Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INSTRUMENTASI MEDIS

EEG (ELECTROENCEPHALOGRAPHY)

Disusun Oleh :

Nama : Elza Jamayanti

NIM : 011400379

Jurusan : Teknokimia Nuklir

Prodi : Teknokimia Nuklir

Semester : VI

Dosen : Suyatno, M.Eng

JURUSAN TEKNOKIMIA NUKLIR

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL YOGYAKARTA

2017

KATA PENGANTAR

i
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul EEG (Elektroenselografi).
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi
Medis. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan
ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Yogyakarta, 14 Maret 2017

Penulis

2
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

a) Gelombang Otak Manusia...............................................................................................3

b) Sejarah dan Perkembangan EEG....................................................................................6

c) Prinsip Kerja EEG...........................................................................................................8

d) Sistem EEG...................................................................................................................13

e) Kelebihan dan Kekurangan EEG..................................................................................16

f) Prosedur Kerja EEG pada Pasien..................................................................................18

g) Interpretasi EEG Normal dan Abnormal.......................................................................19

h) Faktor yang Mempengaruhi EEG.................................................................................21

BAB III.....................................................................................................................................22

PENUTUP................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................23

1
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini
sangat pesat dan meningkat, serta mampu memberi kemudahan bagi para praktisi
kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis pengobatan bagi
pasien. Diagnosa penyakit pada manusia dapat diketahui dari beberapa teknologi
konvensional hingga teknologi modern saat ini. Dari kemajuan teknologi yang ada
sekarang ini banyak pemeriksaan penunjang yang ada di bidang kesehatan, seperti
EEG, MRI, USG, ECT, ECG, dan sebagainya.
Dengan pemeriksaan penunjang yang menggunakan teknologi diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan dan manfaat untuk tenaga kesehatan maupun pasien.
Pemeriksaan teknologi akan dapat menghasilkan hasil yang valid. Dengan teknologi
seorang tenaga kesehatan akan mampu melihat keadaan yang ada di dalam organ
pasien yang mengalami keadaan abnormal dan mempermudah penegakkan diagnosis
dari gambaran yang diperoleh. Dalam makalah ini kami akan membahas terkait
pemeriksaan penunjang EEG atau Elektroenchepalograph.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis gelombang otak yang dihasilkan pada manusia?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan EEG?
3. Bagaimana definisi dan prinsip kerja EEG?
4. Apa saja peralatan yang digunakan pada EEG?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan EEG?
6. Bagaimana prosedur kerja EEG pada pasien?
7. Bagaimana interpretasi EEG kondisi normal maupun abnormal?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi kerja EEG?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui jenis gelombang otak yang dihasilkan manusia.
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan EEG.
1
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
3. Mengetahui definisi dan prinsip kerja EEG.
4. Mengetahui beberapa peralatan yang digunakan pada EEG.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan alat EEG.
6. Mengetahui prosedur kerja EEG pada pasien.
7. Mengetahui interpretasi EEG pada kondisi otak normal dan abnormal.
8. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja EEG.

2
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
BAB II
PEMBAHASAN

ELECTROENCEPHALOGRAPHY (EEG)

a) Gelombang Otak Manusia


Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi.
Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik
dengan voltase yang sangat kecil (mV). Dalam fisika, identifikasi gelombang
umumnya dikaitkan dengan panjang gelombang atau frekuensi-nya. Frekuensi
merupakan jumlah pulsa (impuls) per detik dengan satuan Hz (Hertz).
Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di berbagai negara maju, frekuensi otak
manusia berbeda-beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak,
trance, panik, terhipnotis, bermimpi, tidur berjalan dan sebagainya. Melalui
penelitian yang panjang, para ahli syaraf (otak) sependapat bawah Gelombang
Otak (Brainwave) berkaitan dengan kondisi pikiran. Riset selama bertahun-tahun
menunjukkan bahwa Gelombang Otak (Brainwave) tidak hanya menunjukkan
kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga distimulasi untuk
mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar
memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi Gelombang Otak tertentu, maka
dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.
Secara garis besar, otak manusia menghasilkan empat jenis Gelombang Otak
(Brainwave) secara bersamaan, yaitu Gamma, Beta, Alpha, Tetha, Delta. Akan
tetapi selalu ada jenis Gelombang Otak yang dominan, yang menandakan
aktivitas otak saat itu. Misalnya jika kita tertidur, maka Gelombang Otak yang
dominan adalah Delta. Beberapa jenis gelombang yang dihasilkan oleh otak
manusia antara lain :
1. GAMMA (20 hz -40 hz)

Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah dalam


amplitudo dan gelombang paling cepat. Gelombang Otak (Brainwave) ini
3
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi,
misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil
dimuka umum, sangat panik, ketakutan, kondisi ini dalam kesadaran penuh.
Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson (Center for Acoustic
Research) di atas gelombang gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu
gelombang Hypergamma ( tepat 100 Hz ) dan gelombang Lambda (tepat 200
Hz), yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau berhubungan
dengan kemampuan yang luar biasa.
2. BETA (di atas 12 hz atau dari 12 hz s/d 20 hz)

Gelombang Beta merupakan Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi


pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Manusia
berada dalam kondisi ini ketika melakukan kegiatan sehari-hari dan
berinteraksi dengan orang lain di sekitar. Gelombang beta dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu high beta (lebih dari 19 Hz) yang merupakan transisi dengan
getaran gamma , lalu getaran beta (15 hz -18 hz) yang juga merupakan transisi
dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz). Gelombang
Beta di perlukan otak ketika manusia berpikir, rasional, pemecahan masalah,
dan keadaan pikiran di mana manusia telah menghabiskan sebagian besar
hidupnya.

Sensori Motor Rhytm (12 hz 16 hz)

SMR masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan


perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini
oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD ( Attention Deficit and
Hyperactivity Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang
jenis ini. Para penderita gangguan di atas tidak mampu berkonsentrasi atau
fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan
4
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
yang tepat adalah cara agar otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut.
Dan hal ini bisa dilakukan dengan teknik neurofeedback.
3. ALPHA ( 8 hz 12 hz )

Gelombang Alpha adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada


saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-
tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Manusia menghasilkan
gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan
tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis
untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai
meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekuensi
alpha 8 -12 hz , merupakan frekuensi pengendali, penghubung pikiran sadar
dan bawah sadar. Manusia bisa mengingat mimpi, karena memiliki
gelombang alpha. Jelas atau tidak sebuah mimpi yang bisa manusia ingat,
tergantung kualitas dan kuantitas gelombang alpha pada saat bermimpi.
Gelombang Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman
bawah sadar.
4. THETA ( 4 hz 8 hz )

Gelombang Theta adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada


saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Tanda-
tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang
diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak
(Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani
ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi,

5
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave)
theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang lain.

SCHUMANN RESONANCE (7.83 HZ)


Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada frekuensi 7.83
Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang theta. Seseorang yang
otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan frekuensi ini memiliki
kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena
psikis lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya
berkemampuan ESP atau Extra Sensory Perception, juga bisa memasuki
gelombang ini dengan mudah dan konstan.
5. DELTA (0.5 hz 4 hz)

Gelombang Delta merupakan Gelombang Otak (Brainwave) yang


memiliki amplitudo yang besar dan frekuensi yang rendah, yaitu dibawah 3
hz. Otak manusia menghasilkan gelombang ini ketika tertidur lelap, tanpa
mimpi. Fase Delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh Anda
melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan
aktif memproduksi sel-sel baru saat tertidur lelap. Gelombang Delta adalah
gelombang yang paling rendah pada otak manusia, otak tidak akan pernah
mencapai frekuensi 0 hz, karena jika otak manusia dalam kasus ini manusia
akan mati.
Penemuan baru dibidang frekuensi dan Gelombang Otak (Brainwave)
manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson dari Neuroacoustic Research, bahwa
masih ada gelombang dan frekuensi lain dibawah Delta, atau dibawah 0.5 hz,
yaitu frekuensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental
seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti pada gelombang theta.

b) Sejarah dan Perkembangan EEG


6
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Hans Berger, Penemu Electroencephalogram (EEG). Hans Berger adalah
seorang profesor psikiater dan direktur Klinik Universitas Psikiater Jena (1919-
1938). Akan tetapi, dia terkenal bukan karena hal itu. Dia menjadi tokoh dunia
akibat kontribusinya yang besar dalam penelitian aktivitas dan kesadaran otak
manusia. Penelitian ini bahkan membawanya pada penemuan suatu alat yang
mengubah khazanah ilmu kedokteran. Namanya adalah Electroencephalogram
(EEG).
Sebelumnya, tahun 1875 Richard Caton, seorang dokter dari Inggris,
memublikasikan penelitiannya tentang sinyal listrik yang dihasilkan kepala
kelinci dan kera. Tahun 1890, seorang ahli fisiologi dari Polandia, Adolf Beck,
melakukan riset yang intensif terhadap hewan dan sampai pada kesimpulan
adanya gelombang otak.
Electroencephalogram adalah sebuah alat yang mampu memvisualisasikan
Gelombang Otak (Brainwave) manusia ke dalam bentuk grafik. Gelombang Otak
(Brainwave) ini diukur berdasarkan beda pontensial yang terjadi secara berulang-
ulang di antara elektroda yang dihubungkan ke kepala manusia. Pada awalnya,
Berger membuat EEG hanya sebagai alat untuk mengukur Gelombang Otak
(Brainwave). Namun ternyata, lama kelamaan, EEG dijadikan sebagai alat yang
mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit tertentu, seperti epilepsi dan tumor
otak. Hal ini pun sangat tidak ternilai harganya.
Hans Berger lahir pada tanggal 21 Mei 1873. Dia berkebangsaan Jerman,
tepatnya berasal dari kota kecil sebelah Utara Bavaria Neuses dekat Coburg.
Berger adalah anak seorang dokter, Paul Friedrich Berger. Ibunya, Anna Rckert
merupakan anak dari seorang penyair Jerman. Berger sangat dipengaruhi oleh
kedua orang tuanya. Itu sebabnya, Hans Berger banyak disebut sebagai seorang
ilmuwan filsafat. Hans Berger lulus dengan kehormatan dari Gymnasium di
Coburg. Kemudian dia mendaftar di Universitas Berlin sebagai mahasiswa
Astronomi pada tahun 1892. Tahun berikutnya, dia menjadi relawan untuk tentara
Jerman.
Peralatan yang digunakan Berger sangatlah kasar. Dia menggunakan
galvanometer cincin Edelmann sebagai alat pencatatnya. Namun karena
kepintaran dan kecerdasannya, Berger akhirnya mampu menemukan suatu alat
yang dapat mencatat Gelombang Otak (Brainwave) ini. Namanya adalah
7
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Electroencephalogram (EEG) yang ditemukannya pada tanggal 6 Juli tahun 1924.
Berger meneruskan penelitiannya selama 5 tahun sebelum akhirnya
memublikasikan alat ini kepada umum. Pasiennya tak hanya orang yang
mengalami gangguan kepala, tetapi juga orang yang normal. Dalam melakukan
penelitian, dia menaruh elektroda di bagian depan kepala dan di bagian belakang
kepala.
Tahun 1929, Berger memublikasikan hasil penelitiannya dalam suatu forum
prestisius Archiv fr Psychiatrie und Nervenkrankheiten, dan judul ber das
Elektrenkephalogramm des Menschen menjadi artikel pertama dari keempat
belas tulisannya mengenai EEG yang dipublikasikan dalam kurun waktu 1929-
1938. Artikel ketiganya pun mampu membuktikan adanya Gelombang Otak
(Brainwave).
EEG pun semakin berkembang dan semakin banyak digunakan pada
berbagai bidang, terutama dalam neurologi, fisiologi dan psikologi. Secara
umum, ada dua jenis alat EEG: scalp EEG (dipasang di bagian luar kepala) dan
intracranial EEG (dipasang di atas selaput otak, biasanya lewat
operasi). Scalp EEG lebih umum digunakan dan lebih beragam aplikasinya.
Adapun intracranial EEG (kadang disebut iEEG) biasanya hanya dipakai pada
kasus tertentu, contohnya sebelum operasi untuk mendiagnosis atau memetakan
lebih detil kelainan dalam otak. Koneksi EEG dengan komputer atau alat yang
lainnya dapat menggunakan kabel atau tanpa kabel (wireless).

c) Prinsip Kerja EEG


Cerebrum yang merupakan bagian terbesar dan terpenting dari otak manusia
dibagi menjadi beberapa area. Yang mana setiap area tersebut punya fungsi
masing-masing. Setiap titik dalam otak manusia, ternyata punya fungsi yang
berbeda-beda. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini.

8
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Otak manusia terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron
saling berkomunikasi (menjalin hubungan) dengan memancarkan gelombang
listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang
disebut "gelombang otak" atau brainwave. Frekuensi dari gelombang otak yang
terjadi pada area tertentu pada otak menandakan aktivitas mental yang sedang
terjadi pada area tersebut.

Untuk mengukur gelombang otak, ditempelkan electrode (sensor untuk


mengukur gelombang otak) pada titik-titik tertentu di kulit kepala. Setiap titik
biasanya mewakili satu fungsi pikiran. Misalnya titik Fp1 berperan sebagai pusat
konsentrasi dan titik O2 berfungsi sebagai pusat visual. Penentuan titik-titik ini
sudah merupakan standar international dalam dunia Neurotherapy. Penempelan
electrode pada kepala tidak menyakitkan dan tidak perlu menggunduli rambut.

9
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Voltase / frekuensi yang diterima electrode dikirimkan ke perangkat EEG /
ECG, kemudian diteruskan ke komputer untuk diubah menjadi data visual yang
mudah diamati.

10
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Gambar. Ilustrasi Pemeriksaan EEG
Elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial
permukaan otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk
beberapa menit. Tegangan yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa
gelombang-gelombang. Dengan memasang 16 elektroda pada tengkorak aktivitas
seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan otak sebesar 50 mikrovolt
agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena itu aliran
listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut
tercatat (artefak). Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang
diproduksi pada ujung-ujung dendrit. Tegangan potensial neuron pada setiap
waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga berubah-ubah. Fluktuasi ini yang
tercatat pada kertas EEG.
Prinsip kerja EEG sangat sederhana, yaitu menangkap sinyal atau potensial
listrik yang dihasilkan oleh otak. Hal yang menjadi masalah adalah potensial
listrik yang dihasilkan oleh otak sangat kecil (dalam skala mikrovolt) sehingga
memerlukan alat yang akurat atau sensitif untuk mengukurnya.
Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala
digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan
adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara
elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga
atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe
merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua
elektroda pada kulit kepala.
11
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Gambar. Penempatan Elektroda Sistem 10-20
Penempatan elektroda di kulit kepala mengikuti sistem yang sudah
ditentukan yaitu sistem 10-20, dengan melihat kode huruf yang menyatakan
lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri serta angka genap menunjukan sisi
kanan. Penempatan 1 elektroda yang tepat dan baik merupakan syarat utama
untuk mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan dapat dipercaya.
Disamping itu kebersihan kulit kepala, kondisi elektroda, mesin EEG dan
kepatuhan anak saat perekaman juga sangat berpengaruh untuk mendapatkan
hasil yang baik. Hans Berger menyatakan bahwa otak manusia mempunyai
aktivitas listrik yang kontinyu dan hal ini bisa direkam.
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan
pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V, tetapi umumnya 50
V. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG
yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz tetapi biasanya 0,5 Hz hingga 70
Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo
mempengaruhi diagnostik.

Alat perekam EEG ini biasanya memerlukan elektroda (lempengan besi


kecil) yang dilekatkan ke permukaan kulit kepala dengan menggunakan gel yang
menghantarkan aliran listrik. Amplifier yang cukup kuat digunakan untuk
meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal
yang lemah (sinyalnya beberapa mikrovolt).

12
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Suatu alat yang disebut Galvanometer yang mempunyai tinta pena yang
ujungnya bertugas untuk menulis pada kertas khusus yang bergerak kontinyu
dengan kecepatan tetap yang telah diatur sebelumnya, Hasilnya berupa
gelombang. Satu pasang dari elektroda biasanya membentuk satu channel
dimana alat perekam EEG sangat bergantung pada hal ini dan EEG dapat
membentuk 8 40 channel yang terekam secara paralel. Ini disebut alat perekam
EEG multichannel. Sejak dari penemuan alat ini, dapat diketahui bahwa
karakteristik dari aktivitas EEG ini dapat berubah-ubah di berbagai situasi,
utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur, dan mimpi, dimana terjadi perubahan
gelombang otak baik frekuensi maupun amplitudonya dan gelombang-gelombang
itu diberi nama seperti alfa, beta, theta, dan delta. Utamanya sifat seseorang juga
dapat mengubah pola gelombang di bagian-bagian yang berbeda dari otak. EEG
juga digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa
penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang disebabkan oleh adanya
aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.

d) Sistem EEG
1) Amplifier

Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi


dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat
rendah. Amplifier yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari
kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya
di dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit

13
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk
meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari
sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt.
2) Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari
amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas
alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan
penguatan 20.000 untuk 50 V sinyal untuk memantulkan untuk
menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG
mempunyai dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu
dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah
kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau
mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal.
Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier
normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 V dipantulkan pena diatas
daerah linearnya.
3) Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam
kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. Kerusakannya
besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan
interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan
otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu
berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter.
Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya
ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset
untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan
waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan
0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter frekuensi
tinggi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300
Hz.
4) Sistem Penulisan

14
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing
tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60
Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah
tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya.
Pada umumnya di dalam sistem direct-writing recorder, digunakan
galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau
stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan DArsonval meter. Sebuah
kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat
dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang
dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga
kumparan berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros
digantikan oleh taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan.
Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke
suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan
magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet
permanen. Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti
pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di
dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang
mengalir melalui kumparan.
5) Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam
kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan
dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua

15
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sinyal.
6) Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme
penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai
beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15,
30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di
luar daerah ini.
7) Saluran

EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas
banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan
sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran,
walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.

e) Kelebihan dan Kekurangan EEG

16
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
EEG memiliki beberapa sisi keunggulan dari alat yang lainnya untuk
mendeteksi aktivitas otak. Di antaranya, EEG memiliki resolusi temporal yang
cukup tinggi, bisa sampai ukuran seperseribu detik (milidetik). Selain itu, EEG
cukup praktis dan lebih murah dibandingkan dengan CT scan atau MRI/fMRI.
Dari sisi risiko EEG juga cukup aman, tidak ada risiko medis yang berarti karena
EEG hanya mengukur sinyal yang dihasilkan dari otak. EEG tidak
membangkitkan atau memberikan sinyal listrik pada otak. EEG tidak juga
melibatkan zat radioaktif atau material berbahaya lainnya. Kelemahan EEG
adalah kurang memiliki resolusi spasial yang tinggi. Oleh karenanya, kadang kala
EEG digabung dengan metode pencitraan yang lain seperti MRI untuk
menghasilkan data yang memiliki resolusi temporal dan sekaligus resolusi spasial
yang tinggi.

17
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
f) Prosedur Kerja EEG pada Pasien

a) Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard


Minimal.
b) Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG,
yaitu memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area
di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang
bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8
area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG.
Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup
permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.
c) Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus
mencakup area frontal, central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau
mastoid, vorteks dan elektroda ground.
d) Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus
digunakan secara rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan
kekurangan, sehingga penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial
untuk mendapatkan informasi yang akurat.
e) Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi
tentang fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan
oleh prosedur ini.
f) Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting
alat selama perekaman harus dicatat.

18
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
g) Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada
prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus
ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20
menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari
suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama
perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan
abnormalitasnya.

g) Interpretasi EEG Normal dan Abnormal


Berdasarkan analisis gelombang otak yang telah didapatkan melalui EEG,
kita dapat mengklasifikasikan karakteristik gelombang otak tersebut kedalam
gelombang otak normal dan gelombang otak abnormal . Hasil pemeriksaan
EEG menunjukan perbedaan pola gelombang otak sebagai berikut (Jan Nissl,
2006) :

Normal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
2. Orang dewasa yang terjaga, EEG menunjukkan gelombang alfa lebih
banyak dibanding dengan gelombang beta.
3. Tidak ada gambaran gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan tidak
ada gelombang yang lambat
4. Jika pasien dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka hasil
gelombang tetap normal.

Abnormal
1. Hasil dua sisi otak menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas elektrik

19
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
2. EEG menunjukkan gambaran gelombang abnormal yang cepat atau
lambat, hal ini mungkin disebabkan oleh tumor otak, infeksi/peradangan,
injuri, strok, atau epilepsi. Ketika seseorang mempunyai epilepsi dengan
pemeriksaan EEG ini bisa diketahui daerah otak bagian mana yang
aktivitas listriknya tidak normal. Namun pemeriksaan EEG saja tidak
cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat tidak ada serangan kejang
bukan pada saat serangan, karena tidak mungkin orang yang sedang
mengalami serangan epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa
EEG. Maka, pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu
sendiri, yaitu melihat gambaran otaknya misalnya dengan teknik foto
Magnetic Resonance Imaging (MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak
cukup untuk mendiagnosa penyakit neurology tetapi perlu dengan
pemeriksaan yang lain agar hasil diagnosisnya lebih akurat
3. Berbagai keadaan dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang
abnormal dapat disebabkan kelainan di dalam otak yang tidak hanya
terbatas pada satu area khusus di otak, misalnya intoksikasi obat, infeksi
otak (ensefalitis), atau penyakit metabolisme (Diabetik ketoasidosis)
4. EEG menunjukkan gelombang delta atau gelombang teta pada orang
dewasa yang terjaga. Hasil ini menandai adanya injuri otak.
5. EEG tidak menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a flat/ atau
garis lurus ). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang mana pada
umumnya disebabkan oleh tidak adanya (penurunan) aliran darah atau
oksigen di dalam otak. Dalam beberapa hal, pemberian obat penenang
dapat menyebabkan gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat dilihat di
status epilepsi setelah pengobatan diberikan.

Dari perspektif lain, Gelombang otak hasil rekam EEG dikatakan abnormal
jika mengandung beberapa hal sebagai berikut (Fisch, 1999) :

a. Aktivitas bentuk epileptik menyerupai gelombang tajam (sharp waves),


gelombang paku (spike waves), gelombang paku-ombak, gelombang
paku majemuk, dan gelombang lambat yang timbul secara paraksimal.
b. Gelombang lambat terjadi saat irama gelombang tidak teratur atau irama
gelombang lebih lambat dibanding seharusnya.
c. Kelainan amplitude terjadi pada saat besar tegangan gelombang otak
pada daerah yang sama dikedua hemisphere otak tidak simetris.
20
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
d. Pola-pola tertentu yang menyerupai pola gelombang normal tetapi
terdapat penyimpangan nilai frekuensi, reaktivitas dan distribusi.

h) Faktor yang Mempengaruhi EEG


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil test menggunakan EEG, antara
lain:
a. Kelebihan bergerak (kepala, badan, mata, atau lidah).
b. Ketidakmampuan untuk bekerja sama
c. Ketenangan
d. Obat-oabatan (antiepilepsi, penenang, dan obat tidur).
e. Tidak sadar akibat obat-obatan atau hypothermia
f. Rambut yang kotor, berminyak, atau pemakaian hairspray.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

21
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
EEG merupakan alat instrumentasi medis yang digunakan untuk menilai pola
listrik pada permukaan kulit kepala dengan menggunakan elektroda. Pola yang
terbentuk mencerminkan aktivitas listrik otak-gelombang otak. EEG sering
digunakan untuk mendeteksi area kerusakan otak dengan menentukan lokasi area
dimana terdapat perubahan pola gelombang. Kegunaan klinis terutama untuk
mendiagnosis epilepsi, kematian otak, tumor otak, dan riset mengenai tidur.
Gelombang otak terjadi pada berbagai frekuensi, ada yang cepat dan ada yang
lambat. Empat pola gelombang otak yang jelas adalah:
1. Alfa (8-10 Hz) cepat. Gelombang alfa terjadi saat mata tertutup dan
menggambarkan keadaan relaks atau tidak melakukan apa-apa. Gelombang
alfa menghilang jika seseorang banyak pikiran (keadaan mental sibuk) atau
menjadi mengantug.
2. Beta (5-10 Hz) kecil dan cepat, waspada secara mental dan terstimulasi.
3. Delta (1-2 Hz) gelombang yang lambat, tidur dalamdan pada bayi, kerusakan
otak.
4. Teta (4-6Hz) lambat, pada keadaan tidur.

DAFTAR PUSTAKA

https://alifis.wordpress.com/2011/06/02/gelombang-gamma-beta-alpha-tetha-dan-delta-
dalam-otak/ diakses pada tanggal 14 Maret 2017
22
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014
http://kipmi.or.id/mengenal-eeg-and-aplikasinya.html diakses pada tanggal 14 Maret
2017
http://mediasehat123.blogspot.co.id/2015/05/pemeriksaan-electro-enchepalografi-
eeg.html diakses pada tanggal 14 Maret 2017
https://alvivo23.wordpress.com/2012/06/04/eeg/ diakses pada tanggal 14 Maret 2017
http://ordinaryphoo.blogspot.co.id/2011/08/elektroensefalografi-eeg.html diakses pada
tanggal 16 Mei 2017
https://www.researchgate.net/publication/273125216_POLA_GELOMBANG_OTAK_A
BNORMAL_PADA_ELEKTROENCEPHALOGRAPH diakses pada tanggal 16 Mei
2017
http://www.neurotherapy.asia/proses_neurotherapy.htm diakses pada tanggal 16 Mei
2017

23
Elza Jamayanti
011400379
Teknokimia Nuklir 2014

Anda mungkin juga menyukai