PRAFORMULASI
SEDIAAN TETES MATA GENTAMISIN SULFAT
kloroform, dan eter Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
4. pH
- 4% larutan dalam air 3,5 5,5
- Eye drops (tetes mata) 6,5 7,5
5. Sifat kestabilan
- Pemanasan Tahan terhadap pemanasan, (dapat disterilisasi dengan autoklaf, tapi
warnanya akan berubah jadi coklat dan dapat diatasi dengan
penambahan Na metabisulfit.).
7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara). Simpan pada temperatur
tidak lebih dari 40 0C
8. Dosis lazim ISO 2007 (Gentafilm, Genoint dan Isotic Timact) hlm.412:
Tetes mata 0,3% atau 3 mg 1 2 tetes tiap 4 jam.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Tetes mata 0,3%, 4 6 kali sehari 1 2 tetes.
9. Indikasi Sumber Farmakologi dan Terapi FKUI hlm.670:
Antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara topikal.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Antibiotik yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus,
dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
10. Waktu paruh Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
2 3 jam
11. Bentuk sediaan Krim, salep mata, tetes mata, injeksi (i.m)
12. Cara sterilisasi - Filtrasi (filtration)
Bila disterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna
menjadi coklat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Na
metabisulfit. (Sumber Martindale ed. 28 hlm.1166)
- Semua sediaan steril, dalam proses pembuatannya menggunakan
teknik aseptis (semua alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai
dengan monografi cara sterilisasi masing-masing).
13. OTT (incompatibility) Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin,
sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
14. Penandaan pada etiket Sumber B.P:
Obat Tetes Mata
Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan dibuka.
Sodium Metabisulfit
Sumber HPE second editional p.451
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau
sulfur dioksida, rasa asin.
% lazim : 0,01 1%
% pakai : 0,05%
pH : 3,5 5
Kelarutan : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C)
Cara sterilisasi : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam
wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2.
OTT : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil
alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat
menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan
tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf.
Kegunaan : antioksidan
Dapar posfat
a. Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.455
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak
berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 7,21 (250C)
pH : 8,5 9,6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol,
kalsium glukonat, dan kalsium.
Kegunaan : pendapar
NaCl
Sumber HPE second editional p.439
Pemerian : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
% pakai : up to 0,9%
pH : 6,7 7,3
Kelarutan : 1 : 2,8
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa,
kelarutan metil paraben menurun.
Kegunaan : larutan pengisotoni.
I.3 Rangkuman Hasil Pengkajian Praformulasi
1. Zat aktif mudah larut Zat aktif larut dalam Sediaan dibuat: Tetes mata Karena, pemberian obat
dalam air dan sediaan pembawanya dan - krim tetes mata steril langsung
ditujukan untuk dapat berdifusi - salep mata diteteskan pada selaput
mengobati infeksi pada dengan baik ke - tetes mata lendir mata di sekitar
mata. sasaran (mata). kelopak dan bola mata.
2. Sediaan tetes mata yang Sediaan tetes mata Ditambahkan Benzalkonium Merupakan pengawet yang
dibuat dalam sediaan steril stabil secara antimikroba: klorida 0,01% biasa digunakan untuk
dosis ganda, biologi. - Fenilmerkuri asetat pembuatan tetes mata steril.
dikhawatirkan terjadi 0,001%
kontaminasi mikroba. - Benzalkonium klorida
0,01%
3. Penggunaan Benzalkonium Ditambahkan: disodium Disodium edetat Karena, dapat
benzalkonium klorida klorida dapat edetat 0,02% meningkatkan kemampuan
sebagai antimikroba, bekerja lebih efektif (Sumber HPE second antimikroba dari
biasanya dikombinasi terhadap strain edtional, p.27) benzalkonium klorida.
dengan pengawet lainnya bakteri
untuk dapat bekerja lebih Pseudomonas.
efektif terhadap
Pseudomonas.
4. Sediaan mudah Diharapkan sediaan Ditambahkan Na metabisulfit Karena, jika dilakukan
teroksidasi bila tidak mudah antioksidan: 0,05% sterilisasi dengan autoklaf,
disterilisasi dengan teroksidasi, -Na metabisulfit 0,01 (Sumber: sediaan gentamisin berubah
autoklaf. meskipun dilakukan 1,00% Martindale ed.28 warna menjadi coklat dan
sterilisasi dengan -Tokoferol 0,5% p.1166) dapat diatasi dengan
autoklaf. penambahan Na
metabisulfit.
5. Zat aktif memiliki Sediaan diharapkan Ditambahkan pendapar: Dapar posfat Karena,
kestabilan pH 3,5 5,5 tidak mengiritasi - dapar sitrat: - Asam : benzalkoniumklorida
(cenderung asam), mata karena pH sodium sitrat dihidrat Kapasitas dapar incompatible dengan sitrat,
sedangkan pH ideal yang terlalu asam 1% (pH 7 9 ) = = 0,01% sehingga digunakan dapar
-
sediaan tetes mata sama atau terlalu basa dan - dapar posfat H2PO4 (dalam posfat.
dengan pH cairan mata, diharapkan pH Kapasitas dapar = = bentuk KH2PO4 - kalium posfat dihidrat
yaitu 7,4. sekitar 7,4. 0,01 0,1% dihidrat) (KH2PO4)
Asam : H2PO4- - Garam : HPO4- - dinatrium posfat anhidrat
-
Garam : HPO4 (bentuk (Na2HPO4)
Na2HPO4
anhidrat)
* Ket.: Kapasitas dapar dipilih nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih
mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga dengan cepat
pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.
6. Larutan obat tetes mata Diharapkan sediaan Ditambahkan larutan NaCl Karena, NaCl mampu
harus isotonis dengan tidak membuat sel- pengisotoni: membuat sediaan menjadi
cairan mata. sel darah yang ada - NaCl (0,5 0,9%) isotonis dengan cairan
di sekitar mata - Na sulfat (1 1,6%) mata, dan NaCl compatibel
mengalami - dekstrosa (4 5,5%) dengan bahan lainnya.
plasmolisis apalagi
hemolisis.
7. Zat aktif gentamisin Sediaan diharapkan Digunakan pelarut: Aqua pro injectio Karena, sediaan mudah
mudah larut dalam air. dapat larut sempurna -api larut dalam pembawa air
dalam pembawanya. untuk injeksi.
8. Zat aktif disterilisasi Sediaan steril stabil Dilakukan proses Teknik aseptis Karena, dalam pengerjaan
dengan cara filtrasi, selama waktu sterilisasi dan sediaan steril semua alat
menggunakan penyaring penyimpanan - teknik aseptis sterilisasi akhir harus disterilkan terlebih
bakteri. sampai digunakan, - sterilisasi akhir (autoklaf) dulu menggunakan teknik
Ket.: sediaan dapat tidak terkontaminasi aseptis. Setelah sediaan
disterilisasi dengan baik oleh bakteri. jadi, baru dsterilisasi
autoklaf, dengan syarat dengan autoklaf.
ditambahkan Na
metabisulfit.
GENTAMYCIN
1. Nama Dagang
2. Nama Bahan Aktif Gentamisin Sulfat
3. Bentuk Sediaan Tetes mata
4. Dosis pemakaian 0,3 % 4 6 kali sehari 1 2 tetes
5. Kemasan Botol plastik polietilen berpipet 10 ml
SPESIFIKASI SYARAT
Pemerian :
Warna Tidak berwarna (jernih) Dilarutkan ad homogen dalam pembawa api
bebas O2.
6. Bau Tidak berbau Tidak ditambahkan zat pengaroma
Rasa Tidak berasa Tidak ditambahkan zat perasa
Bentuk Larutan steril tetes mata Memenuhi syarat umum larutan steril
sebagai obat tetes mata.
Wadah dan Penyimpanan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Disimpan pada suhu ruang, tertutup rapat,
(kedap udara). Simpan pada dan kedap udara.
7. 0
temperatur tidak lebih dari 40 C
Wadah
Botol plastik berpipet 10 ml Botol terbuat dari polietilen.
Obat keras
8. Penandaan Golongan Obat
BAB II
FORMULASI
Dapar posfat
Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.455
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak
berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 7,21 (250C)
pH : 8,5 9,6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol,
kalsium glukonat, dan kalsium.
Kegunaan : pendapar
NaCl
Sumber HPE second editional p.439
Pemerian : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
% pakai : up to 0,9%
pH : 6,7 7,3
Kelarutan : 1 : 2,8
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa,
kelarutan metil paraben menurun.
Kegunaan : larutan pengisotoni.
Gentamisin
Potensi gentamisin sulfat setara dengan 0,59 mg per mg gentamisin.
Gentamisin sulfat 0,3% = 0,3/ 100 10 ml = 0,03 gram = 30 mg
Gentamisin = 30 mg/ 0,59 mg = 50,8 mg
Dapar
Kapasitas dapar = = 0,01%
H2PO4- sebagai asam (KH2PO4 dihidrat)
HPO42- sebagai garam (Na2HPO4 anhidrat)
pKa Na2HPO4 = 7,21
pH = 7
Jawab:
pKa = - log Ka
7,21 = - log Ka
Ka = 10-7,21
= 6,2 10-8
pH = - log [H+]
7 = - log [H+]
[H+] = 10-7
Pers.1
pH = pKa + log [G]
[A]
7 = 7,21 + log [G]
[A]
log [G] = - 0,21
[A]
[G] = 10-0,21
[A]
[G] = 0,62
[A]
[G] = 0,62 [A]
Pers.2
= 2,3 C Ka [H+]
(Ka + [H+])2
0,01 = 2,3 C 6,2 10-8 10-7
[(6,2 10-8) + 10-7]2
C = 0,018 M
Pers.3
C = [A] + [G]
0,018 = [A] + (0,62 [A])
0,018 = 1,62 [A]
[A] = 0,01 M
Maka,
[G] = 0,62 [A]
= 0,62 0,01 M
= 0,008 M
Pers.4
Berat asam = ...?
Berat garam = ...?
BM Na2HPO4 anhidrat (garam) = 141,96
BM KH2PO4 dihidrat (asam) = 136,09
Asam
M = massa 1000
BM V(ml)
0,01 = massa 1000
136,09 10 ml
Massa asam = 0,0136 gram
% massa asam (dalam 10 ml) = 0,136%
Garam
M = massa 1000
BM V(ml)
Tonisitas
Gentamisin sulfat 50,8 mg
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat 0,114%
KH2PO4 dihidrat 0,136%
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 10 ml
Tf gentamisin sulfat
Liso gentamisin sulfat (lar.elektrolit lemah) = 2
Massa gentamsin sulfat = 50,8 mg
BM gentamisin sulfat = 673,59
Volume obat tetes = 10 ml
Tf gentamisin sulfat = ...?
Jawab:
Tf gentamisin sulfat = Liso massa gentamisin sulfat 1000
BM V(ml)
Tf gentamisin sulfat = 2 50,8 gram
673,59 10 ml
= 0,0150
Karena, 0,1387 < 0,52 maka larutan tetes mata tersebut hipotonis.
Tf yang harus ditambahkan = 0,52 0,1387 = 0,38130
Setara dengan NaCl = 0,38130 0,9%
0,52
= 0,6599%
= 0,6599 gram/ 100 ml
ETIKET BROSUR
Komposisi:
Tiap 10 ml larutan mengandung:
Gentamisin sulfat 50,8 mg
GENFAMYCIN Indikasi:
Mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan
Sterile Eye Drops Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
Tiap 10 ml larutan mengandung: Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan
Gentamisin sulfat 50,8 mg dibuka.
Tangerang-Indonesia
BAB III
INSTRUKSI KERJA
INSTRUKSI KERJA
STERILISASI Hal 1 dari 3 Hal
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No : 01/05/07/09
Sarah Al-Jufri Lisna Fauziah Ibu Yuni Anggraeni,
S.Si, Apt.
Tujuan Memperoleh bahan baku sesuai jenis dan jumlah yang diperlukan pada formulasi.
Bahan Bahan aktif : Gentamisin sulfat
Pengawet : Benzalkonium klorida
Pengkelat : Disodium edetat
Pengisotoni : NaCl
Alat Timbangan analitik
Cawan porselen
Pinset
Gelas Ukur
Kaca arloji
Spatula
Bahan 1. Gentamisin sulfat = 0,1016 gram
2. Benzalkonium klorida = 0,002 gram
3. Disodium edetat = 0,004 gram
4. Na metabisulfit = 0,01 gram
5. Na2HPO4 anhidrat = 0,0228 gram
6. KH2PO4 dihidrat = 0,0272 gram
7. NaCl = 0,1319 gram
No Cara Kerja Operator SPV
1. Masing-masing bahan ditimbang. Sarah Lisna
2. Label wadah yang akan digunakan diberi label. Lisna Sarah
INSTRUKSI KERJA
PEMBUATAN SEDIAAN Hal 3 dari 3 hal
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh: No : 03/04/07/08
Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri Ibu Yuni Anggraeni,
S.Si, Apt
Tujuan Memperoleh sediaan steril yang jernih dan homogen sesuai dengan yang diinginkan.
Bahan Bahan aktif : Gentamisin sulfat
Pengawet : Benzalkonium klorida
Pengkelat : Disodium edetat
Antioksidan : Sodium metabisulfit
Pendapar : Na2HPO4 anhidrat (garam)
KH2PO4 dihidrat (asam)
Pengisotoni : NaCl
Peng-adjust pH : NaOH 0,01N
Alat Botol plastik berpipet
Beaker glass
Erlenmeyer
Corong
Kertas saring
Kaca arloji
Cawan porselen
Batang pengaduk
Spatula
Gelas Ukur
Pinset
Pipet tetes
Indikator pH
7. Na2 EDTA dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
api ad larut.
14. Sediaan tetes mata yang sudah jadi (dalam beaker glass tadi) Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
ditutup dengan kertas perkamen yang diikat dengan tali dan
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115 1160C selama
30 menit.
15. Larutan tetes mata yang telah steril sebanyak 10,5 ml Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dimasukan ke dalam botol plastik berpipet yang khusus
digunakan untuk sediaan tetes mata yang telah dikalibrasi.
BAB IV
LEMBAR EVALUASI
1. Uji pH
pH sediaan tetes mata harus isohidri dengan pH cairan mata, yaitu 7,4. pH ideal suatu
obat tetes mata adalah 7,4 7,65. Namun sangat jarang dijumpai bahan aktif yang stabil
pada pH tersebut, maka pemilihan biasanya mendahulukan masalah stabilitas dalam
batasan pH terbaik yang dapat diterima oleh mata. Adanya perubahan pH sediaan
mengindikasikan telah terjadi penguraian obat atau terjadi interaksi obat dengan wadah
tang terbuat dari bahan gelas. Sediaan kami memiliki pH 6, diuji dengan dengan
menggunakan pH indikator, padahal menurut monografi sediaan tetes mata gentamisin
memiliki pH 6,5 7,5.
2. Uji Organoleptis
- Warna
Tidak terjadi perubahan warna pada sediaan yang kami, baik setelah dibuat maupun
setelah evaluasi selama 1 minggu. Sediaan kami tetap tidak berwarna sama seperti pada
saat sediaan baru dibuat, meskipun sediaan disterilisasi dengan autoklaf, namun tidak
berubah warna menjadi coklat karena dalam formula kami menambahkan sodium
metabisulfit. Perubahan warna umumnya terjadi pada sediaan steril yang disimpan pada
suhu tinggi (> 40 oC). Suhu tinggi dapat menyebabkan penguraian.
- Uji Kejernihan
Sediaan harus bebas dari partikel-partikel yang tidak larut, seperti benda asing, terjadinya
pengendapan atau pertumbuhan mikroorganisme. Karena keterbatasan alat, uji kejernihan
dengan menggunakan alat Tyndal tidak dilakukan. Uji kejernihan hanya dilakukan secara
visual dengan segala keterbatasan indera penglihatan kami dari partikel-partikel yang
berukuran mikro. Dalam sediaan kami terlihat tidak adanya partikel bahan aktif maupun
bahan tambahan yang tidak larut.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi sediaan steril kali ini, kami membuat sediaan tetes
mata gentamisin. Sediaan tetes mata yang kami buat dibuat dalam bentuk sediaan dosis
ganda. Gentamisin merupakan obat antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara
topikal dan berkhasiat untuk mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus
yang resisten dengan penisilin.
Berdasarkan monografi, gentamisin berada dalam bentuk gentamisin sulfat.
Gentamisin sulfat memiliki potensi setara dengan tidak kurang dari 590 g per mg gentamisin,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Gentamisin sulfat berbentuk serbuk hablur yang
mudah larut dalam air. Oleh karena itu, pembawa yang kami gunakan adalah water pro
injectio.
Gentamisin akan terurai oleh pemanasan, oleh karena itu cara sterilisasi
gentamisin yang baik menurut monografi adalah dengan penyaringan atau filtrasi
menggunakan penyaring bakteri steril. Setiap pengerjaan sediaan steril, harus dilakukan
dengan teknik aseptis. Semua alat disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan sesuai
cara sterilisasi masing-masing, begitu juga dengan bahan yang tahan terhadap pemanasan,
juga harus disterilisasi sebelum dibuat sediaan. Sebenarnya gentamisin tidak boleh
disterilisasi dengan autoklaf, karena akan teroksidasi dan warnanya akan berubah menjadi
coklat. Tetapi hal ini masih bisa diatasi dengan penambahan sodium metabisulfit sebagai
antioksidan yang mampu mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Sehingga sediaan jadi
dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1150 C selama 30 menit menggunakan
metode sterilisasi akhir.
Larutan obat tetes mata kami menggunakan water pro injectio sebagai pelarut,
padahal seperti telah diketahui bahwa air merupakan media yang sangat baik untuk
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu kami menambahkan pengawet dalam sediaan,
yaitu benzalkonium klorida. Benzalkonium klorida dapat disterilisasi dengan autoklaf,
tapi kami tidak melakukan sterilisasi bahan pada praktikum kemarin, karena kami
melakukan sterilisasi akhir setelah sediaan dibuat. Semua alat yang digunakan juga
dianggap telah steril. Untuk meningkatkan kemampuan antimikroba dari benzalkonium
klorida, maka perlu ditambahkan zat pengkelat disodium edetat.
Gentamisin memiliki pH 3,5 5,5 dalam larutan 4%. Sementara untuk sediaan
tetes mata, gentamisin memiliki pH sekitar 6,5 7,5. Sediaan tetes mata yang baik harus
isohidri dengan cairan mata, atau minimal masih dapat ditoleransi oleh air mata karena
adanya pengeceran konsentrasi ion H+. pH yang terlalu asam dapat menyebabkan
terjadinya iritasi. Karena pH gentamisin dalam larutan cenderung asam, maka perlu
penambahan buffer pada formula. Kami menggunakan dapar posfat untuk membuat pH
sediaan tetes mata kami sesuai dengan pH cairan mata yaitu 7,4. Selain itu pemilihan
dapar posfat juga dikarenakan dapar sitrat incompatibel dengan benzalkonium klorida.
Dapar posfat yang kami gunakan terdiri dari kalium diposfat dihidrat (KH2PO4 dihidrat)
sebagai asam dan dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO4 anhidrat) sebagai garam. Sediaan
kami memiliki pH 6, padahal pH yang diharapkan adalah 7,4. Hal ini kemungkinan
disebabkan ketidaktepatan pada saat penimbangan asam (KH2PO4 dihidrat, asam yang
ditambahkan kemungkinan terlalu banyak). Padahal kami juga telah meng-adjust pH
sediaan kami dengan penambahan NaOH 0,1 N sebanyak 10 tetes, tetapi pH sediaan kami
tetap 6. Meskipun memiliki pH 6 diharapkan konsentrasi ion H+nya mampu diencerkan
oleh air mata sehingga tidak menyebabkan iritasi.
Selain harus isohidri, sediaan tetes mata juga harus isotonis dengan cairan mata.
Sehingga diharapkan tidak akan terjadi plasmolisis sel-sel darah di sekitar mata, apalagi
sampai terjadi hemolisis. Untuk membuat sediaan menjadi isotonis dengan cairan mata,
maka ditambahkan larutan pengisotoni yaitu NaCl. Perhitungan mengenai tonisitas
sediaan kami dapat dilihat pada BAB II. Untuk memperoleh larutan tetes mata yang
isotonis maka sediaan kami memerlukan penambahan NaCl dari luar sebesar 0,1319
gram.
Tetes mata gentamisin 0,3% dapat diberikan 4 sampai 6 kali sehari 1 sampai 2
tetes pada mukosa mata atau di sekitar kelopak mata. Berdasarkan data hasil pengamatan,
dapat diketahui bahwa sediaan tetap stabil baik homogenitas larutannya, begitu pula
ingkat kejernihannya dimana tidak ada partikel yang melayang pada sediaan.
BAB VI
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Bahan bahan tambahan yang dapat digunakan untuk formulasi sediaan tetes mata
adalah sebagai berikut, pengawet, antioksidan bila zat aktifnya mudah teroksidasi, dapar
agar diperoleh pH sediaan yang sesuai dengan pH cairan mata yaitu 7,4 dan pengisotoni
seperti NaCl. Selain itu bahan tambahan lain yang mungkin ditambahkan pada sediaan
tetes mata adalah pensuspensi, ini bertujuan untuk memperpanjang waktu pemakaian obat
tetes mata tersebut pada mukosa mata.
Formula obat tetes mata kami:
R/ Gentamisin sulfat 50,8 mg
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat 0,114%
KH2PO4 dihidrat 0,136%
NaCl 0,6599%
Api ad 10 ml