Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Teknik Kimia I

Proses Pelarutan Padat Cair

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang mempunyai sasaran untuk


menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan, dengan alat mekanis
yang terpasang pada sebuah alat. Walapun pengadukan sering di salah artikan
dengan campuran, dan mereka tidaklah bersinomin. Pengadukan mengacu pada
pergerakan dalam suatu material dalam bentuk spesifik. Pola aliran yang terjadi
dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk, karakteristik fluida
yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk dan
sekat. Tujuan dari operasi pengadukan terutama adalah terjadinya pencampuran.
Pencampuran merupakan suatu operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan
komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.

Proses pelarutan padat cair memiliki langkah-langkah percobaan. Pertama,


masukkan air ke dalam tangki dengan volume tertentu. Kedua, timbang CaO dan
masukkan ke dalam tangki yang berisi air. Ketiga, lakukan operasi pengadukan
dengan variasi waktu sehingga dapat diketahui banyaknya CaO yang dapat larut
ke dalam air. Keempat, saring larutan dengan kertas saring kemudian di oven
sampai berat konstan. Kelima, filtrat disaring dan diukur massa jenisnya.
Kemudian, ulangi langkah percobaan dengan variabel yang telah ditentukan.

Percobaan pelarutan padat cair ini memiliki beberapa tujuan antara lain yaitu
untuk menentukan koefisien perpindahan massa padat cair, kemudian untuk
mengetahui besar zat padat yang dapat terlarut dalam zat pelarut. Dan tujuan yang
terakhir adalah untuk membuat grafik korelasi antara persen recovery dengan
berat bahan awal.

I.2. Tujuan Percobaan


1. Untuk menentukan koefisien perpindahan massa padat cair.
2. Untuk mengetahui besar zat padat yang dapat terlarut dalam zat pelarut.

Page | 1
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

3. Untuk membuat grafik korelasi antara persen recovery dengan berat bahan
awal.

I.3. Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pelarutan padat cair.
2. Agar praktikan dapat mengetahui kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
4. Agar praktikan dapat memahami hubungan antara persen recovery dengan
berat bahan awal.

Page | 2
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


II.1.1 Pencampuran
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan
membaurkan bahan bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk
menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan
baik. Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan
bahan yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang
homogen.
Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas,
cairan atau padat. Sehubungan dengan itu campuran dapa memperlihatkan sifat
sifat yang sangat berbeda satu sama lain dan memerlukan persyaratan tertentu
pada pemilihan alat pencampur. Suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti
jenis jenis berikut ini :
a. Campuran heterogen
b. Koloid
c. Suspense
d. Larutan sejati.

II.1.2 Pencampuran Padat Cair


Pembentukan bahan bahan kimia umumnya memerlukan air dalam
pencampurannya. Disini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran
yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Pada saat pencampuran bahan
bahan yang sangat viskos dibutuhkan gaya yang sangat besar untuk memisahkan
bahan . bagian bahan yang satu harus saling digesekkan dengan bahan yang lain,
kemudian disatukan kembali. Proses ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah
dibuat suatu alat penguli yang memudahkan dalam proses pencampuran, alat itu :

a. Penguli bak ganda

Page | 3
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

Berupa sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk


sepasang silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua perkakas campur
yang terletak horizontal dan umumnya berbentuk seperti huruf z bahan secara
terus menerus dicabik cabik, ditekan kedinding dan disatukan kembali oleh
kedua perkakas tersebut.
b. Penguli spiral
Satu atau dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar
dalam rumah penguli yang horizontal dan panjang. Rumah dan spiral seringkali
dilengkapi dengan komponen pengganggu berupa gigi gigi, rusuk rusuk,
cakram cakram penahan. Bahan yang bergerak maju kedalam arah memanjang
dicabik cabik dan disatukan kembali oleh aliran balik dan gaya geser yang kuat.
c. Penguli aduk
Didalam sebuah bejana vertical yang berbentuk silinder atau kerucut,
bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campuran yang mirip
pengaduk. Pengaduk dapat dipasangkan didalam bejana dari sebelah atas ataupun
dari bawah, baik secara vertikal ataupun horizontal.
(Lubis, 2012)
II.1.3 Macam macam pengaduk (agitator)
1. Agitator jenis baling baling (propeller)
Propeller merupakan agitator / impeller aliran aksial berkecepatan
tinggi untuk zat cair bervikositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada
kecepatan motor penuh, yaitu 1150 atau 1750 putaran/menit, sedang propeller
besar berputar pada 400 800 putaran / menit. Arus yang meninggalkan propeller
mengalir zat cair menurut arah terentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding
bejana.
2. Agitator jenis turbin
Istilah turbin ini diberikan bagi berbagai macam jenis pengaduk tanpa
memandang rancangan , arah discharge ataupun karakteristik aliran. Turbin
merupakan pengaduk dengan sudut tegak datar dan bersudut konstan. Pengaduk
jenis ini digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis
propeller. Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tangensial

Page | 4
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

3. Agitator jenis dayung (paddle)


Pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada proses
pencampuran dalam industry. Bentuk pengaduk ini memliki minimum 2 sudut
horizontal atau vertikal, dengan nilai D/T yang tinggi. Paddle digunakan pada
aliran fluida laminar, transisi dan turbulrn tanpa baffle. Dan jenis pengaduk
lainnya.
(Hezym, 2012)

II.1.4 Kelarutan
Kelarutan merupakan massa 1 gram zat terlarut dalam 1 liter zat pelaru
atau dapat juga kelaruan diartikan sebagai kemampuan suatu zat kimia tertentu,
zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada keseimbangan . larutan hasil ini disebut larutan jenuh. Zat zat tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut, contohnya adalah
etanol dalam air.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupun campuran zat yang terlarut dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dan selalu larut seperti etanol dalam air hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air , istilah tak larut (in soluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit
kasus yang benar- benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi
titik kesetimbangan kelaruan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan
yang disebut lemak jenuh yang metastabil.
Koefisien perpindahan massa dinyatakan sebagai laju perpindahan massa
dibagi volume packing yang dibuat sebagai koefisien perpindahan massa overall
volumetrik.
Laju perpindahan massa persatuan luas dinyatakan sebagai berikut:
Na = kc (Ca Ca*) ... (1)
Keterangan :
Na = laju perpindahan massa persatuan luas (gr/m2)

Page | 5
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

Kc = koefisien perpindahan massa


Ca = konsentrasi setiap saat pada fase liquid (N)
Ca* = konsentrasi pada saat setimbang dipermukaan solid (N)
Laju perpindahan massa oleh F-C Methode dinyatakan dalam koefisien
perpindahan massa sebagai berikut :
Dq/dt = Kds (C-C*) ...... (2)
Keterangan :
Dq/dt = laju perpindahan massa volumetric (m3/s)
Kds = koefisien perpindahan massa volumetric fasa liquid
C = Konsentrasi setiap saat pada fase liquid (N)
C* = Kop nsentrasi ada saat setimbang dipermukaan solid (N)

II.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pencampuran


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses pencampuran
antara lain:
a Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya menguntungkan
proses pencampuran
b Ukuran partikel/Luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur maka
semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya di dalam campuran maka
prosen pencampuran semakin baik.
c Kelarutan
Semakin besar kelarutan maka semakin baik pencampurannya.
(Redypta,2015)

II.1.6 Sirkulasi, kecepatan dan kebutuhan daya dalam bejana aduk


Agar bejana proses berjalan dengan efektif pada Setiap masalah
pengadukan yang dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus
cukup agar dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat.
Demikian pula, kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi
agar dapat mencapai semua sudut tangki. Dalam operasi pencampuran dan

Page | 6
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

penyebaran (dispersi). Laju sirkulasi bukanlah merupakan satu satunya factor,


dan bukan pula merupakan factor yang terpenting. Keturbulenan adalah akibat
dari arus yang terarah baik serat gradient kecepatan yang cukup.

Gambar 1. Ukuran Turbin Menurut Rushier dkk


(McCabe, 1999)

II.1.7 Faktor factor yang mempengaruh kelarutan


Adapun factor factor yang mempengaruhi proses kelarutan adalah sebagi
berikut :
1. Suhu
Kelarutan dari zat terlarut diberikan dalam pelarut yang diberikan biasanya
tergantung pada suhu. Tergantung pada sifat zat terlarut kelarutan dapat
meningkatatau menurun dengan suhu.
2. Tekanan
Untuk fase terkondensasi , ketergantungan tekanan kelarutan biasanya
lemah dan biasanya diabaikan dalam praktek. Ketergantungan dapat diukur
dimana Ni adalah fraksi mol I komponen dalam larutan, p adalah tekanan,
indeks T mengacu pada suhu konstan, V adalah volume molar partial dari
komponen larutan.
(Anonim, 2017)

Page | 7
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
A. Sifat fisika
a. Densitas : 0,988 gr/cm3
b. Tidak berwarna
c. Titik lebur : 0O C
d. Titik didih :100 O C
B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : H2O
b. Berat molekul : 18.016 gr/mol
c. Memiliki ikatan Hidrogen.
d. Biasa digunakan sebagai pelarut universal.
(Anonim,2016. Aquadest)

2. Kalium Oksida
A. Sifat fisika
a. Bewarna putih.
b. Tidak berbau.
c. Larut dalam asam.

B. Sifat Kimia
a. Rumus molekul : CaO
b. Massa molar : 56,0774 gr/mol
c. Densitas : 3,34 gr/cm3
d. Titik lebur : 2613 OC
(Anonim,2016. Kalium Oksida)

II.3 Hipotesa

Page | 8
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

Semakin banyak massa CaO yang dilarutkan dalam air maka semakin
banyak zat yang akan larut dalam larutan dan CaO sebelum dilarutkan lebih berat
daripada yang sudah dilarutkan.

Page | 9
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

II.2 Diagram Alir

Mengukur densitas air sebelum pengadukan.

Masukkan air ke dalam tangki dengan volume tertentu.

Timbang CaO sesuai dengan kebutuhan.

Masukkan CaO pada tangki berisi air.

Letakkan tangki berisi air dan CaO pada magnetik stirrer sesuai
waktu yang ditentukan.

Saring endapan dengan menggunakan kertas saring dan masukkan


dalam oven hingga di dapat berat konstan,

Mengukur densitas dari filtrat yang didapat

Ulangi percobaan sesuai variabel yang telah ditentukan.

Page | 10
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Aquadest
2. CaO

III.2 Alat yang Digunakan


1. Beaker Glass
7. Magnet
2. Kertas Saring
3. Spatula 8. Kaca Arloji
4. Corong
9. Stopwatch
5. Piknometer
6. Neraca Analitik 10. Labu Ukur
11. Stirrer
III.3 Gambar Alat

Beaker glass Piknometer Spatula Stopwatch

Kaca arloji Neraca analitik Labu ukur Corong

Page | 11
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

Kertas saring Strirrer

III.4 Rangkaian Alat

Keterangaan :

1. Beaker Glass yang berisi CaO dan magnet yang dapat membuat larutan di
dalam gelas beaker itu berputar atau mengaduk.
2. Pemanas, larutan yang berada di dalam beaker glass akan berputar di atas
pemanas tersebut.
3. Untuk mengatur cepat lambat nya perputaran magnetic nya.
4. Tombol on off pemanas.
5. Tombol on off power heated magnetic stirrer.

III.5 Prosedur Percobaan


1. Mengukur densitas awal pelarut sebelum pengadukan.
2. Masukkan pelarut kedalam tangki pelarut dengan volume tertentu.
3. Timbang CaO sesuai dengan kebutuhan.
4. Masukkan CaO pada masing-masing tangki pelarut.
5. Letakkan tangki pelarut pada magnetic stirrer sesuai waktu pengadukan
yang ditentukan.
6. Saring endapan dengan menggunakan kertas saring dan masukkan ke
dalam oven hingga didapat berat konstan.

Page | 12
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

7. Mengukur densitas dan filtrat yang di dapat.


8. Ulangi percobaan diatas sesuai variable yang telah ditentukan.

Page | 13
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


Berat CaO Volume Konsentrasi Berat sisa Densitas Densitas
awal H2O CaO (gram) Mula mula akhir
(gram) (ml) (M) (gr/ml) (gr/ml)
1,26 225 0,1 0,9501 0,9769 0,9879
2,52 225 0,2 2,0728 0,9769 0,9838
3,78 225 0,3 3,2356 0,9769 0,9888
5,04 225 0,4 4,9819 0,9769 0,9893
6,3 225 0,5 6,2778 0,9769 0,9894

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan

a. Tabel %recovery Berdasarkan Padatan Sisa

Berat Berat zat


Volume Konsentrasi Berat sisa % recovery
CaO awal yang larut
H2O (ml) CaO (M) (gram) (%)
(gram) (gram)
1,26 225 0,1 0,9501 0,3099 24,595238
2,52 225 0,2 2,0728 0,4472 17,746032
3,78 225 0,3 3,2356 0,5444 14,402116
5,04 225 0,4 4,4919 0,5481 1,1527778
6,3 225 0,5 5,7318 0,5682 0,352381

b. Tabel %recovery Berdasarkan Padatan Sisa


Berat CaO Densitas Densitas Berat zat
Volume % recovery
awal awal akhir terlarut
H2O (ml) (%)
(gram) (gr/ml) (gr/ml) (gram)

Page | 14
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

1,26 0,9769 0,9879 225 0,011 0,87301587


2,52 0,9769 0,9883 225 0,0114 0,45238095
3,78 0,9769 0,9888 225 0,0119 0,31481481
5,04 0,9769 0,9893 225 0,0124 0,24603175
6,3 0,9769 0,9894 225 0,0125 0,1984127

IV.3 Grafik
a. Grafik % recovery vs Konsentrasi CaO Berdasarkan Padatan Sisa

Konsentrasi CaO vs %Recovery


30

25

20 f(x) = - 38.02x + 26.73


R = 0.95
15
% Recovery Linear ()
10

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Konsentrasi CaO (M)

b. Grafik % recovery vs Konsentrasi CaO Berdasarkan Densitas

Page | 15
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

Konsentrasi CaO vs %Recovery


1

0.8

0.6 f(x) = - 1.56x + 0.88


R = 0.82
% Recovery 0.4 Linear ()

0.2

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Konsentrasi CaO (M)

IV.4 Pembahasan
Dari percobaan proses pelarutan padat cair yang telah dilakukan dan dari
hasil pengamatan serta perhitungan yang telah ditabelkan, maka dapat dianalisa
faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu jenis zat terlarut dan jenis pelarut yang
digunakan.
Pada percobaan ini kami menggunakan kalium oksida (CaO) sebagai zat
terlarut dengan berat 1,26 gram, 2,52 gram, 3,78 gram, 5,04 gram, 6,3 gram dan
H2O sebagai zat pelarut dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M, 0,5 M
dengan volume untuk tiap konsentrasi yaitu 225 ml dengan waktu yang telah
ditetapkan yaitu 7 menit. Untuk larutan dengan konsentrasi 0.1 M dengan volume
225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 0,9879 gr/ml dengan berat zat
terlarut sebesar 0.3099 gr dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar
24.5952381 sedangkan % recovery berdasarkan densitas sebesar 0.873015873.
Untuk larutan dengan konsentrasi 0.2 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil
densitas filtrate sebesar 0,9883 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.4472 gr
dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar 17.7460317 sedangkan %
recovery berdasarkan densitas sebesar 0.45238095. Untuk larutan dengan
konsentrasi 0.3 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar

Page | 16
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

0,9888 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.5444 gr dan % recovery
berdasarkan padatan sisa sebesar 14.4021164 sedangkan % recovery berdasarkan
densitas sebesar 0.314814815. Untuk larutan dengan konsentrasi 0.4 M dengan
volume 225 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 0,9893 gr/ml dengan berat
zat terlarut sebesar 0.5481 gr dan % recovery berdasarkan padatan sisa sebesar
10.875 sedangkan % recovery berdasarkan densitas sebesar 0.24603175. Untuk
larutan dengan konsentrasi 0.5 M dengan volume 225 ml diperoleh hasil densitas
filtrate sebesar 0,9894 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0.5682 gr dan %
recovery berdasarkan padatan sisa sebesar 9.01904762 sedangkan % recovery
berdasarkan densitas sebesar 0.1984127.
Berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata berat zat terlarut pada hasil
penimbangan lebih kecil daripada berat zat terlarut pada hasil perhitungan
densitas. Apabila densitas dari filtrate semakin besar maka % recovery yang
dihasilkan akan semakin kecil begitu pun dengan berdasarkan berat zat terlarut.
Semakin sedikit berat zat terlarut maka akan semakin besar % recovery yang
dihasilkan. Oleh karenanya densitas dan berat zat terlarut berbanding terbalik
dengan % recovery.

Page | 17
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Densitas awal pelarut lebih kecil daripada densitas pelarut setelah
ditambahkan CaO.
2. Semakin besar densitas akhir larutan maka semakin kecil %recovery yang
didapatkan.
3. Semakin sedikit berat zat terlarut maka semakin besar %recovery yang
didapatkan.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam melaksanakan proses penyaringan
sehingga zat padat tidak tercampur dalam filtrate.
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bahan pada saat proses
pengeringan.
3. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum
agar tidak terjadi kesalahan data.

Page | 18
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2016.air.(http://id.wikipedia.org/wiki/air).Diakses pada tanggal 5 April


2017 pukul 22.03 WIB.
Anonim,2016.Kalium Oksida. (http://id.wikipedia.org/wiki/kalium_oksida).
Diakses pada tanggal 5 April pukul 21.54 WIB
Anonim,2017.Solubility.(http://en.wikipedia.org/wiki/solubility.html). Diakses
pada tanggal 5 April 2017 pukul 22.11 WIB
Hezym,2012. Macam-macam atau jenis agitator .(http://faisolhezym1944.co.id /
2014 /04/pendahuluan pengadukan adalah operasi.html). Diakses pada
tanggal 5 April pukul 21.33 WIB
Lubis, Ahmad Husni, 2012.pencampuran bahan kimia. (ahmadhusnilubis.
blogspot.co.id/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html).
Diakses pada tanggal 5 April 2017 pukul 21.30 WIB.
Mc Cabe, W,dkk. 1999.operasi teknik kimia I. Jakarta: Erlangga
Redypta. 2015. Proses Pelarutan padat cair. (http://pelarutan-padat-cair. blog
spot. co. id/2015/11/proses-pelarutan-padat-cair). Diakses pada tanggal 5
April 2017 pukul 21.41 WIB

Page | 19
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

APPENDIX

1. Perhitungan berat pada Konsentrasi CaO


a. Konsentrasi 0,1M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,1=
56,0774 X 0,225

W = 1,26 gram
b. Konsentrasi 0,2 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,2=
56,0774 X 0,225

W = 2,52 gram
c. Konsentrasi 0,3 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,3=
56,0774 X 0,225

W = 3,78 gram
d. Konsentrasi 0,4 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,4=
56,0774 X 0,225

W = 5,04 gram
e. Konsentrasi 0,5 M volume 225 ml
W
M=
BM X V
W
0,5=
56,0774 X 0,225

W = 6,3 gram

Page | 20
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

2. Perhitungan Densitas awal (H2O)


Berat Pikno kosong = 12,3340 gram
Berat Pikno isi air = 22,1033 gram
Densitas awal (H2O) :
W Pikno isiW pikno kosong 22,103312,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9769

gr/ml
3. Perhitungan Densitas akhir
Berat Pikno kosong = 12,3340 gram
a. Densitas akhir CaO 0.1 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,213812,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9879

gr/ml
b. Densitas akhir CaO 0.2 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,172412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9838

gr/ml
c. Densitas akhir CaO 0,3 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,222612,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9888

gr/ml
d. Densitas akhir CaO 0.4 N 225 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,227412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9893

gr/ml
e. Densitas akhir NaOH 0.95 N 230 ml
W Pikno isiW pikno kosong 22,227412,3340
= Volume pikno = 10 = 0,9894

gr/ml
4. Perhitungan Berat Zat Terlarut
a. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
= 1,26 0,9501
= 0,3099 gram
b. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa

Page | 21
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur
Laporan Praktikum Teknik Kimia I
Proses Pelarutan Padat Cair

= 2,52 2,0728
= 0,4472 gram
c. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
= 3,78 3,2356 = 0,5444 gram

d. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa


= 5,04 4,4919
= 0,5481 gram
e. Berat Zat terlarut = Berat awal Berat sisa
= 6,3 5,7318
= 0,5682 gram

5. Perhitungan % recovery
a. Berdasarkan Berat Padatan Sisa
Berat zat terlarut
% recovery = Berat awal x 100 %

0,3099
= 1,26 x 100%

= 24,59 %
b. Berdasarkan Densitas Larutan
Berat zat terlarut
% recovery = Berat awal x 100 %

0,011
= 1,26 x 100%

= 0,8730 %

Page | 22
Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai