Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PRAFORMULASI
SEDIAAN TETES MATA GENTAMISIN SULFAT

I.1 Data Praformulasi Bahan Aktif


No. Parameter Pengamatan

1. Zat aktif Gentamisin sulfat


Sumber FI edisi 3 hlm.266:
Garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora
purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 ug
gentamisin, dihitung sebagai zat anhidrat.
Sumber Martindale edisi 28 hlm.1166:
Gentamisin sulfat mengandung 31 34% sulfat dan tidak kurang dari
590 unit gentamisin per mg; 80.000 unit gentamisin ekivalen dengan 80
mg gentamisin.
Sumber FI edisi 4 hlm.406:
Potensi setara dengan tidak kurang dari 590 g per mg gentamisin,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
2. Sifat organoleptis
- Bentuk Serbuk
- Warna Putih sampai kuning gading
3. Sifat kelarutan
Sumber FI ed.3
- Dalam air
Mudah larut dalam air. (1 : 1 10)
- Dalam etanol 95%,
Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter
kloroform, dan eter
Sumber Martindale ed.28
- Dalam air
- Dalam etanol 95%, Larut dalam air. (1 : 10 30)

kloroform, dan eter Praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, dan eter

4. pH
- 4% larutan dalam air 3,5 5,5
- Eye drops (tetes mata) 6,5 7,5
5. Sifat kestabilan
- Pemanasan Tahan terhadap pemanasan, (dapat disterilisasi dengan autoklaf, tapi
warnanya akan berubah jadi coklat dan dapat diatasi dengan
penambahan Na metabisulfit.).

7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara). Simpan pada temperatur
tidak lebih dari 40 0C
8. Dosis lazim ISO 2007 (Gentafilm, Genoint dan Isotic Timact) hlm.412:
Tetes mata 0,3% atau 3 mg 1 2 tetes tiap 4 jam.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Tetes mata 0,3%, 4 6 kali sehari 1 2 tetes.
9. Indikasi Sumber Farmakologi dan Terapi FKUI hlm.670:
Antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara topikal.
Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
Antibiotik yang dapat mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus,
dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.
10. Waktu paruh Sumber Tjay, 2002 hlm.74:
2 3 jam
11. Bentuk sediaan Krim, salep mata, tetes mata, injeksi (i.m)
12. Cara sterilisasi - Filtrasi (filtration)
Bila disterilisasi dengan autoklaf, sediaan gentamisin berubah warna
menjadi coklat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan Na
metabisulfit. (Sumber Martindale ed. 28 hlm.1166)
- Semua sediaan steril, dalam proses pembuatannya menggunakan
teknik aseptis (semua alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai
dengan monografi cara sterilisasi masing-masing).
13. OTT (incompatibility) Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin,
sodium bikarbonat, sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
14. Penandaan pada etiket Sumber B.P:
Obat Tetes Mata
Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan dibuka.

I.2 Data Praformulasi Bahan Tambahan


Benzalkonium Klorida
Sumber HPE second editional p.27
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih sampai putih kekuningan seperti
gel tebal atau gelatin, tidak berbau.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (very soluble in water)
pH :58
% lazim : 0,01 0,02%
% pakai : 0,01%
Incompatibel : Aluminium, anionic surfaktan, sitrat, cotton, fluoresein,
hydrogen peroksida, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat, nonionic surfaktan dengan
konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat, garam Ag, sabun, sulfonamide, tartrat,
ZnO, zink sulfat, dan beberapa plastic.
Cara sterilisasi : autoklaf
Kegunaan : antimikroba

Disodium Edetat (Na2 EDTA)


Sumber HPE second editional p.177
Pemerian : Berbau lemah atau tidak berbau, rasa asam.
Kelarutan : Dalam air larut 1 :1
pH : 4,5 4,7
% lazim : 0,005 0,1%
% pakai : 0,02%
Kegunaan : Pengkelat

Sodium Metabisulfit
Sumber HPE second editional p.451
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau
sulfur dioksida, rasa asin.
% lazim : 0,01 1%
% pakai : 0,05%
pH : 3,5 5
Kelarutan : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C)
Cara sterilisasi : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam
wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2.
OTT : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil
alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat
menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan
tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf.
Kegunaan : antioksidan

Dapar posfat
a. Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.455
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak
berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 7,21 (250C)
pH : 8,5 9,6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol,
kalsium glukonat, dan kalsium.
Kegunaan : pendapar

b. Monobasic Potassium Posphate (Kalium diposfat dihidrat)


Sumber HPE second editional p.458
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih, tidak berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 2,15 (250C)
pH : 4,1 4,5
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : Karbonat, garam Al, Ca, Mg,
Kegunaan : pendapar

NaCl
Sumber HPE second editional p.439
Pemerian : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
% pakai : up to 0,9%
pH : 6,7 7,3
Kelarutan : 1 : 2,8
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa,
kelarutan metil paraben menurun.
Kegunaan : larutan pengisotoni.
I.3 Rangkuman Hasil Pengkajian Praformulasi

No Masalah Diinginkan Pemecahan Pemilihan Alasan

1. Zat aktif mudah larut Zat aktif larut dalam Sediaan dibuat: Tetes mata Karena, pemberian obat
dalam air dan sediaan pembawanya dan - krim tetes mata steril langsung
ditujukan untuk dapat berdifusi - salep mata diteteskan pada selaput
mengobati infeksi pada dengan baik ke - tetes mata lendir mata di sekitar
mata. sasaran (mata). kelopak dan bola mata.

2. Sediaan tetes mata yang Sediaan tetes mata Ditambahkan Benzalkonium Merupakan pengawet yang
dibuat dalam sediaan steril stabil secara antimikroba: klorida 0,01% biasa digunakan untuk
dosis ganda, biologi. - Fenilmerkuri asetat pembuatan tetes mata steril.
dikhawatirkan terjadi 0,001%
kontaminasi mikroba. - Benzalkonium klorida
0,01%
3. Penggunaan Benzalkonium Ditambahkan: disodium Disodium edetat Karena, dapat
benzalkonium klorida klorida dapat edetat 0,02% meningkatkan kemampuan
sebagai antimikroba, bekerja lebih efektif (Sumber HPE second antimikroba dari
biasanya dikombinasi terhadap strain edtional, p.27) benzalkonium klorida.
dengan pengawet lainnya bakteri
untuk dapat bekerja lebih Pseudomonas.
efektif terhadap
Pseudomonas.
4. Sediaan mudah Diharapkan sediaan Ditambahkan Na metabisulfit Karena, jika dilakukan
teroksidasi bila tidak mudah antioksidan: 0,05% sterilisasi dengan autoklaf,
disterilisasi dengan teroksidasi, -Na metabisulfit 0,01 (Sumber: sediaan gentamisin berubah
autoklaf. meskipun dilakukan 1,00% Martindale ed.28 warna menjadi coklat dan
sterilisasi dengan -Tokoferol 0,5% p.1166) dapat diatasi dengan
autoklaf. penambahan Na
metabisulfit.
5. Zat aktif memiliki Sediaan diharapkan Ditambahkan pendapar: Dapar posfat Karena,
kestabilan pH 3,5 5,5 tidak mengiritasi - dapar sitrat: - Asam : benzalkoniumklorida
(cenderung asam), mata karena pH sodium sitrat dihidrat Kapasitas dapar incompatible dengan sitrat,
sedangkan pH ideal yang terlalu asam 1% (pH 7 9 ) = = 0,01% sehingga digunakan dapar
-
sediaan tetes mata sama atau terlalu basa dan - dapar posfat H2PO4 (dalam posfat.
dengan pH cairan mata, diharapkan pH Kapasitas dapar = = bentuk KH2PO4 - kalium posfat dihidrat
yaitu 7,4. sekitar 7,4. 0,01 0,1% dihidrat) (KH2PO4)
Asam : H2PO4- - Garam : HPO4- - dinatrium posfat anhidrat
-
Garam : HPO4 (bentuk (Na2HPO4)
Na2HPO4
anhidrat)
* Ket.: Kapasitas dapar dipilih nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih
mudah diencerkan oleh air mata yang jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga dengan cepat
pHnya menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.
6. Larutan obat tetes mata Diharapkan sediaan Ditambahkan larutan NaCl Karena, NaCl mampu
harus isotonis dengan tidak membuat sel- pengisotoni: membuat sediaan menjadi
cairan mata. sel darah yang ada - NaCl (0,5 0,9%) isotonis dengan cairan
di sekitar mata - Na sulfat (1 1,6%) mata, dan NaCl compatibel
mengalami - dekstrosa (4 5,5%) dengan bahan lainnya.
plasmolisis apalagi
hemolisis.
7. Zat aktif gentamisin Sediaan diharapkan Digunakan pelarut: Aqua pro injectio Karena, sediaan mudah
mudah larut dalam air. dapat larut sempurna -api larut dalam pembawa air
dalam pembawanya. untuk injeksi.

8. Zat aktif disterilisasi Sediaan steril stabil Dilakukan proses Teknik aseptis Karena, dalam pengerjaan
dengan cara filtrasi, selama waktu sterilisasi dan sediaan steril semua alat
menggunakan penyaring penyimpanan - teknik aseptis sterilisasi akhir harus disterilkan terlebih
bakteri. sampai digunakan, - sterilisasi akhir (autoklaf) dulu menggunakan teknik
Ket.: sediaan dapat tidak terkontaminasi aseptis. Setelah sediaan
disterilisasi dengan baik oleh bakteri. jadi, baru dsterilisasi
autoklaf, dengan syarat dengan autoklaf.
ditambahkan Na
metabisulfit.

9. Penandaan berdasarkan Penandaan golongan - Obat keras Karena penggunaan sediaan


golongan obat yang sesuai sebagai - Obat bebas terbatas injeksi harus dengan resep
Obat keras
bermacam-macam petunjuk - Obat bebas dokter dan perlu dilakukan
penggunaan oleh tenaga ahli medis
konsumen
I.4 Rancangan Produk

GENTAMYCIN

1. Nama Dagang
2. Nama Bahan Aktif Gentamisin Sulfat
3. Bentuk Sediaan Tetes mata
4. Dosis pemakaian 0,3 % 4 6 kali sehari 1 2 tetes
5. Kemasan Botol plastik polietilen berpipet 10 ml
SPESIFIKASI SYARAT
Pemerian :
Warna Tidak berwarna (jernih) Dilarutkan ad homogen dalam pembawa api
bebas O2.
6. Bau Tidak berbau Tidak ditambahkan zat pengaroma
Rasa Tidak berasa Tidak ditambahkan zat perasa
Bentuk Larutan steril tetes mata Memenuhi syarat umum larutan steril
sebagai obat tetes mata.
Wadah dan Penyimpanan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Disimpan pada suhu ruang, tertutup rapat,
(kedap udara). Simpan pada dan kedap udara.
7. 0
temperatur tidak lebih dari 40 C

Wadah
Botol plastik berpipet 10 ml Botol terbuat dari polietilen.

Obat keras
8. Penandaan Golongan Obat

BAB II
FORMULASI

II.1 Data Zat Aktif


Daftar Dosis lazim Kelarutan pH Jenis sterilisasi Khasiat
obat
Gentamisin Tetes mata 0,3%, Sumber FI edisi 3: - 4% larutan Filtrasi, dengan Antibiotik yang dap
4 6 kali sehari 1 Mudah larut dalam air. dalam air : 3,5 penyaring mengatasi infeksi
2 tetes. (1 : 1 10) 4,5 bakteri. kuman Pseudomona
Praktis tidak larut - tetes mata : * teknik aseptis Proteus, dan
dalam etanol 95%, 6,5 7,5 Staphylococcus yan
kloroform, dan eter resisten dengan
penisilin.

II.2 Formula Standar


Martindale edisi 28 hlm.1173
Eye-drops
Gentamicin Sulphate Opthalmic Solution (USP):
A sterile buffered solution of gentamicin sulphate with preservatives containing the
equivalent of 3 mg gentamicin per ml. pH 6,5 7,5. Store at temperature not exceeding
400 in airtight containers.

II.3 Obat Tak Tersatukan (OTT)


Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisilin, ampisilin, sodium bikarbonat,
sefalotin, cloxacillin, dan sulfadiazin.
* Menurunkan potensi gentamisin.

II.4 Usul Penyempurnaan Sediaan


1. Sediaan ditambahkan pengawet (antimikroba) karena sediaan tetes mata dibuat dalam
dosis ganda.
Benzalkonium Klorida
Sumber HPE second editional p.27
Pemerian : Serbuk amorf berwarna putih sampai putih kekuningan seperti
gel tebal atau gelatin, tidak berbau.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (very soluble in water)
pH :58
% lazim : 0,01 0,02%
% pakai : 0,01%
Incompatibel : Aluminium, anionic surfaktan, sitrat, cotton, fluoresein,
hydrogen peroksida, HPMC, iodide, kaolin, lanolin, nitrat, nonionic surfaktan dengan
konsentrasi tinggi, permanganate, protein, salisilat, garam Ag, sabun, sulfonamide, tartrat,
ZnO, zink sulfat, dan beberapa plastic.
Cara sterilisasi : autoklaf
Kegunaan : antimikroba

2. Sediaan ditambahkan pengkelat disodium edetat, karena dapat meningkatkan


aktivitas benzalkonium klorida sebagai antimikroba terhadap strain Pseudomonas.
Disodium Edetat (Na2 EDTA)
Sumber HPE second editional p.177
Pemerian : Berbau lemah atau tidak berbau, rasa asam.
Kelarutan : Dalam air larut 1 :1
pH : 4,5 4,7
% lazim : 0,005 0,1%
% pakai : 0,02%
Kegunaan : Pengkelat

3. Sediaan ditambahkan antioksidan sodium metabisulfit, karena dapat teroksidasi bila


disterilisasi dengan autoklaf, ditandai dengan warna sediaan yang berubah menjadi
coklat.
Sodium Metabisulfit
Sumber HPE second editional p.451
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih sampai putih krem, bau
sulfur dioksida, rasa asin.
% lazim : 0,01 1%
% pakai : 0,05%
pH : 3,5 5
Kelarutan : 1 : 1,9 atau 1 : 1,2 (1000C)
Cara sterilisasi : autoklaf, dengan syarat sediaan telah dimasukkan ke dalam
wadah yang telah dialiri gas inert seperti N2.
OTT : obat-obat simpatomimetik, obat derivat orto/para hidroksi benzil
alkohol, obat derivat asam sulfonat, obat-obat adrenalin, kloramfenikol, cisplatin, (dapat
menurunkan efek farmakologis obat-obat tersebut). Fenil merkuri asetat pada sediaan
tetes mata yang disterilisasi dengan autoklaf.
Kegunaan : antioksidan

4. Sediaan ditambahkan pendapar, untuk mendapatkan sediaan tetes mata


dengan pH 7,4.

Dapar posfat
Dibasic Sodium Phoshate (Dinatrium posfat dihidrat)
Sumber HPE second editional p.455
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih dan higroskopis, tidak
berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 7,21 (250C)
pH : 8,5 9,6
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : alkaloid, antipirin, kloralhidrat, lead acetat, pirogalol, resorsinol,
kalsium glukonat, dan kalsium.
Kegunaan : pendapar

Monobasic Potassium Posphate (Kalium diposfat dihidrat)


Sumber HPE second editional p.458
Pemerian : Serbuk kristal tidak berwarna/ putih, tidak berbau.
% pakai : (Lihat perhitungan)
pKa : 2,15 (250C)
pH : 4,1 4,5
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air.
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : Karbonat, garam Al, Ca, Mg,
Kegunaan : pendapar
* Saat praktikum menggunakan Kalium diposfat dihidrat (KH2PO4 dihidrat) sebagai
asam.
* Saat praktikum menggunakan dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO4 anhidrat) sebagai
garam.
* Kapasitas dapar dipilih adalah nilai kapasitas terkecil 0,01%, karena diharapkan dengan
kapasitas dapar terkecil dapar dapat lebih mudah diencerkan oleh air mata yang
jumlahnya sangat sedikit ketimbang cairan tubuh lainnya seperti darah, sehingga pHnya
menjadi 7,4 sesuai dengan pH cairan mata.

5. Sediaan ditambahkan larutan pengisotoni berupa NaCl fisiologis 0,9%


untuk mencegah terjadinya plasmolisis atau hemolisis sel-sel darah di sekitar
mata.

NaCl
Sumber HPE second editional p.439
Pemerian : Serbuk/ kristal putih, tidak berbau, rasa asin.
% pakai : up to 0,9%
pH : 6,7 7,3
Kelarutan : 1 : 2,8
Cara sterilisasi : autoklaf
OTT : korosif dengan besi, membentuk endapat dengan perak dan raksa,
kelarutan metil paraben menurun.
Kegunaan : larutan pengisotoni.

II.5 Alat dan Cara Sterilisasi


Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi

Erlenmeyer 1 buah Oven 1700 C 30 menit


Beaker glass 3 buah Oven 1700 C 30 menit
Kaca Arloji / cawan penguap 7 buah Oven 1700 C 30 menit
Batang Pengaduk gelas 1 buah Oven 1700 C 30 menit
Spatel logam 1 buah Oven 1700 C 30 menit
Gelas Ukur 25 ml/ 50 ml 1 buah Autoklaf 115-1160 C 30 menit
Kertas saring 1 buah Autoklaf 115-1160 C 30 menit
Corong gelas 1 buah Autoklaf 115-116 C 30 menit
Botol plastic berpipet 1 buah Dikocok/ direndam dengan etanol
96% 24 jam.

II.6 Formula Akhir


Tetes mata Gentamisin
Tiap ml mengandung :
Gentamisin sulfat 0,3%
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat (Lihat perhitungan)
KH2PO4 dihidrat (Lihat perhitungan)
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 10 ml

II.7 Perhitungan Bahan


Volume obat tetes mata yang akan dibuat adalah 20 ml.
Gentamisin sulfat 0,3%
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat (Lihat perhitungan)
KH2PO4 dihidrat (Lihat perhitungan)
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 20 ml

Gentamisin
Potensi gentamisin sulfat setara dengan 0,59 mg per mg gentamisin.
Gentamisin sulfat 0,3% = 0,3/ 100 10 ml = 0,03 gram = 30 mg
Gentamisin = 30 mg/ 0,59 mg = 50,8 mg
Dapar
Kapasitas dapar = = 0,01%
H2PO4- sebagai asam (KH2PO4 dihidrat)
HPO42- sebagai garam (Na2HPO4 anhidrat)
pKa Na2HPO4 = 7,21
pH = 7
Jawab:
pKa = - log Ka
7,21 = - log Ka
Ka = 10-7,21
= 6,2 10-8

pH = - log [H+]
7 = - log [H+]
[H+] = 10-7

Pers.1
pH = pKa + log [G]
[A]
7 = 7,21 + log [G]
[A]
log [G] = - 0,21
[A]
[G] = 10-0,21
[A]
[G] = 0,62
[A]
[G] = 0,62 [A]

Pers.2
= 2,3 C Ka [H+]
(Ka + [H+])2
0,01 = 2,3 C 6,2 10-8 10-7
[(6,2 10-8) + 10-7]2
C = 0,018 M

Pers.3
C = [A] + [G]
0,018 = [A] + (0,62 [A])
0,018 = 1,62 [A]
[A] = 0,01 M
Maka,
[G] = 0,62 [A]
= 0,62 0,01 M
= 0,008 M
Pers.4
Berat asam = ...?
Berat garam = ...?
BM Na2HPO4 anhidrat (garam) = 141,96
BM KH2PO4 dihidrat (asam) = 136,09

Asam
M = massa 1000
BM V(ml)
0,01 = massa 1000
136,09 10 ml
Massa asam = 0,0136 gram
% massa asam (dalam 10 ml) = 0,136%

Garam
M = massa 1000
BM V(ml)

0,008 = massa 1000


141,96 10 ml
Massa garam = 0,0114 gram
% massa garam (dalam 10 ml) = 0,114%

Tonisitas
Gentamisin sulfat 50,8 mg
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat 0,114%
KH2PO4 dihidrat 0,136%
NaCl (Lihat perhitungan)
Api ad 10 ml

Tf gentamisin sulfat
Liso gentamisin sulfat (lar.elektrolit lemah) = 2
Massa gentamsin sulfat = 50,8 mg
BM gentamisin sulfat = 673,59
Volume obat tetes = 10 ml
Tf gentamisin sulfat = ...?
Jawab:
Tf gentamisin sulfat = Liso massa gentamisin sulfat 1000
BM V(ml)
Tf gentamisin sulfat = 2 50,8 gram
673,59 10 ml

= 0,0150

% massa Na2HPO4 dihidrat


% massa Na2HPO4 anhidrat = 0,114%
BM Na2HPO4 anhidrat = 141,96
BM Na2HPO4 dihidrat = 159,96
% massa Na2HPO4 dihidrat = ...?
Jawab:
% massa Na2HPO4 dihidrat = BM Na2HPO4 dihidrat % massa Na2HPO4 anhidrat
BM Na2HPO4 anhidrat
= 159,96 0,114%
141,96
= 0,128%

No. Zat Tf (0) Konsentrasi Zat (%) Tf Konsentrasi Zat (0)

1. Gentamisin sulfat - - 0,015


2. Benzalkonium 0,09 0,01 0,0009
klrorida
3. Disodium edetat 0,13 0,02 0,0026
4. Na metabisulfit 0,38 0,05 0,019
5. Na2HPO4 dihidrat 0,24 0,128 0,0672
6. KH2PO4 dihidrat 0,25 0,136 0,034
Total 0,1387
Tf isotonis (NaCl 0,9%) 0,52
Sumber FI edisi 4 hlm.1236

Karena, 0,1387 < 0,52 maka larutan tetes mata tersebut hipotonis.
Tf yang harus ditambahkan = 0,52 0,1387 = 0,38130
Setara dengan NaCl = 0,38130 0,9%
0,52
= 0,6599%
= 0,6599 gram/ 100 ml

II.8 Penimbangan Bahan


Untuk 20 ml sediaan tetes mata:
1. Gentamisin sulfat = 20 ml/ 10 ml 50,8 mg = 0,1016 gram
2. Benzalkonium klorida = 0,01% 20 ml = 0,002 gram
3. Disodium edetat = 0,02% 20 ml = 0,004 gram
4. Na metabisulfit = 0,05% 20 ml = 0,01 gram
5. Na2HPO4 anhidrat = 0,114% 20 ml = 0,0228 gram
6. KH2PO4 dihidrat = 0,136% 20 ml = 0,0272 gram
7. NaCl = 0,6599% 20 ml = 0,13198 gram

II.9 Prosedur Pembuatan


1. Alat dan bahan yang hendak digunakan disiapkan.
2. Aqua Pro Injeksi bebas O2 dibuat dengan cara : ( Catatan : Dilakukan pada White Area )
a. 50 ml aquades dipanaskan diatas hotplate sampai mendidih.
b. Waktu pemanasan dihitung selama 30 menit (waktu mulai dihitung setelah air mendidih).
c. Setelah itu dipanaskan lagi selama 10 menit agar diperoleh API bebas O2.
3. Beaker glass dikalibrasi 20 ml, botol plastik berpipet dikalibrasi 10,5 ml.
4. Sterilisasi dilakukan dengan teknik aseptis dimana alat-alat yang akan digunakan
disterilkan didalam autoklaf (untuk alat presisi) dan oven (untuk alat nonpresisi) sebelum
dipakai selama 30 menit teknik aseptis
Catatan: Sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf atau oven, terlebih dahulu alat-alat
tersebut dibungkus dengan kertas perkamen.
Dispensasi: karena waktu tidak memungkinkan mensterilkan alat dan bahan, maka alat
dan bahan dianggap telah steril.
5. Botol berpipet disterilisasi dengan dikocok/ direndam dengan etanol 96% selama 24 jam.
6. Masing-masing bahan dengan neraca analitik dengan tepat mengggunakan kaca arloji
yang sebelumnya telah disterilkan.
7. Bahan yang telah ditimbang disiapkan ke dalam nampan juga alat-alat yang diperlukan
selama proses pembuatan yang telah disterilisasi, kemudian dipindahkan ke ruang
pembuatan (White Area) melalui passbox.
8. Perlengkapan sesuai syarat untuk memasuki White Area digunakan.
9. Keranjang nampan diambil melalui passbox di White area dengan memastikan katup
passbox pada Grey Area tertutup.
10. Dapar dilarutkan dengan api secukupnya dalam beaker glass, dan kaca arloji bekas
menimbang dibilas.
11. NaCl dimasukkan M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
12. Na2 EDTA dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
13. Sodium metabisulfit dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
14. Benzalkonium klorida dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan api ad larut.
15. Bahan aktif gentamisin sulfat dilarutkan dengan API secukupnya sampai larut dalam
beaker glass lain. (M2).
16. M2 dicampurkan ke dalam M1 diaduk sampai larut kemudian pH sediaan dicek dengan
pH indikator.
17. Larutan tersebut disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan dengan API
sebelumnya dan kemudian menampungnya dalam beaker glass yang telah dikalibrasi.
18. API ditambahkan sampai volume tepat 20 ml.
19. Sediaan tetes mata yang sudah jadi (dalam beaker glass tadi) ditutup dengan kertas
perkamen yang diikat dengan tali dan disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115 1160C
selama 30 menit.
20. Larutan tetes mata yang telah steril sebanyak 10,5 ml dimasukan ke dalam botol berpipet
yang khusus digunakan untuk sediaan tetes mata yang telah dikalibrasi.
21. Sediaan jadi diberi etiket, dan dilengkapi dengan brosur.

ETIKET BROSUR
Komposisi:
Tiap 10 ml larutan mengandung:
Gentamisin sulfat 50,8 mg
GENFAMYCIN Indikasi:
Mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan
Sterile Eye Drops Staphylococcus yang resisten dengan penisilin.

Tiap 10 ml larutan mengandung: Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah sediaan
Gentamisin sulfat 50,8 mg dibuka.

Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah


sediaan dibuka.
Sanosuke
Sanosuke Pharma Pharma

Tangerang-Indonesia
BAB III
INSTRUKSI KERJA

INSTRUKSI KERJA
STERILISASI Hal 1 dari 3 Hal
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No : 01/05/07/09
Sarah Al-Jufri Lisna Fauziah Ibu Yuni Anggraeni,
S.Si, Apt.

Tgl : 13 05 09 Tgl : 13 05 09 Tgl : 13 05 09

Tujuan Menggunakan alat-alat steril pada saat pembuatan.


Alat Spatula
Pinset
Pipet tetes
Karet pipet tetes
Batang pengaduk
Kaca Arloji
Cawan porselen
Gelas Ukur
Beacker glass
Erlenmeyer
Botol plastik berpipet
Tutup botol plastik
No Cara Kerja Operator SPV
1. Masing-masing alat dibungkus dengan kertas perkamen Lisna Sarah
2. Diberi label wadah yang akan digunakan
3. Sterilisasi sesuai petunjuk pada Sterilisasi Alat dan Bahan Lisna Sarah
INSTRUKSI KERJA
PENIMBANGAN BAHAN Hal 2 dari 3 Hal
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh : No : 02/04/07/09
Lisna Fauziah Sarah Al-jufri Ibu Yuni Anggraeni,
S.Si, Apt.

Tgl : 13 05 09 Tgl : 13 05 09 Tgl : 13 05 09

Tujuan Memperoleh bahan baku sesuai jenis dan jumlah yang diperlukan pada formulasi.
Bahan Bahan aktif : Gentamisin sulfat
Pengawet : Benzalkonium klorida
Pengkelat : Disodium edetat

Antioksidan : Sodium metabisulfit

Pendapar : Na2HPO4 anhidrat (garam)


KH2PO4 dihidrat (asam)

Pengisotoni : NaCl
Alat Timbangan analitik
Cawan porselen
Pinset
Gelas Ukur
Kaca arloji
Spatula
Bahan 1. Gentamisin sulfat = 0,1016 gram
2. Benzalkonium klorida = 0,002 gram
3. Disodium edetat = 0,004 gram
4. Na metabisulfit = 0,01 gram
5. Na2HPO4 anhidrat = 0,0228 gram
6. KH2PO4 dihidrat = 0,0272 gram
7. NaCl = 0,1319 gram
No Cara Kerja Operator SPV
1. Masing-masing bahan ditimbang. Sarah Lisna
2. Label wadah yang akan digunakan diberi label. Lisna Sarah
INSTRUKSI KERJA
PEMBUATAN SEDIAAN Hal 3 dari 3 hal
Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh: No : 03/04/07/08
Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri Ibu Yuni Anggraeni,
S.Si, Apt

Tgl: 13 05 09 Tgl: 13 05 09 Tgl: 13 05 09

Tujuan Memperoleh sediaan steril yang jernih dan homogen sesuai dengan yang diinginkan.
Bahan Bahan aktif : Gentamisin sulfat
Pengawet : Benzalkonium klorida
Pengkelat : Disodium edetat
Antioksidan : Sodium metabisulfit
Pendapar : Na2HPO4 anhidrat (garam)
KH2PO4 dihidrat (asam)
Pengisotoni : NaCl
Peng-adjust pH : NaOH 0,01N
Alat Botol plastik berpipet
Beaker glass
Erlenmeyer
Corong
Kertas saring
Kaca arloji
Cawan porselen
Batang pengaduk
Spatula
Gelas Ukur
Pinset
Pipet tetes
Indikator pH

No Cara Kerja Operator SPV


1. Aqua Pro Injeksi bebas O2 dibuat dengan cara: Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
a. 50 ml aquades dipanaskan diatas hotplate sampai
mendidih.
b. Waktu pemanasan dihitung selama 30 menit (waktu mulai
dihitung setelah air mendidih).
c. Setelah itu dipanaskan lagi selama 10 menit agar diperoleh
API bebas O2.
2. Beaker glass dikalibrasi 20 ml, botol plastik berpipet Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dikalibrasi 10,5 ml.
3. Sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dengan teknik Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
aseptis.
Dispensasi: karena waktu tidak memungkinkan mensterilkan
alat dan bahan, maka alat dan bahan dianggap telah steril.
Hanya dilakukan sterilisasi akhir.
4. Botol plastik berpipet disterilisasi dengan cara direndam Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dengan etanol 96% selama 24 jam.
Dispensasi: karena waktu untuk sterilisasi selama 24 jam
tidak memungkinkan, maka botol direndam etanol 96%
hanya sampai proses sterilisasi akhir selesai
5. Dapar dilarutkan dengan api secukupnya dalam beaker glass, Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dan kaca arloji bekas menimbang dibilas. (M1)
6. NaCl 0,9% dimasukkan M1 dan dilarutkan dengan api ad Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
larut.

7. Na2 EDTA dimasukkan ke dalam M1 dan dilarutkan dengan Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
api ad larut.

8. Sodium metabisulfit dimasukkan ke dalam M1 dan Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri


dilarutkan dengan api ad larut.
9. Benzalkonium klorida dimasukkan ke dalam M1 dan Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dilarutkan dengan api ad larut.
10. Bahan aktif gentamisin sulfat dilarutkan dengan API Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
secukupnya sampai larut dalam beaker glass lain. (M2).
11. M2 dicampurkan ke dalam M1 diaduk sampai larut dan Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
homogen kemudian pH sediaan dicek dengan pH indikator.
12. Larutan tersebut disaring dengan kertas saring yang telah Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dijenuhkan dengan API sebelumnya dan kemudian
menampungnya dalam beaker glass yang telah dikalibrasi.
13. API ditambahkan sampai volume tepat 20 ml. Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri

14. Sediaan tetes mata yang sudah jadi (dalam beaker glass tadi) Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
ditutup dengan kertas perkamen yang diikat dengan tali dan
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115 1160C selama
30 menit.
15. Larutan tetes mata yang telah steril sebanyak 10,5 ml Lisna Fauziah Sarah Al-Jufri
dimasukan ke dalam botol plastik berpipet yang khusus
digunakan untuk sediaan tetes mata yang telah dikalibrasi.
BAB IV

LEMBAR EVALUASI

1. Uji pH
pH sediaan tetes mata harus isohidri dengan pH cairan mata, yaitu 7,4. pH ideal suatu
obat tetes mata adalah 7,4 7,65. Namun sangat jarang dijumpai bahan aktif yang stabil
pada pH tersebut, maka pemilihan biasanya mendahulukan masalah stabilitas dalam
batasan pH terbaik yang dapat diterima oleh mata. Adanya perubahan pH sediaan
mengindikasikan telah terjadi penguraian obat atau terjadi interaksi obat dengan wadah
tang terbuat dari bahan gelas. Sediaan kami memiliki pH 6, diuji dengan dengan
menggunakan pH indikator, padahal menurut monografi sediaan tetes mata gentamisin
memiliki pH 6,5 7,5.

2. Uji Organoleptis
- Warna
Tidak terjadi perubahan warna pada sediaan yang kami, baik setelah dibuat maupun
setelah evaluasi selama 1 minggu. Sediaan kami tetap tidak berwarna sama seperti pada
saat sediaan baru dibuat, meskipun sediaan disterilisasi dengan autoklaf, namun tidak
berubah warna menjadi coklat karena dalam formula kami menambahkan sodium
metabisulfit. Perubahan warna umumnya terjadi pada sediaan steril yang disimpan pada
suhu tinggi (> 40 oC). Suhu tinggi dapat menyebabkan penguraian.
- Uji Kejernihan
Sediaan harus bebas dari partikel-partikel yang tidak larut, seperti benda asing, terjadinya
pengendapan atau pertumbuhan mikroorganisme. Karena keterbatasan alat, uji kejernihan
dengan menggunakan alat Tyndal tidak dilakukan. Uji kejernihan hanya dilakukan secara
visual dengan segala keterbatasan indera penglihatan kami dari partikel-partikel yang
berukuran mikro. Dalam sediaan kami terlihat tidak adanya partikel bahan aktif maupun
bahan tambahan yang tidak larut.

BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi sediaan steril kali ini, kami membuat sediaan tetes
mata gentamisin. Sediaan tetes mata yang kami buat dibuat dalam bentuk sediaan dosis
ganda. Gentamisin merupakan obat antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara
topikal dan berkhasiat untuk mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus
yang resisten dengan penisilin.
Berdasarkan monografi, gentamisin berada dalam bentuk gentamisin sulfat.
Gentamisin sulfat memiliki potensi setara dengan tidak kurang dari 590 g per mg gentamisin,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Gentamisin sulfat berbentuk serbuk hablur yang
mudah larut dalam air. Oleh karena itu, pembawa yang kami gunakan adalah water pro
injectio.
Gentamisin akan terurai oleh pemanasan, oleh karena itu cara sterilisasi
gentamisin yang baik menurut monografi adalah dengan penyaringan atau filtrasi
menggunakan penyaring bakteri steril. Setiap pengerjaan sediaan steril, harus dilakukan
dengan teknik aseptis. Semua alat disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan sesuai
cara sterilisasi masing-masing, begitu juga dengan bahan yang tahan terhadap pemanasan,
juga harus disterilisasi sebelum dibuat sediaan. Sebenarnya gentamisin tidak boleh
disterilisasi dengan autoklaf, karena akan teroksidasi dan warnanya akan berubah menjadi
coklat. Tetapi hal ini masih bisa diatasi dengan penambahan sodium metabisulfit sebagai
antioksidan yang mampu mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Sehingga sediaan jadi
dapat disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1150 C selama 30 menit menggunakan
metode sterilisasi akhir.
Larutan obat tetes mata kami menggunakan water pro injectio sebagai pelarut,
padahal seperti telah diketahui bahwa air merupakan media yang sangat baik untuk
pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu kami menambahkan pengawet dalam sediaan,
yaitu benzalkonium klorida. Benzalkonium klorida dapat disterilisasi dengan autoklaf,
tapi kami tidak melakukan sterilisasi bahan pada praktikum kemarin, karena kami
melakukan sterilisasi akhir setelah sediaan dibuat. Semua alat yang digunakan juga
dianggap telah steril. Untuk meningkatkan kemampuan antimikroba dari benzalkonium
klorida, maka perlu ditambahkan zat pengkelat disodium edetat.
Gentamisin memiliki pH 3,5 5,5 dalam larutan 4%. Sementara untuk sediaan
tetes mata, gentamisin memiliki pH sekitar 6,5 7,5. Sediaan tetes mata yang baik harus
isohidri dengan cairan mata, atau minimal masih dapat ditoleransi oleh air mata karena
adanya pengeceran konsentrasi ion H+. pH yang terlalu asam dapat menyebabkan
terjadinya iritasi. Karena pH gentamisin dalam larutan cenderung asam, maka perlu
penambahan buffer pada formula. Kami menggunakan dapar posfat untuk membuat pH
sediaan tetes mata kami sesuai dengan pH cairan mata yaitu 7,4. Selain itu pemilihan
dapar posfat juga dikarenakan dapar sitrat incompatibel dengan benzalkonium klorida.
Dapar posfat yang kami gunakan terdiri dari kalium diposfat dihidrat (KH2PO4 dihidrat)
sebagai asam dan dinatrium posfat anhidrat (Na2HPO4 anhidrat) sebagai garam. Sediaan
kami memiliki pH 6, padahal pH yang diharapkan adalah 7,4. Hal ini kemungkinan
disebabkan ketidaktepatan pada saat penimbangan asam (KH2PO4 dihidrat, asam yang
ditambahkan kemungkinan terlalu banyak). Padahal kami juga telah meng-adjust pH
sediaan kami dengan penambahan NaOH 0,1 N sebanyak 10 tetes, tetapi pH sediaan kami
tetap 6. Meskipun memiliki pH 6 diharapkan konsentrasi ion H+nya mampu diencerkan
oleh air mata sehingga tidak menyebabkan iritasi.
Selain harus isohidri, sediaan tetes mata juga harus isotonis dengan cairan mata.
Sehingga diharapkan tidak akan terjadi plasmolisis sel-sel darah di sekitar mata, apalagi
sampai terjadi hemolisis. Untuk membuat sediaan menjadi isotonis dengan cairan mata,
maka ditambahkan larutan pengisotoni yaitu NaCl. Perhitungan mengenai tonisitas
sediaan kami dapat dilihat pada BAB II. Untuk memperoleh larutan tetes mata yang
isotonis maka sediaan kami memerlukan penambahan NaCl dari luar sebesar 0,1319
gram.
Tetes mata gentamisin 0,3% dapat diberikan 4 sampai 6 kali sehari 1 sampai 2
tetes pada mukosa mata atau di sekitar kelopak mata. Berdasarkan data hasil pengamatan,
dapat diketahui bahwa sediaan tetap stabil baik homogenitas larutannya, begitu pula
ingkat kejernihannya dimana tidak ada partikel yang melayang pada sediaan.
BAB VI
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Bahan bahan tambahan yang dapat digunakan untuk formulasi sediaan tetes mata
adalah sebagai berikut, pengawet, antioksidan bila zat aktifnya mudah teroksidasi, dapar
agar diperoleh pH sediaan yang sesuai dengan pH cairan mata yaitu 7,4 dan pengisotoni
seperti NaCl. Selain itu bahan tambahan lain yang mungkin ditambahkan pada sediaan
tetes mata adalah pensuspensi, ini bertujuan untuk memperpanjang waktu pemakaian obat
tetes mata tersebut pada mukosa mata.
Formula obat tetes mata kami:
R/ Gentamisin sulfat 50,8 mg
Benzalkonuim klorida 0,01%
Disodium edetat 0,02%
Na metabisulfit 0,05%
Na2HPO4 anhidrat 0,114%
KH2PO4 dihidrat 0,136%
NaCl 0,6599%
Api ad 10 ml

Anda mungkin juga menyukai