilkan buah yang baik. Apa pun situasi Anda
saat ini, apakah itu lingkungan di mana Anda tinggal sekarang atau temanteman yang tidak mendukung, jika sejak kecil Anda sudah diajarkan oleh orang
tua Anda yang baik untuk tidak menggunakan kata-kata yang kasar, tidak sopan,
maka yakinlah Anda tidak akan terpengaruh dan tergoda untuk ikut-ikutan
mengucapkannya.
Penggunaan kata-kata yang tidak sopan sama sekali tidak menguntungkan baik
untuk diri sendiri, maupun orang lain yang diajak bicara. Kata-kata kotor serta
makian sama sekali tidak membangun, menyakitkan hati, melukai perasaan, dan
merendahkan harga diri, tidak hanya saja harga diri orang lain tapi juga harga
diri Anda.
Seseorang akan dihargai, dihormati serta disegani oleh orang lain bukan dari
banyaknya harta atau gelar pendidikan yang dimilikinya, tetapi dari cara dia
bertutur kata. Hendaknya hal inilah yang harus setiap dari kita lakukan. Jika kita
memiliki anak-anak, menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk mengajarkan
kepada mereka untuk mengenali dan membiasakan dirinya mengucapkan katakata yang baik. Beri penjelasan yang sebenarnya, seandainya anak Anda
bertanya mengapa temannya-temannya boleh menggunakan kata-kata tersebut
sedangkan dirinya tidak. Dalam proses belajarnya, bantu mereka untuk memiliki
keteguhan hati, jangan menghukumnya atau bahkan menyakitinya secara fisik,
jika kedapatan menggunakan kata-kata yang tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai