Anda di halaman 1dari 1

Laju Mutasi Dan Deteksi Mutasi

Kejadian mutasi dapat diukur dengan dua parameter yakni laju mutasi dan frekuensi
mutasi. Pada umumnya laju mutasi yang teramati rendah. Mutasi spontan itu jarang terjadi ,
sekalipun frekuensi yang teramati berbeda-beda dari gen ke gen. Pengukuran laju mutasi spontan
yang mudah yakni pada bakteri dan fag, karena mereka tergolong ke dalam kelompok
monoploid. Penelitian mengenai mutasi biasanya mengkaji seluruh kromosom seperti yang telah
dikenalkan oleh H. J. Muller sebagai teknik Muller-s X chromosome. Teknik Muller-5 juga
bermanfaat untuk mendeteksi agen-agen penyebab mutasi. Rdiasi sinar X sangat meningkatkan
laju mutasi.

Deteksi mutasi pada makhluk hidup monoploid seperti bakteri dan jamur sangat efisien.
Deteksi mutasi tergantung kepada suatu sistem seleksi yang mudah memisahkan sel-sel mutan
dari yang bukan mutan. Teknik deteksi mutan pada Drosophilla menggunakan teknik Muller-5
(teknik CIB) dan ada teknik kromosom X berlekatan atau attached-X procedure (menggunakan
individu betina yang memiliki kromosom X berlekatan). Kedua teknik tersebut untuk mendeteksi
letal reesif pada otosom Drosophilla Deteksi mutasi pada tumbuhan tinggi dilakukan dengan
pengamatan secara visual, analisis komposisi biokimia, dan melalui kultur jaringan galur-galur
sel. Sedangkan teknik deteksi mutasi pada manusia dapat dilakukan melalui analisis silsilah, dan
analisis in vitro seperti analisis aktivitas enzim, migrasi protein pada medan elektroforetik, serta
pengurutan langsung protein maupun DNA. Selain itu dapat digunakan uji Ames yang
dikembangkan oleh Bruce Ames yang menggunakan bakteri Salmonella typhimurium sebagai
organisme ujinya. Uji ames berhasil mengidentifikasi mutagen dari berbagai senyawa kimia
seperti pewarna rambut, pewarna makanan, dll.

Pertanyaan :

1. Mengapa pada kelompok makhluk hidup yang lebih tinggi, pengukuran laju mutasinya
lebih sulit ?
Jawab : kromosom kelompok-kelompok makhluk hidup yang lebih tinggi itu kebanyakan
diploid, keadaan kromosom yang bukan monoploid memang menyebabkan mutan resesif
tidak terdeteksi jika berada dalam kondisi heterozigot. Disamping itu pengukuran atau
pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan atas sejumlah besar populasi.
2. Bagaimana keuntungan dari deteksi mutasi tumbuhan yang melibatkan kultur jaringan
galur-galur sel tumbuhaan ?
Jawab : teknik yang berhubungan dengan mutan letal kondisional dapat digunakan
terhadap sel-sel tumbuhan pada kultur jaringan, dan selanjutnya dapat diterapkan untuk
genetika tumbuhan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai