Anda di halaman 1dari 54

PELAPORAN HASIL KEGIATAN

RESIDENSIAL
REHABILITASI DI BALAI BESAR
REHABILITASI BNN LIDO JAWA
BARAT
12 AGUSTUS 2016 S/D 25
AGUSTUS 2016

ARIE BUDIMAN
AMD.KEPERAWATAN
A.

Pendahuluan
Empat kelompok

rehabilitasi

korban

besar yang berkaitan

penyalahgunaan

NAPZA

dengan
terdiri

pelayanan dan

dari

pencegahan,

rehabilitasi, pembinaan lanjut (aftercare) serta advokasi dan perlindungan


sosial. Program yang berkaitan dengan pencegahan telah banyak dirambah
oleh berbagai instansi dan masyarakat, demikian juga dengan rehabilitasi,
baik yang berbasis masyarakat maupun institusi pemerintah bahkan
menurut beberapa informasi ada tempat rehabilitasi ditutup karena kosong
karena

atau

kekurangan

residen,

sedangkan

ranah

aftercare

yang

bersinggungan dengan on the job training agak diabaikan.


Pada akhirnya, sampailah pada persoalan yang memuncak pentingnya
menggarap ranah aftercare sekaligus on the job training yang kebutuhannya
sekarang sangat mendesak untuk dikembangkan, baik secara kuantitas
maupun kualitas. Persoalan ini tidak hanya terjadi di Kalimantan Barat saja,
namun juga merupakan problema umum di seluruh provinsi di Indonesia.
Ketika para recovering addict telah menjalani rehabilitasi di manapun dan
dengan metoda apapun lantas mereka kebingunan mencari tempat untuk
mulai mengembangkan aktualisasi dirinya serta menjaga recovery atau
pemulihan jangka panjang dari kepulihannya.
Maka, dari realitas tersebut, mulailah dirintis program-program aftercare dan
on the job training (walaupun respon agak terlambat). Salah satunya adalah
kegiatan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan

NAPZA dengan kegiatan rehabilitasi fisik, mental, sosial, spiritual dan


pelatihan keterampilan.
Karena konsepnya adalah aftercare dan on the job training, maka
proporsinya rehabilitasi fisik, mental, sosial dan spiritual 30%, sedangkan
pelatihan keterampilan sebanyak 70%. Untuk pelatihan keterampilan dipilih
sesuai dengan minat bakat residen. Sedangkan untuk rehabilitasi fisik,
mental, sosial dan spiritual diuraikan lebih lanjut.

B.

Pengertian
1. Rehabilitasi Napza
adalah

proses

kesejahteraan

refungsionalisasi

sosial

untuk

dan

memungkinkan

pemantapan
para

taraf

penyandang

masalah adiksi mampu melaksanakan kembali fungsi sosialnya


dalam

tata

bernegara.

kehidupan
Demikian

dan

juga

penghidupan
dengan

bermasyarakat

rehabilitasi

sosial

dan

korban

penyalahgunaan NAPZA bertujuan agar para recovering addict


dapat

menjalankan

kembali

fungsi

sosial

dalam

lingkungan

keluarga serta lingkungan yang lebih luas secara mandiri baik


mental maupun ekonomi tanpa menggunakan kembali NAPZA
2. Perlindungan sosial
adalahupaya yang sistematis dalam menjamin terpenuhinya hakhak target pelayanan dan rehabilitasi sosial para penyandang
masalah sosial sehingga dapat terhindar dari berbagai gangguan
dan resiko yang dapat menghambat proses dan tujuan pelayanan
dan

rehabilitasi

perlindungan

sosial

sosial

itu

terhadap

sendiri.
para

Demikian
recovering

juga

dengan

addict

adalah

terhindarnya kembali dari gangguan dan resiko yang dapat


membuat

mereka

jatuh

kembali

dan

menggunakan

NAPZA

sehingga dapat menjalankan kehidupan kesehariannya secara


wajar dan rasa aman dengan terpenuhi hak-haknya.
Berkaitan dengan kegiatan rehabilitasi dan perlindungan sosial ini,
para recovering addict yang berusaha untuk pulih dan bangkit
dengan

menjalankan

kehidupan

sehari-harinya

secara

wajar

memerlukan bantuan bimbingan baik secara fisik, mental, sosial


maupun keterampilan untuk mencapai tujuan kemandirian dirinya.
Walaupun dinyatakan pulih secara fisik, mental maupun sosial,
mereka tetap selalu memerlukan pembinaan berupa bimbinganbimbingan

tersebut

sebagai

polesan

seumur

hidupnya

agar

semaikin pulih. Sebagai bekal untuk kemandiriannya, diperlukan


pelatihan vocational, dalam hal ini pelatihan keterampilan sepeda
motor dengan tujuan akhir kemandirian.
C. Nama Kegiatan
1.

Aftercare
Adalah Kegiatan pembinaan lanjutan setelah recovering addict
lepas dari ketergantungan NAPZA yang didalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan yang positif pasca proses pemulihan (Terapi dan
Rehabilitasi) yang akan sangat berguna bagi para penyalahguna
narkotika. Pengalaman nyata dari mantan-mantan penyalahguna
narkotika menunjukkan bahwa adanya kegiatan yang positif dan
produktif memiliki beberapa manfaat diantaranya membangkitkan
kembali rasa percaya diri dan mengisi waktu luang dimana tentunya
diharapkan bagi korban penyalahgunaan narkotika dapat mencapai
tahapan full recovery.

2.

On The Job Training (OJT)


OJT dalam kaitan dengan rehabilitasi dan perlindungan social bagi
korban NAPZA adalah suatu proses yang terorganisasi untuk
meningkatkan

keterampilan,pengetahuan,

kebiasaan

kerja

dan

sikap recovering addict (RA) upaya menata kehidupan diri (dan


keluarganya) kearah kemandirian yang bertujuan :
a. RA memiliki kebulatan tekad/sikap kerja yang positif
menuju

prestasi.

b. Memiliki gambaran/pengetahuan dan jenis pelatihan yang


akan dijalankan selama menjadi pengikuti kegiatan pelatihan
keterampilan
c.

Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan

kerja dan pekerjaannya.

3. Bimbingan Fisik
Adalah kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ
tubuh

manusia

(body

building), kesegaran

jasmani

(physical

fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan


keterampilan

(skill

development).

Bentuk

kegiatannya

seperti

function, registrasi, pengasramaan, olah raga, aerobic, spot check


(room GI), pemeriksaan kesehatan.
Tujuan bimbingan fisik adalah
a.

Mengembangkan ketrampilan pengelola diri dalam upaya


pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga

b. Meningkatkan kesehatan fisik untuk pengembangan psikis yang


lebih

baik

c. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,


kerjasama, percaya diri dan demokratis
4. Bimbingan mental (intelektual, psikologis, spiritual, estetika)
adalah upaya yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur,
terarah dengan tujuan menguatkan dan mengontrol kemauan,
membina stabilitas emosional, mengembangkan penalaran, sifatsifat dan sikap serta motivasi. Tujuan tersebut tidak dapat diraih
dengan singkat, namun harus dilakukan secara sistematik dan
dilakukan dalam waktu yang cukup lama dengan pengawasan.
Bentuk kegiatannya adalah prayer (shalat dan berdoa), concern,
sharing circle, evening wrap up, weekend wrap up, dan lain-lain
5. Bimbingan sosial
adalah

seperangkat

usaha

bantuan

kepada

individu

dalam

kelompok agar dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi


dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan
sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial
dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya
sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan
sosial yang dialaminya dalam bentuk kelompok. Kegiatannya
meliputi morning briefing/morning meeting, static group, saturday
night activity, recreation and sport, PBK/magang kerja
6.

Bimbingan keterampilan
serangkaian

kegiatan

yang

dirancang

untuk

membekali

pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap baik individu


maupun kelompok dengan beberapa jenis keterampilan untuk dapat
dijadikan sebagai sumber usaha dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidup. Tujuan diadakannya bimbingan keterampilan kerja ini adalah
sebagai upaya pemberdayaan terhadap residen yang mengalami

permasalahan sosial ekonomi agar dapat melaksanakan fungsi


sosialnya secara memadai dalam kehidupan bermasyarakat. Bentuk
kegiatannya

teori

dan

praktek

service

sepeda

motor

serta

kewirausahaan.
7.

Room GI
Adalah pengecekan barang-barang pribadi maupun rumah secara
keseluruhan dengan tujuan menegakkan aturan rumah serta
menghilangkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga
seluruh

residen

selalu

waspada

terhadap

diri

(pemeliharaan

kebersihan dan kerapihan diri) dan lingkungannya.


Tujuan untuk menghindari penyimpangan dari cardinal rules (no
sex, no drugs, no violence)
Cara pelaksanaan :
Penggeledahan secara menyeluruh ruangan (rooms) dan barangbarang pribadi (personal things) yang dilakukan oleh expeditor
team

8. Concern
Adalah

group

yang

dirancang

kepeda

residen

untuk

mengekspresikan ataupun menyatakan perasaan residen seperti


senang, bangga, kesal, kecewa dan lain lain
Tujuan:
a. Membentuk komunitas yang sehat,
b. Menjadikan pribadi residen yang bertanggungjawab,
c. Berani mengungkapkan perasaan,

d. Membangun kedisiplinan,
e. Menyadari akan kekurangan,
f. Menumbuhkan rasa self esteem dan sense of belonging
9. Circle
Adalah group therapy yang dilakukan oleh seluruh resident yang
dipimpin oleh seorang staf guna membahas masalah yang terjadi
pada diri masing-masing residen dengan maksud membiasakan diri
dalam memberikan masukan dan menanyakan secara jelas masalah
yang sedang dialami anggota keluarganya, tujuannya adalah untuk
mengeluarkan guilt (beban) yang ada pada dirinya sehingga residen
lebih focus dalam program tanpa guilt.
Tujuan dari circle adalah:
a. Tumbuhnya rasa saling percaya antara sesama residen,
b. Belajar memberikan umpan balik (feed back) yang positif,
c. Belajar

memberikan

pertanyaan

untuk

memperjelas

suatu

masalah yang terjadi.


Cara Pelaksanaan:
a. Doa,
b. Sharing ,
c. Confrontation,
d. Feed back.
10. Weekend wrap up
Adalah

pertemuan

yang

diikuti

oleh

seluruh

residen

guna

membahas tentang perasaan hati masing-masing selama satu


minggu, serta membahas masalah yang terjadi dalam rumah dalam
waktu seminggu yang lalu, biasanya pertemuan ini dilaksanakan
satu minggu sekali pada hari minggu malam.
Tujuan
a.

Resident dapat mengevaluasi diri sendiri (self evaluation)

terhadap perasaan dan perubahan pada diri residen selama satu


minggu
b.

yang

lalu

Residen mampu melihat kelemahan residen yang lain dan

perduli

terhadap

memberikan
c.

kehidupan

saran

kepada

komunitas
residen

dengan saling
yang

lain

Meningkatkan kewaspadaan terhadap komunitas serta

keluarganya,sehingga bila terjadi masalah dalam satu minggu


itu bisa segera dicarikan solusinya
Cara pelaksanaan Circle dan sharing (selama 1 minggu):
a.

Issue residen

b.

Issue rumah

c.

Theme of the week

11. Morning briefing


Adalah yaitu pertemuan yang dilaksanakan pada pagi hari pada
saat akhir pekan (weekend), yang diikuti oleh seluruh residen dan
staf untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di dalam
rumah dan juga membahas tentang perasaan hatinya pada saat itu.
Tujuan :
a. Munculnya norma-norma baru dalam fasilitas rumah yang harus
dilaksanakan oleh residen,
b. Munculnya sikap perduli, baik terhadap fasilitas rumah ataupun
sesama family lainnya ,
c. Munculnya sikap kekeluargaan antara staf dengan residen.
Cara Peleksanaan:
a. Doa,
b. Sharing ,
c. Confrontation,
d. Feed back.

12. Morning meeting


Adalah

pertemuan

yang

merupakan

komponen

utama

yang

dilaksanakan setiap pagi hari untuk mengawali kegiatan residen dan


diikuti oleh seluruh residen.
Tujuan:
a. Residen mulai dapat mengungkapkan perasaannya,
b. Residen dapat meningkatkan kepercayaan dirinya,
c. Residen dapat tumbuh sikap jujur dan tanggung jawabnya,
d. Residen dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap family
ataupun lingkungannya.
Cara Peleksanaan morning Meeting:
a. Doa,
b. Ikrar,
c. Pengumuman,
d. Awareness/kepedulian terhadap situasi keluarga dan lingkungan,
e. Motivation,
f. Acknowledge/penghargaan,
g. Issue/masalah inti dalam keluarga,
h. Quote/kata mutiara,
i. Reading/intisari dari yang dibaca, dilihat, dirasa, diamati,
j. Games/permainan.

13. Saturday night activity


Adalah aktifitas malam mingguan yang dilakukan bersama-sama
antara staf dan seluruh resien dengan maksud rekreatif dan
mencegah triggering
14. PBK/magang kerja

Adalah model pembelajaran keterampilan dengan cara praktek


langsung di dunia sesungguhnya dengan cara residen dititipkan di
bengkel-bengkel atau perusahaan untuk menimba pengalaman
yang sesungguhnya
15. Family Session
Adalah kunjungan keluarga kepada resident, kegiatan ini dilakukan
apabila residen sudah mencapai waktu yang sudah ditentukan oleh
staf atau sudah dinilai layak untuk dikunjungi. Kegiatan ini
membawa
a.

perubahan

antara

lain:

Munculnya kepercayaan kembali keluarga kepada residen atau

sebaliknya
b.

Terjadinya komunikasi yang efektif antara residen dengan

keluarga, keluarga dengan staf,


c.

Hilangnya rasa kerinduan antara residen dengan keluarga dan

sebaliknya
16. Concern
adalahgroup therapy yang dilakukan oleh seluruh residen yang
dipimpin oleh seorang staf dengan tujuan untuk saling kepedulian di
antara residen dengan lingkungan.
Cara pelaksanaan:
Circle + drop slip/drop guilt + hug
17. Religious class
Adalah pembinaan spiritual, seperti bimbingan keagamaan dengan
maksud agar residen dapat mengenali kekuatan yang lebih tinggi di
luar dirinya dan NAPZA
18. Caseload /Anoucement

Adalah

suatu

kegiatan

yang

membahas

segala

permintaan/permohonan
Caranya membuat peserta membuat permohonan secara tertulis
diserahkan kepada program administrasi untuk diproses.
19. Evaluasi Kegiatan Resident
Maka secara keseluruhan, kegiatan Rehabilitasi dan Perlindungan
Social bagi Korban Penyalahguna NAPZA ini adalah kegiatan yang
diperuntukkan bagi recovering addict berupa bimbingan fisik,
mental, social dan keterampilan dimana bimbingan keterampilan
menduduki proporsi ebih banyak (70 %). Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan

yang

positif

dan

produktif

bermanfaat

dalam

membangkitkan kembali rasa percaya diri dan mengisi waktu luang.


Diharapkan bagi korban penyalahgunaan narkotika dapat mencapai
tahapan full recovery.
C.

Jadwal Kegiatan
Kegiatan Rehabilitasi untuk teraphy community dilaksanakan selama 4

bulan di dalam fasilitas sebuah gedung besar yang berisi barak resident
yang terdiri dari Program Rumah Hope yaitu klasifikas untuk usia diatas 35
tahun dan Program Rumah Faith dibawah usia 35 tahun dan Perlindungan
Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA ini dilaksanakan di dalam facility
(rumah) selama 50 hari dan magang di bengkel/perusahaan selama 30 hari
biasa juga disebut fase Re Entry. Total pelaksanaan adalah kurang lebih
selama 6 bulan. Dengan kegiatan digambarkan rincian dan dalam kolom.
1.

Pembinaan Fisik
a.

Olah raga optional

b.

Tes urine

c.

Room G.I.

d.

Pemeriksaan kesehatan, 1 minggu 1 kali setiap hari jumat jam

10.00 WIB
2.

3.

4.

Pembinaan Mental dan Sosial


a.

Pre Morning Briefing

b.

Concern

c.

Circle

d.

Religious Class

e.

Seminar

f.

Case load/Anoucement

Keterampilan
a.

Teori dan praktek minat bakat

b.

Kewirausahaan/testimoni

Magang/ On Job Training

KEGIATAN SEHARI HARI DI RUMAH REHABILITASI


WAKTU

KEGIATAN

08.00-09.00

MAKAN PAGI

09.00-10.00

ISTIRAHAT

10.00-11.30

MATERI 1

11.30-13.30

ISHOMA

13.00-15.00

MATERI 2

16.30-19.00

ISHOMA

19.00-20.00

MAKAN MALAM

20.00-21.30

MATERI 3

JADWAL MATERI HARIAN RESIDEN


HARI

SENIN

WAKTU

KEGIATAN

10.00-

MORNING

11.30

MEETING

13.00-

KETERAMPILAN

17.00

CONCERN

20.00SELASA

21.30

MORNING
MEETING

RABU

10.00-

KETERAMPILAN

11.30

CIRCLE GRUP

13.0017.00

MORNING

20.00-

MEETING

21.30

KETERAMPILAN

KAMIS

SEMINAR
10.00-

JUMAT

11.30

MORNING

13.00-

MEETING

17.00

KETERAMPILAN

20.00-

RELIGIOUS CLASS

21.30
Medical check up
10.00-

CASE LOAD

11.30

FOLLOW UP CASE

13.00-

LOAD

17.00
20.0021.30

10.0011.30
13.0016.00
20.0021.30

SABTU

AKTIFITAS PRIBADI
RECREATION

MINGGU

HOUR
KUNJUNGAN
KELUARGA

D.

Peserta Kegiatan

DAN

Peserta Residensial terdiri dari 11 orang utusan dari rumah sakit


bhayangkara polda masing masing mewakili wilayahnya
E.

Kegiatan Praktek Belajar Kerja (Magang)


1 Tanggal 12 Agustus 2016 mendapatkan pembekalan dan orientasi ke
seluruh

Balai

Besar

Rehabilitasi

mencakup

Detoks

House,Entry

Unit,House Of TC ( Therapyc Comunnity ) House Of Change, Re Entry


Unit dan bermacam macam fasilitas lainnya.
2 Tanggal 13 Agustus 2016 Residensial mulai menjadi residen di House
Of TC selama 4 hari,yang terdiri dari fase Younger,Midldle dan Older.
3 tanggal

17 agustus 2016 Residensial masuk dalam tahap On Job

Training klinikal selama 2 hari di masing masing house yang telah


dijadwalkan oleh panitia.
4 tanggal 19 Agustus 2016 Residensial mejalani On Job Training Profesi
yaitu tahap dimana kita menyesuaikan dengan profesi kita ( magang di
poliklinik dan fasilitas kesehatan di Balai Besar rehabilitasi ).
5 tanggal 22 agustus 2016 Penyampaian materi dari bermacam nara
sumber.
6 tanggal 24 agustus 2016 seminar hasil dari residensial.
7 Tanggal 25 agustus 2016 penutupan kegiatan Residensial dan Magang.
F. Tata Tertib Kegiatan
1.

Cardinal rules (no drugs, no sex, no violence,no stealing,no

vandalism)
2.
3.

Selalu mengenakan tanda peserta dalam kegiatan


Mematuhi semua aturan yang ditetapkan dalam lingkungan balai

besar rehabilitasi
4. Form registrasi
kepada

peserta

bersamaan dengan pembagian ATK dan kaos


residensial.

Dalam

registrasi

juga

perlu

dilampirkan surat perintah serta penyakit yang menyertai yang


memerlukan pengobatan jika ada.
5 . Room GI dan tes urine (seminggu 1 kali atau sewaktu-waktu)
dilakukan secara random
6.

Melangggar 5 cardinal rules (no drugs, no sex, no violence,no


stealing,no va
ndalism), dicoret dari kepesertaan dan di pulangkan ke daerah asal.
Namun harus diperhatikan ada obat yang beredar umum atau anti
retroviral (misal evavirin) yang menyebabkan tes urine positif

G. Hasil Kegiatan
1. Peserta magang bisa lebih memahami kehidupan social di dalam
rumah rehabilitasi dan bisa membangun rasa empaty
2. Terwujudnya

kedisiplinan

pribadi,kerja

sama,hirarki

yang

sistematis,spiritual yang mantap serta terbinanya norma norma


yang telah di tentukan selama menjadi residensial.
3. Bisa mengenal apa itu Napza,jenisnya,efek penggunaannya,ciri
withdrawal ( gejala putus zat ) dan ilmu benzodiazepine dan ilmu
adiksi guna membantu pemulihan dengan cara rehabilitasi.
4. Bisa menempatkan diri dalam berkomunikasi dengan Abuse
Adiksi karena komunikasi dengan Abuse Adiksi itu perlu dan
memerlukan cara khusus.
5. Mendapatkan

hasil

edukasi

pelatihan

yang

nantinya

bisa

diterapkan nantinya di daerah berharap bisa membantu para


pecandu yang mau dan akan direhabilitasi.
G. Saran

Dengan adanya pelatihan magang dan on job training yang telah saya
peroleh dibalai besar panti rehabilitasi BNN lido saya berharap nantinya akan
terselenggaranya dan diwujudkannya berupa :
1. fasilitas pengobatan dalam bentuk Fasilitas bagi para pecandu
narkoba baik itu mereka yang collapse,relapse,rehabilitasi dan
penyembuhan bagi penyakit penyerta mereka,Selain itu juga
mohon

dilengkapi

tenaga

tenaga

medis

seperti

perawat

adiksi,asesor,dokter spesialis yang terkait dan berhubungan erat


dengan masalah pecandu baik itu dari masalah adiksi atau pun
penyakit penyerta mereka.
3. Untuk tenaga non-medis mohon ijin kiranya untuk di datangkan
psikiater kejiwaan untuk menjadi konselor bagi para pecandu atau
Abuse Addict itu sendiri.Untuk kegiatan nya bisa melalui IPWL
( Institusi Penerima Wajib Lapor ) yang memudahkan para pecandu
untuk meregistrasi diri mereka sehingga nantinya diperlukan
tindakan lebih lanjut dari pihak terkait.
4. Terwujudnya kegiatan yang berhubungan dengan narkotika baik itu
penyuluhan tentang narkotika,pemeriksaan fisik pecandu dan
kegiatan konseling kesehatan.
5. Terealisasinya Fasilitas Rehabilitasi,IPWL ( Institusi Penerima Wajib
Lapor ) dan Perawatan Khusus bagi para pecandu narkotika.

G. Penutup
Jumlah peningkatan kasus tentang penyalah gunaan narkoba semakin
hari semakin meningkat dan otomatis menimbulkan dampak yang sangat
besar dan signifikan bagi masyarakat yang juga berdampak buruk bagi
perkembangan

social

kehidupan

masyarakat,maka

dari

itulah

tujuan

diadakan nya pelatihan dan magang yang saya ikuti selama kurang lebih 14

hari dibalai besar panti rehabilitasi BNN lido dengan harapan bisa saya
aplikasikan di daerah melalui rumah sakit bhayangkara.Besar harapan saya
agar apa yang saya dapat bisa teraplikasi dan di fasilitasi oleh SatKer terkait
guna membantu mengurangi jatuhnya korban akibat penyalah gunaan
narkoba khusus diwilayah Pontianak dan sekitarnya dan besar harapan saya
agar peningkatan pemberantasan narkoba khusus di wilayah Pontianak dan
sekitarnya berjalan dengan baik.

FOTO FOTO GIAT SELAMA DI BALAI BESAR


PANTI REHABILITASI BNN LIDO JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai