Pembuatan Aspirin Asam Asetil Salisilat
Pembuatan Aspirin Asam Asetil Salisilat
Safitri ulfah ramadhani (H23111003), Gloria Sindora, Tiara Handayani, Joly Tonius, Sri
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari
Nawawi,
email: safitriulfahramadhani@yahoo.com
ABSTRAK
Asam asetil salisilat atau dikenal dengan aspirin merupakan senyawa modifikasi dari
asam salisilat, senyawa golongan asam karboksilat yang digunakan sebagai analgesik-
antiseptik, antiinflamasi dan antiplatet. Tujuan dari percobaan ini adalah memahami cara
pembuatan aspirin dan reaksi eseterifikasi yang terjadi serta mengetahui randemen yang
dihasilkan kristal aspirinnya dalam proses kristalisasi. Pada percobaan ini, terjadi reaksi
esterifikasi pada saat asam salisilat yang direaksikan dengan anhidrida asetat dan dibantu
katalis asam yaitu asam fosfat, kemudian berlanjut dengan proses kristalisasi. Kristal yang
diperoleh berwarna putih dengan massa kristal sebesar 0,7 gram dan randemen sebesar
38,89%. Kristal terbentuk direaksikan dengan tembaga (II) asetat terbentuk senyawa
kompleks dengan warna hijau dan direaksikan dengan besi (III) klorida terbentuk senyawa
kompleks dengan warna ungu.
warna hijau dan direaksikan dengan besi (III) Aspirin atau asam asetil salisilat adalah
klorida membentuk senyawa kompleks senyawa turunan dari asam salisilat yang
dengan warna ungu. dimodifikasi gugus hidroksi fenolik, yang
digunakan sebagai analgesik-antiseptik,
METODOLOGI PENELITIAN antiinflamasi dan antiplatet (Siswandono &
Soekardjo, 2000). Asam salisilat adalah
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan
senyawa golongan asam karboksilat yang
ini antara lain batang pengaduk, bulb, corong
sifatnya sangat iriatif yang mempunyai bentuk
kaca, cawan petris, erlenmeyer, alat pemanas
kristal tidak berwarna dan larut dalam air dan
air, spatula, kertas saring, dan pipet volume.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelarut organik (Hart, 2003).
Pembuatan aspirin atau asam asetil salisilat
percobaan ini antara lain akuades, asam
diklasifikasi sebagai reaksi esterifikasi.
fosfat, asam salisilat, besi (III)klorida, etanol
Reaksi esterifikasi adalah secara umum
dan tembaga (II) asetat.
Asam salisilat ditimbang sebnayak 1,4 adalah salah satu antara aam alkanoat dan
gram, kemudian dimasukkan ke dalam alkanol yang membentuk ester dan air
erlenmeyer, kemudian ditambahkan anhidrida (Fessenden & Fessenden, 1982). Esterifikasi
asetat sebanyak 3 ml dan 5 tetes asam daat dilakukan dengan mereaksikan asam
fosfat. Setelah itu, dipanaskan. Setelah itu, dan alkohol dengan adanya aam mineral
ditambahkan 2 ml akuades saat masih panas. sebagai katalis. Prosesnya adalah suatu
Didinginkan. Kemudian ditambahkan 20 ml kesetimbangan yang dipercepat oleh ion
akuades. Didiamkan, dan didinginkan dengan hidrgen (Feiser & Feiser, 1957). Faktor-faktor
es batu. Kristal yang terbentuk ditamba hakan yang mempengaruhi kecepatan proses
esterifikasi adalah katalisator dan suhu 1958). Kemudian ditambahkan akuades,
reaksinya (Setyawardhani, Sari, & dengan tujuan mengikat anhidrida yang
Wahyuningsih, 2005). Pertama-tama asam berlebih agar tidak menggangu reaksi
salisilat ditimbang dan dimasukkan dalm selanjutnya.
Ditambahkan lagi 20 ml akuades dan
erlenmeyer. Asam salisilat berfungsi sebagai
didinginkan dan terbentuk kristal, ini
reagent utama untuk membuat aspirin.
merupakan proses kristalisasi. Kristalisasi
Kemudian ditambahkan anhidrida asetat dan
adalah proses pembentukan fasa padat
5 tetes asam fosfat. Anhidrida asetat
komponen-komponen tunggal ari fase cair
digunakan sebagai reagen yang dapat
yang multi komponen dan dilakukan dengan
mensubsitusikan gugus hidroksil dengan
cara pendinginan, penguapan, dan kombinasi
gugus asetil. Dan asam fosfat berfungsi
antara penguapan dan pendinginan
sebagai katalis, mempercepat reaksi
(Pariyanto, 2000).
esetrifikasi. Katalisator mempengaruhi
Setelah itu dilakukan penyaringan, untuk
kecepatan reaksi kimia dalam pemebentukan
memisahkan filtrat dan kristalnya. Kristal
senyawa. Proses esterfikasi dipercepat
kemudian dicuci dengan air, tujuan untuk
dengan penambahan asam kuat. Titik
mencuci zat pengotor pada kristal. Kristal
kesetimbangna tidak diubah oleh katalis
adalah susunan atom-atom yang teratur
hanya kecepatan esterifikasinya
dalam ruang tiga dimensi. Keteraturan kristal
ditingkatakan (Groggins, 1958). Katalisator
harus memiliki ikatan atom yang berarah dan
hanya mengurangi energi aktivasi pada suatu
susunannya rapat (Syukri, 2008). Kristal
reaksi sehingga pada suhu tertentu harga
terbentuk dengan dipengaruhi bebrapa faktor
konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
antara lain suhu, kelewatan jenuh,
Reaksinya pada gambar 1.
pengendapan,O pembentukan inti kristal,
pematangan kristal, dan pertumbuhan kristal
O CH3
OH (Roth & Baschke, 1988).
H 3P O 4
+ (CH 3CO) 2O Kristal yang terbentuk CH
COOH
dikeringkan
+3COOH
dan
CO 2H ditimbang. Diperoleh sebesar 0,7 gram kristal
meningkat dua kali dengan kenaikan suhu. Kristal dimasukkan kedalam dua tabung
Oleh karena itu, panas digunakan untuk reaksi, kemudian ditambahkan etanol 1ml,