Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

HYPOPARATIROID

KELOMPOK 6

FIRMANSYAH

KARTIKA PUTRIANI

YOLANDA SARI APRIANDA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapat mensekresi hormon
paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).

Hipoparatiroidisme adalah keadaan berkurangnya kerja dari pada kelenjar paratiroid yang di
sertai penurunan kadar kalcium dalam serum hingga menyebabkan tetani. Hipoparatiroid juga
merupakan gabungan dari gejala produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid hipofungsi dari kelenjar
paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang cukup,
dengan gejala utamanya yaitu tetani.

Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui secara pasti. Adapun
etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain :

Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:

Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi

Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)

TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Penulisan

2. Tujuan umum

Dapat menjelaskan tentang bagaimana konsep dan pendekatan asuhan keperawatan pada
klien dengan hipoparatiroid.

2. Tujuan khusus
3. Dapat menjelaskan definisi hipoparatiroid

4. Dapat menjelaskan etiologi dari hipoparatiroid

5. Dapat menjelaskan manifestasi klinis hipoparatiroid

6. Dapat menjelaskan anatomi fisiologi hipoparatiroid

7. Dapat menjelaskan klasifikasi hipoparatiroid

8. Dapat menjelaskan patofisilogi hipoparatiroid

9. Dapat menjelaskan woc hipoparatiroid

10. Dapat menjelaskan penatalaksaan hipoparatiroid

11. Dapat menjelaskan komplikasi hipoparatiroid

12. Dapat menjelaskan asuhan keperawatan hipoparatirod

BAB II

RINGKASAN TEORITIS

DEFINISI

Hipoparatiroid adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat cukup hormone paratiroid atau
paratiroid hormone (PTH). Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormone
paratiroid yang tidak adekuat keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering di
sebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjer paratiroid pada saat operasi paratidoid.

Hipertiroid adalah kombinasi dari gejala karena produksi kormon paratiroid (PTH) tidak
memadai (Hipoparatiroid) hipoaratiroid adalah penurunan fungsi dari kelenjer paratiroid
,yang mengarah ke tingkat penurunan hormone paratiroid (PTH ).

Hipoparatiroid adalah gangguana pada kelenjer paratiroid yang disebabkan karena hipo
fungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjer paratiroid ( Hotman rumahorbo,tahun1999 ;
1).

Hipoparatiroid terjadi akibat hipo fungsi paratiroid atau kehilangan funsi kelenjer paratiroid
sehingga meneyebabkan gangguan metabolisme kalsium forfor . serum kalsium
menurun ( sampai 5 ml %) fosfor meningkat (9,5-12,5) keadaan ini jarang sekali di
temukan dan umumnya sering di sebabkan oleh kerusakan atau pengkatan kelenjer paratiroid
pada saat operasi paratiroid atau tiroid , dan lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjer
paratiroid (congenital).

ETIOLOGI

Kondisi nyang paling sering menyebabkan hypoparatyroid adalah sekresi hormone paratoroid
yang tidak adekuat setelah gangguan suplai darah atau pengangkatan jaringan kelenjer
paratiroid selama tindakan tiroidektomi , paratiroidektomi , atau di seksi leher radikal. Atrofi
kelenjer paratiroid yang etiologinya tidak diketahui merupakan penyebab yang jarang di
jumpai. Gejala di sebabkan oleh difisiensi parathormon yang meneyebabkan peningkatan
forfatase darah ( hyferfosfatemia). Dan penurunan kalsium darah ( hypokalsemia).

Penyebab paling umum dari hipoparatiroid adalah luka pada kelenjer paratiroid hilangnya
jaringan paratiroid . terdapan 3 penyebab yang paling utama dari pasien paratiroid.

1. Kekurangan sekresi paratiroid.( > 99% dari semua khasus)

Lebih dari 99% dari semua pasien dengan paratiroid di sebabkan karena sekresi hormone
paratiroid yang adekuat. Hipoparatiroid yang terjadi selama operasi leher mungkin bersifat
sementara dan permanen tergantung pada tingkat cidera kelenjer paratiroid

1. Pos operasi pengangkatan kelenjer paratiroid dan total tiroidektomi

2. Ideokatik, penyakit ini jarang dan dapat konginetal atau di dapat( acquiret)

3. Ketidak mampuan untuk membuat bentuk aktif dari hormone paratiroid

Kekurangan sekresi PTH tanpa alasan yang pasti di sebut dengan hipoparatiroid ideopatik
penyakit ini jarang dan dapat di karenakan bawaan dan di peroleh penyebab terbesar
hipoparatiroid bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang telah hiperparatiroid
delam kehamilan,kalsium serum pada janin akan persis sama pada ibu ,dan jika kalsuim
terlalau tinggi selama kehamilan , biasanya membuat sel-sel tiroid pada bayi akan tinggi dan
akan memutuskan untuk tidak tumbuh dan berkembang biak.

3. Ketidak mampuan ginjal untuk merespon hormone paratiroid yang diproduksi oleh
kelenjer paratiroid normal penyakit ini ditandai dengan hypocalcemia dan
hyperphosphatemia tatapi mereka memproduksi hormone paratiroid dengan normal.
Masalah terjadi pada tulang dan ginjal yang tidak merespon dengan baik. Bahkan jika
hormo paratiroid normal di berikan melalui pembuluh darah tubuh tidak menggapi

4. MANIFESTASI KLINIS

1. Tetanus adalah gejala utama

2. Tetanus raten : kebas,kesemutan dank ram di ekstremitas ; kaku di tangan dan dikaki

3. Tetanus jelas : bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal, disfagia, foto fobia,
distrimia jantung dan kejang

4. Gejala lain : ansietas, iritabilitas, depresi, dan delirium. Perubahan EKG dan hipotensi
juga dapat terjadi.

Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang disebabkan


oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita (70 %) adalah tetani
atau tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagai spasmus corpopedal dimana
tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari dalam adduksi dan jari-jari lain dalam
keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan articulatio cubitti dalam keadaan fleksi dan tungkai
bawah dan kaki dalam keadaan ekstensi.

Dalam tetanic aequivalent :

Disfagia dan disartria

Kelumpuhan otot-otot

Aritmia jantung

Gangguan pernapasan

Epilepsi

Gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil

Gangguan ingatan dan perasaan kacau

Perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata

Kulit kering dan bersisik

Rambut alis dan bulu mata yang bercak-bercak atau hilang

Kuku tipis dan rapuh

Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik

Kadang-kadang terdapat pula perubahan-perubahan trofik pada ectoderm :

1. Rambut tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.

1. Kulit kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan bulla.

2. Kuku tipis dan kadang-kadang ada deformitas.

Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi tidak baik dan keadaan
mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering terdapat katarak pada hipoparatiroidisme.

ANATOMI FISIOLOGI
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan
keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu
dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial.
Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian
kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya
sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral
kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar
paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim
de Jong, 2004, 695). Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang
terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan
dua di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya
dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar
paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang
mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula
sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih
sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam
sitoplasmanya Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu
jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda,
sel oksifil ini tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang


bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis
PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium
tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium
pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat
reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga
titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan
usus. (R. Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

KLASIFIKASI

1. Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh
maternal hiperkalsemia.

1. Simple idiopatik hipoparatiroid

Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya sebagai akibat
pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap paratiroid, ovarium,
jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat disebabkan karena menderita
hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan ovarium
primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.

1. Hipoparatiroid pascabedah

Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah operasi
radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu operasi tiroid,
biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar paratiroidisme karena
pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau
permanen. Karena itu kadar kalsium serum harus diperiksa sesudah melakukan operasi-
operasi tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktu bila ada kelainan klinis walaupun
tak khas yang menjurus pada diagnosis hipoparatiroid.

PATOFISIOLOGI

Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni
kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-
12,5 mgr%).

Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk
mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah
untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak
jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal
ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi
oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau
terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada
banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara
sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat
segera sesudah operasi.

Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi kadar PTH
dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons terhadap hormon, maka
penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: (1) pada bentuk yang lebih sering,
terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan
secara normal konsentrasi AMP siklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik
normal tetapi efek fosfaturik hormon terganggu

WOC

Defisiensi parathormon
Peningkatan kadar fosfat darah &

Penurunan konsentrasi Ca darah

Iritabilitas system neuromuskular

Tetanus kejang

Rr resiko cedera

Laten nyata

Ekstremitas kaku

Hr intoleransi aktivitas

Bronkospasme disfagia

Gangguan pertukaran gas


Gangguan pola nutrisi

PENATALAKASANAAN

1. Penatalaksanaan medis

2. Kadar kalsium serum meningkat menjadi 9-19 mg/dl (2.2-2,5 mmol/L)

3. Apabila hipokalsemia dan tetanus terjadi setelah tindakan tiroidektomi, segera berikan
kalsium glukonat per IV. Sedative (pentobarbital) dapat diberikan Parathormon
parenteral dapat diberikan, pantau reaksi alergi dan peruban kadar kalsium serum

4. Iritabilitas neuromuscular berkurang dengan menciptakan suasana yang bebas dari


kebisingan, hembusan udara atau angin, lampu terang, atau pergerakan mendadak.

5. Trakeaostomi atau ventilasi mekanis dan medikasi bronkodilatasi mungkin harus


diberikan apabila pasien mangalami gawat nafas

6. Hipoparatiroid kronis ditangani dengan diet tinggi kalsium dan rendah fosfor pasien
harus menghindari susu, produk susu, kuning telur, dan bayam.

7. Tablet kalsium per oral dan sedian vitamin D serta aluminum hidroksida atau
aluminum karbonat dapat diberikan.

8. Penatalaksanaan keperawatan

9. Mendeteksi tanda awal hipokalsemia dan mengantisipasi tanda-tanda tetanus, kejang,


dan kesulitan bernafas
10. Letakkan kalsium glukonat disamping temapt tidur jika pasien mengalami gangguan
jantung distritmia, atau mendapatkan obat digitalis, kalsium glukonat diberikan secara
perlahan dan dengan hati-hati

11. Lakukan pemantauan jantung secara kontinu dan lakukan pengkajian yang cermat,
kalsium dan digitalis meningkat konstraksi sistolik dan juga memperkuat kerja satu
sama lain kondisi ini dapat menimbulkan distrimia yang berpotensi fatal

12. Jelaskan kepada pasien mengenai medikasi dan terapi diet, rasional perlunya asupan
tinggi kalsium dan rendah fosfat, dan gejala hipokalsemia serta hiperkalsemia

13. Arahkan pasien untuk menghubungi dokter jika gejala terjadi.

14. KOMPLIKASI

1. Hipokalsemia

Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9 mg/100ml. Kedaan
ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktu pembedahan atau
sebagai akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut.

1. Insufisiensi ginjal kronik

Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena retensi dari fosfor
dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak adanya kerja hormon
paratiroid yang diakibatkan oleh keadaan seperti diatas (etiologi).

BAB III

ASKEP TEORITIS

1. PENGKAJIAN

1. Identitas

Tanggal pengkajian :

Ruangan :

1. Identitas klien

2. Nama :

3. MR :

4. Umur :

5. Pekerjaan :

6. Agama :
7. Jenis kelamin :

8. Alamat :

9. Tanggal masuk RS :

10. Alasan masuk :

11. Cara masuk :

12. Penanggung jawab :

13. Riwayat alergi :

14. Obat :

15. Makanan :

16. Dll :

17. Alat bantu yang terpakai :

18. Tanda-tanda vital

Nadi : 80 x/i

TD : 120/80 mmHg

Pernafasan : 24 x/i

Suhu : 36,5 0 C

3. Riwayat kesehatan

4. Keluhan utama

Biasanya Klien merasa ada kelainan bentuk tulang , pendarahan yang sulit berhenti , kejang-
kejang , kesemutan dan klien merasa lemas / lemah .

1. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien pernah megalami tindakan operasi khususnya pengangkatan kelenjar tiroid
atau kelenjar paratiroid dan penyinaran pada leher.

1. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien kesemutan disekitar mulut atau ujung jari tangan atau ujung jari kaki, disfagia
dan disartria, kelumpuhan otot-otot, aritmia jantung, gangguan pernapasan, epilepsi,
gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil, gangguan ingatan dan
perasaan kacau, perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata, kulit kering dan bersisik.
1. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang,
yaitu riwayat keluarga dengan Hipoparatiroid.

4. Pemeriksaan fisik

5. Kepala

Rambut hitam, rambut jarang dan tipis, tidak ada ketombe,rontok,rambut bersih,dan tidak ada
oedema.

2. Wajah

Tidak ada edama, luka, ataupun jahitan diwajah.

3. Mata

Kedua mata simestris, reflek cahaya norma pupil mengecil, sclara normal tidak ikterik,
conjunctiva norma pink muda tidak anemis.

4. Hidung

Tidak ada luka pada septum, hidung tidak ada secret dan darah, pernapasan normal tidak ada
cuping hidung.

5. Bibir

Tidak ada mukosa mulut,tidak ada oedema,bibir kering, warna bibir pucat, mulut tidak
berbau, adanya parestesis

6. Gigi

Gigi lengkap,tidak ada caries,gigi bersih.

7. Lidah

Bersih,tidak ada jamur,adanya parestesis

8. Leher

Adanya pembesaran kelenjer paratyroid,tidak ada kelenjer getah bening,dan tidak ada
pembengkakan JVP.

9. Thorak

Inspeksi

Bentuk dada simetris ki/ka, pergarakan dada simestris kiri-kanan, pernapasan tidak normal,
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak bekas luka.
Palpasi

vocal fremitus simetris kiri-kanan.

Perkusi

tidak ada perubahan bunyi,tidak ada massa atau cairan,bunyi sonor

Auskultasi

biasanya terdengar suara stridor, suara serak.

10. Jantung

Inspeksi

ictus cordis tidak terlihat, adanya disritmia jantung, sianosis, palpitasi

Palpasi

Normal teraba 1 jari terletak di IC V medial linea midklavikularis sinistra.

Perkusi

Normal yaitu pekak

Auskultasi

tidak ada bunyi tambahan pada jantung.

11. Abdomen

Inspeksi

tidak ada pembesaran rongga abdomen,tidak ada bekas luka dan operasi.

auskultasi

bising usus normal 5-35 x/i

palpasi

terdapat nyeri pada abdomen, tidak ada pembesaran hepar, keadaan normal berada dibelakang
arcus corta, tidak ada pembesaran linen

perkusi

bunyi normal tympani, tidak ada kelainan


12. Genitalia

Bersih dan tidak ada pemasangan kateter.

13. Ekstremitas

Kejang dan nyeri otot, tangan dan kaki.

14. System integument

Turgor kulit jelek, kulit kering, kulit seperti sisik

15. System neurologi

Tingkat kesadaran normal.

5. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

NO POLA SEHAT SAKIT


ELIMINASI

-BAK 7-8 X/hari 7-8x/hari


A
-BAB 1x/hari 1x/hari

NUTRISI

-Pola Makan 3xsehari 3xsehari


B
-Minum 8 gelas/hari 8 gelas/hari

TIDUR / ISTIRAHAT
C
-Waktu tidur 6-7 jam 6-7 jam

-Nyeri dada
-Olahraga teratur
AKTIVITAS & LATIHAN -Aktivitas terganggu.
-Istirahat teratur
D -Kesulitan / keluhan dalam -Mudah merasa
-Pola nutrisi teratur
hal : kelelahan
-Ibadah teratur.
-Selalu gelisah.
1. DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkusspasme

2. Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan disfagia

3. Resiko cedera berhubungan dengan kejang

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ekstremitas kaku

1. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose Keperawatan NIC NOC


1. Gangguan pertukaran gas v respiratory status :gas Airway management
exchange
Defenisi : kelebihan atau deficit v buka jalan nafas, gunakan
pada oksigenisasi dan eliminasi v respiratory status teknik chin lift atau jaw thrust
karbondioksida pada membrane :ventilation bila perlu
alveolar kapiler
v vital sign status v posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : memaksimalkan ventilasi
kriteria hasil
pH darah arteri abnormal v identifikasi pasien
v mendemonstrasikan perlunya pemasangan alat
pH arteri abnormal peningkatan ventilasi dan jalan nafas buatan
oksigenasi yang adekuat
pernafasan abnormal v pasang mayo bila perlu
(kecepatan, irama, kedalaman v memelihara kebersihan
paru-paru dan bebas dari v lakukan fisioterapi dada
warna kulit abnormal tanda-tanda distress bila perlu
(mis, pucat, kehitaman) pernafasan
v keluarkan secret dengan
konfusi v mendemonstrasikan batuk atau suction
batuk efektif dan suara
sianosis (pada neonates nafas bersih, tidak ada v auskultasi suara nafas,
saja) sianosis dan dyspnea catat adanya suara nafas
(mampu mengeluarkan tambahan
penurunan karbon sputum, mampu bernafas
dioksida dengan mudah, tidak ada v lakukan suction pada mayo
pursed lips)
diaphoresis v berikan bronkodilator bila
v tanda-tanda vital dalam perlu
dispnea rentang normal
v berikan pelembab udara
sakit kepala saat bangun
v atur intake untuk cairan
hiperkapnia mengoptimalkan
keseimbangan
hipoksemia
v monitor respirasi dan status
02

respiratory monitoring

v monitor rata-rata,
kedalaman, irama, dan usaha
respirasi

v catat pergerakan dada,


amati kesimetrisan,
hipoksia
penggunaan otot tambahan,
retraksi otot supraclavikularis
iritabilitas
dan intercostals
nafas cuping hidung
v monitor suara nafas, seperti
dengkur
gelisah
v monitor pola nafas :
samnolen
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
takikardi
cheyne stokes, biot
gangguan penglihatan
v catat lokasi trakea
factor- factor yang
v monitor kelelahan otot
berhubungan :
diafragma (gerakan
paradoksis
perubahan membrane
alveolar kapiler
v auskultasi suara nafas, catat
area penurunan / tidak adanya
ventilasi- perfusi
ventilasi dan suara tambahan

v tentukan kebutuhan suction


dengan mengauskultasi
crakles dan ronchi pada jslsn
nafas utama

v auskultasi suara paru


setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya.

2. Gannguan pola nutrisi v Nutritional Status : food Nutrition Management


and Fluid Intake
Definisi : Intake nutrisi tidak v Kaji adanya alergi
cukup untuk keperluan Kriteria Hasil : makanan
metabolisme tubuh.
v Adanya peningkatan v Kolaborasi dengan ahli gizi
Batasan karakteristik : berat badan sesuai dengan untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
Berat badan 20 % atau tujuan dibutuhkan pasien.
lebih di bawah ideal
v Berat badan ideal sesuai v Anjurkan pasien untuk
Dilaporkan adanya intake dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
makanan yang kurang dari
RDA (Recomended Daily v Mampu mengidentifikasi v Anjurkan pasien untuk
Allowance) kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
vitamin C
Membran mukosa dan v Tidak ada tanda tanda
konjungtiva pucat malnutrisi v Berikan substansi gula

Kelemahan otot yang v Tidak terjadi penurunan v Yakinkan diet yang


digunakan untuk berat badan yang berarti dimakan mengandung tinggi
menelan/mengunyah serat untuk mencegah
konstipasi
Luka, inflamasi pada
rongga mulut v Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
Mudah merasa kenyang, dikonsultasikan dengan ahli
sesaat setelah mengunyah gizi)
makanan
v Ajarkan pasien bagaimana
Dilaporkan atau fakta membuat catatan makanan
adanya kekurangan makanan harian.

Dilaporkan adanya v Monitor jumlah nutrisi dan


perubahan sensasi rasa kandungan kalori

Perasaan v Berikan informasi tentang


ketidakmampuan untuk kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan
v Kaji kemampuan pasien
Miskonsepsi untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Kehilangan BB dengan
makanan cukup Nutrition Monitoring

Keengganan untuk v BB pasien dalam batas


makan normal

Kram pada abdomen v Monitor adanya penurunan


berat badan
Tonus otot jelek
v Monitor tipe dan jumlah
Nyeri abdominal dengan aktivitas yang biasa
atau tanpa patologi dilakukan

Kurang berminat v Monitor interaksi anak atau


terhadap makanan
orangtua selama makan

v Monitor lingkungan selama


makan

v Jadwalkan pengobatan dan


tindakan tidak selama jam
makan

v Monitor kulit kering dan


Pembuluh darah kapiler
perubahan pigmentasi
mulai rapuh
v Monitor turgor kulit
Diare dan atau
steatorrhea
v Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
Kehilangan rambut yang
patah
cukup banyak (rontok)
v Monitor mual dan muntah
Suara usus hiperaktif
v Monitor kadar albumin,
Kurangnya informasi,
total protein, Hb, dan kadar
misinformasi
Ht
Faktor-faktor yang
v Monitor makanan kesukaan
berhubungan :
v Monitor pertumbuhan dan
Ketidakmampuan
perkembangan
pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi
v Monitor pucat, kemerahan,
zat-zat gizi berhubungan
dan kekeringan jaringan
dengan faktor biologis,
konjungtiva
psikologis atau ekonomi.
v Monitor kalori dan intake
nuntrisi

v Catat adanya edema,


hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.

v Catat jika lidah berwarna


magenta, scarlet

3. Risiko cedara v Risk control Environment


management( manajemen
Defenisi: beresiko mengalami kriteria hasil: lingkungan)
cedera sebagai akibat kondisi
lingkungan yang berinteraksi v Klien terbebas dari v Sediakan lingkungan yang
dengan sumber adaptif dan cedera aman untuk pasien
sumber defensive individu v Klien mampu v Identifikasi kebutuhan
menjelaskan cara / metode keamanan pasien, sesuai
Factor resiko: untuk mencegah dengan kondisi fisik dan
injury/cedera fungsi kognitif pasien dan
Eksternal riwayat penyakit terdahulu
v Klien mampu pasien
biologis (mis, tingkat menjelaskan factor resiko
imunisasi, komunitas, dari lingkungan/ perilaku v Menghindarkan lingkungan
mikroorganisme). personal. yang berbahaya ( misalnya
memindahkan perabotan)
zat kimia ( mis, racun, v Mampu memodifikasi
polutan, obat, agenens farmasi, gaya hidup untuk v Memasang side rail tempat
alcohol, nikotin, pengawet , mencegah injury tidur
kosmetik, pewarna)
v Menggunakan fasilitas v Menyediakan tempat tidur
manusia( mis, agens kesehatan yang ada yang nyaman dan bersih
nosokomial, pola ketegangan,
atau factor kognitif, afektif, dan Mampu mengenali v Menempatkan saklar lampu
psikomotor) perubahan status kesehatan ditempat yang mudah di
yang ada jangkau pasien
cara pemindahan/transport
v Energy conservation v Membatasi pengunjung
nutrisi(mis, desain, struktur,
dan pengaturan komunitas, v Activity tolerance v Menganjurkan keluarga
bangunan, dan atau peralatan) untuk menemani pasien.
v Self care : ADLS
Internal v Mengontrol lingkungan dari
Kriteria hasil kebisingan
Profil darah yang abnormal
(mis, leukositosis/leucopenia, v Berpartisipasi dalam v Memindahkan barang-
gangguan factor koagulasi, aktivitas fisik tanpa barang yang dapat
trombositopenia, sel sabit, disertaipeningkatan membahayakan
talasemia, penurunan tekanan darah,nadi,dan RR
hemoglobin) Berikan penjelasan pasien
v Mampu melakukan dan keluarga atau pengunjung
Disfungsi biokimia aktivitas sehari-hari adanya perubahan status
(ADLS) secara mandiri. kesehatan dan penyebab
Usia perkembangan penyakit.
(fisiologis, psikososial) v Tanda-tanda vital normal
Activity therapy
Disfungsi efektor v Energy psikomotor
v Kaloborasikan dengan
Disfungsi imun-autoimun v Level kelemahan tenaga rehabilitasi medic
dalam merencanakan
Disfungsi integrative v Mampu berpindah program terapi yang tepat
:dengan atau tanpa bantuan
Malnutrisi alat v Bantu klien untuk
menidentifikasi aktivitas
Fisik(mis, integritas kulit v Status kardiopulmunari
tidak utuh, gangguan mobilitas adekuat yang mampu dilakukan

Psikologis(orientasi efektif) v Sirkulasi status baik v Bantu untuk memilih


aktivitas kosistensi yang
Disfungsi sensorik Status respirasi :pertukaran sesuai dengan kemampua
gas dan ventilasi adekuat. fisik ,psicologis,dan soscal
Hipoksia jaringan
v Bantu untuk
Toleransi aktivitas mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
Defenisi :ketidakcukuoan diperlukan untuk aktivitas
energy psikologi atau fisiloogi yang diingikan
untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktifitas v Bantu untuk mendapatkan
kehidupan sehari-hari yang alat bantuan aktivitas seperti
harus atau yang tidak ingin kursi roda,krek.
dilakukan
v Bantu untuk
Batasan karateristik mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Respon tekanan darah
abnormal terhadap aktivitas v Bantu klien untuk menbuat
jabwal latihan diwaktu luang.
Respon frewkwensi
jantung abnormal terhadap v Bantu klien atau keluarga
aktivitas untuk
mengidentifikasikekurangan
Perubahan EKG yang dalam beraktifitas
mencerminkan aritmia
v Sediakan penguatan positif
Perubahan EKG yang bagi yang aktif beraktivitas
mencerminkan iskemia
v Bantu pasien untuk
Ketidaknyamanan setelah mengembangkan motivasi
aktivitas diri dan penguatan

Dispnea setelah Monitor respon fisik ,emosi,


beraktivitas social,dan spiritual

Menyatakan merasa letih

Menyatakan
merasalemah

Factor yang berhubungan

Tirah baring atau


imobilisasi
Kelemahan umum

Ketidakseimbangan
antara suplei dan kebutuhan
oksigen

Imobilitas

Gaya hidup monoton

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapat mensekresi hormon
paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).

Hipoparatiroidisme adalah keadaan berkurangnya kerja dari pada kelenjar paratiroid yang di
sertai penurunan kadar kalcium dalam serum hingga menyebabkan tetani. Hipoparatiroid juga
merupakan gabungan dari gejala produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid hipofungsi dari kelenjar
paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah yang cukup,
dengan gejala utamanya yaitu tetani.

Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui secara pasti. Adapun
etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain :

Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:

1. Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi

2. Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)

1. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah yang
kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Rumarhobo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed.8. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 12. Jakarta : EGC

Husada Amin H & Hardhi Kusuma. 2013.Aplikasi NANDA NIC-NOC. Jakarta

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. NOVA FRIDALNI, S. Kep. M. Biomed

STIKes MERCU BAKTIJAYA PADANG

DIII KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai