BAB I
PENDAHULUAN
Percobaan pelarutan padat cair ini memiliki beberapa tujuan antara lain yaitu
untuk menentukan koefisien perpindahan massa padat cair, kemudian untuk
mengetahui besar zat padat yang dapat terlarut dalam zat pelarut. Dan tujuan yang
terakhir adalah untuk membuat grafik korelasi antara persen recovery dengan
berat bahan awal.
Page | 1
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
3. Untuk membuat grafik korelasi antara persen recovery dengan berat bahan
awal.
Page | 2
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page | 3
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Page | 4
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
II.1.4 Kelarutan
Kelarutan merupakan massa 1 gram zat terlarut dalam 1 liter zat pelaru
atau dapat juga kelaruan diartikan sebagai kemampuan suatu zat kimia tertentu,
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada keseimbangan . larutan hasil ini disebut larutan jenuh. Zat zat tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut, contohnya adalah
etanol dalam air.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran zat yang terlarut dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dan selalu larut seperti etanol dalam air hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air , istilah tak larut (in soluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar- benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi
titik kesetimbangan kelaruan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lemak jenuh yang metastabil.
Koefisien perpindahan massa dinyatakan sebagai laju perpindahan massa
dibagi volume packing yang dibuat sebagai koefisien perpindahan massa overall
volumetrik.
Laju perpindahan massa persatuan luas dinyatakan sebagai berikut:
Na = kc (Ca Ca*) ... (1)
Keterangan :
Na = laju perpindahan massa persatuan luas (gr/m2)
Page | 5
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Page | 6
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Page | 7
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
2. Kalium Oksida
A. Sifat fisika
a. Bewarna putih.
b. Tidak berbau.
c. Larut dalam asam.
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : CaO
b. Massa molar : 56,0774 gr/mol
c. Densitas : 3,34 gr/cm3
d. Titik lebur : 2613 OC
(Anonim,2016. Kalium Oksida)
II.3 Hipotesa
Page | 8
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Semakin banyak massa CaO yang dilarutkan dalam air maka semakin
banyak zat yang akan larut dalam larutan dan CaO sebelum dilarutkan lebih berat
daripada yang sudah dilarutkan.
Page | 9
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Letakkan tangki berisi air dan CaO pada magnetik stirrer sesuai
waktu yang ditentukan.
Page | 10
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Aquadest
2. CaO
Page | 11
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Keterangaan :
1. Beaker Glass yang berisi CaO dan magnet yang dapat membuat larutan di
dalam gelas beaker itu berputar atau mengaduk.
2. Pemanas, larutan yang berada di dalam beaker glass akan berputar di atas
pemanas tersebut.
3. Untuk mengatur cepat lambat nya perputaran magnetic nya.
4. Tombol on off pemanas.
5. Tombol on off power heated magnetic stirrer.
Page | 12
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
Page | 13
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
BAB IV
Page | 14
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
IV.3 Grafik
a. Grafik % recovery vs Konsentrasi CaO Berdasarkan Padatan Sisa
25
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Page | 15
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
0.8
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
IV.4 Pembahasan
Dari percobaan proses pelarutan padat cair yang telah dilakukan dan dari
hasil pengamatan serta perhitungan yang telah ditabelkan, maka dapat dianalisa
faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu jenis zat terlarut dan jenis pelarut yang
digunakan.
Pada percobaan ini kami menggunakan kalium oksida (CaO) sebagai zat
terlarut dengan berat 1,26 gram, 2,52 gram, 3,78 gram, 5,04 gram, 6,3 gram dan
H2O sebagai zat pelarut dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M, 0,5 M
dengan volume untuk tiap konsentrasi yaitu 225 ml dengan waktu yang telah
ditetapkan yaitu 7 menit. Untuk larutan dengan konsentrasi 0.1 M dengan volume
225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 0,9879 gr/ml dengan berat zat
terlarut sebesar 0.3099 gr dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar
24.5952381 sedangkan % recovery berdasarkan densitas sebesar 0.873015873.
Untuk larutan dengan konsentrasi 0.2 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil
densitas filtrate sebesar 0,9883 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.4472 gr
dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar 17.7460317 sedangkan %
recovery berdasarkan densitas sebesar 0.45238095. Untuk larutan dengan
konsentrasi 0.3 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar
Page | 16
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
0,9888 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.5444 gr dan % recovery
berdasarkan padatan sisa sebesar 14.4021164 sedangkan % recovery berdasarkan
densitas sebesar 0.314814815. Untuk larutan dengan konsentrasi 0.4 M dengan
volume 225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 0,9893 gr/ml dengan berat
zat terlarut sebesar 0.5481 gr dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar
10.875 sedangkan % recovery berdasarkan densitas sebesar 0.24603175. Untuk
larutan dengan konsentrasi 0.5 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil densitas
filtrate sebesar 0,9894 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.5682 gr dan %
recovery berdasarkan padatan sisa sebesar 9.01904762 sedangkan % recovery
berdasarkan densitas sebesar 0.1984127.
Berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata berat zat terlarut pada hasil
penimbangan lebih kecil daripada berat zat terlarut pada hasil perhitungan
densitas. Apabila densitas dari filtrate semakin besar maka % recovery yang
dihasilkan akan semakin kecil begitu pun dengan berdasarkan berat zat terlarut.
Semakin sedikit berat zat terlarut maka akan semakin besar % recovery yang
dihasilkan. Oleh karenanya densitas dan berat zat terlarut berbanding terbalik
dengan % recovery.
Page | 17
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Densitas awal pelarut lebih kecil daripada densitas pelarut setelah
ditambahkan CaO.
2. Semakin besar densitas akhir larutan maka semakin kecil %recovery yang
didapatkan.
3. Semakin sedikit berat zat terlarut maka semakin besar %recovery yang
didapatkan.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam melaksanakan proses penyaringan
sehingga zat padat tidak tercampur dalam filtrate.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bahan pada saat proses
pengeringan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum
agar tidak terjadi kesalahan data.
Page | 18
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
DAFTAR PUSTAKA
Page | 19
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
APPENDIX
W = 1,26 gram
b. Konsentrasi 0,2 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,2=
56,0774 X 0,225
W = 2,52 gram
c. Konsentrasi 0,3 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,3=
56,0774 X 0,225
W = 3,78 gram
d. Konsentrasi 0,4 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,4=
56,0774 X 0,225
W = 5,04 gram
e. Konsentrasi 0,5 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,5=
56,0774 X 0,225
W = 6,3 gram
Page | 20
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
gr/ml
3. Perhitungan Densitas akhir
Berat Pikno kosong = 12,3340 gram
a. Densitas akhir CaO 0.1 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,213812,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9879
gr/ml
b. Densitas akhir CaO 0.2 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,172412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9838
gr/ml
c. Densitas akhir CaO 0,3 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,222612,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9888
gr/ml
d. Densitas akhir CaO 0.4 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,227412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9893
gr/ml
e. Densitas akhir NaOH 0.95 N 230 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,227412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9894
gr/ml
4. Perhitungan Berat Zat Terlarut
a. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
= 1,26 0,9501
= 0,3099 gram
b. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
Page | 21
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair
= 2,52 2,0728
= 0,4472 gram
c. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
= 3,78 3,2356 = 0,5444 gram
5. Perhitungan % recovery
a. Berdasarkan Berat Padatan Sisa
Berat zat terlarut
% recovery = Berat awal x 100 %
0,3099
= 1,26 x 100%
= 24,59 %
b. Berdasarkan Densitas Larutan
Berat zat terlarut
% recovery = Berat awal x 100 %
0,011
= 1,26 x 100%
= 0,8730 %
Page | 22
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur