Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan inji tidak sedikitpun manusia yang kan terlepaskan dari satu
bentuk kata hidayah dan dhalalah. Hidayah yang artinya adalah petunjuk
sedangkan dhlalah sendiri adalah kesesatan atau penyesatan. Hidayah sudah
sering terdeengar oleh semua kalangan umat islam. Tidak terkecuali remaja masa
kini. Disamping itu masih banyak dari kalangan umat islam yang belum
memahami secara pasti hidayah itu sendiri dan bagaimana cara memperolehnya.
Hingga sering kali kita mendengar teman ataupun kerabat kita yang sedang
larut dalam kemaksiatan, dan ditanya oleh saudaranya mengapa tidak bertaubat,
mengapa perilakumu masih seperti ini. Jawaban yang mereka lontarkan sangatlah
mudah masih belum mendapat hidayah. Jawabanini seolah-olah mengatakan
bahwa hidayah itu hak milik Tuhan yang diperuntukkan kepada siapapun
hambanya, baik hamba itu ahli ibadah, maupun ahli maksiat. Mereka beranggapan
yang memberi mereka petunjuk itu adalah Allah, tanpa harus ia merubah
sikapnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hidayah ?
2. Sebutkan macam-macam hidayah ?
3. Karakteristik orang yang akan mendapatkan hidayah ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami makna hidayah sebenarnya seperti apa
2. Untuk memahami macam-macam hidayah
3. Untuk memahami siapa saja yang bisa mendapatkan hidayah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hidayah
Pada dasarnya kata hidayah ini merupakan bahasa arab yang terambil dari
kata hada -yahdi- hadyan, hudan, hidyatan, atau hidayatan.
Karena lafadz hidayatan diwaqof-kan maka dibaca hidayah. Yang artinya
petunjuk. Namun secara istilah pengertian hidayah yaitu penjelasan dan petunjuk
jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di
sisi Allah. Dalam hal ini Allah pernah berfirman di dalam sebuah ayat suci al-
Quran-Nya yang artinya : Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari
Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang sukses.
(Q.S. Al-Baqarah : 5).
Hidayah itu ialah petunjuk yang dikurniakan Allah kepada manusia untuk
mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Islam
menganjurkan umatnya supaya sentiasa memohon hidayah petunjuk daripada
Allah ke arah jalan yang benar. Lebih-lebih lagi perjalanan hidup berliku yang
ditempuhi setiap insan menuntut ketabahan, kesabaran dan pertolongan Ilahi
supaya dia berjaya dalam hidup. Oleh itu, Islam mensyariatkan amalan berdoa dan
memohon petunjuk daripada Allah.
Hidayah petunjuk yang dianugerahkan Allah sebenarnya tidak boleh diukur
berdasarkan keadaan lahiriah semata-mata. Sebaliknya, ia bergantung kepada
keimanan dan ketakwaan yang bertapak kukuh dalam jiwa. Dalam arti kata lain,
Allah mengurniakan hidayah kepada hamba yang beriman dan bertakwa. Hidayah
Allah tidak ada kaitan dengan hubungan pertalian darah atau kekeluargaan.
Seseorang yang taat dan hidup bahagia dengan hidayah Allah, tidak semestinya
anaknya juga begitu. Contohnya, Nabi Nuh dan anaknya serta Nabi Muhammad
SAW dengan bapa saudaranya, Abu Lahab.
Ada juga orang fasik yang sentiasa bergelumang dosa tetapi anaknya seorang
yang salih dan patuh ajaran Islam. Ini berlaku kepada Nabi Ibrahim dengan
ayahnya, pengukir patung berhala. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyangka
orang yang selalu melakukan kejahatan tidak akan mendapat hidayah Allah kerana
hanya Allah yang berkuasa memberi hidayah kepada sesiapa dikehendaki-Nya.
Nabi dan rasul, tugasnya menyampaikan kerana tidak ada siapa yang dapat
memberi petunjuk melainkan Allah.
Firman Allah yang bermaksud: Tidaklah kamu diwajibkan (wahai
Muhammad) menjadikan mereka (yang kafir) mendapat petunjuk, (kerana
kewajibanmu hanya menyampaikan petunjuk) akan tetapi Allah juga yang
memberi petunjuk (dengan memberi taufik) kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya
(menurut undang-undang peraturan-Nya). Dan apa juga harta halal yang kamu
belanjakan (pada jalan Allah) maka (faedahnya dan pahalanya) adalah untuk diri
kamu sendiri. Dan kamu pula tidaklah mendermakan sesuatu melainkan kerana
menuntut keredaan Allah. Dan apa juga yang kamu dermakan dari harta yang
halal akan disempurnakan (balasan pahalanya) kepada kamu, dan (balasan baik)
kamu (itu pula) tidak dikurangkan. (Surah al-Baqarah, ayat 272).
Hidayah dalam arti bahasa arab memiliki dua arti, diantaranya adalah:
pertama hidayah yang berupa petunjuk. Yang dimaksud hidayah dengan makna ini
adalah, bahwa manusia diberi petunjuk dan pengetahuan tentang jalan yang benar.
Hal tersebut Allah wujudkan dengan menurunkan kitab-kitab-Nya serta para
rasul-Nya untuk menjelaskan ajaran Allah Taala. Maka dalam kontek ini, hidayah
Allah telah diturunkan pada semua hamba-Nya baik yang beriman maupun yang
kafir. Sebagaimana firman Allah:


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). (QS. Al-Baqarah: 185) Firman Allah juga:

Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka
lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk.(al-Fusilat: 17)
Dari sisi ini pula, hidayah selain dari Allah dapat juga berasal dari para Rasul
dan para pengikutnya, dari al-Quran atau segala apa saja yang dapat
menunjukkan seseorang kepada jalan Allah taala. Allah taala berfirman:


Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus.(asy-syura: 52)
Rasulullah SAW bersabda:


sungguh petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia masuk
Islam) melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada kamu
memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah.
Al-Quran juga dapat menjadi hidayah, sebagaimana firman Allah:

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri. (an-Nahl: 89).
Yang kedua adalah taufiq, yang dimaksud taufiq di sini adalah ditutupnya
jalan menuju keburukan dan dimudahkannya jalan kebaikan oleh Allah Taala
kepada seorang hamba. Artinya seorang tersebut diberikan ilham oleh Allah Taala
sesuai kehendak Allah dalam syareat-Nya; baik dalam keimanan maupun dalam
amal perbuatan. Hidayah dengan makna seperti ini, mutlak hanya milik Allah dan
hanya Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Tidak seorangpun dari
makhlukNya yang memiliki hak ini, bahkan sekalipun Rasulullah SAW.
Allah berfirman:

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.
(al-Baqarah: 272).
B. Macam-Macam Hidayah
1. Hidyah al-ilham al-Fithri
Hidyah yang diberikan Allh sejak manusia baru lahir, sehingga butuh dan
bisa makan dan minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga,
padahal tidak ada yang mengajarinya. Tanpa melalui proses pendidikan, bayi juga
bisa tertawa tatkala bahagia. Hidyah ini diberikan oleh Allh tanpa usaha dan
tanpa permintaan manusia.
2. Hidyah al-Hawas
Hidyah ini diberikan Allh kepada manusia dan hewan. Bedanya kalau
kepada hewan diberikannya secara sekaligus, dan sempurna sejak dilahirkan
induknya. Sedangkan pada manusia hidyah al-hawas diberikan secara berangsur.
Dengan hidayah ini, manusia bisa membedakan rasa asin, pahit, manis, enak, lada,
bau, harum, kasar atau pun halus, tanpa melalui peroses pembelajaran.
Pembelajaran dalam hal ini berfungsi untuk memfungsikan Hidyah al-Hawas
secara optimal. ini dikenal juga dengan Panca-Indra yang terdiri atas: lidah
sebagai alat rasa; mata sebagai alat melihat; telinga sebagai alat mendengar;
hidung sebagai alat hirup yang mengetahui bau atau harum; dan kulit bisa merasa
panas, dingin atau keras dan lunak . Itu semua termasuk hidyah al-hawas.
3. Hidyah al-Aqli
Seorang manusia, bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana
yang baik dan mana yang buruk, karena ia diberi hidyah al-aqli . Jadi fungsi
hidayatul-Aqli adalah untuk meluruskan pandangan hidyah al-ilham dan hidyah
al-hawas yang kadang-kadang salah tanggapannya.
4. Hidyah al-Din atau hidyah diniyah atau hidyah syariyah
Ialah petunjuk Allh berupa ajaran dan hukum-hukum yang meluruskan
kekeliruan yang muncul akibat aqal yang dipengaruhi nafsu. Untuk meluruskan
pendapat akal itu, maka Allh memberi manusia Hidyah al-Din pedoman hidup
yang berfungsi membimbing manusia ke jalan yangbenar. Allh berfirman :

Dan telah Kami beri petunjuk dua jalan hidup (Qs. QS Al Balad (90):10)
Ibnu Masud mengatakan bahwa menurut ayat ini, Allh memberikan jalan
hidup itu terdiri atas baik dan yang buruk. Manusia dengan aqalnya dipersilakan
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Hidyah al-din membimbing
manusia untuk mengambil jalan yanglurus. Namun hidayah ini tidak bisa
diperoleh manusia tanpa melalui peroses pembelajaran. Hanya orang yang
mempelajari syari'ah, yang meraih hidyah al-Din.


Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus
dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal
shalih, sesungguhnya bagi mereka itu pahala yang maha besar. (QS. AlIsra (17):
9) Sesungguhnya Allh telah memberikan penjelasan sejelas-jelasnya, bahwa Al-
Quran itu memberipetujuk ke jalan yang lurus, baik dan mencapai bahagia
paripurna.
5. Hidayat al- Taufiq
Allh memberikan hidyah yang tersebutdi atas , Hidayatul Ilham, Hidayatul-
hawas dan Hidayat al-Din Wasyarai , kepada menusia berlaku umum.
Setiapmanusia menerima hidyah ilham, hidyah hawas, hidyah aqal . Kemudian
hidyah diniyah , bisa diperoleh melalui pembelajaran. Namuntidak setiap
manusia mendapat hidyah al-taufq , walau belajar atau diajari. Tidak sedikit
manusiamasih senang memilih jalan yang bertentangan dengan aturan Allh ,
walau sudah memiliki hidyah al-Din melalui juru da'wah.
Pada kaum Tsamud telah

Kami beri petunjuk, namun mereka mengambil jalan buta kesesatan dan
meninggalkan petunjuk itu. Maka mereka disambar petir sebagai siksa yang
menghina kan, akibat dari perbuatan mereka (Qs. Fushilat ( 41 ) : 17) Dengan
demikian orang yang menemukan hidyah al-Din, tidak dijamin berakhlaq benar.
Tidak sedikit, orang yang faham tentang hukum agama, tapi akhlaqnya buruk.
C. Karakteristik Orang-Orang Yang Akan Mendapatkan Hidayah Allah
1. Orang Muslim yang menyerahkan diri kepada Allah: (QS. Ali imran: 20)



Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka


Katakanlah: Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-
orang yang mengikutiku. dan Katakanlah kepada orang-orang yang Telah diberi
Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi : Apakah kamu (mau) masuk
Islam. jika mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat
petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah
menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-
Nya. (QS. Ali imran: 20).
2. Orang yang beriman dan beramal shaleh: (QS. Yunus: 9) dan (QS. Al-Baqarah:
137)


Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh,
mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya , di bawah
mereka mengalir sungai-sungai di dalam syurga yang penuh kenimatan. (QS.
Yunus: 9). Firman Allah juga:

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah
akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 137).
3. Orang yang berjihad di jalan Allah: (QS. Al-angkabut: 69)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-angkabut: 69).
4. Orang yang beriman dan taat mengikuti Rasulullah: (QS. An-Nuur: 54)

Katakanlah: Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul. dan jika kamu
berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan
kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang
dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang.(QS. An-Nuur: 54)
5. Orang yang takut kepada Allah: (QS. Al-Baqarah: 150)




Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke
arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang
zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nimat-Ku atasmu, dan supaya kamu
mendapat petunjuk.
6. Orang yang tidak mengikuti hawa nafsu mereka: (QS. Al-Qoshas: 50)


Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa


sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan
siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan
tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
7. Orang yang bersabar: (QS. Al-Baqarah: 177)





Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS.
Al-Baqarah: 177).
8. Orang yang bertakwa kepada Allah: (al-Baqarah: 1-2)

Alif laam miin. Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.(al-Baqarah: 1-2).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kata hidayah ini merupakan bahasa arab yang terambil dari
kata hada-yahdi-hadyan, hudan, hidyatan, atau hidayatan.
Karena lafadz hidayatan diwaqof-kan maka dibaca hidayah. Yang artinya
petunjuk. Namun secara istilah pengertian hidayah yaitu penjelasan dan petunjuk
jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di
sisi Allah. Dalam hidayah ini juga terdapat macam-macamnya. Diantara macam-
macam hidayah yaitu : 1. Hid-yah al-ilham al-Fithri yaitu hidyah yang
diberikan Allh sejak manu-sia baru lahir, sehingga butuh dan bisa makan dan
minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga, padahal tidak ada
yang mengajarinya. 2. Hidyah al-Hawas, hidyah ini diberikan Allh kepada
manusia dan hewan. Bedanya kalau kepada hewan diberikannya secara sekaligus,
dan sempurna sejak dilahirkan induknya. 3. Hidyah al-Aqli, Seorang manusia,
bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan mana
yang buruk, karena ia diberi hidyah al-aqli. 4. Hidyah al-Din atau hidyah
diniyah atau hidyah syariyah, ialah petunjuk Allh berupa ajaran dan hukum-
hukum yang meluruskan kekeliruan yang muncul akibat aqal yang dipengaruhi
nafsu.
Dalam hidayah ini juga terdapat karakteristik orang-orang yang bisa
mendapatkan hidayah itu sendiri. Diantaranya yaitu : Orang Muslim yang
menyerahkan diri kepada Allah, Orang yang beriman dan beramal shaleh, Orang
yang berjihad di jalan Allah, Orang yang beriman dan taat mengikuti Rasulullah,
Orang yang takut kepada Allah, Orang yang tidak mengikuti hawa nafsu mereka,
Orang yang bersabar, Orang yang bertakwa kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai