Anda di halaman 1dari 17

Alhamdulillah.

Kami sekarang mahasiswa Fakultas Kedokteran

Step 1

1. Soft skill :
Interaksi dengan orang lain
Kepribadian dan keahlian yang dimiliki manusia sejak lahir dengan tingkat yang berbeda
beda
Ketrampilan seseorang yang mampu mengembangkan kerjanya secara maksimal
Ketrampilan dalam berhadapan dengan orang lain
Ketrampilan interaksi social
Kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis yang lebih mengutamakan kemampuan
intra dan interpersonal
Contoh : beradaptasi, berkomunikasi, pengambilan keputusan, kepemimpinan, pemecahan
masalah, kemampuan bekerja sama dengan orang lain, tingkat kejujuran seseorang, conflict
resolution

2. Andragogy :
Pembelajaran bagi orang dewasa dipacu pada kesiapan dalam belajar, guru bersifat sebagai
fasilitator dan murid sebagai subjek ( student centered )
Proses yang melibatkan pembelajar dewasa dengan struktur pengalaman belajar
Ilmu yang membahas pendekatan dalam interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta
didik yang berusia dewasa
Contoh : PBL, belajar mandiri, belajar kelompok

3. Generic transferable skill :


Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu yang dapat digunakan dalam
berbagai kegiatan baik diluar maupun didalam suatu pekerjaan

4. Self directed learning :


Kemampuan dalam mengarahkan diri dalam belajar
Peningkatan pengetahuan, keahlian, prestasi dan pengembangan diri individu dalam belajar
Seseorang dituntut untuk lebih inisiatif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan
dirinya sendiri
Proses peningkatan pembelajaran yang dilakukan dimanapun dan kapanpun yang dia
inginkan
Contoh : pembelajaran dalam SGD, belajar mandiri
5. Independent learning :
Belajar secara mandiri yaitu belajar berdasarkan kemauan sendiri tanpa menunggu perintah
dari orang lain baik belajar sendiri maupun secara kelompok

6. Continuing professional education :


Proses belajar secara terus menerus dan memahami apa yang dipelajari ( professional )
Pengembangan pendidikan dengan cara bersama sama
Proses pembelajaran yang dilakukan secara mendalam agar mencapai keprofessionalan
Sarana untuk memelihara kompetensi bagi seseorang yang menjalankan praktek profesi
Contoh : temu audit, seminar, workshop, pelatihan

7. Deep learning :
Mempelajari sesuatu secara mendalam dan menyeluruh dengan cara memahami
permasalahan
Proses pembelajaran secara kritis dan memeriksa fakta fakta yang ada
Contoh : penelitian

8. Collaborative learning :
Pembelajaran dimana para peserta diajak bertukar pikiran untuk mencapai kesepakatan
( kesepahaman ) yang sama dalam mencapai tujuan yang sama
Belajar untuk bekerja sama dan tidak mementingkan diri sendiri
Contoh : SGD

9. Self assessment :
Penilaian yang dilakukan mahasiswa untuk mengetahui kekurangan dirinya sendiri
Proses dimana pelajar memiliki tanggung jawab untuk menilai hasil belajarnya sendiri baik
itu kekurangan maupun kelebihannya
Contoh : latihan ujian, kuesioner

10. Peer assessment :


Mengevaluasi kerja suatu kelompok mulai dari masing masing individu, setiap orang
mengkritisi temannya dan temannya harus belajar menerima kritikan dan masukan dengan
lapang dada dan juga memberi masukan sehingga proses pembelajaran dalam suatu
kelompok dapat berlangsung secara optimal

11. Self reflection :


Pembelajaran yang ditujukan sebagai sarana untuk merefleksi diri
Introspeksi diri atau mengetahui sejauh mana kemampuan kita
Suatu kegiatan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan untuk
mendapatkan umpan balik dari apa yang telah dilakukan
Aksi intelektual dan efektif yang bekerjasama untuk mengekspor pengalaman pengalaman
supaya menuju pada pemahaman yang baru
Suatu ketrampilan belajar orang dewasa dimana seseorang dituntut untuk mengetahui
kekurangannya dan belajar terus menerus
Tahap dimana mahasiswa melakukan refleksi diri terhadap performa dan pencapaiannya
setelah selesai melakukan proses pembelajaran

12. Disciplinary content :


Makna atau inti dari isi disiplin ilmu yang dipelajari

13. Student centered :


Pendekatan pembelajaran yang berpusat atau berorientasi pada siswa sebagai subjek dan guru
sebagai fasilitator
14. Teacher centered :
Pembelajaran yang berorientasi dengan guru sebagai subjek

15. Konsep :
ancangan atau buram surat dsb
ide atau pengertian yg diabstrakkan dr peristiwa konkret: satu istilah dapat mengandung dua
-- yg berbeda
Ling gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yg ada di luar bahasa, yg digunakan
oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain www.artikata.com
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia selain berarti rancangankonsep jga bermakna
idea tau pengertian yang diabtraksikan dengan peristiwa-peristiwa kongkrit atau
gambaran mental dan objek proses ataupun yang ada di luar bahasa yang digunakan
oleh akal budi memahami hal-hal lain

Step 2

1. Bagaimana cara mengembangkan soft skill?


2. Apa jenis soft skill dalam duniakedokteran?
3. Mengapa pengembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dan soft skill menjadi inti dari
pendidikan di perguruan tinggi?
4. Apa bedanya soft skill dan hard skill?
5. Apa pengaruh soft skill pada dunia pendidikan?
6. Dampak apa yang timbul akibat mengesampingkan disciplinary content?
7. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang sudah menerapkan student centered?
8. Apa manfaat dari system pembelajaran student centered?
9. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered selain orientasinya?
10. Mengapa proses pembelajaran teacher centered harus diubah menjadi student centered?
11. Apakah hanya kegiatan CPD dan mandiri yang dapat digunakan untuk meng-update seorang
alumni?
12. Bagaimana cara menerapkan CPD?
13. Mengapa mahasiswa harus menerapkan konsep andragogy?
14. Bagaimana cara menjalankan konsep pembelajaran andragogy?
15. Bagaimana jika salah satu konsep adult learning tidak diterapkan?
16. Apakah konsep adult learning dapat diterapkan pada SD? Jika iya bagaimana caranya?
17. Bagaimanakah hubungan antara self directed learning dan independent learning dalam
konsep pembelajaran adult learning?
18. Apakah kendala kenadala yang akan dihadapi oleh mahasiswa dalam melakukan
pembelajaran adult learning?
19. Bagaimana cara mengembangkan proses adult learning dalam universitas yang masih
menggunakan metode konvensional?
20. Apa manfaat dari self reflection?

Step 3

Soft skill :
Interaksi dengan orang lain
Kepribadian dan keahlian yang dimiliki manusia sejak lahir dengan tingkat yang berbeda
beda
Ketrampilan seseorang yang mampu mengembangkan kerjanya secara maksimal
Ketrampilan dalam berhadapan dengan orang lain
Ketrampilan interaksi social
Kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis yang lebih mengutamakan kemampuan
intra dan interpersonal
Contoh : beradaptasi, berkomunikasi, pengambilan keputusan, kepemimpinan, pemecahan
masalah, kemampuan bekerja sama dengan orang lain, tingkat kejujuran seseorang, conflict
resolution

1. Bagaimana cara mengembangkan soft skill?


Aktif di organisasi
Sekolah kepribadian

2. Apa jenis soft skill dalam dunia kedokteran?


Komunikasi
Kepemimpinan
Etika
Bahasa tubuh
Kreativitas
3. Mengapa pengembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dan soft skill menjadi inti dari
pendidikan di perguruan tinggi?
Karena mahasiswa akan terjun ke masyarakat yang membutuhkan soft skill untuk
memberikan yang terbaik pada masyarakat

4. Bagaimana cara belajar sepanjang hayat?


Mempelajari IT, membaca jurnal

5. Apa bedanya soft skill dan hard skill?


Soft skill : pengambilan keputusan
Hard skill : ketrampilan
6. Apa pengaruh soft skill pada dunia pendidikan?
Soft skill memberi suatu karakteristik yang berbeda dengan orang yang tidak berpendidikan
dan tidak berpengalaman melakukan organisasi
7. Dampak apa yang timbul akibat mengesampingkan disciplinary content?
Pembelajaran tidak terarah
Tujuan utama pembelajaran tidak tercapai
Ilmu yang diserap tidak maksimal

8. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang sudah menerapkan student centered?


Lebih aktif dan mandiri
Pemahaman terhadap apa yang dipelajari diri lebih mendalam
Berani
Kelemahannya : tergantung pada pribadi mahasiswa sendiri, jika tidak ingin maju dan belajar
mandiri maka akan semakin tertinggal

9. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered selain orientasinya?
Student centered : lbh aktif, ilmu yang diserap lebih banyak, tidak terfokus dalam apa yang
harus diprioritaskan dalam belajar (jika fasilitator tidak memerankan perannya dengan baik ),
penilaiannya lebih banyak
Teacher centered : lbh pasif, ilmu yang didapat terbatas apa yang diberikan guru, penilaian
hanya dari test

10. Mengapa proses pembelajaran teacher centered harus diubah menjadi student centered?
11. Apakah hanya kegiatan CPD dan mandiri yang dapat digunakan untuk meng-update ilmu
oleh seorang alumni?

12. Bagaimana cara menerapkan CPD?


13. Mengapa mahasiswa harus menerapkan konsep andragogy?
14. Bagaimana cara menjalankan konsep pembelajaran andragogy?

15. Bagaimana jika salah satu konsep adult learning tidak diterapkan?

16. Apakah konsep adult learning dapat diterapkan pada SD? Jika iya bagaimana caranya?
17. Bagaimanakah hubungan antara self directed learning dan independent learning dalam
konsep pembelajaran adult learning?

18. Apakah kendala kenadala yang akan dihadapi oleh mahasiswa dalam melakukan
pembelajaran adult learning?
19. Bagaimana cara mengembangkan proses adult learning dalam universitas yang masih
menggunakan metode konvensional?
20. Apa manfaat dari self reflection?

STEP 4

STEP 5

1. Bagaimana cara mengembangkan soft skill?


Presentasi Dwi Eko Waluyo, SE MSi pada pengembangan soft skill di PT
2. Apa jenis soft skill dalam duniakedokteran?

Kemampuan minimal yangdapat diasah saat menjadi mahasiswa antara lain; Communication
skills,Organizational skills, Leadership, Logic, Effort.Group skills, dan Ethics.

Komponen softskills yang dibekalkan kepada mahasiswa melalui program-program


kemahasiswaan setidaknya memuat komponen-komponen berikut :

1. Inisiatif 13. Manajemen diri

2. Etika/integritas 14. Menyelesaikan persoalan

3. Berfikir kritis 15. Dapat meringkas

4. Kemauan belajar 16. Berkoperasi

5. Komitmen 17. Fleksibel

6. Motivasi 18. Kerja dalam tim

7. Bersemangat 19. Mandiri

8. Dapat diandalkan 20. Mendengarkan

9. Komunikasi lisan 21. Tangguh

10. Kreatif 22. Berargumentasi logis

11. Kemampuan analitis 23. Manajemen waktu

12. Dapat mengatasi stres


PENGEMBANGAN SOFTSKILL MELALUI PROGRAM KEMAHASISWAAN

( Suatu Upaya Peningkatan Mutu Mahasiswa ) Materi Rapat Kerja Pimpinan


Perguruan Tinggi di Lingkungan, Kopertis Wilayah VII Jawa Timur , Di Hotel Orchid
Batu Tanggal 7-8 Maret 2007

Presentasi Dwi Eko Waluyo, SE MSi pada pengembangan soft skill di PT

3. Mengapa pengembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dan soft skill menjadi
inti dari pendidikan di perguruan tinggi?

Tujuan penulisan ini adalah mengkaji keterampilan keterampilan halus / soft skills yang
perlu dimiliki oleh seorang mahasiswa, yang dapat dikembangkan melalui proses
pembelajaran. Hal ini penting untuk mengasah keterampilan dan investasi masa depan
karena soft skills juga sangat dibutuhkan dalam dunia kerja ataupun dunia industri.
Selain itu soft skills juga merupakan pendukung etika dan moral sehingga dapat
membuat hidup dan kehidupan ini sukses
Presentasi Dwi Eko Waluyo, SE MSi pada pengembangan soft skill di PT
Berthhall (Diknas, 2008) menyatakan bahwa soft skil atau keterampilan lunak merupakan tingkah laku personal
dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan,
pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan dkk. Keterampilan lunak ini merupakan modal
dasar siswa untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing. Hal ini sesuai hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa faktor keberhasilan siswa 70 s/d 30 persen berasal dari pengembangan soft skil,
sedangkan sisanya sebesar 20 s/d 30 persen dari tingkat kecerdasan anak. Ini mengandung arti bahwa
pengembangan keterampilan ini mutlak dilakukan untuk semua siswa tanpa terkecuali.

Pentingnya pengembangan soft skil dan life skills bagi peserta didik, karena
banyak lulusan sekolah yang tidak mampu mengaplikasikan ilmu mereka di
masyarakat. Hal ini, karena sekolah hanya berkutat pada aspek in put, proses
dan out put saja. Sedangkan out come siswa tidak diperhatikan. Padahal out
come siswa yang baik merupakan salah satu tolak ukur kesuksesan sekolah
(Kresnayana Yahya, 2001). Agar siswa memiliki out come yang handal, maka sekolah harus
mengajarkan soft skill (kompetensi untuk mengembangkan dan memaksimalkan kinerja) terhadap anak. Soft skill
adalah hal yang bersifat, halus dan meliputi keterampilan psikologis, emosional dan spiritual. Menurut Kresna,
soft skill merupakan hal penting selain dari ilmu pengetahuan yang dipelajari otak

Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka
yang tidak hanya memiliki kemahitan hard skill saja tetapi juga piawai dalam
aspek soft skillnya. Dunia pendidikanpun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard
University America Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengolah diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20%oleh hard skill dan sisanya 80% oleh
soft skill. Adalah suatu realita bahwa pendidikan di indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk
muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa
besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan ?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu
kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.

http://www.infodiknas.com/030-pengembangan-soft-skill-hard-skill-dan-life-skill-
peserta-didik-dalam-menghadapi-era-globalisasi/

4. Apa bedanya soft skill dan hard skill?

5. Apa pengaruh soft skill pada dunia pendidikan?

Presentasi Dwi Eko Waluyo, SE MSi pada pengembangan soft skill di PT

6. Dampak apa yang timbul akibat mengesampingkan disciplinary content?


Ilmu tidak dapat diserap secara maksimal
7. Bagaimana karakteristik mahasiswa yang sudah menerapkan student centered?

Apabila orang dewasa itu mampu menerapkan hal- hal berikut ini:

1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila secara penuh mengambil bagian dalam
kegiatan

2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menarik bagi dia dan ada kaitan dengan
kehidupan sehari-hari

3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila yang dipelajari bermanfaat dan
praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu
seseorang belajar lebih baik

5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk


memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan ketrampilannya dalam
waktu yang cukup

6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari
warga belajar

7. Saling pengertian sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu
pencapaian tujuan dalam belajar
Sumber: http://adult learning/ciri2orangdewasa.htm

8. Apa manfaat dari system pembelajaran student centered?

9. Apa perbedaan antara student centered dan teacher centered selain orientasinya?

Domain Teacher-centered Student-centered


(Behaviorism) (Constructivism)

Pengetahuan Menerima dari instruktur Dikonstruksi oleh pembelajar

Partisipasi pembelajar Passive Aktive

Peran Professor Leader/autority Fasilitator/partner dalam


belajar

Peran Penilaian Beberapa test Banyak test, untuk umpan balik

Penekanan Belajar untuk menjawab Pengembangan pemahaman


benar lebih mendalam

Metode penilaian Penilaian satu dimensi Hasil multidimensional, on


going diagnostic

Kultur akademik Kompetitive, individualistik Kolaborative, supportive.

Sumber Schuman, L (1996) Perspective on Instruction

10. Mengapa proses pembelajaran teacher centered harus diubah menjadi student centered
Konsep ini sangat penting untuk diterapkan di dunia pendidikan kedokteran karena
perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat, yang tidak memungkinkan bagi
siswa untuk menggantungkan diri pada dosen saja sebagai sumber informasi keilmuan.
Informasi berkembang sangat pesat dan diperkirakan bahwa ilmu kedokteran berkembang
dua kali lipat setiap lima tahun. Apa yang diajarkan di fakultas kedokteran saat ini mungkin
sudah tidak relevan lagi beberapa tahun yang akan datang. Selain itu kompleksitas
permasalahan yang dihadapi dalam bidang kedokteran membutuhkan tidak hanya
kemampuan menghafal factual knowledge, akan tetapi sangat membutuhkan
kemampuan analitik dan problem solving (Amin et al, 2003).
Kurikulum dan metode pengajaran pendidikan kedokteran lama yang cenderung teacher
centered dan siswa pasif, mengakibatkan siswa tidak terbiasa untuk belajar secara mandiri.
Padahal, belajar mandiri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis
dan menyelesaikan masalah dan membiasakan untuk belajar sepanjang hayat. Pendekatan
student centered diharapkan bisa melatih siswa untuk menyiapka siswa menjadi mandiri
dalam belajar, responsif terhadap kebutuhan belajarnya, serta responsive terhadap kebutuhan
yang harus dipenuhinya terkait dengan perubahan ilmu
PERKEMBANGAN PENDIDIKAn DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KEDOKTERAN PADA UMUMNYA DAN DESAIN INSTRUKSIONAL
Oleh: Dra. Endang Lestari, MPd, M.PdKed, FK Unissula
11. Apakah hanya kegiatan CPD dan mandiri yang dapat digunakan untuk meng-update
ilmu seorang alumni?
Prinsipnya bukan CPD, tapi berdasarkan :
Laporan komisis delors mengidentifikasikan 4 pilar fondasi yang merupakan pembaharuan
dan reformasi pendidikan :
a. Learning to know
Pembelajaran untuk mengetahu seseuatu, mengapa harus diketahui
b. Learning to do
Pembelajaran yang menekankan bagaimana mepelajari suatu keterampilan yang berhubungan
dengan aplikasi(dunia kerja, profesi yang lain), yaitu dengan cara mengaplikasikannya
c. Learning to live together
Pembelajarn yang menekankan pada keterapilan,sikap,dan nilai serta kompetensi subjek yang
beljar untuk berpartisipasi dna bekerjasama dalam berbagai kegiatan
d. Learning to be
Belajar untuk menjadi apa yang diinginkan dengan mengetahui pribadinya,kelemahan serta
kemampuannya dan diaharapkan dapat menjadi pribadi yang optimal
Sumber : Membangun kompetensi belajar
12. Bagaimana cara menerapkan CPD?

Berdasarkan Journal of Emergency Primary Health Care bentuk metode


pembelajaran yang dapat diterapkan dalam CPD adalah sebagai berikut :

Work-based learning (e.g. reflective practice, clinical audit, significant event analysis)

Professional activity (e.g. mentoring, expert witness, teaching)

Formal / educational (e.g. courses, involvement in research)


Self-directed learning (e.g. reading journals, updating personal knowledge)

Other (e.g. public service, voluntary work)

Sedangkan berdasarkan BMJ bentuk metode pembelajaran yang dapat diterapkan


dalam CPD dibagi dalam tiga kategori yaitu :

(a) live or external activities (kursus, seminar, konferensi)

(b) internal activities (practice based activities, case conferences, grand rounds,
journal clubs, teaching, consultation with peers and colleagues)

(c) enduring materials (print, CD Rom, or web based materials, possibly based on a
curriculum, with testing or assessment)

13. Mengapa mahasiswa harus menerapkan konsep andragogy?


Dianggap sebagai pembelajar dewasa,bisa mengatur dan mengkontruksi dirinya sendiri
14. Bagaimana cara menjalankan konsep pembelajaran andragogy?

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry yaitu


sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
a. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau memberi
kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan
b. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagaipermasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau hipotesis
c. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis
itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan
sebagainya.
d. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan, ditabulasikan
kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.
e. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut,
pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudia dicek terbukti atau
tidak.
f. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik generalisasi atau
kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi tentang
penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian warga
belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari dengan bahan
belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar secara utuh
b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan untuk
mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur pembelajaran yang harus
diikuti oleh warga belajar
c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Pengajuan permasalahan
2) Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
3) Pengumpulan data
4) Penarikan kesimpulan
5) Penarikan generalisasi
d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar terhadap
keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan maupun
tertulis dan atau penampilan.

Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan halhal


sebagai berikut :
a. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan dengan bahan
belajar yang dipelajari
b. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi yang diterima,
keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap data, objektif
keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam ketidaksamaan
c. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry

PERKEMBANGAN PENDIDIKAn DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN
KEDOKTERAN PADA UMUMNYA DAN DESAIN INSTRUKSIONAL
Oleh: Dra. Endang Lestari, MPd.M.PdKed, FK Unissula

15. Bagaimana jika salah satu konsep adult learning tidak diterapkan?
Pada konsep adult learning terdapat beberapa kemampuan yang harus dikuasai,jika salah satu
tidak diterapkan :
- Deep learning
tidak menghasilkan atribut adanya proses belajar seperti kemampuan menganalisis,,maupun
berfikir kritis.
Tidak mengetahui makna pengetahuan secara mendalam, meliputi pemahaman tentang
konsep, prinsip dan kemungkinan aplikasi dari ilmu pengetahuan tersebut

- Collaborrative learning
Retensi pengetahuan juga tidak bertahan lebih lama karena Tidak terjadi proses mengajar
antara siswa satu dengan yang lainnya
Tidak mengembangkan kemampuan kerjasama teamwork untuk memecahkan masalah.
Tidak dapat mengembangkan kemampuan komunikasi, empati, kepemimpinan
dannbertanggungjawab dan membiasakan mereka agar dapat berinteraksi dengan teman
sejawat setelah mereka menjadi dokter.
- Self assesment
Tidak dapat mengetahui seberapa jauh kemampuannya bukan dalam menjawab tapi
bagaimana bertindak dengan alasan yang sesuai dengan kondisi yang ada karena lebih
menekankan pada reasoning skill, untuk mengevaluasi
pemahaman, serta performance yang dilakukannya.
- Peer assesment
Tidak dapat mengkritisi dan memecahkan suatu masalah berdasarkan apa yang dilihat

- Self reflection :
Tidak dapat berfikir kritis
Tidak dapat memperbaiki pemahaman atas pemikiran dan pengalaman sebelumnya
Tidak dapat meningkatkan kemampuan dan skillnya

PERKEMBANGAN PENDIDIKAn DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN
KEDOKTERAN PADA UMUMNYA DAN DESAIN INSTRUKSIONAL
Oleh: Dra. Endang Lestari, MPd.M.PdKed, FK Unissula

16. Apakah konsep adult learning dapat diterapkan pada SD? Jika iya bagaimana
caranya?
tidak
17. Bagaimanakah hubungan antara self directed learning dan independent learning dalam
konsep pembelajaran adult learning?

Konsekuensi logis dari diterapkannya student atau leaner centered approach adalah keharusan
untuk memotivasi berkembangnya self directed learning. Ada beberapa pendapat mengenai
konsep self directed learning. Self directed learning dipandang sebagai langkah awal self
education, yakni kegiatan belajar tanpa beberapa bagian dari kegiatan pembelajaran,
seperti tanpa guru, tanpa pengajaran secara oral, dan lain sebagainya. self directed
learning adalah belajar yang dilakukan mandiri sepanjang hayat, dan tujuan dari
pendidikan adalah mendidik siswa menajadi inner directed learner
Seperti dijelaskan di atas bahwa self directed learning adalah kunci dari keberhasilan leaner
atau student centered approach. Menyertai self directed
learning adalah self regulation atau menggunakan istilah Brockett and
Hiemstra (1991) learner self direction, yakni kemauan, niat, dan
tanggungjawab pembelajar untuk belajar. Selanjutnya, yang dimaksud dengan
konsep self direction in learning mencakup karakteristik eksternal yakni
proses pembelajaran dengan menggunakan self directed learning serta
karakteristik internal pembelajar, yakni tanggungjawab pembelajar untuk
belajar atau learner self direction (Brockett and Hiemstra, 1991).
Tanggungjawab personal menguhubungkan antara self directed learning
dengan learner self regulation atau self direction. Berikut adalah skema
Brockett and Hiemstra mengenai hubungan antara self directed learning dan
self regulation dengan personal responsibility atau tanggungjawab personal
sebagai konsep utama.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAn DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN PADA UMUMNYA DAN DESAIN INSTRUKSIONAL
Oleh: Dra. Endang Lestari, MPd.M.PdKed, FK Unissula

18. Apakah kendala kenadala yang akan dihadapi oleh mahasiswa dalam melakukan
pembelajaran adult learning?
Kesulitan dalam menerapkan konsep adult learning

Masing-masing orang dewasa berbeda-beda dalam kemampuan belajar jika mereka


tidak dapat menampilkan kemampuan seperti yang diharapkan, kemungkinan hal itu
disebabkan oleh:

Pertama, oleh adanya perubahan fisiologi (fisik), seperti menurunnya pendengaran,


penglihatan, tenaga sehingga mempengaruhi kecepatan belajar orang dewasa.

Kedua, perbedaan cara belajar. Disini dosen perlu membantu mahasiswa dalam
proses belajar dengan mempertimbangkan keunikan dan perbedaan setiap mahasiswa.

Ketiga, adanya perbedaan karakter. Maksudnya ada saja orang dewasa yang
mempunyai sifat pendiam (menutup diri), hal ini dapat mengganggu proses belajar, misalnya
diskusi.

Masalah-Masalah Belajar dan penyelesaiannya

Menurut hasil pengamatan, berbagai masalah belajar berbagai masalah yang muncul ke
permukaan, ada yang secara umum dapat diamati karena berupa perilaku-perilaku yang
menunjukan karakteristik sebagai masalah, tetapi juga hasil inverensi dari para dosen yang
sehari-hari mengamati perilaku mahasiswa. Dalam bukunya yang berjudul Peningkatan
Pengembangan pendidikan Utomo bersama Ruitjer menyatakan bahwa dari hasil
pengamatan tenaga pengajar, ternyata banyak mahasiswa dirumah yang tidak mempersiapkan
diri untuk belajar dan juga tidak menyelesaikan tugas yang diberikan Dosen sebagai
pekerjaan rumah. Penyebab yang lain karena mahasiswa merasa Dosen mengajar dengan
kecepatan yang tinggi. Sedangkan bahan kuliah yang bersifat hierarkis mensyaratkan
pengetahuan prasyarat(Suparno,)
Secara ringkas, kesulitan-kesulitan mahasiswa itu meliputi :
1. Sumber kesulitan Internal
Rasa bosan
Semangat belajar turun
Sulit mencerna pelajaran
Sulit mengatur waktu
Sukar Berkonsentrasi
Sulit memahami buku teks
Tidak memiliki cukup keterampilan belajar
2. Sumber kesulitan Eksternal
Dosen
Penyampaian pelajaran monoton
Tuntutan atas jawaban tes tapat seperti apa yang ada dalam buku
Perkuliahan terlalu teoritis
Lingkungan fisik dan sosial ekonomi
Laboratorium tidak cukup
Ruang belajar tidak nyaman
Suara bising
Mahasiswa lain menyontek saat ujian/kuis
Buku diperpustakaan kurang(antri)
Biaya Kuliah mahal
Biaya hidup mahal

Untuk mengatasi masalah masalah belajar, ada beberapa tips yang dapat dicatat tentang
tindakan-tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar,
diantaranya :

Membuat rangkuman
Membuat pemetaan konsep-konsep penting
Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar
Membaca efektif
Membaca pendalaman
Membaca indeks
Menganalisis soal atau tugas
Mengenal lingkungan

Masalah tersebut dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu dari pembelajar itu sendiri dan
dari luar
Internal
- Merasa sukar mencerna karena materinya dianggap sulit ( kemungkinan besar karena tidak
mempunyai dan memahami konsep dasarnya)
- Mahasiswa kehilangan gairah belajar karena nilai yang diperoleh rendah
- Mahasiswa mengakui bahwa sulit untuk medisiplinkan diri di dalam belajar ( berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan dirinya, termasuk mengatur waktu)
- Mahasiswa mengeluh tidak bisa berkonsentrasi
- Gangguan emosi
- Konsep diri yang rendah ( jika berfikir tidak bisa,cenderung malas)
Eksternal
- Kemampuan sosial ekonomi
- Kekurang mampuan dosen menguasai materi dan strategi pembelajarankurang memperoleh
dukungan eksternal
- Lingkungan fisik
- Kesulitan belajar (ok. Masa transisi,sumber belajar yang kurang, rasio dosen dengan
mahasiswa, bekal kecakapan untuk belajar,dsb)
Membangun kompetensi belajar oleh A. Suhaenah Supartono
19. Bagaimana cara mengembangkan proses adult learning dalam universitas yang masih
menggunakan metode konvensional?

20. Apa manfaat dari self reflection?

Sebagai konsekuensi dari self direction in learning, yang mengharuskan Pembelajar untuk
bertanggungjawab pada kegiatan belajarnya, refleksi dalam dunia pendidikan tinggi, diyakini
sebagai pendekatan belajar yang penting, terlebih di dunia pendidikan kedokteran. Refleksi
mendorong lifelong learning dan self directed learning karena mendorong pembelajar
untuk
menentukan gap antara ilmu yang sudah dimiliki dengan ilmu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Mahasiswa kedokteran akan selalu
menghadapi masalah klinik yang unik dan ambigu. Pada kondisi seperti itu, mereka harus
berhenti, kemudian berfikir kritis.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAn DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN PADA UMUMNYA DAN DESAIN INSTRUKSIONAL
Oleh: Dra. Endang Lestari, MPd.M.PdKed, FK Unissula

Anda mungkin juga menyukai