Tentir Praktikum Biokimia PDF
Tentir Praktikum Biokimia PDF
Special Thanks to :
Ade Ilyas Mukmin
Anggi Puspita Nalia Pohan
Dessy Framita Sari
Sari
Dina Elita
Enninurmita Hazrudia
Fitria Chandra Nugraheni
Nugraheni
Hanifah Rahmani Nu
Nursanti
Irsalina Rahmawati
Kabisat Febiachrulia
Karina Ka
Kalani Firdaus
Randy Satria Nugraha
Rido Prama Eled
Riska Wahyuningtyas
Shabrina CH
Sheli Azalea
Tika Ayu Pratiwi
Venny Christina
Wahyu Permatasari
Tentir Praktikum Biokimia
Pendahuluan
Senyawa-senyawa seperti karbohidrat, lipid, dan protein dapat digunakan sebagai
sumber energi untuk metabolisme sel. Senyawa ini di dalam sel akan mengalami perubahan
melalui berbagai reaksi enzimatik atau jalur metabolisme. Jalur metabolisme dapat dibagi3
bagian: Jalur katabolik (jalur metabolisme yang mengkatalisis pemecahan suatu senyawa),
jalur anabolik (jalur untuk proses sintesis suatu senyawa dalam sel), dan jalur amfibolik
(jalur yang digunakan untuk proses pemecahan dan proses sintesis). Sebagian besar jalur
metabolisme dan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam jalur metabolisme, baik pada
organisme sederhana seperti bakteri, maupun organisme tertinggi, seperti mamalia, hampir
sama.
Glikolisis merupakan jalur utama dalam metabolisme karbohidrat untuk
menghasilkan energi. Jalur glikolisis ini merupakan jalur yang sangat penting. Pertama
karena tidak hanya berperan pada metabolisme karbohidrat saja, tetapi bersama-sama
dengan siklus asam sitrat dapat berperan sebagai jalur amfibolik. Selain itu, jalur ini juga
harus berfungsi setiap saat dan tersebar dalam seluruh makhluk hidup, mulai dari bakteri
hingga manusia.
Pada eksperimen metabolisme ini akan dilakukan pengamatan pengaruh puasa 48
jam terhadap kadar glikogen hati pada tikus. Pada keadaan puasa, kadar glikogen hati akan
berkurang, karena dipecah untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Kandungan
glikogen hati dinyatakan/ diukur secara tidak langsung dengan menetapkan kadar glukosa
yang berasal dari hasil hidrolisis glikogen hati.
Cara Kerja
I. Pengambilan darah
a) Tikus dimatikan dengan menempatkan binatang tersebut dalam bejana kaca yang
telah berisi uap eter jenuh. Segera setelah mati, tikus dikeluarkan dan
ditelentangkan diatas papan gabus atau polistiren. Rentangkan keempat kaki sejauh
mungkin dan fiksasi ke papan operasi dengan menggunakan jarum pentul.
b) Basahi permukaan perut dengan alkohol, kemudian jepitlah dinding perut di daerah
median dengan pinset dan gunting dengan arah melintang. Akan segera tampak
peritoneum. Gunting peritoneum dalam arah yang sama sejauh-jauhnya. Lakukan
pengguntingan kearah tulang dada sampai jantung tampak.
c) Tetesi jantung dengan heparin dan segera gunting bagian apeksnya atau vena cava
inferior. Ambil darah dan rongga dada dengan pipet Pasteur dan tampung dalam
tabung reaksi.
d) Lakukan pengukuran kadar glukosa darah (buat filtrat bebas protein terlebih dahulu)
Tinjauan Pustaka
Pada praktikum ini, didapatkan kadar glikogen hati tikus yang tidak puasa sebesar
0,1295 mg/g hati. Sedangkan dari kelompok lain diperoleh hasil kadar glikogen hati tikus
yang puasa sebesar 0,024 mg/g hati. Diketahui bahwa kadar glikogen hati yang tidak puasa
lebih tinggi daripada yang puasa. Hal ini bersesuaian satu sama lain karena dalam keadaan
normal, kadar glikogen hati dalam keadaan tidak puasa akan lebih tinggi dibandingkan
dengan yang puasa karena saat tidak puasa, glukosa darah cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan sehingga cadangan glikogen di hati tidak diambil. Sedangkan saat puasa,
glukosa darah rendah sehingga terjadi glikogenolisis di hati. Glukosa dari hasil glikogenolisis
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Kesimpulan
Dalam percobaan ini terdapat dua perlakuan tikus, yaitu tikus yang puasa dan tidak puasa.
Dapat dilihat tikus yang puasa memiliki kadar glukosa yang sangat sedikit. Hal ini
dikarenakan pada tikus yang puasa kadar cadangan glukosa dalam bentuk glikogen di hati
dipecah untuk mempertahankan kadar glukosa darah yang menurun pada saat puasa.
Daftar Pustaka
1. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis.
Jakarta: EGC; 2000. p. 20-3, 405.
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2001. p. 665.
3. Marieb EN, Hoehn K. Human Anatomy and Physiology [e-book]. 7th ed. 2007. ch. 24.
4. Penuntun Praktikum Biokimia
By : Riska W