Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fitria Widi Astutik

NIM : 4201414022
TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA
Rangkuman Materi Tes Diagnostik
A. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
siswa ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
memberikan tindak lanjut. Tes ini dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan untuk
melakukan sesuatu.
Tes diagnostik memiliki 2 fungsi yaitu mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang
dialami siswa dan merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai dengan
masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.
Karakter tes diagnostik adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

untuk mendeteksi kesulitan belajar


dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber kesulitan.
menggunakan bentuk soal supply response (uraian/jawaban singkat).
bila menggunakan soal selected response harus disertai alasan pemilihan.
disertai rancangan tindak lanjut, sesuai dengan kesulitan yang teridentifikasi.

Diagnostik kesulitan belajar berdasarkan hasil tes formatif, dapat melalui hasil analisis
terhadap butir tes tersebut. Semakin kecil probabilitas siswa menjawab benar terhadap suatu
butir soal, tingkat kesulitan belajar siswa terhadap materi yang diujikan semakin sulit. Jika tes
yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar, maka letak kesulitan belajar siswa
dapat dilihat dari profil pilihan jawabannya.
B. Pengembangan Tes Diagnostik
Secara garis besar langkah-langkah dalam mengembangkan tes diagnostik adalah :
a. mengidentifikasi kompetensi dasar yang belum tercapai ketuntasannya
b. menentukan kemungkinan sumber masalah
c. menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai
d. menyusun kisi-kisi soal
e. menulis soal
f. mereview soal
g. menyusun kriteria penilaian
C. Contoh Hasil Penelitian Pengembangan Tes Diagnostik
Penelitian pengembangan tes diagnostik telah banyak dilakukan, mulai dari bentuk
multiple choice, 2-tier multiple choice, hingga 3-tier multiple choice.
D. Implementasi Tes diagnostik
1. Pelaksanaan Tes Diagnostik

Tes diagnostik dapat dilaksanakan sebelum, pada saat, dan setelah pembelajaran. Tes
diagnostik yang dilakukan sebelum pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui
pengetahuan prasyarat untuk mempelajari materi tertentu. Tes yang diberikan pada saat
pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dari kegiatan pembelajaran
yang menimbulkan masalah bagi siswa. Tes diagnostik dilaksanakan setelah
pembelajaran, tetapi sebelum tes sumatif diadakan dimkasudkan untuk memberikan
perlakuan atau remidial seandainya ditemukan permasalahan.
2. Analisis dan Tindak lanjut
a. Penskoran dan penafsiran tes diagnostik
1. Selain memberikan hasil kuantitatif, skor tinggi bila respons lengkap dan skor rendah
bila responsnya paling minim, kegiatan penskoran juga harus mampu merekam jenis
kesalahan siswa.
2. Untuk memudahkan identifikasi dan analisis terhadap berbagai jenis kesalahan yang
terjadi, setiap jenis kesalahan diberi kode.
3. Bila tes diagnostik terhadap suatu indikator dibangun oleh sejumlah butir soal perlu
ditentukan batas pencapaian untuk menentukan bahwa seorang siswa itu dinyatakan
bermasalah.
4. Penskoran terhadap butir soal pemecahan masalah, hendaknya mampu merekam setiap
kemampuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
b. Menindaklanjuti tes diagnostik
1. Kegiatan tindak lanjut dilakukan betul-betul berdasarkan hasil analisis tes diagnostik
secara cermat. Tindak lanjut tidak selalu berupa kegiatan remidial di kelas, tetapi dapat
juga berupa tugas rumah, observasi lingkungan, kegiatan tutor sebaya, dan lain-lain
sesuai masalah atau kesulitan yang dihadapi siswa. Kegiatan tidak lanjut juga tidak
selalu dilakukan secara individu, tetapi dapat juga dilakukan secara kelompok
bergantung pada karakteristik masalah yang dihadapi siswa.
2. Mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh miskonsepsi membutuhkan kesabaran,
keuletan, dan kecerdasan guru.
3. Kegiatan tindak lanjut diberikan secara bertahap dan berkelanjutan. Tes diagnostik
pada hakikatnya merupakan bagian dari ulangan harian, maka pelaksanaannya juga
perlu diatur sehingga tidak tumpangtindih (overlapping) dan tidak memberatkan siswa
maupun guru.
4. Perlu dirancang program sekolah yang mendukung dan memberikan kemudahan bagi

guru untuk mengadministrasi, melaporkan, dan menindaklanjuti hasil tes diagnostik,


misalnya penyediaan sarana dan tenaga teknis, pemberian insentif atau penghargaan,
dan program-program lain yang mendukung profesionalitas guru, misalnya lokakarya,
workshop, dan penelitian yang mengangkat hasil-hasil tes diagnostik. Selain untuk
evaluasi di sekolah, bila memungkinkan hasil analisis tes diagnostik juga dikirimkan

atau dilaporkan kepada orang tua siswa, sehingga secara bersama-sama dapat
membantu siswa dalam memecahkan masalahnya.

Anda mungkin juga menyukai