Anda di halaman 1dari 45

Laporan Praktikum

Mesin Fluida
Pengukuran Aliran Tunak Pada Saluran Terbuka
Dan Pengujian Karakteristik Dasar Pompa

Oleh :
Veny Martiani
121724030
2C TPTL

Jurusan Teknik Konversi Energi

Politeknik Negeri Bandung


2014

Pengukuran Aliran Tunak di Saluran Terbuka

I.

Tujuan Percobaan
Setelah mempelajari dan melakukan pengukuran aliran tunak anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan tentang aliran tunak pada saluran terbuka
2. Menjelaskan cara penggunaan meter hook & point pada pengukuran aliran yang
melintasi celah
3. Menjelaskan cara penggunaan tangki volumetrik untuk pengukuran laju aliran yang
melintasi celah
4. Menghitung laju aliran yang melintasi celah
5. Menemukan faktor koreksi untuk jenis-jenis celah yang digunakan untuk melakukan
pengukuran

II.

Dasar Teori
Banyaknya fluida yang melalui saluran terbuka sering diukur dengan menggunakan

suatu bendung (weir). Dengan bendung, aliran akan mengalir lewat suatu celah. Bentuk celah
biasanya berbentuk persegi empat (U), segitiga (V), atau trapezium, dan dapat dipasang pada
aliran air sesuai yang dikehendaki seperti yang terlihat pada gambar berikut

Untuk menganalisis suatu bending perlu dilakukan asumsi sebagai berikut:


Tekanan pada leher atas dan bawah sama yaitu tekanan atmosfer

Plat bending pada posisi tegak lurus dengan aliran hulu yang rata
Puncak bendung (celah) runcing dan aliran menuju puncak bendung dalam kondisi
normal
Tekanan yang hilang diabaikan pada waktu aliran menuju bendung
Saluran seragam dengan sisi hulu dan hilir bendung
Kecepatan aliran menuju bending seragam dan taka da gelombang permukaan
Jelas bahwa model matematis dengan asumsi diatas tidak menampilkan konsidi yang
nyata didalam bending. Meskipun demikian, hal ini diperbolehkan untuk perhitungan aliran
yang melintas bendung (sebagai pendekatan). Hasil yang diperoleh, kemudian dapat dirubah
agar sesuai sengan hasil yang diperoleh dari percobaan.
Rumus:
a. Celah bentuk U

2
2
2 g B H3
3

1. Mencari Qteoritis :
Dengan : Q

: Laju Aliran (m3/s)

: Lebar celah

: grafitasi (9,81 m/s2)

: Kedalaman air (m)

2. Mencari Qaktual :

V
t

3. Mencari Cd (coefficient debit)


Cd=

Qaktual
Qteori

b. Celah bentuk V
Rumus:
5

1. Mencari Qteoritis :

8
2 g H 2 tg
15

Dengan : Q

: Laju Aliran (m3/s)

: grafitasi (9,81 m/s2)

: Kedalaman air (m)

2. Mencari Qaktual :

V
t

3. Mencari Cd (coefficient debit)


Cd=

Qaktual
Qteori

Pengukuran
1. Tangki volumetric
Tangki ini sudah diskala dalam liter sehingga mudah menghitung laju alirannya.
volume V
Q=
= (l/ s)
waktu
t
2. Meter Hook dan Point
posisi nol: atur Hook sehingga ujung menyentuh permukaan, set angka nol skala dan
kencangkan ulir B. pengaturan dilakukan dengan mengatur ulir A sampai mendekati
permukaan bebas dan gunakan pengaturan yang halus sampai ujung Hook menyentu
air.

III.

Langkah Kerja

Peralatan
Peralatan utama yang digunakan dalam pengukuran aliran tunak disaluran terbuka adalah:
1. Instalasi pengujian pompa, yaitu menggunakan pompa sentrifugal.
2. Bending bentuk V dan U
3. Meter, Hook dan Point Gauge
4. Stop watch
Persiapan
1. Pasang pompa sentrifugal
2. Hidupkan pompa dan biarkan air mengisi salauran dan jika air mulai mengalir
melewati bendung, matikan pompa, dan biarkan kelebihan air melewati bendung. Ini
merupakan level dasar celah bendung
3. Atur vernier Hook point gage ke posisi nol
Prosedur pengujian
1. Operasikan salah satu pompa dari pompa roda gigi, pompa turbin sentrifugal pada
putaran tertentu. Jika digunakan pompa aksial buka penutup masukanke pompa pada
tangki volumetric, sebelumnya isi tangki volumetric terlebih dahulu
2. Atur laju aliran (debit) air
3. Ukur debit riil dari tangki volumetric dengan mengukur jumlah volume air pada
tangki dan catat waktu yang diperlukan danga stopwatch
4. Pada waktu yang bersamaan ukur ketinggian air H dan lebar B pada bendung
5. Ukur kurang lebih 10 pengukuran dengan jumlah volume yang berbeda gunakan
katup control untuk mengaturnya
6. Dapatkan factor koreksi untuk bentuk celah yang berbeda dengan membandingkan 2
pengukuran volume yang berbeda.

IV.

Data Pengukuran
Data celah bentuk U
Tabel 4.1 Data Celah Bentuk U

[m]

[m]
0,010

0,05

0,05

5
0,011

Pengukuran V=5 l ; dengan t= . . . [s]


1
2
3
4
5

V [m3]

H^3/2

Rata-rata

25,03

22,72

24,14

26,38

25,86

24,83

0,005

20,14

21,47

21,39

23,5

24,64

22,23

0,005

0,00107
6
0,00115

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

0,05

10

0,05

11

0,05

12

0,05

0,015
0,016
5
0,018
0,018
5
0,019
5
0,021
0,021
5
0,022
0,023
5
0,025

18,57

18,09

19,68

20,57

20,57

19,50

0,005

15,28

17,5

17,25

18,28

19,27

17,52

0,005

15,38

15,45

16,31

14,85

17,25

15,85

0,005

14,43

14,09

14,26

15,34

16,53

14,93

0,005

12,32

14,51

13,88

15,91

14,91

14,31

0,005

12,22

12,29

13,19

13,8

14,43

13,19

0,005

11,74

12,65

13,25

12,02

14,17

12,77

0,005

11,29

11,93

11,77

12,9

12,92

12,16

0,005

10,55

11,43

11,84

11,99

12,03

11,57

0,005

9,38

10,3

9,74

10,92

11,28

10,32

0,005

4
0,00183
7
0,00211
9
0,00241
5
0,00251
6
0,00272
3
0,00304
3
0,00315
3
0,00326
3
0,00360
2
0,00395
3

Perhitungan celah bentuk U

Qteori (Qi)
Data No.7
3
2
2
2
g
B
H
= 3

Qaktual (Qa)
Qaktual=
=

2
2 ( 9,81 ) .0,05 .0,002723
3

Cd

V
t

Cd=

Qaktual
Qteori
=

5 x 103
14,31 det

=0,000350 [m3/s]

0,000350[m3/ s]
0,000402[m 3/s ]
= 0,8693

= 0,000402 [m3/s]

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Celah Bentuk U

[m]

[m]

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Pengukuran V=5 l ; dengan t= . . . [s]


1

0,0

0,010

25,0

22,7

24,1

26,3

25,8

5
0,0

3
20,1

2
21,4

4
21,3

6
24,6

4
18,5

7
18,0

9
19,6

7
15,2

5
0,0

0,011

23,5
20,5

4
20,5

8
17,2

7
18,2

7
19,2

15,4

5
16,3

8
14,8

7
17,2

0,018

8
14,4

5
14,0

1
14,2

5
15,3

5
16,5

5
0,0

5
0,019

3
12,3

9
14,5

6
13,8

4
15,9

3
14,9

5
0,0

2
12,2

1
12,2

8
13,1

1
14,4

2
11,7

9
12,6

9
13,2

4
11,2

5
11,9

5
11,7

0,023

9
10,5

3
11,4

7
11,8

0,025

9,38

10,3

9,74

5
0,0
5
0,0
5
0,0

5
0,0
5
0,0
5
0,0
5
0,0
5

0,015
0,016
5
0,018

0,021
0,021
5
0,022

8
15,3

Nilai rata-rata Cd Celah U

17,5

13,8
12,0
2
12,9

3
14,1
7
12,9

11,9

2
12,0

9
10,9

3
11,2

V
[m3]

H^3/2

Qa

Qi

[m3/s]

[m3/s]

Cd

Ratarata
24,83
22,23
19,50
17,52
15,85
14,93
14,31
13,19
12,77
12,16
11,57
10,32

0,00

0,00107

0,00020

0,00015

1,267

5
0,00

6
0,00115

1
0,00022

9
0,00017

8
1,320

5
0,00

4
0,00183

5
0,00025

0
0,00027

5
0,945

5
0,00

7
0,00211

6
0,00028

1
0,00031

5
0,912

5
0,00

9
0,00241

5
0,00031

3
0,00035

2
0,884

5
0,00

5
0,00251

5
0,00033

7
0,00037

8
0,901

5
0,00

6
0,00272

5
0,00035

2
0,00040

4
0,869

5
0,00

3
0,00304

0
0,00037

2
0,00044

3
0,843

5
0,00

3
0,00315

9
0,00039

9
0,00046

9
0,841

5
0,00

3
0,00326

2
0,00041

5
0,00048

5
0,853

5
0,00

3
0,00360

1
0,00043

2
0,00053

3
0,812

5
0,00

2
0,00395

2
0,00048

2
0,00058

6
0,829

Cd = 0,9402

Data Celah Bentuk V


Tabel 4.3 Data Celah Bentuk V

Pengukuran V=5 l ; dengan t= . . . [s]

[m

Rat

a-

rata

0,

22

30

26

26

27

26,7
2

0,

21

22

22

24

25

23,1
8

0,

18

15

20

21

22

19,6
7

0,

18

16

18

19

20

18,7
3

0,

16

16

16

18

19

17,5
8

16,8

]
0

H
^5
/2

0,

00

01

43

5
0

2
0,

00

01

62

5
0

5
0,

00

01

90

5
0

4
0,

00

02

13

5
0

2
0,

00

02

29

5
0

2
0,

0,

16

16

16

16

18

0,

13

14

14

15

16

14,9
0

0,

13

14

15

14

15

11,8
1

0,

11

13

13

14

14

13,3
3

0,

19

20

20

23

22

21,4
2

0,

19

19

21

22

22

21,1
9

0,

16

18

17

18

20

18,5
7

00

02

45

5
0

9
0,

00

02

54

5
0

5
0,

00

02

63

5
0

3
0,

00

02

81

5
0

5
0,

00

01

83

5
0

2
0,

00

01

76

5
0

1
0,

00

01

97

Perhitungan celah bentuk V

Qaktual

Data 1
5
2

8
= 15 2 g H tg
2.5

0,0002545 tg 45
8
=
2 ( 9.81 )
15

= 0,000601 [m3/s]

Qteori

Cd

Qaktual =

V
t

Cd=

5 x 103
14,90 det

=
0,000336[m3/ s]
0,000601[m3/ s]

=
0,000336 [m3/s]

Qaktual
Qteori

=
0,5582

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Celah Bentuk V

H
[

tg

Pengukuran V=5 l ; dengan t= . . . [s]

Ra

Qi
[m

22,

30,

26,

26,

27,

26,

0,0

0,00
0143

0,0

001

003

87

38

5
5
3

21,

22,

22,

24,

25,

23,

0,0

0,00

0162

5
0

5
0,00

18,

15,

20,

21,

22,

19,

0,0

0190

0,0

003

16

84

0,0
002

0,0
004

1
0
,

0,0

002

0
,

0,0

C
d

3/s]

0
0

V
[m

H^5/
2

Qa

3/s]

5
6
2

0
0
,

54

2
5

0
,

18,

16,

18,

19,

20,

18,

0,0

002

005

67

04

16,

16,

16,

18,

19,

17,

0,0

0,00
0229

16,

16,

16,

16,

18,

16,

0,0

5
3
0

2
0,00

0,0

005

84

41

0,0

0,0

2
0
,

0,0

002

0
0
,

0,0

0,0

0,00
0213

50

5
2
5

5
0

0245

002

005

97

81

1
2

13,

14,

14,

15,

16,

14,

0,0

0254

13,

14,

15,

14,

15,

11,

0,0

003

006

36

01

0,0

004

006

23

22

11,

13,

13,

14,

14,

13,

0,0

0,00
0281

19,

20,

20,

23,

22,

21,

0,0

5
0,00

0,0

6
8
0

006

75

65

0,0

0,0

4
0
,

0,0

003

2
0
,

0,0

0,00
0263

0,0

0,00

0,0

5
6
3

9
0

0183

002

004

33

33

5
3

19,

19,

21,

22,

22,

21,

0,0

0,00

0176

0,0

002

004

36

16

0
,

16,

18,

17,

18,

20,

18,

0,0

3
3

0,00
0197

0,0

5
6
7

0,0

002

004

69

67

Nilai rata-rata Cd Celah V

2
0
,
5
7
6
0

Cd = 0,5610

Pengujian Karakteristik Dasar Pompa

I.

0,0

4
0

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah proses pembejalarn berakhir mahasiswa memiliki pengetahuan tentang:
1. Hubungan head dan laju alir volume (debit) air yang dihasilkan oleh suatu jenis pompa pada putaran n tertentu
2. Menggamba diagram (kurva) yang dibentuk oleh hubungan Head dan laju alir volume

3. Menghitung Energi poros (daya) yang diberikan untuk kerja pompa Ps =


4. Menghitung energi hidrolik yang dihasilkan oleh kerja pompa
0.5
0.75
5. Menghitung Kecepatan spesifik nq = n. Q / H

II.

Dasar Teori
Instalasi Pengujian

2 n Nm
T
=W
60
s

Ph=gHQ

Nm
=W
s

Similarity Laws Hukum Kesebangunan Pompa

Pompa menambahkan energi ke liquid sehingga liquid mampu dipindahkan dari tempat/pressure yang lebih rendah ke

tempat/pressure yang lebih tinggi. Pada pompa jenis kinetic (berputar) energi ditambahkan dengan cara memutar liquid memakai impeller.

Flowrate/capacity pompa dapat diubah dengan mengubah speed (rpm) pompa. Menaikkan speed impeller pompa akan ikut

menaikkan flow-nya. Bayangkan kipas angin, dengan kecepatan putar yang semakin meningkat, angin yang berhembus juga semakin banyak.
Dalam aplikasi di lapangan mengubah speed terkadang tidak praktis terutama bila penggeraknya motor listrik karena dipengaruhi frekwensi
generatornya.

Point Pertama :

Perhatikan gambar 2 impeller yang berbeda diameternya dibawah ini :

Impeller B mempunyai diameter lebih besar, maka kelilingnya pun tentu juga lebih besar. Sembarang titik pada bagian terluar

impeller B akan menempuh jarak yang lebih panjang daripada titik terluar impeller A. Jika kedua impeller tersebut berputar pada rpm yang

sama maka titik terluar B akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding titik terluar A ( Karena titik terluar B akan menempuh jarak
yang lebih panjang tetapi jangka waktu yang sama dengan A) .Kecepatan titik terluar impeller ini disebut Tangential Velocity, dan dirumuskan
dengan :

Dengan diketahuinya tangential velocity suatu impeller dapat dicari Head yang dihasilkan impeller tersebut.

Jadi semakin tinggi tangential velocitynya maka Head yang dihasilkan pompa semakin besar. Dapat dikatakan juga diffuser/bowl

akan mengubah ke pressure lebih tinggi bila tangential velocity nya impeller semakin tinggi.

Dari kedua rumus diatas maka didapat

maka, Bila ada 2 pompa yang secara geometris sama dan sebangun maka didapat perbandingan :

Similarity Law diatas digunakan untuk memprediksi Head baru atau pressure yang mampu dikeluarkan pompa bila ada perubahan

speed N dan/atau diameter impellernya.

Point kedua

Masih dengan analogi kipas angin, pada kecepatan yang sama, baling-baling yang besar akan menghasilkan hembusan angin yang

lebih banyak dibandingkan dengan baling-baling yang kecil. Demikian pula pada pompa, impeller yang mempunyai diameter lebih besar akan
menghasilkan flowrate/capacity yang lebih banyak.

Flowrate merupakan volume yang dapat dikirimkan pompa dalam putaran tertentu. Jadi flowrate berbanding lurus dengan putaran

pompa (n) dan juga volume yang dihasilkan sekali putar. Volume berbanding lurus dengan r ^3 atau juga diameter^ 3

Jadi, jika ada 2 pompa sentrifugal yang secara geometris sama tetapi berbeda impellernya, maka untuk kondisi aliran yang

sebangun berlaku hukum sebagai berikut :

Dengan Q = flow rate

n = putaran pompa (rpm)

D = diameter impeller

Aplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi flowrate yang dapat dikirim pompa bila putaran dan diameter

impellernya berubah.

Point ketiga

Dengan berubahnya diameter impeller maka flowrate dan Head akan berubah. Beban yang harus ditanggung pompa (Hydraulic

Horse Power/whp) dan Motor (Brake Horse Power/bhp) pun akan berubah.

Hydraulic Horsepower atau output pompa atau whp adalah Tenaga yang digunakan pompa untuk mengirimkan liquid (liquid

Horsepower).

Angka konstanta 3960 diatas didapat dari besaran foot pounds untuk 1 hp (33.000) dibagi dengan berat 1 gallon air (8,33 pounds)

Sedangkan Brake Horsepower atau input pompa atau bhp adalah horsepower actual yang digunakan oleh penggerak (motor listrik

atau engine) untuk menggerakkan pompa.

Dari similarity law pada point pertama dan kedua :

Maka bila kita masukkan Q dan H pada rumus whp/bhp (kita sebut saja P atau power) akan didapat hubungan :

Bila kita buat perbandingan antara 2 pompa yang sebangun akan didapatkan :

Aplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi horsepower pompa dan penggeraknya bila putaran pompa dan

diameter impellernya berubah.


III.

Tata Tertib Operasi


Persiapan:

1. Sediakan alat tulis untuk mencatat data (lembar rekam data uji pompa)
2. Persiapkan perlengkapan uji pompa yang diperlukan termasuk stopwatch
3. Kalibrasi alat-alat ukur dan setel ulang antara lain kelengkapan ukur dinamometer, manometer, volumetrik, kecepatan putar pompa

Operasi Pengujian:
1. Pilih pompa uji yang akan dioperasikan
Pemilihan/penentuan kecepatan operasi motor dengan cara memutar alat pengatur (13) dan terbaca pada monitor/pemantau(14);
sebelum dioperasikan lepas dulu sabuk transmisi atau motor beroperasi tanpa beban guna menyetel dinamometer pada kondisi
seimbang

IV.

Data Percobaan

Hd

Hs

o.

[m

[m

Pe

H2

H2

rc.

O]

O]
-

1,7
-

2,5

Tabel 4.1 Data Hasil Eksperimen Pompa Pada n = 1000 rpm

N
m

0,

8
0,

V= 0.002 [m3 dalam waktu s]

4,

4,

4,

38
4,

6
5,

4
5,

4,3

4,

4
5,5

82
5,

RataRata

4,51

5,18

3,5

4,5

5,5

1,5

5
-

1,4
-

10

-1

0,8
-

11
12

0,

86
0,

86
0,

92
0,

92
0,

6,5

0,4
5
-

0,3

7,5

5
-

0,

4,

43
5,

15
5,

9
6,

37
6,

0,

1,

1,

6,

58
5,

83
6,

75
7,

82
7,

8,

9,

10

5
10

6,

05
6,

36
6,

1
6,

81
8,

24
10
,2

4
11

,2

,9

7
11

5,

45

33

10
,1

79

02

8,

6,

13

74

78

96

66

96

4,

31

53

92

0,5
-

0,

42

86

0,6

84

1,2

1,6
-

11

,8

12

1
15

5,5

51

6,8

1
6,9

3
8,3

4
9,3

9
8,8

9,6

10,

12,

13,

6,00

6,13

6,83

7,49

7,76

9,43

10,73

,9

11,41

2
14

13,17

15
6,

37
7,

04
7,

04
7,
58

9,
1

11
,8

18

6,

5,45

92

4,

1
11

0,3

03

,7

,0

,4

,2

34

No

Hd

Hs

[m

[m

Pe

H2

H2

rc.

O]

O]

-2,4

2,5

-2,3

-2,1

3,5
4

-2
-1,8

Tabel 4.2 Data Hasil Eksperimen Pompa Pada n = 1100 rpm

N
m

0,

3,

4,

94
0,

57
3,

51
4,

94
0,

66
4,

25
5,

96
0,

29

13
3,

96

4,

11
5,

02

11

V= 0.002 [m3 dalam waktu s]

5,1

4,53

4,96

4,6

4,7

4,

4,

39
4,

48
5,

99

04
4,

4,

25
4,

62
4,

92
4,

91

RataRata

4,41

4,49

4,73

4,25

4,73

10

11

4,5

-1,4

-1,3

5,5

-1,2

6,5

-0,6

-0,6

12

-1

7,5

0,5

1,

02
1,

4,

12

81
5,

5,

04
1,

6,

51
5,

04
1,

73
5,

67
6,

08
1,

74
6,

73
7,

12
1,

26
6,

49
8,

12

16

11

1,
12

7,
1

8,
47

5,36

5,78

5,7

6,73

7,04

7,4

8,47

5,

72
6,

42
5,

44
6,

75
7,

63
6,

01
7,

64
7,

73
7,

91
8,

89

73

8,
04

Hd

Hs

Tabel 4.3 Data Hasil Eksperimen Pompa Pada n = 1200 rpm

5,

66
5,

V= 0.002 [m3 dalam waktu s]

8,
88

5,33

5,83

6,10

6,57

7,29

7,66

8,19

o.

[m

Pe

H2

H2

rc.

O]

O]

2,1

2,5

2,5

N
m

2,8

[m

1,

02

9
3

1
4

1,

02

2,5

3,5

2,3

2,1
5

,
2

5
,

2
3

6
4

2
3

04

5
4

3
4

9
5

8
4

1,

05

4
3
3

,
3

2
4

5
4

3
4

Rata-Rata

4,00

4,03

3,97

4,63

4,33

2
3

1,

6
3

1,

06

4,5

1,7

1,6

5,5

1,5

10

11

6,5

-1

0,9

6
4

1
4

3
5

1,

5
3
4

4
5

14

1,

,
9
5

6
5

3
5

1
5

7
6

2
6

1
6

2
6

1,

18

1,
22

4
5

4
6

3
6

6
6

4,68

4,93

5,29

5,60

6,05

6,67

8
5

8
5

1,

5
,

15

1,3

1,

9
7

12

7,5

0,8

1,
22

6,73

V.

Perhitungan Data
VI.
Setelah mendapatkan data hasil pengukuran pada Tabel 4.1-4.3 pada percobaan ke-2, diketahui nilai-nilai yang didapatkan
pada data percobaan no.2 yaitu:
VII.

Hd = 2,5 [mmH2O]
Hs = -1,6 [mmH2O]
T = 0,84 Nm
t = 5,18 s
V = 0,002 m3

Maka akan didapatkan :

a. Tinggi Tekan/ Head (H)


H = Hd-Hs
= 2,5 (-1,6) = 4,1[mmH2O]

n motor = 1000 rpm


n pompa = 2121,43
rpm
= 997,1 kg/m3

g= 9,81m/s2

b. Laju Aliran/ Debit (Q)


V
c. Q = t

f. Energi Poros/ Daya Masukkan (Ps)


g. Ps = x T
h.

0,002m
5,18 s

2 n
60

2 .1000
60

d.

Q=(

e.

3
Q = 0,00039 m /s

i.

xT
x 0,84 Nm = 87,96 Watt

j. Energi Hidrolik
k. P = . g . Q. H
H

l.

3
= 997,1 kg/m3. 9,81m/s2. 0,00039 m /s . 4,1

m. = 15,47 Watt
n. Pompa
PH
15,47 Watt
o. P = Ps = 87,96Watt

= 17,589 %

p. Kecepatan Spesifik (nq)


q.
nq = n pompa . Q0,5 / H0,75
r.
s.
t.

= 2121,43rpm. (0,00039)0,5 m3 /s / 3,7 )0,75

=13,15 rpm
Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan data

hasil perhitungan sebagai berikut :


u. Tabel 5.1 Data Hasil Eksperimen Pompa Turbin Pada n = 1000 rpm
v. N
o
P
e
r
c
.

ab. P

y. Q

w. H

[
m

x.

2
O
]

[
m

z.

aa.

Ps

ad. 1

(P

h/

Ps

]
ag. 0

ak. 1

af.

ah.

ai.

0,

83,

aj. 19

,1

66

4
al. 2

am.4,
1

an.
0,

,
ae. 3,

ac. n

4
ao. 0

ap.

aq.

87,

ar. 17

as. 1

,5

89

0
0

9
aw. 0
,
au. 4,
at. 3

ba. 1

av.

ax.

ay.

0,

90,

az. 18

,1

49

7
be. 0
,
bb. 4

bj. 5

bc. 4,
9

bk. 5,
2

bi. 1

bd.

bf.

bg.

0,

90,

bh. 17

,7

28

3
bm.

bq. 1

bl.

0,00

bn.

bo.

0,

90,

bp. 18

,4

33

3
bu. 0

,
br. 6

bs. 5,
5

bt.

bv.

bw.

0,

96,

bx. 16
,3
61

2
bz. 7

ca. 5,
8

cb.
0,

9
cc. 0

cd.

ce.

96,

0
0
0

by. 9
,
1
9

cf. 15

cg. 8

,7

33

4
3

2
7
ck. 0
,
ch. 8

ci. 6,
1

cj.

cl.

cm.

0,

96,

cn. 15
,9
66

co. 7
,
9
8

6
cs. 0
,
cp. 9

cq. 6,
5

cr.

ct.

cu.

0,

10

cv. 13
,4
16

cw. 6
,
9
0

1
da. 0
,
cx. 1
0

cy. 6,
9

cz.

db.

dc.

0,

10

dd. 12
,6
07

de. 6
,
1
5

9
di. 0
,
df. 1
1

dg. 7,
3

dh.

dj.

dk.

1,

10

dl. 11
,7
96

dm.
5,72

1
dn. 1

do. 7,

dp.
1,

8
dq. 0

dr.

ds.

10

0
0
0

dt. 10

du. 5

,7

44

0
9

1
5
dv.
dw.Tabel 5.2 Data Hasil Eksperimen Pompa Turbin Pada n = 1100 rpm
dx. N
o
P
e
r
c

ea. Q
dy. H
[m

dz.

[
m
3

ee. n
eb.

ec.

Ps

Ph

O]

ed. P
(P
h/
Ps)

,
ef. 1

[
r
p
m
]

]
ei. 0

eg. 4,

em.1

eh.

ej.

ek.

el. 18,

0,

10

19

02

0
4

5
eq. 0
,
en. 2

eo. 4,
8

eu. 1

ep.

er.

es.

et. 19,

0,

10

20

29

0
4

5
ey. 0
,
ev. 3

ew. 5,
1

fc. 1

ex.

ez.

fa.

fb. 19,

0,

11

21

09

0
4

fd. 4

fe. 5,

ff.

2
fg. 0

6
fh.

fi.

fj. 22,

fk. 1

,
0
5

0,

2
11

25

89

7
fo. 0
,
fl. 5

fm. 5,
8

fn.
1

fs. 1

fp.

fq.

fr. 20,

11

24

83

0
4

2
fw. 0
,
ft. 6

fu. 5,
9

ga. 1

fv.

fx.

fy.

fz. 18,

1,

11

21

41

0
3

7
ge. 0
,
gb. 7

gc. 6,
3

gd.

gf.

gg.

gh. 17,

1,

11

21

64

3
4
gm.
gj. 8

gr. 9

gk. 6,
7

gs. 7

gl.

0,00

gn.

go.

gp. 17,

1,

11

21

94

gt.

3
gu. 0

gv.

gw.

1,

12

20

gi. 9
,
8
8

gq. 9
,
2
3

gx. 16,

gy. 8

75

0
0

3
hc. 0
,
gz. 1

ha. 7,

hb.

hd.

he.

hf. 14,

1,

12

19

77

hg. 8
,
0

2
7
hk. 0
,
hh. 1

hi. 7,

hj.

hl.

hm.

1,

12

19

hn. 15,

ho. 7
,

04

2
6
hs. 0
,
hp. 1

hq. 8,

05

hr.

ht.

hu.

hv. 14,

1,

12

19

90

hw.6

,
9
4

4
hx.
hy.
hz. Tabel 5.3 Data Hasil Eksperimen Pompa Turbin Pada n = 1200 rpm
ia.
ib. N
ie. Q
ii.
o
ic. H
[
ih. P
[m
id.
m
if.
ig.
P
(P
H
T
3
Ps
Ph
e
h/P
2
/
r
s)
O]
s
c
]
.

n
q
[
r
p
m
]

im. 0

ij. 1

ik. 4,
9

il.
1,

,
0
0

iq. 1
in.

io.

ip. 18,

12

23

69

5
iu. 0

ir. 2

is. 5,
05

it.
1,

,
0
0

iy. 1
iv.

iw.

ix. 19,

12

24

11

5
jc. 0

iz. 3

ja. 5,
5

jb.
1,

,
0
0

jg. 1
jd.

je.

jf. 20,

13

27

71

5
jk. 0
,
jh. 4

ji. 5,
8

jo. 1

jj.

jl.

jm.

1,

13

24

jn. 18,

58

3
js. 0
,
jp. 5

jq. 6,
15

jw. 1

jr.

jt.

ju.

jv. 20,

1,

13

27

87

0
4

jx. 6

jy. 6,

jz.

6
ka. 0

1,

,
0

4
kb.

kc.

kd. 18,

ke. 1

13

25

76

0
0

3
ki. 0
,
kf. 7

kg. 6,
6

kh.

kj.

kk.

kl. 18,

km.

1,

13

26

94

11,3

4
1
kq. 0
,
kn. 8

ko. 7

ku. 1

kp.

kr.

ks.

kt. 18,

1,

14

25

06

0
3

8
ky. 0
,
kv. 9

kw.7,
3

kx.

kz.

la.

lb. 17,

1,

14

25

63

lc. 9
,
8
4

6
lg. 0
,
ld. 1

le. 7,

lf.

lh.

li.

lj. 16,

1,

14

24

35

3
ll. 1

lm. 7,

ln.

3
lo. 0

1,

,
0

lk. 9
,
2
8

lp.

lq.

lr. 15,

ls. 8

15

23

10

0
0

3
lw. 0
lt. 1

lu. 8,

lv.
1,

,
0
0

lx.

ly.

lz. 15,

15

24

73

ma.8
,
1
6

3
mb.
mc.
md.
me.
mf.
mg.
mh.
mi.

VIII. Pembahasan
mj.

Pengukuran aliran tunak pada saluran terbuka


mk.

Pada praktikum Pengukuran aliran tunak pada saluran terbuka kami

melakukan beberapa kali pengambilan data pada penampang celah V dan untuk celah
U. Dari masing-masing penampang dilakukan pengambilan data dengan cara
mengatur bukaan katup yang berbeda-beda mulai dari bukaan katup kran terbuka
penuh sampai tertutup penuh. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik
pompa dan koefisien celah U dan Celah V sebelum melakukan praktikum terlebih
dahulu mengecek jumlah air di penampungan jika kurang maka air tidak akan
mengalir oleh karena itu harus di tambah airnya, lalu mengatur atau mengkalibrasi
torka meter dengan cara membuka v-belt nya terlebih dahulu.

ml.

Dari hasil percobaan celah pompa didapatkan data bahwa koefisien

debit celah U adalah 0,9402dan untuk nilai koefisien debit celah V adalah 0,5610.
Koefisien debit dipengaruhi oleh debit aliran secara teori dan juga aktualnya.
mm.

Pengujian karakteristik dasar pompa

mn.

Dari hasil data perhitungan didapatkan parameter-parameter yang

menunjukkan karakteristik dasar pompa yang dapat terlihat pada grafik.


1. Kurva Energi Poros terhadap Debit
mo.

Kurva Energi Poros terhadap Debit


f(x) = 191819620.78x^2 - 273855.48x + 218.01
R = 0.97
n=1000 rpm
f(x) = 78148854.65x^2 - 153888.01x
+ 163.47
Polynomial
(n=1000 rpm)
R = 0.95
f(x) = 98311020.86x^2 - 136670.84x + 125.63
n=1100 rpm
R = 0.96
Polynomial (n=1100 rpm)

Ps [W]

n=1200 rpm
Polynomial (n=1200 rpm)

Q [m3/s]

mp.

Untuk kurva debit terhadap daya poros didapatkan model kurva linier

ke arah bawah dari data percobaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar debit
air dari pompa maka semakin kecil daya porosnya. Dari data kurva urutan grafik dari
yang tertinggi ke paling rendah adalah rpm 1200 lalu 1100 lalu 1000 rpm maka

didapatkan kesimpulan semakin tinggi kecepatan putarannya maka semakin tinggi


daya poros pompa.
2. Kurva Head terhadap Debit
mq.

Kurva Head terhadap Debit


n=1000 rpm
f(x)
=
1710328.94x^2
15661.53x
+
12.61
f(x)
=
24891737.43x^2
31258.93x
+(n=1000
14.1
f(x) = 12700989.64x^2 - 21365.38x
+ 10.64
Polynomial
rpm)
R0.91
= 0.95
R
=
R = 0.99
n=1100 rpm

H [mH2O]

Polynomial (n=1100 rpm)


n=1200 rpm
Polynomial (n=1200 rpm)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Q [m3/s]

mr.

Untuk kurva debit terhadap head kurva membentuk model polynom ke

arah bawah, yang berarti semakin besar debit air dari pompa maka headnya semakin
kecil. Dilakukan percobaan pada putaran yang berbeda-beda. Dari data kurva urutan
grafik dari yang tertinggi ke paling rendah adalah rpm 1200 lalu 1100 dan 1000 rpm
maka didapatkan kesimpulan semakin tinggi kecepatan putarannya maka semakin
tinggi nilai headnya.
ms.
mt.
mu.

mv.
mw.
mx.
3. Kurva Energi Hidrolik terhadap Debit
my.

Kurva Energi Hidrolik terhadap Debit


30.00
27.00
24.00
21.00
18.00
Ph [W]

15.00
12.00
9.00

f(x) = - 134480979.95x^2 + 116509.77x + 0.8


n=1000 rpm
R = 0.39
f(x) = 142.09 x^0.24
Polynomial (n=1000 rpm)
R = 0.41
n=1100 rpm
f(x) = - 99678707.24x^2 + 73875.47x + 2.59
Power (n=1100 rpm)
R = 0.96
n=1200 rpm
Polynomial (n=1200 rpm)

6.00
3.00
0.00
0

Q [m3/s]

mz.

Untuk kurva debit terhadap daya fluida kurva membentuk model

polynomial keatas, yang berarti semakin besar debit air dari pompa semakin besar
pula daya hidrolik pompanya. Tetapi karena model kurva berbentuk poly maka ada
masanya pula grafik menurun kebawah sehingga tidak selalu semakin besar debit
semakin besar pula daya fluida pompa. Dari data kurva urutan grafik dari yang
tertinggi ke paling rendah adalah rpm 1200 lalu 1100 lalu 1000 maka didapatkan

kesimpulan semakin tinggi kecepatan putarannya semakin besar daya hidroliknya.


Kecepatan putar 1000 rpm adalah saat daya fluida paling cepat menunjukan
penurunan daya hidrolik pompa.
na.
nb.
nc.
nd.
ne.
nf.
ng.
4. Kurva Efisiensi terhadap Debit

nh.

Kurva Efisiensi terhadap Debit


24.000
21.000

n=1000 rpm
f(x) = 1173.7 x^0.53
f(x) = - 104065068.96x^2 + 104685.37x - 6.62
f(x) = - R
97472661.72x^2
+ 85908x - 0.13Polynomial (n=1000 rpm)
= 0.82
R = 0.85
R = 0.97
n=1100 rpm

18.000
15.000
[%]

12.000

Power (n=1100 rpm)


n=1200 rpm

9.000

Polynomial (n=1200 rpm)

6.000

Polynomial (n=1200 rpm)

3.000
0.000
0

Q [m3/s]

ni.

Untuk kurva debit terhadap efisiensi kurva membentuk model poly keatas,
yang berarti semakin besar debit air dari pompa semakin besar pula efisiensi
pompanya. Tetapi karena model kurva berbentuk polynom maka ada masanya pula
grafik menurun kebawah sehingga tidak selalu semakin besar debit semakin besar
pula efisiensi pompa.. Dari data kurva urutan grafik dari yang tertinggi ke paling
rendah adalah rpm 1200 lalu 1100 dan 1000 rpm maka didapatkan kesimpulan
efisiensi tidak tergantung pada kecepatan putarannya. Dari grafik dapat diketahui
bahwa pada putaran 1000 rpm didapatkan efisiensi paling tinggi dari percobaan
sehingga kecepatan putaran 1000 rpm adalah kecepatan yang ideal untuk percoban
ini. Dan pada rpm 1000 adalah rpm yang paling cepat menunjukan penurunan
efisiensi

nj.

IX.

Kesimpulan
nk. Dari hasil eksperimen yang dilakukan pada dua percobaan yakni
pengukuran aliran tunak pada saluran terbuka dan pengujian karakteristik dasar
pompa dapat disimpulkan bahwa :

Koefisien debit celah U adalah 0,9402


Koefisien debit celah V adalah 0,5610
Dari parameter-parameter yang telah dihitung, didapatkan karakteristik pompa

sebagai berikut :
Semakin besar debit semakin kecil nilai headnya
Semakin besar nilai rpm semakin besar headnya
Efisiensi pompa rata-rata pada putaran 1000 rpm adalah 15,641 % , pada 1100

rpm =adalah 17,969 % dan pada 1200 rpm adalah 18,216 %


Kurva debit terhadap efisiensi berbentuk polynom maka dapat diketahui

efisiensi maksimalnya
Semakin besar nilai kecepatan semakin besar nilai daya hidroliknya
Semakin besar debit semakin kecil daya porosnya, hal ini disebabkan karena

nilai torka yang semakin tinggi ketika debit semakin rendah.


Semakin besar kecepatan putarnya semakin besar nilai daya poros pompa

nl.
nm.
nn.
no.
np.
nq.
nr.
ns.
nt.
nu.
nv.
nw.
nx.
ny.
nz.
oa.
ob.
oc.
od.
oe.

DAFTAR PUSTAKA

of.

Maridjo, Drs. 1995. Petunjuk Praktikum Mesin Konversi. Bandung: Pusat


Pengembangan Politeknik,

og.

Modul Praktikum Mesin Fluida: Pengukuran aliran tuak pada saluran terbuka
& pengujian karakteristik dasar pompa. Jurusan teknik konversi energi, Politeknik
Negeri Bandung
oh.

http://ayahmuthia.wordpress.com/2011/10/18/similarity-laws-hukum-

kesebangunan-pompa/ diakses pada 18-06-2014 pukul 15.25


oi.

Anda mungkin juga menyukai