Diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
disusun oleh :
KELOMPOK 7
Auliadi Anshar
Kiani Laras
Cut Rahmi Soraya
Fitriani Irhamna
Meidia Khusnul Khatima
Olniya Shafiyyatuddiyanah
Deni Heriyanto
Almarhamah
Rosni Darwis
Ayu Mauliana
Pembimbing:
dr. Hafni Handayani, M. Kes
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus yang berjudul
Analisa Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman pada Salah Satu Penjual
Bakso Goreng Keliling di Kota Banda Aceh
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
dr. Hafni Andayani, M. Kes yang telah bersedia meluangkan waktu
membimbing penulis dalam penulisan laporan kasus ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah
memberikan dorongan moril dan materil sehingga tugas ini dapat selesai.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya
bidang kedokteran dan berguna bagi para pembaca dalam mempelajari dan
mengembangkan ilmu. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat
dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : Food include all substances,
whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of
human diet. Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan
substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan
mempunyai peranan penting. Yang pertama setiap manusia memerlukan makanan
untuk kelangsungan hidup. Kedua, manusia yang terpenuhi semua kebutuhan
makanannya akan terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga
kerja yang produktif, dan sebagainya. Ketiga, bahan makanan dapat merupakan
media perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga merupakan media
perantara dalam penyebaran suatu penyakit.
Karena pentingnya makanan bagi tubuh kita maka hendaknya perlu untuk
menjaga hygiene dan sanitasi makanan tersebut agar dapat kita konsumsi secara
sehat dan tidak menimbulkan penyakit bagi tubuh kita
Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin akan
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan
Berdasarkan laporan hasil pemantauan keracunan makanan dan minuman
yang dilaporkan oleh Dit Jen PPM dan PLP, keracunan makanan di Indonesia
pada tahun 1997 mencapai 3119 penderita dengan CFR 0,15% tahun 1998
sebanyak 1078 penderita dengan CFR 0,65%. Meski jumlahnya menurun namun
CFRnya meningkat karena kasus kematian tinggi. Tahun 1999 sebanyak 1181
penderita tanpa kematian. Pada tahun 2004 terdapat 3,734 kasus keracunan
pangan, dimana kasus terbesar (sebanyak 30%) disebabkan oleh masakan rumah
tangga dan catering, sedangkan rumah makan menepati urutan kedua dengan
persentase yang tidak kalah besar yaitu 28,8% dan sisanya, keracunan pangan
yang bersumber dari makanan jalanan sebesar 11% dan dari industri sebesar
16,4%.
Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan oleh hygiene sanitasi
makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk mendapatkan makanan
dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan maka perlu diadakan pengawasan
terhadap hygiene sanitasi makanan dan minuman yang diutamakan pada usaha
yang bersifat umum seperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang kaki lima
mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang potensial dalam
penyebaran penyakit. Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan oleh jasa boga,
rumah makan atau restoran, dan hotel.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor.
942/MENKES/ SK/ VII/ 2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan, terdapat beberapa aspek yang diatur dalam penanganan
makanan jajanan yaitu penjamah makanan, peralatan, air, bahan makanan, bahan
tambahan makanan, penyajian dan sarana penjaja. Beberapa aspek tersebut sangat
berkaitan dengan kualitas suatu makanan.6
Studi analisa ini kami untuk melihat hygiene sanitasi makanan dan
minuman di salah satu penjual bakso goreng keliling di Kota Banda Aceh
terhadap kesesuaian dengan pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor. 942/MENKES/SK/VII/2003. Studi ini juga dilakukan
sebagai pembelajaran para dokter muda akan pentingnya pemeliharaan kesehatan
yang paripurna dan paradigma sehat tidak hanya berperan dalam pelayanan kuratif
saja, tetapi juga promotif, preventif dan rehabilitative.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Fathonah, Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang, Semarang)
(Fathonah, Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan, Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang, Semarang)
Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik
dan mutunya dalam hal ini bentuk, warna, kesegaran, bau dan lainnya.
Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran
termasuk pencemaran oleh bahan kimia seperti pestisida.
2. Sayuran.
a) Daun , buah atau umbi dalam keadaan segar, utuh dan tidak layu.
b) Kulit buah atau umbi utuh tidak rusak/pecah
c) Tidak ada bekas gigitan hewan, serangga atau manusia
d) Tidak ada bagian sayuran yang ternoda atau berubah warnanya.
e) Bebas dari tanah atau kotoran lainnya.
3. Susu
a) Alami
Susu langsung diambil dari puting susu sapi, kerbau atau kambing,
susu ini harus steril. Pencemaran terjadi karena tangan pemerah,
infeksi kulit atau peralatan yang digunakan.
b) Pasteurisasi dan Sterilisasi
Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu secara berulang pada
suhu 600C untuk membebaskan susu dari kuman pathogen.
Dengan cara ini susu tidak mengalami perubahan tetapi kuman
patogennya mati. Sterilisasi adalah pemanasan susu dengan suhu
1000C atau lebih untuk memusnahkan semua jenis kuman
pathogen. Dengan cara ini pathogen mati tetapi susunya mengalami
perubahan berupa pemecahan dan penggumpalan protein.
c) Ciri-ciri susu yang baik
- Warna putih susu dan kental.
- Cairannya konstan dan tidak mengumpal.
- Aroma khas susu, tidak bau asam, tengik atau bau amis.
- Kalau dituangkan dari gelas masih menempel didinding gelas.
- Kalau dimasak akan terbentuk lapisan busa lemak (foam).
- Bebas dari kotoran fisik seperti darah, debu, bulu, serangga dan
lain-lain
4. Makanan Olahan Pabrik.
a) Terdaftar di badan pengawasan obat dan makanan, ditandai
dengan adanya
kode nomor : ML : untuk makanan luar negeri (import) dan
MD : untuk makanan dalam negeri.
b) Kemasan masih baik, utuh tidak rusak, bocor atau kembung.
c) Belum habis masa pakai (Kadaluwarsa)
d) Sefel penutup masih terpasang dengan baik.
e) Mempunyai merek dan label yang jelas nama pabrik pembuatnya
Prinsip 2 : Penyimpanan Bahan Makanan.
Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan
tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan
dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan
cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan
pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah.
Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri
melainkan menghambat pertumbuhan (berkembangbiak bakteri). Apabila
makanan dikeluarkan dari dalam freezer dan temperatur menjadi tinggi,
maka bakteri akan mulai memperbanyak diri kembali. Bakteri baru berhenti
tumbuh apabila makanan disimpan pada temperatur di bawah 30C.
Ada empat cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu
(Depkes RI, 2004) :
1. Ventilasi harus cukup baik agar asap dan udara panas dapur keluar
dengan sempurna.
1. Bahan peralatan
Tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan seperti
cadmium, plumbum, zincum, cuprum, stibium atau arsenicum.
Logam ini beracun yang dapat berakumulasi sebagai penyakit
kemih dan kanker.
2. Keutuhan peralatan
Tidak boleh patah, tidak mudah berkarat, penyok, tergores atau
retak karena akan menjadi sarang kotoran atau bakteri. Peralatan
yang tidak utuh tidak mungkin dapat dicuci sempurna sehingga
dapat menjadi sumber kontaminasi.
3. Fungsi
Setiap peralatan mempunyai fungsi tersendiri yang berbeda dan
jangan dicampur aduk dan bila perlu digunakan tanda pada
peralatan sesuai fungsinya, karena peralatan yang digunakan
bercampur baur akan menimbulkan kontaminasi makanan.
4. Letak
Peralatan yang bersih dan siap dipergunakan sudah berada pada
tempat masing-masing (rak penyimpanan peralatan) sehingga
memudahkan waktu mempergunakannya/mengambil.
d. Peralatan makanan dan minuman
Peralatan Makanan dan Minuman dapat dipergunakan seperti : piring,
gelas,mangkuk, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa
hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak atau berlekuk-
lekuk tidak rata.
2. Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang di bagian tempat
makanan, minuman atau menempel dimulut, karena akan terjadi
pencemaran mikroba melalui jari tangan.
3. Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat
menimbulkan kecelakaan (melukai tangan) juga menjadi sumber
pengumpulan kotoran karena tidak akan dicuci sempurna.
4. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya
untuk sekali Pakai
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA