Anda di halaman 1dari 12

Peranan Homeostasis untuk Mempertahankan Keseimbangan

dalam Tubuh
Stela Angelia Dj Babua
102014180/A5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana
Jl. Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat
Abstrak
Homeostasis adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan yang terjadi
di dalam tubuh. Homeostasis merupakan keadaan mempertahankan keadaan internal maupun
eksternal tubuh. Homeodinamik merupakan pertukaran energi antara manusia dan
lingkungan sekitranya secara terus-menerus. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan
penyesuaian diri, tetapi terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan
hidupnya. Homeostasis mempunyai jalur umum yang meliputi sinyal input-pusatkontrolsinyal output. Sistem kontrol terbagi menjadi kontrol lokal/dekat dan kontrol refleks/jauh.
Mekanisme homeostasis terbagi menjadi jenis lingkungan internal, kompensasi sehat-sakit,
dan lengkung refleks. Lingkungan internal sangat berpengaruh terhadap keseimbangan dalam
tubuh seperti konsentrasi molekul zat-zat gizi, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat-zat
sisa, pH, konsentrasi air dan elektrolit, suhu, serta volume dan tekanan. Kompensasi sehat
sakit terjadi apabila tubuh melenceng dari setpoint. Lengkung refleks merupakan
penghantaran stimulus melalui reseptor melalui jalur aferen, pusat integrasi kemudian
stimulus akan diteruskan ke efektor dan akan terjadi umpan balik.
Kata kunci: homeostasis, mekanisme, lingkungan
Abstract
Homeostasis is the body's mechanism to maintain a balance that occurs in the body .
Homeostasis is a state of maintaining the body's internal and external circumstances .
Homeodinamik an energy exchange between humans and the surrounding environment on an
ongoing basis . In this process not only humans make adjustments , but continue to interact
with the environment to be able to sustain his life . Homeostasis has a common pathway that
includes the input - signal - signal output control center . The control system is divided into
local control / close and reflex control / remote . Homeostatic mechanism is divided into
types of internal environmental , health-illness compensation , and the reflex arc . Internal
environment affects the equilibrium concentration of molecules in the body such as
nutrients , O2 and CO2 concentration , the concentration of residual substances , pH , water
and electrolyte concentration , temperature , and volume and pressure . Compensation
occurs when the body's healthy hospital deviated from the setpoint . Reflex arc is a stimulus
delivery via the receptor through the afferent pathway , integrating center then the stimulus
will be forwarded to the effector and feedback will occur.
Keywords : homeostasis , mechanisms, environment.
1

Pendahuluan
Semua orang tentu ingin hidup secara sehat jasmani maupun rohani. Sehat tidak didapati
dengan mudah. Jika kita ingin tubuh yang sehat maka harus selalu kita jaga, pelihara, dan
rawat. Tubuh kita adalah suatu kumpulan sistem organ yang bekerja dengan kemampuan
yang luar biasa. Tubuh kita selalu berusaha untuk menyesuaikan keadaan dan kondisi
mempertahankan kesetimbangan. Keadaan tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal maupun eksternal. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh terhadap keadaan sehatnya
tubuh. Sel sebagai unit penyusun terkecil dari tubuh kita mempunyai berbagai bagian penting
yang melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Jika ada organel di dalam sel
tersebut mati, maka sel itu juga akan mati. Di dalam kehidupan kita sehari-hari diperlukan
keseimbangan begitu pula dengan tubuh kita, keseimbangan inilah yang kita sebut
homeostasis.
Homeostasis
Homeostasis adalah suatu proses yang terjadi secara terus-menerus untuk memelihara
stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Homeostasis merupakan
mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi berbagai kondisi
yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi secara alamiah apabila tubuh
mengalami stress.1
Istilah homeostasis digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka
kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam. Pada dasarnya, semua organ dan
jaringan tubuh melaksanakan aneka fungsi untuk membantu mempertahankan kondisi yang
konstan ini. Misalnya, paru-paru menyediakan oksigen bagi cairan ekstrasel untuk
menggantikan oksigen yang dipakai oleh sel, ginjal mempertahankan konsentrasi ion agar
konstan, dan sistem gastrointestinal menyediakan nutrien.2
Konsep homeostasis (keadaan tetap) mengacu pada mempertahankan kondisi fisik dan
kimia yang relatif konstan dalam lingkungan sel organisme, menurut batas-batas fisiologis.
Persyaratan kimia untuk mempertahankan kondisi konstan meliputi, volume air yang
mencukupi, nutrisi, dan oksigen yang mencukupi juga persyaratan fisik meliputi suhu dan
tekanan amosfir.3
2

Homeostasis (homeo artinya yang sama; stasis artinya berdiri atau diam).
Pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil disebut homeostasis. Homeostasis adalah
esensial bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan setiap sel melalui aktivitas khususnya
masing-masing, ikut berperan sebagai bagian dari suatu sistem tubuh mempertahankan
lingkungan internal yang dipakai bersama oleh semua sel.4
Pengertian Homeodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi antara manusia dan lingkungan sekitranya
secara terus-menerus. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri, tetapi
terus berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan hidupnya.
Proses homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan
satu kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu
berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan memengaruhinya, serta memiliki
keunikan tersendiri. Dalam proses homeodinamik, terdapat beberapa prinsip menurut teori
Rogers sebagai berikut:a. Prinsip integral, yaitu prinsip utama dalam hubungan yang tidak dapat
dipisahkan antara manusia dan lingkungan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terusmenerus karena adanya interaksi yang saling memengaruhi antara manusia dan lingkungan, b.
Prinsip resonansi, yaitu prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan
frekuensinya bervariasi karena manusia memiliki pengalaman dalam beradaptasi dengan
lingkungan, c. Prinsip helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan
manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan.1
Mekanisme Homeostatis
Mekanisme homeostatis ini melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh. Walaupun
kondisi internal berubah secara konstan, tubuh dilindungi terhadap perubahan yang besar
dengan mekanisme control pengaturan sendiri seperti sistem umpan balik. Sistem ini
mengacu pada pemberian informasi dari suatu sistem (output) kembali ke dalam sistem
(input) untuk menimbulkan respons.3
Mekanisme homeostasis ini terbagi menjadi macam-macam lingkungan internal,
kompensasi sehat sakit, dan lengkung refleks.

Lingkungan dalam
Pada homeostasis lingkungan internal ini sangat mempengaruhi keseimbangan yang
terjadi di dalam tubuh makluk hidup: konsentrasi molekul zat-zat gizi, konsentrasi O 2 dan
CO2, konsentrasi zat-zat sisa, pH, konsentrasi air dan elektrolit, suhu, serta volume dan
tekanan.
Konsentrasi molekul molekul nutrient.Sel sel memerlukan pasokan molekul nutrient
secara terus menerus untuk menghasilkan energi .Energi, sebaliknya, diperlukan untuk
menunjang berbagai aktifitas sel baik yang bersifat khususmaupun yang untuk
mempertahankan kehidupan.
Konsentrasi O2 dan CO2 sangat penting bagi sel. Sel-sel memerlukan O 2 untuk melakukan
reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk selama reaksi reaksi ini harus dikeluarkan
sehingga tidak terbentuk asam yangmeningkatkan keasaman lingkungan internal.
Konsentrasi zat sisa. Sebagian reaksi kimia menghasilkan produk produk akhir yang
menimbulkan efek toksikpada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.
pH. Peubahan pada pH (jumlah relatif asam) berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan
merusak aktivitas enzim semua sel.
Konsentrasi air, garam dan elektrolit lain. Karena konsenterasi relatif garam (NaCl) dan
air di cairan ekstrasle memperngaruhi seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel, maka
konsentrasi keduanya diatur secara cermat untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak
berfungsi normal jika membengkak atau menciut. Elektrolit-elektrolit lain berperan dalam
berbagai fungsi vital lain, Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergantung pada
konsentrasi (K+) yang relatif konstan di cairan ekstrasel.
Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran tubuh yang sempit. Jika sel terlalu
dingin maka fungsi-fungsi sel akan terlalu melambat dan yang lebih buruk lagi, jika sel
terlalu panas maka protein protein struktural dan enzimatik akan terganggu atau rusak.
Volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma,
harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi
penghubung antara lingkungan eksternal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh.4
4

Sistem Kontrol Homeostatik


Sistem control homeostatik adalah suatu jalinan komponen-komponen tubuh yang saling
berhubungan secara fungsional dan bekerja untuk mempertahankan suatu faktor dalam
lingkungan internal agar relative konstan di sekitar suatu tingkat optimal. Untuk
mempertahankan homeostasis, sistem control harus mampu mendeteksi penyimpangan dari nilai
normal faktor internal yang perlu dijaga dalam batas-batas yang sempit, mengintegrasikan
informasi ini dengan informasi lain yang relevan, dan melakukan penyesuaian yang tepat dalam
aktivitas bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai yang
diinginkan. Sistem control homeostatik dapat dikemlompokkan menjadi dua kelas kontrol yaitu
intrinsik dan ekstrinsik.
Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inheren bagi suatu organ. Sebagai contoh,
karena otot rangka yang sedang berolahraga menggunakan O 2 dengan cepat menghasilkan energi
untuk menunjang aktivitas kontraktilnya maka konsentrasi O 2 di dalam otot turun. Perubahan
kimia lokal ini bekerja secara langsung pada otot polos dinding pembuluh darah yang mendarahi
otot tersebut,menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh berdilatasi, atau membuka
lebar. Akibatnya terjadi peningkatan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut ke
otot di atas sehingga O2 yang disalurkan meningkat. Mekanisme lokal ini ikut mempertahankan
kadar optimal O2 di lingkungan cairan internal tepat di sekitar sel-sel otot yang berolah raga
tersebut.
Namun, sebagian besar faktor di lingkungan internal dipertahankan oleh kontrol
ekstrinsik, yaitu mekanisme regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk mengubah aktivitas
organ tersebut. Kontrol ekstrinsik organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan
endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh. Kontrol ekstrinsik memungkinkan terjadinya
regulasi terpadu beberapa organ untuk mencapai satu tujuan, sebaliknya control intrinsik bersifat
swalayan bagi organ tempat control tersebut terjadi. Mekanisme regulasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi sangat penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamik di lingkungan
internal secara keseluruhan. Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang
sesuai jika tekanan tersebut turun terlalu rendah, sistem saraf secara simultan bekerja pada
jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan darah ke normal.4
5

Konsep Homeostasis
Jika setiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan hidup, mengapa sel-sel tubuh
tidak dapat hidup tanpa melakukan tugas khusus dan tersusun sesuai spesialisasinya menjadi
sistem-sistem yang melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh
keseluruhan? Sel-sel pada organisme multisel harus memberi kontibusi bagi kelangsungan
hidup organisme sebagai satu kesatuan serta tidak dapat hidup dan berfungsi tanpa kontribusi
dari sel tubuh lain karena sebagian sel tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal
tempat tinggal organisme yang bersangkutan. Suatu organisme bersel tunggal misalnya amuba
dapat langsung memperoleh nutrient dan O2 dari lingkungan sekitarnya dan mengeluarkan zatzat sisa kembali ke lingkungan tersebut. Sel sel otot atau sel apapun dalam organisme multisel
memiliki kebutuhan nutrien dan O2 serta pengeluaran zat-zat sisa serupa untuk
mempertahankan hidup tetapi sel otot tidak dapat secara langsung melakukan pertukaranpertukaran tersebut dengan lingkungan yang mengelilingi tubuh karena sel ini terisolasi dari
lingkungan eksternal. Bagaimana sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran-pertukaran vital
dengan lingkungan eksternal yang tidak berkontak dengannya adalah dengan adanya
lingkungan internal cair yang berkontak langsung dengan sel-sel tubuh serta melakukan
pertukaran-pertukaran yang esensial bagi kehidupan.
Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel tubuh dinamai cairan intrasel
(CIS) dan cairan di luar sel (CES). Cairan ekstrasel adalah lingkungan internal tubuh. Ini
adalah lingkungan cair tempat sel hidup. Lingkungan internal terletak di luar sel tetapi di
dalam tubuh. Sebaliknya, cairan intrasel terletak di dalam sel dan lingkungan eksternal
terletak di luar tubuh.4,5
Jalur Homeostasis
Pada homeostasis, stimulus masuk melalui sinyal input (reseptor), reseptor ini merupakan
tempat stimulus diterima oleh tubuh. Setelah stimulus melalui sinyal input maka akan diteruskan
ke pusat kontrol. Pada pusat kontrol stimulus (rangsangan) akan dicerna (diterjemahkan)
sehingga dimengerti oleh tubuh. Pusat kontol ini terbagi atas dua yaitu sadar dan tidak sadar.
Pusat kontrol sadar yaitu otak dan pusat kontrol tidak sadar yaitu sum-sum tulang belakang.
6

Proses selanjutnya stimulus yang telah diterjemahkan(sinyal output) ini akan dibawa ke efektor
agar tubuh dapat memberikan respon (timbal balik).3
Sistem Kontrol Homeostatik
Sistem control homeostatik adalah suatu jalinan komponen-komponen tubuh yang saling
berhubungan secara fungsional dan bekerja untuk mempertahankan suatu faktor dalam
lingkungan internal agar relative konstan di sekitar suatu tingkat optimal. Untuk
mempertahankan homeostasis, sistem control harus mampu mendeteksi penyimpangan dari nilai
normal faktor internal yang perlu dijaga dalam batas-batas yang sempit, mengintegrasikan
informasi ini dengan informasi lain yang relevan, dan melakukan penyesuaian yang tepat dalam
aktivitas bagian-bagian tubuh yang bertanggung jawab memulihkan faktor tersebut ke nilai yang
diinginkan. Sistem control homeostatik dapat dikemlompokkan menjadi dua kelas kontrol yaitu
intrinsik dan ekstrinsik.
Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inheren bagi suatu organ. Sebagai contoh,
karena otot rangka yang sedang berolahraga menggunakan O 2 dengan cepat menghasilkan energi
untuk menunjang aktivitas kontraktilnya maka konsentrasi O 2 di dalam otot turun. Perubahan
kimia lokal ini bekerja secara langsung pada otot polos dinding pembuluh darah yang mendarahi
otot tersebut,menyebabkan otot polos melemas sehingga pembuluh berdilatasi, atau membuka
lebar. Akibatnya terjadi peningkatan aliran darah melalui pembuluh yang melebar tersebut ke
otot di atas sehingga O2 yang disalurkan meningkat. Mekanisme lokal ini ikut mempertahankan
kadar optimal O2 di lingkungan cairan internal tepat di sekitar sel-sel otot yang berolah raga
tersebut.
Namun, sebagian besar faktor di lingkungan internal dipertahankan oleh kontrol
ekstrinsik, yaitu mekanisme regulasi yang dimulai di luar suatu organ untuk mengubah aktivitas
organ tersebut. Kontrol ekstrinsik organ dan sistem tubuh dilakukan oleh sistem saraf dan
endokrin, dua sistem regulatorik utama tubuh. Kontrol ekstrinsik memungkinkan terjadinya
regulasi terpadu beberapa organ untuk mencapai satu tujuan, sebaliknya control intrinsik bersifat
swalayan bagi organ tempat control tersebut terjadi. Mekanisme regulasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi sangat penting untuk mempertahankan keadaan stabil dinamik di lingkungan
internal secara keseluruhan. Sebagai contoh, untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang

sesuai jika tekanan tersebut turun terlalu rendah, sistem saraf secara simultan bekerja pada
jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh untuk meningkatkan tekanan darah ke normal.4
Konsep Homeostasis
Jika setiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan hidup, mengapa sel-sel tubuh
tidak dapat hidup tanpa melakukan tugas khusus dan tersusun sesuai spesialisasinya menjadi
sistem-sistem yang melaksanakan fungsi-fungsi yang esensial bagi kelangsungan hidup tubuh
keseluruhan? Sel-sel pada organisme multisel harus memberi kontibusi bagi kelangsungan
hidup organisme sebagai satu kesatuan serta tidak dapat hidup dan berfungsi tanpa kontribusi
dari sel tubuh lain karena sebagian sel tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal
tempat tinggal organisme yang bersangkutan. Suatu organisme bersel tunggal misalnya amuba
dapat langsung memperoleh nutrient dan O2 dari lingkungan sekitarnya dan mengeluarkan zatzat sisa kembali ke lingkungan tersebut. Sel sel otot atau sel apapun dalam organisme multisel
memiliki kebutuhan nutrien dan O2 serta pengeluaran zat-zat sisa serupa untuk
mempertahankan hidup tetapi sel otot tidak dapat secara langsung melakukan pertukaranpertukaran tersebut dengan lingkungan yang mengelilingi tubuh karena sel ini terisolasi dari
lingkungan eksternal. Bagaimana sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran-pertukaran vital
dengan lingkungan eksternal yang tidak berkontak dengannya adalah dengan adanya
lingkungan internal cair yang berkontak langsung dengan sel-sel tubuh serta melakukan
pertukaran-pertukaran yang esensial bagi kehidupan.
Cairan yang secara kolektif terkandung dalam semua sel tubuh dinamai cairan intrasel
(CIS) dan cairan di luar sel (CES). Cairan ekstrasel adalah lingkungan internal tubuh. Ini
adalah lingkungan cair tempat sel hidup. Lingkungan internal terletak di luar sel tetapi di
dalam tubuh. Sebaliknya, cairan intrasel terletak di dalam sel dan lingkungan eksternal
terletak di luar tubuh.4,5
Lengkung Refleks
Refleks adalah reaksi tubuh terhadap suatu rangsangan yang melibatkan sistem saraf.
Peristiwa refleks terbentuk melalui mekanisme yang melalui jalur tertentu. Lengkung refleks
diawali dengan adanya stimulus masuk pada sensor/reseptor. Dari reseptor stimulus
dihantarkan ke pusat integrasi melalui jalur aferen. Di pusat integrasi stimulus akan
8

diterjemahkan. Stimulus yang telah diterjemahkan melalui jalur eferen akan dibawa ke
efektor. Pada efektor akan terjadi respon yang mengakibatkan umpan balik.5
Feedback
Untuk mestabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, sistem control homeostatic harus
mampu mendeteksi dan menahan perubahan. Kata umpan balik (feedback) merujuk kepada
respons yang terjadi setelah terdeteksinya suatu perubahan, kata umpan maju (feedforward)
digunakan untuk respons yang dibuat sebagai antisipasi suatu perubahan.4
Feedback Negative
Mekanisme umpan balik negatif adalah mekanisme di mana informasi balasan untuk
sistem (input) mengurangi perubahan (output) sehingga dapat kembali ke setpoint yang
sesuai. Mekanisme kontrol homeostatik terutama bekerja berdasarkan prinsip umpan balik
negatif. Pada umpan balik negatif, perubahan suatu faktor yang dikontrol secara homeostatis
akan memicu respons yang berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke normal dengan
menggerakan faktor ke arah berlawanan dari perubahan awalnya. Demikianlah, penyesuaian
korektif berlawanna denga penyimpanhan awal dari tingkat normal yang diinginkan.3,4
Dalam pengaturan konsentrasi karbon dioksida, tingginya konsentrasi karbon dioksida di
dalam cairan ekstrasel akan meningkatkan ventilasi paru. Selanjutnya, peningkatan ventilasi
ini akan menurunkan konsentrasi karbon dioksida cairan ekstrasel karena paru mengeluarkan
lebih banyak ari dalam tubuh. Dengan kata lain,tingginya konsentrasi karbon dioksida
memicu peristiwa-peristiwa yang menurunkan konstentrasi menjadi normal, dan peristiwa
tersebut bersifat negatif (berlawanan) terhadap rangsangan awal. Sebaliknya, bila konsentrasi
karbon dioksida turun terlalu rendah, akan timbul umpan balik untuk meningkatkan
konsentrasi. Respons ini juga bersifat negatif terhadap rangangan awalnya.2
Contoh umum umpan balik negatif adalah kontrol suhu ruangan. Suhu ruangan adalah
variable terkontrol, suatu faktor yang dapat berubah-ubah tetapi dipertahankan dalam kisaran
sempit oleh suatu sistem kontrol. Pada contoh kita, sistem kontrol mencakup alat termostatik,
tungku, dan semua hubungan listriknya. Suhu kamar ditentukan oleh aktivitas tungku, suatu
sumber panas yang dapat dinyalakan atau dimatikan. Untuk menyalakan atau mematikan
dengan benar, sistem kontrol sebagai suatu kesatuan harus mengetahui berapa suhu kamar
9

yang sebenarnya membandingkannya dengan suhu kamar yang diinginkan, dan


menyesuaikan pengeluaran panas dari tungku agar suhu sebenarnya dapat mencapai tingkat
yang diinginkan. Termometer di dalam termostat memberi informasi tentang suhu kamar
sebenarnya. Termometer adalah sensor, yang memantau tingkat variable yang dikontrol.
Sensor biasanya mengubah informasi asli mengenai suatu perubahan menjadi suatu bentuk
bahasa yang dapat dipahami oleh sistem kontrol. Sebagai contoh, termometer mengubah
tingkat suhu udara menjadi impuls listrik. Pesan ini berfungsi sebagai masukan bagi sistem
kontrol. Penetapan termostat menentukan tingkat suhu yang diinginkan, atau titik patokan.
Termostat berlaku sebagai integrator, atau pusat kontrol/kendali, bagian ini membandingkan
masukan sensor dengan titik pasokan dan menyesuaikan pengeluaran panas dari tungku agar
terjadi efek atau respons yang melawan penyimpangan dari titik patokan. Tungku bersifat
sebgai efektor, komponen sistem kontrol yang diperintahkan untuk melaksanakan efek yang
diinginkan .4
Dalam mekanisme pengaturan tekanan arteri, tekanan yang tinggi menyebabkan
serangkaian reaksi ang memicu penurunan darah, atau tekanan yang rendah mencetuskan
serangkaian reaksi untuk meningkatkan tekanan. Kedua contoh di atas merupakan efek
negatif terhadap rangsangan awalnya.2
Oleh karena itu, pada umumnya bila beberapa faktor menjadi berlebihan atau terlalu
kurang, surtu sistem pengatur akan menjalankan umpan balik negatif, yang terdiri atas
serangkaian perubahan untuk mengembalikan faktor tersebut kembali ke nilai rata-rata
tertentu, sehingga mempertahankan homeostasis.2
Feedback Possitive
Mekanisme umpan balik positif adalah mekanisme dimana informasi balasan ke sistem
meningkatkan atau memperlama, bukannya mengurangi, penyimpangan dari kondisi
fisiologis asal.3
Pada beberpa keadaan, tubuh menggunakan umpan balik positif untuk mendapatkan
keuntungan. Pembekuan darah merupakam contoh tentang penggunaan umpan balik positif
yang bermanfaat. Bila terjadi robekan pada pembuluh darah dan mulai terbentuk bekuan
darah, berbagai enzim yang disebut faktor pembekuan diaktifkan di dalam bekuan darah itu
10

sendiri. Beberapa diantara enzim ini bekerja pada enzim terdekat lainnya yang belum aktif,
sehingga menhasilkan pembekuan darah yang lebih banyak, Proses ini akan belangsung terus
sampai lubang pembuluh darah tadi tersumbat dan tidak terjadi pendarahan lagi. Kadangkadang, mekanisme ini dapat lepas kontrol dan menyebabkan pembekuan darah yang tidak
diharapkan. Keadaan inilah yang mencetuskan serangan jantung yang sangat akut, akibat dari
suatu bekuan darah yang berasal dari permukaan dalam plak arterosklerotik di dalam ateri
koronaria dan kemudiaan tumbuh terus sampai arteri tersebut akhirnya tersumbat.2
Karena tujuan utama dalam tubuh adalah mempertahankan kondisi homeostatik yang
stabil, maka umpan balik positif lebih jarang terjadi dibandingkan umpan balik negatif.
Umpan balik positif berperan dalam proses pelahiran bayi. Hormon oksitoksin menyebabkan
kontraksi kuat otot uterus. Sewaktu kontraksi uterus mendorong bayi menekan serviks (pintu
keluar dari uterus), pegangan serviks yang terjadi memicu serangkaian kejadian yang
menyebabkan pelepasan lebih banyak oksitosin, yang menyebabkan kontraksi uterus
menguat, yang memicu penengeluaran lebih banyak oksitosin, dan seterusnya. Siklus umpan
balik positif di tubuh memiliki mekanisme untuk menghentikan siklus ini.3,4

Kesimpulan
Homeostasis (homeo: yang sama, statis: berdiri atau diam) adalah suatu proses oleh tubuh
yang terjadi secara berkelanjutan untuk memelihara stabilitas dan agar dapat beradaptasi
terhadap kondisi lingkungan disekitarnya. Semua organ dan jaringan turut berperan dalam
menjalankan tugas menjaga stabilitas menyeimbangkan dan mempertahankan kondisi tubuh.
Homeodinamik merupakan pertukaran energi antara manusia dan lingkungan sekitranya
secara terus-menerus. Pada homeostatis terdapat jalur umum jalur umum ini berawal dari
sinyal input diteruskan ke pusat kontrol kemudian stimulus dibawa ke efektor melalui proses
sinyal output. Sistem kontrol homeostatis terbagi atas dua yaitu, lokal dan refleks/jauh. Pada
sistem kontrol lokal terjadi melalui pembuluh darah, sedangkan refleks terjadi pada sistem
saraf dan sistem hormon. Lingkungan internal yang berpengaruh dalam homeostasis yaitu
konsentrasi molekul zat-zat gizi, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat-zat sisa, pH,
konsentrasi air dan elekrolit, suhu, serta volume dan tekanan.Pada mekanisme pengaturan
kompensasi sehat dan sakit terdapat faktor internal dan eksternal yang bepengaruh pada
setpoint dan tubuh akan melalukan kompensasi jika dapat mengembalikan tubuh pada
11

setpoint maka tidak sakit, apabila gagal mencapai setpoint maka tubuh akan jatuh sakit. Pada
lengkung refleks akan terjadi proses penghantaran stimulus diterima, dibawa dan
diterjemahkan lalu dihantarkan pada efektor untuk merespon sehingga menimbulkan umpan
balik.

Daftar Pustaka
1

Hidayat AAA, Uliyah M. Klinik keterampilan dasar praktik klinik kebidanan. Jakarta:

2
3
4
5

Salemba Medika; 2008.h. 2,3.


Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007.h. 7,9,10.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h. 4,5.
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2012.h. 6,9,11,13,17,18.
Kuntari. Pengantar fisiologi, homeostasis, dan dasar biolistrik. Pengantar Faal (serial
online)

2007.

(cited

2016

Dec

24);(35

screens).

Available

from:

URL:

http://b302fikui.files.wordpress.com/2011/11/pengantarfisiologilengkungrefleks.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai