Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EEG (ELECTROENCEPHALOGRAPHY)
Disusun Oleh :
NIM : 011400379
Semester : VI
2017
KATA PENGANTAR
i
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul EEG (Elektroenselografi).
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi
Medis. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan
ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Penulis
2
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
d) Sistem EEG...................................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23
1
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini
sangat pesat dan meningkat, serta mampu memberi kemudahan bagi para praktisi
kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan bagi
pasien. Diagnosa penyakit pada manusia dapat diketahui dari beberapa teknologi
konvensional hingga teknologi modern saat ini. Dari kemajuan teknologi yang ada
sekarang ini banyak pemeriksaan penunjang yang ada di bidang kesehatan, seperti
EEG, MRI, USG, ECT, ECG, dan sebagainya.
Dengan pemeriksaan penunjang yang menggunakan teknologi diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan dan manfaat untuk tenaga kesehatan maupun pasien.
Pemeriksaan teknologi akan dapat menghasilkan hasil yang valid. Dengan teknologi
seorang tenaga kesehatan akan mampu melihat keadaan yang ada di dalam organ
pasien yang mengalami keadaan abnormal dan mempermudah penegakkan diagnosis
dari gambaran yang diperoleh. Dalam makalah ini kami akan membahas terkait
pemeriksaan penunjang EEG atau Elektroenchepalograph.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis gelombang otak yang dihasilkan pada manusia?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan EEG?
3. Bagaimana definisi dan prinsip kerja EEG?
4. Apa saja peralatan yang digunakan pada EEG?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan EEG?
6. Bagaimana prosedur kerja EEG pada pasien?
7. Bagaimana interpretasi EEG kondisi normal maupun abnormal?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi kerja EEG?
2
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
BAB II
PEMBAHASAN
ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG)
5
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave)
theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.
8
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Otak manusia terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron
saling berkomunikasi (menjalin hubungan) dengan memancarkan gelombang
listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang
disebut "gelombang otak" atau brainwave. Frekuensi dari gelombang otak yang
terjadi pada area tertentu pada otak menandakan aktivitas mental yang sedang
terjadi pada area tersebut.
9
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Voltase / frekuensi yang diterima electrode dikirimkan ke perangkat EEG /
ECG, kemudian diteruskan ke komputer untuk diubah menjadi data visual yang
mudah diamati.
10
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Gambar. Ilustrasi Pemeriksaan EEG
Elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial
permukaan otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk
beberapa menit. Tegangan yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa
gelombang-gelombang. Dengan memasang 16 elektroda pada tengkorak aktivitas
seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan otak sebesar 50 mikrovolt
agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena itu aliran
listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut
tercatat (artefak). Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang
diproduksi pada ujung-ujung dendrit. Tegangan potensial neuron pada setiap
waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga berubah-ubah. Fluktuasi ini yang
tercatat pada kertas EEG.
Prinsip kerja EEG sangat sederhana, yaitu menangkap sinyal atau potensial
listrik yang dihasilkan oleh otak. Hal yang menjadi masalah adalah potensial
listrik yang dihasilkan oleh otak sangat kecil (dalam skala mikrovolt) sehingga
memerlukan alat yang akurat atau sensitif untuk mengukurnya.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala
digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan
adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara
elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga
atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe
merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua
elektroda pada kulit kepala.
11
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Gambar. Penempatan Elektroda Sistem 10-20
Penempatan elektroda di kulit kepala mengikuti sistem yang sudah
ditentukan yaitu sistem 10-20, dengan melihat kode huruf yang menyatakan
lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri serta angka genap menunjukan sisi
kanan. Penempatan 1 elektroda yang tepat dan baik merupakan syarat utama
untuk mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan dapat dipercaya.
Disamping itu kebersihan kulit kepala, kondisi elektroda, mesin EEG dan
kepatuhan anak saat perekaman juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan
hasil yang baik. Hans Berger menyatakan bahwa otak manusia mempunyai
aktivitas listrik yang kontinyu dan hal ini bisa direkam.
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan
pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V, tetapi umumnya 50
V. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG
yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz tetapi biasanya 0,5 Hz hingga 70
Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo
mempengaruhi diagnostik.
12
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Suatu alat yang disebut Galvanometer yang mempunyai tinta pena yang
ujungnya bertugas untuk menulis pada kertas khusus yang bergerak kontinyu
dengan kecepatan tetap yang telah diatur sebelumnya, Hasilnya berupa
gelombang. Satu pasang dari elektroda biasanya membentuk satu channel
dimana alat perekam EEG sangat bergantung pada hal ini dan EEG dapat
membentuk 8 40 channel yang terekam secara paralel. Ini disebut alat perekam
EEG multichannel. Sejak dari penemuan alat ini, dapat diketahui bahwa
karakteristik dari aktivitas EEG ini dapat berubah-ubah di berbagai situasi,
utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur, dan mimpi, dimana terjadi perubahan
gelombang otak baik frekuensi maupun amplitudonya dan gelombang-gelombang
itu diberi nama seperti alfa, beta, theta, dan delta. Utamanya sifat seseorang juga
dapat mengubah pola gelombang di bagian-bagian yang berbeda dari otak. EEG
juga digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa
penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang disebabkan oleh adanya
aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.
d) Sistem EEG
1) Amplifier
13
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk
meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari
sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt.
2) Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari
amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas
alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan
penguatan 20.000 untuk 50 V sinyal untuk memantulkan untuk
menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG
mempunyai dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu
dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah
kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau
mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal.
Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier
normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 V dipantulkan pena diatas
daerah linearnya.
3) Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam
kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. Kerusakannya
besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan
interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan
otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu
berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter.
Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya
ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset
untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan
waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan
0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter frekuensi
tinggi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300
Hz.
4) Sistem Penulisan
14
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing
tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60
Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah
tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya.
Pada umumnya di dalam sistem direct-writing recorder, digunakan
galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau
stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan DArsonval meter. Sebuah
kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat
dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang
dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros
digantikan oleh taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan.
Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke
suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan
magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet
permanen. Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti
pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di
dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang
mengalir melalui kumparan.
5) Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam
kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan
dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua
15
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sinyal.
6) Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme
penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai
beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15,
30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di
luar daerah ini.
7) Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas
banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan
sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran,
walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.
16
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
EEG memiliki beberapa sisi keunggulan dari alat yang lainnya untuk
mendeteksi aktivitas otak. Di antaranya, EEG memiliki resolusi temporal yang
cukup tinggi, bisa sampai ukuran seperseribu detik (milidetik). Selain itu, EEG
cukup praktis dan lebih murah dibandingkan dengan CT scan atau MRI/fMRI.
Dari sisi risiko EEG juga cukup aman, tidak ada risiko medis yang berarti karena
EEG hanya mengukur sinyal yang dihasilkan dari otak. EEG tidak
membangkitkan atau memberikan sinyal listrik pada otak. EEG tidak juga
melibatkan zat radioaktif atau material berbahaya lainnya. Kelemahan EEG
adalah kurang memiliki resolusi spasial yang tinggi. Oleh karenanya, kadang kala
EEG digabung dengan metode pencitraan yang lain seperti MRI untuk
menghasilkan data yang memiliki resolusi temporal dan sekaligus resolusi spasial
yang tinggi.
17
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
f) Prosedur Kerja EEG pada Pasien
18
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
g) Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada
prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus
ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20
menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari
suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama
perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan
abnormalitasnya.
Normal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
2. Orang dewasa yang terjaga, EEG menunjukkan gelombang alfa lebih
banyak dibanding dengan gelombang beta.
3. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan tidak
ada gelombang yang lambat
4. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka hasil
gelombang tetap normal.
Abnormal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas elektrik
19
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
2. EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau
lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak, infeksi/peradangan,
injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang mempunyai epilepsi dengan
pemeriksaan EEG ini bisa diketahui daerah otak bagian mana yang
aktivitas listriknya tidak normal. Namun pemeriksaan EEG saja tidak
cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat tidak ada serangan kejang
bukan pada saat serangan, karena tidak mungkin orang yang sedang
mengalami serangan epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa
EEG. Maka, pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu
sendiri, yaitu melihat gambaran otaknya misalnya dengan teknik foto
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak
cukup untuk mendiagnosa penyakit neurology tetapi perlu dengan
pemeriksaan yang lain agar hasil diagnosisnya lebih akurat
3. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang
abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya
terbatas pada satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat, infeksi
otak (ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik ketoasidosis)
4. EEG menunjukkan gelombang delta atau gelombang teta pada orang
dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak.
5. EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a flat/ atau
garis lurus ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang mana pada
umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan) aliran darah atau
oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal, pemberian obat penenang
dapat menyebabkan gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat dilihat di
status epilepsi setelah pengobatan diberikan.
Dari perspektif lain, Gelombang otak hasil rekam EEG dikatakan abnormal
jika mengandung beberapa hal sebagai berikut (Fisch, 1999) :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
21
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
EEG merupakan alat instrumentasi medis yang digunakan untuk menilai pola
listrik pada permukaan kulit kepala dengan menggunakan elektroda. Pola yang
terbentuk mencerminkan aktivitas listrik otak-gelombang otak. EEG sering
digunakan untuk mendeteksi area kerusakan otak dengan menentukan lokasi area
dimana terdapat perubahan pola gelombang. Kegunaan klinis terutama untuk
mendiagnosis epilepsi, kematian otak, tumor otak, dan riset mengenai tidur.
Gelombang otak terjadi pada berbagai frekuensi, ada yang cepat dan ada yang
lambat. Empat pola gelombang otak yang jelas adalah:
1. Alfa (8-10 Hz) cepat. Gelombang alfa terjadi saat mata tertutup dan
menggambarkan keadaan relaks atau tidak melakukan apa-apa. Gelombang
alfa menghilang jika seseorang banyak pikiran (keadaan mental sibuk) atau
menjadi mengantug.
2. Beta (5-10 Hz) kecil dan cepat, waspada secara mental dan terstimulasi.
3. Delta (1-2 Hz) gelombang yang lambat, tidur dalamdan pada bayi, kerusakan
otak.
4. Teta (4-6Hz) lambat, pada keadaan tidur.
DAFTAR PUSTAKA
https://alifis.wordpress.com/2011/06/02/gelombang-gamma-beta-alpha-tetha-dan-delta-
dalam-otak/ diakses pada tanggal 14 Maret 2017
22
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
http://kipmi.or.id/mengenal-eeg-and-aplikasinya.html diakses pada tanggal 14 Maret
2017
http://mediasehat123.blogspot.co.id/2015/05/pemeriksaan-electro-enchepalografi-
eeg.html diakses pada tanggal 14 Maret 2017
https://alvivo23.wordpress.com/2012/06/04/eeg/ diakses pada tanggal 14 Maret 2017
http://ordinaryphoo.blogspot.co.id/2011/08/elektroensefalografi-eeg.html diakses pada
tanggal 16 Mei 2017
https://www.researchgate.net/publication/273125216_POLA_GELOMBANG_OTAK_A
BNORMAL_PADA_ELEKTROENCEPHALOGRAPH diakses pada tanggal 16 Mei
2017
http://www.neurotherapy.asia/proses_neurotherapy.htm diakses pada tanggal 16 Mei
2017
23
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014