Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat,.hidayah, serta inayah kepada kita hingga mampu menulis dan membuat
makalah yang berjudul Peranan Filsafat Ilmu Dan Etika Akademik Dalam

Imu Pengetahuan ini. Sholawat serta salam senantiasa kita junjungkan pada nabi
kita, nabi besarMuhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Dan tak lupa ucapan terima kasih terutama kami haturkan kepada kedua
orang tua yang selalu memberikan motivasinya hingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini sampai pada waktu yang telah ditentukan. Ucapan terimakasih kedua kami
haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu dan Etika
Akademik, atas segala ilmu dan pengetahuan yang beliau berikan selama ini.

Dengan makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi semua kalangan.Namun


kami sadar, bahwa makalah ini masih butuh banyak perbaikan.oleh karena itu,
kritikan dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat kami butuhkan dalam
menyempurnakan makalah ini.

Jember, 9 April 2015

Penulis,

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................................ 2
1.4. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1. Pengertian Filsafat ..................................................................................... 3


2.2. Pengertian Filsafat Ilmu ............................................................................ 6
2.3. Ilmu Pengetahuan ...................................................................................... 7
2.4. Peranan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan ............................................... 14

BAB 3. KESIMPULAN .................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia selalu ingin berusaha menemukan tentang kebenaran. Beberapa


cara yang digunakan untuk memperoleh tentang kebenaran tersebut, antara lain
dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau
empiris. Pengalaman-pengalaman yang didapat oleh manusia membuahkan prinsip-
prinsip yang diperoleh dari penalaranyang rasional. Kejadian-kejadian yang berlaku
di alam ini dapat di pahami atau dimengerti.Terkadang kebenaran itu tidak sesuai
dengan apa yang terjadi, oleh sebab itu manusia selalu ingin mencari tentang
kebenaran.

Struktur pengetahuan menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam mengungkap


kebenaran.Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebutmenunjukkan tingkat
kebenaran yang berbeda.Pengetahuan inderawi adalah pengetahuan yang terendah
dalam struktur tersebut,sedangkan tingkatan pengetahuan tertinggi adalah
pengetahuan rasional dan intuitif. Pengetahuan yg terendah hanya menangkap
kebenaran secara tidak lengkap,dan pada umumnya kabur, khususnya pada
pengetahuan inderawi dan naluri. Maka dari itu pengetahuan ini harus dilengkapi
dengan pengetahuan yang lebih tinggi seperti pengetahuan rasional-ilmiah agar
manusia bisa melakukan dan memperoleh kebenaran dengan jelas.

Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang


kitasebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal
ilmukedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih
dulumemfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka
lihat.Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban
filsafati.

1
2

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini untuk dipecahkan
adalah sebagai berikut :
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan ?
1.2.3. Bagaimana peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan ?

1.3. Tujuan
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai bahan pembelajaran dan
pengetahuan para pembaca, agar mengerti tentang masalah masalah filsafat dalam
kehidupan ini, bahwa filsafat memiliki pengaruh dalam kehidupan nyata, khususnya
dalam bidang Ilmu Pengetahuan.

1.4. Manfaat
Manfaat yang akan kita peroleh adalah kita setidanya tahu makna filsafat dan
ilmu pengetahuan yang selama ini kita memiliki pola pikir secara kaku, maka
dengan pengantar berupa makalah ini kita bias berpikiran secara terbuka, flexible,
dan spiral, sehingga kita akan memperoleh cara yang tepat dalam menyikapi segala
permasalahan, khususnya di bidang Ilmu Pengetahuan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia. Seiring


perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :
philosophic dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis;
philosophy dalam bahasa Inggris; philosophia dalam bahasa Latin; dan
falsafah dalam bahasa Arab. Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda
mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya
batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara
terminologi. Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab,
yaitufalsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia philien :cinta dan
sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat
berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan,
pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf
merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran
kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan
muridnya Aristotelesberpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang
berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para
ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala
yang ada.

3
4

2. Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki


sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum
sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat
dengan ilmu.
3. Cicero ( (106 43 SM ) : filsafat adalah sebagai ibu dari semua seni ( the
mother of all the arts ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )
4. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu
dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu
membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruhjenis ilmu mencari kebenaran
dari seluruh kenyataan.
5. Paul Nartorp (1854 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar
hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar
akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
6. Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
(a) Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
(b) Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
(c) Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
(d) Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
7. Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut
intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
8. Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang
sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-
dalamnya sampai mengapa yang penghabisan .
5

9. Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk


kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,
sistematik dan universal.
10. Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat
adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu
pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan
penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan
masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh
para ahli filsafat.
11. Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu
sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
12. Prof. Mr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga
manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya
kesungguhan.
13. Prof.Dr.Ismaun, M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia
dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis
sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran
yang sejati.
14. Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara
teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran
mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai
sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik
perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
6

Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan


bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan
segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal
sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.

2.2. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu. sebagai cabarg dan Ilmu Filsatat dapat dipandang dar dua s4i,
sebagai sebuah displm ibmu dan sebagai landasan tilosolis proses keilmuan. Filsatat
Ibnu membicarakan obek khusus yaitu ilmu pengetahuan sebagai kapannya. Lebih
jauh Fisafat ilmu sekahgus juga merupakan kerangka dalam proses penggahan ilmu
atau membenkan perspekt untuk melihat hakikat ilmu dan menelaskan andasan
filosohsnya.

Filsafat Ilmu merupakan pemikiran reflektif, radikal, kritis, dan mendasar


atas berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan. Filsatat Ilmu menjadi sangat
penting artinya untuk melihat rancang bangun keilmuan, baik ilmu kealaman,
kemasyarakatan (sosial), dan humanitas (termasuk ke Islaman), sekaligus
menganaksis kosekuensi logis dar pola pikir yang mendasarinya, sehingga ekses-
ekses yang ditimbulkan dapat dipahami dan akhimya dapat dikontrol dengan baik .
Untuk memahami lebih jauh proses dan hasil keilmuan pada jenis ilmu apapun,
ditentukan oleh landasan tilosofis, asumsi dasar atau paradigma, dan kerangka leon
ilmu tersebut. Rasionalisme menganggap bahwa sumber pengetahuan manusia
adalah rasio. Berpkirlah yang membentuk pengetahuan. Manusia sebagai subjek
timbulnya pengetahuan, adalah makhluk yang berpikir. Pada gilirannya,
berdasarkan pengetahuan dar hasi berpikir itulah manusia berbuat dan menentukan
tindakannya.
7

Berbeda dar rasionalisme yang menekankan pada rasio empirisisme


mernjadikan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan, baik itu pengalaman
lahiriah maupun batiniah. Di antara ahli yang mengemukakan teon ini, terdapat
nama Francis Bacon, Thomas Hobbes, John Lock, Berkeley, dan yang terpenting
adalah David Hume. David Hume menerapakan prinsip-prinsip empirisisme secara
radikal dan kosisten. Hume digambarkan sebagai orang yang menentang asumsi dan
teori sebelumnya yaitu rasionalisme, teologi Katholik, Deis, dan Anglikan, bahkan
menentang sesama teonitisi empirisisme sebelumny yattu Lock dan Berkeley.
Pemikiran Hume tentang empirisisme nmi lebih jauh menjelaskan reaksinya
terhadap konsep substansi dan kausalitas.

Dalam perkembanganya filsafat ilmu mengarahkan pandanganya kepada


strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etika dan heuristic. Oleh sebab itu
diperlukan perenungan mendasar mengenai hakikat ilmu pengetahuan. Menurut
Koento Wibisono, filsafat dari suatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
memahami mengenai hakekat dari sesuatu yang ada.

2.3. Ilmu Pengetahuan

Menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin
(science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut
istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Perbedaan ilmu dan
pengetahuan yaitu : Secara umum, Pengertian Ilmu merupakan kumpulan proses
kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakan berbagai cara, alat, prosedur
dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis,
objektif, empiris, sistematis dan verifikatif. Sedangkan pengetahuan (knowledge )
merupakan kumpulan fakta yang meliputi bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga
pengetahuan belum bisa disebut sebagai ilmu, tetapi ilmu pasti merupakan
pengetahuan.
8

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Ilmu diartikan sebagai


pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode
ilmiah tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan kondisi tertentu dalam
bidang pengetahuan. Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia, Pengertian Ilmu/ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menemukan, menyelidiki dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai bentuk kenyataan dalam alam
manusia.

Jadi ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang berasal dari berbagai
pengetahuan yang didapatkan sebagai hasil dari suatu gejala yang dianalisa dan
diperiksa secara teliti dengan menggunakan metode metode tertentu (secara
rasional, sistematik, logis, dan konsisten) sehingga didapat penjelasan mengenai
gejala yang bersangkutan. Jadi ilmu pengetahuan itu konkrit dan tidak terbatas,
yaitu dapat diukur kebenarannya. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat
dipisahkan atau memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

2.3.1. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Klasifikasi ilmu pengetahuan mengalami perkembangan sesuai dengan


perkembangan zamanbanyak sekali pandangan terkait klasifikasi ilmu
pengetahuan, diantaranya klasifikasi ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan
obyeknya.

a) Menurut subyeknya
1) Teoritis

Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang


universal berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan
mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam
segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya
9

adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya
dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya
yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsa-
bangsa), sosiologi dan sebagainnya.

2) Praktis (applied science/ ilmu terapan)

Yaitu ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau


pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah orang harus
berbuat sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :

(a) Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat,


membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-laramgan misalnya:
etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)
(b) Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan
bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu, mencapai hasil tertentu.
Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan
sebagainnya.

Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi


walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu
pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis,
sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan
dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri terlepas
dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang
teoritis.

b) Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya) :


1) Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup manusa,
misalnnya: teologi/agama dan filsafat.
10

2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan


manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu saja.inilah yang
biasannya disebut ilmu pengetahuan
3) Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan
pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
(a) Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science )

Ilmu ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan


yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan
metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku
mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk
menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian
digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil
penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok
ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi,
kedokteran, mekanika.

(b) Ilmu-ilmu Sosial ( social science )

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-


keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk
mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-
ilmu alamiah. Tetapi hash penelitiannya tidak mungkin 100 % benar,
hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam
hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang
termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi,
sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi
hukum, dsb.
11

(c) Pengetahuan budaya ( the humanities )

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari


arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal
itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya
terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya
dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode
ilmiah.

Sedang Ilmu Budaya Dasar ( Basic Humanities ) adalah usaha


yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu
Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.

Ketiga macam ilmu pengetahuan ini juga dibeda-bedakan tetapi


jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang berhubungan satu sama lain
dan saling mempengaruhi dan melengkapi.

2.3.2. Karakteristik/ Ciri Ilmu Pengetahuan

Ciri Ilmu perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi
ilmu. Ilmu pengetahuan mempunyai sifat, antara lain:
12

a) Sistematik
b) Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan)
c) Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan
kecil).
d) Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah).

Disamping itu suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri lain yaitu:

a) Bukan satu, melainkan banyak (plural)


b) Bersifat terbuka (dapat dikritik)
c) Berkaitan dalam memecahkan.

Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari
meskipun oleh para ilmuwan adalah bahwa ia tidak mengenal kata kekal. Apa
yang dianggap salah di masa silam misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad
modern. Pandangan terhadap persoalan-persoalan ilmiah silih berganti, bukan saja
dalam lapangan pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga dalam teori-teori
setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan
dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) sampai-sampai manusia pun
hendak dikatagorikan dalam konsep tersebut. Sekarang ini terdapat psikologi yang
membahas mengenai jiwa, budi dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum


yaitu:

a) Obyek ilmu pengetahuan adalah empiris.


b) Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai
sistematika.
c) Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman studi dan pemikiran.
d) Sumber segala ilmu adalah Tuhan, karena Dia yang menciptakannya.
13

2.3.3. Fungsi Ilmu


Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia
dari segala sesuatu yang menyulitkan. Van Melsen mengemukakan beberapa ciri
yang menandai ilmu, sebagaimana yang dikutip Rizal Muntasyir dan Misnal
Munir, yaitu:
a) Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara
logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun
harus (susunan logis).
b) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
tanggung jawab ilmuwan.
c) Universalitas ilmu pengetahuan.
d) Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif.
e) Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
f) Progresifitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-
sungguh, bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan
problem-problem baru lagi.
g) Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi
setiap peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
h) Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan
antara teori dengan praktis.

Jadi setiap ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan bila
memiliki ciri-ciri atau karakteristik umum diatas. Sementera itu mengenai
karakteristik khusus ilmu pengetahuan setelah adanya klasifikasi ilmu pengetahuan
akan diterangkan kemudian.
14

2.3.4. Contoh Ilmu Pengetahuan

Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan


pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu Ilmu-ilmu Alamiah
( natural science ) Ilmu-ilmu Sosial ( social science ), Pengetahuan budaya ( the
humanities ). Berikut adalah contoh ilmu pengetahuan pada masing masing
kelompok tersebut :

a) Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science ) :Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu


alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran,
mekanika.
b) Ilmu-ilmu Sosial ( social science ): Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial
antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi
sosial, sosiologi hukum, dsb.
c) Pengetahuan budaya ( the humanities ) : Pengetahuan budaya ( The
Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin)
scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai
bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.

2.4. Peranan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan

Semakin banyak manusia tahu, semakin banyak pula pertanyaan yang timbul
dalam dirinya. Manusia ingin tahu tentang asal dan tujuan hidup, tentang dirinya
sendiri, tentang nasibnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya. Sikap
seperi ini pada dasarnya sudah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas, yang
secara metodis dan sistematis dapat dibagi atas banyak jenis ilmu. Ilmu-ilmu
pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri
dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang,
manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi
masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami
15

lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa


yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.

Pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia


mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas. Seperti yang telah
diungkapkan pada bagian pendahuluan, keterbatasan itu terletak pada cara kerja
ilmu-ilmu pengetahuan yang hanya membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu.
Karena pembatasan itu, ilmu pengetahuan tidak dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang keseluruhan manusia. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu
pengetahuan membutuhkan filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal yang
penting.

C.Verhaak dan R.Haryono Imam dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu
Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-ilmu, menjelaskan dua penilaian filsafat
atas kebenaran ilmu-ilmu. Pertama, filsafat ikut menilai apa yang dianggap tepat
dan benar dalam ilmu-ilmu, dalam hal ini filsafat tidak ikut campur dalam bidang-
bidang ilmu itu. Akan tetapi, mengenai apa kiranya kebenaran itu, ilmu-ilmu
pengetahuan tidak dapat menjawabnya karena masalah ini tidak termasuk bidang
ilmu mereka. Kedua, filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada
perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran.

Dari dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat dillihat
bahwa ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung
dalam usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan
suatu sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran.
Filsafatlah yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari
kebenaran. Di dalam filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan
kebenaran dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.
Franz Magnis Suseno mengungkapkan dua arah filsafat dalam usaha mencari
jawaban dari berbagai pertanyaan sebagai berikut: pertama, filsafat harus
16

mengkritik jawaban-jawaban yang tidak memadai. Kedua, filsafat harus ikut


mencari jawaban yang benar. Kritikan dan jawaban yang diberikan filsafat
sesungguhnya berbeda dari jawaban-jawaban lain pada umumnya. Kritikan dan
jawaban itu harus dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

Pertanggungjawaban rasional pada hakikatnya berarti bahwa setiap langkah


harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan, serta harus dipertahankan
secara argumentatif dengan argumen-argumen yang objektif. Hal ini berarti bahwa
kalau ada yang mempertanyakan atau menyangkal klaim kebenaran suatu
pemikiran, pertanyaan dan sangkalan itu dapat dijawab dengan argumentasi atau
alasan-alasan yang masuk akal dan dapat dimengerti. Dari berbagai penjelasan di
atas, tampak jelas bahwa filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran.
Pencarian itu dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada
secara kritis sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian
itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional. Penilaian dan jawaban yang diberikan
filsafat sendiri, senantiasa harus terbuka terhadap berbagai kritikan dan masukan
sebagai bahan evaluasi demi mencapai kebenaran yang dicari.

Inilah yang menunjukkan kekhasan filsafat di hadapan berbagai ilmu


pengetahuan yang ada. Filsafat selalu terbuka untuk berdialog dan bekerjasama
dengan berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka pencarian akan kebenaran. Baik
ilmu pengetahuan maupun filsafat, bila diarahkan secara tepat dapat sangat
membantu kehidupan manusia. Membangun ilmu pengetahuan diperlukan
konsistensi yang terus berpegang pada paradigma yang membentuknya. Kearifan
memperbaiki paradigma ilmu pengetahuan nampaknya sangat diperlukan agar ilmu
pengetahuan seiring dengan tantangan zaman, karena ilmu pengetahuan tidak hidup
dengan dirinya sendiri, tetapi harus mempunyai manfaat kepada kehidupan dunia
17

Hampir semua kemampuan pemikiran (thought) manusia didominasi oleh


pendekatan filsafat. Pengetahuan manusia yang dihasilkan melalui proses berpikir
selalu digunakannya untuk menyingkap tabir ketidaktahuan dan mencari solusi
masalah kehidupan.antara ilmu Pengetahuan dan ilmu Filsafat ada persamaan dan
perbedaannya.Ilmu Pengetahuan bersifat Posterior kesimpulannya ditarik setelah
melakukan pengujian-pengujian secara berulang-ulang sedangkan Filsafat bersifat
priori kesimpulannya ditarik tanpa pengujian,sebab Filsafat tidak mengharuskan
adanya data empiris seperti yang dimiliki ilmu karena Filsafat bersifat
Spekulatif.Disamping adanya perbedaan antara ilmu dengan filsafat ada sejumlah
persamaan yaitu sama-sama mencari kebenaran.Ilmu memiliki tugas melukiskan
filsafat bertugas untuk menafsirkan kesemestaan aktivitas ilmu digerakkan oleh
pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan fakta sedangkan filsafat menjawab atas
pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya fakat itu darimana awalnya dan akan
kemana akhirnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad Fauzi. 2013. Definisi Ilmu Pengetahuan.


https://muhamadfauziali.wordpress.com/2013/04/23/tugas-1-definisi-ilmu-
pengetahuan/. Diakses pada tanggal 7 April 2015.

Ishmi, Nurul. 2015. Pengertian Ilmu. Kumpulan Artikel Ekonomi. http://isma-


ismi.com/pengertian-ilmu.html. Diakses pada tanggal 7 April 2015.

Muslih, Mohammad. 2005. Filsafat Ilmu Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma,
Dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Belukar

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Filsafat. dirujuk dari buku karangan : Pudjo
Sumedi AS., Drs.,M.Ed.* dan Mustakim, S.Pd.,MM.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-filsafat/

Anda mungkin juga menyukai