PENDAHULUAN
dengan seorang pegawai yang sering mangkir sekalipun pada pangkat dan
golongan yang sama, tetap akan memperoleh imbalan gaji yang sama sesuai
dengan pangkat dan golongannya. Untuk memperbaiki kondisi seperti ini
sebagian besar lembaga pemerintah daerah kemudian memanfaatkan sistem
teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet, sebagai wujud nyata dari
aplikasi e-goverment agar hasil kerja pegawai negeri sipil transparan dan
akuntabel, namun dalam prakteknya tetap ada sinyalemen bahwa sistem tersebut
masih bisa dimanipulasi sedemikian rupa sehingga masih sulit untuk diakses
publik.
Hal tersebut menegaskan bahwa sebaik apapun sistem yang dibuat,
apabila subjek atau pegawainya tidak profesional maka sistem tersebut juga sulit
berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil need assessment, perilaku yang
ditunjukkan oleh pegawai dan efeknya terhadap perusahaan, peneliti menduga
adanya gejala motivasi berprestasi yang rendah dari pegawai yaitu antara lain:
malas, kurang disiplin, penggunaaan waktu kerja aktif yang tidak proporsional
dan kurangnya kemauan untuk mencapai hasil kerja yang melebihi target. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh McCleland (1987), bahwa individu
yang memiliki motivasi berprestasi akan mengerahkan seluruh kemampuannya
untuk menjalankan semua kegiatan yang sudah menjadi tugas dan tanggung
jawabnya untuk mencapai target-target tertentu yang harus dicapainya.
Berangkat dari kondisi seperti tersebut di atas, maka perlu dilakukan
suatu upaya untuk menumbuhkan motivasi berprestasi pegawai guna mencapai
hasil kerja yang obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan,
oleh
McClelland
dan
Murray
(Goldstein
dkk,
2002)
achievement
motivation
training
dalam
penelitian
ini
beprestasi ini tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah pada standar
keunggulan (standard of excellent), bertanggung jawab, dan terbuka terhadap
umpan balik guna memperbaiki prestasi (Robbins, 2009). Menurut McClelland
(1987), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu :
1) Keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari seorang yang ahli.
2) Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan.
3) Kebutuhan untuk sukses karena usaha sendiri.
4) Kebutuhan untuk dihormati teman.
5) Kebutuhan untuk bersaing.
6) Kebutuhan untuk bekerja keras dan lebih unggul.
Ada 6 karakteristik yang membedakan tinggi atau rendahnya tingkat
motivasi berprestasi seseorang menurut McClelland (1987), yaitu:
1) Bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya dan akan berusaha
sampai berhasil menyelesaikannya, mengeluarkan kemampuan yang dimilikinya
untuk melakukan yang terbaik;
2) Mempertimbangkan terlebih dahulu resiko yang akan dihadapinya sebelum
memulai suatu pekerjaan dan cenderung lebih menyukai permasalahan yang
memiliki kesukaran yang sedang, menantang namun memungkinkan untuk
diselesaikan;
3) Berusaha menyelesaikan setiap tugas dalam waktu yang cepat serta tidak suka
membuang waktu;
adanya perlakuan (Ghozali, 2009). Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen (K1) yang akan diberi perlakuan, dan
kelompok kontrol (K2) yang tidak mendapatkan perlakuan. Desain eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized Control-Group PretestPosttest Design. Secara teknis skema intervensi yang akan diberikan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pretest sebagai
baseline
Perlakuan berupa
achievement motivation
training
Posttest
Follow Up
sebagai tahap
akhir
pelatihan pada awal sebelum pelatihan dan pada akhir pelatihan. Subjek diberikan
perbedaan skor pada saat pre-test, post-test dan follow-up, apakah ada perubahan
naik turunnya skor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Uji Asumsi
Peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk memenuhi
Uji normalitas skala motivasi berprestasi diperoleh skor nilai KSZ = 0,569
dengan p value = 0,902 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
motivasi berprestasi mempunyai sebaran skor yang terdistribusi secara normal.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Motivasi Berprestasi
N
a,,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
24
91.5833
11.27489
.116
.116
-.084
.569
.902
b.
2.
df1
df2
1
Sig.
22
.717
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik independent
sample t test dan paired test. Hasil analisis hipotesis adalah sebagai berikut:
a.
Hasil analisis independent sample t test diperoleh nilai thitung = 2,094 (thitung >
ttabel = 2,074) dan p value = 0,048 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan ada perbedaan
rata-rata nilai motivasi berprestasi antara kelompok ekperimen dengan kelompok
kontrol.
Tabel 3. Hasil Analisis Independent Sample T test
b.
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
Motivasi Berprestasi
Equal variances
Equal variances
assumed
not assumed
1.367
.717
2.094
2.094
22
21.996
.048
.048
9.000
9.000
4.297
4.388
.088
.087
17.912
17.913
Hasil analisis uji berpasangan diperoleh p value = 0,00 (p < 0,05) dengan
mean sebesar -20,167. Hal ini menunjukkan ada perbedaan skor antara sebelum
dan sesudah perlakuan, sedangkan mean yang bernilai negatif menunjukkan
Mean
-18.41667
Std. Deviation
9.87613
2.85099
Lower
-24.69166
Upper
-12.14168
-6.460
df
11
Sig. (2-tailed)
.000
Mean
-20.16667
Std. Deviation
11.06044
3.19287
Lower
-27.19413
Upper
-13.13920
-6.316
df
11
Sig. (2-tailed)
.000
Mean
-1.75000
Std. Deviation
2.22077
Lower
-3.16101
Upper
-.33899
-2.730
df
11
Sig. (2-tailed)
c.
.64108
.020
0,00 (p < 0,05) menunjukkan terjadi perubahan skor pretest dan follow up pada
kelompok eksperimen. Nilai partial eta squared sebesar 0,784 yang berarti
Source
AMT
Error(AMT)
3.
Mean
Square
df
Sig.
Partial Eta
Squared
Sphericity Assumed
2995.722
1497.861
39.978
.000
.784
Greenhouse-Geisser
2995.722
1.048
2859.714
39.978
.000
.784
Huynh-Feldt
2995.722
1.062
2820.503
39.978
.000
.784
Lower-bound
2995.722
1.000
2995.722
39.978
.000
.784
Sphericity Assumed
824.278
22
37.467
Greenhouse-Geisser
824.278
11.523
71.532
Huynh-Feldt
824.278
11.683
70.551
Lower-bound
824.278
11.000
74.934
0,043 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan ada peningkatan pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan achievement motivation training yang artinya subjek paham
dengan apa yang disampaikan oleh trainer.
Tabel 8. Hasil Analisis Jejak Pengetahuan
4.
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower
Upper
Motivasi Berprestasi
Equal variances
Equal variances not
assumed
assumed
1.367
.255
2.146
2.146
22
21.077
.043
.044
9.417
9.417
4.388
4.388
.317
.293
18.517
18.540
12. Sebelum perlakuan kelima subjek tersebut berada pada kategori rendah,
namun setelah diberi perlakuan kelima subjek tersebut berada pada kategori
sedang. Untuk subjek 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8 meskipun juga mengalami peningkatan
skor namun tetap berada pada kategori yang sama antara sebelum dan sesudah
perlakuan.
10
11
12
Pretest
90
81
72
114
89
82
78
76
51
43
58
71
Posttest
100
91
87
119
104
103
98
100
79
84
79
88
Follow Up
99
94
90
117
106
106
98
101
85
87
79
91
120
100
80
60
40
20
0
Series1
Pretest
Posttest
Follow Up
75.42
94.33
96.08
Peningkatan skor secara signifikan terjadi pada subjek 3, 9, 10, 11, dan
12. Sebelum perlakuan kelima subjek tersebut berada pada kategori rendah,
namun setelah diberi perlakuan kelima subjek tersebut berada pada kategori
sedang. Untuk subjek 1, 2, 4, 5, 6, 7, dan 8 meskipun juga mengalami peningkatan
skor namun tetap berada pada kategori yang sama antara sebelum dan sesudah
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa achievement motivation training efektif
untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada subjek yang skornya rendah tetapi
tidak efektif pada subjek yang skornya sedang, namun demikian nilai partial eta
squared sebesar 0,784 menunjukkan bahwa achievement motivation training
memberikan sumbangan efektif sebesar 78,4% terhadap peningkatan motivasi
berprestasi kelompok eksperimen. Hasil uji hipotesis menggunakan anava
repeated measure menunjukkan nilai F = 9,978 dengan taraf signifikansi 0,000 (p
< 0,01) yang berarti pelatihan yang diberikan memiliki efek dari pretest hingga
follow up.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, J. 2002. A Theory of Achivement Motivation. New York: Wiley & Son.
Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cueva, C. 2006. An Achievement Motivation Program to Young Minority Students
Utilizing Cognitiv Behavioral Techniques. Avalailable from Proquest No.
3233955.
Cummings, T.G., & Worley, C.G. 2005. Organization Development and Change.
8th Edition. South Western Thomson.
Dysvick, A., Kuvaas, B. 2010. Exploring the Relative and Combined Influence of
Mastery-Approach Goals and Work Intrinsic Motivation ion Employee
Turnover Intention. Personnel Review. Unites Kingdom: Farnborough,
Emerald Group Publishing.
Erdogan, A., Kesici, S., & Sahin, I. 2011. Prediction of High School Students
Mathematics Anxiety by Their Achievement Motivation and Social
Comparison. Journal of Applied Psychology. Vol: 10 (2): 646 652.
Garliah, L., Nasution, F.K.M. 2005. Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Motivasi
Berprestasi. Jurnal Psikologia. Vol: 1, no: 1, hal: 38 47.
Noe, R. 2002. Employee Training and Development. New York: McGraw Hill
Companies, Inc.
Pierce, W.D., Cameron, J., Banko, K.M., & So, S. 2003. Positive Effect of
Reward and Performance Standards on Intrinsic Motivation. The
Psychological Records. United States: The Psychological Record.
Pinder, C.C. 1998. Work Motivation in Organizational Behavior. New Jersey:
Prentice Hall.
Rheinberg, F., Engeser, S. 2004. Motive Training and Motivation Competence.
Implicit Motives. Oxford: University Press.
Riggio, R.E. (2003). Introduction to Industrial. Organizational Psychology.
NewJersey: Prentice Hall
Rivai, M. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.
http:www.depdiknas.co.id/journal/29faktorhtml.
Robbins, P.S. 2009. Organizational Behavior. 13th Edition. United States:
Prentice-Hall Inc
Schuler, J., Sheldon, K.M., & Frohlich, S.M. 2010. Implicit Need for
Achievement Moderates, the Relationship between Competence Need
Satisfaction and Subsequent Motivation. Journal of Research in
Personality, 44.
Simon, J., Dewitte, S., & Lens, W. 2004. The Role of Different Types of
Instrumentally Study Strategies and Performance: Know Why You
Learn, So Youll Know What You Learn. British Journal of Educational
Psychology. United Kingdom: British Psychological Society.
Sloat, K.C.M. 1999. Organizational Citizenship: Does Your Firm Inspire to be
Good Citizenship?. Professional Safety. Vol: 44, 20 23.
Steers, R.M., Porter, L.W. 2010. Motivation&Leadership at Work. New York:
McGraw Hill.
Wardana, D.S. 2013. Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru yang Sudah
Disertifikasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Malang: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Weissbein, D.A., Huang, J.L., Ford, J.K,. & Schmidt, A.M., 2011. Influencing
Learning States to Enhance Trainee Motivation and Improve Training
Transfer. Journal of Bussiness Psychology.
LAMPIRAN
BLUEPRINT SKALA MOTIVASI BERPRESTASI
Definisi Operasional
Dorongan, hasrat atau 1.
keinginan untuk
menghasilkan prestasi
dalam bekerja
Aspek
Tanggung
jawab
1.
2.
3.
Komponen
Berusaha keras sampai
berhasil menyelesaikan
pekerjaan
Mengeluarkan
kemampuannya untuk
melakukan
yang
terbaik
Apabila gagal tidak
menyalahkan
orang
lain
1.
7.
13.
19.
25.
31.
2.
Resiko
pemilihan
tugas
1.
2.
Mempertimbangkan
terlebih dahulu resiko
yang akan dihadapi
Menyukai
permasalahan
yang
menantang
namun
memungkinkan untuk
diselesaikan
2.
8.
14.
20.
26.
Nomor Aitem
Saya tidak keberatan mengorbankan
waktu santai saya untuk menyelesaikan
pekerjaan sampai tuntas
Saya terganggu dengan perilaku rekan
kerja yang terlalu sibuk
Saya mendapatkan kepuasan ketika
berhasil menyelesaikan tugas dengan
sukses
Membiarkan orang lain bekerja keras
sementara kita santai-santai saja, toh
mendapat gaji yang sama besar
Apabila gagal melaksanakan tugas,
saya akan berusaha lebih keras di tugas
berikutnya
Apabila memungkinkan saya lebih suka
mendelegasikan tugas kepada rekan
yang lebih muda
Saya senang mengambil resiko dalam
pekerjaan selama saya mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan
Saya lebih suka mengerjakan tugas
yang rutin-rutin saja sekalipun ada
tambahan honor
Saya meminta pertimbangan atasan dan
rekan kerja sebelum mengerjakan tugas
baru
Saya mendapat tugas yang diri sendiri
saja tidak yakin mampu
menyelesaikannya
Saya senang mendapatkan tugas yang
menantang karena itu akan
F/U
F
U
F
U
F
32.
3.
Waktu
pemilihan
tugas
1.
2.
3.
Menyelesaikan tugas
dalam waktu yang
cepat dan efisien
Tidak
suka
membuang-buang
waktu
Tidak sering menundanunda pekerjaan
3.
9.
15.
21.
27.
33.
4.
Umpan balik
1.
2.
3.
Mengharapkan
ada
masukan
mengenai
pekerjaan yang telah
dilakukan
Menganggap umpan
balik sangat berguna
bagi perbaikan hasil
kerja
Tidak
mengulangi
kesalahan-kesalahan
pada tugas mendatang
4.
10.
16.
22.
28.
34.
5.
Menjadi yang 1.
terbaik
2.
3.
Menunjukkan
hasil
kerja yang sebaikbaiknya
Meraih
predikat
terbaik
Tingkah
lakunya
berorientasi ke depan
5.
11.
17.
23
29.
35.
6.
Kreatif
inovatif
dan 1.
2.
3.
Mengejar
banyak
informasi
untuk
mencari cara baru
Menyelesaikan
pekerjaan seefektif dan
seefisien mungkin
Memiliki
banyak
kegiatan
6.
12.
18.
U
F
U
U
F
U
F
U
F
U
F
U
U
F
4.
Tidak
rutinitas
menyukai
24.
30.
36.
U
F
SKALA PENELITIAN
PETUNJUK PENGERJAAN:
Bacalah tiap pernyataan dibawah ini dengan seksama, kemudian berikan tanda silang [X] pada salah satu kotak di
samping pernyataan. Jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan gambaran diri anda pilih 1, jika
pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri anda pilih 5, namun anda juga diperkenankan memilih jawaban
antara 1 5.
1
2
3
4
5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pernyataan
Tidak keberatan mengorbankan waktu santai untuk menyelesaikan
pekerjaan sampai tuntas
Senang mengambil resiko dalam pekerjaan selama mampu
menyelesaikan tugas yang diberikan
Menyelesaikan tugas tepat waktu meskipun tidak ada yang
mengawasi
Senang menerima masukan dari atasan atau rekan kerja
Ketika ada rekan yang hasil kerjanya lebih baik dari saya, merasa
bersemangat untuk bekerja lebih baik lagi
Membuat perubahan dan modifikasi dalam menyelesaikan tugas agar
bisa lebih cepat selesai
Lebih suka mengerjakan tugas yang rutin-rutin saja sekalipun ada
tambahan honor
Merasa terganggu dengan masukan dari orang lain
Sudah cukup puas dengan hasil kerja yang seadanya saja
Merasa frustasi ketika banyak diberi tugas
Mendapatkan kepuasan ketika berhasil menyelesaikan tugas dengan
sukses
Meminta pertimbangan atasan dan rekan kerja sebelum mengerjakan
tugas baru
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Deskripsi
Tujuan
Aktivitas
Achievement
Syndrome
Deskripsi
Materi
Tujuan
Aktivitas
Self study
Deskripsi
Materi
Tujuan
Aktivitas
Goal setting
Deskripsi
Materi
Tujuan
Aktivitas
Group support
Deskripsi
Materi
Tujuan
Aktivitas
1.
Peserta mendapatkan manfaat dan pentingnya mengenal diri sendiri dan apa
kaitannya dengan motivasi mencapai prestasi.
2.
Peserta dapat membuka diri terhadap diri sendiri maupun orang lain, melalui
penilaian diri sendiri dan kritik atau feedback dari orang lain.
3.
Peserta dapat lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.
1.
Roleplay: Who am I ?
2.
Peserta diajak untuk mengevaluasi diri sendiri mengenai kelebihan dan
kekurangannya.
3.
Setelah melakukan evaluasi diri, peserta diminta untuk memberikan
penilaiannya mengenai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh peserta
lain.
4.
Peserta membandingkan hasil penilaian diri dan penilaian orang lain, apakah
ada persamaan atau perbedaan.
5.
Peserta diajak untuk merumuskan kesimpulan berdasarkan konsep joe-harry
window bahwa keadaan diri setiap orang harus dilihat dari tiga sudut pandang
yaitu: keadaan diri sesungguhnya, keadaan diri menurut diri sendiri, keadaan
diri menurut orang lain.
Proses penyusunan, perumusan dan penetapan tujuan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan bahwa tujuan itu harus berarti bagi diri sendiri, sesuai dengan kebutuhan,
realistis, sesuai kemampuan dimiliki, mengandung resiko sedang, ada ikatan waktu
dan dapat diukur.
Achieving goals
1.
Peserta mampu memahami konsep bagaimana mengejar prestasi.
2.
Peserta dapat mengaplikasikan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi
berprestasi.
3.
Peserta mampu memperhitungkan kemampuan diri dan tingkat resiko yang
mampu dihadapi.
4.
Peserta memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri.
5.
Peserta belajar untuk berani mengambil resiko yang sesuai dengan kemampuan
diri.
6.
Peserta mampu bertanggungjawab dengan keputusan yang diambil.
1.
Game: Lempar Bola
2.
Peserta diajak untuk melakukan lempar bola dari jarak bervariasi yang
ditentukan oleh fasilitator dan jarak yang ditentukan sendiri oleh peserta.
3.
Pada saat peserta menentukan jarak sendiri inilah peserta diharapkan berani
mengambil resiko berdasarkan kemampuan yang dimiliki, membuat
perhitungan tentang gagal atau berhasil, dan bertanggng jawab terhadap
keputusannya sendiri baik berhasil atau gagal.
4.
Setelah permainan selesai peserta diajak untuk menarik kesimpulan dari
permainan bahwa setiap tahap memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda
sehingga dibutuhkan strategi melempar yang berbeda-beda pula.
5.
Peserta diajak untuk memahami pentingnya kecermatan dalam menentukan
jarak, perhitungan resiko, kemungkinan gagal atau berhasil, yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan batasan waktu yang telah ditentukan.
Motivasi berprestasi tergolong motif sosial yaitu mendorong individu bersaing dengan
ukuran unggulan, oleh karena itu dapat saling mempengaruhi dan saling membantu
satu dengan lainnya. Kontak antar sesama peserta maupun dengan trainer menentukan
proses belajar, proses pemahaman dan proses internalisasi materi.
Networking
1.
Peserta memahami pentingnya menjalin relationship dalam upayanya
mencapai prestasi.
2.
Memahami pentingnya fungsi orang lain dalam kesuksesan kerja.
3.
Memecahkan kebekuan dengan saling bersentuhan fisik.
4.
Peserta menyadari bahwa dalam upaya mencapai prestasi perlu kehadiran
orang lain dan terbuka menjalin komunikasi dengan orang lain.
5.
Peserta mampu menjalin banyak relasi dengan banyak orang.
1.
Game: All Stand Up
2.
Peserta diminta mencari pasangan, duduk berhadapan, ujung kaki dikaitkan
dan tangan berpegangan, kemudian diminta untuk berdiri bersama. Apabila
berhasil dengan duo, peserta diminta untuk membuat trio, kwartet dst dengan
Refleksi dan
affirmasi
Deskripsi
Materi
Tujuan
Aktivitas