BAB III
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. M
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Ruang Rawat : Rawat Inap Paru Kelas III A
Agama : Islam
Suku : Piliang
Pendidikan : SMP
Alamat : Batusangkar
No. Rekam medis: : 469232
Tanggal masuk RS : 12 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2017
Diagnosa Medis : Kanker Paru
Nama : Ny. L
Umur : 57 tahun
Alamat : Batusangkar
tanggal 12-06-2017 pukul 10.00 WIB dari Poli Paru dibawa oleh
keluarganya karena mengalami sesak dan nyeri dada sebelah kanan yang
lebih senang tidur dengan posisi miring ke kiri, ekspansi paru sebelah
kanan menurun, dada sebelah kanan terasa sakit, sakit dirasakan seperti
durasi + 30 menit, nyeri muncul > 2x sehari, skala nyeri pasien 7, pasien
dulunya banyak merokok dalam satu hari, pasien tidak nafsu makan
Pasien saat ditanya hanya menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan
oleh pihak Rumah sakit, makan tidak teratur, badan terasa lemah,
pola makan yang tidak sehat, suka mengkonsumsi kopi, tidak pernah
orang tua laki-laki Tn.M menderita rematik, dan anak nomor 3 nya
Rematik
Tn. M (83 tahun) Ny.N Tn. S Ny. W
Ket :
: Menikah
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Serumah
56
3. Pengkajian Fisiologis
a. Oksigenasi dan Sirkulasi
1) Pernafasan
a) Data Subjektif
Pasien mengatakan perokok aktif dari SMP yang
dilapang paru kiri, tidak ada sianosis, tidak ada kelainan pada jari
kondisinya.
2) Sirkulasi
a) Data Subjektif
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat Hipertensi
buang air kecilnya, baik itu sebelum maupun setelah sakit, Tn. M
Tabel 3.1
Pemeriksaan Hematologi
b) Foto thoraks
Kesan : Keluarga mengatakan pernah dilakukan
Ahli patologi : Prof. Dr. Salmiah Agus, Sp. PA, dr. R. Zuryati
x 0,2 cm.
Mikroskopik : tampak potongan jaringan dengan stroma jaringan
terakhir atau masukan berupa susu dan bubur, pola makan dan diit
tidak teratur, pasien tidak nafsu makan sejak + 3 bulan terakhir ini,
mengatakan tidak minat pada makanan yang ada, Pasien saat ditanya
mual dan muntah, ada nyeri ulu hati, disembuhkan oleh pengobatan
rumah sakit, tidak ada alergi terhadap makanan, tidak ada gangguan
menelan, gigi tidak lengkap, banyak karies, gigi geraham 2 kiri dan 2
BB nya 48 kg, nafsu makan ada, tetapi setelah 3 bulan terakhir ini
60
terakhir 8 kg.
2) Data Objektif
BB 40 Kg, TB 160 cm, lingkar perut 69 cm, bentuk tubuh
kurus, gigi tampak tidak lengkap, banyak karies gigi, gigi 2 diatas
kanan dan kiri sudah tidak ada, Bising usus 9 x/i, Diit Tn. M dengan
diuretik, Nyeri tekan ulu hati ada, dan perkusi abdomen tympany.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tanggal 14-06-2017
Tabel 3.2
Pemeriksaan Laboratorium Untuk Makanan dan Cairan
tubuh.
c. Eliminasi
1) Data Subjektif
Pasien mengatakan buang air besar 1x sehari sewaktu pagi
terakhir : 1 hari yang lalu, tidak ada riwayat perdarahan, Tidak ada
sebelum sakit, tidak ada retensi, tidak ada dysuria, tidak ada
malam hari ataupun siang hari, Tn. M mengatakan tidak ada perasaan
tidak lepas untuk BAK, tidak ada riwayat penyakit ginjal atau
ada terpasang kateter pada pasien, tidak ada urostomy, dan tidak ada
Dialisa.
3) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium tanggal 14-06-2017
Tabel 3.3
Pemeriksaan Labor Eliminasi
setelah sakit pasien tidak bekerja lagi, pasien sebelum sakit Hobby
untuk bermain sampelang, akan tetapi saat ini pasien hanya dirumah
seperti Ia sehat dulu, Pasien mengatakan saat ini dirinya tidak bisa
cemas, dan takut akan penyakit yang dialami, pola tidur pasien saat
sebelum sakit buruk bahkan bisa tidak tidur sama sekali, dan saat
hari, tidur malam mulai jam 21.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB,
dan terkadang tidur bisa terganggu jika sesak dan nyeri dada datang,
merasa mengantuk.
2) Data Objektif :
Terpasang infus IVFD RL 500 ml ditangan sebelah kiri,
terasa lemah, letih dan jika beratifitas terlalu banyak bisa sesak,
(BAK dan BAB), dan mandi, tidak ada keterbatasan gerak, Masa atau
tonus otot normal, postur kurus, tidak ada tremor, retang gerak
: 5555 5555
Kiri Kanan
5555 5555
e. Proteksi
1) Data Subjektif
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat jatuh atau cidera,
drainase yang keluar pada tubuh pasien, pasien memiliki rambut dan
kuku bersih dan sesuai, Suhu 36,7 0C, membran mukosa lembab,
tidak ada kemarahan atau panas, tidak ada luka pada kulit pasien,
keperawatan.
Tabel 3.4
Skala Resiko Jatuh Morse
Keterangan :
f. Indra/sense
1) Data Subjektif
Tn. M mengatakan tidak ada masalah pada sistem
disekitarnya.
2) Data Objektif
Penglihatan pasien normal, pasien tidak menggunakan kaca
dan tidak tuli, indra pengecap normal, pasien bisa membedakan rasa
manis, pahit, asam dan asin, indra peraba pasien normal, pasien bisa
ditemukan.
g. Neurologi
1) Data Subjektif
Tn. M mengatakan tidak ada rasa ingin pingsan, Tn. M
stroke.
2) Data Objektif
67
mental terorientasi baik itu waktu, tempat dan orang, Tn. M tidak ada
afasia atau disfagia. Ukuran pupil kiri dan kanan 2 mm/+, reaksi
pupil kiri dan kanan isokor, pemeriksaan kaku kuduk negative, reflek
2) Data Objektif
Pasien tampak tidak ada mengeluhkan sering pipis, sering
keperawatan.
i. Seksualitas
1) Data Subjektif
Tn. M mengatakan setelah sakit aktivitas melakukan
SD, tidak ada vasektomi, dan tidak ada pemeriksaan prostat terakhir.
2) Data Objektif
Pasien berjenis kelamin laki-laki, pasien tampak tidak ada
sesak yang disebabkan adanya massa pada paru kanan, nyeri juga
masih memegang nilai pentingnya adat istiadat namun tidak ada yang
yang diberikan tuhan dan diciptakan tuhan pada bentuk tubuhnya dia
mengaku ia adalah kepala keluarga dari istri dan anaknya, Ingin sembuh
b. Data Objektif
Cemas dan takut terhadap kondisi penyakitnya, respon fisiologis
yaitu Ansietas.
5. Mode Fungsi Peran
a. Data Subjektif
Pasien mengatakan berperan sebagai kepala keluarga bagi istri
dulunya bekerja sebagai petani dan sekarang tidak bisa lagi bekerja diluar
tim medis.
71
7. Pemeriksaan TTV
Tabel 3.7
Pemeriksaan TTV
Hari/Tanggal Jam
Selasa, 13 Juni 07.30 WIB
2017 TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/i, RR: 26 x/i, S: 36,7 C
12.00 WIB
TD: 110/70 mmHg, N: 84 x/i, RR: 26 x/i, S: 37 C
18.00 WIB
TD: 110/60 mmHg, N: 78 x/i, RR: 26 x/i, S: 36,6
Rabu, 14 Juni 07.35 WIB
2017 TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/i, RR: 26 x/i, S: 36,7 C
16.00 WIB
TD: 110/70 mmHg, N: 86 x/i, RR: 25 x/i, S: 36,8 C
18.00 WIB
TD: 120/70 mmHg, N: 89 x/i, RR: 24 x/i, S: 37 C
Kamis, 15 Juni 07.35 WIB
2017 TD: 110/60 mmHg, N: 80 x/i, RR: 24 x/i, S: 36,8 C
15.45 WIB
72
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Tingkat kesadaran : Compos mentis, GCS 15 = E4V5M6
c. BB/TB = 40 kg/160 cm
d. Kepala
1) Inspeksi
Keadaan kepala pasien bersih, tidak ada ketombe, rambut
2) Palpasi
Tidak teraba benjolan, pasien tidak merasakan nyeri tekan
tidak ada lesi, tidak ada sumbatan, tidak ada perdarahan dan tanda-
tanda infeksi.
73
2) Palpasi
Tidak teraba benjolan, pasien tidak merasakan nyeri tekan.
g. Telinga
1) Inspeksi
Bentuk dan ukuran telinga simetris ka/ki, integritas kulit
dengar.
2) Palpasi
Tidak teraba benjolan, pasien tidak merasakan nyeri tekan.
h. Mulut
1) Inspeksi
Gigi lengkap, tidak berlobang, tidak ada caries, tidak ada
tidak pucat.
2) Palpasi
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
i. Leher
1) Inspeksi
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjer tyroid, tidak ada
cm H2O.
j. Dada/thorax
1) Paru
a) Inspeksi
Pergerakkan dada simetris kiri dan kanan, frekuensi
ada Pigeon Chest, tidak ada Barrel Chest, dan Funnel Chest,
b) Palpasi
74
posterior simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, dan
kanan.
2) Jantung
a) Inspeksi
Tidak terlihat ictus cordis di RIC V midklavikula Sinistra.
b) Palpasi
Ictus teraba 1 jari medial RIC V.
c) Perkusi
Bunyi jantung saat diperkusi adalah pekak.
d) Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2.
k. Abdomen
1) Inspeksi
Tidak ada asites, perut tidak membuncit, tidak ada lesi.
2) Auskultasi
Bising usus (+) 9x/menit.
3) Perkusi
Bunyi abdomen saat diperkusi adalah Tympani.
4) Palpasi
Hepar dan lien tidak teraba.
l. Ekstremitas
1) Atas
Tangan kiri terpasang IVFD RL 500 ml, akral hangat, CRT 3
pemberian terapi medis yang dibutuhkan oleh pasien, sumber yang tersedia
75
adalah keluarga dan pasien, perubahan yang perlu diantisipasi dalam situasi
kehidupan setelah pulang yaitu sesak dan nyeri dada kanan, area yang
yaitu makanan biasa yang tinggi kalori dan protein, aktivitas untuk berbelanja
pola hidup agar lebih sehat pada pasien kanker paru dan memotivasi untuk
Penatalaksanaan
Tabel 3.8
Keterangan Obat
Obat
Ceftriaxo Antibiotik infeksi-infeksi a. Gastrointest a. Hipersensitif
ne 1 gr chepalosphorin berat dan yang inal : faeces terhadap
2x1 pukul disebabkan encer / antibiotik cepha
06.00 oleh bakteri diare, mual, losporin.
WIB dan gram positif muntah, b. Neonatus.
18.00 maupun gram stomatitis
WIB negatif yang dan glositis.
resisten atau b. Kulit :
kebal terhadap pruritus,
antibiotika lain urtikaria,
a. Infeksi dermatitis
saluran alergi,
pernapasan udema,
b. Infeksi eksantem,
saluran eritema
kemih multiform
c. Infeksi
gonore
d. Sepsis
e. Meningitis\
Infeksi
tulang dan
jaringan
lunak
f. Infeksi kulit
Mekobala Multivitamin Neuropati Nafsu makan Hati-hati pada
min perifer & berkurang, penderita yang
50g anemia nausea atau hipersensitif
1x1 pukul megaloblastik gangguan terhadap komponen
18.00 yg disebabkan gastrointestinal obat ini
WIB defisiensi lainnya.
vitamin B12
77
tekanan darah,
katarak,
gangguan
pertumbuhan
pada anak
anak,
insufisiensi
adrenal,
Cushings
Syndrome,
osteoporosis,
tukak
lambung.
Combiven K Merah Pengobatan Gemetar pada Kardiomiopati
4x1 bronkhospasm otot skelet, obstruktif
Pukul e yang berdebar, sakit hipertrofik,
06.00, berhubungan kepala, pusing, takhiaritmia, infark
12.00, dengan gugup, mulut miokardial yang
18.00 dan penyakit kering, iritasi baru terjadi,
24.00 penyumbatan tenggorokan, diabetes melitus
WIB paru kronis retensi urin yang secara
sedang sampai insufisiensi
berat pada terkontrol,
pasien yang hipertiroidisme,
memerlukan kehamilan &
lebih dari satu menyusui
bronkhodilator
Kalnek Golongan obat a. Fibrinolisis Segera periksa a. Gagal ginjal
500mg/ml tranexamic acid lokal ke dokter, jika berat
3x1 seperti: terjadi salah b. Pembekuan
Pukul Epistaksis satu efek intravaskular
05.00, b. Prostatecto samping aktif
13.00, dan my berikut ini: c. Penyakit
21.00 c. Cervical a. Kulit pucat tromboemboli
conisation b. Masalah d. Gangguan
WIB
d. Herediter pada penglihatan
angioneurot pernapasan warna
ic edema c. Perdarahan e. Perdarahan
e. Perdarahan atau memar subarachnoid
abnormal yang tidak
setelah biasa
operasi d. Kelelahan
f. Perdarahan atau
80
setelah kelemahan
pencabutan
gigi pada
pasien
dengan
riwayat
hemofilia.
Vit C Vitamin Untuk Hipersensitivit a. 1% - 10% :
100 mencegah dan as terhadap Renal :
mg/ml mengobati komponen hyperoxaluria
3x1 kekurangan dalam sediaan (kejadian
Pukul vitamin C tergantung
05.00, Sariawan, dosis).
13.00, Menyamarkan b. < 1% : Pusing,
21.00 kerutan, faintness,
WIB Membatasi fatigue, flank
pembentukan pain, sakit
garisgaris kepala.
halus wajah,
Mencegah
penuaan dini,
Mengenyalkan
dan
melenturkan
kulit,
Menghaluskan
kulit,
Mencerahkan
kulit (look
brightness),
Mencegah luka
jerawat dan
menutupnya
secara cepat,
Mencegah
proses
pembentukan
frekel
(freckles),
Mencegah
pengaruh
buruk sinar
81
UV matahari
pada kulit,
Pemakaian
jangka panjang
hingga 6 bulan
keatas
menunjukkan
kulit wajah
terlihat lebih
muda
Vit K Vitamin yang Vitamin K Vitamin K Vitamin K
10 mg larut dalam diperlukan pada bayi baru peranteral harus
3x1 pukul lemak untuk produksi lahir telah diberikan dengan
05.00, faktor dikaitkan kewaspadaan pada
13.00, dan pembeku darah dengan anemia bayi dengan bayi
21.00 dan berbagai hemolitik, berat kurang dari
WIB protein yang hiperbilirubeni 2,5 kg karena
diperlukan a dan peningkatan resiko
untuk kernikterus, kernikterus.
kalsifikasi terutama pada
tulang yang bayi premature
normal. dan bayi
dengan
defisiensi
glukosa 6
fosfat
dehidrogenase
( G6PD) atau
defiensi
vitamin E,
masalah ini
cukup jarang
dengan
fitomenadion
daripada
menadiol,
Vitamin K oral
secara umum
ditoleransi
baik tetapi
mungkin
menyebabkan
82
mual, sakit
kepala, atau
flushing, pada
gagal hati
fungsi hati
akan terus
terdepresi.
Ondansen Kelompok obat Mual dan Reaksi orang hipersensitivitas,
tron 2x1 anti mual, 5HT3- muntah akibat terhadap sindroma
4mg/2ml receptor kemoterapi sebuah obat perpanjangan
2x1 antagonist dan berbeda-beda. interval QT
Pada radioterapi, Meski obat ini bawaan.
pukul pencegahan memiliki
06.00 dan mual dan manfaat yang
18.00 muntah pasca baik kepada
WIB operasi. tubuh, tapi
obat ini juga
bisa
menimbulkan
efek samping.
Beberapa efek
samping yang
umumnya
terjadi, seperti:
Sakit
kepala dan pus
ing, mudah
mengantuk,
kepanasan,
pusing ketika
berdiri, mudah
lelah,
konstipasi,
Sakit perut
Aminoph Turunan Untuk a. Gastrointest a. Hipersensitif
ylin 24 metilxantin yang meringankan inal, terhadap
mg drip mempunyai dan mengatasi misalnya : Aminofillin atau
ke RL 500 yang serangan asma mual, komponen obat.
ml mempunyai efek bronchial. muntah, b. Penderita tukak
bronkodilator diare lambung,
dengan jalan b. Susunan diabetes.
melemaskan oot Saraf Pusat,
83
pancreas, gipotenziya,
Gemcitabine jarang -
diindikasikan untuk aritmia, tak,
pengobatan pasien hipertensi,
dengan infark
adenokarsinoma miokard,
lanjut secara lokal pendarahan
atau metastasis dari (terjadi,
pancreas, terutama,
Gemcitabine pada pasien
monoterapi atau dengan
kombinasi dengan kanker
agen antitumor lain pankreas),
juga aktif dalam jarang -
kanker payudara, gagal jantung
kanker ovarium, (Saya
lokal maju kanker diamati pada
paru-paru sel kecil pasien,
dan kanker testis pengobatan
refraktori Lokal untuk kanker
paru-paru).
b. Dari sistem
pernapasan: j
arang - reaksi
bronhospasti
cskie (sesak
napas, sesak
napas, sesak
di dada dan /
atau mengi),
jarang - efek
toksik pada
parenkim
paru atau
pneumonia
(batuk, sesak
napas),
edema paru
(batuk, sesak
napas).
c. Dari saluran
pencernaan:
85
mual,
muntah (69%
kasus), diare
(19%),
stomatitis
(11%),
peningkatan
aktivitas
transaminase
dan alkali
fosfatase.
d. Dengan
sistem
genitourinari:
paling sering
- proteinuria,
edema
perifer (jari,
kaki atau
pergelangan
kaki), dalam
kasus yang
jarang,
pembengkak
an mungkin
umum, gagal
ginjal,
giperiliruin
emija,
hematuria,
sindrom
uremik
hemolitik.
e. Untuk
kulit: lebih
sering - ruam
(30%),
alopecia
(biasanya
tidak
signifikan),
ruam kulit,
86
gatal.
f. Lain: sering
(41%) -
Gejala flu
seperti
(demam,
sakit kepala,
sakit
punggung,
panas dingin,
mialgia,
kelemahan,
anoreksia,
fenomena
catarrhal,
Berkeringat),
infeksi
(16%), lebih
jarang
paresthesia,
ExtravasateP
endidikan
(gangguan,
rasa sakit
atau
kemerahan)
di tempat
suntikan,
kantuk,
langka -
Penyakit
Gasser (tinja
tinggal
hitam, darah
dalam urin
atau feses,
demam,
meningkat
atau
menurun
buang air
kecil,
87
menentukan
bintik-bintik
merah pada
kulit,
pembengkak
an wajah,
jari, kaki
atau
pergelangan
kaki,
perdarahan
yang tidak
biasa atau
perdarahan,
kelelahan
yang tidak
biasa atau
kelemahan,
kulit kuning
atau sklera).
Sisplatin Obat Obat kemoterapi a. Mual a. Wanita yang
60 mg kemotera yang digunakan b. Muntah merencanakan
pi dalam pengobatan c. Kehilang kehamilan,
Hari berbagai jenis an nafsu sedang hamil,
kamis 15- kanker, termasuk makan atau menyusui,
06-2017 karsinoma, limfoma, d. Diare serta anak-anak
dan sarkoma. e. Menurun tidak
Beberapa contoh atau diperbolehkan
kanker yang hilangnya mengonsumsi
menggunakan indera perasa obat ini tanpa
cisplatin sebagai f. Rambut konsultasi
obat kemoterapinya rontok dengan dokter.
adalah kanker g. Kehilang b. Penderita yang
ovarium, testikel, pa an memiliki alergi
ru-paru, kandung keseimbanga tertentu, baik
kemih, serta leher n pada makanan,
dan kepala yang h. Refleks obat, maupun
merupakan jenis menurun bahan lain yang
karsinoma sel i. Pusing terkandung di
skuamus. j. Nyeri dalam obat ini
sendi patut
k. Kotoran mewaspadai
88
berwarna munculnya
gelap atau reaksi alergi
disertai darah atau efek
l. Penglihat samping
an terganggu c. Harap berhati-
hati bagi
penderita yang
alergi terhadap
obat ini atau
pernah
mengalami
reaksi alergi
terhadap obat
lainnya
d. Penderita yang
sedang dalam
perawatan
penyakit lain
pada waktu
yang sama,
terapi suplemen,
pengobatan
herba, atau
pengobatan
pelengkap
lainnya
sebaiknya
berkonsultasi
dengan dokter
terlebih dahulu.
e. Harap berhati-
hati bagi
penderita
penyakit ginjal,
gangguan pada
fungsi tulang
sumsum, dan
gangguan sel
darah (misalnya
anemia).
f. Harap berhati-
hati bagi
89
penderita
gangguan
pendengaran
dan
ketidakseimban
gan mineral
dalam tubuh
(misalnya
rendahnya kadar
magnesium atau
kalsium dalam
darah).
Diphenhid Antihista Symptomatic gejala Kardiovaskuler: Hipersensitif
ramin Hcl min alergi yang Dada sesak, terhadap
1 amp 10 disebabkan oleh ekstrasistol, difenhidramin atau
mg pelepasan histamin hipotensi, komponen lain dari
termasuk alergi palpitasi, formulasi asthma
Hari hidung dan alergi takikardia. akut karena
kamis dermatosis, Sistem saraf aktivitas
pukul tambahan untuk pusat: Sedasi, antikolinergik
14.30 epinefrin dalam mengantuk, antagonis H1 dapat
pengobatan pusing, mengentalkan
anafilaksis, bantuan gangguan sekresi bronkial
tidur malam hari, koordinasi, sakit pada saluran
pencegahan atau kepala, pernapasan
pengobatan mabuk, kelelahan, sehingga
antitusif, manajemen kejang memperberat
sindrom paraksikal, serangan asma
Parkinsonian insomnia, akut., Pada bayi
termasuk obat- euforia, baru lahir karena
induced gejala bingung. potensial
ekstrapiramidal; Dermatologi: menyebabkan
topikal untuk Fotosensitif, kejang atau
menghilangkan nyeri kemerahan, menstimulasi SSP
dan gatal yang angioedema, paradoksikal
terkait dengan urtikaria.
gigitan serangga, Gastrointestinal:
luka ringan dan luka Mual, muntah,
bakar, atau ruam diare, sakit
karena racun perut,
xerostomia,
peningkatan
90
nafsu makan,
peningkatan
berat badan,
kekeringan
mukosa,
anoreksia.
Genitourinari:
Retensi urin,
sering atau
sebaliknya,
susah buang air
kecil.
Hematologi:
Anemia
hemolitika,
trombositopenia
granulositosi,
Mata:
Penglihatan
kabur.
Pernapasan:
sekret bronki
mengental
91
Data Fokus
Tabel 3.9
Data Fokus
Pasien mengatakan : 1.
1. Sesak Pasien suaranya serak (kesulitan
2. Sesak berkurang ketika istirahat verbalisasi)
dan meningkat saat beraktivitas 2.
3. Merasa tidak nyaman ketika Batuk tampak tidak efektif
banyak beraktivitas 3.
4. Pasien mengatakan dahaknya sulit Terdapat penggunaan otot bantu
dikeluarkan pernafasan
5. Batuk bercampur darah tanggal 09 4.
Juni 2017 Pernafasan cepat dan dalam
6. Pasien mengatakan sakit kepala 5.
7. Pasien lebih nyaman tidur dengan Taktil fremitus dada depan sebelah
posisi mereng ke kiri kanan tidak sama dengan dada
8. Dada sebelah kanan terasa sakit
sebelah kiri
9. Sakit dirasakan seperti diremas-
6.
remas
Suara nafas wheezing dilapang paru
10. Nyeri dirasakan menyebar
kanan
kepunggung kanan dengan durasi
7.
+ 30 menit
Tampak mengalami keletihan dan
11. Nyeri muncul lebih dari 2x sehari
12. Nyeri muncul bersamaan dengan kelemahan
8.
sesak, banyak beraktivitas, dan
Sebagian aktifitas pasien dibantu oleh
tidur miring ke kanan
13. Tidur terganggu ketika nyeri keluarga seperti ke toilet, BAK,
14. Cemas terhadap penyakitnya BAB dan mandi
15. Pasien mengatakan apakah 9.
penyakitnya bisa disembuhkan Ekspansi paru sebelah kanan menurun
16. Keluarga mengatakan pasien 10.
sering menangis Skala nyeri 7
17. Pasien mengatakan semangat 11.
hidupnya menurun Konjungtiva anemis
18. Pasien mengatakan takut terhadap 12.
penyakitnya Pasien selalu bertanya tentang
19. Pasien tidak nafsu makan sejak + penyakitnya
3 bulan terakhir ini 13.
20. Keluarga mengatakan apapun Pasien tampak bingung ketika ditanya
makanan yang diberikan tidak soal penyakitnya
dihabiskan 14.
21. Pasien mengatakan tidak minat RR : 26 x/i, TD : 110/70 mmHg, N :
terhadap makanan yang ada 86x/i
22. Pasien mengatakan hanya 15.
menghabiskan 1/3 makanan yang Pemeriksaan Bronkoscopy tampak
diberikan oleh pihak rumah sakit potongan jaringan dengan stroma
23. BB menurun 3 bulan terakhir jaringan ikat mengandung
24. Pasien mengatakan tidak proliferasi sel-sel dengan inti
93
ii.
94
Tabel 3.10
Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 Ds : Obstruksi Jalan Ketidakefektifan
Pasien mengatakan : Nafas (mucus bersihan jalan nafas
1. berlebihan
Batuk bercampur darah hiperplasia pada
tanggal 09 Juni 2017 dinding bronkus)
2.
Sesak
3.
Dahaknya sulit dikeluarkan
Do :
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien suaranya serak
(kesulitan verbalisasi)
3. Batuk tampak tidak efektif
4. Terdapat penggunaan otot
bantu pernafasan
5. Pernafasan cepat dan
dalam
6. Taktil fremitus dada depan
sebelah kanan tidak sama
dengan dada sebelah kiri
7. Suara nafas wheezing
dilapang paru kanan
8. RR : 26 x/i, TD : 110/70
mmHg, N : 86x/i
9. Pemeriksaan Bronkoscopy
tampak potongan jaringan
dengan stroma jaringan
ikat mengandung
proliferasi sel-sel dengan
inti pleomorfik, vesikuler,
kromatin kasar, nukleoli
nyata, sitoplasma ada yang
bervakuol, sel-sel ini
membentuk struktur
kelenjer dan ada yang
membentuk kelompokan-
kelompokan kecil
95
Do :
1. Terdapat penggunaan otot
bantu pernafasan
2. Pernafasan cepat dan
dalam
3. Taktil fremitus dada depan
sebelah kanan tidak sama
dengan dada sebelah kiri
4. ekspansi paru sebelah
kanan menurun
5. RR : 26 x/i, TD : 110/70
mmHg, N : 86x/i
6. Pemeriksaan Bronkoscopy
tampak potongan jaringan
dengan stroma jaringan
ikat mengandung
proliferasi sel-sel dengan
inti pleomorfik, vesikuler,
kromatin kasar, nukleoli
nyata, sitoplasma ada yang
bervakuol, sel-sel ini
membentuk struktur
kelenjer dan ada yang
membentuk kelompokan-
kelompokan kecil
7. Hb : 9.1 mg/dl
8. RBC : 3,38 (10^6/L)
DO :
1. Skala nyeri 7
2. Pasien tampak gelisah
3. Pasien tampak meringis
4. RR : 26 x/i, TD : 110/70
mmHg, N : 86x/i
4 Ds : Ketidakseimbang Intoleransi aktivitas
1. Pasien mengatakan Sesak an antara suplai
2. Pasien mengatakan Sesak dan kebutuhan
berkurang ketika istirahat oksigen
dan meningkat saat
beraktivitas
3. Pasien mengatakan Merasa
tidak nyaman ketika
banyak beraktivitas
4. Pasien mengatakan sakit
kepala
5. Pasien mengatakan Nyeri
muncul bersamaan dengan
sesak, banyak beraktivitas,
dan tidur miring ke kanan
Do :
1. Tampak mengalami
keletihan dan kelemahan
2. Sebagian aktifitas pasien
dibantu oleh keluarga
seperti ke toilet, BAK,
97
Do :
1.
Hb : 9.1 mg/dl
2.
RBC : 3,38 (10^6/L)
3.
Diit pasien MBTKTP
4.
BB 3 bulan terakhir turun 8 kg
dengan IMT : 15,62 kg/m2
5.
Lingkar perut : 69 cm
6.
Bentuk tubuh : kurus
6 Ds : Ancaman Ansietas
1. Pasien mengatakan Cemas kematian
terhadap penyakitnya
2. Pasien mengatakan
apakah penyakitnya bisa
disembuhkan
3. Keluarga mengatakan
pasien sering menangis
4. Pasien mengatakan
semangat hidupnya
menurun
98
Do :
2.
RR : 26 x/i, TD : 110/70
mmHg, N : 86x/i
3.
Pasien tampak gelisah
4.
Pasien tampak khawatir
terhadap penyakitnya
5.
Pasien tampak cemas
7 Ds : Kurang sumber Defisiensi
1. Pasien mengatakan tidak pengetahuan pengetahuan
mengetahui dengan jelas
penyakitnya
2. Pasien mengatakan tidak
mengetahui cara
perawatan penyakitnya
3. Pasien mengatakan tidak
mengetahui bagaimana
penyakit tersebut terjadi
padanya dan dan apa yang
harus dilakukan
Do :
1.
Pasien selalu bertanya tentang
penyakitnya
2.
Pasien tampak bingung ketika
ditanya soal penyakitnya
4.
Pasien tampak tidak mengerti
bagaimana proses
pengobatan yang
diberikan
5.
Pasien bertanya tentang
manfaat pengobatan yang
diberikan
99
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas (mucus
oksigen
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
C. Intervensi
Tabel 3.11
Intervensi
No Diagnosa NOC NIC Aktifitas Keperawatan
1 Ketidakefektifan a. Status Ventilasi Managemen Jalan 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
bersihan jalan Pernafasan Nafas chin lift atau jaw thrust bila perlu
nafas b.d b. Kepatenan Jalan Nafas 2. Posisikan pasien untuk
Obstruksi Jalan Setelah dilakukan asuhan memaksimalkan ventilasi
Nafas (mucus keperawatan selama 1x24 Jam 3. Identifikasi pasien perlunya
berlebihan Pasien menunjukan jalan nafas pemasangan alat jalan nafas
hiperplasia pada yang paten dengan buatan
dinding bronkus) Kriteria Hasil : 4. Lakukan fisioterapi dada
a. Mendemonstrasikan batuk 5. Ajarkan batuk efektif
efektif dan suara nafas yang 6. Anjurkan minum air hangat
bersih, tidak ada sianosis 7. Pasang mayo (oropharingeal
dan dyspnea (mampu airway/ guedel) bila perlu
mengeluarkan sputum, 8. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
mampu bernafas dengan 9. Keluarkan sekret dengan batuk
mudah, tidak ada pursed atau suction
lips) 10. Auskultasi suara nafas, catat
b. Menunjukkan jalan nafas adanya suara nafas tambahan
yang paten (klien tidak 11. Lakukan suction pada mayo
merasa tercekik, irama 12. Berikan bronkodilator bila perlu
nafas, frekuensi pernapasan 13. Berikan pelembab udara, kassa
dalam rentang normal, tidak basah, NaCl lembab
ada suara nafas abnormal) 14. Atur intake untuk mengoptimalkan
c. Mampu keseimbangan cairan
mengidentifikasikan dan 15. Monitor respirasi dan status
101
tepat
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 3.12
Catatan Perkembangan
ke cairan RL
3 Nyeri kronis b.d Rabu, 14 Juni a. Mengkaji tingkat nyeri Rabu, 14 Juni S :
agen cidera biologis 2017 secara komprehensif 2017 Pukul Paien mengatakan
Pukul 10.10 WIB termasuk lokasi, 16.35 WIB masih mengalami
karakteristik, durasi, nyeri yang hilang
frekuensi kualitas dan timbul dengan skala 6
faktor presipitasi yang
menyebabkan nyeri O:
10.15 WIB b. Membatasi pengunjung Pasien tampak gelisah,
dan menciptakan meringis dan
lingkungan yang aman memegangi dadanya
dan nyaman bagi TD : 110/70 mmHg,
pasien N : 86 x/i, RR : 25x/i,
11.00 WIB c. Memberikan teknik S : 36,8 0C
non farmakologi untuk
mengurangi nyeri A:
seperti memberikan Masalah nyeri kronis
terapi kognitif : belum teratasi
distraksi dengan musik
klasik dan latihan 5 jari P:
11.40 WIB d. Melakukan pijatan Lanjutkan intervensi a,
punggung b, c, d
e. Memberikan posisi
miring ke kiri setelah
melakukan tindakan
kepada pasien
f. Menganjurkan dan
membantu pasien
113
b. Menjelaskan tentang
keluarga mengenai O:
penyakit dan program Pasien masih terlihat
pengobatan pasien bingung jika ditanya
c. Mendiskusikan tentang soal penyakitnya,
perubahan gaya hidup Pasien masih banyak
yang mungkin bertanya tentang
digunakan untuk penyakitnya dan
mencegah komplikasi apakah bisa
d. Menginstuksikan disembuhkan
pasien mengenai tanda
dan gejala untuk A:
melaporkan pada Masalah keperawatan
pemberi perawatan defisit pengetahuan
kesehatan dengan cara belum teratasi
yang tepat
e. Menanyakan kembali P:
pengetahuan pasien Lanjutkan intervensi b,
tentang penyakit, c, d
prosedur perawatan
dan pengobatan
Pukul c. Menganjurkan pasien untuk beristirahat dan O : pasien tampak sesak, batuk +, pasien Paru shift
14.00- membatasi pengunjung prokemo, Wheezing + sore
20.00 d. Menunggu hasil CCT
WIB) e. Pengukuran TTV Pukul 17.30 WIB : TD :
120/70 mmHg, N : 89x/i, RR : 24x/i, S : 37 A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
0
C nafas belum teratasi
f. Terapi pukul 18.00 WIB : Combiven,
Mecobalamin, Cloramvenicol 4 x 500 mg P:
(skin test) a. Pantau TTV
g. Memberikan terapi ceftriaxone 1 gr b. Berikan posisi yang nyaman
c. Pantau keadekuatan pemberian oksigen
d. Lanjutkan terapi
2 Rabu, 14 a. Mengganti cairan infus drip aminophyllin 24 S : Pasien mengatakan dada sakit, pasien Perawat
Juni 2017 mg mengatakan malam hari sesaknya kambuh ruang rawat
Shif b. Memantau keamanan dan kenyamanan inap paru
malam pasien O : Pasien tampak sesak, pasien terbangun shif malam
( Pukul c. Membatasi pengunjung agar pasien bisa malam hari karena sesak dan nyeri dada
20.00- beristirahat dan tidak menciptakan keributan
08.00 d. Memotivasi pasien untuk tetap bersemangat A : Masalah pola nafas dan nyeri belum
WIB) dan beristirahat teratasi
e. Memberikan nebu pukul 24.00 WIB
f. Mengukur TTV pukul 05.00 WIB : TD : P:
110/70 mmHg, N : 74 x/i, RR : 23x/i, S : a. Pantau TTV
36,90C b. Berikan posisi yang nyaman
c. Pantau keadekuatan pemberian oksigen
d. Terapi dilanjutkan
119
P:
Lanjutkan intervensi e
dan f
2 Ketidakefektifan Kamis, tanggal a. Melakukan Kamis, S:
pola nafas b.d 15 Juni 2017 pemeriksaan fisik dan tanggal 15 Pasien mengatakan
hiperventilasi 07.35 WIB tanda-tanda vital Juni 2017 masih sesak
110/60 mmHg, Pukul 15.45
N : 80x/i, RR : 24x/i, WIB O:
07.45 WIB dan S : 36, 80C RR : 23x/i, TD :
b. Mengajurkan pasien 110/60 mmHg,
jika sesak N : 78x/i, S : 36, 80C
menggunakan teknik penggunaan otot bantu
pernafasan bibir selama pernafasan, pasien
07.55 WIB fase ekspirasi masih tampak sesak
c. Memonitor respon dan suara serak
pasien terhadap
pemberian oksigen 3 A:
09.20 WIB liter Masalah keperawatan
d. Kolaborasi dalam ketidakefektifan pola
memberikan drip nafas belum teratasi
aminophyllin 1 amp
ke cairan RL P:
Lanjutkan intervensi a,
b, c, d
3 Nyeri kronis b.d Kamis, 15 Juni a. Membatasi pengunjung Kamis S:
agen cidera biologis 2017 dan menciptakan tanggal 15 Paien mengatakan saat
09.35 WIB lingkungan yang aman Juni 2017 ini nyeri sudah
121
P:
Lanjutkan intervensi a
dan d
5 Ketidakseimbangan Kamis, 15 Juni a. Kamis, 15 S:
nutrisi kurang dari 2017 Membantu pasien untuk Juni 2017 a. Pasien
kebutuhan tubuh Pukul 07.00 WIB melakukan oral hygien Pukul 16.15 mengatakan nafsu
b.d Faktor Biologis b. WIB makanya sudah
dan kurang asupan 12.00 WIB Memberikan makanan mulai ada
makanan kepada pasien ketika b. Pasien
selagi hangat mengatakan
c. menghabiskan
Menganjurkan pasien dan susu yang
menyuapi pasien diberikan
dengan prinsip makan c. Pasien
sedikit tapi sering mengatakan telah
d. menghabiskan
Memberikan buah tomat lebih separoh
untuk pasien makanan yang
e. diberikan oleh
13.00 WIB Memberikan minuman pihak rumah sakit
susu peptisol untuk
123
pasien
f. O:
Berkolaborasi dalam a. Konjungtiva
pemberian E-Some, pasien terlihat
kalnex, vit K, vit C, masih anemis
dan RL 500 ml drip b. Pasien tampak
aminophyllin pola makanya
belum teratur
A:
Masalah gangguan
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
implementasi a, c, d
dan f
6 Ansietas b.d 16 Juni 2017 a. Mempertahankan 16 Juni 2017 S:
ancaman kematian 14.00 WIB kontak dengan pasien 07.30 WIB Pasien mengatakan
dan bicara dengan sudah menerima takdir
menyentuh pasien yang diberikan tuhan
dengan tepat dan ingin menjalani
b. Memberikan kehidupan sebaik-
kesempatan untuk baiknya
diskusi masalah dan
124
harapan pasien
terhadap masalah O:
kesehatanya Pasien tampak mulai
c. Menemani pasien bersemangat dan ingin
untuk memberikan rasa cepat pulang
keamanan dan
mengurangi rasa takut A:
d. Memberikan semangat Masalah keperawatan
positif untuk pasien Ansietas teratasi
e. Menuntun pasien jika
gelisah tetap membaca P:
ayat suci alquran dan Intervensi dihentikan
melakukan teknik dan selalu memberikan
relaksasi bimbingan dukungan sosial
imajinasi kepada pasien dari
f. Mengajarkan pasien perawat atau pun
untuk melakukan keluarga jika rasa takut
Progressive Muscle kembali muncul
Relaxation (PMR)
untuk menurunkan
ansietas
7 Defisit Kamis, 15 Juni a. Mengkaji pengetahuan Kamis, 15 S:
Pengetahuan b.d 2017 pasien dan keluarga Juni 2017 Pasien mengatakan
Keterbatasan 14.45 WIB tentang pemahaman Pukul 16.25 telah mengetahui
Kognitif terhadap kanker paru WIB materi yang dijelaskan
b. Menjelaskan kepada
keluarga mengenai apa O:
itu kanker paru, Pasien dapat
125
0
14.00- C A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
20.00 e. Terapi pukul 18.00 WIB : Combiven dan nafas dan pola nafas belum teratasi
WIB) Mecobalamin
f. Memberikan terapi ceftriaxone 1 gr dan P:
cloramfenicol 500 mg a. Pantau TTV
b. Berikan posisi semivowler dan oksigen
yang adekuat jika sesak bertambah
c. Lanjutkan advis dokter
2 Kamis, a. Memberitahukan pasien bahwa besok pasien S : Pasien mengatakan masih merasakan Perawat
15 Juni akan dilakukan kemo sesak ruang
2017 Shif b. Mengganti cairan infus drip rawat inap
malam aminophyllin 24 mg O : Pasien tampak sesak, suara pasien serak paru shif
( Pukul c. Menganjurkan pasien untuk beristirahat malam
20.00- d. Memberikan nebu pukul 24.00 WIB A : Masalah pola nafas belum teratasi
08.00 e. Mengukur TTV pukul 05.20 WIB : TD : 110/70
WIB) mmHg, N : 80 x/i, RR : 23x/i, S : 36,80C P:
a. Pantau TTV
b. Pasien besok kemo tolong dipersiapkan
c. Terapi dilanjutkan
nafas b.d obstruksi Pukul 07.35 WIB banyak minum 17.00 WIB batuk dan sesak sudah
jalan nafas b. Melakukan fisioterapi agak mendingan
dada pada pasien
dengan clapping dan O:
vibrasi RR : 22x/i
12.00 WIB c. Kolaborasi dalam Wheezing di lapang
memberikan nebu paru kanan
combiven untuk pasien Batuk pasien tampak
mulai berkurang
A : Masalah
keperawatan
ketidakefektifan jalan
nafas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi a,
b dan c
2 Ketidakefektifan Jumat, 16 Juni a. Melakukan Jumat, 16 S:
pola nafas b.d 2017 pemeriksaan fisik dan Juni 2017 Pasien mengatakan
hiperventilasi 08.40 WIB tanda-tanda vital 17.10 WIB saat ini hanya sedikit
b. Tetap Mengingatkan sesak
pasien jika sesak
09.15 WIB menggunakan teknik O:
pernafasan bibir selama RR : 22x/i, TD :
fase ekspirasi 110/70 mmHg, N :
c. Kolaborasi dalam 80x/i, penggunaan otot
memberikan drip bantu pernafasan,
128
analgesik : MST 15 mg
4 Intoleransi Jumat, 16 Juni a. Membatasi pengunjung Jumat, 16 S:
aktivitas b.d 2017 kedalam ruangan Juni 2017 Pasien mengatakan
ketidakseimbangan 13.00 WIB pasien 17. 45 WIB sudah memiliki tenaga
antara suplai dan b. Menganjurkan pasien dan bisa makan dan
kebutuhan oksigen untuk beraktivitas kekamar mandi secara
secara berangsur- mandiri
angsur
13.20 WIB c. Membantu pasien dan O:
keluarga ketika pasien TD : 110/70 mmHg
ingin ke kamar mandi RR : 22x/i
dan beraktifitas yang N : 84x/i
tidak bisa dilakukanya Pasien tampak sudah
bisa melakukan
aktifitas secara
mandiri
A:
Masalah keperawatan
intoleransi aktivitas
teratasi
P:
Hentikan intervensi
dan observasi selalu
pasien dalam
pelaksanaan aktivitas
130
yang dapat
dilakukanya
5 Ketidakseimbangan Jumat, 16 Juni a. Jumat, 16 S:
nutrisi kurang dari 2017 Menanyakan kepada Juni 2017 a. Pasien
kebutuhan tubuh Pukul 15.30 WIB pasien apakah sudah 17.50 WIB mengatakan nafsu
b.d Faktor Biologis gosok gigi pagi hari makanya sudah
dan kurang asupan b. mulai ada
makanan Memberikan makanan b. Pasien
kepada pasien ketika mengatakan
selagi hangat badanya sudah
c. agak segar dan
Menganjurkan pasien dan bertenaga
menyuapi pasien c. Pasien
dengan prinsip makan mengatakan telah
13.00 WIB sedikit tapi sering menghabiskan
d. lebih separoh
Memberikan buah tomat makanan yang
untuk pasien diberikan oleh
e. pihak rumah sakit
Berkolaborasi dalam dan ditambah
pemberian, E-Some, makanan yang
kalnex, vit K, vit C, dibeli dari luar
dan RL 500 ml
O:
a. Pasien tampak
sudah mau
makan secara
banyak
131
b. Pasien tambah
lebih segar dan
bersemangat
A:
Masalah gangguan
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P:
Lanjutkan
implementasi a, c, d
dan e
A : Masalah
keperawatan
ketidakefektifan jalan
nafas teratasi
P:
Intervensi dihentikan
pasien pulang
2 Ketidakefektifan Sabtu, 17 Juni a. Melakukan Sabtu, 17 S:
pola nafas b.d 2017 pemeriksaan fisik dan Juni 2017 Pasien mengatakan
hiperventilasi 08.20 WIB tanda-tanda vital 15.15 WIB saat ini pasien tidak
b. Tetap Mengingatkan sesak
pasien jika sesak
menggunakan teknik O:
134
A:
Masalah keperawatan
ketidakefektifan pola
nafas teratasi
P:
Intervensi dihentikan
dan pasien pulang
3 Nyeri kronis b.d Sabtu, 17 Juni a. Membatasi pengunjung Sabtu, 17 S:
agen cidera biologis 2017 dan menciptakan Juni 2017 Pasien mengatakan
10.00 WIB lingkungan yang aman 15.30 WIB saat ini nyeri sudah
dan nyaman bagi berkurang, sudah
pasien rileks dan tidur malam
10.05 WIB b. Mengevaluasi dan
memberikan teknik non O:
farmakologi untuk Pasien tampak tenang
mengurangi nyeri dan beristirahat
seperti pijatan TD : 120/70 mmHg
punggung dan N : 86x/i
relaksasi RR : 22 x/i
135
P:
Intervensi dihentikan
dan anjurkan pasien
selalu menggunakan
teknik non
farmakologi jika nyeri
berulang
4 Ketidakseimbangan 17 Juni 2017 a. 18 Juni 2017 S:
nutrisi kurang dari Pukul 10.30 WIB Mengevaluasi apakah 07.25 WIB a. Pasien
kebutuhan tubuh pasien sudah mengatakan
b.d Faktor Biologis menghabiskan porsi sudah ingin selalu
dan kurang asupan makananya makan untuk
makanan b. mencegah badanya
Mengevaluasi apaka h agar tidak lemah
pasien sudah b. Pasien
menghabiskan bubur, mengatakan sudah
susu, dan buah yang ingin pulang
13.00 WIB telah diberikan pihak karena terasa lebih
rumah sakit sehat
c. c. Pasien
Berkolaborasi dalam mengatakan telah
pemberian E-Some, menghabiskan
kalnex, vit K, vit C, makanan yang
136
O:
Pasien tampak
menghabiskan porsi
makanya dan pasien
tampak lebih segar
A:
Masalah gangguan
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
teratasi
P:
Hentikan intervensi
pasien pulang, juga
memberikan motivasi
dan dukungan pada
pasien agar menjaga
pola makanya yang
sehat jika sampai
dirumah nantinya
Perawat
1 Sabtu, 17 a. Pasien minta pulang dan sudah S : Pasien mengatakan nyerinya sudah Perawat
Juni 2017 diperbolehkan oleh dokter pulang hari berkurang Ruang
Shif Sore minggu Rawat Inap
(Pukul b. Pengukuran TTV Pukul 17.00 WIB TD: O : Pasien tampak lebih tenang dan lebih cerah Paru shift
14.00- 120/70 mmHg, N : 80x/i, RR : 20x/i, S : 37 sore
0
20.00 C A : Nyeri teratasi
WIB) c. Terapi pukul 18.00 WIB : Combiven dan
Mecobalamin P:
d. Memberikan terapi ceftriaxone 1 gr a. Pantau TTV
b. Batasi pengunjung
c. Lanjutkan advis dokter
2 Sabtu, 17 a. Mengganti cairan infus drip S : Pasien mengatakan ingin pulang dan telah Perawat
Juni 2017 aminophyllin 24 mg bersiap-siap untuk pulang ruang rawat
Shif b. Menganjurkan pasien untuk beristirahat inap paru
malam c. Memberikan nebu pukul 24.00 WIB O : Pasien tampak berjalan sendiri dan tidak shif malam
( Pukul d. Mengukur TTV pukul 05.00 WIB : TD : sesak lagi
20.00- 110/70 mmHg, N : 78 x/i, RR : 20x/i, S :
08.00 370C A : masalah keperawatan teratasi dan lengkapi
WIB) e. Persiapan pasien pulang discharge planning
P:
a. Aff infus
b. Memberikan obat pulang, menjelaskan
kegunaan obat, dan keteraturan minum
obat
c. Menyusun administrasi pasien pulang
d. Serta memberikan jadwal kontrol
138
BAB IV
TELAAH JURNAL
Pada BAB ini penulis akan mentelaah jurnal yang telah ditemukan
terkait dengan asuhan keperawatan yang diberikan kepada Tn.M dengan Kanker
Paru diruang Rawat Inap Paru Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi tahun
2017.
gangguan.
Penelitian ini dilakukan di Thailand oleh Yupin Phianmongkhol,
pemberian teknik terapi perilaku kognitif untuk mengontrol nyeri pada pasien
kanker paru.
Popilasi dan sampel penelitian ini terdiri dari pasien kanker yang
kanker dan satu rumah sakit sebanyak 121 orang serta di pusat pengobatan
Kriteria Inklusi :
atau biasa antara 4 dan 7 pada skala 0-10 untuk hari sebelum kunjungan
program pengobatan
Kriteria Eksklusi :
terakhir
teknik distraksi, positive mood, dan relaksasi selama 5 kali seminggu (untuk
nyeri.
141
pasien kanker dengan standar CBT dan profile-tailored CBT pada 5 kali sesi
dari awal sampai satu bulan setelah intervensi menunjukan perubahan yang
lebih baik, nyeri berkurang, kinerja lebih baik, dan perawatan pasien lebih
menunjukan perubahan.
menunjukan hasil bahwa terapi dapat mengurangi rasa sakit, kelelahan dan
gangguan tidur.
Penelitian ini dlakukan oleh Hilman Syarif1 dan Ardia Putra Bagian
kemoterapi di BLURSUDZA.
142
uji klinis acak terkontrol atau Randomized Clinical Trial (RCT). Uji klinis
(blinding). Populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini seluruh pasien
Banda Aceh. Pada bulan September sampai Nopember 2012 jumlah pasien
random sampling.
dan waktu pelaksanaan PMR. Pengambilan data pretes dilakukan pada siklus
dan dianjurkan untuk melakukan latihan di rumah selama 2 kali sehari dalam
dimana pada siklus ini responden melakukan latihan PMR mulai dari hari 1-2.
seperti pada kelompok intervensi, yaitu pada siklus berlangsung pada pertama
kali bertemu dengan peneliti dan siklus berikutnya sebagai data postest.
intervensi, yaitu pada siklus berlangsung pada pertama kali bertemu dengan
dari Kuesioner Data Demografi dan Kuesioner Kecemasan yang diadopsi dari
dengan t-test.
144
deviasi 7,41 sementara pada kelompok kontrol sebesar 50,80 dengan standar
deviasi 6,7. Hasil analisis lanjutan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
kemoterapi.
Pernafasan
Penelitian ini dilakukan oleh Arief Bachtiar, Nurul Hidayah, dan
Pasuruan dimulai dari bulan Mei-Juli 2013 Dalam penelitian ini instrument
penelitian untuk mencari perubahan atau hal yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini lembar observasi yang dibuat oleh peneliti tentunya dalam hal
ini sesuai dengan standart operasional prosedur yang di isi oleh peneliti
sendiri.
Saat perawat melakukan tindakan pemberian terapi oksigen
apabila responden melakukan suatu tindakan yang tidak ada dalam tiap
point yang ada di lembar observasi atau tidak melakukan tindakan yang ada
yang ada dalam tiap point lembar observasi hanya saja kurang sempurna.
Diberikan nilai 2 apabila responden melakukan tindakan yang ada dalam tiap
point yang ada dalam lembar observasi dengan cukup baik dan diberikan
nilai 3 apabila responden melakukan tindakan yang ada dalam tiap point
mendatangi ruang paru dan meminta ijin kepada kepala ruang, kemudian
terapi oksigen pada pasien gangguan sistem pernapasan yang dilakukan oleh
perawat diruang paru RSUD Bangil Pasuruan mayoritas adalah cukup dengan
persentase sebesar 58,3% . Dari penelitian ini disarankan perawat dapat lebih
meningkatkan lagi kemampuan yang sudah cukup baik menjadi lebih baik.
evaluasi dari tindakan apa saja yang sudah dilaksanakan khususnya dalam
Penelitian ini dilakukan oleh Yosef Agung Nugroho dan Erva Elli
Kristiani di rumah sakit Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
one grup pretest post test. Dimana didalam desain ini observasi dilakukan
berjumlah 87 Pasien. Pada penelitian ini sampel diambil dari pasien yang
penelitian ini sampling yang digunakan adalah Dalam penelitian ini sampling
posisi duduk tegak di tempat tidur dengan kaki disokong, kemudian Inhalasi
xipoideus dan dorong dengan jari saat mendorong udara, lalu pasien disuruh
148
tahan nafas selama 3-5 detik kemudian hembuskan secara perlahan lahan
melalui mulut, ambil nafas kedua dan tahan, lalu suruh pasien untuk
membatukkan dengan kuat dari dada (bukan dari belakang mulut atau
tenggorokan) dan gunakan 2 batuk pendek yang benar-benar kuat, setelah itu
dari awal. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan batuk efektif bisa
sesak, terdengar suara nafas seperti mengi, pusing, lemas berkurang dan
bersihan jalan nafas lebih dari 50% sedikit sebanyak 8 responden ( 53,33% ).
Baptis Kediri. Untuk itu Batuk efektif merupakan suatu metode batuk yang
149
benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
sekresi.
sebanyak 15 literature memiliki judul dan abstrak yang relevan, dan sebagai
yang ditelaah dalam artikel ini belum ada yang menggunakan penelitian
berpengaruh terhadap kualitas hidup klien kanker stadium akhir. Penelitian ini
4. Tatalaksana gejala
kehidupan sehari-hari.
paliatif. Salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih,
kepedulian, ketulusan, dan rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai
perawatan paliatif.
umurnya tak lama lagi. Kebanyakan kualitas hidup penderita dengan penyakit
tak bisa disembuhkan akan terus memburuk atau menurun, jika harapan
penderita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Tim paliatif harus dapat
Harapan selalu ada, tapi sebaiknya tidak memberikan harapan yang palsu
karena harapan juga harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Untuk itu
Agar kualitas hidup penderita kanker tetap tinggi, ada beberapa hal yang harus
Adiningsi dari JuliDesember 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Sasana Marsudi Husada Yayasan Kanker Cabang Jawa Timur. Penelitian ini
penelitian ini adalah seluruh pasien kanker yang tinggal sementara di Rumah
Timur. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi yaitu
jenis kanker, stadium kanker, jenis terapi; peran dukungan pendamping; dan
153
kali, dan 3 kali sehari) untuk mengetahui kebiasaan makan pasien yang terdiri
terdiri dari 12 pernyataan dengan skor minimal 12 dan skor maksimal 36. Jika
jawaban tepat akan diberi skor 3 dan jawaban kurang tepat diberi skor 1. Skor
baik apabila total skor 2936, cukup bila skor 2128, dan kurang bila total
skor 1220.
sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, buah, sayuran, susu
makanan yang diberi skor sesuai jumlah konsumsi yang disarankan setiap
porsinya, yaitu grains (nasi, roti, serealia, pasta), vegetables (sayuran), fruits
(buah), meat (daging, daging unggas, ikan, telur, kacang-kacangan) serta milk
(susu, yoghurt, keju). Komponen 6 dan 7 mengukur konsumsi total lemak dan
lemak jenuh. Komponen 8 dan 9 mengukur asupan total kolesterol dan total
akan diberi nilai 10, jika tidak memenuhi kriteria akan diberi skor 0.
154
Kebiasaan makan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu good diet dengan total skor
> 80, diet needs improvement jika total skor 5080, dan poor diet jika total
skor < 51. Seseorang dikategorikan memiliki good diet jika memenuhi
memiliki good diet memperoleh peran dukungan pendamping yang baik dan
pendamping kepada pasien kanker termasuk dalam kategori baik (45%) dan
oleh pasien agar pasien mau makan. Responden menyatakan bahwa selama
besar (75%) pasien kanker masuk dalam kategori diet needs improvement.
Kebiasaan makan responden yang masih belum memenuhi kriteria good diet
pada Healthy Eating Index, yaitu pada konsumsi sayuran, buah, dan susu atau
setiap hari. Tabulasi silang antara peranan dukungan pendamping dan kualitas
diet pasien kanker disajikan pada Tabel 5. Sebanyak 15% pasien yang
yang baik.
yang baik.
BAB V
PEMBAHASAN
BAB ini penulis akan membahas mengenai perbandingan antara teori dengan
kenyataan yang di temukan dalam perawatan kasus kanker Paru pada Tn. M
yang dirawat di Ruang Rawat Inap Paru Rumah sakit achmad Mochtar tahun
2017.
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
157
dari pasien. Data yang didapat setelah pengkajian pada Tn, M sudah cukup
istirahat dan meningkat saat beraktivitas, batuk bercampur darah dari sejak 09
pasien lebih senang tidur dengan posisi miring ke kiri, ekspansi paru sebelah
kanan menurun, dada sebelah kanan terasa sakit, sakit dirasakan seperti
30 menit, nyeri muncul > 2x sehari, skala nyeri pasien 7, pasien mengatakan
satu hari, pasien tidak nafsu makan sejak + 3 bulan terakhir ini, apapun yang
makanan yang ada, Pasien saat ditanya hanya menghabiskan 1/3 porsi makan
yang diberikan oleh pihak Rumah sakit, makan tidak teratur, badan terasa
paru tidak simetris antara kanan dan kiri, terdapat penggunaan otot bantu
pernafasan, tidak ada nafas cuping, taktil fremitus dada depan sebelah kanan
tidak sama dengan sebelah kiri, taktil fremitus pada bagian punggung simetris
antara kiri dan kanan, bunyi napas Whezing dilapang paru kanan dan
Bronkovesikuler dilapang paru kiri, tidak ada sianosis, tidak ada kelainan
pada jari tubuh, sputum keluar dengan karakteristik encer bewarna putih,
abses paru, Atelektasis, nyeri dada, Dispnea, suara serak, penurunan berat
bunyi nafas, Vena Cava Superior Syndrome (VCSS), gangguan saluran cerna,
katarak, kelelahan, kulit dada merah dan gatal, perubahan tekanan darah,
sesuai juga dengan gejala menurut teoritis dan hasil penelitian, dimana
masuk rumah sakit adalah mengalami sesak, nyeri kepala, batuk berdarah,
Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon
potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang
fisiologis
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi, nyeri, posisi tubuh yang
informasi
8. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
9. Gangguan pola tidur b.d faktor fisiologis
Sedangkan diagnosa yang didapatkan oleh peneliti pada kasus kanker
oksigen
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
dan gangguan pola tidur sedangkan pada kasus tidak ada masalah
karena saat dilakukan pengkajian tidak ada data pendukung untuk masalah
masalah gangguan pola tidur tidak diangkat pada kasus karena pada
didapat dari pasien mengatakan mengalami batuk bercampur darah dari sejak
09 Juni 2017, Sesak dan dahaknya sulit dikeluarkan, Pasien tampak gelisah,
Taktil fremitus dada depan sebelah kanan tidak sama dengan dada sebelah
bervakuol, sel-sel ini membentuk struktur kelenjer dan ada yang membentuk
nyaman ketika banyak beraktivitas, pasien lebih nyaman tidur dengan posisi
dan dalam, taktil fremitus dada depan sebelah kanan tidak sama dengan dada
bervakuol, sel-sel ini membentuk struktur kelenjer dan ada yang membentuk
muncul lebih dari 2x sehari, nyeri muncul bersamaan dengan sesak, banyak
beraktivitas, dan tidur miring ke kanan, tidur terganggu ketika nyeri, Skala
110/70 mmHg, N : 86x/i dari data ini didapatkan dignosa keperawatan Nyeri
dibantu oleh keluarga seperti ke toilet, BAK, BAB dan mandi, RR : 26 x/i,
oksigen.
Pada diagnosa kelima didapatkan data pasien tidak nafsu makan sejak
tidak dihabiskan, pasien mengatakan tidak minat terhadap makanan yang ada,
pihak rumah sakit, BB menurun 3 bulan terakhir, Hb 9.1 mg/dl, RBC 3,38
15,62 kg/m2,, Lingkar perut 69 cm, Bentuk tubuh kurus maka dari data ini
neoplastik (tumor) yang bersifat ganas, yang berasal dari salah satu jenis sel
dampak yang besar terhadap tubuh. Secara umum tanda dan gejalanya adalah
antara lain nafsu makan berkurang, mengalami penurunan berat badan dengan
cepat, batuk darah dan sesak nafas pada dada. Dari hasil ketahanan hidup
pasien kanker paru didapatkan stadium awal yaitu stadium IIIA mempunyai
ketahanan hidup yang lebih baik (71,4%) bila dibandingkan dengan stadium
antara ketahanan hidup penderita kanker paru dengan stadium. Median lama
hidup pada stadium IIIA paling lama yaitu 289 hari, stadium IIIB 106 hari
tetapi tidak muncul di kasus adalah gangguan pertukaran gas dan gangguan
pola tidur, secara kasus bisa saja ada yang berbeda dengan diagnosa
Intervensi
165
kesulitan yang mungkin terjadi dapat diatasi. Selain itu keberhasilan tahap ini
dikarenakan adanya kerja sama yang baik antara penulis, pasien dan petugas
kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang terpusat pada klien dan
keperawatan.
rencana keperawatan yang telah disusunkan oleh Nanda, NIC, NOC tahun
2015 sebagai standar acuan asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam hal
diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi pasien . Penulis tidak terlalu
dukungan dari para pembimbing dan komunikasi yang baik antara keluarga
Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini
dan bersihan jalan nafas akan tidak efektif. Bila hal ini terjadi, membran
2000).
Menurut data dari Instalasi Rehabitasi Medik Rumah Sakit
pasien yang terbagi dalam bulan Juli sebanyak 28 pasien, bulan Agustus
168
Baptis Kediri.
Jadi peneliti berasumsi bahwa ketidakbersihan jalan nafas yang
terjadi pada kanker paru disebabkan oleh adanya perubahan epitel silia
bantal pasien agar leher tidak tertekuk dan pasien merasa nyaman,
RL.
Dari teori menyebutkan biasanya pada orang yang mengalami
baik. Untuk itu setiap perawat harus paham dengan manifestasi tingkat
et.al , 2008).
Pemberian terapi oksigen dapat memberikan oksigenasi yang
pasien merasa sesak dan tidak dapat tidur dengan posisi berbaring,
darah.
Menurut penelitian Hendrizal (2012), terhadap 16 sampel
besar menjadi normal, nilai pCO2 darah pada terapi oksigen terjadi
tindakan yang tepat untuk pasien kanker paru. Pemberian terapi oksigen
171
tepat.
3. Nyeri kronis b.d agen cidera biologis (akibat kanker paru)
Pada kasus nyeri kronis yang terjadi pada pasien peneliti
MST 15 mg 1 x 3 hari,
Menurut teori Syaifuddin (2006), kanker diketahui dapat
sampai dengan berat dan 80-90% nyeri itu dapat ditanggulangi dengan
pengelolaan nyeri kanker yang tepat sesuai dengan pedoman dari WHO
maupun distraksi, serta terapi musik klasik yang telah dilakukan oleh
beberapa ahli.
172
baik, nyeri berkurang, kinerja lebih baik, dan perawatan pasien lebih
tersebut bekerja di bagian sistem saraf otonom yaitu bagian syaraf yang
oksigen
Dari masalah intoleransi aktivitas tersebut peneliti melakukan
melakukan suatu gerakan. Bagi orang normal, berjalan dua tiga meter
tidak merasa lelah, akan tetapi bagi pasien yang mengalami intoleransi,
banyak beraktivitas pasien akan bisa sesak. Untuk itu sebaiknya pasien
sesuai kemampuan tubuhnya dan tidak lagi bekerja terlalu berat, apapun
pelayanan kesehatan.
5. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
pasien seperti turgor kulit, berat badan, bising usus dan riwayat mual
dan muntah, mengkaji apa klien ada alergi makanan tertentu, menjaga
oral hygient, mengajari pasien tentang diet yang bener sesuai kebutuhan
akibat penyakit kanker itu sendiri, juga merupakan efek samping dari
kualitas diet yang baik. Sebagian besar kualitas diet pasien berada pada
faktor, seperti status kesehatan sebagai salah satu faktor intrinsik dan
usia, jenis kanker, stadium kanker, dan jenis terapi yang dijalani.
asupan buah, sayur, dan susu serta olahannya agar dapat tercapai status
good diet.
6. Ansietas b.d ancaman kematian
Untuk mengatasi ansietas yang dialami pasien kanker paru maka
psikososial. PMR adalah salah satu dari teknik relaksasi yang paling
otot tersebut menjadi relaks, merasakan sensasi relaks secara fisik dan
relaksasi dengan PMR sehari dua kali selama satu minggu post
dengan p value=0,000.
Menurut asumsi peneliti kecemasan yang dihadapi oleh pasien
seseorang. Stimulus yang sampai pada sistim saraf pusat akhirnya akan
pengobatan.
Menurut teori Wrasangka (2008), yang menyatakan bahwa
individu dan keluarga untuk memperkuat strategi koping atau suatu cara
rumah tangga.
Penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2010), tentang pengaruh
RSUP Haji Adam Malik Medan, berdasarkan hasil uji statistik dengan
Evaluasi
Pada saat sebelum dilakukanya tindakan keperwatan pasien
tampak tidak efektif, terdapat batuk yang sulit dikeluarkan, suara nafas
pasien lebih senang tidur dengan posisi miring ke kiri, ekspansi paru sebelah
kanan menurun, dada sebelah kanan terasa sakit, sakit dirasakan seperti
30 menit, nyeri muncul > 2x sehari, skala nyeri pasien 7, pasien mengatakan
penyakitnya, pasien tidak nafsu makan sejak + 3 bulan terakhir ini, apapun
menghabiskan 1/3 porsi makan yang diberikan oleh pihak Rumah sakit,
mengatakan batuk dan sesak hanya sesekali dan terasa sudah lebih baik, RR :
pulang.
Pada masalah pola nafas pasien mengatakan saat ini pasien sudah
tidak sesak dan sesak datang hanya sesekali, RR : 22x/i, Pasien tampak sudah
Selanjutnya pada masalah nyeri, pasien mengatakan saat ini nyeri sudah
berkurang, sudah rileks dan tidur malam, pasien tampak tenang dan
nyeri kronis teratasi dan intervensi dihentikan dan anjurkan pasien selalu
dan bisa makan dan kekamar mandi secara mandiri, TD : 110/70 mmHg, RR :
22x/i, N : 84x/i, pasien tampak sudah bisa melakukan aktifitas secara mandiri,
intervensi dan observasi selalu pasien dalam pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukanya.
Pada masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh
pasien mengatakan sudah ingin selalu makan untuk mencegah badanya agar
tidak lemah, pasien mengatakan sudah ingin pulang karena terasa lebih sehat,
rumah sakit, pasien tampak menghabiskan porsi makanya dan asien tampak
dari kebutuhan tubuh teratasi dan intervensi dihentikan, pasien pulang, juga
memberikan motivasi dan dukungan pada pasien agar menjaga pola makanya
Pasien tampak mulai bersemangat dan ingin cepat pulang sehingga masalah
memberikan dukungan sosial kepada pasien dari perawat atau pun keluarga
yang telah ditetapkan, dan menilai efektif tidaknya dari proses keperawatan
prostat adalah lima tahun untuk 80% dari penderita sementara kanker paru-
paru sekitar 10%. Orang yang selamat dari kanker paru-paru selama lima
85.000 pasien kanker di Inggris dari tahun 2004 sampai 2011, Mereka
laporan ini menyatakan jenis kanker lain tertinggal jauh. Temuan tersebut
kanker itu masih ada dan mengganas di paru-paru pasien tersebut. Akan tetapi
tindakan mandiri untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh kanker paru
harus ditangani dan bisa juga dijarkan kepada pasien sehingga harapan hidup
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. M dengan
kanker paru diruangan rawat inap paru maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Kanker Paru
Kanker paru adalah karsinoma bronkogenik karena sebagian besar
tumor ganas primer sistem pernapasan bagian bawah bersifat epitelial dan
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Gejala-gejala yang timbul dapat
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan Kanker Paru di Ruangan Rawat Inap
Paru RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017. Sesuai dengan data
keadaan pasien yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Obstruksi Jalan
pola nafas b.d Hiperventilasi, nyeri kronis b.d agen cidera biologis (akibat
b.d Faktor Biologis dan kurang asupan makanan, ansietas b.d ancaman
atau masalah keperawatan pada Tn. M yaitu gangguan pertukaran gas dan
B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan kepada pasien bisa saling bersosialisasi seperti saling
berbagi pengalaman, tindakan dan Ilmu, yang membuat pasien bisa berpikir
dapatkan dari penyakitnya adalah proses untuk menjalani hidup lebih baik
terutama rawat inap paru dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
baru bagi perawat dimana lebih difokuskan kepada kesediaan perawat untuk
kanker paru sehingga pasien tidak mengalami depresi dan cemas terhadap
penyakitnya.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk lebih menambah
lebih baik, menghasilkan pelayanan yang memuaskan untuk pasien dan dapat