Anda di halaman 1dari 108

CURRICULUM VITAE

Nama : Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes


Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 11 November 1961
Kedudukan/ Jabatan :
Koordinator Program Studi Doktor (S3) Pascasarjana FK Unpad
Ketua Unit Publikasi Ilmiah dan HKI FK Unpad
Kepala Divisi AlergiImunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung
Koordinator Penelitian Staf Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung
Anggota Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI JABAR
Sekretaris PERALMUNI cabang Bandung
Ketua Redaksi International Journal of Integrated Health Sciences dan MKB
Penanggung jawab Althea Journal dan Jurnal Anestesi Perioperatif
Mitra Bestari Jurnal Kemas, Jurnal Media Kesmas Indonesia, dll
Anggota Kelompok Kerja PMTCT of HIV
Ketua UKK Alergi-Imunologi IDAI
Alamat Rumah : Jl. Buton no.10 Bandung
Nomor Telepon : (022) 4231356
E-mail :
Riwayat pendidikan :
Guru Besar, 1 November 2013
Program S3 Pascasarjana UNPAD Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tanggal 7 Desember 2009
Program Magister Kesehatan S2, Pascasarjana UNPAD Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tanggal 30 April 2003.
Dokter Spesialis Anak Konsultan, Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia, Jakarta, Juni 2002.
Pendidikan Spesialisasi di Bagian/SMF IKA FK UNPAD Bandung, lulus tanggal 19 Agustus 1996.
Kedokteran umum di FK UNPAD Bandung, lulus 21 Oktober 1987
Riwayat pekerjaan :
Th. 2010 : Kepala Divisi Alergi-Imunologi, Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung
Th. 1992-1996 : Kepala Puskesmas Kecamatan Sungailiat, Bangka
Th. 1989-1992 : Pengajar pada SPK Sungailiat, Bangka
Th. 1988-1990 : Staf Dokter Rumah Sakit Umum Sungailiat, Bangka
Th. 1988 : Dokter Lepas Pantai di Pertamina
Th. 1987-1988 : Dokter di RS Muhammadiyah Bandung; RS Bersalin Al Islam, Bandung; Klinik Suci Husada, Bandung;
Klinik Gegerkalong, Bandung; Klinik Moh. Toha, Bandung.
Th. 1982-1986 : Pengajar Bimbingan Test untuk SD, SMP dan SMA di Bandung.
ALERGI PADA ANAK
Budi Setiabudiawan
UKK Alergi-Imunologi
Reaksi Alergi

Pencetus alergi

Gejala dan tanda alergi

Tatalaksana anak dengan alergi

Pencegahan alergi pada anak


ALERGI

reaksi yang berbeda/menyimpang dari


normal terhadap berbagai rangsangan/zat
dari luar tubuh

Makanan Debu Obat-obatan


Penyakit alergi
Angka kejadian

Dapat merugikan tumbuh


bembang anak
Hanya mengenai anak yang
mempunyai bakat alergi

Bakat diturunkan oleh


satu/kedua orangtua
Angka kejadian alergi di seluruh dunia

ISAAC:Lancet 351:1225,1998
Prevalensi Alergi di Dunia
Prevalensi asma
mencapai 400 juta orang
pada tahun 2025 dan
sekitar 50%nya menderita
alergi makanan.

1,9-4,9% anak-anak di
dunia menderita alergi
protein susu sapi (CMA).
Epidemiologi
Asma
Penyakit Rinitis alergi
alergi Alergi makanan
Dermatitis atopik

World Allergy Organization (WAO)


1,9-4,9% anak-anak
30- di dunia
30-40 % dari total
40% populasi di seluruh
Alergi protein susu sapi (CMA) dunia

Pawankar R, Canonica GW, Holgate ST, Lockey RF. WAO White Book on Allergy
2011-2012: Executive Summary. World Allergy Organization; 2011

Fiocchi A, Brozek J, Schunemann H, Bahna SL, von BA, Beyer K, et al: Diagnosis and
rationale for action against cows milk allergy (DRACMA) guidelines. World Allergy
Organ J.2010;3(4):57161.
Penyakit alergi
Genetik
(bakat
alergi/
atopi)

Lingkungan
PENYAKIT
ALERGI
Hipersensitivitas

Alergi Non Alergi

Diperantarai
Diperantarai sel Intoleransi
Antibodi

Tidak Diperantarai
Diperantarai IgE
IgE Aversi

Atopi NonAtopi

Serangga,
parasit, obat

Johanson SGO, Bieber T, Dahl R, Friedmann PS, Lanier BQ, et al. Revised nomenclature for allergy for global use: Report of the Nomenclature Review Committee of
the World Allergy Organization, October 2003. J Allergy Clin Immunol. 2003;113(5):832-6.
World Health Organization. Prevention of Allergy and Allergic Asthma. 2003.
Emanuel S, Hawarden D. Hypersensitivity Nomenclature. Current Allergy & Clinical Immunology. 2013;26(2):90-3.
Faktor Genetik Faktor Lingkungan
Adanya alel-alel spesifik
pada HLA Sensitisasi alergen
Polimorfisme dari FCERI- Memiliki saudara kandung sedikit
Polimorfisme dari famili gen Kebersihan berlebih
sitokin IL-4 Mendapat antibiotik pada 2 tahun
Polimorfisme dari CD14 awal masa kehidupan
Polimorfisme pada lokus- Vaksinasi dan pencegahan penyakit
Atopi
lokus lain

Gangguan OrganTarget Pemicu


Epitel Bronkus Infeksi virus
Kulit Paparan terhadap alergen
Usus Asap rokok
Polutan dalam dan luar
ruangan

Inflamasi Alergi Kay AB. Allergy and allergic diseases. N


Th2 mediated Engl J Med. 2001;344(1):307.
Sensitivitas 61%; Spesifisitas 83%
Faktor Genetik
Riwayat keluarga alergi positif

Risiko Alergi

Kedua Saudara Salah satu Kedua


orangtua kandung orangtua orangtua
tidak alergi alergi alergi alergi

5-15% 25-30% 20-40% Risiko meningkat hingga


50-60%
Risiko Risiko Risiko 80% bila menderita alergi
alergi alergi alergi Risiko alergi
yang sama
Pemicu alergi
Pemicu Alergi
Pemicu Alergi
Age and the Allergic March

Barnetson and Rogers. BMJ.2002;324:1376-9


Atopic March

ATOPI
Alergi Makanan

Eksim

Asma

Rinitis
Alergi
Atopic March

ATOPI
Alergi Makanan

Eksim

Asma

Rinitis
Alergi
Beberapa jenis penyakit alergi pada anak

Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah suatu gejala eksim terutama
timbul pada masa kanak-kanak. Gejala ini sering
mengenai pipi, siku dan tepi pinggir kulit anggota
gerak bawah dan selanjutnya dapat menyebar ke
daerah selangkangan.
Manifestasi Alergi di Kulit
Beberapa jenis penyakit alergi pada anak

Urtikaria
Urtikaria (biduran, kaligata) merupakan suatu
kelainan alergi pada kulit yang berbentuk bentol
berwarna merah disertai rasa gatal dengan
ukuran diameter yang bervariasi dari 2 milimeter
sampai beberapa sentimeter. Urtikaria ini dapat
tersebar pada berbagai tempat di kulit.
Beberapa jenis penyakit alergi pada anak

Asma bronkial
Disebut juga bengek
Suatu penyakit kronis yang ditandai adanya
peningkatan kepekaan saluran napas terhadap
berbagai rangsang dari luar (debu, serbuk bunga,
udara dingin, makanan dll) yang menyebabkan
penyempitan saluran napas yang meluas dan
dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan
Beberapa jenis penyakit alergi pada anak

Rinitis alergika
Rintis Alergika adalah suatu gejala alergi yang
terjadi pada hidung.

Konjungtivitis alergika
Konjungtivitis alergika adalah suatu bentuk
kelainan alergi pada mata yang mengenai kedua
mata dan terjadi berulang. Gejala penyakit ini
berupa gatal kemerahan. Banyak keluar air mata
dan penglihatan silau. Kadang-kadang penderita
merasa ada sesuatu yang mengganjal pada mata.
ALLERGIC RHINITIS

Dennie-Morgan
Dennie-Morgan
infra-orbital
infra-orbital
folds
folds 15

Twitching & grimacing

Allergic salute
Open mouthed face

14

A pigmented
transverse
nasal crease

1
3
ALLERGIC CONJUNCTIVITIS
Pengenalan makanan padat secara
Pajanan asap rokok A dini sebelum usia 3-4 bulan B
Polutan lingkungan A Susu formula B
Kolonisasi flora Diet rendah n-3 PUFA, antioksidan,
abnormal usus A dan serat B
Kurang paparan sinar Pengenalan makanan padat yang
matahari B tertundaB
Defisiensi vitamin D C

Hindari pajanan asap ASI selama 6 bulan c Diet yang sehat


rokok A Susu formula hipoalergenik dan seimbanga
Diet sehat dan pada 6 bulan pertama bila Probiotik dan
seimbang c ASI tidak memungkinkan c prebiotik b
Probiotik dan prebiotikb Pengenalan makanan padat
pada usia 4-6 bulan c n-3 PUFA c
n-3 PUFA b
Vitamin D a Probiotik dan prebiotik b
n-3 PUFA a
Diet Ibu
Selama kehamilan:
Manfaat restriksi diet ibu selama kehamilan dan
menyusui dalam mencegah alergi tidak kuat

Bahkan untuk makanan hiperalergenik

Risiko kurang gizi dan potensi merugikan janin mungkin


bermakna
Pajanan Asap Rokok
Meningkatkan risiko penurunan fungsi paru
bila ibu merokok selama kehamilan dan
menyusui
Asap tembakau berhubungan dengan penyakit
alergi pada anak, namun kurang jelas pada
eksim

Ibu merokok selama kehamilan merupakan


faktor risiko bermakna
Haruskah Makanan Alergenik Dilarang
Selama Kehamilan?
Makanan pada saat menyusui?
Manfaat Memberi ASI
Pasif
Mengurangi pajanan alergen
eksogen
Proteksi infeksi
Induksi maturasi intestinal
Aktif
Kesehatan usus
Substansi dalam ASI
Imunomodulator
Kesehatan usus

Anti-inflamasi

Pediatrics 129, e827-49. 2012. Section on


breastfeeding
ASI

Mengandung alergen
makanan dalam jumlah
sangat sedikit
menginduksi toleransi

Frank Kneepkens. Eur J Pediatr (2010) 169:911917


Durasi Menyusui Eksklusif

Untuk semua bayi, ASI eksklusif


direkomendasikan setidaknya 4-6 bulan pertama
ASI hingga lebih di atas 6 bulan : tidak berhubungan
bermakna dengan eksema (pooled OR 109, 95% CI
094-126)
Indonesia: Menyusui ekslusif hingga 6 bulan
Bayi yang tidak Formula hidrolisat
memungkinkan diberi ASI parsial atau
ekstensif sampai 4-
6 bulan

Efek pencegahan
terhadap dermatitis
atopik, tetapi bukan
asma
formula protein formula hidrolisat
utuh (susu sapi ekstensif atau
atau soya) parsial

Beberapa bulan pertama


berhubungan dengan meningkatnya
risiko dermatitis atopik

Sicherer SH, Sampson HA. Food Allergy. J Allergy Clin Immunol. 2010;125(2): 116-25
Formula Hidrolisat
Pada bayi berisiko tinggi yang tidak mendapat
ASI, formula hidrolisat efektif dan aman jika
diberikan hingga usia 4-6 bulan

Rekomendasi ini menekankan pentingnya


melakukan pencegahan manifestasi alergi pada
bayi berisiko tinggi.
Makanan Padat: Kapan mulai?
Detroit study: anak dengan riwayat keluarga alergi (bukan
populasi umum)
Makanan padat pada usia kurang dari 4 bulan: tidak
berhubungan dengan sensitisasi makanan pada usia >1
tahun, kecuali sensitisasi kacang tanah (IgE >0,35U/mL)
Makanan pada usia <4 bulan OR 0,3; p<0,017, 95%CI 0.1-
0.8

Pengenalan makanan padat dibutuhkan untuk


pertumbuhan mikrobiota intestinal
Tidak perlu penghindaran
Joseph CLM, et al. Early complementary feeding and risk of food sensitization .JACI 2011;127:1203-10
Penundaan Makanan Padat
Setelah Usia 6 Bulan
Meningkatkan risiko atopi

Tidak ada efek yang jelas penundaan makanan padat


terhadap prevalensi alergi makanan

Termasuk penundaan pengenalan makanan


hiperalergenik
Pengenalan makanan padat penting untuk memulai
toleransi

Pada kelompok berisiko alergi, penelitian


menunjukkan pengenalan makanan padat pada
usia 4-6 bulan dapat menurunkan kejadian alergi

Bila semua aspek kesehatan diperhitungkan,


rekomendasi ASI eksklusif dan pengenalan
makanan pada dikonfirmasi pada usia 6 bulan,
tapi bukan setelahnya
Alergi makanan
Alergi makanan merupakan salah satu masalah alergi
yang penting pada anak.
Suatu reaksi klinis yang tidak diinginkan terhadap
makanan secara imunologis
Beda dengan intoleransi

Sebetulnya semua makanan dapat menimbulkan alergi,


akan tetapi antara satu makanan dengan makanan yang
lain mempunyai derajat alergenitas berbeda.
Bedakan antara alergi makanan dan reaksi simpang

makanan yang lain


Reaksi Simpang Makanan
(Adverse Reactions to Foods)

Reaksi
simpang
makanan

Imunologis Non
imunologis

- Intoleransi
(laktosa)
Alergi - Intoksikasi/
kontaminan
Med Clin N Am 2006;90:97-127.
Immunol Allergy Clin N Am 2005;25:369-88.
ALERGI SUSU SAPI
ALERGI SUSU SAPI

Angka kejadian:
0,5% - 7,5%
Terjadi terutama pada usia dibawah 1 tahun
dan berkurang dengan bertambahnya usia
Dermatitis Atopik pada anak 30-45% alergi
susu sapi
Ca++

Cholinergic
receptor

Phospholipase A2 PG/Tx/Lt
E Histamine
ECF-A
NCF-A

Ca++ -adrenergic
receptor

-adrenergic
receptor
PGE
receptor

Allergy-Immunology Subdivision. Child Health Department. Hasan Sadikin Hospital.


Mast Cell Degranulation
Manifestasi Klinis
Saluran cerna Kulit
Mual, muntah, refluks Urtikaria,
gastroesofagus, diare, BAB
berdarah dermatitis atopi

Gejala
Alergi

Saluran napas Sistemik


Asma, rinitis Anafilaksis
Diagnosis
Kriteria diagnostik minimal:

Menghilangnya gejala setelah eliminasi susu sapi


dan produknya
Timbulnya kembali gejala setelah pemberian susu
sapi
Eksklusi intoleransi laktosa dan infeksi (pada pasien
dengan gejala gastrointestinal)
Ann Allergy Asthma Immunol 2002;89(Suppl):33-7
Pemeriksaan Penunjang
Membantu mengarahkan pemicu alergi
Uji kulit
Skin prick test (SPT)
Patch test
Pemeriksaan IgE spesifik dalam darah
Uji eliminasi dan provokasi (pada alergi
makanan)
Prosedur Skin Prick Test
Prosedur Patch Test
Perlu diingat.
Tata Laksana
Penghindaran protein susu sapi dan produknya
ASI
Ibu pantang protein susu sapi dan produknya
Formula
Susu formula terhidrolisis ekstensif
Formula asam amino
Formula kedelai
Produk olahan
Perhatikan label
Obat-obatan sesuai indikasi
Prevention

partially extensively synthetic


hydrolyzed hydrolyzed amino acid

Treatment

ALLERGENICITY

Protein or peptide with shorter peptide chains and


smaller molecule has a lower allergenicity
Produk Olahan Susu
Makanan yang harus dihindari Makanan yang harus hati-hati bila
dikonsumsi
Semua makanan yang mengandung susu Casein or caseinates
termasuk mentega, krim keju, es krim,
susu dan yogurt
Beberapa jenis roti yang menggunakan Hydrolisate
susu
Sayur - sayuran yang dimasak dengan Lactalbumin, lactalbumin phosphate
mentega, krim
Permen yang terbuat dari susu seperti Lactoglobulin
caramel
Caesar salad dan dressingnya, mayonnaise Lactose

Sereal di dalam kotak Protein whey


Sup krim, susu kocok
Pancakes, waffles dan French toast
Pudding, custard dan saus krim
Prognosis
Anak dengan alergi makanan tertentu (susu, telur)
dapat toleran di kemudian hari.
Namun, bila alergi terhadap makanan laut atau
kacang, alergi ini cenderung akan menetap.
Anak dengan alergi 1 jenis makanan dapat
mengalami alergi terhadap jenis makanan lain.
Anak dengan dermatitis atopik dapat menjadi asma
di kemudian hari.
Cows Milk Allergy Prognosis

Cows milk allergy is a transient condition


After 12 months 60% remission
After 2 years > 70% remission
After 3 years > 80% remission
After 5 years 97% remission
1 Comprehensive
Treatment
Primary
2 Optimal Condition of
Children Growth

3
Allergic
Secondary Diseases
Prevention
Tertiary

Overweight Prevention
8
7 5
Introduction of solid food starts Exclusive Breastfeeding
from 6 months 6 months minimal, diet
Diet restriction (-) restriction (-)

9 Vaccine
Recommendation 6 Hydrolyzed Formula
Milk

4 Diet Restriction (-)

Vaginal Delivery 10
Allergic March

ATOPY
Food Allergy

Exzema

Asthma

Allergic
Rhinitis
Allergic March

ATOPY
Food Allergy

Exzema

Asthma

Allergic
Rhinitis
A Positive family history for allergy Genetic Factors
Risk of Allergy

Both parent One sibling One parent


no allergies with allergy with allergy Both parent
with allergies

5-15% 25-30% 20-40% 40-60%


risk of allergy risk of allergy risk of allergy risk of allergy
50-80%
The same
Sensitivity 61%; Specificity 83% manifestation
Koning,1996; Bousquet,2002
Prevention
Primary prevention
Secondary prevention
Breastmilk
pHF
eHF AAF
Probiotic eHF
Infant Tertiary prevention
Elimination diet
Formula:
sensitization (AAF or eHF)
Steroid, antihistamine
Emergency treatment
Clinical Promising Treatment

manifestation
Family
SPT
history of
IgE RAST
atopy
1 Penanganan
komprehensif
primer
2 Kondisi Optimal
Pertumbuhan Anak

3
Pencegahan
sekunder Penyakit
Alergi
tersier

Pencegahan Overweight
8
7 5
Makanan Padat tidak diberikan Pemberian ASI
hingga usia 4-6 bulan eksklusif minimal 4-6
Retriksi Diet (-) bulan, retriksi diet (-)

9 Rekomendasi
Vaksin 6 Susu formula hidrolisat

4 Retriksi Diet (-)

Vaginal Delivery 10
CURRICULUM VITAE

Nama : Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), MKes


Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 11 November 1961
Kedudukan/ Jabatan :
Kepala Divisi AlergiImunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung
Anggota Komite Daerah Pengkajian dan Penanggulangan KIPI JABAR
Sekretaris PERALMUNI cabang Bandung
Ketua Redaksi Majalah Kedokteran Bandung
Sekretaris Unit Publikasi Ilmiah dan HKI FKUP
Anggota Redaksi Majalah Bionatura
Anggota Satgas HIV IDAI
Anggota SATGAS Remaja
Anggota Kelompok Kerja PMTCT of HIV
Sekretaris IIF
Sekretaris Program Studi Doktor FKUP
Alamat Rumah : Jl. Buton no.10 Bandung
Nomor Telepon : (022) 4231356
E-mail : setiabudiawan@yahoo.com
Riwayat pendidikan :
Program S3 Pascasarjana UNPAD Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tanggal 7 Desember 2009
Program Magister Kesehatan S2, Pascasarjana UNPAD Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tanggal 30 April 2003.
Dokter Spesialis Anak Konsultan, Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia, Jakarta, Juni 2002.
Pendidikan Spesialisasi di Bagian/SMF IKA FK UNPAD Bandung, lulus tanggal 19 Agustus 1996.
Kedokteran umum di FK UNPAD Bandung, lulus 21 Oktober 1987
Riwayat pekerjaan :
Th. 1996 : Kepala Divisi Alergi-Imunologi, Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung
Th. 1992-1996 : Kepala Puskesmas Kecamatan Sungailiat, Bangka
Th. 1989-1992 : Pengajar pada SPK Sungailiat, Bangka
Th. 1988-1990 : Staf Dokter Rumah Sakit Umum Sungailiat, Bangka
Th. 1988 : Dokter Lepas Pantai di Pertamina
Th. 1987-1988 : Dokter di RS Muhammadiyah Bandung; RS Bersalin Al Islam, Bandung; Klinik Suci Husada, Bandung;
Klinik Gegerkalong, Bandung; Klinik Moh. Toha, Bandung.
Th. 1982-1986 : Pengajar Bimbingan Test untuk SD, SMP dan SMA di Bandung.
Pencegahan Alergi
Primer
ASI eksklusif, susu hidrolisat
Hindari asap rokok
Probiotik
Sekunder
Tersier
Fireman P, Slavin RG. Atlas of allergies, 1991.
Dual-allergen-exposure hypothesis for pathogenesis of food allergy. Tolerance occurs as a result of oral exposure to food, and allergic
sensitization results from cutaneous exposure. GI, Gastrointestinal.
J ALLERGY CLIN IMMUNO. 2009;121(6)
Formula Kedelai

Formula kedelai sudah lama dijadikan alternatif


pengganti susu pada anak dengan alergi susu sapi
Formula kedelai untuk anak saat ini sudah
dimodifikasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi anak
Dapat dianjurkan pada pasien alergi susu sapi (tipe
IgE) di atas usia 6 bulan
Formula Kedelai

Keuntungan susu kedelai dibandingkan susu protein


hidrolisat ekstensif:
Tidak mempunyai protein susu sapi
Rasa lebih enak
Harga lebih murah
Penambahan berat badan, tinggi badan, kadar
protein dan mineralisasi tulang yang normal
Primary Allergy Prevention

During pregnancy Soon After birth

Probiotics Exclusive breastfeeding

Avoid smoke Probiotics

No diet Hydrolysed cows


restriction milk formula

Vaginal delivery 86
ALUR DIAGNOSIS Gejala ASS

DAN
SPT/IgE spesifik darah
PENANGANAN
ALERGI SUSU SAPI
Anak dengan Anak dengan
ASI eksklusif susu formula

Ibu pantang susu sapi dan Berikan formula pengganti


produknya minimal 2 susu sapi minimal 2 minggu
minggu (*) (#)

Perbaikan (+) Perbaikan (-) Perbaikan (+) Perbaikan (-)

Berikan kembali Pikirkan Perkenalkan


kembali Pikirkan
protein susu sapi diagnosis lain
protein susu diagnosis lain
sapi
Gejala (+): Gejala (-)
KONFIRMASI ASS Teruskan Gejala (+): KONFIRMASI ASS.
ndari protein susu pemberian Berikan formula pengganti Gejala (-):
minimal 6 bulan protein susu sapi minimal 6 bulan Teruskan
pemberian
susu sapi
Algoritma diagnosis dan tatalaksana ASS pada bayi dengan ASI eksklusif
(6 bulan)
Curiga ASS

Pemeriksaan klinis :
-Temuan klinis
-Riwayat keluarga (faktor risiko)

ASS ringan/ sedang ASS berat


Satu/lebih gejala dibawah ini : Satu/lebih gejala dibawah ini :
Gagal tumbuh karena diare dan atau
Regurgitasi berulang, muntah, diare, regurgitasi, muntah dan atau anak tidak mau
konstipasi (dengan atau tanpa ruam makan,
perianal), darah pada tinja, Anemia defisiensi besi karena kehilangan darah
Anemia defisiensi besi di tinja, ensefalopati karena kehilangan protein,
Dermatitis atopik (DA), angioedema, urtikaria enteropati atau kolitis ulseratif kronik yang
Pilek, batuk kronik, mengi sudah terbukti melalui endoskopi atau histologi
Uji Tusuk kulit
Kolik persisten (> 3 jam perhari/minggu IgE Spesifik
DA berat dengan anemia- hipoalbuminemia
selama lebih dari 3 minggu) atau gagal tumbuh atau anemia defisiensi besi
Laringoedema akut atau obstruksi bronkus
dengan kesulitan bernapas
Syok anafilaksis
Lanjutkan pemberian ASI
Diet eliminasi pada ibu: tidak mengkonsumsi susu
sapi selama 2 minggu (atau selama 4 minggu bila Rujuk dan eliminasi susu sapi pada diet ibu
disertai DA atau kolitis alergik) (tambahkan suplemen kalsium pada ibu)
Konsumsi suplemen kalsium
Perbaikan Tidak ada perbaikan

Perkenalkan Lanjutkan pemberian ASI


kembali protein Ibu dapat diet normal
susu sapi Pertimbangkan diagnosis alergi lain

Gejala (+) Gejala (-)


Eliminasi susu sapi diet ibu Ibu dapat mengkomsumsi protein
( suplemen kalsium dalam susu sapi
diet ibu)

Setelah ASI eksklusif 6 bulan

ASI teruskan atau


Berikan formula susu terhidrolisat * Bila ada masalah dana, rasa,
ekstensif* dan ketersediaan dapat
Makanan padat bebas susu sapi dikenalkan formula susu kedelai
(Sampai 9-12 bulan dan paling tidak dan monitor reaksi alergi
selama 6 bulan)

Sumber: Vandenplas Y, Brueton M, Dupont C, dkk.


Algoritma diagnosis dan tata laksana ASS pada bayi dengan PASI (susu formula)

Curiga ASS

Pemeriksaan klinis :
Temuan klinis / Riwayat keluarga (faktor risiko)

ASS ringan/ sedang ASS berat


Satu/lebih gejala dibawah ini : Satu/lebih gejala dibawah ini :

Regurgitasi berulang, muntah, diare, Gagal tumbuh karena diare dan atau regurgitasi,
konstipasi (dengan atau tanpa ruam Uji Tusuk muntah dan atau anak tidak mau makan,
perianal), darah pada tinja, Anemia defisiensi besi karena kehilangan darah di
Anemia defisiensi besi
kulit tinja, ensefalopati karena kehilangan protein,
Dermatitis atopik (DA), angioedema, urtikaria IgE enteropati atau kolitis ulseratif kronik yang sudah
Pilek, batuk kronik, mengi Spesifik terbukti melalui endoskopi atau histologi
Kolik persisten (> 3 jam perhari/minggu DA berat dengan anemia- hipoalbuminemia atau
selama lebih dari 3 minggu) gagal tumbuh atau anemia defisiensi besi
Laringoedema akut atau obstruksi bronkus dengan
Diet eliminasi dengan formula susu kesulitan bernapas
Syok anafilaksis
terhidrolisat ekstensif minimal 2-4 minggu *
Rujuk dan diet eliminasi susu sapi
Perbaikan Formula asam amino minimal 2-4 minggu *
Tidak ada perbaikan

Uji provokasi terbuka Diet eliminasi susu sapi


Berikan susu formula susu Formula asam amino minimal 2-4 minggu *
sapi dibawah pengawasan

Tidak ada Perbaikan


perbaikan
Gejala (-) Gejala (+)

Diberikan Diet bebas Evaluasi Uji


protein susu protein susu sapi Tidak ada Perbaikan diagnosis provokasi
sapi dan di selama 9-12 perbaikan
monitor bulan dan min 6
bulan
Evaluasi Uji
diagnosis provokasi *Bila ada masalah dana,
Ulangi uji provokasi
rasa, dan ketersediaan
dapat dikenalkan formula
susu kedelai dan monitor
Sumber: Vandenplas Y, Brueton M, Dupont C, dkk reaksi alergi
Allergic March
Alergen Susu Sapi

Kasein dan protein whey


Kasein penampakan seperti susu, 76-86%.
Di presipitasi dari susu skim pada pH 4,6
Beberapa protein whey didenaturasi dengan
pemanasan ekstensif, pasteurisasi rutin tidak
cukup namun dapat meningkatkan alerginitas
beberapa protein susu seperti lactoglobulin.
Diagnosis
Kriteria diagnostik minimal:
Menghilangnya gejala setelah eliminasi alergen
pencetus alergi
Timbulnya kembali gejala setelah pemberian
alergen yang sama
Eksklusi intoleransi laktosa dan infeksi (pada
pasien dengan gejala gastrointestinal)
Ann Allergy Asthma Immunol 2002;89(Suppl):33-7
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)
Diagnosis

Anamnesis (riwayat perjalanan penyakit)


Catatan makanan harian
Uji alergi (bila diperlukan)
Skin prick test
IgE spesifik darah
Uji eliminasi dan provokasi
TATA LAKSANA
Identifikasi pencetus alergi
Penghindaran alergen
Bila alergen berupa makanan, maka harus
menghindari makanan pencetus alergen dan
produknya.
Berhati-hati dalam membeli makanan olahan
baca label dengan benar
Obat-obatan sesuai dengan gejala
Bila pencetus alergi adalah susu sapi..

Penghindaran protein susu sapi dan produknya


Bila masih diberikan ASI, ibu pantang protein
susu sapi
Formula pengganti:
Susu formula terhidrolisis ekstensif
Formula asam amino
Formula kedelai
Makanan padat:
Makanan padat buatan sendiri dengan
menghindari susu dan produknya
Bila menggunakan makanan olahan/siap
pakai, berhati-hati membaca label
Susu Formula

SUSU FORMULA
STANDAR

SUSU HIDROLISAT
- PARSIAL Pencegahan primer
- EKSTENSIF

FORMULA ASAM
AMINO
Bila pencetusnya adalah telur
Hindari mengkonsumsi telur dan makanan yang
menggunakan telur sebagai salah satu bahannya
misalnya kue, mie, biskuit, dsb.
Hindari makanan siap pakai yang pada labelnya
tercantum:
Albumin, binder, coagulant, egg white, egg yolk or
yellow, emulsifier globulin, lecithin, livetin, lysozyme,
ovalbumin, ovamucin, ovamucoid, ovovitellin,
powdered egg, vitellin, whole egg
Label Makanan
Pencegahan

Primer
ASI eksklusif, susu hidrolisat parsial
Sekunder
Susu hidrolisat ekstensif, formula asam amino
Tersier
Susu hidrolisat ekstensif, formula asam amino,
formula kedelai
Prevalensi Alergi
Gejala Klinis

Saluran cerna: bengkak dan gatal di bibir


sampai lidah dan orofarings, muntah sampai
diare, tinja berdarah.
Kulit: urtikaria, dermatitis atopik
Saluran napas: batuk, mengi, asma, rinitis
Umum: anafilaksis
The distribution of atopic eczema varies with age
Cerio R. Eczema/dermatitis. In: Jackson WF: Color guide to the diagnosis and management of allergic
disorders. 1997 p.113

Anda mungkin juga menyukai