Anda di halaman 1dari 22

10ffi

ski zofren ia

Skizofrenia, yang menyerang kurang lebih I persen populasi, bahwa krepelin menganggap demensia prekoks memiliki per-
biasanya bermula di bar.vah usia 25 tahun, berlangsung seumur jalanan penyakit dengan perburukan yang tak terhindarkan.
hidup, dan mengenai orang dari semua kelas sosial. Baik pasien
maupun keluarga sering mendapatkan pelayanan yang buruk dan
pengasingan sosial karena ketidaktahuan yang meluas akan Eugen Bleuler
gangguan ini. Meski didiskusikan seolah-olah sebagai suatu Bleuler mencetuskan istilah skizofrenia, yang rrenggantikan
penyakit tunggal, skizofrenia mungkin terdiri dari sekurnpulan demensia prekoks dalam literatur. Ia memilih istilah tersebut
gangguan dengan etiologi yang heterogen dan mencakup pasien untuk menunjukkan adanya skisrne (perpecahan, pen.) antara
dengan presentasi klinis, respons terhadap terapi, dan perialanan pikiran, emosi, dan perilaku pada pasien dengan gangguan ini.
penyakit yang bervariasi. Klinisi seyogianya menyadari bahwa Bleuler menekankan bahrva, tak seperti konsep Kraepelin tentang
diagnosis skizofrenia sepenuhnya didasarkan pada riwayat demensia prekoks, skizofrenia tak harus memiliki perlalanan
psikiatri dan pemeriksaan status mental. Tidak adauji laboratorium penyakit yang memburuk. Sebelum dipublikasikannya edisi ke-
untuk skizofrenia. tiga Diagnostic and Statistical Mnrutal of )vlental Disorders
(DSM-llI), insidensi skizofrenia di Amerika Serikat (dengan
para psikiater mengikr,rti prinsip Bleuler) meningkat hingga
SE'ARAH
mungkin mencapai dua kali insidensi di E,ropa (dengan para
Besarnya masalah klinis skizoflenia secara terus-menerus telah psikiater mengikuti prinsip Kraepelin). Setelah DSM-lll diterbir
menarik perhatian tokoh-tokoh utarna psikiatri dan neurologi kan, diagnosis skizofrenia di Amerika Serikat beralih ke konsep
sepanjang sejarah gangguan ini. Dua tokoh terscbut adalah Emil Kraepelin. Namun, istilah sltizof"enia dari Blculer menladi label
Kraepelin (1856-1926) dan Eugen Bleuler(l 857-l 939). Sebelurr- yang diterima secara internasional untuk gangguan ini. Istilah ini
nya, Benedict Morel (1809-1873), seorang psikiater Perancis, sering disalahartikan. terutama oleh orang alvan-r, scbagai ke-
menggunakan istilah ddntence prdcoce untuk pasien dengan pribadian ganda. Kepribadian ganda, kini disebut ganggtLan
penyakit yang dimulai pada masa remaja yang mengalami per- identitas disosiati/, dikategorikan dalarn DSM-IV-TR sebagai
burukan; Karl Ludwig Kahlbaum (1828-1899) menggambarkan gangguan disosiatif dan oleh sebab itu sepenuhnya berbeda de-
geiala katatonia; Ewold Hacker (1843-1909) menulis mengenai ngan skizofrenia.
perilaku aneh pada pasien dengan hebefrenia.
Empat A. Bleuler mengidentifikasi gejala fundamental (aIatt
printer) skizofrenia yang spesifik untuk membangun teori nre-
Emil Kraepelin ngenai perpecahan mental internal pada pasien. Gejala tersebut
Kraepelin meneqjemahkan istilah ddmence prdcoce dari Morel meliputi gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran; gangguan
menjadi demensia prekofts, suatu istilah yang menekankan proses af'ektif, autisme, dan ambivalensi, yang dirangkum meniadi empat
kognitif (demensia) dan awitan dini (prekoks) yang nyata dari A: asosiasi, aI'ek, autisme, dan ambivalensi. Bleuler juga rneng-
gangguan ini. Pasien dengan demensia prekoks digambarkan identifikasi gejala asesoris (sekunder), yang banyak menambah
memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dalam jangka pemahaman mengenai skizofienia.
rvaktu lama dan ge.iala klinis umum berupa halusinasi dan rvaham.
I(raepelin rnembedakan pasien ini dengan mereka yang diklasi-
fikasikan menderita psikosis manik-depresif yang mengalarni
EPIDEMIOLOCI
episode nyata penyakit yang berselang-seling dengan periode Di Amerika Serikat, prevalensi seumur hidup skizofrenia sekitar
berfungsi normal. Gejala utama pasien dengan paranoia adalah 1 persen, yang berarti bahrva kurang lebih I dari 100 orang akan
waham kejar persisten dan pasien tersebut digambarkan tidak mengalzimi skizofienia selama masa hidupnya. Studi E,pidemi-
begitu rnengalarni perialanan penyaliit demensia prekoks yang ologic Cirtchment Area (ECA) yang disponsori National Institute
memburuk serta ge.iala intermiten psikosis manik-depresif . Meski of Mental Health (NIMI-l) melaporkan prevalensi seumur hidup
I(raepclin telah mengakui bahwa sekitar 4 persen pasiennya' sebesar 0,6 sampai 1,9 persen. Menurut DSM-IV-TR. insidensi
sembuh sempurna dan l3 persen mengalanri remisi yang signi- tahunan skizofrenia berkisar antara 0,5 sampai 5,0 per 10.000 de-
flkan, para peneliti di kemudian hari seringkali salah menyatakan ngan beberapa variasi geografik (cth., insidens lebih tinggi pada

147
148 10. Skizofrenia

orang yang lahir di daerah perkotaan di negara maju). Skizofrenia I{ipotesis viral mencakup s/otv va'us, t'etrovirus, dan reaksi
ditemukan pada semua masyarakat dan area geografis dan angka autoimun yang diaktitkan virus. Beberapa studi menunjukkan
insidens serta prevalensinya secara kasar merata di seluruh dunia. bahwa liekuensi skizolienia rneningkat setelah pa.janan terhadap
Di A.S., kurang lebih 0,05 persen populasi total menjalani peng- influenza yang ter-ladi di musim dingin-selama trimester kedua
obatan untuk skizofrenia setiap tahun dan hanya sekitar setengah kehamilan. Hipotesis lain adalah bahwa orang deirgarr predisposisi
dari semua pasien skizofreniamendapatkan pengobatan, meskipun genetik terhadap skizofrcnia rnengalami penurunan keuntungan
penyakit ini termasuk berat (Tabel l0 l). biologis untuk bertahan dari cobaan spesifik-musim.

Gender dan Usia Distribusi Geografik


Skizofrenia setara prevalensinya pada pria dan wanita. Namun, Skizofrenia tidak terdistribusi secara rnerata di seluruh penjuru
kedua .jenis kelamin tersebut berbeda awitan dan perjalanan Amerika Serikat maupun dunia. Secara historis, prevalensi skizo-
penl,akitnya. Awitan terjadi lebih dini pada pria dibanding wanita. frenia di bagian timur laut dan barat Amerika Serikat lebih besar
Lebih dari separuh pasien skizofrenik pria r.ramun hanya seperliga daripada di daerah lain, meski distribusi i,ang iidak nterata ini
dari semua pasien skizofrenik wanita pertama kali dirawat di telah terkikis. Se.jumlah regio geografis bumi, seperti lrlandia,
rurnah sakit psikiatri sebelum usia 25 tahun. Usia puncak awitan rnemiliki prevalensi skizofrenia yang luar biasa tinggi, dan para
adalah 8 sampai 25 tahun untuk pria dan 25 sarnpai 35 tahun peneliti menginterpretasikan kantung skizofrenia geografis ini
untuk wanita. Tidak seperli pria, wanita menunjukkan dua puncak sebagai kemungkinan dukungan terhadap teori kausa skizofrenia
distribusi usia dengan puncak kedua terjadi pada usia paruh baya. infektif (contohnya, viral).
Kurang lebih 3 sampai 10 persen rvanita mengalami awitan
penyakit di atas usia 40 tahun. Hampir 90 persen pasien yang men- Faktor Reproduktif
.ialani pengobatan skizofrenia berusia antara l5 dan 55 tahun.
Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau di atas usia 60 Penggunaan obat psikoterapeutik, kebilakan terbuka di rumah
tahun sangat jarang. Seiumlah studi mengindikasikan bahwa pria sakit, deinstitusionalisasi di rumah sakit pemerintah, penekanan
lebih cenderung mengalarni hendaya akibat gejala negatif dari- pada rehabilitasi, dan perawatan berbasis masyarakat untuk pasien
pada rvanita dan bahwa wanita lebih cenderung memiliki ke- skizofrer-ria, semuanya telah menyebabkan peningkatan angka
lnampuan fungsi sosial yang lebih baik daripada pria sebelum pernikahan dan kesuburan di ar.rtara pasien skizofrenia. Akibat
awitan penyakit. Secara umum, hasil akhir pasien skizofrenik faktor tersebut, jumlah anak yang dilahirkan dari orangtua skizo-
wanita lebih baik dibandirrg hasil akhir pasien skizol'renik pria. frenik terus meningkat. Angka kesuburan pasien skizofrenik men-
Bila awitan ter.jadi setelah usia 45, gangguan ini dicirikan sebagai dekati angka populasi urnum. Terdapat hubungan antara angka ke-
sk izofrenia au itan-lambat. suburan dengan transmisi genetik. Keluarga biologis clerajat
pertama pasien skizofrenik merniliki risiko terkena penyakit
sepuluh kali lebih besar dibanding populasi umum.
lnfeksi dan Musim Saat Lahir
Suatu temuan yang kuat dalam penelitian skizofrenia adalah Pcnyakit Medis
bahwa orang-orang yallg rnengalami skizofrenia kemungkinan
besar dilahirkan di musim dingin dan awal musim semi dan lebih Orang dengan skizofrenia meniiliki angka kematian akibat ke-
celakaan dan penyebab alarni yang lebih tinggi daripada populasi
.iarang yang dilahirkan pada akhir musim semi dan musim panas.
Di Belahan Bumi Utara, termasuk di Amerika Serikat, orang de- umum. Variabel terkait institusi atau terkait pengobatan tidak dapat
ngan skizofrenia lebih sering dilahirkan pada bulan Januari sampai menjelaskan angka kematian yang meningkat, namun angka yang
April. Di Belahan Bumi Selatan, orang dengan skizofrenia lebih lebih tinggi tersebut mungkin berhubungan dengan kenyataan
sering dilahirkan pada bulan Juli sampai September. Satu hipotesis bahwa diagnosis dan pengobatan untuk penyakit medis dan bedah
menyatakan bahwa faktor risiko spesifik-musim, seperti virus atau pada pasien skizofrenik dapat merupakan suatu tantangan klinis
perubahan musiman dalam diet, mungkin berlaku dalam hal ini. tersendiri. Seiumlah studi menunjukkan bahwa hingga 80 persen
dari semua pasien skizofrenik mengalami penyakit medis yang
signifikan pada saat yang bersamaan dan bahwa hingga 50 persen
Tabel 10-1 kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis.
Prevalensi Skizofrenia pada Populasi Spesifik

Prevalensi (%)
Risiko Bunuh Diri
Populasi
Populasi umum 1,0 Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian pada orang
Saudara karrdung bukan kembar pasien B,O yang menderita skizofrenia. Taksirannya bervariasi, namun hingga
skizofrenia l0 persen orang dengan skizofrenia mungkin meninggal akibat
Anak dengan salalr satu orangtua penderita 12,0 percobaan bunuh diri. Meski risiko bunuh diri lebih besar pada
skizofrenia orang dengan skizofrenia dibanding populasi umum, se.jumlah
Kembaran dizigotik pasien skizofrenia 12,O faktor risiko-sepertijenis kelamin pria, berkulit putih, dan meng-
Anak yang kedua orangtuanya menderita 40,0
alami pengasingan sosial-setara pada kedua kelompok. Faktor-
skizofrenia
faktor seperti penyakit depresif, riwayat percobaan bunuh diri,
Kenrbar monozigotik pasien skizofrenia 47,0
pengangguran, dan penolakan yang baru terjadi juga mening-
10. Skizofrenia 149

katkan risiko bunuh diri pada kedua populasi. Studi terdahulu sampai 500.000 orang dan tidak terdapat di kota dengan pendLrduk
telah menunjukkan faktor risiko lain yang unik terdapat pada kurang dari 10.000 orang. Efek kepadatan penduduk se.jalan de-
gangguan ini. Di antaranya adalah usia muda dan jenis kelamin ngan pengamatan bahwa insiden skizofrenia pada anak dcngan
pria serta mengalami penyakit kronik dengan eksaserbasi ber- salah satu atau kedua orangtua skizofrenik dua kali lebih tinggi di
ulang. Perjalanan penyakit pascarawat inap dengan kadar psiko- perkotaan dibanding di masyarakat pedesaan. Pengamatan ini me-
patologi dan hendaya fungsional yang tinggi meningkatkan risiko nyatakan bahwa stresor sosial di suasana perkotaan memengaruhi
bunuh diri. Sebagai tambahan, orang yang memiliki kesadaran timbulnya skizofrenia pada orang yang berisiko.
realistis akan efek perburukan penyakit ini serta pengkajian di
luar waham akan penurunan mental, ketidakberdayaan, keter-
gantungan yang tinggi terhadap pengobatan, atau hilangnya ke- Faktor Sosioekonomi dan Kultural
percayaan akan pengobatan di masa yang akan datangjuga me- Skizofrenia digambarkan terdapat pada semua kebudayaan dan
ningkatkan risiko bunuh diri pada orang dengan skizofrenia. kelompok status sosioekonomi. Di negara maju, .iumlah pasien
Risiko kematian terutama tinggi pada usia muda, selama periode skizofrenik yang tidak seimbang berada pada kelompok sosio-
pascarawat inap dini, dan pada awal perjalanan penyakit, meski ekonomi lemah, suatu pengamatan yang dijelaskan oleh dua hipo-
risiko ini menetap seumur hidup pasien. Faktor risiko yang ter- tesis alternatii Hipotesis aliran menurun (downward drift) me-
identifikasi pada studi terdahulu rnungkin berguna untuk mengkaji nyatakan bahwa orang yang terkena bergeser ke, atau gagal
risiko bunuh diri akut pada individu spesifik. Diperlukan pene- berpindah dari, kelompok sbsioekonomi lemah akibat penyakit
litian lebih lan jut untuk memahami secaia lebih baik faktor risiko ini. Hipotesis penyebab soslal menyatakan bahwa stres yang di-
yang paling bersifat prediktifakan kemungkinan bunuh diri pada
alami anggota kelompok sosioekonomi lemah berperan dalam
orang dengan skizofrenia di masa yang akan datang serta inter- timbulnya skizoiienia.
vensi yang paling bermanfaat untuk mencegah bunuh diri.
Sejumlah peneliti menya.iikan data yang mengindikasikan
bahrva, selain stres industrialisasi sebagai kausa skizofrenia, stres
Penggunaan Zat imigrasi .iuga dapat menyebabkan kondisi lir-skizofrenia. Bebe-
rapa studi melaporkan prevalensi skizolrenia yang tinggi pada
Merokok Kretek. Sebagian besar survei telah melaporkan imigran baru, suatu temuan yang melibatkan perubahan budaya
bahrva lebih dari tiga perempat pasien skizofrenia merokok mendadak sebagai stresor yang terlibat dalarn kausa skizofrenia.
kretek, dibanding kurang dari setengah pasien psikiatri lain se- Hal yang mungkin se.ialan dengan kedua hipotesis tersebut adalah
cara keseluruhan. Selain risiko kesehatan yang telah dikenal pengamatan bahwa prevalensi skizofienia meningkat di antara
baik berkaitan dengan merokok, merokok kretek memengaruhi populasi Dunia Ketiga seiring meningkatnya kontak dengan ke-
aspek lain perawatan pasien skizofrenik. Sejumlah studi me- budayaan yang telah maju teknologinya.
laporkan bahwa merokok kretek dikaitkan dengan penggunaan Para pembuat teori yang mendukung kausa sosial untuk
obat antipsikotik dalam dosis yang lebih tinggi, mungkin karena skizofrenia berpendapat bahrva kebudayaan dapat bersifat lebih
merokok kretek meningkatkan la.iu metabolisme obat-obatan atau kurang skizofrenogenik, bergantung persepsi penyakit
tersebut. Di lain pihak, merokok kretek dikaitkan dengan penu- mental pada kebLrdayaan yang bersangkutan, silat peran pasien.
runan parkinsonisme terkait obat antipsikotik, mungkin karena sistem dukungan sosial dan keluarga, serta kompleksitas komu-
aktivasi neuron dopamin yang bergantung nikotin. Studi terkini nikasi sosial. Skizofrenia telah dilaporkan bersifbt lebih.iinak
menunjukkan bahwa nikotin dapat menurunkan gejala positif, secara prognostik di negara berkembang yang pasiennya meng-
seperti halusinasi, pada pasien skizofrenik karena efeknya ter- alami reintegrasi ke masyarakat dan keluarga secara lebih sern-
hadap reseptor nikotin di otak yang mengurangi persepsi sti- purna dibanding mereka di masyarakat Barat yang telah sangat
mulus luar. khususnya bising. maju.

Zat lain. Komorbiditas skizofrenia dengan gangguan terkait Ekonomi. Biaya finansial penyakit ini di Amerika Serikat di-
zatlainlazim dijumpai, meski dampak penyalahgunaan obat pada perkirakan melampaui biaya sernua kanker bila digabungkan;
pasien skizofrenik masih belum.jelas. Kurang lebih 30 sampai 50 penyakit ini bermula pada ar.val kehidupan; menyebabkan hendaya
persen pasien skizofrenia mungkin memenuhi kriteria penyalah- yang signi{ikan dan bertahan lama; membuat tuntutan perawatan
gunaan atau ketergantungan alkohol; dua zat lain yang paling rumah sakit yang berat; serta membutuhkan perarvatan rawat
sering digunakan adalah kanabis (kurang lebih 15 sampai 25 jalan, rehabilitasi, dan layanan dukungan terus-menerus; kurang
persen) dan kokain (sekitar 5 sampai 10 persen). Pasien melapor- lebih I persen pendapatan nasional dialokasikan untuk pengobatan
kan bahwa dirinya menggunakan zat tersebut untuk memeroleh penyakit mental (tidak termasuk gangguan terkait zat). Skizofrenia
kenikmatan dan mengurangi depresi dan ansietas. Sebagian besar mengambil sekitar 2,5 persen seluruh biaya pelayanan kesehatan.
studi mengaitkan komorbiditas gangguan terkait zat pada pasien Jumlah biaya pengobatan dan biaya tidak langsung untuk n.rasya-
yang mengalami skizofrenia dengan prognosis buruk. rakat (sebagai contoh, hilangnya produktivitas serta mortalitas)
mencapai hampir $50 miliar per tahun. Kurang lebih 75 persen
orang dengan skizofrenia berat tidak malnpu bekerja dan men jadi
Faktor Populasi penganggur.
Prevalensi skizofrenia senantiasa berkorelasi dengan kepadatan
populasi lokat di kota dengan populasi lebih dari I juta orang. Rawat lnap. Berkembangnya obat antipsikotik 1,ang ef'cktif
Korelasi ini lebih lemah di kota yang berpenduduk 100.000 serla perubahan sikap politik dan populer terhadap pengobatan
150 10. Skizofrenia

dan hak orang yang sakit mental telah menghasilkan perubahan sama sebesar 50 persen menyiratkan adanya interaksi yang masih
dramatis dalam pola rawat inap untuk pasien skizofrenik selama sangat sedikit diketahui antara lingkungan dan timbulnya skizo-
50 tahun belakangan. Probabilitas untuk kembali menjalani rawat frenia. Di lain pihak, faktor yang mengatur ekspresi gen baru
inap dalam waktu 2 tahun setelah dipulangkan dari rawat inap mulai dipahami. Meski kembar monozigotik mempunyai infor-
pertama berkisar antara 40 dan 60 persen. Pasien skizofienia me- masi genetik yang sama! regulasi gen yang berbeda sepanjang
nempati hampir 50 persen dari seluruh tempat tidur di rumah hidup mungkin menyebabkan salah satu kembar monozigotik
sakit.jir.va dan mencakup kurang lebih 16 persen dari semua mengalami skizolrenia, sementara kembarannya tidak.
pasien psikiatri yang menjalani pengobatan. Masalah tunawisma
di kota besar tampaknya berhubungan dengan deinstitusionalisasi Hipotesis Dopamin. Rumusan paling sederhana hipo-
pasien skizofrenik yang tidak dipantau secara adekuat. Meski tesis dopamin tentang skizofrei?i.r menyatakan bahwa skizofrenia
persentase persis para tunalvisma yang skizofrenik sulit diperoleh, timbul akibat aktivitas dopaminergik yang berlebihan. Teori ini
diperkirakan sepertiga sampai duapertiga tunawisma mungkin berkembang berdasarkan dua pengamatan. Pertama, kemanjuran
mengalami skizofrenia. serta potensi sebagian besar obat antipsikotik, (yaitu, antagonis
reseptor dopamin) berkorelasi dengan kemampuannya berlindak
sebagai antagonis reseptor dopamin D' Keduzr, obat yang rnening-
ETIOLOGI
katkan aktivitas dopaminergik, yang terkenal adalah amfetamin,
Skizofienia didiskusikan seolah-olah sebagai suatu penyakit bersifat psikotomimetik. Teori dasar ini tidak mengLrraikan apa-
tunggal namun kategori diagnostiknya mencakup sekumpulan kah hiperaktivitas dopamincrgik disebabkan pelepasan dopamin
gangguan, mungkin dengan kausa yang heterogen, tapi dengan yang berlebihan, reseptor doparnin yang terlalu banyak, hiper-
gejala perilaku yang sedikit banyak serupa. Pasien skizofrenia sensitivitas reseptor dopamin terhadap dopamin, atau kombinasi
menunjukkan presentasi klinis, respons terhadap terapi, dan per- mekanisme tersebut. Jalur dopamin di otak yang terlibat .juga
jalanan penyakit yang berbeda-beda. tidak dirinci clalam teori ini, nreski .jalur mesokortikal dan meso-
limbik paling sering disebut. Neuron dopaminergik di jalur ter-
sebut men-julur dari badan sel di mesensefalon ke neuron dopa-
Model Diatesis-Stres minoseptif di sistem limbik dan korleks serebri.
Menurut model diatesis-stres terhadap integrasi faktor biologis, Peran signifikan dopamin dalam patofisiologi skizofrenia se-
psikososial, dan lingkungan, seseorang mungkin memiliki ke- jalan dengan studi yang mengukur konsentrasi plasma metabolit
rentanan spesifik (diatesis) yang, bila diaktifkan oleh pengaruh utama dopamin, asam homovanilat. Se.iumlah studi pendahuluan
yang penuh tekanan, memungkinkan timbulnya gejala skizofrenia. mengindikasikan bahwa pada kondisi eksperimental yang ter-
Pada model diatesis-stres yang paling umum, diatesis atau stres kontrol secara seksama, konsentrasi asam homovanilat plasrna
dapat berupa stres biologis, lingkungan, atau keduanya. Kompo- dapat menggambarkan konsentrasi asam homovanilat di sistem
nen lingkungan dapat bersifat biologis (contohnya, infeksi) atau saraf pusat. Studi tersebut melaporkan adanya korelasi positif
psikologis (contohnya, situasi keluarga yang penuh tekanan atau antara konsentrasi asam homovanilat prapengobatan yang tinggi
kematian kerabat dekat). Dasar biologis diatesis dapat terbentuk dan dua laktor: keparahan gejala psikotik dan respons pengobatan
lebih laniut oleh pengaruh epigenetik, seperti penyalahgunaan terhadap obat antipsikotik. Studi mengenai asam homovanilat
zat, stres. psikososial, dan trauma. juga melaporkan bahrva setelah peningkatan sesaat, konsentrasi
asam homovanilat plasma akan terus menurun. Pcnurunan ini
berkorelasi dengan perbaikan gejala pada setidaknya beberapa
Neurobiologi pasien. Hipotesis dopamin tentang skizofrenia terus diperbarui
Kausa skizofrenia belum diketahui. Meski demikian, dalam satu dan diperluas, dan reseptor dopamin baru terus diidentifikasi.
dekade belakangan, terdapat peningkatan jurnlah penelitian yang Satu studi melaporkan peningkatan reseptor D, pada sampel otak
mengindikasikan adanya peran patofisiologis area otak tertentu, posmortem pasien skizofrenik.
termasuk sistem limbik, korteks frontal, serebelum, dan ganglia
basalis. Keempat area ini saling terhubung sehingga disfungsi Neurotransmiter Lain. Meski neurotransmiter clopamir'1
satu area dapat melibatkan proses patologi primer di tempat lain. telah menjadi pusat perhatian sebagian besar penelitian skizo-
Pencitraan otak manusia hidup dan pemeriksaan neuropatologi frenia, terdapat peningkatan perhatian yang ditu.jukan kepada
jaringan otak posmortem menyatakan sistem limbik sebagai neurotransmiter lain, setidaknya atas dua alasan. Peftama, karena
lokasi potensial proses patologi primer pada setidaknya beberapa, skizofrenia cenderung merupakan gangguan yang heterogen, ter-
bahkan mungkin sebagian besar, pasien skizofrenik. dapat kemungkinan bahwa abnormalitas pada neurotransmiter
Dua area yang menjadi subyek penelitian aktif adalah waktu yang berbeda dapat menimbulkan sindrom perilakr-r yang sarna.
ketika suatu lesi neuropatologi terlihat di otak serla interaksi lesi Sebagai contoh, zat halusinogenik yang memengaruhi serotonin,
tersebut dengan stresor sosial dan lingkungan. Dasar penampakan seperti asam lisergat dietilamid, dan zat yang memengaruhi dopa-
abnormalitas otak mungkin terletak pada pembentukan abnormal min dalam dosis tinggi, seperti amfetarriin. dapat menyebabkan
(contohnya, migrasi abnormal neuron di sepanjang sel glia radial gejala psikotik yang sulit clibedakan dari skizofrenia. Kedua,
selama pembenlukan) atau pada degenerasi neuron setelah pem- penelitian neurosains menunjukkan bahwa suatu neuron tunggal
bentukan (sebagai contoh, kernatian sel terprogram yang terlalu dapat mengandung lebih dari satu neurotransmiter dan mungkin
dini, seperti yang tampak pada penyakit Huntington). Namun, mempunyai reseptor neurotransr-niter untuk setengah lusin neuro-
fakta bahwa kembar monozigotik memiliki angka kejadian ber- transmiter lainnya. Dengan demikian, berbagai neurotransmiter
10. Skizofrenia 151

di otak terlibat dalam hubungan interaksional yang kompleks, Nrunopeprtnn. Duaneuropeptida. kolesistokinin dan neuro-
dan fungsi yang abnormal dapat tirnbul akibat perubahan pada tensin, ditemukan di sejumlah regio otak yang terlibat dalam
satu neurotransmiter yang lnanapun. skizofrenia. Konsentrasinya mengalami perubahan pada keadaan
psikotik.
SrnoroNtt'1. Serotonin telah menerima banyak perhatian
dalam penelitian skizolienia sejak dilakukannya pengamatan yang Neuropatologi. Pada abad ke-19, ahli neLrropatologi tidak
menyatakan bahwa obat antagonis scrotonin-dopamin (SDA) mampu menemukan dasar neuropatologi skizofienia sehingga
(contohnya, klozapin, risperidon, sertindol) memiliki aktivitas me reka mengklasifikasikan skizo lrcnia sebagai gangguan f'ungsi-
terkait serotonin yang poten. Secara spesifik, antagonisr-ne pada onal. Namun. pada akhir abad ke-20, para peneliti membuat
reseptor 5-HT, serotonin ditekankan sebagai sesuatu yang penting suatu langkah signifikan dalam mengungkap dasar neuropato-
dalam mengurangi ge.jala psikotik dan meredakan timbulnya gang- logi potensial skizofrenia, terutama di sistern limbik dan ganglia
guan pergerakan terkait antagonisme-Dr. Pemeriksaan profil basalis, terrnasuk abnonnal itas neuropatologi atau ncurokimiawi
afi nitas reseptor untuk masing-masing antagonis serotonin-dopa- di korteks serebri, talamus, dan batang otak. Berkurangnya
min nrenuniukkan tidak adanya pola atau rasio aktivitas yang volume otak yang dilaporkan secara iuas ierdapat pada otak
seragam selain afinitasnya terhadap reseptor 5-H'I', serotonin yang skizofrcnik tampaknya rrerupakan akibat berkurangnya ke-
lebih tinggi dibanding terhadap reseptor D,. Klozapin memiliki paclatan akson. dendrit, dan sinaps yang urenrertntarai"lungsi
afinitas tertinggi untuk reseptor histamin, sementara kuetiapin asosiatil'otak. Densitas sinaptik pa)ing tinggi prda usia I tahun,
paling erat berikatan dengan reseptor adrenergik-u, dan ziprasidon kcmudian menurun hingga niencapai nilai der.vasa pada arval
merupakan satu-satunya anggota kelompok tersebut yang ber- masa rema.ja. Satu teori, yang sebagian didasarkan pada peng-
interaksi kuat dengan reseptor 5-HT,. Afinitas terhadap reseptor amatan bahrva pasien sering menunjukkan gejala skizol'renik
5-FIT, dan D, bervariasi dengan kisaran lebih dari 100 kali lipat selama masa remaja, menyatakan bahr.va skizolienia timbul
dalarn kelas obat ini. Meski demikian, masing-masing merupakan akibat pemangkasan sinaps yang berlebihan selama fase per-
agen antipsikotik yang lebih efektif claripada ratusan senyawa kembangan ini.
terkait yang hanya berbeda sedikit alinitasnya. Oleh sebab itu,
tampaknya berbagai sistem neurotransmiter berinteraksi dalam Stsrrm LtMstr. Berkat perannya dalan pengendalian emosi,
suatu keseimbangan tertentu untuk mengatur tanda dan gejala sistem Iimbik dihipotesiskan terlibat dalam dasar neuropatologi
skizofrenia dan, lebih laniut, bahwa obat antipsikotik dapat me- skizofrenia. Bahkan, area otak ini terbukti menjadi subyek str:di
modulasi sirkuit ini dengan mengacaukan secara samar salah satu neuropatologi paling subur untuk skizotienia. Banyak studi
dari beberapa sistem neurotransmiter tersebut. Seperti yang di- sampel otak skizofienik posmoftem yang terkontrol baik menun-
isyaratkan pada penelitian mengenai gangguan mood, aktivilas jukkan adanya pengurangan ukuran regio yang meliputi amig-
serotonin dianggap terlibat dalarn perilaku irnpulsif dan bunuh diri dala, hipokampus, dar-r girus parahipokanpus. Tenuan neuro-
yang.juga dapat tampak pada pasien skizofrenik. patologi ini se.jalan dengan pengiimatzin yang diambil dari studi
pencitraarr resonansi rnagnetik (MRI) pasien skizofienia. Di-
NonrptNrrntN. Se.jumlah peneliti melaporkan bahwa pem- laporkan pula adanya disorgnnisasi neuron di dalam hipokanrpus
berian obat antipsikotik .jangka panjang menurunkan aktivitas pasien skizofienik.
neuron noradrenergik di lokus seruleus dan bahwa efek terapeutik
beberapa obat antipsikotik mur.rgkin melibatkan aktivitasnya pada GnNcrln Basa,rts. Ganglia basalis telah rnenjadi pusat per-
reseptor adrenergik-u dan adrenergik-crr. Meski hubungan antara hatian teoretis skizofrenia setidaknya untuk dua alasan. Pertama,
aktivitas dopaminergik dan noradrenergik rnasih belum jelas, banyak pasien skizolrenia menunjukkan gerakan aneh, bahkan
terdapat peningkatanjumlah data yang menyatakan bahrva sistem saat tidak ada gangguan pergerakan terinduksi obat (contohnya,
noradrenergik memodulasi sistem dopaminergik dalam suatu cara diskinesia tarda). Gerakan anch tersebut dapat mencakup cara
sehingga abnormalitas sistem noradrenergik mempredisposisikan ber.jalan yang ganjil, seringai rvajah, dan stereotipi. Karena
pasien untuk mengalami relaps yang sering. ganglia basalis terlibat dalam pengendalian gerakan, penyakit
pada ganglia basalis disangkutpautkan dalam patofisiologi skizo-
CABA. Neurolransnriter asam amino inhibitorik, asam y- fienia. Kedua. dari semua gangguan neurologis yang mungkin
aminobutirat (GABA) iuga dianggap terlibat dalam patofisiologi memiliki psikosis sebagai ge.iala terkait, gangguan pergerakan
skizofrenia. Data yang tersedia sejalan dengan hipotesis bahwa yang melibatkan ganglia basalis (sebagai contoh, penyakit
seiurnlah pasien skizofrenia mengalami kehilangan neuron Huntington) adalah salah satu yang paling sering dikaitkan de-
GABAnergik cli hipokampus. Flilangnya neuron GABAnergik ngan psikosis pada pasien yang terkena. Lebih lanjut, ganglia
inhibitorik secara teoretis dapat mengakibatkan hiperaktivitas basalis bcrhubungan secara timbal balik dengan lobus liontalis,
neuron dopanrinergik dan noradrenergik. dan abnormalitas fungsi lobus frontal yang terlihat pada sejumlah
studi pencitraan otak rnungkin disebabkan penyakit di ganglia
ClurRmnr. I{ipotesis yang dia.iukan tentang gllrtamat mon- basalis daripada di lobus frontal sendiri.
cakup hiperaktivitas, hipoaktivitas, dan neurotoksisitas terinduksi Studi neuropatologi tentang ganglia basalis menghasilkan
glutamat. Glutamat dilibatkan karena ingesti akut fensiklidin, laporan yang beragam dan inkonklusif rnengenai hilangnya sel
suatu antagonis glutamat, menirnbulkan sindrom yang menyerupai atau reduksi volume globus palidus dan substansia nigra. Sebalik-
skizofrenia. nya, banyak studi yang menunlukkan adanya peningkatan jumlah
152 10. Skizofrenia

reseptor D, di nukleus kaudatus, putamen, dan nukleus akumbens. mukan hipoaktivitas pada korteks pretiontal dorsolateral. Data
Namun, pertanyaan yang tetap belum terjawab adalah apakah mengenai hipoaktivitas regio otak ini mendukung temuan studi
peningkatan tersebut terjadi sekunder setelah pasien menerima penoitraan otak lainnya-sebagai contoh, tomografi emisi posit-
pengobatan antipsikotik. Se.jumlah peneliti telah mulai mem- ron (PET). Temuan lain adalah terdapat penurunan konsentrasi
pelajari sistem serotonergik di ganglia basalis; suatu peran sero- N-asetil aspaftat di hipokampus dan lobus fiontal pada pasien
tonin dalam gangguan psikotik diusulkan berdasarkan kegunaan skizofrenia serta di lobus temporal pada orang dengan episode
klinis obat antipsikotik dengan aktivitas serotonergik (contohnya, pertama. N-asetil aspartat merupakan suatu peranda
klozapin, risperidon). ::*::i,
Pencitraan Neuro. Teknik pencitraan otak kini rncmung- Tortocnnrt E,rarst Poslrnoru. Satu studi PET menemukan
kinkan peneliti membuat pengukuran neurokimiarvi atau fungsi bahwa suatu sampel pasicn skizofienia memiliki penurunan
otak spesifik pada pasien hidup. Mcski demikian, kalkulasi data aktivitas metabolik di bagian anterior kiri talamus sebagaimana
yang diperoleh dari mesin pencitraan otak dihitung berdasarkan terukur oleh PET [18F]luorodeoksiglukosa dan juga mcngalami
banyak asumsi, dan perbedaan model matematis antara dua pengurangan volume pada area yang sama sebagaimana lerukur
kelompok penelitian berpotensi meniurus ke kesimpulan yang oleh pemindaian MRL Berubahnya arsitektur dan aktivitas tala-
berbeda tentang data yang sama. mus mungkin berperan dalam skizofienia.
Tipe kedua studi PET menggunakan ligan radioaktif untuk
TouocnnrtTrnxortpurrntsnst. Studi yang menggunakan memperkirakan kuantitas reseptor D2 yang ada. Dua studi yang
tomografi terkomputerisasi (CT) secara konsisten menunjukkan paling sering didiskusikan saling berselisih mengenai hal ini.
bahwa otak pasien skizofrenia mengalami pembesaran ventrikel Satu kelompok melaporkan adanya peningkatan.jurnlah reseptor
ketiga dan lateral serta reduksi volume korteks dalam dera.jat ter- D, di ganglia basalis sementara kelompok lain melaporkan tidak
tentu. Temuan ini dapat diinterpretasikan sejalan dengan penu- ada perubahanjumlah reseptor D, di ganglia basalis. Kontroversi
runan jumlah jaringan otak yang biasa pada pasien yang terkena; ini belum terselesaikan.
masih belum diketahui apakah penurunan ini disebabkan oleh
perlumbuhan yang abnormal atau oleh degenerasi. Elektrofisiologi Terapan. Srudi elektroensefalografik
Studi CT lain melaporkan asinretri serebri abnormal, ber- mengindikasikan bahrva banyak pasien skizofienia memiliki
kurangnya volume serebelum, dan perubahan densitas otak pasien rekaman abnormal, peningkatan sensitivitas terhadap prosedur
skizofrenia. Banyak studi CT menghubungkan abnormalitas CT aktivasi (contohnya, kekerapan aktivitas lonjakan (spite) setelah
scan dengan adanya gejala negatif atau defisit, hendaya neuro- kurang tidur), penurunan aktivitas alfa, peningkatan aktivitas
psikiatri, peningkatan tanda neurologis, kekerapan gejala ekstra- delta dan teta, aktivitas epileptifbrm yar.rg nrungkin lebih banyak
piramidal akibat obat antipsikotik, sefta penyesuaian pramorbid daripada biasanya, dar.r abnormalitas sisi kiri yang mungkin lebih
yang buruk. banyak daripada yang lazim. Juga terdapat ketidakmampuan
pasien skizolienia menyaring suara yang tidak relevan dan mcn-
PrNctrnnnN RrsorunNst Mncrurrtr. Salah satu studi MRI jacli sangat sensitil'terhadap bunyi latar. Kebanjiran suara yang
terpenting memeriksa kembar monozigotik yang hanya salah tinrbul mcmbuat sulit berkonsentrasi dan rnungkin rnenjadi salah
satunya menderita skizofrenia. Studi tersebut menemukan bahwa satu faktor timbulnya halusinasi auditorik. Sensitivitas terhadap
hampir semua kembar yang terkena merniliki ventrikel serebri suara ini dapat dikaitkan dengan suatu defek genetik.
yang lebih besar dibanding kembar yang tidak terkena, meski
ventrikel serebri sebagian besar kembar yang terkena masih ter- Eplrrpst Plnstar Ko,r.tprrrs. Psikosislir-skizofreniadilapor-
masuk dalam kisaran normal. kan terjadi lebih sering dibanding yang diperkirakan pada pasien
Sejumlah laporan menunjukkan bahwa volume kompleks dengan kejang parsial kompleks, khususnya kejang yang me-
hipokampus-amigdala dan girus paraliipokampus berkurang pada libatkan lobus temporal. Faktor yang dikaitkan dengan timbulnya
pasien skizofrenia. Salah satu studi terkini menemukan penurunan psikosis pada pasien tersebut mencakup lokus kejang di sisi kiri,
area otak di hemisfer kiri dan tidak di kanan, meski studi lain lokasi lesi di temporal medial. dan kejang dengan ar.vitan dini.
menemdkan adanya pengurangan volume bilateral. Beberapa Gejala peringkat pertama yang digambarkan Schneider mungkin
studi menghubungkan berkurangnya volume sistem limbik de- serupa dengtrn gejala pasicn epilepsi parsial kompleks dan dapat
ngan derajat psikopatologi atau ukuran keparahan penyakit lain. mencerminkan adanya gangguan lobus tcn'rporal bila tampak
Juga terdapat laporan perbedaan waktu relaksasi T I dan '12 pada pada pasien skizolrenia.
pasien skizofrenik, terutana yang diukur di regio fiontal dan
tcmporal. PortNstnr BnNcxtrnN. Telah dijelaskan aclanya sejumlah
besar abnormalitas potensial bangkilan pasien skizofrenia. P300
MRI FuNcsroNnr. Seiumlah studi yang melibatkan pasien adalah yang paling sering diteliti dan didefinisikan sebagai gelom-
skizofrenia menunjukkan adanya perbedaan aktivasi korleks bang potensial bangkitan yang positif dan besar yang tcriadi
sensorimotorik dibanding normal seda penurunan aliran darah ke kurang lebih 300 ms setelah suatu stimulus sensorik terdeteksi.
lobus oksipital. Pada pasien skizofienia, P300 secara statistik dilaporkan lebih
kecil dan terjadi lebih larnbat dibanding pada kelornpok pem-
Sprxrnosxopt RrsoNnNst MacNrrtx. Salu studi yang banding. Abnormalitas gelon.rbang P300 juga dilaporkan lebih
menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (MRS) mene- sering ter.jadi pada anak-anak 1,ang, karena memiliki orangtua
10. Skizofrenia 153

yang juga terkena, mempunyai risiko skizofrenia yang lebih Sejumlah data menyiratkan adanya penurLlnan konsentrasi
tinggi. Data potensial bangkitan selama ini diinterpretasikan se- hormon FSH-LFI, mungkin berhubungan dengan usia saat awitan
bagai indikasi bahwa meski pasien skizofrenia sangat sensitifter- dan lamanya sakit. Dua abnormalitas tambahan yang dilaporkan
hadap stimulus sensorik (potensial bangkitan arval yang lebih mungkin berhubungan dengan timbulnya ge.iala negatif: me-
besar), mereka mengompensasi peningkatan sensitivitas itu de- numpulnya pelepasan prolaktin dan horrnon perlumbuhan (GH)
ngan menumpulkan pemrosesan informasi pada tingkat korteks pada stimulasi hormon pelepas gonadotropin (GnRH) atau
yang lebih tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh potensial bang- hormon pelepas tirotropin (TRH) serta menumpulnya pelepasan
kitan akhir yang lebih kecil. hormon pertumbuhan (GH) pada stimulasi apomorfin.

Disfungsi Pergerakan Mata. Ketidakmampuan mengikuti


suatu target visual bergerak secara akurat merupakan dasar Faktor Genetik
definisi gangguan pencarian visual halus dan disinhibisi pergerak- Serangkaian studi genetik secara meyakinkarr tnengusulkan ada-
an sakadik mata yang terlihat pada pasien skizofrenia. Disfungsi nya komponen genetik dalarn pewarisan sifat skizofrcnia. Pada
pergerakan mata dapat menjadi petanda khas skizofrenia; dis- tahun 1930-an, studi klasik mengenai genctika skizolienia menr.rn-
fungsi ini independen terhadap terapi obat dan keadaan klinis
.iukkan bahwa seseorang memiliki kecenderungan rnenderita
sertajuga terlihat pada kerabat derajat-pertama pada subjek skizo- skizofrenia bila terdapat anggota keluarga yang mengidap gang-
frenik. Berbagai studi melaporkan pergerakan mata abnormal guan tersebut dan kecenderungan seseorang mengalanti skizo-
pada 50 sampai 85 persen pasien skizofrenia, dibandingkan se-
tienia berkaitan dengan kedekatan hubungannya (sebagai contoh,
kitar 25 persen pada pasien psikiatri nonskizofrenik dan kurang kerabat dera.iat pertama atau kedr.ra; Tabel 10-l). Kembar mono-
dari l0 persen pada subyek kontrol yang mengidap sakit non- zigotik memiliki angka ke.jadian bersama yang paling tinggi.
psikiatri. Karena pergerakan mata sebagian dikendalikan pusat-
Pada studi terhadap kernbar monozigotik yang diadopsi, kembar
pusat di lobus frontal, gangguan pergerakan mata sejalan dengan
yang dibesarkan orangtua asuh tampak mengalami skizofrenia
teori yang menyebutkan adanya proses patologi lobus frontal dalam jumlah yang sama derrgan kembarannya yang dibesarkan
pada skizofrenia.
orangtua biologisnya. Temuan ini mengemukakan bahwa penga-
ruh genetik lebih besar daripada pengaruh lingkungan, suatu
Psikoneuroimunologi. Se-iumlah abnormalitas imunologis
temuan yang dikuatkan dengan penganratan bahwa semakin parah
telah dikaitkan dengan pasien yang mengalami skizofrenia.
skizofrenianya. semakin besar kemungkinan kembartinnya meng-
Abnormalitas tersebut meliputi penurunan produksi interleukin-2
alami gangguan yang samir. Satu stucli menyokong model cliatesis-
sel l', berkurangnya jumlah dan responsivitas lirntbsit perifer,
stres dan menunjukkan balrwa ke mbar monozigotik yang diadopsi
reaktivitas selular dan humoral yang abnormal terhadap neuron,
dan kemr:dian mengalami skizofienia ternyata sangat mungkin
serta adanya antibodi yang memiliki target otak (antiotak). Data
merupakan anak yang diadopsi kelLrarga yang memiliki gangguan
ini dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara sebagai cermin
psikologis.
efek virus neurotoksik atau gangguan autoimun enclogen. Se-
Telah banyak dilaporkan adanva ltubunsan antara lokasi kro-
bagian besar penyelidikan yang mencari bukti adanya infeksi
mosom dan skizofrenia se.jak penerapan teknik biologi molekuler
virus neurotoksik yang dilakukan dengan sangat teliti menunjuk-
dilakukan secara luas. l,ebih dari separuh dari seluruh kromosom
kan hasil negatif, meski data epidemiologi menunjukkan adanya
insidens tinggi skizofrenia setelah pajanan pranatal terhadap
dikaitkan dengan skizoltenia pada bcrbagai laporan, namun
lengan pani ang kromosom 5, I I . dan 1 8, lengan pendek krorrosom
influenza selama beberapa kali epidemi penyakit tersebut. Data
lain yang mendukung hipotesis viral adalah meningkatnya jumlah
19, serta kromosorr X paling sering disebut. Lokus pada kro-
anomali lisik saat lahir, meningkatnya angka penyulit kehamilan mosom 6, 8, dan 22 juga dianggap terlibat. Literatur tersebut
dan pelahiran, kelahiran musiman yang se.jalan dengan infeksi paling baik dirangkum sebagai indikasi adanya potensi dasar
virus, pengelompokan geografis pada kasus dewasa, dan rawat genetik yang heterogen untuk skizofienia.
inap musiman. Meski demikian, ketidakmampuan mendeteksi
bukti genetik adanya infeksi v irus mengurangi makna semua data
Faktor Psikososial
sirkumstansial. Kemungkinan adanya antibodi autoimun otak
memiliki sejumlah data yang mendukung; namun, proses pato- Jika skizofrenia merupakan penyakit otak, rnaka penyakit ini
lisiologinya, bila ada, mungkin hanya menielaskan suatu sub- mungkin se.jalan dengan penyakit organ lain (contohnya, infark
kelompok populasi dengan skizofrenia. miokardium dan diabetes) yang perjalanan penyakitnya di-
pengaruhi stres psikososial. Seperti halnya penyakit kronik lain
Psikoneuroendokrinologi. Banyak laporan yang men- (misalnya. penyakit paru kongestif kronik). terapi obat sendiri
.jabarkan adanya perbedaan neuroendokrin antara kelompok .jarang memadai untuk memperoleh perbaikan klinis maksimal.
pasien skizofrenia dengan kelompok subjek kontrol. Sebagai Oleh sebab itu, klinisi sebaiknya rnempertimbangkan faktor
contoh. uji supresi deksametason dilaporkan abnormal pada ber- psikososial yang memengaruhi skizofrenia. Meskipun, secara
bagai subkelompok pasien skizofrenia, meski nilai prediktifatau historis, para pembuat teori menyatakan laktor psikososial ber-
praktis uji tersebut terhadap skizofienia telah diperlanyakan. peran dal'am terjadinya skizotienia, klinisi rnasa sekarang dapat
Namun, satu laporan yang dilakukan dengan seksama meng- memanf'aatkan penggunaan teori dan pedoman vang relevan
hubungkan nonsupresi persisten dalam uji supresi deksametason yang dibuat berdasarkan pengamatan dan hipotesis di masa
pada skizofrenia dengan hasil akhirjangka panjang yang buruk. lampau ini.
154 10. Skizofrenia

Teori Psikoanalitik. Sigmund Freud rnendalilkan bahrva episode psikotiknya mungkin tidak akan mendapat manfaat psiko-
skizofrenia mqrupakan akibat fiksasi perlurnbuhan berat yang terapi eksploratif, namun mereka yang mampu mengintegrasikan
ter.jadi pada masa awal kehidupan. Ia mempostulasikan bahwa pengalaman psikotiknya ke dalam kehidupan mereka mungkin
terdapat suatu defek ego yang berperan dalam timbulnya ge.iala memperoleh keuntungan dari beberapa pendekatan berorientasi-
skizofrenia. Defek ego tersebut ter.jadi saat ego belurn. atau baru tilikan.
mulai terbentuk. Konflik intrapsikis yang tirnbul akibat fiksasi dini
ego dan defek ego-yang mungkin ter.jadi akibat relasi awal objek Teori Pembelajaran. Menurut para ahli teori pembelajar-
yang buruk-menyebabkan gejala psikotik. Pusat tcori Freud an, anak yang di kemudian hari menderita skizofrenia mem-
tentang skizofrenia adalah dekatesis obyek dan regrcsi sebagai pelajari reaksi dan cara berpikir vang irasional dengan cara me-
rospous terhadap frustasi dan konflik dengan orang lain. Namun, niru orang tua yang rnemiliki masalah emosional yang signifikan.
banyak ide Freud tentang skizofrenia diu'arnai oleh kurangnya Dalam teori pembelajaran, hubungan interpersonal yang buruk
keterlibatan intensif antara dirinya dengan pasien skizofrenik. pada orang dengan skizofrenia muncul akibat model pembelajar-
Dalam tinjauan pikoanalitik klasik rnengenai skizofrenia, def'ek ego an yang buruk selama rnasa kanak-kanak.
memengaruhi interpretasi terhadap realitas dan pengendalian hasrat dari
dalam diri, rnisalnya seks dan agresi. Gangguan terjadi sebagai konse- Dinamika Keluarga. Tidak acia bukti dengan kontrol yang
kuensi distorsi pada hubungan timbal balik antara bayi dan ibunya. Seperti baik yang mengindikasikan birhwa terdapat suatu pola keluarga
yang dijelaskan Margaret Mahler, anak tidak mampu mentisahkan diri
khusus yang memainkan peran kausatif dalam timbulnya skizo-
dari dan berkembang melampaui kedekatan dan ketergantungan mutlak
yang mencirikan hubungan ibu-anak pada l'ase oral perkembangan. Orang
frcnia. Klinisi seyogianya rnemahami poin penting ini: Banyak
dengan skizofrenia tidak pernah mcncapai konstanitas objek, yang di- orarlgtua yang memiliki anak skizofrenik menumpahkan ke-
tandai rasa identitas yang kokoh serta tilnbul akibat kelekatan erat kepada marahannya terhadap komunitas psikiatri karena sebelumnya
ibu semasa bayi. Paul Federn rnenyimpulkan bahwa gangguan mendasar menghubungkan keluarga disfungsional dengan timbulnya skizo-
pada skizofrenia adalah ketidakmampuan awal pasien mencapai dif-eren- fienia. Organisa^si advokasi seperli National Alliance for the
siasi dari orang lain. Sejumlah psikoanalis berhipotesis bahwa delek Mentally lll (NAMI) telah banyak mengedukasi orangtua bahwa
flngsi ego memungkinkan hostilitas dan agresi yang intens merusak mereka sebaiknya tidak menyalahkan diri sendiri bila skizofrenia
hubungan ibu-anak dan mengaralr ke organisasi kepribadian yang rentan
terjadi pada salah seorang anaknya. Beberapa pasien skizofrenia
terhadap stres. Awitan gejala masa remaja terjadi ketika rentaja ntemer-
lukan ego yang kuat untuk berfungsi secara independen, berpisah dari memang berasal dari keluarga yang disf'ungsional, seperti halnya
orang tua, rnengidentifikasi tugas, mengendalikan hasrat dari dalam din, banyak orang dengan penyakit nonpsikiatri. Namun, secara klinis
serta mengatasi stimulasi eksternal yang intens. juga relevan untuk tidak berlebihan menganalisis perilaku pato-
Harry Stack Sullivan memandang skizofrenia sebagai suatu gangguan logi keluarga yang dapat meningkatkan stres emosional secara
dalam kaitan interpersonal. Ansietas hebat pasien menciptakan rasa tidak signifikan yang harus dihadapi pasien skizofrenia yang rapuh.
terkait yang ditransfbrmasr menjadi distorsi yang disebut distorsi pora-
taksik yang benilat kejar (persekutorik). Bagi Sullivan, skizotienia me-
lrnrnN CnNol. Konsep ikatan eanda dirumuskan Gregory
rupakan metode adaptifuntuk merrghindari panik, teror, dan disintegrasi
kesadaran diri. Sunrber ansietas patologik bersifat eksternal bagi bayi,
Bateson dan Donald Jackson untuk menggarnbarkan sebuah
yang merupakan hasil pengalanian traunla kumulatif selarrra masa per- keluarga hipotetis yang anaknya menerima pesan yang saling
kerlbangan. berlentangan dari kedua orangtua mengenai perilaku, sikap, dan
Teori psikoanalitik .juga mendalilkan balnva berbagai ge.jala skizo- perasaannya. Pacla hipotesis Bateson, anak munclur ke keadaan
fienia rnemiliki makna simbolik bagi pasien secara individual. Sebagai psikotik untuk melarikan diri dari kebingungan vang tak ter-
contoh, 1'antasi mengenai dunia yang akan kiamat mungkrn mengindikasr- pecahkan mengenai ikatan ganda tersebut. Sayangnya, studi
kan suatu persepsi bahwa dunia internal seseorang telah runtulr. Rasa ke-
keluarga yang dilakukan untuk merrsahkan teori tersebut sangat
besaran mungkin rnencerminkan narsisme yang tereaktivasi, yaitu ketika
cacat secara metodologis. Teori tersebut hanya bermakna sebagai
orang percaya bahwa diri mereka omnipoten. Halusinasi mungkin me-
rupakan substitusi terhadap kelidakmampuan pasien mengatasi realitas pola deskriptif, bukan sebagai penjelasan etiologis terhadap
objektif dan mungkin melambangkan ketakutan atau harapan di dalam skizofrenia.
diri mereka. Waham. seperti halnya halusinasr, rnerupakan upaya regresil
dan restitLrtif untuk menciptakan realitas baru atau mengekspresikan Sxtsttlr DAN KILUARGA yANC Mrruyr,uplNc. Theodore
impuls atau ketakutan yang tersembunyi. Lidz mcndeskripsikan dua pola perilaku ke luarga yang abnormal.
Pada satu tipe keluarga, dengan skisme yang prominen antara
Tanpa memandang niodel teoretisnya, semua pendekatan kedua orangtua, salah satLl orangtua sangat dekat dengan anak
psikodinamik ditemukan atas dasar pemikiran bahrva ge.iala psiko- deirgan .ienis kelamin berbeda. Pada tipe keluarga lain, terdapat
tik memiliki makna pada skizofrenia. Pasien, sebagai contoh, suatu hubungan yang menyirnpang antara anak dengan salah satr"r
mungkin mengalami waham kebesaran setelah harga dirinya ter- orangtua yang rnelibatkan perebutan kekuasaan antarorangtua
luka. Senada dengan hal itu, semua teori mengakui bahwa keter- yang mengakibatkan dominansi salah satu orangtua.
kaitan antar manusia mungkin meniadi sesuatu yang menakutkan
pada orang dengan skizolienia. Meski penelitian rnengenai efekti- Krrunncn PrNcrnrrnru Sr,vru unN Prn,rausuHnru Sr,rau.
vitas psikoterapi pada skizofrenia menuniukkan hasil yang simpang Seperti yang diielaskan Lyman Wynne. beberapa keluarga rne-
siur, orang yang prihatin dan menawarkan belas kasihan serta nekan ckspresi emosional dengan cara terus-menerus mengguna-
perlindungan dalam dunia yang memusingkan ini harus rnenjadi kan komunikasi verbal berupa saling pengerlian semu atau per-
batu acuan pada semua renoana terapi menyeluruh. Studi tindak- musuhan semu. Pada keluarga semacam itu, terbentuk suatu
laniut.jangka panjang menuniukkan bahrva pasien yang mengubur komunikasi verbal yang unik. ketika anak meninggalkan rumah
1 0. Skizofren ia 155

dan harus membina hubungan clengan orang lain, dapat timbul Tabcl 1 0-2
masalah. Komunikasi verbal anak mun-ekin tidak dapat dipahami l(ritcria Diag,nr:stik DSM-l V-I'R Skizofrerria
orang luar.
A. Cejala karakle ristik: L)ua (atau lebih) poin berikut, rnasing-
masing ierjadi dalarl porsi w,aktu yang signifikan selama
Emost vnnc DlrxspnrstxnN. Orang tua alau pcngasuh lain periode 1 bulan (atau kurang bila telah bcrhasil diobati):
mungkin berperilakLr dengan kritik. permusuhan, clan terlalu ter' (lr waltanr
libat terhadap orang dengan skizolrenia. Banl,ak studi 1'ang rncrrg- (21 halusinasi
(3) bicarr k.rcau tcllr., sering rnclanlur ,rtau inkoherensi)
indikasikan bahrva pada keluarga dcngan tingkat enrosi lang
(4) pciilaku y;!ng sangat kacau atau katatonik
diekspresikan (seringkali disingkat dengan EF.. Etpressetl (5) gejala negatif, yi., alel<tif rnendatar, alogia, atau
Emotion) yang tinggi, angka relaps skizofienianya linggi. Peng- kehilangan nrirrat
kajian enrosi yang diekspresikan nrencakup analisis hal,vang di- Catatan: Hanya dibutulrl<.rn srtu gcjala Kriteria A bila wahamnya
katakan maupun sikap saat mengatakannya. bizar atau halusinasinva terdiri atas suara yang terus-menerus
nremberi l<ornentrr 1.'1113rlap perilaktr .rtau pikiran pasien, atau
dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakap.
Teori Sosial. Se.jurnlah teori menl'atal<an bahrva inclustri-
It. DisfttnB:i s, ;ial/ukrtl,.t<nr,,t/: 5el;rma su;rf u porsi lryak{u yang
alisasi dan urbanisasi terlibat dalam kausa skizolrenia. Walaupr:n signifil<an sejak arvitan gangguan, terdapat satu atau lebih area
tcrcllpar bebcrapa dilta )ilng rrrendukrrng tcoli scnracarrr irri. sllcs fungsi lrtama, seperti pekerjaan, hubungarr interpersonal, atau
tersebut kini dianggap memiliki ef-ek utama tcrhadap u,aktu perawatan diri, yang berarla jar,rh di barvah tingl<atan yang
munculnya arvitan dan keparahan penval<it. telah dicapai sebelunr awitan (atau apabila awitan terjadi pada
nnsa karnL-karrrk Il.rLr rcrrrrja, kegag.rlarr nrenc"rpli tingkat
pencapaian irrterpersonal, akademik, atau okupasional ying
DIAC NOSIS diharapkan).
C. Durasi: Tanda kontinr-r gangguan berlangsung selama
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR tercantum dalam 'lhbcl 10 2. sclirl.rknya b hrrlan. I.eriode 6 hul;rn ini lrarris nrencakup
Adanya halusinasi atau rvaham tidak rnutlak untuk diagnosis selidaknv.r 1 bulan gcj,rla l.rtau I<ulang bil.r telalr berh.rsil
skizolicnia; gangguan pada pasien didiagnosis sebagai skizolrenia diobati) yang nrcrnenuhi Kriteria A (yi., gejala fasc aktii) dan
drpat mcncrl,trp pcrioilc gcj.rl,r prodrornrl ,rt,:u residual.
apabila pasien menunjukkan dua gejala y,ang tcrdaliar scbagai
Scl;nrr pcriodc gejat.r pr,,drornal atau rc:idrrrl ini, tarrda
geiala 3 sampai 5 pada KriteriaA. Kriteria B rnerrbutuhkan iicla-
gangguan dapat bernranifcstasi scbagai gejala negatif saja atau
nya hencla-va lungsi, n.reski tidak menburLrk, yang lanrpal< se larna dua atau lebih gejala yang terdaftar dalarr Kriteria A yang
fase aktif penyakit. Ge.jala harus bellangsung selama paling tidak nrr"rncul rJalam be rrtuk yang lebih lenrah (cth., I<eyakirran aneh,
6 bulan dan cliagnosis gangguan skizoal'ektiiatau gangguarr rrood pengalrntln pcrscnluil yang I idal< I,rzir rr).
harus disingkirkan. Setidaknl'a salah satr-r hal bcrikut harus ada: D. Lksktu:i gangguan ntooJ dan skizoar'eLtil Canggu,rn
(l) genia pikiran (thought echo), insersi atau penarikan pikiran, skizoafeklif drrr garrgguan nrood clengan cirl p;ikotik telrh
disingkirkan baik karcna (1) t;dak aclan episode dcpresif
atau siar pikiran; atau (2) rvalram kendali, pengarr-rh, atau pasivitas:
manik, atau campuran nrayor yang terjadi bersanraan dengan
(3) suara-suara halusinasi Yang terus-menerus lllcngomr-ntari gejala fase aktif; nraupun (2) jika episode mood terjadi selama
perilaku pasien atau saling rr-rendiskusikan pasien. atau suara gejala fase aktif, durasi totaln,va rclatif sinekat dibanding durasi
halusinasi lain yang berasal dari bagian tubuh tcrtentu: dan (4) periocle aktif dan rcsidual.
rvaham perislen .jcnis lain vang secala budal'a tidak sesuai cirit-t E. Eksk/usi kondisi medis urnurn/zaL: Cangguan tcrsebut tidek
sangat tidak n-rasuk akal (cth.. merasa mampLl rrengendalikan disebabkan cfck fisiologis langsung suatu zat (cth., obat yang
disalalrgurraL;n, obat rrredist ,rtau kondisi rncdis umunr.
cuaca alau berkomunikasi dengan makhluk dari dunia lain).
F. Huburryan dengan g,angguan perkembang.rn pervasil: lika
Diagnosis .juga dapat ditegakkan bila setidtrknl'a dua hal terdaprt riwryal gangguan ,ruListik dt.ru gangguan per-
berikut ada: (l) halusinasi persisten dalarn moclalitas apapun, bila kcrnbangan perv,rsiI lainrrl a, diagnosis t.rrnbahan skizofrenia
terjadi setiap hari selama sckurangnya I bulan, atau bila disertai hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang promincn luga
rvaham (yang mungkin mengambang atau baru separuh ter- lcrdapat sclama setidrkny.r satu bulan (atau kurang bila telah
bentuk): (2) neologisme, .jeda atau interpolasi dalanr arr-rs pikir berlrasildiobalil.
K/a*i/iA.rsl perj al ar an penr eAit longi r u ct i n al (chp,rt cliterapkan
t
yang mengakibatkan inkoherensi atar: pembicaraan 1'ang tidak
hanya setelah sekurangnya 1 tahun berlalu sejak awitan awal
relevan; (3) perilaku katatonik, scpcrti eksitasi, postur atau fleksi- gej.rla f,rse aktii):
bilitas serea, negativisme. rrutisme, dan stupor; scrta (4) gejala Episodik dcngan gejala residual antarepisode (episode
negatif, seperti apati vang nyala, miskin isi perrbicaraiin. clan dideii nisikan sebaga i kenruncu lan kernbal i gejala psikoti k
respons emosional tumpul serta ganjil (harus clitegaskan bahri,a pronrinen); juea rlnci apakah: dengan geiala negatif prominen
hal ini bukan disebabkan depresi atau pengobatan antipsikotik). Episodik tanpa gejala resiclual antarepisocle
Berkelanjutan (gejala psil<otil< prorninen terdapat selanra selLrruh
periocle pengarnatan); juga rnci apakah: dengan gelala negatif
Subtipe promrnen
Episode tunggal rcmisi parsial; juga rlnci apakah: dengan gejala
DSM-lV-TR mengklasifikasi subtipe skizofrenia sebagai pira- neg,rtif prominerr
noid, hebclrenik, katatonik, tak terdilcrcnsiasi. dan residual tpisodc lunggal remisi scmpurna
(Tabel l0-3), tcrutama berdasarkan presentasi klinisnya. Subtipe Pola lain atau yang tidak terdefinisikan

tersebut tidak secara crat berhubungan dengan prognosis yarrg Dari American Psychiatric Associatior.r. Diagnostic and Statistical
berbeda; .untuk diferensiasi semacam itu, lcbih baik diperiksa .. Manual of Mental Disorders. ,trth ed. Text rev. Washington, DC:
American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.
prediktor prognosisnya yang spesihk (Tabcl 10-4) Sebaliknl'a.
156 10. Skizofrenia

Tabel 10-3 Tabel 10-4


Kriteria Diagnostik DSM-lV-TR Subtipe Ciri untuk Mempertimbangkan Prognosis Ilaik
Skizofrenia hingga Buruk pada Skizofrenia

Tipe Paranoid Prognosis Baik Prognosis Iluruk


Tipe ski2ofrenia yang memenuhi kriteria ber!kut. :

A. Preoklrpasi lerhadap satu.atau lebih waham atau halusinasi Awitarr Iambat Awitan rnuda
auditorik yang sering Ada faktor presipitasi yang jelas Tidak ada faktor presipitasi
B, Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicaia kacau, Alvitan akut Awitarr insidius
t<acau at4u ktt4lgnlk, atau afk dalal atau tldak Riwayat sosial, seksual, dan Riwayat sosial, seksual, dan
ffiu pekerjaan pramorbid baik peker.jaan pramorbid buruk
Tipe Hebefrenik(Disorgalized) , ,r ,
Cejala gangguan mooc! Perilrl.,u autistik, nrenarik dtri
berikut:
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria ' r'
(terutanra gangguan depresif)
A. Semua hal di bawah ini prominen: Menikah Lajang, cerai, atau rnenjanda/
(l ) bicara kacau clr,rda
(2) perilaku kacau Riwayat keluarga dengan liiwayat keluarga dengan
(3) afek dalar atau tidak sesuai gangguan noocl skizofrcnia
B. Tidak memenuhi kriteria tipe katatonik Sistern perrdukung baik Srstem pendukung br,rruk
Tipe Katatonik Cejala positif (,ejala negatif
Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didonrinasi setidaknya Tanda dan gejala neurologis
dua hal berikut, Riwayat traunra perinatal
(1 ) imobilitas molorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi Tanpa rcmisi dalarn 3 tahun
(ternrasuk fleksibilitas serea) atau stupor Berulangkali relaps
(2) aktivitas motorik yang berlebilran (yaitu yang tampaknya tidak Riwayat melal<ukan tindakan
bertujuan dan tidak dipengaruhi stimuluS eksternal) penyerangan
(3) negativisme ekstrim (resistensi yang tampaknya tak bermotif
terhadap semua instruksi atau dipertahankannya suatu postur
rigid dar:i usaha rnenggerakkan) atau muiisnre
(4) keanehan gerakan volunter sebagaimana diperlihatkan oleh sugestif untuk tipe hebefrenik atau kalatonik. Secara klasik,
pembentukan postur (secara volunter menempatkan diri skizofienialipe paranoid terulama ditandai clenean adanya *,aham
dalam poslur yang tidak sesuai atau bizarl, gerakan stereotipi,
ke.jar atau kebesaran. Pasien skizolienia parar-roid biasanya meng-
manerisme prominen, atau menyeringai secara prominen
alami episodc pertama pen),akit pada usia yang lebih tua diband ing
l5) ekolalia atau ekopraksia
Tipe Tak Terdiferensiasi pasien skizoficnia hebefrenik atau katatonik. Pasien yang skizo-
Tipe skizofienia yang gejalanya memenuhi Kriteria A, namun frenianya terjadi pada usia akhir 20-an atau 30-an biasanl'a telah
tiddk mernenuhi kriteria tipe paranoid, hebefrenik, atau merniliki kehidupan sosial yang mapan yang clirpat membantu
katatonik. mengatasi penvakitnya, dan surnber ego pasieu paranoid cende-
Tipe Residual rung lebih besar dibanding pasicn skizofrenia katatonik atau
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut: ' hebclrenik. Pasien skizol'rcnia tipe paranoid menunjukkan regresi
A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, kemampuan mental, respons emosional. dan perilakLr yang lebill
serta perilaku sangat kacau atau katatonik.
ringan dibandingkan pasien skizofrenia tipe lain.
B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagainrana
diindikasikan oleh adanya gejala negatif atau dua atau lebih Pasien skizofrenia paranoid biasanya tegang, mudah curiga.
gejala yang tercantum pada Kriteria A untuk skizofrenia, yang berjaga-jaga, bcrhati-hati, dan terkadang bcrsikap bermusuhan
tampak dalam bentuk yang lebih lemah (cth., keyakinan atar-r agresil namun mere ka kadang-kadang dapat mengendalikan
aneh, pengalaman perseptual tak lazim). diri mereka secara adekuat pada situasi sosial. Irrtelegensi ntereka
Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical dalam area yang tidak dipengaruhi psikosisnya cenderr:ng tetap
Manual of Mental Disorders. 4th ed, Text rev. Washington, DC: uruh.
American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.

Scorang pria lajang, peugangguran. berusia 44 tahun di-


baua ke ruang gawat darurat olch polisi karena menyerang
revisi kesepuluh International Statistical Classificution of
seorang wanita lansia di gedung apartemennya. la mengeluh-
Diseases and Relatetl Health Problens (lCD-10) mer.rggunakan
kan bahrva wanita yang diserangnya adalah Seorang pelacur
sembilan subtipe: skizofrenia paranoid. hebclienia, skizofrenia
dan bahwa wanita tersebut dan f'yang lainnya" pantas lnen-
katatonik. skizofrenia tak terdif-erens iasi, depresi pascaskizofien ia,
dapatkan lcbih daripatla yang tclah dilakukannya aras apa
skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia lain, dan
yang mereka timpakan padanya.
skizofrenia YTT, dengan delapan kemungkinan untuk meng-
Pasicn tersebut telah sakit secara terus-menerus sejak
klasifikasi perjalanan gangguan tersebut, berkisar dari kontinu
usia 22. Selama tahun pertamanya di fakultas hukum, ia ber-
hingga remisi sempurna.
angsur-angsur menjadi semakin yakin bahwa teman-tcman
sekelasnya mengolok-oloknya. Ia mcmcrharikan bahrva mereka
Tipe Paranoid. Skizofrenia tipe paranoid ditandai dengan akan rnendengus clan bersin saat ia memasuki ruang kelas.
preokupasi terhadap salu ?rtau lcbih rvaharn atau halusinasi
Ketika gadis yang dipacarinya memutuskan hubungan cle-
auditorik yang sering serta tidak adanya perilaku spesilik yang
10. Skizofrenia 157

ngannya, iayakin bahwa gadis tersobut telah ditukar dengan dibuat untuknya, la menyadari usaha yang keras terscbut clan
seseorang yang mirip dengannya. la menelepon polisi dan me- bahwa'Jutaan dolar': telah dilibatkan untuk menjaganya tctap
minta bantuan mereka unluk memecahkan masalah "pen- dalam pengawasan. Ia terkadarrg mcnganggap scmua itu rnc-
culikan" lersebut. Kinerja akademiknya di kampus menurun rupakan bagian suatu percobaan besar untuk mcrrentukan
secara dramatis dan ia diminta mengundurkan diri scrta men- rahasia intelegensinya yang superior.
cari bantuan psikialrik. Srat warvancara. pasien bcrdrndan rapi. tJan pembicara-
Pasien kemudian memperoleh pekerjaan sebagai pena- annya koheren serta mengarah ke tujuan. Afeknya, sebagian
sehat investasi di sebuah bank, yang dipertahankannya selama besar, hanya menumpul ringan. Ia pada awalnya maral kcpada
7 bulan. Meski dem ikian. ia semak in sering mendapat "sinyal" polisi. Selclah bebcrapa minggu pengobatan dengan antipsiko-
yang mengganggu dari rckan kcrjanya. dan ia menjadi sc- tik yang tak mampu mengendalikan gc'.iala psikotiknya, ia di-
makin curiga serra menarik cliri. Saat itu. ia perlama kali me- pindahkm ke lasilitas jiLngka panjang dcngan rencana unluk
laporkan mendengar suara-suara, Ia akhirnya dipecat dan mcngatur suatu situasi hidup yang terstruktur untuknya.
segera setelah itu dirawat inap untuk pertama kalinya" pada
usia 24 tahun. Sejak saat itu ia tidak bekerja. D ISKUSI
Pasien telah dirrwat inap l2 kali; yang terlama adalrh Pcnyakit pasierr yang panjarrg tampaknya dinrulri derrgarr
selama 8 bulan. Namur, dalam 5 tahun belakangan ia hanya wahanr rujukan (teman-teman sekelasnya mengoloknya de-
pemah dirawat sekali. selama 3 minggu. SelamaiJirarvat inap ngar) cara mendengus clan bcrsin saat ia memasuki ruang
ia diberikan berbagai obat antipsikotik. Meski telah diresepkan kelas). Selama bertahun-tahurr, rvahamnya semakin bertam bah
pengobatan untuk rawat jalan. ia biasanya berhenti mengon- kompleks dan bizar (tetangga-tetangganya sebenarnya adalah
sumsi segerasgtelah keluar dari rumah sakit. Selain pertenluan aktor; pikirrnnya dipantau; mesin menaruh mimpi erotis l(e
makan siaig dua kali setahun dengan pamannya dan kontak dalam kepalanya). Sebagai tambahan, ia mengalam i halusinasi
dengan pekerja kesehatzur mental, ia sepenuhnya terisolasi se- promincn akan suara-suara yang menganggunla.
cara sosial. la tinggal sendiri dan nrenangani urusan keuangan Waharrr bizar dan halusinasi prominen merupakan ge.jalr
sendiri, termasiik warisan secukupnya. Ia membaca Wall Street psikotik karakleristik untuk skizolrenia. Diagnosis rlipastikan
Jottrna! setiap hari. Ia memasak dan hersih-bersih sendiri. dengan gangguan nyata lungsi bckcrja dan sosial scrla tidak ada
Pasien mempenahankan keyakinan bahwa aparterncnnya gangguan mood yu.rg berlangsung lanra clan tidak ada laktor
adalah pusat suatu sislcm komunikasi bcsar yang mencakup organik yang diketahui dapat menyebabkan' gangguan tersebut.
ketiga jaringan televisi utama, lingkungan rurnahnya. dan Scmua waiam dan halusinasi pasien tampaknya mclibat-
tampaknya ratusar "akor" di lingkungannya. Terdapat kamera kan suatu tenra tunggrl yai t u konspi rasi untu k ntcnggcnggun) a.
rahasia di aparternennya yang secara seksama memantau Wahan.r kejar yang tersistenratisasi tersebut-tidak adarrya
seluruh aktivitasnya. Saat ia menonton televisi, banyak kegiat- inkoherensi, asosiasi longgar, afek ciatar atau sangat tidak
an kecilnya (cth., bangun untuk pergi ke kamar mandi) dengan sesuai, atau perilakuyang sangat kacau atau katatonik-meng-
segera akan dikomentari langsung olch penyiar. Setiap ia indikasikan tipe paranoid. Skizofrenia, tipe paranoid, lebih
pergi ke luar, semua "aktor" tersebut telah diperingatkan untuk lrn jut digolongkan scb.rgni bcrkclun.jutan .jiku. seperti pada
selalu memantaunya: semua orang di jalan mcngarvasirtya. kasus irri. semua Iasc al,til'pcnyakit di masa lalu dan sckarang
Tetangganya mengoperasikan dua "mesin''i salah satunya ber- rnerupalian tipe paranoid. Prognosis tipe paranoid berkelan-
tanggungjawab untuk semua suara-suara tersebut kecuali si jutan lebih baik dibanding prognosis tipe hebefrenik dan tak
'joker", la tidak tahu secara pasti siapa yang mengendalikan terdiferensiasi. Ilahkan, pasien tetap berada dalam keaclaan
suara tersebut ('joker". pen.). yang hanya mengunjunginya baik meski menderita peni akit psikotik kronik: selarna 5
sesekali dan sringat lucu. Suara yang lain, yang sering ia tahun terakhir ia ntanrpu mcrawat dirinya sendiri.
dengar setiap hari, dihasilkan mesin itu. yang kadang-
kadang iaanggap langsung dioperasikan oleh tetanggayang ia
serang. Sebagai contoh, saat ia sedang memeriksa inveslasi- Tipe Disorga nized. Skizofrenia Lipe disorgancerl (sc-
nya, suara-suara yang "mengganggu" itu terus-menerus mem- belurrrrl'a disebut hebef'enilr) ditanclai dengan regresi nyata ke
beritahukan saham mana yang harus dibeli. Mesin lain di- perilaku primitif, tak terinhibisi, dan kacar"r sefta dengan tidak
sebulnya sebagai ''mesin mimpi". Mesin tersebut menaruh adanya ge.iala yang memenLrhi kriteria lipc katatonik. Arvitan
mimpi erotis ke dalam kepalanya. biasanya lenlang wanila subtipe ini biasanyadini, scbslurn usia25 tahun. I'asien hcbelicnik
berkulit hitam. biasanya aktil namun dalam sikap vang nonkonstruktif dan tak
Pasien memaparkan pengalaman tak lazim lainnya. Se- bertujuan. Cangguan pikir rncnoniol dan kontak dengan realitas
bagai contoh, baru-baru ini ia pergi ke toko sepatu 30 rnil dari
buruk. Penampilan pribadi dan perilaku sosial berantakan. respons
rumahnya dengan harapan memperoleh sepatu yang belum
emosional mereka tidak sesuai dan tarva rnercka sering meleclak
"diutak-atik". Namun, ia segera mendapati bahrv4 seperti tanpa alasan.jelas. Scringai atau meringis yang talt pantas lazinr
halnya semua sepatu yang dibeli, ada paku khusus yang di-
dijurnpai pada pasicn ini, yang perilakunya paling baik didcskrip-
letakkan di dasar sepatu untuk mL'ngganggunya. Ia mcrasa
sikan sebagai konyol atau tolol.
heran bahwa keputusannya mengcnai loko sepatu mana yang
akan didatanginya tclah diketahui oleh "pengganggunya" se-
belum ia Sendiii tahu akan hal itu, sehingga mereka memiliki
Tipe Katatonik. Skizofrenia tipe katatonik, 1,ang lazim di-
waktu untuk menaruh sepatu yang tclah diubah yang khusus .jumpai beberapa dckade lalu. kini telah .jarang di Eropa dan
Amerika lJtara. Gambaran klasik tilc katatonik adalah gangguan
158 1 0. Skizofren ia

menarik, ia tak banyak berkencatr. Gadis 1ain, yang bekerja di


kanlol yang santa. ntenceritakan kepada pasien mengenai
pria dan pcrcumbuan dan mulai rnemberi pengaruh besar
kepadanla, Cadis kcdua bcrkomunikasi dengannya dari
scbcrang ruaugan. Bahkan saat mereka pulang ke rumah di
malam hali. pasien mendapat pesan berupa suara yang
menyuruhnya melakukan sesuatu ha1. Kemudian mulai
tampak lukisan di dinding, sebagian besarjelek dan mengejek.
Luki san-lukisan tersebut memiliki nama-salah satunya di-
namakan perasaan malu, yang lain kesusahan, dan yang lain
lagi iri. Tcman sekantornya mengirimkan pesan padanya
untuk mcmukul dinding, memukul lukisan terscbul.
Pasien rnenjadi gclisah. bcrisik. dan tidak kooperatifdi
rumah sakit selama bcberapa minggu setelah ia datang, dan
membutuhkan sedasi. la diberi serangkairn rerapi koma
insulin, ranpa perbaikan signifikan ata"u terus-nrenerus. Ia
kemudiar.r diberikan beberapa rangkaian terapi elektrokon-
vulsiL yang juga gagal melnengaruhi proses skilolreniknya
ke clerajat yang signifikan. Sepuluh tahun kemudian. saar
tcrsedjr oblt antipsikotik. ia mcndapatkan larmakoterapi.
Mcskipun telah diberi sentua upaya rcrapeutik rersebut.
kondisinya selama bertal.run-tahun di rumah sakit jiwa tetap
berupa srupor katatonik kronik. ta nre mbisu dan prakris tanpa
spontaniftrs apapult. Ittu]liln mcrcspons tcrhadap perminf.aan
sederhana. la berrahalr path posisi sama selama bcrjarn-jam
atau duduk bcrgelung cli kursi. [ksprcsi wajahnya kaku dan
membatu. lAtas izin Robcrr Canero, M.D., Med.D.Sc.. dan
llcinz E. Lehmann. M.D..1
CAMI]AR 1O-1
Seorang pasien sl<izofrenil< l<ronil< bcrdiri clalarrr p.osisi katalcptik.
la mempcrtalranl<an posisi yang tidak ny,;1..n ini selanra bcrjarn, Tipe Tak Tcrdiferensiasi. Seringkali, pasien yang .jelas-
jam (Atas izin New York Academy of Mcdicine, r.!e\v V,Jrl(, l'lY.) .ie Ias skizolienik ticlak dapat cleneau rrudah climasukkan ke satu
atau tipc lain, DSM-lV-'l'R mengklasifikasi pasien ini sebagai
skizolicrria tipc trk Lcrdilt'rerr:irsi.

nyata fungsi motorili: ganggLriilr iiri tllplt ntencui'up stupor. Tipe Residual. Menurut DSM-IV-TR. skizolrenia tipe resi-
negativisme, rigiditas. eksrtasi. atau berposlur ((rbr l0 l). dual ditandai dengan bLrkti kontinu adanya ganggr-ran skizofienik
Kadang-kadang, pasien rrenitnjukkan perLrbahan \ang sangat tanpa serangkaian lengkap ge.iala aktif atau getala yang memadai
cepat arltara eksitasi clan stupor eksLrent. Garnbaran terl(ait nlc- runtuk rncme nuhi cliagnosis skizofienia tipe lain. Enrosimenumpul,
liputi stereotipi. mansrisme. dan flcksibilitas serea. lvlr-rtisme tcr- penarikan sosial. perilaku eksentrik. pemikiran tidak logis, dan
utama lazim diterrukan. Sclama stupor atau eksitasi katalonik, asosiasi longgar ringan, seringkali tampak pada tipe residual. Jika
pasicn memerlukan pengaivasan yang, i:crmat untLll( nrenoegalt terjadi rvaham atau halusinasi. biasanya.tidak prominen atau tidak
mereka rnenlakiti diri sendiri ataLl orang lain. Irerari'atan ntedis disertai afek 1,ang kuat.
rnungkirr diperlukan kalcna aclanva ntalnuliisi, kclelahan. hiper-
pireltsia. atau cedera -vang discbabkirrr cliri se ncliri.
Subtipe Lain
Pembagian subtipe skizofienia memiliki se.jarah yang sangat
Scorang wanila murla. lrjrrrg. bcrrrsilr 20 ttlrLrrr. dirrrr:uk- panjang; sl<ema pembagian subtipe lain terdapat dalam literatr.rr.
kan ke rumah sakit psikiatril< karera bcrlaltu kasar tcrhadap kirLrsusnya lite ratr-rr dari ncgara selain Amerika Serikat..
ofangtuanya, dipelliatikan tnelnandang ke ruang kosong de-
ngan ekspresi pcnulr. dln bcrlricarr ku olang ) ang icli tci lillirl.
Bouffde Ddlirante (Psikosis Dclusional Akut). Konsep
Ia pernah tcrlihat mengambil.postrrr' .rltnr arrclr. Pelrrl,icnm-
diagnostik Pcrancis ini berbettr clali clitgrrosis skizol}enia ter-
annya meniad; inliohclcn.
ulama dcngan clasar r-lurasi gc.jala kurang dari 3 bulan. Diagnosis
la dulun; a rnr'runrrkirn si:rr r; arr,: i,uik Ji S\ L r, kcrrru,li:,n
ini serupa ciengan ciiagnosis gangguan skizotl'enilbrm DSM-IV-
masuk ke sekolah bisnis clirn, sctaltun sebclun rnasuk rut'nah 'l'R. I(linisi Pcrancis melaporkan bahvna kurang lebih 40 persen
sakit, mulai bckerja di sebuah kantor s*bagai seoranq stcno-
pasicn ilcngan iliagnosis bot(Jde ddlirctnte mengalarni progresi
graler, Ia dulunya sehlu tarrrpak irutn:rl,.r. tl:in nt.ski crrkLrp
pcn)'akit clan akhirnya diklasi fi kasikan sebagai skizofrenia.
10. Skizofrcnia 159

.l
laten. Konsep skizofienia laten mucul pada suatu rvaktu Tabel 0-5
ketika para teoris memahami gangguan tersebut dalam terminologi Kriteria Penclitian DSM-lV-TR Gangguan
diagnostik yang luas. Saat ini. pasien harus mengalami penyakit Deterioratif Simpleks (Skizofrenia Simpleks)
mental yang sangat parah untuk dapat ditegakkan diagnosis skizo-
frenia, namun dengan konsep diagnostik skizofrenia yang luas, A. Tinrbulnya secara progresif dalam periode seklrrang-
kurangnya satu 1a[un iemua h.rl di bawah ini:
kondisi pasien yang mungkin pada saat ini tidak dianggap begitu
(1.t penururran nyala iungsi okupasional atau rkadcnrik
parah dapat didiagnosis sebagai skizolienia. Sebagai contoh. skizo-
(2) kemunculan berkala serta pendalamair gejala negatif
tienia laten merupakan diagnosis yang sering diberikan kepada seperti afek mendatar, alogia, dan avolition
pasien dengan apayang kini disebut sebagai gangguan kepribadian (3) hubungan (rapport) interpersonal yang buruk, isolasi
skizoid dan skizotipal. Pasien tersebut sesekali dapat menr-rn jukkan sosiai. atau perrarikan diri secara sosijl
perilaku aneh atau gangguan pikir namm tidak secara konsisten B. Tirlak pernalr terpenuhinya Kriteria A skizolrenia
menuniukkan manilestasi gejala psikotik. Dahulu, sindrom ir.ri C. Cejala tidak lebih mungkin discbabkan gangguan kepribadian
juga diistilahkan sebagai skizofrenia ambang. skizotipal atau skizoid, gangguan nrood, gangguan ansietas,
demensia, atau retardasi mental dan bukan disebabkan efek
Iisiologi tarrgsrirrg suatu zdt .rtau kondisi rneclis untum.
Oneiroid. Keadaan oneiroid rreru{uk kepada sualu keadaan
menyerupai mimpi ketika pasien mungkin menjadi sangat bingung Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical
dan tidak berorientasi penuh terhadap waktu dan ternpat. Istilah
Manual of tvlenlal Di,orclers. 4tlr ed. Text rev. W.rshingrorr, DC:
American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.
skizofrenik oneiroid digunakan untuk pasicn yang sangat dirasuki
pengalaman halusinasi hingga niencapai eksklusi keterl ibatannya
di dunia nyata. Bila terjadi suatu keadaan oneiroid, klin i si seyogi r-
nya memeriksa pasien secara seksama terhadap kemungkinan
simpang pengobatan antipsikotik yang biasa digunakan. Diag-
adanya kausa medis atau neurologis dari gejala tersebut.
nosis ini ticlak boleh ditegakkan bila diindLrksi z,atatau me rupakan
bagian gangguan ntood akibat kondisi medis ulnum. I(eadaan
Parafrenia. Istilah ini kadang-kadang digunakan sebagai dcpresil'ini ter.jadi pada hingga 25 persen pasien skizolrenia dan
sinonirn skizolrenia paranoid atau perjalar-rarr penyakit yang se- dikaitkan dengan peningkatan risiko bunLrh diri.
cara progresif memburuk maupun adanya sistem lvaham yang ter-
sistematisasi baik. Makna ganda istilah ini mernbuatnya menjadi
ti dak elektif untuk men gkonrun ikasikan inform asi.
Skizofrenia Awitan Dini. Minoritas kecil pasien nrenlur-
.jukkan manifestasi skrzofrcnia pada masa kanak-l<anak. Anak
s0macain ini arvalnva men imbr"rllian masalah d iagnostil<, terlltama
Skizofrcnia Pse udoneurotik. Aclakalanya. pasicn l iing dalarr cjiltre nsiasinya dari lctarrlasi mental dan ganggLlan autistik.
arvalnya mengalami ge.jala seperti ansietas- ibbia, obsesi, dan Studi tel'kiui ncnetapkan balt*,a diagnosis skizoficnil rnlsa
kompulsi, di kemudian hari menunjLrkkan ge.iala ganggLran pikir kanak-kanak dapat didasarkan pada ge.iala yang siuna dengan
dan psikosis. Pasien tersebut ditanclai dengan ge.iala panrnsietas.
l,ang digunakan untuk skizolicnia dervasa. Arvitan btasanya per-
panfobia, panambivalensi. clan kadang-kadang seksr"ralitas yang 'lahan. per.ialanirn penyakit ccndcrung kronik. dan prognosrs se-
kacau. 'l'ak seperti orang dengan gangguan ansietas. pasien pseudo-
bagian besar tidak begitu baik.
neurotik mengalami ansietas )'ang mengambang bebas yang
.larang menghilang. Dalam deskripsi klinis, pasieniarang menjadi
psikotik sccara nyata atau parah. Pasien semacam ini dalaur Skizofre nia Awitan Lambat. Sl<izolrenia au,itan lambat
secara klinis tidak clapat dibedakan dari skizofienia. namun me,
DSM-IV-TR kini didiagnosis mengalami gangguan kepribaclian
ambang.
miliki ar'vitan setelah usia 45 tahun. Kondisi ini cendcrLrng lebih
sering tampak pada rvanita dan.juga cenderung ditandai dcngan
predominansi gejala paranoid. Prognosisnya baik, dan pasien
Cangguan Deterioratif Simpleks (Skizofrenia Simpleks).
biasanya berespons baik terhadap pengobatan antipsikotik.
Gangguan deterioratil simpleks ditandai dengan hilangnva hasrat
dan ambisi secara perlahan dan bertahap. Pasien dengan gangguan
ini biasanya tidak menladi sangat psikotik serla tidak rnengalan.ri Kriteria Diagnostik Lain
halusinasi atau rvaham persisten. Gc.iala primcrnya adalah pena-
rikan diri dari situasi sosial clan situasi terkait-peker.jaan. Sindrom Berbagai klinisi pcneliti, 1,ang beberapa di antalanl,a telah cli-
ini harus dibedakan dari depresi. fbbia, demensia, atau eksaserbasi sebutkan (contohn1,a. Langfeldt, Schncidcr, dan Jaspers), rne-
ciri kepribadian. Klinisi sebaiknya memastikan bahwa pasien luyusLrn kriteria sendiri untuk mendeskripsil<an gambaran esen-
benar-benar memenuhi kritcria diagnostik skizolrenia sebelum sial skizolrenia. DSM-lV- l-R paling banl,ak cligunakan para
menegakkan diagnosis ini. Gangguan dcterioratif simplcks tanrpil pcncliti.
scbagai kategori diagnostik pada apendiks DSM-lV-'lR ('fabcl
l0-5) yang rrenginclikasikan perlunya studi lebih lanjut.
Pengujian Psikologis
Gangguan Depresif Pascapsikotik pada Skizofrenia. LJmLunnya, pasien skizolrenia tampil secara scrupa layaknya
Setclah suatu episode skizofienia aliut, bcbcrapa pasien rncnjadi pasien garrggr.ran mental yang memiliki kausa neurologis. Data
depresi. Ce.jala gangguan depresi pascapsikotik pada skizolienia ini sejalan dengan ide bahiva skizoiienia adalah suatu penyakit
dapat sangat menyerr"rpai gejala skizofienia fase residual clan efek otak yang mengganggu fungsi normal berbagai kemampuan
160 10. Skizofrenia

kognitif. Pasien skizofienia biasanya r.nenunjukkan kiner.ia buruk Pembedaannya menyiratkan bahr.va tanda dan ge.jala pramorbid
pada serangkaian luas u.ii neuropsikologis. Kewaspadaan, ingatan, telah ada sebelum proses penyakit muncul dan bahwa tanda dan
dan forrnasi konsep paling terpengaruh serta konsisten dengan gejala prodromal merupakan bagian gangguan yang sedang ber-
keterlibatan patologi di korleks fiontotemporal. ke mbang. Pada rir.vayat prarnorbid skizoficnia yang tipikal namun
Pengukuran obiektif kinerja neuropsikologis, seperti rangkai- bukan tanpa pengecualian, pasien telah memiliki kepribadian
an Halstead-Reitan dan rangkaian Luria-Nebraska, sering menun- skizoid atau.skizotipal yang ditandai dengan sifat pendiam, pasil,
jukkan temuan abnormal, seperli disfungsi lobus temporal dan dan introverl; sebagai anak hanya memiliki beberapa orang teman.
frontal bilateral, termasuk hendaya atensi, waktu retensi, dan Remaja praskizofrenik mungkin tidak merniliki teman dekat dan
kemampuan memecahkan masalah. I(emampuan motorik juga pacar sefta menghindari olahraga kelompok. Mereka mungkin
terganggu, kemungkinan berkaitan dengan asimetri otak. menikmati menonton film dan televisi atau mendengar-
kan musik hingga rnenghindari aktivitas sosial. Se.iumlah pasien
Uji lntelcgcnsi. Saat sekelornpok pasien skizolrenia di- remaja dapat menunjukkan awitan akut perilaku obsesif-kompul-
bandingkan dengan kelompok pasien psikiatrik nonskizofrenik sif sebagai gambaran prodromal.
atau dengan populasi umum, pasien skizofrenik cenderung meng- Kesahihan tanda clan ge-jala prodromal, yang harnpir selalu
hasilkan skor uii intelegensi yang lebih rendah. Secara statistik, dikenali setelah diagnosis skizolrenia ditegakkan, bersifat tidak
bukti tersebut mengemukakan bahwa intelegensi rendah sering pasti; sekali skizofrenia clidiagnosis. kenangan retrospektif tanda
terdapat saat awitan, dan intelegensi dapat terus memburuk dan gejala akan terpengaruh. Meski demikian, walaupun rawat
seiring per.jalanan gangguan. Temuan lain berupa hendaya pem- inap yang pertama sering dianggap menandai dirrulainya gang-
belajaran dan ingatan, khususnya kemampuan mempertahankan guan, tanda dan gejala mungkin telah ada selama berbulan-bulan
atensi pada tugas visual dan rnotorik. bahkan bertahun-tahun. Tanda itu dapat dimulai dengan keluhan
gejala somatik, seperti nyeri kepala, nyeri punggung dan otot,
Uji Proyektif dan Kepribadian. Uji proyektif, seperti kelemahan, dan masalah pencernaan. Diagnosis awalnya dapat
lJji Rorschach dan UiiApersepsi Tematik (I/u entatic Apperception berupa kepura-puraan (malingering) atau gangguan somatisasi.
Iesl, TAT), dapat mengindikasi adanya ide bizar. Inventaris ke- Keluarga dan teman pada akhirnya dapat menyadari bahwa orang
pribadian, seperti Minnes ota Multip has ic P ers onal ity Inve nt ory tersebut telah berubah dan tidak lagi berfungsi baik dalam akti-
(MMPI), sering menunjukkan hasil abnormal pada skizofrenia, vitas personal, sosial, dan okupasional. Pada stadium ini, pasien
namun kontribusinya terhadap diagnosis dan perencanaan pena- dapat mulai menumbuhkan minat pada ide abstrak, filosofi, ilmu
nganan bersifat minimal. gaib, atau pertanyaan religius. Tanda dan gejala prodrornal
tambahan dapat mencakup perilaku sangat aneh, af'ek abnormal,
cara bicara tidak biasa, ide bizar, dan pengalaman perseptual yang
GAMBARAN KLINIS aneh.
Pembahasan tanda dan gejala klinis skizofrenia mencuatkan tiga
isu utama. Peftama, tidak ada tanda atau gejala yang patognomonik
Cejala Positif dan Negatif
untuk skizofrenia; tiap tanda atau gejalayang tampak pada skizo-
frenia dapat ter.ladi pada gangguan psikiatrik dan neurologis lain. Pada tahun 1980, T.J. Crow mengajukan klasifikasi pasien
Pengamatan ini bertentangan dengan opini klinis yang sering skizofrenik ke dalam tipe I dan II, berdasarkan ada atau tidaknya
terdengar bahwa tanda dan gejala tertentu bersilat diagnostik ge.jala positif (atau produktil) dan negatif (atau defisit). Walaupun
untuk skizofrenia. Oleh sebab itu. riwayat pasien esensial untuk sistem ini tidak diterima sebagai bagian klasifikasi DSM-IV-TR,
diagnosis skizofienia; klinisi tidak dapat mendiagnosis skizofre- pembedaan klinis kedua tipe tersebut secara signifikan meme-
nia hanya berdasarkan pemeriksaan status mental saja, yang hasi[- ngaruhi penelitian psikiatrik. Gejala positif mencakup r.vaham
nya dapat bervariasi. Kedua, gejala pasien dapat berubah seiring dan halusinasi. Gejala negatif meliputi afek mendatar atau
berjalannya waktu. Sebagai contoh, Seorang pasien mungkin menumpul, miskin bicara (alogia) atau isi bicara, bloking, kurang
mengalami halusinasi intermiten dan kemampuan yang beragam merawat diri, kurang motivasi, anhedonia, dan penarikan diri
untuk tampil secara memadai pada situasi sosial, atau gejala gang- secara sosial. Pasien tipe I cenderung memiliki sebagian besar
guan ntood yang signifikan dapat datang dan pergi selama per- gejala positif, struktur otak normal pada CT scan, dan respons
.ialanan penyakit skizofrenia. Ketiga, klinisi harus memper- relatifbaik terhadap pengobatan. Pasien tipe II cenderung meng-
timbangkan tingkat pendidikan pasien, kemampuan intelektual, alami sebagian besar gejala negatif, abnormalitas struktural otak
serta keanggotaan kultural dan subkultural. Kemampuan yang ter- pada CT scan, dan respons buruk terhadap terapi. Kategori ketiga,
ganggu untuk memahami konsep abstrak, contohnya, dapat men- disorganized, mencakup pembicaraan kacau (gangguan isi pikir),
cerminkan tingkat pendidikan pasien maupun intelegensinya. perilaku kacau, defek kognitif, dan defisit atensi. Nancy Anderson
Organisasi religius dan sekte rnungkin memiliki adat istiadat yang telah mempelajari gejala positif dan negatif secara mendalam.
tampak aneh bagi orang luar namun normal bagi mereka yang
berada dalam situasi kultural tersebut.
Pemeriksaan Status Mental

Tanda dan Cejala Pramorbid Deskripsi Umum. Penampilan pasien skizoi'renia dapat ber-
kisar dari orang yang sangat berantakan, menjerit-jerit. dan
Dalam rumusan teoretis mengenai perjalanan skizofrenia, tanda teragitasi hingga orangyang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam,
dan ge.jala pramorbid muncul sebelum t'ase prodromal penyakit. dan imobil. Di antara kedua kutub ini, pasien dapat bersifat
10. Skizofrenia 161

cerewet serta mungkin mempenontonkan postur bizar (Gbr. l0- HnlustrunstSrrursrrrtx. Halusinasi senestetik merupakan
l). Perilaku mereka dapat menjadi teragitasi atau kasar, yang sensasi tak berclasar akan adanya keadaan organ tubuh yang
tampaknya tanpa provokasi namun biasanya merupakan respons terganggu. Contoh halusinasi senestetik mencakup sensasi ter-
terhadap halusinasi. Sebaliknya, pada stupor katatonik, yang bakar pada otak, sensasi terdorong pada pembuluh darah, serta
sering disebut sebagai katatonia, pasien tampak tak bernyawa sensasi teftusuk pada sumsum tulang.
dan mungkin menuniukkan tanda seperti membisu, negativisme,
dan kepatuhan otomatis. Fleksibilitas serea, yang dahulu merupa- lrust. Sebagaimana dibeclakan dari halusinasi, i/asi merupa-
kan tanda umum katatonia, kinijarang ditemukan. Seseorang de- kan distorsi citra atau sensasi yang nyata, sementara halusinasi
ngan subtipe katatonia yang tidak terlalu ekstrim dapat menuniuk- tidak didasarkan pada citra atau sensasi yang nyata. Ilusi dapat
kan penarikan sosial yang nyata dan egosentrisitas, kurang terjadi pada pasien skizofrenik selama fase aktif, namun dapat
pembicaraan atau pergerakan spontan, serta tidak ada perilaku pula ter.jadi selama fase prodromal dan selama periode remisi.
yang bertu.juan. Pasien dengan katatonia dapat duduk tak bergerak Bila ilusi atau halusinasi terjadi, klinisi sebaiknya memper-
dan membisu di kursi, hanya merespons pertanyaan dengan timbangkan kemungkinan adanya kausa terkait zat untuk ge.iala
.jawaban singkat, dan bergerak hanya bila diarahkan. Perilaku tersebut, bahkan.j ika pasien telah didiagnosis .skizolrenia.
nyata lainnya dapat meliputi kekikukan yang aneh atau kekakuan
pergerakan tubuh, suatu tanda yang kini dianggap mengindikasi- Pikiran. Gangguan pikiran rnerupakan gejala yang paling
kan proses penyakit ganglia basalis. Pasien skizofrenia seringkali sulit dipahami banyak klinisi dan malrasiswa namun mungkin
tampil tidak rapi, tidak mandi, dan berpakaian terlalu tebal untuk menjadi gejala inti skizofrenia. Pembagian gangguan pikir men-
temperatur yang ada. Perilaku aneh lainnya mencakup tik, stereo- jadi gangguan isi pikir, bentuk pikir, dan proses pikir adalah salah
tipi, manerisme, dan, kadang-kadang, ekopral<sia, yaitu pasien satu cara menjernihkannya.
yang meniru postur atau perilaku pemeriksa.
lsrPtrtn. Cangguan isi pikir mencerminkan ide, kepercayaan,
PtnnsnlN Pnrxors. Se.jumlah klinisi berpengalaman me- dan interpretasi pasien terhadap rangsang. Waham, contoh gang-
laporkan adanya perasaan prekoks, yaitu suatu pengalaman guan isi pikir yang paling jelas, bervariasi pada skizofrenia dan
intuitif akan ketidakmampuan mereka untuk memban gun rapport dapat berbentuk kejar (persekutorik), kebesaran, religius, atau
emosional dengan seorang pasien. Meski pengalaman ini lazim somatik.
dijurnpai, tidak ada data yang mengindikasikan bahrva hal tersebut Pasien mungkin percaya bahr.va suatu entitas luar mengen-
merupakan kriteria yang sahih atau dapat diandalkan dalam dalikan pikiran atau perilakunya atau sebaliknya, bahrva diri
d iagnosis skizo lrenia. mereka mengendalikan peristiwa di luar dalam suatu cara yang
luar biasa (sebagai contoh, menyebabkan matahari terbit dan ter-
Mood, Perasaan, dan Afek.Dua gejala afektif yang umum benam atau mencegah ter.jadinya gempa bumi). Pasien mungkin
pada skizofrenia adalali menurunnya responsivitas emosional, mengalami preokupasi dengan ide-ide esoterik, abstrak, simbolik,
terkadang cukup parah hingga dapat disebut sebagai anhedonia, psikologis, atau filosofis yang intens dan meni,ita perhatiannya.
serta emosi yang tidak tepat dan sangat aktif seperti kemarahan, Pasien juga mungkin mengkhawatirkan kondisi somatik yang
kebahagiaan, dan ansietas yang ekstrim. Afek yang datar atau dikatakan dapat rrengancam nyawa namun bizar dan tidak masuk
menumpul dapat menjadi gejala penyakit itu sendiri, efek samping akal, seperti adanya makhluk luar angkasa di dalam testis pasien,
parkinsonian pengobatan antipsikotik, atau depresi, dan pem- yang mempengarul-ri kemarnpuannya rnempunyai anak.
bedaan gejala ini dapat menjadi suatu tantangan klinis. Pasien Frasa hilangnya batasan ego menggambarkan kurangnya
yang sangat emosional dapat menggambarkan kegembiraan kesadaran yangjernih akan di mana badan, pikiran, dan pengaruh
karena merasa omnipoten, kegembiraan religius, teror akan dis- diri pasien berakhir, serta di mana badan, pikiran, dan pengaruh
integrasi jiwanya, atau ansietas yang melumpuhkan mengenai objek bernyawa dan tidak bernyawa lain dimulai. Sebagai contoh,
kehancuran alam semesta. Nada perasaan lain mencakup ke- pasien mungkin berpikir bahwa orang lain, televisi. atau surat
bingungan, teror, perasaan terisolasi, ambivalensi yang berlebih- kabar membuat rujukan akan dirinya (ide rujukan). Ce.iala lain
an, serta depresi. (Gangguan depresif pascapsikotik pada skizo- hilangnya batasan ego meliputi perasaan bahwa pasien telah
frenia didiskusikan lebih lanjut pada Bagian 14.4.) berfusi secara fisik dengan suatu objek luar (contohnya, pohon
atau orang lain) atau bahwa pasien telah mengalami disintegrasi
Gangguan Perseptual. Panca indera yang manapun dapat dan berf'usi dengan semesta alam. Dengan keadaan pikiran seperti
dipengaruhi pengalaman halusinatorik pada pasien skizofrenia. ini, sejumlah pasien skizofrenia meragukan jenis kelamin atau
Meski demikian, halusinasi yang paling umum adalah auditorik, orientasi seksualnya. Ge.iala ini sebaiknya jangan dikelirukan
dengan suara-suara yang seringkali mengancam, bersifat cabul, dengan transvestisme, transeksualitas, atau homoseksualitas-
menuduh, atau menghina. Dua atau lebih suara dapat saling
bercakap-cakap, atau satu suara dapat mengomentari kehidup- BrNrux PIxtn. Gangguan bentuk pikir secara objektif dapat
an atau perilaku pasien. Halusinasi visual juga lazim, namun diamati pada bahasa tutur atau tertulis seorang pasien. Gangguan
halusinasi taktil, olfaktorik, dan gustatorik tidak biasa di-iumpai; ini mencakup asosiasi longgar, melantur, inkoherensi, tangen-
adanya halusinasi semacam itu seyogianya mendorong klinisi sialitas. sirkumstansialitas, neologisme, ekolalia, verbigerasi,
untuk mempertimbangkan kemungkinan gangguan neurologis word salad, dan mutisme. Meski asosiasi longgar dahulu disebut
atau medis yang mendasari yang menyebabkan keseluruhan patognomonik untuk skizofrenia, geiala ini.juga sering terdapat
sindrom. pada mania. Membedakan antara asosiasi longgar dan tangen-
162 10. Skizo{renia

sialitas dapat menjadi sulit bahkan untuk klinisi yang paling ber- membunuh seseorang, data yang tersedia mengindikasikan bahwa
pengalaman sekalipun. pasien semacam ini tidak lebih mungkin melakukan pembunuhan
dibanding anggota populasi umum. Saat seorang pasien skizo-
Pnosrs Ptrtn. Gangguan proses pikir menyangkut bagaimana frenia benar-benar melakukan pembunuhan, hal itu mungkin di-
suatu ide dan bahasa dirumuskan. Pemeriksa menyimpulkan lakukan dengan alasan yang aneh atau tak disangka-sangka yang
suatu gangguan dari apa dan bagaimana pasien berbicara, menulis, didasarkan pada halusinasi atau waham. Kemungkinan perkiraan
atau menggambar. Pemeriksa juga dapat mengkaii proses pikir dilakukannya pembunuhan adalah riwayat tindak kekerasan
pasien dengan mengamati perilakunya, terutama dalam mengerja- sebelumnya, perilaku berbahaya saat dirawat inap, dan halusinasi
kan tugas yang diskret, contohnya pada terapi okupasional. Gang- atau waham yang melibatkan kekerasan semacam itu.
guan proses pikir meliputi/ight of ideas, bloking pikiran, atensi
terganggu, miskin isi pikir, kemampuan abstraksi buruk, per-
Sensorium dan Kognisi
severasi, asosiasi idiosinkratik (sebagai contoh, predikat identik
dan asosiasi bunyi), overinklusi, dan sirkumstansialitas. Orientasi. Pasien skizofrenia biasanya berorientasi terhadap
orang, waktu, dan tempat. Tidak adanya orientasi semacam itu
lmpulsivitas, Kekerasan, Bunuh Diri, dan Pembunuhan. seyogianya mengharuskan kl inisi untuk menyelidiki kemungkinan
Pasien skizofrenia mungkin meniadi teragitasi dan memiliki adanya gangguan otak neurologis atau medis. Beberapa pasien
pengendalian impuls yang minim saat sedang sakit. Mereka juga skizofrenia mungkin memberikan jarvaban yang salah atau bizar
mungkin rnengalami sensitivitas sosial yang berkurang dan terhadap pertanyaan tentang orientasi, sebagai contoh, "Saya
tampak impulsif saat, contohnya. merebut rokok pasien lain, tiba- adalah Kristus; ini surga; dan sekarang tahun 35 M."
tiba mengganti saluran televisi. atau melempar makanan ke lantai.
Beberapa perilaku yang tampak impulsif, termasuk percobaan Memori. Memori, seperti yang diujikan pada perneriksaan
bunuh diri dan pembunuhan, mungkin merupakan respons ter- status mental, biasanya intak. Namun, terkadang mustahil me-
hadap halusinasi yang memerintahkan pasien untuk bertindak. minta pasien mengerjakan uji memori dengan baik agar kemampu-
annya dapat dikaji secara adekuat.
Krxrnnsnl. Perilakukekerasan(tidaktelmasukpembunuhan)
lazim dijumpai di antara pasien skizofienik yang tak diobati. Daya Nilai dan Tilikan. Secara klasik, pasien skizolrenia
Waham yang bersifat kejar, episode kekerasan sebelumnya, dan digambarkan rnerniliki tilikan buruk terhadap sifat dan keparahan
defisit neurologis merupakan faktor risiko perilaku kekerasan gangguannya. Hal yang disebut tilikan kurang dikaitkan dengan
atau impulsif. Penatalaksanaan mencakup pengob4tan antipsikotik buruknya kepatuhan terhadap pengobatan. Saat memeriksa pasien
yang sesuai. Penanganan darurat terdiri dari penahanan dan skizolrenik, klinisi sebaiknya menclefinisikan secara cermat ber-
pengucilan. Sedasi akut dengan lorazepam (Ativan), I sampai 2 bagai aspek tilikan, seperti kewaspadaan akan gejala, kesulitan
mg intramuskular, diulang tiap.i am bila perlu, mungkin dibutuhkan bergaul dengan orang, dan alasan atas masalah-masalah tersebut.
untuk mencegah pasien melukai orang lain. Bila seorang klinisi Informasi semacarn itu dapat bermanfaat secara klinis dalam me-
rnendapati dirinya ketakutan atas kehadiran seorang pasien ski- nentukan strategi pengobatan dan secara teoretis berguna untuk
zofrenik, hal itu seyogianya dianggap sebagai petunjuk internal memformulasikan area otak yang berperan dalam tilikan kurang
bahr.va pasien mungkin berada di ambang batas untuk melakukan yang diamati tersebut (contohnya, lobus parietal).
kekerasan. Pada kasus semacam itu, wawancara sebaiknya di-
akhiri atau dilakukan dengan disertai petugas yang siap sedia. Reliabilitas. Seorang pasien skizofrenia tidak kurang dapat
dipercaya dibanding pasien psikiatrik lain. Namun, sifat gang-
BuNun DInt. Kurang lebih 50 persen dari semua pasien guan tersebut mengharuskan pemeriksa untuk memeriksa kembali
skizofrenik mencoba bunuh diri, dan l0 sampai l5 persen pasien informasi yang penting dari sumber tambahan.
skizofrenia meninggal akibat bunuh diri. Mungkin faktor yang
paling tidak diperhitungkan yang terlibat dalam kasus bunuh diri
pasien ini adalah depresi yang salah didiagnosis sebagai afek
Temuan Neurologis
mendatar atau efek simpang obat. Faktor pemicu lain untuk bunuh Tanda neurologis yang terlokalisasi dan yang tidak terlokalisasi
diri mencakup perasaan kehampaan absolut, kebutuhan melarikan (uga dikenal sebagai tanda keras dan lunak bertw'utan) dilapor-
diri dari penyiksaan mental, atau halusinasi auditorik yang meme- kan ter.jadi lebih sering pada pasien skizofrenia dibanding pasien
rintahkan pasien membunuh diri sendiri. Faktor risiko bunuh diri psikiatrik lain. Tanda tak terlokalisasi meliputi disdiadokokinesia,
adalah kesadaran pasien akan penyakitnya, ienis kelamin pria, astereognosis, refleks primitif, dan berkurangnya ketangkasan.
pendidikan universitas, usia muda, perubahan perialanan penya- Adanya tanda dan gejala neurologis berkorelasi dengan mening-
kit, perbiikan setelah relaps, ketergar.rtungan pada rumah sakit, katnya keparahan penyakit, penumpulan afek, dan prognosis
ambisi yang terlalu tinggi, percobaan bunuh diri sebelumnya pada yang buruk. Tanda neurologis abnormal lain mencakup tik, stereo-
'awal
perjalanan penyakit, serta tinggal seorang diri. Di rumah tipi, menyeringai, terganggunya keterampilan motorik halus,
sakit, pasien sebaiknya dipantau secara ketat bila mereka ber- tonus motorik abnorrnal, dan gerakan abnormal. Satu studi me-
potensi bunuh diri. nemukan bahwa hanya sekitar 25 persen pasien skizofrenia yang
menyadari gerakan involunter abnormalnya dan bahwa kurangnya
PrMsuNuunN. Walaupun timbul perhatian sensasional yang kesadaran berkorelasi dengan kurangnya tilikan tentang gangguan
diberikan oleh media pemberitaan saat seorang pasien skizofrenia psikiatrik primer serta durasi penyakit. '
10. Skizofrenia 163

Pemeriksaan Mata. Selain gangguan pencarian okular pasien menunjukkan adanya gejala yang tak lazim atau jarang
halus (gerakan sakadik), pasien skizofrenia memiliki tingkat ber- maupun setiap variasi tingkat kesadaran. Kedua, klinisi sebaiknya
kedip yang meningkat. Peningkatan tingkat berkedip dianggap mencoba memperoleh rirvayat keluarga yang lengkap, termasuk
mencerminkan aktivitas hiperdopaminergik. Pada primata, ber- riwayat gangguan medis, neurologis, dan psikiatrik. Ketiga, klinisi
kedip dapat ditingkatkan oleh agonis dopamin dan dikurangi oleh sebaiknya mempertimbangkan kemungkinan kondisi medis non-
antagonis dopamin. psikiatrik, bahkan pada pasien yang sebelumnya didiagnosis
skizofrenia. Pasien skizofrenia memiliki kemungkinan yang sama
Pembicaraan. Meski gangguan bicara pada skizofrenia seperti pasien nonskizofrenik untuk mengalami tumor otak yang
(sebagai contoh, asosiasi longgar) secara klasik dianggap meng- menimbulkan gejala psikotik.
indikasikan suatu gangguan pemikiran, hal inijugadapat menanda-
kan suatu forme fruste (manifestasi penyakit yang atipikal dan Berpura-pu ra (M al i ngeri ng) dan
biasanya bersifat abortif, pen.) afasia, yang mungkin melibatkan
lobus parietal yang dominan. Ketidakmampuan pasien skizo-
Cangguan Buatan
frenik memahami atau mengatur intonasi pembicaraan.dapat di- Pada pasien yang meniru gejala skizofrcnia narnun sebenarnya
lihat sebagai suatu gejala neurologis gangguan lobus parietal tidak mengidap gangguan tersebut, berpura-pura atau gangguan
nondominan. Gejala lir-lobus parietal lain pada skizofrenia men- buatan mungkin merupakan diagnosis yang sesuai. Orang dapat
cakup ketidakmampuan mengerjakan tugas (yaitu, apraksia), dis- memalsukan gejala skizofrenik dan dirnasukkan serta dirawat di
orientasi kiri-kanan, dan kurangnya keprihatinan akan gangguan rumah sakit psikiatrik. Kondisi pasien yang sepenuhnya dapat
tersebut. mengendalikan produksi gejala mereka mungkin memenuhi
syarat untuk diagnosis berpura-pural pasien semacam ini biasanya
mempunyai suatu alasan hukum atau finansial yang.ielas untuk
Temuan.Fisik Lain dapat dianggap menderita sakit jiwa. Kondisi pasien yang tidak
Meningkatnya insidensi anomali fisik minor dikaitkan dengan terlalu dapat mengendalikan pemalsuan mereka akan gejala psiko-
diagnosis skizofrenia. Anomali semacaln ini, yang paling sering tiknya mungkin sesuai untuk diagnosis gangguan buatan. Meski
dikaitkan dengan tahap awal pertumbuhan janin dan embrio, demikian, sejumlah pasien skizofrenia dapat memalsukan keluhan
biasanya selama trimester pertama, dilaporkan terjadi pada 30 eksaserbasi gejala psikotik untuk memperoleh peningkatan ke-
sampai 75 persen pasien skizofrenia, dibandingkan 0 sampai l3 untungan pendampingan atau untuk dapat kembali dirawat inap
persen pada populasi umum. Sejumlah studi terkini mengesankan (Gangguan buatan merupakan subjek Bab l6t.
bahrva anomali tersebut lebih sering terjadi pada pria daripada
rvanita dan mungkin terkait faktor genetik, meski penyulit
Gangguan Psikotik Lain
obstetrik tidak dapat disingkirkan sebagai faktor kausatif. Me-
minum air secara kompulsif dapat terjadi pada beberapa pasien Gejala psikotik pada skizofrenia dapat identik dengan gangguan
yang dapat menghabiskan hingga l0 L per hari dan mengalami skizofreniform, gangguan psikotik singkat, gangguan skizoafektif,
hiponatremia. dan gangguan waham. Gangguan skizofrenifurnt berbeda dari
skizofrenia berupa ge.iala yang berdurasi setidaknya I bulan tapi
kurang dari 6 bulan. Gangguan psikotik singkat merupakan diag-
DIACNOSIS BANDING nosis yang sesuai bila gejala berlangsung setidaknya t hari tapi
kurang dari 1 bulan dan bila pasien tidak kembali ke keadaan
Gangguan Psikotik Sekunder fungsi pramorbidnya dalam waktu tersebut. Jika suatu sindrom
Serangkaian besar kondisi medis nonpsikiatrik serla berbagai zat manik atau depresif terjadi bersamaan dengan gejala utama skizo-
dapat menginduksi ge"iala psikosis dan katatonia. Diagnosis yang frenia, gangguan skizoafektifadalah diagnosis yang tepat. Waham
paling tepat untuk psikosis atau katatonia semacam itu adalah nonbizar yang timbul selama sekurangnya 1 bulan tanpa gejala
gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, gangguan kata- skizofrenia lain atau gangguan mood patut didiagnosis sebagai
tonik akibat kondisi medis umum atau gangguan psikotik ter- gangguan waham.
induksi zat. Manifestasi psikiatrik berbagai kondisi medis non-
psikiatrik dapat muncul pada alval perjalanan penyakit, seringkali
Cangguan Mood
sebelun.r berkembangnya gejala lain. Oleh sebab itu, klinisi harus
mempertimbangkan serangkaian luas kondisi medis nonpsikiatrik Diagnosis banding antara skizofrenia dan gangguan mood
pada diagnosis banding psikosis, bahkan pada keadaan tidak mungkin sulit dilakukan namun harus dibuat karena tersedianya
adanya geiala fisik yang nyata. Pasien dengan gangguan neuro- pengobatan spesifik dan elektif untuk mania dan depresi. Di-
logis umumnya lebih memiliki tilikan terhadap penyakitnya dan bandingkan durasi gejala prirner, gejala afektif atau mood pada
lebih menderita akibat gejala psikiatrik daripada pasien skizo- skizofrenia semestinya singkat. Sebelum membuat diagnosis
frenia. Fakta ini dapat membantu klinisi membedakan kedua skizofrenia yang terlalu dini, dan tanpa informasi tambahan selain
kelompok pasien tersebut. yang diperoleh dari satu pemeriksaan status mental sa.ia. klinisi
Saat mengevaluasi pasien dengan gejala psikotik, klinisi seyogianya menunda diagnosis akhir atau sebaiknya mengasumsi-
seyogianya mengikuti pedoman umum untuk mengkaji kondisi kan adanya gangguan mood. Setelah remisi dari suatu episode
nonpsikiatrik. Pertama, klinisi sebaiknya secara agresif mencari skizofrenik, beberapa pasien mengalami depresi sekunder atau
suatu kondisi medis nonpsikiatrik yang belum terdiagnosis ketika pascapsikotik. Pengobatan dengan inhibitor selektil ambilan
164 10. Skizofrenia

kembali serotonin (selective serotonin reuptalce inhibitor, SSRI) gangguan mood mayor, dan percobaan bunuh diri. Meski terdapat
atau antidepresan trisiklik diindikasikan pada situasi tersebut. gambaran yang kelam ini, skizofrenia tidak selalu memiliki per-
jalanan penyakit yang memburuk dan sejumlah faktor dikaitkan
dengan prognosis yang baik (Tabel 10-4).
Gangguan Kepribadian Angka pemulihan yang dilaporkan berkisar dari 10 sampai 60
Berbagai gangguan kepribadian mungkin memiliki sebagian persen, dan taksiran yang masuk akal adalah bahwa 20 sampai 30
gambaran yang sama dengan skizofrenia. Gangguan kepribadian persen dari semua pasien skizofrenik mampu menialani kehidupan
skizotipal, skizoid, dan ambang adalah gangguan kepribadian de- yang kurang lebih normal. Sekitar 20 sampai 30 persen pasien
ngan ge.iala yang paling mirip. Gangguan kepribadian obsesif- terus mengalami gejala sedang, dan 40 sampai 60 persen pasien
kompulsif yang parah dapat menyamarkan suatu proses skizo- tetap mengalami hendaya secara signifikan akibat gangguan ter-
frenik yang mendasari. sebut selama hidup mereka. Pasien skizofrenia memang memiliki
'lak seperti skizofrenia, gangguan kepribadian memiliki prognosis lebih buruk dibanding pasien dengan gangguan mood,
gejala ringan dan rirvayat terjadi seumur hidup pasien; gangguan meski 20 sampai 25 persen pasien gangguan mood .iuga meng-
ini iuga tidak memiliki tanggal awitan yang dapat diidentifikasi. alami gangguan yang parah pada tindak-lanjut.langka panjang.

PER'ALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS PENANCANAN


Tiga pengamatan tentang skizofrenia perlu diperhatikan saat
Perjalanan Penyakit
klinisi mempertimbangkan penanganan gangguan ini. Pertama,
Pola gejala pramorbid dapat menjadi bukti pertama adanya tanpa memandang kausanya, skizofrenia ter.jadi pada seseorang
penyakit meski makna gejala tersebut biasanya hanya dikenali dengan profil psikologis individu, keluarga, dan sosial yang
secara retrospektif. Secara karateristik, gejala bermula pada masa unik. Dua faktor-bagaimana pasien dipengaruhi gangguan itu
remaja dan diikuti munculnya gejala prodromal dalam hitungan dan bagaimana pasien akan terbantu dengan penanganannya-
hari sampai beberapa bulan. Perubahan sosial atau lingkungan, harus menentukan pendekatan penanganan. Kedua, banyak
seperti pergi jauh untuk kuliah, menggunakan zat, atau kematian peneliti menganggap bahwa angka ke.jadian bersama sebesar 50
sanak saudara, dapat mempresipitasi gejala yang mengganggu, persen untuk skizofrenia pada kembar monozigotik meng-
dan sindrom prodromal ini dapat berlangsung selama setahun isyaratkan bahwa terdapat faktor psikologis dan lingkungan
atau lebih sebelum awitan gejala psikotik yang nyata. yang tidak diketahui namun mungkin spesifik yang berperan
Perjalanan penyakit skizofrenia yang klasik adalah adanya dalam timbulnya gangguan tersebut. Oleh sebab itu, seperti hal-
eksrserbasi dan remisi. Setelah episode psikolik pertama. pasien nya agen farmakologis yang digunakan untuk mengatasi dugaan
berangsur-angsur sembuh dan kemudian dapat berfungsi relatif ketidakseimbangan kimiawi, strategi nonfarrnakologis harus
normal untuk waktu yang lama. Namun. pasien biasanya meng- dapat menangani masalah nonbiologis. Ketiga, kompleksitas
alami relaps dan pola penyakit selama 5 tahun pertama setelah skizofrenia biasanya membuat pendekatan terapeutik tunggal
diagnosis umumnya mengindikasikan perj alanan penyakit pasien. manapun tidak memadai untuk mengatasi gangguan multiaspek
Perburukan lebih lanjut dalam kemampuan dasar pasien untuk ini.
berfungsi mengikuti tiap relaps psikosis. Kegagalan untuk kem- Meski obat antipsikotik tetap merupakan penanganan utama
bali ke kemampuan dasar untuk berfungsi setelah relaps ini me- skizofrenia, penelitian telah menemukan bahwa intervensi psiko-
rupakan pembeda utama antara skizofrenia dengan gangguan sosial, termasuk psikoterapi, dapat mempercepat perbaikan klinis.
ntood. Kadang-kadang, depresi pascapsikotik yang teramati se- Modalitas psikososial sebaiknya diintegrasikan secara seksama
cara klinis terjadi setelah suatu episode psikotik, dan kerentanan ke dalam regimen terapi obat dar.r sebaiknya mendukung terapi.
pasien skizofrenik terhadap stres biasanya berlangsung seumur Sebagian besar pasien skizofrenia akan lebih diuntungkan dari
hidup. Gejala positifcenderung menjadi kurang parah seiring ber- penggunaan kombinasi obat antipsikotik dan penanganan psiko-
jalannya waktu, namun gejala negatif atau defisit yang melumpuh- sosial dibanding masing-masing penanganan tersebut secara
kan secara sosial dapat meningkat keparahannya. tersendiri.
Meski kurang lebih sepertiga pasien skizofrenik memiliki
eksistensi sosial yang terintegrasi atau marginal, sebagian besar
memiliki kehidupan yang ditandai dengan ketiadaan tujuan, Rawat lnap
inaktivitas, sering dirawat inap, dan, pada situasi urban, ketuna- Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostik,
uu ismaan serta kem iskinan. untuk stabilisasi pengobatan, untuk keamanan pasien karena
adanya ide bunuh diri atau pembunuhan, serta untuk perilaku
yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya, termasuk ketidak-
Prognosis
mampuan mengurus kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa selama periode 5 dan papan. Membangun hubungan yang efektif antara pasien
sampai l0 tahun setelah rawat inap psikiatrik yang pertama untuk dan sistem pendukung komunitas merupakan tujuan utama
skizofrenia, hanya sekitar I 0 sampai 20 persen pasien yang dapat rawat inap. Aspek lain penatalaksanaan klinis mengalir secara
dideskripsikan memiliki hasil akhir yang baik. Lebih dari 50 logis dari model medis penyakitnya. I(arena dokter prihatin
persen pasien dapat digambarkan memiliki hasil akhir yang akan rehabilitasi dan penyesuaian pasien, mereka harus mem-
buruk, dengan rawat inap berulang, eksaserbasi geiala, episode pertimbangkan disabilitas spesifik saat merencanakan strategi
10. Skizofrenia 165

penanganan. Dokter juga harus mengedukasi pasien dan kelu- sama efektifnya dengan haloperidol untuk gejala positif skizo-
arga serta pelaku rawat tentang skizofrenia. frenia, secara unik efektif untuk ge.jala negatif, dan lebih sedikit,
Rawat inap mengurangi stres pasien dan membantunya me- bila ada, menyebabkan ge.iala ekstrapiramidal. Beberapa SDA
nyusun aktivitas harian. Keparahan penyakit pasien serta keter- yang telah disetu.iui di antaranya adalah klozapin, risperidon,
sediaan fasilitas rawat jalan menentukan lamanya rawat inap. olanzapin (Zyprexa), sertindol, kuetiapin, dan ziprasidon. Obat-
Penelitian menunjukkan bahwa perawatan jangka pendek 4 obat ini tampaknya akan menggantikan antagonis reseptor dopa-
sampai 6 minggu sama efektifnya dengan rawat inap jangka min sebagai obat lini pertama untuk penanganan skizofrenia.
panjang dan bahwa situasi di rumah sakit dengan pendekatan peri-
laku aktif memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan insti- PntNstp Trnnprunx. Penggunaan obat antipsikotik pacla ski-
tusi pemeliharaan. zofrenia seyogianya mengikuti lima prinsip utama.
Rencana penanganan di rumah sakit seyogianya berorientasi
ke masalah praktis perawatan diri, kualitas hidup, pekeriaan, dan l. Klinisi sebaiknya secara cermat menentukan gejala target
hubungan sosial. Selama dirawat inap, pasien sebaiknya dikoor- yang akan diobati.
dinasikan dengan fasilitas pascaperawatan termasuk rurnah kelu- 2. Obat antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu
arga, keluarga angkat, panti perawatan, dan rumah singgah. Pusat bagi seorang pasien sebaiknya digunakan kembali. Bila tidak
rawatjalan dan kunjungan rumah oleh konselor terkadang dapat ada informasi semacam itu, pilihan antipsikotik biasanya di-
membantu pasien untuk tetap tinggal di luar rumah sakit selama dasarkan pada profil efek simpang. Data yang kini tersedia
periode yang lama serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan mengindikasikan bahwa SDA rnungkin menawarkan profil
harian mereka. efek simpang yang superior serta kemungkinan kemanjuran
yang superior.

Terapi Biologis
3. Lama minimum percobaan antipsikotik adalah 4 sampai 6
minggu pada dosis adekuat. Bila percobaan tidak berhasil,
Farmakoterapi. Pengobatan antipsikotik, yang diperkenal- obat antipsikotik yang berbeda, biasanya dari kelas yang ber-
kan awal tahun 1 950-an, telah merevolusi penanganan skizofrenia. beda, dapat dicoba. Meski demikian, reaksi tidak menyenang-
Kurang lebih dua sampai empat kali lipat pasien mengalami kan pada pasien terhadap dosis peftama obat antipsikotik
relaps bila diobati dengan plasebo dibandingkan mereka yang di- secara kual berkorelasi dengan respolls yang buruk dan ke-
obati dengan obat antipsikotik. Namun, obat-obat ini hanya meng- tidakpatuhan di masa depan. I,engalaman negatif dapat men-
atasi ge.jala gangguan dan tidak menyembuhkan skizofrenia. cakup perasaan negatifsubj ektifyang gan i i l, sedasi berlebihan,
Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama: antagonis atau reaksi distonik akut. Bila teramati ada reaksi arval yang
reseptor dopamin (cth., klorpromazin [Thorazine], haloperidol negatif dan parah, klinisi dapat mempertimbangkan untuk
[Haldol]), dan SDA (cth., risperidon [Risperdal] dan klozapin). beralih ke obat antipsikotik yang berbeda dalam waktu kurang
Obat-obatan ini dibahas secara detil di Bab 32. dari 4 minggu.
4. Secara umum, penggunaan lebih dari satu obat antipsikotik
ANrncottts Rrsrpron Dopn,vlN. Antagonis reseptor dopa- pada satu waktu adalahjarang, kalaupur.r pernah, diindikasikan.
min efektif dalam penanganan skizofrenia, terutama terhadap Namun, terutama pada pasien yang resisten pengobatan,
gejala positif (contohnya, waham). Obat-obatan ini memiliki dua kombinasi antipsikotik dengan obat lain-contohnya, karba-
kekurangan utama. Pertama, hanya persentase kecil pasien (ke- mazepin (Tegretol)-mungkin diindikasikan.
mungkinan 25 persen) yang cukup terbantu untuk dapat memulih- 5. Pasien sebaiknya dipertahankan pada dosis obat efektilyang
kan fungsi mental normal secara bermakna. Sebagaimana tercatat serendah mungkin. Dosis rumatan seringkali lebih rendah
sebelumnya, bahkan dengan pengobatan, sekitar 50 persen pasien daripada yang digunakan untuk mencapai pengendalian
skizofienia tetap menjalani kehidupan yang sangat terganggu. Ke- gejala selama episode psikotik.
dua, antagonis reseptor dopamin dikaitkan dengan efek simpang
yang mengganggu dan serius. Efek yang paling sering menganggu Pn,rarntxsanN Awar.Meski terdapat ef'ek neurologis yang
adalah akatisia dan gejala lir-parkinsonian berupa rigiditas dan menganggu dan bayangan kemungkinan adanya diskinesia tarda,
tremor. Efek yang potensial serius mencakup diskinesia tarda dan obat antipsikotik sangat aman, terutama bila diberikan dalam
sindrom neuroleptik maligna. periode yang relatifsingkat. Oleh sebab itu, dalam situasi darurat.
klinisi dapat memberikan obat tersebut, kecuali klozapin, tanpa
ANrncoNrsSrnoroNrN-DopAMrN (SDA). SDA menim- melakukan pemeriksaan fisik atau laboratorium terhadap pasien.
bulkan gejala ekstrapiramidal yang minimal atau tidak ada, ber- Namun, pada pengkajian biasa, klinisi sebaiknya memiliki hasil
interaksi dengan subtipe reseptor dopamin yang berbeda di- darah perifer lengkap disertai indeks sel darah putih, uji fungsi
banding antipsikotik standar, dan memengaruhi baik reseptor hati, dan elektrokardiogram, terutama pada wanita berusia 40
serotonin maupun glutamat. Obat ini juga menghasikan efek tahun ke atas dan pria di atas 30 tahun. Kontraindikasi utama obat
simpang neurologis dan endokrinologis yang lebih sedikit serta antipsikotik adalah (l) rirvayat respons alergi yang serius, (2)
lebih efektif dalam menangani ge.iala negatif skizofrenia, contoh- kemungkinan bahr.va pasien telah menelan zat yang akan ber-
nya, penarikan diri. Obat yang juga disebut sebagai obat anti- interaksi dengan antipsikotik untuk menginduksi depresi sisten.r
psikotik atipikal ini tampaknya efektif untuk pasien skizofienia saraf pusat (sebagai contoh, alkohol, opioid, opiat, barbiturat,
dalam kisaran yang lebih luas dibanding agen antipsikotik anta- atau benzodiazepin) atau delirium kolinergik (contohnya, obat
gonis reseptor dopamin yang tipikal. Golongan ini setidaknya yang mengandung atropin, skopolamin, dan mungkin fensiklidin),
166 1 0. Skizofren ia

(3) adanya abnormalitas jantung yang berat, (4) risiko tinggi dapat dikembangkan, bedah psikis tidak lagi dianggap sebagai
mengalami kejang akibat kausa organik atau idiopatik, dan (5) penanganan yang tepat. Namun, hal ini dipraktikkan dalam basis
adanya glaukoma sudut sempit bila akan menggunakan obat eksperimental terbatas, untuk kasus parah yang membandel.
antipsikotik dengan aktivitas antikolinergik yang signifikan.
Terapi Psikososial
PrNlNcRNlru PrNvnrtr Rrrnnxrrn. Pada keadaan akut,
hampir semua pasien pada akhirnya merespons obat antipsikotik Terapi psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkat-
dosis berulang-tiap 1 sampai 2 jam melalui pemberian intra- kan kemampuan sosial, kecukupan diri, keterampilan praktis, dan
muskular atau tiap 2 sampai 3 jam per oral. Benzodiazepin komunikasi interpersonal pada pasien skizofrenik. Tui uannya ada-
kadang-kadang diperlukan untuk sedasi pasien lebih lanjut. Ke- lah memungkinkan seseorang yang sakit parah untuk membangun
gagalan pasien merespons pada keadaan akut seyogianya menye- keterampilan sosial dan keterampilan pekerjaan untuk hidup yang
babkan klinisi mempertimbangkan kemungkinan adanya lesi mandiri. Penanganan semacam ini dilaksanakan di berbagai
organik. tempat: rumah sakit, klinik rawat .jalan, pusat kesehatan jiwa,
Ketidakpatuhan terhadap obat antipsikotik merupakan alasan rumah sakit sehari, dan rumah atau klub sosial.
utama terjadinya relaps dan kegagalan percobaan obat. Alasan
utama lain kegagalan percobaan obat adalah waktu percobaan Pelatihan Keterampilan Sosial. Pelatihan keterampilan
yang tidak mencukupi. Meningkatkan dosis atau rnengganti obat sosial kadang-kadang disebut sebagai terapi keterampilan peri-
antipsikotik dalam 2 minggu peftama penanganan merupakan laku. Terapi ini secara langsung dapat rnendukung dan berguna
suatu kesalahan umum. Bila seorang pasien membaik dengan untuk pasien bersama dengan terapi f'armakologis. Selain ge.iala
regimen saat ini pada akhir minggu kedua, penanganan kontinu yang biasa tampak pada pasien skizofrenia, beberapa gejala yang
dengan regimen yang sama mungkin akan menghasilkan per- paling jelas terlihat melibatkan hubungan orang tersebut dengan
baikan klinis yang stabil. Namun, bila pasien telah menunjukkan orang lain, termasuk kontak mata yang buruk, keterlambatan
sedikit atau tidak ada perbaikan dalam 2 minggu, kemungkinan respons yang tidak lazim, ekspresi wajah yarrg aneh, kurangnya
alasan kegagalan obat, termasuk ketidakpatuhan, patut diper- spontanitas dalam situasi sosial, sefta persepsi yang tidak akurat
timbangkan. Pada pasien yang tidak patuh, penggunaan preparat atau kurangnya persepsi emosi pada orang lain. Pelatihan ke-
cair atau bentuk depot flufenazin (Prolixin) atau haloperidol terampilan perilaku diarahkan ke perilaku ini melaluipenggunaan
(Haldol) mungkin diindikasikan. Karena adanya keragaman meta- video tape berisi orang lain dan si pasien, bermain drama dalam
bolisme obat, klinisi sebaiknya memeriksa kadar plasma bila terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk keterampilan khusus
kemampuan laboratorium tersedia. Kadar plasma obat antipsikotik yang dipraktikkan. Pelatihan keterampilan sosial telah terbukti
hanya menyajikan ukuran kasar kepatuhan, abSorpsi, dan meta- mengurangi angka relaps sebagaimana yang terukur melalui ke-
bolisme. Tidak ada kisaran kadar darah terapeutik yang terdefinisi butuhan rawat inap.
dengan.ielas untuk obat antipsikotik sepefti halnya yang terdapat
pada sejumlah antidepresan. Mengingat efek simpang neurologis Terapi Berorientasi Keluarga. Mengingat pasien skizo-
adalah alasan umum ketidakpatuhan pasien skizofrenia dan me- frenia sering dilepaskan pada keadaan hanya rnengalami remisi
rupakan kausa utama relaps, profil efek simpang agen atipikal parsial, keluarga tempat pasien kembali sering dapat memperoleh
yang lebih baik mungkin akan menyebabkan perbaikan kepatuhan manfaat dari terapi keluarga yang berlangsung singkat namun
dan hasil akhir yang lebih baik. intensif (acapkali setiap hari). Terapi ini seyogianya difokuskan
Setelah mengeliminasi kemungkinan alasan lain kegagalan pada situasi saat ini dan sebaiknya mencakup identifikasi dan
terapeutik obat antipsikotik, klinisi dapat mencoba obat antipsiko- penghindaran situasi yang berpotensi menyusahkan. Ketika
tik kedua dengan struktur kimiarvi yang berbeda dari yang per- benar-benar timbul masalah dengan pasien pada keluarga tersebut,
tama. Strategi tambahan mencakup suplementasi obat antipsikotik tujuan terapi semestinya adalah menyelesaikan masalah tersebut
dengan litium (Eskalith), antikonvulsan seperti karbamazepin secapatnya.
atau valproat (Depakene), atau benzodiazepin. Penggunaan terapi Dalam niatnya untuk membantu, anggota keluarga kerap kali
yang disebut terapi antipsikotik megadosis (contohnya 100 mendorong kerabatnya yang menderita skizofrenia untuk kelnbali
sampai 200 mg haloperidol) jarang diindikasikan karena hampir ke aktivitas reguler terlalu cepat, baik akibat ketidaktahanan akan
tidak ada data yang mendukung praktik ini. gangguan maupun penyangkalan akan keparahan. Tanpa ber-
maksud terlalu mengecilkan hati, terapis harus membantu kelu-
Terapi Biologis Lain. Meski iauh lebih tidak efektif di- arga dan pasien untuk memahami dan mempelajari skizofrenia
banding obat antipsikotik, terapi elektrokonvulsif mungkin diindi- serta harus menganjurkan diskusi mengenai episode psikotik
kasikan untuk pasien katatonik serta pasien yang karena alasan serta peristirva yang mengarah ke sana. Mengabaikan episode
tertentu tidak dapat mengonsumsi obat antipsikotik. Pasien yang psikotik, suatu hal yang lazim terjadi, seringkali meningkatkan
telah sakit selama kurang dari 1 tahun kemungkinan besar akan rasa malu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut dan tidak
merespon. Terapi elektrokonvulsif rumatan mungkin berguna mengeksploitasi masih segarnya episode tersebut untuk dapat me-
pada pasien yang nonresponsif terhadap terapi farmakologis. mahaminya secara lebih baik. Gejala psikotik seringkali menakut-
Dahulu, pembedahan psikis (psycftosurgery), khususnya kan bagi anggota keluarga, dan membicarakannya secara terbuka
lobotomi frontal, digunakan sebagai penanganan skizofrenia dengan psikiater serta saudara dengan skizofrenia sering me-
dengan hasil akhir yang bervariasi. Meski pendekatan rnutakhir nentramkan semua pihak. Terapis kemudian dapat mengarahkan
terhadap bedah psikis untuk skizofrenia mungkin pada akhirnya terapi keluarga selanjutnya rnenuju penerapan jangka paniang
10. Skizofrenia 167

strategi mengatasi masalah dan mengurangi stres serta menuju Terapi Kelompok. Terapi kelompok untuk orang dengan
reintegrasi bertahap pasien ke kehidupan sehari-hari. skizofrenia umumnya berfokus pada rencana, masalah, dan
Terapis harus mengendalikan intensitas emosional sesi kelu- hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok dapat berorientasi
arga dengan pasien skizofrenia. Ekspresi emosi yang berlebihan perilaku, psikodinamis atau berorientasi tilikan, atau suportif. Se-
dalam suatu sesi dapal merusak proses penyembuhan pasien serta .iumlah peneliti meragukan bahwa ir.rterpretasi dinamik dan terapi
dapat rnengikis suatu terapi keluarga yang berpotensi sukses di tilikan bermanfaat untuk pasien skizofrenia tipikal. Namun, terapi
masa depan. Sejumtah studi telah menunjukkan bahwa terapi kelompok efektif mengurangi isolasi sosial, meningkatkan rasa
keluarga khususnya efektif dalam mengurangi relaps. Namun, keterikatan, serla memperbaiki kemampuan uji realitas untuk
masing-masing studi menggunakan ienis terapi keluarga yang pasien skizofrenia. Kelompok yang mengarahkan ke perilaku
berbeda. Dan kesamaan antar terapi masih belum jelas. Dalam suporlif, dan bukannya cara interpretatif, tampaknya paling ber-
studi terkontrol, terapi keluarga secara dramatis mengurangi guna untuk pasien skizofrenik.
angka relaps tahunan, yang besarnya 25 sampai 50 persen pada
pasien yang tidak menjalani terapi keluarga, dibandingkan dengan
Terapi Perilaku Kognitif. Terapi perilaku kognitif telah di-
5 sampai l0 persen pada mereka yang menjalani terapi tersebut gunakan pada pasien skizofrenik untuk memperbaiki distorsi
kognitif, mengurangi distraktibilitas, sefta mengoreksi kesalahan
NnrroNnl AlltnNct toR rHE MrNrnlLv ILL (NAMI).
daya nilai. Terdapat laporan adanya,uvaham dan halusinasi yang
NAMI dan organisasi serupa merupakan kelompok pendukung
membaik pada sejumlah pasien yang menggunakar.r metode ini.
untuk anggota keluarga dan teman pasien yang sakit jiwa serta
Pasien yang mungkin mernperoleh manfaat dari terapi ini umum-
untuk pasien itu sendiri. Sebagai sumber yang bermanf'aat untuk
nya adalah yang memiliki tilikan terhadap penyakitnya.
merujuk anggota keluarga, organisasi semacam ini menawarkan
nasihat praktis dan anjuran emosi tentang cara memperoleh pe-
rawatan dari sistem penyedia layanan kesehatan yang terkadang Psikoterapi lndividual. Studi mengenai efek psikoterapi
kompteks. NAMI juga telah rnembiayai kampanye untuk men- individual dalam penanganan skizofrenia telah memberikan data
destigmatisasi penyakit jiwa serta meningkatkan kesadaran peme- bahwa terapi ini bermanfaat dan bersifat tambahan terhadap efek
rintah akan kebutuhan dan hak orang yang sakit jiwa dan kelu- terapi farmakologis. Pada psikoterapi terhadap pasien skizofrenik,
arganya. amat penting untuk membangun hubungan terapeutik sehingga
pasien merasa aman. Reliabilitas terapis,.iarak emosional antara
Penatalaksanaan Kasus. Karenaterdapatberbagaiprofesi- terapis dengan pasien, sefta ketulusan terapis sebagaimana yang
onal dengan keterampilan terspesialisasi, di antaranya seperti diarlikan pasien, semuanya memengaruhi pengalaman terapeutik.
psikiater, peker.ia sosial, dan terapis okupasional, yang terlibat Psikoterapi untuk pasien skizofrenik sebaiknya dipertimbangkan
dalam sebuah program penanganan, akan sangat membantu bila untuk dilakukan dalam iangka waktu dekade, dan bukannya
ada seseorang yang memahami semua tenaga yang beker.ia pada beberapa sesi, bulan, atau bahkan tahun.
pasien. Manajer kasus memastikan bahwa upaya mereka terkoor- Beberapa klinisi dan peneliti menekankan bahwa kemampuan
dinasi dan bahwa pasien menepati jadwal konsultasi serta me- pasien skizofrenia untuk membentuk aliansi terapeutik dengan
matuhi rencana terapi; manajer kasus mungkin mengadakan terapis dapat meramalkan hasil akhir. Pasien skizofrenik yang
kunjungan rumah dan bahkan menemani pasien bekerja. Keber- mampu membentuk aliansi terapeutik yang baik cenderung ber-
hasilan program bergantung pada latar belakang pendidikan, tahan dalam psikoterapi, tetap patuh dengan pengobatan, sefta
pelatihan, dan kompetensi seorang manajer kasus, yang dapat ber- memiliki hasil akhir yang baik pada evaluasi tindak lanjut 2
variasi. Manaier kasus seriirgkali memiliki terlalu banyak kasus tahun.
sehingga sulit mengelola secara efektif. Manfaat akhir program Hubungan antara klinisi dan pasien berbeda dari yang di-
ini belum dapat ditunjukkan. hadapi dalam penanganan pasien nonpsikotik. Membangun se-
buah hubr,rngan seringkali sulit dilakukan. Orang dengan skizo-
Penanganan Komunitas Asertif. Program Penanganan frenia sangat kesepian, namun memperlahankan diri terhadap
Komunitas Asertif (ACT) awalnya dikembangkan para peneliti di kedekatan dan kepercayaan; mereka cenderung menjadi curiga,
Madison, Wisconsin pada tahun l9'70-an untuk memberi pelayan- cemas, atau bermusuhan atau mengalami regresi ketika seseorang
an kepada orang dengan penyakitjiwa konik. Pasien diserahkan mencoba mendekati. Terapis harus secara hati-hati mengamati
ke satu tim multidisiplin (manaier kasus, psikiater, perawat, dokter .jarak dan privasi pasien dan sebaiknya menunjukkan kedekatan
umum, dll.). Tim ini memiliki beban kasus pasien tertentu dan sederhana, kesabaran, ketulusan, dan sensitivitas terhadap ketentu-
memberikan semua pelayanan di mana dan kapanpun dibutuhkan an sosial daripada informalitas prematur sefta penggunaan nama
pasien, 24jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Ini merupakan panggilan yang merendahkan diri. Pasien cenderung menganggap
intervensi intensif dan bergerak yang memberikan penanganan, kehangatan yang berlebihan atau pernyataan persahabatan sebagai
rehabilitasi, serta aktivitas pendukung. Hal ini mencakup pengantar- upaya menyogok, manipulasi, atau eksploitasi.
an obat ke rumah, pemantauan kesehatan mental dan Iisik, ke- Namun, dalam konteks hubungan prof'esional, fleksibilitas
terampilan sosial ir vivo, dan kontak yang sering dengan anggota amat penting dalam membangun aliansi kerja dengan pasien. Se-
keluarga. Terdapat rasio staf-pasien yang tinggi (1:12). Program orang terapis boleh makan bersama pasien, duduk di lantai, ber-
ACT secara efektif dapat menurunkan risiko perawatan inap jalan-jalan, makan di restoran, menerima dan memberikan hadiah,
kembali bagi orang dengan skizofreni4 namun merupakan program bermain tenis meja, mengingat ulang tahun pasien, atau hanya
yang padat-karya dan mahal untuk diterapkan. duduk diam bersama pasien. Tujuan utamanya adalah untuk me-
168 'l
0. Skizofrenia

nyampaikan ide bahwa terapis patut dipercaya, ingin rnemahami angka relaps yang lebih rendah setelah 3 tahun dibanding pasien
pasien dan mencoba melakukannya, serta memiliki keyakinan ter- yang tidak menerima terapi personal.
hadap potensi pasien sebagai seorang manusia, tanpa memandang
bagaimana terganggu, bermusuhan, atau anehnya pasien pada
Terapi Kejuruan
saat ini.
Tipe psikoterapi fleksibel yang disebut terapi personal merupa- Berbagai metode dan situasi digunakan untuk membantu pasien
kan bentuk penanganan individual untuk pasien skizofrenia yang memperoleh kembali keterampilan lamanya atau membentuk
baru-baru ini terbentuk. Tujuannya adalah meningkatkan penye- keterampilan baru. Hal ini meliputi lokakarya terlindung, klub
suaian personal dan sosial serta mencegah terjadinya relaps. kerja, dan program penempatan paruh waktu atau transisional.
Terapi ini merupakan metode pilihan menggunakan keterampilan Mendorong pasien untuk memperoleh pekerjaan yang mengun-
sosial dan latihan relaksasi, psikoedukasi, refleksi diri, kesadaran tungkan merupakan suatu cara menu.iu sekaligus petanda ke-
diri, ssfta eksplorasi kerentanan individu terhadap stres. Terapis sembuhan. Banyak pasien skizofrenik mampu melakukan pekerja-
rnenyediakan suatu situasi yang menekankan pada penerimaan an berkualitas tinggi meski menderita sakit. Yang lain mungkin
dan empati. Pasien yang menerima terapi personal menunjukkan menunjukkan keterampilan luar biasa atau bahkan kecemerlangan
perbaikan penyesuaian sosial (ukuran kombinasi yang mencakup pada bidang tertentu akibat adanya aspek idiosinkratik tertentu
performa kerja, hobi, dan hubungan interpersonal) dan memiliki gangguannya.

Anda mungkin juga menyukai