Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


DUB (DISFUNGTION UTERI BLEEDING)

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi/Pengertian
DUB merupakan perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun
di luar siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon
(otak-indung telur-rahim), tanpa kelainan organ.(internet)
Perdarahan uterus disfungsional didefinisikan sebagai perdarahan endometrium
abnormal dan berlebihan tanpa adanya patologi structural(Arif Mansjoer, 2000 ;
358)
Perdarahan uteri disfungsional merupakan perdarahan perdarahan abnormal yang
terjadi didalam maupun diluar siklus haid, yang semata-mata disebabkan
gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-
endometrium tanpa kelainan organic alat reproduksi(internet)
Perdarahan uteri disfungsional adalah perdarahan yang terjadi tanpa adanya
penyebab organic(price & Wilson 2006 ;1288)

2. Epidemiologi
DUB umum terjadi pada awal dan akhir usia reproduksi, dimana sering terjadi DUB
anovulatori. Selama periode ini, DUB terjadi sekunder akibat penurunan esterogen.
DUB dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan endokrin. 20% kasus terjadi pada
usia adolescence. 40% terjadi pada wanita pada usia >40 th.

3. Etilogi
Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional (DUB) belum
diketahui secara pasti. Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim
disfungsional, antara lain:
Kegemukan (obesitas)
Stress
Alat kontrasepsi hormonal
Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
Pada usia perimenars, penyebab paling mungkin adalah factor pembekuan darah
dan gangguan psikis

4. Klasifikasi
DUB dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
DUB akut jika jumlah per darahan pada satu saat lebih dari 80 ml, terjadi satu kali
atau berulang dan memerlukan tindakan penghentian perdarahan segera.
DUB kronis jika perdarahan pada satu saat kurang dari 30 ml terjadi terus
menerus atau tidak tidak hilang dalam 2 siklus berurutan atau dalam 3 siklus tak
berurutan, hari perdarahan setiap siklusnya lebih dari 8 hari, tidak memerlukan
tindakan penghentian perdarahan segera, dan dapat terjadi sebagai kelanjutan
perdarahan uterus disfungsional akut.

5. Manifestasi klinis
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi.
Jumlah
Factor Usia perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan
Stress Alat kontrasepsi Kegemukan
berulang. hormonal
Kejadian
Disfungsi aksis tersering pada
hipotalamus- menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita
Kortisol
meningkat Peningkatan
hipofisis-ovarium
mengalami menstruasi) atau masa pre-menopause.
Progesteron / kolesterol
Estrogen
Hipofisis
Gagalnya pematangan folikel terganggu
ovarium untuk ovulasi Peningkatan
LDL
Menghambat
pengeluaran
FSH & LH Peningkatan
androgen
Gagalnya pematangan folikel
ovarium untuk ovulasi

Kegagalan Anovulasi
pembentukkan
korpus luteum
Beberapa folikel
yang aktif terus
Progesterone memproduksi
tidak terbentuk estrogen
6. Patofisiologi
Meningkatnya
estrogen

Proliferasi endometrium
berminggu bahkan Amenore
berbulan-bulan
Proliferasi endometrium
berminggu bahkan Amenore
berbulan-bulan

Folikel degenerasi

Esterogen
menurun drastis

Peningkatan kebutuhan estrogen


tanpa disertai peningkatan
produksi progesteron

Peluruhan dinding
Nyeri
endometrium

Krisis Perdarahan Kekurangan


(DUB) volume cairan
situasional

Hb menurun Pk anemia
Ansietas

Transport O2 Perubahan
berkurang perfusi jaringan

Metabolisme
menurun

Energy
menurun

kelemahan

Intoleransi aktivitas
7. Pemeriksaan lab
Pemeriksaan darah :
Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH, Prolaktin dan
androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan jika ada
tampilan yang mengarah kesana.
Deteksi patologi endometrium melalui
(a) dilatasi dan kuretase
(b) histeroskopi. Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan
perdarahan tidak teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon
terhadap pengobatan harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium.
Pada wanita yang memerlukan investigasi, histeroskopi lebih sensitif
dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi abnormalitas
endometrium.
(c) Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaat pada wanita yang tidak berhasil dalam
uji coba terapeutik.

8. Penatalaksanaan medis
Menghentikan perdarahan, upaya menghentikan perdarahan adalah Kuret
(curettage)
Mengatur menstruasi agar kembali normal
Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%. Menghentikan
perdarahan.:
Pemberian obat golongan estrogen dan golongan progesterone.

Anda mungkin juga menyukai