PAPER
disusun oleh:
Mufti Ghaffar NIM 1002311
Purwa Gilang R NIM 1002356
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
PEMBAHASAN
2
1. Pengeringan.....................................................................
6
2. Penyimpanan Dingin...................
3. Pengalengan............................................................. 8
4. Fermentasi ....................................................................................... 14
5. Penggunaan Bahan Pengawet ......................................................... 18
6. Iradiasi ............................................................................................ 19
KESIMPULAN .................................................................................................... 21
2
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
3
Terdapat banyak teknologi pengolahan pada buah, di paper ini akan
dibahas enam macam teknologi pengolahan buah, yaitu: pengeringan, pembekuan,
fermentasi, penambahan pengawet, pengalengan, dan iradiasi. Berikut akan
dideskripsikan macam-macam teknologi pada buah.
1. Pengeringan
Pengeringan (drying/dehydration) adalah suatu proses pengeluaran air dari suatu
hasil pertanian sampai kadar airnya seimbang dengan udara di sekelilingnya atau
setara dengan nilai aktivitas air (Aw) minimum, sehingga hasil pertanian
dipertahankan dari serangan serangga ,jamur, dan enzim. Metode pengeringan
menurunkan kadar air sehingga pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas enzim
terhambat, serta meningkatkan kadar gula dan asam dalam bahan pangan. Dengan
demikian miikroorganisme tidak dapat tumbuh pada bahan pangan yg dikeringkan
Pencucian
Peyimpanan Sortasi
Bahan
Pengupasan
Pemotongan/Pengirisan
Pembuangan Biji/empulur
Sulfitasi
Pengawetan Pengeringan
Penyimpanan Pengemasan
dan Distribusi
Penggudangan
Transportasi
4
Alat Alat Pengeringan :
1. Solar Drying
5. Conveyor Drying
2. KILN Drying
6. Spray Drying
3. Cabinet Drying
7. Vacuum Drying
4. Tunnel Drying
8. Freeze drying
5
11. Pneumatic Drying
6
Dampak pengeringan
Keuntungan : Selain pengawetan, volume dan berat bahan pangan menjadi lebih
rendah sehingga biaya transportasi, biaya pengemasan, dan penyimpanan juga jadi
lebih rendah. convenience atau kemudahan pemakaian meningkat dan untuk
jenis bahan pangan tertentu dapat menambah keragaman bentuk produknya.
Kerugian : terjadi penurunan nilai gizi dan penurunan sifat sifat inderawi .
b. Sharp Freezing
Produk disimpan dalam ruangan bersuhu -29 oC sampai -1 oC, tanpa ada
pergerakan udara. Waktu pembekuan : 3 jam- 3 hari.
c. Criogenic freezing
Digunakan temperature dibawah -43 oC. Media pendingin yang digunakan
dapat berupa Nitrogen cair, N2O cair, CO2 cair, dan CO2 padat.
Dampak penyimpanan dingin.
Dapat menahan kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, juga pertumbuhan dan
metabolisme mikroba yang diinginkan. Misalnya pada pematangan keju.
Oksidasi lemak
3. Pengalengan
Dengan cara sterilisasi (pemanasan dengan uap panas pada 121OC dalam
autoklaf atau panic presto). Semua mikroorganisme penyebab penyakit dibunuh ;
dan karena digunakan kemasan tertutup hermetis tidak terjadi rekontaminasi oleh
mikroorganisme
Metode Proses pengalengan (pada pembuatan sari buah):
a. Penyiapan bahan mentah
Tahapan penyiapan bahan mentah dalam proses pengalengan meliputi antara lain:
1) Pencucian,
pencucian merupakan tindakan yang sangat penting dalam pengalengan buah,
yang berguna membuang kotoran yang melekat dan mengurangi jumlah
mikroorganisme.
2) Pengupasan Kulit (peeling),
pengupasan buah dapat dilakukan baik secara manual maupun menggunakan
mesin pengupas disertai berbagai cara yang dapat mempermudah pengupasan.
3) Pemotongan dan Pengecilan Ukuran,
operasi yang harus dilakukan antara lain pembuangan cangkang, kulit dan
bagian yang tidak dapat dimakan diikuti dengan pemotongan, pengirisan, dan
cara-cara pengecilan ukuran lainnya.
4) Pengupasan Kulit Polong (shelling)
5) Pembuangan Empulur
6) Pencegahan Perubahan Warna
7) Pembuatan Bubur
8) Pengurangan Massa (Reducing)
9) Blansing
b. Penyiapan Bahan Untuk Pengolahan Sari buah (Jus)
1) Pencucian
2) Penghancuran (crushing)
3) Ekstraksi
4) Penyaringan
5) Pengendapan (Settling)
c. Penyiapan wadah
d. Pengisian (filling)
Pengisian wadah dengan bahan yang telah disiapkan dilakukan segera setelah
penyiapan bahan selesai. Pengisian harus seragam. Produk diisikan ke dalam
wadah sampai ketinggian permukaan yang diinginkan dengan memperhatikan
ukuran head-space. Head-space adalah ruang kosong antara permukaan produk
dengan tutup. Fungsinya adalah sebagai ruang cadangan untuk pengembangan
produk selama sterilisasi, agar tekanan dalam wadah tidak berlebihan sehingga
menyebabkan botol pecah atau gembung (Tjahjadi 2008).
e. Exhausting
f. Penutupan wadah
1) Wadah kaleng : double seamin, terdiri dari dua operasi dasar yaitu
menggulung bersama pinggir tutup kaleng dan badan kaleng, kedua meratakan
hasil gulungan pertama
2) Botol : wadah tidak ditutup hermetic dampai setelah sterilisasi selesai.
g. Pencucian wadah setelah ditutup
h. Sterilisasi
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting pada proses pengalengan,
proses ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme pembusuk dan pathogen,
serta juga membuat produk menjadi masak.
i. Pendinginan
Pendinginan harus segera dilakukan setelah sterilisasi selesai, apabila terlambat
dilakukan maka produk akan over cooked, yang akan merusak tekstur dan
citarasanya, juga kemungkinan pertumbuhan mikroba.
1) Wadah kaleng, pendinginan pada wadah kaleng biasanya menggunakan air
2) Botol, biasanya menggunakan udara, semprotan air, atau dengan air di bawah
tekanan di dalam retort.
j. Penyimpanan
Suhu ruang penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu makanan kaleng.
Oleh karena itu suhu ruang penyimpanan harus dikontrol dengan baik, makanan
kaleng sebaiknya disimpan dalam ruang bersuhu 10C-21C untuk mencegah
terjadinya kerusakan dan pembusukan
Komoditi (buah): hampir semua jenis buah dapat menggunakan metode
pengalengan ini.
Makanan kaleng selalu terdiri dari :
a. Padatan yang berupa potongan sayur dan buah
b. Cairan:
- Pada Solid Pack cairan yang digunakan adalah saribuah seperti saribuah
apel, dsb. Cara ini jarang dilakukan karena mahal.
- Sirup pada pengalengan buah dan larutan garam pada pengalengan sayur.
Cara inilah yang lebih umum digunakan
Alat-alat (gambar)
a. Rotary washer
b. Alat pengupas (manual/mekanis), scalding, steaming, flame peeling, lye
peeling
1) Scalding machine
c. Blender
d. Alat ekstraksi
e. Penyaring
f. Mesin pengisian
g. Alat exhausting (tunnel exhaust)
4. Fermentasi
Arti kata fermentasi selama ini berubah ubah. Kata fermentasi berasal dari
Bahasa Latin yang berarti merebus . Arti kata dari Bahasa Latin tersebut dapat
dikaitkan atau kondisi cairan bergelembung atau mendidih. Keadaan ini
disebabkan adanya aktivitas ragi sepenuhnya ekstraksi buah-buahan atau biji-
bijian. Gelembung gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme
anaerobik terhadap kandungan gula. Fermentasi mempunyai arti yang berbeda
bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi sepenuhnya bidang
biokimia dihubungkan atau pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa
organik. Sepenuhnya bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti
yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk
dari pembiakan mikroorganisme.
Perubahan arti kata fermentasi sejalan atau hasil penemuan yang dilakukan
oleh para ahli. Arti kata fermentasi berubah sepenuhnya saat Gay Lussac berhasil
melakukan penemuan yang menunjukkan penguraian gula menjadi alkohol dan
karbondioksida. Selanjutnya Pasteur melakukan penemuan mengenai penyebab
perubahan sifat bahan yang difermentasi, sehingga dihubungkan atau
mikroorganisme dan akhirnya atau enzim. Untuk beberapa lama fermentasi
terutama dihubungkan atau karbohidrat, bahkan sampai sekarang pun masih
sering digunakan. Sepenuhnyahal arti fermentasi tersebut lebih luas lagi,
menyangkut juga perombakan protein dan lemak oleh aktivitas mikroorganisme.
Meskipun fermentasi sering dihubungkan atau pembentukan gas yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang hidup, sepenuhnya saat ini pembentukan gas maupun
terdapatnya sel mikroorganisme hidup tidak merupakan kriteria yang esensial.
Dalam beberapa proses fermentasi misalnya fermentasi asam laktat, tidak ada gas
yang dibebaskan. Fermentasi dapat juga berlangsung (meskipun jarang terjadi)
atau menggunakan ekstrak enzim yang berfungsi sebagai katalisator reaksi.
Dari uraian diatas dapat disarikan bahwa fermentasi mempunyai arti suatu
proses terjadinya perubahan kimia sepenuhnya suatu substrat organik melalui
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Untuk hidup semua mikroorganisme membutuhkan sumber energi yang
diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana mikroorganisme berada di
dalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan oleh
mikroorganisme adalah glukosa. Atau adanya oksigen beberapa mikroorganisme
mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar
energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh. Ini adalah metabolisme tipe aerobik.
Akan tetapi beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan baku energinya
tanpa adanya oksigen dan sebagai hasilnya bahan baku energi ini hanya sebagian
yang dipecah. Bukan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi yang
dihasilkan, tetapi hanya sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk
akhir metabolik organik lain yang dihasilkan. Zat-zat produk akhir ini termasuk
sejumlah besar asam laktat, asam asetat, dan etanol, serta sejumlah kecil asam
organik volatil lainnya, alkohol dan ester dari alkohol tersebut. Pertumbuhan yang
terjadi tanpa adanya oksigen sering dikenal sebagai fermentasi.
Sakarida dalam
Inokulum :
Buah buahan
- L. mesenteroides
- L. plantarum
- L. brevis
+
Garam
Asam
5- 15%
Laktat
0.8% - CO
+ Kondisi fermentasi : 2
-Suhu 30 C o
-Keadaan Gelap
-Fermentasi Pendek : 1 bbp hari
Oksigen Sedikit -Fermentasi Panjang : 1 bbp hari
Contoh proses fermentasi anggur menjadi wine
Fermentasi wine adalah proses dimana jus anggur bersama-sama dengan
bahan yang lain yang diubah secara reaksi biokimia oleh khamir dan
menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi adalah gula ditambah khamir
yang akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan dilepaskan dari campuran
wine menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor. Jika semua gula
buah sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telah mencapai sekitar 15%
biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama fermentasi sering
ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi gas H 2S. Jika
gas ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Selama fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut must. Guna
mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai
bergelembung pada jam ke 8 20. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine
adalah 5 10 hari, white wine 10 15 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan
tahap kedua.
Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang tidak
boleh adanya oksigen asuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam kadar
yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat berasa lebih
manis atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.
Komoditas buah yang biasa difermentasi adalah buah anggur , kakao , pepaya ,dll
Alat- Alat
a) Fermentor
Terjadi pemecahan zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya
serat akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh kapang. Mikroba akan
memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
6. Iradiasi
Iradiasi biasanya menggunakan sinar UV atau sinar gamma. Umum
digunakan pada pengawetan rempah-rempah, penyimpanan dingin karkas, dan
untuk mencegah pertunasan pada kentang.
Pada prakteknya terdapat tiga penerapan umum dan kategori dosis dalam
menggunakan radiasi ionisasi :
Tidak semua jenis pangan diizinkan untuk diiradiasi. Indonesia sendiri telah
mempunyai aturan untuk pangan iradiasi dan tata cara pendaftarannya sebelum
diedarkan. Jenis pangan, dosis yang diizinkan dan tujuan iradiasi untuk jenis
pangan tersebut tercantum dalam Permenkes Nomor 826 / Menkes / PER / XII /
1987 tentang Makanan Iradiasi dan Kepmenkes Nomor 152/Menkes/SK/II/1995
tentang Perubahan atas Lampiran Permenkes Nomor 826 / Menkes / PER / XII /
1987 tentang Makanan Iradiasi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA