Anda di halaman 1dari 89

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan masyarakat atau humas pada era keterbukaan informasi publik memegang

peranan strategis. Seperti yang diketahui, idealnya saat ini peranan humas sebagai penyampai

informasi dan pembentuk citra sangat diperlukan terutama bagi organisasi maupun

perusahaan. Kelangsungan perusahaan baik perusahaan berskala kecil maupun perusahaan

berskala besar saat ini sangat tergantung oleh keberadaan humas. Humas muncul sebagai suatu

kebutuhan, terutama dalam kemampuannya untuk membina hubungan yang harmonis antara

kalangan internal perusahaan maupun kemampuannya untuk membangun komunikasi

eksternal yang baik dengan masyarakat luar atau publik sehingga tercapai pengertian bersama.

Hubungan internal yang dimaksud adalah publik intern seperti hubungan dengan

karyawan (employee) dan hubungan dengan pemegang saham (stakeholder). Sedangkan,

hubungan eksternal yang dimaksud adalah publik ekstern seperti hubungan para pelanggan

(customer), khalayak sekitar (community), instansi pemerintah (government), pers (press) dan

kelompok di luar organisasi (Effendy, 2009: 144)

Humas dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis

antara satu badan atau organisasi dengan masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal

balik atau dua arah. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual understanding,

mutual confidence dan image yang baik. Ini semua langkah-langkah yang harus ditempuh oleh

humas untuk mencapai hubungan yang harmonis (F.Rachmadi, 1992:7).


2

Menurut J.C Seidel yang dikutip oleh Abdurrachman Oemi dalam buku Dasar-dasar

Public Relations (2001:24-25), bahwa humas juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang

kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari para

pelanggannya, pegawai-pegawainya dan publik pada umumnya. Ke dalam, mengadakan

analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri. Ke luar, dengan mengadakan

pertanyaan-pertanyaan. Adapula tujuan utama humas adalah mempengaruhi perilaku orang

secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan melalui dialog dengan semua

golongan, dimana persepsi, sikap, dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah

perusahaan (Davis, 2003:4).

Berdasarkan dari pengertian humas menurut pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwasannya humas adalah proses untuk menjalin hubungan dengan publiknya untuk

menumbuhkan saling pengertian dan memperoleh good will dengan mengadakan kegiatan ke

dalam dan ke luar yang berarti bahwa humas memiliki peranan penting untuk menjalin human

relation perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Dilihat dari negara-negara yang sudah maju, human relation semakin mendapat

perhatian dalam pengembangan suatu perusahaan, karena semakin dirasakan pentingnya dalam

rangka memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam manajemen

perusahaan. Benturan-benturan psikologis dan konflik-konflik antara kepentingan organisasi

sering terjadi, bukan saja antara manajer dengan karyawan, tetapi juga antara karyawan

dengan karyawan, yang benar-benar mengganggu jalannya roda organisasi dalam mencapai

tujuannya. Human relation juga dirasakan pentingnya oleh para manajer untuk menghilangkan

luka-luka akibat salah komunikasi (mis-communication) dan salah interpretasi (mis-

interpretation) yang terjadi antara manajer beserta karyawannya dengan publik di luar

organisasi (Effendy, 2009: 40).


3

Keith Davis dalam bukunya Human Relation at Work, dikutip oleh Hasan (2010: 52)

human relation adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan

dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam

suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk

bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial.

Human relation mempunyai arti luas dan sempit. Dalam arti luas merupakan interaksi

antar manusia dalam suatu situasi atau semua bidang kehidupan untuk mencapai kepuasan.1

Dalam arti sempit, human relation diartikan sebagai interkasi dalam situasi kerja di suatu

organisasi yang bertujuan untuk membangkitkan seseorang agar dapat bekerjasama, produktif

dan memiliki kepuasan.2

Human relation bertujuan untuk mempererat rasa persaudaraan dan mendapat suatu

kepuasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Human relation juga sangat diperlukan dalam

lingkungan kerja mulai dari top management sampai pada tenaga pelaksananya.3

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan yang

membutuhkan adanya humas untuk menjaga human relation perusahaan. PT Semen Baturaja

(Persero) Tbk dimulai ketika pada tahun 1973 Pemerintah Republik Indonesia (RI) berencana

mendirikan pabrik semen di wilayah Sumatera Selatan tepatnya di Baturaja, Kabupaten Ogan

Komering Ulu (OKU). Hal ini didasari dan diawali dengan adanya penelitian tentang deposit

(kandungan bahan galian batu-batuan) di daerah Airlaya, Dusun Sukajadi, Baturaja yang

dilakukan oleh Departemen Pertambangan RI melalui Direktorat Geologi.4

1
Keith Davis, Human Relations at Work, McGraw Hill Book Company, Inc., New York, San Francisco, Toroto,
London, Kogakusha Company, LTD., Tokio, 1962, hal. 4
2
Norman R. F. Maie, Principles of Human Relations, John Wiley & Sons, Inc., New York, London, 1963, hal.
vii
3
(http://www.kompasiana.com/amp/jestanselan/pentingnya-komunikasi-dalam-human-relations diakses pada 8
Februari 2017
4
(http://www.semenbaturaja.co.id/profil-perusahaan/ diakses 8 Februari 2017)
4

Keberadaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk banyak memberikan manfaat baik

langsung maupun tidak langsung, berupa pajak dan retribusi kepada Pemerintah Pusat dan

Daerah, dividen kepada pemegang saham, kesempatan kerja, maupun dalam bentuk kemitraan

dan bina lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik. PT Semen Baturaja sebagai salah satu

BUMN di industri semen yang telah Go Public dan telah melakukan Initial Public Offering

(IPO) sejak tahun 2013 berkewajiban untuk menjunjung tinggi transparansi informasi kepada

publik, meliputi publik yang berkaitan dengan perusahaan seperti para pemegang saham,

pemerintah, pelanggan, rekanan perusahaan, masyarakat sekitar pabrik, tenaga kerja maupun

kelompok-kelompok kepentingan lainnya.5 Informasi yang berkaitan dengan perusahaan, kini

sangat banyak berpengaruh pada nilai saham PT Semen Baturaja (SMBR-JK) di bursa saham.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi semen, PT Semen Baturaja

(Persero) Tbk harus senantiasa menjaga mutu pelayanan dan kualitas produknya terutama

kepada para distributor maupun pelanggan sehingga citra perusahaan tetap terjaga dan

kepercayaan pengguna terhadap produk PT Semen Baturaja (Persero) Tbk tetap terjaga pula.6

Dengan adanya kewajiban tersebut, maka humas memiliki peranan yang penting di

perusahaan PT Semen Baturaja. Banyak peran humas yang sudah ditetapkan oleh PT Semen

Baturaja tidak hanya sebagai fasilitator komunikasi. Hal lain yang pasti dilakukan humas yaitu

menjaga human relation maka dari itu humas juga sebagai salah satu icon perusahaan yang

akan membentuk citra perusahaannya tersebut.

Humas PT Semen Baturaja tidak hanya menjaga human relation dengan sesama

pegawai, tetapi juga menjaga human relation dengan organisasi masyarakat, stakeholder,

5
(http://bumn.go.id/semenbaturaja/halaman/41/tentang-perusahaan.html diakses 8 Februari 2017)
6
(http://www.semenbaturaja.co.id/pedoman-pengelolaan-informasi/ diakses 8 Februari 2017)
5

konsumen, dan media. Humas PT Semen Baturaja harus memiliki kemampuan komunikasi

yang baik, karena berperan penting dalam menjembatani human relation.7

Sebelumnya peneliti melakukan pra riset di bulan Mei 2016 di unit kerja bagian humas

yang berada dibawah naungan biro umum dan direktorat umum & SDM. Peneliti menganggap

bahwa urgensi untuk mengangkat tema ini sangat penting. Sebagai perusahaan BUMN yang

bergerak di bidang industri semen tentunya PT Semen Baturaja tidak akan luput dari konflik-

konflik dalam pelaksanaan kegiatan perkantorannya sehari-hari. Adapun permasalahan humas

PT Semen Baturaja yang pernah terjadi, yaitu:

Tabel 1.
Permasalahan humas PT Semen Baturaja
NO Konflik
1 Penggunaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang belum maksimal dan
tidak transparan.
2 Banyaknya pemberitaan negatif mengenai PT Semen Baturaja di media massa.

1. Penggunaan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang belum maksimal

dan tidak transparan.

Pentingnya CSR baru dirasakan setelah dikeluarkannya keputusan Menteri BUMN No.

Kep-236/MBU/2003 tentang program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha

Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dalam UU PT, pengaturan mengenai CSR hanya

terdapat dalam satu pasal yakni Pasal 74 yang menegaskan bahwa kegiatan usahanya di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan, yang mana kewajiban tersebut dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

perseroan yang pelaksananya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Berikut prinsip-prinsip CSR yang menjadi latar belakang pelaksanaan CSR dan PKBL

perseroan, meliputi:

7
Pedoman kerja tugas jabatan humas PT Semen Baturaja
6

a. akuntabilitas

b. transparansi

c. perilaku etis

d. penghormatan pada kepentingan stakeholder

e. penegakan hak asasi manusia

Adapun konsep CSR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah Tripple Bottom Line

atau 3P yaitu Profit, People, Planet. Selain mengejar keuntungan, perseroan ikut berupaya

memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan terus berkontribusi

aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Tabel 2.
Kegiatan CSR dan perhitungan dana yang telah dilakukan oleh PT Semen Baturaja.
2014
NO Uraian/Deskripsi RKAP Penyisihan Keterangan
Target Laba
1 Pendidikan dan 680.600.000 574.232.000 Dana CSR yang dikeluarkan
latihan/ Education & untuk pendidikan tidak sesuai
Training RKAP yang sudah ditetapkan.
Sisa dana CSR untuk
pendidikan & latihan adalah
Rp. 106.368.000,-
2 Bencana alam/ - 160.000.000 Dana CSR untuk bencana
Natural Disaster alam tidak dapat direncanakan
akan tetapi dana tidak dapat
diketahui disalurkan kemana.
3 Peningkatan 826.241.000 456.275.000 Dana CSR untuk peningkatan
kesehatan/ Health kesehatan tidak sesuai dengan
Improvement RKAP. Sisa dana CSR untuk
peningkatan kesehatan adalah
Rp. 369.968.000,-
4 Sarana dan prasarana/ 489.421.000 908.904.000 Dana CSR yang dikeluarkan
Facilities & untuk sarana dan prasarana
Infrastructure sudah melebihi RKAP, yaitu
sebesar Rp. 419.483.000,-
5 Sarana ibadah/ 806.434.000 379.702.000 Dana CSR untuk sarana
Praying Facilities ibadah tidak sesuai dengan
RKAP. Sisa dana CSR untuk
sarana ibadah yaitu sebesar
7

Rp. 426.732.000,-
6 Pelestarian alam/ 254.913.000 204.702.000 Dana CSR untuk pelestarian
Environmental alam tidak sesuai dengan
Preservation RKAP. Sisa dana CSR untuk
pelestarian alam yaitu sebesar
Rp. 50.211.000,-
7 Pengembangan - 970.650.000 Dana CSR pengembangan
masyarakat dalam masyarakat tidak dapat
rangka pengentasan direncanakan (tergantung
kemiskinan/ pada jumlah komunitas/LSM
Community yang meminta bantuan dana.
Development to
Combat Povery
8 Program kemitraan/ - 10.845.056.000 Dana CSR program kemitraan
Partnership Program tidak dapat direncanakan
(tergantung pada jumlah
komunitas/LSM yang
meminta bantuan kerja sama)
Total 3.057.609.000 14.449.355.000

Pada data ini terdapat kesalahan penjumlahan. Total jumlah yang benar adalah Rp.

14,499,521,000,- miliar.

Tabel 3.
Kegiatan CSR dan perhitungan dana yang telah dilakukan oleh PT Semen Baturaja.
2015
NO Uraian/Deskripsi RKAP Penyisihan Keterangan
Target Laba
1 Pendidikan dan 601.495.000 385.550.000 Dana CSR yang dikeluarkan
latihan/ Education & untuk pendidikan tidak sesuai
Training RKAP yang sudah ditetapkan.
Sisa dana CSR untuk
pendidikan & latihan adalah
Rp. 215.945.000,-
2 Bencana alam/ 10.000.000 94.800.000 Dana CSR untuk bencana
Natural Disaster alam sudah melebihi RKAP
yiatu sebesar Rp. 84.800.000,-
3 Peningkatan 155.305.000 343.242.000 Dana CSR untuk peningkatan
kesehatan/ Health kesehatan sudah melebihi
Improvement RKAP yaitu sebesar Rp.
187.937.000,-
4 Sarana dan prasarana/ 456.723.000 512.590.000 Dana CSR yang dikeluarkan
Facilities & untuk sarana dan prasarana
Infrastructure sudah melebihi RKAP, yaitu
sebesar Rp. 55.867.000,-
8

5 Sarana ibadah/ 1.419.575.000 907.080.000 Dana CSR untuk sarana


Praying Facilities ibadah tidak sesuai dengan
RKAP. Sisa dana CSR untuk
sarana ibadah yaitu sebesar
Rp. 512.495.000,-
6 Pelestarian alam/ 155.100.000 428.600.000 Dana CSR untuk pelestarian
Environmental alam sudah melebihi RKAP.
Preservation Sisa dana CSR untuk
pelestarian alam yaitu sebesar
Rp. 273.500.000,-
7 Pengembangan - 711.600.000 Dana CSR pengembangan
masyarakat dalam masyarakat tidak dapat
rangka pengentasan direncanakan (tergantung
kemiskinan/ pada jumlah komunitas/LSM
Community yang meminta bantuan dana.
Development to
Combat Povery
8 Program kemitraan/ - 7.285.507.000 Dana CSR program kemitraan
Partnership Program tidak dapat direncanakan
(tergantung pada jumlah
komunitas/LSM yang
meminta bantuan kerja sama)
Total 2.798.198.000 10.641.969.000

Pada data ini terdapat kesalahan penjumlahan. Total jumlah yang benar adalah Rp.

10.688.969.000,- miliar.

Dalam menyalurkan dana CSR perusahaan, terdapat aturan yang membahas mengenai

hal tersebut. Aturan mengenai jumlah anggaran CSR ada dalam Peraturan Menteri Negara

BUMN No. 4 tahun 2007, yakni 2% laba bersih perusahaan harus disisihkan untuk PKBL

(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berikut laporan keuangan PT Semen Baturaja

tahun 2014:

Tabel 4
Laporan keuangan PT Semen Baturaja
Tahun 2014 2015
Penjualan Bersih Rp. 1.214.915.000.000 Rp. 1.461.248.000.000
Laba Kotor Rp. 379.179.000.000 Rp. 493.579.000.000
Laba Bersih Rp. 335.955.000.000 Rp. 354.180.000.000
Dana untuk CSR Rp. 6.719.100.000 Rp. 7.083.600.000
9

Dari hasil laba bersih, total dana untuk CSR yang disalurkan oleh PT Semen Baturaja

sudah melebihi batasan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 tahun

2007. Akan tetapi, pada tahun 2014 terdapat adanya ketidaktransparantan pada RKAP bidang

bencana alam, dan pada dua tahun berturut-turut, terdapat tidak adanya ketransparanan

penyaluran CSR pada bidang Pengembangan masyarakat dalam rangka pengentasan

kemiskinan dan Program kemitraan. Dana yang disalurkan tidak diketahui diberikan kepada

komunitas/LSM/Organisasi yang mana dan berapa RKAP jumlah tiap komunitas untuk

diberikan bantuan dana mengingat begitu banyaknya dana yang dikeluarkan untuk kedua

bidang tersebut.

Dalam aturan pembuatan RKAP perusahaan, anggaran dapat diajukan 60 hari sebelum

anggaran tahun baru di tutup. Maka dari itu, setiap hal yang bersangkutan dengan keuangan

seharusnya lebih dirincikan karena perusahaan membutuhkan target. Terlebih lagi apabila di

lihat dari perincian dana tersebut, tanpa adanya penyaluran dana CSR pada bidang

Pengembangan masyarakat dan Program kemitraan, maka dana CSR yang wajib dikeluarkan

oleh PT Semen Baturaja tidak akan mencapai 2% dari laba bersih perusahaan dan tentunya

akan melanggar aturan menteri BUMN.

Atas dasar inilah yang menyebabkan publik merasa PT Semen Baturaja tidak

merincikan penyaluran dana CSR dengan transparan. Selain itu, di lihat dari total pengeluaran

dana yang sudah ditargetkan seringkali tidak sesuai dengan yang seharusnya dikeluarkan.

Maka hal itu pula yang membuat masyarakat berpikir bahwa dana CSR PT Semen Baturaja

belum dikeluarkan secara maksimal.

2 Banyaknya Pemberitaan Negatif Mengenai PT Semen Baturaja di Media Massa.

Sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di industri semen dan beroperasi

menggunakan pabrik membuat PT Semen Baturaja tidak akan lepas dari kontra oleh berbagai
10

pihak. Dengan adanya kontra itulah yang menyebabkan banyaknya pemberitaan yang berbau

negatif yang di buat oleh media baik media cetak ataupun media online. Humas PT Semen

Baturaja harus siap dengan terpaan berita yang akan datang baik yang sudah bisa diprediksi

atau tidak terprediksi sebelumnya. Hal itu dilakukan agar reputasi dan citra PT Semen

Baturaja tetap dapat di jaga dengan baik oleh humas PT Semen Baturaja. Dalam beberapa

tahun terakhir sudah begitu banyaknya pemberitaan negative yang dimuat di media yang

membahas mengenai PT Semen Baturaja. Berikut penjelasannya:

Tabel 5
Pemberitaan negatif mengenai PT Semen Baturaja
No Nama Media Jenis Hari/Tanggal Judul Berita
Media Publikasi
1 Berita Pagi Cetak Minggu/ Kontribusi PT Semen Baturaja
6 May 2012 Dipertanyakan
2 Koran Sindo Cetak Rabu/ Kejagung Tutupi SP3 Korupsi
17 Oktober 2012 PT Semen Baturaja
3 Sriwijaya Post Cetak Jumat/ Gudang PT Semen Baturaja
12 Desember 2014 Terbakar, Karyawan
Berhamburan Selamatkan Diri
4 Tribun Sumsel Cetak Selasa/ PT Semen Baturaja dan
17 Maret 2015 Baturaja Multi Gemilang
Dilaporkan Ke Polda Sumsel
5 Rakyat Merdeka Cetak Kamis/ Bahas Debu PT Semen
19 Maret 2015 Baturaja
6 Media Indonesia Cetak Jumat/ Kinerja Semen Baturaja
21 Oktober 2016 Terusik Pasokan Semen
7 Sumatera Ekspres Cetak Jumat/ Gaji TKA Dibayar Lebih
3 Februari 2017 Tinggi
8 Detik News Online Selasa/ Aktif di PD, Direksi PT
(http://m.detik.com/ne 30 Maret 2004, Semen Baturaja Dituntut
ws/berita/116085) 18:23 WIB Mundur
9 Merdeka Online Selasa/ Pegawai PT Semen Baturaja
(www.merdeka.com/a 19 November 2013, Ditangkap Polisi Karena
mp/peristiwa/pegawai- 07:26 WIB Cabuli Anak
pt-semen-baturaja-
ditangkap.html)
10 Antara Sumsel Online Kamis/ Warga Sekitar PT Semen
(www.antarasumsel.co 12 Juni 2014, 20:11 Baturaja Tak Terima CSR
m/berita/287382) WIB
11 Sumatera Bisnis Online Sabtu/ SEMEN BATURAJA: Warga
11

(www.sumatera.bisnis. 14 Juni 2014, 11:55 Ogan Komering Ulu Tolak


com/read/20140614/7/5 WIB Ganti Rugi 120 Ha Lahan
0909)
12 Detak Oku Online Kamis/ DPRD OKU Akan Tutup PT
(www.detakoku.com/to 03 September 2015 Semen Baturaja
day-news/item/680)
13 Harian Lidik Online Senin/ GNPK Sumsel Laporkan PT
(www.harianlidik.com/ 9 November 2015 Semen Baturaja
?p=2401)
14 Forum News Online Senin/ Alat Penangkap Debu PT
(www.fornews.co/news 24 Oktober 2016, Semen Baturaja Bocor, BLH
/alat-penangkap-debu- 18:24 WIB Diminta Lakukan ini
pt-semen-baturaja)

Humas PT Semen Baturaja harus bekerja ekstra untuk meredakan isu serta

permasalahan-permasalahan yang terjadi baik di internal maupun eksternal perusahaan. Cara

yang paling tepat di tempuh untuk meredakan permasalahan-permasalahan tersebut yaitu

dengan menjaga human relation yang baik dengan semua pihak agar perusahaan dapat terus

berproduksi seperti biasa.

Di lihat dari uraian sebelumnya, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

mengenai bagaimana peran humas PT Semen Baturaja dalam menjaga human relation

perusahaan mengingat begitu banyaknya resiko-resiko pemberitaan dan permasalahan yang

akan dihadapi oleh perusahaan baik dari pihak internal dan eksternal. Maka dari itu, peneliti

mengangkat tugas akhir kuliah ini dengan topik Peranan Humas dalam Menjaga Human

Relation Perusahaan ( Studi Pada Humas PT Semen Baturaja).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan tema sentral masalah atau problem atau issue sebagai

gambaran ringkas secara kondisional dan situasional fenomena yang dihadapi sehingga

menggugah untuk dilakukan dalam penelitian dalam waktu dekat atau cepat (Ardianto, 2010:

13).
12

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan peneliti, maka dapat

di tarik permasalahan yang dapat di angkat dalam tugas akhir kuliah dengan topik Peranan

Humas dalam Menjaga Human Relation Perusahaan ( Studi Pada Humas PT Semen Baturaja)

yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana peran humas PT Semen Baturaja dalam menjaga human relation tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, disusunlah beberapa tujuan

penelitian guna menjawab perumusan masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran humas PT Semen Baturaja dalam menjaga human

relation.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik/teoritis:

a Penelitian ini berguna sebagai dasar penyusunan skripsi agar memperoleh hasil dan

daya yang akurat.

b Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengkaji fungsi unit

kerja bagian humas di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

c Sebagai dasar penelitian tentang humas dan human relation, dan juga sebagai pemberi

informasi tentang pentingnya peran humas di dalam perusahaan dan pentingnya

menjaga human relation bagi sebuah perusahaan.

d Menambah pengembangan ilmu untuk menjadi daya tarik orang lain dalam

melanjutkan penelitian selanjutnya mengenai kasus yang sama.

e Menambah literatur bagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji fungsi unit kerja bagian

humas di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.


13

2. Manfaat praktis:
a Menjadi pertimbangan bagi perusahaan dan pegawai humas PT Semen Baturaja dalam

menjalankan perannya kedepan agar lebih baik lagi.

b Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada devisi humas PT Semen

Baturaja dalam menerapkan peranan humas dalam menjaga human relation

perusahaan.
14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian

sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang

dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang

sama. Namun peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya

bahan kajian pada penelitian. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan peneliti.

Tabel 6.
Penelitian Terdahulu yang digunakan
NO Judul Penelitian Peranan Public Relations dalam Kegiatan Human Relation
Perusahaan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT Ciptalift
Sejahtera
1 Peneliti Muhammad Adi Pribadi, Mahasiswa Jurusan Public Relations
Departemen Komunikasi Pemasaran Universitas Binus ( Bina
Nusantara)
Teknik Analisis Peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan
data dengan data primer dan data sekunder. Karya ilmiah ditulis
dengan sistematis dan konsisten dari keseluruhan isi skripsi.
Peneliti menggunakan teori umum yaitu peran utama PR dalam
sebuah organisasi atau perusahaan, dan menggunakan teori
khusus yaitu peran PR dalam menciptakan, meningkatkan, serta
menjaga komunikasi yang efektif di dalam perusahaan dengan
melaksanakan kegiatan human relation.
Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya atau peran PR PT
Ciptalift Sejahtera dalam kegiatan human relation untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PR PT Ciptalift Sejahtera sudah
menetapkan perannya dengan baik dengan cara menerapkan
usaha-usaha internal PR di dalam perusahaan, menciptakan
suasana kerja yang kondusif dalam bekerja, agar para karyawan
bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Persamaan (1) Penelitian ini menggunakan metode yang sama yaitu metode
kualitatif dengan cara mengumpulkan data primer dan data
15

sekunder.
(2) Penelitian ini juga menggunakan teori umum yang sama
yaitu mengenai peranan humas.
Perbedaan (1) Penelitian ini hanya membahas mengenai peran human
relation dalam ruang lingkup internal, yaitu meningkatkan
motivasi kerja karyawan. Sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti sekarang yaitu membahas peran humas dalam
menjaga human relation dalam ruang lingkup internal dan
eksternal. Tidak hanya karyawan, tetapi juga konsumen,
stakeholder, media dan lain-lain.
(2) Menggunakan teori khusus yang berbeda. Penelitian
sebelumnya menggunakan teori khusus internal PR dalam
perusahaan.
Kritik Penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya sudah baik, tapi
akan lebih baik jika fokus subjek yang diteliti tidak hanya
pegawai bawahan, tetapi seharusnya juga top management
seperti manajer karena manajer merupakan salah satu kepala
yang menaungi pegawai-pegawai yang lain. Manajer memiliki
tugas yang lebih berat jadi memerlukan motivasi yang lebih
daripada pegawai yang lain. Karena setiap tingkatan pegawai
memiliki kesulitan yang berbeda-beda dan cara untuk
meningkatkan motivasinya juga berbeda-beda. Akan lebih
menambah wawasan pembaca apabila peneliti juga menjadikan
pegawai atasan sebagai subjek.
2 Judul Penelitian Peran Human Relation dalam Meningkatkan Motivasi Kerja
Pegawai Humas Kantor Bupati Kabupaten Kampar
Peneliti Siska (10943007176), Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Teknik Analisis Peneliti menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran
angket. Penelitian ini bersifat korelasi antara dua variabel yaitu
variabel terikat dan variabel bebas. Selain itu, peneliti
menggunakan teknik analisa data korelasional dan program
aplikasi computer yaitu program SPSS (Statistical product and
services solutions).
Hasil Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran human
relation dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai dan untuk
mengetahui apakah peran tersebut sudah berjalan sebagaimana
mestinya. Hasil penelitian disimpulkan bahwa peran human
relation hubungannya lemah atau bias dan berkorelasi rendah
terhadap frekuensi motivasi kerja pegawai humas kantor Bupati
Kabupaten Kampar.
Persamaan Penelitian ini menggunakan teori umum yang sama yaitu
mengenai peranan humas menurut Cutlip and Center.
Perbedaan 1) Penelitian ini hanya membahas mengenai peran human
relations ruang lingkup internal, yaitu meningkatkan motivasi
16

kerja karyawan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan


peneliti yaitu membahas peran humas dalam menjaga human
relation dalam ruang lingkup internal dan eksternal. Tidak hanya
karyawan, tetapi juga konsumen, stakeholder, media dan lain-
lain.
2) Teori peran yang digunakan peneliti sebelumnya yaitu peran
humas pemerintahan, sedangkan penelitian yang akan diteliti
sekarang menggunakan teori komunikasi persuasif dan konsep
peran humas umum.
3) Penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif yaitu
dengan penyebaran angket dan dengan teknik analisa data
korelasional dan program aplikasi computer yaitu program SPSS
(Statistical product and services solutions). Sedangkan peneliti
saat ini menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Selain itu, penelitian ini akan
menggunakan teknik deskriptif dalam menganalisa data.
Kritik Saran yang diberikan peneliti kepada pegawai humas kantor
Bupati Kabupaten Kampar sangat sedikit, hanya terdiri dari 2
paragraf. Seharusnya peneliti bisa memberikan saran yang lebih
banyak lagi mengingat hasil penelitian menunjukkan ketidak
berhasilan peran humas Bupati bahwa peran human relation
hubungannya lemah atau bias dan berkorelasi rendah terhadap
frekuensi motivasi kerja pegawai humas kantor Bupati
Kabupaten Kampar.
3 Judul Penelitian Hubungan Human Relation Dengan Kinerja Karyawan PT
(Persero) Angkasa Pura II (Studi Kasus Kantor Cabang Utama
Bandara Soekarno-Hatta)
Peneliti Reny Trisari (04203-099) Jurusan Public Relations Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta.
Teknik Analisis Teknik yang digunakan adalah deskriptif yang bersifat
korelational dengan metode survey mengenai fungsi human
relation dan efektivitas kerja karyawan PT (Persero) Angkasa
Pura II dengan menggunakan korelasin sederhana yang terdiri
dari dua variabel.
Hasil Penelitian Peneliti menjelaskan berdasarkan hasil penelitian bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara human relations terhadap
kinerja pegawai.
Persamaan Teknik yang digunakan juga sama yaitu deskriprif.

Perbedaan 1) Penelitian ini hanya membahas mengenai peran human


relation ruang lingkup internal, yaitu meningkatkan motivasi
kerja karyawan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan
peneliti yaitu membahas peran humas dalam menjaga human
relation dalam ruang lingkup internal dan eksternal. Tidak hanya
karyawan, tetapi juga konsumen, stakeholder, media dan lain-
lain.
17

(2) penelitian ini menggunakan metode korelasi sederhana yang


terdiri dari dua variabel. Sedangkan penelitian sekarang hanya
menggunakan satu variabel.
Kritik Penelitian ini sama sekali tidak membahas mengenai humas,
seharusnya peneliti memasukkan sedikit konsep tentang humas
mengingat bahwa human relation merupakan kegiatan yang
harus dikerjakan humas. Dan penelitian ini tidak menjelaskan
tugas-tugas karyawan secara terperinci.
4 Judul Penelitian Peranan Humas dalam Menjaga Human Relation Perusahaan (
Studi Kasus Humas PT Semen Baturaja )
Peneliti Ayu Putri Alpiani Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Teknik Analisis Dilakukan dengan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan metode kualitatif. Data di peroleh melalui dua cara:
1) Observasi, 2) wawancara, dan 3) Dokumentasi
Konsep yang digunakan menurut Dozier & Broom yang
menyebutkan bahwa peran humas terdiri dari 4 hal:
1) Penasehat Ahli
2) Fasilitator Komunikasi
3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
4) Teknisi Komunikasi
Sumber: Diolah oleh peneliti

B. Landasan Teori

Penelitian ini menggambarkan tentang bagaimana peran humas PT Semen Baturaja

dalam menjaga human relation perusahaan baik hubungan di internal maupun hubungan di

eksternal perusahaan. Untuk itu banyak teori-teori yang dijadikan landasan teori untuk

penelitian ini terutama teori yang berkenaan dengan peran humas.

1. Peranan Humas

Peranan (role) dalam ilmu sosiologi diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu

kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya maka dia dikatakan menjalankan suatu peranan (Soekanto, 1987: 220). Peranan

itu sendiri lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.

Jadi, tepatnya adalah bahwa seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat
18

serta menjalankan suatu peranan (Ibid, 1987: 221). Selanjutnya disebutkan bahwa suatu

peranan mungkin mencakup paling sedikit tiga hal, yakni:

a Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan

yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. Dalam hal ini

hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara

peranan-peranan individu dalam masyarakat dimana peranan tersebut di atur oleh

norma-norma yang beraku dalam masyarakat. Misalnya norma kesopanan

menghendaki agar seorang laki-laki apabila berjalan bersama dengan seorang wanita,

maka dia harus berjalan di sebelah luar.

b Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi. Dimana setiap orang dalam organisasi di masyarakat,

menjalankan sebuah peranan sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya. Sebagaimana

dalam suatu perusahaan, setiap karyawan memiliki peranannya masing-masing dalam

membangun perusahaan tersebut.

c Peranan juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat. Pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perilaku

seseorang dan juga menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat

meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Sehingga dengan demikian, orang yang

bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan perikelakuan

orang-orang sekelompoknya.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, peranan dalam penelitian ini menunjukkan

cakupan peran sebagai usaha konsep perihal apa yang dapat dilakukannya dalam suatu
19

perusahaan. Sebagaimana dalam menjalankan sebuah perusahaan tentunya tidak bisa lepas

dari peranan seluruh elemen perusahan termasuk humas.

Sejalan dengan perkembangan zaman, humas menjadi semakin kompleks, humas tidak

lagi sekedar kegiatan komunikasi. Humas yang efektif merupakan komunikasi yang efektif

karena kegiatan humas merupakan kegiatan komunikasi yang terencana (Iriantara, 2004: 61).

Humas kini merupakan kepentingan setiap perusahaan, baik yang bersifat komersial maupun

non-komersial. Kehadirannya tidak bisa di cegah, terlepas dari kita menyukai atau tidak.

Humas sendiri terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara perusahaan

dengan siapa saja yang bersangkutan menjalin kontak dengannya (Jeffkins, 2003: 9).

Secara garis besarnya humas mempunyai peran ganda, yaitu fungsi keluar memberikan

informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi/lembaga kepada

masyarakat sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi, atau opini

khalayak tersebut diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama.

Peranan humas sendiri adalah suatu kegiatan dalam suatu organisasi kepada

masyarakat yang saling menguntungkan agar masyarakat mengerti apa yang dilakukan

organisasi serta mendapatkan kebijakan yang di buat untuk mendapatkan kepercayaan

(Iriantara. 2004: 5).

Peranan umum humas dalam manajemen suatu organisasi itu terlihat dengan adanya

beberapa aktivitas pokok kehumasan, yaitu mengevaluasi sikap atau opini public, artinya

humas harus bisa mengkoreksi apa yang kurang dalam pelaksanaan sosialisasi dan membaca

situasi dalam setiap menjalankan tugas di masyarakat.

Kemudian mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur organisasi/ perusahaan dengan

kepentingan publiknya. Humas dalam terjun ke masyarakat harus bisa membedakan mana
20

yang benar-benar kebijakan pemerintah, dan mana kepentingan masyarakat yang jauh lebih

banyak dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Selanjutnya merencanakan dan melaksanakan penggiatan aktivitas humas. Sebelum

melaksanakan perannya, humas harus memiliki recana matang. Konten apa saja yang akan

diberikan kepada masyarakat nanti. Jika hal ini sudah dilakukan, maka kemungkinan besar

pesan yang ingin disampaikan akan tepat sasaran. Pada umumnya manajemen humas berperan

untuk melakukan beberapa tahapan-tahapan diantaranya perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengkomunikasian (communicating), pengawasan

(controlling), dan penilaian (evaluating).

2. Human Relation

Interaksi dan komunikasi yang bersifat dialogis, timbal-balik, dan dua-arah, sangat

relevan dalam masyarakat yang menghargai nilai-nilai dan demokrasi seperti kesetaraan dan

kesamaan. Komunikasi dialogis itu telah berkembang dalam studi dan kegiatan hubungan

manusiawi (human relation) yang merupakan salah satu bentuk hubungan dalam studi dan

kegiatan hubungan masyarakat (public relations).

Selain memperhatikan konteks manusiawi, juga humawi memperhatikan konteks

kultural dan sistem sosial yang menjadi kerangka medan komunikasi, sehingga membawa

komunikasi keluar dari tempurung mekanistis dan linier yang klasik itu. Dalam

melakukan humawi kita akan merasakan yang namanya empati dan juga homofili. Artinya,

seorang humas mengandaikan diri, bagaimana kalau ia berada pada posisi orang lain dan

melakukan hubungan dan interaksi dengan orang yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal

(Andipate, 2015: 37).


21

Effendy (2009: 76) mengatakan human relation dalam arti sempit adalah komunikasi

persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka, dalam situasi

kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization), dengan tujuan

untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerja sama yang

produktif serta perasaan bahagia dan puas hati.

Human relation dalam arti sempit mencakup semua persoalan yang dialami manusia

dalam hubungan atasan dengan bawahan, baik dalam organisasi besar maupun kecil. 8 Ciri

hakiki human relation bukan human dalam pengertian wujud manusia human being,

melainkan dalam makna proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak,

sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku dan aspek-aspek kejiwaan lainnya yang

terdapat pada diri manusia.9 Human relation dapat diusahakan untuk menghilangkan

rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi

konstruktif sifat tabeat manusia.10

Human relation hanya akan terjadi jika seseorang, dalam konteks organisasi

kekaryaan, mempengaruhi orang lain dengan bujukan, ajakan, atau imbauan emosional untuk

melakukan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, dan kedua belah pihak sama-sama

mengalami kepuasan batiniah. Human relation berorientasi pada kegiatan (action-oriented)

yang berupa upaya mempengaruhi, bersifat psikologis, dan kedua belah pihak sama-sama

merasa puas (Effendy, 2009: 51).

Hiseradt (dalam Susanto, 1982) berpendapat bahwa human relation dalam arti sempit

membahas segi-segi sebagai berikut:

a. memperoleh kesediaan kerjasama orang-orang dengan siapa orang bekerja


8
(https://www.academia.edu/TUGAS_HUBUNGAN_MANUSIAWI diakses pada 12 Februari 2017)
9
(https://www.academia.edu/TUGAS_HUBUNGAN_MANUSIAWI diakses pada 12 Februari 2017)
10
Norman R. F. Maie, Principles of Human Relations, John Wiley & Sons, Inc., New York, London, 1963, hal.
vii
22

b. memungkinkan orang berproduksi dan berprestasi tinggi, dan

c. memungkinkan orang bekerjasama dengan memperoleh kepuasan dari hasil-

hasilnya.

Sependapat dengan Hiseradt, Susanto (1982) mengatakan bahwa persoalan-persoalan

yang dibahas oleh human relation adalah bagaimana faktor-faktor manusia dalam

organisasi/kelompok dapat diserasikan dengan keanggotaan yang sangat luas dan diikat oleh

disiplin kerja, serta bagaimana dalam suatu suasana di mana ada paksaan (yang merupakan

kenyataan kerja), individu dapat bekerja dengan teman sekerja maupun atasan dan tetap

merasa senang.

Dari pendapat Susanto di atas, terlihat bahwa Susanto ingin menempatkan unsur

manusia serta human relation menjadi faktor yang menentukan sukses tidaknya sebuah proses

produksi berjalan. Hal ini berarti bahwa manusia di dalam suatu organisasi tidak boleh

diperlakukan sama dengan unsur-unsur produksi, seperti modal, mesin, alat-alat perlengkapan,

dan sebagainya, karena manusia adalah mahluk yang sangat unik dengan latar belakang sifat

dan perangai yang sangat bervariasi.

Dalam ruang lingkup industri human relation merupakan tindakan atau komunikasi

persuasif yang dilakukan atasan untuk menggugah gairah kerja. Dengan demikian human

relation in industry merupakan proses atau tahapan komunikasi secara persuasif yang

dilakukan dari satu pihak terhadap pihak lain atau untuk menjalin kerjasama dan komunikasi

secara berkala untuk semangat yang produktif untuk mencapai tujuan bersama.

Onong Uchjana Effendy (2009: 144-154), menyebutkan bahwa dalam menjaga human

relation terdiri dari internal dan eksternal. Berdasarkan pengelompokkan-pengelompokkan itu,

maka terdapatlah hubungan yang khusus. Dalam melaksanakan peran humas, humas harus

senantiasa menjaga human relation dengan kelompok tersebut. Berikut penjelasannya:


23

a. Menjaga Human Relation dengan Publik Intern ( Internal Public Relations)

Hubungan yang termasuk dalam publik intern adalah para karyawan (employee) dan

para pemegang saham (stakeholder). Berdasarkan pengelompokkan itu, maka terdapatlah

hubungan yang khusus dengan mereka. Dalam rangka melaksanakan fungsi purel, PRO harus

senantiasa memelihara komunikasi yang baik dengan kelompok-kelompok tersebut.

1) Menjaga human relation dengan karyawan.

Menjalin human relation dengan karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan

dinamis yang dibina dan diabadikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari. Humas

bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi langsung dengan para

karyawan. Ia harus senantiasa mengadakan kontak pribadi (personal contact). Yang

dimaksudkan dengan pegawai di sini ialah semua pekerja, baik pekerja halus yang berpakaian

bersih di ruangan kantor yang serba bersih pula, maupun pekerja kasar yang berpakaian penuh

minyak di pabrik-pabrik. Hanya dengan demikian timbang rasa, pengertian bersama, dan

kepercayaan dari mereka dapat di pelihara dan di bina. Dengan senantiasa berkomunikasi

dengan mereka yakni mendatangi mereka dan bercakap-cakap dengan mereka akan dapat

diketahui sikap, pendapat, kesulitan, keinginan, harapan, dan perasaannya.

Dalam rangka menjaga human relation dengan karyawan tersebut, humas perlu banyak

melihat dan mendengarkan para karyawan. Hanya dengan komunikasi antar personal dengan

para karyawan, humas dapat menyelami perasaan mereka. dan dengan komunikasi pula dapat

dibina hubungan yang harmonis.

Apabila dilihat dari penjabaran sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

yang paling utama dalam melakukan human relation dengan karyawan yaitu mengadakan

konseling untuk memecahkan permasalahan baik berupa keluhan ataupun saran. Dengan

adanya konseling maka humas juga dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator
24

komunikasi dan penasehat ahli. Humas dapat memberikan nasihat-nasihat ataupun

memberikan tanggapan mengenai keluhan-keluhan atau permasalahan yang sedang dialami

oleh karyawan.

Dalam menjaga human relation dengan karyawan, Onong Uchjana (2009: 82-85)

menjelaskan ada dua jenis konseling yang dapat dilakukan oleh humas. Ini tergantung dari

pendekatan (approach) yang dilakukan. Kedua jenis tersebut ialah:

a) Konseling terarah (directive counseling)

Yakni, konseling yang pendekatannya terpusatkan kepada konselor. Dalam cara

konseling seperti ini aktivitas yang utama terletak pada konselor. Pertama-tama konselor

berusaha agar terjadi hubungan yang akrab, sehingga konseli menaruh kepercayaan

kepadanya. Selanjutnya ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka mengumpulkan

informasi. Data yang ia peroleh, ia analisis untuk pada tahap berikutnya melakukan diagnose;

berusaha memahami masalah yang memberati konseling

b) Konseling tak terarah (non-directive counseling)

Konseling jenis ini disebut juga the counselee centered approach yakni, konseling

jenis ini terpusatkan pada konseli sedangkan aktivitas konselor hanya berusaha agar konseli

merasa mudah untuk memimpin dirinya sendiri. Konseli dibantu untuk merasa dirinya bebas

untuk menyatakan isi hatinya, untuk membicarakan sikapnya, untuk mengemukakan

antagonisme-nya yang tertekan, keragu-raguannya, perasaan sedihnya, dan sebagainya. Dalam

mengemukakannya itu semua ia tidak dipaksa.

Sudah tentu antara karyawan yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan,

disebabkan memang beda dalam lingkungan hidupnya, pengalamannya, pendidikannya dan

sebagainya. Tetapi menurut Onong Uchjana (2009: 145-148) di antara mereka semua terdapat

hal-hal yang sama. Mereka sama-sama menghendaki :


25

a) Upah yang cukup

Upah yang cukup untuk keperluan hidup adalah cita-cita semua karyawan. Untuk

mencapai itu, ada di antara para karyawan yang menggiatkan diri dalam pekerjaannya dengan

rajin atau menambah pengetahuannya. Dalam hal itulah perlunya seorang humas untuk

menengahi antara perjuangan para pekerja yang menuntut kenaikan upah dengan sikap

bertahan dari pihak majikan. Adalah peran humas untuk selalu memelihara hubungan yang

harmonis yaitu sebagai fasilitator komunikasi dan penasehat ahli sehingga semua pihak merasa

puas, bekerja dengan senang dan organisasi tetap berjalan lancar.

b) Perlakuan yang adil

Adalah hasrat semua pegawai untuk selalu diperlakukan secara adil di kalangan

karyawan, tidak saja hubungannya dengan upah, tetapi juga dengan soal-soal lain. Tetapi

perasaan tersebut hanyalah perasaan pribadi saja, yang seringkali disebabkan informasi yang

kurang jelas mengenai soal kepegawaian. Hanya dengan berkomunikasi dengan mereka,

kesalah-fahaman akan dapat dihilangkan dan kepercayaan kepada pimpinan kembali dibina.

c) Ketenangan bekerja

Semua karyawan menginginkan bekerja dengan tenang, bukan saja hubungannya

dengan pekerjaan, tetapi juga dalam hubungannya dengan keluarga yang ditinggalkan di

rumah.

d) Perasaan yang diakui

Pada setiap karyawan terdapat perasaan yang ingin diakui sebagai karyawan yang

berharga dan anggota kelompok kerjanya yang terhormat. Hal ini sering bersangkutan dengan

kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan, seperti olah-raga, kesenian, dan sebagainya. Sehubungan

dengan itu, humas perlu mengadakan komunikasi dengan mereka yang merasa dianak-tirikan
26

disebabkan tidak terpilih dalam suatu kegiatan. Humas harus mengusahakan agar mereka tidak

merasa tidak diakui sebagai karyawan yang berharga.

e) Penghargaan atas hasil kerja

Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, meskipun sebenarnya

adalah kewajiban mereka untuk bekerja segiat-giatnya. Untuk itulah mereka di beri upah.

Meskipun demikian, akan selalu terpelihara adanya harmoni, bila diadakan cara-cara tertentu

sebagai tanda bahwa hasil kerja mereka dihargai. Ini bisa dalam bentuk uang, barang atau

piagam.

f) Penyalur perasaan

Perasaan tertentu yang menghinggapi para karyawan bisa menghambat kegairahan

bekerja. Mereka ingin menyalurkan perasaannya. Sebuah penerbitan intern akan merupakan

medium hubungan batin antara pemimpin dengan karyawan dan antara karyawan dengan

karyawan. Penerbitan seperti itu selain dapat memuat asal-usul, pendapat-pendapat, saran-

saran, atau hasrat-hasrat para karyawan, juga dapat menyalurkan bakat mereka, seperti

mengarang, menggambar, membuat foto, dan lain-lain. Komunikasi dua arah secara timbal

balik dalam kegiatan humas dapat dilakukan dengan medium tersebut.

Di lain pihak, humas sebagai penyelenggara majalah dapat melaksanakan perannya

untuk membina hubungan yang harmonis antara semua pihak. Majalah tersebut selain

membuat informasi mengenai kebijakan pimpinan atau peristiwa-peristiwa yang berhubungan

dengan perusahaan, juga dapat memuat berita-berita keluarga di kalangan para karyawan,

seperti pernikahan, pertunangan, kematian, kepindahan, naik pangkat, acara di waktu libur,

pertandingan olah-raga, kejadian-kejadian yang lucu dalam lingkungan pekerjaan, atau

pengumuman-pengumuman.
27

Onong Uchjana (2009: 17) juga menyebutkan bahwa ketika berhadapan dengan

pegawai di tempat kerja, humas menggunakan cara komunikasi yang berbeda. Seperti ketika

berkomunikasi dengan atasan, humas cenderung menggunakan komunikasi vertikal, yakni

komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) adalah komunikasi dari pimpinan

ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik (two way traffic

communication).

Dalam proses komunikasi vertikal tersebut pimpinan atau manager memberikan

instruksi, petunjuk, pengarahan, informasi, penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya.

Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan, gagasan, saran, dan sebagainya kepada

pimpinan. Sedangkan dalam komunikasi dengan sesama karyawan atau anggota staff, pegawai

tingkat menengah atau pegawai rendahan komunikasi yang digunakan humas yaitu

menggunakan komunikasi horisontal. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya

lebih formal, maka komunikasi horizontal seringkali berlangsung dalam suasana tidak formal.

Dengan cara komunikasi yang seperti ini akan membuat para pegawai tersebut merasa lebih

nyaman ketika melakukan konseling karena dengan suasana yang santai.

2) Menjaga human relation dengan pemegang saham

Modal merupakan salah satu faktor terpenting bagi suatu organisasi kekaryaan seperti

perusahaan. Besar kecilnya modal menentukan besar-kecilnya perusahaan dan berpengaruh

pula kepada usaha-usaha untuk memperkembangkannya. Dalam hubungan dengan modal,

pemegang saham tidak dapat dikesampingkan dari pemikiran seorang humas dalam usahanya

membina dan memajukan perusahaannya. Adalah kewajibannya untuk selalu mengadakan

hubungan yang baik dengan para pemegang saham itu. Komunikasi dengan mereka dapat

dilakukan oleh humas sebagai petugas yang sudah terbiasa dalam bidang itu. Menjaga human

relation dengan para pemegang saham dapat dilakukan dengan cara, diantaranya :
28

a) Menyatakan selamat kepada pemegang saham yang baru

Pemegang saham yang baru adalah anggota baru dalam keluarga perusahaan. Karena

itu patut di beri ucapan selamat datang dalam lingkungan keluarga besar itu, caranya ialah

dengan mengirimkan surat pernyataan selamat, dimana juga mencantumkan betapa bahagianya

staf pimpinan dan seluruh karyawan atas kedatangan pemegang saham itu. Komunikasi seperti

itu akan membuat para pemegang saham merasa dihargai dan dihormati.

b) Memberikan laporan

Kewajiban perusahaan untuk memberikan laporan kepada pemegang saham mengenai

perkembangan perusahaan. Memberikan laporan kepada pemegang saham adalah komunikasi

yang berfungsi sebagai pembinaan hubungan yang harmonis dan sebagai usaha menanamkan

kepercayaan para pemegang saham kepada perusahaan.

c) Mengirimkan majalah organisasi

Majalah organisasi yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan medium yang baik

untuk membina hubungan yang harmonis dengan para pemegang saham. Meskipun mereka

termasuk publik intern, namun tidak ada salahnya jika mereka, selain dikirimi majalan intern

juga majalah ekstern secara teratur. Dengan demikian, mereka dapat mengakui terus

perkembangan perusahaannya beserta segala kegiatannya.

d) Mengadakan pertemuan

Face-to-face communication adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina

hubungan yang harmonis memelihara pengertian bersama dan meningkatkan kepercayaan. Ini

bisa dilakukan sekali-kali menyelenggarakan pertemuan antara pimpinan organisasi dengan

para pemegang saham. Atau bisa juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan,

umpamanya pada malam halal-bihalal atau peringatan ulang tahun perusahaan. Para pemegang

saham dapat bertemu wajah dengan pimpinan dan karyawan-karyawan perusahaan.


29

b. Menjaga Human Relation dengan Publik Ekstern (external public relations)

Publik ekstern yang menjadi sasaran humas adalah pelanggan, khalayak sekitar,

instansi pemerintah, pers, dan kelompok di luar organisasi. Dengan kelompok-kelompok

tersebut harus senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka memelihara dan menjaga

hubungan yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan publik ekstern sama

pentingnya dengan hubungan dengan publik intern; turut menentukan sukses tidaknya tujuan

yang di capai oleh organisasi.

1) Menjaga human relation dengan pelanggan (customer)

Halaman-halaman surat setiap hari dipenuhi dengan iklan-iklan yang

mempropagandakan barang-barang, kalau tidak merek baru, yang dipropogandakan, adalah

bentuk baru dari merk lama. Demikian pula radio tiap hari menyiarkan iklan yang merangsang

publik untuk mencobanya.

Dalam menghadapi tantangan itu, humas selain harus waspada juga harus terampil.

Humas harus membiasakan diri tiap hari membaca surat-kabar, mendengarkan radio dan

menonton televise, untuk mengetahui kalau-kalau ada propaganda dari perusahaan saingannya

yang mungkin merebut publiknya. Dalam hal itu ia harus tetap giat, selain mempertahankan

pelanggannya yang sudah tetap, juga mengajak mereka yang belum menjadi pelanggan agar

menjadi pelanggan yang tetap.

Publisitas dan periklanan adalah solusi untuk mencapai pelanggan yang tersebar luas.

Humas dapat mempublikasikan kegiatan dan perkembangan perusahaannya. Menyatakan

selamat hari raya Lebaran, Natal, Tahun Baru atau hari kemerdekaan, dan sebagainya. Selain

itu juga ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menjaga human relation dengan

pelanggan yaitu dengan memberikan potongan harga, memberikan buku telepon, dan

memberikan kalender.
30

2) Menjaga human relation dengan khalayak sekitar (community)

Menjaga human relation dengan khalayak sekitar (komunitas) merupakan wujud

kepedulian perusahaan terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan

sebagai tanda terima kasih perusahaan kepada komunitas. Dengan begitu menunjukkan bahwa

perusahaan tidak hanya sekedar mengambil keuntungan dari mereka, melainkan ikut peduli

dan mau berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang merupakan milik

bersama. Hubungan dengan komunitas ini seringkali diwujudkan dengan program corporate

social responsibility (CSR).

Kegiatan dengan komunitas yang harus dilaksanakan, misalnya:

a) memberikan beasiswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat sekeliling

perusahaan.

b) mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalangkan pendidikan.

c) mendirikan asrama bagi mereka yang memerlukan.

d) mendirikan tempat ibadah

e) mengadakan pembagian makanan, kalender dan lain-lain.

f) Mengundang apabila mengadakan kegiatan atau perayaan yang diadakan perusahaan.

3) Menjaga human relation dengan pemerintah (government)

Sebuah organisasi kekaryaan tidak bisa tidak, aka nada hubungannya dengan instansi-

instansi pemerintah, seperti Kotamadya atau Kabupaten, Kecamatan, kantor telepon, kantor

pajak, bank-bank pemerintah, PLN dan lain sebagainya.

Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina good will dan

hubungan harmonis, akan banyak membantu memperlancar jalannya organisasi. Kesulitan-

kesulitan seperti, telepon rusak, listrik mendapat gangguan, masalah pajak tidak akan sulit

diselesaikan apabila sudah dipelihara dan dibina hubungan baik sebelumnya.


31

Komunikasi dengan pejabat-pejabat instansi tersebut bisa dilakukan dengan cara:

a) mengirim surat ucapan selamat jika instansi-instansi itu berulang-tahun.

b) mengirimkan kalender atau agenda tahunan bagi instansi-instansi terkait.

c) mengadakan pertandingan olahraga, kesenian, mensponsori kegiatan baik dalam konteks

nasional dan internasional dalam rangka mengharumkan nama bangsa.

d) mengundang pejabat pemerintah untuk meresmikan suatu acara perusahaan

e) melakukan kegiatan lobby secara baik dengan pihak pemerintah untuk memperlancar suatu

kegiatan perusahaan.

4) Menjaga human relation dengan pers (press)

Yang dimaksudkan dengan pers disini ialah pers dalam arti luas, yakni semua media

massa; jadi selain surat kabar dan majalah, juaga kantor-berita, siaran radio, siaran televisi,

film, balai-iklan, dan sebagainya.

Media massa tersebut banyak sekali bantuannya kepada organisasi kekaryaan untuk

mencapai publik yang tersebar luas. Hubungan baik yang terpelihara terus dengan orang-orang

media massa, akan memperlancar kegiatan publikasi. Press release yang dikirimkan kepada

mereka untuk disiarkan, akan diprioritaskan, apabila sudah sejak sebelumnya dibina hubungan

yang baik. Penyiaran iklan akan dibantu oleh mereka agar efektif. Undangan konperensi pers

akan lebih diutamakan daripada undangan yang sama dari organisasi lainnya.

Komunikasi dengan mereka dapat dilakukan secara anjang-sana kepada staf redaksi,

seperti:

a) mengirimkan kalender atau agenda tahunan.

b) mengucapkan selamat jika mass-media mereka berulang tahun.

c) mengucapkan bela sungkawa bila wartawannya mendapat musibah


32

d) mengajak para wartawan mengadakan pertandingan olahraga persahabatan, atau mengajak

mereka berpartisipasi dalam kegiatan lainnya.

e) pengiriman siaran pers (press release).

f) menyelenggarakan konferensi pers.

g) memformulasikan isu penting di organisasi yang menarik untuk media.

h) menyelenggarakan ramah-tamah dengan media (media visit/ media gathering).

i) mengadakan kunjungan lapangan untuk pers (press tour).

j) mengadakan acara-acara khusus, wawancara khusus, menyediakan/ menjadi narasumber

media

k) memonitoring pemberitaan media.

Pada pokoknya humas harus berusaha agar orang-orang pers menjadi teman yang

akrab. Ini akan besar bantuannya terhadap kegiatannya dalam mass-communication.

C. Teori Peranan Humas

1. Teori menurut Rosady Ruslan


Menurut Rosady Ruslan (2005: 10) terdapat 4 (empat) peran utama humas yaitu:

a Sebagai communicator atau penghubung organisasi atau lembaga yang diwakili dengan

publiknya.

b Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling

menguntungkan dengan pihak publiknya.

c Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen

organisasi atau perusahaan.

d Membina corporate image, artinya peranan humas berupaya menciptakan citra bagi

organisasi atau lembaganya.


33

Lebih lanjut, Rosady Ruslan (2005: 10) menjelaskan apabila dipaparkan secara rinci,

tiga peran utama humas (communicator, relationship, dan back up management) tersebut

adalah sebagai berikut:

a Bertindak sebagai communicator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi

perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic

reciprocal communication). Dalam hal ini, di satu pihak melakukan fungsi komunikasi

merupakan bentuk penyampaian informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung

dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini public (public opinion).

b Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik dengan

pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan eksternal, khususnya

dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding) dan saling

memperoleh manfaat bersama (mutually symbolis) antara lembaga/organisasi

perusahaan dan publiknya.

c Peranan back up management yaitu sebagai pendukung dalam fungsi manajemen

organisasi atau perusahaan. Dalam ilmu manajemen menurut Currier dan Filley

(Rosady Ruslan,2005: 9), dikatakan bahwa istilah fungsi menunjukkan suatu tahap

pekerjaan yang jelas dan dapat dibedakan, bahkan terpisah dari tahapan dengan

pekerjaan lain. Hal tersebut sama halnya dengan fungsi humas melekat pula dalam

fungsi manajemen. Untuk mencapai tujuan dari fungsi manajemen, menurut teori

bahwa proses manajemen melalui tahapan yang terkenal yaitu POAC, adalah singkatan

dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggiatan),

dan controlling (pengawasan). Lalu diikuti unsur lain yang terlibat dalam proses

melakukan komunikasi dua arah untuk menunjang kegiatan bagian (departemen)

lainnya.
34

d Menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang merupakan tujuan

(goals) akhir dari suatu aktivitas program kerja PR campaign (kampanye PR), baik

untuk keperluan publikasi maupun promosi. Peranan humas mencakup bidang yang

luas menyangkut hubungan dengan berbagai pihak dan tidak hanya sekedar berbentuk

relations arti sempit, karena personal relations mempunyai peranan yang cukup besar

dalam melakukan kampanye humas.

2. Teori menurut Dozier & Broom

Dozier & Broom (Rosady Ruslan, 2012:20), menjelaskan beberapa hal yang dapat

digunakan untuk melaksanakan peranan humas, yaitu:

a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat

membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya

(communicator facilitator). Hubungan praktisi pakar humas dengan manajemen organisasi

seperti hubungan antara dokter dan pasiennya.

b. Fasilitator Komunikasi (Communicator Facilitator)

Dalam hal ini, praktisi humas betindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh

publiknya. Di pihak lain, dia juga di tuntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan

dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.

c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Peranan praktisi humas dalam pemecahan masalah persoalan humas ini merupakan

bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik

sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi

persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
35

d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi humas profesional sebelumnya yang terkait erat

dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini

menjadikan praktisi humas sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan

teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization.

Tabel 7.
Bagan dan Konsep Teknis Kemampuan Humas
1. Managerial Skill Konseptual Expert Prescriber
2. Human Relations Skill Konseptual 1.Problem Solver Process Fasilitator
(Interpersonal 2.Communication Fasilitator
Communication Skill) Teknis
3. Technical Skill Teknis Communication Technician

Peran humas mencakup internal public relations dan external public relations. Yang

dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari

unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi

atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum

kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Sedangkan yang dimaksud dengan publik eksternal

adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik

yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di

atas, peran humas/PR tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking),

dan ke luar (outward looking) (Ruslan, 2010: 23).

3. Teori menurut Grunig dan Hunt

Peran humas menurut Grunig dan Hunt (Putra, 1999: 6-10) dapat dikategorikan ke

dalam dua peranan yakni, sebagai peranan manajerial (public relations manager atau

communication manager role) dan peranan teknis (public relations technician atau

communication technician role). Hal mendasar yang membedakan kedua peranan ini adalah
36

keterlibatan praktisi humas dalam proses pengambilan keputusan di tingkat korporat, para

teknisi tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen, sedangkan manajemen

terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan

ketika praktisi humas menjalankan peranan manajerial, yaitu:

a. Mereka merupakan bagian dari koalisi dominan dalam organisasi dan terlibat dalam

proses pengambilan keputusan yang memutuskan perencanaan strategik.

b. Mereka mengelola bagian humas tanpa campur tangan bagian lain dan bertanggung

jawab secara penuh terhadap programnya.

4. Teori menurut James E. Grunig

Menurut James E. Grunig (1992), perkembangan PR dalam melakukan propaganda

atau kampanye, ada 4 model peran humas (Ruslan, 2005: 68) :

a. Press Agentry (model propaganda)

Pada tahap model ini, humas dalam melakukan propaganda atau kampanye melalui

proses komunikasi searah untuk bertujuan publisitas yang menguntungkan dan khususnya

dalam menghadapi media massa, yaitu dengan mengabaikan kebenaran informasi dan sebagai

upaya manipulasi (untuk menutupi) unsur-unsur negative dari organisasi atau lembaga yang

diwakilinya.

Persuasive

Source Receiver
Organizatio Public
n Propoganda
One Way
Communication

Gambar 1.
Model Propoganda Peranan Humas
37

b. Public Information (Informasi Publik)

Dalam hal ini, humas bertindak seolah-olah Journalism in Residence. Artinya,

bertindak sebagai wartawan dalam menyebarkan publikasi atau kepada media massa. Unsur

kebenaran dan objektivitas pesan atau informasi selalu diperhatikan oleh para nara sumber.

Objektive

Source Truthful Receiver


Organization One Way Public
Communication

Gambar 2.
Informasi Publik Peranan Humas

c. Two Ways Assimetrical Model (Asimentris dua arah)

Pada model asimetris ini, pihak humas dalam berkampanye melalui komunikasi dua

arah, dan penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset dan strategi persuasif ilmiah (public

fic persuasive) dan bahwa kebenaran diperhatikan yang berupaya untuk membujuk public agar

mau bekerja sama, bersikap terbuka serta berpikir sesuai dengan harapan organisasi. Dalam

hal ini masalah feedback dan feedforward dari publiknya selalu diperhatikan.

Communication with Assimetrical Model

Propogandis
Source One Way Receiver
Organization Communication Public

Gambar 3.
Model Asimentris Dua Arah
38

d. Two Ways Symmetrical Model (Simentris dua arah)

Model komunikasi simetris dua arah, yang menggambarkan bahwa propaganda atau

kampanye melalui komunikasi dua arah timbal balik yang berimbang. Model ini bertujuan

untuk memperoleh saling pengertian, sedangkan komunikasinya bersifat dua arah dengan

efek-efek yang seimbang. (Gozali, 2005: 22).

Model ini dapat memecahkan suatu konflik yang terjadi dan mampu memperbaiki

pemahaman public secara strategis yang dapat di terima dan di anggap etis dalam

penyampaian pesan atau informasi melalui teknik komunikasi yang membujuk untuk

membangun saling pengertian, mendukung, mempercayai, dan saling menguntungkan bagi

kedua belah pihak.

Communication with symetrical Model

Source Receiver
Organization Flow Public

Gambar 4.
Model Simentris 2 Arah Peranan Humas

D. Teori yang Digunakan

Teori peranan humas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut Dozier

& Broom (Rosady Ruslan, 2012:20), yang menjelaskan bahwa peran humas terdiri dari 4 hal,

yaitu penasehat ahli (expert prescriber), fasilitator komunikasi (communication fasilitator),

fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator) dan teknisi

komunikasi (communication technician). Dilihat dari 4 hal yang telah disebutkan tersebut,

maka dapat diketahui bahwa teori ini yang paling tepat untuk penelitian.
39

Teori Dozier & Broom dalam per poin teorinya dapat diartikan secara luas,

berdasarkan pengertian yang dipaparkan maka dapat dirincikan aktivitas-aktivitas apa saja

yang dapat dilakukan dalam peran tersebut. Apabila di lihat dari per poin nya, peran yang

dijelaskan oleh Dozier dan Broom ini juga menyentuh semua bidang dalam komunikasi, yaitu

terdapat interaksi, perencanaan, jurnalistik, pengorganisasian dan lain sebagainya. Selain itu

teori ini dapat mencakup berbagai ruang lingkup yaitu dapat digunakan untuk meneliti peran

humas dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Sama seperti tujuan penelitian ini

yaitu peneliti ingin mengetahui peran humas dalam menjaga human relation dengan pihak di

dalam perusahaan maupun hubungan dengan pihak di luar perusahaan.

E. Kerangka Teori

Teori peranan humas menurut Dozier & Broom menjelaskan beberapa hal yang dapat

digunakan untuk melaksanakan peranan humas, yaitu:

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki latar belakang kehumasan

dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya

(communicator facilitator). Hubungan praktisi pakar humas dengan manajemen organisasi

seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Untuk mencari solusi masalah, humas PT

Semen Baturaja dapat melakukan pembinaan. Humas PT Semen Baturaja bertindak pasif

untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pihak internal

dan eksternal perusahaan. Namun pakar humas PT Semen Baturaja bersikap aktif dalam

memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi

bersangkutan.

2. Fasilitator Komunikasi (Communicator Facilitator)


40

Dalam hal ini, praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh

publiknya. Di pihak lain, dia juga di tuntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan

dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sebagai perusahaan BUMN, sudah tentu PT

Semen Baturaja memiliki kebijakan yang di tentukan oleh pemerintah, dan humas PT Semen

Baturaja harus mampu menyebarkan informasi tersebut ke pihak internal dan pihak eksternal

perusahaan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Sehingga dengan komunikasi timbal

balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan

toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Peranan praktisi humas dalam pemecahan masalah persoalan humas ini merupakan

bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik

sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi

persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam

menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka di bentuk suatu tim posko yang di koordinir

praktisi ahli humas dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim

khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau

mengatasi persoalan krisis tertentu. Humas PT Semen Baturaja harus beroperasi sebagai

katalis karena sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri semen, maka

peluang terciptanya permasalahan akan mudah terjadi di mulai dari pengelolaan pabrik,

pendistribusian, aktivitas kantor sehari-hari maka menuntut humas PT Semen Baturaja agar

dapat membaca situasi dan memprediksi permasalahan dengan cepat sehingga mereka dapat

dengan segera menghandle permasalahan-permasalahan tersebut dan membuat keputusan

dengan cepat dan tepat.


41

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Berbeda dengan tiga peranan praktisi humas profesional sebelumnya yang terkait erat

dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini

menjadikan praktisi humas sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan

teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization. Sistem

komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level),

yaitu secara teknisi komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari

tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang

sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi

antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and communication

media model).

Dalam hal ini, humas PT Semen Baturaja di tuntut untuk mampu menguasai bidang

jurnalistik seperti pembuatan press release ataupun penggunaan kamera, dan humas PT Semen

Baturaja harus mengikuti perkembangan teknologi seperti pembuatan website/social media

dan desain grafis sehingga mampu menyebarkan informasi lebih cepat dan efisien.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap yang terjadi pada objek

permasalahan kita. Sedangkan menurut Uma Sakaran dalam bukunya Business Research

(dalam Sugiyono, 2011:65) mengemukakan bahwa, kerangka pemikiran merupakan model.

Dozier & Broom (Rosady Ruslan, 2012:20), peran humas antara lain:

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Penasehat ahli diartikan sebagai pakar humas yang dapat membantu mencarikan solusi

dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Seorang penasehat ahli harus

memiliki latar belakang dan pengalaman kerja yang baik sehingga humas tersebut memiliki
42

kredibilitas di mata pegawai lain. Dalam melaksanakan peran sebagai penasehat ahli, humas

PT Semen Baturaja dapat mengadakan pembinaan. Adapun yang perlu dijabarkan dari

pembinaan ini, yaitu sebagai berikut:

a. Bentuk pembinaan, melalui cara ini dapat ditentukan pembinaan seperti apa yang

akan dilakukan oleh humas PT Semen Baturaja. Adapun bentuk pembinaan yang dapat

dilakukan adalah sosialisasi, seminar dan juga konseling.

b. Pihak yang dibina, dalam hal ini humas PT Semen Baturaja memilih mana saja

pihak yang di rasa perlu untuk dilakukan pembinaan. Biasanya pembinaan dilakukan pada

pihak yang memiliki hubungan dan berkaitan dengan perusahaan.

c. Strategi pembinaan, strategi dapat di lihat dari dua perspekrif yang berbeda yaitu

dari apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dan dari apa yang telah dilakukan oleh

perusahaan. Strategi pembinaan humas PT Semen Baturaja dapat mencakup wawasan waktu,

dampak, pemusatan upaya, pola keputusan dan peresapan.

d. Materi pembinaan, dalam hal ini humas PT Semen Baturaja menyiapkan isi pesan

yang akan disampaikan pada saat pembinaan. Materi pembinaan didasari pada kebutuhan dari

pihak yang di bina bisa berupa informasi, solusi dan lain sebagainya.

2. Fasilitator Komunikasi (Communicator Facilitator)

Dalam hal ini, praktisi humas betindak sebagai mediator untuk membantu pihak

manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

Sedangkan sebagai komunikator humas PT Semen Baturaja bertugas untuk memberikan

informasi perusahaan mengenai kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak-pihak yang

memiliki kepentingan di dalam perusahaan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Adapun

yang perlu dijabarkan dari fasilitator komunikasi adalah sumber daya manusia ( SDM) dan

media, yaitu sebagai berikut:


43

a. Sumber daya manusia (SDM)

1) Jumlah pegawai : Untuk mengetahui berapa jumlah pegawai humas yang ada di

PT Semen Baturaja, sehingga dapat diketahui apakah jumlah tersebut sudah cukup

untuk mengatasi semua peran humas.

2) Jam kerja pegawai : Untuk mengetahui apakah jam kerja pegawai humas sesuai

dengan jam kerja perusahaan atau humas PT Semen Baturaja justru sering melakukan

lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

3) Kegiatan yang dilakukan : Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan

humas PT Semen Baturaja dalam menjaga human relation perusahaan.

b. Media

1) Jenis media : dalam hal ini, peneliti dapat mengetahui jenis media apa saja yang

digunakan humas dalam mempublikasikan segala kegiatan perusahaan.

2) Tujuan penggunaan media : untuk mengetahui apa tujuan dari humas PT Semen

Baturaja memilih untuk menggunakan media tersebut.

3) Manfaat penggunaan media : Untuk mengetahui apakah keuntungan yang di dapat

humas PT Semen Baturaja dengan menggunakan media tersebut.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Peranan praktisi humas dalam pemecahan masalah untuk membantu pimpinan

organisasi baik sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan).

Dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional

tahap awal yang dapat humas PT Semen Baturaja lakukan adalah membuat kebijakan-

kebijakan sehingga memiliki patokan dalam mengambil keputusan. Atau pilihan lain yang

dapat dilakukan humas PT Semen Baturaja adalah melakukan pengawasan. Adapun yang

perlu dijabarkan dari fasilitator proses pemecahan masalah ini, yaitu sebagai berikut:
44

a. Pengambilan keputusan

1) Tahapan pengambilan keputusan: dalam pengambilan keputusan aka nada dasar dan

alasan untuk membuat keputusan dengan memperhatikan aspek dan perangkat

perusahaan serta akibat yang dapat ditimbulkan dari keputusan yang diambil. Pada

waktu pengambilan keputusan setelah memperhatikan aspek-aspek perusahaan

kemudian yang selanjutnya yaitu dengan memperhatikan pengambilan keputusan

tersebut berdasarkan prioritas atau skala prioritas.

2) Kendala pengambilan keputusan: Dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui apa

kendala/masalah yang menghambat humas PT Semen Baturaja dalam mengambil

keputusan.

b. Pengawasan

1) Pihak yang diawasi: Sebagai perusahaan terbuka, humas PT Semen Baturaja

memiliki peran untuk menjaga hubungan dengan banyak pihak yang memiliki

keterkaitan dengan perusahaan. Dalam hal ini peneliti dapat mengetahui pihak mana

saja yang menjadi perhatian humas PT Semen Baturaja untuk melakukan pengawasan

kepada pihak-pihak yang dianggap dapat menimbulkan permasalahan di suatu saat

nanti.

2) Proses pengawasan : melalui cara ini, peneliti dapat mengetahui apa saja proses atau

langkah-langkah yang dilakukan humas PT Semen Baturaja dalam melakukan

pengawasan.

3) Metode pengawasan: metode adalah jalan yang di tempuh untuk menyelesaikan

masalah. Dalam metode pengawasan, dapat dilakukan dengan langsung dan tidak

langsung, dengan cara ini peneliti akan mengetahui metode atau jalan mana yang

digunakan humas PT Semen Baturaja dalam melakukan pengawasan.


45

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Peranan communication technician ini menjadikan praktisi humas sebagai journalist in

recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi. Humas PT Semen Baturaja

dapat melakukan dokumentasi dan publikasi. Humas melakukan publikasi, dalam penyampai

informasi pada dasarnya bertugas meyebarkan informasi terkait kegiatan-kegiatan internal

perusahaan seperti kegiatan pertandingan olahraga, kegiatan keagamaan, tak terkecuali acara

perayaan ulang tahun perusahaan maupun kegiatan-kegiatan eksternal perusahaan seperti

pemberian CSR kepada masyarakat, gathering dengan wartawan dan lain-lain yang akan

diinformasikan melalui media yang disediakan.

Dalam melakukan dokumentasi humas dapat mengumpulkan bukti-bukti sebagai bukti

nyata yaitu dengan membuat foto atau video dalam setiap kegiatan yang dilakukan humas.

Untuk dokumentasi juga bisa berupa dokumen-dokumen atau data-data yang berhubungan

dengan humas.

G. Alur Pemikiran

Alur pemikiran berdasarkan kerangka teori dari Dozier & Broom yang menyatakan

bahwa ada 4 peranan humas:

Dozier & Broon ( Dalam Rosady Ruslan,


2012:20)

Peran humas dalam human relations:


1. Penasehat Ahli
2. Fasilitator Komunikasi
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah
4. Teknisi Komunikasi

Peranan Humas dalam Menjalin Human


Relations Perusahaan
(Studi Kasus Humas PT Semen Baturaja)
46

Tabel 8
Sumber: diolah oleh peneliti

H. Hipotesis Deskriptif

Berdasarkan dari gambaran dalam kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka

dirumuskan hipotesis dekriptif dalam penelitian peranan humas dalam menjaga human

relation perusahaan (studi pada humas PT Semen Baturaja) dapat dikatakan berjalan dengan

baik.
47

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor

yang dikutip dalam buku Metode Penelitian Kualitatif (Moelong, 2006:3) yang menyebutkan

bahwa metode kualitatif adalah prosedur peneliti yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari kata-kata orang dan perilaku yang diamati. Menurut Bogdan

dan Taylor, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).

Jadi pada penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan fakta serta keterangan-keterangan

yang diketahui tanpa mengadakan perlakuan khusus terhadap data-data penelitian yang di

dapat.

B. Definisi Konsep

Definisi konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak, kejadian, keadaan. Kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian.

Untuk memahami konsep peranan humas dalam menjaga human relation, maka ada beberapa

konsep yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi. Dimana setiap orang dalam organisasi di masyarakat,

menjalankan sebuah peranan sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya


48

2. Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian

antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

3. Peranan humas adalah suatu kegiatan dalam suatu organisasi kepada masyarakat yang saling

menguntungkan agar masyarakat mengerti apa yang dilakukan organisasi serta mendapat

kebijakan yang di buat untuk mendapatkan kepercayaan.

4. Human Relation adalah adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada

orang lain secara tatap muka, dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi

kekaryaan (work organization), dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan

bekerja dengan semangat kerja sama yang produktif serta perasaan bahagia dan puas hati.

C. Fokus Penelitian

Tabel 9
Fokus penelitian dalam penelitian
Variabel Dimensi Indikator Deskripsi
1. Penasehat 1.Latar Belakang 1. Pendidikan
Ahli 2. Pelatihan
3. Pengalaman kerja
2. Pembinaan 1. Bentuk pembinaan
2. Pihak yang di bina
3. Strategi pembinaan
4. Materi pembinaan
2.Fasilitator 1. Sumber Daya 1. Jumlah pegawai
Peran Humas Komunikasi Manusia 2. Jam kerja pegawai
(menurut 3. Kegiatan yang dilakukan
Dozier 2. Media 1. Jenis media
& Broom) 2. Tujuan penggunaan media
3. Manfaat penggunaan media
3.Fasilitator 1.Pengambilan 1. Tahapan pengambilan keputusan
Proses Keputusan 2. Kendala dalam pengambilan
Pemecahan keputusan
Masalah 2. Pengawasan 1. Pihak yang diawasi
2. Proses pengawasan
3. Metode pengawasan
49

4.Teknisi Journalist 1. Publikasi


Komunikasi in Residence 2.Dokumentasi

Sumber: Diolah oleh peneliti

D. Unit Analisis Data

Unit analisis data adalah satuan data yang diteliti yang berupa kelompok, individu

sebagai subjek peneliti. Unit analisis data dalam penelitian ini adalah pada organisasi bagian

Humas PT Semen Baturaja.

E. Key Informant

Subjek penelitian merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan

kehumasan yang ada di PT Semen Baturaja. Subjek penelitian ini yang akan diambil data dan

keterangan maupun informasi untuk keperluan penelitian.

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Sumber data

adalah para informan yaitu humas, pegawai di bagian atau devisi lain serta pihak-pihak yang

terlibat dalam human relation PT Semen Baturaja yang akan memberikan informasi yang

dibutuhkan peneliti.

1. Data Primer :

Kata-kata dan tindakan dari orang yang diwawancarai atau yang diamati merupakan

sumber data dalam penelitian. Jenis penelitian ini diambil dari data tertulis, rekaman, atau

pengambilan foto. Pencatatan sumber data ini melalui wawancara dan pengamatan serta

merupakan hasil gabungan dari melihat, mendengarkan dan bertanya. Jawaban dari pertanyaan

yang dilontarkan pada subjek penelitian di catat sebagai data utama ditambah dengan hasil

pengamatan dari tindakan subjek penelitian di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.


50

2. Data Sekunder :

Data sekunder adalah data yang di diperoleh dari pihak yang tidak berhubungan

langsung dengan masalah yang di teliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-

dokumen yang terkait dengan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik agar memperoleh

data yang lengkap. Adapun teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi akan dilakukan peneliti sejak peneliti berada di

lapangan. Metode ini digunakan untuk memperkuat data dari hasil wawancara. Dokumentasi

tersebut antara lain berupa struktur organisasi, peta atau lokasi, sejarah kantor dan

perkembangannya.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara dalam penelitian ini menggali data dan informasi keterangan, penjelasan

dari informasi penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

yang memuat permasalahan pokok dalam penelitian. Sedangkan teknik wawancara yang

digunakan adalah bebas terpimpin, yaitu cara mengajukan pertanyaan dikemukakan secara

bebas, artinya kalimat tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah

pokok penelitian, kemudian dapat diperdalam dan dikembangkan sesuai dengan kondisi

lapangan. Pedoman wawancara digunakan sebagai pengontrol agar tidak terjadi penyimpangan

masalah yang akan diteliti. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini

mempunyai informasi yang dapat dipercaya tentang peran humas dalam memberikan
51

pelayanan kepada pelanggan. Pihak-pihak tersebut adalah bagian humas atau orang yang

berwenang dalam masalah yang akan diteliti.

3. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan sistematik terhadap gejala yang

terjadi di lapangan. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi non partisipatif yaitu

mengadakan pengamatan terhadap kelompok yang diamati tanpa ikut menjadi anggota dalam

kelompok.

H. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh temuan-

temuan hasil penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

teknik deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

permasalahan yang sedang diteliti.

I. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria

kredibilitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil

dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Untuk memenuhi

validasi data temuan tentan peran Humas PT Semen Baturaja, digunakan teknik pemeriksaan

sebagai berikut:

1. perpenjangan keikutsertaan pengamat;

2. ketekunan pengamat;

3.trianggulasi, maksudnya data yang diperoleh dibandingkan, diuji dan diseleksi

keabsahannya.
52

Teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

trianggulasi dengan sumber, membandingkan perolehan data pada teknik yang berbeda dalam

fenomena yang sama.

J. Jadwal penelitian

Tabel 10
Jadwal kegiatan proses pra penelitian dan penulisan bab 1-3

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli


Pra riset
Proses
Bimbingan
Penyusunan bab
1-3
Seminar
proposal
Penyusunan bab
4-6
Ujian
komprehensif

Sumber: Diolah oleh peneliti


53

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dimulai ketika pada tahun 1973 Pemerintah

Republik Indonesia (RI) berencana mendirikan Pabrik Semen di wilayah Sumatera Selatan

tepatnya di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Hal ini didasari dan diawali

dengan adanya penelitian tentang deposit (kandungan bahan galian batu-batuan) di daerah

Airlaya, Dusun Sukajadi, Baturaja yang dilakukan oleh Departemen Pertambangan RI melalui

Direktorat Geologi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut diperoleh beberapa data pokok antara

lain:

1. Adanya cadangan batu kapur (limestone) yang merupakan bahan baku pembuatan

semen yang diperkirakan cukup untuk jangka waktu 30 tahun dengan jumlah

cadangan 38.250.000 m/ton.

2. Adanya cadangan tanah liat (clay) yang juga merupakan bahan baku pembuatan semen

dengan jumlah cadangan 22.672.000 m/ton dengan luas area 2.115 hektar.

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut, maka dilakukan sebuah studi

kelayakan (feasibility study) oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk untuk mendirikan pabrik

semen dengan rencana kapasitas produksi sebesar 500.000 ton semen per tahun. Berdasarkan

studi kelayakan tersebut diperoleh kepastian untuk mendirikan sebuah pabrik semen di

Baturaja, Kabupaten OKU, provinsi Sumatera Selatan.

Ditinjau dari segi ekonomi, pendirian pabrik Semen Baturaja di Sumatera Selatan ini

memberikan keuntungan yang antara lain sebagai berikut :


54

1. Untuk memenuhi kebutuhan semen di daerah Sumatera Selatan khususnya dan membantu

pengadaan semen di daerah Sumatera Selatan.

2. Penghematan devisa negara dan membuka lapangan kerja untuk 500 orang, dengan kata

lain mengurangi pengangguran di Sumatera Selatan.

3. Cadangan bahan baku yang ada cukup untuk produksi jangka panjang.

4. Meningkatkan kapasitas dalam sektor perhubungan terutama sektor perkereta-apian

khususnya untuk eksploitasi Sumatera Selatan.

Dana untuk membiayai pembangunan pabrik Semen Baturaja ini diperoleh dari dalam

negeri dan luar negeri, yaitu diantaranya :

1. Pinjaman dari dalam negeri yang diperoleh dari gabungan (konsorsium) bank-bank

Pemerintah, antara lain Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia

(Bapindo) dan Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946).

2. Pinjaman dari luar negeri, antara lain Bank Pembangunan Asia (Asian Development

Bank) dan Bank Export Import Jepang (Japan Exim Bank).

Pendirian Pabrik PT Semen Baturaja Tbk berdasarkan Akte Notaris No. 34 tanggal 14

November 1974 di hadapan notaris Jony Frederik Bethold Timbelaka Sinyal yang

berkedudukan di Jakarta dan Akte Perubahan No. 49 tanggal 21 November 1974 dengan

notaris yang sama. Pengesahan dari Departemen Kehakiman RI No.YA.5/442/18 tanggal 22

November 1974. Terdaftar di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Propinsi Sumatera Selatan

No. 337 tanggal 22 November 1974. Pendirian PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diumumkan

dalam tambahan Berita Negara RI No.2 tanggal 7 Januari 1975 dengan Pemegang saham

adalah:

1. PT Semen Padang (Persero) sebesar 55% dan

2. PT Semen Gresik (Persero) sebesar 45%


55

Pusat Produksi Semen Baturaja mulai dari penambangan hingga menjadi terak berada

di Pabrik Baturaja. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di

tiga lokasi pabrik yaitu, Baturaja, Palembang dan Panjang yang selanjutnya siap untuk

didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran. Bahan baku produksi berupa Batu Kapur dan

Tanah Liat diperoleh dari pertambangan Batu Kapur dan Tanah Liat milik Perseroan yang

berlokasi hanya 1,2 km dari pabrik di Baturaja. Sedangkan bahan baku pendukung seperti

Pasir Silika diperoleh dari tambang rakyat di sekitar Baturaja, Pasir Besi diperoleh dari

tambang rakyat di provinsi Lampung, gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari

Thailand, sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi di dalam negeri.

Untuk penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka pencapaian kapasitas

terpasang, yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun, sekaligus persiapan untuk

meningkatkan kapasitas terpasang, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek

Optimalisasi I (OPT I). Proyek ini dimulai pada tahun 1992 dan selesai tahun 1994 dengan

kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun. Sebagai tindak lanjut

proyek OPT I, pada tahun 1996 Perseroan melaksanakan Proyek Optimalisasi II (OPT II),

untuk meningkatkan kapasitas menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II

selesai tahun 2001 dan telah berproduksi sampai dengan sekarang. Pada tahun 2011, Perseroan

melakukan Pembangunan proyek Cement Mill dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun

dan telah beroperasi secara komersil pada bulan Juli 2013, sehingga kapasitas pabrik

meningkat menjadi 2.000.000 ton semen per tahun.

Pada tanggal 20 Juni 2004 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menerbitkan Obligasi I

sebesar Rp.200 milyar. Emisi obligasi ini merupakan program lanjutan restrukturisasi

keuangan dalam rangka meningkatkan profitabilitas sekaligus likuiditas Perseroan. Perseroan

telah melakukan pelunasan atas pinjaman Obligasi I pada bulan Juni 2010.
56

Pada tanggal 28 Juni 2013, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Initial

Public Offering (IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 lembar saham ke publik

yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85

juta ton semen per tahun.

Untuk menjamin kualitas produk, pemantauan kualitas dilakukan di setiap tahapan

proses produksi secara terus menerus untuk tetap memenuhi persyaratan Standar Nasional

Indonesia SNI 15-2049-2004 untuk semen OPC dan SNI 15-7064-2004 untuk semen PCC.

Untuk menjaga konsistensi dalam memenuhi Standar Nasional Indonesia dan Standar

Operasional Perseroan secara periodik diaudit oleh Badan Sertifikasi Independen. Disamping

itu Perseroan telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008, Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 140001 : 2004 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3).

Dari sisi pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki daerah pemasaran

utama yaitu Sumatera Selatan dan Lampung yang merupakan wilayah di Indonesia yang

menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Hal ini memberi peluang bagi

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk untuk meningkatkan penjualan dan mencapai kapasitas

terpasang.

Dalam menyalurkan produknya, perusahaan menggunakan distributor dengan jaringan

yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Sebagian

besar penjualan Perseroan dilakukan dalam bentuk tunai, sedangkan untuk penebusan semen

secara kredit para distributor diwajibkan untuk menyediakan jaminan dalam bentuk bank

garansi dan/atau bentuk jaminan lainnya. Keberadaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

banyak memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung, berupa pajak dan retribusi
57

kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, dividen kepada Pemegang Saham, kesempatan kerja,

maupun dalam bentuk Kemitraan dan Bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.

B. Lokasi Pabrik dan Produk

Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 1974 ditetapkan bahwa PT

Semen Baturaja (Persero) Tbk akan membangun tiga pabrik di tiga lokasi berbeda.

Pertimbangan pembangunan dan pemilihan lokasi tiga pabrik tersebut antara lain berdasarkan :

1. Pemerataan pembangunan di daerah Sumbagsel secara menyeluruh dan terpadu

2. Pembukaan lapangan kerja serta membantu peningkatan di sektor lainnya, seperti

perhubungan

3. Kemudahan pemasaran yang lebih terarah, khususnya di daerah Sumbagsel

Gambar 5. Lokasi Kantor & Pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Sebagai kelanjutan dari studi kelayakan tersebut, maka dibangunlah ketiga pabrik

tersebut dengan lokasi sebagai berikut :

1. Pabrik Baturaja (PBR)


58

Pabrik Baturaja (PBR) berlokasi di Desa Sukajadi, Kabupaten Ogan Komering Ulu,

Sumatera Selatan dengan luas areal pabrik 5.145.840 m. PBR meruapakan lokasi

penambangan bahan mentah yaitu batu kapur dan tanah liat serta unit pabrik terak (Clinker

Plant Unit), yang mengolah bahan mentah menjadi semen setengah jadi atau terak untuk

kemudian diproses menjadi semen, terak yang dihasilkan di PBR juga didistribusikan ke

Pabrik Palembang (PPG) dan Pabrik Panjang (PPJ) untuk diproses selanjutnya.

- Pabrik Produksi Terak Kapasitas 1.200.000 ton/tahun

- Pabrik Penggilingan & Pengantongan Semen Kapasitas 550.000 ton/tahun

- Cement Mill Baru dengan kapasitas 750.000 ton/tahun

Gambar 6. Gambar Pabrik PBR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

2. Pabrik Palembang (PPG)

Pabrik Palembang (PPG) berlokasi di Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan. Luas

lokasi ini adalah seluas 46. 388 m. PPG merupakan pabrik yang mengolah terak yang

diterima dari PBR menjadi semen menggunakan unit penggilingan dan pengantongan

(Grinding and Packing Plant Unit) yang tersedia di pabrik ini untuk kemudian dipasarkan
59

dalam bentuk semen zak atau semen curah. Selain itu lokasi pabrik ini juga menjadi kantor

pusat administrasi dan Dewan Direksi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.

- Pabrik Penggilingan & Pengantongan Semen Kapasitas 350.000 ton/tahun

Gambar 7 Gambar Pabrik PPG PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

3. Pabrik Panjang (PPJ)

Pabrik Panjang (PPJ) terletak di Panjang, Lampung, dengan luas 64.768 m. PPJ

juga merupakan pabrik yang mengolah terak yang diterima dari Pabrik Baturaja (PBR)

menjadi semen yang akan dipasarkan dalam bentuk semen zak atau semen curah.

- Pabrik Penggilingan & Pengantongan Semen Kapasitas 350.000 ton/tahun

Gambar 2.4 Pabrik Panjang


60

Gambar 8 Gambar Pabrik PPJ PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

4. Kantor Perwakilan Jakarta

Kantor Perwakilan Jakarta yang beralamat di Gedung Graha Irama Lt. 11 Ruang F Jl.

H.R. Rasuna Said Kav. 10 Kuningan Jakarta. Kantor Perwakilan Jakarta dibuka untuk

melancarkan dan memudahkan komunikasi antara PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan

instansi yang terkait di Pemerintahan.

C. Lambang Perusahaan

Gambar 9 Lambang Perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memakai lambang tiga gajah dalam satu lingkaran

dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau dan tulisan Baturaja Portland

Cement Indonesia berwarna merah.

Arti lambang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tiga gajah menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja (Persero) Tbk mempunyai tiga lokasi

pabrik, yaitu di Baturaja (OKU), Kertapati (Palembang) dan Panjang (Bandar Lampung).

Selain itu, Gajah merupakan simbol sosok hewan yang besar dan kuat yang sampai

sekarang masih banyak terdapat di Sumatera Selatan.


61

2. Warna dasar hijau menunjukkan pemerataan pembangunan untuk mencapai kemakmuran.

3. Warna tulisan merah menunjukkan kesiapan para karyawan/ti untuk bekerja keras dalam

menghadapi setiap tantangan atau hambatan.

4. Warna putih menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan karyawan/ti PT Semen Baturaja

(Persero) Tbk.

D. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan


1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi produsen semen yang efisien, mempunyai daya

saing dan tumbuh.

Misi :

a. Memproduksi semen yang berkualitas, efisien dan memasarkannya dengan mengutamakan

kepuasan pelanggan serta berwawasan lingkungan.

b. Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional.

c. Memaksimalkan nilai tambah Perusahaan bagi Stakeholder

2. Budaya Perusahaan

Budaya Perusahaan (corporate culture) merupakan falsafah, nilai dan norma-norma

yang dijunjung oleh semua unsur di dalam Perseroan. Berikut skema alur pembentukan nilai

hingga menghasilkan reputasi perusahaan.

Tujuan budaya perusahaan adalah melengkapi setiap anggota atau sdm perusahaan

dengan rasa (identitas) organisasi serta menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang

dianut oleh organisasi. Nilai-nilai yang dianut perusahaan diperkuat dengan visi, misi dan
62

strategi perusahaan akan menghasilkan budaya atau proses berfikir perusahaan yang kemudian

membentuk citra perusahaan dan akhirnya menghasilkan reputasi bagi perusahaan.

Gambar 10 Nilai Budaya Perusahaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Berikut tujuh nilai budaya PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang dinamakan Jump For Win,
yaitu:
a Jujur
Ketulusan dan kelurusan hati dengan bertindak sebagaimana mestinya sesuai fungsi dan
tugasnya, tanpa berusaha untuk mengambil maupun memperoleh keuntungan pribadi
dalam bekerja.
b Kompeten
Kemampuan memutuskan, menentukan atau mengambil tindakan yang diperlukan sebatas
kewenangan dan sesuai bidang ilmu, keahlian ataupun ketrampilan yang dimiliki dalam
rangka melaksanakan atau menyelesaikan tugas pekerjaannya secara optimal.
c Profesional
Kemampuan memutuskan, menentukan atau mengambil tindakan yang diperlukan sesuai
bidang ilmu, keahlian ataupun ketrampilan yang dimiliki dengan mengindahkan kode etik
profesi, norma serta kaidah yang berlaku dalam rangka melaksanakan atau menyelesaikan
tugas pekerjaannya secara optimal
d Kerjasama
Selalu berupaya melibatkan rekan kerja dan berkoordinasi dengan atasan maupun
bawahan untuk melaksanakan aktivitas kegiatan bekerja dalam rangka mencapai tujuan,
visi dan misi Perseroan.
e Tanggung jawab
63

Kesediaan menanggung, memikul, dan memenuhi apaapa yang dijanjikan, diwajibkan,


maupun ditugaskan serta menanggung atau menerima beban atas segala sesuatu terkait
adanya tuntutan sebagai akibat tindakan sendiri atau orang lain dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya.
f Peduli
Kesediaan dan kesiapan untuk memberikan perhatian ataupun mengambil tindakan yang
dianggap perlu oleh rekan kerja, bawahan ataupun atasan serta lingkungan dalam rangka
melaksanakan aktivitas bekerja sesuai fungsi dan tugasnya sebatas kewenangan yang
dimiliki demi kepentingan Perseroan.
g Disiplin
Taat dan patuh kepada peraturan yang ditetapkan, serta senantiasa menjalankan tugas
mengikuti aturan, pedoman dan tata tertib yang berlaku.

E. Produk Semen Baturaja

Saat ini Perseroan telah memproduksi dua tipe semen yaitu :

1. Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I

Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004

American Standard : ASTM C 150-04a

Euro[ean Standard : EN 197-1:2000

2. Portland Composit Cement (PCC) Tipe II

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004

Euro[ean Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N & 42.5 R)

Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Jenis Portland Tipe I ini merupakan jenis

semen yang sangat cocok sebagai komposisi berbagai macam spesifikasi beton dimana syarat-

syarat khusus tidak diperlukan.

PCC merupakan komposisi yang diaplikasikan kepada bangunan pada umumnya,

namun dengan kuat tekan yang juga sama dengan Semen Portland Tipe I. Hal yang berbeda
64

dengan Semen Portland Tipe I, PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama

proses pendinginan. Hal ini menyebabkan proses pengerjaannya akan lebih mudah dan

menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

F. Kinerja Operasional dan Keuangan

Gambar 11 Kinerja Operasional dan Keuangan

G. Pengembangan Kapasitas

Gambar 12 Pengembangan Kapasitas

H. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan/ CSR

Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan Perusahaan (Corporate Social

Responsibility/CSR) serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan


65

wujud tanggung jawab perseroan untuk mengintegrasikan bisnis perseroan dengan

keseimbangan kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam upaya mencapai

keberlanjutan. Perseroan menjadikan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan lainnya

sebagai prinsip dalam menjalankan bisnis, termasuk memperhatikan dampak lingkungan dari

setiap aktivitas bisnis perusahaan.

Dana CSR yang dikeluarkan oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk digunakan untuk

kegiatan sebagai berikut :

1. Bencana Alam

2. Pendidikan dan Latihan

3. Peningkatan Kesehatan

4. Sarana & Prasarana

5. Sarana Ibadah

6. Pelestarian alam

7. Pengembangan Masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan

8. Program Kemitraan.

Gambar 13 CSR PT Semen Baturaja (Persero) Tbk


66

BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan data temuan dari hasil observasi dilapangan mengenai

Peranan Humas dalam Menjaga Human Relation di PT Semen Baturaja (Persero). Dalam

penelitian ini akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.

Pembahasan ini berdasarkan data yang peneliti kumpulkan baik secara langsung berdasarkan

wawancara dengan beberapa key informant penelitian yaitu pegawai pada bagian hubungan

masyarakat (humas) PT. Semen baturaja (Persero) Tbk.

Kajian ini menggunakan teori Peran Humas menurut Dozier & Broom sebagai acuan

dalam melihat dan mengetahui peranan humas di PT Semen Baturaja (Persero) pada. Menurut

Dozier & Broom terdapat 4 dimensi peran humas. Ke empat peran tersebut yaitu penasehat

ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah dan teknisi komunikasi.

Pembahasan akan dilakukan per indikator untuk masing-masing dimensi.

A. Peranan Humas dalam Menjaga Human Relation di PT Semen Baturaja

Peranan merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi. Dimana setiap orang dalam organisasi di masyarakat,

menjalankan sebuah peranan sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya. Sebagaimana dalam

suatu perusahaan, setiap karyawan memiliki peranannya masing-masing dalam membangun

perusahaan tersebut.

Peranan humas merupakan suatu kegiatan dalam suatu organisasi kepada masyarakat

yang saling menguntungkan agar masyarakat mengerti apa yang dilakukan organisasi serta

mendapatkan kebijakan yang di buat untuk mendapatkan kepercayaan.


67

Dari pengertian diatas tentang peranan humas maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian peranan humas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan

humas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tercapainya tujuan

perusahaan yaitu menjalin dan menjaga hubungan antara perusahaan dan pihak-pihak yang

bersangkutan dengan perusahaan tersebut.

1. Penasehat Ahli

Menurut Dozier & Broom penasehat ahli adalah Seorang praktisi humas yang

berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam

penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (communicator facilitator). Terdapat

beberapa indikator yang akan digunakan untuk mengukur dimensi ini yaitu: Latar belakang

dan pembinaan. Kedua indikator penasehat ahli tersebut akan disajikan dan dianalisis satu

persatu. Peneliti juga menganalisis serta memberikan kesimpulan dari setiap dimensi variabel.

a. Latar Belakang

Posisi jabatan pada unit kerja bagian humas PT Semen Baturaja harus di isi dengan

tenaga kerja yang kompeten di bidang kehumasan. Posisi kepala bagian humas, kepala seksi

humas dan seksi humas wajib diisi dengan tenaga kerja dengan kualifikasi teknis sebagai

berikut :

1) Tenaga kerja memiliki latar belakang pendidikan lulusan D3/S1 di berbagai bidang.

2) Tenaga kerja memiliki pengalaman di bidang kehumasan

3) Tenaga kerja mengerti core business industri semen

4) Tenaga kerja menjalani pelatihan Management Training selama tiga bulan, calon

karyawan diwajibkan untuk membuat laporan akhir berdasarkan Unit Kerja dimana

mereka ditempatkan selama masa On The Job Training (OJT) maupun Masa

Percobaan.
68

Hal ini menjadi mutlak agar permasalahan kehumasan tidak menjadi sangat kompleks

nantinya. Setidaknya dengan kualifikasi diatas, tenaga kerja yang akan mengisi posisi tersebut

telah memiliki dasar ilmu yang seharusnya dimiliki para praktisi kehumasan. Sehingga mereka

lebih memahami substansi tugas dan peran mereka di unit kerja bagian humas. Keempat hal

tersebut harus terpenuhi untuk mendapatkan kelayakan pegawai bagian humas dalam

menduduki posisinya berdasarkan latar belakang humas yang sudah ditetapkan PT Semen

Baturaja. Berikut ini merupakan tabel data tentang latar belakang:

Tabel 11. Latar Belakang Humas PT Semen Baturaja

NO Sub Indikator Keterangan


1 Pendidikan Kepala seksi humas: untuk posisi humas di isi dengan berbagai latar
belakang pendidikan, untuk kepala bagian humas sendiri merupakan
lulusan SMA, kepala seksi humas merupakan lulusan S1 ilmu
komunikasi IPB, sedangkan seksi humas merupakan pegawai kontrak
lulusan S1 Administrasi Negara Unsri dan Ilmu Hukum
Muhammadiyah Palembang.
2 Pelatihan Kepala seksi humas: tidak semua pegawai humas mendapatkan
pelatihan atau management training. Semua pegawai tetap di PTSB
melewati tahap pelatihan tersebut tapi hal itu tidak berlaku untuk
pegawai kontrak.
3 Pengalaman Kepala seksi humas: untuk pengalaman kerja bisa didapatkan seiring
kerja dengan peran yang sudah dijalankan. Sebelumnya para pegawai tidak
memiliki pengalaman kerja di bidang kehumasan akan tetapi memiliki
dasar tentang kehumasan, seperti contohnya memiliki relasi dengan
wartawan. Untuk seberapa lama pegawai humas bekerja di PT Semen
Baturaja jumlahnya bervariasi. Ada yang sudah bekerja puluhan tahun
dan ada juga yang kerja belum sampai 5 tahun.

Berdasarkan data tabel 11 di atas maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang

pegawai humas PT Semen Baturaja masih tidak memenuhi kriteria seharusnya. Masih ada

pegawai yang bukan merupakan lulusan D3/S1. Selanjutnya personil yang ada di unit kerja

bagian humas tidak seluruhnya mendapatkan pelatihan sebelum mengisi jabatan humas

tersebut. Humas perlu diberikan pelatihan-pelatihan yang menyangkut core business

perusahaan seperti teknologi dan proses pembuatan semen, sistem manajemen mutu, K3 dan
69

lingkungan hidup, selain itu diperlukan juga pelatihan yang berkaitan dengan tugas kehumasan

seperti pelatihan teknik negosiasi dan komunikasi, jurnalistik, fotografi, kesekretariatan, dan

lain-lainnya. Hal ini dilakukan agar pegawai bagian humas tidak hanya dianggap sebagai

juru foto atau tukang kliping, dan kompetensi kehumasan mereka diakui oleh

perusahaan.

b. Pembinaan

Pembinaan adalah segala suatu tindakan yang berhubungan langsung dengan

perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta

pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna (Musanef, 1991:11).

Pembinaan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh praktisi humas untuk

menyebarkan informasi dan mengetahui kekurangan perusahaan, baik dari teknis ataupun

praktisinya terlebih lagi banyaknya permasalahan yang timbul dari pihak luar perusahaan

mengingat PT Semen Baturaja adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri semen.

Untuk mengatasi segala kemungkinan tersebut, humas PT Semen Baturaja sudah harus

memiliki perencanaan mengenai sasaran-sasaran yang harus diberikan pembinaan agar

permasalahan dapat teratasi. Adapaun sub-indikator dari pembinaan yaitu:

Tabel 12. Pembinaan Humas PT Semen Baturaja

No Sub Indikator Keterangan


1 Bentuk Kepala seksi humas: Dalam melakukan pembinaan, kami biasanya
Pembinaan melakukan sosialisasi untuk pihak di luar perusahaan dan melakukan
konseling untuk pihak di dalam perusahaan. Selain melakukan
konseling kami juga melakukan pembinaan secara tidak langsung
kepada karyawan seperti contohnya memanfaatkan penggunaan
spanduk tentang pentingnya penggunaan alat pengaman dan
keselamatan pegawai di pabrik. Namun dalam melakukan pembinaan
secara tidak langsung tersebut, biasanya humas bekerja sama juga
dengan unit kerja lain seperti unit kerja biro umum, dan juga biro K3.
2 Pihak yang di Kepala seksi humas: Untuk pihak yang di bina itu kami pernah
bina memberikan pembinaan kepada LSM dan masyarakat ring I seperti
pada saat terjadinya demo besar-besaran tentang debu yang mereka
70

anggap diakibatkan oleh pabrik PT Semen Baturaja dan juga pernah


sosialisasi tentang pembangunan pabrik baru mengenai area yang
akan di bangun, izin lingkungan dan izin pembangunan, tahapan
pembangunan dan lain-lain. Selain itu kami juga sering melakukan
konseling, tetapi lebih ke konseling tak terarah agar pegawai tidak
merasa tertekan dan bisa lebih terbuka mengenai permasalah-
permasalahnya. Dalam melakukan konseling tak terarah ini, kami
lebih mendekatkan diri secara personal kepada para pegawai dan
tentunya dalam pembinaan tersebut sudah memiliki tujuan yang
menjurus pada permasalahan.
3 Strategi Kepala seksi humas: Dalam strategi pembinaan biasanya kami lebih
Pembinaan utama melakukan pendekatan-pendekatan kepada orang yang
berpengaruh, selain itu apabila pembinaan melibatkan permasalahan
teknis maka kami juga akan meminta kerjasama dengan instansi atau
badan yang berwenang dalam bidang tersebut sehingga kami memiliki
dasar dan argument yang kuat dalam melakukan pembinaan, karena
biasanya pembinaan yang berhubungan dengan PT Semen Baturaja
lebih sering mengenai lingkungan hidup.
4 Materi Materi pembinaan ada yang sudah disiapkan sebelumnya tapi ada juga
Pembinaan yang spontan. Seperti saat konseling kami hanya menanggapi dan
memberikan masukan dan saran dan materinya pun disesuaikan
dengan pembinaan yang sedang dilakukan. Sedangkan materi yang
sudah dipersiapkan sebelumnya itu biasanya kami sudah terlebih
dahulu melakukan analisis sebelum menentukan materi apa yang akan
kami berikan.

Dilihat dari data di atas, humas PT Semen Baturaja telah melakukan pembinaan

dengan baik. Semua tindakan dalam melaksakan pembinaan sudah direncanakan dengan

terorganisir, di mulai dari isi materi, sasaran hingga dampak sudah di prediksi sebelumnya

sehingga pada saat pembinaan berlangsung, humas PT Semen Baturaja dapat

menyelesaikannya dengan baik.

Berdasarkan teori dari Dozier & Broom, penasehat ahli memang sesuai untuk

dilakukan humas PT Semen Baturaja dalam menjaga human relation karena dalam melakukan

human relation humas melakukan pembinaan. Pengertian penasehat ahli menurut Dozier &

Broom adalah membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan

publiknya. Hal ini sama dengan tujuan diadakannya pembinaan oleh humas PT Semen

Baturaja yaitu menyelesaikan masalah dan memberikan informasi serta pengarahan mengenai
71

suatu hal kepada pihak eksternal ataupun pihak internal. Namun apabila dilihat dari hasil

observasi dan hasil wawancara, latar belakang humas PT Semen Baturaja sebagai penasehat

ahli tidak sesuai dengan kriteria pegawai yang sudah ditetapkan oleh perusahaan kepada unit

kerja bagian humas. Maka dari itu, penasehat ahli humas PT Semen Baturaja masih belum bisa

dikatakan baik karena unit kerja bagian humas masih di isi oleh pegawai yang tidak memenuhi

syarat baik di pendidikan, pengalaman kerja ataupun pelatihan.

2. Fasilitator Komunikasi

Dalam hal ini, praktisi humas betindak sebagai komunikator atau mediator untuk

membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh

publiknya. Di pihak lain, dia juga di tuntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan

dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Terdapat beberapa indikator yang akan

digunakan untuk mengukur dimensi ini yaitu: Sumber Daya Manusia dan Media. Kedua

indikator penasehat ahli tersebut akan disajikan dan dianalisis satu persatu. Peneliti juga

menganalisis serta memberikan kesimpulan dari setiap dimensi variabel.

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM adalah partner utama yang dimiliki perseroan untuk mencapai cita-cita, visi serta

misi perusahaan. Memiliki kualitas SDM yang handal dan tepat akan berdampak pada

pencapaian perseroan dan menambah daya saing yang di tengah dinamika persaingan usaha

dan maraknya usaha-usaha sejenis lahir di tanah air. PT Semen Baturaja menaruh prioritas

yang tinggi guna mempersiapkan SDM perseroan untuk memiliki keterampilan yang memadai

serta menghidupi etos kerja dan karakter yang tangguh, berintegritas dan memiliki semangat.

Berikut adalah jumlah SDM PT Semen Baturaja:

Tabel 13. SDM PT Semen Baturaja berdasarkan kelompok lokasi


72

Lokasi 2015 2014


Palembang 187 204
Baturaja 337 359
Panjang 67 76
Jakarta 5 5
Total 595 644
Di bawah ini merupakan sub-indikator dari SDM humas, yaitu:

Tabel 14. SDM PT Semen Baturaja

No. Sub-indikator Keterangan


1. Jumlah Kepala seksi humas : Pegawai humas di PT Semen Baturaja terdiri dari
Pegawai 4 pegawai, yaitu 2 pegawai tetap yang menjabat sebagai kepala bagian
humas dan kepala seksi humas dan 2 pegawai lagi merupakan pegawai
kontrak yang menjabat sebagai seksi humas.
2. Jam Kerja Kepala seksi humas : Jam pegawai humas PT Semen Baturaja mulai
Pegawai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore sesuai dengan peraturan perusahaan.
Tapi tidak menutup kemungkinan diadakannya jam kerja lembur
apabila banyak pekerjaan yang belum diselesaikan dan memang
diharuskan untuk lembur. Terkadang juga apabila perusahaan
mengadakan kegiatan maka humas akan mempersiapkan acara tersebut
walalupun di hari libur kerja.
3. Kegiatan yang Kepala seksi humas : Humas PT Semen Baturaja sudah melakukan
dilakukan banyak hal, seperti media gathering, media monitoring, menyebarkan
informasi ke dalam dan keluar perusahaan seperti pembuatan bulletin,
intranet dan web, konfrensi pers, wawancara, forum diskusi,
mengadakan event-event perusahaan seperti upacara bendera, HUT PT
Semen Baturaja, halal bil halal dan lain-lain. Selain itu kami juga
melakukan sponsorship dan menjadi perwakilan perusahaan dalam
acara-acara yang diadakan oleh instansi lain. Selain membuat event,
kami juga berperan sebagai protokoler untuk dewan direksi
perusahaan.

Unit kerja bagian humas di pimpin oleh seorang kepala bagian humas yang
bertanggung jawab secara langsung kepada kepala biro umum.

Tabel 15 Posisi Unit Kerja Humas dalam Struktur Organisasi di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
73

Secara struktural, kepala bagian humas membawahi 1 (satu) orang kepala seksi humas

dan 2 (satu) orang administrasi humas/ seksi humas. Komposisi personil humas sampai dengan

akhir Mei 2017 secara definitive sebanyak 4 (empat) orang. Selain itu terdapat 1 (satu) orang

dari unit kerja bagian umum pabrik Baturaja yang diperbantukan sebagai perwakilan staf

humas di pabrik Baturaja.

Berikut komposisi dan uraian peran jabatan di bagian humas :

Tabel 16 Uraian Peran Jabatan dan Personil Unit Kerja Bagian Humas
Personil Saat
No Jabatan Peran
Ini
1. Rencana kerja kegiatan bidang humas
2. Hubungan eksternal
3. Hubungan internal
1. Ka. Bagian Humas 4. Hubungan media massa
Sahadi
5. Analisis berita
6. Publikasi perusahaan
7. Pengumpulan dan dokumentasi pemberitaan
1. Rencana kerja kegiatan kehumasan
2. Mengorganisir kegiatan kehumasan perusahaan
3. Melaksanakan dan mengendalikan seluruh
2. Ka. Seksi Humas kegiatan kehumasan perusahaan M. Septiadi
4. Evaluasi dan monitoring kegiatan kehumasan
5. Laporan realisasi kegiatan kehumasan
perusahaan
1. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Tiara Safda
kehumasan Vircania &
3. Seksi Humas Abdussalam
2. Laporan realisasi pelaksanaan kegiatan bidang
kehumasan

Abdussalam R.
Sumber: Uraian Peran Jabatan Personil Umum, 2014 (Tenaga
Kontrak)
Adapun beberapa peran yang disebutkan di atas memang sudah sesuai dengan

peraturan yang di buat oleh perusahaan PT Semen Baturaja. Namun ada beberapa kegiatan

yang seharusnya dilakukan oleh humas PT Semen Baturaja justru tidak dikerjakan lagi dan ada

beberapa juga yang dilakukan namun masih di rasa kurang maksimal pengerjaannya. Berikut

ini adalah penjabarannya:


74

1) Pembuatan Buletin Perusahaan

Berdasarkan instruksi kerja (2. QAI 4403 01) tahun 2003, Buletin perusahaan dalam

bentuk cetak terbit setiap 1 (satu) bulan sekali dan akan didistribusikan kepada seluruh

karyawan/ti di tiga site termasuk kantor perwakilan Jakarta. Unit kerja bagian humas setiap

bulannya menerima artikel/tulisan dari koresponden, karyawan/ti, keluarga dan IIKSB di tiga

site yang nantinya akan dievaluasi sebelum dimuat di dalam buletin perusahaan.

Namun pada praktiknya, buletin perusahaan ini saat ini sudah tidak diterbitkan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara dengan humas PT Semen

Baturaja dan hasil penelusuran dokumen yang dilakukan peneliti. Diperoleh bahwa,

pemberhentian pembuatan dan penerbitan buletin perusahaan ini disebabkan oleh adanya

layanan intranet perusahaan yang dikeluarkan oleh unit kerja biro ICT. Pencetakan buletin

perusahaan ini dirasa kurang efektif dan hanya akan menimbulkan pemborosan dana

perusahaan, mengingat arus informasi yang semakin cepat dan kemajuan teknologi informasi

yang semakin canggih. Sehingga, tuntutan atas kecepatan penyampaian informasi semakin

besar.

2) Pembuatan Berita Intranet & Website

Unit kerja bagian humas selaku penyampai informasi pada dasarnya bertugas

meyebarkan informasi terkait kegiatan-kegiatan internal perusahaan seperti kegiatan

pertandingan olahraga, kegiatan keagamaan, tak terkecuali acara perayaan ulang tahun

perusahaan maupun kegiatan CSR kepada internal perusahaan melalui media yang disediakan.

Humas PT Semen Baturaja melalui media intranet, memiliki peran untuk menjadi penulis atau

kontributor di laman intranet tersebut.

Selama peneliti bergabung melakukan observasi, kegiatan pembuatan berita intranet

dan website ini sudah dilaksanakan dengan baik. Namun instruksi kerja humas PT Semen
75

Baturaja dalam hal ini memang belum tercantum. Selain itu, fungsi dari pembuatan berita

intranet dan website ini berbeda dengan pembuatan buletin perusahaan karena content yang

ditawarkan berbeda. Buletin perusahaan lebih difungsikan sebagai alat penyambung lidah

(vertical communication) antara top management dengan karyawan/ti sehingga diperoleh

kesatuan pemahaman dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Sedangkan, berita yang

dimuat di intranet dan website lebih bersifat menginformasikan dengan harapan diperoleh

umpan balik secara langsung.

Artikel/Tulisan/Pengumuman dari Unit Kerja Artikel/Tulisan/Pengumuman dari Humas

Evaluasi

Proses Pembuatan Berita

Persetujuan Ka. Bagian


Humas
Tidak
Ya

Persetujuan Ka. Biro Umum

Pendistribusiaan

Intranet Website
Perusahaan

Gambar 14 Flow Chart Pembuatan Berita Intranet & Website di PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk

3) Layanan Informasi

Unit kerja bagian humas menerima keluhan, saran dan kritik dari publik eksternal

melalui media informasi yang tersedia seperti layanan call center, sms center, maupun email
76

pengaduan. Namun selama ini, hanya tersedia layanan call center dan email pengaduan yang

kurang ter expose oleh pihak luar. Seharusnya, nomor layanan call center, sms center dan

email pengaduan harus dicantumkan pada homepage website resmi perusahaan atau akan

dalam homepage website memiliki kolom yang khusus untuk komentar ataupun saran.

Penyediaan layanan semacam ini dapat menjadi wadah bagi perusahaan untuk mengetahui

bagaimana opini publik eksternal secara langsung.

Apabila di lihat dari tabel 14 tersebut, SDM humas di PT Semen Baturaja belum bisa

dikatakan baik karena adanya beberapa kegiatan yang dilakukan oleh humas sudah tidak

diaktifkan lagi. Selain itu juga ada beberapa kekurangan dari kegiatan yang dilakukan humas

seperti kegiatan yang tidak di atur dalam instruksi kerja sehingga dalam melaksanakan

kegiatan tersebut, humas PT Semen Baturaja tidak memiliki dasar atau pondasi untuk

melaksanakan kegiatan.

b. Media

Media merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai fasilitator komunikasi. Dalam

hal ini, humas PT Semen Baturaja juga menggunakan berbagai jenis media untuk

menjembatani dan menjadi perpanjangan tangan perusahaan dalam penyebaran informasi

perusahaan. Adapun sub indikator dari media humas, yaitu:

Tabel 17. Media humas PT Semen Baturaja

No Sub-indikator Keterangan
1 Jenis Media Kepala seksi humas: Jenis media yang digunakan yaitu
media massa dan media elektronik. Media massa seperti
koran. Untuk media online lebih ke website dan social
media.
2 Tujuan Penggunaan Media Kepala seksi humas: karena kebutuhan untuk penyebaran
berita dan dinamika perusahaan harus disebarkan secepat
mungkin jadi dengan adanya media tersebut dapat
menyebarkan berita dengan cepat dan jangkauannya
luas.
77

3 Manfaat Penggunaan Media Kepala seksi humas: Manfaatnya yaitu penyebaran berita
dari humas PT Semen Baturaja menjadi lebih efektif dan
efisien.

Unit kerja bagian humas berperan sebagai penyampai informasi berupa pemberitaan

maupun pengumuman yang berasal dari internal perusahaan untuk disampaikan kepada pihak

eksternal perusahaan. Fungsi penyampai informasi ini juga berkaitan dengan fungsi

komunikasi eksternal. Pada instruksi kerja di atur mengenai fungsi penyampaian informasi

kepada wartawan/pihak luar. Humas PT Semen Baturaja menyiapkan materi advertorial atau

iklan dan berita yang akan di publikasikan di media massa. Kegiatan penyampaian informasi

semacam ini memang secara sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk membangun hubungan

baik dengan media dan memberikan informasi kepada publik.

Unit kerja bagian humas bertugas untuk memberikan informasi mengenai perusahaan

kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan. Salah satu cara adalah

dengan peran aktif media. Melalui media, perusahaan dapat menginformasikan berbagai

macam hal yang perlu diketahui oleh publik. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebagai salah

satu BUMN yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham, memiliki tanggung jawab

untuk melaporkan berbagai macam aspek terkait kinerja keuangan maupun perkembangan dan

inovasi yang telah dilakukan perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan

manajemen.

Melalui media massa dan media online, informasi tersebut dapat disebarluaskan

dengan waktu yang sangat singkat. Maka dari itu, sesuai dengan prosedur kerja (A. QAI 4403

02) yang ada telah di bahas mengenai alur pemberian informasi kepada wartawan maupun

pihak luar lainnya.

1) Unit kerja bagian humas menyiapkan materi advertorial atau iklan atau pemberitaan

yang akan di publikasikan di media.


78

Kegiatan penyampaian informasi semacam ini memang secara sengaja dilakukan oleh

perusahaan untuk membangun hubungan baik dengan media dan memberikan informasi

kepada publik.

2) Publikasi di media online (Website Resmi & Social Media)

Setiap informasi mengenai identitas maupun kegiatan terbaru perusahaan perlu

dipublikasikan melalui website resmi dan social media perusahaan. Mengingat perkembangan

teknologi informasi yang semakin pesat, maka perusahaan dituntut untuk aware terhadap

publik yang lokasinya berjauhan.

Dilihat dari hasil tabel 17 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

yang digunakan oleh humas PT Semen Baturaja sudah dilakukan dengan baik dan sudah

sesuai dengan aturan publikasi media yang digunakan humas yang di buat oleh perusahaan.

Hasil dari wawancara yang dilakukan memiliki persamaan dengan data yang di dapat peneliti

melalui observasi dan dokumentasi di unit kerja bagian humas.

Menurut Dozier & Broom, salah satu indikator peran humas adalah fasilitator

komunikasi. Fasilitator komunikasi merupakan komunikator dan mediator untuk membantu

pihak manajemen sebagai jembatan bagi perusahan. Fasilitator komunikasi juga sesuai untuk

digunakan dalam menjaga human relation. Dalam hal ini, humas PT Semen Baturaja telah

melakukan peran humas dengan baik sebagai fasilitator komunikasi. Hal itu dikarenakan

sebagai komunikator, PT Semen Baturaja memiliki SDM humas yang memang memiliki tugas

sebagai penjembatan antara perusahaan dan pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan

perusahaan. Sedangkan untuk mediator, humas PT Semen Baturaja menggunakan media

massa sebagai sarana dan fasilitas untuk mempermudah dan mempercepat keberhasilan oleh

komunikator tersebut. Hal ini sesuai dengan teori peran humas menurut Dozier & Broom
79

karena humas PT Semen Baturaja sudah bertindak sebagai komunikator dan mediator

perusahaan.

Fasilitator komunikasi yang dilakukan oleh humas memang sudah baik secara teori

namun apabila di lihat dari hasil observasi, peneliti menemukan bahwa masih terdapat

kekurangan bagi humas PT Semen Baturaja karena faktanya ada beberapa kegiatan humas

sebagai komunikator dan mediator perusahaan PT Semen Baturaja dalam menjaga human

relation sudah tidak dilaksanakan atau pelaksanaannya masih di nilai kurang maksimal seperti

contohnya pembuatan bulletin, layanan informasi dan pembuatan berita intranet & website

seperti yang sudah peneliti jabarkan sebelumnya.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah

Peranan praktisi humas dalam pemecahan masalah persoalan humas ini merupakan

bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik

sebagai penasihat (advicer) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi

persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Terdapat 2

indikator yang akan digunakan untuk mengukur dimensi ini yaitu: Pengambilan keputusan dan

pengawasan. Kedua indikator fasilitator proses pemecahan masalah tersebut akan disajikan

dan dianalisis satu persatu. Peneliti juga menganalisis serta memberikan kesimpulan dari

setiap dimensi variabel.

a. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dapat dikatakan sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses

mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa

alternatif yang tersedia. Keputusan di buat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau

tindakan. Sebagai perusahaan BUMN yang kepemilikan sahamnya di bagi antara pemerintah

dan masyarakat maka permasalahan yang mungkin akan terjadi pun menjadi lebih banyak dan
80

dapat datang dari berbagai pihak. Maka dari itu, humas PT Semen Baturaja harus mampu

membuat dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Ada beberapa sub-indikator yang

dapat diketahui dari pengambilan keputusan ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 18. Pengambilan Keputusan Humas PT Semen Baturaja


No Sub-indikator Keterangan
1 Tahapan pengambilan Kepala seksi humas: Kami menganalisis permasalahan
keputusan terlebih dahulu, apabila sudah diketahui akar
permasalahaannya setelah itu humas akan membuat opsi
tindakan apa yang akan di ambil, apabila tindakan/keputusan
sudah di pilih untuk selanjutnya humas akan membuat surat
disposisi ke tingkatan jabatan yang lebih tinggi seperti biro
atau departemen bahkan bisa sampai ke top management
untuk meminta persetujuan. Apabila keputusan sudah
mendapat persetujuan dari atasan, maka keputusan bisa
dilaksanakan.
2 Kendala pengambilan Kepala seksi humas: Pada saat ini kendala pengambilan
keputusan keputusan humas PT Semen Baturaja yaitu terbatasnya hak
humas dalam mengambil keputusan tersebut. Hal itu
dikarenakan adanya tingkatan jabatan dalam perusahaan di
mulai dari departemen lalu biro dan setelah itu bagian.
Humas termasuk dalam level bagian maka dari itu apabila
humas mengambil keputusan tidak menjadi final karena harus
mendapatkan izin dari tingkatan atas terlebih dahulu.

Dilihat dari tabel 18 di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa humas PT Semen

Baturaja masih belum baik dalam pengambilan keputusan, karena humas tidak memiliki hak

penuh untuk membuat keputusan baik itu dalam membuat kegiatan, memasang iklan ataupun

sekedar untuk menjadi sponsorship. Semua keputusan yang di ambil oleh unit kerja bagian

humas harus mendapatkan persetujuan oleh tingkatan jabatan yang lebih tinggi dan tidak

semua keputusan dari humas dapat disetujui oleh pihak atasan, jadi dalam hal ini humas hanya

dijadikan pendengar dan penyampai. Hal tersebut dapat menghambat langkah humas PT

Semen Baturaja dalam menjaga human relation perusahaan. Selain menghambat, hal itu juga

bisa membuat humas PT Semen Baturaja susah untuk berkembang menyalurkan ide dan

gagasan karena tidak adanya kebebasan dalam mengambil keputusan.


81

b. Pengawasan

Pengawasan dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk dilaksanakan karena

dengan adanya pengawasan maka proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan

perusahaan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya pengawasan, humas dapat

mengetahui dimana adanya penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran, pemborosan,

penyelewengan dan kendala lain yang akan terjadi di masa depan. Adapun beberapa sub-

indikator yang dapat diketahui dari pengawasan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 19. Pengawasan humas PT Semen Baturaja


No Sub-indikator Keterangan
1 Pihak yang diawasi Kepala seksi humas: kalau di internal lebih ke pegawai
seperti kedisiplinan pegawai, kinerja pegawai, serikat
pegawai dan sebagainya. Tapi, apabila pihak eksternal
perusahaan maka humas memiliki peran yang lebih banyak.
Untuk pihak eksternal kami mengawasi masyarakat/ LSM
yang memiliki keterkaitan dengan humas, selain itu juga
dengan pihak instansi pemerintah dan media serta pihak
eksternal lainnya.
2 Proses pengawasan Kepala seksi humas: Kami melakukan pendekatan, dari
pendekatan tersebut kami akan melakukan pengamatan
selanjutnya membuat laporan-laporan tertulis mengenai
apakah ada permasalahan atau keganjalan. Jika terdapat
keganjalan maka akan kami analisis lagi dan jika memang
terjadi hal yang tidak dibenarkan maka kami akan kembali ke
proses seperti pengambilan keputusan, yaitu kami membuat
surat disposisi ke pihak atasan dan selanjutnya baru ditindak
lanjuti.
3 Metode pengawasan Kepala seksi humas: dalam metode pengawasan kami
menggunakan dua tipe, baik pengawasan langsung atau tidak
langsung. Terkadang kami mendatangi dan melakukan
pemeriksaan secara on the spot apabila memang di rasa perlu.
Tetapi kami lebih sering melakukan pengawasan dari balik
meja karena pada dasarnya yang kami lakukan dalam
pengawasan ini yaitu lebih ke pencegahan.

Dari tabel 19 di atas, humas PT Semen Baturaja sudah baik dalam melakukan

pengawasan. Pihak yang diawasi sudah mencakup semua pihak yang berhubungan dengan PT
82

Semen Baturaja dimulai dari internal sampai ke eksternal. Lalu dari proses pengawasan pun

dilakukan secara terencana dari yang paling dasar hingga sampai hasil akhir dan

penindaklanjutan apabila terdapat keganjalan yang ditemukan setelah dilakukannya

pengawasan. Metode pengawasan pun dilakukan dengan dua cara yaitu metode secara

langsung dan metode secara tak langsung. Metode langsung dilaksanakan dengan melakukan

pengawasan langsung secara on the spot dengan mendatangi tempat dan metode tidak

langsung dilakukan dengan pengawasan di balik meja yaitu berdasarkan laporan hasil kinerja

dan lain sebagainya.

Berdasarkan teori menurut Dozier & Broom tentang peran humas, fasilitator proses

pemecahan masalah dimaksudkan untuk membantu perusahaan dalam mengambil tindakan

eksekusi dan mengatasi persoalan atau krisis yang dihadapi perusahaan. Dalam hal ini, humas

PT Semen Baturaja sudah melakukan fasilitator proses pemecahan masalah dengan baik sesuai

dengan teori peran humas dalam menjaga human relation, hal ini dikarenakan humas PT

Semen Baturaja melakukan pengambilan keputusan dan melakukan pengawasan untuk

pencegahan dan mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi.

Akan tetapi berdasarkan hasil observasi dan wawancara penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa humas PT Semen Baturaja masih belum baik dalam hal sebagai fasilitator

proses pemecahan masalah, dalam pengawasan humas sudah melakukan perannya dengan baik

namun telah ditemukan bahwa adanya keterbatasan humas PT Semen Baturaja dalam

mengambil keputusan, dengan tidak adanya hak penuh tersebut, membuat humas sulit dalam

melakukan berbagai tindakan dengan cepat dan tepat karena dibutuhkannya persetujuan

terlebih dahulu oleh tingkatan jabatan yang lebih tinggi seperti yang sudah peneli jabarkan

sebelumnya.
83

4. Teknisi Komunikasi

Berbeda dengan tiga peranan praktisi humas profesional sebelumnya yang terkait erat

dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini

menjadikan praktisi humas sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan

teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization. Adapun

sub-indikator yang digunakan untuk teknisi komunikasi yaitu publikasi dan dokumentasi.

Berikut penjabarannya:

Tabel 20. Publikasi dan dokumentasi humas PT Semen Baturaja

No Sub-indikator Keterangan
1 Publikasi Kepala seksi humas: Humas PT Semen Baturaja melakukan
publikasi. Biasanya kami lakukan melalui media massa dan online.
Untuk media massa seringkali kami memberi press release atau
mengundang pihak media untuk hadir dalam kegiatan sehingga
lebih mudah untuk melakukan publikasi, selain itu kami bisa dengan
mudah menjaga human relation dengan pihak media. Isi dari
publikasi bisa berupa kegiatan perusahaan seperti CSR, HUT
perusahaan dan kegiatan-kegiatan lain. Kegiatan lain tersebut
contohnya seperti penyebaran jadwal imsakiyah di bulan
Ramadhan. Dalam kartu ucapan seperti itu kami bekerja sama
dengan jasa percetakan dan memberikan konsep desain yang kami
inginkan.
2 Dokumentasi Kepala seksi humas: dalam melakukan dokumentasi, kami selalu
melakukan dokumentasi untuk data dan bukti perusahaan,
dokumentasi kami bisa berupa foto, video, softfile dan file-file lain
yang kami simpan. Jadi apabila ada kegiatan perusahaan yang
berlangsung akan ada pegawai humas yang dikhususkan untuk
melakukan dokumentasi walaupun kegiatan rapat sekalipun. Tidak
hanya file dari perusahaan saja, tetapi file seperti surat-surat yang
diberikan oleh pihak eksternal juga kami simpan seperti surat
pengajuan menjadi sponsorship, atau surat dari media untuk
pemasangan iklan.

Setiap informasi mengenai identitas maupun kegiatan terbaru perusahaan perlu

dipublikasikan melalui website resmi dan social media perusahaan. Mengingat perkembangan

teknologi informasi yang semakin pesat, maka perusahaan dituntut untuk aware terhadap
84

publik yang lokasinya berjauhan. Melalui website resmi dan social media inilah humas PT

Semen Baturaja dapat secara gratis menyebarkan informasi mengenai perusahaan dengan

efektif dan dapat menjangkau publik yang luas. Social media seperti twitter, facebook, linked

in. Sedangkan dalam konsep desain dan kerja sama percetakan sudah di atur dalam instruksi

kerja unit bagian humas PT Semen Baturaja dalam membuat kartu ucapan yang akan

dibagikan ke pihak internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan instruksi kerja (2 QAI 4403

04) per tahun 2003, unit kerja bagian humas menyiapkan materi desain dan konsep kartu

ucapan yang akan dicetak untuk dimintai persetujuan kepala Departemen SDM & Umum.

Apabila sudah mendapat persetujuan, selanjutnya unit kerja biro pengadaan melakukan

penunjukkan rekanan untuk pencetakan kartu ucapan. Setelah kartu ucapan selesai dicetak,

kartu ucapan didistribusikan oleh unit kerja bagian humas sesuai dengan alokasi untuk

masing-masing site bisa secara personal ataupun didistribusikan dengan media. Unit Kerja

terkait bertugas untuk mengirimkan kartu ucapan tersebut ke rekanan perusahaan yang

berkaitan dengan unit kerja mereka. Secara sederhana, alur pembuatan kartu ucapan lebaran

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 15 Flow Chart Pembuatan Kartu Ucapan (lama) di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
85

Sedangkan untuk dokumen dan surat eksternal setiap harinya unit kerja humas

mendapatkan surat dari pihak eksternal, baik yang datang langsung ke unit kerja humas

maupun diantar melalui pos atau ekspedisi lainnya. Surat yang sudah diterima kemudian

diserahkan ke kepala bagian humas untuk disortir. Selanjutnya, setelah surat disortir,

kemudian surat-surat tersebut dicatat di buku tanda terima dokumen/surat eskternal unit kerja

humas yang selanjutnya akan didistribusikan ke unit kerja yang bersangkutan sesuai dengan

alamat tujuan surat maupun perihal surat tersebut. Setiap surat yang didistribusikan, penerima

surat tersebut diminta untuk memberikan paraf/tanda tangan sebagai bukti tanda terima surat

tersebut.

Dari hasil tabel 20 di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa humas sudah

melakukan peran sebagai teknisi komunikasi dengan baik yang sesuai dengan indikator teori

dan aturan perusahaan PT Semen Baturaja. Teknisi komunikasi sangat diperlukan dalam

menjaga human relation karena dengan adanya publikasi dan dokumentasi tersebut humas PT

Semen Baturaja memiliki bukti nyata yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang

bersangkutan dengan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Dozier & Broom yang

menyatakan bahwa peran humas yaitu mengusai bidang jurnalistik. Humas PT Semen Baturaja

sudah melaksanakan publikasi mengenai hal yang terjadi berkaitan dengan perusahaan PT

Semen Baturaja melalui media massa, online atau penyebaran secara langsung. Selain itu

humas PT Semen Baturaja juga sudah melakukan dokumentasi baik berupa foto/video/softfile

dan surat-surat dari pihak eksternal sebagai data dan bukti kegiatan tersebut.
86

BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
87

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Acocella Calhoun. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan.


Terjemahan oleh Satmoko. Semarang: IKIP Semarang

Alex Sobur. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya

Ali Hasan. 2010. Marketing. Yogyakarta: Media Presindo

Andipate, Anwar Arifin. 2015. Paradigma Baru, Public Relations: Teori, Strategi dan Riset.
Jakarta Pusat: Pustaka Indonesia Jakarta.

Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara

Anthony Davis. 2003. Everything You Should Know About Public Relations. Jakarta: PT Alex
Media Komputindo

Ardianto Elvinaro. 2010. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Ardianto Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations (Pengantar Komprehensif). Bandung:


Simbiosa Rekatama Media.

Deddy, Djamaluddin Malik dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Human Relations dan Public Relations dalam Manajemen.
Bandung: CV Mandar Maju

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relation & Public Relation. Bandung: CV Mandar
Maju.

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Cetakan ke-23. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
88

F. Rachmadi. 1992. Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Gozali, Dodi M. 2005. Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran


Kinerja Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Herimanto, Bambang. 2007. PR dalam Organisasi. Yogyakarta: Santusa

I.G. Ngurah Putra. 1999. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas


Atmajaya

Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia

Jeffkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM

Richard West, Lynn H. Turner. 2008. Introducing Communication Theory: Analysis and
Application, 3rd edition. Jakarta: Salemba Humanika

Ruslan, Rosady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Susanto, Astrid. 1982. Komunikasi Massa I. Bandung: Bina Cipta

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: Rajawali

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2002. Dasar-dasar Public relations. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
89

Soemirat & Suryana, Soleh & Asep. 2014. Komunikasi Persuasif. Banten: Universitas
Terbuka.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfnabeta.

Anda mungkin juga menyukai